• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL BANGKITAN PERJALANAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL BANGKITAN PERJALANAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MODEL BANGKITAN PERJALANAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

RUSMOKO PRIASMORO

Pertumbuhan kota akan berpengaruh terhadap pola perjalanan transportasi kota, seperti diketahui pertumbuhan kota sangat identik dengan perjalanan kota dan sosio ekonomi wilayah kota tersebut tidak terkecuali perubahan ini juga dialami Kota Bandar Lampung. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor sosio ekonomi yang berpengaruh terhadap perjalanan di Kota Bandar Lampung. Metode yang digunakan adalah analisis regresi dengan basis data Matrik Asal Tujuan yang diperoleh dari penelitian sebelumnya (Tatralok, Bandar Lampung 2006). Data sosio ekonomi dikumpulkan dari data Badan Pusat Statistik (BPS) dan instansi terkait lainnya di Kota Bandar Lampung.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa faktor – faktor sosio ekonomi yang berpengaruh terhadap perjalanan di kota Bandar Lampung adalah jumlah penduduk (X1) , jumlah sepeda motor (X4), jumlah kendaraan ringan (X5), jumlah kendaraan berat (X6). Model bangkitan yang diperoleh dari hasil analisa adalah Y = - 0,15022 X1 + 0,98639 X4 + 7,7999 X5 – 7,96549 X6 + 66099,2 (R2 = 0,6302), sedangkan untuk model tarikan yang diperoleh adalah Y = - 0,019 X1 + 7,11 X4 + 0,459 X5 – 49,002 X6 + 66969,06 (R2 = 0,4974).

(2)

ABSTRACT

TRIP GENERATION MODEL IN BANDAR LAMPUNG CITY

By

RUSMOKO PRIASMORO

City growth will affect the travel patterns of urban transportation. This growth is synonymous with growth and socio-economic area of the city. It also happens in Bandar Lampung city. The study is aimed at determining the factors the sosio-economic that affect road in Bandar Lampung.

The method used is regression analysis with database of origin destination matrix gained from previous studies (Tatralok, Bandar Lampung, 2006). Socio-economic data were collected from Central Statistics Agency (BPS) and and other relevant agencies in the city of Bandar Lampung.

The findings showed that the factors that affect the socio- economic trip in Bandar Lampung is the total population (X1), number of motorcycles (X4), total light vehicles (X5), total heavy vehicles (X6). Generation model derived from the analysis is Y = - 0,15022 X1 + 0,98639 X4 + 7,7999 X5 – 7,96549 X6 + 66099,2 (R2 = 0,6302), whereas the attraction model derived is Y = - 0,019 X1 + 7,11 X4 + 0,459 X5– 49,002 X6 + 66969,06 (R2 = 0,4974).

(3)

MODEL BANGKITAN PERJALANAN DI KOTA

BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

RUSMOKO PRIASMORO

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

Judul Skripsi : MODEL BANGKITAN PERJALANAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Rusmoko Priasmoro Nomor Pokok Mahasiswa : 0715011112

Program Studi : S1 Teknik Sipil

Fakultas : Teknik

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Sasana Putra, S.T., M.T NIP. 196911112000031002

Ir. Hadi Ali, M.T NIP. 195706191989031002

2. Ketua Jurusan Teknik Sipil

(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Sasana Putra, S.T., M.T. ...

Sekretaris : Ir. Hadi Ali, M.T. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T. ...

2. Dekan Fakultas Teknik

Dr.Ir. Lusmeilia Afriani, DEA. NIP. 196505101993032008

(6)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah dilakukan orang lain, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang dituliskan atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini sebagaimana disebutkan dalam daftar pustaka. Selain itu saya menyatakan pula, bahwa skripsi ini dibuat oleh saya sendiri.

Apabila terdapat pernyataan tidak sesuai, maka saya bersedia dikenai sanksi sesuai dengan hukum yang berlaku.

Bandar Lampung, 1 Mei 2013

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 18 Juli 1989. Merupakan anak pertama dari empat bersaudara dari keluarga Bapak Supriyadi dan Ibu Sri Sumarni.

Penulis memulai jenjang pendidikan dari Taman Kanak-kanak Gema Nurani pada tahun 1994, SDN Pejuang VII Bekasi Barat pada tahun 1995, SLTP Negeri 19 Bekasi pada tahun 2001, dan SMA Negeri 10 Bekasi pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2007.

(8)

Sebuah Karyaku…

Kupersembahkan dengan sepenuh hati

untuk..

Allah SWT, atas hidayah dan

kemahakuasaan-Nya hingga Aku dapat

meyelesaikan karya kecil ini.

Kedua Orangtuaku,

Ayahanda Supriyadi dan Ibunda Sri Sumarni

sebagai satu pengganti atas jutaan

pengorbanan, terima kasih atas segalanya,

do’a, dan kasih sayang.

Adikku tercinta Jafar Rusdwiantoro, Ahmad

Faiz Rustamadji, Syahrul Rusnovianto, Om

Yusup dan Om Agus beserta keluarga yang

selalu memberikan dukungan baik moral

maupun moril yang amat berkesan selama

tinggal di lampung dan teman- teman

angkatan 2007 serta seluruh

saudara-saudara, terima kasih atas do’a dan

dukungannya.

(9)

Motto

Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu

menjaga engkau dan engkau menjaga harta.

Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta

terhukum. Harta itu kurang apabila

dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila

dibelanjakan.

(Khalifah Ali bin Abi Talib)

“……….Sesungguhnya

bersama kesulitan ada

kemudahan

……….”

(Al-Qur'an - QS. Al- Insyirah' [94]:6)

Sesungguhnya orang-orang yang berkata,

Tuhan kami adalah Allah SWT

” kemudian

mereka meneguhkan pendirian mereka,maka

malaikat-malaikat akan turun kepada

mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu

merasa takut dan janganlah kamu bersedih

hati; dan bergembiralah kamu dengan

(memperoleh) surga yang telah dijanjikan

kepadamu.

(10)

SANWACANA

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Model Bangkitan Perjalanan di Kota Bandar Lampung yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Fakultas Teknik Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kelancaran penyusunan laporan ini. Ucapan terima kasih yang tulus penulis haturkan kepada :

1. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

2. Ir. Idharmahadi Adha, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

(11)

4. Ir. Hadi Ali, M.T., selaku Dosen Pembimbing II skripsi, atas kesediaan waktunya memberikan bimbingan dan pengarahan, serta nasehat selama penulis menyusun skripsi dan menempuh perkuliahan.

5. Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji skripsi, atas pengarahan dan bimbingan serta saran yang diberikan kepada penulis menyusun skripsi.

6. Seluruh Dosen staf pengajar yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

7. Seluruh karyawan di Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

8. Ayah, Ibu, serta Adik-adikku yang aku sayangi yang telah memberikan dorongan materil dan spiritual dalam menyelesaikan kuliah di Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.

9. Om Yusup dan Om Agus beserta keluarga yang telah memberikan pelajaran yang teramat sangat berharga dalam perjalanan hidup penulis selama tinggal di Lampung.

(12)

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca. Selain itu, penulis berharap dan berdoa semoga semua pihak yang telah memberikan bantuan dan semangat kepada penulis, mendapatkan ridho dari Allah SWT,

Bandar Lampung, Mei 2013

Penulis

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL i

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan Penelitian 3

D. Manfaat Penelitian 3

E. Pembatasan Masalah 3

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung 5

B. Analisis Perencanaan Transportasi 8

C. Karateristik Perjalanan 12

D. Karakteristik Pelaku Perjalanan 12

E. Tataguna Lahan 13

F. Bangkitan dan Tarikan Pergerakan 14

1. Jenis Tataguna Lahan 15

2. Intensitas Aktivitas Tataguna Lahan 15

3. Tataguna Lahan dan Trasnportasinya 15

G. Analisa Bangkitan Pergerakan 17

1. Metode Regresi Berganda 17

2. Metode Regresi Linier Sederhana 18

(14)

H. Angka Korelasi 20

I. Uji Validasi dan Kewajaran 21

1. Koefisien Determinasi 21

2. Uji F-Test 22

3. Uji T-Test 22

J. Penelitian Sejenis 23

III.METODOLOGI PENELITIAN A. Pengumpulan Data Sekunder 26

B. Kompilasi Data 27

C. Analisa Data 27

1. Koefisien Korelasi 27

2. Koefisien Determinasi 27

3. Model Pergerakan dengan analisa regresi 28

D. Diagram Alir 29

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Perjalanan Kota Bandar Lampung 30

B. Kondisi Demografi 27

1. Jumlah Penduduk 31

2. Luas Wilayah 33

3. Jumlah Sekolah 34

4. Jumlah Kendaraan Roda-2 35

5. Jumlah Kendaraan Roda-4 36

6. Jumlah Kendaraan Berat 37

7. Jumlah Hotel 38

8. Jumlah Pasar 39

9. Jumlah Sarana Kesehatan 40

10.Jumlah Sarana Peribadatan 41

11.Jumlah Perusahaan Industri 41

12.Jumlah Sarana Telekomunikasi 43

(15)

C. Analisa Sebaran Pergerakan 45

D. Permodelan Bangkitan Perjalanan 47

E. Permodelan Tarikan Perjalanan 53

F. Model Bangkitan dan Tarikan Perjalanan 57

1. Persamaan Regresi untuk Tarikan Perjalanan 57

2. Persamaan Regresi untuk Bangkitan Perjalanan 57

G. Nilai Bangkitan dan Tarikan Perjalanan 57

1. Nilai Tarikan 2013 58

2. Nilai Bangkitan 2013 58

H. MAT 2013 58

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 62

B. Saran 63

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN A

(16)
[image:16.595.117.506.256.758.2]

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Data Demografi ... 6

4.1 Jumlah Penduduk Kota Bandar Lampung ... 31

4.2. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin ……… 32

4.3. Luas Wilayah ... 33

4.4 Jumlah Sekolah ... 34

4.5. Jumlah Kendaraan Roda-2 ... 35

4.6 Jumlah Kendaraan Roda-4 ... 36

4.7 Jumlah Kendaraan Berat ... 37

4.8 Jumlah Hotel ... 38

4.9 Jumlah Pasar ... 39

4.10. Jumlah Sarana Kesehatan ... 40

4.11. Jumlah Sarana Peribadatan ... 41

4.12. Jumlah Perusahaan Industri ... 42

4.13. Jumlah Perusahaan Industri menurut Jenis Usaha ... 42

4.14. Jumlah Sarana Telekomunikasi ... 43

4.15. Jumlah Rumah Makan ... 44

4.16. MAT 2006 hasil modifikasi ... 46

(17)
(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan transportasi merupakan rangkaian kegiatan persiapan pengadaan atau penyediaan sistem transportasi agar sesuai dengan tingkat kebutuhan (demand) pada setiap waktu di suatu ruang. Kebutuhan transportasi merupakan kebutuhan turunan (derived demand) akibat aktivitas ekonomi, sosial, dan sebagainya Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan (demand) yaitu dengan menggunakan metode empat tahap (four stage method).

Langkah awal yang terdapat pada metode empat tahap yaitu analisis bangkitan perjalanan (trip generation) yang merupakan analisa terhadap jumlah perjalanan yang berasal atau bertujuan pada suatu zona. Adapun tujuan analisis bangkitan perjalanan ini adalah untuk memperkirakan jumlah perjalanan orang/kendaraan yang berasal atau bertujuan pada suatu zona di masa yang akan datang dengan menetapkan hubungan / model antara karakteristik perjalanan dengan tata guna lahan.

(19)

2

pelayanan jalan tersebut.

Kota Bandar Lampung sebagai Ibu Kota Provinsi Lampung yang perkembangannya

begitu pesat dalam beberapa tahun terakhir akibat peningkatan pembangunan dan

pendapatan masyarakat, maka dengan berjalannya waktu kawasan rumah pedesaan

yang berkembang menjadi hunian yang tampak sama dengan hunian perkotaan.

Dengan semakin bertambahnya jumlah hunian menyebabkan tingkat bangkitan

perjalanan juga semakin tinggi.

Meningkatnya jumlah perjalanan yang dibangkitkan di Kota Bandar Lampung berpengaruh terhadap kapasitas pelayanan jalan yang ada. Semakin padatnya arus lalu lintas di sekitar jalan menuju perumahan dimana pergerakan arus lalu lintas

tersebut mempunyai rute yang berbeda-beda dan menggunakan moda alternatif yang

berbeda pula.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang bangkitan perjalanan di Kota Bandar Lampung. Informasi tersebut dapat dijadikan salah satu dasar pertimbangan bagi perencanaan dan pemerintah dalam menentukan kebijakan terhadap masalah transportasi dan pengembangan prasarana wilayah kota Bandar Lampung yang menjadi ibu kota provinsi Lampung.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

(20)

3

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan antara lain:

1. Mengetahui karateristik sosial-ekonomi yang sangat mempengaruhi besarnya jumlah perjalanan di Kota Bandar Lampung.

2. Mengetahui model bangkitan perjalanan di Kota Bandar Lampung.

3. Mengetahui besarnya bangkitan perjalanan di Kota Bandar Lampung saat ini.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat antara lain :

1. Untuk perencanaan kebutuhan dan peningkatan jaringan jalan di Kota Bandar Lampung.

2. Untuk dapat memperkirakan jumlah pergerakan yang terjadi pada Kota Bandar Lampung.

3. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk memperkirakan jumlah bangkitan perjalanan di Kota Bandar Lampung dimasa sekarang maupun dimasa akan datang.

E. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut :

1. Analisa yang akan dilakukan berbasis data sekunder

(21)

4

b. Data atribut sosial – ekonomi (Bandar Lampung dalam Angka)

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung

Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan, dan kebudayaan, kota ini juga merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah Lampung. Kota Bandar Lampung terletak di wilayah yang strategis karena merupakan daerah transit kegiatan perekonomian antar pulau Sumatera dan pulau Jawa, sehingga menguntungkan bagi pertumbuhan dan pengembangan kota Bandar Lampung sebagai pusat perdagangan, industri dan pariwisata. Secara geografis wilayah kota Bandar Lampung berada antar 5020’-5030’ LS dan 105028’-105037’ BT.

Secara geografis wilayah kota Bandar Lampung mempunyai luas wilayah 197,22 km2 yang terdiri dari 13 kecamatan dan 98 kelurahan dengan batas wilayah sebagai berikut :

1. Batas Utara : Kecamatan Natar,Kabupaten Lampung Selatan 2. Batas Selatan : Kecamatan Padang Cermin, Katibung dan Teluk

Lampung, Kabupaten Lampung Selatan

(23)

6

4. Batas Barat : Kecamatan Gedungtataan dan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran

Tabel 2.1 Jumlah penduduk disetiap kecamatan di Kota Bandar Lampung :

NO KECAMATAN JUMLAH

PENDUDUK

LUAS WILAYAH

(km2)

KEPADATAN (per km2)

1 Teluk Betung Barat 59.396 20.99 2.83

2 Teluk Betung Selatan 92.156 10.07 9.152

3 Panjang 63.504 21.16 3.001

4 Tanjung Karang Timur 89.324 21.11 4.231

5 Teluk Betung Utara 62.663 10.38 6.037

6 Tanjung Karang Pusat 72.385 6.68 10.836

7 Tanjung Karang Barat 63.747 15.14 4.211

8 Kemiling 71.471 27.65 2.585

9 Kedaton 88.314 10.88 8.117

10 Rajabasa 43.257 13.02 3.322

11 Tanjung Seneng 41.225 11.63 3.545

12 Sukarame 70.761 16.87 4.194

13 Sukabumi 63.598 11.64 5.464

Jumlah 881.801 197.22 67.525

Sumber : BPS Kota Bandar Lampung (2011)

(24)

usaha-7

usaha pembangunan yang diperlukan. Oleh sebab itu maka kegiatan basis mempunyai peranan penggerak utama (prime mover role) dalam pertumbuhan ekonomi suatu daerah, dimana setiap perubahan mempunyai efek multiplier terhadap perekonomian regional.

Berdasarkan teori basis ekonomi, faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah (Arsyad,1999). Pertumbuhan industri-industri yang menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk di ekspor akan menghasilkan kekayaan daerah dan menciptakan peluang kerja (job creation). Dalam pelaksanaan pembangunan daerah diperlukan perencanaan dan strategi yang tepat karena disetiap daerah mempunyai keadaan yang berbeda, mempunyai karakteristik tersendiri, laju pertumbuhan ekonomi maupun potensi yang dimiliki masing-masing daerah. Struktur ekonomi wilayah tercermin dari besarnya kontribusi PDRB masing – masing sektor ekonomi terhadap PDRB. Dengan mengetahui struktur ekonomi wilayah, maka upaya pembangunan ekonomi dapat diarahkan sesuai dengan aspirasi masyarakat dan potensi wilayah. Struktur ekonomi juga dapat dijadikan acuan untuk merencanakan upaya perbaikan struktur, maupun penciptaan struktur ekonomi wilayah yang ideal dalam jangka waktu panjang.

(25)

8

restoran 19,12%, disusul kemudaian dari sektor bank/ keuangan 17,50%, dan dari sektor industri pengolahan 17,22%. Total nilai ekspor non migas yang dicapai Kota Bandar Lampung hingga tahun 2006 sebesar 4.581.640 ton, dengan konstribusi terbesar datang dari komoditi kopi (140.295 ton), karet (15.005 ton), dan kayu (1524 ton). (Bandar Lampung Dalam Angka 2011).

B. Analisis Perencanaan Transportasi

Dalam pelayanan transportasi diharapkan jasa yang dihasilkan oleh penyedia jasa transportasi dapat memenuhi kebutuhan para pengguna jasa transportasi. Oleh karena itu, dalam perencanaan sistem transportasi harus diperhatikan dengan benar aspek-aspeknya sehingga tercapai tujuan diadakan transportasinya. Dengan memulai identifikasi awal kenapa perencanaan diperlukan, maka dapat dilanjutkan dengan pengumpulan informasi mengenai pola perjalanan melalui survei asal tujuan beserta pengumpulan data sekunder, modeling dan dilanjutkan dengan membuat perkiraan permintaan dimasa yang akan datang. Selanjutnya dapat dirumuskan kebijakan untuk menghadapi masa yang akan datang dan sebagai tahapan terakhir adalah penyusunan rumusan rencana yang akan dikembangkan pada masa yang akan datang beserta jadwal dan waktunya.

(26)

9

Genaration), sebaran perjalanan (Trip Distributioan), pemilihan moda (Modal Split) dan pemilihan rute perjalanan (Trip Assignment).

1. Bangkitan Perjalanan

Bangkitan perjalanan adalah tahap pertama dalam suatu proses perencanaan transportasi. Pergerakan ini digunakan dalam memperkirakan jumlah perjalanan yang berasal atau bertujuan pada suatu zona atau tata guna lahan wilayah analisis lalu lintas. Bangkitan perjalanan ini merupakan suatu fungsi dari kegiatan sosial, ekonomi keluarga. Sedangkan pada tingkat zona analisis lalu lintas, tata guna lahan akan menghasilkan atau membangkitkan perjalanan. Suatu wilayah juga merupakan tujuan perjalanan sehingga dapat menarik terjadinya perjalanan. Analisis dari tarikan perjalanan tersebut difokuskan kepada tata guna lahan yang bukan permukiman.

(27)

10

2. Sebaran Perjalanan

Distribusi perjalanan ini berkaitan dengan distribusi jumlah perjalanan (trip) antara satu zona dengan zona yang lain. Dengan kata lain, apabila suatu kegiatan perjalanan dari suatu zona satu ke zona yang lain terjadi maka distribusi ini adalah jumlah perjalanannya.

Sebaran perjalanan juga berpengaruh terhadap sistem zona, dan itu merupakan hal yang sulit untuk meninjau dan melakukan permodelan terhadap pergerakan dari masing-masing individu. Karena itu pendekatan yang dilakukan dalam permodelannya adalah mengelompokan individu – individu dalam suatu daerah ke dalam satuan-satuan wilayah yang biasa disebut zona. Jadi wilayah studi dibagi–bagi kedalam wilayah-wilayah yang lebih kecil yang membentuk zona.

Batas wilayah kajian sendiri adalah merupakan garis imajiner yang dibentuk untuk menandai dan memisahkna jaringan jalan dan sistem zona yang masuk didalam wilayah kajian dengan yang dianggap berada diluar sistem yang dipelajari.

3. Pemilihan Moda

(28)

11

kendaraan umum. Menggunakan kendaraan pribadi bisa dengan berjalan kaki, sepeda, motor atau mobil. Sedangkan angkutan umum bisa menggunakan becak, taksi, bus, ataupun kereta api.

Faktor-faktor yang mempengaruhi untuk pilihan moda ini antara lain : a. Jaringan pelayanan angkutan umum.

b. Biaya angkutan. Apabila angkutan umum disubsidi akan mempengaruhi penggunaan angkutan umum, termasuk bila penggunaan kendaraan pribadi tinggi akan mempengaruhi penggunaan angkutan umum.

c. Kecepatan perjalanan dengan angkutan umum dan angkutan pribadi. d. Terdapat fasilitas yang disediakan untuk moda tertentu seperti

trotoar atau fasilitas pejalan kaki untuk menarik pejalan kaki agar berjalan kaki dan jaringan bagi sepeda.

4. Pemilihan Rute Perjalanan

Mengalokasikan arus perjalanan dari setiap moda ke rute tertentu pada jaringan yang menghubungkan zona asal dan zona tujuan. Adanya tahap ini adalah karena terdapatnya lebih dari satu alternatif pilihan jalur yang menghubungkan tempat asal dan tujuan. Tidak semua pengendara dari zona asal ke zona tujuan akan memilih rute yang sama, hal ini disebabkan oleh :

(29)

12

b. Adanya kemacetan pada suatu ruas jalan mengakibatkan arus pada beberapa rute lain meningkat.

C. Karateristik Perjalanan

Dua faktor karateriktik yang berpengaruh terhadap pemilihan moda yang digunakan :

1. Panjang Perjalanan

Panjang suatu perjalanan memiliki pengaruh pelaku perjalanan dalam pemilihan moda. Parameter ini dapat diukur dengan berbagai cara. Jarak lurus antara pusat zona mungkin ukuran yang paling sederhana dalam pengukuran perjalanan.

2. Maksud Perjalanan

Perjalanan dari rumah secara umum menunjukan jumlah pengguna angkutan umum lebih banyak daripada perjalanan tidak dari rumah.

D. Karateristik Pelaku Perjalanan

Karateristik pelaku perjalanan berpengaruh pada jumlah pergerakan yang akan dilakukan. Berbagai karateristik yang bisa mempengaruhi pelaku perjalanan antara lain :

(30)

13

2. Pendapatan ; pendapatan berpengaruh terhadap jumlah pergerakan, semakin besar pendapatan seseorang maka semakin besar keinginan untuk melakukan pergerakan.

3. Jenis Kelamin ; umumnya pria lebih banyak melakukan pergerakan daripada wanita, disebabkan pria lebih banyak melakukan pergerakan. 4. Usia ; usia bisa mempengaruhi pergerakan, semakin tua usia seseorang

maka pergerakan yang dilakukan semakin berkurang.

E. Tataguna Lahan

Definisi umum dari tataguna lahan adalah pola geografis dari suatu areal misalnya daerah hunian, perniagaan, pertokoan, pemerintahan dan lain sebagainya. Definisi lainnya menyatakan bahwa tataguna lahan melibatkan dua bagian yaitu pertama dalam bentuk pemanfaatan ruang akibat pola aktivitas manusia, perusahaan dan institusi dan kedua dalam bentuk fisik dari struktur prasarana yang dibuat untuk mengakomodasikan pola aktivitas dan fungsi dari areal tersebut (Alviansyah,1995).

(31)

14

Menurut kajian yang dilakukan di Amerika Serikat menerangkan bahwa tataguna lahan yang dipergunakan untuk pasar, pertokoan, dan sejenisnya menghasilkan rata-rata pergerakan yang lebih besar daripada tataguna lahan yang lainnya seperti pemukiman, pendidikan, dan indusri (Tamin,1997).

F. Bangkitan dan Tarikan Pergerakan

Tujuan dasar dari bangkitan pergerakan adalah menghasilkan model tujuan yang mengaitkan tataguna lahan dengan jumlah pergerakan yang menuju ke suatu zona atau jumlah pergerakan yang meninggalkan suatu tata guna lahan atau zona (Tamin,1997).

Bangkitan pergerakan digunakan untuk suatu pergerakan berbasis rumah yang mempunyai tempat asal tujuan dan atau tujuan adalah rumah atau pergerakan yang dibangkitkan oleh pergerakan berbasis bukan rumah. Tarikan pergerakan digunakan untuk pergerakan berbasis rumah yang mempunyai tempat asal dan atau tujuan bukan rumah atau pergerakan yang tertarik oleh pergerakan berbasis bukan rumah.

Beberapa definisi dasar mengenai model bangkitan pergerakan yaitu :

1. Perjalanan adalah pergerakan satu arah dari zona asal ke zona tujuan, termasuk pergerakan pejalan kaki.

2. Pergerakan berbasis rumah adalah pergerakan yang salah satu atau kedua zona (asal dan atau tujuan) pergerakan tersebut adalah rumah.

(32)

15

Bangkitan dan tarikan lalu lintas tersebut tergantung pada dua aspek tata guna lahan :

1. Jenis Tataguna Lahan

Jenis tata guna lahan yang berbeda (pemukiman, pendidikan dan komersial) mempunyai ciri bangkitan lalu lintas yang berbeda :

1. Beberapa tipe tataguna lahan menghasilkan lalu lintas yang berbeda dengan tataguna lahan lainnya.

2. Tataguna lahan yang berbeda menghasilkan tipe lalu lintas yang berbeda (pejalan kaki, truk, mobil).

3. Tataguna lahan yang berbeda menghasilkan lalu lintas yang berbeda (kantor menghasilkan lalu lintas pagi dan sore hari, sedangkan pertokoan menghasilkan lalu lintas setiap hari).

2. Intensitas Aktivitas Tataguna Lahan

Bangkitan pergerakan bukan saja beragam dalam jenis tataguna lahan, tetapi juga tingkat aktivitasnya. Semakin tinggi tingkat penggunaan sebidang tanah, semakin tinggi pergerakan lalu lintas yang dihasilkannya. Salah satu ukuran intensitas aktivitas sebidang tanah adalah kepadatannya.

3. Tataguna Lahan dan Transportasinya

(33)

16

lintas tersebut (pasokan). Keterkaitan antara transportasi dengan perkembangan lahan ditinjau dari tiga konteks yang berbeda (Alviansyah,1995).

1. Keterkaitan fisik pada skala makro, yang merupakan kepentingan jangka panjang biasanya dipandang sebagai bagian dari proses perencanaan.

2. Keterkaitan fisik pada skala mikro, yang merupakan kepentingan jangka panjang dan pendek dan umumnya dipandang sebagai masalah-masalah perencanaan perkotaan.

3. Keterkaitan proses yang menyangkut dengan aspek hukum, administratif, finansial dan institusional dalam koordinasi pengembangan lahan dan transportasi.

Potensi tataguna lahan adalah suatu ukuran skala aktivitas sosial ekonomi pada suatu lahan. Sifat unik tataguna lahan adalah kemampuan atau potensi untuk membangkitkan lalulintas. Bangkitan perjalanan memberikan hubungan antara tataguna lahan dan perjalanan. Untuk keperluan bangkitan perjalanan, tataguna lahan digambarkan dalam bentuk intensitas tataguna lahan, karakter aktivitas lahan dan lokasinya di perkotaan.

(34)

17

menjadi basis bangkitan perjalanan karena pola perjalanan (rute dan arus lalu lintas) ditentukan oleh jaringan transportasi dan pengaturan tataguna lahan.

G. Analisa Bangkitan Pergerakan

Ada 2 metode analisa yang dapat digunakan untuk menganalisis bangkitan pergerakan, yaitu Metode Klasifikasi Silang (Cross Clasification) / Analisa Kategori (Category Analysis) dan Metode Regresi (Metode Regresi Linier Sederhana dan Metode Regresi Berganda. Tapi pada penelitian ini metode yang digunakan adalah Metode Regresi Berganda (Multiple Regression).

1. Metode Regresi Berganda (Multiple Regresion)

Metode ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor-faktor terhadap penentuan tujuan pergerakan. Kebutuhan data untuk perhitungan ini terdiri atas data-data untuk mendukung terbentuknya variabel bebas dan tidak bebas, kemudian dilakukan perhitungan dengan multiple regression (Wahyono dan Buchori,1998).

(35)

18

Prinsip asumsi analisis regresi adalah :

a. Varian dari nilai variabel tidak bebas harus sama dengan semua besaran dari variabel bebasnya.

b. Deviasi dari nilai variabel tidak bebasnya harus tidak berhubungan satu dengan yang lainnya dan mempunyai distribusi normal. c. Variabel bebasnya terukur dan tidak sah.

d. Regresi dari variabel tidak bebas terhadap variabel bebasnya adalah linier. (Hutchinson,1974).

Persamaan umum dari analisis regresi linier adalah sebagai berikut :

Y = a0 + a1.x1 + a2.x2+ ….. + an.xn……….. (1)

Dimana :

Y = variabel tetap

x1, x2, xn = variabel bebas

a0, a1 ,a2 ,an = konstanta (angka yang dicari)

2. Metode Regresi Linier Sederhana

Persamaan umumnya adalah sebagai berikut (Tamin,2000) Y = A + BX ………. (2)

Dimana :

Y = peubah tidak bebas X = peubah bebas

(36)

19

Jika persamaan diatas akan digunakan untuk memperkirakan bangkitan pergerakan berbasis zona, semua peubah diidentifikasikan sebagai “I”

dan jika persamaan diatas akan digunakan untuk memperkirakan tarikan pergerakan berbasis zona diidentifikasikan dengan “d”. (Tamin,2000)

Parameter A dan B dapat diperkirakan dengan menggunakan metode kuadran kecil yang meminimumkan total kuadratis residual antar hasil model dengan hasil pengamatan. Nilai Parameter A dan B bisa didapatkan melalui persamaan berikut. (Tamin,2000)

= ……….(3)

A = Y – BX

Dimana Y dan BX adalah nilai rata-rata dari Yi dan Xi

3. Metode Klasifikasi Silang (Cross Clasification)

(37)

20

Maka untuk tingkat kompleksitas ini, bangkitan perjalanan diperhitungkan sebagai beberapa fungsi dari atribut rumah tangga antara lain, ukuran rumah tangga, pendapatan rumah tangga, pemilikan kendaraan, dan sebagainya. Metoda tersebut disebut metoda klasifikasi silang atau analisis kategori, metoda ini mengklasifikasikan variabel-variabel yang mempengaruhi bangkitan pergerakan. Oleh sebab itu pengetahuan tentang demografi pada daerah kajian adalah penting untuk digunakan sebagai dasar penentuan klasifikasi variabel-variabel tersebut. Metode ini didasarkan adanya keterkaitan antara terjadinya pergerakan dengan atribut rumah tangga (pendekatan disagregat). Asumsi dasarnya adalah tiap bangkitan pergerakan dapat dikatakan stabil dalam waktu tertentu untuk stratifikasi rumah tangga tertentu.

H. Angka Korelasi

(38)

21

=

……….. 4)

I. Uji Validasi dan Kewajaran

Uji model dimaksudkan untuk mendapatkan persamaan regresi yang paling optimum yaitu dengan menilai dan menyaring hasil persamaan regresi yang telah diperoleh. Uji statistik yang digunakan dalam uji model tersebut antara lain:

1. Koefisien Determinasi (Coefficien of Determination)

Adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara 2 variabel indepeden dengan variabel independennya.

Untuk mengetahui hubungan/korelasi antara variabel digunakan nilai absolute R, yang berkisar antara 0 – 1. 0 berarti tidak ada hubungan antara 2 variabel tersebut. Jika R=1 maka hubungan variabel-variabel tersebut dikatakan sempurna.

Besarnya koefisien penentu (R2) ditentukan dengan rumus :

=

……….………(5)

Dimana :

(39)

22

Y :rata-rata nilai pengamatan yi

Yi : variabel tak bebas hasil pengamatan regresi Yi : variabel tak bebas hasil pengamatan

2. Uji F – Test

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara keseluruhan memiliki pengaruh terhadap variabel tidak bebasnya yang dilihat dari nilai signifikannya dan tingkat kepercayaan tertentu. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F dari tabel dengan tingkat kepercayaan tertentu. Dikatakan signifikan apabila nilai F hasil perhitungan lebih besar dari nilai F-tabel. Persamaan untuk memperoleh nilai F adalah :

………(6)

Dimana :

R 2 : koefisien determinasi N : Jumlah data

M : Jumlah variable

F : Tebel Distribusi F sesuai dengan jumlah variable bebas (m), derajat kebebasan (n – m – 1) dan tingkat signifikasi (α), F α,m,n-m-1.

3. Uji T – test

(40)

23

Parameter statistik t dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

………. 7 Dimana :

t : parameter statistik untuk koefisien regresi bi : koefisien regresi

sbi : standar error untuk masing-masing variabel.

Nilai statistik t untuk masing-masing variabel harus memiliki nilai yang lebih besar dari t- tabel. Variabel bebas yang nilai t-nya lebih kecil dari t-tabel, maka variabel tersebut kurang signifikan, sehingga dapat dikeluarkan dari persamaan regresi yang telah diperoleh. Nilai t-tabel dapat diperoleh dari t-tabel distribusi t, sesuai derajat kebebasan (n- 2) dan tingkat signifikansi (α), t α,n-2

J. Penelitian Sejenis

1. Penelitian sejenis tentang bangkitan pergerakan pada Kota Cimahi,Jawa Barat sudah pernah dilakukan oleh Natalia Tanan (2009).

Pada penelitian ini menghasilkan persamaan sebagai berikut : Y = 0,851 X2 +631,516 X3 + 3,110 X6 – 3487,227

Dengan nilai R2 = 0,7169 dan F-stat = 12,8153

Dimana X2 = Jumlah Penduduk , X3 = Jumlah Sekolah, X6 = Jumlah tenaga industri

(41)

24

model terbaik perlu dilakukan uji model. Persamaan model bangkitan yang tarikan yang optimal dari hasil uji model yaitu didasarkan pada kriteria-kriteria berikut:

1.1Persamaan regresi yang memiliki nilai kefisien korelasi rendah antara variabel bebasnya, tetapi mempunyai korelasi yang tinggi terhadap variabel tidak bebas

1.2Semakin banyak variabel bebas yag digunakan, model semakin baik

1.3Lulus uji statistic

1.4Tanda aljabar sesuai dengan logika 1.5Memiliki nilai konstanta kecil

1.6Memiliki nilai koefisien determinasi (R2) besar (semakin mendekati satu, semakin baik).

Variabel seperti Luas Wilayah (X1) ; Jumlah Angkatan Sekolah(X4) ; Panjang Jalan (X5) ; Tenaga Kerja Industri (X7) ; Rata-rata jumlah anggota keluarga (X8); Kepemilikan Kendaraan Roda-2 (X9) ; rata-rata luas kavling (X10) ; Jumlah supermarket (X11); Jumlah Toko (X12) ; jumlah restoran (X13) ; jumlah industry besar (X14) ; jumlah ndustri kecil (x15) ; Jumlah Bank (X16) ; Jumlah Koperasi (X17), memiliki nilai korelasi yang lemah terhadap pergerakan (Y) yaitu dibawah 0,5. Hal ini menandakan variabel tersebut memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap pergerakan (Y).

(42)

25

Y = - 0,728 + 1,885 X1 + 0,6449 X3 + 0,772 X6 Dengan nilai R square = 0,922 dan F-sat = 20,791

Dimana X1 = Jumlah Penduduk ; X3 = Jumlah kepemilikan kendaraan roda-4 ; X6 = Jumlah keluarga yang sekolah.

3. Model Bangkitan perjalanan Kota Mataram pada objek wisata alam yang dilakukan oleh Desi Widiyanty (2008)

Pada penelitian ini menghasilkan persamaan sebagai berikut :

Y = 8,141 + 1,055 X1 + 0,147 X2 – 0,753 X3 – 0,611 X4 + 0,116 X5 Dimana X1 = Penghasilan Keluarga ; X2 = Jumlah Keluarga ; X3 = Kepemilikan kendaraan bermotor ; X4 = Jarak Ke tujuan ; X5 = Tingkat Pendidikan.

4. Berikutnya penelitian sejenis tentang bangkitan pergerakan pada Kota Pamekasan, Madura sudah pernah dilakukan oleh Rr. Luciyana Emmy Hariyono (2008).

Pada penelitian ini menghasilkan persamaan sebagai berikut : Y = -0,0037 + 1,004 X2 + 0,997 X3 + 0,979 X4

Dengan nilai R square = 0,992

(43)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip(data documenter yang di publikasikan dan yang tidak di publikasikan). Adapun data sekunder yang digunakan adalah :

1. Data Sebaran Perjalanan Kota Bandar Lampung 2. Data Bandar Lampung dalam Angka

3. Data Pertumbuhan perekonomian Kota Bandar Lampung

(44)

27

B. Kompilasi Data

Kompilasi data adalah suatu proses seleksi data, tabulasi data dan mengelompokkan /mensistemasikan data sesuai dengan kebutuhan data yang diperlukan.

Data Sebaran berupa jumlah perjalanan dari MAT 2006 hasil modifikasi dan data sosio-ekonomi Kota Bandar Lampung untuk menghitung nilai bangkitan dan tarikan perjalanan,

C. Analisis Data

1. Koefisien korelasi

Koefisien korelasi digunakan untuk mengukur hubungan linier antara dua variabel. Nilai r terletak antara -1 sampai 1 (-1 ≤ r ≤ 1). Bila hubungan linier antara x dan y sempurna maka rxy = ± 1 ; +1 bila hubungan tersebut searah dan -1 bila berlawanan arah. Tiadanya hubungan linier antara variabel ditandai dengan rxy = 0

2. Koefisien determinasi

(45)

28

3. Model Pergerakan dengan Analisa Regresi

(46)

29

[image:46.612.144.499.72.692.2]

Selesai

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Studi Kepustakaan

PENGUMPULAN DATA SEKUNDER : 1. Data Sebaran Perjalanan Kota Bandar

Lampung

2. Data Bandar Lampung dalam Angka 3. Data Pertumbuhan Perekonomian

Kompilasi Data

1. Modifikasi MAT 2006 (Tatralok,Bandar Lampung)

2. Jumlah pergerakan dan data sekunder berupa sosio ekonomi-kota Bandar Lampung ditabulasikan menjadi variable bebas dan tak bebas.

Analisa dan pembahasan 1. Koefisien Korelasi

2. Koefisien Determinasi

3. Model Pergerakan dengan Analisa Regresi

(47)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh tentang bangkitan perjalanan di Kota Bandar Lampung yang telah dilakukan maka, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Faktor / variabel yang berpengaruh terhadap bangkitan perjalanan di Kota Bandar Lampung adalah : Jumlah Penduduk (X1), Jumlah Kendaraan Roda – 2 (X4), Jumlah kendaraan Roda-4 (X5), Jumlah kendaraan berat (X6)

2. Faktor / variabel yang berpengaruh terhadap tarikan perjalanan di Kota Bandar Lampung adalah : Jumlah Penduduk (X1), Luas Wilayah (X2), Jumlah Sekolah (X3), Jumlah Kendaraan Roda-2 (X4), Jumlah Hotel (X7), Jumlah Pasar (X8), Jumlah Sarana Kesehatan (X9), Jumlah Sarana Peribadatan (X10), Jumlah Perusahaan Industri (X11), Jumlah Sarana Telekomunikasi (X12), Jumlah Rumah Makan (X13)

(48)

63

4. Model tarikan yang didapat dari pola perjalanan di Kota Bandar Lampung adalah Y = - 0,01971 X1 + 7,1193 X4 + 0,459 X5 49,0025 X6 + 66929,06.

5. Nilai Bangkitan perjalanan terbesar untuk prediksi tahun 2013 terjadi pada zona kecamatan Teluk Betung Utara sebesar 178136 orang/hari, Kemiling sebesar 130670 orang/hari, dan Tanjung Karang Timur sbesar 125073 orang/hari. Sedangkan untuk nilai Tarikan perjalanan terbesar terjadi pada zona kecamatan Kedaton sebesar 180642 orang/hari, Kemiling sebesar 171288 orang/hari, Tanjung Karang Timur sebesar 170512 orang/hari dan Tanjung Karang Pusat sebesar 152604 orang/hari.

B. Saran

Adapun saran – saran yang perlu diberikan adalah sebagai berikut :

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisis Regresi (Teori, Kasus, dan Solusi), Penerbit BPFE Yogyakarta. Badan Pusat Statistik Bandar Lampung. 2011. Kota Bandar Lampung 2011

Badan Pusat Statistik Bandar Lampung. 2012. Kota Bandar Lampung 2012 Black, John, (1985), Urban Transportation Planning, Croom Helm, London.

Hariyono,Luciana Emmy. 2008, Bangkitan Pergerakan pada Kota Pamekasan, Madura. Hobbys,F.D. 1995. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas, Edisi Kedua. Gajah Mada

University Press.

Lubis,Muhammad. 2008,Model Bangkitan Pada Kota Pematang Siantar, Medan. Sudjana, 1996. “Metoda Statistik”, Transito, Bandung.

Tamin, O.Z. (1997), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung. Tamin, O.Z. (2000), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung. Tanan,Natalia. 2009,Permodelan Bangkitan dan Tarikan model sebaran Pergerakan Untuk

Perencanaan Jaringan Jalan di Kota Cimahi, Bandung. Tatralok. 2006. Bandar Lampung 2006.

Wahyono, H dan Bocheri, I (1998), Pola Produksi Perjalanan di Kawasan Permukiman Pinggiran Kotamadya Semarang, Prosiding SimposiumI - Forum Studi Transportasa antar PerguruanT inggi, Bandung3 Desember 1998, Institut Teknologi Bandung.

Gambar

Tabel                                                                                                            Halaman
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dan untuk prakiraan total bangkitan perjalanan pada tahun 2007 adalah sebesar 72083 perjalanan/hari dengan distribusi perjalanan terbesar antar zona berasal dari zona 3 menuju zona

Arianos (2001) telah menghasilkan model regresi bangkitan perjalanan untuk kawasan Perumahan Sidoarum Yogyakarta dengan variabel yang berpengaruh adalah jumlah kendaraan

Pengaruh ukuran sampel terhadap model bangkitan perjalanan dengan satu variabel bebas, semakin kecil ukuran sampel yang diambil, nilai koefisien peubah bebas

Besarnya jumlah perjalanan pada tiap pasang zona asal dan zona tujuan bersama-sama dengan bangkitan perjalanan (trip generation) dan impedance (berupa data jarak

Terdapat beberapa pertimbangan yang digunakan dalam penetapan faktor yang mempengaruhi model bangkitan perjalanan, yaitu (i) bangkitan pergerakan untuk manusia

Dengan menggunakan data hasil survey, berdasarkan jumlah rumah yang ada maka besarnya masing-masing komponen parameter bebas yang mempengaruhi bangkitan perjalanan untuk tahun 2009

Dari survei yang telah dilakukan didapat data bangkitan perjalanan (Trip Production dan Trip Attraction) anak sekolah pada tiga kecamatan, yaitu Kecamatan

Bangkitan pergerakan dan Tarikan perjalanan (trip generation and trip atraction) adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona