• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN BRAIN BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIKA TINGKAT TINGGI SISWA DI KELAS XI SMA NEGERI 14 MEDAN T.A 2016/2017.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN BRAIN BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIKA TINGKAT TINGGI SISWA DI KELAS XI SMA NEGERI 14 MEDAN T.A 2016/2017."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN BRAIN BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIKA TINGKAT

TINGGI SISWA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 4 M E D A N T . A 2 0 1 6 / 2 0 1 7

Oleh :

Sanfriska Br Sitepu NIM 4123111074

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

(4)

iii

PENERAPAN BRAIN BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIKA TINGKAT

TINGGI SISWA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 4 M E D A N T . A 2 0 1 6 / 2 0 1 7

Sanfriska Br Sitepu (4123111074) ABSTRAK

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi yang berjudul “Penerapan brain based learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi siswa kelas XI SMA Negeri 14 Medan T.A 2016/2017”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. W. L. Sihombing, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih M.Pd, dan Bapak Denny Haris,S.Si,M.Pd, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran–saran dalam perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd. selaku Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si., selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Matematika FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.

(6)

v

Medan dan adik-adik kelas XI IPA 1 dan XI IPA 4 tahun ajaran 2016/2017 yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak dan Mamak tercinta, Sampit Sitepu dan Rukurmin Br Ginting yang menjadi motivasi terbesar penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, dan yang selalu setia memberikan dorongan semangat dan doa yang tulus. Dan kepada Kakak dan abang, Suzanna Clara Br Sitepu, Amd., Sakaria Juna Sitepu dan Salfinus Sitepu. Dan tak lupa kepada keponakan yang selalu memberi keceriaan, Jio, Jia, Jepa, Alwi dan Ronasius.

Terima kasih juga buat teman-teman yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta memberikan semangat dan dukungan yaitu Itok, Juju, Iin, Irma, Mariani, Chenly, Vero, Yuli, Icon dan semua teman–teman sekelas Matematika Reguler Dik A’12 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang senantiasa mendukung dan menemani penulis dalam suka maupun duka. Terima kasih juga kepada teman-teman PPLT Unimed 2015 di SMA Swasta BTB yang selalu memberi dukungan dan berbagi pengalaman bersama penulis. Terima kasih juga buat teman-teman kos yang selalu memberikan semangat yaitu Meyda, Ari, Agum, dan Rensa.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Penulis berharap isi skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2016 Penulis

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar xi

Daftar Diagram xii

Dartar Lampiran xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Definisi Opersional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kemampuan Berpikir 8

2.2. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi 8 2.3. Kemampuan Berpikir Matematika Tingkat Tinggi 11

2.3.1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 11 2.3.2. Pemahaman Konsep (conceptual understanding) 12 2.3.3. Penalaran dan Pembuktian (reasoning and proof) 14 2.3.4. Komunikasi (communication) 15

2.3.5. Koneksi (connection) 18

2.3.6. Representasi (representation) 20

2.3.7. Kemampuan Berpikir Kritis 21

(8)

vii

2.4. Pembelajaran Berbasis Otak (brain Based Learning) 30

2.4.1. Otak 30

2.4.2. Brain Based Learning 32

2.5. Materi Statistika 38

2.5.1. Istilah-istilah dalam Statistika 38 2.5.1.1. Statistik, Statistika, Populasi, dan Sampel 38

2.5.1.2. Datum dan Data 38

2.5.1.3. Pengumpulan data 39

2.5.2. Membaca dan Menyajikan Data tunggal dalam

Tabel dan Diagram 39

2.5.2.1. Diagram Batang 39

2.5.2.2. Diagram Garis 40

2.5.2.3. Diagram Lingkaran dan Diagram Pastel 41 2.5.3. Membaca dan Menyajikan Data Berkelompok dalam

Tabel dan Diagram 42

2.5.3.1. Tabel Distribusi Frekuensi Data Berkelompok 42 2.5.3.2. Histogram dan Poligon Frekuensi 43

2.5.3.3. Ogive 44

2.6. Kerangka Konseptual 45

2.7. Teori Belajar yang Melandasi Pendekatan Brain Based Learning 46

2.8. Penelitian yang Relevan 48

2.9. Hipotesis 50

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian 51

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 51

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 51

3.3.1. Populasi penelitian 51

3.3.2. Sampel Penelitian 51

3.4. Desain Penelitian 52

3.5. Langkah-langkah Penelitian 52

(9)

viii

3.7. Instrumen Pengumpulan Data 55

3.7.1. Validitas Tes 55

3.7.2. Reliabilitas Tes 58

3.7.3. Taraf Kesukaran Soal 59

3.7.4. Daya Pembeda Soal 60

3.8. Teknik Analisis Data 61

3.8.1.Uji Normalitas 62

3.8.2. Uji Homogenitas 63

3.8.3. Analisis Pengujian Hipotesis Kemampuan Berpikir Matematika

Tingkat Tinggi Siswa 64

3.8.4. Analisis Peningkatan Kemampuan Berpikir Matematika

Tingkat Tinggi 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 66

4.1.1. Selisih Nilai Kemampuan Berpikir Matematika Tingkat Tinggi Siswa (Posttest-Pretest) Kelas Eksperimen 66 4.1.2. Selisih Nilai Kemampuan Berpikir Matematika Tingkat Tinggi

Siswa (Posttest-Pretest) Kelas Kontrol 67 4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 69 4.2.1. Uji Normalitas 69

4.2.2. Uji Homogenitas 70

4.2.3. Pengujian Hipotesis 71

4.2.4. Analisis Peningkatan Kemampuan Berpikir Matematika

Tingkat Tinggi Siswa 72

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 74

4.3. Keterbatasan Penelitian 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 78

5.2. Saran 78

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis 23 Tabel 2.2. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika 30 Tabel 2.3. Sintaks Pembelajaran Matematika Berbasis Otak 34

Tabel 3.1. Tabel Validitas Pretes 56

Tabel 3.2. Tabel Validitas Postes 57

Tabel 3.3. Reliabilitas Pretes 58

Tabel 3.4. Reliabilitas Postes 58

Tabel 3.5. Taraf Kesukaran Pretes 59

Tabel 3.6. Taraf Kesukaran Postes 59

Tabel 3.7. Daya Pembeda Soal Pretes 61 Tabel 3.8. Daya Pembeda Soal Prostes 61

Tabel 3.9. Kategori Besar Nilai G 65

Tabel 4.1. Selisih Nilai Kemampuan Berpikir Matematika Tingkat Tinggi Siswa

(Posttest-Pretest) Kelas Eksperimen 66

Tabel 4.2. Selisih Nilai Kemampuan Berpikir Matematika Tingkat Tinggi Siswa

(Posttest-Pretest) Kelas Kontrol 68

Tabel 4.3. Hasil Analisis Uji Normalitas Kelas Eksperimen 69 Tabel 4.4. Hasil Analisis Uji Normalitas Kelas Kontrol 70 Tabel 4.5. Data Hasil Uji Homogenitas 71 Tabel 4.6. Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis Selisih

Skor Postes dan Pretes Kemampuan Berpikir

Matematika Tingkat Tinggi Siswa 72 Tabel 4.7. Hasil Uji Analisis Peningkatan Kemampuan

Berpikir Matematika Tingkat Tinggi Siswa

(11)

x

Tabel 4.8. Hasil Uji Analisis Peningkatan Kemampuan Berpikir Matematika Tingkat Tinggi Siswa

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

(13)

xii

DAFTAR DIAGRAM

Halaman Diagram 4.1. Selisih Nilai Kemampuan Berpikir

Matematika Tingkat Tinggi Siswa

(Posttest-Pretest) Kelas Eksperimen 67

Diagram 4.2. Selisih Nilai Kemampuan Berpikir Matematika Tingkat Tinggi Siswa

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp I) Kelas Eksperimen. 82 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp II) Kelas Eksperimen 87 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp I) Kelas Kontrol 92 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp II) Kelas Kontrol 95 Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I 98 Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa (LAS)II 103

Lampiran 7 Lembar Validator 108

Lampiran 8 Lembar Validitas Tes (pretest) 109 Lampiran 9 Kisi-Kisi Pretest Kemampuan Berpikir Matematika Tingkat

Tinggi 113

Lampiran 10 Soal Pretest Kemampuan Berpikir Matematika Tingkat Tinggi 114 Lampiran 11 Pedoman Penskoran Pretest Kemampuan Berpikir

Matematika Tingkat Tinggi Siswa 116 Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian Pretest Kemampuan Berpikir

Matematika Tingkat Tinggi Siswa 117 Lampiran 13 Lembar Validitas Tes (Postest) 121 Lampiran 14 Kisi Kisi Postest Kemampuan Berpikir Matematika Tingkat

Tinggi Siswa 125

Lampiran 15 Soal Postest Kemampuan Berpikir Matematika Tingkat

Tinggi Siswa 126

Lampiran 16 Pedoman penskoran postest Kemampuan Berpikir

Matematika Tingkat Tinggi Siswa 128 Lampiran 17 Alternatif Penyelesaian Postest Kemampuan Berpikir

Matematika Tingkat Tinggi Siswa 129 Lampiran 18 Perhitungan Validitas Tes 133 Lampiran 19 Perhitungan Reliabilitas 141 Lampiran 20 Tabel Persiapan Perhitungan Indeks Kesukaran dan Daya

Beda Soal 148

(15)

xiv

Lampiran 22 Selisih Skor Postes Dan Pretes Kelas Eksperimen 153 Lampiran 23 Prosedur Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Simpangan Baku

Selisih Skor Postest dan Pretest Kelas Eksperimen 155 Lampiran 24 Selisih Skor Postest dan Pretest Kelas Kontrol 156 Lampiran 25 Prosedur Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Simpangan Baku

Selisih Skor Postest dan Pretest Kelas Kontrol 158

Lampiran 26 Uji Normalitas 159

Lampiran 27 Perhitungan Uji Homogenitas 162 Lampiran 28 Perhitungan Uji hipotesis 163 Lampiran 29 Analisis Peningkatan Kemampuan Berpikir Matematika

Tingkat Tinggi Siswa Kelas Eksperimen 165 Lampiran 30 Analisis Peningkatan Kemampuan Berpikir Matematika

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Sebagaimana dikemukakan oleh Setiawan (dalam Karunia, 2014) bahwa:

Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan sekolah, diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan kemampuan berpikir secara kritis, sistematis, logis, kreatif, dan bekerja sama secara efektif. Sikap dan cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika, karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya, sehingga memungkinkan siapapun yang mempelajarinya terampil dalam berpikir secara rasional dan siap menghadapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap orang diharapkan mampu memahami matematika dengan baik sehingga mampu menghadapi tantangan masa depan dalam persaingan global untuk proses pengambilan keputusa.n dalam pemecahan masalah sehari-hari. Pentingnya matematika juga dikemukakan oleh Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009:253):

(17)

2

Di Indonesia, matematika diajarkan di setiap lembaga pendidikan formal mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah dan perguruan tinggi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hudojo (2001:37) yang mengatakan “Matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi IPTEK sehingga matematika perlu di bekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD, bahkan TK”.

Namun pada kenyataannya praktik pembelajaran matematika di sekolah masih mengalami banyak kendala. Sebagaimana dikatakan As’ari (dalam Lewy, 2009:14) bahwa “karakteristik pembelajaran matematika saat ini lebih fokus pada kemampuan prosedural, komunikasi satu arah, pengaturan kelas monoton, low order thinking skills, bergantung pada buku paket lebih dominan pada soal rutin, dan pertanyaan tingkat rendah”.

Salah satu karakteristik matematika adalah mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam matematika. Disamping itu akan berpengaruh pada kemampuan berpikir tingkat tinggi terhadap matematika. Dalam proses pembelajaran, siswa belum berpartisipasi aktif, belum menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dengan tuntas, ada yang merasa takut, ada yang merasa bosan bahkan ada yang alergi pada pelajaran matematika. Dengan kata lain siswa belum merespon dengan baik tantangan yang datang dari matematika tersebut. Akibatnya siswa tidak mampu mandiri dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya.

(18)

3

Sumarmo (dalam Sugandi, 2014) mengemukakan Kemampuan Berpikir Matematika Tingkat Tinggi (KBMTT) merupakan hal yang penting dalam pendidikan matematika, perlu dilatihkan pada siswa dari mulai jenjang pendidikan dasar sampai menengah. Siswa perlu dibekali keterampilan seperti itu supaya siswa mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi secara kritis dan kreatif. Pentingnya Kemampuan Berpikir Matematika Tingkat Tinggi (KBMTT) dilatihkan kepada siswa, didukung oleh tujuan pendidikan matematika yang mempunyai dua arah pengembangan yaitu memenuhi kebutuhan masa kini dan masa yang akan datang.

Untuk mengetahui kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi siswa, peneliti melakukan observasi ke sekolah dengan memberikan test diagnostik kepada 39 siswa kelas XI SMA Negeri 14 Medan pada materi Statistika. Dari hasil test tersebut diperoleh kemampuan menganalisis siswa 25,64% kemampuan mengenal dan meecahkan masalah 17,95%, kemampuan menyimpulkan 28,2%, kefasihan 33,33% dan flexibilitas 23,07%. Dari hasil test tersebut dapat dilihat bahwa kemampuan berpikir siswa tersebut masih sangat rendah. Hal ini dapat dikarenakan karena mereka terbiasa dengan soal-soal yang hanya memerlukan pemikiran dengan tingkat rendah.

Peneliti juga melakukan wawancara dengan salah satu Guru Matematika di SMA Negeri 14 Medan. Dari hasil wawancara tersebut peneliti mendapat informasi dimana guru berpandangan bahwa siswa tidak akan mampu menjawab soal dengan tingkat kesulitan tertentu, sehingga guru cenderung memberikan soal dengan tingkat kesulitan rendah kepada siswa.

(19)

4

Suryadi (dalam Sugandi, 2014) mengemukakan “Hasil penelitian Mullis, dkk memperlihatkan bukti lebih jelas bahwa soal-soal matematika tidak rutin yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada umumnya tidak berhasil dijawab dengan benar oleh sampel siswa Indonesia. Untuk penyelesaian soal-soal seperti itu, prestasi siswa Indonesia berada jauh di bawah rata-rata internasional”.

Ketidakmampuan siswa dalam menjawab soal dengan kesulitan tertentu sangat berhubungan dengan pembelajaran di dalam kelas. Abbas (2000) mengemukakan bahwa “Kenyataan menunjukkan bahwa selama ini guru menggunakan pembelajaran yang bersifat konvensional dan banyak didominasi guru”. Dalam proses pembelajaran di dalam kelas, siswa juga belum terlibat secara aktif. Guru berperan aktif sementara siswa hanya menerima pengetahuan yang disampaikan oleh guru. Pola pembelajaran seperti ini harus dirubah dengan cara menggiring siswa untuk mencari ilmunya sendiri.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka sudah seharusnya pembelajaran matematika yang selama ini menggunakan pembelajaran algoritma diubah menjadi pembelajaran yang berorientasi pada berpikir. Yang harus dilakukan adalah menciptakan suasana belajar yang dapat memperdaya potensi otak siswa. Pendekatan pembelajaran seperti ini disebut Brain Based Learning. Karena seperti yang dikatakan Jensen (dalam Karunia, 2014:38) “pembelajaran ini diselaraskan dengan cara kerja otak yang didesain secara alamiah untuk belajar”.

Jensen dalam (Karunia, 2014:38) mengatakan bahwa Pembelajaran berbasis kemampuan otak ini tidak terfokus pada keterurutan, tetapi lebih mengutamakan pada kesenangan dan kecintaan siswa akan belajar, sehingga siswa dapat dengan mudah menyerap materi yang sedang dipelajari. BBL mempertimbangkan apa yang sifatnya alami bagi otak dan bagaimana otak dipengaruhi oleh lingkungan dan pengalaman . Syafa’at (dalam Karunia, 2014:38) juga mengungkapkan bahwa:

(20)

5

menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan; (3) menciptakan situasi pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi siswa. Dapat dikatakan bahwa pendekatan BBL dilakukan dengan memberdayakan otak dengan memberikan masalah-masalah menantang demi tercapainya kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi siswa.

Maka dari itu, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian serta analisis lebih mendalam mengenai Penerapan Brain Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematika Tingkat Tinggi Siswa di Kelas XI SMA Negeri 14 Medan T.A 2016/2017.

1.1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan, diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi siswa dalam pembelajaran Matematika masih rendah.

2. Kurangnya variasi pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru. 3. Proses jawaban siswa ketika menjawab soal-soal Statistika masih kurang

bervariasi dan sistematis. 1.2. Batasan Masalah

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada masalah yang berkenaan dengan pendekatan brain based learning dan kemampuan berpikir Matematika tingkat tinggi siswa.

1.3. Rumusan masalah

(21)

6

1.4. Tujuan penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi siswa yang memperoleh pembelajaran melalui pendekatan Brain Based Learning secara signifikan lebih tinggi daripada kemampuan yang memperoleh

pembelajaran dengan pembelajaran konvensional. 1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi tentang alternatif pendekatan pembelajaran matematika dalam usaha-usaha perbaikan proses pembelajaran. Secara rinci manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Memperoleh pengalaman nyata dalam belajar matematika pada pokok bahasan statistika dengan menggunakan pendekatan brain based learning yang difokuskan pada peningkatan kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi siswa

2. Bagi guru

Sebagai masukan mengenai pendekatan pembelajaran dalam membantu siswa meningkatkan kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi siswa.

3. Bagi peneliti

Menambah pengalaman dan wawasan dalam pembelajaran matematika melalui penerapan pendekatan brain based learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi siswa

4. Bagi sekolah

Sebagai sumber informasi tentang perlunya merancang system pembelajaran kontekstual sebagai upaya mengatasi kesulitan belajar siswa guna meningkatkan kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi siswa

1.6. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap variabel yang digunakan dalam penelitian ini, berikut dijelaskan pengertian dari beberapa variabel tersebut: 1. Kemampuan Berpikir Matematika Tingkat Tinggi adalah kemampuan yang

(22)

7

(conceptual understanding), Penalaran dan Pembuktian (reasoning and

proof), Komunikasi (communication), Koneksi (connection), Representasi

(representation), Kemampuan Berpikir Kritis, dan Berpikir Kreatif.

Kemampuan yang akan diteliti adaalah kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif

a. Berpikir kritis adalah aktivitas terampil, yang bisa dilakukan dengan lebih baik atau sebaliknya, dan pemikiran kritis yang baik akan memenuhi beragam standar intelektual, seperti kejelasan, relevansi, kecukupan, koherensi, dan lain-lain. Adapun indicator berpikir kritis yang digunakan adalah kemampuan menganalisis, Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah, dan kemampuan menyimpulkan. b. Berpikir kreatif adalah produk kreativitas, yakni kegiatan mental yang

digunakan seseorang untuk membangun ide atau gagasan yang baru. Adapun indikator kemampuan berpikir kreatif matematis yang digunakan yaitu komponen kelancaran (fluency): siswa dapat menghasilkan sebagian besar ide, gagasan atau alternatif dalam memacahkan persoalan; keluwesan (flexibility): siswa mampu manghasilkan ide-ide beragam.

2. Pendekatan brain based learning adalah sebuah konsep untuk menciptakan

pembelajaran dengan berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi otak siswa. Adapun tahap-tahap pembelajaran dengan menggunakan brain based learning yaitu tahap prapemaparan, tahap persiapan, tahap inisiasi dan

akuisisi, tahap elaborasi, tahap inkubasi dan memasukkan memori, tahap verifikasi dan pengecekan keyakinan, dan yang terakhir adalah tahap perayaan dan integrasi.

(23)

78 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi siswa yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan brain based learning secara signifikan lebih tinggi daripada yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan konvensional

2. Pada kelas eksperimen rata-rata N-Gain sebesar 0.714692 (kategori tinggi). rata-rata N-Gain kelas kontrol sebesar 0.482326 (kategori sedang)

5.2. Saran

1. Brain based learning mampu meningkatkan kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi siswa, sehingga guru matematika dapat menggunakan model pembelajaran brain based learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam menyampaikan materi lainnya.

2. Kepada guru ataupun peneliti selanjutnya sebaiknya lebih memperhatikan alokasi waktu, agar seluruh tahapan-tahapan model pembelajaran brain based learning dapat terlaksana dengan baik sehingga diperoleh hasil yang

memuaskan.

(24)

79

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, N. (2000). Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Maasalah (Problem Based Instruction) Dalam Pembelajran Matematika Di SMU.

(online: http://www.depdiknas.go.id/jurnal)

Abdurrahman, M. (2012). Anak Kesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

______. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Dewi, N. (2013). Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Mahasiswa Melalui Brain-Based Learning Berbantuan Web. Prosiding SNMPM

Universitas Sebelas Maret 2013. Vol 1. Hal 283

Hidayat , W. (2014). Mengembangkan Retensi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Matematis Siswa Smp Melalui Pendekatan Kontekstual.

Disampaikan pada Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi. Volume 2, Tahun 2014. ISSN 2338-8315 Hal 36.

(online:http://publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2014/12/Prosiding-Semnas-STKIP 2014.pdf)

Given, B.K. (2007). Brain Based Teaching. Bandung: Kaifa

Hudojo, H. (1988). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.

________. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang.

Iskandar. (2012). Psikologi Pendidikan: Sebuah Orientasi Baru. Jakarta: Referensi.

(25)

80

Karnasih, I. (2015). Pengajaran dan Pembelajran Matematika: menggunakan penelitian untuk Bergeser dari Pikiran “Kemarin” ke Pikiran “Esok”. Medan : Unimed Press.

Lestari, K. (2014). Implementasi Brain-Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Kemampuan Berpikir Kritis Serta Motivasi

Belajar Siswa Smp. Jurnal Pendidikan Unsika. Volume 2 Nomor 1,

November 2014. ISSN 2338-2996 Hal 36

Lewy, dkk. (2009). Pengembangan Soal untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Pokok Bahasan Barisan dan Deret Bilangan di Kelas IX

Akselerasi SMP Xaverius Maria Palembang. Jurnal Pendidikan

Matematika, Volume 3. No. 2. Hal. 14.

(online:http://eprints.unsri.ac.id/820/1/2_Lewy_14-28.pdf, diakses 15 Januari 2016)

Rahmi, dkk. (2014). Pengaruh Pendekatan Brain Based Learning (BBL) Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas VII SMP Islam

Raudhatul Jannah Payakumbuh. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 3

No. 1 (2014) Part 2. Hal 29 - 34 (online:https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=1&ved=0ahUKEwiv2_SKxbfKAhXDSo4KHW2bD54QFggeMAA& url=http%3A%2F%2Fejournal.unp.ac.id%2Fstudents%2Findex.php%2Fp mat%2Farticle%2Fdownload%2F1216%2F908&usg=AFQjCNHxmYKb WwhPOqjuzazZwljJfWM3fg&sig2=EYKGqRWjqCkMKzbJcIhFlQ&cad =rja)

(26)

81

Rudi. (2015). Pembelajaran Berbasis Kemampuan Otak pada Pembelajaran Matematika untuk Orang Dewasa. Sulsel: Media Pendidikan LPMP

SulSel.(online:http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_conte nt&view=article&id=32penerapan-pembelajaran-kemampuan

otakmatematika&catid=42:ebuletin&Itemid=215)

Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan

CBSA. Bandung: Penerbit Tarsito.

Saragih, S. (2015). Aplikasi SPSS dalam Statistik Penelitian Pendidikan. Medan: Perdana Publishing

Slavin, R. (1994). Educational Psychology. Theories and Practice Fourth Edition Masschusetts: Allyn and Bacon Publishers.

Sudjana, N. (2012). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugandi, A. I. (2014). Pengaruh Penerapan Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa SMP. Disampaikan pada Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi

(online:http://publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2014/12/Prosiding-Semnas-STKIP 2014.pdf)

Sukarya. (2013). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Brain Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Matematis Siswa Kelas VIII

SMP Kota Bogor. Bogor. (tidak diterbitkan)

Tim MKPBM. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Penerbit JICA-Universitas Pendidikan Indonesia.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Penerbit Prestasi Pustaka.

Gambar

Tabel dan Diagram
Tabel 4.8.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan pada penelitian ini adalah untuk: (1) Menelaah peningkatan kemampuan berpikir matematis tingkat tinggi siswa SMA (kemampuan analisis, sintesis dan evaluasi) dalam

Berdasarkan latar belakang masalah dan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut ”Apakah ada Peningkatan Kemampuan

Learning berbantuan Ms.Excel dan Pembelajaran Biasa) dan kemampuan awal matematika siswa (tinggi, sedang dan rendah) terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalah sebagai berikut: (1) Apakah peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa melalui

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut, ³ apakah terdapat korelasi antara kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar mahasiswa melalui model

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu sebagai berikut: Apakah ada pengaruh signifikan

Dari uraian latar belakang yang telah dijabarkan, maka perlu dilakukan penelitian terkait karakteristik kemampuan berpikir matematis siswa tingkat tinggi dalam pemecahan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penting untuk dilakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa dalam Menyelesaikan Soal