• Tidak ada hasil yang ditemukan

Infkesi Parasit dan Jamur Pada Susunan Saraf Pusat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Infkesi Parasit dan Jamur Pada Susunan Saraf Pusat"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

I N FEKSI PARASI T D AN JAM UR PAD A SUSUN AN SARAF PUSAT

D r I SKAN D AR JAPARD I

Fa k u lt a s Ke dok t e r a n Ba gia n Be da h

Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

Pe n da h u lu a n

I nfek si j am ur dan parasit pada susunan saraf pusat m erupak an peny ak it oport unist ik y ang pada beberapa k eadaan t idak t erdiagnosa sehingga penangananny a j uga sulit . Angk a k em at ian ak ibat peny ak it ini cuk up t inggi y ait u 30% - 40% dan insidensiny a m eningk at seiring dengan pem ak aian obat im unosupresif dan penurunan daya t ahan t ubuh.

Manifest asi infek si j am ur dan parasit pada susunan saraf pusat dapat berupa m eningit is dan proses desak ruang ( abses at au kist a) . Jam ur cendrung m enim bulkan m eningit is kronis at au abses ot ak sedang parasit m enyebabkan abses sepert i pada k asus t ox oplasm osis danam ebiasis. St at us im unologi berpengaruh pada j enis organism e t ert ent u sepert i coccidioidom ycosis, hist oplasm osis, blast om ycosis dan sebagian besar parasit t im bul pada pasien dengan st at us im unologi baik, sedang cry pt ococcus dit em uk an dengan prosent ase y ang sam a ant ara pasien im unosupresi dan orang sehat . Pengelolaan disesuaik an dengan k eadaan m isalny a pem beriaan obat ant i j am ur, drainase at au shunt ing unt uk kom plikasi hidrosefalus.

Berik ut ak an dibahas beberapa peny ak it j am ur dan parasit pada susunan saraf pusat sesuai degn k elom pok, y ait u y ang m enim bulk an k elainan difus dan fok al.

I n fe k si j a m u r difu s

Coccidiodom y cosis

Coccidiodes im m it s m erupak an j am ur dim orfik y ang sangat pat ogen y ang secara norm al t erdapat di t anah dengan pH set engah asam ( sem i- acid) . Dit em uk an di daerah t ert ent u sepert i dibagian barat day a Am erika Serik at , sebagian Mek siko dan Am erika Selat an, t et api karena m obilit as penduduk, j am ur ini bisa dit em ukan j auh ari t em pat asliny a.

Pa t oge n e sa

I nfeksi dim ulai dari inhalasi art roconidia yang m enyebabkan infeksi paru prim er. Sebagian besar pasien t et ap asim t om at ik dan hany a 0.2% y ang m eny ebar diluar saluran pernafasan. Sepert iga kasus ekst rapulm oner berbent uk m eningit is. Susunan saraf pusat m erupak an sat u- sat uny a organ y ang t erkena gangguan saat / periode disim inasi, k eadan ini t erj adi dalam beberapa bulan set elah infek si prim er. St at us im unologi pasien berperan pada peny ebaran ekst raparu, k eadaan im unosupresi sepert i pada pem berian k ort ikost eroid, m em udahk an peny ebaran ekst raparu.

Klin is

(2)

Pe m e r ik sa a n Pe n u n j a n g

Fot o t orak basanya abnorm al. Pem eriksaan liquor serebrospinal m enunj ukkan peningk at an k adar prot ein, penurunan k adar gula dan lim fosit osis. Jam ur ini cuk up sulit dit em uk an pada k ult ur liquor, t et api pem erik saan serum ant ibodi biasany a posit if dan m erupak an indik at or ak t ifasi peny ak it . Paa CT Scan dengan k ont ras nam pak penyangat an sist erna basalis yang akan hilang set elah pengobat an. Pada beberapa k eadaan dit em uk an abses di m edulla spinalis, biasany a di servikal at au t orak al.

Pe n ge lola a n

Am pot erisin B t elah dipakai unt uk pengobat an infeksi j am ur sej ak 30 t ahun y ang lalu. Pada pem berian secara int rav ena k adar obat dalam ruang subarak noid sangat rendah sehingga beberapa klinisi m em berikan inj eksi langsung ke int rat ekal. Dosis unt uk inj ek si int rat ekal adalah 0.25- 0.5 m g/ hari. Efek sam ping pem berian am pot erisin B int rat ekal adalah araknoidit is, vaskulit is dan infeksi sekunder.

Obat lain unt uk penanganan infeksi j am ur pada susunan saraf pusat adalah dengan obat gabungan ant ara am pot erisi B dengan flusit osin at au k et ok onazol t et api pem akaian obat ini pada m anusia belum ada laporan yang j elas. Unt uk obat t unggal dosis k et ok onazol adalah 1200 m g/ hari.

Pr ogn osa

Sepert i pada sem ua kasus m eningit is fungsi, um um nya j elek. Menurut Craven dan kaw an kaw an angka kem at ian m encapai 40% pada t ahun pert am a dan m encapai 60% bila ada hidrosefalus.

Cr y pt ococcosis

Cry pt ococcosis m erupak an infek si j am ur y ang paling sering dit em uk an pada susunan saraf pusat , t et api ak hir- ak hir ini k eduduk anny a digeser oleh candidiasis. Cry pt ococcosis dapat m eny erang orang sehat m aupun im m unocom prom ised.

Klin is

I nfek si pert am a pada paru- paru, k em udian m eny ebar k e ot ak pada 10- 50% k asus. Gej ala aw al biasany a ny eri k epala, m unt ah dan afebris, t et api gej ala y ang paling sering adalah febris yang berlangsung subakut - klinis, kelem ahan um um dan k ej ang. Pada fundusk opi dit em uk an pepil udem sam pai 40% k asus dan 30% k asus dengan parese n.VI . Granulom a fokal at au abses m enyebabkan defisit neurologis fokal, hem iparese at au gej ala TTI K.

Pe m e r ik sa a n pe n u n j a n g

Pem erik saan fot o t orak posit if pada 40- 50% k asus. Pada pem erik saan darah dit em uk an j um lah leuk osit k urang dari 10.000/ m m3. Hasil pem eriksaan liqour bervariasi, pada pasien im unocom prom ised gej ala k linis t idak berat , t et api j um lah cry pt ococcus lebihbany ak dibanding leuk osit . Pada lebih dari 50% k asus, pleosit osis dengan leukosit m ononuklear dom inan. Kadar prot ein diat as 40 m g% at au lebih t inggi dengan k adar gula y ang rendah pada 55% k asus.

Pem erik saan lain y ang pent ing adalah dit em uk anny a ant igen t erhadap cry pt occocus. Pengecat an dengan t int a I ndia hany a posit if pada 60% k asus dan ant igen posit if pada 90% k asus, dengan t it er ant igen > 1: 8.

(3)

Pe n goba t a n

Pem berian obat gabungan ant ara am pot erisin B( 0.3 m g/ hari) dan flusit osin ( 150 m g/ k oagulan) selam a 6 m inggu dan obat t unggal am pot erisin B 0.4 m g/ hari selam a 10 m inggu m em beri hasil yang sam a. Keunt ungan pem berian obat gabungan adalah m em perpendek w ak t u pengobat an, m engurangi efek nefrot osik am pot erisin B k arena dosis lebih k ecil et t api t idak m engurangi efek t ok sik dari flusit osin pada sum sum t ulang, hat i dan saluran cerna. Oleh karena it u set elah pem berian selam a 1- 2 m inggu perlu diperik sa k adar flusit osin dalam darah y ait u harus k urang dari 100 m ik rogram / m l. Pada dosis flusit osin 100 m g/ k oagulan/ hari k adar obat dalam plasm a adalah 30- 80 m ik rogram / m l.

Prognosa buruk bila ada hidrosefalus danudem serebri. Pem erik saan ant igen harus diulang k arena um uny a dit em uk an posit if palsu. Bila k adar aw aal k urang dari 1: 256 m ak a prognosany a baik. Angk a k em at ian ak ibat cry pt ococcosis dengan t erapi agr esif ± 30% .

Ca n didia sis

Jarang m enginfeksi individu sehat ,karena m erupakan flora norm al di daerah m ulut danm erupak an j am ur pat hogen opport unist ic.

Pa t oge n e sis

Berbeda dengan j am ur lain, candidi t idak m elalui j alur paru, t et api lew at j alur saluran cerna, saluran kem ih, saluran pernafasan dan m asuk ke aliran darah langsung lew at pem asangan k at et er. I nfek si pada susunan saraf pusat t erj adi pada 50% dari infeksi candidiasis sist em ik, dan m encapai 80% pada kasus candida endocardit is dengan dist ribusi y ang sam a pada sem ua k elom pok um ur.

Klin is

Manifest asi klinis t ergant ung usia, m eningit is biasanya dit em ukan pada neonat us dananak sedang pada orang dew asa berbent uk m ik ro at au m ak ro abses.

Pe m e r ik sa a n pe n u n j a n g

Oleh k arena angk a k ej adian infek si k e susunan saraf pusat cuk up t inggi, m aka pada kasus kandidiasis sist em ik harus dilakukan pem eriksaan CT Scan dan lum bai fungsi segera. Pada CT Scan nam pak daerah dengan densit as rendah t anpa peny angat an dan ini dit em uk an pada indiv idu y ang im m unocom prom ised. Gam baran liquor sam a dengan m eningit is bakt erialis lain, t et api pada abses ot ak ec candida gam baran liquorny a norm al. Pem erik saan lain dengan t es serologi dan k ult ur.

Pe n ge lola a n

Tidak sepert i infek si j am ur lain, pada candidiasis dapat t erj adi k eadaan sem buh sendiri secara spont an. Obat pilihan pert am a t et ap am pot erisin B, kem udian obat gabungan ant ara am pot erisis B ( 0.3 m g/ k oagulan) dengan flusit osin oral 100-150 m g/ k oagulan/ hari, t erbagi dalam 4 k ali pem berian.

Pr ogn osa

(4)

I n fe k si Ja m u r Fok a l

Aspe r gillosis

Aspergillus fum igat us dan kelom pok Mucor paling sering m encapai susunan saraf pusat lew at paru 50% .

Klin is

Gam baran klinis aspergillosis ot ak biasanya berupa proses desak ruang, j arang berbent uk m eningit is. Manifest asi aspergillosis biasanya berbent uk abses t unggal dengan k apsul y ang t egas ( single w ell- encapsulat ed abcess) . Pada pasien y ang im m unocom prom ised abses bisa t unggal bisa m ult iple dan nam pak di daerah sirkulasi ant erior dan post erior, pada k eadaan lain pada pasien y ang im m unocom prom ised bisa dit em uk an t rom bosis v askuler dan infark, selain it u j uga pernah dilaporkan adany a aneurism a m ik ot ik y ang lok asiny a berbeda dengan bak t erial aneurism a y ait u bahw a m ik ot ik aneurism a t erlet ak lebih k earah proksim al dari cabang pem buluh darah besar.

Pe m e r ik sa a n pe n u n j a n g

Pada CT Scan nam pak sebagai m asa solit er,hipodens dengan peny angat an berbent uk cincin. Pada CT Scan nam pak m asa hipodens dengan sedik it peny angat an sehingga m eny ulit k an penguk uran secara t epat . Pada beberapa k eadaan dit em uk an perdarahan. Gam baran liquor serebrospinal t idak k has, prot ein sedik it m eninggi,kadar gula seringkali norm al, leukosit osis ringan. Hasil kult ur um um nya negat if.

Pe n goba t a n

I nfeksi aspergillus pada susunan saraf pusat sulit diobat i,kadang diperlukan dosis am pot erisin B y ang lebih t inggi dari biasany a. Prognosa biasany a j elek .

M u cor m y cosis

Dalam k elom pok ini t erdapat t iga j enis y ait u Mucor, Rhizopus dan Absidia dan yang paling sering m enim bulkan infeksi adalah Rhizopus.

Pa t oge n e sa

Rhizopus m erupak an flora norm al di nasofaring, dan m enj adi pat ogen pada pasien y ang m engalam i k et oasidosis diabet ikum sert a cepat m enj adi bent uk rhinocerebral ( 80- 90% ) . Abses ot ak karena penyebaran dari paru hanya dit em ukan pada pasien y ang im m unocom prom ised. I nfark ot ak bisa disebabk an k arena oklusi vaskuler. Mucorm ycosis rhinocerebral dim ulai dari sinus paranasal dan m enyebar sam pai daerah orbit a.

Klin is

Keluhan aw al biasany a ny eri k epala, ny eri daerah m at a dan periorbit a dengan pem bengk ak an, selain it u dit em uk an opt alm oplegi ekst erna dan propt osis. Taj am penglihat an m enurun ak ibat sum bat an pada art eri sent ralis ret ina. Peny ebaran int rak ranial lew at orbit a dapat m enim bulk an ensefalit is dandiikut i pem bent uk an abses.

Pe m e r ik sa a n pe n u n j a n g

Hasil pem eriksaan liquor seringkali norm al Pe n goba t a n

(5)

Pr a gn osa

Berbeda dengan peny ak it j am ur lain, pada m ucorm y cosis cepat t erj adi k em at ian biasany a dalam w ak t u 10 hari.

I N FEKSI PARASI T D I FUS

Tr ich in osis

Trichinosis adalah infest asi usus dan j aringan ( pada m anusia dan binat ang m enyusui) yang disebabkan oleh cacing bulat Trichinella spiralis. Tuan rum ah ( host ) cacing ini adalah babi dan k adang beruang. Dalam j um lah y ang bany ak cacing ini m eny ebabk an diare dan saat m igrasi larvae k e j aringan m eny ebabk an m y osit is, dem am , eosinofilia, m yocardit is dan kadang ensefalit is. Larvae t richinella m eny ebabk an nek rose ot ot dan k lasifikasi fok al. Larvae ini m am pu bert ahan sam pai 5- 10 t ahun set elah encyst asi. Bila m engenai ot ak m em bent uk granulom at us nodul dan vaskulit is pem buluh darah kecil.

Klin is

Berat ringannya gej ala t ergant ung dari j um lah larvae. Sem ua j aringan saraf dapat t erkena inv asi cacing ini, t erm asuk saraf t epi. I nv asi di susunan saraf pusat m eneybabkan kej ang, delirium dan psikosa.

Pe m e r ik sa a n j a n t u n g

Diagnosa t richinella dit ent ukan oleh adanya leukosit osis eosinofilik, t es serologi ant ibodi , x fot o ot ot dan biopsi.Liquor biasany a norm al. Pencegahan dengan m erebus ulang ( refraining) daging sebelum dim ak an.

Pe n goba t a n

Thiabendazole 25 m g/ k oagulan bb/ hari, selam a 7 hari dan k ort ikost eroid m engurangi reak si inflam asi.

Pr ogn osa

Mort alit as m encapai 2% pada kasus sist em ik, sedang pada infeksi susunan sar af pusat m encapai 10% .

Tox opla sm osis

Toxoplasm osis gondii m erupakan prot ozoa obligat int raselluler pada m anusia, kucing dan burung.

Pa t oge n e sa

Organism e ini m auk ke dalam t ubuh m anusia lew at m akanan yang t erkont am inasi. Sebagian besar infek si bersifat asim t om ik , dan gej ala baru m uncul set elah daya t ahan t ubuh m enurun.

Klin is

(6)

Pe m e r ik sa a n pe n u n j a n g

Pada CT Scan nam pak gam baran abses m ult ifokal dengan k ont ras enhancem ent

Pe n goba t a n

Terapi spesifik dengan kom binasi pirim et am in dan sulfadiazin. Dosis pirim et am in hari pert am a 75 m g selanj ut nya 25 m g dengan sulfadiazin 1 gr set iap 6 j am dit am bah asam folat 10 m g/ hari, sedik it ny a selam a 3- 6 m inggu. Selam a pem berian obat ini pasien harus banyak m inum unt uk m enghindari krist aluria. Prgnosa t ergant ung saat peny ak it dit em uk an.

Am e bia sis

Ent am oeba hist olyt ica m enghuni kolon dan m enyebabkan disent ri. Kom plikasi ekst raint est inal yang sering adalah abses hat i, pleurisy, pneum onia, pericardit is dan m eningoensefalit is.

Pa t oge n e sa

Organism e m encapai ot ak lew at em bolisasi. Ent am oeba m eny ebabk an nekrose, dengan reaksi radang ringan pada parenkim ot ak, udem , kej ang dan k adang pem bent uk an abses. Diagnosa lew at pem erik saan fases dan biopsi j aringan . Am ebiasis susunan saraf pusat j arang t erdiagnosa saat pasien m asih hidup.

Pe n a n ga n a n

Penanganan dengan pem berian obat am ebicid sepert i m et ronidazol dengan dosis 35- 50 m g/ k oagulan bb selam a 5- 10 hari.

I N FEKSI PARASI T FOKAL

Cy st ice r cosis

Cyst icerosis m erupakan penyakit akibat parasit / larva dari Taenia solium yang m em punyai afinit as khusus t erhadap j aringan saraf dan m enim bulkan berm acam sindrom a t ergant ung dari lokasi dalam neuraxis.

Pa t oge n e sa

Manusia dan babi dapat t erserang larva pada j aringan t ubunhya. Penularan lew at m ak an daging y ang t idak dim asak dengan baik. Saat ini dik et ahui paling t idak ada lim a t ipe cyct icercosis ot ak. Lokasi cyst icerosis adalah recem ose m eningobasal, cyst ic parenchim al, cerebrom eningeal, vent ricular dan spinal. Gam baran khas recem ose cyct icercosis adalah vesikel kecil yang m ult ipel ( encyst ed larvae) di ruang subarak m oid, t erut am a di sist erna basalis. Gej ala lain adalah parese saraf ot ak dan hidrosefalus. Larva bersifat irit at if dan m eny ebabk an proses desak ruang sehingga m enim bulkan araknoidit is dan sum bat an daerah sist erna. Bent uk khas lesi int raparenk im adalah k ist a m ult ipel y ang k adang m engalam i k alsifikasi. Karena sifat nya yang irit at if m aka m udah m enim bulkan kej ang dan defisit sensorim ot or. SOL akibat cyst icercosis t idak berbahaya.

D ia gn osa

(7)

Pe n ge lola a n

Penanganan dengan pengangk at an k ist a, sedang obat unt uk k ist a parenk im al adalah praziquant el ( 10- 20 m g/ k oagulan bb) at au albendazol ( 400 m g) , sedang cacingnya sendiri dapat dikeluarkan dari usus dengan pem berian niclosam ide ( 2 gr) .

Ech in ococcosis ( h y da t id dise a se )

Echinococcosis adalah penyakit parasist ik yang disebabkan oleh infest asi kist a echinococcus granulosa, cacing pit a anj ing. Host perant ara cacing ini adalah dom ba, unt a dan sapi.

Pa t oge n e sa

Peney baran peny ak it dari saluran cerna lew at aliran darah m eny erang hat i, paru, t ulang dan ot ak . Larva m em bent uk k ist a t unggal y ang cepat m em besar. Set elah beberapa bulan dinding k ist a ak an berdiferensiasi m enj adi lapisan dalam ( int er nal ger m inal layer ) dar i kist a ber ikut nya,akibat nya kist a akan sem akin besar berisi cairan dan part ikel parasit y ang dik enal sebagai hy dat id sand. 3% k asus echinococcosis sist em ik sam pai ot ak, dengan kist a yang selit er, besar dan lokasinya superfisial.

Klin is

Gej ala aw al biasany a adalah t ek anan t inggi int rak ranial. D ia gn osa

Diagnosa dit egakkan lew at pem eriksaan darah eosinofilla dan t es int raderm al ( Casoni int raderm al skin t est ) dan t es fixasi kom plem en ( Weinberg) .

Pe n ge lola a n

Pengangk at an k ist a saat operasi harus hat i- hat i, k arena bila pecah ak an m eny ebark an k ist a k arena dalam k ist a t erdapat larva hy dat id hidup. Tilang t engk orak dan v ert ebrat a dapat rusak oleh adany a k ist a dan saat operasi k ist a sulit diangkat secara ut uh.

Pa r a gon im ia sis

Paragonim iasis disebabk an oleh infek si cacing paru Paragonim us w est erm ani. Pada m anusia paragonim iasis berbent uk m eningoensefalit is karena granulom at osis m ult ipel. Host prim er adalah k rust asea, dan m anusia sebagai perant ara.

D ia gn osa

Diagnosa dit egak k an dengan dit em uk anny a t elur dari sput um at au feses. Pada CT Scan nam pak granulom a int raserebral y ang sering m angalam i k alsifikasi.

Pe n goba t a n

Pengobat an dengan bit hionol ( 30- 50 m g/ koagulan selang sehari selam a 10 – 15 kali pem berian) danreaksi granulom a.

KESI M PULAN

(8)

D AFTAR PUSTAKA

Ba r ge r JR. The acquired im m unideficiency syndrom e, in Neuroim aging a com panion t o Adam ’s and Vict or’s principles of neurology . 1st ed. New York : McGraw Hill, 1995: p 413- 434

Ca m e r on M L, D u r a ck D T. Helm int ic I nfect ions of t he cent ral nervous syst em , in Scheld ( ed.) . I nfect ions of t he cent ral nervous syst em . New York : Rav en Press, 1991: p. 825- 58

D e Alm e ida M a ga lh a e s AC. Viral and nonviral I nfect ions of t he cent ral nervous syst em , in Neuroim aging a com panion t o Adam ’s and Vict or’s principles of neurology. 1st ed. New York : McGraw Hill, 1995: p. 385- 411

D u k e s CS e t a l. Toxoplasm osis of t he cent ral nervous syst em , in Scheld WM ( ed) . I nfect ions of t he cent ral nervous syst em , New York : Raven Press, 1991: p. 801- 23

M a r t z . RD , H off JT. Parasit ic and fungal disease of t he cent ral nervous syst em , in Youm ans JR ( ed) . Neurological surgery. 3r d ed. Vol. 9. Philadelpia : WB Saunders, 1990: p. 3742- 51

Pe r fe ct JR, D u r a ck D T. Pat hogenesis and pat hophysiology of fungal infect ions of t he cent ral nervous syst em , in Scheld WM, Whit ley RJ ( ed) . I nfect ions of t he cent ral nervous syst em . New York : Rav en Press, 1991: 693- 702 Pe r fe ct JR. Diagnosis and t reat m ent of fungal m eningit is, in Scheld WM ( ed.) .

I nfect ions of t he cent ral nervous syst em . New York : Rav en Press, 1991: p. 729- 39

Sca r a v illi F. Parasit ic and fungal I nfect ions of t he cent ral nervous syst em , in Greenfield’s neuropat hology, Adam JH ( ed) . London : Edw ard Arnold, 1984: p. 304- 37

Se pk ow it z K, Ar m st r on g D . Space occupying fungal lesions of t he cent ral nervous syst em , in Scheld WM ( ed.) . I nfect ions of t he cent ral nervous syst em . New York: Rav en Press, 1991: p. 767- 800

Tr a cy JW W e bst e r JR. Drugs used in t he chem ot herapy of prot ozoal infect ions, in Goodm an and Gilm an’s t he pharm acological basis of t herapeut ics, Molinoff PB ( ed) 9t h ed. New York : McGraw Hill, 1996: p. 987- 1008

Referensi

Dokumen terkait

Civilization encourages human to grow up and race with the technology. Unfortunately, nowadays we still found many students get lack in writing comprehension especially in

Berlawanan dengan publikasi sebelumnya, yang mendaftar jumlah negara yang mengecualikan atau mencakup pekerja rumah tangga dari undang-undang kondisi kerja (ILO, 2009),

Puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala anugerah dan berkat yang melimpah bagi penulis sehingga penulisan karya tulis ilmiah dengan judul “Hubungan Skor IPSS dengan

Peluang terbesar diperoleh karena tingginya permintaan pasar terhadap sapi potong sehingga usaha ini harus lebih di tingkatkan, selain Pesisir Selatan merupakan

Teknik repetisi memiliki hubungan yang erat dengan kemampuan mengingat, sebab repetisi (pengulangan) pada dasarnya bekerja dengan cara kerja otak. 149) menjelaskan

Teknologi komputer adalah salah satu alat bantu yang sangat banyak digunakan saat ini dalam bidang uasaha, karena teknologi komputer lebih efisien dalam penyelesaian suatu

KOMPETENSI KEAHLIAN (SKILL COMPETENCE): TEKNIK GAMBAR BANGUNAN (DRAWING BUILDING TECHNOLOGY)... Teknologi

Diantara perangkat lunak html yang terkenal antara lain adalah : Internet Assistant for Microsoft Word 6.0 (WordIA), Java-HotJava dari Sun Microsystem, WebAuthor for Microsoft Word