STUDI DIFUSI DAN ADOPSI INFORMASI TERTIB LALU LINTAS FORUM
KOMUNIKASI LALU LINTAS SOPAN, AMAN, TERTIB DAN PATUH
UNDANG UNDANG (FORMULA SATU) PADA KEPOLISIAN RESOR
KOTA MALANG
Oleh: Vivi Ermawati ( 02220140 )
Communication science Dibuat: 20070810 , dengan 3 file(s).
Keywords: Difusi, Adopsi, Informasi
ABSTRAK
Selama tiga tahun terakhir ini jumlah korban meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas diwilayah Malang Raya sebanyak 291 korban jiwa dibandingkan dengan korban meninggal dunia akibat pembunuhan yang hanya 96 korban jiwa. Terkait dengan hal tersebut maka
POLRESTA Malang melaksanakan program FORMULA SATU (Forum Komunikasi Lalu lintas Sopan Aman Tertib dan Patuh Undang undang), sebagai langkah antisipatif dalam rangka upaya menangani permasalahan lalu lintas yang terjadi di wilayah POLWIL Malang khususnya
POLRESTA Malang. Selain itu program tersebut juga dimaksudkan sebagai upaya
meningkatkan citra polisi di mata masyarakat. Seperti diketahui bahwa selama ini telah tercipta stigma negative terhadap aparatur penegak hukum ini, sehingga dengan diluncurkannya program FORMULA SATU, diharapkan tercipta kedekatan hubungan antara polisi dengan masyarakat, khususnya pengguna jalan raya, melalui sikap dan aksi simpatik.
Teori yang dipergunakan sebagai landasan berpijak dalam penelitian ini adalah konsep teori difusi informasi. Difusi dan adopsi informasi yang tampak pada kasus FORMULA SATU adalah bagaimana jajaran kepolisian sebagai actor penjual inovasi harus melakukan komunikasi secara efektif kepada para calon adopters yakni pengguna jalan raya untuk mensosialisasikan system nilai yang hendak dibangun melalui kepatuhan terhadap semua peraturan perundangan yang berlaku di jalan raya. Jadi terdapat proses menginternalisasikan (menanamkan dalam diri pribadi) nilainilai tertib lalu lintas dan mengembangkan masyarakat agar mampu melakukan pengamalan nilainilai itu secara dinamis. Penelitian ini menganalisi masalah yang didalamnya meliputi. (1) proses difusi informasi FORMULA SATU oleh POLRESTA Malang, (2) Proses adopsi
informasi FORMULA SATU oleh masyarakat pengguna jalan raya di Kota Malang, dan (3) Efek dari tersebarnya informasi FORMULA SATU dalam masyarakat Kota Malang.
Penelitian dengan jenis deskriptif kualitatif ini menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi sebagai pengumpulan data. Sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah sesuai dengan yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992) melalui tahapan reduksi data, penyajian data, kemudian penarikan kesimpulan (verifikasi). Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi dalam menguji keabsahan data dengan sistem analisis selama dan setelah pengumpulan data. Informan yang digunakan sebagai unit analisa terdiri dari dua kelompok,kelompok pertama dari pihak Polresta Malang sejumlah 12 orang, dan yang kedua adalah dari masyarakat pengguna jalan raya di Kota Malang sejumlah 54 orang. Para informan tersebut diambil berdasarkan criteria yang sudah ditentukan sebelumnya.
diperoleh bahwa proses difusi inovasi yang dilakukan oleh Polresta Malang belum terbukti keefektifannya dikarenakan intensitas sosialisasinya yang kurang, tanpa adanya sosialisasi secara continue akan menghambat penyerapan informasi oleh masyarakat. Penerapan konsep inovasi dan difusi bagi adopsi inovasi FORMULA SATU juga ternyata tidaklah sederhana. Meskipun keputusan mengadopsi inovasi FORMULA SATU ini terletak pada aspek individu saja tetapi factor kepercayaan terhadap sumber inovasi (Polisi) juga diperhitungkan, karena peran sumber inovasi sebagai agen penyuluh menentukan proses adopsi inovasi di masyarakat. Secara garis besar ditinjau dari sifat pribadi dan nilai sosial, seluruh informan dari masyarakat pengguna jalan raya di Kota Malang merupakan pribadi yang peduli pada etika berlalu lintas serta masalah ketertiban lalu lintas, meskipun ada beberapa yang pernah dan masih melakukan pelanggaran. Menurut mereka masalah lalu lintas merupakan tanggung jawab bersama dan solusi tepat
mengatasi pelanggaran lalu lintas adalah dengan penertiban terhadap penegak hukumnya (polisi) terlebih dahulu baru kemudian kepada masyarakat. Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka masih bersikap skeptis terhadap pihak kepolisian. Dari pemaparan tersebut dapat
diinterpretasikan bahwa sebelum seseorang memiliki tingkat informasi yang cukup dan pengaruh lingkungan belum begitu kuat, tidak mungkin mengadopsinya. Apalagi masalahnya adalah kepercayaan terhadap sumber inovasi. Setelah terselenggara, suatu inovasi akan mempunyai konsekuensi konsekuensi, dan sesuai pemaparan tersebut, dikarenakan masyarakat masih menemui pelanggaran oleh pihak Kepolisian , yang Nota Bene sebagai pembawa inovasi, konsekuensi logisnya adalah inovasi FORMULA SATU ini akan semakin sulit diadopsi oleh masyarakat.
Atas hasil tersebut, bisa direkomendasikan kepada pihak Polresta Malang bahwa diperlukan kekonsistenan didalam mengawasi dan menindak perilaku negatif anggota Polri diwilayah Polwil Malang. Sehingga image anggota Polri bernilai positif, yang secara otomatis akan