• Tidak ada hasil yang ditemukan

INOVASI MANAJEMEN KURIKULUM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA): STUDI KASUS SD/MI MUHAMMADIYAH SE KABUPATEN KULON PRPGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "INOVASI MANAJEMEN KURIKULUM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA): STUDI KASUS SD/MI MUHAMMADIYAH SE KABUPATEN KULON PRPGO"

Copied!
240
0
0

Teks penuh

(1)

i

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Memperoleh Gelar Megister Studi Islam (M.S.I.)

dalam Bidang Managemen Pendidikan Islam

Diajukan oleh:

Yeni Muharomah, S.Pd.I

NPM. 20141010016

PROGRAM STUDI MEGISTER STUDI ISLAM

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

ii

(Study Kasus SD/MI Muhammadiyah Se Kabupaten Kulon Progo)

Diajukan Oleh: Yeni Muharomah, S.Pd.I

NPM. 20141010016

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Tesis Pada Tanggal 17 Desember 2016

Susunan Dewan Penguji Tesis

Ketua/ Sekretaris

Dr. Nawari Ismail, M.Ag.

Penguji

Dr. Tasman Hamami, M.A Pembimbing I/ Anggota Penguji

Dr. Arif Budi Raharja, M.Si.

Pembimbing II/ Anggota Penguji

Drs. Amik Setiaji, M.Pd.

Tesis ini diterima sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Megister Studi Islam

Tanggal, 4 Januari 2017 Ketua Program Studi

(3)

iii Nama : Yeni Muharomah, S.Pd.I NPM : 20141010016

Alamat : Karang Patihan, Demangrejo, Sentolo, Kulon Progo.

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul “INOVASI

MANAJEMEN KURIKULUM MENGHADAPI MASYARAKAT

EKONOMI ASEAN (MEA) (Study Kasus SD/MI Muhammadiyah Se

Kabupaten Kulon Progo)” adalah benar-benar karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan yang disebutkan sumbernya dan disebutkan dalam Daftar Pustaka Acuan. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan di dalamnya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Yogyakarta, 23 November 2016 Yang Menyatakan

(4)

iv NOTA DINAS

Lamp. : 4 Eksemplar Kepada Yth.

Hal : Penyerahan Tesis Ketua Program Pasca Sarjana Megister Studi Islam Program Pasca Sarjana

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Yogyakarta

Assalamu‟alaikum wr.wb.

Setelah membaca, meneliti, dan merevisi seperlunya, kami berpendapat bahwa tesis saudara Yeni Muharomah, S.Pd.I yang berjudul: MANAJEMEN KURIKULUM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) (Study Kasus SD/MI Muhammadiyah Se Kabupaten Kulon

Progo)”telah dapat diujikan/ di-munaqasyahkan. Bersama ini kami kirimkan naskahnya untuk segera dapat dijadwalkan dalam sidang ujian tesis.

Demikian, atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Wassalamu‟alaikum wr. wb.

Yogyakarta, 23 November 2016 Pembimbing I

(5)

v NOTA DINAS

Lamp. : 4 Eksemplar Kepada Yth.

Hal : Penyerahan Tesis Ketua Program Pasca Sarjana Megister Studi Islam Program Pasca Sarjana

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Yogyakarta

Assalamu‟alaikum wr.wb.

Setelah membaca, meneliti, dan merevisi seperlunya, kami berpendapat bahwa tesis saudara Yeni Muharomah, S.Pd.I yang berjudul: MANAJEMEN KURIKULUM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) (Study Kasus SD/MI Muhammadiyah Se Kabupaten Kulon

Progo)”telah dapat diujikan/ di-munaqasyahkan. Bersama ini kami kirimkan naskahnya untuk segera dapat dijadwalkan dalam sidang ujian tesis.

Demikian, atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Wassalamu‟alaikum wr. wb.

Yogyakarta, 23 November 2016 Pembimbing II

(6)

vi



























“Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di

bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada

yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)

(7)

vii

Almamater tercinta

Bidang Managemen Pendidikan Islam

Program Pasca Sarjana Megister Studi Islam

Program Pasca Sarjana

(8)

viii

budaya sebagai dampak MEA;(2) Kesesuaian inovasi manajemen kurikulum yang dilakukan dengan prinsip-prinsip manajemen kurikulum; (3) Kesesuaian inovasi manajemen kurikulum yang dilakukan dengan fungsi manajemen kurikulum.

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian Metode kombinasi (mix methode). Adapun lokasi dipilih adalah SD/ MI Muhammadiyah di bawah naungan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Kulon Progo. Teknik pengumpulan data, penulis menggunakan kusioner, wawancara dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dalam penelitian ini, dapat penulis simpulkan: (1) Inovasi manajemen kurikulum yang dilakukan kepala Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah se kabupaten Kulon Progo menghadapi budaya sebagai dampak MEA yakni program penguasaan bahasa asing berupa Bahasa Inggris dan Bahasa Arab, penguatan akidah, penguasaan ilmu pengetahuan dan tekonologi, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan keunggulan lokal dan program pendidikan wawasan global.(2) Inovasi manajemen kurikulum yang dilakukan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen kurikulum dan fungsi manajemen kurikulum .(3) Out put atau produk dari hasil inovasi manajemen kurikulum sekolah yakni peserta didik disiplin tiba di sekolah 30 menit sebelum bel masuk pukul 07.00. 6.30 menit peserta didik terbiasa membaca iqro‟ dan al qur‟an secara bergilir. Memiliki akhlak yang baik dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan terkonologi tepat dalam hal pemanfaataannya. Menggunakan bahasa Inggris secara aktif dan bahasa Arab dengan pasif. Memiliki jiwa kewirausahaan dan mental yang tangguh siap untuk berkompetisi. (4) Kesenjangan yang mucul di SD/MI Muhammadiyah Kulon Progo yakni kurang kritisnya membaca situasi perkembangan budaya dan kemajuan iptek yang harus dimasukkan kedalam visi, misi dan tujuan sekolah. Sistem pengorganisasian dan pelaksanaan perencanaan yang dibangun belum sepenuhnya mendapat respon dari tim pelaksana kurikulum dan masyarakat. Kontrol terhadap proses masih tercampur perasaan sosial hal ini mengakibatkan proses dan hasil yang sebenarnya belum tertuang secara administratif.(5) Sekolah dan madrasah harus menyusun POAC inovasi manajemen kurikulum mengakomodir seluruh prinsip dan fungsi manajemen kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat serta kemajuan iptek untuk menghadapi budaya dampak MEA. Kepala sekolah harus memiliki jiwa kritis, terbuka, tegas, cerdas serta konsisten dalam melakukan pembaharuan menyesuaikan era kehidupan. Dengan demikian, output yang dihasilkan lembaga sekolah Muhammadiyah memiliki sikap yang cerdas intelektual, spiritual dan emosional sesuai dengan syariat Islam.

(9)

ix

of the MEA; (2) Suitability curriculum management innovation undertaken by the principles of curriculum management; (3) Compliance management innovation curriculum do with curriculum management functions.

This type of research that I use is a combination of research methods (method mix). The location selected is the SD / MI Muhammadiyah under the auspices of Muhammadiyah Regional Leadership Kulon Progo. Data collection techniques, the author using a questionnaire, interview and documentation.

(10)

x

Kebudayaan Republik INdonesia tanggal 22 Januari 1988 Nomor 158/ 1987 dan 0543b/U/1987)

I. Konsonan

ARAB LATIN

Kons. Nama Kons Nama

ا Alif Tidak dilambangkan

Ba B Be

ت Ta T Te

ṡa ṡ Es (dengan titik di atas)

ج Jim J Je

ح ḥa ḥ Ha (dengan titik di bawah)

خ Kha Kh Ka dan Ha

د Dal D De

ذ Żal Ż Zet (dengan titik di atas)

ر Ra R Er

ز Zai Z Zet

س Sin S Es

ش Syin Sy Es dan Ye

ص ṣad ṣ Es (dengan titik di bawah)

ض ḍad ḍ De (dengan titik di bawah)

ط ṭa ṭ Te (dengan titik di bawah)

ظ ẓa ẓ Zet(dengan titik di bawah)

ع Ain „ Koma terbalik (di atas)

غ Gain G Ge

ف Fa F Ef

ق Qaf Q Ki

ك Kaf K Ka

ل Lam L El

م Mim M Em

ن Nun N En

و Wau W We

ھ Ha H Ha

ء Hamzah ` Apostrof

(11)

xi III. Vokal Panjang

آ... = ā ل ق qāla

IV. Diftong

(12)

xii

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “INOVASI MANAJEMEN KURIKULUM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) (Study Kasus SD/MI

Muhammadiyah Se Kabupaten Kulon Progo)”. Tesis ini disusun untuk memenuhi

sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Megister Studi Islam pada program studi Pendidikan Islam Program Pasca Sarjana Megister Studi Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Arif Budi Raharjo, M.Si. sebagai dosen pembimbing I dan Drs. Amik Setiaji, M.Pd. sebagai pembimbing II dalam penyusunan tesis ini.

2. Drs. H. Mawardi Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhamamdiyah yang memberikan ijin penelitian di SD/ MI Muhammadiyah se Kulon Progo. 3. Bapak/ Ibu Kepala SD/ MI se Kulon Progo atas kesempatan dan kerjasamanya

dalam penelitian dan pengumpulan data yang kami perlukan. 4. Segenap pihak yang membantu selesainya penulisan tesis ini.

(13)

xiii

(14)

xiv

Halaman Judul ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Pernyataan Keaslian ... iii

Nota Dinas ... iv

Motto ... vi

Halaman Persembahan ... vii

Abstrak ... viii

Abstract ... ix

Transliterasi ... x

Kata Pengantar ... xii

Daftar Isi ... xiv

Daftar Tabel ... xvii

Daftar Gambar ... xx

Daftar Lampiran ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 8

(15)

xv

A. Inovasi Pendidikan ... 24

B. Manajemen Kurikulum Pada Jaman Rasulullah SAW ... 34

C. Manajemen Kurikulum ... 37

D. Inovasi Kurikulum ... 60

E. Inovasi Manajemen Kurikulum ... 62

F. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ... 63

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 70

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 70

B. Jenis Penelitian ... 70

C. Sampel Penelitian ... 71

D. Metode Pengumpulan Data ... 71

E. Teknik Analisis Data ... 72

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 74

A. Hasil Penelitian ... 74

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 81

BAB V PENUTUP ... 207

A. Kesimpulan ... 207

B. Saran ... 209

(16)
(17)

xvii

Tabel 1 Perbedaan Kurikulum Lama dengan Baru ... 41

Tabel 2 Daftar Tempat Penelitian Tahun Pelajaran 2015/2016 ... 74

Tabel 3 Hasil Kuesioner 10 SD/MI Tahun Pelajaran 2015/2016 ... 76

Tabel 4 Manajemen Ekstrakurikuler Bahasa Inggris ... 80

Tabel 5 Manajemen Pembelajaran IT dan Ekstrakurikuler Komputer 81 Tabel 6 Manajemen Pengutan Akidah ... 91

Tabel 7 Manajemen Kegiatan HW ... 97

Tabel 8 Manajemen Pendidikan Kecakapan Hidup ... 100

Tabel 9 Manajemen Pendidikan Keunggulan Lokal ... 104

Tabel 10 Manajemen Pendidikan Wawasan Global ... 105

Tabel 11 Upaya Sekolah/ Madrasah Menuju Pendidikan Penguatan Akidah ... 113

Tabel 12 Pelaksanaan Muatan Lokal Dilakukan Sesuai dengan Kebijakan Daerah ... 118

Tabel 13 Pelaksanaan Muatan Lokal Dilaksanakan Sesuai dengan Karakteristik dan Kubutuhan Peserta Didik dan Sekolah ... 121

Tabel 14 Program Pilihan Merepresentasikan Potensi, Perkembangan dan Kebutuhan yang Mengakomodir kepentingan Peserta Didik ... 125

Tabel 15 Penyususnan Perangkat Pembelajaran yang Mempertimbangkan Aspek Kebutuhan Peserta Didik Sesuai dengan Visi Dan Misi Sekolah ... 128

Tabel 16 Pelaksanaan Program Konseling dan atau Layanan Akademik, sosial, dan Pengembangan Karir Peserta Didik ... 132

(18)

xviii

Tabel 20 Penetapan Pendekatan Multistrategi dan Multimedia serta Memaksimalkan Sumber Belajar Sesuai dengan Kemajuan Teknologi ... 147 Tabel 21 Penguraian Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Dalam

Pembelajaran, Perminggu, Minggu Efektif dan Jumlah Jam Pelajaran Per Tahun ... 150 Tabel 22 Pemanfaatan 60% JTM untuk penugasan terstruktur dan

tidak terstruktur ... 153 Tabel 23 Program Percepatan bagi Peserta Didik yang Memiliki

Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa ... 157 Tabel 24 Program Pembelajaran yang Direncanakan mengarah pada

Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ... 160 Tabel 25 Inovasi Pemanfaatan Sumber Daya Kurikulum Secara

Efisien dapat Memperoleh hasil yang masksimal dan tepat Waktu ... 163 Tabel 26 Inovasi Manjemen Kurikulum Dapat Meningkatkan

Keadilan Peserta Didik ... 166 Tabel 27 Inovasi Manjemen Dapat Tepat Guna dan Sasaran serta

Memberikan Hasil yang Relevan dan sesuai dengan Kebutuhan Peserta Didik ... 168 Tabel 28 Inovasi Manjemen Dapat Memberikan Motivasi Guru dalam

Meningkatkan Kinerja ... 172 Tabel 29 Inovasi Manjemen Dapat Meningkatkan Ketepatan Waktu

dan Kesesuaian Program Kegiatan dengan Pelaksanaan ... 175 Tabel 30 Inovasi Manjemen Dapat Meningkatkan Partisipasi

(19)

xix

(20)

xx

(21)

xxi Kuesioner

(22)

menghadapai budaya sebagai dampak MEA;(2) Kesesuaian inovasi manajemen kurikulum yang dilakukan dengan prinsip-prinsip manajemen kurikulum; (3) Kesesuaian inovasi manajemen kurikulum yang dilakukan dengan fungsi manajemen kurikulum.

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian Metode kombinasi (mix methode). Adapun lokasi dipilih adalah SD/ MI Muhammadiyah di bawah naungan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Kulon Progo. Teknik pengumpulan data, penulis menggunakan kusioner, wawancara dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dalam penelitian ini, dapat penulis simpulkan: (1) Inovasi manajemen kurikulum yang dilakukan kepala Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah se kabupaten Kulon Progo menghadapi budaya sebagai dampak MEA yakni program penguasaan bahasa asing berupa Bahasa Inggris dan Bahasa Arab, penguatan akidah, penguasaan ilmu pengetahuan dan tekonologi, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan keunggulan lokal dan program pendidikan wawasan global.(2) Inovasi manajemen kurikulum dalam menghadapi budaya dampak MEA yang dilakukan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen kurikulum. yakni prinsip produktivitas, demokratisasi, kooperatif, efektif dan efisien, mengarah pada visi, misi serta tujuan. (3) Inovasi manajemen kurikulum dalam menghadapi dampak MEA yang dilakukan sudah sesuai dengan fungsi manajemen kurikulum yakni meningkatkan efisiensi pemanfaat sumber daya, keadilan peserta didik untuk mencapai hasil maksimal, relevansi dan efektivitas pembelajaran. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas peserta didik, efisien dan efektivitas proses belajar mengajar, dan partisipasi masyarakat dalam pencapaian tujuan pendidikan.(4)Kesenjangan yang mucul di sekolah/ madrasah Muhammadiyah Kulon Progo yakni kurang kritisnya membaca situasi perkembangan budaya dan kemaujuan ilmu pengetahuan teknologi yang harus dimasukkan kedalam visi, misi dan tujuan sekolah. Sistem pengorganisasian dan pelaksanaan perencanaan yang dibangun belum sepenuhnya mendapat respon dari tim pelaksana kurikulum dan masyarakat. Kontrol terhadap proses masih tercampur perasaan sosial hal ini mengakibatkan proses dan hasil yang sebenarnya belum tertuang secara administratif.(5) Sekolah dan madrasah harus menyusun planning, organizing, actuating dan controlling inovasi manajemen kurikulum mengakomodir seluruh prinsip dan fungsi manajemen kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat serta kemajuan iptek untuk menghadapi budaya dampak MEA. Kepala sekolah harus memiliki jiwa kritis, terbuka, tegas, cerdas serta konsisten dalam melakukan pembaharuan menyesuaikan era kehidupan. Dengan demikian, output yang dihasilkan lembaga sekolah Muhammadiyah memiliki sikap yang cerdas intelektual, spiritual dan emosional sesuai dengan syariat Islam.

(23)
(24)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al Qur’an yaitu kalam Allah yang diwahyukan kepada nabi Muhammad

SAW untuk seluruh umat manusia untuk dipahami, dikaji, dihayati dan diamalkan isinya, menjadi bimbingan dan pedoman dalam menjalani hidup di kehidupan ini. Dengan diturunkannya al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia, maka dalam setiap langkah geraknya manusia harus sesuai dengan al-Qur’an.

Allah memerintahkan umat manusia supaya tidak meninggalkan generasi yang lemah. Allah berfirman dalam QS An Nisa 4: 9





































Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”1

Tujuan Pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 pasal 3 tahun 2003 adalah

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman,

1

(25)

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan

bertanggung jawab.”2

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa landasan yuridis secara hukum Islam yang tertera dalam al Qur’an dan secara hukum bahwa masyarakat Indonesia harus meninggalkan generasi penerus yang tangguh secara jasmani maupun rohani, secara material maupun secara spiritual. Generasi penerus harus dikondisikan sesuai dengan jamannya sehingga mampu menguasai kondisi lingkungan.

Untuk menjalankan tugas tersebut manusia memilih usaha melalui proses Pendidikan. Kurikulum merupakan hal yang sangat penting di dalam pelaksanaan pembelajaran yakni sebagai kunci keberhasilan, sebab ada kaitannya dengan penentuan arah, isi dan proses pendidikan yang akan menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Kurikulum meliputi rencana dan pelaksanaan pendidikan baik dalam lingkup kelas, sekolah, daerah, wilayah maupun hingga lingkup nasional.

Pengelola pendidikan beserta stake holders berkepentingan terhadap kurikulum, hal ini dikarenakan setiap individu baik sebagai orang tua, warga masyarakat, sebagai pemimpin lembaga pendidikan formal ataupun informal selalu mengharapkan tumbuh dan berkembangnya kemampuan anak dan generasi muda yang lebih baik, lebih cerdas dan lebih brilian. Kurikulum memberikan kontribusi yang cukup besar dalam mewujudkan harapan tersebut. Seiring perkembangan jaman, kemajuan iptek tentu tantangan dunia

2

(26)

pendidikan semakin pelik. Maka kurikulum harus dikelola terus-menerus dan disempurnakan melalui inovasi-inovasi manjemen kurikulum dalam dunia pendidikan. Demikian pula, kurikulum pendidikan pada perguruan Muhammadiyah. Kurikulum yang disusun harus memberikan nilai tambah dari pendidikan pada umumnya, baik struktur materi yang terdapat pada mata pelajaran maupun yang mencerminkan pembiasaan dan kultur akademik peserta didik. Dengan pengelolaan kurikulum yang seperti itu, maka dipastikan akidah peserta didik lebih terjaga.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan sebuah proses pendidikan yang bermutu. Proses pendidikan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mencakup seluruh elemen sekolah diantaranya: Kepala Sekolah, guru, peserta didik, proses pendidikan, stake holders dan lapisan masyarakat sekitar. Antar elemen satu dengan lainnya saling berkaitan dan saling memepengaruhi.3 Kepala Sekolah merupakan penentu utama kebijakan dalam menjaga eksistensi sebuah sekolah. Kebijakan yang tertuang dalam kurikulum merupakan faktor penentu utama keberhasilan suatu lembaga pendidikan.

Tantangan yang segera dihadapi bangsa Indonesia, khususnya umat muslim yakni dimulainya kesepakatan Internasional, salah satunya MEA, yang dipastikan akan banjirnya produk dan budaya asing yang belum tentu sejalan nilai Islam dan belum ada kebijakan manajemen yang antisipatif di dalamnya bahkan tidak ada kebijakan yang mendukung konservasi identitas dan akidah seperti materi bahasa asing yang dimasukkan ke dalam muatan

3

(27)

lokal, dan diberlakukan setiap unit pendidikan berbasis Peraturan Daerah, seperti pelajaran Bahasa jawa yang ditetapkan oleh Gubernur DIY yakni Peraturan Gubenrnur no 64 tahun 2013. Gaya konsumtif masyarakat Kulon Progo belum diimbangi dengan kemampuan berbahasa asing terutama bahasa Inggris. Kebijakan kurikulum SD/ Madrasah Ibtidaiyah muatan lokal Bahasa Inggris tidak memiliki payung hukum yang kuat dari pemerintah kabupaten/kota, akibatnya awal tahun 2015 tepatnya tahun pelajaran 2015/2016 semester II mata pelajaran Bahasa Inggris dihapus dari daftar mata pelajaran muatan lokal. Mata pelajaran muatan lokal yang sudah masuk dalam kebijakan kurikulum pendidikan meliputi mata pelajaran Bahasa Jawa dan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK).4

Masyarakat Kulon Progo merupakan gerbang utama pasar Ekonomi Asean dengan akan dibukanya bandara Internasional di kecamatan Temon Kulon Progo. Pada tanggal 3 Januari 2016 Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pembangunan bandara dimulai bulan Mei 2016 dan target operasi 2019-2020.5 Berbagai produk pilihan mulai ditawarkan pada masyarakat. Produk luar negeri terjual bebas di toko-toko Indonesia bercampur dengan produk lokal. Produk halal dan haram bagi umat Islam terjual bebas dengan keterangan dan penggunaan bahasa yang bervariasi.

4

Didasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan BAB XIA Kurikulum Bagian keenam Muatan Lokal Pasal 77 N Dilanjutkan Bagian Kedelapan Pengelolaan Kurikulum Pasal77 P no 4 yakni Pemerintah Daerah Kabupaten Kota melakukan koordinasi dan supervisi pengelolaan muatan lokal pada pendidikan dasar. Jadi setiap muatan lokal harus memiliki payung hukum seperti halnya mata pelajaran Bahasa Jawa yaitu Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakara Nomor 64 tahun 2013 tentang Mata Pelajaran Bahasa Jawa sebagai muatan lokal wajib di sekolah/madrasah.

5

(28)

Dengan tipe masyarakat Indonesia yang terkenal konsumtif termasuk warga Kulon Progo6 harus mengurangi sifat konsumtif baik dari segi gaya hidup serba import terutama dari hal fashion misal dari segi pakaian yang belum tentu sesuai dengan tuntunan keIslaman maupun daya tarik terhadap makanan ala barat yang belum jelas hukum halal haramnya.

Pendidikan tidak hanya sebagai upaya untuk membuahkan manfaat, tetapi juga merupakan bagian dari kebutuhan pokok manusia yang sering dirasakan belum memenuhi harapan. Hal ini disebabkan masih banyak lulusan pendidikan formal belum memenuhi kriteria tuntutan lapangan kerja yang tersedia, apalagi membuka lapangan kerja baru sebagai prosentase penguasaan ilmu yang diperolehnya dari lembaga pendidikan. Kondisi ini merupakan gambaran umum rendahnya kualitas pendidikan kita.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jalur pendidikan sangat efektif bagi masyarakat Indonesia untuk menghadapi gaya hidup dan konsumsi produk luar negeri yang tidak sesuai dengan syariat Islam. Secara khusus lembaga pendidikan Muhammadiyah dengan berasaskan Islam yang didirikan oleh Muhammadiyah bercirikan gerakan tajdid (gerakan pembaharuan), wajib memiliki visi yang jelas dan mengambil peran dalam memantapkan karakter peserta didik sesuai dengan jenjang sekolah mulai dari

6

(29)

PAUD hingga ke Perguruan Tinggi. Untuk itu diperlukan inovasi manajemen kurikulum untuk memajukan sekolah Muhammadiyah dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN. Hal itu perlu adanya inovasi manajemen kurikulum untuk mewujudkan sekolah/ madrasah yang menghasilkan peserta didik yang memiliki akidah yang kuat, menjadi benteng arus globalisasi, mewujudkan akhlakul karimah pada peserta didik dan tanggap terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan tuntutan masyarakat menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN yang sudah dibuka sejak 31 Desember 2015.

(30)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: Dibukanya MEA, Kulon progo merupakan gerbang utama dengan dibukanya bandara Internasional, tipe masyarakat Indonesia yang terkenal konsumtif termasuk warga Kulon Progo, gambaran umum rendahnya kualitas pendidikan di Kulon Progo dilihat dari pangsa kerja. Apakah semua kepala sekolah melakukan inovasi manajemen kurikulum dan inovasi yang dilakukan rensponsif terhadap perkembangan lingkungan. Dari quesioner awal didapat kepala sekolah telah melakukan inovasi namun dalam kondisi riil yang tertuang dalam kurikulum belum nampak dalam artian kurikulum tahun pelajaran yang digunakan masih sama dengan kurikulum yang diterapkan pada tahun pelajaran tahun yang lalu.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pembahasan di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Inovasi manajemen kurikulum apa yang dilakukan kepala SD/MI Muhammadiyah menghadapi budaya sebagai dampak masyarakat ekonomi ASEAN?

2. Bagaimana kesesuaian inovasi manajemen kurikulum yang dilakukan dengan prinsip-prinsip manajemen kurikulum?

(31)

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menginventarisir mengenai:

a. Inovasi manajemen kurikulum yang dilakukan kepala Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah se kabupaten Kulon Progo menghadapi budaya sebagai dampak masyarakat ekonomi ASEAN. b. Kesesuaian inovasi manajemen kurikulum yang dilakukan dengan

prinsip-prinsip manajemen kurikulum.

c. Kesesuaian inovasi manajemen kurikulum yang dilakukan dengan fungsi manajemen kurikulum

2. Kegunaan Penelitian

a. Manfaat Teoritis

1). Memberikan sumbangan pemikiran dalam hal inovasi manajemen

pendidikan.

2). Memberikan gambaran dan informasi mengenai inovasi manajemen

pendidikan dalam menghadapi MEA.

3). Menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen

pendidikan.

b. Manfaat Praktis

1). Memberikan gambaran kontekstual dalam upaya inovasi manajemen

pendidikan dalam menghadapi MEA.

2). Memberikan masukan dan menjadi bahan pertimbangan bagi inovasi

(32)

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Jurnal Direktori file UPI Vol I.No.I Th.2013 yang berjudul “Managing

Curricular Innovation” oleh Numa Markee dengan pendekatan kualitatif

mengemukakan bahwa Manajemen pengembangan inovasi kurikulum dilaksanakan dengan melibatkan beberapa komponen inovasi kurikulum seperti akademisi, pimpinan proyek, agen perubahan, dan perubahan administrasi. Dalam melakukan manajemen/ pengelolaan inovasi kurikulum ada beberapa tahapan dalam memenuhi kebutuhan yang tertera dalam fungsi manajemen. Dalam melakukan inovasi manajemen kurikulum haruslah direncanakan secara matang, baik dilakukan dengan menentukan perencanaan strategis, operasional dan taktis. Jurnal ini juga sudah tertera lengkap daftar pustaka yang sesuai dengan tema. Kekurangan jurnal ini belum dilampirkan contoh inovasi manajemen kurikulum.

Jurnal MIYAH Vol XI.No.02 AGUSTUS Th.2015 oleh Mohammad

Makinuddin dengan judul “Konsep dan Karakteristik Manajemen Kurikulum

Bahasa Arab” mengemukakan Manajemen kurikulum adalah suatu sistem

(33)

mengelola pengembangan ekstrakurikuler dan kurikuler. Pelaksanaan kurikulum bahasa Arab harus memperhatikan karakteristik bahasa dan karakteristik bahasa Arab. Jurnal ini mamaparkan teori dengan lengkap. Kekurangan jurnal ini tidak memaparkan secara detil permasalahan yang ada di lapangan.

Jurnal Unipdu Jombang oleh Nur Ulwiyah dengan judul “Tantangan

Dunia Pendidikan Menghadapai Pasar Tunggal ASEAN 2015” isi jurnal

meliputi: Pendidikan memiliki peran penting, dan tantang yang dihadapi adalah bagaimana menyiapkan manusia Indonesia yang kualified dan marketable, sehingga tidak terpinggirkan dalam arus pasar tunggal. Dalam

menghadapi pasar tunggal, pendidikan bisa menjalankan konsep link and match, yaitu mengaitkan lulusan sekolah dengan kebutuhan pasar kerja. Agar

pendidikan tidak terjebak praktek dehumanisasi dan robotisasi, maka bisa diatasi dengan menerapkan konsep problem posing education yakni mendasarkan teori pada konteks dengan mengangkat problem yang ada. Pendidikan harus diintegrasikan dengan lingkungan. Harus dipahami bahwa mendidik rakyat menjadi cerdas dan kritis, merupakan sebuah investasi dan esensi yang sesungguhnya dari konsep human capital. Kelebihan jurnal ini yakni telah dipaparkan fakta nyata dilapangan sedangkan kelemahannya belum diberikan contoh solusi nyata di lembaga pendidikan.

(34)

tenaga kerja Indonesia di pasar tunggal ASEAN. MEA memiliki tujuan positif yakni untuk mengintegrasikan kekuatan ekonomi di wilayah ASEAN supaya mampu bersaing di tataran global dengan kekuatan ekonomi lainnya. Dalam kesepakatan menjadi empat pilar pada blueprint AEC. Tantangan yang harus dihadapi Jumlah penduduk Indonesia yang banyak, banyak pihak yang pesimis Indonesia menjadi tuan rumah di negara sendiri. Pendidik harus mampu melihat peluang dengan jeli. Kelebihan jurnal telah dipaparkan fakta nyata dilapangan, dipaparkan bagaimana strategi dalam menghadapi MEA yang harus dilakukan oleh pendidik dan tenaga kependidikan. Kelemahan dari penelitian ini belum dipaparkan kebijakan pemerintah tentang pendidik dan tenaga kependidikan yang bersifat memotivasi.

Jurnal Economica vol 1 No. 1 Januari 2015 oleh Boys Bakhri memaparkan tentang kesiapan Indonesia menghadapi MEA 2015 dari perspektif daya saing nasional. Indonesia mempunyai potensi menjadi regional champion dalam MEA. Ekonomi Indonesia tetap tumbuh solid

(35)

konsumen masyarakat untuk mencintai produk dan jasa yang dihasilkan oleh anak bangsa. Dalam jurnal ini menggambarkan persaingan perdagangan di era MEA dimana seluruh elemen harus bisa berkolaborasi jika masyarakat Indonesia ingin menjadi pemenang. Kondisi masyarakat saat ini baru berkiblat ala barat dan Korea, inilah keadaan yang menggambarkan masyarakat yang tidak cinta produk dan budaya bangsa sendiri. Hal ini, menjadi pemikiran bersama masyarakat Indonesia jika tidak akan tergilas sebagai penonton penambah keriuhan MEA. Peran dunia pendidikan sangat strategi bagaimana mendidik masyarakat untuk dapat mencintai budaya dan produk dalam negeri.

Dari beberapa gambaran penelitian terdahulu dapat di istinbathkan sebagai berikut. Inovasi manajemen kurikulum dalam menghadapi MEA diperlukan untuk menghadapi tantangan yang dihadapi secara nyata mulai dari bahan makanan yang dikonsumsi, budaya dan fashion yang membanjir dikalangan masyarakat yang tidak sesuai dengan kaidah keIslaman. Para penyelenggara pendidikan sebagai garuda depan yang dalam hal ini sebagai ujung tombaknya Kepala Sekolah/ Madrasah penentu kebijakan lembaga pendidikan, harus mampu menerapkan strategi yang tepat guna membentengi kondisi sosial budaya akibat diterapkannya MEA.

(36)

diperlukan untuk memunculkan strategi guna keberhasilan tujuan pendidikan dalam memfasilitasi peserta didik menjadi pribadi yang tangguh menghadapi perubahan jaman.

F. Kerangka Pemikiran

Menurut Sugiyono kerangka berfikir merupakan narasi atau uraian pernyataan tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan.7 dan menurut Uma Sekaran kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yag telah diidentifikasi sebagai hal yang penting dengan demikian kerangka berfikir adalah pemahaman yang melandasi pemahaman lainnya atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan.8 Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kerangka berfikir adalah alur jalan pemikiran yang logis dalam menjawab masalah yang didasarkan pada landasan teoritik dan atau hasil penelitian yang relevan.

7

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Jakarta, h 62 8

(37)
[image:37.595.97.565.142.349.2]

Berikut ini kerangka berfikir dari penelitian ini.

Gambar 1. Kerangka Berfikir Penulis

Dari gambar di atas dapat dipaparkan sebagai berikut:

Penyusunan kurikulum dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni; kebutuhan dan kondisi akan siswa, kontribusi guru dan tenaga pendidikan sebagai pelaksanan, saranana prasarana, kebutuhan dan partisipasi stake holders, dan kondisi lingkungan.

1. Siswa

Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa (Student center). Kurikulum mencantumkan program wajib yang sesuai dengan permendiknas yang didasarkan pada kemampuan peserta didik. Siswa juga mendapatkan layanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan atau percepatan. Mencantumkan program pilihan tambahan sesuai kebutuhan dan memperhatikan aspek psikologis peserta

Kurikulum Sarana pras arana

Guru Tenaga Kependidikan

Lingkungan Stake holders

Siswa

Mapel Pendukung

MEA

Pengelolaan Kurikulum Tamatan Peserta Didik

Kegiatan Pendukung

(38)

didik. Sehingga prinsip filosofis, psikologis dan demokratisasi terwujud dalam manajemen kurikulum.

2. Guru

Guru memberikan kontribusi dalam desain kurikulum yakni dalam hal penyusunan perangkat pembelajaran berupa silabus dan RPP yang mempertimbangkan aspek kebutuhan siswa yang sesuai dengan visi dan misi serta tujuan sekolah/ madrasah. Aspek kemampuan siswa juga dipertimbangkan, hal ini agar pencapaian hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum. Sehigga prinsip produktivitas terlaksana dalam manajemen kurikulum.

Suasana hubungan siswa dan guru yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat harus diciptakan oleh guru dalam desain rencana pelaksanaan pembelajaran. Sehingga prinsip sosiologis dalam manejemen kurikulum terwujud. Guru diberikan pembagian dan jadwal tugas yang jelas. Dengan adanya tugas dan jadwal yang terstruktur secara formal maupun informal (tugas tambahan) maka prinsip organisatoris manajemen kurikulum akan terwujud.

3. Tenaga Pendidik

(39)

administrasi sehingga proses kegiatan belajar menjadi lancar. Sehingga prinsip kooperatif terwujud dalam manajemen kurikulum. Dengan adanya tugas dan jadwal yang terstruktur secara formal maupun informal (tugas tambahan) maka prinsip organisatoris manajemen kurikulum akan terwujud.

4. Sarana Prasarana

Kelengkapan sarana prasarana yang ada dan mendukung juga turut mempengaruhi keberhasilan pencapaian kurikulum. Sarana dan prasarana yang ada mencerminkan pelayanan yang diberikan oleh pihak sekolah/ madrasah dalam menyelenggarakan pendidikan sesuai dengan tujuan kurikulum yang berbasis kebutuhan peserta didik.

Kelengkapan sarana dan prasarana tidak harus mahal, tetapi bisa memanfaatkan sumber daya lingkungan yang ada di sekitar. Mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya, serta kekayaan daerah. Menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Pemanfaatan sarana prasarana dimaksimalkan dan tepat guna sehingga prinsip efektif dan efisien dalam manajemen kurikulum terwujud.

5. Stake holders

Menurut standard pengelolaan stake holders AA1000 SES,

defenisinya adalah ”Kelompok yang dapat mempengaruhi dan/atau

(40)

dalam hal ini stake holders yang dimaksud yakni Stakeholder Utama (primer) Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan, program, dan proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. Masyarakat dan tokoh masyarakat: Masyarakat yang terkait dengan proyek, yakni masyarakat yang diidentifkasi akan memperoleh manfaat dan yang akan terkena dampak dari hasil proses pendidikan. Tokoh masyarakat: Anggota masyarakat yang oleh masyarakat ditokohkan di wilayah itu sekaligus dianggap dapat mewakili aspirasi masyarakat. Pihak Manajer publik: lembaga/badan publik yang bertanggung jawab dalam pengambilan dan implementasi suatu keputusan. Stake holders berkontribusi dalam punyusunan kurikulum dan kerjasama dalam pemenuhan sarana dan prasarana serta keberhasilan program. Dalam penyusunan kurikulum program kegiatan pembelajaran baik utama maupun pilihan harus mengacu pada kebutuhan stake holders sehingga tamatan atau produk peserta didik dapat digunakan tenaganya untuk regenerasi yang akan datang. Dalam pemenuhan sarana prasarana stake holder berkontribusi dalam perlengkapan penyelenggaraan baik dari segi fasilitator maupun kelengkapan fasilitas yang diberikan kepada pihak sekolah/ madrasah berupa modal fisik maupun finansial. Hal ini, dapat diwujudkan dalam bentuk MOU.

(41)

direncanakan dapat memuaskan. Prinsip kooperatif dalam manajemen kurikulum juga terwujud.

6. Lingkungan

Kurikulum disusun berdasarkan kebutuhan lingkungan sosial. Animo dan kebutuhan masyarakat diakomodir untuk mewujudkan output yang sempurna di mata masyarakat (sesuai pangsa pasar) dan Allah (insan kamil). Program kegiatan pembelajaran yang tersusun dalam kerikulum merupakan interprestasi dari animo dan kebutuhan masyarakat lingkungan sekitar.

Lingkungan juga memberikan kontribusi positif dalam pencapaian tujuan pendidikan. Kerjasama antara sekolah dengan lingkungan sekitar wajib diwujudkan baik secara tertulis (MOU) maupun non tertulis yang tercipta secara otomatis membentuk lingkungan yang kondusif. Dengan demikian, maka prinsip organisatoris manajemen kurikulum akan terwujud.

(42)

manajemen kurikulum yang sesuai dengan prinsip dan fungsi manajemen kurikulum yakni:

1. Pemunculan program pembelajaran penguasaan bahasa asing.

Program bahasa yang dimunculkan dalam kurikulum merupakan bahasa internasional yang digunakan dalam bahasa dunia yang diperkirakan tulisan/ bahasa yang tertera dalam produk yang ditawarkan di pasaran bebas. Diantaranya: Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Korea (yang kini digandrungi kaum muda) dll.

2. Pemunculan program pemelajaran dalam rangka penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sekolah/ madrasah menyelenggarakan program penguasaan IT: misalnya program kegiatan pembelajaran dengan menggunakan komputer, program pembelajaran dengan menggunakan jaringan internet, menyelenggarakan perpustakaan baik mandiri maupun kerjasama. Adanya program sain lainnya misalnya robotik, dll.

Sekolah atau madrasah memberikan akses informasi yang lengkap misalnya memiliki whatsapp, facebook, tweeter, block, dll.

3. Pemunculan program pembelajaran untuk memperkuat akidah.

Sekolah/ madrasah memunculkan program untuk memperkuat akidah. Misalnya; membuka program ekstrakurikuler Madrasah Diniyah,

Kajian kitab secara rutin, program tahfid al qur’an dan al hadits, program

(43)

rutin seperti sholat dhuha, sholat dhuhur, infak rutin, yang dipantau secara tertulis.

Sekolah/ menyelenggarakan program parenting untuk membentuk kerjasama dalam kesinambungan pendidikan antara sekolah/ madrasah dengan pendidikan keluarga. Parenting merupakan program penguatan akidah wali dan merupakan salah satu ajang komunikasi antara sekolah/ madrasah dengan orang tua wali.

Sekolah/ madrasah juga menyelenggarakan pengajian/ penguatan akidah untuk masyarakat umum secara kontinue sehingga kerjasama antara sekolah dengan masyarakat terwujud. Sekolah/ madrasah dapat menyatukan visi dan misi dalam mewujudkan mayarakat yang “baldatun thoyyibatun warrobun ghoffur” (masyarakat yang subur dan makmur, adil

dan aman).

Tamatan Peserta yang diharapkan setelah adanya inovasi manajemen kurikulum dalam menghapi MEA yakni: memiliki akidah yang kuat, berakhlakul karimah, tanggap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

G. Sistematika Penulisan

1. Bagian Awal

(44)

2. Bagian Isi

Pada bagian isi terdiri dari lima bab yakni pendahuluan, metode penelitian, landasan teori, hasil dan pembahasan serta kesimpulan dan saran. Pada bab I pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah yang berisi tentang alasan kenapa penelitian ini dilaksanakan yakni faktor-faktor yang melatar belakangi diadakannya penelitian. Rumusan masalah yang dirumuskan berdasarkan latar belakang yang diperoleh. Penelitian ini memunculkan tiga permasalah yang harus diteliti. Tujuan penelitian berisi mengenai jawaban yang akan diperoleh pada rumusan masalah. Kegunaan penelitian berisi tentang manfaat yang akan diperoleh dari penelitian tersebut. Tinjauan penelitian terdahulu yakni berisi mengenai pemaparan penelitian dahulu untuk dijadikan pembanding dengan tema yang akan diteliti. Sistematika penelitian berisi tentang bagian-bagian laporan penulisan yang akan dipaparkan.

Bab II metode penelitian terdiri dari jenis penelitian, pendekatan penelitian, metode pengumpulan data, subjek penelitian, analisis data. Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis. Peneliti menggunakan jenis penelitian survei dengan pendekatan mix methods. Metode pengumpulan data melalui kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian yang dipilih yakni sistem populasi mengambil seluruh subjek yang diteliti analisis data dengan menerapkan model interkatif Miles & Hubermen untuk data kualitatif dan analisis statistik sederhana untuk memperoleh presentase data kualitatif.

(45)

menyatukan pasar bebas di negara-negara Asia tenggara serta dampak yang timbul di masyarakat.

BAB IV hasil dan pembahasan berisi mengenai pemaparan hasil penelitian yang meliputi:

a Inovasi manajemen kurikulum yang dilakukan kepala Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah se kabupaten Kulon Progo menghadapai budaya sebagai dampak masyarakat ekonomi ASEAN

Berisi tentang Planning (Perencanaan) Inovasi kurikulum yang dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah yang direncanakan di tingkat satuan pendidikan masing-masing dalam menggadapi budaya dampak diterapkannya MEA. Inovasi manajemen kurikulum dipaparkan dengan POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling) di setiap inovasi kurikulumnya.

b Kesesuaian inovasi manajemen kurikulum yang dilakukan dengan prinsip-prinsip manajemen kurikulum

Berisi tentang analisis kesesuaian inovasi manajemen kurikulum yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan prinsip-prinsip manajemen kurikulum. yakni prinsip produktivitas, demokratisasi, kooperatif, efektif dan efisien, mengarah pada visi, misi serta tujuan.

Berisi tentang rekam data hambatan yang ditemui oleh kepala sekolah/ madrasah dalam melakukan inovasi manajemen kurikulum untuk menghadapi budaya dampak MEA. Dan juga rekam data teknik cara mengatasi hambatan dalam penyususnan perencanaan inovasi manajemen kurikulum dalam menghadapi budaya dampak diterapkannya MEA.

c Kesesuaian inovasi manajemen kurikulum yang dilakukan dengan fungsi manajemen kurikulum

(46)

efektivitas pembelajaran. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas peserta didik, efisien dan efektivitas proses belajar mengajar, dan partisipasi masyarakat dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Berisi tentang rekam data hambatan yang ditemui oleh kepala sekolah/ madrasah dalam melakukan inovasi manajemen kurikulum untuk menghadapi budaya dampak MEA. Dan juga rekam data teknik cara mengatasi hambatan dalam penyusunan perencanaan inovasi manajemen kurikulum dalam menghadapi budaya dampak diterapkannya MEA.

Bab V Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran serta kata penutup.

3. Bagian Lampiran

(47)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Inovasi Pendidikan

Huberman mengemukakan: “Innovation is ….. the creative selection, organization and utilization of human and material resources in new and

unique ways which will result in the attainment of a higher level of

achievement for the defined goals and objectives”.1 Inovasi adalah pilihan kreatif, organisasi dan pemanfaatan sumber daya manusia dan material dengan cara-cara baru dan unik yang menghasilkan pencapaian tingkat yang lebih tinggi dari pencapaian untuk tujuan dan sasaran yang ditetapkan.

Rogers mengemukakan: “An innovation is an idea, practice, or object that is perceived as new by an individual or other unit of adoption. It matters little, so far as human behavior is concerned, whether or not an idea is “objectivel y” new as measured by the lapse of time since its first use or discovery. The perceived newness of the idea for the individual determines his or her reaction to it. If the idea seems

new to the individual, it is an innovation.“2

Sebuah inovasi adalah suatu ide, praktek, atau objek yang dianggap baru oleh unit individu atau mengadopsi dari unit lain. Hal ini tidak masalah, sejauh bersangkuatan dengan perilaku manusia, apakah ide adalah “objectival” baru yang diukur dengan selang waktu sejak digunakan pertama atau penemuan

1

R.G. Havelock & A.M. Huberman. 1978. Solving Educational Problems, Praegar Publisher, A

Division of Holt, Rinehart and Winston, CBS, Inc, New York. h 5 2

(48)

pertama. Persepsi Kebaruan ide tergantung penentuan setiap individu atau reaksi untuk itu. Jika ide tampaknya baru untuk individu, itu adalah inovasi.

Miles mengemukakan:”Innovation is a species of the genus “change”. Gene rally speaking it seems useful to define an innovation as a deliberate, novel, specific change, which is thought to be more efficacious in accomplishing the goal of system. From the point of view of this book (innovation in education), it seem helpful to consider innovations as being willed and planned for rather than as accruing haphazardly.”3

Inovasi adalah speises dari genus “perubahan”. Secara umum definisi

inovasi ialah sebagai sebuah kesengajaan, sesuatu yang baru, perubahan yang spesifik, yang dianggap lebih mujarab dalam mencapai tujuan sistem. Dari sudut pandang buku ini (inovasi dalam pendidikan,) inovasi yakni sebagai adanya usaha yang dikehendaki dan direncanakan bukan diperoleh sembarangan.

Konsep inovasi menurut paham organisasi Muhammmadiyah yakni Tajdid: Pembaharuan. Kata tajdid berasal dari bentukan kata jadda – yajiddu- jiddan/ jiddatan artinya sesuatu yang ternama, yang besar, nasib baik, dan

baru. Tajdid dimaknai i’adat al-syaiay ka’l-mubtada (mengembalikan sesuatu pada tempatnya semula), al-ihya ( menghidup-hidupkan sesuatu yang telah mati), dan al-islah menjadikan baik, mengembangkan). Kata tajdid yang paling dikenal umum ialah pembaharuan, setara dengan jadid artinya sesuatu yang baru.4

3

Mattew B. Miles. 1964. Innovation in Education, Bureau of Publication Teachers College.

Columbia University. New York. h 14 4

(49)

Inovasi juga bisa disebut modernisasi, Secara etimologis modernisasi berasal dari kata modern, yang telah menjadi bahasa Indonesia dengan arti pembaharuan.5 Harun Nasution mengemukakan “Modernisme” mengandung makna pikiran, aliran, gerakan dan usaha-usaha untuk mengubah paham, adat istiadat, institusi lama dan sebagainya, agar semua itu menjadi sesuai dengan pendapat dan keadaan baru yang ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern.6

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan inovasi merupakan pembaharuan menuju perbaikan yang dilakukan secara sengaja dan terencana menuju peningkatan mutu agar relevan dengan keadaan jaman dari segi substansi dan penyelenggaraan. Pembaharuan yang menuju perbaikan kearah yang lebih maju dan disesuaikan dengan kebutuhan sesuai dengan jamannya.

Upaya pembaharuan pendidikan Islam tidak lepas faktor berkembangnya Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Janganlah umat Islam mengulang keterpurukan kedua kalinya yakni terpuruknya nilai-nilai Islam dan kondisi internal umat Islam yang tidak lagi menganggap ilmu pengetahuan umum sebagai satu kesatuan ilmu yang harus diperhatikan. Beberapa faktor yang mendorong pembaharuan pendidikan Islam diantaranya faktor intern dan ekstern. Faktor intern yakni kebutuhan pragmatis umat Islam yang memerlukan satu sistem pendidikan Islam yang bisa dijadikan rujukan dalam mencetak manusia muslim yang berkualitas, agama Islam melalui ayat

5

Fauzan dalam Suwito. 2005. Sejarah Sosial Pendidikan Islam. Kencana. Jakarta. h 161 6

(50)

al Qur’an banyak menyuruh untuk selalu berfikir, bermetaforma7. Faktor

eksternnya ialah kontak Islam dengan barat yang bisa dijadikan penggugah umat Islam untuk melakukan perubahan paradigmatik untuk belajar secara terus menerus mengejar ketertinggalan dunia barat.8

Dari faktor di atas dapat disimpulkan bahwa inovasi pendidikan dilakukan karena faktor internal yakni faktor yang mendorong dari dalam yakni kebutuhan dari dalam umat Islam agar tidak stagnan dan faktor eksternal; faktor yang mendorong dari luar, yakni kondisi dimana umat Islam mengalami kerusakan moral, kebekuan berfikir dan mengalami kemunduran dan ketertinggalan jaman dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan inovasi, umat Islam tidak tertinggal dengan keadaan yang sedang berlangsung.

Pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia yang dilakukan oleh KHA. Dahlan karena melihat beberapa faktor diantaranya kerusakan dalam bidang kepercayaan agama, kebekuan dalam bidang hukum fikih, kemunduran dalam pendidikan Islam diantaranya podok pesantren yang mengalami kemunduran dan ketertinggalan jaman, kemiskinan dan lenyapnya rasa gotong royong, kemajuan zending kristen dan misi katolik.9

Jika melihat faktor upaya pembaharuan pendidikan Islam masa lampau, terdapat dua pola pembaharuan pendidikan Islam yakni: pola pendidikan Islam yang berorientasi dengan pendidikan barat, yang dikenal dengan

7

Metaforma yaitu membaca dan menganalisa sesuatu kemudian bisa diterapkan bahkan bisa menciptakan hal yang baru.

8

Suwito. 2005. Sejarah Sosial Pendidikan Islam... h 165 9

(51)

gerakan modernis dan pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada tujuan pemurnian kembali ajaran Islam.

Bentuk-bentuk pembaharuan pendidikan diantaranya10: misalnya pada jaman Turki Usmani oleh Sultan Ahmad III melakukan kerjasama dengan Barat dengan mengirimkan duta pelajar ke Eropa, mendirikan sekolah modern seperti sekolah teknik militer, pembentukan percetakan buku untuk mempermudah akses informasi dari Barat. Sultan Mahmud II melakukan pembaharuan yang mengarah pada perombakan model pendidikan yang menyangkut perubahan kurikulum dan metodologi dengan cara : memasukkan ilmu umum ke sekolah Islam (Madrasah), mendirikan sekolah pengetahuan umum dan model sekolah Barat.

Di Mesir Muhammad Ali Pasya melakukan pembaharauan pendidikan Islam dengan cara: mendirikan sekolah model Barat seperti; kedokteran, sastra dll. Pembaharuan yang dilakukan dititik beratkan pada model sistem pendidikan Islam termasuk persoalan kurikulum. Muhammad Abduh melakukan pembenahan melalui Al-Azhar dengan pembenahan kurikulum, materi pengajaran, lamanya jenjang pendidikan, sarpras menuju proses kegiatan belajar mengajar yang lebih baik.

Dari paparan di atas, penulis menyimpulkan pembaharuan sistem pendidikan Islam yang dilakukan pada jaman turki usmani dan di Mesir yakni pada model pengajaran dengan cara mendirikan sekolah model barat seperti sekolah kedokteran, sekolah militer dan sekolah sastra serta mamasukkan

10

(52)

materi umum dalam madrasah. Pembaharuan materi, materi yang disampaikan tidak hanya pendidikan agama saja namun ditambah dengan materi untuk penguasaan IPTEK. Lama pendidikan; dalam proses pembelajaran ditentukan waktu dalam rangka efisiensi yakni memperpanjang masa belajar dan diperpendek masa libur. Pembaharuan sarana dan prasarana, dicetaknya buku-buku Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Barat, Membentuk dewan Pimpinan, menertibkan administrasi dengan menentukan honor pengajar, membangun ruang khusus untuk kepala sekolah. Dengan kata lain melakukan inovasi manajemen kurikulum.

Bentuk pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia oleh KHA. Dahlan diantaranya: mendirikan tempat pendidikan dimana ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum diajarkan bersama-sama, memberikan tambahan pelajaran agama pada sekolah umum yang sekuler. Pada intinya yakni perbaikan pendidikan dan pengajaran Islam sebagai pusat penyebaran kebudayaan.11 Sistem yang dikembangkan di lembaga merupakan hasil penyesuaian Ahmad Dahlan dari dua lembaga pendidikan yakni pesantren dan sekolah Belanda. Beliau melakukan penyesuaian antara spirit keislaman yang dikembangakan di pesantren yang diperhabarukan dengan segi metode pengajaran dan kurikulum yang diterapkan di sekolah Belanda. Sekolah modern yang dimaksud diberi nama Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah. Sekolah ini juga didesain dengan cara modern yakni menggunakan papan tulis, bangku dan tempat

11

(53)

belajar diruang tamu miliki Ahmad Dahlan yang berukuran kurang lebih 2,5 meter x 6 meter. 12

Dari paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembaharauan yang dilakukan oleh K.H. Ahmad Dahlan dalam pendidikan Islam di Indonesia meliputi: Pendirian sekolah modern yang memadukan antara pemahaman beliau tentang pendidikan pada pesantren dengan pendidikan yang di selenggarakan oleh kolonial Belanda yakni memadukan pembelajaran keIslaman dengan pengetahuan umum. Mendesain tempat belajar lesehan menjadi duduk di bangku. Yang dulu tanpa papan tulis di desain dengan papan tulis.

Allah memerintahkan manusia untuk selalu berinovasi diantaranya berfirman QS. Ali Imron 3: 110





















Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”13

Dalam tafsir Ibnu Katsir ayat tersebut menjelaskan “Ciri dari kualitas

dan sosok Khoiru Ummah yakni sikap moderat. Menunjukkan sikap yang berlebih-lebihan, yang dalam wacana modern disebut kecenderungan Islam

12

Farid Setiawan. 2015. Genealogi dan Modernisasi Pendidikan Muhammadiyah: 1911-1942. Semesta Ilmu. Yogyakarta.

13

(54)

“radikal”, “Fundamentalis”, “ekstrem” dan lain-lain baik, baik yang cenderung

pada pandangan konservatif14 maupun sekuler. Melakukan proses aktualisasi nilai-nilai secara lebih luas dan lentur sesuai prinsip dakwah bil-hikmah (cerdas dan bijaksana), wa al-mauidhat al-hasanah (pendidikan yang baik), wa jadil-hum bi-lati hiya ahsan (berdialog dengan argumentasi yang baik)

(QS. An-Nahl: 125). Islam diwujudkan dalam dalam kehidupan sejalan dengan tingkat perkembangan masyarakat, dengan tetap berpegang pada prinsip nilai ajaran. Islam diwujudkan secara berproses dan berkesinambungan dan tidak sekali jadi, sehingga mengalami internalisasi nilai-nilai secara mendalam dan mendarah daging dalam kehidupan para pemeluknya baik

dalam lingkup pribadi, keluarga dan masyarakat.”15

Firman QS. Ali Imron 3: 190













Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih

bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang

berakal”16

Dalam tafsir al maraghi ayat tersebut menjelaskan “Sesungguhnya

dalam tatanan langit dan bumi serta keindahan pemikiran dan keajaiban ciptaan Allah, juga dalam silih bergantinya siang dan malam secara teratur sepanjang tahun yang dapat manusia rasakan langsung pengaruhnya pada tubuh manusia dan cara berpikir karena pengaruh matahari, dinginnya malam, dan pengaruhnya yang ada pada dunia flora dan fauna, dan sebagainya merupakan tanda dan bukti yang

14

Konservatif ialah sikap mempertahankan keadaan,kebiasaandantrasisi yang berlaku. 15

Ibn Katsir. Tafsir Al Qur’an al’’Azdim Juz 1. h 391 16

(55)

menunjukkan keesaan Allah, kesempurnaan pengetahuan dan kekuasaan.”17

Seorang mukmin yang mau menggunakan akal pikirannya, selalu menghadapkan kepada Allah dengan pujian doa dan berinovasi sesudah melihat bukti yang menunjukkan kepada keindahan hikmah. Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan untuk menggunakan kekuatan akal dalam melakukan penelitian dan penyelidikan terhadap alam dunia ini dan menginsafi berasaskan peristiwa yang terjadi dan merenung mengenai hakikat kejadian dan hubungan dengan diri manusia sebagai sumber terbaik mencipta inovasi. Dalam kehidupan umat terdahulu dan masa kini, sains dan teknologi memain peranan besar dalam kehidupan manusia. Inovasi dan kreatif dalam bidang ini menjadi penyumbang kearah kemajuan sesuatu umat dan negara. Dalam usaha ini kita bukan bermula dari kosong bahkan kita sudah ada simpanan kemajuan sebagai contoh yang diakui oleh sejarah tentang keagungan dan kegemilangannya. Kita ada tokoh sains dan teknologi seperti al-Khawarizmi (ahli matematika), al-Mas’udi (ahli sejarah dan geografi), Jabir Ibnu Hayyan (ahli kima), Ibnu Bajjah (ahli astronomi) , Ibnu al-Nafis (ahli biologi) , Ibnu Haitham (Ahli fisika optik). Mereka ini bukan saja menguasai ilmu pengetahuan bahkan seorang hufaz atau penghafal al-Quran yang memahami isi kandung al-Quran itu sendiri.18

Dalam QS. Hud 11: 117 Allah berfirman:

17

Ahmad Musthafa Al-Maraghi. 1974. Tafsir Al-Maraghi Terjemah Jilid IV. Toha Putra. Semarang. h 289

18

(56)





Artinya: “ Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang

berbuat kebaikan.”19

Dalam surat Hud tersebut Allah tidak akan membinasakan negeri secara zalim jika pendunduknya adalah orang-orang yang selalu memikirkan kebaikan yang secara implisit melakukan inovasi. Ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa kita dituntut membina kekuatan jihad yang tinggi demi membangunkan semula keutuhan ilmu dan pendidikan yang mampu mengimbangi perkembangan teknologi dan ancaman globalisasi serta faktor-faktor sezaman. Ingatlah wahai umat Islam sekalian bahwa generasi sekarang ini dilahirkan dengan suasana pendedahan berbagai inovasi dan persaingan ketat di peringkat antara bangsa. Terdapat keterkaitan yang kuat bahwa bangsa yang berinovasi akan mendahului zaman dan maju ke depan meninggalkan bangsa yang lain. Rasulullah bersabda dalam haditsnya:

ﻟﻠﻨ

ِس

ﻌﻬ

ِ أﻧﻔ

ِس

ﻨﻟﺎ

ار

ﺧﯿ

Artinya: ”Sebaik-baik manusia ialah orang-orang yang bermanafaat kepada orang lain.”(Riwayat at-Tabarani)

Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa tergambar dengan jelas kewajiban manusia untuk berinovasi. Dalam berinovasi harus didasarkan dengan paham keislaman. Untuk mewujudkan Khoiru Ummah yang dimaksud

dalam al Qur’an yakni manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan hafidz

serta paham isi kandungan al Qur’an.

19

(57)

B. Manajemen Kurikulum pada Jaman Rasulullah SAW20

Manajemen kurikulum pada jaman Rasulullah diatur oleh Allah SWT. Materi yang turun sesuai kebutuhan umat pada masa itu. Metode penyampaian oleh Nabi Muhammad SAW dilaksanakan dengan bervariasi. Materi yang diajarkan pada saat itu yakni tentang pendidikan keagamaan; hendaklah membaca dengan nama Allah semata-mata, jangan dipersekutukan dengan nama berhala, karena Tuhan itu maha besar dan maha pemurah sebab itu hendaklah dienyahkan berhala-berhala itu sejauh-jauhnya, pendidikan „akliyah dan ilmiyah; mempelajari kejadian manusia dari segumpal darah dan kejadian alam semesta, pendidikan akhlak dan budi pekerti; si pendidik hendaklah suka mengajar tanpa mengharapkan balasan dari orang yang menerima pengajaran itu, melainkan karena Allah semata dan mengharapkan ridho-Nya, Pendidikan jasmani (kesehatan); mementingkan kebersihan, mengajarkan olahraga berkuda, memanah dan berenang.

Rasulullah juga menyuruh para tawanan untuk mengajarkan baca tulis kepada anak anak dan mempelajari bahasa asing. Tulisan yang diajarkan pun tidak hanya tulisan biasa namun tulisan yang indah seperti halnya kaligrafi.

Metode pengajaran yang digunakan oleh Rasulullah SAW ialah berpidato dan bertabligh21 di tempat-tempat umum yang ramai dikunjungi orang seperti

20

Mahmud Yunus. 1992. Sejarah Pendidikan Islam. PT Hidakarya Agung. Jakarta. h 5-32 21

Firman Allah QS. An Nahl 16 ayat 25

(58)

di pekan “Ukaz”, terutama di musim haji. Ketika banyak orang dari suku

bangsa Arab datang berkunjung di kota Makkah. Keteladanan diberikan untuk mengajarkan ilmu akhlak. 22 Bahasa yang disampaikan begitu indah sesuai

yang ada dalam al Qur’an. Karena isi al Qur’an yang terang dan hebat, bahasa

yang indah dan fasihat, menarik dan bersemangat maka lambat laun akhirnya penduduk Makkah banyak yang memeluk Islam meskipun mereka menderita siksaan dari kaum Qurays. 23Penyampaian materi dilandasi dengan tekat yang kuat, sehingga mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendengar. Penyampaiannya juga terang dan tegas.24Hal ini dibuktikan dengan banyaknya

Artinya: (ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu. 22

Firman Allah QS Al Ahzab 33 ayat 21

                               

Artinya:

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berfikir Penulis
Tabel 1. Perbedaan Kurikulum Lama dengan Baru35
Tabel 2.  Daftar Tempat Penelitian Tahun Pelajaran 2015/ 2016
Tabel 3. Hasil Kuesioner 10 SD/MI Tahun Pelajaran 2015/2016
+7

Referensi

Dokumen terkait