PENGEMBANGAN SAMBA SERVER SEBAGAI PRIMARY DOMAIN CONTROLLER PADA DEBIAN 6.0 SQUEEZE
STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR FMIPA UNIVERSITAS LAMPUNG
Oleh
RHISKY SAMBAYU
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA KOMPUTER
Pada
Jurusan Ilmu Komputer
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
JURUSAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF SAMBA SERVER AS A PRIMARY DOMAIN CONTROLLER ON DEBIAN 6.0 SQUEEZE
CASE STUDY : COMPUTATION LABORATORY OF FMIPA LAMPUNG UNIVERSITY
By
RHISKY SAMBAYU
Samba is an application that can connect two different operating system platforms. This application created in order to computer Linux, Unix, or BSD so that can be used as a Samba file server-based protocol, so Windows-based computers can access it. Samba server is implemented in the Laboratory of Computation, FMIPA University of Lampung as a means to facilitate access data or files for instructors, assistants, and practitioners. Using Samba server for file sharing can give problems in accessing, storing, and managing data or files because many users are accessing the system on a computer network so that the database server is messy. Considering these problems, the PDC is required as a file server. One purpose of this paper is to apply the Samba server as a PDC centrally in Laboratory of Computation , FMIPA University of Lampung. Based on test, the Samba server as a PDC has been successfully applied so management, storage, and transmission of data becomes easier, the problem was resolved.
ABSTRAK
PENGEMBANGAN SAMBA SERVER SEBAGAI PRIMARY DOMAIN CONTROLLER PADA DEBIAN 6.0 SQUEEZE
STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR FMIPA UNIVERSITAS LAMPUNG
Oleh
RHISKY SAMBAYU
Samba adalah sebuah aplikasi yang dapat menghubungkan dua sistem operasi yang berbeda platform. Samba merupakan sebuah aplikasi yang dibuat dengan tujuan supaya komputer Linux, Unix, ataupun BSD dapat dijadikan sebagai file server berbasis protocol Samba sehingga komputer berbasis Windows dapat mengaksesnya. Berdasarkan studi kasus yang dilakukan, penerapan Samba server ini dilakukan pada Laboratorium Komputasi Dasar FMIPA Universitas Lampung sebagai fasilitas untuk mempermudah pengaksesan data atau file untuk instruktur, asisten, dan praktikan. Penggunaan samba server untuk file sharing ternyata memberikan masalah pada pengaksesan, penyimpanan, dan pengelolaan data atau file karena banyaknya user yang mengakses sistem jaringan tersebut sehingga database user tidak disimpan secara rapih pada komputer server. Dengan adanya masalah tersebut diperlukan sebuah file server yaitu Samba server sebagai Primary Domain Controller (PDC). Salah satu tujuan penulisan ini adalah menerapkan Samba server sebagai Primary Domain Controller (PDC) secara terpusat di Laboratorium Komputasi Dasar Fmipa Universitas Lampung. Dengan menerapkan hal tersebut, diharapkan mampu memberikan solusi yang lebih baik dalam pengelolaan database user atau praktikan. Sesuai dengan uji coba yang telah dilakukan, penerapan Samba server sebagai Primary Domain Controller (PDC) telah berhasil dibuat dan pengelolaan, penyimpanan, serta pengiriman data menjadi lebih mudah dengan begitu masalah yang sebelumnya timbul dapat diatasi.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Batasan Masalah ... 5
1.4 Tujuan ... 6
1.5 Manfaat ... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Primary Domain Controller (PDC) ... 7
2.2 Samba ... 7
a. Server Message Block Daemon (SMBD) ... 8
b. NMBD ... 10
2.3 Sistem Operasi ... 10
2.3.1 Sistem Operasi GNU/Linux ... 10
2.3.1.2 Distribusi ... 13
2.4 The Linux Command Line ... 14
a. Pengelolaan Direktori ... 15
b. Pengelolaan File ... 16
c. Pengelolaan File Untuk Suatu Jaringan ... 16
d. Menampilkan File Teks ... 17
e. Meng-archieve dan Memadatkan Suatu File ... 18
f. Mengelola Proses ... 19
g. Pengelolaan Manajemen Pengguna ... 20
h. Mengelola Sistem File ... 20
i. Mengelola Tanggal dan Waktu ... 21
j. Perintah Untuk Jaringan ... 22
2.5 Jaringan Komputer ... 23
2.5.1 Transfer Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) ... 24
2.5.2 Internet Protocol (IP) Address ... 24
2.5.2.1 Kelas A ... 25
III. METODE PENELITIAN ... 30
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 30
3.2 Metode Penelitian ... 30
3.3 Diagram Alir Penelitian ... 31
1. Studi Literarur ... 32
2. Perancangan dan Pembuatan Sistem ... 32
3. Pengujian Sistem ... 33
4. Penulisan Laporan ... 33
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34
4.1 Instalasi Debian 6.0 Squeeze ... 34
4.2 Directory Pada Distribusi Debian ... 40
4.3 Konfigurasi Kartu Jaringan (Ethernet) ... 45
4.4 Instalasi Samba Server... 46
4.5 Konfigurasi Samba Server ... 47
4.5.1 Section Global [global] ... 48
4.5.2 sync smb password with Linux password ... 51
4.5.3 Section Home [home] ... 52
4.5.4 Netlogon Section [netlogon] ... 53
4.5.5 Profile Section [profile]... 54
4.5.6 Section Public [public] ... 55
4.6 Persiapan Pada Komputer Client ... 61
4.6.1 Konfigurasi Client Windows XP pada Samba Server sebagai PDC ... 61
4.6.3 Konfigurasi Linux Client pada Samba Server sebagai
PDC ... 68
4.7 Konfigurasi File Transfer Protocol (FTP) Server ... 69
4.8 Konfigurasi Network File System (NFS) ... 70
4.8.1 Konfigurasi Pada NFS Server ... 70
4.8.2 Konfigurasi Pada NFS Client ... 73
4.9 Pengujian ... 75
4.9.1 Konfigurasi Pada NFS Client ... 75
4.9.2 Tampilan Client Windows 7 ... 77
4.9.3 Tampilan Client Linux ... 80
4.10 Samba SWAT ... 81
4.11 File Transfer Protocol (FTP) ... 82
4.11.1 Pengujian via localhost ... 82
4.11.2 Pengujian via Windows Client ... 83
4.12 Network File System (NFS) ... 84
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 86
5.1 Kesimpulan ... 86
5.2 Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 88
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Informasi dan data bergerak melalui media transmisi jaringan baik menggunakan media kabel ataupun tanpa kabel (nirkabel), sehingga memungkinkan pengguna jaringan untuk dapat saling bertukar dokumen/data, mencetak pada printer yang sama, dan bersama-sama menggunakan hardware atau software yang terhubung dengan jaringan. Namun, perbedaan platform sistem operasi yang digunakan dalam suatu sistem jaringan komputer akan menimbulkan kesulitan tersendiri untuk melakukan hal tersebut.
2 Saat ini, salah satu sistem operasi yang sangat handal untuk diimplementasikan dalam jaringan komputer adalah sistem operasi GNU/Linux karena selain sangat mudah didapatkan, Linux adalah sistem operasi yang bersifat open source. Akan tetapi, berbagai sistem operasi GNU/Linux, Unix, BSD dan sebagainya, ternyata masih belum begitu akrab dikalangan para pengguna komputer yang sehari-hari menggunakan produk Microsoft meskipun kemunculan sistem operasi tersebut sudah cukup lama. Jika keduanya digabungkan, ada beberapa kelebihan dan juga kekurangan di masing-masing sistem operasi tersebut. Salah satu solusi penggabungan keduanya yaitu dengan menggunakan Samba. Samba adalah sebuah aplikasi yang dapat menghubungkan dua sistem operasi yang berbeda platform. Samba merupakan sebuah aplikasi yang dibuat dengan tujuan supaya komputer Linux, Unix, ataupun BSD dapat dijadikan sebagai file server berbasis protocol Samba sehingga komputer berbasis Windows dapat mengaksesnya. Karena kemampuannya yang mampu menggabungkan dua sistem operasi yang berbeda platform, Samba dapat dianalogikan sebagai jembatan penghubung untuk keduanya.
Namun, bukan berarti pengoperasian sistem tersebut berjalan tanpa ada masalah. Pengaturan database pengguna jaringan komputer merupakan salah satu masalah yang mungkin terjadi. Banyaknya pengguna yang mengakses jaringan akan menyebabkan database yang dimiliki oleh pengguna menjadi terlihat tidak rapih
yang akan menyebabkan user mengalami kesulitan untuk mengakses kembali data
yang user miliki dari tempat yang berbeda. Ketika user mengakses kembali data
yang dimiliki, bukan tidak mungkin user akan menggunakan komputer yang
3 dibutuhkan sebuah solusi untuk mengelola database tersebut. Salah satu solusi
untuk permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan Primary Domain
Controller (PDC). PDC adalah pengatur utama domain untuk mengatur atau
menyambungkan komputer server dengan komputer pengguna jaringan (client)
dengan menggunakan username dan password untuk mengakses server domain
dalam suatu jaringan komputer.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rudi Supriadi (2008) mengenai Samba dengan fokus penelitian pada pemberian alamat IP dengan menggunakan DHCP Server. Pada penelitian kali ini penulis meletakkan fokus penelitian pada Primary Domain Controller (PDC). Selain sebagai pengatur utama domain untuk mengatur atau menyambungkan antara komputer server dengan komputer pengguna jaringan, PDC juga akan berfungsi sebagai pengelola database pengguna jaringan komputer.
Penulis akan melakukan penelitian berdasarkan permasalahan yang terjadi pada Laboratorium Jurusan Ilmu Komputer. Jurusan Ilmu Komputer merupakan jurusan yang baru dibentuk di FMIPA Unila. Saat ini Jurusan Ilmu Komputer sedang mengembangkan laboratorium komputer dasar sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswanya. Pengembangan laboratorium komputer yang baik dapat dilihat dari tiga segi, yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan sumber daya manusianya (brainware). Saat ini laboratorium yang akan dikembangkan baru tersedia perangkat kerasnya saja berupa server, PC Client, dan lain-lain. Namun, server tersebut belum berfungsi dengan baik karena
4 Penulis menggunakan sistem operasi GNU/Linux Debian 6.0 Squeeze untuk menjalankan PDC (Primary Domain Controller) pada Samba server, dan untuk mengenalkan lebih lanjut Sistem Operasi Linux kepada para pengguna komputer secara luas dalam mengelola data dan informasi secara mudah dan aman dari ancaman dan gangguan seperti virus, worm, trojan, ataupun cracker yang tidak bertanggung jawab, khususnya bagi para pengguna Windows.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka dapat dirumuskan masalah yaitu:
1. Bagaimana mengatur atau menghubungkan antara komputer server dengan client yang berbeda platform sistem operasi supaya dapat melakukan file sharing dengan sistem jaringan terpusat menggunakan Primary Domain Controller.
2. Bagaimana memodifikasi media penyimpanan yang akan digunakan sebagai File Sharing.
3. Bagaimana membangun sebuah FTP Server.
4. Bagaimana membangun sebuah Network File System.
1.3. Batasan Masalah
Pada penelitian ini telah ditetapkan batasan-batasan masalah sebagai berikut: 1. Menggunakan sistem operasi GNU/LINUX dengan distribusi Debian 6.0
5 2. Menggunakan sistem operasi Windows (XP dan 7) dan Linux (Ubuntu &
Open Suse) untuk client Samba Server.
3. Membahas Samba Server sebagai Primary Domain Controller.
1.4. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui penggunaan Samba sebagai Primary Domain Controller. 2. Mengetahui cara men-setting jaringan yang berbeda sistem operasi.
3. Mengetahui cara memodifikasi sebuah file system supaya dapat digunakan sebagai tempat file sharing dengan sistem jaringan terpusat.
1.5. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan pertimbangan Universitas dan lembaga atau instansi dalam pengembangan Samba Server sebagai Primary Domain Controller.
2. Mengetahui dan memahami konsep dan mekanisme Samba Server.
3. Meringankan kerja seorang Administrator jaringan dalam memanajemen pengaturan data server secara terpusat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Primary Domain Controller (PDC)
Primary Domain Controller merupakan salah satu server domain yang difungsikan
untuk mengelola database klien. PDC dapat dijadikan sebagai pengatur utama
domain untuk mengatur atau menyambungkan antara komputer server dengan
komputer pengguna jaringan. Untuk mengakses server domain dalam suatu jaringan
komputer, PDC melakukan otorisasi dengan menggunakan username dan password.
PDC pada OS Windows seringkali dijumpai menggunakan OS Windows 2000,
Windows NT, Windows Server 2003 dan sebagainya. (Gery, 2011) Selain itu, PDC
juga dapat berfungsi sebagai komputer yang akan melakukan validasi user kepada
setiap client yang akan bergabung dalam satu domain tertentu, dengan kata lain hanya
user yang terdaftar yang diijinkan masuk ke domain tersebut dan mengakses semua
fasilitas domain yang disediakan.
2.2 Samba
Seorang mahasiswa PhD Fakultas Ilmu Komputer Universitas Nasional di Canberra
8 Samba adalah sebuah aplikasi yang mengimplementasikan protocol Server Message
Block (SMB) di lingkungan Unix/Linux. Protocol ini mempunyai fungsi utama untuk
berbagi (sharing) file dan printer. (Henry, 2013) Pada tahun 1991, Andrew Tridgell
mendapatkan copy program aplikasi yang berbasis MS OS bernama eXcursion.
Walaupun versi Beta, eXcursion mempunyai kemampuan untuk mengakses dari
sistem operasi DOS ke server komputer berbasis UNIX tentu dengan segala
kekurangan yang dimiliki. Kemudian Andrew Tridgell mendapatkan ide untuk
mengembangkanya, dan Universitas Canberra pun ikut mensponsorinya.
Di dalam dunia komputer, Samba dapat dianalogikan sebagai jembatan karena Samba
merupakan sebuah aplikasi yang dapat menghubungkan dua sistem operasi yang
berbeda platform. (Sukmana, 2007) Samba pun masih terus dikembangkan dengan
bantuan para programmer di seluruh dunia seperti halnya Linux. Pengembangan
Samba merupakan bagian dari Open Source Software (OSS) yang didistribusikan
dibawah GPL (General Public License). Perkembangan Samba dapat dilihat pada
situs www.samba.org.
Pada umumnya, Samba mempunyai 2 komponen yaitu :
a) Server Message Block Daemon (SMBD)
SMBD adalah daemon server yang bertanggung jawab terhadap seluruh
aktifitas antara Samba Server dan client dalam suatu jaringan. ( Jelmer, 2009)
Samba juga menangani servis sharing file sistem untuk klien. Server
9 protokol. Pada saat client melakukan autentikasi, SMBD akan menduplikat
dirinya, bagian dirinya yang asli akan kembali ke port 139 untuk menunggu
permintaan baru dan bagian duplikat menangani koneksi terhadap client.
Duplikat ini juga mengubah ID user efektifnya dari root ke user yang
terautentikasi. Misalnya, jika user “user” melakukan autentikasi dengan
SMBD, duplikat baru akan berjalan dengan permisi “user”, dan bukannya
permisi “root”. Selama komputer server masih terkoneksi dengan client
duplikat ini akan berada di dalam memory.
Cara kerja protocol SMB adalah sebagai berikut:
Protokol SMB juga disebut dengan protocol NetBEUI adalah protocol
non-routable yang bersifat broadcast based. Terdapat 2 proses yang berjalan
ketika protocol SMB ini diaktifkan, yaitu :
1. Mailslots adalah sebuah proses unidirectional communication yang
membantu client supaya ikon network Neighborhood di desktop dapat melihat
komputer mana saja yang aktif.
2. Named Pipes adalah proses bidirectional communicadian. Sebuah proses
yang terjadi saat sebuah komputer diakses kemudian terlihat resources apa
yang bisa dibuka dikomputer tersebut dan ketika berhasil masuk ke komputer
tersebut dan menggunakan resources-nya.
Proses inilah yang dilakukan oleh Samba sehingga Samba dapat memberikan
10
b) NMBD
Daemon NMBD bertanggung-jawab untuk menangani permintaan server
name NetBIOS dan fungsi-fungsi NetBIOS. Daemon yang memanfaatkan
Windows Internet Name Service (WINS), dan membantu client untuk
browsing di jaringan neighborhood. Ia akan mendengarkan port 137, tidak
seperti SMBD, NMBD tidak membuat contoh dirinya untuk menangani setiap
pertanyaan. Kedua daemon itu harus dijalankan agar Samba bekerja dengan
baik.
2.3 Sistem Operasi
Sistem operasi adalah sebuah program yang berguna sebagai penghubung atau
perantara antara user dan perangkat keras komputer dan juga sebagai pengelola
seluruh sumber daya yang dimiliki oleh sistem komputer. Sistem operasi digunakan
untuk mengeksekusi program-program dari user dan untuk membantu user dalam
menyelesaikan permasalahan yang dialami. Sebelum mengenal sistem operasi, sinyal
analog dan sinyal digital-lah yang dipakai oleh para pengguna komputer dalam
mengoperasikan komputernya. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, berbagai macam sistem operasi telah banyak dikembangkan dengan segala
keunggulan masing-masing.
2.3.1 Sistem Operasi GNU/Linux
Linux adalah sebuah sistem Operasi yang dibuat oleh Linus Torvald dari
11 sistem operasi UNIX yang merupakan sebuah hasil implementasi dari standar
Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) untuk Operating
System yang bernama Portable Operating System Interfaces (POSIX).
Kemampuan yang berbasis standar POSIX seperti multitasking, virtual
memory, shared libraries, proper memory management, dan multiuser telah
dimiliki oleh Linux. Hampir semua software gratis (free software) yang
diorganisasikan oleh GNU dapat berjalan di Linux. Bahkan Linux memiliki
performance yang lebih baik dibandingkan dengan sistem operasi komersial
lainya. (Gery, 2011)
2.3.1.1 Kelebihan Linux
Sistem operasi Linux memiliki banyak kelebihan apabila dibandingkan
dengan sistem operasi yang lain. Kelebihan-kelebihan tersebut antara
lain:
1. Bebas dan murah. Linux adalah sebuah perangkat lunak gratis (Free
Software), karena lisensi Linux adalah General Public License
(GPL) maka semua orang bebas untuk mendistribusikanya kembali,
menulis ulang, ataupun yang lainya selama mengikuti aturan yang
dibuat dari GNU/GPL.
2. Akses informasi dan dokumentasi yang lengkap dan mudah untuk di
12 3. Mengurangi ketergantungan akan perangkat lunak tertentu yang
dimiliki oleh vendor lainya.
4. Sistem Operasi Linux sangat mendukung dalam penggunaan
multitasking dan multiuser.
5. Lingkungan yang ideal untuk penerapan server, misalnya Web
Server, File Transfer Protocol (FTP) Server, dan lain sebagainya.
6. Memiliki fasilitas yang lengkap, tangguh, dan sangat stabil apabila
dikonfigurasi dengan benar.
7. Kultur dan dukungan komunitas jaringan yang mudah ditemui.
8. Pengembangan yang sangat cepat karena source code-nya dapat
dikembangkan oleh siapa saja yang ingin berpartisipasi dalam
proyek tersebut.
9. File-file user disimpan di home directory masing-masing, dan
dilindungi dari perubahan/penghapusan tanpa izin dengan
menerapkan kepemilikan dan perizinan file.
10. Distribusi Linux pada umumnya telah memiliki program-program
aplikasi dan networking beserta dokumentasinya, sehingga tidak
perlu membeli secara terpisah dari perusahaan lain yang tentunya
13
2.3.1.2 Distribusi
Paket Linux dapat diperoleh dalam berbagai distribusi. Distribusi atau
lebih sering disebut Distro, adalah sebutan untuk semua sistem operasi
yang menggunakan kernel Linux. (Eri Bowo, 2010). Distribusi dibagi
menjadi 3 bagian yaitu distribusi nonkomersial, distribusi komersial,
dan distribusi Live-CD.
Salah satu distribusi dari Linux yang sangat populer dan juga akan
digunakan dalam pengembangan sistem ini yaitu distro Debian
GNU/Linux. Debian GNU/Linux adalah salah satu distro Linux yang
paling populer dan menjadi basis bagi banyak distro Linux lainya.
Pada awalnya, Debian diprediksi tidak akan berkembang dan akan
segera menghilang begitu saja. Namun yang terjadi malah sebaliknya,
Debian semakin tumbuh menjadi distro yang sangat besar, dan
sekarang ini Debian memiliki komunitas yang sangat luas, serta
14 Gambar 2.1. Logo Debian
Berikut ini adalah beberapa hal menarik tentang Debian :
a) 100% gratis.
b) Rilis distribusi stabil dan sangat teruji.
c) Tersedia sangat banyak paket dan pengaturan paket yang
sangat mudah dengan fasilitas APT.
d) Mendukung sangat banyak arsitektur perangkat keras.
e) Dukungan komunitas yang sangat luas.
2.4 The Linux Command Line
15 Berikut ini adalah beberapa kumpulan perintah-perintah yang digunakan pada OS Linux :
a) Pengelolaan direktori
cd change directory/berpindah direktori.
cd .. pindah direktori level ke
atas.
cd dir.name pindah ke direktori tertentu.
cp meng-copy suatu file.
dir menyusun isi direktori.
mkdir membuat direktori baru.
rmdir menghapus direktori.
chgrp mengubah permissions file ke suatu group yang
baru.
chroot membuat file/direktori lainya pada filesystem.
pwd (print work directory) menampilkan direktori
posisi saat ini di prompt.
ls melihat isi file dari direktori aktif. Pada linux
perintah "dir" hanya berupa alias dari perintah
"ls". Untuk perintah "ls" sendiri sering
16 "ls" ditampilkan warna-warna sesuai dengan
file-filenya, biasanya hijau untuk execute, dsb.
ls -al melihat seluruh isi file pada direktori aktif
beserta file hidden, lalu ditampilkan layar
perlayar.
b) Pengelolaan File
nano editor file text.
chgrp mengubah permissions file ke suatu group yang
baru.
cp meng-copy suatu file.
mv sourcedestination memindahkan atau mengganti nama file.
rm files menghapus file.
rm -rf file/dirname menghapus file, direktori dan subdirektorinya.
rm * menghapus seluruh isi file dalam current
direktori.
c) Pengelolaan File Untuk Suatu Jaringan
chmod memungkinkan user mengubah permissions suatu file
U User/pengguna
G group/kelompok
17
r read
w write
x execute
+ adds/menambahkan
- Menghapus
= mengatur permission sesuai dengan yang telah
ditentukan.
chown memungkinkan user mengubah hak kepemilikan
d) Menampilkan File Teks
cat /proc/cpuinfo cpu info. Melihat jenis processor pada /proc
direktori yang bukan merupakan file nyata
(not real files).
cat /proc/interrupts melihat alamat interrupt yang dipakai.
cat /proc/version versi dari Linux dan informasi lainnya.
cat /proc/filesystems melihat file system yang digunakan.
cat /etc/printcap melihat printer yang telah di-setup.
more untuk melihat isi suatu file, dengan
tambahan perintah more, maka isi file
18 e) Meng-archive dan Memadatkan Suatu File
tar -zxvf file.tar.gz meng-untar sebuah file tar sekaligus meng-
uncompressfile tersebut (*.tar.gz or *.tgz),
bunzip2 filename.bz2 meng-uncompress file dengan format
(*.bz2) dengan utiliti "bzip2", digunakan
pada file yang besar.
unzip filename.zip meng-uncompressfile dengan format (*.zip)
dengan utiliti "unzip" yang kompatibel
dengan pkzip for DOS.
zip menambahkan secara default, menyusun
19 f) Mengelola Proses
clear membersihkan layar.
dmesg mencetak pesan-pesan pada waktu proses boot.
(menampilkan file: /var/log/dmesg).
dump membuat suatu backup dari direktori tertentu.
halt mematikan Linux dan mematikan komputer.
Sama seperti perintah init 0, poweroff,
shutdown, dll.
reboot menghentikan Linux dan me-restart komputer.
shutdown -h now (sebagai root) Shutdown sistem. Umumnya
digunakan untuk remote shutdown. Gunakan
<Ctrl><Alt> untuk shutdown pada konsol
(dapat dijalankan oleh user).
xinit menjalankan X-window server (tanpa windows
manager).
startx menjalankan X-window server dan me-load
default windows manager. Sama seperti
perintah "win" under DOS dengan Win3.1.
startx -- :1 menjalankan sesi X-windows berikutnya
pada display 1 (default menggunakan display
0). User dapat menjalankan banyak GUI
20 GUI gunakan <Ctrl><Alt><F7>,
<Ctrl><Alt><F8>, etc, tapi ini akan lebih
banyak memakan memori.
x-term (pada X terminal) ,menjalankan X-windows
terminal. Untuk keluar ketikkan "exit".
g) Pengelolaan Manajemen Pengguna
su memungkinkan seseorang menjadi pengguna
lain atau root jika tidak ada argumen.
adduser menambah pengguna.
passwd perintah unutuk mengganti password.
h) Mengelola Sistem File
df Memberikan keluaran berupa space yang bebas
dan tersedia pada seluruh storage device yang di
mounting.
df –h (= disk free) Melihat informasi pemakaian disk
pada seluruh system (in human-readable form)
du -bh (=disk usage) melihat secara detil pemakaian
disk untuk setiap direktori, dimulai dari root (in
human legible form).
21 -l menampilkan table partisi dan exit.
-s device menampilkan ukuran partisi tertentu.
-v menampilkan nomor versi dari
program fdisk.
fsck memeriksa dan memperbaiki suatu file sistem.
free informasi memory (dalam kilobytes).
mkfs membuat sistem file Linux baru.
mkswap membuat partisi swap Linux.
mount mount (membaca) perangkat pada suatu
direktori.
unmount melakukan unmount suatu device dari sistem
file.
swapon mengaktifkan swap.
swapoff mematikan swap.
i) Mengelola Tanggal dan Waktu
date mencetak atau merubah tanggal dan waktu pada
komputer, contoh merubah tanggal dan waktu
ke 2000-12-31 23:57 dengan perintah;
date 123123572000
time melihat jumlah waktu yang ditangani untuk
22
cal memberikan berbagai tampilan kalender.
-j menampilkan jumlah hari antara 1 dan
366.
-y menampilkan kalender semua bulan dari
tahun ini.
j) Perintah Untuk Jaringan
ifconfig mengkonfigurasi jaringan (root permission).
irc memungkinkan user berkomunikasi secara
interaktif dengan user lain pada suatu jaringan.
ping meminta pengiriman balik paket dari jaringan
host.
/etc/init.d/networking restart untuk me-restart jaringan.
telnet server untuk menghubungkan komputer kita ke
komputer lain dengan menggunakan protokol
TELNET. Gunakan nama mesin atau Nomor IP
mesin, dan user akan mendapatkan prompt
login name dari mesin tersebut, masukkan
password-nya, tentunya user juga harus punya
account di mesin remote tersebut. Telnet akan
23 membiarkan anda untuk mengoperasikan mesin
tersebut.
rlogin server menghubungkan user ke komputer lain. Login
name dan password, tetapi apabila account
tersebut telah dipakai, maka anda akan
mendapatkan pesan kesalahan pada password.
hostname menampilkan nama local host (mesin dimana
anda sedang bekerja). Gunakan perintah "
netconf" (sebagai root) untuk merubah nama
host dari mesin tersebut, atau edit file /etc/hosts
whoami mencetak loginname.
id username mencetak user id (uid) atau group id (gid).
who melihat user yang login pada komputer.
rwho -a melihat semua user yang login pada network.
Layanan perintah rwho ini harus diaktifkan,
jalankan setup sebagai root untuk
mengaktifkannya.
2.5 Jaringan Komputer
24 sama melakukan pertukaran data atau informasi sehingga terjadi efisiensi dan optimasi kerja. (Anharku, 2009)
2.5.1 Transfer Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP)
TCP/IP adalah standar komunikasi data yang digunakan dalam proses tukar
menukar data dari satu komputer ke komputer lain dalam jaringan internet.
2.5.2 Internet Protocol (IP) Address
Internet Protocol (IP) Address adalah sebuah alamat yang diberikan ke
peralatan jaringan untuk mengakses internet dengan menggunakan protocol
TCP/IP. Internet Protocol (IP) Address berfungsi sebagai penghubung dalam
penyampaian datagram dari satu komputer ke komputer lain tanpa tergantung
pada media komunikasi yang digunakan. Data transport layer dipotong
menjadi datagram-datagram yang akan dibawa oleh IP. Setiap datagram yang
dibawa akan dilepas dalam jaringan komputer dengan sistem random route
yang berarti datagram akan mencari sendiri rute yang harus ditempuh ke
komputer tujuan secara acak. Hal ini dinamakan sebagai transmisi
connectionless yang berarti komputer pengirim datagram tidak dapat
mengetahui sama sekali apakah datagram tersebut akan sampai atau tidak.
Untuk membantu mencapai komputer tujuan, setiap komputer dalam jaringan
harus diberikan IP address yang dimana IP address ini harus unik untuk setiap
komputer. IP address terdiri dari 8 bit data yang memiliki nilai dari 0 hingga
25 memudahkan dalam dalam pengelolaan alamat IP, maka IP address
dikelompokkan menjadi beberapa kelas oleh badan yang mengatur
pengalamatan Internet seperti InterNIC, ApNIC, atau di Indonesia disebut
dengan ID-NIC. Berikut pembagian kelas IP address:
2.5.2.1 Kelas A
Terdiri atas jaringan 1.0.0.0 sampai 127.0.0.0 atau dengan kata lain,
kelas ini memiliki range 1-127. Struktur IP pada kelas ini adalah
[NNNN.HHHH.HHHH.HHHH] dengan nomor jaringan ada pada
oktet pertama. Kelas ini menyediakan alamat untuk 24 bit host, yang
dapat menampung 1,6 juta host per jaringan. Sedangkan Default
Gateway yang dimiliki adalah 255.0.0.0.
0-127 0-255 0-255 0-255
0nnnnnnn Hhhhhhhh Hhhhhhhh Hhhhhhhh
Bit-bit network Bit-bit host
Tabel 2.1 : Struktur IP Address kelas A
2.5.2.2 Kelas B
Terdiri atas jaringan 128.0.0.0 sampai 191.255.0.0. Nomor jaringan
ada pada dua oktet yang pertama. Kelas ini menjangkau sampai 16.320
jaringan dengan masing-masing 65024 host dengan Default Gateway
26
128-191 0-255 0-255 0-255
10nnnnnn hhhhhhhh Hhhhhhhh hhhhhhhh
Bit-bit network Bit-bit host
Tabel 2.2 : Struktur IP Address kelas B
2.5.2.3 Kelas C
Terdiri atas jaringan 192.0.0.0 sampai 223.255.255.0. Nomor jaringan
ada pada tiga oktet yang pertama. Kelas ini menjangkau hingga hampir
2 juta jaringan dengan masing-masing 254 host dengan Default
Gateway 255.255.255.0.
192-223 0-255 0-255 0-255
110nnnnn hhhhhhhh Hhhhhhhh hhhhhhhh
Bit-bit network Bit-bit host
Tabel 2.3 : Struktur IP Address kelas C
2.5.2.4 Kelas D,dan E
Alamat jaringan berada dalam rentang 224.0.0.0 sampai 254.0.0.0
adalah untuk eksperimen atau disediakan khusus dan tidak merujuk ke
jaringan manapun juga. IP muliticast, adalah service yang
mengizinkan materi untuk dikirim ke banyak tempat di internet pada
27
2.6 File Transfer Protocol (FTP)
File Transfer Protocol adalah sebuah protocol Internet yang berjalan di dalam lapisan
aplikasi yang digunakan untuk pengiriman berkas (file) komputer antar mesin-mesin
dalam sebuah jaringan. Dalam keadaan default, FTP berjalan pada port 21 dan
bekerja pada protocol TCP/IP. FTP merupakan salah satu protocol internet yang
paling awal dikembangkan, dan hingga saat ini masih digunakan untuk melakukan
pengunduhan (download) dan pengunggahan (upload) berkas-berkas komputer antara
client FTP dan server FTP. Client FTP adalah sebuah aplikasi yang dapat
memberikan perintah-perintah FTP ke sebuah server FTP, sementara server FTP
adalah sebuah service atau daemon yang berjalan di atas sebuah komputer yang
merespons perintah-perintah dari sebuah klien FTP. Perintah-perintah FTP dapat
digunakan untuk mengubah direktori, mengubah modus pengiriman antara biner dan
ASCII, menggugah berkas komputer ke server FTP, serta mengunduh berkas dari
server FTP. Untuk keamanan data, FTP sering menggunakan nama pengguna (user
name) dan password meskipun ada FTP yang bisa diakses melalui akun annonymous
atau tidak ber-password.
2.7 Network File System (NFS)
Network File System adalah program aplikasi pelayanan akses file-file jarak jauh yang
28 client ke server file disuatu tempat pada jaringan komputer. NFS tersedia di hampir
semua sistem UNIX, dan Linux hadir dengan software client dan server. NFS juga tersedia untuk MS-Windows, akan tetapi client dan server membutuhkan biaya ekstra. NFS memiliki fungsionalitas yang mirip dengan Microsoft Windows Networking. Program ini berbeda dengan FTP, karena client dapat meng-copy file
melalui jaringan. Tetapi pada saat server memodifikasi copy lokal client, file asli tetap tidak akan berubah. (Mansfield dalam Rudi, 2004)
2.8 Client-Server
Client/server adalah jaringan dimana komputer client bertugas melakukan permintaan
data dan server bertugas melayani permintaan tersebut atau juga bisa disebut
pembagian kerja antara server dan client yang mengakses server dalam suatu
jaringan. Jadi arsitektur client-server adalah desain sebuah aplikasi terdiri dari client
dan server yang saling berkomunikasi ketika mengakses server dalam suatu jaringan.
2.8.1 Konsep Client-Server
Dalam model client/server, sebuah aplikasi dibagi menjadi dua bagian yang
terpisah, akan tetapi masih merupakan sebuah kesatuan yakni komponen
client dan komponen server. Komponen client juga sering disebut sebagai
front-end, sementara komponen server disebut sebagai back-end. Komponen
client dari aplikasi tersebut dijalankan dalam sebuah workstation dan
menerima masukan data dari pengguna. Komponen client tersebut akan
29 teknologi pemrosesan tertentu dan mengirimkannya kepada komponen server
yang dijalankan di atas mesin server, umumnya dalam bentuk request
terhadap beberapa layanan yang dimiliki oleh server. Komponen server akan
menerima request dari client, dan langsung memprosesnya dan
mengembalikan hasil pemrosesan tersebut kepada client. Client pun menerima
informasi hasil pemrosesan data yang dilakukan server dan menampilkannya
kepada pengguna,dengan menggunakan aplikasi yang berinteraksi dengan
30 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Gedung MIPA Terpadu, Jurusan Ilmu Komputer,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung, yang
beralamatkan di Jalan Prof. S. Brojonegoro No.1 Gedung Meneng, Rajabasa, Bandar
Lampung, dan di Linux Lampung yang beralamatkan di Jalan Teuku Umar No.94
Penengahan, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilakukan selama semester genap
tahun ajaran 2012-2013.
3.2. Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu kegiatan menemukan fakta baru atau mengumpulkan
fakta lama dengan melakukan studi ilmiah secara kritis. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur. Data yang bisa dijadikan
literatur diantaranya jurnal, dokumen pemerintah, data publik, data yang berasal dari
internet/website, data penelitian sebelumnya dan lain-lain. Hasil dari studi literatur
bisa dijadikan data sekunder. Studi ini bertujuan untuk mencari literatur yang berisi
31 manfaat diantaranya untuk membantu peneliti mengidentifikasi masalah-masalah
dalam penelitian dan menyusun model penelitian serta membantu peneliti dalam
memilih desain penelitian dan mengimplementasikan hasilnya.
3.3. Diagram Alir Penelitian
32
1. Studi Literatur
Studi literatur dimaksudkan untuk mempelajari berbagai sumber referensi
yang diperoleh baik itu jurnal, E-book, buku, dan lain-lain yang berkaitan
dengan pembuatan dan perancangan sistem. Literatur yang dipelajari adalah
yang berkaitan dengan :
a. Sistem operasi GNU/Linux Debian 6.0 Squeeze
b. Konsep Samba Server
c. Konsep Primary Domain Controller
d. Konsep-konsep jaringan komputer
e. File Transfer Protocol (FTP)
f. Network File System (NFS)
2. Perancangan dan pembuatan sistem
Pada tahap ini, penulis melakukan perancangan secara menyeluruh terhadap
sistem yaitu bagaimana menggabungkan beberapa komputer dengan dua
sistem operasi yang berbeda platform menggunakan Samba sebagai jembatan
penghubung dan PDC sebagai pengatur utama domain juga pengatur database
client. Yang akan dilakukan oleh penulis pada tahap ini yaitu :
1. Instalasi Debian 6.0 Squeeze
2. Konfigurasi jaringan
3. Instalasi Samba
4. Setup/konfigurasi Samba (file samba.conf) dan PDC.
5. Setup FTP
33 Dalam perancangan ini sebagai bahan simulasi awal, akan dirancang sebuah
jaringan lokal sehingga membutuhkan minimal dua perangkat komputer yang
nantinya satu komputer akan dijadikan sebagai komputer server dan satu
perangkat komputer lainya akan bertindak sebagai client. Komputer pertama
sebagai server dengan alamat IP 192.167.2.254 pada eth1, komputer kedua
sebagai client dengan IP 192.167.2.46 pada eth1. Dan dibutuhkan juga 1 buah
kabel jaringan sebagai media transmisi data.
3. Pengujian Sistem
Apabila seluruh file telah selesai dikonfigurasi dengan baik, maka tahap
selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap sistem. Pada tahap ini
penulis menjalankan seluruh program atau file yang telah dikonfigurasi pada
komputer server dan juga komputer client. Pengecekan dilakukan pada kedua
komputer, terutama pada komputer client. Jika berhasil, komputer client akan
meminta login dan juga password untuk mengakses komputer server dan akan
muncul beberapa direktori pada komputer client yang berasal dari komputer
server.
4. Penulisan Laporan
Dalam tahap ini penulis melakukan penulisan atas data yang diperoleh dari
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil implementasi dan pembahasan pada skripsi mengenai pengembangan Samba Server sebagai Primary Domain Controller Pada Sistem Operasi Debian 6.0 Squeeze Studi Kasus : Laboratorium Komputasi Dasar FMIPA Universitas Lampung, maka dapat diambil beberapa kesimpullan sebagai berikut:
1. Sistem Samba server merupakan sistem server yang handal dengan Linux sebagai server dan menggunakan Windows sebagai client-nya karena Windows yang lebih familiar.
2. Menyediakan layanan berbagi file (sharing) untuk file di server, sehingga dapat diakses oleh banyak user pada satu waktu.
3. Membuat keamanan dalam pengaksesan data server dengan memberikan otorisasi berupa username dan password yang terenkripsi, sehingga data
87 5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk keperluan pengembangan sistem ini lebih lanjut diantaranya adalah :
1. Samba server telah dilengkapi dengan aplikasi GUI seperti Samba SWAT dengan port 901 untuk mempermudah dalam melakukan konfigurasi tapi tetap saja menggunakan terminal menggunakan cara terbaik dalam pembangunan Samba server.
DAFTAR PUSTAKA
Annonymous. 2005. Panduan Lengkap Pengembangan Jaringan Linux. Penerbit Andi dengan Wahana Komputer. Semarang.
Anharku. 2009. Belajar Jaringan Komputer (BAB 2). 29 Februari 2013. http://www.ilmukomputer.com/
Bowo, Eri. 2010. Ubuntu From Zero. Jasakom. Jakarta.
Carstensen, Jakob., Gomilsek, Ivo., Grimmer, Lenz., dkk. 1999. Implementing Linux in your Network using Samba. International Technical Support Organization http://www.redbooks.ibm.com
Cobbaut, Paul. Linux Fundamentals. 2013. 4 Maret 2013. http://scholar.google.com/ Droms, R. 1997. Dynamic Host Configuration Protocol. Bucknell University
Doss, George M. 2000. Tip Sistem Operasi Red Hat Linux. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta.
Erlangga, Gery. 2011. The Primary Domain Controller In Networking Webrother. 10 Januari 2013. http://library.gunadarma.ac.id
Hertzog, Raphaël., and Mas, Roland. 2012. The Debian Administrator's Handbook. E-Book. ISBN: 979-10-91414-01-2
Kasamuddin, Rudi. 2008. Membuat File Server SAMBA dengan Linux Ubuntu Server 7.10. 29 Februari 2013. http://scholar.google.com/
Listanto, Virgiawan. 2011. Teknik Jaringan Komputer. Prestasi Pustaka. Jakarta. Mansyurin, Puja. 2011. Konfigurasi Debian Server Teknik Komputer dan Jaringan.
Informatika. Mojokerto.
Nur Khana, Ika. 2007. Membuat Samba Server di Debian 6.0 dan Menggunakan Samba Sharing pada PC Client (Win 2003). 22 Februari 2013. http://www.ilmukomputer.com/
Parziale , Lydia., Britt, David T., Davis, Chuck., at all. 2006. TCP/IP Tutorial and Technical Overview. Redbook. ISBN : 0738494682
Saptono, Henry. 2013. Membangun File server dan PDC (Primary Domain Controller) menggunakan Samba. 29 Februari 2013. http://scholar.google.com/
Sembiring, Jhony H. 2001. Jaringan Komputer Berbasis Linux. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta
Shotts, William E. 2009. The Linux® Command Line. E-Book. California. USA Sukmana, Ratdhian Cipta. 2007. Implementasi Samba PDC menggunakan Backend
LDAP. 17 Februari 2013. http://www.ilmukomputer.com/
Terpstra, John H. 2009. Samba-3 by Example Practical Exercises in Successful Samba Deployment. 29 Februari 2013 . www.samba.org
Ts, Jay., Eckstein, Robert., Brown, David. C. dkk. 2003. Using Samba 2nd Edition. 29 Februari 2013 . www.samba.org
Vernooij, Jelmer R., Terpstra, John H., Carter, Gerald. J. 2009. The Official Samba 3.2.x HOWTO and Reference Guide. 29 Februari 2013. www.samba.org
Villalba, L. J. G., Matesanz, J. G., Orozco, Ana L. S., Díaz, Jose D. M. 2011. Distributed Dynamic Host Configuration Protocol (D2HCP).