• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kekaisaran Principate Romawi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kekaisaran Principate Romawi"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Sebelum menjadi negara dengan bentuk kekaisaran, Romawi merupakan negara berbentuk Republik oligharkis. Saat itu pemerintahan Republik Romawi membagi penduduknya ke dalam dua golongan utama, yaitu kelompok Patricia yang terdiri dari para bangsawan maupun orang yang memiliki tanah luas dan kelompok Pebea yang terdiri dari penduduk kelas rendahan. Perubahan Romawi kekaisaran dimulai pada saat Oktavianus berkuasa atas seluruh wilayah Romawi setelah berhasil mengalahkan musuh-musuhnya termasuk Antonius, kakak iparnya sendiri.

Julius Caesar adalah pemimpin dari Republik Romawi terakhir yang paling sukses karena dapat menaklukan seluruh Gaul sebelum akhirnya Republik ini runtuh dan berubah menjadi pemerintahan kekaisaran. Oktavianus sendiri merupakan ahli waris yang ditunjuk oleh Caesar sebelum kematianya. Ia adalah anak angkat dari Julius Caesar yang sejak dini sudah diajarkan tentang kehidupan politik. Octavianus kemudian naik tahta menjadi kaisar Romawi pada tahun 27 SM dan bergelar kaisar Augustus. Pada masa pemerintahan kaisar Oktavianus Augustus, Romawi mencapai masa kejayaan.

B. Rumusan Masalah.

1. Bagaimana latar belakang terbentuknya Kekaisaran Principat? 2. Bagaimana keadaan Romawi pada masa Kekaisaran Octavianus dan

penerusnya?

3. Apa saja kemajuan yang terjadi pada masa Kekaisaran principat?

C. Tujuan.

(2)

2. Memahami keadaan Romawi pada masa Kekaisaran Octavianus dan penerusnya.

3. Mengetahui kemajuan-kemajuan yang terjadi pada masa Kekaisaran Principat.

(3)

1. Latar Belakang Terbentuknya Kekaisaran Principat.

Pada masa Republik Romawi pembagian penduduk didasarkan atas dua golongan yaitu: Patricia dan Plebea.1 Patricia berasal dari bahasa latin, yakni

patres yang berarti ayah, sedangkan Lebea berasal dari kata Plebs yang berarti orang banyak. Golongan Patricia merupakan golongan penduduk dari kalangan pemilik tanah yang luas atau orang yang secara turun-temurun merupakan orang dari kelas aristokrat (bangsawan). Golongan ini dianggap sebagai warga negara secara penuh. Orang-orang dari golongan patricia memegang kedudukan dalam lembaga-lembaga politik yaitu Konsul, Senat dan Majelis atau Asembly. Berbeda dengan golongan Patricia yang dianggap secara penuh sebagai warga negara, orang-orang dari golongan Plebea dianggap sebagai warga negara secara tidak penuh. Akan tetapi golongan Plebea masih mendapatkan hak berpolitik dan hak untuk mengumpulkan kekayaan.

Pada awal pemerintahan, Republik Romawi merupakan suatu oligarkhis karena yang menduduki posisi penting dalam pemerintahan adalah sekelompok kecil orang-orang dari golongan Patricia. Pada perkembangkan selanjutnya demi memberi kesempatan terhadap golongan Plebea duduk dalam lembaga-lembaga pemerintahan dibuatlah Undang-Undang pertama Romawi yang tertulis tahun 449 SM, yang kemudian dikenal sebagai Dua Belas Tabel. Untuk memperkuat pertahanannya selain mengembangkan pemerintahan yang teratur, Romawi juga meningkatkan angkatan perangnya.

Republik Romawi mewajibkan seluruh warganya untuk masuk dinas ketentaraan. Sampai dengan 265 SM, Romawi berhasil menduduki Jazirah Apenina termasuk koloni Yunani.2 Romawi terlibat Perang Punisia (Punic War) yang berlangsung sampai tiga kali. Karena Perang Punisia merupakan permintaan

1My. Sri Wuryaningsih, “Peradaban Kuno Eropa”, academia.edu, Gita Ratih Prima Santi, September 2016, hlm. 28.

(4)

Raja Syracusa dari Sisilia terhadap Romawi untuk membantu menghadapi ekspansi Kartago. Pada awal abad ke-2 SM, Romawi dapat mengalahkan Makedonia dan Syiria. Setelah berhasil menaklukan daratan di sekitar Laut Tengah. Bangsa Romawi menganggap Laut Tengah sebagai miliknya. Laut Tengah disebut Mare Nostrum atau Laut Kita.

Keberhasilan Julius Caesar sebagai penguasa Romawi menimbulkan iri hati para musuhnya antara lain Brutus dan Cassius. Pada Februari tahun 44 SM, kelas penguasa –dengki dengan keberhasilan dan kekuasaan Caesar dan takut terhadap ambisinya– menjadi sangat gusar ketika kediktatoranya yang sementara diubah menjadi jabatan seumur hidup. Aritokrasi melihat peristiwa ini sebagai akhir dari pemerintahan senatorial dan pemerintahan mereka, yang mereka samakan dengan kemerdekaan, dan sebagai permulaan suatu tipe monarki Hellenistik. Pada 15 Maret, sekelompok aristokrat, yang memandang diri mereka sebagai pembela tradisi Republk yang berusia lebih dari empat setengah abad, membunuh Caesar.3

Kematian Caesar kembali menjerumuskan Romawi pada perang saudara yang berlangsung sampai abad tahun 31 SM.4 Dua letnan terpercaya Caesar, Mark Antonius dan Lepidus, bergabung dengan Octavianus, putera angkat Caesar, dan mengalahkan pasukan Brutus dan Casius, para konspirator di dalam persekongkolan melawan Caesar. Octavianus, Lepidus, dan Antonius segera membagi kekuasaan. Lepidus di Afrika Utara, Octavianus menguasai wilayah barat yang berkedudukan di Romawi, sedangkan Antonius menguasai wilayah timur yang berkedudukan di Mesir yang saat itu diperintah oleh Ratu Cleopatra. Mesir mempunyai kedudukan yang strategis antara lain sebagai gudang gandum untuk Romawi. Antonius kemudian mulai terpikat dan menikahi Cleopatra.

3Perry, Marvin, “Peradaban Barat: Dari Zaman Kuno sampai Zaman Pencerahan”, terjemahan Saut Pasaribu, (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2014), hlm. 134.

(5)

Antonius dan Cleopatra mempunyai keinginan yang sama yakni untuk membebaskan Mesir dari kekuasaan Romawi. Hal ini menimbulkan kemarahan Octavianus sehingga terjadilah peperangan. Antonius dan Octavianus saling bertempur, untuk memperebutkan Romawi.

Pada 31 SM, di pertempuran angkatan laut di Actium, Yunani Barat, Octavianus meremukkan pasukan Antonius dan istrinya, Ratu Mesir Cleopatra. Octavianus muncul sebagai penguasa Romawi dan empat tahun kemudian, pada hakikatnya menjadi kaisar pertama di Romawi. Secara militer dan material Antonius seharusnya dapat memenangkan pertempuran di Actium. Ia adalah seorang yang sangat hebat yang di usianya sudah memimpin infanteri dan kavaleri dengan Octavianus. Dia juga merupakan pemimpin dari armada terbesar dan terkuat yang pernah ada pada saat itu.5 Republik Romawi, yang telah menumpuk kekuasaan hingga pada derajat yang belum pernah dikenal di dunia kuno, hancur bukan oleh serbuan asing tetapi oleh kelemahan dalam negeri: merosotnya kepemimpinan senatorial, dan keinginan para politisi menggunakan kekerasan, pembentukan pasukan-pasukan pribadi, yang di dalamnya para tentara memberi kesetiaan kepada komandan mereka ketimbang kepada Romawi; transformasi petani yang percaya diri menjadi pengacau kota yang dimiskinkan dan dimerosotkan moralnya; dan kemerosotan kebijakan-kebijakan kuno yang dulu adalah sumber vitalitas negara.

2. Romawi Memasuki Masa Kekaisaran Principat.

Perang saudara yang panjang telah selesai, dan Octavianus diberi kesempatan untuk mereorganisasi pemerintahan Romawi dan memimpin kerajaan. Octavianus, yang lebih dikenal sebagai Augustus –gelar yang diberikan oleh orang-orang kepadanya– sangat cocok untuk mengurus reorganisasi kerajaan. Ia

(6)

adalah seorang pemimpin yang baik meskipun sedang sakit, ia akan terus-menerus bekerja. Octavianus adalah sosok yang berani, tegas dalam bertindak meskipun pada dasarnya ia memiliki watak yang kurang sabar. Selama masa kekuasaannya (27 SM – 14 M) revolusi terwujud dan sistem pemerintahan yang ia rancang bertahan selama hampir tiga ratus tahun. Awal kekaisaran Romawi dimulai dari masa pemerintahannya.6

Setelah pasukan Octavianus berhasil mengalahkan pasukan Antonius dan Cleopatra di pertempuran Actium, tidak ada lagi musuh yang berani menentangnya. Abad perang saudara, pembunuhan politis, korupsi, salah manajemen telah meletihkan dunia Mediterania, yang merindukan ketertiban. Seperti Caesar sebelum dirinya, Octavianus menyadari bahwa hanya monarki yang kuatlah yang dapat menyelamatkan Romawi dari perang saudara dan anarkis. Tetapi belajar dari pembunuhan Caesar, ia juga tahu bahwa cita-cita Republiken belumlah mati. Melaksanakan kekuasaan otokratis secara terbuka raja Hellenistik, akan membangkitkan permusuhan dari kelas penguasa Romawi, yang bantuan dan kemauan baiknya diinginkan oleh Octavianus.

Caesar dibunuh karena ingin menghapus pemerintahan Republik Romawi dan menggantikannya dengan Kekaisaran Romawi. Tetapi di tahun 30 SM, sesudah bertahun bergelimang perang saudara dan pemerintah sistem Republik tak membawa faedah, umumnya orang Romawi tidak keberatan menerima sistem pemerintahan despot yang bijak dan tidak terlalu keras serta asal secara formalitas sistem Republik tetap berjalan.

Tahun 27 SM, untuk mencari perhatian senat, Octavianus mengumumkan akan membangun kembali sistem Republik dan menyatakan bersedia untuk mundur dari kekuasaannya. Senator kemudian membujuk Octavianus untuk menerima kekuasaan prokonsul selama sepuluh tahun di atas propinsi tunggal yang besar dan secara geografis terpisah dari Spanyol, Gaul, dan Suriah, di mana sebagian besar legiun ditempatkan.

(7)

Dalam divisi baru kekuasaan, senat kembali mengontrol Roma dan Italia dan provinsi Sisilia, Sardinia dan Corsica, Ilirikum, Macedonia, Yunani, Asia, Bitinia, Crete-Kirene, dan Afrika. Augustus memerintah provinsi kekaisaran melalui utusan sendiri atau deputi, sedangkan senat menguasai ‘provinsi senator’ melalui gubernur (prokonsul).7 Octavianus tetap mempertahankan pengendalian efektif atas gubernur provinsi senator demi mempertahankan apa yang disebutnya sebagai pembangunan Republik.

Dengan tindakan ini, Octavianus dapat mengklaim sebagai penguasa konstitusional yang sah yang memimpin suatu pemerintahan berdasarkan hukum, bukan despotisme yang tidak berdasarkan hukum, yang begitu dibenci oleh mentalitas Romawi. Dalam rangka meneruskan kebijakannya tetap mempertahankan tampilan luar Republik tradisional, Octavianus menolak disebut sebagai raja atau bahkan seperti Caesar. Sebagai gantinya ia menyamarkan pemerintahan otokratisnya dengan mengambil gelar yang tidak bersifat penyerang

Princeps (Warga Negara Pertama); pemerintahan Octavianus diacu sebagai

Principate. Senat juga menganugerahkan padanya nama semi religius dan dipuja

yaitu Augustus.8

Augustus yang baru ini telah dihormati oleh senat dan semakin bertambah kekuatannya. Ia memulihkan keuangan publik, dengan menciptakan uang yang terbuat dari emas dan perak. Untuk pertama kalinya dalam sejarah senat menjadi Mahkamah Agung untuk menilai kasus pemerasan di provinsi senator dan mendengar banding dari Italia dan provinsi lainnya. Meskipun ia tetap mengakui majelis sebagai badan legislatif, ia diizinkan senat untuk mengeluarkan dekrit yang memiliki kekuatan hukum tanpa ratifikasi oleh orang-orang. Secara resmi senat telah menjadi mitra penuh dalam pemerintahan.

Octavianus memperlihatkan kejeniusan politisnya dengan menekunkan monarki militernya pada lembaga-lembaga Republik. Ia memegang kekuasaan absolut tanpa memutuskan secara terburu-buru, belajar dari masa lalu saat

7Yeo, Heichelheim, Ibid, hlm. 270.

(8)

pemerintahan Republik dulu. Dengan mempertahankan bagian muka Republik, Octavianus menyamarkan kekuasaan absolutnya dan mencegah perlawanan senatorial, yang sudah diperlemah oleh kematian para bangsawan terkemuka di dalam pertempuran atau pembersihan yang dilakukan Octavianus terhadap musuh-musuhnya.

Pemerintahan Augustus menandai berakhirnya Republik Romawi dan permulaan Kekaisaran Romawi, pengakhiran politik aristokratis dan kemunculan penguasa tunggal. Akan tetapi meskipun ia memperkenalkan pemerintahan otokratis, Augustus bukanlah seorang tiran yang memikirkan diri sendiri, melainkan seorang pemimpin yang kreatif. Sebagai ahli waris dari tradisi Romawi dalam hal tugas kewarganegaraan, ia memandang kekuasaannya sebagai kepercayaan publik yang didelegasikan padanya oleh rakyat Romawi. Ia setia dengan cita-cita klasik bahwa negara harus mendorong kehidupan yang baik dengan melindungi peradaban dari barbarisme dan kebodohan, dan ia harus menyelamatkan dunia Romawi yang sedang sekarat.

3. Kemajuan Romawi Pada Masa Kekaisaran Principat (Octavianus).

Kebangkitan agama memberikan kontribusi nyata pada program pembangunan yang dilakukan oleh Augustus. Salah satu prestasi Octavianus adalah adanya pembangunan pelayanan umum yang mulai dikerjakan sejak masa kekuasaannya meskipun masih belum sepenuhnya selesai hingga kematiannya. Ia tidak membatasi pembangunan bangunan-bangunan keagamaan, ia juga membangun banyak keperluan umum, seperti dermaga, lumbung padi, pusat perbelanjaan, saluran air, dan lain-lain. Secara keseluruhan itu adalah kinerja nyata yang dilakukan oleh Augustus. Sejauh yang diketahui, tidak ada program perencanaan kota yang matang di Roma, meskipun ada, seperti di Italia, Augusta Praetoria (Aosta). Di ibukota perencanaan yang telah dicoba adalah rangkaian kuil dan bangunan publik yang serupa. Berdasarkan Res Gestae, Augustus telah memugar delapan puluh dua kuil, dan ia juga membangun kuil-kuil baru lainnya.9

(9)

Kuil-kuil yang didirikan dan juga dorongan dari Augustus, membuat rakyat menjadi taat pada agama.

Augustus benar-benar seorang administator dengan kemampuan yang nyaris tak terbandingkan dalam hal mengatur urusan pemerintahan sipil dan pelayanan masyarakat. Ia merombak sistem perpajakan dan sistem keuangan Romawi, menata kembali angkatan bersenjata dan membangun angkatan laut permanen. Ia juga membangun pasukan pengawal pribadi, meletakkan dasar komandan pengawal kaisar yang di abad-abad mendatang memegang peranan penting dalam hal pemilihan dan pemberhentian kaisar-kaisar. Diaturnya peraturan tentang perkawinan, aturan pada bidang pendidikan, dan bagaimana mengasuh anak-anak.

Pembaharuan-pembaharuan dan perbaikan-perbaikan juga dilakukan di seantero Kekaisaran. Ia memperbarui tentara untuk mencegah kemunculan kembali para jenderal yang ambisius seperti mereka yang saling bersaing dan pasukan-pasukan pribadi yang telah merusak Republik. Ia mempertahankan kesetiaan para prajuritnya dengan menjamin bahwa para veteran akan mendapat hadiah-hadiah yang berarti dan tanah di Italia atau di provinsi-provinsi. Untuk kota Romawi, Augustus membangun pipa air raksasa dan saluran-saluran air yang mengalirkan air ke sebagian besar rumah-rumah Romawi. Ia menciptakan pasukan pemadam api yang menyusutkan bahaya kebakaran besar di distrik-distrik yang padat dengan rumah petak, dan ia mengorganisir suatu pasukan polisi untuk mencegah kekerasan. Ia memperbaiki penyaluran gandum gratis bagi kaum melarat yang termiskinkan, dan membiayai pertarungan-pertarungan gladiatorial populer dari dananya sendiri.

(10)

orang yang berbakat dan berbakti untuk melayani negara, berangsur-angsur berkembang.

Sejak tahun 30 SM keadaan di Romawi aman tenteram di bawah kekuasaan Augustus. Karena itulah pada masa ini dikenal istilah Pax Ramona

(Kedamaian Romawi). Sumber-sumber alam memberikan kemakmuran besar untuk rakyat. Seni budaya pun berkembang dengan pesatnya sehingga masa pemerintahan Augustus merupakan zaman emas bagi kesusastraan. Penyair terbesar Romawi, Virgil, hidup dalam masa ini, begitu pula pengarang-pengarang terbesar termasuk Horacc dan Livy. Sedangkan budayawan Ovid yang menimbulkan rasa tidak senang Augustus, diusir dari Romawi.10

4. Para Penerus Kaisar Augustus. a. Tiberius

Tiberius lahir pada tahun 42 SM, ia menghabiskan dua tahun pertama dalam hidupnya dengan pengasingan politik bersama kedua orangtuanya. Ibunya, Livia Drusilla bercerai dengan ayahnya dan kemudian menikah dengan Octavianus. Pengalaman-pengalaman itu membuat Tiberius menjadi seseorang yang suram, sinis dan marah. Masa kekuasaan Tiberius dimulai dengan eksekusi yang dilakukan terhadap Agrippa Postumus, cucu dari Octavianus yang brutal dan keras yang telah diasingkan ke pulau tandus oleh Octavianus sendiri pada tahun 7 SM.

Tiberius adalah seorang kaisar yang bagus setidaknya pada sepuluh tahun pertama masa kekuasaannya. Ia memperlakukan senat dengan baik dan berbeda: ia menghadiri semua pertemuan, mengizinkan orang-orang merdeka untuk berbicara dan berpendapat, dan diterima sebagai mitra sejati dalam pemerintah.11 Ia membuat pengadilan tertinggi terutama untuk persidangan orang berpengaruh yang dituduh berkhianat dan dalam kasus gubernur provinsi, administrasi kekaisaran serta senator, atau pemerasan dan korupsi di provinsi mereka. Ia juga

10Hart, Michael, “Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah”, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1992), hlm. 59-60.

(11)

berkonsultasi dengan senat untuk semua urusan keuangan negara, pekerjaan umum, peningkatan, dan disposisi tentara untuk pertahanan kekaisaran, pengangkatan jenderal dan gubernur, dan urusan luar negeri. Singkatnya, senat menerima kesempatan terakhirnya untuk berperan secara efektif dalam pemerintahan.

b. Caligula.

Kaisar selanjutnya adalah Gaius, atau Gaius Caesar Augustus Germanicus yang lebih dikenal dengan Caligula. Ia adalah keturunan dari tiga keluarga yang terkenal, Claudian, Julian dan Antonian: ayahnya, Germanicus adalah seorang Claudian, ibunya, Agrippina, seorang Julian, dan salah satu dari kakek buyutnya adalah Augustus, lainnya Marcus Antonius, sehingga dalam darahnya mengalir darah dari pemenang dan seorang yang kalah dari peperangan Actium.12

Pada awalnya Caligula disanjung sebagai tokoh yang poluler karena ia mengampuni lawan politiknya, meniadakan tukang lapor, mengurangi pajak, dan mendukung keuangan berbagai macam kegiatan olahraga. Tetapi selanjutnya Caligula menyerukan kekuasaan Princeps yang tak terbatas, ia juga menuntut agar dirinya disebut sebagai dewa dan mengusulkan agar kudanya sebagai konsul. Akibat kehidupanya yang serba mewah, Roma mengalami kebangkrutan, untuk itu ia memaksa orang kaya mewariskan hartanya kepada negara dengan terlebih dahulu mengancam hukuman mati dan penyitaan harta benda mereka. Tindakanya yang kejam dan pikiranya yang selalu berubah-ubah hingga gila membuat seluruh Roma marah, bahkan pengawal Pretorianya menjadi marah. Pada tahun 41 M Caligula dibunuh oleh parwira pengawalnya sendiri dan langsung dikuburkan di kota Roma. Pada saat kematianya, Caligula baru berusia 30 tahun sehingga belum menentukan kaisar yang akan mengantinya.

c. Claudius.

(12)

Penganti Caligula akhirnya ditentukan sendiri oleh pasukan Preutoria, Claudius yang merupakan paman Caligula diangkat menjadi kaisar pada usia 50 tahun. Claudius digambarkan sebagai orang yang bodoh dan tidak mempunyai sopan santun, akan tetapi pada masa kekaisaranya kepamongprajaan lebih diluaskan lagi serta dijadikan lebih berdaya guna, dan kekuatan-kekuatan baru dilimpahkan kapada para gubernur di Provinsi luar. Pemerintahan yang dipimpin oleh kekaiasaran Augustus ini dapat dikatakan sebagai pemerintahan yang sangat resah, karena selama ia berkuasa banyak muncul kota-kota provinsi menjadi sebuah pusat industri yang hampir sama dengan kota Roma sehingga kota-kota tersebut menuntut peranan yang lebih besar dari pemerintahan Roma. Claudius sendiri banyak meninggalkan garis kebijakan yang diterapkan oleh Augustus yaitu tentang batas-batas geografis dan politik Romawi, bahkan Claudius memberikan hak kewarganegaraan Roma kepada seluruh penduduk provinsi, seperti arah kebijaksanaan yang dianut pada masa Caesar.

Akibat arah kebijaksanaan tersebut muncul banyak ketegangan di sekitar Romawi, bahkan ketika Claudius meninggal pada tahun 54 M, kata Latin tidak lagi mempunyai arti Geografis karena banyak kota yang mempunyai hak Latin . Hak Latin ini sangat didambakan oleh setiap kota karena dengan hak itu, kota memiliki status tertentu dalam berurusan dengan Roma melalui para pejabatnya. Hal inipun diberikan kepada kota-kota disekitar Alpen dan kota-kota di Spanyol yang dikuasai Roma. Claudius sendiri maninggal karena diracun oleh istrinya yang ke-empat bernama Agrippia. Sebelum meracuni Claudius, Agrippia membujuknya agar mengadopsi dan menyerahkan tahta kekaisaran kepada Nero anak dari Agrippia dan bukan kepada Britannicus, anak dari Claudius sendiri.

d. Nero.

(13)

tindakan lengsung yaitu menuduh ibunya berkomplot untuk melawan kaisar dan segera menyuruh orang untuk membunuhnya. Kebakaran besar yang melanda Roma pada tahun 64 M menjadikan Nero disangka sebagai orang dibalik peristiwa tersebut, terlebih setelah ia menggunakan dalih kebakaran tersebut untuk kembali mebangun kota Roma atas nama kemasyuranya sendiri.

Untuk kembali mengembalikan kepercayaan rakyat Roma Nero membuka Campus Martius, gedung umum, dan tamannya sendiri untuk menampung korban kebakaran tersebut. Sarana kehidupan juga didatangkan dari Ostria dan kota-kota tetangga, bahkan harga gandum pun diturunkan. Akan tetapi, semua tindakan tersebut tidak mendapatkan simpati rakyat karena muncul desasdesus bahwa saat terjadi kebakaran Roma, Nero menaiki mimbar pribadinya untuk membandingkan dengan kehancuran Troya. Guna mengalihklan perhatian rakyat terhadap dirinya atas tuduhan pembakaran kota Roma, ia menyalahkan orang-orang Kristen dan kemudian ratusan orang Kristen dibantai.

(14)

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan.

(15)

saudara yang menimpa Mark Antonius dan Octavianus Caesar, putera angkat Julius Caesar. Pada pertempuran angkatan laut di Actium tahun 31 SM, Octavianus berhasil mengalahkan pasukan Antonius beserta Ratu Mesir Cleopatra, istrinya. Octavianus kemudian muncul sebagai penguasa Romawi dan empat tahun kemudian, pada hakikatnya menjadi kaisar pertama di Romawi. Ketika Octavianus menjadi penguasa Romawi, sistem pemerintahan Romawi beralih menjadi kekaisaran. Selama masa kekuasaan Octavianus, dikenal istilah Pax

Ramona atau Perdamaian Romawi.

Pada saat kekuasaannya dapat dikatakan ia berhasil membuat Romawi berada dalam masa emasnya. Berbagai kebutuhan rakyat dapat dipenuhi dengan baik. Octavianus benar-benar seorang administator dengan kemampuan yang nyaris tak terbandingkan dalam hal mengatur urusan pemerintahan sipil dan pelayanan masyarakat. Kekaisaran Romawi terkenal dengan keantikannya, dan memang kenyataannya begitu. Romawi bukan hanya titik puncak kebudayaan purba tetapi sekaligus penyalur utama gagasan dan hasil besar kebudayaan bangsa-bangsa beradab seperti Mesir, Babylon, Yahudi, Yunani dan lainnya ke Eropa Barat.

Paska berakhirnya masa kekuasaan Octavianus, Kekaisaran Principat dilanjutkan oleh Julio-Claudian diantaranya Tiberius, Caligula, Claudius, dan yang terakhir adalah Kaisar Nero.

DAFTAR PUSTAKA

(16)

Hart, Michael, “Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah”, Jakarta: Pustaka Jaya, 1992.

My. Sri Wuryaningsih, “Peradaban Kuno Eropa”, academia.edu, Gita Ratih Prima Santi, September 2016.

Perry, Marvin, “Peradaban Barat: Dari Zaman Kuno sampai Zaman Pencerahan”, terjemahan Saut Pasaribu, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2014.

Salmon, T. Edwards, “A History of The Roman World: From 30 B.C to A.D 138”, London: Methuen & CO LTD, 1944.

Wahyudi Djaja, “Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern”, Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012.

Yeo, Heichelheim, “A History of Roman People”, Kentucky: Caney College, 1964.

(17)
[image:17.595.196.428.112.439.2]

Gambar 1.1 Kaisar Augustus, Romawi.

(18)
[image:18.595.217.407.111.403.2]

Gambar 2.1 Livia Drussila – Istri Augustus Caesar.

wikipedia.com

Gambar 3.1 Peta kekuasaann Augustus Caesar

[image:18.595.147.479.475.702.2]
(19)
[image:19.595.229.396.113.339.2]

Gambar 4.1 Patung dari Kaisar Nero

Wikimedia.org

Gambar 5.1 Patung dari Kaisar Claudius

[image:19.595.209.415.390.702.2]
(20)
[image:20.595.175.450.112.449.2]

Gambar 6.1 Potret Lukisan Kaisar Tiberius

Gambar

Gambar 1.1 Kaisar Augustus, Romawi.
Gambar 2.1 Livia Drussila – Istri Augustus Caesar.
Gambar 4.1 Patung dari Kaisar Nero
Gambar 6.1 Potret Lukisan Kaisar Tiberius

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, skill dan kemampuan para nelayan budidaya rumput laut dalam

Aspek utama yang berpengaruh dalam produksi benih jagung berbasis komunitas secara berkelanjutan adalah: (1) akses pasar dan jaminan keberlanjutan pasar yang tidak pasti, (2)

Kalimantan - Indonesia.. • Agenda mendesak saat ini adalah pembenahan kantor baru di Barong Tongkok dengan alamat: Perkumpulan Bina Benua Puti Jaji, JI. Berbagai

EFEKTIVITAS MEDIA STOP MOTION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF MATA.

Dari trend diatas menunjukan bahwa jumlah transaksi gagal melakukan pembelian layanan data oleh pelanggan Prepaid Telkomsel via MyTelkomsel masih sangat tinggi, yaitu

Bio Solar adalah bahan bakar campuran untuk mesin diesel yang terdiri dari minyak hayati non fosil ( bio fuel ) – sebesar 5 (lima) persen minyak kelapa sawit atau CPO ( Crude

Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasikan rencana

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh dalam