PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MENYIMPANG DI KAMPUNG KUBUR
KELURAHAN PETISAH TENGAH KECAMATAN MEDAN PETISAH
IDENTITAS INFORMAN UTAMA
Nama (Inisial) :
Tempat/Tanggal Lahir :
Usia :
Jenis Kelamin :
Agama :
Alamat :
Pekerjaan :
A. PERTANYAAN UNTUK INFORMAN UTAMA ( REMAJA PEMAKAI NARKOBA)
1. Sudah berapa lama Anda memakai narkoba?
Jawab:
2. Jenis narkoba apa yang Anda pakai?
Jawab:
3. Siapa yang pertama kali mengenalkan Anda untuk menggunakan narkoba?
Jawab:
4. Dari mana Anda memperoleh barang tersebut?
Jawab:
5. Dimana Anda biasanya membeli narkoba?
Jawab:
6. Dimana biasanya Anda menggunakan narkoba?
Jawab:
7. Dalam seminggu berapa kali anda memakai narkoba?
Jawab:
Jawab:
9. Apakah Anda memakai narkoba ada bawaan dari genetik atau dari keturunan
keluarga?
Jawab:
10.Bagaimana cara Anda menggunakannya?
Jawab:
11.Apakah Anda pernah melukai diri Anda sendiri karna kecanduan memakai narkoba?
Jawab:
12.Berapa banyak uang yang Anda keluarkan untuk membeli narkoba dalam seminggu?
Jawab:
13.Bagaimana kondisi sosial ekonomi keluarga Anda setelah Anda memakai narkoba?
Jawab:
14.Darimana Anda mendapatkan uang tersebut untuk membeli narkoba?
Jawab:
15.Apa yang Anda lakukan ketika tidak mempunyai uang untuk membeli narkoba?
Jawab:
16.Apa dampak negatif yang Anda rasakan setelah memakai narkoba terhadap
psikologis Anda?
Jawab:
17.Apa sebelumnya Anda tidak memikirkan dampak setelah Anda memakai narkoba?
Jawab:
18.Bagaimana hubungan Anda dengan keluarga?
Jawab:
19.Apakah orang tua Anda mengetahui bahwa Anda memakai narkoba?
Jawab:
20.Bagaimana respon orang tua Anda?
Jawab:
21.Bagaimana hubungan Anda dengan masyarakat di tempat tinggal Anda?
Jawab:
22.Apakah setelah Anda memakai narkoba masih ada teman Anda yang mau berteman
Jawab:
23.Apakah Anda tidak takut setelah Anda memakai narkoba Anda sulit untuk
mendapatkan pekerjaan?
Jawab:
24.Apakah Anda pernah berurusan dengan polisi disaat menggunakan narkoba?
Jawab:
25.Kalau pernah, berapa kali?
Jawab:
26.Apakah Anda tidak mempunyai niat untuk berhenti?
Jawab:
(REMAJAYANG BERMAIN JUDI)
Nama (Inisial) :
Tempat/Tanggal Lahir :
Usia :
Jenis Kelamin :
Agama :
Alamat :
Pekerjaan :
1. Sudah berapa lama Anda bermain judi?
Jawab:
2. Apa alasan Anda bermain judi?
Jawab:
3. Apakah Anda bermain judi ada bawaan dari genetik atau keturunan dari keluarga Anda?
Jawab:
Jawab:
5. Apakah judi hobby Anda?
Jawab:
6. Jenis perjudian apa yang sering anda lakukan?
Jawab:
7. Dimana biasanya tempat Anda bermain judi?
Jawab:
8. Berapa uang yang Anda habiskan untuk bermain judi?
Jawab:
9. Darimana Anda memperoleh uang tersebut?
Jawab:
10.Apa yang Anda lakukan ketika tidak mempunyai uang untuk bermain judi?
Jawab:
11.Bagaimana kondisi sosial ekonomi keluarga Anda setelah Anda bermain judi?
Jawab:
12.Bagaimana hubungan Anda dengan keluarga?
Jawab:
13.Bagaimana tanggapan orang tua Anda jika mengetahui Anda gemar berjudi?
Jawab:
14.Kalau tau, apa respon orang tua Anda?
Jawab:
15.Bagaimana hubungan Anda dengan masyarakat di tempat tinggal Anda?
Jawab:
16.Bagaimana cara Anda memilih teman?
Jawab:
17.Untuk saat ini adakah dampak yang ditimbulkan dari kegiatan perjudian terhadap
psikologis Anda?
Jawab:
18.Apakah Anda sebelumnya tidak memikirkan dampak perjudian untuk diri Anda sendiri?
Jawab:
19.Apakah Anda mempunyai niat untuk berhenti bermain judi?
(REMAJA YANG BEKERJA SEBAGAI PEKERJA SEKS KOMERSIAL)
Nama (Inisial) :
Tempat/Tanggal Lahir :
Usia :
Jenis Kelamin :
Agama :
Alamat :
Pekerjaan :
1. Sudah berapa lama Anda menjadi PSK?
Jawab:
2. Apa alasan Anda menjadi PSK?
Jawab:
3. Apakah Anda menjadi PSK ada bawaan genetik atau dari keturunan keluarga?
Jawab:
4. Siapa yang pertamakali mengenalkan Anda untuk menjadi PSK?
Jawab:
5. Bagaimana cara Anda mendapatkan pelanggan?
Jawab:
6. Apakah ada karekteristik dalam memilih pelanggan?
Jawab:
7. Dalam seminggu berapa pelanggan yang Anda dapatkan?
Jawab:
8. Apa dampak negatif yang Anda rasakan setelah menjadi PSK terhadap psikologis Anda?
Jawab:
9. Apakah sebelumnya Anda tidak memikirkan dampak masa depan Anda ketika Anda
menjadi PSK?
10.Apa Anda tidak takut terkena penyakit HIV/ AIDS?
Jawab:
11.Berapa penghasilan Anda dalam sebulan?
Jawab:
12.Bagaimana kondisi keluarga Anda sebelum dan sesudah Anda menjadi PSK?
Jawab:
13.Apakah Anda pernah terjaring razia PSK?
Jawab:
14.Apakah Anda mempunyai pekerjaan selain menjadi PSK?
Jawab:
15.Bagaimana hubungan Anda dengan keluarga?
Jawab:
16.Apakah orang tua Anda mengetahui kalau Anda seorang PSK?
Jawab:
17.Bagaimana respon orang tua Anda?
Jawab:
18.Bagaimana hubungan Anda dengan masyarakat di tempat tinggal Anda?
Jawab:
19.Bagaimana hubungan Anda dengan teman Anda?
Jawab:
20.Apakah Anda mempunyai niat untuk berhenti menjadi seorang PSK?
Jawab:
INDENTITAS INFORMAN KUNCI
Nama :
Tempat/Tanggal Lahir :
Usia :
Jenis Kelamin :
Agama :
Alamat :
B. PERTANYAAN UNTUK INFORMAN KUNCI (Orang tua remaja pemakai narkoba)
1. Bagaimana pendapat Anda tentang Kampung Kubur?
Jawab:
2. Sudah berapa lama Anda tinggal di Kampung Kubur?
Jawab:
3. Bagaimana pendapat Anda kalau Kampung Kubur di kenal sebagai kampung
narkoba?
Jawab:
4. Apakah Anda mengetahui adanya peredaran narkoba di Kampung Kubur?
Jawab:
5. Bagaimana respon Anda?
Jawab:
6. Bagaimana pendapat Anda mengenai permasalahan remaja yang ada disini?
Jawab:
7. Apakah Anda mengetahui jika anak Anda seorang pengguna narkoba?
Jawab:
8. Bagaimana respon Anda?
Jawab:
9. Bagaiamana pola asuh yang Anda berikan kepada anak Anda?
Jawab:
10.Apakah ada sanksi atau tindakan yang Anda berikan jika anak Anda melakukan
kesalahan?
Jawab:
11.Apakah ada waktu untuk berkumpul di dalam keluarga Anda?
INDENTITAS INFORMAN KUNCI
Nama :
Tempat/Tanggal Lahir :
Usia :
Jenis Kelamin :
Agama :
Alamat :
Pekerjaan :
C. PERTANYAAN UNTUK INFORMAN KUNCI (Orang tua remaja PSK)
1. Bagaimana pendapat Anda tentang Kampung Kubur?
Jawab:
2. Sudah berapa lama Anda tinggal di Kampung Kubur?
Jawab:
3. Bagaimana pendapat Anda kalau Kampung Kubur di kenal sebagai kampung
narkoba?
Jawab:
4. Apakah Anda mengetahui adanya peredaran narkoba di Kampung Kubur?
Jawab:
Jawab:
6. Bagaimana pendapat Anda mengenai permasalahan remaja yang ada disini?
Jawab:
7. Apakah Anda mengetahui jika anak Anda seorang pengguna narkoba?
Jawab:
8. Bagaimana respon Anda?
Jawab:
9. Bagaiamana pola asuh yang Anda berikan kepada anak Anda?
Jawab:
10.Apakah ada sanksi atau tindakan yang Anda berikan jika anak Anda melakukan
kesalahan?
Jawab:
11.Apakah ada waktu untuk berkumpul di dalam keluarga Anda?
Jawab:
INFORMAN TAMBAHAN (MASYARAKAT)
Tempat/Tanggal Lahir :
1. Bagaimana pendapat Anda tentang Kampung Kubur?
Jawab:
2. Sudah berapa lama Anda tinggal di Kampung Kubur?
Jawab:
3. Apakah ada organisasi remaja masjid di Kampung Kubur?
Jawab:
4. Apa- apa saja kegiatannya?
Jawab:
5. Bagaimana pendapat Anda mengenai permasalahan remaja yang ada disini?
Jawab:
6. Bagaimana pendapat Anda kalau Kampung Kubur di label sebagai kampung
narkoba?
Jawab:
7. Apakah Anda mengetahui adanya peredaran narkoba di Kampung Kubur?
Jawab:
8. Kalau tau, apa respon Anda?
Jawab:
9. Apakah Anda merasa terganggu dari perilaku meyimpang remaja disini?
Jawab:
10.Apa saran Anda untuk remaja yang berperilaku menyimpang?
Jawab:
Jawab:
12.Apakah ada kegiatan khusus dari kepala lingkungan untuk remaja Kampung Kubur
yang Anda ketahui?
DAFTAR PUSTAKA
Agustiani,Hendriate.2006.Psikologi Perkembangan.Bandung: PT Refika Aditama.
Bungin, B. (2001). Metedologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Dariyo, Agoes. Psikologi perkembangan remaja. Ghalia Indonesia 2004.
Ritzer, George & J.Goodman, Douglas. 2011. Teori Sosiologi Modern Edisi Keenam, Kencana Prenada Media Group: Jakarta.
Gunarsa,Ny. Singgih D dan Gunarsa, Singgih D.2003.Psikologi Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.
Kartono, Kartini.1998.Patologi Sosial 2, Kenakalan Remaja.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Moleong, L.J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mulyono, Y Bambang. 2005. Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya. Yogyakarta: Kanisius
Nawawi,Hadari.1998.Metode Penelitian Bidang Sosial.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Sarwono,Wirawan.2011.Psikologi Remaja.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Siagian, Matias. 2011. Metode Penelitian Sosial. Medan: PT.Grasindo Monoratama.
Soehartono,Irawan.2004. Metode Penelitian Sosial.Bandung: PT Remaja Rosdakaray Offset.
Sumber Internet
tanggal 21 Maret 2016 pukul 13.00 WIB).
pukul 14.00 WIB).
2016 pukul 14.15 WIB).
21 Maret 2016 pukul 15.00 WIB).
21 Maret 2016 pukul 15.20 WIB).
12.00 WIB).
21 maret 2016 pukul 16.00 WIB).
pukul 15.00 WIB).
(Sindonews.com, diakses pada tanggal 17 Maret 2016 pukul 14.00 WIB).
tanggal 25 Maret 2016 pukul 11.30 WIB).
Diakses pada tanggal 25 Maret 2016 pukul 12.00 WIB).
2016 pukul 13.00 WIB).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan
menggambarkan objek dan fenomena yang diteliti. Termasuk didalamnya bagaimana
unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan
apapula produk interaksi yang berlangsung (Siagian, 2011: 52).
Penelitian deskriptif bersifat menggambarkan, meringkaskan, berbagai kondisi,
berbagai situasi atau berbagi variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek
penelitian ini berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian menarik kepermukaan sebagai
suatu ciri atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun variabel tertentu (Bungin,
2001: 48). Melalui penelitian deskriptif, penulis ingin menggambarkan secara jelas
dan mendalam tentang faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang
remaja di Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah
Kecamatan Medan Petisah. Kampung Kubur dikenal dengan sarangnya narkoba
juga memiliki beberapa kasus seperti remaja yang terjerumus ke penggunaan
narkoba, perjudian dan prostitusi. Kampung Kubur sudah sering di razia oleh
anggota Polri dan TNI. Setiap penggerebekan, petugas mendapati barang bukti
narkoba hingga mesin judi jackpot. Di Kampung Kubur pernah ditemukan anak
Sumatera Utara, Brigjen Andi Loedianto mengatakan“selama 2015 penggunaan
narkoba pada remaja meningkat. Rata- rata itu di usia SMP.Kepala badan
Koordinasi keluarga berencana Nasional (BKKBN) Medan, Muslim Harahap
mengatakan, berdasarkan data tahun 2015 sebanyak 40 persen remaja di Kota
Medan sudah melakukan hubungan seks sebelum menikah.
3.3 Informan
Penelitian ini bersifat kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Subjek
penelitian pada penelitian kualitatif disebut informan. Informan adalah orang-orang
yang dipilih untuk diobservasi dan diwawancarai sesuai dengan tujuan peneliti untuk
memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian (Suyanto
& Sutinah, 2005: 171-172). Orang-orang yang dapat dijadikan sebagai informan
adalah orang-orang yang memiliki pemahaman sesuai dengan penelitian. Adapun
informan dalam penelitian ini meliputi informan utama, informan kunci dan
informan tambahan.
3.3.1 Informan Utama
Informan utama adalah orang yang terlibat secara langsung dalam interaksi sosial
dengan memberikan dampak terhadap permasalahan tersebut (Suyanto & Sutinah,
2005: 171-171). Infoman utama dalam penelitian ini adalah 3 (tiga) orang remaja
Kampung Kubur, masing-masing memiliki perilaku menyimpang yaitu remaja
pemakai narkoba, remaja pekerja seks komersial, remaja yang melakukan perjudian.
3.3.2 Informan Kunci
Informan kunci adalah orang yang mengetahui dan memiliki informasi pokok
dalam penelitian. Adapun informan kunci dalam penelitian ini adalah 2 (dua) orang
3.3.3 Informan Tambahan
Informan tambahan adalah orang yang dapat memberikan informasi walaupun
tidak langsung terlihat dalam interaksi sosial yang sedang diteliti (Hendarso,dan
Sutinah, 2005: 171-172). Adapun yang menjadi informan tambahan dalam penelitian
ini adalah masyarakat Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan
Medan Petisah.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
data– data dalam peneltian ini sebagai berikut:
1. Studi kepustakaan (library research) yaitu pengumpulan data atau informasi
menyangkut masalah yang akan diteliti dengan mempelajari dan menelaah
buku serta tulisan yang ada kaitannya terhadap masalah yang diteliti.
2. Studi lapangan yaitu pengumpulan data atau informasi yang diperoleh
melalui kegiatan penelitian langsung turun kelokasi penelitian untuk mencari
fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti melalui:
a. Observasi yaitu mengumpulkan data atau informasi yang dilakukan
dengan pengamatan, mendengar serta mencatat objek yang diteliti untuk
mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.
b. Wawancara yaitu mengumpulkan data atau informasi dengan melakukan
tanya jawab secara bertatap muka yang dilakukan pengumpul data dengan
informan sehingga informan memberikan data atau informasi yang
3.5 Teknik Analisis Data
Tehnik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan mengkaji data
yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber data
yang terkumpul, mempelajari data, menelaah, menyusun dalam satu-satuan, yang
kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan data serta
mendefinisikannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya peneliti untuk
membuat kesimpulan penelitian (Moloeng, 2004: 47).
Setiap data dari informasi yang telah dikumpulkan dalam penelitian berupa
catatan lapangan berupa data utama dari hasil wawancara maupun data penunjang
lainnya dilakukan analisis data, sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan suatu
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kampung Kubur merupakan salah satu lingkungan dari enam belas lingkungan di
Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah Kota Medan.
Adapun batas-batas wilayah dari Kampung Kubur ini adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatas dengan Lingkungan II Jalan Diponegoro
2. Sebelah Timur berbatas dengan dengan Jalan Kejaksaan
3. Sebelah Selatan berbatas dengan Jalan S. Parman
4. Sebelah Barat berbatas dengan Sungai Babura
4.2 Sejarah Kampung Kubur
Sejarah mengenai Kampung Kubur dimulai pada 1873 saat dibuka perkebunan
tembakau di Deli. Tahun 1873 ini rombongan pertama orang Tamil yang datang ke
Medan sebanyak 25 orang, mereka dipekerjakan oleh Nienhuys, seorang pengusaha
tembakau keturunan Belanda. Tembakau inilah yang membuat Tanah Deli menjadi
termasyur di dunia internasional. Oleh sebab itu semakin banyak saja para buruh dan
tenaga kerja yang didatangkan dari India untuk bekerja di Tanah Deli baik sebagai
buruh perkebunan, sopir, penjaga malam serta buruh- buruh bangunan atau kuli
pembuat jalan serta penarik kereta lembu.
Tahun 1874 ada 22 perkebunan yang memakai pekerja bangsa China sebanyak
4.476, Tamil 459 orang dan Jawa 316 orang. Kebanyakan orang Tamil dari India
maka disebut juga sebagai Kampung Keling. Dahulunya Kampung Kubur ini adalah
bagian dari Kampung Madras yang dihuni oleh warga India Muslim yang berasal
dari Tamil sejak 1887. Para warga India ini menetap di Kampung Madras untuk
bekerja di Industri Perkebunan Deli.
Ada juga versi masyarakat yang mengatakan jika Kampung Kubur adalah wakaf
pemberian Pemerintah Belanda bagi orang-orang berdarah India yang beragama
Islam. Dari situlah kemudian pemukiman ini terbentuk. Awal dinamakan Kampung
Kubur karena ada area pekuburan milik India muslim di pemukiman padat penduduk
tersebut. Lokasi perkebunan ini letaknya berada tepat dibelakang Masjid Gaudiyah.
Masjid ini terletak di Jalan Zainul Arifin yang dibangun oleh warga India Selatan
yang beragama Islam pada 1887. Sehingga dari sinilah asal muasal diberi nama
Kampung Kubur.
4.3 Luas Wilayah
Luas wilayah Kecamatan Medan Petisah 13,764 km2. Luas wilayah Kelurahan
Petisah Tengah 1,27 km2.
4.4 Kependudukan
Jumlah penduduk Kecamatan Medan Petisah tahun 2014 adalah 61.855 jiwa.
Laki- laki sebanyak 29.371 jiwa dan perempuan sebanyak 32.484 jiwa. Jumlah
penduduk Kampung Kubur tahun 2014 adalah 1.093 jiwa yang terdiri dari 270
Kepala Kelurga. Laki- laki sebanyak 560 jiwa dan perempuan sebanyak 533 jiwa.
4.4.1 Penduduk Berdasarkan Agama
Adapun jumlah penduduk berdasarkan agama yang ada di Kampung Kubur
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama
No. AGAMA JUMLAH/ (JIWA)
1
2
3
4
Islam
Kristen
Hindu
Budha
592
125
289
87
Jumlah 1.093
Sumber: Data Kantor Lurah Petisah Tengah 2013
Berdasarkan data tabel diatas menunjukan bahwa penduduk yang beragama Islam
terdiri dari 592 jiwa, Kristen 125 jiwa, Hindu 289 jiwa, Budha 87 jiwa. Dari tabel
tersebut dapat disimpulkan bahwa agama yang mendominasi wilayah Kampung
Kubur adalah agama islam, kemudian agama hindu yang biasanya dianut oleh suku
tamil.
4.4.2Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Adapun jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kampung Kubur
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No. PEKERJAAN JUMLAH
1
2
3
4
PNS
Pegawai Swasta
Pedagang
Buruh
80
38
402
97
Jumlah 617
Sumber: Data Kantor Lurah Petisah Tengah 2013
Dari data tabel diatas dapat dilihat mayoritas penduduk di wilayah Kampung
Kubur berprofesi sebagai pedagang sebanyak 402 jiwa, Buruh 97 jiwa, Pegawai
Negeri Sipil 80 jiwa, dan Pegawai Swasta 38 jiwa.
4.4.3 Fasilitas Sarana dan Prasarana
Adapun data yang dibuat mengenai fasilitas sarana dan prasaranadi Kampung
TABEL 4.3
Jumlah Fasilitas Sarana dan Prasarana
No. FASILITAS JUMLAH(UNIT)
1
Sumber: Data Kantor Lurah Petisah Tengah 2013
Berdasarkan data tabel diatas terlihat bahwa di Kampung Kubur hanya memiliki
masjid sebagai tempat beribadah bagi masyarakat yang beragama islam, sehingga
bagi agama lainnya apabila mereka ingin beribadah maka mereka akan pergi ke
tempat ibadah mereka yang letaknya diluar Kampung Kubur.
4.4.4 Organisasi Sosial dan Budaya
Organisasi sosial budaya yang ada di Kampung Kubur ini terdiri dari Organisasi
PKK, Karang Taruna, Majelis Taklim, Remaja Masjid dan Lembaga Pemberdayaan
Masyrakat.
Masyarakat Kampung Kubur memiliki beberapa organisasi sosial budaya yang
mereka bentuk sebagai wadah bersosialisasi, baik itu organisasi pemuda ataupun
organisasi yang berhubungan dengan keagamaan. Dengan adanya oraganisasi ini
diharapkan mempererat persaudaraan dan tolong menolong di masyarakat Kampung
4.4.5 Struktur Pemerintahan Kampung Kubur
Kampung Kubur merupakan 1 dari 16 Lingkungan di Kelurahan Petisah Tengah.
Kelurahan Petisah Tengah yang dikepalai oleh Bapak M. Agha Novrian, S.STP.
M.Si. Sedangkan Kepala Lingkungan I atau Kampung Kubur dikepalai oleh Ibu
Emmy Taruman.
4.4.6 Kependudukan dan Komposisi berdasarkan Suku Bangsa, Pendidikan, Usia dan Jenis kelamin
Penduduk daerah Kampung Kubur dihuni oleh beberapa suku bangsa, yakni:
suku bangsa India Tamil, Cina, Padang, Melayu, Jawa, Mandailing, Batak, Betawi.
Orang– Orang India Tamil merupakan penduduk yang pertama kali menempati
daerah Kampung Kubur sebab dulunya tanah ini merupakan tanah wakaf atau tanah
pemberian bagi orang– orang keturunan India Tamil yang beragama Islam atau
muslim sementara suku bangsa yang lainnya merupakan kelompok masyarakat
pendatang. Saat ini penduduk daerah Kampung Kubur mayoritas bersuku bangsa
India Tamil. Suku bangsa India Tamil memiliki jumlah yang paling banyak Kepala Lurah Petisah Tengah
Kepala Lingkungan I Kampung Kubur
disebabkan oleh suku bangsa yang menempati daerah Kampung Kubur saat pertama
kali adalah suku bangsa India Tamil.
TABEL 1
Komposisi Pendduduk Berdasarkan Suku Bangsa di KampungKubur No. Suku Bangsa Jumlah (Jiwa) Persentasi(%)
1. Tamil 9700 Jiwa ( 64,2)
2. Nias 57 Jiwa ( 0,3 )
3. Melayu 636 Jiwa ( 4,2 )
4. Minang 840 Jiwa ( 5,5 )
5. Mandailing 974 Jiwa ( 6,4 )
6. Batak 406 Jiwa ( 2,7 )
7. Jawa 995 Jiwa ( 6,5 )
8. Aceh 195 Jiwa ( 1,3 )
9. Cina 1307 J iwa ( 8,6 )
Jumlah 15.110 Jiwa 100
Sumber : Data Lingkungan I kampung Kubur 2013
Berdasarkan pada tabel di atas komposisi penduduk berdasarkan suku bangsa
di Linkungan I Kampung Kubur yang terbanyak adalah suku – suku bangsa
keturunan negara asing seperti India Tamil dan Cina akan tetapi suku yang paling
mendominasi adalah suku bangsa keturunan India Tamil. Disusul dengan suku
bangsa lainnya yang di anggap pendatang seperti suku Batak, Nias, Melayu,
Minang, Mandailing, Karo, Jawa dan Aceh. Suku bangsa India Tamil memiliki
jumlah yang paling banyak di akibatkan suku bangsa India Tamil merupakan
masyarakat yang pertama kali menempati daerah Kampung Kubur sejak
Belanda memberikan tanah ini kepada orang – orang keturunan India yang
TABEL 2
Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Kelurahan Petisah Tengah
No Pendidikan Jumlah
1
Usia 7-45 tahun tidak pernah sekolah
Pernah sekolah SD tetapi tidak tidak tamat
Jumlah Total 15.110 orang
Sumber : Data Kelurahan Petisah Tengah tahun 2013
Berdasarkan tabel 4 di atas di dalam Kelurahan Petisah Tengah sudah banyak
yang melanjutkan sekolahnya hingga ketahap yang lebih tinggi. Ini menandakan
adanya semangat dan pentingnya untuk bersekolah. Bila di daerah Kampung Kubur
juga banyak yang bersekolah hingga meneruskan keperguruan tinggi. Itu
menandakan di daerah Kampung Kubur pemikirannya sudah maju dan setiap
keluarga sudah meyadari pentingnya dunia pendidikan. Walaupun orang tua mereka
hanya sebagai pedagang, buruh bangunan, tukang parkir. Namun anak-anak mereka
harus mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendidikan
orang tua mereka dahulu. Tujuannya adalah agar kelak masa depan mereka lebih
TABEL 3
Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin di Kelurahan Petisah Tengah
Kewarga-
Kelamin Menurut Umur (Tahun)
LK PR 0-6 7-10 11-16 17-55 56 Sumber : Data Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2013
Berdasarkan tabel 3 di atas jumlah komposisi usia dan jenis kelamin wanita
lebih besar dibandingkan jumlah komposisi usia dan jenis kelamin laki – laki
baik dari warga negara asli maupun dari warga turunan asing. Jumlah komposisi
wanita 7.913 jiwa dan kompoisi laki – laki adalah 7.436 jiwa. Jumlah usia
produktif dengan jumlah golongan tua berbeda jauh. Jumlah usia produktif lebih
lebih banyak dibandingkan dengan jumlah golongan tua. Sama halnya dengan
Jumlah Kampung Kubur, jumlah usia produktif lebih banyak dibandingkan
BAB V
ANALISIS DATA
5.1 Pengantar
Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahapan utama yaitu:
1. Penelitian dilakukan atau diawali dengan melakukan observasi ke
Kampung Kubur Kelurahan Petiah Tengah Kecamatan Medan Petisah.
Observasi yang dilakukan merupakan partisipasi aktif peneliti di
lapangan bersama Remaja Kampung Kubur. Adapun lokasi yang telah di
observasi peneliti dilakukan di Jalan Zainul Arifin Kampung Kubur
Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah.
2. Melakukan wawancara mendalam dengan orang tua dari remaja di
Kampung Kubur dan satu orang masyarakat Kampung Kubur mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang remaja di
Kampung Kubur Kelurahan Petisah Tengan Kecamatan Medan Petisah.
Hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan diperoleh dari berbagai data
melalui observasi dan wawancara mendalam dengan informan. Untuk melihat
gambaran yang lebih jelas dan rinci, maka penulis mencoba menguraikan petikan
wawancara dengan informan serta narasi penulis tentang data-data tersebut, diteliti,
ditelaah, maka selanjutnya adalah mengadakan kategorisasi
perbandingan-perbandingan sebelum akhirnya menarik kesimpulan.
Informan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 6 orang, dengan
komposisi 3 orang informan utama, 2 orang informan kunci, dan 1 orang informan
mendalam untuk memperoleh data mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi
perilaku menyimpang remaja.
Informan utama dalam penelitian ini adalah 3orang remaja yang berperilaku
menyimpang diantaranya pengguna narkoba, perjudian, dan pekerja seks komersial.
Informan kunci dalam penelitian ini adalah 2 orang tua dari remaja di Kampung
Kubur, dan informan tambahan dalam penelitian ini adalah 1 orang masyarakat
Kampung Kubur.
5.2 Hasil Temuan
5.2.1 Informan Utama I: Pemakai narkoba
Nama : AN
Tempat/ Tanggal lahir : Medan, 29 Juli 1997
Usia :19 Tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki
Agama : Islam
Pendidikan :SMA
Informan pertama adalah seorang laki- laki yang berusia 19 tahun berinisial
AN.AN merupakan anak kedua dari empat bersaudara, dimana AN mempunyai
abang dan adik perempuan. AN berasal dari keluarga yang sederhana, namun
kebutuhannya dapat terpenuhi dari penghasilan orang tuanya yang bekerja sebagai
pedagang nasi di depan Gang Kampung Kubur. Sudah 1 tahun yang lalu AN
menyelesaikan pendidikan SMA. AN mulai mengenal dan menggunakan narkoba
AN menolaknya, namun karena tingkat penasaran dan rasa ingin tahu yang tinggi,
serta sifat AN yang sangat mudah dipengaruhi, akhirnyaAN menerima tawaran
yang diberikan temannya. AN mendapatkan narkoba secara gratis dari temannya,
setelah AN mulai ketagihan, AN dan teman- temannya pun mengumpulkan uang
untuk membeli narkoba dan digunakan bersama- sama. AN membeli langsung dari
seorang bandar yang ada di Kampung Kubur. AN mendapatkan uang untuk
membeli narkoba dari uang hasil kerjanya sendiri yang sebagai Operator Warnet.
“awalnya saya menolak tawaran teman saya, untuk memakai barang yang di
tawarkannya. Tapi karna saya pengen tau gimana rasanya, saya pun nerima
tawaran dari teman saya. Setelah saya mulai ketagihan, saya dan teman- teman
saya sum- suman untuk beli narkoba dan memakainya sama- sama”.
Sebenarnya di dalam lingkungan keluarga AN, tidak ada satu orang pun yang
menggunakan narkoba. Namun karena faktor lingkungan sekitar tempat tinggalnya
merupakan sarang narkoba. Akhirnya AN pun terjerumus dalam penggunaan
narkoba. Dalam seminggu, 2 sampai 3 kali ANmenggunakan narkoba. AN
menjelaskan bahwa jenis narkoba yang ia gunakan adalah ganja dengan cara
dilinting dan di hisap seperti merokok biasa, sabu dengan cara menggunakan bong
lalu dihirup, dan ekstasi dengan cara menelannya seperti minum obat. Ketika AN
kecanduan dalam menggunakan narkoba iatidak pernah melukai dirinya sendiri. Jika
AN tidak mempunyai uang, maka AN mencuri uang orang tuanya agar dapat
membeli narkoba. Biasanya AN menggunakan nakoba dirumah temannya.
“dikeluarga saya, cuma saya sendiri yang makek. Saya gak pernah sayat- sayat
tangan saya. Kalau saya pengen makek, pas saya gak ada uang kadang saya
Awalnya perilaku AN tidak ketahuan sama orang tuanya bahwa ia pemakai
narkoba. Namun setelah AN ditangkap sama polisi, orang tua AN baru mengetahui
anaknya (AN) adalah pemakai narkoba. Dimana keluarga AN sangat marah ketika
mengetahui AN seorang pengguna narkoba. Selama seminggu, AN ditahan
dipenjara, namun tidak ada efek jera terhadap AN untuk berhenti menggunakan
narkoba.
“awalnya orang tua saya gak tau kalau saya makek kak. Karna kemarin saya
ketangkap dirumah teman saya pas kami lagi makek. Disitulah orang tua saya
baru tau kalau saya makek narkoba . Seminggu juga saya di penjara”.
Hubungan AN dengan kedua orang tuanya tidak terlalu dekat. Karena orang tua
AN yang terlalu sibuk untuk mencari uang. Orang tua AN tidak pernah perduli
dengan keadaan anaknya serta tidak ada sanksi yang diberikan kepada anaknya
ketika melakukan kesalahan. Hal itu membuat dia bebas untuk bersikap atau
melakukan apa saja sesuai kehendaknya. AN termasuk type anak yang ceria, maka
hubungan ia dengan abang dan adiknya baik- baik saja, tidak pernah ada
permasalahan. Dimana AN sering bercanda tawa dengan abang dan adiknya. Serta
hubungan dia dengan masyarakat sekitar cenderung biasa saja dan jauh dari kesan
akrab.
“Orang tua saya jarang pedulikan saya kak, karna orang tua saya sibuk jualan.
Jadi apa yang saya lakukan yah terserah saya kak”. Saya juga pernah ada
masalah sama masyarakat disini”.
AN menuturkan bahwa ia mengetahui narkoba itu sangat berbahaya bahkan bisa
membuat kematian, namun tidak ada rasa takut didalam diri AN sehingga AN tidak
memperdulikan dampak dari penggunaan narkoba tersebut. Sebelumnya AN tidak
ia menggunakan narkoba, belum ada dampak negatif yang terjadi pada
psikologisnya, namun ada dampak lain yang sudah ia rasakan yaitu sulitnya
mendapatkan pekerjaan. Ditambah lagi pandangan negatif dari masyarakat luar
tentang kondisi masyarakat Kampung Kubur. Hal itu membuat mereka kesulitan
untuk mendapatkan pekerjaan diluar Kampung Kubur itu sendiri. Dalam
penggunaan narkoba AN dan teman- temannya memberi dampak bagi masyarakat
sekitar, dimana masyarakat merasakan risih, bising. Karena sekali- sekali mereka
menggunakan narkoba di depan umum.
“untuk saat ini belum ada dampak negatif yang saya rasakan kan. Namun saya
sulit mendapatkan pekerjaan.Karena masyarakat luar menilai Kampung Kubur
itu yang negatifnya aja”.
AN memiliki keinginan untuk berhenti menggunakan narkoba, dan berharap
untuk bisa hidup seperti orang biasa. Memiliki pekerjaan yang layak, dan tidak
terikat dengan obat- obatan terlarang. Untuk itu AN mulai mengurangi jumlah
penggunaan narkoba yang ia konsumsi. Hal ini juga didukung dengan kondisi
Kampung Kubur yang sudah sering di razia oleh pihak kepolisian yang
menyebabkan berkurangnya jumlah bandar narkoba dilingkungan tersebut.
“saya ada niat untuk berhenti kak, tapi yah gak langsung berhenti. Tapi saya
mulai mengontrolnya, misalnya dalam seminggu saya makek 3 kali sekarang
5.2.2 Informan UtamaII: Pekerja Seks Komersial
Nama : DN
Tempat/ Tanggal lahir : Medan, 01 Januari 1998
Usia :18Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Informan kedua adalah seorang perempuan yang berusia 18 tahun berinisial DN.
DN merupakan anak pertama dari dua bersaudara. DN mempunyai adik perempuan.
DN masih duduk dikelas XII SMA di salah satu SMA Swasta di Medan. DN adalah
murid yang biasa- biasa saja, yang tidak pernah mencapai prestasi apapun. Awal
mula DN mengenal dan terjun ke dunia prostitusi ketika ia berumur 15 tahun dan
pertama kali di kenalkan melalui temannya. Teman DN tersebut sudah lama
berprofesi sebagai PSK. DN sering melihat temannya tersebut mempunyai uang
yang banyak, semua barang mewah bisa dibelinya dengan pekerjaannya sebagai
PSK. DN pun tergiur dengan gaya hidup seperti temannya yang serba terpenuhi.
Akhirnya DN pun mau mengikuti jejak temannya untuk terjun ke dunia prostitusi.
Awalnya DN diperkenalkan oleh temannya kepada om-om yang sudah lama kenal
sama temannya. Pertama kali DN hanya disuruh temani om- om untuk karaoke dan
bercumbu.
“awalnya saya cuma disuruh temani om- om untuk karaoke sama diajak cium-
cium aja kak. Pertama kali saya di bayar 200 ribu. Disitu saya udah merasa
Kesempatan lainnya, DN mulai diajak berhubungan badan dengan om-om yang
sama dengan bayaran yang tinggi. DN pun sangat tergiur dengan jumlah uang yang
ditawarkan. Akhirnya dia menerima tawaran om- om tersebut untuk diajak
berhubungan badan. Biasanya DN menggunakan uang hasil kerjanya untuk
memenuhi kebutuhannya dan gaya hidup yang mewah.
“awalnya saya gelik kak, kalau diajak berhubungan badan. Tapi saya mikirnya
dengan cara itu saya bisa dapatkan uang yang banyak untuk bisa beli apa yang
saya mau”.
DN menuturkan bahwa kedua orang tuanya sudah lama bercerai semenjak ia
berusia 12 Tahun. Hubungan DN dengan ibunya tidak terlalu dekat karena ibu DN
sibuk bekerja. Sehingga ibu DN tidak perduli keadaan anak- anaknya. DN tinggal
bersama ibu dan adik perempuannya di rumah kontrakan. Ibu DN yang bekerja
sebagai buruh cuci, hanya mampu memenuhi kebutuhan pendidikan dan makan
sehari- hari. Awalnya ibu DN tidak mengetahui pekerjaan anaknya yang menjadi
PSK. Ibu DN baru mengetahui ketika melihat adanya perubahan gaya serta barang-
barang mewah yang dimiliki anaknya, ibunya pun mulai curiga, dan menanyai
langsung dengan DN, akhirnya DN berkata jujur kalau ia bekerja sebagai PSK.
“orang tua saya udah lama bercerai kak. Saya tinggal sama ibu dan adik saya.
Awalnya ibu saya gak tau kalau saya bekerja sebagai PSK, karna dilihatnya
saya pulang bawa barang- barang mewah, disitu ibu saya heran, dan baru tahu
kalau aku bekerja sebagai PSK”.
DN menjalin hubungan biasa- biasa saja dengan masyarakat ditempat tinggalnya.
Ia sering bertegur sapa dengan orang disekitarnya. Oleh karena itu DN tidak
DN mengatakan, pekerjaan yang dilakukannya adalah atas keinginan sendiri
untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan sisanya untuk membantu keluarga. Seperti
yang dijelaskan sebelumnya pihak keluarga tidak tahu akan pekerjaan yang dia
kerjakan tetapi dengan uang yang dihasilkan kebutuhan merekapun dapat terpenuhi
dan keluarga pun tidak bisa marah dengan pekerjaannya.
“uang hasil dari pekerjaan saya setengahnya untuk kebutuhan saya, dan
setengahnya lagi saya kasih ke mamak saya kak. Untuk bantu- bantu bayar
uang kontrakan lah kak”.
Untuk mendapatkan pelanggan biasanya DN memperoleh informasi dari
teman-teman yang seprofesi dengan dirinya. Pada prinsipnya mereka saling membantu
untuk mendapatkan pelanggan. Jenis pelanggan yang dipilih oleh DN sendiri adalah
om-om kaya yang mencari kesenangan dengan gadis muda seperti dirinya. Dari segi
kepuasan serta uang yang dihasilkan pun lebih banyak daripada pelanggan yang
lainnya. Dalam seminggu DN bisa melayani pelanggan sebanyak 3-4 orang dengan
jumlah uang yang dihasilkan pun sangat besar yaitu 2-3 juta rupiah bahkan tidak
jarang dikasih lebih dari jumlah uang tersebut sebagai bonus.
“PSK pekerjaan yang menyenangkan menurut saya kak sesama teman seprofesi
saling bantu buat dapat pelanggan. Cuman modal informasi seperti itu aku bisa
dapat duit banyak dan kerjaannya pun tidak berat kak malahan menyenangkan
bisa melayani para om-om kaya”.
DN sendiri belum merasakan dampak dari pekerjaan yang ia lakukan bagi masa
depannya. Karena menurut DN, dengan bekerja sebagai PSK dia bisa mendapatkan
uang banyak dalam waktu yang singkat. Maka dari itu DN tidak takut kalau masa
depannya akan hancur karena pekerjaannya, dan untuk saat ini ia belum ada
razia yang dilakukan oleh pihak keamanan. Sehingga membuat dia semakin terikat
dengan pekerjaannya sekarang dan tidak berniat mencari pekerjaan selain PSK.
“Saya biasanya berkencan kadang ditempat karaoke, kadang juga di hotel.
Selama saya bekerja sebagai PSK, saya belum pernah terjaring razia kak, karna
kalau dihotel pas ada razia, pasti sebelumnya di bilang kak. Saya gak pernah
memikirkan dampaknya kak, yang penting saya bisa dapat uang yang banyak
dan bisa memenuhi kebutuhan saya kak”.
5.2.3 Informan Utama III: Perjudian
Nama : FM
Tempat/ Tanggal lahir : Medan, 04 April 1996
Usia : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Informan ketiga adalah seorang laki- laki yang berusia 20 tahun yang berinisial
FM. FM merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. FM memiliki abang dan kakak.
FM bermain judi sejak ia berumur 16 tahun, yang pertamakali memperkenalkan FM
dengan perjudian adalah temannya sendiri dan atas keinginan ia sendiri. Didalam
keluarga FM tidak ada satu orang pun yang gemar bermain judi seperti dirinya. FM
mengatakan judi adalah hal yang menyenangkan. Ketika para pemain merasakan
kemenangan disitu mulai timbul rasa kecanduan, hal itu juga dirasakan oleh FM.
“saya bermain judi karna itu memang hobby saya kak, dan main judi itu
kaya. Pas disaat saya menang disitu saya merasa senang dan saya pun
ketagihan untuk bermain judi”.
Kondisi lingkungan serta perekonomian keluarga yang membuat FM masih
bertahan dalam bermain judi. Biasanya FM bermain judi dengan teman seumuran
ataupun orang yang lebih tua diatas FM. FM sendiri mengaku sudah 4 tahun
bermain judi, judi yang dimainkan pun antara lain kartu domino dan jackpot. FM
sering bermain judi dirumah kawannya ataupun ditempat yang menyediakan ruang
untuk bermain judi.
“kalau disini yang terkenal judi jackpotnya kak. Banyak disini menyediakan
mesin jackpot dirumah- rumah, jadi gampang aja kalau mau main tinggal
datang kerumahnya”.
FM menghabiskan uang sebesar 300 ribu dari pagi sampai malam hanya untuk
bermain judi saja. Modal bermain judi dari hasil parkir dan uang hasil menang judi.
Kesehariannya apabila tidak menang bermain judi, dia beralih sebagai juru parkir.
Tarif parkir disini pun sangat besar seharga 5 ribu rupiah untuk sekali parkir.
Banyak masyarakat luar datang ke Kampung Kubur hanya untuk membeli narkoba,
disitulah kesempatan buat para remaja di Kampung Kubur termasuk FM buat tarif
parkir untuk uang masuk mereka. Hasil parkir tersebut tidak hanya digunakan FM
untuk bermain judi saja tetapi untuk membeli narkoba untuk dikonsumsi bersama
teman- temannya. Apabila kehabisan uang, FM sering meminjam uang kepada
temannya untuk tetap bisa bermain judi bahkan juga untuk membeli narkoba.
“biasanya saya main judi dari pagi sampai malam kak. Saya jaga parkir disini,
dari situlah modal saya untuk bermain judi. Enggak semua uang hasil jaga
Bahkan FM masih mengakui ketika dia bermain judi kondisi ekonomi
keluarganya masih stabil. Orang tua FM sudah lamamengetahui kalau anaknya
gemar bermain judi dan tanggapan dari orang tuanya hanya sekedar memarahi dan
cenderung tidak peduli. Orang tua FM tidak perduli dengan anak- anaknya termasuk
FM. Untuk berkumpul saja orang tuanya tidak mempunyai waktu. Orang tua FM
hanya sibuk memikirkan pekerjaannya saja, tanpa memperdulikan anak-anaknya.
Orang tua FM bekerja sebagai pedagang nasi di pagaruyung, dan mampu memenuhi
kebutuhan anak- anaknya.
“orang tua saya tau kalau saya bermain judi kak. Saya pun cuma di marahi gitu
aja, karna saya main judi pun pakai duit sendiri kak. Kadang saya jaga parkir
disini, uang jaga parkir itulah saya gunakan untuk modal main judi kak.Jarang
saya minta- minta sama orang tua”.
FM mengatakan bahwa hubungannya dengan keluarganya biasa- biasa saja.
Dimana semua sibuk dengan urusannya masing- masing, terkesan tidak perduli satu
sama lain. FM menjalin hubungan dengan masyarakat sekitarbiasa- biasa saja. FM
tidak pernah membuat keributan di lingkungannya, karena sifat FM yang tidak mau
peduli sama orang lain. Bahkan untuk berteman FM mengakui mempunyai teman
dan tidak ada pilih-pilih dalam menjalin perkawanan. Karena menurut FM semua
orang sama, tidak ada perbedaannya.
“saya hanya sekedar tegur sapa aja sama orang disini kak, karna saya
orangnya gak terlalu memikirkan orang. Tapi saya gak pernah ada masalah
disini kak, karna selagi saya gak diganggu saya gak mau cari ribut”.
Selama bermain judi FM tidak pernah tejaring razia, itu yang membuat FM tidak
takut untuk bermain judi. Dampak yang dirasakan FM saat ini, ia mulai kecanduan
menghabiskan uang, namun itu tidak jadi masalah bagi dirinya. Dampak bagi
masyarakat sekitar sangat mengganggu kenyamanan. Karena disaat mereka bermain
judi itu sangatlah ribut. Sampai saat ini FM belum ada niat untuk berhenti bermain
judi.
“saya udah kecanduan bermain judi kak, apalagi saya gak pernah terjaring
razia, jadi sulit untuk berhenti. Walaupun duit saya habis, saya bisa pinjam
uang keteman saya agar tetap bermain judi”.
5.2.4 Informan Kunci: Orang tua dari remaja pemakai narkoba
Nama : Sri
Tempat/ Tanggal lahir : Medan, 08 Agustus 1967
Usia : 49 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Wiraswasta
Ibu Sri sudah lama tinggal di Kampung Kubur kurang lebih 30 tahun, tentunya
sudah paham dengan kondisi dari Kampung Kubur sebagai sarangnya narkoba.
Sampai saat ini Kampung Kubur masih dikenal oleh berbagai kalangan sebagai
kampungnya narkoba.
“saya udah lama tinggal disini, saya juga udah lama tau kalau disini adanya
peredaran narkoba, apalagi Kampung Kubur udah lama juga dikenal sebagai
sarangnya narkoba. Jenis narkoba yang pertama kali ada di Kampung Kubur
itu adalah ganja, dulu belum ada sabu ataupun jenis lainnya”.
Ibu Sri sendiri sebagai salah satu warga masyarakat tidak bisa berkata dan
takut. Ditambah dengan anak ibu Sri sendiri adalah salah satu dari remaja yang
menggunakan narkoba. Ibu Sri mengatakan bahwa lingkungan mempengaruhi
remaja untuk menggunakan narkoba dan mendapatkan narkoba itu sangatlah mudah.
“sebenarnya saya risih adanya peredaran narkoba ataupun transaksi yang
mereka lakukan disini, tapi mau gimana lagi saya marahi pun mereka tidak
open. Kalau saya, selagi mereka gak buat keributan saya diam aja”.
Pekerjaan ibu Sri sehari- hari adalah berjualan nasi di depan Kampung Kubur. Ia
memiliki empat orang anak, yang masing- masing berbeda sifatnya. Dimana salah
satu anak ibu Sri adalah pengguna narkoba. Ibu Sri baru mengetahui jika anaknya
seorang pemakai, setelah anaknya ditangkap sama pihak kepolisian dan tanggapan
ibu Sri cuma memarahi anaknya saja, tidak ada tindakan atau sanksi yang ia
diberikan.
“pertamanya saya tidak tau kalau anak saya pemakai. Saya mengetahuinya pas
anak saya ditangkap samapolisi, disitu saya baru tau kalau anak saya
menggunakan narkoba”.
Hubungan ibu Sri dengan anak- anaknya biasa- biasa saja, tidak ada waktu
untuk berkumpul, makan sama, maupun bercerita dengan anaknya. Dimana ibu Sri
yang sibuk dengan pekerjaannya. Pola asuh cuek dan cenderung tidak peduli yang
diterapkan kepada anaknya membuat salah jalan menjadi pengguna narkoba.
“saya akui kalau saya kurang perhatikan anak saya, karna saya sibuk cari uang
jadi jarang ada waktu buat ngumpul dengan anak- anak saya. Itu yang buat
anak saya cari kenyamannya sendiri”.
Ibu Sri menuturkan bahwa anaknya menggunakan narkoba, diakibatkan dari
faktor lingkungan yang tidak baik, dimana Kampung Kubur banyak peredaran
aturan dalam keluarga ibu Sri, yang membuat anaknya terjerumus dalam
penggunaan narkoba. Ibu Sri mengatakan bahwa anaknya menggunakan narkoba
dari kemauan anaknya sendiri tidak ada satupun keluarga yang menggunakan
narkoba selain anaknya AN, dan faktor pergaulan dan faktor lingkungan yang
sangat mendukung untuk anaknya menggunakan narkoba.
“saya punya empat orang anak, cuma satu itulah yang menggunakan narkoba.
saya gak ada melarang anak- anak saya buat bergaul, ataupun memilih teman.
Makanya anak saya salah jalan sehingga ia menggunakan narkoba”
.
5.2.5 Informan Kunci: Orang tua dari remaja PSK
Nama : Ros
Tempat/ Tanggal lahir : Medan, 10 Oktober 1977
Usia : 39 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Ibu Rumah Tangga
Ibu Ros sudah 39 tahun tinggal di Kampung Kubur. Tentunya ibu Ros sudah
lama mengetahui kondisi tempat tinggal yang ia tinggali ini adalah Kampung Kubur
yang dikenal dengan sarangnya narkoba. Bahkan sampai saat ini Kampung Kubur
masih dikenal masyarakat luar sebagai kampungnya narkoba.
“sudah sekitar 39 tahun saya tinggal di Kampung Kubur, masih tetap kampung
kubur dikenal banyak orang karna adanya peredaran narkoba.Dari dulu emang
Ibu Ros sebagai salah satu warga masyarakat Kampung Kubur merasa risih, dan
tidak nyaman dengan adanya transaksi narkoba maupun bermain judi tanpa ada rasa
takut.Ibu ros tidak heran jika anak- anak sudah menggunakan narkoba, bermain judi,
dan menjadi PSK.
“saya sangat risih karna mereka transaksi itu di depan saya, dan yang main
judi pun sangat mengganggu karna mereka kalau main judi itu selalu bising.
Untuk tidur siang pun gak bisa, gak nyaman jadinya”.
Ibu Ros adalah orang tua tunggal yang menghidupi anak- anaknya, ia sudah
lama bercerai dengan suaminya. Pekerjaan ibu Ros sebagai buruh cuci di Kampung
Kubur. Dimana ibu Ros harus memenuhi kebutuhan dua orang anaknya. Salah satu
anak ibu Ros terjun kedunia prostitusi. Dimana awalnya ibu Ros tidak mengetahui
jika anaknya bekerja sebagai PSK. Ibu Ros baru mengetahui disaat gaya anaknya
yang berubah, membawa barang- barang mewah, dan anaknya memberikan uang
kepada ibunya. Ibu Ros pun menanyai dari mana anaknya mendapatkan itu semua,
anaknya pun bercerita kalau ia bekerja sebagai PSK. Dan respon ibu Ros hanya
marah dan tidak ada sanksi yang diberikannya. Ibu Ros pernah menyuruhnya untuk
berhenti menjadi PSK, namun anaknya tidak mau, karena dari pekerjaan seperti itu
ia dapat membantu perekonomian keluarganya.
“saya membesarkan anak- anak saya sendiri. Saya bekerja sebagai tukang cuci
pakaian disini. Sehabis bekerja saya sudah capek sehingga saya tidak pernah
memperhatikan keadaan anak saya. Itulah yang membuat anak saya salah
pergaulan dan terjun ke dunia prostitusi”.
Hubungan ibu Ros dengan anak- anaknya biasa- biasa saja, tidak ada waktu
untuk berkumpul karna mereka sibuk dengan urusannya masing- masing. Tidak
prostitusi. Ibu Ros mengatakan, kalau ia kurang memperhatikan kondisi dan
pergaulan anak- anaknya. Sehingga anaknya tidak pernah takut terhadap sikap yang
dilakukan oleh ibunya.
Ibu Ros menuturkan bahwa anaknya menjadi PSK dari kemauan anaknya sendiri
tanpa ada paksaan dari dirinya, serta pergaulan yang terlalu bebas dan faktor
lingkungan yang sangat mendukung.
“anak saya terlalu bebas untuk main diluar rumah, sehingga anak saya
mengikuti jalan yang salah, ditambah lagi ekonomi saya yang gak bisa penuhi
kebutuhannya, akhirnya anak saya mencari uang dengan cara seperti itu”.
5.2.6 Informan Tambahan: Masyarakat
Nama : Cahaya
Tempat/ Tanggal lahir : Medan, 05 September 1989
Usia : 28 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Ibu Rumah Tangga
Cahaya salah satu warga masyarakat yang sudah lama tinggal di Kampung
Kubur selama 28 tahun.Cahaya merupakan ibu rumah tangga. Lama menetap di
Kampung Kubur sudah menjadi hal yang biasa dengan pendapat orang tentang
Kampung Kubur. Cahaya sendiri berprofesi sebagai ibu rumah tangga sudah
terbiasa melihat ketidakteraturan yang ada di Kampung Kubur. Banyaknya kegiatan
serta kejar-kejaran di Kampung Kubur sudah menjadi rutinitas yang tidak bisa
terelakkan.
“saya udah biasa lihat remaja- remaja disini makai narkoba, main judi,
maupun PSK. Saya ngerasa gak nyaman aja karna perilaku remaja disini, karna
orang itu sering buat keributan, kadang pun makai narkoba di depan umum gak
ada rasa segan mereka sama warga disini”.
Kondisi seperti itu tidak dapat dipungkiri kalau anak-anak sampai remaja terikut
dengan kegiatan yang ada di Kampung Kubur. Baik itu sebagai kurir narkoba,
pengedar narkoba, pemakai narkoba serta pemain judi sudah mereka lakukan.
Melakukan upaya pencegahan dengan memarahi ataupun memberikan nasehat
sudah tidak mempan lagi, sehingga kebanyakan dari mereka sudah tidak peduli lagi
dengan kondisi remaja di Kampung Kubur.
“udah capeklah warga disini memarahi mereka, tetap aja gak di dengar.
Remaja disini banyak yang sok hebat, bandalnya keterlaluan, gak pernah
menghargai orang tua disini, maunya suka- suka mereka”.
Cahaya menuturkan, bahwa pola asuh orang tua yang ada disini hampir
semuanya tidak memperdulikan anaknya. Dimana orang tuanya sibuk dengan
pekerjaan sendiri. Karena kurangnya perhatian dari orang tua yang menjerumuskan
anakanya banyak yang salah jalan, dan faktor lingkungan yang mendukung anak
remaja untuk berbuat perilaku yang menyimpang seperti pemakai narkoba,
perjudian, dan PSK.
“yang saya lihat orang tua disini pada sibuk cari uang, jarang sekali mereka
memperhatikan anak- anaknya. Makanya banyak anak remaja disini yang
Banyak penilaian yang buruk terhadap masyarakat Kampung Kubur sehingga
sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Masyarakat di Kampung Kubur banyak
hubungan keluarga, jadi kalau ada salah satu keluarga mereka yang jadi bandar,
pengedar, maupun pemakai mereka tidak mau melaporkan, itulah yang membuat
susahnya untuk memberantas gembong narkoba di Kampung Kubur.
“warga disini banyak hubungan keluarga, jadi kalau mau melaporkan pun
masih mikir- mikir karna kasihan lihatnya kalau dipenjara, jadi warga disini
banyak yang tutup mulutkalau ditanya tentang adanya kasus narkoba”.
Sebagai masyarakat awam cahaya berharap kondisi Kampung Kubur berubah
menjadi yang lebih baik lagi. Karena banyaknya dampak negatif yang dirasakan
akibat sudah terkenalnya Kampung Kubur sebagai kampungnya narkoba. Tidak
adanya kegiatan yang membangun dilakukan di Kampung Kubur menambah
sederetan masalah yang ada di Kampung Kubur sehingga tidak adanya wadah yang
menampung aspirasi remaja disana.
“saya berharap remaja disini berbuat yang lebih baik lagi, cari kegiatan yang
lebih positif yang lebih berguna dan bermanfaat. Jangan mudah terpengaruh
5.3AnalisisData
Perilaku menyimpang pada remaja terjadi dimana keadaan keluarga yang tidak
harmonis, pergaulan yang bebas ditambah dengan keadaan lingkungan yang sangat
mendukung untuk anak remaja melakukan perilaku- perilaku yang melanggar norma.
Tidak sedikit remaja Kampung Kubur yang menggunakan narkoba, perjudian
bahkan menjadi PSK.
Remaja yang menggunakan narkoba itu memang kemauannya sendiri, rasa ingin
tahu yang tinggi, serta ajakan temannya yang membuat ia mau mengkonsumsi
narkoba. Remaja yang gemar bermain judi pun berawal dari ajakan temannya, dan
rasa ingin menang dan mempunyai uang banyak adalah salah satu faktornya.
Sampai saat ini ia merasakan bahwa bermain judi adalah kesenangan baginya.
Begitu juga dengan remaja yang bekerja sebagai PSK, yang ingin meniru gaya
temannya yang serba mewah ia pun rela menjadi seorang PSK demi memenuhi
kebutuhannya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka diperoleh beberapa faktor
yang mempengaruhi perilaku menyimpang remaja di Kampung Kubur Kelurahan
Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah yaitu:
5.3.1 FaktorInternal
Faktor internal adalah faktor yang datangnya dari tubuh manusia itu sendiri
tanpa dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Adapun faktor internal yang
mempengaruhi perilaku menyimpang adalah:
a. Faktor Usia
Dengan mencapai usia mendekati masa remaja, maka kelenjar kelamin mulai
seksual anak yang meningkat pada usia remaja. Dalam akil baliqh ini banyak
perubahan yang terjadi. Perubahan secara fisik jelas terlihat dari bertambah tinggi,
besar badan, tanda-tanda kelamin sekunder seperti membesarnya payudara pada
wanita dan tumbuhnya jakun pada pria. Diikuti oleh perubahan emosi, minat, sikap
dan perilaku yang dipengaruhi oleh perkembangan kejiwaan anak remaja itu. Pada
saat-saat ini, remaja mengalami perasaan ketidak pastian, disatu sisi, merasa sudah
bukan kanak-kanak lagi, akan tetapi belum mampu menerima tanggung jawab
sebagai orang dewasa karena memang masih sangat muda dan kurang pengalaman.
Pada masa ini remaja lebih senang bergaul dengan teman-teman sebayanya, ingin
jadi anak gaul yang di terima didalam lingkungannya dan mulai mencari identitas
dirinya. Ingin mendapat pengakuan dari lingkungannya. Rasa ingin tahu besar, dan
suka coba-coba hal baru, kurang mengerti resiko disebabkan kurangnya pengalaman
dan penalaran. Dalam keadaan demikian, biasanya remaja mudah terjebak ke dalam
kenakalan remaja ataupun penyalahgunaan narkoba.
Informan I, mengenal dan memakai narkoba sejak ia berumur 15
tahun,informan II, mengenal dunia prostitusi sejak berusia 15 tahun, dan informan
III mengenal perjudian sejak ia berumur 16 tahun. Usia yang masih sangat mudah
yang mempengaruhi semua informan utama melakukan perilaku yang menyimpang.
Anggapan bahwa usia muda, masih suka- suka melakukan apa yang mereka senangi.
b. Faktor intelegensi
Dalam penelitian ini semua informan utama sebelumnya tidak memikirkan
dampak bagi psikologis maupun masa depannya mereka. Untuk saat ini mereka
belum terlalu merasakan dampak dari perbuatan yang mereka lakukan, mungkin
kedepannya baru mereka merasakan dampak dari perbuatan yang dilakukannya
c. Pandangan atau Keyakinan yang Keliru
Semua informan utama merasa apa yang mereka lakukan hari ini tidak akan
berlanjut di kemudian hari. Mereka menganggap selagi masih muda yang penting
senang- senang dulu kalau susahnya belakangan. Seperti pendapat informan I, II
dan III mereka memiliki keinginan untuk berhenti tetapi belum terrealisasikan.
5.3.2 Faktor Eksternal
a. Keluarga
Tidak adanya keharmonisan dalam keluarga, ditambah lagi tidak adanya waktu
untuk berkumpul dengan keluarga membuat informan I, II, III sehingga mencari
kesenangan di luar rumah. Dimana para orang tua informan I, II, III yang sibuk
bekerja sehingga tidak dapat memperhatikan kondisi maupun perkembangan mereka
dan akhirnya mereka memilih jalan yang salah. Dan tidak adanya hukuman ataupun
tindakan yang diberikan para orang tua terhadap anaknya yang melakukan kesalahan.
Salah satu faktor yang mendukung untuk anak melakukan perilaku menyimpang
adalah faktor ekonomi yang rendah. Dimana orang tua informan II sudah lama
bercerai semenjak ia kecil. Kondisi lingkungan yang tidak baik, yang membuat
mereka mudah terpengaruh.
b. Kondisi Sosial Ekonomi
Dalam penelitian ini, informan I berasal dari keluarga yang sederhana, informan
II ekonomi keluarganya lebih rendah, dan informan III juga berasal dari keluarga
yang sederhana. Informan I orang tuanya bekerja sebagai pedagang, informan II
orang tuanya bekerja sebagai buruh cuci dan informan III orang tuanya sama dengan
memenuhi kebutuhan mereka, berbeda dengan informan II, orang tuanya tidak
mampu memenuhi kebutuhan anaknya. Orang tua informan II tidak mempunyai
penghasilan yang banyak, untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya bahkan tidak
cukup. Itulah salah satu faktor informan II turun ke dunia prostitusi demi memenuhi
kebutuhannya serta gaya hidup mewah yang memaksa Informan II bekerja sebagai
PSK.
c. Teman Sebaya
Informan I yaitu AN, awal mulaAN mengenal dan menggunakan narkoba
berawal dari temannya. AN awalnya dikasih gratis oleh temannya, dan AN pun
ketagihan. Akhirnya AN dan temannya sum-suman untuk membeli narkoba dan
memakainya bersama. Informan II yaitu DN juga sama halnya dengan AN, dimana
DN terjun ke dunia prostitusi berawal dari teman sebayanya. Melihat temannya
yang hidup mewah dan terpenuhi membuat DN ikut terjerumus ke dunia prostitusi.
Bagitu juga dengan informan III FM, awal mula ia bermain judi juga berasal dari
ajakan temannya. Biasanya faktor yang paling mampu membuat perubahan perilaku
remaja adalah teman sebayanya. Karena faktor ingin tahu, meniru dan ingin punya
banyak teman menyebabkan perubahan perilaku remaja.
d. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan merupakan semua yang ada di lingkungan pasti terlibat dalam
interaksi individu pada waktu melaksanakan aktifitasnya. Lingkungan tersebut
meliputi lingkungan fisik, lingkungan psikososial, lingkungan biologis dan
lingkungan budaya. Lingkungan psikososial meliputi keluarga, kelompok, komuniti
dan masyarakat. Lingkungan dengan berbagai ciri khusunya memegang peranan
kalau tidak didukung oleh kemantapan dari kepribadian dasar yang terbentuk dalam
keluarga, sehingga penyimpangan perilaku yang tidak baik dapat terhindari.
Sudah jelas bahwa informan I, II dan III melakukan perilaku yang menyimpang
karena besarnya faktor lingkungan, baik dari lingkungan tempat tinggal maupun dari
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil penelitian
penulis. Penulis memperoleh data melalui observasi dan wawancara langsung
dengan 6 orang informan. Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang remaja di Kampung Kubur
Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah. Berdasarkan penelitian ini,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyimpang remaja di
Kampung Kubur secara umum dibagi dalam dua faktor, yakni faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari diri remaja itu sendiri yang
berkenaan dengan faktor usia, cara berfikir dan pandangan atau keyakinan
yang keliru. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri remaja yang
berkenaan dengan keluarga, kondisi sosial ekonomi, teman sebaya, ataupun
lingkungan.
2. Faktor internal yang mempengaruhi perilaku menyimpang remaja di
Kampung Kubur adalah faktor usia, pada usia ini remaja mengalami
perasaan ketidakpastian, disatu sisi merasa sudah bukan kanak-kanak lagi,
akan tetapi belum mampu menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa.
Pada masa ini remaja lebih senang bergaul dengan teman-teman sebayanya,
ingin jadi anak gaul yang diterima didalam lingkungannya dan mulai
mencari identitas dirinya. Ingin nge-tren dan mendapat pengakuan dari
mengerti resiko disebabkan kurangnya pengalaman dan penalaran.
3. Faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku menyimpang remaja di
Kampung Kubur adalah kurang perhatian dari orang tua, tidak adanya waktu
untuk berkumpul bersama, serta tidak ada tindakan ataupun sanksi yang
diberikan orang tua terhadap anaknya. Faktor ini menjadi faktor utama yang
menyebabkan remaja berperilaku menyimpang. Dan rasa yang tidak nyaman
di dalam keluarganya yang membuat remaja mencarai dunianya sendiri.
Demi mendapatkan kenyamannya sendiri yang sesuai keinginannya.
4. Faktor dominan yang mempengaruhi perilaku menyimpang remaja di
Kampung Kubur berasal dari luar diri anak, yaitu pengaruh teman sebaya
dan faktor gaya hidup. Dalam penelitian ini, perilaku yang dilakukan dari
ketiga informan yang disebabkan oleh dorongan teman sebaya. Kontribusi
sebuah persahabatan pada status teman sebaya memberikan banyak manfaat.
Antara lain manfaat pertemanan, dalam persahabatan memberikan remaja
seorang teman yang akrab.
6.2SARAN
1. Kepada keluarga, diharapkan untuk memberikan dan menanamkan nilai-
nilai moral kepada anak- anaknya sedini mungkin dengan harapan agar
setelah remaja mereka mempunyai budi pekerti yang baik dan mengerti
tugas dan tanggung jawabnya. Dan orang tua lebih memberikan pola asuh
yang baik, lebih memperhatikan anak- anaknya, berilah waktu untuk ia
bercerita, selalu mengawasi anak-anaknya dimana pun ia berada. Agar tidak
2. Kepada remaja, agar dapat mematuhi segala tata nilai dan norma- norma
yang ada di kelurahan tersebut, dan setidaknya dapat membatasi diri dan
menjaga dirinya sendiri dari pengaruh- pengaruh buruk dan hal- hal yang
bersifat negatif atau menyimpang.
3. Kepada masyarakat, agar selalu memperhatikan perkembangan remaja di
kelurahan ini. Apabila remaja di kelurahan tersebut telah melanggar norma
hokum sebaiknya masyarakat melaporkan tindakan mereka kepada pihak
yang berwajib dan jangan merasa takut serta jangan menutupi kasus yang
ada.
4. Kepada pemerintah daerah setempat, agar berbuat sesuatu yang dapat
membantu para remaja di daerah tersebut agar perilaku mereka menjadi
lebih baik dan berpotensi. Dan membantu para remaja dalam penyediaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja
2.1.1 Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolescence yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Remaja sebenarnya tidak
mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga
golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh (Sudarsono, 2008: 2)
bahwa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja
belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Hal ini
menunjukkan bahwa remaja berada pada posisi diantara status dewasa dan status
anak sehingga remaja bukan kategori orang dewasa ataupun kategori anak- anak di
bawah umur sepuluh tahun.
Remaja merupakan sumber daya manusia yang menjadi modal utama setiap
bangsa yang ada di dunia untuk mencapai cita-cita dan masa depan bangsa. Remaja
diharapkan dapat belajar dan menimba ilmu dengan baik agar mendapatkan sumber
daya manusia yang berkualitas (Tiara, 2013:1).
Masa remaja, menurut Stanley Hall, seorang Bapak pelopor psikologi
perkembangan remaja (Santrock, 1999:95), dianggap sebagai masa topan badai dan
stres (storm and stress), karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk
menentukan nasib diri sendiri. Kalau terarah dengan baik, maka ia akan menjadi
seorang individu yang memiliki rasa tanggung jawab, tetapi kalau tidak terbimbing
Masa remaja diawali oleh datangnya pubertas, yaitu proses bertahap yang
mengubah kondisi fisik dan psikologis seorang anak menjadi seorang dewasa. Pada
saat ini terjadi peningkatan dorongan seks sebagai akibat perubahan hormonal. Selain
itu, karakteristik seks primer dan sekunder menjadi matang sehingga memampukan
seseorang untuk bereproduksi (Steinberg, 2002: 65).
Masa remaja terdiri dari masa remaja awal (10 – 14 tahun), masa remaja
pertengahan (14 - 17 tahun), dan masa remaja ahir (17 – 19 tahun). Remaja sering
kali diharapkan dapat berperilaku seperti orang dewasa, meskipun belum siap dalam
psikologi. Pada masa ini sering terjadi konflik, karena remaja ingin mulai bebas
mengikuti teman sebaya yang erat kaitannya dengan pencarian identitas. Sedangkan
di pihak lain mereka masih tergantung dengan orang tua (Sarwono, 2011: 84).
Dr. Sarlito Wirawan Sarwono memberikan batasan usia remaja Indonesia antara
11-24 tahun dan belum menikah, dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual
sekunder mulai nampak (kriteria fisik).
2. Masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil balig, baik menurut
adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka
sebagai anak-anak (kriteria sosial).
3. Usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan jiwa seperti tercapainya
identitas diri (kriteria psikologis).
4. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal yaitu untuk memberikan
peluang bagi mereka mempunyai hak-hak yang penuh sebagai orang dewasa.
5. Definisi di atas status perkawinan sangat menentukan. Seorang yang sudah
menikah, pada usia berapa pun dianggap dan diperlakukan dewasa (Sarwono,