IN HIGHER EDUCATIONAL OF TEKNOKRAT BANDARLAMPUNG By:
TIEN YULIANTI
This study aims (1) to analyze the potential and conditions for learning, (2) to describe the proces of Web Blog design, (3) to produce the development of online media in the form of web blogs in classroom management through the use of self-learning technology in the form of audio visual media, (4) to analyze the
effectiveness of product, (5) to analyze the efficiency of product, and (6) to analyze the attractiveness of to learning public speaking for students who take Personal Development in Higher Education of Teknokrat Bandarlampung.
The study was conducted by using research and development. The subjects of the research are the students of STBA Teknokrat who took Personality Development. Data collecting technique was done trhough questionnaires and observation of
students’ practical results. Data analysis was conducted by using qualitative analysis.
The results showed that (1) based on the condition and potential, there are several aspects that affect the needs of students in the implementation of learning competence Public Speaking for Personal Development subjects, they are; Characteristics of Personal Development Subject, Public Speaking Material Characteristics, Student Characteristics, Factors Supporting Learning, and Learning Obstacles, (2) the process of designing a web blog media for learning Public Speaking of Personal Development subject carried out in several stages, they are; analyzing the concept of Public
Speaking material, making flowcharts, making storyboards, and taking the validation of media experts to design the application, (3) the result of instructional media design is Online Media by using Web Blog application, (4) Online media is effective for increasing of students’ public speaking skill because the material can be downloaded from anywhere and at any time, and can be studied over and over again, (5) the use and the development of online media can improve the efficiency of students’ self-study time in increasing their public speaking skills, (6) the use and the development of online media to enhance the attractiveness of learning public speaking subject to the students who take Personal Development in Higher Education of Teknokrat Bandarlampung.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MANDIRI MELALUI MEDIA ONLINE UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING MAHASISWA DI
PERGURUAN TINGGI TEKNOKRAT BANDARLAMPUNG Oleh
TIEN YULIANTI
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis potensi dan kondisi pembelajaran, (2) mendiskripsikan proses perancangan media Web Blog, (3) menghasilkan pengembangan media online berupa web blog berupa media audio visual, (4) menganalisis efektifitas produk, (5) menganalisis efisiensi produk, dan (6) menganalisis daya tarik produk terhadap pembelajaran public speaking.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan penelitian pengembangan. Subjek tindakan pada penelitian ini adalah mahasiswa STBA Teknokrat. Teknik pengumpulan data melalui angket dan lembar observasi kerja praktik siswa. Analisis data dilakukan melalui analisis kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) berdasarkan kondisi dan potensi, ada beberapa aspek yang mempengaruhi kebutuhan kompetensi mahasiswa dalam pelaksanaan pembelajaran Public Speaking, (2) proses merancang media web blog dengan melakukan analisis konsep materi Public Speaking, membuat flowchart, membuat storyboard, dan validasi ahli media terhadap desain aplikasi, (3) hasil rancangan bahan ajar adalah Media Online dengan menggunakan aplikasi Web Blog, (4) Media Online efektif untuk peningkatan kemampuan public speaking pada mahasiswa disebabkan materi dapat diunduh di mana saja dan kapan saja, serta dapat mempelajarinya berulang-ulang dan tingkat efektifitas sebesar lebih dari 0,5%, (5) pemanfaatan dan pengembangan media online dapat meningkatkan efisiensi waktu belajar mahasiswa secara mandiri dalam peningkatan kemampuan public speaking mahasiswa dan tingkat efisiensi sebesar 14,29, (6) Pemanfaatan dan pengembangan media online dapat meningkatkan daya tarik pembelajaran public speaking dan tingkat daya tarik sebesar 98%.
Hj. Tien Yulianti, lahir di Tanjung karang, 10 Juli 1970.
Putri sulung dari Bapak Hi. Ahmad Ramli Yasin, B.A., dan Ibu Hj. Farida Nur, B.A. Menikah dengan Iskandar, S.E. pada tahun 1991 dan memiliki 2 orang putra; Muhammad Abdul Aziiz, lahir pada tahun 1996 dan Muhammad Abdul Rafii’, lahir pada tahun 2004.
Menyelesaikan pendidikan SD Negeri No. 24 Penengahan Tanjungkarang pada tahun 1982, SMP Negeri I Tanjungkarang pada tahun 1985, dan SMA Negeri 3 Tanjung Karang tahun 1988.
Pada tahun 1988, penulis melanjutkan studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Bahasa Inggris, Universitas Lampung, dan berhenti pada tahun 1991. Selanjutnya, melanjutkan kembali pada tahun 1997 di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan – STKIP PGRI Bandarlampung, jurusan Bahasa Inggris dan akhirnya dapat menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar sarjana pendidikan pada tahun 1999.
Penulis mengabdi sebagai Tenaga Pendidik di Lembaga Pendidikan Bisnis dan Manajemen Teknokrat pada tahun 1997 dan Dosen pada Perguruan Tinggi Teknokrat sejak tahun 2000 sampai sekarang.
MOTO
Sesungguhnya,
shalatku, ibadahku,
hidupku, dan matiku,
hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin atas segala pencapaian yang Kau limpahkan pada ku ya Allah SWT… dan semua ini kupersembahkan untuk :
♥ Ayahanda Hi. Ahmad Ramli Yasin, B.A. dan Ibunda (Alm.) Hj. Farida Nur, B.A. tersayang dan tercinta, atas segala keikhlasan untuk selalu mendoakan, mengasihi, memotivasi, menyemangati, dan mendukung dalam segala hal untuk keberhasilanku.
♥ Suamiku, Iskandar, S.E. dan anak-anakku, Muhammad Abdul Aziiz dan Muhammad Abdul Rafii’, yang tersayang dan tercinta atas ketulusan doa dan keikhlasan dukungan yang diberikan dengan senantiasa mendampingi dan menerima perjuangan ini.
♥ Adik-adikku; (Alm.) Novia Nurfitri, Puspa Sari, A.Md. Keb., dan Muhammad Fu’ad Hadiyastama, S.Pd.T., tersayang dan tercinta beserta keluarganya, yang telah memberi motivasi dan doa dengan tulus dan ikhlas.
SANWACANA
Segala Puji ke hadirat Allah SWT atas rahmat, nikmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga dapat diselesaikannya tesis yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Mandiri Melalui Media Online Untuk Peningkatan Kemampuan Public Speaking Mahasiswa Di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung”. Tesis ini merupakan bagian dari tugas akhir dalam rangka menyelesaikan studi di Program Pascasarjana Magister Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Dalam penyelesaian tesis ini, Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya dan membantu Penulis dalam memberikan ide, saran dan kritiknya. Untuk itu Penulis menyampaikan ucapan terima kasih setulusnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Sugeng P Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung. 2. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas
Lampung.
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan Dosen Penguji II dalam penyusunan tesis ini.
5. Dr. Herpratiwi, M.Pd., selaku Sekretaris Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dan juga selaku Dosen Pembimbing 1
6. Dr. Flora, M.Pd., selaku Dosen Penguji I
7. Dr. Muhammad Sukirlan, M.A., selaku Dosen Pembimbing II
8. Dr. H. Nasrullah Yusuf, S.E., M.B.A dan Hj. Hernaini, S.S., M.Pd. atas segala dukungan moril dan materi selama ini.
9. Bapak/Ibu dosen dan staf administrasi Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 10. Hi. A. Bukhari Muslim, Lc., M.A., selaku penguji ahli materi untuk media
pembelajaran yang dikembangkan dalam tesis ini.
11. Agus Mulyanto, S.Kom., M.T., M.Sc., selaku penguji ahli media untuk media pembelajaran yang dikembangkan dalam tesis ini.
12. Ari Sulistiyawati, S.Si, S.Kom., M.Pd., selaku penguji ahli desain
pembelajaran dan ahli evaluasi terhadap media yang dikembangkan dalam tesis ini.
13. Yunita Maya Putri, S.S., S.H., M.H., Mario Nugraha, S.S., M. Fitrahullah, S.S., dan Gaby Mayangsari, S.S., selaku Tim Pengajar Pengembangan Pribadi Perguruan Tinggi Teknokrat.
Bandarlampung.
16. Alumni STBA, STMIK, AMIK, dan LPBM Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung.
17. Hendra Gunawan, Satria M. Desrian, Mat Gunawan, Ridho Budi Santoso, Reza Pahlevi, Abrijal, dan Elwin Sianturi, pasukan cerdas yang telah
memberikan ide kreatif untuk mengembangkan media ajar ini sehingga dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berguna.
18. Dini Rohmawati, Silvia Yuni Rohesti, Imam Suwongso, Bayu Dimas Satria, Agata Christie Widya Ningrum, Vino Adetia, Efriyansyah, Dani Murdani, Sayyida Ahmad, Riki Muhti Kurniawan, Muhammad Rohman, Mbak Pina, Mas Oji, Mas Uci, dan Pak Heriyanto, juga Mbak Yuyun, Mbak Yessi, Mas Ipin, Pak Riswan, dan Pak Dwi yang selalu bersedia membantu dan memberi semangat untuk menyelesaikan tesis ini.
19. Rekan seperjuangan angkatan 2012 pada Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 20. Semua pihak yang telah mendukung, membantu, dan mendoakan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan. Untuk itu saran dan kritik yang konstruktif akan sangat membantu agar tesis ini dapat menjadi lebih baik.
Bandarlampung, 16 Februari 2014 Penulis,
iv
2.2. Karakteristik Mata Kuliah Pengembangan Pribadi ... 25
2.3. Desain Pesan Dalam Pembelajaran ... 29
2.4. Pembelajaran yang Efektif ... 31
2.5. Konsep Teaching Speaking. Public Speaking dan Indikator .... .. 33
2.6. Prinsip Belajar Mandiri ... 48
v
3.5.2. Pembelajaran Berbasis Media Online ... ... 86
3.5.3. Efektifitas Pembelajaran ... 87
3.5.4. Efisiensi Pembelajaran ... 88
3.5.5. Daya Tarik Pembelajaran ... 89
3.5.6. Kemenarikan ... 89
3.6. Instrumen Penelitian ... 90
3.7. Kisi – kisi Instrumen ... 90
3.8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 91
3.8.1. Validasi Instrumen Penelitian ... 91
3.8.2. Validasi Butir Tes ... 92
3.9. Teknik Pengumpulan Data ... 96
3.10. Teknik Analisis Data ... 97
3.10.1.Analisis Data Kualittif ... 97
3.10.2.Uji Efektifitas ... 97
3.10.3.Uji Efisiensi ... 99
3.10.4.Respon Daya Tarik ... 99
3.11. Uji Hipotesis ... 100
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 101
4.1.1. Potensi dan Kondisi Pembelajaran Materi Public Speaking Perkuliahan Pengembangan Pribadi Di Perguruan Tinggi Teknokrat... 101
4.1.2. Proses Pengembangan Bahan Ajar ... 106
4.1.2.1.Analisis Konsep Materi ... 107
4.1.2.2.Membuat Flowchart Program ... 107
4.1.2.3.Perancangan Storyboard ... 109
4.1.2.4.Membangun Bahan Ajar ... 111
4.1.2.5.Validasi Pengembangan Media ... 114
4.1.2.6.Uji Coba Terbatas ... 118
4.1.2.7.Evaluasi dan Refleksi ... 120
4.1.3. Hasil Rancangan Bahan Ajar dalam Kegiatan Pembelajaran Public Speaking. ... 122
4.1.4. Efektifitas Bahan Ajar ... 127
4.1.5. Efisiensi Pembelajaran ... 129
4.1.6. Kemenarikan Produk ... 130
4.1.7. Uji Hipotesis Hasil Belajar Mahasiswa ... 131
4.2. Pembahasan ... 134
4.2.1. Fungsi Produk dalam Pembelajaran Sebagai Bahan Ajar Substitusi Pada Materi Public Speaking Mata Kuliah Pengembangan Pribadi ... 134
4.2.2. Proses Perancangan Produk ... 138
4.2.3. Hasil Rancangan Produk ... 140
4.2.4. Efektifitas Produk ... 142
4.2.5. Efisiensi Pembelajaran ... 144
vi
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1. Simpulan ... 148 5.2. Implikasi ... 152 5.3. Saran ... 153
vii
Tabel 2. 1. Indikator Public Speaking - Businessgyan ... 40
Tabel 2. 2. Penjelasan Indikator Public Speaking – Businessgyan ... 42
Tabel 2. 3. Identifikasi isyarat audiens - Beebe and Beebe ... 44
Tabel 2. 4. Penjelasan Identifikasi isyarat audiens – Beebe and Beebe ... 44
Tabel 2. 5. Bobot Penilaian Public Speaking ... 46
Tabel 2. 6. Rubrik Skor Penilaian Public Speaking Mata Kuliah Pengembangan Pribadi ... 47
Tabel 2. 7. Cara Pandang Belajar Menurut Piaget dan Vygotsky .. 53
Tabel 3.1. Penilaian Kelayakan Pengembangan Media Online Panduan Praktikum Public Speaking ... 85
Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 90
Tabel 3.3. Kategori Validitas dan Reliabilitas Butir Soal ... 92
Tabel 3.4. Hasil Validasi Butir Kuesioner Daya Tarik ... 92
Tabel 3.5. Validitas Butir Kuesioner Daya Tarik ... 93
Tabel 3.6. Reliabilitas Butir Kuesioner Daya Tarik ... 93
Tabel 3.7. Hasil Validasi Butir Soal Kognitif ... 95
Tabel 3.8. Validitas Butir Soal Test ... 95
Tabel 3.9. Reliabilitas Butir Soal Test ... 96
Tabel 4.1. Analisis Kebutuhan Penggunaan Media Ajar Materi Public Speaking pada Mata Kuliah Pengembangan Pribadi untuk menentukan Pengembangan Bahan Ajar ... 102
Tabel 4.2. Storyboard Pengembangan Media Online Panduan Praktikum Public Speaking ... 110
Tabel 4.3. Validasi Ahli Media Pembelajaran Terhadap Desain Bahan Ajar Media Online Panduan Praktikum Public Speaking ... 115
Tabel 4.4. Validasi Ahli Materi Pembelajaran Terhadap Desain Pengembangan Media Online Panduan Praktikum Public Speaking ... 116
Tabel 4.5. Validasi Ahli Desain Pembelajaran Terhadap Desain Pengembangan Media Online Panduan Praktikum Public Speaking ... 117
Tabel 4.11. Uji efektifitas praktik public speaking (praktik1-praktik2), (praktik2-praktik3) ... 128
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1. Kerucut pengalaman Dale ... 24 Gambar 2. 2. Kerangka Pikir Pengembangan Bahan Ajar
Media Online ... 71 Gambar 2.3. Kerangka Pikir Pemanfaatan Media Online
Pembelajaran dalam Mencapai Tujuan
Pembelajaran ... 72 Gambar 3.1. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Mandiri
Melalui Media Online ... 75 Gambar 3.2. Diagram langkah-langkah penelitian ... 77 Gambar 3.3. Flowchart perencanaan proses
membangun bahan ajar ... 81 Gambar 3.4. One-Gorup Pre Test- Post Test Desain ... 88 Gambar 3.4. Efektifitas pembelajaran ... 89 Gambar 4.1. Structure Chart pengembangan bahan ajar
Public Speaking melalui Media Online
dengan aplikasi Web Blog ... 107 Gambar 4.2. Flowchart Utama Pengembangan
Media Online Panduan Praktikum Public Speaking ... 108 Gambar 4.3. Flowchart Bahan Ajar Pengembangan
Media Online Panduan Praktikum
Public Speaking ... 109 Gambar 4.4. Membuka lembar kerja dengan aplikasi
Microsoft Power Point ... 112 Gambar 4.5. Membuat materi dengan aplikasi
Microsoft Power Point ... 112 Gambar 4.6. Menyimpan materi dengan aplikasi
Window Media Video ... 112 Gambar 4.7. Tampilan materi dengan aplikasi
Window Media Video ... 113 Gambar 4.8. Membuka akun untuk membuat blog ... 113 Gambar 4.9. Membuat Blog sebagai Media
penyampaian materi ... 113 Gambar 4.10. Mengisi materi pada Blog sebagai Media Online ... 114 Gambar 4.11. Tampilan materi pada Blog sebagai Media Online .. 114 Gambar 4.12. Bahan ajar mandiri berupa Media Online
sebagai panduan praktik public speaking mata kuliah Pengembangan Pribadi ... 123 Gambar 4.13. Penjelasan materi public speaking setelah
ix
Online ... 124 Gambar 4.15. Praktik public speaking setelah menggunakan
Media Online ... 124 Gambar 4.16. Tes Kognitif setelah menggunakan
Media Online (Post-Test) ... 125 Gambar 4.17. Ujian Public Speaking mata kuliah
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-kisi instrumen uji kemampuan public speaking .. 159
Lampiran 2. Kisi-kisi instrumen pengembangan media online .... 160
Lampiran 3. Silabus Pengembangan Pribadi ... 162
Lampiran 4. Rencana Program Pengajaran (RPP) ... 163
Lampiran 5. Tata Tertib Praktik Public Speaking ... 166
Lampiran 6. Tata Tertib Rekaman Public Speaking ... 167
Lampiran 7. Tata Tertib Ujian Public Speaking ... 168
Lampiran 8. Form Penilaian Ujian Public Speaking ... 168
Lampiran 9. Soal Uji Kognitif Public Speaking ... 170
Lampiran 10. Kuesioner untuk mahasiswa tahap pendahuluan .... 171
Lampiran 11. Kuesioner untuk dosen tahap pendahuluan .... 173
Lampiran 12. Kuesioner analisis kebutuhan bahan ajar ... 175
Lampiran 13. Kuesioner respon daya darik ... 176
Lampiran 14. Kuesioner evaluasi kelompok kecil ... 178
Lampiran 15. Jawaban Kuesioner analisis kebutuhan ... 179
Lampiran 16. Kuesioner uji ahli materi public speaking ... 180
Lampiran 17. Validasi uji ahli materi public speaking ... 181
Lampiran 18. Kuesioner uji ahli desain pembelajaran ... 182
Lampiran 19. Validasi uji ahli desain pembelajaran ... 183
Lampiran 20. Kuesioner uji ahli media pembelajaran ... 184
Lampiran 22. Validasi r uji ahli media pembelajaran ... 185
Lampiran 23. Jawaban Kuesioner respon daya tarik ... 186
Lampiran 24. Jawaban Kuesioner evaluasi kelompok kecil ... 190
Lampiran 25. Nilai Public Speaking Mahasiswa ... 191
Lampiran 26. Hasil Uji Kognitif Post Test Public Speaking ... 193
Lampiran 27. Hasil Uji Kognitif Pre Test Public Speaking ... 195
Lampiran 28. Hasil Uji Praktik 3 Public Speaking ... 197
Lampiran 29. Hasil Uji Praktik 2 Public Speaking ... 199
Lampiran 30. Hasil Uji Praktik 1 Public Speaking ... 201
Lampiran 31. Validasi soal test kognitif public speaking ... 203
Lampiran 32. Validasi kuesioner uji daya tarik ... .. 205
Lampiran 33. Validasi uji efektifitas ... 211
Lampiran 34. Kegiatan Perkuliahan Pengembangan Pribadi ... 213
Lampiran 35. Tampilan Halaman Bahan Ajar Media Online ... 215
Lampiran 36. Surat Izin Penelitian ... 229
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran yang menarik merupakan harapan bagi semua peserta didik yang menerima langsung sebuah proses pembelajaran. Untuk melakukan pembelajaran yang efektif, efisien, kreatif, inovatif, menarik, dan menyenangkan membutuhkan metode, teknik, dan strategi. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Pasal 19, Ayat 1).
menerapkan sikap dan kepribadian yang baik dalam kehidupan sosial dan bisnis (Pedoman Umum Perguruan Tinggi Teknokrat, 2013:96). Berdasarkan hal tersebut, tujuan pembelajaran mata kuliah ini adalah mendidik dan melatih mahasiswa agar mampu mengembangkan potensi dan meningkatkan kepercayaan diri melalui profesionalitas penampilan, komunikasi, pelayanan yang menarik dan sepenuh hati, melakukan public speaking dan presentasi bisnis sesuai dengan etika dan etiket yang berlaku, sehingga mereka memiliki penampilan dan kepribadian menarik dan meraih kesuksesan dalam pergaulan di lingkungan keluarga, sosial, dan bisnis. Mata kuliah ini diberikan dengan alasan agar setiap mahasiswa memiliki pribadi yang mempesona, menarik, yang mantap dan matang, serta memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam pergaulan baik dalam keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Mahasiswa dapat menerapkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan situasi dan kondisi di manapun mereka berada dan dalam kondisi yang bagaimanapun serta memiliki kepercayaan diri yang sempurna.
mengimplementasikan sikap dan perilaku yang baik dan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan di mana mereka berada. Dalam proses perkuliahannya mahasiswa harus memiliki konsep diri yang positif agar mereka mampu menerapkan semua hal positif dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan sosial maupun dalam kegiatan bisnis.
Berdasarkan Pedoman Standardisasi Kursus, Pengembangan Pribadi (Personal Development) adalah program yang digabungkan dengan Program Pengembangan Diri, di mana peningkatan kepribadian seseorang menjadi lebih utuh, mantap, dan matang. Dengan kemampuan yang lebih lengkap dalam mengembangkan dirinya, seseorang telah memiliki kunci untuk menuju kesuksesan yang sangat ditentukan oleh sikap dan penampilan dalam setiap interaksi sesama manusia (Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, 2006:7).
Selain itu waktu untuk penyajian materi kurang menyediakan pengalaman nyata sebagai bentuk contoh atau latihan praktis bagi mahasiswa. Hal ini menjadi alasan untuk mengembangkan sebuah media pembelajaran untuk mengatasi kelemahan kondisi pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana secara efektif, efisien, dan menarik. Mahasiswa juga dapat belajar secara mandiri melalui media pembelajaran yang digunakan.
Untuk membuat sebuah proses pembelajaran menjadi menarik, dosen harus mulai merencanaan pembelajaran sehingga mahasiswa mampu belajar mandiri dalam meningkatkan kemauan, inisiatif, dan keterampilan. Dosen perlu merancang desain pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode dan pemanfaatan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik mahasiswa. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai untuk dapat memberikan motivasi belajar mahasiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang efektif dan terpadu dilakukan dengan memperhatikan karakteristik mahasiswa, standar dan tujuan pembelajaran, strategi, media, dan kesesuaian konteks pembelajaran serta respon yang diharapkan mahasiswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung (Smaldino, dkk., 2008).
kegiatan pembelajaran, dan memperkirakan hasil pembelajaran yang akan dicapai. Reigeluth (1983: 18) berpendapat bahwa ada 3 komponen utama dalam pembelajaran, yaitu kondisi, metode, dan hasil yang saling terkait dalam mencapai efekifitas, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran. Dengan demikian perancangan dilakukan dengan menentukan strategi pembelajaran melalui pemilihan metode dan media pembelajaran serta pemanfaatan waktu belajar yang sesuai dengan karakteristik mahasiswa untuk mencapai tujuan/kompetensi pembelajaran tertentu agar tercipta pembelajaran yang efektif dan efisien.
Berbagai aspek yang perlu diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas, dan respon yang diharapkan mahasiswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik mahasiswa . Untuk itu, dosen dapat melakukan pengembangan bahan ajar yang disesuaikan dengan metode pembelajaran yang diterapkan. Dalam lampiran Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Dosen bagian B, yaitu dosen sebagai pendidik profesional diharapkan memiliki kemampuan mengembangkan bahan ajar sesuai dengan mekanisme yang ada dengan memperhatikan karakteristik dan lingkungan sosial mahasiswa. Penggunaan media dilakukan untuk membantu terjadinya transfer pengetahuan secara efektif antara dosen dan mahasiswa.
and emotional development”, artinya konsep diri, menurut beberapa psikolog merupakan pondasi untuk pengembangan sosial dan emosional. Berk (2012) dan Harter (1998) dalam Woolfok (2004:70), menyatakan bahwa:“In time, children are able to think abstractly about internal processes – beliefts, intentions, values, and motivations. With these development in abstract thinking, then knowledge of self, others, and situations can incorporate more abstract qualities”, artinya pada waktunya, anak-anak mampu berpikir secara abstrak mengenai proses internal mengenai keyakinan, tujuan, nilai, dan motivasi. Dengan pengembangan ini dalam pemikiran yang abstrak, kemudian pengetahuan tentang diri sendiri, orang lain dan situasi dapat menggabungkan kualitas yang lebih abstrak.
sehingga tingkat kepercayaan diri mereka dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam beradaptasi dengan lingkungan dan melakukan public speaking.
Public Speaking merupakan bagian dari implementasi topik Komunikasi Efektif. Pada materi ini diharapkan setiap mahasiswa memiliki kemampuan berbicara untuk menyampaikan ide, dan opini di depan publik. Seperti yang disampaikan oleh Tobing dalam Sirait (2012:48) Public speaking merupakan rumpun keluarga Ilmu Komunikasi di mana kemampuan seseorang untuk dapat berbicara di depan publik, kelompok maupun perseorangan perlu menggunakan strategi, dan teknik yang tepat. Public Speaking menurut Nordquist (www.grammar.about.com: 2012): “is an oral presentation in which a speaker addresses an audience”. Yang maksudnya adalah bahwa sebuah penyampaian secara lisan yang disampaikan oleh seorang pembicara menjelaskan maksud pembicaraannya kepada audiens.
komunikasi lisan secara langsung melalui kontak mata ekspresi wajah, postur tubuh, gerak tubuh, gerak tangan, etika berbicara, pemahaman pembicara dilihat dari penguasaan materi yang dijelaskan melalui penjelasan topik bahasan, tata bahasa, intonasi suara, dan faktor kesengajaan melalui pengucapan. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh River (1970:162) bahwa “Through speaking one can express his ideas, feelings, opinions, emotions and reactions to other person and situation and can influence other person”. Yang artinya bahwa melalui berbicara
seseorang dapat mengekspresikan ide, perasaan, pendapat emosi dan reaksi kepada orang lain dan situasinya dan mempengaruhi orang lain. Lado (1970:240) juga menyatakan bahwa “speaking is described as the ability to express oneself situation, or the ability to report acts, situation in precise words, or the ability to converse, or to express a sequence of ideas”. Pendapat tersebut menyatakan
bahwa berbicara digambarkan sebagai kemampuan untuk mengekspresikan diri situasi, atau kemampuan untuk melaporkan tindakan, situasi dalam kata-kata yang tepat, atau kemampuan untuk berkomunikasi, atau untuk mengekspresikan urutan ide.
berbicara. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Departemen Pendidikan Nasional, 2003:4).
Berdasarkan uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam kegiatan pembelajaran perlu menyediakan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja yang terkait dengan penerapan konsep, kaidah, dan prinsip ilmu yang dipelajari, agar mahasiswa dapat merasakan secara langsung proses pembelajaran. Sebagai sarana penunjang pembelajaran, maka peralatan pembelajaran yang tersedia di kelas harus memiliki ketersediaan fasilitas teknologi komunikasi dan komunikasi dan jaringan internet yang memadai.
mengembangakan kemampuannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Flemming dan Levie dalam Panduan Pengembangan Bahan Ajar berbasis TIK Kementerian Pendidikan Nasional (2010:6) yang menjelaskan pendapatnya tentang penggunaan multimedia dalam pembelajaran bahwa suatu pembelajaran seharusnya menggunakan multimedia agar rangsangan yang diperlukan untuk belajar menjadi lengkap karena telah meliputi rangsangan yang disebabkan oleh penggabungan audio dan visual. Pengembangan media audio visual pembelajaran dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh media tersebut diharapkan dapat menghindari hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam proses pembelajaran. Penggunaan media audio visual memungkinkan untuk digunakan dalam memudahkan proses pembelajaran Pengembangan Pribadi untuk mata kuliah public speaking bagi mahasiswa.
pengetahuan dan pemahaman berdasarkan pengalamannya. Pencapaian kompetensi secara maksimal dilihat berdasarkan pengamatan tingkah laku dalam melaksanakan penugasan, refleksi pembelajaran melalui tes formatif dan tes sumatif dalam mencapai kompetensi kelulusan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Pembelajaran public speaking bertujuan membangun karakter dan kemampuan berpikir mahasiswa. Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang dosen harus melalui tahapan mulai dari mengungkapkan ide, merancang (desain), membuat produk, dan melakukan pengujian. Proses perencanaan pelaksanaan pembelajaran akan sesuai berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, bahwa Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dijabarkan ke dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), dan Tujuan akhir pembelajaran public speaking adalah kemampuan mahasiswa untuk meningkatkan kreatifitas mereka dalam melakukan public speaking dengan memanfaatkan media online . Keterbatasan waktu pembelajaran Pengembangan Pribadi berdampak pada implementasi kurikulum yang belum dilakukan secara utuh terhadap pemahaman mahasiswa. Pemanfaatan media online untuk perkuliahan Pengembangan Pribadi pada pembahasan public speaking sebagai upaya meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam public speaking.
internet. Metode pemanfaatan media online ini dilakukan sebagai usaha untuk menghasilkan suatu produk yang efektif dan dapat digunakan di perguruan tinggi, terutama untuk pembelajaran public speaking. Salah satu pendekatan dalam memahami media online juga dipaparkan oleh Ashadi Siregar (dalam Kurniawan, 2005:20) bahwa ciri-ciri yang melekat pada surat kabar digital adalah: (1) Adanya kecepatan (aktualitas) informasi. (2) Bersifat interaktif, melayani keperluan khalayak secara lebih personal. (3) Memberi peluang bagi setiap pengguna hanya mengambil informasi yang relevan bagi dirinya/dibutuhkan. (4) Kapasitas muatan dapat di perbesar. (5) Informasi yang pernah disediakan tetap tersimpan (tidak terbuang), dapat ditambah kapan saja, dan pengguna dapat mencarinya dengan menggunakan mesin pencari. (6) Tidak ada waktu yang diistimewakan (prime time) karena penyediaan informasi berlangsung tanpa putus, hanya tergantung kapan pengguna mau mengakses.
Berdasarkan pendapat tersebut Media Online dapat digunakan sebagai media ajar mandiri yang dapat diakses mahasiswa melalui internet. Proses pembelajaran dengan pemanfaatan media online dilakukan dengan mengkombinasikan metode penelitian lain sebagai mixed method. Penelitian ini menggabungkan Model ASSURE dalam Model Desain Instruksional Reigeluth pada tahap analisis kebutuhan agar lebih efektif. Efektifitas pemanfaatan media online, dinyatakan oleh Dabaj (2011) bahwa:
communication theories related with education, mass media, group interaction, knowledge and skill differences of users, and the preferences and the use ability of the involved members”.
Berdasarkan alasan tersebut, Pengembangan bahan ajar mandiri melalui Media Online diperlukan untuk peningkatan kemampuan public speaking mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengembangan Pribadi. Komponen pembelajaran pada media online yang digunakan sebagai sarana pembahasan materi public speaking, adalah; (1) Tujuan pembelajaran. (2) Kompetensi Dasar. (3) Indikator pencapaian. (4) Materi ajar. (5) Instruksi penugasan
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah yang diidentifikasi, sebagai berikut:
1. Pembahasan materi secara konvensional memerlukan waktu yang lebih banyak.
2. Kesulitan mahasiswa dalam mempraktekkan public speaking di kelas karena keterbatasan waktu perkuliahan.
3. Kegiatan praktik public speaking dilakukan dengan teknik sebagian mahasiswa melakukan praktik sedang yang lain menunggu waktu berikutnya menyebabkan kondisi belajar menjadi kurang kondusif
1.3. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu dan pendanaan serta untuk lebih mendalami penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada:
1. Analisis potensi dan kondisi pembelajaran sebagai dasar pemilihan media pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.
2. Perencanaan pembelajaran dalam upaya mewujudkan pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik.
3. Pemanfaatan dan pengembangan media pembelajaran berupa web blog secara online untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4. Pemanfaatan dan pengembangan media pembelajaran yang mendorong kemandirian dan inisiatif belajar mahasiswa dalam melaksanakan kerja praktik untuk menilai efisiensi dan daya tarik belajar mahasiswa melalui peningkatan peran aktifnya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. 5. Pemanfaatan dan pengembangan media pembelajaran ditujukan untuk
meningkatkan efektifitas belajar mahasiswa secara mandiri.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah potensi dan kondisi pembelajaran materi public speaking
2. Bagaimanakah proses merancang media web blog untuk pembelajaran public speaking untuk mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung?
3. Seperti apakah hasil rancangan media online untuk pembelajaran public speaking untuk mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung?
4. Apakah pemanfaatan dan pengembangan media online dapat meningkatkan efektifitas belajar secara mandiri dalam meningkatkan kemampuan public speaking mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung? 5. Apakah pemanfaatan dan pengembangan media online dapat
meningkatkan efisiensi waktu belajar dalam meningkatkan kemampuan public speaking mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Analisis potensi dan kondisi pembelajaran materi public speaking mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung.
2. Mendiskripsikan proses perancangan media Web Blog untuk materi public speaking untuk mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung.
3. Menghasilkan pengembangan media online berupa web blog dalam pengelolaan kelas melalui pemanfaatan teknologi pembelajaran mandiri berupa media audio visual untuk materi public speaking pada mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung. 4. Menganalisis efektifitas produk bagi mahasiswa yang mengambil mata
kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung.
5. Menganalisis efisiensi produk bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung.
1.6. Kegunaan Penelitian
Setiap penelitian minimal memiliki manfaat atau kegunaan secara teoritis maupun praktis.
1.6.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan konsep-konsep atau teori-teori yang berkaitan dengan teknologi pendidikan, khususnya pada kawasan Desain dan Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran berbasis internet.
1.6.2. Manfaat Praktis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak yang berkepentingan, diantaranya:
1. Sebagai alternatif media ajar berupa media pembelajaran public speaking berbasis internet sebagai media belajar mandiri bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung
2. Pengelolaan kelas melalui pemanfaatan dan pengembangan teknologi pembelajaran dalam pembelajaran berupa media audio visual.
4. Meningkatkan efektifitas pembelajaran public speaking bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung.
5. Sebagai masukan bagi dosen dalam usaha meningkatkan kompetensi pedagogiknya, sehingga lebih baik dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dengan bantuan media online melalui web blog sebagai media penyampaian materi pembelajaran.
6. Sebagai masukan bagi kampus dalam memberikan pertimbangan dan pembinaan dalam mengembangkan pembelajaran dan media pengajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran.
1.7. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan
Penelitian ini dilakukan dalam kawasan Pemanfaatan dan Pengembangan Teknologi Pendidikan. Penelitian ditujukan untuk menghasilkan rancangan pelaksanaan perkuliahan Public Speaking bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi Teknokrat Bandarlampung. Spesifikasi produk yang dihasilkan berupa:
1. Bahan ajar berbentuk video yang dapat diakses melalui internet secara online.
2. Materi ini berbentuk bahan Penuntun Praktikum sebagai acuan praktik untuk latihan dan demonstrasi di kelas.
4. Perangkat pembelajaran, berupa Silabus dan SAP (Satuan Acara Perkuliahan) Panduan Praktik Public Speaking.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Teori Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan kegiatan aktif mahasiswa dalam membangun makna atau pemahamannya. Mayer dalam Karwono dan Mularsih (2010:2) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif permanen pada pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman. Selanjutnya Sardiman (2004:21) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan demikian belajar merupakan perubahan pengetahuan atau tingkah laku seseorang pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil pengalamannya.
bahwa pengetahuan dan pemahaman tidaklah diperoleh secara pasif akan tetapi dengan cara yang aktif melalui pengalaman personal dan aktivitas eksperimental. (Rusman, dkk., 2011:35). Berdasarkan pendapat tersebut mahasiswa harus aktif dalam menemukan informasi yang mereka perlukan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, proses belajar dan pembelajaran yang terjadi di lingkungan pendidikan menuntut setiap pebelajar harus terlibat secara aktif dan menjadi pusat kegiatan belajar dan pembelajaran di kelas (Slavin, 2000:256). Untuk itu perlu dilakukan upaya untuk memudahkan mahasiswa dalam menerapkan pengetahuan yang mereka pelajari pada kegiatan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Media pembelajaran merupakan komponen instruksional yang meliputi pesan, orang, dan peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam dunia pendidikan (misalnya teori/konsep baru dan teknologi), media pendidikan (pembelajaran) terus mengalami perkembangan dan tampil dalam berbagai jenis dan format, dengan masing-masing ciri dan kemampuannya sendiri. Dari sinilah kemudian timbul usaha-usaha untuk melakukan klasifikasi atau pengelompokan media, yang mengarah kepada pembuatan taksonomi media pendidikan/ pembelajaran. Usaha-usaha ke arah taksonomi media tersebut telah dilakukan oleh beberapa ahli. Dengan demikian, media menurut Bretz (1972) dikelompokkan menjasi 8 kategori: 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media audio semi gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media semi gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak.
Gambar 2. 1. Kerucut pengalaman Dale (Departemen Pendidikan Nasional, 2003: 13)
Cronbach dalam Sardiman (2005:20) mendefenisikan belajar sebagai berikut: “Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”. “Belajar ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman”. Spears
dalam Sardiman (2005: 20) memberikan batasan bahwa “Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction”. “Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri,
mendengarkan, mengikuti arahan”. Geoch dalam Sardiman (2005:20)
menyatakan “Learning is a change in performance as a result of practice”. “ Belajar adalah perubahan dalam unjuk kerja sebagai hasil praktek”. Berdasarkan ketiga definisi di atas, dapat dijelaskan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau unjuk kerja melalui serangkaian kegiatan seperti membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan mencoba.
2.2. Karakteristik Mata Kuliah Pengembangan Pribadi
Berdasarkan penjelasan tersebut pengembangan diri merupakan bentuk usaha dalam membentuk aktualisasi diri yaitu proses untuk mewujudkan dirinya yang terbaik sejalan dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Juga dipaparkan bahwa:
Pengembangan diri (Self Development) merupakan program dasar yang bersinergi atau digabungkan dengan Program Pengembangan Pribadi yang seyogyanya diikuti oleh peserta didik agar lebih mampu menggali potensi diri, mengembangkan keterampilan, mengembangkan bakat yang dimiliki, dan mengembangkan wacana serta mewujudkan impian-impian, meningkatkan rasa percaya diri, menjadi kuat dalam menghadapi cobaan, dan menjalani hubungan yang baik dengan sesamanya (Depdiknas, 2006:7)
Karena pentingnya pengembangan pribadi, pada kurikulum perguruan tinggi pun dijelaskan bahwa calon mahasiswa yang baik memiliki beberapa indikator, tidak hanya nilai kelulusan yang baik, namun terlebih penting adalah adanya sikap dan motivasi belajar yang memadai (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2008). Juga dipaparkan dalam Kepmendiknas No. 232/U/2000 disebutkan bahwa:
Kurikulum terdiri atas Kurikulum Inti dan kurikulum Institusional yang terdiri atas kelompok-kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK), Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB), Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB), serta Mata Kuliah Berkehidupan Bersama (MBB) (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2008).
Pada SK Mendiknas No. 045/U/2002, dijelaskan bahwa:
sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2008).
Kepmendiknas RI 232/U/2000 Tentang Pedoman Penyusunan KurikulumPendidikan Tinggi Dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa Bab II Pasal 3 ayat (2) menyatakan bahwa:
Program sarjana diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki kualifikasi sebagai berikut; Menguasai dasar-dasar ilmiah dan ketrampilan dalam bidang keahlian tertentu sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan keahliannya; Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata kehidupan bersama; Mampu bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri berkarya di bidang keahliannya maupun dalam berkehidupan bersama di masyarakat; Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian yang merupakan keahliannya dan Kurikulum Perguruan Tinggi Teknokrat bahwa Pengembangan Pribadi merupakan mata kuliah yang melatih mahasiswa untuk memiliki karakter positif, sehingga mampu bersaing dalam dunia bisnis dan mampu beradaptasi dalam lingkungan sosial.
seseorang, bagaimana seseorang berkembang sesuai dengan kepribadian dan fungsi sosialnya. Mahasiswa dilatih bagaimana meningkatkan kemampuan dirinya dan kepercayaan diri serta memiliki citra diri yang profesional.
Materi yang diberikan pada perkuliahan ini adalah sebagai berikut:
1. Citra Profesional, diberikan dalam 3 kali pertemuan, dengan bahasan: a. Kesan Pertama (First Impression)
b. Inner and Outer Beauty c. Wiraga
2. Tata Krama Pergaulan Bisnis, diberikan dalam 2 kali pertemuan, dengan bahasan:
a. Tata Krama Pergaulan di lingkungan Keluarga dan Sosial b. Tata Krama Pergaulan Bisnis
3. Pengembangan Diri, diberikan dalam 3 kali pertemuan, dengan bahasan: a. Kepribadian
b. Pengembangan Diri c. Sikap dan Motivasi
4. Komunikasi Efektif, diberikan dalam 2 kali pertemuan, dengan bahasan: a. Komunikasi
b. Media Komunikasi c. Berbicara Efektif
b. Teknik pembuatan bahan presentasi
6. Konsep Dasar Pelayanan, diberikan dalam 2 kali pertemuan, dengan bahasan:
a. Customer Service b. Etiket Pelayanan
7. Sukses Berkarir di Era Globalisasi, diberikan dalam 1 kali pertemuan, dengan bahasan:
a. Pengembangan Karir
2.3. Desain Pesan Dalam Pembelajaran
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa:
Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Komponen pendidikan berarti bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil dan tidaknya atau ada dan tidaknya proses pendidikan melaui interaksi dan hubungan antar komponen input, proses dan output serta lingkungan luar yang mempengaruhinya.
Perpaduan antara sejumlah komponen yang masing-masing mempunyai fungsi sendiri, namun saling berkaitan untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu lingkungan yang komplek, menurut Miarso, (2007:250) merupakan suatu Sistem. Ciri-ciri sistem tersebut terdiri dari: (1) tujuan yang telah ditentukan; (2) adanya komponen; (3) adanya keterpaduan antara semua komponen; (4) adanya keterbukaan; (5) terjadinya transformasi; (6) adanya mekanisme kendali yang mengatur kekompakan fungsi masing-masing-masing komponen.
Proses pembelajaran bertujuan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Tujuan tersebut akan tercapai melalui penggunaan metode dan media yang disesuaikan dengan situasi pembelajaran sehingga dapat membantu mahasiswa dalam menempuh proses belajar. Evaluasi dilakukan sebagai bentuk penilaian kualitas kinerja dari sebuah sistem pembelajaran dan hasilnya berupa informasi yang dapat digunakan sebagai umpan balik untuk memperbaiki kinerja sistem pembelajaran. Untuk itu, proses pembelajaran perlu dirancang secara sistematik dan sistemik. Kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh dosen harus dikondisikan secara tepat dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar sehingga tercipta lingkungan belajar yang mendukung untuk membantu mahasiswa mengerti dan memahami apa yang mereka pelajari. Variabel penting yang dijadikan dasar sebagai indikator daya tarik adalah penghargaan dan keinginan lebih, sehingga titik awal kemenarikan pembelajaran dapat diciptakan melalui pengorganisasian, penyampaian, dan pengelolaan pembelajaran (Degeng, 1989:176).
2.4. Pembelajaran yang Efektif
mahasiswa memiliki potensi untuk mencapai kompetensi sesuai pengalaman belajar yang relevan dengan keunikan masing-masing karakteristik individual. Keunikan setiap orang yang memiliki keragaman karakteristik, namun menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003:12) mereka memiliki kesamaan karena sama-sama memiliki: sikap ingin tahu (curiosity) sikap kreatif (creativity), sikap sebagai pelajar aktif (active learner), dan sikap sebagai seorang pengambil keputusan (decision maker). Tangung jawab dosen untuk menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar melalui perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran disesuaikan dengan suasana yang memungkinkan setiap mahasiswa memperoleh peluang sama untuk menunjukkan dan mengembangkan potensinya.
praktik yang relevan. (8) Menyediakan umpan balik yang konstruktif, terus menerus dan tepat waktu. Degeng (1989: 174) menyatakan bahwa cara lain untuk mengukur tingkat efesiensi pembelajaran adalah membandingkan jumlah siswa yang memanfaatkan media dalam kurun waktu tertentu.
Dengan demikian, dalam mengelola kegiatan pembelajaran, dosen perlu merencanakan tugas dan alat belajar yang menantang, pemberian umpan balik, dan penyediaan program penilaian yang memungkinkan semua mahasiswa mampu unjuk kemampuan/mendemonstrasikan kinerja (performance) sebagai hasil belajar. Melalui praktik langsung mahasiswa dapat melakukan penemuan-penemuan yang berkaitan dengan materi kuliah yang kemudian dihayati dan diolah sehingga menghasilkan suatu konsep yang matang terhadap materi tersebut. Keterbatasan sarana pembelajaran dapat menjadi kendala untuk mahasiswa dalam memaksimalkan hasil belajarnya. Pemanfaatan media online pada perkuliahan Public Speaking dapat dijadikan alternatif pemanfaatan media pembelajaran yang membantu membangun imajinasi siswa dalam menerapkan ide menjadi sebuah nyata melalui pengalaman belajarnya.
2.5. Konsep TeachingSpeaking, Public Speaking, dan Indikator
dan kemampuan dari anak didik. Salah satunya dengan pembelajaran pendidikan karakter berbasis potensi diri melalui public speaking pada Mata Kuliah Pengembangan Pribadi.
Morozova (http://translationjournal.net:2014) menyatakan:
Speaking is one of the most important skills to be developed and enhanced as means of effective communication. Speaking is considered to be one of the four macro skills necessary for effective communication in any language according to most research, particularly when speakers are not using their mother tongue.
Berbicara adalah salah satu keterampilan yang paling penting untuk dikembangkan dan ditingkatkan sebagai sarana komunikasi yang efektif. Berbicara dianggap sebagai salah satu dari empat keterampilan makro yang diperlukan untuk komunikasi yang efektif dalam bahasa apapun menurut sebagian besar penelitian, terutama bila speaker tidak menggunakan bahasa ibu mereka.
lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara. Bashir, dkk. (2011:38) menyatakan bahwa “Speaking is productive skill in the oral mode. It is like the other skills, is more complicated than it seems at first and involves more than just pronouncing words.” Berbicara merupakan keterampilan produktif dalam bentuk ucapan. Seperti halnya keterampilan yang lain, bahwa lebih rumit daripada yang terlihat pada awalnya dan melibatkan lebih dari hanya sekaedar mengucapkan kata.
Arsjad dan Mukti U.S. (1993:17) mengemukakan bahwa untuk menjadi pembicara yang baik, seorang pembicara harus menguasai masalah yang sedang dibicarakan, dan harus berbicara dengan jelas dan tepat. Beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh pembicara untuk keefektifan berbicara adalah faktor kebahasaan dan nonkebahasaan. Faktor kebahasaan yang menunjang keefektifan berbicara, meliputi ketepatan ucapan, penempatan tekanan, nada sandi, dan durasi yang sesuai, pilihan kata, dan ketepatan sasaran kebahasaan. Faktor - faktor non-kebahasaan meliputi; sikap yang wajar, tenang dan tidak kaku, pandangan harus diarahkan pada lawan bicara, kesediaan menghargai pendapat orang lain, gerak gerik dan mimik yang tepat, kenyaringan suara, kelancaran, relevansi atau penalaran, dan penguasaan topik.
Berdasarkan pendapat tersebut, seorang pembicara harus memiliki kemampuan dalam merencanakan topik yang akan menjadi pembahasan, menguasi materi yang akan disampaikan, mengetahui tujuan dan arah pembicaraan, memahami dan dapat mengelola reaksi emosional audiens, mengetahui latar belakang audiens yang menjadi pendengarnya, dan mampu memanfaatkan media yang ada, sehingga topik atau materi yang disampaikan dapat dipahami dan dimengerti oleh audiens. Seorang pembicara juga harus memiliki penampilan yang meyakinkan untuk menarik perhatian audiens bahwa si pembicara memiliki kepribadian yang menarik dan dapat dipercaya.
Keterampilan berbicara juga harus dilatih dan dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan berbicara pada mahasiwa. Hal ini juga dinayatakan oleh Morozova (www.translationjournal.net:2014) bahwa:
Classroom interaction is also necessary and useful as an educational strategy to enhance speaking skills. The role of interaction in a classroom context in enhancing speaking skills comes from the understanding of its main types: teacher-learner interaction and learner-learner interaction, where negotiation of meaning and the provision of feedback are highlighted. Classroom interaction involves verbal exchanges between learners and teachers. Teachers should know that the learners need to do most of the talk to activate their speaking, since speaking skills require practice and exposure.
pelajar-pelajar, di mana negosiasi makna dan penyediaan umpan balik yang disorot. Interaksi kelas melibatkan pertukaran verbal antara peserta didik dan guru. Guru harus tahu bahwa peserta didik perlu melakukan sebagian besar pembicaraan untuk mengaktifkan berbicara mereka, karena keterampilan berbicara membutuhkan latihan dan eksposur.
Berdasarkan pernyataan tersebut, keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang harus dilatih dan diajarkan sehingga kemampuan dan kompetensi mahasiswa dapat terus meningkat. Dalam pelaksanaan pembelajaran public sepaking diperlukan teknik dan strategi pembelajaran yang efektif, hal ini juga dinyatakan oleh Fry, dkk. (2003:3) bahwa: “effective teaching (and supervision, assessment, planning and so on) has to be predicated on an understanding of how students learn; the objective of the activities is to bring about learning, and there has to be insight and knowledge about learners’ needs for teaching to be successful”. Yang
dapat diartikan bahwa pengajaran yang efektif (dan pengawasan, penilaian, perencanaan dan sebagainya) harus didasarkan pada pemahaman tentang bagaimana siswa belajar; tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membawa pembelajaran, dan harus ada wawasan dan pengetahuan tentang kebutuhan peserta didik untuk mengajar untuk menjadi sukses.
Menurut Mezirow (1991) dalam Fry, dkk. (2003:10) bahwa
“
v
ery frequentlypre-existing knowledge of their learners”. Seringkali belajar dipikirkan dalam hal hanya menambahkan lebih banyak pengetahuan, sedangkan guru harus mempertimbangkan juga bagaimana membawa perubahan atau transformasi pengetahuan yang sudah ada peserta didik mereka. Berdasarkan pendapat tersebut, pembelajaran keterampilan berbicara harus disesuaikan dengan kondisi si pemelajar yang dalam hal ini adalah mahasiswa. Untuk itu strategi yang digunakan adalah strategi pembelajaran andragogi, yaitu pembelajaran orang dewasa sesuai dengan pendapat Knowles (1980:43) yang menyatakan “... andragogy is the art and science of helping adult of learning, in contrast to pedagogy as the art of science of teaching children”.
Dalam Hong Phuc (2010), menurut Chaney (1998:13) dalam menyatakan bahwa “speaking is the process of building and sharing meaning through the use of
verbal or non-verbal symbols in a variety of contexts”. Berbicara merupakan proses membangun dan berbagi makna melalui penggunaan simbol-simbol verbal atau non-verbal dalam berbagai konteks. Menurut Nunan (2003:48) bahwa “speaking is the productive oral skill. It consists of producing systematic verbal
Salah satu bentuk penerapan keterampilan berbicara adalah public speaking. Public Speaking merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pembicara yang ditujukan pada audiens dan memerlukan keahlian serta keterampilan berbicara. Hal ini juga dinyatakan oleh Ianfaria (www.businessgyan.com:2008) yang menyatakan bahwa:
Some experts believe that less than 2% of the world's population can speak effectively in public. I am of the opinion that Public Speaking is a skill that can be easily learned, and I comfortably train people to overcome this fear in a two day workshop. But one of the things that is not so easy to master is how a public speaker can read the audience. After all, Public Speaking is a two way communication.
Yang dapat diartikan bahwa beberapa ahli percaya bahwa kurang dari 2% dari populasi dunia dapat berbicara secara efektif di depan umum. Public Speaking adalah keterampilan yang dapat dengan mudah dipelajari. Tapi satu hal yang tidak begitu mudah untuk menguasai adalah bagaimana seorang pembicara publik dapat membaca penonton, Public Speaking adalah komunikasi dua arah.
Dalam penilaian public speaking, ada indikator yang harus dipertimbangkan sebagai keberhasilan public speaking itu sendiri. Ianfaria (www.businessgyan.com:2008) membagi ke dalam tiga kategori; Macro Level Indicators, Micro Level Indicators, dan Others Indicators, yang dijelaskan pada matrik tabel berikut:
Tabel 2. 1. Indikator Public Speaking - Ianfaria (www.businessgyan.com:2008)
Macro Level Indicators
speaker and are not observing the speaker sideways, then it is good sign for the speaker. If they are leaning forward rather than leaning back, then this too is amplifying the interest in the speech.
HEAD POSITION: The tilt of the head, and how the audience looks at the speaker is indicative of how they are receiving the message being delivered. If the head is tilted and is not moving much, then it is not a good sign. However, if the head is held upright and is nodding frequently, it is a sign that the message is not only being received well, but is being agreed to. If the head is shifting and moving around a lot, then the listener is distracted, and not focused on the speaker.
ARMS: Arms folded across the body are not a positive indicator for a speaker. This is a closed body posture, and shows that the listener may not be open to the message. However, the temperature in the room should also be noted. If it is cold, then there is a tendency for people to cross their arms in front of the body, more to maintain body heat, and this gesture may then not be too conclusive. However, if people are open in arm positioning and are showing the other positive signs indicated above, then it is a welcome sign for the speaker.
MOVEMENT: If people are fidgety and not comfortable, it may be because of the length of time that they have been sitting, or the design of the chairs. However if they are sitting for only a short while, and they are still fidgeting, it is an indication that the speech is not going down well with them. If people are leaving the room, looking at their watches, or making other moves at frequent intervals, then the speaker needs to do something to get their attention focused again.
Micro Level Indicators FACIAL
EXPRESSIONS
The brow and the eyes and the mouth are where the subtle messages give the mind of the listeners away.
1. The brow is used to show surprise when the eyebrows go up suddenly. If they are scrunched, then it is indicative of uncertainty, or apprehension depending on the other signals. If one eyebrow is up and the other is normal, then please note that the listener is not too convinced about what is being said, and is even naughtily indicating this to you
2. The eyes, when they can be observed are the windows to the soul. If the speaker is following every move of the speaker, then it is a clear sign that there is a strong connection that is established with the listener. It is a joy for the speaker to note that the eyes are looking expectantly at the speaker and are clinging on to every word. I enjoy watching the eyebrows of the listeners as this region of the face is difficult to mask, and gives the best indications of what is happening in the mind.
Others Indicators
If people are making frequent notes, asking questions from time to time, and are fixed to their seats right through your speech, then you have done an amazing job and will be called back to speak at some future date.
However, if people are not even listening to you, and are chit-chatting or passing comments from time to time, that are not very flattering, or positive, then you may need to do something like - change tack, or move to an early close.
Berdasarkan matrik diatas, dapat dimaksudkan bahwa menurut Ianfaria (www.businessgyan.com:2008), ada tiga level indikator yang menunjukkan keberhasilan Public Speaking, yaitu: Macro Level Indicators (Indikator Secara Makro), Micro Level Indicators (Indikator Secara Mikro), dan Others Indicators (Indikator Lainnya). Dijelaskan bahwa penentu keberhasilan Public Speaking berdasarkan ketiga aspek tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel.2.2. Penjelasan Indikator Public Speaking – Ianfaria (www.businessgyan.com:2008)
Macro Level Indicators (Indikator Secara Makro)
POSTUR Bagaimana orang duduk dan bagaimana mereka mengatur tubuh adalah indikator yang jelas bahwa mereka tertarik pada pembicara. Jika mereka hanya memperhatikan pembicara bukan hal lainnya, merupakan pertanda baik bagi si pembicara.
Jika mereka lebih mencondongkan tubuh ke depan daripada ke belakang, hal ini juga memperjelas bahwa mereka tertarik pada apa yang disampaikan.
POSISI KEPALA Kemiringan kepala, dan bagaimana audiens menatap pembicara merupakan indikasi bagaimana mereka menerima pesan yang disampaikan.
Jika kepala dimiringkan dan tidak bergerak terlalu sering, hal itu merupakan pertanda yang tidak baik.
Sebaliknya, jika kepala mengarah ke depan dan mengangguk sesering mungkin, hal itu merupakan tanda bahwa pesan yang disampaikan tidak hanya diterima dengan baik, tetapi juga disetujui.
LENGAN Lengan yang menyilang di depan tubuh bukanlah indikator yang positif untuk pebicara. Hal ini merupakan posisi menutup diri, dan menunjukkan bahwa pendengar mungkin tidak mau menerima pesan yang disampaikan. Bagaimanapun, tmperatur ruangan seharusanya juga menjadi perhatian. Jika kondisi dingin, ada kemcenderungan orang untuk menyilangkan tangan, berusaha untuk menjaga kehangatan tubuh, dan sikap ini tidak terlalu meyakinkan.
Sebaliknya, jika audiens melakukan dengan posisi lengan yang terbuka dan menunjukkan tanda-tanda yang lebih positif mengindikasikan bahwa itu adalah tanda penerimaan bagi pembicara.
GERAK Jika audiens gelisah dan tidak merasa nyaman, hal ini mungkin disebabkan oleh panjangnya waktu mereka duduk, atau posisi tempat duduk.
Bagaimanapun, jika mereka duduk hanya sebentar, dan mereka masih tampak resah, hal ini menunjukkan bahwa penyampaian tidak berlangsung dengan baik bagi mereka.
Jika mereka meninggalkan ruangan, menatap jam tangan mereka, atau membuat gerakan lain terlalu sering, pembicara harus melakukan sesuatu untuk menarik perhatian audiensnya kembali untuk fokus.
Micro Level Indicators (Indikator Secara Mikro)
EKSPRESI WAJAH
Alis, mata, dan mulut merupakan hal yang menunjukkn pemahaman pendengar
1. Dahi digunakan untuk menampilkan kejutan ketika alis naik tiba-tiba. Jika mereka mengernyitn, maka itu merupakan indikasi ketidakpastian, atau kecemasan yang tergantung pada sinyal lain. Jika salah satu alis naik dan yang lainnya normal, maka perlu diketahui bahwa pendengar tidak terlalu yakin tentang apa yang dikatakan, dan bahkan nakalnya hal ini mengarah kepada Anda. 2. Mata, ketika mereka dapat diamati adalah jendela jiwa. Jika
pembicara mengikuti setiap gerakan dari pembicara, maka itu merupakan tanda yang jelas bahwa ada hubungan yang kuat yang dibangun dengan pendengar. Ini adalah kebahagiaan bagi pembicara untuk diperhatikan bahwa mata yang nampak penuh harap pada pembicara dan menempel pada setiap kata. Saya menikmati melihat alis para pendengar karena daerah ini merupakan hal yang sulit untuk ditutupi, dan memberikan indikasi terbaik dari apa yang terjadi di pikiran.
3. Mulut selalu perlu perhatian. Jika bibir mengerucut erat, mungkin menunjukkan bahwa ada penolakan yang keras dengan apa yang dikatakan. Jika mulut tersenyum, maka pembicara dapat yakin bahwa pesan tersebut diterima. Jika bibir diputar sedikit ke bawah, kemudian, bergantung pada indikator wajah lainnya, bisa diperkirakan bahwa pendengar skeptis, atau tidak bahagia dengan apa yang dikatakan. Jika pendengar tertawa sepenuh hati, maka pembicara tahu bahwa semua hambatan perlawanan telah dihancurkan setidaknya untuk saat ini.
Others Indicators (Indikator Lainnya)