• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSEDUR PENGURUSAN SURAT MENYURAT DI BAGIAN TATA USAHA PERUM BULOG SUB DIVRE III SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROSEDUR PENGURUSAN SURAT MENYURAT DI BAGIAN TATA USAHA PERUM BULOG SUB DIVRE III SURAKARTA"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PROSEDUR PENGURUSAN SURAT

MENYURAT DI BAGIAN TATA USAHA

PERUM BULOG SUB DIVRE III SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan Vokasi Ahli Madya ( A.Md. ) Dalam Bidang

Manajemen Administrasi

Disusun Oleh :

ISWATI D1508040

PROGRAM DIPLOMA TIGA JURUSAN MANAJEMEN ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

commit to user

PERNYATAAN

Nama : Iswati

NIM : D1508040

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir berjudul “ Prosedur

Pengurusan Surat Menyurat di Bagian Tata Usaha Perum Bulog Sub Divre III Surakarta” adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tugas akhir tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam

daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tugas akhir dan

gelar yang saya peroleh dari tugas akhir tersebut.

Surakarta, Mei 2011

Yang Membuat Pernyataan

(5)

commit to user

MOTTO

TERSENYUM ITU INDAH, BAGI ORANG LAIN ITU ADALAH

PERHORMATAN MAKA JAGALAH SLALU SENYUM ITU”

( Penulis )

“ BILA KITA INGIN DIHORMATI MAKA HARUSLAH KITA MENGHORMATI ORANG LAIN TERLEBIH DAHULU”

( Penulis )

“JANGANLAH MENCARI KAWAN YANG MEMBUAT ANDA MERASA NYAMAN, TETAPI CARILAH KAWAN YANG MEMAKSA ANDA

UNTUK TERUS BERKEMBANG”

( Thomas J. Watson )

(6)

commit to user

PERSEMBAHAN

Tugas akhir ini ku persembahankan untuk orang-orang yang aku sayangi :

“Kedua orang tuaku yang membesarkanku, mendidik,

dan menyayangiku lebih dari segalanya”

“Semua yang telah membantu dan memberikan dorongan dan semangat kepadaku dalam penulisan Tugas Akhir ini”

“Untuk masa depanku dan kehidupanku”

(7)

commit to user KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Prosedur Pengurusan Surat Menyurat Di Bagian Tata Usaha Perum Bulog Sub

Divre III Surakarta” dengan baik dan lancar sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar atau derajad Ahli Madya Program Diploma III

Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Kelancaran penyusunan Laporan Tugas Akhir ini tidak terlepas

dari dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak kepada penulis.

Maka dari itu, dalam kesempatan ini penulis ingin berterimakasih kepada :

1. Dra. Hj. Lestariningsih, M.Si selaku Pembimbing Tugas Akhir yang

membantu memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Drs. Sakur, MS selaku Ketua Program Manajemen Administrasi dan Drs.

Pramono, S.U selaku pembimbing akademik.

3. Prof. Drs. Pawito, Ph.D selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik

Univesitas Sebelas Maret.

4. Bapak Tri Fajaryanto dan Haryo Nugroho Broto selaku Kepala dan Wakil

Kepala Perum Bulog Sub Divre III Surakarta yang telah memberikan ijin

penulis untuk melakukan magang.

5. Bapak M. Soleh, Ibu Sri Lestari, Bapak Surendro, Bapak Ngadino, Bapak

Aribowo dan seluruh staf yang lain yang telah memberikan arahan dan

bantuan selama melaksanakan magang dan membantu dalam memperoleh

data-data yang mendukung Tugas Akhir ini.

6. Kedua orang tuaku yang selama ini menyayangiku dan mendoakanku

selalu.

7. Kakak-kakakku tercinta Yustina Hastuti dan MT. Aririn yang mendukung

dan mensuport aku untuk terus berjuang meraih cita-citaku.

(8)

commit to user

8. Thomy Hermawan yang senantiasa mengorbankan waktu dan tenaganya

untuk menemani aku serta memberikan dukungan dan semangat selama

ini.

9. Untuk teman-temanku angkatan 2008 jurusan Manajemen Administrasi,

kalian yang terbaik dan tetap semangat meraih cita dan cinta kalian.

10.Sahabat-sahabatku, Dian, Bulan dan Nita semoga persahabatan yang kita

jalin ini tidak akan pernah pudar.

11.Untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

selama ini telah banyak membantu, penulis ucapkan terima kasih.

Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak

kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penulis berharap bagi pihak yang

berkepentingan untuk memberikan kritik dan saran yang membangun

untuk memperbaiki Tugas Akhir ini agar lebih sempurna. Harapan penulis

semoga laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, Mei 2011

penulis

(9)

commit to user

2. Pengertian Surat Menyurat ... 8

3. Fungsi Surat ... 9

4. Macam Surat ... 9

C. Pengertian Tata Usaha... 15

D. Pengurusan Surat Menyurat ... 16

1. Pengurusan Surat Masuk ... 17

2. Pengurusan Surat Keluar ... 20

E. Prosedur Pengurusan Surat ... 22

1. Prosedur Pengurusan Surat Masuk... 22

2. Prosedur Pengurusan Surat Keluar... 23

(10)

commit to user

F. Metode Pengamatan ... 25

1. Lokasi Pengamatan ... 25

2. Jenis Pengamatan ... 25

3. Sumber Data ... 25

4. Teknik Pengumpulan Data ... 26

5. Teknis Analisis Data ... 26

BAB III.DESKRIPSI LEMBAGA/ INSTANSI ... 28

A. Sejarah Singkat... 28

B. Visi dan Misi Perum BulogSub Divre III Surakarta ... 33

C. Tugas dan Fungsi Perum Bulog Sub Divre III Surakarta ... 33

D. Nilai-Nilai Dasar Perum Bulog ... 35

E. Struktur Organisasi Perum Bulog Sub Divre III Surakarta ... 36

BAB IV. PEMBAHASAN ... 46

A. Prosedur Pengurusan Surat Masuk... 46

1. Penerimaan Surat ... 47

2. Penyortiran Surat ... 48

3. Pencatatan Surat ... 49

4. Pengarahan Surat ... 50

5. Pendistribusian Surat ... 50

6. Penyimpanan Surat... 51

B. Prosedur Pengurusan Surat Keluar... 53

1. Pembuatan Konsep Surat ... 53

2. Persetujuan Konsep Surat dan Pengetikan ... 53

3. Penandatanganan Surat ... 53

4. Pencatatan/ Pengagendaan Surat ... 54

5. Pengiriman dan Penyimpanan Surat ... 54

(11)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

2.1. Bagan Prosedur Surat Masuk ... 21

2.2. Bagan Prosedur Surat Keluar ... 22

3.1 Bagan Struktur Organisasi Perum Bulog Sub Divre III Surakarta ... 35

5.1. Bagan Prosedur Pengurusan Surat Masuk ... 51

4.5. Bagan Prosedur Pengurusan Surat Keluar ... 55

(12)

commit to user DAFTAR TABEL

3. 1. Daftar nama pegawai Perum Bulog Sub Divre III Ska ... 36

3. 2. Daftar nama Gasman Se-Wilayah III Surakarta ... 39

4. 1. Contoh Buku Agenda Surat Masuk... 48

4. 2. Buku Intern ( Ekspedisi ) ... 49

4. 3. Contoh Buku Agenda Surat Keluar... 53

4. 4. Contoh Buku Ekspedisi Keluar ... 54

(13)

commit to user ABSTRAK

Iswati, D1508040, PROSEDUR PENGURUSAN SURAT MENYURAT DI BAGIAN TATA USAHA PERUM BULOG SUB DIVRE III SURAKARTA, Tugas Akhir, Program Studi Manajemen Administrasi, Program Diploma III, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011, 57 halaman.

Pengurusan surat menyurat dalam suatu kantor adalah hal terpenting karena tanpa surat kegiatan organisasi tidak dapat berjalan atau terhenti aktivitasnya. Pengurusan surat menyurat berbeda dari satu instansi ke instansi yang lain. Untuk itu penulis mengambil judul “ Prosedur Pengurusan Surat Menyurat di Bagian Tata Usaha Perum Bulog Sub Divre III Surakarta”. Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui bagaimana prosedur surat menyurat yang berhubungan dengan prosedur pengurusan surat masuk dan surat keluar dan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang surat menyurat.

Dalam melakukan pengamatan penulis menggunakan jenis pengamatan deskriptif kualitatif yaitu pengamatan yang bertujuan untuk menggambarkan, memaparkan, menuturkan, dan menganalisis data yang ada secara mendalam. Sumber data dalam pengamatan ini yaitu informan dan dokumen atau arsip untuk mendukung dalam penulisan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara atau interview, dokumentasi serta data kepustakaan.

Kesimpulan dari hasil pengamatan yang dilakukan penulis di Bagian Tata Usaha Perum Bulog Sub Divre III Surakarta adalah sebagai berikut prosedur pengurusan surat masuk yaitu surat masuk yang telah diterima oleh petugas/ agendaris kemudian disortir, dibuka, dan diteliti kebenarannya dari asal surat dan tujuannya, lalu diagendakan kedalam buku agenda. Setelah diagendakan, surat segera disampaikan kepada pimpinan/ Kepala Subbagian disertai baju surat/ lembar disposisi. Setelah surat didisposisi, surat dikembalikan kepada agendaris untuk ditindaklanjuti.

Prosedur pengurusan surat keluar yaitu surat keluar harus dibuat dahulu konsep suratnya oleh masing-masing bagian, kemudian konsep surat tersebut diberi paraf oleh kepala bagian untuk mendapatkan persetujuan. Setelah itu, konsep surat diajukan kepada pimpinan untuk ditandatangani sebagai penanggung jawab atas surat tersebut. Setelah surat ditandatangani maka surat diberikan ke agendaris untuk dicatat pada buku agenda surat keluar untuk diberi nomor sesuai urutan keluarnya surat, distempel, lalu dimasukan ke amplop. Pada amplop dibubuhi alamat tujuan surat kemudian didistribusikan oleh caraka dengan mencatat pada buku ekspedisi. Tidak lupa agendaris juga menyimpan surat keluar sebagai dokumen.

(14)

commit to user ABSTRACT

Iswati, D1508040, CORRESPONDENCE PROCESSING PROCEDURE IN ADMINISTRATION DEPARTEMENT OF PERUM BULOG SUB-DIVRE III SURAKARTA, A Final Assignment, Study Program of Administration Management, Diploma III Program, Faculty of Social and Politic Science, Sebelas Maret University of Surakarta, 2011, 57 pages.

Correspondence Processing in an office is the most important because without letters, organizational activities can not be done or halt on its activities. Correspondence processing is different between organizations. Therefore, the author takes the title “ Correspondence Processing Procedure in Administration Departement of Perum Bulog Sub-Divre III Surakarta”. The objective of this Final Assignment is to know how the correspondence procedure related with entering and exiting letters processing procedure and to develop an insignt in correspondency.

In holding the observation, the author uses descriptive qualitative observation type, that is the observation aimed to in-depthly describe, expose, suggest, and analyze existing data. Data sources in this observation are informan and document or archive to support the writing. Data collection technique used by direct observation, interview, documentation and literature study.

Conclusion from the observation result held by the author in Administration Departement of Perum Bulog Sub-Divre III Surakarta is as the following : processing procedure on entering letters is the entering letter accepted by the officer or agendary then being assorted, opened and checked on the correctness on the originination and designation, then entering to agenda into agenda book. After the agenda, the letters immediately conveyed to the Head/ Chief of Sub-Departement enclosed with the introductory/ disposition sheet. After disposition, the letters are sent back to agendary for follow up.

The procedures of exiting letters is the exiting letters must be made first on the concept by each department, then the concept signed by the Head of Departement to obtain approval. Afterwards, the concept submitted to the Head Of Office to be signed as the caretaker in the letters. After signed, then the letters sent to the agendary to be noted in exiting letters agenda book to be numbered according to the order, stamped and entered to an envelope. On the envelope, there is designation addres added then distributed to messenger by write it down in exepedition book. Unforgetably, agendary is also keep the exiting letters as document.

(15)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dengan sistem yang semakin berkembang Perum Bulog terus berusaha

meningkatkan kemampuannya untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran yang

diinginkan. Setiap organisasi pasti mempunyai tujuan, dan dalam pencapaian

tujuan itu mau tidak mau ditunjang dari berbagai hal. Salah satunya dalam hal

pengurusan surat menyurat yaitu surat masuk maupun surat keluar. Maka dari

itu diperlukan pengurusan dan penataan surat menyurat di dalam perusahaan

tersebut.

Pengurusan surat menyurat dalam suatu kantor adalah hal terpenting.

Pengurusan surat menyurat berbeda dari satu instansi ke instansi yang lain.

Dalam suatu instansi yang besar pengurusan surat-menyurat dapat dikerjakan

secara sentralisasi maupun desentralisasi.

Sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada

tingkatan atas suatu organisasi, misalnya bagian atau seksi Tata Usaha.

Sedangkan desentralisasi adalah penyebaran atau pelimpahan secara meluas

kekuasaan dan pembuatan keputusan ketingkatan-tingkatan organisasi yang

lebih rendah.

Pada umumnya suatu organisasi menggunakan pengurusan ekspedisi

surat menyurat dengan cara sentralisasi atau dipusatkan, karena dapat

menghemat penggunaan alat-alat ekspedisi sehingga tidak akan ada duplikasi

alat-alat tersebut.

Surat itu merupakan urat nadi dari suatu organisasi, apabila kegiatan

surat menyurat hilang atau berhenti berarti organisasi tersebut juga ikut

berhenti. Surat menyurat bertujuan untuk menyampaikan informasi bagi

penerima serta menghubungkan antara organisasi yang satu dengan organisasi

yang lain. Maka dibutuhkan prosedur surat menyurat untuk mengelola surat

agar tidak menimbulkan suatu kemacetan, keterlambatan, dan kegagalan

dalam pencapaian tujuan surat.

(16)

commit to user

Dalam mewujudkan kelancaran pengurusan surat menyurat tersebut

dapat dilakukan dengan cara membuat suatu prosedur kerja. Prosedur kerja

ini dibuat bertujuan supaya mempermudah dan memperlancar kegiatan yang

akan dilaksanakan. Seorang kepala atau manajer dituntut untuk dapat

membuat suatu prosedur kerja yang harus dilakukan oleh pegawai yang

mengurusi bagian surat menyurat dengan melihat dari apa yang harus

dikerjakan, waktunya penyelesaiannya kapan, dan alur kegiatannya

bagaimana. Pelaksanaan prosedur kerja itu sendiri harus sistematis dan logis,

sehingga setiap langkah yang dilakukan oleh pegawai dapat terkoordinasi

dengan baik dan lancar tanpa ada hambatan yang berarti.

Prosedur kerja terdiri dari tahapan-tahapan yang berkesinambungan,

apabila ada tahap yang terlewatkan atau berada diluar dari tahap tersebut

maka surat menyurat akan terjadi kegagalan prosedur. Prosedur kerja

merupakan tata cara kerja atau cara menjalankan suatu pekerjaan

pelaksanaannya antara bagian satu dengan yang lainnya, dengan tugas dan

tanggung jawab masing-masing. Oleh karena itu, batas-batas waktu perlu

ditetapkan dalam suatu prosedur kerja agar dapat dipastikan bahwa

masing-masing tugas maupun hasil akhir dapat dilaksanakan dan tujuan dapat

tercapai. Ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan tidak menimbulkan

penumpukan tugas atau pekerjaan dan pekerjaan atau tugas sudah dapat

berjalan dengan teratur sesuai dengan peraturan atau jadwal yang telah

ditetapkan.

Suatu koordinasi juga diperlukan untuk mendapatkan hasil yang

memuaskan. Untuk itu diperlukan juga suatu koordinasi yang baik karena

prosedur kerja tidak akan dapat berjalan tanpa adanya koordinasi.

Dari uraian diatas peranan terpenting adalah surat menyurat yang

dalam pengurusan surat menyurat tersebut diperlukannya suatu penanganan

(17)

commit to user B. Perumusan Masalah

Dari uraian tersebut diatas, dengan berbagai tata cara pengurusan

surat menyurat maka pokok permasalahan untuk merumuskan masalah yaitu, “Bagaimana Pengurusan Prosedur Surat Menyurat di Bagian Tata Usaha Perum Bulog Sub Divre III Surakarta?”

C. Tujuan Pengamatan 1. Tujuan Operasional

a. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana prosedur surat

menyurat di bagian Tata Usaha Perum Bulog Sub Divre III

Surakarta.

b. Untuk menggambarkan secara terperinci melalui magang terhadap

pelaksanaan prosedur surat menyurat di Perum Bulog Surakarta.

2. Tujuan Fungsional

Hasil pengamatan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua

pihak khususnya bagi penulis, pembaca pada umumnya maupun bagi

Perum Bulog Surakarta, baik pengetahuan maupun saran dalam

melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan prosedur

surat menyurat di perusahaan tersebut, sehingga bisa meningkatkan

kualitas kegiatan yang dilakukan.

3. Tujuan Individual

Pengamatan ini bertujuan sebagai salah satu syarat dalam

memenuhi Tugas Akhir untuk memperoleh sebutan memperoleh sebutan

vokasi Ahli Madya ( A.Md. ) dalam bidang Manajemen Administrasi,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret.

D. Manfaat Pengamatan

Manfaat dari pengamatan ini antara lainnya adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi kantor Perum Bulog Sub

Divre III Surakarta untuk meningkatkan kualitas kegiatannya yang sesuai

dengan perkembangan teknologi yang semakin maju.

(18)

commit to user

2. Memberikan masukan dalam pelaksanaan prosedur kerja di berbagai

organisasi secara baik dan benar.

3. Dapat menambah pengetahuan dan memberikan informasi yang jelas

(19)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penulisan ini masalah dimulai dari prosedur yang tepat dan cepat

dalam proses pengurusan surat menyurat di bagian Tata Usaha Perum Bulog Sub

Divre III Surakarta. Prosedur kerja ini dibuat untuk memperlancar setiap

pekerjaan yang dilaksanakan oleh perusahaan tersebut.

E. Pengertian Prosedur

Pengertian prosedur dalam Ensiklopedia Administrasi adalah sebagai

berikut:

“Suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebutuhan. Misalnya prosedur pembuatan surat pada suatu perusahaan. Dalam kegiatan ini terdapat suatu rangkaian ketentuan-ketentuan mengenai cara menyusun konsep suratnya, cara mengetiknya pada kertas surat, atau cara menakliknya yang kesemuanya telah pasti. Rangkaian prosedur ini, pada akhirnya akan menjadi suatu sistem.” ( Pariata Westra, S.H. dan Drs. Ibnu Syamsi, 1989 : 352).

Sedangkan dalam bukunya Ig. Wursanto ( 1991 : 20 ), pengertian prosedur

adalah :

“Suatu rangkaian metode yang telah menjadi pola tetap dalam melakukan suatu pekerjaan yang merupakan suatu kebulatan, misalnya prosedur penyimpanan arsip. Dalam kegiatan ini terdapat suatu rangkaian ketentuan-ketentuan mengenai penyimpanan arsip yang antara lain meliputi : memisahkan (segregating), meneliti (examining), memadukan (assembling), mengklasifikasikan (classification), mengindeks (indexing), mempersiapkan tunjuk silang (cross reference), menyusun dan mem-file”.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Ketiga ( 2007 : 899 )

menyatakan prosedur adalah :

1. Tahap-tahap kegiatan untuk menyelesaikan aktivitas.

2. Metode langkah demi langkah secara eksak dalam memecahkan suatu

(20)

commit to user

Sedangkan menurut Moekijat dalam bukunya Ida Nuraida ( 2008 : 35 )

menyatakan prosedur perkantoran atau sistem perkantoran adalah urutan

langkah-langkah ( atau pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan ), dimana pekerjaan

tersebut dilakukan, berhubungan dengan apa yang dilakukan, bagaimana

melakukannya, bilamana melakukannya, dimana melakukannya dan siapa yang

melakukannya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan :

1. Metode-metode yang dibutuhkan untk menangani aktivitas-aktivitas

yang akan datang.

2. Urutan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu.

3. Pedoman untuk bertindak.

Menurut Moekijat (1995: 106), metode menunjukkan cara pelaksanaan

pekerjaan dari suatu tugas yang terdiri atas satu atau lebih kegiatan yang bersifat

tulis-menulis oleh seorang pegawai. Dengan demikian serangkaian metode yang

disatukan akan membentuk suatu prosedur.

Moekijat juga berpendapat dalam Kamus Manajemen (1984 : 475), Prosedur adalah “ Serangkaian daripada tugas-tugas yang saling berhubungan

yang merupakan urutan menurut waktu dan cara tertentu untuk melakukan pekerjaan yang harus diselesaikan”. Urutan kronologis ( waktu ) daripada tugas -tugas ini merupakan cirri daripada setiap prosedur, biasanya suatu prosedur

meliputi bagaimana, bilamana, dan oleh siapa masing-masing tugas harus

diselesaikan. Proses-proses menggambarkan cara atau metode dengan mana

pekerjaan yang diselesaikan.

Suatu prosedur berhubungan dengan pemilihan dan penggunaan suatu arah

tindakan tertentu sesuai dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah

ditentukan. Prosedur-prosedur memberikan urutan menurut waktu kepada

tugas-tugas dan menentukan jalan dari serangkaian tugas-tugas-tugas-tugas demikian dalam

kebijaksanaan-kebijaksanaan dan ke arah tujuan yang telah ditentukan terlebih

(21)

commit to user

Pendapat lain dikemukakan oleh Norman H. Barish dalam buku yang telah

diterjemahkan oleh Prof. Drs. S. Pamudji, MPA. ( 1981 : 5 ), menurutnya prosedur adalah “Instruksi-instruksi tertulis dan lisan yang memberi sangsi legal pada suatu system. Prosedur merupakan naskah resmi lazimnya tertulis dan

dibagankan, yang menentukan dan mengambarkan keseluruhan pekerjaan yang

merupakan suatu sistem.”

Secara terperinci beberapa manfaat yang diperoleh dari analisa sistem dan

prosedur ialah :

1. Memperpendek jangka waktu pekerjaan yang dapat mempercepat saat

penyerahan;

2. Menekan barang-barang inventaris;

3. Mengurangi kesalahan-kesalahan dalam memperhitungkan beaya-beaya dan

saat penyerahan.

4. Menghilangkan fungsi-fungsi dan aktivitas-aktivitas yang tidak perlu.

5. Mempercepat perputaran modal kerja dan mengurangi kebutuhan akan modal

kerja tersebut.

6. Memperbesar keluwesan kerja mempercepat pelaksanaan

keputusan-keputusan pucuk pimpinan (top management);

7. Menghilangkan ketidak-cocokan sistem dan pekerjaan yang bertemu pada

maksud-maksud yang bersilang.

8. Meningkatkan efektivitas pengawasan dengan mengurangi waktu yang

diperlukan untuk membetulkan kesalahan-kesalahan, menggarap

keluhan-keluhan dan mengambil tindakan-tindakan disiplin. Waktu untuk membaca

laporan-laporan/ keterangan-keterangan yang tidak perlu dapat dihilangkan

waktu yang disediakan untuk memperoleh keterangan-keterangan yang

diperlukan dapat dipersingkat.

9. Memperkuat struktur organisasi perusahaan dengan menyingkapkan dan

menyingkirkan praktek-praktek yang melanggar prinsip-prinsip organisasi

yang sehat.

10. Mengurangi beaya tata usaha penyelenggaraan koordinasi, kontrol dan

fungsi-fungsi pelayanan yang diperlukan dalam perusahaan.

(22)

commit to user F. Surat Menyurat

1. Pengertian Surat

Berikut adalah beberapa definisi surat yang diambil dalam bukunya

Ida Nuraida (2008 : 42 ) yang dikemukakan oleh Moekijat, yaitu:

J. Wajong

Surat adalah pernyataan atau ucapan tertulis terhadap satu atau beberapa

orang yang tidak hadir.

S. Hidayat

Surat adalah sehelai kertas atau lebih dimana dituliskan suatu pernyataan

atau berita sesuatu yang hendak orang nyatakan, beritakan, atau tanyakan

pada orang lain.

Prajudi Atmosudirdjo

Surat adalah helai kertas yang ditulis atas nama pribadi penulis atau atas

nama kedudukannya dalam organisasi yang ditujukan pada alamat

tertentu dan memuat bahan komunikasi.

Sedangkan sesuai Keputusan Direksi Perum Bulog nomor : Kep-123/DIR/04/2004, dikemukan bahwa “ Surat merupakan tulisan yang berisi pernyataan dari penulisnya dengan tujuan menyampaikan informasi

kepada pihak lain berupa pemberitahuan, pertanyaan, permintaan, pelaporan, pemikiran, pengesahan, dan sebagainya”.

2. Pengertian Surat Menyurat

Surat menyurat sama artinya dengan istilah korespondensi yang

berarti suatu kegiatan atau hubungan yang dilakukan secara terus menerus

antara dua pihak yang dilakukan dengan saling berkiriman surat.

Korespondensi dalam suatu kantor atau organisasi dibagi menjadi

dua, yaitu :

a) Korespondensi Eksteren

Yaitu hubungan surat menyurat yang dilakukan oleh kantor atau

(23)

commit to user b) Korespondensi Intern

Yaitu hubungan surat menyurat yang dilakukan oleh orang-orang

dalam suatu kantor, termasuk hubungan antara kantor pusat dengan

kantor cabang.

(sumber:http://veronikacloset.files.wordpress.com/2010/07/korespond

ensi-bahasa-indonesia.pdf )

3. Fungsi Surat

Secara umum fungsi surat telah tercantum di dalam pengertiannya yaitu

sebagai alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan atau

informasi. Akan tetapi, secara khusus fungsi surat antara lain :

a. Duta atau wakil penulis untuk berhadapan dengan lawan bicaranya.

b. Alat pengingat atau berpikir karena surat dapat diarsipkan dan dapat

dilihat lagi bila diperlukan.

c. Pedoman untuk bertindak, seperti surat keputusan atau surat

instruksi.

d. Bukti tertulis yang otentik terutama surat-surat perjanjian.

e. Dokumen historis ( sejarah ) misalnya surat-surat perubahan dan

perkembangan suatu instansi, yuridis dan administratife.

f. Alat untuk menjamin keamanan, misalnya surat keterangan jalan.

4. Macam Surat

Surat ada berbagai macam atau jenis surat, menurut :

a. Fungsinya, surat dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

1) Surat penting yaitu merupakan dokumen yang isinya

mengandung :

− Kepentingan yang mengikat − Pemrosesan lebih lanjut

− Informasi yang diperlukan dalam jangka waktu lama atau bersifat permanen atau tetap.

(24)

commit to user

− Kemungkinan kerugian tertanggungnya kelancaran atau terganggunya keberhasilan tugas pekerjaan apabila surat

tersebut hilang. − Sifat kedinasan.

2) Surat tidak penting, isinya bersifat : − Tidak mengikat

− Tidak memerlukan tindak lanjut atau proses lebih lanjut − Bersifat informasi umum

b. Isinya, surat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

1) Surat resmi

Misal dari surat-surat resmi :

 Peraturan

 Keputusan

 Instruksi

 Surat Edaran

 Pengumuman

 Surat memo dan nota

2) Surat bisnis, misal dari surat bisnis :

 Surat perintah kerja

 Surat tagihan

 Surat penawaran

 Surat pembelian

 Surat izin

 Cek (cheque)

 Kuitansi

(25)

commit to user 3) Surat pribadi, misal dari surat pribadi :

 Surat lamaran pekerjaan

 Surat permohonan yang bersifat pribadi

c. Maksud dan tujuannya surat dibagi menjadi 12 macam yaitu :

1) Surat pemberitahuan

2) Surat perjanjian

3) Surat perintah

4) Surat peringatan

5) Surat keterangan

6) Surat kuasa

7) Surat pengantar

8) Catatan

9) Laporan

10) Risalah

11) Berita acara

12) Naskah serah terima

d. Wujudnya surat dibagi menjadi 4, yaitu :

1) Kartu pos

Kartu pos adalah surat yang dibuat di atas kartu/ kertas karton,

umumya berukuran 1,5x10 cm. Kartu pos digunakan untuk

mengirim berita yang isinya singkat dan tidak bersifat rahasia

atau dapat dibaca orang lain.

2) Warkat pos

Warkat pos merupakan surat terbuka dan tidak beramplop,

Wujud warkat pos berupa lipatan-lipatan kertas. Bagian yang

tertutup merupakan isi surat dimana pada bagian luar tercantum

alamat surat dan alamat pengirimnya. Jenis surat ini cukup

terjamin kerahasiaannya dan pengirim tidak perlu menyediakan

amplop serta biaya pengiriman yang relative lebih murah.

(26)

commit to user 3) E-mail

E-mail atau Electronic mail merupakan wahana untuk mengakses

informasi yang memungkinkan seorang individu mengirimkan

pesannya langsung ke individu lain dalam waktu yang cepat.

Fasilitas ini digunakan untuk berkirim surat atau berita dengan

orang lain, tanpa mengenal batas, waktu, ruang, bahkan birokrasi.

4) Faksimili

e. Jaminan dan keamanan isinya dibagi menjadi 4, yaitu :

1) Surat sangat rahasia ( SR )

Hanya dipergunakan untuk surat-surat atau dokumen-dokumen

yang erat hubungannya dengan keamanan Negara. Surat ini

ditandai dengan kata SANGAT RAHASIA.

2) Surat rahasia ( R )

Hanya dipergunakan untuk surat-surat atau dokumen-dokumen

yang isinya tidak boleh diketahui oleh orang lain kecuali orang

yang dimaksud dalam surat itu. Surat ini biasanya ditandai

dengan kata RAHASIA atau R.

3) Surat Konfidensial/ terbatas ( T )

Dokumen / data yang dianggap perlu untuk diketahui oleh

Pengurus-pengurus tertentu saja dan bila pelaksanaannya sudah

berjalan maka nilai keterbatasan / kerahasiaannya sudah tidak

berlaku lagi.

4) Surat Biasa

Surat biasa adalah surat bukan rahasia dimana jika isi surat

tersebut terbaca oleh organisasi atau pejabat yang bersangkutan,

misalnya surat undangan dan surat edaran.

Sebagai media komunikasi tertulis, surat memiliki beberapa keunggulan

dibandingkan dengan media komunikasi lainnya, antara lain :

 Dapat merekam informasi secara panjang lebar;  Praktis (mudah);

(27)

commit to user

 Efektif ( informasi dapat langsung sampai ke tujuan);  Ekonomis.

Namun, dalam surat juga terdapat beberapa hal yang bisa menjadi

kelemahan dan mengganggu proses komunikasi, yaitu :

1. Susunan surat yang ruwet;

2. Kalimat yang tidak lengkap, berbelit-belit dan bertele-tele;

3. Kata-kata dalam kalimat tidak jelas dan terpotong-potong.

4. Pemakaian istilah-istilah yang tidak tepat;

5. Tata bahasa yang tidak tepat;

6. Pengungkapan gagasan yang tidak sopan atau terlalu memuji, kasar atau

terlalu merendah;

7. Pengetikan yang ceroboh, huruf bertumpuk dan kotor.

Sehingga kelemahan-kelemahan tersebut menimbulkan akibat diantaranya :

a) Berita yang dikomunikasikan tidak sampai atau terlambat sampai tujuan.

b) Berita yang dikomunikasikan tidak dipahami oleh penerima surat.

c) Penerima salah menafsirkan sehingga salah mengambil keputusan.

d) Berita tidak ditanggapi sebagaimana mestinya atau bahkan tidak ditanggapi sama sekali.

Surat juga mempunyai beragam model atau bentuk. Bentuk-bentuk surat

dapat dibedakan menjadi beberapa surat yaitu antara lain :

 Surat biasa

 Surat keputusan

 Surat Edaran

Adalah penjabaran dari peraturan perusahaan ( Surat Keputusan/

Instruksi) yang bersifat petunjuk pelaksanaan teknis dan mengikat

banyak orang (pegawai).

 Surat Perjanjian

Adalah surat kesepakatan mengenai hak dan kewajiban

masing-masing pihak yang saling mengikatkan diri dengan membuat

perjanjian diatas kertas bermeterai cukup.

(28)

commit to user

 Berita acara

Merupakan catatan yang memuat ( tentang ) suatu kegiatan. Kegiatan

tersebut berupa serah terima barang, serah terima jabatan pekerjaan

dan lain-lain. Macam-macam berita acara :

1. Berita acara penyerahan barang, merupakan bukti sah

pengalihan hak atas suatu barang dari pihak pertama kepada

pihak kedua.

2. Berita acara pelantikan/ sumpah jabatan, merupakan berita

acara pengukuhan seseorang untuk sesuatu jabatan yang akan

dipangkunya dengan kesaksian orang lain.

 Surat perintah

 Surat keterangan

Merupakan pernyataan dan keterangan dari pejabat tentang

keterangan sesuatu hal yang dinyatakan secara tertulis dan dapat

dipertanggungjawabkan. Surat keterangan ada 2 macam yaitu :

a. Surat Pernyataan merupakan pernyataan dari seseorang atau

pejabat tentang kebenaran sesuatu hal yang dinyatakan secara

tertulis dan dapat dipertanggungjawabkan.

b. Surat Izin merupakan keterangan dari pejabat kepada seseorang

bawahan yang berisikan izin untuk melakukan atau menjalankan

sesuatu kegiatan dalam batas waktu tertentu.

 Pengumuman

Merupakan pemberitahuan secara tertulis dari unit kerja atau

organisasi mengenai sesuatu hal yang perlu diketahui oleh banyak

orang penyampaiannya dapat dilakukan secara tertulis maupun lisan.

 Memorandum dan Nota Intern

Surat singkat yang berisi pokok-pokok masalah untuk pelaksanaan

aktivitas rutin kantor. Surat singkat umumnya dibuat oleh atasan

(29)

commit to user G. Pengertian Tata Usaha

Ig. Wursanto dalam bukunya Durotul Yatimah (2009 : 25) mengemukakan bahwa semua istilah administrarive, administrative work,

clerical work, office work mempunyai arti yang sama dengan tata usaha, yaitu

aktivitas yang meliputi pencatatan dan tulis-menulis.

Hal lain juga dikemukakan oleh The Liang Gie bahwa baik office work

maupun fungsi kantor cukup dinyatakan dalam bahasa Indonesia dengan istilah „tata usaha‟, yaitu segenap rangkaian aktivitas menghimpun, mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim, dan menyimpan keterangan-keterangan

yang diperlukan dalam setiap organisasi. Jadi, tata usaha menurut The Liang Gie, pada intinya adalah tugas pelayanan disekitar keterangan yang berwujud pada enam pola perbuatan, yaitu :

1. Menghimpun, yaitu kegiatan mencari dan mengusahakan tersedianya

segala keterangan yang semula belum ada atau berserakan di mana-mana

sehingga siap untuk dipergunakan apabila diperlukan.

2. Mencatat, yaitu kegiatan membubuhkan keterangan-keterangan yang

diperlukan dengan berbagai peralatan tulis sehingga berwujud tulisan

yang dapat dibaca, dikirim, dan disimpan.

3. Mengolah, yaitu bermcam-macam kegiatan mengerjakan berbagai

keterangan dengan maksud agar keterangan disajikan dalam bentuk yang

lebih berguna.

4. Menggandakan, yaitu kegiatan yang memperbanyak dengan berbagai

cara dan alat sebanyak jumlah yang diperlukan.

5. Mengirim, yaitu kegiatan menyampaikan dengan berbagai cara dan alat

dari satu pihak kepada pihak lain.

6. Menyimpan, yaitu kegiatan menaruh dengan berbagai cara dan alat di

tempat tertentu yang aman.

Pendapat Prajudi (hal. 23), “Keberesan tata usaha berarti organisasi dan manajemen dari instansi atau perusahaan yang bersangkutan”, maka tata usaha dipergunakan sebagai cermin atau ukuran manajemen.

(30)

commit to user

Tata usaha dapat juga didefinisikan sebagai system informasi yang

berlangsung melalui berbagai macam kertas ( paper work ) dan

diselenggarakan oleh unit organisasi yang disebut kantor ( office ).

Sementara itu, dalam Kamus Bahasa Indonesia, Poerwadarminta ( hal.

24) menjelaskan bahwa tata usaha adalah penyelenggaraan urusan

tulis-menulis (keuangan dan sebagainya) di Perusahaan Negara dan sebagainya.

Tata usaha terdapat dalam setiap organisasi, baik organisasi kecil

maupun besar dan tentu terjadi hubungan kerja yang disebut dengan hubungan

tata usaha, yaitu kontak di antara segenap satuan organisasi yang tidak

menyangkut unsur pemerintah, melainkan penyampaian keterangan dalam

rangka memberikan pelayanan pada pelaksanaan pekerjaan operatif sesuai

dengan pengertian tata usaha sebagai rangkaian kegiatan menghimpun,

mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim dan menyimpan keterangan.

H. Pengurusan Surat Menyurat

Penanganan surat ( pengurusan surat ) adalah kegiatan menata surat

masuk, pengolahan atau penyelesaiannya sampai surat tersebut disimpan.

Untuk surat keluar, dimulai dari perintah membuat surat sampai surat tersebut

dikirim dan tindasannya disimpan.

Menurut Prajudi Atmosudirdjo dalam bukunya Durotul Yatimah ( 2009 :

123) , untuk mengembangkan sistem surat menyurat yang baik dalam

organisasi terdapat tiga syarat, yaitu :

1. Harus ditegaskan siapa yang boleh menandatangani surat, mengenai apa,

dan sampai di mana mereka boleh mengikat organisasi, walaupun hanya

merupakan pernyataan belaka atau pemberian informasi.

2. Harus ada fasilitas-fasilitas korespondensi, misalnya penyediaan

stenografis, mesin dikte dan sebagainya.

3. Harus ada sistem yang menjamin dan meningkatkan mutu surat-surat

keluar karena surat adalah duta organisasi (wakil). Bila mutunya rendah,

(31)

commit to user

Sedangkan penanganan surat menyurat yang baik adalah sebagai berikut :

 Proses penyampaian informasi dapat berjalan dengan efektif sehingga

informasi bisa langsung sampai ke tujuan.

 Dapat memuat informasi yang semestinya disampaikan, dengan

menarik, jelas, padat, sopan dan simpatik.

 Menghindari termuatnya informasi yang tidak perlu, terlewat,

tertinggal atau lalai termuat dalam surat yang ditulis.

 Dapat segera menanggapi surat yang masuk sebagai mana mestinya,

dan terhindar dari salah menafsirkan atau salah mengambil keputusan.

Oleh karena itu, suatu organisasi perlu mengetahui langkah-langkah

pengurusan surat secara garis besar sebagai pegangannya.

a. Pengurusan Surat Masuk

1) Penerimaan Surat

Kegiatan yang dilakukan dalam penerimaan surat, antara lain :

a. Mengumpulkan dan menghitung surat yang masuk

b. Memeriksa kebenaran alamatnya. Apabila salah alamat,

surat segera dikembalikan pada pengirim.

c. Menandatangani bukti pengiriman pada kartu atau buku

sebagai bukti bahwa surat telah diterima. Biasanya

penerimaan dicatat pada buku penerimaan surat.

d. Memisahkan surat berdasarkan alamat yang dituju ( unit

pengolah / nama pejabat).

e. Membuka surat ( kecuali surat rahasia) dan memeriksa

kelengkapannya ( bila ada lampirannya, kalau lampirannya

tidak lengkap buat catatan seperlunya ).

Saat membuka surat ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

 Menjaga agar isi amplop tidak terpotong atau rusak.

 Amplop dibuka bagian tepinya agar surat tidak rusak.

Oleh karena itu, usahakan lipatan surat tidak sampai

ke tepi amplop.

(32)

commit to user

 Hati-hatilah dalam mengeluarkan isi amplop, jangan

sampai sobek karena terkena lem amplop.

 Bila sobek/ rusak rekatkan kembali dengan pita

plastik tembus pandang.

 Satukan isi surat dengan sampulnya dengan

menggunakan cap (mungkin sampul masih

diperlukan).

f. Membubuhkan stempel tanggal dan waktu surat diterima

dibalik surat atau pada sampul surat.

2) Penyortiran Surat

Penyortiran surat adalah kegiatan memisahkan dan

mengelompokkan surat-surat menurut jenis dan golongannya.

Surat-surat masuk dapat dikelompokkan menjadi dua macam

yaitu :

 Surat pribadi, yaitu semua surat yang ditulis dengan

mencantumkan nama-nama pribadi, walaupun

kadang-kadang disertai jabatan formalnya.

 Surat dinas, dapat dikelompokkan menjadi :

1. Surat rahasia atau surat tertutup, yang harus segera

disampaikan kepada pejabat yang berkepentingan dalam

keadaan masih tertutup.

2. Surat-surat dinas yang boleh dibuka dan dibaca oleh

pegawai yang bertugas untuk diproses lebih lanjut (untuk

keperluan pengarahan). ( Ig. Wursanto, 1991 : 111).

Kegiatan penyortiran surat dimaksudkan untuk : a. Mengetahui banyak dan seringnya surat masuk;

b. Mengelompokkan/ memisahkan surat masuk untuk

memudahkan penanganan surat sebagaimana mestinya;

(33)

commit to user

Hal yang dilakukan dalam penyortiran surat meliputi :

a. Menggolongkan atau membagi surat ke dalam surat pribadi

dan dinas.

b. Memisahkan surat pribadi untuk pimpinan atau pegawai

lainnya.

c. Membagi surat dinas menjadi tiga golongan, yaitu dinas

rutin, penting, dan rahasia.

d. Membaca dan meneliti isi surat untuk memberi saran kepada

pimpinan, apabila diberi wewenang untuk masalah itu.

3) Pencatatan Surat

Pencatatan surat masuk dilakukan dengan menggunakan buku

agenda atau kartu tertentu. Agenda berfungsi sebagai pencatat

surat, sedangkan pencatatan surat berarti mencatat surat sesuai

dengan jenis surat masuk.

4) Pengarahan Surat

Dalam menentukan arah surat, perlu adanya lembar disposisi dari

pimpinan tertinggi. Surat yang disampaikan langsung pada

pimpinan tertinggi adalah surat yang berisi masalah-masalah yang

berkenaan dengan kebijaksanaan dan hal lain yang ditentukan

oleh pimpinan. Adapun surat yang berkenaan dengan pekerjaan

yang sifatnya rutin disampaikan langsung kepada pengolah atau

Tata Usaha. Lembar disposisi berguna sebagai tempat pimpinan

memberikan tanggapan atas isi surat dengan menegaskan berupa

instruksi atau informasi. Instruksi diberikan terutama kepada

bawahan atau staf pimpinan, sedangkan informasi diberikan

kepada para pimpinan yang sederajat.

5) Penyimpanan Surat

Surat yang telah didistribusikan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan, selanjutnya harus disimpan karena bila

sewaktu-waktu dibutuhkan, surat tersebut dapat ditemukan dan dibaca

kembali.

(34)

commit to user

Penyimpanan surat memiliki beberapa tujuan, yaitu :

a. Sebagai referensi bila organisasi memerlukan keterangan

tertentu.

b. Memberikan data/ informasi kepada pimpinan yang bisa

dijadikan dasar dalam mengambil keputusan.

c. Memberikan keterangan-keterangan vital, misalnya sebagai

bukti dengan kententuan hukum.

b. Penanganan Surat Keluar

Pengiriman surat keluar dimulai dari instruksi pimpinan tentang

perlunya dibuat surat.

1) Membuat Konsep Surat

Untuk membuat konsep surat terdapat beberapa metode atau cara

yaitu,

 Berdasarkan dikte pimpinan.

 Pimpinan menyusun naskah surat secara tertulis dan

menyerahkan naskah tersebut kepada pegawai untuk diketik.

 Pimpinan mencatat init surat dan menyuruh pegawai

menyusun surat.

 Pimpinan menyerahkan sepenuhnya kepada pegawai untuk

menyusun konsep surat dan menyelesaikannya.

Konsep surat yang telah mendapat persetujuan dari pimpinan segera

langsung diketik dengan bentuk tertentu.

2) Penandatanganan oleh pimpinan tertinggi

Setelah selesai pengetikan konsep surat dan sudah melalui proses

penyuntingan surat maka penandatanganan surat dapat dilakukan

oleh pimpinan.

3) Pencatatan surat

Pegawai atau pencatat surat mencatatnya dalam buku verbal ( yaitu

buku untuk mencatat surat yang dikirim atau dikeluarkan pada

(35)

commit to user 4) Pengiriman dan penyimpanan.

Tahap penyimpanan surat harus dilakukan agar sewaktu-waktu

dibutuhkan surat dapat diketemukan lagi dengan mudah.

Tahap pengiriman surat merupakan bagian dari kegiatan ekspedisi.

Ekspedisi adalah kegiatan di bidang tata usaha yang bertugas

menyampaikan atau mengirimkan surat-surat. Semua surat yang

diantarkan dicatat pada sebuah buku yang dinamakan buku

ekspedisi. Buku ekspedisi selain digunakan untuk mencatat

surat-surat yang akan diantarkan juga berfungsi sebagai tanda bukti

penerimaan surat karena dilengkapi dengan kolom tanda tangan

penerima.

(36)

commit to user I. Prosedur Pengurusan Surat

1. Prosedur Pengurusan Surat Masuk

Gambar 2.1. Bagan Pengurusan Surat Masuk

Sumber : Pengantar Manajemen Perkantoran ( Drs. Aries Susilo )

Keterangan :

1) Penerimaan surat pada loket penerima surat masuk.

2) Penyortiran dan pemberian disposisi oleh Kepala Bagian Tata Usaha.

3) Pencatatan pada buku agenda oleh agendaris.

4) Pencarian / pencocokan referensi surat lain pada kontrol agenda.

5) Penyampaian kepada unit yang bersangkutan untuk mendapatkan tanggapan.

6) Selesai ditanggapi, dikembalikan ke loket penerimaan surat.

7) Surat diteruskan kepada Kepala Bagian Tata Usaha.

8) Dikembalikan kepada kontrol agenda.

9) Penyimpanan oleh juru kontrol agenda ke file arsip pusat.

Loket penerimaan surat masuk

Kepala bagian TU

agendaris

Unit-unit/ bagian-bagian

Kepala bagian TU Loket penerimaan surat masuk

(37)

commit to user 2. Prosedur Pengurusan Surat Keluar

Gambar 2. 2. Bagan Prosedur Pengurusan Surat Keluar

Sumber : Pengantar Manajemen Perkantoran ( Drs. Aries Susilo ) Konsep Surat

Kepala bagian TU

verbalis

pengetikan

Ekspedisi Pihak berwenang

Arsip surat

(38)

commit to user Keterangan :

1. Konsep surat diserahkan kepada penerima surat keluar.

2. Penyortiran dan pemberian disposisi oleh Kepala Bagian Tata Usaha.

3. Penyerahan kepada verbalis.

4. Penyerahan kepada unit pusat pengetikan.

5. Selesai diketik, diberikan kepada unit pembuat konsep.

6. Setelah cocok materinya, dibubuhi paraf, lalu diteruskan kepada pejabat yang

berwenang menandatanganinya, kemudian mengembalikan lagi ke pusat

pengetikan.

7. Penerusan ke unit ekspedisi untuk pencatatan dalam buku ekspedisi dan

lain-lain hal yang berhubungan dengan surat keluar.

8. Pengiriman surat keluar dengan kurir atau lewat pos, dan satu tembusan ke

pembuat konsep.

9. Pengiriman tembusan ke unit pembuat konsep yang berkepentingan dengan

surat pengantar sebagai pengecekan bahwa surat tersebut sudah dikirim

kepada alamat surat.

(39)

commit to user J. Metode Pengamatan

Metode yang digunakan penulis dalam pembuatan tugas akhir ini

menggunakan metode pengamatan dengan mengambil beberapa langkah

dalam metode pengamatan yaitu :

1. Lokasi Pengamatan

Lokasi pengamatan dalam penulisan Tugas Akhir ini berada di

bagian Tata Usaha Perum Bulog Sub Divre III Surakarta. Adapun alasan

pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut ini :

a. Pihak Perum Bulog Sub Divre Surakarta sangat mendukung

pengamatan ini, dengan memberikan ijin yang memungkinkan

penulis mendapatkan data-data dan informasi yang diperlukan sesuai

dengan permasalahan yang akan diteliti.

b. Karena penulis ingin mengetahui prosedur surat menyurat karena

surat sangat mendukung untuk proses kegiatan di Perum Bulog

tersebut.

2. Jenis Pengamatan

Jenis pengamatan yang digunakan adalah jenis pengamatan

deskriptif kualitatif. Pengamatan deskriptif kualitatif yaitu pengamatan

yang bertujuan untuk menggambarkan, memaparkan, menuturkan, dan

menganalisis data yang ada secara mendalam. Penulis menganalisis data

dengan keseluruhan data yang sedekat mungkin dengan bentuk aslinya

seperti pada saat mencatat. Untuk mendapatkan data teori dan konsep

yang berhubungan dengan obyek maka penulis juga di dukung dengan

study kepustakaan atau mencari di perpustakaan.

3. Sumber data

a. Narasumber/ informan

Informan yang yang dipilih penulis untuk mendapatkan informasi

yang tepat dan akurat antara lain adalah :

 Wakil Kepala Perum Bulog Sub Divre Surakarta  Staff Bagian Tata Usaha

(40)

commit to user b. Dokumen dan arsip

Semua data yang dibutuhkan sudah terkumpul tahap selanjutnya

menganalisa data tersebut untuk dipahami dan diolah dalam bentuk

penjelasan-penjelasan atau keterangan-keterangan yang bukan

merupakan suatu bentuk matematis dan tidak sepenuhnya hanya

berbentuk penjelasan dan uraian-uraian panjang tetapi penulis juga

menyertakan tabel, gambar dan bagan sehingga dapat memudahkan

pembaca dalam memahami isi dari hasil penulisan ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengamatan ini menggunakan cara pengumpulan data antara lain :

a. Observasi langsung yaitu dilakukan secara informal. Misal secara

informal dapat dilakukan selama kuliah kerja magang dengan

mengamati situasi contohnya kondisi bangunan, atau iklim

organisasi.

b. Interview atau wawancara adalah proses dimana memperoleh data

atau informasi untuk pengamatan dengan cara bertatap muka secara

langsung atau dapat pula dikatakan dilakukan secara informal antara

pewawancara dengan respoden.

c. Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara

mencari, membaca atau mempelajari dokumen-dokumen, petunjuk,

keputusan yang dijadikan sumber data mengenai perusahaan yang

diperoleh dari bagian / seksi Tata Usaha di lokasi pengamatan.

d. Data kepustakaan adalah data yang dikumpulkan dari buku-buku

referensi dan literature yang berhubungan dengan pengamatan yang

penulis bahas pada Tugas Akhir ini.

5. Teknis Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan adalah Analisis Model

Interaktif. Di dalam model analisis ini terdapat 3 komponen analisis,

yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau

verifikasinya. Kegiatan ini dilakukan secara serempak dengan proses

(41)

commit to user

Adapun 3 dari komponen yang menjadi bagian dari Analisis

Interaktif adalah sebagai berikut :

a. Reduksi data

Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan

pengabstrakan data kasar yang muncul dari catatan yang tertulis di

lapangan. Proses ini berlangsung secara terus menerus selama

pelaksanaan riset.

b. Penyajian data

Penyajian data merupakan pengumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan penyajian data dapat berupa kalimat, cerita

ataupun tabel. Dengan melihat suatu penyajian data, peneliti akan

mengerti apa yang terjadi dan mungkin untuk mengerjakan sesuatu

pada analisa atau tindakan lain.

c. Penarikan kesimpulan

Kesimpulan tidak akan terjadi sampai pengumpulan data selesai.

Kesimpulan tersebut pada awalnya kurang jelas kemudian meningkat

secara eksklusif dan memiliki landasan yang kuat. Kesimpulan yang

diversifikasi dapat berupa pengulangan yang cepat sehingga

pemikiran kedua yang timbul dari pemikiran pada waktu melihat

kembali catatan lapangan.

Pengumpulan data

Sajian data

Penarikan kesimpulan Reduksi data

(42)

commit to user BAB III

DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

A. Sejarah Singkat

1. Sejarah Bulog Sebelum Menjadi Perum

Sejarah Bulog tidak dapat terlepas dari sejarah lembaga pangan di

Indonesia sejak zaman sebelum kemerdekaan sampai pemerintahan

sekarang ini. Secara umum tugas lembaga pangan tersebut adalah untuk

menyediakan pangan bagi masyarakat pada harga yang terjangkau

diseluruh daerah serta mengendalikan harga pangan di tingkat produsen

dan konsumen. Instrumen untuk mencapai tujuan tersebut dapat berubah

sesuai kondisi yang berkembang.

Campur tangan pemerintah dalam komoditas beras diawali sejak

Maret 1933 yaitu di zaman pemerintahan Belanda. Saat itu, untuk pertama

kalinya pemerintah Belanda mengatur kebijakan perberasan, yaitu dengan

menghapus impor beras secara bebas dan membatasi impor melalui sistem

lisensi.

Latar belakang ikut campurnya pemerintah Belanda dalam

perberasan waktu itu adalah karena terjadinya fluktuasi harga beras yang

cukup tajam (tahun 1919/1920) dan sempat merosot tajam pada tahun

1930, sehingga petani mengalami kesulitan untuk membayar pajak.

Menjelang pecahnya Perang Dunia II, pemerintah Belanda

memandang perlu untuk secara resmi dan permanen mendirikan suatu

lembaga pangan. Tanggal 25 April 1939, lahirlah suatu lembaga pangan

yang disebut Voeding Middelen Fonds (VMF). Lembaga pangan ini

banyak mengalami perubahan nama maupun fungsi.

Secara ringkas, perkembangannya sebagai berikut:

Tugas BULOG semakin bertambah. Komoditi yang dikelola bertambah

menjadi gula pasir (1971), terigu (1971), daging (1974), jagung (1978),

kedelai (1977), kacang tanah (1979), kacang hijau (1979), telur dan daging

(43)

commit to user

ayam pada Hari Raya, Natal/Tahun Baru. Kebijaksanaan Stabilisasi Harga

Beras yang berorientasi pada operasi bufferstock dimulai tahun 1970.

Stabilisasi harga bahan pangan terutama yang dikelola BULOG

masih tetap menjadi tugas utama di era 1980-an. Orientasi bufferstock

bahkan ditunjang dengan dibangunnya gudang-gudang yang tersebar di

wilayah Indonesia. Struktur organisasi BULOG diubah sesuai Keppres No.

39/1978 tanggal 6 Nopember 1978 dengan tugas membantu persediaan

dalam rangka menjaga kestabilan harga bagi kepentingan petani maupun

konsumen sesuai kebijaksanaan umum Pemerintah. Penyempurnaan

organisasi terus dilakukan. Melalui Keppres RI No. 50/1995 BULOG

ditugaskan mengendalikan harga dan mengelola persediaan beras, gula,

tepung terigu, kedelai, pakan, dan bahan pangan lainnya. Namun, seiring

dengan perkembangan ekonomi global, tugas pokok BULOG dipersempit

melalui Keppres No. 45 / 1997 tanggal 1 Nopember 1997 yaitu hanya

mengendalikan harga dan mengelola persediaan beras dan gula. Selang

beberapa bulan, sesuai LOI tanggal 15 Januari 1998, Bulog hanya

memonopoli beras saja.

Liberalisasi beras mulai dilaksanakan sesuai Keppres RI no.

19/1998 tanggal 21 Januari 1998 dan tugas pokok BULOG hanya

mengelola beras saja. Tugas pokok BULOG diperbaharui kembali melalui

Keppres no. 29/2000 tanggal 26 Pebruari 2000 yaitu melaksanakan tugas

umum pemerintahan dan pembangunan di bidang manajemen logistik

melalui pengelolaan persediaan, distribusi, pengendalian harga beras dan

usaha jasa logistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Tugas tersebut tidak berjalan lama karena mulai 23 Nopember

2000 keluar Keppres No. 166/2000 dimana tugas pokoknya melaksanakan

tugas pemerintah bidang manajemen logistik sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Akhirnya, Keppres No. 103/2001 tanggal 13 September 2001

mengatur kembali tugas dan fungsi BULOG. Tugasnya melaksanakan

(44)

commit to user

perundang-undangan yang berlaku, dengan kedudukan sebagai lembaga

pemerintah non departemen yang bertanggung jawab langsung kepada

presiden.

2. Peralihan Menjadi Perum

Selama lebih dari 30 tahun Bulog telah melaksanakan penugasan

dari pemerintah untuk menangani bahan pangan pokok khususnya beras

dalam rangka memperkuat ketahanan pangan nasional. Manajemen Bulog

tidak banyak berubah dari waktu ke waktu, meskipun ada perbedaan tugas

dan fungsi dalam berbagai periode. Dalam rangka melaksanakan tugas dan

fungsinya, status hukum Bulog adalah sebagai Lembaga Pemerintah Non

Departemen (LPND) berdasarkan Keppres RI No. 39 tahun 1978. Namun,

sejak krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 timbul

tekanan yang sangat kuat agar peran pemerintah dipangkas secara drastis

sehingga semua kepentingan nasional termasuk pangan harus diserahkan

sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Tekanan tersebut terutama mucul

dari negara-negara maju pemberi pinjaman khususnya AS dan lembaga

keuangan internasional seperti IMF dan World Bank.

Konsekuensi logis yang harus diterima dari tekanan tersebut adalah

Bulog harus berubah secara total. Dorongan untuk melakukan perubahan

datangnya tidak hanya dari luar negeri, namun juga dari dalam negeri.

Pertama , perubahan kebijakan pangan pemerintah dan pemangkasan tugas dan fungsi Bulog sehingga hanya diperbolehkan

menangani komoditas beras, penghapusan monopoli impor seperti yang

tertuang dalam beberapa Keppres dan SK Menperindag sejak tahun 1998.

Keppres RI terakhir tentang Bulog, yakni Keppres RI No. 103 tahun 2001

menegaskan bahwa Bulog harus beralih status menjadi BUMN

selambat-lambatnya Mei 2003.

Kedua , berlakunya beberapa UU baru, khususnya UU No. 5 Tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli, dan UU No. 22 Tahun

2000 tentang Otonomi Daerah yang membatasi kewenangan Pemerintah

(45)

commit to user

Ketiga , masyarakat luas menghendaki agar Bulog terbebas dari unsur-unsur yang bertentangan dengan tuntutan reformasi, bebas dari

KKN dan bebas dari pengaruh partai politik tertentu, sehingga Bulog

mampu menjadi lembaga yang efisien, efektif, transparan dan mampu

melayani kepentingan publik secara memuaskan.

Keempat , perubahan ekonomi global yang mengarah pada liberalisasi pasar, khususnya dengan adanya WTO yang mengharuskan

penghapusan non-tariff barrier seperti monopoli menjadi tariff barrier serta

pembukaan pasar dalam negeri. Dalam LOI yang ditandatangani oleh

pemerintah Indonesia dan IMF pada tahun 1998, secara khusus ditekankan

perlunya perubahan status hukum Bulog agar menjadi lembaga yang lebih

efisien, transparan dan akuntabel.

Sehubungan dengan adanya tuntutan untuk melakukan perubahan,

Bulog telah melakukan berbagai kajian-kajian baik oleh intern Bulog

maupun pihak ekstern.

Pertama , tim intern Bulog pada tahun 1998 telah mengkaji ulang peran Bulog sekarang dan perubahan lembaganya di masa mendatang. Hal

ini dilanjutkan dengan kegiatan sarasehan pada bulan Januari 2000 yang

melibatkan Bulog dan Dolog Selindo dalam rangka menetapkan arahan

untuk penyesuaian tugas dan fungsi yang kemudian disebut sebagai

"Paradigma Baru Bulog".

Kedua , kajian ahli dari Universitas Indonesia (UI) pada tahun 1999 yang menganalisa berbagai bentuk badan hukum yang dapat dipilih

oleh Bulog, yakni LPND seperti sekarang, atau berubah menjadi Persero,

Badan Hukum Milik Negara (BHMN), Perjan atau Perum. Hasil kajian

tersebut menyarankan agar Bulog memilih Perum sebagai bentuk badan

hukum untuk menjalankan dua fungsi bersamaan, yaitu fungsi publik dan

komersial.

Ketiga , kajian auditor internasional Arthur Andersen pada tahun 1999 yang telah mengaudit tingkat efisiensi operasional Bulog. Secara

(46)

commit to user

memperbaiki kebijakan internal, sistim, proses dan pengawasan sehingga

dapat memperbaiki efisiensi dan memperkecil terjadinya KKN di masa

mendatang.

Keempat , kajian bersama dengan Bernas Malaysia pada tahun 2000 untuk melihat berbagai perubahan yang dilakukan oleh Malaysia dan

merancang kemungkinan penerapannya di Indonesia.

Kelima , kajian konsultan internasional Price Waterhouse Coopers (PWC) pada tahun 2001 yang telah menyusun perencanaan korporasi

termasuk perumusan visi dan misi serta strategi Bulog, menganalisa core

business dan tahapan transformasi lembaga Bulog untuk berubah menjadi

lembaga Perum.

Keenam , dukungan politik yang cukup kuat dari anggota DPR RI, khususnya Komisi III dalam berbagai hearing antara Bulog dengan Komisi

III DPR RI selama periode 2000-2002.

Berdasarkan hasil kajian, ketentuan dan dukungan politik DPR RI,

disimpulkan bahwa status hukum yang paling sesuai bagi Bulog adalah

Perum. Dengan bentuk Perum, Bulog tetap dapat melaksanakan tugas

publik yang dibebankan oleh pemerintah terutama dalam pengamanan

harga dasar pembelian gabah, pendistribusian beras untuk masyarakat

miskin yang rawan pangan, pemupukan stok nasional untuk berbagai

keperluan publik menghadapi keadaan darurat dan kepentingan publik

lainnya dalam upaya mengendalikan gejolak harga.

Disamping itu, Bulog dapat memberikan kontribusi operasionalnya

kepada masyarakat sebagai salah satu pelaku ekonomi dengan

melaksanakan fungsi usaha yang tidak bertentangan dengan hukum dan

kaidah transparansi. Dengan kondisi ini gerak lembaga Bulog akan lebih

fleksibel dan hasil dari aktivitas usahanya sebagian dapat digunakan untuk

mendukung tugas publik, mengingat semakin terbatasnya dana pemerintah

di masa mendatang. Dengan kondisi tersebut diharapkan perubahan status

Bulog menjadi Perum dapat lebih menambah manfaat kepada masyarakat

(47)

commit to user

Dan pada akhirnya era baru itu datang juga, sejak tanggal 20

Januari 2003 LPND Bulog secara resmi berubah menjadi Perum Bulog

berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 2003 yang kemudian

direvisi menjadi PP RI No. 61 Tahun 2003. Peluncuran Perum Bulog ini

dilakukan di Gedung Arsip Nasional Jakarta pada tanggal 10 Mei 2003.

B. Visi dan misi Perum Bulog Sub Divre III Surakarta

Perum Bulog memiliki visi dan misi dalam pelaksanaan kegiatannya

yaitu sebagai berikut :

1. Visi

“ Menjadi Perusahaan yang handal dalam mewujudkan Pangan yang Cukup, Aman dan Terjangkau Bagi Rakyat”.

2. Misi

“ Memenuhi kebutuhan pangan pokok rakyat menyelenggarakan tugas pelayanan publik untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan kebijakan

pengan nasional, menyelenggarakan kegiatan ekonomi di bidang pangan

secara berkelanjutan, serta memberikan manfaat kepada perekonomian

nasional, menyelenggarakan ekonomi di bidang pangan dan usaha lain

secara berkelanjutan dan bermanfaat bagi stakeholder, dan menjalankan

usaha produksi, pemasaran dan jasa komoditi pangan guna mendukung

program pengembangan hasil pertanian khususnya bidang pangan dan

bidang usaha lain dengan upaya memaksimumkan produksivitas, efisiensi

dan kemampuan untuk menghasilkan laba”.

C. Tugas dan Fungsi Perum Bulog Sub Divre III Surakarta 1. Tugas Pokok

Tugas Pokok Perum Bulog adalah menyelenggarakan usaha logistik

pengan pokok yang bermutu dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup

orang banyak dan dalam hal tertentu menyelenggarakan tugas-tugas

tertentu yang diberikan pemerintah dan distribusi pangan pokok

(48)

commit to user

pokok kepada golongan masyarakat tertentu, khususnya pangan pokok

beras dan pangan pokok lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam

rangka ketahanan pangan. Secara operasional, tugas-tugas Perum Bulog

Sub Divre Jawa Tengah di daerah dilaksanakan oleh sub-subdivre se-Jawa

Tengah.

2. Fungsi

Sebagai perum, Bulog Divre Jateng menjalankan dua fungsi

sekaligus secara bersamaan yaitu fungsi publik dan fungsi komersial.

Fungsi publik yang dilakukan atau dilaksanakan oleh Perum Bulog adalah

menjalankantugas public yang dibebankan oleh Pemerintah terutama

dalam pemupukan stock nasional untuk berbagai keperluan publik seperti

RASKIN dan cadangan beras pemerintah (CBP) yang digunakan untuk

menghadapi keadaan darurat dan upaya mengendalikan gejolak harga

pemupukan stock ini dilakukan melalui program pengadaan gabah/ beras

dalam negeri sekaligus untuk pengamanan harga pembelian pemerintah

(HPP).

Disamping itu Perum Bulog juga dapat memberikan kontribusi

operasionalnya kepada masyarakat sebagai salah satu pelaku ekonomi

dengan melaksanakan fungsi usaha yang tidak bertentangan dengan

hukum dan kaidah transparansi (tugas komersial). Melalui kondisi ini

gerak Perum Bulog akan lebih fleksibel dan hasil dari aktivitas usahanya

sebagian dapat digunakan untuk mendukung tugas publik, mengingat

semakin terbatasnya dana pemerintah di masa mendatang.

Dengan kondisi dua fungsi tersebut, diharapkan perubahan status

Bulog menjadi Perum dapat lebih menambah manfaat kepada masyarakat

luas. Pada saat ini komoditi yang dikelola secara langsung oleh Perum

Bulog Divre Jateng khususnya hanyalah beras yang prosedur pengadaan

(49)

commit to user D. Nilai-Nilai Dasar Perum Bulog

Perum Bulog mempunyai nilai-nilai dasar untuk melaksanakan tugas dan

fungsinya sehingga tujuan dapat tercapai sesuai dengan harapan, nilai-nilai

dasar itu antara lain sebagai berikut :

1. KUALITAS

Perusahaan dengan seluruh jajaran manajemen dan pegawai sepakat untuk

berorientasi pada kualitas produk dan pelayanan pada rakyat (konsumen)

sesuai dengan visi dan misi.

2. INTEGRITAS

Keutuhan pribadi, manajemen dan organisasi yang mencerminkan

konsistensi antara prinsip dengan perilaku.

3. TEAMWORK

Seluruh unit kerja dan karyawan bergerak fokus dan total secara

terintegrasi dalam rangka pencapaian visi dan misi perusahaan.

4. INOVATIF

Kemampuan untuk berfikir dan mengembangkan nilai-nilai kreatifitas dan

inovasi dalam bekerja.

5. RESPONSIF

Kemampuan perusahaan untuk mengambil keputusan dan melakukan

upaya-upaya preventif maupun kuratif dalam menghadapi setiap

perubahan lingkungan strategis. Pada tingkat invidivu, nilai ini

direfleksikan oleh sikap awareness yang tinggi terhadap setiap kebijakan

perusahaan.

E. Struktur Organisasi Perum Bulog Sub Divre III Surakarta

Struktur organisasi Kantor Perum Bulog Sub Divre III Surakarta

dibentuk bertujuan agar pencapaian sasaran dapat berjalan efektif dan efisien

(khususnya sasaran manajemen perkantoran).

Berikut penjabaran mengenai bagan dan daftar karyawan Perum Bulog

Sub Divre III Surakarta,

(50)

Sumber : Kantor Perum Bulog Sub Divre III Surakarta

36

Gambar 3. 1. Bagan Struktur Organisasi Perum Bulog Sub Divre III

KEPALA SUB DIVRE III SKA

TRI FAJARYANTO

Staf Gasar Staf Minkeu

Gambar

Gambar  2.1. Bagan Pengurusan Surat Masuk
Gambar 2. 2. Bagan Prosedur Pengurusan Surat Keluar
Gambar 3. 1. Bagan Struktur Organisasi Perum Bulog Sub Divre III
Tabel. 3. 1. Daftar nama sekaligus jabatan pegawai Perum Bulog Sub Divre III
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pembelanjaan modal sendiri disebut juga sebagai pembelanjaan atau pendanaan ekuitas, yang digunakan untuk waktu yang tidak terbatasB. Artinya pendanaan tersebut akan digunakan

Earnings management practices by management can be minimized through monitoring mechanism to align differences in the interests between owners and management, It used by (1)

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi perubahan penggunaan/penutupan lahan di Sub DAS Keduang pada periode 1996-2006 dan (2) Menganalisis hubungan

Menurut riset Bergeson dalam penelitian Gusni Satriawati [2] mengemukakan bahwa mahasiswa sulit mengomunikasikan informasi visual terutama dalam mengomunikasikan

Dari laporan tersebut dapat diketahui bahwa ada hal yang serupa pada laporan awal di tahun 1988 yaitu masalah pemeliharaan dan ketidakmampuan penyedian dana untuk pengembangan

Perancangan yang ditinjau adalah struktur gedung yang terdiri dari pelat lantai, balok, kolom, hubungan balok kolom (HBK). Bangunan berada pada situs SD, dan

bagaimana Kode Etik Jurnalistik Indonesia (KEJI) diterapkan dalam berita kecelakaan di TolJagorawi pada koran Pos Kota dan Warta Kota Periode 9. Sepetember 2013- 14

Metode/cara pengerjaan, acuan yang digunakan: dikerjakan secara individual dengan menggunakan konsep manajemen strategi.. Deskripsi luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan: