Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN ULANG KOMIK BERJUDUL “SI BUTA DARI GUA HANTU”
DK 38315/Tugas Akhir
Semester II 2013-2014
Oleh :
Moch Ekki Hardiawan 51910181
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
74
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Diri
: eqhardiawan@gmail.com
Latar Belakang Pendidikan 1998 – 2004
2004 – 2007 2007 – 2010 2010 - Sekarang
: SDN Cibabat 2 Cimahi : SMP N 10 CImahi : SMAN 4 CImahi
vi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TUGAS AKHIR ... ii
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
I.1 Latar Belakang Masalah ... 1
I.2 Identifikasi Masalah ... 4
I.3 Rumusan Masalah ... 4
I.4 Batasan Masalah ... 4
I.5 Tujuan Perancangan ... 4
Bab II Tinjauan Komik dan Kepahlawanan Fiksi ... 6
II.1 Pengertian Komik ... 6
II.2 Unsur Komik ... 6
II.2.1 Frame/Panel ... 6
II.2.2 Emosi/Ekspresi ... 7
vii
II.5 Komik Indonesia ... 12
II.6 Komik Si Buta dari Gua Hantu ... 13
II.7 Permasalahan ... 14
II.8 Solusi ... 14
Bab III Strategi Perancangan dan Konsep Visual ... 15
III.1 Strategi Perancangan ... 15
III.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 16
III.1.2 Strategi Kreatif ... 17
III.1.3 Strategi Media ... 18
III.1.4 Strategi Distribusi... 19
III.2 Konsep Visual ... 19
III.1.1 Format Desain ... 20
III.1.2 Tata Letak... 20
III.1.3 Panel ... 21
III.1.4 Balon Kata ... 22
viii
III.1.6 Garis ... 25
III.1.7 Ilustrasi ... 26
III.1.8 Warna ... 29
III.1.9 Closure ... 30
III.1.10 Penjabaran Komik ‘Si Buta dari Gua Hantu” ... 31
Bab IV Teknis Pembuatan Media ... 39
IV.1 Proses Pembuatan Komik ... 39
IV.1 Media Pendukung ... 41
IV.1.1 Poster ... 42
IV.1.2 X - Banner ... 42
IV.1.3 Iklan Majalah ... 43
IV.1.4 Stiker ... 44
IV.1.5 Pembatas Buku ... 45
IV.1.6 Pin ... 45
IV.1.7 Gantungan Kunci ... 46
IV.1.8 Mug ... 47
IV.1.9 Kaos ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 49
LAMPIRAN A Sinopsis cerita “Si Buta dari Gua Hantu” ... 50
LAMPIRAN B Skenario“Si Buta dari Gua Hantu” ... 51
LAMPIRAN C Sketsa ... 61
ix
49 DAFTAR PUSTAKA
Bonnef, M. 2008. Komik Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia Dwwifriansyah, B. 2008 (6 Maret).Sejarah Munculnya Komik.Tersedia di: http://www.pasarkreasi.com/
Koendoro, D. 2007. Yuk, Bikin Komik.Bandung: Dar! Mizan
Lestari, M. 2007 (25 Agustus).Komik dalam gambaran sejarah.Tersedia di: http://www.multiply.com/
McCloud, S. 2001. Understanding Comics. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia
1 BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Komik merupakan sebuah rangkaian gambar yang berurutan yang disusun sehingga membentuk sebuah jalan cerita. Sejak jaman dahulu, gaya bercerita dengan menggunakan gambar yang berurutan sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Komik pertama terbit dalam bentuk strip yang dimuat pada surat kabar. Karena semakin populer dan digemarinya komik dikalangan masyarakat, komik terbit ke dalam buku tersendiri yang membuat komik semakin beragam.Dari generasi ke generasi komik terus dinikmati oleh para pembaca komik, hingga seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, minat pembaca komikpun ikut berubah. Komikpun mengalami beberapa perubahan dari segi visual maupun cerita (genre), yang merupakan bentuk inovasi dari sebuah karya seni.Hal tersrbut yang mendasari para pembuat komik harus lebih imajinatif dan lebih inovatif dalam melahirkan cerita - cerita yang menarik.
Yang semula komik dikenal dengan genre petualangan, aksi, mitologi, komedi, lalu komik berkembang menjadigenre kepahlawanan fiksi yang melahirkan karakter – karakter yang menjadi legenda.Mulai dari si manusia besi yang dikenal dengan nama “Superman”,dan kesatria kegelapan yang biasa disebut juga dengan nama “Batman”. Tokoh-tokoh inilah yang menjadi acuan karakter kepahlawanan yang dilahirkan oleh DC Comics di Amerika.Tokoh – tokoh komik di Amerika digambarkan dengan berbadan besar, berkekuatan super, mempunyai kepintaran yang sanga tinggi, mempunyai alat-alat canggih. Hal tersebut menggambarkan negara Amerika yang merupakan negara adikuasa.
2 berbagai petuangan jenaka, dan pada 1931, di majalah tersebut, terbit Put Onyang ber-genre humor karya Kho Wan Giedan segera akrab dengan pembaca (Marcel Bonnef, 2008, h.19).
Adapula komik berjudul “Mentjari Poetri Hidjau”karya Nasoen AS yang ber-genre petualangan, yang merupakan sebuah kisah fantasi yag bermula dari cerita
rakyat Sumatera. Sampai pada munculnya komik ber-genre pahlawan pertama di Indonesia yang berjudul “Sri Asih” karya R.A. Kosasih yang dianggap sebagai Bapak Komik Indonesia tahun 1953 yang diadaptasi dari karakter “Wonder Woman” Komik Terbitan DC Comic di Amerika. Sri Asih merupakan tonggak awal perkembangan Komik Indonesia, hingga memunculkan beberapa komik - komik ber-genre Pahlawan di Indonesia diantaranyasiluman serigala Putih, Si Djampang, Panji Tengkorak dan salah satunya Komik yang berjudul “Si Buta Dari Gua Hantu”karya Ganes T.H. pada tahun1967.
Cerita dari komik tersebut berlatar di Nusantara jaman kolonial Hindia Belanda. menceritakan kisah hidupBarda Mandrawata, seorang pendekar silat dari perguruan pencak silat Elang Putih yang keluarganya tewas di tangan seorang pendekar kejam misterius namun buta yang dijuluki “Si Mata Malaikat”. Balas dendam Barda pada “Si Mata Malaikat” harus dibayar dengan kehilangan indera penglihatannya, walaupun kemudian dia secara tak sengaja menemukan sebuah gua angker tersembunyi dan berhasil mempelajari ilmu ajian langka dalam gua tersebut. Bersama teman monyetnya yang setia, yang bernamaWanara, Si Buta(Barda Mandrawata) berkelana membasmi kebatilan dan kejahatan serta membantu orang-orang yang lemah dan tertindas di seluruh penjuru Nusantara, sekaligus mencari kedamaian dalam hatinya.
Sosok Si Buta dalam komik yang berjudul “Si Buta Dari Gua Hantu” yang ber-genre pahlawan digambarkan seorang laki-laki buta berambut panjang yang
3 Selain sifat kepahlawanan, komik “Si Buta dari Gua Hantu” juga mengangkat kebudayaan – kebudayaan yang ada di Indonesia. Keseharian dari tokoh-tokoh dalam cerita dari komik “Si Buta dari Gua Hantu” mencirikan suatu kebudayaan Indonesia. “Si Buta” berpetualang dimulai dariJawa hingga menyeberangke banyak pulau seperti Bali, Flores, dan Kalimantan, yang lebih memperkuatbahwa cerita – cerita “Si Buta Dari Gua hantu” mengangkat kebudayaan Indonesia di dalamnya.
Setelah komik Si Buta dan beberapa dekade berikutnya,para pembuat komik di Indonesia sedikit demi sedikit mulai kehilanganperhatian dari para pembaca komik dan merekapun berhenti membuat komik. Kemudian secara perlahan komik Indonesia mulai meninggalkan masa kejayaannya. Hal ini berakibat pada pustaka Indonesia yang pada awalnya di dominasi oleh komik – komik lokal, saat ini mulai berkurang dan di dominasi komik – komik luar (Jepang, Amerika, Cina, dll).Secara signifikan dari segi visual dan cerita yang dimiliki oleh komik – komik Luar Negeri lebih beragam daripada komik Indonesia. Masa kekosongan selama hampir 20 tahun karena dominasi komik luar yang lebih menarik ini telah memberikan efek negatif kepada para komikus baik senior maupun junior yangsedang mencoba untuk membuat komik kembali. Dengan komik – komik luar negeri yang sampai di Indonesia dengan begitu meriahnya, sehingga penggemar komik generasi sekarang berpindah minat kepada komik luar negeri seperti komik Jepang, komik Amerika dll.
4 I.2 Identifikasi Masalah
Dari Latar belakang dapat ditarik beberapa masalah sebagai Identifikasi masalah : a. Di Indonesia, potensi kepahlawanan fiksi khususnya “Si Buta dari Gua Hantu”
belum digali, seperti di negara lain.
b. Komik “Si Buta dari Gua Hantu” yang menggunakan Bahasa Indonesia Tempo dulu yang sudah tidak populer dikalangan masyarakat masa kini.
c. Komik – komik lokal, saat ini mulai berkurang keberadaanya dan di dominasi komik – komik luar (Jepang, Amerika, Cina, dll).
I.3 Rumusan Masalah
Komik “Si Buta dari Gua Hantu”memiliki gaya visual realis yang populer tahun 70-an serta bahasanya yang menggunakan Bahasa Indonesia Tempo dulu yang tidak populer dikalangan masyarakat masa kini, oleh karena itu Komik “Si Buta dari Gua Hantu” dibutuhkan penyegaran dari segi visual. Sehingga komik dengan genrekepahlawanan fiksi di Indonesia akan semakin kaya dari masa ke masa.
I.4 Batasan Masalah
Perancangan yang dilakukan ditekankan pada tampilan visualisasi dari komik Indonesia khususnya komik yang berjudul “Si Buta dari Gua Hantu” karya Ganes T.H. pada pengembangan edisi pertama
I.5 Tujuan Perancangan
Adapun Tujuan Perancangan dilihat dari masalah yang telah di identifikasi:
a. Mengangkat kembali komik lokal yang telah lama hilang ke pembaca komik saat ini yang di tengah maraknya komik – komik luar negeri dengan tampilan visualbaru yang lebih imajinatif dan atraktif.
5 c. Memperkaya hasanah komik Indonesia.
6 BAB II
TINJAUAN KOMIK DAN KEPAHLAWANAN FIKSI
II.1 Pengertian Komik
Seni berurutan itu sangat luas pengertianya sebab seni itu sendiri luas untuk itulah seni tersebut harus lebih spesifik (McCloud,2001,h. 4).
McCloud(2001)“Komik merupakan gambar – gambar serta lambang – lambang lain yang terjukstaposisi (berdekatan atau berdampingan) dalam turutan tertentu, untuk menyampaikan informasi atau tanggapan estetis dari pembacanya” (h. 9).
II.2 UnsurKomik
Primadi Tabrani menyatakan bahwa dalam komik terdapat unsur bahasa verbal dan bahasa rupa gambar.Komik pada dasarnya menggunakan bahasa rupa gambar, namunkehadiran bahasa verbal di dalam sebuah komik dapat membantu pembaca memahami tema yang diangkat oleh komik tersebut.Adapun unsur –unsur visualyang dapat menjabarkan seni penceritaan komik.
II.2.1 Frame/Panel
Frame/ panel mencakup semua ikon perbendaharaan komik di dalam
ruang garis.Panel berfungsi sebagai petunjuk umum untuk ruang / waktu yang terpisah (Scott McCloud, 2001, h. 98)
7 GambarII.1 Panel dalam Komik
Sumber : Komik Darmaputra Winehsuka (2010)
II.2.2 Emosi/ Ekspresi
McCloud (2001) Ungkapan emosi dalam komik mempengaruhi penghayatan pembaca komik. Untuk mengungkapkan sebuah emosi dapat dikeluarkan menggunakan ekpresi atau garis dan icon.(h. 118).Garis – garis berfungsi memusatkan perhatian, kecepatan, suasana hati, dan lain-lain, sedangkan dengan membuat icon tetesan keringat mengungkapkan tokoh sedang bersusah payah atau lelah.
II.2.3 Gerakan/Motion
8 GambarII.2 Gerakan dalam Komik
Sumber : Komik IDW Transformers (2009), Pokemon Adventures (1996)
II.2.4 Balon Kata
Balon Kata pada komik adalah tuang tempat menatuh teks narasi atau juga menampilkan kata – kata. Balon kata berfungsi untuk menggambarkan suatu pembicaraan yang dilakukan oleh tokoh dalam komik. Dengan dipadukan tipografi di dalamnya akan memberi perlambangan suara dan emosi/ ekspresi. Bentuk dan gaya dari sebuah balon tersebut disesuaikan dengan emosi/ekspresi yang dikeluarkan oleh seorang tokoh (Koendoro, 2007, h. 40)
GambarII.3 Balon Kata dalam Komik
Sumber : Komik Injustice Gods Among is (2013)
II.2.5 Tipografi
9 Sedangkan menurut Brewer (1971) “Tipografi dapat memiliki pengertian luas, yang meliputi penataan dan pola halaman, atau setiap barang cetak atau dalam pengertian yang lebih sempit hanya meliputi pemilihan, penataan, dan berbagai hal bertalian pengaturan baris-baris susunan huruf (typeset), tidak termasuk ilustrasi dan unsur lain bukan huruf pada halaman cetak”.
II.2.6 Closure
McCloud (2001) meyebutkan satu unsur yang berkaitan dengan rangkaian panel yaitu ”Closure”.Closure adalah fenomena mengamati bagian – bagian tetapi memandangnya secara keseluruhan.Closuremenghubungkan tiap panel yang dipisahkan oleh suatu ruang di antara panel, disebut “parit”.
Menurut McCloud (2001) dengan menggunakan fungsi panel sebagai penceritaan, Closure dalam komik dibagi menjadi 6 golongan:
a. Panel waktu ke waktu : Aksi tunggal yang digambarkan sesuai rangkaian momen.
b. Panel aksi ke aksi : Sebuah subjek tunggal dalam rangkaian aksi. c. Panel subyek ke subyek : Serangkaian perubahan subjek dalam lokasi
yang sama.
d. Panel adegan ke adegan : Transisi melintasi jarak waktu dan / atau ruang yang sangat berbeda.
e. Panel aspek ke aspek : Transisi dari satu aspek sebuah tempat, gagasan atau suasana hati ke aspek lain.
10 II.2.7 Gaya Visual
Menurut McCloud (2001) pemikiran bahwa gambar dapat membangkitkan rangsangan emosional pembaca sangatlah pentingdalam seni komik. Dunia panca indra yang tidak terlihat pun dapat digambarkan melalui garis, warna maupun perpaduan garis dan warna (h. 125).
McClound (2008) mengemukakan bahwa selalu ada tiga ciri yang dimiliki karakter yang dirancang oleh seorang komikus :
a. Jiwa
Memiliki sejarah, pandangan hidup dan impian yang istimewa. b. Ciri Khas
Ciri khas penokohan sebuah karakter bias dibantu dengan menggambarkan tinggi dan berat tubuh, profil wajah, kekuatan, etnissitas, latar belakang, hasrat, usia, kecerdasan, gaya berpakaian, temperamen, kewajiban, kesetiaan, gender serta penokohan yang patut dikenang.
c. Sikap ekspresif
Cara berbicara dan tingkah laku yang sesuai dengan karakter.
Dalam Teorinya pun “The Big Triangle” Scott McCloud menjuruskan beberapa gaya gambar dari gaya realis sampai abstrak (kartun) dengan menghilangkan detil-detil pada karakter(McCloud, 2001, h. 52).
GambarII.4 Gaya Visual
11 II.3 Sejarah Komik
Menurut Robert Sabin (seperti dikutip Dwifriansyah, 2008)komik cetak pertama yang pernah di cetak adalah komik berjudul “A True Narrative of the Horrid Hellish Popish Plot” karya Francis Barlow yang dibuat pada tahun 1682.Pada
tahun 1929 muncul komik berjudul “Tintin”karya Herge. “Tintin” yang bergenrepetualangan yang menceritakan seorang jurnalis yang berpetualang memecahkan misteri tempat – tempat bersejarah di seluruh dunia. Komik tersebut mampu mendominasi pasar hingga tahun 1970-an.
Pada tahun 1930, dunia komik Amerika didominasi genre kepahlawanan fiksi dimulai dengan munculnya komik yang berjudul “Action Comics”menceritakan karakter Superman, Seorang makhluk asing yang datang dari planet krypton dan bersembunyi dibalik alter egonya yaitu Clark Kent.Komik yang bertema tentang superherosangat diminati hingga saat ini
Berbeda dengan komik di kebudayaan barat, Dunia komik di timur(Asia) diwakili oleh Jepang sebagai produsen komik atau yang disebut dengan sebutan“Manga” terbesar se – Asia.Osamu Tezuka sebagai pelopor komik Jepang yang terkenal lewat karyanya, “New Treasure Island” dan “Shintakarajima”. Perkembangan komik di Jepang sangatlah cepat karena adanya buku – buku komik kompliasi beberapa manga dengan tebal 200 halaman sampai 850 halaman.
II.4 Genre Komik
Komik mempunyai jenis cerita (genre) yang berbeda – beda disetiap negaranya karena terpengaruh oleh budaya yang di anut oleh negara tersebut. Di Amerika hampir 80% komiknya memiliki genre kepahlawanan fiksi (superhero) yang menujukan bahwa negara tersebut adalah negara adikuasa. Sementara di Jepang genre komik di kelompokan sesuai dengan ceritanya antara lain : aksi (akushon), fantasi (
fantajī
), historis (historikaru), Olahraga (supotsu), supernatural (chō shizen) dll. Di Indonesia, Menurut Bonnef (2008) “komik yang terdiri dari12
Genre Jumlah Judul Presentase
Silat 427 48,75
Roman remaja 322 36,75
Dagelan 55 6,40
Fiksi ilmiah dan cerita
fantastik 37 4,20
Dongeng dan legenda
(anak – anak) 15 1,70
Lain – lain (koboi,
detektif) 20 2,20
Jumlah 876 100,00
Tabel II.1 Judul komik berdasarkan genre komik tahun 1966
Sumber : Bonnef (2008)
Cerita kepahlawanan fiksi lebih dikenal sebagai cerita silat pada masa itu karena, karakter – karakter dalam cerita kepahlawanan fiksi tersebut menggunakan gaya bertarung silat, karena dipengaruhi budaya masyarakat indonesia.
II.5 Komik Indonesia
Berbeda dengan di Indonesia, awalnya genre cerita komik di Indonesia di pengaruhi oleh agama Hindu dan Buddha, yang menyebabkan komik Indonesia banyak mengambil tema mitologi kemudian R.A. Kosasih komikus yang pertama kali membuat komik bergenre Kepahlawanan fiksi. Setelah berhasil mengangkat cerita “Mahabarata” dalam bentuk komik pada tahun 70an, Ia pun membuat komik bergenre Kepahlawanan fiksi yang berjudul “Sri Asih”.
13 Hantu” dengan tokoh Barda Madrawata seorang pria buta yang membasmi kejahatan, berlatar Nusantara jaman Kolonial Hidia-Belanda.
II.6 Komik Si Buta dari Gua Hantu
Ganes T.H. menciptakan “Si Buta dari Gua Hantu”yang merupakan salah satu tokoh komik lokal yang paling populer.Komik tersebut Menceritakan kisah hidupBarda Mandrawata, seorang pendekar silat dari perguruan pencak silat Elang Putih yang keluarganya tewas di tangan seorang pendekar kejam misterius namun buta yang dijuluki “Si Mata Malaikat”. Balas dendam Barda pada “Si Mata Malaikat” harus dibayar dengan kehilangan indera penglihatannya, walaupun kemudian dia secara tak sengaja menemukan sebuah gua angker tersembunyi dan berhasil mempelajari ilmu ajian langka dalam gua tersebut. Bersama teman monyetnya yang setia, yang bernamaWanara, Si Buta(Barda Mandrawata) berkelana membasmi kebatilan dan kejahatan serta membantu orang-orang yang lemah dan tertindas di seluruh penjuru Nusantara.
GambarII.5 Komik Si Buta dari Gua Hantu
14 II.7 Permasalahan
Komik kepahlawanan fiksi di Indonesia khususnya “Si Buta dari Gua Hantu”, memiliki beberapa permasalahan dilihat dari berbagai perspektif. Dewasa ini industri komik di Indonesia mengalami kemunduran apabila dibandingkan dengan era kejayaannya di tahun 70-an. Dari perspektif pembaca komik tahun 70-an, mengalami kerinduan akan komik – komik yang dulu pernah populer pada jaman itu, sedangkan sebagian besar pembaca komik saat ini pun tidak dapat menikmati komik “Si Buta dari Gua Hantu” di karenakan terbatasnya komik – komik lokal yang beredar di pasaran. Apabila dilihat dari perspektif visual dari komik “Si Buta dari Gua Hantu” yang memiliki gaya visual dan bahasa tempo dulu yang sudah tidak populer saat ini ditambah dominasi komik – komik luar negeri yang semakin beragam di Indonesia. Hal tersebut yang mendasari dibutuhkanya penyegaran yang lebih imajinatif dan atraktif untuk komik kepahlawanan fiksi “Si Buta dari Gua Hantu” sehingga, para pembaca komik dapat menikmati komik kepahlawanan fiksi lokal.
II.8 Solusi
39 BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
IV.1 Proses Pembuatan Komik
Dalam pembuatan komik ini terdapat tahapan - tahapan proses hingga menjadikan suatu komik. Pada proses pembuatan komik,pertama - tama membaca komik “Si Buta dari Gua Hantu” karya Ganes T.H. tahun 1967 untuk menemukan alur cerita baru yang lebih di-logika-kan. Setelah mendapatkan sebuah naskah cerita. Lalu cerita tersebut diubah menjadi storyline yang mencakup dialog dan deskripsi.
Setelah storyline dibuat, baru kemudian dikembangkan menjadi storyboard yang dimana pada proses storyboarddengan menggunakan pensil 2b pada kertas. Pembuatan storyboardtersebut adalah membuat sketsa dari panel ke panel, dengan memperhatikan layout dialog. Sketsa pada storyboard juga menggambarkan gaya/ pose dan gestur pada karakter.
40 Setelah hasil storyboard selesai, kemudian dipindai menggunakan scanner untuk proses digital. Langkah selanjutnya adalah melakukan proses inking secara digital. Hal tersebut dilakukan agar pengerjaan menjadi lebih cepat dan sistematis. Pengerjaan dilakukan dengan menggunakansoftware Adobe Photoshop CS6.
GambarIV.2 Inking Digital
Setelah proses inking digital selesai, naskah komik kemudian diberi shadingyang digunakan mengacu pada studiagar terlihat unsur kedalaman pada tokoh dalam komik tersebut.
41 Setelah proses shading selesai, maka kemudian naskah komik yang telah diwarnai memasuki tahap akhir yaitu pemberian text dan balon kataserta elemen-elemen lainya di beberapa halaman.
GambarIV.2 Hasil Akhir
Setelah semua selesai, kembali dilakukan pengecekan dan revisi ulang terhadap teks yang dibuat apabila terjadi kesalahan. Setelah itu memasuki proses cetak. Hasil dummy tersebut dicetak dengan menggunakan hvs100 gram untuk isi.Setelah dummy selesai dan berhasil cetak, maka selanjutnya desain buku melalui proses percetakan dan siap diproduksi massal.
IV.2 Media Pendukung
42 IV.2.1 Poster
Pembuatan poster dibuat dengan memperlihatkan beberapa karakter yang ada dalam komik. Poster ditempel untuk hiasan dinding di took buku sebagai promosi. Desain poster menampilkan 4 karakter yang ada dalam komik. Hal tersebut bertujuan memperkenalkan tokoh yang ada dalam komik.
GambarIV.5 Poster
Ukuran (29,7 x 42 cm)
Bahan Artpaper 150 gram
Teknik Cetak Separasi
Tabel IV.1 Spesifikasi Poster
IV.2.2 X-Banner
43
GambarIV.6 X-Banner
Ukuran 160 x 60 cm
Bahan Luster
Teknik Cetak Cetak Offset
Tabel IV.2 Spesifikasi X-Banner
IV.2.3 Iklan Majalah
44 GambarIV.7 Iklan Majalah
Ukuran 21 x 27,5 cm
Bahan Disesuaikan dengan majalahnya
Teknik Cetak Separasi
Tabel IV.3 Spesifikasi Iklan Majalah
IV.2.4 Stiker
Pembuatan Stiker dengan desain seperti dalam cover depan.
45
Ukuran 10 x 8 cm
Bahan Stiker glossy
Teknik Cetak Separasi
Tabel IV.4 Spesifikasi Stiker
IV.2.5 Pembatas Buku
Pembuatan pembatas buku menampilkan masing – masing karakter di setiap 1 buahnya yang akan secara acak di selipkan ke dalam buku, bertujuan untuk menambah keunikan komik.
GambarIV.9 Pembatas Buku
Ukuran 16 x 4 cm
Bahan Artpaper 190 gram
Teknik Cetak Separasi
Tabel IV.5 Spesifikasi Pembatas buku
IV.2.6 Pin
46 GambarIV.10 Pin
Ukuran 8 x 5 cm
Bahan Artpaper 80 gram, case pin plastik
Teknik Cetak Separasi
Tabel IV.6 Spesifikasi Pin
IV.2.7 Gantungan Kunci
Pembuatan gantungan kunci dengan tampilan sebagai berikut:
GambarIV.11 Gantungan kunci
Ukuran 8 x 5 cm
Bahan Artpaper 80 gram, case pin plastik
Teknik Cetak Separasi
47 IV.2.8 Mug
Pembuatan mug dengan tampilan tokoh yang ada dalam komik.
GambarIV.12 Mug
Ukuran 9 x 21 cm
Bahan Mug Keramik
Teknik Cetak Print
Tabel IV.8 Spesifikasi Mug
IV.2.9 Kaos
48 GambarIV.13 Kaos
Ukuran XL
Bahan Cotton Combed 20s
Teknik Cetak Print
15 BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1 Strategi Perancangan
Di dalam sebuah perancangan diperlukan strategi yang dapat menjadi pendukung dalam memenuhi tujuan dari perancangan tersebut. Komik “Si Buta dari Gua Hantu” karya Ganes T.H. yang pernah terbut tahun 1967 memiliki gaya visual realis khas yang memang populer dipakai oleh komikus – komikus Indonesia pada jaman itu. Seiring dengan jaman, komik – komik luar negeri yang beredar di Indonesia, semakin meningkat dan beragam dengan inovasi – inovasi baru yang lebih menarik, yang menjadikan minat para pembaca komik pun ikut berubah. Oleh karena itu dibuatlah penyegaran visual dari komik “Si Buta dari Gua Hantu” dengan visual yang lebih baru serta buku yang lebih ekslusif sebagai strategi perancangan.
1. Target Audiens
Target audiens dari komik Si Buta dari Gua Hantu dilihat secara demografis, geografis, dan psikografis, agar strategi perancangan dari komik Si Buta dari Gua Hantu menjadi tepat sasaran. Adapun target audiens sebagai berikut :
a. Demografis
Secara demografis target audiens dari komik Si Buta dari Gua Hantu meliputi :
Usia : Remaja sampai Dewasa Jenis Kelamin : Laki – laki
Pendidikan : SMA
16 Target audiens secara demografis usia meliputi remaja sampai dewasa, kalangan remaja mewakili pembaca – pembaca komik saat ini, kalangan dewasa mewakili penggemar - penggemar cerita komik “Si Buta dari Gua Hantu” jaman dulu. Buku yang dikemas eksklusif diperuntukan untuk target audiens dengan strata sosial menengah keatas yang dianggap mampu membeli komik eksklusif tersebut.
b. Geografis
Secara geografis target audiens dari komik Si Buta dari Gua Hantu disesuaikan dengan strategi distribusi yaitu pembaca komik di seluruh Indonesia.
c. Psikografis
Target audiens dari komik Si Buta dari Gua Hantu secara psikografis dilihat berdasarkan gaya hidup (life style), nilai kehidupan yang dianut (value), kepribadian (personality) yang antara lain meliputi : Gemar membaca komik, suka berimajinasi, suka petualangan, mempunyai ketertarikan pada kepahlawanan fiksi. Ditambah dengan adanya komik eksklusif sehingga akan meningkatkan perhatian konsumen di kalangan – kalangan tertentu (kolektor komik).
III.1.1 Pendekatan Komunikasi
Pendekatan komunikasi dalam perancangan komik ini meliputi pendekatan visual dan pendekatan verbal yang ditekankan pada Heroisme Indonesia disesuaikan dengan selera pasar di Indonesia saat ini. Adapun pendekatan visual dan verbal sebagai berikut :
1. Pendekatan Visual
17 yang memiliki gestur – gestur tokoh yang heroik yang dipadukan dengan gaya – gaya bertarung silat yang tidak akan membuat ciri khas Indonesia sendiri hilang. Juga dari segi angle yang mengambil angle – angle ekstrim yang bertujuan untuk memperkuat sisi heroisme dari tokoh.
2. Pendekatan Verbal
Untuk memperkuat sisi heroisme pada cerita, dilakukan pendekatan visual dengan menggunakan nilai – nilai kepahlawanan yang disisipkan ke dalam penceritaan tokoh dari komik tersebut. Pendekatan verbal juga dilakukan dengan menggunakan strategi bahasa yang tepat yaitu bahasa Indonesia baku dengan penyampaian yang ekspresif sehingga mudah diterima oleh target audiens.
III.1.2 Strategi Kreatif
18 III.1.3 Strategi Media
Media yang digunakan dalam perancangan komik Si Buta dari Gua Hantu meliputi media utama komik dan beberapa media pendukung dengan tujuan promosi agar meningkatkan konsumen. Adapun media utama dan media pendukung sebagai berikut:
1. Media Utama
Informasi pada media cetak sudah dikenal dan dekat dengan masyarakat sejak lama termasuk pembaca – pembaca komik. Oleh karena itu komik dalam bentuk cetak adalah salah satu media utama perancangan komik ini, yang bertujuan untuk memudahkan pemasaran pada konsumen. Dengan varian komik ekslusif yaitu, komik yang dikemas lebih atraktif dengan desain yg tahan lama untuk menarik target audiens.
2. Media Pendukung
Media pendukung pada perancangan komik ini adalah sebagai pelengkap media utama dan sebagai media promosi untuk menarik perhatian konsumen. Media pendukung dalam komik ini meliputi :
a. Media Promosi
Media Promosi merupakan hal yang penting untuk menarik perhatian konsumen. Media promosi yang digunakan antara lain : poster, x banner, iklan Majalah.
b. Media Kreatif (Gimmick)
19 III.1.4 Strategi Distribusi
Strategi dalam pendistribusian media utama dan media pendukung dilakukan dengan Launching di toko buku Gramedia di kota – kota di Indonesia dengan stand khusus untuk media utama yang didukung beberapa media pendukung. Adapun tabel Jadwal Pendistibusian Komik Si Buta Dari Gua Hantu sebagai berikut:
Media Agustus September Oktober
Komik
Tabel III.1 Jadwal Pendistibusian Komik Si Buta Dari Gua Hantu
III.2 Konsep Visual
20 III.2.1 Format Desain
Format desain dari komik Si Buta dari Gua Hantu adalah portrait dengan ukuran 29,7 cm x 21 cm seperti format komik-komik amerika pada umumnya yang dipublikasi mingguan. Format ukuran 29,7 cm x 21 cm digunakan untuk mengimbangi dengan halaman yang tidak terlalu banyak
GambarIII.1 Ukuran Halaman Komik
III.2.2 Tata Letak
Seperti pada umumnya komik, dalam perancangan komik ini berisi beberapa panel yang disusun berdasarkan komik yang dibuat pada umunya. Panel yang digunakan yaitu panel terbuka dan tertutup agar terlihat dinamis.
GambarIII.2 Tata Letak Panel dan cara membacanya 21cm
2
9
,7c
21 Adapun cara membaca komik disesuaikan dengan kecenderungan orang Indonesia. dalam membaca pada umumnya yaitu dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.
III.2.3 Panel
Panel yang digunakandalam komik, bervariatif meliputi panel terbuka dan tertutup, adapun panel – panel yang miring untuk lebih menguatkan sisi aksi dan silat pada tokoh.
GambarIII.3 Panel dalam komik Si Buta dari Gua Hantu
22 GambarIII.4 Panel dalam komik Si Buta dari Gua Hantu
III.2.4 Balon Kata
Balon Kata yang digunakan tidak terpaku dalam satu bentuk bulat, tetapi variatif disesuaikan dengan ekspresi atau nada bicara pada tokoh yang bertujuan agar pembaca lebih mendalami isi dari setiap adegan dalam komik.
23 Adapun Balon kata untuk narasi yang dibuat sesuai dengan isi cerita. Balon kata dibuat seperti kertas yang robek untuk menunjukan narasi masa lalu, dan balon kata yang berbentuk kertas yang tidak lurus untuk menunjukan isi dari sebuah surat
GambarIII.6 Balon kata untuk narasi dalam komik Si Buta dari Gua Hantu
III.2.5 Tipografi
a. Judul
24 GambarIII.7 Huruf pada Judul Komik Si Buta dari Gua Hantu
b. Teks
Font yang digunakan pada bagian isi teks pada halaman adalah font “Laffayete comic”. Font ini dipilih karena merupakan font standar yang sering digunakan pada media-media komik amerika pada umunya yang telah dipublikasi.
GambarIII.8 Font “Laffayete Comic”
c. Soundletter/ Efek Suara
25
GambarIII.9 Soundletter dalam komik Si Buta dari Gua Hantu
III.2.6 Garis
Garis – garis yang ada pada komik Si Buta dari Gua Hantu menggunakan garis – garis yang kasar mengikuti alur dari sebuah adegan. pada karakter garis digunakan untuk memperjelas sebuah gerakan yang bertujuan membuat gerakan tersebut menjadi lebih hidup, sedangkan pada background garis – garis digunakan untuk mendramatisasi sebuah adegan dalam cerita. Adapun shading yang menggunakan garis – garis yang bertumpukan sehingga membentuk sebuah warna.
26 III.2.7 Ilustrasi
Gaya illustrasi yang digunakan pada komik Si Buta dari Gua Hantu adalah gaya komik amerika, untuk memperkuat unsur heroik pada tokoh, serta dipadukan dengan gaya-gaya silat yang khas.
a. Tokoh
1. Si Buta - Barda Madrawata
GambarIII.11 Si Buta – Barda Madrawata
Nama Asli : Barda Madrawata Deskripsi : Protagonis
Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 19=25 Tahun .
27 2. Si Mata Malaikat
GambarIII.12 Si Mata Malaikat
Nama Asli : Tidak diketahui Deskripsi : Antagonis Jenis kelamin : Laki-laki Umur : Tidak diketahui
28 3. Paksi Sakti Indrawata
GambarIII.13Paksi Sakti Indrawata
Nama Asli : Paksi Sakti Indrawata Deskripsi : Ayah Barda
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 50 Tahun
Karakteristik :sosok wajah dengan kumis yang tebal membuatnya terlihat bijaksana, pemimpin dari perguruan silat elang putih, memiliki jurus elang putih yang turun temurun telah diwariskan
b. Setting
Untuk setting/latar cerita di Banten jaman kolonial hindia-belandayang berada dalam penceritaan komik ini diambil dari lokasi sekitar baduy
29 c. Properti
Properti yang terdapat dari komik ini merupaka stereotype dari properti yang digunakan masyarakat baduy, dan masyarakat tempo dulu disesuaikan dengan setting cerita.
GambarIII.15 Properti
III.2.8 Warna
30 GambarIII.16 Pewarnaan pada komik
Sumber: Dharmaputra Winehsuka (2010)
III.2.9 Closure
Closure yang menghubungkan tiap – tiap panel pada komik ini
31
GambarIII.17 Closure dalam komik Si Buta dari Gua Hantu
III.2.10 Penjabaran Komik Si Buta dari Gua Hantu
Setiap halaman yang terdapat dalam komik Si Buta dari Gua Hantu menggunakan alur mundur.Berikut merupakan penjabaran isi dari setiap halaman komik Si Buta dari Gua Hantu, mulai dari alur dan konsep penggambaran.
No. Halaman Keterangan
1 Ilustrasi pada cover
depan dan synopsis pada cover belakang menggambarkan
32
2 Pada halaman
selanjutnya merupakan judul, pengarang dan penerbit sebagai pembuka halaman, selanjutnya ada pula hak cipta penerbit
3 Bagian pertama pada
Halaman 1 diawali dengan legenda Si Mata Malaikat
4 Cerita berlanjut pada
Barda yang tengah terkapar di dalam sebuah Gua
5 Bagian Kedua pada
33 untuk membunuh Paksi Sakti. Cerita tersebut adalah awal dimulainya sebuah konflik dalam cerita
6 Bagian ketiga terdapat
34
7 Pada Halaman 17 Alur
35
7 Bagian Ketiga adalah
36
8 Bagian Keempat 30 –
36 dimana Si Mata Malaikat telah kalah dan membongkar semua tujuanya, hingga memberikan Ilmunya pada Barda. Cerita terus
37
9 Bagian terakhir terdapat
di halaman 37 – 43
38 diakhiri dengan Barda yang keluar dari gua tersebut sebagai “Si Buta dari Gua Hantu”