• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN SAMBA SERVER SEBAGAI PRIMARY DOMAIN CONTROLLER PADA DEBIAN 6.0 SQUEEZE STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR FMIPA UNIVERSITAS LAMPUNG (THE DEVELOPMENT OF SAMBA SERVER AS A PRIMARY DOMAIN CONTROLLER ON DEBIAN 6.0 SQUEEZE CASE STUDY : COM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN SAMBA SERVER SEBAGAI PRIMARY DOMAIN CONTROLLER PADA DEBIAN 6.0 SQUEEZE STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR FMIPA UNIVERSITAS LAMPUNG (THE DEVELOPMENT OF SAMBA SERVER AS A PRIMARY DOMAIN CONTROLLER ON DEBIAN 6.0 SQUEEZE CASE STUDY : COM"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN SAMBA SERVER SEBAGAI PRIMARY DOMAIN CONTROLLER PADA DEBIAN 6.0 SQUEEZE

STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR FMIPA UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

RHISKY SAMBAYU

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA KOMPUTER

Pada

Jurusan Ilmu Komputer

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF SAMBA SERVER AS A PRIMARY DOMAIN CONTROLLER ON DEBIAN 6.0 SQUEEZE

CASE STUDY : COMPUTATION LABORATORY OF FMIPA LAMPUNG UNIVERSITY

By

RHISKY SAMBAYU

Samba is an application that can connect two different operating system platforms. This application created in order to computer Linux, Unix, or BSD so that can be used as a Samba file server-based protocol, so Windows-based computers can access it. Samba server is implemented in the Laboratory of Computation, FMIPA University of Lampung as a means to facilitate access data or files for instructors, assistants, and practitioners. Using Samba server for file sharing can give problems in accessing, storing, and managing data or files because many users are accessing the system on a computer network so that the database server is messy. Considering these problems, the PDC is required as a file server. One purpose of this paper is to apply the Samba server as a PDC centrally in Laboratory of Computation , FMIPA University of Lampung. Based on test, the Samba server as a PDC has been successfully applied so management, storage, and transmission of data becomes easier, the problem was resolved.

(3)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN SAMBA SERVER SEBAGAI PRIMARY DOMAIN CONTROLLER PADA DEBIAN 6.0 SQUEEZE

STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR FMIPA UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

RHISKY SAMBAYU

Samba adalah sebuah aplikasi yang dapat menghubungkan dua sistem operasi yang berbeda platform. Samba merupakan sebuah aplikasi yang dibuat dengan tujuan supaya komputer Linux, Unix, ataupun BSD dapat dijadikan sebagai file server berbasis protocol Samba sehingga komputer berbasis Windows dapat mengaksesnya. Berdasarkan studi kasus yang dilakukan, penerapan Samba server ini dilakukan pada Laboratorium Komputasi Dasar FMIPA Universitas Lampung sebagai fasilitas untuk mempermudah pengaksesan data atau file untuk instruktur, asisten, dan praktikan. Penggunaan samba server untuk file sharing ternyata memberikan masalah pada pengaksesan, penyimpanan, dan pengelolaan data atau file karena banyaknya user yang mengakses sistem jaringan tersebut sehingga database user tidak disimpan secara rapih pada komputer server. Dengan adanya masalah tersebut diperlukan sebuah file server yaitu Samba server sebagai Primary Domain Controller (PDC). Salah satu tujuan penulisan ini adalah menerapkan Samba server sebagai Primary Domain Controller (PDC) secara terpusat di Laboratorium Komputasi Dasar Fmipa Universitas Lampung. Dengan menerapkan hal tersebut, diharapkan mampu memberikan solusi yang lebih baik dalam pengelolaan database user atau praktikan. Sesuai dengan uji coba yang telah dilakukan, penerapan Samba server sebagai Primary Domain Controller (PDC) telah berhasil dibuat dan pengelolaan, penyimpanan, serta pengiriman data menjadi lebih mudah dengan begitu masalah yang sebelumnya timbul dapat diatasi.

(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan ... 6

1.5 Manfaat ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Primary Domain Controller (PDC) ... 7

2.2 Samba ... 7

a. Server Message Block Daemon (SMBD) ... 8

b. NMBD ... 10

2.3 Sistem Operasi ... 10

2.3.1 Sistem Operasi GNU/Linux ... 10

(8)

2.3.1.2 Distribusi ... 13

2.4 The Linux Command Line ... 14

a. Pengelolaan Direktori ... 15

b. Pengelolaan File ... 16

c. Pengelolaan File Untuk Suatu Jaringan ... 16

d. Menampilkan File Teks ... 17

e. Meng-archieve dan Memadatkan Suatu File ... 18

f. Mengelola Proses ... 19

g. Pengelolaan Manajemen Pengguna ... 20

h. Mengelola Sistem File ... 20

i. Mengelola Tanggal dan Waktu ... 21

j. Perintah Untuk Jaringan ... 22

2.5 Jaringan Komputer ... 23

2.5.1 Transfer Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) ... 24

2.5.2 Internet Protocol (IP) Address ... 24

2.5.2.1 Kelas A ... 25

(9)

III. METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 30

3.2 Metode Penelitian ... 30

3.3 Diagram Alir Penelitian ... 31

1. Studi Literarur ... 32

2. Perancangan dan Pembuatan Sistem ... 32

3. Pengujian Sistem ... 33

4. Penulisan Laporan ... 33

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1 Instalasi Debian 6.0 Squeeze ... 34

4.2 Directory Pada Distribusi Debian ... 40

4.3 Konfigurasi Kartu Jaringan (Ethernet) ... 45

4.4 Instalasi Samba Server... 46

4.5 Konfigurasi Samba Server ... 47

4.5.1 Section Global [global] ... 48

4.5.2 sync smb password with Linux password ... 51

4.5.3 Section Home [home] ... 52

4.5.4 Netlogon Section [netlogon] ... 53

4.5.5 Profile Section [profile]... 54

4.5.6 Section Public [public] ... 55

4.6 Persiapan Pada Komputer Client ... 61

4.6.1 Konfigurasi Client Windows XP pada Samba Server sebagai PDC ... 61

(10)

4.6.3 Konfigurasi Linux Client pada Samba Server sebagai

PDC ... 68

4.7 Konfigurasi File Transfer Protocol (FTP) Server ... 69

4.8 Konfigurasi Network File System (NFS) ... 70

4.8.1 Konfigurasi Pada NFS Server ... 70

4.8.2 Konfigurasi Pada NFS Client ... 73

4.9 Pengujian ... 75

4.9.1 Konfigurasi Pada NFS Client ... 75

4.9.2 Tampilan Client Windows 7 ... 77

4.9.3 Tampilan Client Linux ... 80

4.10 Samba SWAT ... 81

4.11 File Transfer Protocol (FTP) ... 82

4.11.1 Pengujian via localhost ... 82

4.11.2 Pengujian via Windows Client ... 83

4.12 Network File System (NFS) ... 84

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 86

5.1 Kesimpulan ... 86

5.2 Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Informasi dan data bergerak melalui media transmisi jaringan baik menggunakan media kabel ataupun tanpa kabel (nirkabel), sehingga memungkinkan pengguna jaringan untuk dapat saling bertukar dokumen/data, mencetak pada printer yang sama, dan bersama-sama menggunakan hardware atau software yang terhubung dengan jaringan. Namun, perbedaan platform sistem operasi yang digunakan dalam suatu sistem jaringan komputer akan menimbulkan kesulitan tersendiri untuk melakukan hal tersebut.

(12)

2 Saat ini, salah satu sistem operasi yang sangat handal untuk diimplementasikan dalam jaringan komputer adalah sistem operasi GNU/Linux karena selain sangat mudah didapatkan, Linux adalah sistem operasi yang bersifat open source. Akan tetapi, berbagai sistem operasi GNU/Linux, Unix, BSD dan sebagainya, ternyata masih belum begitu akrab dikalangan para pengguna komputer yang sehari-hari menggunakan produk Microsoft meskipun kemunculan sistem operasi tersebut sudah cukup lama. Jika keduanya digabungkan, ada beberapa kelebihan dan juga kekurangan di masing-masing sistem operasi tersebut. Salah satu solusi penggabungan keduanya yaitu dengan menggunakan Samba. Samba adalah sebuah aplikasi yang dapat menghubungkan dua sistem operasi yang berbeda platform. Samba merupakan sebuah aplikasi yang dibuat dengan tujuan supaya komputer Linux, Unix, ataupun BSD dapat dijadikan sebagai file server berbasis protocol Samba sehingga komputer berbasis Windows dapat mengaksesnya. Karena kemampuannya yang mampu menggabungkan dua sistem operasi yang berbeda platform, Samba dapat dianalogikan sebagai jembatan penghubung untuk keduanya.

Namun, bukan berarti pengoperasian sistem tersebut berjalan tanpa ada masalah. Pengaturan database pengguna jaringan komputer merupakan salah satu masalah yang mungkin terjadi. Banyaknya pengguna yang mengakses jaringan akan menyebabkan database yang dimiliki oleh pengguna menjadi terlihat tidak rapih

yang akan menyebabkan user mengalami kesulitan untuk mengakses kembali data

yang user miliki dari tempat yang berbeda. Ketika user mengakses kembali data

yang dimiliki, bukan tidak mungkin user akan menggunakan komputer yang

(13)

3 dibutuhkan sebuah solusi untuk mengelola database tersebut. Salah satu solusi

untuk permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan Primary Domain

Controller (PDC). PDC adalah pengatur utama domain untuk mengatur atau

menyambungkan komputer server dengan komputer pengguna jaringan (client)

dengan menggunakan username dan password untuk mengakses server domain

dalam suatu jaringan komputer.

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rudi Supriadi (2008) mengenai Samba dengan fokus penelitian pada pemberian alamat IP dengan menggunakan DHCP Server. Pada penelitian kali ini penulis meletakkan fokus penelitian pada Primary Domain Controller (PDC). Selain sebagai pengatur utama domain untuk mengatur atau menyambungkan antara komputer server dengan komputer pengguna jaringan, PDC juga akan berfungsi sebagai pengelola database pengguna jaringan komputer.

Penulis akan melakukan penelitian berdasarkan permasalahan yang terjadi pada Laboratorium Jurusan Ilmu Komputer. Jurusan Ilmu Komputer merupakan jurusan yang baru dibentuk di FMIPA Unila. Saat ini Jurusan Ilmu Komputer sedang mengembangkan laboratorium komputer dasar sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswanya. Pengembangan laboratorium komputer yang baik dapat dilihat dari tiga segi, yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan sumber daya manusianya (brainware). Saat ini laboratorium yang akan dikembangkan baru tersedia perangkat kerasnya saja berupa server, PC Client, dan lain-lain. Namun, server tersebut belum berfungsi dengan baik karena

(14)

4 Penulis menggunakan sistem operasi GNU/Linux Debian 6.0 Squeeze untuk menjalankan PDC (Primary Domain Controller) pada Samba server, dan untuk mengenalkan lebih lanjut Sistem Operasi Linux kepada para pengguna komputer secara luas dalam mengelola data dan informasi secara mudah dan aman dari ancaman dan gangguan seperti virus, worm, trojan, ataupun cracker yang tidak bertanggung jawab, khususnya bagi para pengguna Windows.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka dapat dirumuskan masalah yaitu:

1. Bagaimana mengatur atau menghubungkan antara komputer server dengan client yang berbeda platform sistem operasi supaya dapat melakukan file sharing dengan sistem jaringan terpusat menggunakan Primary Domain Controller.

2. Bagaimana memodifikasi media penyimpanan yang akan digunakan sebagai File Sharing.

3. Bagaimana membangun sebuah FTP Server.

4. Bagaimana membangun sebuah Network File System.

1.3. Batasan Masalah

Pada penelitian ini telah ditetapkan batasan-batasan masalah sebagai berikut: 1. Menggunakan sistem operasi GNU/LINUX dengan distribusi Debian 6.0

(15)

5 2. Menggunakan sistem operasi Windows (XP dan 7) dan Linux (Ubuntu &

Open Suse) untuk client Samba Server.

3. Membahas Samba Server sebagai Primary Domain Controller.

1.4. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui penggunaan Samba sebagai Primary Domain Controller. 2. Mengetahui cara men-setting jaringan yang berbeda sistem operasi.

3. Mengetahui cara memodifikasi sebuah file system supaya dapat digunakan sebagai tempat file sharing dengan sistem jaringan terpusat.

1.5. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan pertimbangan Universitas dan lembaga atau instansi dalam pengembangan Samba Server sebagai Primary Domain Controller.

2. Mengetahui dan memahami konsep dan mekanisme Samba Server.

3. Meringankan kerja seorang Administrator jaringan dalam memanajemen pengaturan data server secara terpusat.

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Primary Domain Controller (PDC)

Primary Domain Controller merupakan salah satu server domain yang difungsikan

untuk mengelola database klien. PDC dapat dijadikan sebagai pengatur utama

domain untuk mengatur atau menyambungkan antara komputer server dengan

komputer pengguna jaringan. Untuk mengakses server domain dalam suatu jaringan

komputer, PDC melakukan otorisasi dengan menggunakan username dan password.

PDC pada OS Windows seringkali dijumpai menggunakan OS Windows 2000,

Windows NT, Windows Server 2003 dan sebagainya. (Gery, 2011) Selain itu, PDC

juga dapat berfungsi sebagai komputer yang akan melakukan validasi user kepada

setiap client yang akan bergabung dalam satu domain tertentu, dengan kata lain hanya

user yang terdaftar yang diijinkan masuk ke domain tersebut dan mengakses semua

fasilitas domain yang disediakan.

2.2 Samba

Seorang mahasiswa PhD Fakultas Ilmu Komputer Universitas Nasional di Canberra

(17)

8 Samba adalah sebuah aplikasi yang mengimplementasikan protocol Server Message

Block (SMB) di lingkungan Unix/Linux. Protocol ini mempunyai fungsi utama untuk

berbagi (sharing) file dan printer. (Henry, 2013) Pada tahun 1991, Andrew Tridgell

mendapatkan copy program aplikasi yang berbasis MS OS bernama eXcursion.

Walaupun versi Beta, eXcursion mempunyai kemampuan untuk mengakses dari

sistem operasi DOS ke server komputer berbasis UNIX tentu dengan segala

kekurangan yang dimiliki. Kemudian Andrew Tridgell mendapatkan ide untuk

mengembangkanya, dan Universitas Canberra pun ikut mensponsorinya.

Di dalam dunia komputer, Samba dapat dianalogikan sebagai jembatan karena Samba

merupakan sebuah aplikasi yang dapat menghubungkan dua sistem operasi yang

berbeda platform. (Sukmana, 2007) Samba pun masih terus dikembangkan dengan

bantuan para programmer di seluruh dunia seperti halnya Linux. Pengembangan

Samba merupakan bagian dari Open Source Software (OSS) yang didistribusikan

dibawah GPL (General Public License). Perkembangan Samba dapat dilihat pada

situs www.samba.org.

Pada umumnya, Samba mempunyai 2 komponen yaitu :

a) Server Message Block Daemon (SMBD)

SMBD adalah daemon server yang bertanggung jawab terhadap seluruh

aktifitas antara Samba Server dan client dalam suatu jaringan. ( Jelmer, 2009)

Samba juga menangani servis sharing file sistem untuk klien. Server

(18)

9 protokol. Pada saat client melakukan autentikasi, SMBD akan menduplikat

dirinya, bagian dirinya yang asli akan kembali ke port 139 untuk menunggu

permintaan baru dan bagian duplikat menangani koneksi terhadap client.

Duplikat ini juga mengubah ID user efektifnya dari root ke user yang

terautentikasi. Misalnya, jika useruser” melakukan autentikasi dengan

SMBD, duplikat baru akan berjalan dengan permisi “user”, dan bukannya

permisi “root”. Selama komputer server masih terkoneksi dengan client

duplikat ini akan berada di dalam memory.

Cara kerja protocol SMB adalah sebagai berikut:

Protokol SMB juga disebut dengan protocol NetBEUI adalah protocol

non-routable yang bersifat broadcast based. Terdapat 2 proses yang berjalan

ketika protocol SMB ini diaktifkan, yaitu :

1. Mailslots adalah sebuah proses unidirectional communication yang

membantu client supaya ikon network Neighborhood di desktop dapat melihat

komputer mana saja yang aktif.

2. Named Pipes adalah proses bidirectional communicadian. Sebuah proses

yang terjadi saat sebuah komputer diakses kemudian terlihat resources apa

yang bisa dibuka dikomputer tersebut dan ketika berhasil masuk ke komputer

tersebut dan menggunakan resources-nya.

Proses inilah yang dilakukan oleh Samba sehingga Samba dapat memberikan

(19)

10

b) NMBD

Daemon NMBD bertanggung-jawab untuk menangani permintaan server

name NetBIOS dan fungsi-fungsi NetBIOS. Daemon yang memanfaatkan

Windows Internet Name Service (WINS), dan membantu client untuk

browsing di jaringan neighborhood. Ia akan mendengarkan port 137, tidak

seperti SMBD, NMBD tidak membuat contoh dirinya untuk menangani setiap

pertanyaan. Kedua daemon itu harus dijalankan agar Samba bekerja dengan

baik.

2.3 Sistem Operasi

Sistem operasi adalah sebuah program yang berguna sebagai penghubung atau

perantara antara user dan perangkat keras komputer dan juga sebagai pengelola

seluruh sumber daya yang dimiliki oleh sistem komputer. Sistem operasi digunakan

untuk mengeksekusi program-program dari user dan untuk membantu user dalam

menyelesaikan permasalahan yang dialami. Sebelum mengenal sistem operasi, sinyal

analog dan sinyal digital-lah yang dipakai oleh para pengguna komputer dalam

mengoperasikan komputernya. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, berbagai macam sistem operasi telah banyak dikembangkan dengan segala

keunggulan masing-masing.

2.3.1 Sistem Operasi GNU/Linux

Linux adalah sebuah sistem Operasi yang dibuat oleh Linus Torvald dari

(20)

11 sistem operasi UNIX yang merupakan sebuah hasil implementasi dari standar

Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) untuk Operating

System yang bernama Portable Operating System Interfaces (POSIX).

Kemampuan yang berbasis standar POSIX seperti multitasking, virtual

memory, shared libraries, proper memory management, dan multiuser telah

dimiliki oleh Linux. Hampir semua software gratis (free software) yang

diorganisasikan oleh GNU dapat berjalan di Linux. Bahkan Linux memiliki

performance yang lebih baik dibandingkan dengan sistem operasi komersial

lainya. (Gery, 2011)

2.3.1.1 Kelebihan Linux

Sistem operasi Linux memiliki banyak kelebihan apabila dibandingkan

dengan sistem operasi yang lain. Kelebihan-kelebihan tersebut antara

lain:

1. Bebas dan murah. Linux adalah sebuah perangkat lunak gratis (Free

Software), karena lisensi Linux adalah General Public License

(GPL) maka semua orang bebas untuk mendistribusikanya kembali,

menulis ulang, ataupun yang lainya selama mengikuti aturan yang

dibuat dari GNU/GPL.

2. Akses informasi dan dokumentasi yang lengkap dan mudah untuk di

(21)

12 3. Mengurangi ketergantungan akan perangkat lunak tertentu yang

dimiliki oleh vendor lainya.

4. Sistem Operasi Linux sangat mendukung dalam penggunaan

multitasking dan multiuser.

5. Lingkungan yang ideal untuk penerapan server, misalnya Web

Server, File Transfer Protocol (FTP) Server, dan lain sebagainya.

6. Memiliki fasilitas yang lengkap, tangguh, dan sangat stabil apabila

dikonfigurasi dengan benar.

7. Kultur dan dukungan komunitas jaringan yang mudah ditemui.

8. Pengembangan yang sangat cepat karena source code-nya dapat

dikembangkan oleh siapa saja yang ingin berpartisipasi dalam

proyek tersebut.

9. File-file user disimpan di home directory masing-masing, dan

dilindungi dari perubahan/penghapusan tanpa izin dengan

menerapkan kepemilikan dan perizinan file.

10. Distribusi Linux pada umumnya telah memiliki program-program

aplikasi dan networking beserta dokumentasinya, sehingga tidak

perlu membeli secara terpisah dari perusahaan lain yang tentunya

(22)

13

2.3.1.2 Distribusi

Paket Linux dapat diperoleh dalam berbagai distribusi. Distribusi atau

lebih sering disebut Distro, adalah sebutan untuk semua sistem operasi

yang menggunakan kernel Linux. (Eri Bowo, 2010). Distribusi dibagi

menjadi 3 bagian yaitu distribusi nonkomersial, distribusi komersial,

dan distribusi Live-CD.

Salah satu distribusi dari Linux yang sangat populer dan juga akan

digunakan dalam pengembangan sistem ini yaitu distro Debian

GNU/Linux. Debian GNU/Linux adalah salah satu distro Linux yang

paling populer dan menjadi basis bagi banyak distro Linux lainya.

Pada awalnya, Debian diprediksi tidak akan berkembang dan akan

segera menghilang begitu saja. Namun yang terjadi malah sebaliknya,

Debian semakin tumbuh menjadi distro yang sangat besar, dan

sekarang ini Debian memiliki komunitas yang sangat luas, serta

(23)

14 Gambar 2.1. Logo Debian

Berikut ini adalah beberapa hal menarik tentang Debian :

a) 100% gratis.

b) Rilis distribusi stabil dan sangat teruji.

c) Tersedia sangat banyak paket dan pengaturan paket yang

sangat mudah dengan fasilitas APT.

d) Mendukung sangat banyak arsitektur perangkat keras.

e) Dukungan komunitas yang sangat luas.

2.4 The Linux Command Line

(24)

15 Berikut ini adalah beberapa kumpulan perintah-perintah yang digunakan pada OS Linux :

a) Pengelolaan direktori

cd change directory/berpindah direktori.

cd .. pindah direktori level ke

atas.

cd dir.name pindah ke direktori tertentu.

cp meng-copy suatu file.

dir menyusun isi direktori.

mkdir membuat direktori baru.

rmdir menghapus direktori.

chgrp mengubah permissions file ke suatu group yang

baru.

chroot membuat file/direktori lainya pada filesystem.

pwd (print work directory) menampilkan direktori

posisi saat ini di prompt.

ls melihat isi file dari direktori aktif. Pada linux

perintah "dir" hanya berupa alias dari perintah

"ls". Untuk perintah "ls" sendiri sering

(25)

16 "ls" ditampilkan warna-warna sesuai dengan

file-filenya, biasanya hijau untuk execute, dsb.

ls -al melihat seluruh isi file pada direktori aktif

beserta file hidden, lalu ditampilkan layar

perlayar.

b) Pengelolaan File

nano editor file text.

chgrp mengubah permissions file ke suatu group yang

baru.

cp meng-copy suatu file.

mv sourcedestination memindahkan atau mengganti nama file.

rm files menghapus file.

rm -rf file/dirname menghapus file, direktori dan subdirektorinya.

rm * menghapus seluruh isi file dalam current

direktori.

c) Pengelolaan File Untuk Suatu Jaringan

chmod memungkinkan user mengubah permissions suatu file

U User/pengguna

G group/kelompok

(26)

17

r read

w write

x execute

+ adds/menambahkan

- Menghapus

= mengatur permission sesuai dengan yang telah

ditentukan.

chown memungkinkan user mengubah hak kepemilikan

d) Menampilkan File Teks

cat /proc/cpuinfo cpu info. Melihat jenis processor pada /proc

direktori yang bukan merupakan file nyata

(not real files).

cat /proc/interrupts melihat alamat interrupt yang dipakai.

cat /proc/version versi dari Linux dan informasi lainnya.

cat /proc/filesystems melihat file system yang digunakan.

cat /etc/printcap melihat printer yang telah di-setup.

more untuk melihat isi suatu file, dengan

tambahan perintah more, maka isi file

(27)

18 e) Meng-archive dan Memadatkan Suatu File

tar -zxvf file.tar.gz meng-untar sebuah file tar sekaligus meng-

uncompressfile tersebut (*.tar.gz or *.tgz),

bunzip2 filename.bz2 meng-uncompress file dengan format

(*.bz2) dengan utiliti "bzip2", digunakan

pada file yang besar.

unzip filename.zip meng-uncompressfile dengan format (*.zip)

dengan utiliti "unzip" yang kompatibel

dengan pkzip for DOS.

zip menambahkan secara default, menyusun

(28)

19 f) Mengelola Proses

clear membersihkan layar.

dmesg mencetak pesan-pesan pada waktu proses boot.

(menampilkan file: /var/log/dmesg).

dump membuat suatu backup dari direktori tertentu.

halt mematikan Linux dan mematikan komputer.

Sama seperti perintah init 0, poweroff,

shutdown, dll.

reboot menghentikan Linux dan me-restart komputer.

shutdown -h now (sebagai root) Shutdown sistem. Umumnya

digunakan untuk remote shutdown. Gunakan

<Ctrl><Alt> untuk shutdown pada konsol

(dapat dijalankan oleh user).

xinit menjalankan X-window server (tanpa windows

manager).

startx menjalankan X-window server dan me-load

default windows manager. Sama seperti

perintah "win" under DOS dengan Win3.1.

startx -- :1 menjalankan sesi X-windows berikutnya

pada display 1 (default menggunakan display

0). User dapat menjalankan banyak GUI

(29)

20 GUI gunakan <Ctrl><Alt><F7>,

<Ctrl><Alt><F8>, etc, tapi ini akan lebih

banyak memakan memori.

x-term (pada X terminal) ,menjalankan X-windows

terminal. Untuk keluar ketikkan "exit".

g) Pengelolaan Manajemen Pengguna

su memungkinkan seseorang menjadi pengguna

lain atau root jika tidak ada argumen.

adduser menambah pengguna.

passwd perintah unutuk mengganti password.

h) Mengelola Sistem File

df Memberikan keluaran berupa space yang bebas

dan tersedia pada seluruh storage device yang di

mounting.

df –h (= disk free) Melihat informasi pemakaian disk

pada seluruh system (in human-readable form)

du -bh (=disk usage) melihat secara detil pemakaian

disk untuk setiap direktori, dimulai dari root (in

human legible form).

(30)

21 -l menampilkan table partisi dan exit.

-s device menampilkan ukuran partisi tertentu.

-v menampilkan nomor versi dari

program fdisk.

fsck memeriksa dan memperbaiki suatu file sistem.

free informasi memory (dalam kilobytes).

mkfs membuat sistem file Linux baru.

mkswap membuat partisi swap Linux.

mount mount (membaca) perangkat pada suatu

direktori.

unmount melakukan unmount suatu device dari sistem

file.

swapon mengaktifkan swap.

swapoff mematikan swap.

i) Mengelola Tanggal dan Waktu

date mencetak atau merubah tanggal dan waktu pada

komputer, contoh merubah tanggal dan waktu

ke 2000-12-31 23:57 dengan perintah;

date 123123572000

time melihat jumlah waktu yang ditangani untuk

(31)

22

cal memberikan berbagai tampilan kalender.

-j menampilkan jumlah hari antara 1 dan

366.

-y menampilkan kalender semua bulan dari

tahun ini.

j) Perintah Untuk Jaringan

ifconfig mengkonfigurasi jaringan (root permission).

irc memungkinkan user berkomunikasi secara

interaktif dengan user lain pada suatu jaringan.

ping meminta pengiriman balik paket dari jaringan

host.

/etc/init.d/networking restart untuk me-restart jaringan.

telnet server untuk menghubungkan komputer kita ke

komputer lain dengan menggunakan protokol

TELNET. Gunakan nama mesin atau Nomor IP

mesin, dan user akan mendapatkan prompt

login name dari mesin tersebut, masukkan

password-nya, tentunya user juga harus punya

account di mesin remote tersebut. Telnet akan

(32)

23 membiarkan anda untuk mengoperasikan mesin

tersebut.

rlogin server menghubungkan user ke komputer lain. Login

name dan password, tetapi apabila account

tersebut telah dipakai, maka anda akan

mendapatkan pesan kesalahan pada password.

hostname menampilkan nama local host (mesin dimana

anda sedang bekerja). Gunakan perintah "

netconf" (sebagai root) untuk merubah nama

host dari mesin tersebut, atau edit file /etc/hosts

whoami mencetak loginname.

id username mencetak user id (uid) atau group id (gid).

who melihat user yang login pada komputer.

rwho -a melihat semua user yang login pada network.

Layanan perintah rwho ini harus diaktifkan,

jalankan setup sebagai root untuk

mengaktifkannya.

2.5 Jaringan Komputer

(33)

24 sama melakukan pertukaran data atau informasi sehingga terjadi efisiensi dan optimasi kerja. (Anharku, 2009)

2.5.1 Transfer Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP)

TCP/IP adalah standar komunikasi data yang digunakan dalam proses tukar

menukar data dari satu komputer ke komputer lain dalam jaringan internet.

2.5.2 Internet Protocol (IP) Address

Internet Protocol (IP) Address adalah sebuah alamat yang diberikan ke

peralatan jaringan untuk mengakses internet dengan menggunakan protocol

TCP/IP. Internet Protocol (IP) Address berfungsi sebagai penghubung dalam

penyampaian datagram dari satu komputer ke komputer lain tanpa tergantung

pada media komunikasi yang digunakan. Data transport layer dipotong

menjadi datagram-datagram yang akan dibawa oleh IP. Setiap datagram yang

dibawa akan dilepas dalam jaringan komputer dengan sistem random route

yang berarti datagram akan mencari sendiri rute yang harus ditempuh ke

komputer tujuan secara acak. Hal ini dinamakan sebagai transmisi

connectionless yang berarti komputer pengirim datagram tidak dapat

mengetahui sama sekali apakah datagram tersebut akan sampai atau tidak.

Untuk membantu mencapai komputer tujuan, setiap komputer dalam jaringan

harus diberikan IP address yang dimana IP address ini harus unik untuk setiap

komputer. IP address terdiri dari 8 bit data yang memiliki nilai dari 0 hingga

(34)

25 memudahkan dalam dalam pengelolaan alamat IP, maka IP address

dikelompokkan menjadi beberapa kelas oleh badan yang mengatur

pengalamatan Internet seperti InterNIC, ApNIC, atau di Indonesia disebut

dengan ID-NIC. Berikut pembagian kelas IP address:

2.5.2.1 Kelas A

Terdiri atas jaringan 1.0.0.0 sampai 127.0.0.0 atau dengan kata lain,

kelas ini memiliki range 1-127. Struktur IP pada kelas ini adalah

[NNNN.HHHH.HHHH.HHHH] dengan nomor jaringan ada pada

oktet pertama. Kelas ini menyediakan alamat untuk 24 bit host, yang

dapat menampung 1,6 juta host per jaringan. Sedangkan Default

Gateway yang dimiliki adalah 255.0.0.0.

0-127 0-255 0-255 0-255

0nnnnnnn Hhhhhhhh Hhhhhhhh Hhhhhhhh

Bit-bit network Bit-bit host

Tabel 2.1 : Struktur IP Address kelas A

2.5.2.2 Kelas B

Terdiri atas jaringan 128.0.0.0 sampai 191.255.0.0. Nomor jaringan

ada pada dua oktet yang pertama. Kelas ini menjangkau sampai 16.320

jaringan dengan masing-masing 65024 host dengan Default Gateway

(35)

26

128-191 0-255 0-255 0-255

10nnnnnn hhhhhhhh Hhhhhhhh hhhhhhhh

Bit-bit network Bit-bit host

Tabel 2.2 : Struktur IP Address kelas B

2.5.2.3 Kelas C

Terdiri atas jaringan 192.0.0.0 sampai 223.255.255.0. Nomor jaringan

ada pada tiga oktet yang pertama. Kelas ini menjangkau hingga hampir

2 juta jaringan dengan masing-masing 254 host dengan Default

Gateway 255.255.255.0.

192-223 0-255 0-255 0-255

110nnnnn hhhhhhhh Hhhhhhhh hhhhhhhh

Bit-bit network Bit-bit host

Tabel 2.3 : Struktur IP Address kelas C

2.5.2.4 Kelas D,dan E

Alamat jaringan berada dalam rentang 224.0.0.0 sampai 254.0.0.0

adalah untuk eksperimen atau disediakan khusus dan tidak merujuk ke

jaringan manapun juga. IP muliticast, adalah service yang

mengizinkan materi untuk dikirim ke banyak tempat di internet pada

(36)

27

2.6 File Transfer Protocol (FTP)

File Transfer Protocol adalah sebuah protocol Internet yang berjalan di dalam lapisan

aplikasi yang digunakan untuk pengiriman berkas (file) komputer antar mesin-mesin

dalam sebuah jaringan. Dalam keadaan default, FTP berjalan pada port 21 dan

bekerja pada protocol TCP/IP. FTP merupakan salah satu protocol internet yang

paling awal dikembangkan, dan hingga saat ini masih digunakan untuk melakukan

pengunduhan (download) dan pengunggahan (upload) berkas-berkas komputer antara

client FTP dan server FTP. Client FTP adalah sebuah aplikasi yang dapat

memberikan perintah-perintah FTP ke sebuah server FTP, sementara server FTP

adalah sebuah service atau daemon yang berjalan di atas sebuah komputer yang

merespons perintah-perintah dari sebuah klien FTP. Perintah-perintah FTP dapat

digunakan untuk mengubah direktori, mengubah modus pengiriman antara biner dan

ASCII, menggugah berkas komputer ke server FTP, serta mengunduh berkas dari

server FTP. Untuk keamanan data, FTP sering menggunakan nama pengguna (user

name) dan password meskipun ada FTP yang bisa diakses melalui akun annonymous

atau tidak ber-password.

2.7 Network File System (NFS)

Network File System adalah program aplikasi pelayanan akses file-file jarak jauh yang

(37)

28 client ke server file disuatu tempat pada jaringan komputer. NFS tersedia di hampir

semua sistem UNIX, dan Linux hadir dengan software client dan server. NFS juga tersedia untuk MS-Windows, akan tetapi client dan server membutuhkan biaya ekstra. NFS memiliki fungsionalitas yang mirip dengan Microsoft Windows Networking. Program ini berbeda dengan FTP, karena client dapat meng-copy file

melalui jaringan. Tetapi pada saat server memodifikasi copy lokal client, file asli tetap tidak akan berubah. (Mansfield dalam Rudi, 2004)

2.8 Client-Server

Client/server adalah jaringan dimana komputer client bertugas melakukan permintaan

data dan server bertugas melayani permintaan tersebut atau juga bisa disebut

pembagian kerja antara server dan client yang mengakses server dalam suatu

jaringan. Jadi arsitektur client-server adalah desain sebuah aplikasi terdiri dari client

dan server yang saling berkomunikasi ketika mengakses server dalam suatu jaringan.

2.8.1 Konsep Client-Server

Dalam model client/server, sebuah aplikasi dibagi menjadi dua bagian yang

terpisah, akan tetapi masih merupakan sebuah kesatuan yakni komponen

client dan komponen server. Komponen client juga sering disebut sebagai

front-end, sementara komponen server disebut sebagai back-end. Komponen

client dari aplikasi tersebut dijalankan dalam sebuah workstation dan

menerima masukan data dari pengguna. Komponen client tersebut akan

(38)

29 teknologi pemrosesan tertentu dan mengirimkannya kepada komponen server

yang dijalankan di atas mesin server, umumnya dalam bentuk request

terhadap beberapa layanan yang dimiliki oleh server. Komponen server akan

menerima request dari client, dan langsung memprosesnya dan

mengembalikan hasil pemrosesan tersebut kepada client. Client pun menerima

informasi hasil pemrosesan data yang dilakukan server dan menampilkannya

kepada pengguna,dengan menggunakan aplikasi yang berinteraksi dengan

(39)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Gedung MIPA Terpadu, Jurusan Ilmu Komputer,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung, yang

beralamatkan di Jalan Prof. S. Brojonegoro No.1 Gedung Meneng, Rajabasa, Bandar

Lampung, dan di Linux Lampung yang beralamatkan di Jalan Teuku Umar No.94

Penengahan, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilakukan selama semester genap

tahun ajaran 2012-2013.

3.2. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan menemukan fakta baru atau mengumpulkan

fakta lama dengan melakukan studi ilmiah secara kritis. Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur. Data yang bisa dijadikan

literatur diantaranya jurnal, dokumen pemerintah, data publik, data yang berasal dari

internet/website, data penelitian sebelumnya dan lain-lain. Hasil dari studi literatur

bisa dijadikan data sekunder. Studi ini bertujuan untuk mencari literatur yang berisi

(40)

31 manfaat diantaranya untuk membantu peneliti mengidentifikasi masalah-masalah

dalam penelitian dan menyusun model penelitian serta membantu peneliti dalam

memilih desain penelitian dan mengimplementasikan hasilnya.

3.3. Diagram Alir Penelitian

(41)

32

1. Studi Literatur

Studi literatur dimaksudkan untuk mempelajari berbagai sumber referensi

yang diperoleh baik itu jurnal, E-book, buku, dan lain-lain yang berkaitan

dengan pembuatan dan perancangan sistem. Literatur yang dipelajari adalah

yang berkaitan dengan :

a. Sistem operasi GNU/Linux Debian 6.0 Squeeze

b. Konsep Samba Server

c. Konsep Primary Domain Controller

d. Konsep-konsep jaringan komputer

e. File Transfer Protocol (FTP)

f. Network File System (NFS)

2. Perancangan dan pembuatan sistem

Pada tahap ini, penulis melakukan perancangan secara menyeluruh terhadap

sistem yaitu bagaimana menggabungkan beberapa komputer dengan dua

sistem operasi yang berbeda platform menggunakan Samba sebagai jembatan

penghubung dan PDC sebagai pengatur utama domain juga pengatur database

client. Yang akan dilakukan oleh penulis pada tahap ini yaitu :

1. Instalasi Debian 6.0 Squeeze

2. Konfigurasi jaringan

3. Instalasi Samba

4. Setup/konfigurasi Samba (file samba.conf) dan PDC.

5. Setup FTP

(42)

33 Dalam perancangan ini sebagai bahan simulasi awal, akan dirancang sebuah

jaringan lokal sehingga membutuhkan minimal dua perangkat komputer yang

nantinya satu komputer akan dijadikan sebagai komputer server dan satu

perangkat komputer lainya akan bertindak sebagai client. Komputer pertama

sebagai server dengan alamat IP 192.167.2.254 pada eth1, komputer kedua

sebagai client dengan IP 192.167.2.46 pada eth1. Dan dibutuhkan juga 1 buah

kabel jaringan sebagai media transmisi data.

3. Pengujian Sistem

Apabila seluruh file telah selesai dikonfigurasi dengan baik, maka tahap

selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap sistem. Pada tahap ini

penulis menjalankan seluruh program atau file yang telah dikonfigurasi pada

komputer server dan juga komputer client. Pengecekan dilakukan pada kedua

komputer, terutama pada komputer client. Jika berhasil, komputer client akan

meminta login dan juga password untuk mengakses komputer server dan akan

muncul beberapa direktori pada komputer client yang berasal dari komputer

server.

4. Penulisan Laporan

Dalam tahap ini penulis melakukan penulisan atas data yang diperoleh dari

(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil implementasi dan pembahasan pada skripsi mengenai pengembangan Samba Server sebagai Primary Domain Controller Pada Sistem Operasi Debian 6.0 Squeeze Studi Kasus : Laboratorium Komputasi Dasar FMIPA Universitas Lampung, maka dapat diambil beberapa kesimpullan sebagai berikut:

1. Sistem Samba server merupakan sistem server yang handal dengan Linux sebagai server dan menggunakan Windows sebagai client-nya karena Windows yang lebih familiar.

2. Menyediakan layanan berbagi file (sharing) untuk file di server, sehingga dapat diakses oleh banyak user pada satu waktu.

3. Membuat keamanan dalam pengaksesan data server dengan memberikan otorisasi berupa username dan password yang terenkripsi, sehingga data

(44)

87 5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan untuk keperluan pengembangan sistem ini lebih lanjut diantaranya adalah :

1. Samba server telah dilengkapi dengan aplikasi GUI seperti Samba SWAT dengan port 901 untuk mempermudah dalam melakukan konfigurasi tapi tetap saja menggunakan terminal menggunakan cara terbaik dalam pembangunan Samba server.

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Annonymous. 2005. Panduan Lengkap Pengembangan Jaringan Linux. Penerbit Andi dengan Wahana Komputer. Semarang.

Anharku. 2009. Belajar Jaringan Komputer (BAB 2). 29 Februari 2013. http://www.ilmukomputer.com/

Bowo, Eri. 2010. Ubuntu From Zero. Jasakom. Jakarta.

Carstensen, Jakob., Gomilsek, Ivo., Grimmer, Lenz., dkk. 1999. Implementing Linux in your Network using Samba. International Technical Support Organization http://www.redbooks.ibm.com

Cobbaut, Paul. Linux Fundamentals. 2013. 4 Maret 2013. http://scholar.google.com/ Droms, R. 1997. Dynamic Host Configuration Protocol. Bucknell University

Doss, George M. 2000. Tip Sistem Operasi Red Hat Linux. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta.

Erlangga, Gery. 2011. The Primary Domain Controller In Networking Webrother. 10 Januari 2013. http://library.gunadarma.ac.id

Hertzog, Raphaël., and Mas, Roland. 2012. The Debian Administrator's Handbook. E-Book. ISBN: 979-10-91414-01-2

Kasamuddin, Rudi. 2008. Membuat File Server SAMBA dengan Linux Ubuntu Server 7.10. 29 Februari 2013. http://scholar.google.com/

Listanto, Virgiawan. 2011. Teknik Jaringan Komputer. Prestasi Pustaka. Jakarta. Mansyurin, Puja. 2011. Konfigurasi Debian Server Teknik Komputer dan Jaringan.

Informatika. Mojokerto.

(46)

Nur Khana, Ika. 2007. Membuat Samba Server di Debian 6.0 dan Menggunakan Samba Sharing pada PC Client (Win 2003). 22 Februari 2013. http://www.ilmukomputer.com/

Parziale , Lydia., Britt, David T., Davis, Chuck., at all. 2006. TCP/IP Tutorial and Technical Overview. Redbook. ISBN : 0738494682

Saptono, Henry. 2013. Membangun File server dan PDC (Primary Domain Controller) menggunakan Samba. 29 Februari 2013. http://scholar.google.com/

Sembiring, Jhony H. 2001. Jaringan Komputer Berbasis Linux. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta

Shotts, William E. 2009. The Linux® Command Line. E-Book. California. USA Sukmana, Ratdhian Cipta. 2007. Implementasi Samba PDC menggunakan Backend

LDAP. 17 Februari 2013. http://www.ilmukomputer.com/

Terpstra, John H. 2009. Samba-3 by Example Practical Exercises in Successful Samba Deployment. 29 Februari 2013 . www.samba.org

Ts, Jay., Eckstein, Robert., Brown, David. C. dkk. 2003. Using Samba 2nd Edition. 29 Februari 2013 . www.samba.org

Vernooij, Jelmer R., Terpstra, John H., Carter, Gerald. J. 2009. The Official Samba 3.2.x HOWTO and Reference Guide. 29 Februari 2013. www.samba.org

Villalba, L. J. G., Matesanz, J. G., Orozco, Ana L. S., Díaz, Jose D. M. 2011. Distributed Dynamic Host Configuration Protocol (D2HCP).

Gambar

Tabel 2.1 : Struktur IP Address kelas A
Tabel 2.2 : Struktur IP Address kelas B
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait