H U B U N G A N G E T A R A N S E L U R U H T U B U H
( W H O L E B O D Y V I B R A T I O N ) D E N G A N G E J A L A
G A S T R O I N T E S T I N A L ( D I S P E P S I A ) D A N
U P A Y A P E N A N G G U L A N G A N N Y A P A D A
PEKERJA PENJUALAN (SALESMAN) DAN
P E N D U K U N G ( H E L P E R )
PT.X BOTTLING INDONESIA
TESIS
Oleh
ADHY DHARMA ADLI
027010001/KK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
H U B U N G A N G E T A R A N S E L U R U H T U B U H ( W H O L E B O D Y V I B R A T I O N ) D E N G A N G E J A L A
G A S T R O I N T E S T I N A L ( D I S P E P S I A ) D A N U P A Y A P E N A N G G U L A N G A N N Y A P A D A
P E K E R J A P E N J U A L A N ( S A L E S M A N ) D A N P E N D U K U N G ( H E L P E R )
P T . X B O T T L I N G I N D O N E S I A
TESIS
Untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Dalam Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
ADHY DHARMA ADLI 027010001/KK
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : HUBUNGAN GETARAN SELURUH TUBUH (WHOLE
BODY VIBRATION) DENGAN GEJALA
GASTROINTESTINAL (DISPEPSIA) DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA PADA PEKERJA PENJUALAN (SALESMAN) DAN PENDUKUNG (HELPER) PT.X
BOTTLING INDONESIA
Nama Mahasiswa : Adhy Dharma Adli
Nomor Pokok : 027010001
Program Studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Kekhususan Kesehatan Kerja
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr-Ing.Ir.Ikhwansyah Isranuri)
Ketua
(dr.Halinda Sari Lubis, M..KKK) (dr.Juwita Sembiring, Sp.PD, KGEH)
Anggota Anggota
Ketua Program Studi Direktur
(Dr.Drs.R.Kintoko Rochadi, MKM) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B, M.Sc)
Telah diuji pada : Tanggal 28 Juli 2007
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr-Ing.Ir.Ikhwansyah Isranuri
Anggota : dr.Halinda Sari Lubis, M..KKK
dr.Juwita Sembiring, Sp.PD, KGEH
Ir.Rosnani Ginting, MT
PERNYATAAN
H U B U N G A N G E T A R A N S E L U R U H T U B U H ( W H O L E B O D Y V I B R A T I O N ) D E N G A N G E J A L A
G A S T R O I N T E S T I N A L ( D I S P E P S I A ) D A N U P A Y A P E N A N G G U L A N G A N N Y A P A D A
P E K E R J A P E N J U A L A N ( S A L E S M A N ) D A N P E N D U K U N G ( H E L P E R )
P T . X B O T T L I N G I N D O N E S I A
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Oktober 2007
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah studi upaya penanggulangan gejala gastrointestinal yaitu gejala dispepsia yang berasal dari getaran seluruh tubuh pekerja salesman dan helper akibat getaran mesin kendaraan distribusi yang ditransmisikan melalui tempat duduk kendaraan. Rancangan penelitian menggunakan rancangan cross-sectional. Teknik sampling menggunakan total sampling, yaitu sebanyak 72 orang pekerja di wilayah operasional Medan Utara, dan kendaraan distribusi sebanyak 36 unit. Untuk mengetahui hubungan antara getaran seluruh tubuh dengan gejala dispepsia yang mempengaruhi para pekerja, dilakukan analisa secara chi-square. Didapat hasil getaran yang memapari helper rata-rata sebesar 7,24 m/dtk2 dan salesman terpapar getaran rata-rata sebesar 6,12 m/dtk2. Menurut standard reaksi kenyamanan, angka yang diperoleh dapat menyebabkan reaksi yang sangat tidak nyaman bagi pekerja. Besarnya keterpaparan yang diterima helper disebabkan rambatan getaran mesin langsung diterima melalui tempat duduk sebelum merambat menuju tempat duduk
salesman. Sebanyak 11 orang dari salesman dan helper terkena gejala dispepsia,
namun timbulnya gejala dispepsia itu menurut statistik bukan berasal dari getaran seluruh tubuh pekerja akibat getaran mesin kendaraan distribusi saja, tetapi faktor lain yang memungkinkan munculnya gejala dispepsia. Kondisi ini dilihat dari hasil penghitungan square pada setiap kelompok pekerja, yang menunjukkan
chi-square hitung < chi-chi-square tabel dan probabilitas > 0,05 pada setiap kelompok
pekerja. Hal ini berarti tidak ada hubungan langsung dan timbulnya gejala bukan faktor tunggal antara getaran yang memapari pekerja selama beraktifitas mendistribusikan produk botol minuman dengan munculnya gejala dispepsia pada pekerja.
ABSTRACT
Objective of research is gastrointestinal symptom treatment study, regarding whole body vibration to causes dyspepsia symptom that source from machinery vibration in truck to allowed transmission seat. Design of research is cross-sectional and total sampling methode, whereas 72 workers in north medan operational are and focusly to 36 unit distribution trucks. Recognition of relationship with dyspepsia symptom to influence workers using chi-square analyse. Resulting, vibration in helpers seat’s to reach average 7,24 m/s2 and salesmans seat’s to reach average 6,12 m/s2. According to standard comfortable reaction, that result could be made uncomfortable condition for workers. Widely exposure to helpers because directly vibration they received through seat before running way to salesmans seat’s. Elevent salesmans and helpers got dyspepsia, but that exposure according statistical is not come from whole body vibration causes distribution trucks machine but another possible factors. This condition got from chi-square measurement to every workers group. It’s show, measurement chi-square smaller than table chi-square and probability every workers group greater than 0,05. That means are nothing correlation between vibration exposure dyspepsia symptom to workers.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada kebesaran Allah SWT, yang sampai saat ini masih memberikan kesehatan dan kesempatan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan Tesis yang merupakan syarat dalam penyelesaian program Magister Kesehatan Kerja, Sekolah Pasca Sarjana di Universitas Sumatera Utara. Penulisan Tesis ini tidak mungkin terwujud, tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada :
1. Ayahanda dan Ibunda tercinta, dr.H.Adli Lidya, DTM&H dan Hj.Dastel Mery, SH yang selalu mendo’akan dan mendorong penulis dalam penyelesaian studi.
2. Ibu Prof.Dr.Ir.Chairun Nisa B, MSc sebagai Direktur Sekolah Pascasarjana USU yang telah memberikan kesempatan kepada penulis mengikuti pendidikan.
3. Bapak Dr.Drs.R.Kintoko Rochadi, MKM sebagai Ketua Jurusan Kekhususan Program Studi Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana USU yang telah memberikan perhatian kepada penulis dalam penyelesaian studi dan tesis.
4. Bapak Dr-Ing.Ir.Ikhwansyah Isranuri sebagai Ketua Komisi Pembimbing yang tidak bosan-bosannya membimbing penulis dalam penelitian dan penyelesaian tesis.
5. Ibu dr.Halinda Sari Lubis, M.KKK dan Ibu dr.Juwita Sembiring, Sp.PD, KGEH sebagai anggota Komisi Pembimbing yang selalu mengarahkan penulis dalam penyempurnaan penulisan tesis.
7. General Manager CCBI, Bapak Nasoha (Humas CCBI), Bapak Eddi Syahputra (OHS Manager CCBI), Bapak Ipan Kestiawan (CSM CCBI), para Supervisor,
Salesman, Helper, dan Security CCBI atas kesempatan dan keramahtamahan selama
dan sesudah penelitian berlangsung.
8. Istriku tercinta Nina Soraya, Am.Keb dan Anakku tersayang Kyla Adina Lidya yang selalu memberikan kasih sayang yang tulus, dorongan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan studi pascasarjana.
9. Temanku Tengku, Fajri, dan Esra, serta bang Adek yang telah membantu penulis, selama pengambilan data dan pengolahan data.
10.Seluruh staf Program Studi Kesehatan Kerja Sekolah Pascasarjana USU yang selalu setia dan ramah dalam melayani kebutuhan administrasi kepada penulis.
Akhir kata, penulis mengharapkan kepada para pembaca dilingkungan akademisi, untuk dapat mengembangkan penelitian yang sudah penulis mulai, kritik dan saran yang membangun untuk mewujudkan kemajuan ilmu pengetahuan dan meningkatkan kesehatan kerja dikalangan industri, perusahaan, atau instansi pemerintah dan swasta.
Medan, ...September 2007
Penulis,
RIWAYAT HIDUP
Nama : Adhy Dharma Adli Tempat/tanggal lahir : Medan, 21 Juli 1975
Pekerjaan : Staf Sub Bagian Rumah Tangga RSUP H.Adam Malik Status : Menikah
Istri : Nina Soraya, Am.Keb Anak : Kyla Adina Lydia
Pendidikan :
• SD Kemala Bhayangkari-1 Medan : 1982 – 1988
• SMP Negeri 1 Medan : 1988 – 1991
• SMA Negeri 2 Medan : 1991 – 1994
• Akademi Kesehatan Lingkungan Depkes RI Kabanjehe : 1994 – 1997
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xii
1. PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang... 1
1.2.Perumusan Masalah ... 3
1.3.Hipotesis ... 4
1.4.Tujuan Penelitian ... 4
1.4.1. Tujuan Umum ... 4
1.4.2. Tujuan Khusus ... 4
1.5.Manfaat Penelitian ... 4
1.6.Batasan Masalah ... 5
2.1.Getaran... 7
2.1.1. Pengertian Getaran... 7
2.1.2. Pemaparan Getaran ... 8
2.1.3. Getaran Mekanis ... 8
2.2.Getaran Seluruh Tubuh (Whole Body Vibration) ... 11
2.3.Pengukuran Resiko dari Getaran Seluruh Tubuh ... 12
2.4.Dampak Getaran Seluruh Tubuh terhadap Kesehatan... 12
2.5.Standard Getaran ... 14
2.6.Penyakit Gastrointestinal ... 19
2.7.Patofisiologi Saluran Cerna ... 21
2.8.Pathofisiologi Gastrointestinal akibat Getaran Seluruh Tubuh ... 23
2.9.Dispepsia... 23
3. METODE PENELITIAN... 27
3.1.Tempat dan Waktu... 27
3.1.1. Tempat Penelitian ... 27
3.1.2. Waktu Penelitian... 27
3.2.Alat ... 27
3.3.Kerangka Konsep Penelitian... 27
3.4.Definisi Operasional ... 28
3.6.Teknik Sampling... 29
3.7.Variabel Penelitian... 30
3.8.Metode Pengumpulan Data... 30
3.8.1. Data primer ... 30
3.8.2. Data skunder ... 30
3.9.Pelaksanaan Penelitian... 30
3.9.1. Penghitungan getaran secara manual ... 33
3.10.Analisa Data... 34
4. HASIL DAN PEMBAHASAN... 35
4.1. Hasil ... 35
4.1.1. Getaran yang diterima para pekerja ... 35
4.1.2. Perbandingan waktu pekerja di dalam kendaraan dengan hasil pemaparan getaran yang diterima pekerja... 36
4.1.3. Data timbulnya gejala dispepsia pada pekerja ... 37
4.1.4. Hasil uji chi-square pada kelompok salesman ... 37
4.1.5. Hasil uji chi-square pada kelompok helper ... 37
4.2. Pembahasan... 38
5. KESIMPULAN DAN SARAN... 43
5.1. Kesimpulan ... 43
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1. Reaksi Kenyamanan terhadap Lingkungan yang bergetar
ISO 2631-1:1997,Annex C ... 15
2. Batasan Getaran untuk Pemaparan 8 Jam dan 12 Jam
Dibandingkan dengan Bentuk Tingkat Getaran Truk ... 16 3. Klasifikasi Dispepsia... 24 4. Daftar Getaran yang Diterima Pekerja Dikaitkan dengan
Daftar Reaksi Kenyamanan terhadap Lingkungan yang Bergetar dan Zona Panduan Kesehatan ISO 2631-1:1997... 35 5. Daftar Perbandingan Waktu Pekerja di Dalam Kendaraan
Dengan Hasil Pemaparan Getaran yang Diterima Pekerja ... 36 6. Data Timbulnya Gejala Dispepsia Akibat Getaran Seluruh Tubuh
yang Ditransmisikan oleh Getaran Mesin Kendaraan Distribusi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1. Gambaran dari Sebuah Getaran ... 7
2. Model Dinamis bagi yang Duduk atau Berdiri ... 10
3. Zona Panduan Kesehatan, ISO 2631-1, 1997 ... 15
4. Kurva Kriteria Pengukuran Tingkat Getaran... 18
5. Anatomi Saluran Cerna... 22
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Tabulation of vibration measurement to distribution truck
in PT.X Bottling Indonesia... 13
2 Gambar dan spesifikasi vibrometer ... 15
3 Kuisioner bagi para Salesman dan Helper... 16
4 Gastrointestinal disorder questionnaire ... 17
5 Tabulasi getaran hasil hitungan secara manual terhadap frequency domain pada tempat duduk salesman dan helper di kendaraan distribusi pada setiap kelompok kerja ... 18
6 Rekapitulasi hasil hitungan getaran secara manual terhadap frequency domain pada tempat duduk salesman dan helper di kendaraan distribusi setiap kelompok kerja... 36
7 Rekapitulasi jawaban kuisioner salesman pada setiap kelompok kerja... 38
8 Rekapitulasi jawaban kuisioner helper pada setiap kelompok kerja... 39
9 Nonparametric correlations... 40
10 Realiability... 41
11 Hasil statistik hubungan antara getaran seluruh tubuh dengan gejala dispepsia yang timbul pada pekerja salesman... 42
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transportasi merupakan salah satu sarana untuk memperlancar segala aktivitas manusia. Sarana transportasi juga bagian terpenting dari aktivitas manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Sarana transportasi sudah diciptakan manusia dari bentuk yang sederhana sampai yang canggih.
Dahulu, sarana transportasi masih dititikberatkan kepada tujuan utama sebagai alat angkut untuk mencapai tujuan. Saat ini, pola pikir manusia berubah untuk meningkatkan kenyamanan selama berada diperjalanan. Kenyamanan diusahakan dilakukan pada semua jenis sarana transportasi dan fungsi sarana transportasi. Dalam dunia perusahaan, sarana transportasi yang meliputi darat, laut dan udara merupakan sarana yang sangat penting bagi pendistribusian produk ke tempat-tempat (outlet-outlet) yang langsung melayani konsumen. Khusus angkutan darat yang mengangkut produk setiap hari dari pabrik ke outlet-outlet, sarana transportasi harus benar-benar memenuhi persyaratan untuk mendukung kesehatan kerja bagi para pekerja.
Kenyamanan transportasi tidak lepas dari getaran yang ditimbulkan oleh kondisi jalan yang dilintasi dan kondisi kendaraan.. Getaran pada kendaraan dipindahkan ke tubuh manusia melalui kaki, pada saat berdiri maupun duduk, bokong pada saat duduk atau tempat-tempat penyangga pada sandaran kursi
media getaran di atas, dapat menyebabkan getaran seluruh tubuh (Whole Body
Vibration) yang membawa pengaruh kesehatan bagi manusia. Pengaruh yang
dapat ditimbulkan berupa kelelahan, keluhan penyakit spinal kolom, mempengaruhi sistem kardiovaskuler dan penyakit sistem pencernaan (dygestive
system diseases) (Identification of Whole Body Vibration, www
.safetyline.wa.gov.au).
PT.X Bottling Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang botol minuman di kota Medan, Sumatera Utara. Pekerja yang beroperasi dalam pendistribusian minuman ke outlet-outlet terdiri dari dua orang, yang disebut sebagai tenaga penjualan (salesman) dan tenaga pendukung (helper). Pekerja ini, disamping mendistribusikan botol minuman, juga harus melewati hari-hari kerja di atas alat transportasi darat yang berukuran sedang. Sarana transportasi darat yang berukuran sedang tersebut merupakan jenis kendaraan yang meletakkan mesin pada bagian bawah tempat duduk dalam kabin kendaraan. Diduga, para pekerja akan mendapat pengaruh kesehatan kerja akibat getaran mesin dan getaran yang timbul dari route perjalanan pendistribusian botol minuman.
gastrointestinal, gejala dispepsia sebanyak 35 kasus (data skunder rekam medik klinik PT.X Bottling Indonesia tahun 2004). Gejala dispepsia tidak dapat dipastikan hanya karena disebabkan getaran seluruh tubuh, gejala ini bersifat latent/tersembunyi. Berdasarkan eksperimen dan penyelidikan, menyediakan beberapa jawaban terhadap pemindahan getaran kepada tubuh dan memiliki dampak terhadap kenyamanan dan pembawaan. Masih sulit untuk memisahkan dampak kesehatan yang disebabkan getaran oleh karena berbagai faktor. Pada situasi yang nyata, faktor-faktor lain seperti; postur tubuh yang salah atau mengangkat barang-barang yang berat, memiliki dampak yang hampir sama terhadap tubuh manusia dari getaran seluruh tubuh. Semua itu dapat mengarah kepada luka spinal abdominal dan masalah-masalah pencernaan, kesulitan buang air kecil. Prostat, peningkatan masalah keseimbangan, kerusakan pandangan, sakit kepala, kurang tidur dan gejala-gejala yang hampir sama (Griffin, 1990). Hal ini yang perlu diwaspadai bagi pihak perusahaan untuk menjaga kesehatan dan produktifitas kerja para pekerja.
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Hipotesis
Getaran yang disebabkan oleh mesin kendaraan distribusi PT.X Bottling Indonesia dapat menyebabkan gejala gastrointestinal (dispepsia) bagi salesman dan helper.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Studi upaya penanggulangan gejala gastrointestinal yaitu gejala dispepsia yang berasal dari getaran seluruh tubuh pekerja salesman dan helper akibat getaran mesin kendaraan distribusi yang ditransmisikan melalui tempat duduk kendaraan.
1.4.2 Tujuan Khusus
a. Mendapat besar getaran yang diterima salesman dan helper
b. Mendapatkan jumlah pekerja (persentase pekerja) yang menunjukkan gejala dispepsia
c. Mengetahui hubungan antara getaran dan gejala dispepsia
1.5 Manfaat Penelitian
a. Memberikan informasi kepada pihak manajemen dan pekerja PT.X Bottling Indonesia tentang getaran mesin kendaraan distribusi dapat menyebabkan dampak kesehatan kepada pekerja.
1.6 Batasan Masalah
Untuk mencapai tujuan dan manfaat penelitian, penelitian dibatasi hal-hal sebagai berikut;
a. Salesman dan helper yang menjadi inti penelitian adalah pekerja yang
bertugas mendistribusikan produk botol minuman di wilayah operasional Medan Utara yang mencakup daerah Belawan dan sekitarnya, sebagian Medan kota, Tembung dan sekitarnya, Diski dan sekitarnya, Sei Mencirim dan sekitarnya, daerah Pembangunan dan sekitarnya, dan sebagian daerah Sunggal.
b. Kendaraan distribusi yang diukur getaran mesinnya adalah kendaraan roda 4 milik PT.X Bottling Indonesia beroperasi di wilayah Medan Utara yang berjumlah 36 unit.
c. Pengukuran getaran dilakukan pada seluruh tempat duduk salesman dan
helper menggunakan alat pengukur getaran (vibrometer) pada saat
melaksanakan aktivitas kerja. Arah getaran yang diukur hanya getaran arah vertikal, dengan asumsi arah getaran ini yang paling bermakna bagi studi ini. d. Data getaran yang diperoleh dari pengukuran adalah simpangan dengan
e. Hasil percepatan yang didapat dari hitungan manual di atas, menjadi dasar pembahasan dan perbandingan terhadap standard ISO 2631-1:1997 sebagai acuan tingkat pemaparan getaran terhadap salesman dan helper.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Getaran
2.1.1 Pengertian getaran
Objek yang bergetar pada gerakan lambat, akan terlihat suatu gerakan pada
tujuan yang berbeda. Seberapa jauh dan seberapa cepat objek yang bergerak akan
membantu menentukan sifat dari suatu getaran. Sebutan yang digunakan untuk
menggambarkan pergerakan adalah frekuensi, amplituda dan percepatan
(www.ccohs.ca/oshanswer/phys_agents/vibration/vibration_intro.html).
Sumber : www.ccohs.ca/oshanswer/phys_agents/vibration/vibration_intro.html
Gambar 1. Gambaran dari sebuah getaran
Frekuensi adalah jumlah dari posisi tetap dari objek getaran secara lengkap dalam
1 detik. Satuan dari frekuensi adalah hertz (Hz). Satu hertz sama dengan 1 putaran
per detik. Amplitudo adalah jarak dari posisi tetap ke posisi yang paling jauh pada
bagian lain dan diukur dalam meter. Intensitas dari getaran tergantung pada
amplitudo. Percepatan adalah pengukuran berapa cepat kecepatan perubahan
detik (m/dtk) atau meter per detik2 (m/dtk2) (www.ccohs.ca/oshanswer/
phys_agents/vibration/vibration_intro.html).
2.1.2 Pemaparan getaran
Kontak dengan getaran mesin memudahkan energi getar kepada tubuh
manusia. Tergantung pada bagaimana pemaparan terjadi, getaran dapat
mempengaruhi bagian utama dari tubuh pekerja atau hanya organ tertentu.
Dampak dari pemaparan getaran juga tergantung pada frekuensi getaran. Setiap
organ pada tubuh memiliki retensi frekuensi sendiri. Jika pemaparan terjadi atau
dekat dengan retensi frekuensi dampak yang dihasilkan akan bertambah besar
(www.ccohs.ca/oshanswer/phys_agents/vibration/vibration_intro.html).
2.1.3 Getaran mekanis
Proses industrialisasi dan modernisasi teknologi selalu disertai
mesin-mesin atau alat-alat mekanis lain yang dijalankan dengan suatu motor. Sebagian
dari kekuatan mekanis ini disalurkan kepada tubuh pekerja atau lainnya, maka
perlu diketahui lebih lanjut tentang efek buruk dan batas-batas getaran yang aman
bagi tenaga kerja. Sebab-sebab dari gejala akibat getaran adalah :
a. Efek mekanis kepada jaringan dan
b. Rangsangan reseptor syaraf di dalam jaringan.
Pada efek mekanis, sel-sel juga mungkin rusak atau metabolismenya terganggu.
Pada rangsangan reseptor, gangguan terjadi mungkin melalui syaraf sentral atau
langsung pada sistim autonom. Kedua mekanisme ini terjadi secara
Untuk maksud praktis, dibedakan 3 tingkat efek getaran mekanis sebagai
berikut (Suma’mur, Hiperkes, 1988) ;
a. Gangguan kenikmatan, dalam hal ini, pengaruh getaran hanya terbatas pada
terganggunya nikmat kerja.
b. Terganggunya tugas yang terjadi bersama-sama dengan cepatnya kelelahan.
c. Bahaya terhadap kesehatan.
Getaran mekanis dibedakan (Suma’mur, Hiperkes, 1988) ;
a. Getaran seluruh tubuh (whole body vibration)
b. Getaran alat lengan (Tool hand vibration).
Getaran seluruh tubuh terutama terjadi pada alat pengangkut, bukan pada mobil
yang pembuatannya sempurna ditinjau dari sudut peredam getaran, melainkan
pada truk, alat pengangkut pada industri, traktor-traktor pertanian dan
alat-alat traktor untuk mengerjakan tanah. Selain itu, getaran dari alat-alat-alat-alat berat dapat
pula dipindahkan kepada seluruh badan lewat getaran lantai melalui kaki.
Sebenarnya, hanya getaran dari tempat duduk dan topangan kaki yang penting,
karena diteruskan ke badan. Tergantung dari sifat peredam bantal duduk atau
injakan kaki, getaran-getaran yang sama dengan getaran alami dari tempat duduk
atau kaki akan diperbesar atau tidak. Jika peredaman kurang baik, terjadilah
resonansi yang mungkin beberapa kali memperbesar getaran tersebut. Untuk
kendaraan pengangkut, berbicara tentang getaran mekanis, selalu harus disebutkan
Dalam keadaan duduk, seluruh tubuh dapat dianggap satu kesatuan massa
terhadap getaran. Pada posisi tubuh yang berbeda dengan arah getaran,
penghantaran getaran mungkin berbeda-beda. Terhadap getaran horizontal,
keadaan duduk dan berdiri menunjukkan reaksi yang berbeda. Tubuh manusia,
merupakan satu susunan elastis yang kompleks dengan tulang sebagai penyokong
dari alat-alat dan landasan kekuatan dari kerja otot. Seluruh otot dalam sifatnya
terhadap getaran mekanis dapat digambarkan pada gambar 2. (Suma’mur,
Hiperkes, 1988).
Kepala
Torso atas
Sumber: Suma’mur, Hiperkes, 1988
Gambar 2. Model dinamis bagi yang duduk atau berdiri
Sistim dada perut Sistim lengan bahu
Pinggang
Gaya yg bekerja bagi orang duduk
Tungkai
Kaki
Telapak kaki Elastisitas yg kaku dari kolom
tulang belakang
2.2 Getaran Seluruh Tubuh (Whole Body Vibration)
Getaran diklasifikasikan sebagai satu dari bahaya fisik pekerjaan
dilingkungan kerja. Biasanya dipisahkan kedalam 2 daerah yang berbeda, yaitu
hand-arm vibration selalu digabungkan dengan getaran yang menggunakan
peralatan tangan dan whole body vibration yang dialami operator pada saat
kondisi duduk atau pada getaran mesin pada suatu kendaraan seperti; forklift atau
bermacam-macam kendaraan pertanian dan tambang pada saat kini. Getaran
seluruh tubuh memiliki lebih banyak perluasan variasi dan dampak serta dampak
ini tidak jelas ketentuannya, dimana tubuh tidak memiliki satu reseptor pun untuk
tenaga ini sebagai contoh telinga berguna untuk energi bunyi atau kebisingan,
tetapi dampak getaran yang diwujudkan lebih jauh dan luas di dalam tubuh dan
bisa jadi timbul kesalahan dalam menjumlahkan penyakit biasa lainnya (Whole
body vibration, Darren Joubert, central queensland university, Australia, 2001).
Kelelahan otot juga terjadi pada saat otot mencoba bereaksi pada tenaga
getar untuk memelihara keseimbangan, melindungi dan mendukung spinal
column, tetapi hal ini selalu lambat pada saat muscular dan sistem syaraf tidak
dapat bereaksi cukup cepat pada benturan getaran dan memuat pelaksanaan tubuh.
Energi getaran seluruh tubuh masuk ke tubuh melalui tempat duduk atau lantai,
hal ini mempengaruhi tubuh bagian dalam atau jumlah dari organ-organ di dalam
tubuh. Kelompok yang terpapar termasuk operator truk, bus, traktor dan
2.3 Pengukuran Resiko dari Getaran Seluruh Tubuh
Getaran diukur dalam 3 cara, yaitu; pertama longitudinal (dari kepala ke
bokong-az), kedua (dari dada ke punggung-ax), dan ketiga dari sisi kanan ke
kiri-ay. Pada saat getaran terjadi lebih dari sekali cara terjadi secara berlanjut,
dampaknya pada gerakan gabungan dari kenyamanan dan tampilan yang dapat
lebih besar dari setiap komponen. Secara mudah, pengukuran yang diperluas
dapat ditentukan. Pada saat percepatan diperluas (ax, ay, az) digabung, percepatan
resultan adalah jumlah vektor a. Jumlah vektor ini dapat digunakan secara utama
untuk perbandingan dengan jumlah vektor dari gerakan lain. (Occupational
Health Clinic for Ontario Workers.Inc, www.ohcow.on.ca/resources/handbooks/
whole_body_vibration/wbv.pdf)
2.4 Dampak Getaran Seluruh Tubuh terhadap Kesehatan
Ada beberapa dampak getaran seluruh tubuh terhadap kesehatan, seperti ;
1. Getaran seluruh tubuh dapat menyebabkan kelelahan, sulit tidur, sakit kepala
dan “gemetar” secara singkat setelah atau selama pemaparan. Gejala yang
sama terhadap kesehatan tersebut kebanyakan orang setelah mengalami
perjalanan panjang dengan mobil atau kapal. Setelah seharian mengalami
pemaparan dalam hitungan tahun, getaran seluruh tubuh dapat mempengaruhi
tubuh bagian dalam dan hasilnya pada kerusakan kesehatan.
2. Orang-orang di bawah usia 20 tahun khususnya rentan terhadap
adanya disfungsi otonom, penyakit pembuluh dan syaraf perifer, sengatan
dingin sebelumnya pada tangan dan trauma lengan.
3. Efek vibrasi dalam tubuh tergantung dari jaringan. Hal ini didapatkan
sebesar-besarnya pada frekuensi alami yang menyebabkan resonansi. Leher dan
kepala, pinggul dan perineum, serta kesatuan otot-otot dan tulang terdiri dari
jaringan lemah dengan bagian keras bersama, dan beresonansi baik terhadap
10 Hz. Pharynx beresonansi terhadap 13-15 Hz. Getaran-getaran kuat
menyebabkan perasaan sakit yang luar biasa.
4. Sistim peredaran darah dipengaruhi hanya oleh getaran-getaran dengan
intensitas tinggi. Tekanan darah, denyut jantung, pemakaian oksigen dan
volume per denyut berubah sedikit pada intensitas 0,6 g tetapi berubah banyak
pada 1,2 g dengan frekuensi 6-10 Hz. Dari semua alat badan, mata paling
banyak dipengaruhi oleh getaran mekanis. Pada frekuensi sampai dengan 4
Hz, mata masih dapat mengikuti getaran-getaran antara kepala dan sasaran,
sedangkan untuk frekuensi selanjutnya, tidak dapat lagi mata mengikutinya.
Pada frekuensi tinggi, penglihatan juga terganggu, manakala amplitudo lebih
besar dari jarak dua kali dari retina. Pengaruh getaran di bawah 16 Hz kepada
cochlea belum diketahui secara pasti dan masih dalam penelitian.
5. Saat seluruh pekerjaan terpapar, sensitifitas setiap individu beraneka macam
2.5 Standard Getaran
Standard internasional ISO 2631-1,1997, getaran mesin dan
guncangan-evaluasi terhadap pemaparan manusia terhadap getaran seluruh tubuh; agak
sedikit berbeda dengan standard lain yang digunakan (standard Australia).
Standard ini sudah meninggalkan konsep kelelahan-pengurangan kecakapan dan
didasarkan pada kriteria penilaian terhadap dampak kesehatan, kenyamanan dan
gerakan kesakitan. Standard ini menggunakan ‘caution zone’ untuk
mengklasifikasikan letak pemaparan getaran antara penetapan batasan tergantung
pada lamanya pemaparan. Di atas pemaparan caution zone ini dianggap sebagai
‘likely to cause injury’. Standard ini juga memberikan panduan terhadap
kenyamanan dan gerakan kesakitan. Zona panduan kesehatan dan reaksi
kenyamanan tersebut, dapat dilihat pada gambar 3. dan tabel 1. (Heavy vehicle
Sumber : www.jcb.org.au/Bad Vibration/Handbooks on Whole-Body Vibration Exposurein Mining/TheJointCoalBoardHealth&SafetyTrust
Gambar 3. Zona panduan kesehatan, ISO 2631-1, 1997
Tabel 1. Reaksi kenyamanan terhadap lingkungan yang bergetar-ISO 2631- 1:1997, Annex C
Getaran Reaksi
aw< 0,315 m/dtk2 Tidak ada keluhan
0,315 m/dtk2 < aw < 0,63 m/dtk2 Sedikit tidak menyenangkan
0,5 m/dtk2 < aw < 1 m/dtk2 Agak tidak menyenangkan
0,8 m/dtk2 < aw <1,6 m/dtk2 Tidak nyaman
1,25 m/dtk2 < aw< 2,5 m/dtk2 Sangat tidak nyaman
aw> 2 m/dtk2 Amat sangat tidak nyaman
Sumber : SafetyLine Institute
Standard internasional cenderung lebih keras dari standard lain yang
informasi dan kriteria pemaparan pada standard internasional mencerminkan
penelitian saat sekarang dan diperkenalkan untuk lebih melindungi dari dampak
kesehatan dari pada standard Australia yang khusus getaran yang berisi puncak
tertinggi dan guncangan.(Heavy vehicle seat vibration and driver fatique, ATSB)
Perbandingan tingkat pemaparan getaran rata-rata 8 jam dan 12 jam pada standard
internasional dengan tingkat pemaparan supir truk yang aktual, dapat dilihat pada
tabel 2.
Tabel 2. Batasan getaran untuk pemaparan 8 jam dan 12 jam dibandingkan dengan bentuk tingkat getaran truk
Standard Internasional
ISO 2631-1,1997
(batasan rata-rata rms percepatan)
Tingkat getaran truk berat
Lama pemaparan
Likely health
risk Caution zone Comfort level r.m.s acceleration
8 jam 0,8 m/s2 0,5 m/s2 0,315 m/s2
Sumber : Road safety report
Standard Australia (AS 2670.1 – penilaian terhadap pemaparan getaran
seluruh tubuh manusia ) diterbitkan pada tahun 1990 dan secara lengkap dipakai
sebagai pengganti Standard Internasional (ISO 2631-1, 1985). Standard Australia
memberikan batasan pemaparan untuk tiga kriteria, yaitu ;
• Kenyamanan, memperhatikan tentang pemeliharaan terhadap kenyamanan
• Kelelahan, berhubungan dengan efisiensi kerusakan kerja akibat kelelahan
(kelelahan mengurangi batas kemampuan)
• Kesehatan, pemeliharaan keselamatan dan kesehatan (batas pemaparan).
Batas pemaparan dibuat pada perkiraan setengah dari tingkat yang
dipertimbangkan pada ambang batas kesakitan (atau batas dari toleransi) untuk
subjek kesehatan manusia yang dikendalikan pada getaran tempat duduk (seperti
batas tingkat yang sudah dipelajari terhadap subjek pria pada laboratorium
penelitian). Batas pemaparan adalah dua kali batas kemampuan pengurangan
kelelahan dan pengurangan batas kenyamanan adalah 3,15 kali dibawah batas
kemampuan pengurangan kelelahan. Pengurangan batas kenyamanan dibuat pada
tingkatan yang tidak termasuk kedalam catatan sebagai subjek alami.
Tingkat getaran yang diukur (root mean square value, r.m.s) adalah
perbandingan yang dibuat terhadap kriteria kurva yang ditunjukkan pada gambar
Sumber : www.jcb.org.au/Bad Vibration/Handbooks on Whole-Body Vibration Exposurein Mining/TheJointCoalBoardHealth&SafetyTrust
Gambar 4. Kurva kriteria pengukuran tingkat getaran
Standard yang digunakan digambarkan sebagai spekturm frekuensi oktaf tetapi
juga dapat melewatkan keseluruhan tingkatan r.m.s menjadi yang digunakan
sebagai alternatif. Sebagai rata-rata peningkatan getaran, waktu pemaparan yang
dapat dilalui dikurangi. Standard Australia menyediakan batas pemaparan getaran
untuk waktu 1 menit sampai 24 jam. Metode penilaian yang digunakan pada
standard ini dapat mengabaikan resiko terhadap kerusakan tertentu akibat getaran
jika hal itu termasuk guncangan dan getaran. Maksudnya, bahwa potensial
2.6 Penyakit Gastrointestinal
Dalam bidang penyakit gastrointestinal banyak gangguan pencernaan,
dalam penyelidikan/pemeriksaan yang cukup teliti tidak ditemukan suatu kelainan
organik apapun yang dapat menerangkan keluhan dan gejala klinis tersebut, yang
ada hanya apa yang dinamakan gangguan “fungsionil” saja. Pada penyakit
tersebut di atas, maka harus selalu diingat berapa banyak kemungkinan pengaruh
dari segi kepribadian penderita serta aksi terhadap dan interaksi dari pada
lingkungan yang dihadapi orang tersebut. Ada lima gejala yang mendasar yang
menunjukkan masalah sistim gastrointestinal. Gejala-gejala ini umumnya
digabungkan dengan masalah-masalah makanan atau alergi terhadap makanan
tertentu. Hal ini menjadikan sesuatu hal yang menimbulkan penderitaan yang
sangat serius dari masalah sistim gastrointestinal yang sangat erat dengan kerja
dokter untuk meneliti perkembangan penyakit sistim gastrointestinal lebih lanjut.
Gejala-gejala gastrointestinal adalah sebagai berikut;
1. Mual dan muntah, dapat bermacam-macam, dari perasaan yang tidak menentu
pada perut, sampai terjadinya muntah. Pasien dengan mual tingkat rendah
biasanya memiliki gejala yang tidak kelihatan dengan perbaikan makanan.
2. Kembung, dapat terjadi karena hasil dari gas yang luar biasa di dalam sistem
pencernaan, kegagalan dari perjalanan makanan dalam proses pencernaan,
ketegangan peristaltik atau berkurangnya jumlah enzim pencernaan asam,
3. Konstipasi, adalah pengurangan frekuensi atau pelambatan dari peristaltik
yang menghasilkan buang air besar menjadi keras dan sulit dikeluarkan. Pada
saat gastrointestinal menjadi lambat, feses dapat menumpuk pada kolon yang
menyebabkan sakit, sering juga disertai dengan perut kram.
4. Diare, adalah peningkatan frekuensi buang air besar yang lepas dan encer. Jika
terjadi peningkatan diare, kemungkinan terjadinya penyakit celiac. Penyakit
celiac merupakan penyakit yang sangat serius dengan melewatkan
molekul-molekul besar melewati dinding intestinal.
5. Nyeri perut, muncul pada pola yang berbeda dan dengan intensitas yang
bermacam-macam. Kram terjadi karena kekejangan otot pada organ perut.
Kram yang parah sering disebut dengan colic, biasanya terjadi dari masalah
respon alergi makanan.
Pentingnya fungsi hati untuk keseluruhan kesehatan secara umum dan
kelayakan fungsi gastrointestinal tertentu adalah jarangnya dibicarakan dalam
setiap pertemuan. Satu alasan yang mungkin menjadikan hal demikian adalah
tidak terungkapnya bukti laboratorium dan gejala fisik secara spesifik yang
membebani hati pada tahap awal. Gejalanya mungkin tidak spesifik, seperti
kelelahan, tidak enak badan, sakit kepala, sakit epigasrtik, kembung, mual atau
konstipasi. Diikuti juga pada ketidaknyamanan saat makan dan tidak adanya
toleransi terhadap lemak khususnya identifikasi terhadap gangguan sistem
2.7 Patofisiologi Saluran Cerna
Makanan yang ditelan akan bercampur dengan melalui air liur yang
mengandung amilase, enzim pemecah tepung. Makanan masuk melalui esofagus
dengan bantuan suatu mekanisme peristaltik yang sangat peka terhadap kopi atau
merokok. Seterusnya makanan masuk ke dalam lambung. Didalam lambung,
terjadi beberapa hal yang penting. Makanan diteruskan oleh gelombang peristaltik
sedikit demi sedikit ke dalam usus halus. Di dalam lambung berlangsung langkah
awal dari pemecah protein menjadi asam amino. Disamping itu sel lambung juga
memproduksi zat-zat yang penting dalam proses pencernaan yang turut membantu
proses pencernaan, seperti; HCl, enzim pepsin dan ion-ion hidrogen.
Bila porsi-porsi kecil dari makanan memasuki permulaan usus halus, akan
timbul refleks yang akan menghentikan sementara penyaluran makanan dari
lambung ke dalam usus halus dan refleks-refleks yang lain yang memacu kelenjar
utama dari saluran cerna (hati, kandung empedu, pankreas) untuk membantu
penyerapan dari zat-zat makanan. Penyaluran makanan melalui usus yang
panjangnya 4 – 5 meter berlangsung relatif cepat. Ujung dari usus halus yaitu
katup ileo caecal, dicapai dalam 4 jam. Isi dari usus halus adalah cairan. Setelah
diolah dengan sempurna, sebagian besar sari makanan diserap dibagian 50
centimeter pertama usus halus. Perlu diingat bahwa beberapa zat-zat yang penting
hanya diserap pada 30 sentimeter terakhir dari ileum. Isi cairan yang ada dalam
ileum terus-menerus disalurkan ke dalam caecum dan kolon asenden. Dalam 24
kolon asenden, air dan natrium di reabsorbsi dengan cepat, sehingga isi dari kolon
menjadi padat. Transportasi dari massa yang padat ini melalui kolon akan menjadi
lambat dan berbeda dengan aliran cepat di dalam ileum (yang bebas kuman),
bakteri akan berkembang biak di dalam massa yang bergerak lambat di dalam
kolon. Setiap 24 jam isi dari kolon asenden diteruskan ke kolon desenden. Dalam
pelajaran fisiologi transportasi intern seperti ini disebut pergeseran massa (mass
movement). Pergeseran massa ini berlangsung tanpa disadari, tetapi pada saat
kolon desenden mengosongkan diri ke dalam ampula rekti maka timbullah refleks
defekasi untuk mengeluarkan feses. Refleks defekasi dipengaruhi oleh pendidikan
dan emosi.(Ilmu penyakit dalam, Sibuea Herdin, et.al) Anatomi saluran cerna
dapat dilihat pada gambar 5.
Sumber : www.cdhf.ca/bodywise_yoursdigestive.html/yourdigestive systemis easier than youthink
2.8 Pathofisiologi Gastrointestinal Akibat Getaran Seluruh Tubuh
Mengerti tentang mengapa manusia lebih sensitif pada beberapa frekuensi
dari pada yang lain sangat berguna untuk menganggap tubuh manusia memiliki
sub sistem. Sub sistem ini memiliki resonansi gelombang frekuensi dan saling
berinteraksi antara sub sistem yang lain yang dipengaruhi oleh posisi tubuh,
seperti pada saat berdiri atau duduk. Satu hal yang paling penting bagian-bagian
dari sistem dengan sebab getaran dan guncangan rupanya menjadikan terjadinya
resonansi bagian abdominal yang terjadi pada deretan 4 – 8 Hz.
Resonansi memperbesar respon dan pemborosan energi getaran di dalam
tubuh manusia yang menghasilkan dampak fisik yang bermacam-macam terhadap
manusia, termasuk kelelahan. Kelelahan menyebabkan peningkatan denyut
jantung dan tekanan darah, ketegangan otot, kadar hormon, metabolisme, serta
aktivitas otak. Selanjutnya, darah dialihkan dari saluran cerna yang dapat
memperlambat pencernaan dan eliminasi (Alice, 2006). Kondisi ini menyebabkan
terjadinya gejala dispepsia.
2.9 Dispepsia
Definisi dispepsia dalam ilmu kedokteran adalah gejala kompleks dari
sakit epigastrik (perut bagian atas) atau ketidaknyamanan yang berawal dari
saluran bagian atas gastrointestinal. Keluhan yang dialami penderita dispepsia
bermacam-macam, dapat berupa; kembung dan mual, rasa penuh diperut, sendawa
yang berlebihan, dan rasa sakit pada bagian atas perut (nyeri pada ulu hati).
terbakar pada tulang dada dan berpindah ke bagian atas yaitu ke tenggorokan.
Dilain pihak, ada juga penderita dispepsia yang mengalami rasa asam sampai ke
tenggorokan (regurgitasi). (www.cdhf.ca/disease_disorder/dyspepsia.htm)
Keluhan ini tidak perlu selalu semua ada pada tiap pasien, dan bahkan pada satu
pasien pun keluhan dapat bervariasi dari segi jenisnya ataupun kualitasnya dari
waktu ke waktu. (Djojoningrat, et.al, 2001) Dispepsia gejalanya sangat bervariasi.
Para ahli berpendapat perlu dibuat klasifikasi agar hasil penelitian dapat
dibandingkan. Salah satu klasifikasi adalah yang dikemukakan The American
Gastroenterology Association, 1987 sebagai terlihat dalam tabel 3. di bawah ini
(Rani, 1997)
Tabel 3. Klasifikasi Dispepsia
Tipe Gejala Dominan
Refluks gastro-esofageal Nyeri retrosternal
“Heart Burn”
Dismotilitas Rasa penuh
Kembung Mual
Ulkus Nyeri episodik
“Night Pain”
Aerofagia Kembung
“Bleching”, Retching”
Sumber : The American Gastroenterology Association, 1987
Penyebab masalah pencernaan dapat diidentifikasi sebagai bakteri atau
infeksi viral, peptik ulcer, kantung empedu, atau penyakit hati. Bakteri
Helikobakter pilori adalah bakteri yang sering dijumpai pada penderita tukak
organik, pada kasus dispepsia diklasifikasikan sebagai fungsional atau dispepsia
non tukak. Bukti fungsional dispepsia dapat dihubungkan terhadap
ketidaknormalan motilitas dari saluran gastrointestinal bagian atas (pernyataan
diketahui dari dismotilitas pada esopagus, perut dan pencernaan bagian atas yang
tidak normal).
Tinjauan dari kebiasaan makan (seperti mengunyah dengan mulut terbuka,
menelan makanan, atau berbicara pada saat mengunyah) dapat mengungkap
kecenderungan terhadap penelanan udara. Hal ini merupakan kontribusi terhadap
rasa kembung atau peningkatan sendawa. Merokok, kafein, alkohol, atau
minuman berkarbonat bisa juga menimbulkan ketidaknyamanan. Pada saat hal ini
menjadi sensitif atau alergi pada zat makan tertentu, memakan makanan tersebut
dapat menjadi penyebab gangguan gastrointestinal. Beberapa pengobatan
digabungkan dengan indigesi. Masalah perut juga dipengaruhi oleh stres atau
kegelisahan emosional. (www.healthatoz.com/healthatoz/atoz/common/
standard/tranform.jsp?requestURI=/healthatoz/atoz/ency/dyspepsia.jsp)
Secara kasar, sekitar 60 persen dari seluruh kasus, tidak jelas penyakit ini
disebabkan oleh penyakit organik, infeksi, atau luka yang dapat menjelaskan
kesakitan. Tetapi, itu tidak berarti bahwa ketidaknyamanan berasal dari kepala.
Hal itu merupakan sistem saraf pada usus yang mengirim dan menerima pesan
dari otak (otak-usus secara axial) dan pada waktunya perasaan saraf dan otot pada
usus dapat berbeda pada setiap pasien dengan sistim pencernaan yang lebih
Makanan dapat juga sebagai faktor, lamanya berolah raga yang
dilakukan.(www.principalhealthnews.com/topic/indigestion)
Pemeriksaan secara phisik oleh pelayan kesehatan yang profesional dapat
mengungkap penyakit bagian tengah perut. Pemeriksaan rektal dapat dilakukan
untuk melihat adanya pendarahan. Jika darah ditemukan pada uji rektal,
penyelidikan laboratorium termasuk penghitungan darah dapat dilakukan.
Pemeriksaan endoskopi dan dengan pemeriksaan radiologis dengan memakai
barium dapat digunakan untuk melihat ketidaknormalan tersebut. Dengan
pemeriksaan endoskopi dapat diambil spesimen jaringan dan kultur yang mungkin
lebih dapat memastikan diagnosis. (www.genesishealth.com/conditions/
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
3.1.1 Tempat penelitian
PT.X Bottling Indonesia beralamat di Jl.Medan-Belawan km 19 Medan.
3.1.2 Waktu penelitian
Dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai bulan Januari 2007 sampai dengan
Juli 2007.
3.2 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;
1. Vibrometer analog VM-3314A (gambar dan spesifikasi pada lampiran 2)
2. Kuisioner (lampiran 3)
3. Komputer
4. Kamera digital
5. Stopwatch
6. Clipboard
3.3 Kerangka Konsep Penelitian
Variabel bebas
Getaran pada kursi penjual dan pendukung di dalam kabin kendaraan distribusi
Variabel terikat Gejala gastrointestinal (dispepsia) pada penjual dan pendukung
3.4 Definisi Operasional
a. Penjual (salesman) dan pendukung (helper) adalah pekerja yang berada di
dalam divisi Marketing PT.X Bottling Indonesia, bertugas mendistribusikan
produk ke outlet-outlet di wilayah operasional Medan Utara.
b. Getaran pada kursi penjual (salesman) dan pendukung (helper) di dalam kabin
kendaraan distribusi adalah getaran dari mesin kendaraan pada saat berjalan
yang merambat melalui kursi di dalam kabin. Getaran mesin yang timbul
mencakup dari putaran mesin, pemindahan transmisi, penurunan kecepatan
pada saat tikungan, kondisi jalan, dan pengereman kendaraan.
c. Kendaraan distribusi adalah kendaraan roda 4 milik PT.X Bottling Indonesia
yang bertugas mendistribusikan produk minuman ke outlet-outlet di wilayah
operasional Medan Utara.
d. Gejala gastrointestinal adalah gejala-gejala yang berkaitan dengan masalah
pencernaan yang mengarah terhadap timbulnya keluhan dispepsia pada
penjual (salesman) dan pendukung (helper).
3.5 Rancangan Penelitian
Penelitian menggunakan rancangan cross-sectional, dengan maksud ingin
mengetahui apakah getaran pada kursi penjual (salesman) dan pendukung (helper)
di dalam kabin kendaraan distribusi terdapat hubungan dengan gejala
gastrointestinal (dispepsia) pada penjual (salesman) dan pendukung (helper).
yang terukur dimasukkan ke dalam tabel khusus yang meliputi pengukuran secara
time domain dan frequency domain.
Gejala gastrointestinal (dispepsia) pada pekerja, dapat diketahui dari
kuisioner yang diisi oleh penjual (salesman) dan pendukung (helper). Beberapa
variabel dalam kuisioner diadopsi dari Gastrointestinal Disorder Questionnaire
life or disability insurance to RBC life insurance company dan arahan
pembimbing yang ahli dalam bidang gastroenterologi (kuisioner pada lampiran 3).
Metoda pengukuran kuisioner menggunakan skala Guttman. Penggunaan skala ini
cocok untuk mengetahui gejala dispepsia yang timbul pada pekerja. Dengan skala
Guttman, akan terlihat keluhan-keluhan yang sering muncul dari gejala dispepsia
pada pekerja. Sehingga, berdasarkan klasifikasi yang dibuat The American
Gastroenterology Association, 1987 dapat ditentukan apakah pekerja terkena
gejala dispepsia atau tidak.
3.6 Teknik Sampling
Teknik sampling menggunakan cara total sampling, yaitu jumlah seluruh
pekerja PT.X Bottling Indonesia yang bertugas sebagai salesman dan helper
sebanyak 72 orang di wilayah operasional Medan Utara, dan seluruh jumlah
kendaraan distribusi milik PT.X Bottling Indonesia yang bertugas di wilayah
3.7 Variabel Penelitian
Variabel penelitian meliputi;
1. Variabel bebas (independence) : Getaran pada kursi penjual (salesman) dan
pendukung (helper) di dalam kabin kendaraan distribusi.
2. Variabel terikat (dependence) : Gejala gastrointestinal (dispepsia) pada
penjual (salesman) dan pendukung (helper).
3.8 Metode Pengumpulan Data
3.8.1 Data Primer
Data didapat dari hasil pengukuran getaran langsung dilapangan pada
tempat duduk kendaraan distribusi, dengan ikut serta di dalam kabin kendaraan
distribusi, dan juga dari hasil pengisian kuisioner penjual (salesman) dan
pendukung (helper). Kuisioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan timbulnya gejala dispepsia yang diderita penjual (salesman) dan
pendukung (helper).
3.8.2 Data Sekunder
Data yang digunakan sebagai pendukung penelitian didapat dari dokter
klinik dan pihak-pihak terkait pada PT.X Bottling Indonesia. Sebagai informasi,
data klinik yang diperoleh dari PT.X Bottling Indonesia yang menjadi dasar dari
penelitian ini, merupakan data yang diambil pada tahun 2004.
3.9 Pelaksanaan Penelitian
Pengukuran getaran mesin kendaraan distribusi dilakukan dengan cara
melaksanakan aktivitas pendistribusian. Pengukuran yang menggunakan alat
vibrometer dilakukan pada masing-masing tempat duduk penjual (salesman) dan
pendukung (helper), agar getaran mesin yang timbul dan pengaruh dari kondisi
kendaraan, kontur jalan, tikungan, pemindahan transmisi, kecepatan, dapat
diperoleh nilai getaran yang diterima para penjual (salesman) dan pendukung
(helper). Pencatatan hasil getaran dimasukkan ke dalam tabel khusus yang
meliputi pengukuran secara time domain dan frequency domain.
Dengan alat vibrometer, ketika pengukuran ditujukan secara time domain
pada tempat duduk sebagai titik pengukuran salesman dan helper, pembacaan
dilakukan berdasarkan waktu yang sudah tertera didalam tabel. Waktu
pengukuran ditentukan berdasarkan waktu yang dianggap paling aman terhadap
pemaparan getaran. Ketika jarum sensor getaran ditempatkan secara vertikal pada
titik pengukuran, dengan melihat pengukur waktu (stopwatch) dan indikator skala
getaran pada vibrometer, angka pemaparan getaran dapat terlihat dan langsung
dicatat ke dalam tabel. Tata cara pengukuran di atas, merupakan urutan
pengukuran yang harus dilakukan untuk mengukur simpangan, kecepatan, dan
percepatan. Perbedaan hasil pengukuran, karena switch pada alat pengukur untuk
pengukuran simpangan, kecepatan, dan percepatan berbeda.
Seperti pengukuran secara time domain, tata cara pengukuran yang
ditujukan secara frequency domain pada prinsipnya sama. Perbedaannya terletak
pada yang diukur, yaitu frekuensi. Frekuensi yang tertera di dalam tabel diperoleh
frekuensi normal yang dapat diterima tubuh. Sebelum menempatkan jarum sensor
pada titik pengukuran, harus merubah switch overall menjadi frequency analyser.
Pengukuran dilakukan pada setiap titik pengukuran berdasarkan frekuensi yang
tertera di dalam tabel dengan memutar tombol frekuensi sesuai permintaan. Angka
yang ditunjukkan pada skala alat pengukur getaran, merupakan hasil pemaparan
getaran yang diperoleh dan segera dicatat ke dalam tabel. Tata cara pengukuran di
atas, merupakan urutan pengukuran yang harus dilakukan untuk mengukur
simpangan, kecepatan, dan percepatan. Perbedaan hasil pengukuran, karena
switch dan tombol frekuensi pada alat pengukur untuk pengukuran simpangan,
kecepatan, dan percepatan berbeda.
Data getaran yang digunakan dalam penelitian adalah data frequency
domain (data pada lampiran 6), dari data ini digunakan nilai simpangan dari setiap
frekuensi. Kemudian, dicari secara manual menggunakan formulasi getaran
harmonik dari nilai kecepatan dan percepatan setiap frekuensi. Hasil getaran pada
kecepatan dan percepatan yang terukur pada alat pengukur getaran (vibrometer),
awalnya akan dijadikan sebagai pembanding dari hasil penghitungan secara
manual, karena keterbatasan waktu, hal ini tidak dilakukan. Formulasi getaran
harmonik yang digunakan untuk perhitungan nilai kecepatan dan percepatan pada
Simpangan y = A sin t
Kecepatan ý = A. cos t
Percepatan ÿ = A. 2 sin t
Dimana, = 2 f. Untuk t = 1 satuan sehingga : y = A sin 2 f.
3.9.1 Penghitungan getaran secara manual
Contoh penghitungan getaran secara manual dari nilai kecepatan dan
percepatan getaran pada satu titik pengukuran adalah sebagai berikut;
Diambil contoh pada kelompok kerja salesman C1.1, pada frekuensi 8 Hz, nilai
simpangan atau y terukur pada alat vibrometer adalah 60 µm, maka:
y = A sin 2 f
60 µm = A sin 2 (3,14).(8 Hz)
A = 78,05 µm = 78,05 x 1.10-6 = 0,000078 m
ý = A. cos 2 f
ý = (0,000078 m). 2 (3,14).(8 Hz) cos 2 (3,14).(8 Hz) = 0,002 m/dtk
ÿ = A. 2 sin 2 f
ÿ = (0,000078 m). [2 (3,14).(8 Hz)]2 sin 2 (3,14).(8 Hz) = 0,15 m/dtk2
Nilai percepatan (ÿ) ini yang digunakan dalam pembahasan penelitian terhadap
para salesman dan helper.
Selain pencatatan terhadap getaran, dibagikan juga kuisioner kepada para
penjual (salesman) dan pendukung (helper) untuk mengetahui keadaan kesehatan
Standard yang digunakan sebagai acuan tingkat getaran adalah ISO
2361-1:1997. Alasan standard ini digunakan, karena standard ini cenderung lebih keras
dari standard lain pada penilaian dampak kesehatan. Panduan informasi dan
kriteria pemaparan pada standard internasional mencerminkan penelitian saat
sekarang dan diperkenalkan untuk lebih melindungi dari dampak kesehatan dari
pada standard lain.
3.10 Analisa Data
Data getaran yang sudah dikategorikan dan data gejala dispepsia yang juga
sudah dikategorikan diolah secara statistik menggunakan analisa chi-square.
Dipilihnya analisa chi-square karena analisa itu sesuai dengan tujuan penelitian,
yaitu mencari hubungan antara getaran dengan gejala dispepsia yang timbul pada
para pekerja. Untuk mengetahui bahwa data yang diolah secara chi-square
memiliki hubungan atau tidak ada hubungan antara variabelnya, perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Hipotesis dalam penelitian ini, H0 adalah tidak ada hubungan antara getaran
dengan gejala dispepsia yang timbul pada pekerja; H1 adalah ada hubungan antara
getaran dengan gejala dispepsia yang timbul pada pekerja. Jika chi-square hitung
< chi-square tabel, maka H0 diterima; jika chi-square hitung > chi-square tabel,
maka H0 ditolak. Jika probabilitas > 0,05; maka H0 diterima, jika probabilitas <
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Getaran yang diterima para pekerja
Tabel 4. Daftar getaran yang diterima pekerja dikaitkan dengan daftar reaksi kenyamanan terhadap lingkungan yang bergetar dan zona panduan kesehatan ISO 2631-1:1997
Reaksi Kenyamanan
Zona Panduan Kesehatan utk 8
jam kerja (m/dtk2) Pekerja Rerata Getaran
(m/dtk2) Sumber : Data primer
Dari tabel di atas, nilai rerata getaran yang terbesar memapari pekerja adalah dari kelompok helper yaitu sebesar 7,24 m/dtk2; berarti mempunyai reaksi amat sangat tidak nyaman pada standard reaksi kenyamanan dan berada pada
likely health risk zone berdasarkan zona panduan kesehatan untuk 8 jam kerja ISO
4.1.2 Perbandingan waktu pekerja di dalam kendaraan dengan hasil pemaparan getaran yang diterima pekerja
Tabel 5. Daftar Perbandingan waktu pekerja di dalam kendaraan dengan hasil pemaparan getaran yang diterima pekerja Sumber : Data primer
4.1.3 Data timbulnya gejala dispepsia pada pekerja
Tabel 6. Data timbulnya gejala dispepsia akibat getaran seluruh tubuh yang ditransmisikan oleh getaran mesin kendaraan distribusi pada pekerja
Gejala Dispepsia Kelompok Pekerja
Ya Tidak Jumlah
Salesman 11 25 36
Helper 11 25 36
Sumber : Data primer
Dari data di atas, baik kelompok pekerja salesman maupun helper sama-sama memiliki jumlah pekerja yang tidak mengalami gejala dispepsia yaitu sebanyak 25 orang.
4.1.4 Hasil uji chi-square pada kelompok salesman
Pada kelompok salesman, chi-square hitung < chi-square tabel
(0,393<3,841), berarti H0 diterima. Jika dilihat dari nilai probabilitasnya, didapat
nilai asymptotic significance adalah 0,531; berarti probabilitas > 0,05, yang bermakna bahwa H0 diterima. Dari kedua analisis di atas, dapat diambil
kesimpulan yang sama, yaitu H0 diterima atau tidak ada hubungan antara
getaran dengan gejala dispepsia yang timbul pada pekerja (hasil statistik pada
lampiran 11)
4.1.5 Hasil uji chi-square pada kelompok helper
Pada kelompok helper, chi-square hitung < chi-square tabel
(1,143<3,841), berarti H0 diterima. Jika dilihat dari nilai probabilitasnya, didapat
bermakna bahwa H0 diterima. Dari kedua analisis di atas, dapat diambil
kesimpulan yang sama, yaitu H0 diterima atau tidak ada hubungan antara
getaran dengan gejala dispepsia yang timbul pada pekerja (hasil statistik pada
lampiran 12)
4.2 Pembahasan
Nilai rerata getaran yang melebihi standard reaksi kenyamanan dan zona panduan kesehatan untuk 8 jam kerja berdasarkan ISO 2631-1:1997 pada kelompok salesman dan helper menunjukkan tingkat getaran secara rata-rata pada kelompok kerja yang berasal dari kondisi jalan yang dilalui serta kondisi kendaraan yang digunakan. Besarnya keterpaparan yang diterima helper disebabkan karena rambatan getaran mesin langsung diterima helper melalui tempat duduk sebelum merambat menuju tempat duduk salesman. Mesin kendaraan distribusi berada tepat dibawah tempat duduk helper. Rambatan getaran mesin ke tempat duduk salesman sedikit teredam oleh karena ada jarak antar tempat duduk helper dan salesman. Getaran dikatakan normal, apabila getaran mesin yang ditimbulkan tidak melebihi dari nilai 0,315 m/dtk2 yang ditetapkan oleh Standard Internasional. Sebaliknya, dikatakan di atas normal, apabila getaran mesin yang ditimbulkan melebihi dari nilai 0,315 m/dtk2.
risk zone. Pengertian zona ini menunjukkan kemungkinan pekerja untuk terkena
berbagai dampak kesehatan, seperti; luka pada spinal, kesulitan buang air kecil, prostat, peningkatan masalah keseimbangan, gangguan penglihatan, sakit kepala, tidak bisa tidur,dan gejala yang sama, selain masalah perut dan pencernaan.
Pemaparan getaran rata-rata pada pekerja dalam perbandingan waktu lamanya pekerja di dalam kendaraan distribusi, pemaparan getaran sedikit tidak menyenangkan pada 30 menit dan 45 menit pada salesman, serta 25 menit sampai dengan 45 menit pada helper. Kondisi ini terjadi pada saat pekerja menuju lokasi
outlet dan kembali ke pabrik setelah melaksanakan tugas. Rata-rata pekerja berada
di dalam kendaraan selama 5 menit sampai dengan 20 menit. Getaran yang memapari pekerja dalam rentang waktu ini tidak ada menimbulkan gejala kesehatan menurut standard reaksi kenyamanan dan zona panduan kesehatan ISO 2631-1:1997. Perlu diketahui, walaupun dalam rentang waktu singkat tidak ada pengaruh terhadap dampak kesehatan bagi pekerja, tetapi dalam masa yang cukup lama dengan tingkat akumulasi getaran, akan menimbulkan dampak kesehatan kepada tubuh pekerja.
Perlu digarisbawahi dalam penelitian ini, walaupun pada kelompok pekerja salesman dan helper ada yang mengalami gejala dispepsia akibat getaran dan rerata getaran yang memapari pekerja dianggap amat sangat tidak menyenangkan dan berada pada likely health risk zone, berdasarkan statistik,
antara getaran yang memapari pekerja selama beraktifitas mendistribusikan
gejala dispepsia pada para pekerja. Berarti, gejala dispepsia yang timbul pada
para salesman dan helper bukan disebabkan dari getaran kendaraan distribusi, melainkan disebabkan oleh faktor lain, karena dispepsia itu merupakan kumpulan gejala dan bukan suatu penyakit, sehingga banyak faktor yang memungkinkan sebagai penyebab dari dispepsia. Gejala dispepsia yang timbul pada para salesman dan helper kemungkinan didapat dalam waktu yang sudah lama atau penyakit yang sudah lama pekerja derita, sehingga salesman dan helper yang terdeteksi terkena gejala dispepsia dikategorikan terkena. Kemungkinan lain adalah lemahnya intepretasi salesman dan helper dalam mengisi kuisioner yang diberikan, sehingga didalam pengisian para pekerja salah dalam mengartikan pertanyaan yang mengakibatkan termasuknya pekerja kedalam kategori terkena.
timbulnya gejala dispepsia, namun terganggunya tugas yang terjadi bersama-sama dengan cepatnya timbulnya kelelahan.
Kelelahan menjadi bertambah diakibatkan pekerja, khususnya helper harus melakukan aktivitas mengangkat dan menyortir botol minuman pada setiap outlet yang dikunjungi. Kelelahan menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, ketegangan otot, kadar hormon, metabolisme, serta aktivitas otak. Kelelahan otot juga terjadi pada saat otot mencoba bereaksi pada tenaga getar untuk memelihara keseimbangan, melindungi dan mendukung spinal column, tetapi hal ini selalu lambat pada saat muscular dan sistem syaraf tidak dapat bereaksi cukup cepat pada benturan getaran dan memuat pelaksanaan tubuh.
mengurangi timbulnya gejala dispepsia, karena begitu pekerja mengalami keluhan yang dianggap mengganggu kenyamanan pekerja, pekerja langsung berkonsultasi dengan dokter yang bertugas di klinik dan bila harus mendapat obat dapat diperoleh dengan tanpa membayar.
Mengatasi gejala dispepsia sangat mudah, tidak perlu buru-buru mengkonsumsi obat. Menurut dr.Gary Gitnic dalam bukunya yang berjudul Bebas dari Gangguan Pencernaan, dengan berolahraga dapat menjadi alternatif pengobatan gejala dispepsia. Sebagai tambahan, selain selalu berkonsultasi dengan dokter, para pekerja yang terkena gejala dispepsia sebaiknya memperhatikan kebiasaan merokok yang selama ini dilakukan. Salesman dan
helper yang tidak bisa berhenti merokok, disarankan untuk mencoba tidak
merokok sebelum makan. Saran ini perlu dipertimbangkan bagi perokok, sebelum
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil dilapangan dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut;
a. Nilai rerata getaran yang memapari pekerja salesman sebesar 6,12 m/dtk2 dan
helper sebesar 7,24 m/dtk2, kondisi ini mempunyai arti bahwa getaran yang
terjadi berada pada reaksi amat sangat tidak nyaman dan berada pada likely
health risk zone.
b. Sebanyak 11 orang salesman dan helper mengalami gejala dispepsia.
c. Tidak ada hubungan bermakna secara statistik antara getaran yang terjadi pada kendaraan distribusi dengan timbulnya gejala dispepsia pada pekerja.
5.2 Saran
Dari kesimpulan yang didapat, ada beberapa saran yang dapat dijadikan masukan sebagai berikut;
a. Getaran pada tempat duduk kendaraan distribusi, dapat dikurangi dengan melaksanakan pemeliharaan tempat duduk untuk meredam getaran yang bersumber dari mesin kendaraan.
DAFTAR PUSTAKA
Darren Joubert, Whole body vibration, central queensland university, Australia, 2001. Lanywati, Endang, dr, Penyakit Maag dan Gangguan Pencernaan, Penerbit Kanisius
VI, Yogyakarta, 2006.
Mubin, A.Halim, Prof.DR.Dr, Sp.PD, MSc, KPTI, Ilmu Penyakit Dalam, Diagnosis
dan Terapi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Cetakan I, Jakarta, 2001.
Notoatmodjo, Soekidjo, Dr, Metodologi Penelitian Kesehatan, Penerbit Rineka Cipta, Cetakan III, Jakarta, 2005.
Santoso, Singgih, SPSS Versi 10, Mengolah Data Statistik secara Profesional, Penerbit PT.Elex Media Komputindo, Cetakan V, Jakarta, 2004.
Sastroasmoro, Sudigdo dan Sofyan Ismael, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Klinis, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 1995.
Sibuea, W.Herdin, Dr, Dr.Marulam M.Panggabean, dan Dr.S.P.Gultom, Ilmu
Penyakit Dalam, Penerbit Rineka Cipta, Cetakan I, Jakarta 1992.
Sugiono, DR, Metode Penelitian Administrasi, Penerbit Alfabeta, Cetakan IX, Bandung, 2002.
Sulaiman, Ali, Dr, Ph.D, dkk, Gastroenterologi Hepatologi, CV.Sagung Seto, Jakarta, Cetakan II, 1997.
Suma’mur PK, Dr, MSc, Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, CV.Haji Masagung, Cetakan VI, Jakarta, 1988.
Suyono, Slamet, Prof.Dr.H, Sp.PD, KE, dkk, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II
Edisi ketiga, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2001.
World Health Organization, Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja, Penerbit Buku Kedokteran, Cetakan II, Jakarta, 1995.
www.cdhf.ca/bodywise_yoursdigestive.html/yourdigestivesystemiseasierthanyouthink
www.ccohs.ca/oshanswer/phys_agents/vibration/vibration_intro.html
www.genesishealth.com/conditions/detaileddisease/000444.asp#causeandsymptons
www.healthatoz.com/healthatoz/atoz/common/standard/tranform.jsp?requestURI=/he althatoz/atoz/ency/dyspepsia.jsp
www.jcb.org.au/Bad Vibration/ Handbookson Whole-Body Vibration Exposurein Mining/TheJointCoalBoardHealth&SafetyTrust
www.ohcow.on.ca/ resources/handbooks/ whole_body_vibration/wbv.pdf
www.principalhealthnews.com/topic/indigestion/ill&conditionsindigestion (dyspepsia),ChrisWoolston,Consumerhealthinteractive
Lampiran 1. Tabulation of Vibration Measurement to Distribution Truck in PT.X Bottling Indonesia
Date Distribution truck condition
Starting time Code truck
Measurement point Salesman (P1) & Helper seat (P2) Police no.
Measurement option Time domain Avrg.Speed
Work area
Approved by : Measured by :
Dr.Ing Ikhwansyah Isranuri Adhy Dharma Adli
P1 P2
P1
Lampiran 2. Gambar dan spesifikasi vibrometer
Alat ukur vibrasi :
Vibrometer analog VM-3314A, buatan IMC Corporation Japan
Spesifikasi :
Tingkat vibrasi ; 10 – 1.000 Hz Tingkat pengukuran :
- Simpangan (all amplitude) : 0,1 – 1.000 μ (P-P); 6 tingkat
- Kecepatan (peak) : 0,001 – 5 cm/sec; 5 tingkat
- Percepatan (peak) : 0,001 – 5 g; 5 tingkat
Output : 2 V P-P (when full scale of indicator load 100 KΩ)
Lampiran 3. Kuisioner bagi para Salesman dan Helper
1 Nama : 2 umur :
3 Pekerjaan : Salesman / Helper*)
4 Berapa lama bekerja pada perusahaan : 5 Aktifitas yang dilakukan dalam pekerjaan : 6 Kendaraan yang digunakan ke tempat bekerja : 7 Berapa jarak yang ditempuh dalam sehari : 8 Aktifitas yang dilakukan pada saat istirahat :
1
Apakah anda sering merasa perut kembung Apakah anda sering merasa perut penuh
Apakah nafsu makan anda sering tidak ada (anorexia) Apakah anda sering merasa mudah kenyang
Apakah anda sering merasa mual Apakah anda sering merasa mau muntah
Apakah anda sering merasa nyeri di ulu hati pada waktu tengah malam
No Pertanyaan
Apakah sakit di ulu hati tersebut sering terjadi pada saat Apakah anda sering sakit di ulu hati (epigastrium) Apakah sakit di ulu hati tersebut sering terjadi pada saat sesudah makan
YA
sebelum makan
Apakah anda sering bersendawa
Petugas kuisioner,
( ……… )
Medan, ………..200….. Salesman / Helper*)
( ……… )
Jawaban
No Pertanyaan
YA
Jawaban