ANALISIS KELAYAKAN USAHA MAKANAN
TRADISIONAL PEPES
TUGAS AKHIR
Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Industri
Oleh:
Winda Octaviany NIM. 1.03.08.010
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
iv
ANALISIS KELAYAKAN USAHA MAKANAN TRADISIONAL
PEPES
Oleh:
Nama : Winda Octaviany NIM : 1.03.08.010
Berbagai usaha kuliner pada saat ini sedang menjamur dimana-mana dan sangat bervariasi dari makanan modern, tradisional sampai makanan internasional. Salah satu jenis makanan tradisional yaitu makanan pepes. Pepes merupakan makanan tradisional Indonesia yang khas dari tatar sunda, yaitu cara mengolah bahan makanan dengan menggunakan daun pisang kemudian dikukus atau dibakar hingga matang, biasanya makanan yang dipepes itu adalah ikan. Pepes disajikan dengan nasi dan makanan lain seperti sambal dan lalab, pepes ini sangat di gemari oleh masyarakat yang menyukai makanan tradisional.
Studi kelayakan perlu dilakukan untuk mengetahui layak atau tidaknya sebuah usaha. Penilaian untuk melakukan kelayakan harus didasarkan pada beberapa aspek. Aspek-aspek yang perlu dikaji dalam analisis kelayakan ini adalah aspek pasar, aspek teknik, aspek hukum dan aspek finansial.
Berdasarkan hasil dari studi kelayakan bisnis, pendirian usaha dapat dikatakan layak jika semua aspek telah diuji. Dari segmentasi pasar usaha pepes ini dapat dilihat dari aspek demografis dan perilaku karena dapat dikonsumsi oleh remaja, dewasa dan orangtua dan pepes ini mendapat respon yang baik di masyarakat karena rasanya yang enak. Dari aspek teknik, usaha pepes ini memiliki distribusi yang bagus karena dapat langsung sampai ke konsumen dari pembuatnya langsung. Dari aspek hukum usaha pepes ini perizinannya sudah memenuhi kriteria yaitu mempunyai izin dari kelurahan. Dari aspek finansial dengan NPV sebesar Rp. 15.028.743, IRR 81% serta payback periode 3,6 bulan.
Setelah dilakukan analisis dari aspek-aspek yang ada dalam studi kelayakan bisnis, yaitu aspek pasar, aspek teknik, aspek hukum dan aspek finansial usaha pepes ini dikatakan layak untuk didirikan.
ABSTRACT
FEASIBILITY ANALYSIS OF TRADITIONAL FOOD PEPES
By:
Name : Winda Octaviany NIM : 1.03.08.010
Various culinary business is currently mushrooming everywhere and varies greatly from modern foods, traditional and international food. One of the traditional foods cuisine pepes. Pepes is a traditional Indonesian food that is typical of Sunda, ie how to process food using banana leaves and then steamed or baked until done, usually food in the pepes it's fish. Pepes served with rice and other foods such as chili and lalab, is pepes by people who enjoy doing like traditional food.
The feasibility study needs to be done to determine whether or not a business. To do a feasibility assessment should be based on some aspect of. Aspects that need to be studied in this feasibility analysis is an aspect of the market, technical, legal and financial aspects.
Based on the results of the feasibility study, business establishment can be said to be feasible if all the aspects have been tested. From the business market segmentation can be seen pepes demographic and behavioral aspects as it can be consumed by teens, adults and parents and spiced it got a good response in the community because it tastes good. From the technical aspect, the business has distribution pepes good as it can get to the consumer directly from the manufacturer directly. From the legal aspect of this spiced business licenses already meet the criteria have the permission of the village. Financial aspects of the NPV of Rp. 15,028,743, 81% IRR and payback period of 3.6 months.
After the analysis of aspects in the feasibility study, the market aspect, technical, legal and financial aspects of the business pepes it is feasible to set up
.
v
Puji dan syukur Kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah--Nya yang telah melimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini.
Laporan Tugas Akhir yang diberi judul “Analisis Kelayakan Usaha Makanan Tradisional Pepes” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia Bandung.
Dalam kesempatan ini penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan yang telah dilakukan dalam penyelesaian laporan tugas akhir ini, baik dalam hal penyajian isi materi maupun dalam sistematika penyusunannya. Oleh karena itu penulis sangat menghargai kritik dan saran yang bersifat membangun mengenai kekurangan yang ada untuk memperbaiki dan menyempurnakan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan, serta nasihat yang paling berharga dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
2. Mamah dan Papah tercinta yang telah mendidik penulis dari sejak sejak lahir, awal sekolah hingga menjadi sarjana dan selalu memberikan dukungan material, serta do’anya (Makasih mama papa?! :’) winda sayaaang banget sama mama papa ) kepada penulis semoga mamah dan papah selalu diberikan kesehatan dan umur panjang oleh Allah SWT, semoga penulis dapat segera membalas dan membahagiakan mamah dan papah setelah lulus nanti. Kedua
kakakku Teteh Ernie dan A’ferry yang sangat penulis sayangi dan cintai terima
vi
3. Bapak I Made Aryantha A., MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Komputer Indonesia dan selaku dosen wali penulis.
4. Ibu Julian Robecca, MT. Selaku Koordinator Tugas Akhir.
5. Bapak Agus Riyanto, MT. Selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penulisan Laporan Tugas Akhir ini. 6. Seluruh staf dosen Jurusan Teknik Industri yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan wawasan yang berguna bagi penulis dapatkan.
7. Teman-teman 08-TI-1 yang selalu kompak dan saling mendukung. Rio (Bang Rio), Chandra, Adi T, Daus yang udah selesai duluan TA nya.. kita wisuda bareng uy.. temen seperjuangan yang TA nya nyusul Nandes, Arga, Deari, Adi, Rizki (Bang iki) kita wisuda bareng juga.. . Buat Usep makasih juga walaupun kita ga lulus bareng tapi harus tetep semangat . Makasih ya selama 4 tahun ini kita bareng-bareng kompak terus, ga akan lupa masa-masa waktu kuliah dulu apalagi praktikum pada nginep dirumah aku (Kangen). Walaupun aku cuman seorang cewenya tapi kalian bener-bener baik udah kaya saudara n kaya kakak sendiri..
8. Untuk Wicky selaku pacar penulis yang selalu mendukung penulis dan selalu ada menemani penulis setiap saat dari kuliah sampai tugas akhir ini selesai (makasih yank?!).
9. Dan untuk semua pihak yang tidak bisa disebut satu-persatu, yang telah membantu penulis dalam menyusun Laporan Tugas Akhir, penulis ucapkan terima kasih banyak.
vii
Bandung, Agustus 2012
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xii
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Pembatasan Masalah ... 3
1.5 Sistematika Penulisan ... 4
1.6 Asumsi ... 4
Bab 2 Landasan Teori 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis ... 5
2.1.1 Pengertian Bisnis dan perusahaan ... 5
2.1.2 Studi Kelayakan Proyek ... 6
2.1.3 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis ... 7
2.2 Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis... 8
2.3 Tahapan Studi Kelayakan ... 11
2.4 Aspek Pasar ... 12
2.4.1 Pengertian Pasar ... 12
2.4.2 Bentuk Pasar ... 13
2.5 Aspek Pemasaran ... 15
ix
2.6 Aspek Teknik ... 17
2.6.1 Perencanaan Produk ... 17
2.6.2 Perencanaan Kapasitas ... 17
2.6.3 Perencanaan Proses dan Fasilitas ... 18
2.6.4 Penentuan Lokasi ... 18
2.7 Aspek Hukum ... 19
2.7.1 Bentuk Badan Usaha ... 19
2.7.2 Identitas Pelaksana Bisnis ... 21
2.7.3 Peraturan dan Perundangan ... 21
2.8 Aspek finansial ... 21
2.8.1 Perhitungan Investasi dan Depresiasi ... 21
2.8.2 Biaya Bahan ... 22
2.8.3 Biaya Tenaga Kerja ... 22
2.8.4 Harga Pokok Penjualan (COGS) ... 22
2.8.5 Rugi Laba (Income Statement) ... 23
2.8.6 Cash flow ... 23
2.8.7 Neraca (Balance Sheet) ... 24
2.8.8 Pay Back Periode ... 24
2.8.9 Internal Rate of Return (IRR) ... 24
2.8.10 Net Present Value (NPV) ... 25
2.8.11 Minimum Attractive Rate of Return (MARR) ... 25
2.9 Definisi Home Industri ... 26
Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah ... 27
3.2 Langkah-langkah Pemecahan Masalah ... 28
Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data 4.1 Pengumpulan Data ... 30
4.1.1 Aspek Pasar ... 30
x
4.1.2 Aspek Teknik ... 36
4.1.2.1 Peralatan dan Bahan Baku ... 36
4.1.3 Aspek Hukum ... 38
4.1.4 Aspek Finansial ... 38
4.2 Pengolahan Data... 39
4.2.1 Analisis Aspek Pasar ... 39
4.2.2 Analisis Aspek Teknik ... 41
4.2.3 Analisis Aspek Hukum ... 49
4.2.4 Analisis Aspek Finansial ... 50
4.2.4.1 Investasi dan Depresiasi ... 50
4.2.4.2 Biaya Tenaga Kerja ... 51
4.2.4.3 Laporan Neraca... 51
4.2.4.4 Laporan Laba Rugi ... 52
4.2.4.5 Cash Flow ... 56
4.2.4.6 Minimum Attractive Rate of Return (MARR) ... 58
4.2.4.7 Net Present Value (NVP) ... 58
4.2.4.8 Internal Rate of Return (IRR) ... 59
4.2.4.9 Payback Periode ... 59
Bab 5 Analisis 5.1 Analisis Aspek ... 61
5.1.1 Analisis Aspek Pasar ... 61
5.1.2 Analisis Aspek Teknik ... 61
5.1.3Analisis Aspek Hukum ... 61
5.1.4Analisis Aspek Finansial ... 61
5.2 Analisis Keseluruhan ... 62
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Aspek ... 63
6.1.1Kesimpulan Tiap Aspek ... 63
6.1.2Kesimpulan Keseluruhan ... 64
xi
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Usia ... 30
Tabel 4.2 Data Jenis Kelamin ... 30
Tabel 4.3 Data Pekerjaan ... 31
Tabel 4.4 Data Responden yang Mengetahui Pepes ... 31
Tabel 4.5 Data Lokasi ... 31
Tabel 4.6 Data Harga ... 32
Tabel 4.7 Data Jenis Pepes ... 32
Tabel 4.8 Data Rasa ... 32
Tabel 4.9 Data Ketahanan Pepes ... 33
Tabel 4.10 Data Faktor Kesulitan mendapatkan pepes ... 33
Tabel 4.11 Data faktor yang diperhitugkan responden dalam membeli pepes ... 33
Tabel 4.12 Data Faktor Kebersihan ... 33
Tabel 4.13 Data Faktor bau ... 34
Tabel 4.14 Data Cita Rasa Pepes ... 34
Tabel 4.15 Data Harga Untuk Pepes ... 34
Tabel 4.16 Data Ukuran Pepes ... 34
Tabel 4.17 Data Kelayakan Pepes untuk dijual ... 35
Tabel 4.18 Data Minat Responden ... 35
Tabel 4.19 Jumlah produk perbulan ... 37
Tabel 4.20 Investasi dan Depresiasi ………. ... 50
Tabel 4.21 Proyeksi Tenaga Kerja ... 51
Tabel 4.22 Neraca ... 51
Tabel 4.23 Laporan harga bahan baku tahun 1 ... 52
Tabel 4.24 Laporan harga bahan baku tahun 2 ... 53
Tabel 4.25 Harga Pokok Produksi Tahun1 ... 54
Tabel 4.26 Harga Pokok Produksi Tahun 2 ... 55
Tabel 4.27 Proyeksi Laba Rugi ... 56
Tabel 4.28 Cash Flow ... 56
Tabel 4.29 Net Present Value (NVP) ... 58
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah ... 27
Gambar 4.1 Wajan ... 41
Gambar 4.2 Susuk ... 41
Gambar 4.3 Cobek Batu ... 42
Gambar 4.4 Langseng Susun ... 42
Gambar 4.5 Talenan ... 42
Gambar 4.6 Pisau ... 43
Gambar 4.7 Centong ... 43
Gambar 4.8 Piring ... 43
Gambar 4.9 Nyiru... 44
Gambar 4.10 Loyang ... 44
Gambar 4.11 Gas Elpiji 12 Kg ... 44
Gambar 4.12 Peta Proses Operasi Pembuatan Pepes ... 46
Gambar 4.13 Teknik Distribusi Pepes ... 47
Gambar 4.14 Produk Pepes 1 ... 48
Gambar 4.15 Produk Pepes 2 ... 48
1
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Berbagai usaha pada saat ini sedang menjamur dimana-dimana terutama usaha kuliner yang semakin bervariasi dari makanan modern sampai tradisional hingga makanan internasional. Salah satu jenis makanan tradisional yaitu makanan pepes ada beberapa restoran yang menjual makanan ini ada juga ibu rumah tangga yang menjual, jenis pepes yang dijual dipasaran biasanya pepes ikan, pepes tahu, pepes oncom dan lain-lain. Cara memasarkannya pun beragam, ada yang dijual secara khusus ada juga yang sesuai pesanan. Pepes ikan asin ini berbeda karena pepes ikan asin ini terbuat dari ikan asin peda merah dan oncom didalamnya.
Pepes merupakan makanan khas indonesia, yaitu suatu cara mengolah bahan makan dengan menggunakan daun pisang kemudian dikukus atau dibakar hingga matang, biasanya makanan yang dipepes itu adalah ikan. Pepes biasa disajikan dengan nasi dan makanan ini sangat digemari oleh masyarakat.
Analisis kelayakan usaha merupakan perencanaan perhitungan bisnis yang sangat spesifik dalam menggambarkan dengan detail karakteristik usaha yang akan dijalankan maupun yang sedang dijalankan untuk lebih dikembangkan lagi usaha tersebut. Usaha pepes ikan asin ini merupakan usaha yang akan dijalankan dan merupakan usaha keluarga, melihat dari penjualan pepes yang telah dilakukan usaha ini menguntungkan karena mendapatkan laba yang cukup besar.
Aspek pasar
Aspek ini diperlukan dalam penelitian ini karena dibutuhkan bagaimana pasar penjualan pepes yang sudah ada.
Aspek teknik
Aspek ini diperlukan karena untuk Menentukan lokasi perusahaan, proses produksi, penggunaan alat-alat yang dibutuhkan dalam proses produksi, dan teknik distribusi untuk kelancaran kegiatan produksi dan pemasaran.
Aspek hukum
Melakukan pengesahan untuk legalisasi perusahaan antara lain TDP ( Tanda Daftar Perusahaan), SITU ( Surat Ijin Tempat Usaha), NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), PIRT ( Pangan Industri Rumah Tangga), dan Pengajuan Hak Paten.
Aspek finansial
Untuk menganalisis kebutuhan dana dan sumbernya dalam menjalankan usaha ini.
Dengan sangat beragamnya usaha kuliner yang berkembang di Indonesia pepes ikan asin masih jarang dipasaran dan menjadikan usaha ini menjadi peluang yang sangat potensial. Oleh karena itu penulis mencoba menganalisis kelayakan usaha pepes ini karena usaha ini baru akan dibuat.
Setelah melihat permasalahan yang terjadi maka penulis tertarik untuk membuat tugas akhir dengan judul “Analisis Kelayakan Usaha Makanan Tradisional
Pepes”.
1.2 Identifikasi Masalah
3
Bagaimana peluang pasar bagi usaha pepes ikan ini, dengan menggunakan beberapa aspek, sebagai berikut:
Aspek pasar
Aspek teknik
Aspek hukum
Aspek finansial
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah layak atau tidak usaha pepes ini didirikan.
1.4 Pembatasan Masalah
Dalam pembuatan laporan ini, perlu adanya pembatasan masalah agar lebih dapat lebih terfokus pada permasalahan, dalam laporan ini penulis akan menganalisis kelayakan usaha pepes.
1. Analisis kelayakan yang diperoleh adalah:
Aspek pasar.
Aspek teknik.
Aspek hukum.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Yang didalamnya terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah dan sistematika penulisan.
Bab 2 Landasan Teori
Bersisi teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini seperti teori-teori mengenai kelayakan bisnis.
Bab 3 Kerangka Pemecahan Masalah
Berisi mengenai langkah-langkah dalam penelitian ini.
Bab 4 Pengumpulan dan Pengolahan Data
Berisi pengumpulan data dan pengolahan data dari hasil penelitian.
Bab 5 Analisis
Berisi analisis dari hasil pengolahan data.
Bab 6 Kesimpulan dan Saran
Berisis kesimpulan dan saran dari keseluruhan hasil penelitian.
1.5 Asumsi
5
Bab 2
Landasan Teori
2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Studi kelayakan bisnis atau sering pula disebut dengan studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis yang biasanya merupakan proyek investasi itu dilaksanakan. Maksud layak atau tidak layak disini adalah prakirann bahwa proyek akan dapat atau tidak dapat menghasilkan keuntungan yang layak bila telah dioperasionalkan.
Mengenai pengertian untung itu sendiri berbeda antara pihak yang berorientasi pada keuntungan ekonomi seperti pengusaha dan yang berorientasi pada keuntungan non ekonomi, seperti pemerintah dan lembaga-lembaga nirlaba lainnya.
Analisis yang dilakukan dalam studi kelayakan bisnis mencakup banyak faktor yang dikerjakan secara menyeluruh, meliputi aspek-aspek teknik dan teknoloi, pasar dan pemasaran, manajemen, hukum, lingkungan dan keuangan.
2.1.1 Pengertian Bisnis dan Perusahaan
Bisnis diartikan sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen dan industri dimana perusahaan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka. Serta, Perusahaan dapat diartikan sebagai sebuah organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi barang dan atau jasa yang diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan para pembeli serta diharapkan akan memberikan laba kepada para pemiliknya.
Orang-orang yang demikian itu sering dikenal sebagai pengusaha. Lain lagi dengan seorang produsen, ia harus mampu membuat produk secara efisien dalam jumlah maupun variasi yang dibutuhkan.
Namun, motivasi utama dari kegiatan bisnis adalah laba. Laba didefinisikan sebagai perbedaan antara penghasilan dan biaya-biaya yang dikeluarkan. Sehingga dalam bisnis para pegusaha harus dapat melayani para pelanggan dengan cara menguntungkan untuk kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang, selain juga harus selalu mengetahui kesempatan-kesempatan baru untuk memuaskan keinginan pembeli.
2.1.2 Studi Kelayakan Proyek
Studi kelayakan proyek merupakan penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek dibangun dalam jangka waktu tertentu.
Suatu kegiatan yang berbentuk proyek adalah berbeda dengan kegiatan yang berbentuk operasional rutin. Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Misalnya: membangun pabrik, membuat produk baru atau mengikuti pameran perdagangan.
7
termasuk didalamnya semua manfaat dan pengorbanan sosial (social cost and social benefit)1.
Ciri-ciri dari proyek, yaitu:
Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
Biaya, jadwal kerja, sumber daya, kriteria mutu yang diperlukan telah ditentukan.
Kegiatan bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titi awal dan akhir kegiatan-kegiatan telah ditentukan dengan jelas.
Kegiatan bersifat tidak rutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah hanya sepanjang proyek berlangsung2.
2.1.3 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Jika laporan studi kelayakan bisnis yang telah dibuat dinyatakan layak untuk direalisasikan, maka ada pihak-pihak tertentu yang memerlukan laporan tadi sebagai bahan masukan utama dalam rangka pengkajian ulang, untuk turut serta menyetujui atau sebaliknya menolak kelayakan laporan tadi sesuai kepentingannya. Pihak-pihak yang membutuhkan laporan studi kelayakan bisnis adalah:
Pihak investor
Pihak kreditor
Pihak manajemen perusahaan
Pihak pemerintah dan masyarakat
Bagi tujuan pembangunan ekonomi3.
____________________
1
Dr. Suad Husnan, MBA dan Drs. Suwarsono, MA. Buku Studi Kelayakan Proyek, hal 4
2
Dr. Husein Umar. Buku Studi Kelayakan Bisnis. Hal 7.
3
2.2 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis
Dalam studi kelayakan bisnis dibutuhkan beberapa aspek, yaitu:
Aspek pasar dan pemasaran
Aspek ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertmbuhan permintaan pangsa pasar (market share) dari produk bersangkutan.
Menurut Dr. Suad Husnan, MBA dan Drs. Suwarsono, MA aspek pasar dan pemasaran mempelajari tentang:
1. Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai. Perlu diperkirakan juga tentang proyeksi permintaan tersebut.
2. Penawaran, baik yang berasal dari dalam negri maupun juga yang berasal dari impor. Bagaimana perkembangannya di masa lalu dan bagaimana perkiraan di masa yang akan datang. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ini, seperti jenis barang yang bisa menyaingi, perlindungan dan pemerintah dan sebgainya.
3. Harga, dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor, produksi dalam negri lainnya. Apakah ada kecenderungan perubahan harga dan kalau ya, bagaimana polanya.
4. Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan
“marketing mix”. Identifikasi siklus kehidupan produk, pada tahap apa produk akan dibuat.
5. Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market share yang bisa dikuasai perusahaan4.
Aspek Teknis
Aspek ini mempelajari kebutuhan-kebutuhan teknis proyek, seperti penentuan kapasitas produksi, jenis teknologi yang dipakai, pemakaian peralatan dan mesin, lokasi perusahaan dan letak yang strategis yang dapat menguntungkan perusahaan. Lalu kesimpulannya dapat dibuat rencana jumlah biaya pengadaan harta tetapnya.
____________________
4
9
Aspek Hukum
Bagi pengguna proyek aspek ini sangat berguna antara lain utuk kelangsungan hidup proyek serta dalam rangka meyakinkan para kreditur dan investor bahwa proyek yang akan dibuat tidak menyimpang dari aturan yang berlaku.
Menurut Dr. Suad Husnan, MBA dan Drs. Suwarsono, MA aspek hukum mempelajari tentang:
1. Bentuk badan usaha yang akan dipergunakan.
2. Jaminan-jaminan yang bisa disediakan kalau akan menggunakan sumberdana yang berupa pinjaman.
3. Berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan dan sebagainya5.
Aspek Manajemen
Aspek manajemen ada dua macam, yang pertama manajemen saat pembangunan proyek dan manajemen saat proyek telah dioperasionalkan. Dalam pembangunan proyek, bagian manajemennya antra lain menyusun rencana kerja, siapa yang terlibat, bagaimana mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan proyek dengan sebaik-baiknya. Sedangkan untuk bagian operasional proyekantara lain menentukan secara efektif dan efisien mengenai bentuk badan usaha, jenis-jenis pekerjaan, struktur organisasi dan pengadaan tenaga kerja yang dibutuhkan.
Aspek Lingkungan
Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan tidak dapat dilepaskan dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan ini dapat berpengaruh positif maupun negatif pada perusahaan.
____________________
5
Aspek Finansial
Kegiatan dari aspek finansial ini antara lain menghitung perkiraan jumlah dana yang diperlukan untuk keperluan modal kerja awal dan untuk pengadaan harta tetap proyek.
Menurut Dr. Suad Husnan, MBA dan Drs. Suwarsono, MA aspek ekonomi atau finansial mempelajari tentang:
1. Dana yang diperlukan untuk investasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal kerja.
2. Sumber-sumber pembelanjaan yang akan dipergunakan. Seberapa banyak dana yang berupa modal sendiri dan berapa banyak yang berupa pinjaman jangka pendek dan berapa yang jangka panjang.
3. Taksiran penghasilan, biaya dan rugi atau laba pada berbagai tingkat operasi. Termasuk disini estimasi tentang break event proyek tersebut.
4. Manfaat dan biaya dalam artian financial, seperti rate of return on investment, net present value, internal rate of return, profitability index dan
payback periode, resiko dalam artian total atau kalau mungkin yang hanya sistematis.
5. Disini disamping perlu ditaksir rugi atau laba proyek tersebut, juga taksiran aliran kas diperlukan untuk menghitung profitabilitas financial proyek tersebut.
6. Proyeksi keuangan. Pembuatan neraca yang diproyeksikan dan proyeksi sumber dan pengguna6.
____________________
6
11
2.3 Tahapan Studi Kelayakan
Dalam melaksanakan studi kelayakan, ada beberapa tahapan studi yang dikerjakan. Tahapan-tahapan yang disajikan bersifat umum, diantaranya:
1. Penemuan Ide Proyek
Produk yang akan dijual haruslah berpotensi untuk laku dijual dan menguntungkan. Karena itu, penelitian terhadap kebutuhan pasar dan jenis produk dari proyek harus dilakukan. Penelitian jenis produk dapat dilakukan dengan kriteria-kriteria bahwa suatu produk dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar yang masih belum dipenuhi.
2. Tahap Penelitian
Setelah ide proyek, selanjutnya dilakukan penelitian yang lebih mendalam dengan memakai metode ilmiah. Proses ini dimulai dengan mengumpulkan data, lalu mengolah data dengan memasukan teori-teori yang relevan, menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data dengan alat-alat analisis yang sesuai.
3. Tahap Evaluasi Proyek Bisnis
Ada tiga macam evaluasi proyek. Pertama, mengevaluasi ususlan proyek yang akan didirikan. Kedua, mengevaluasi proyek yang sedang beroperasi. Ketiga mengevaluasi proyek yang baru selesai dibangun. Evaluasi berarti membandingkan antara sesuatu dengan satu atau lebih standar atau kriteria, dimana standar atau kriteria ini bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Untuk evaluasi proyek yang dibandingkan adalah seluruh ongkos yang ditimbulkan oleh usulan proyek serta manfaat atau benefit yang akan diperoleh.
4. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak
5. Tahap Rencana Pelaksanaan Proyek Bisnis
Setelah suatu usulan proyek dipilih untuk direalisasikan, perlu dibuat suatu rencana kerja pelaksanaan pembangunan proyek itu sendiri. Mulai dari menentukan jenis pekerjaan, waktu yang dibutuhkan untuk tiap jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana, ketersediaan dana dan sumber daya lain, kesiapan manajemen dan lain-lain.
6. Tahap Pelaksanaan Proyek Bisnis
Setelah semua persiapan yang harus dikerjakan selesai disiapkan, tahap pelaksanaan proyek pun dimulai. Semua tenaga pelaksana proyek mulai dari pemimpin proyek sampai tingkat yang paling bawah harus bekerja sama dengan baik sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
2.4 Aspek Pasar 2.4.1 Pengertian Pasar
13
2.4.2 Bentuk Pasar
Bentuk pasar dapat dilihat dari sisi produsen atau penjual dan sisi konsumen. Dari sisi produsen atau penjual, pasar dapat dibedakan atas pasar persaingan sempurna, persaingan monopolistis, oligopoly dan monopoli.
Berikut ini bentuk pasar-pasar produsen:
Pasar persaingan sempurna
Pada jenis pasar ini, aktivitas persaingannya tidaklah nampak karena tidak terbatasnya jumlah produsen (sehingga pangsa pasar mereka menjadi terkotak-kotak atau kecil-kecil) dan konsumen dapat menjual atau membeli beberapa saja tanpa ada batas asal bersedia membeli atau menjual pada harga pasar.
Pasar monopoli
Pasar monopoli adalah sebuah bentuk pasar yang dikuasai oleh seorang penjual saja. Dalam hal ini tidak ada barang subtitusi terhadap barang yang dijual oleh penjual tunggal tersebut, serta terdapat hambatan untuk masuknya pesaing dari luar. Penyebab terjadinya monopoli bisa macam-macam, misalnya karena menguasai bahan mentah, penguasaan teknik produksi tertentu yang dimiliki, tindakan hukum dalam perolehan hak paten dan secara alamiah karena luas pasar yang tak cukup besar untuk dilayani oleh lebih dari satu produsen dengan menggunakan skala pabrik yang optimal.
Pasar Oligopoli
Pasar oligopoly merupakan perluasan dari pasar monopoli. Dalam menentukan tingakat harga dan kuantitas produksi, karena pengaruh dari pesaing sangat terasa, tindakan atau aktivitas pesaing perlu dimasukkan dalam perhitungan.
Pasar monopolistic
homogeny. Oleh karena barang-barang yang heterogen itu dimiliki oleh beberapa perusahaan besar saja, pasar ini mirip dengan monopoli.
Dari sisi konsumen, pasar dapat dibedakan atas empat bentuk, yaitu:
Pasar konsumen
Pasar ini merupakan pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau keluarga dalam rangka penggunaan pribadi (tidak dibisniskan).
Pasar industri
Pasar ini merupakan pasar untuk barang dan jasa yang dibeli atau disewa oleh perorangan atau organisasi untuk digunakan pada produksi barang atau jasa lain,
baik untuk dijual maupun disewakan (dipakai untuk diproses lebih lanjut)’.
Pasar penjual kembali (Reseller)
Pasar ini merupakan suatu pasar yang terdiri dari perorangan dan atau organisasi yang biasa disebut para pedagang menengah yang terdiri dari dealer, distributor, grossier, agent dan retailer. Kesemua reseller ini melakukan penjualan kembali dalam rangka mendapatkan keuntungan.
Pasar pemerintah
15
2.5 Aspek pemasaran
2.5.1 Segmentasi, Target, Posisi (STP) di Pasar
Tindak lanjut dari penentuan pasar adalah melakukan segmentasi pasar karena sifat pasar yang heterogen. Agar perusahaan lebih mudah masuk ke pasar yang heterogen, hendaknya psara terseebut dipilah-pilah sehingga membentuk segmen-segmen yang relatif homogen.
Segmentasi pasar
Pasar terdiri dari banyak sekali pembeli yang berbeda dalam beberapa hal, misalnya keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian dan praktek-praktek pembeliannya. Dari perbedaan-perbedaan ini dapat dilakukan segmentasi pasar. Beberapa aspek utama untuk mensegmentasikan pasar adalah aspek geografis, demografis, psikografis dan perilaku. Komponen-komponen utama dari tiap aspek antara lain adalah:
Aspek geografis, komponen-komponennya adalah seperti bangsa, Negara, propinsi/kotamadya.
Aspek demografis, komponen-komponennya adalah seperti usia dan tahap daur hidup, jenis kelamin dan pendapatan.
Aspek psikografis, komponen-komponennya adalah seperti kelas social, gaya hidup dan mkepribadian.
Aspek perilaku, komponen-komponennya adalah seperti kesempatan, tingkat penggunaan, status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli dan sikap.
Agar segmentasi pasar dapat berguna, harus diperhatikan karakteristik sebagai berikut:
Dapat diukur, maksudnya harus diperhatikan daya beli di segmen ini dapat diukur walaupun ada beberapa komponen yang sulit diukur.
Dapat terjangkau, maksudnya sejauh mana segmen ini dapat secara efektif dicapai dan dilayani oleh produsen, walaupun ada kelompok pasar potensial yang sulit dijangkau.
Dapat dilaksanakan, maksudnya sejauh mana program yang efektif itu dapat dilaksanakan untuk mengelola segmen ini.
Target
Setelah segmen pasar diketahi, selanjutnya perlu melakukan analisis untuk dapat memutuskan berapa segmen pasar yang akan dicakup. Analisis dapat dilakukan dengan menelaah tiga factor, yaitu ukuran dan pertumbuhan segmen, kemenarikan struktural segmen serta sasaran dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Masing-masing faktor dijelaskan secara singkat, sebagai berikut:
Ukuran dan pertumbuhan segmen, perusahaan harus mengumpulkan dan menganalisis data tentang penjualan terakhir, proyeksi laju pertumbuhan penjualan margin laba yang diharapkan untuk bernagai segmen, lalu dipilih segmen yang diharapkan paling sesuai.
Kemenarikan struktural, suatu segmen mungkin mempunyai ukuran dan pertumbuhan yang sesuai dengan yang diharapkan, akan tetapi belum tentu menarik dari sisi profitabilitasnya, jadi perusahaan harus tetap mempelajari factor-faktor structural yang utama yang mempengaruhi daya tarik segmen dalam jagka panjang.
Sasaran dan sumber daya, perusahaan harus mempertimbanngkan sasaran dan sumber dayanya dalam kaitan dengan segmen pasar.
Posisi
Setelah perusahaan memutuskan segmen pasar yang akan dimasuki, selanjutnya harus diputuskan pula posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut. Untuk menentukan posisi pasar terdapat tiga langkah sebagai berikut:
- Mengidentifikasi keunggulan kompetitif. Jika perusahaan dapat menentukan posisinya sendiri sebagai yang memberikan nilai superior kepada sasaran terpilih, maka ia memperoleh keunggulan komperatif.
17
- Mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi. Setelah penentuan posisi dipilih, perusahaan harus mengambil langkah-langkah untuk mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi yang diinginkan itu kepada konsumen sasaran.
2.6 Aspek Teknik
Analisis aspek teknis dalam analisa kelayakan pabrik ditujukan untuk menentukan mesin dan peralatan, bahan baku, SDM, prosedur produksi. Analisa aspek teknis dan operasi, meliputi:
1. Perencanaan produk, 2. Perencanaan kapasitas,
3. Perencanaan proses dan fasilitas produksi, 4. Perencanaan tenaga kerja.
2.6.1 Perencanaan Produk
Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan tergantung kepada kemempuan untuk mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya rendah.
Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli. Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas mulai dari analisa persepsi dan peluang pasar, dan diakhiri dengan tahapan produksi, penjualan, dan pengiriman produk.
2.6.2 Perencanaan Kapasitas
2.6.3 Perencanaan Proses dan Fasilitas
Berdasarkan rancangan produk dan rencana kapasitas produksi yang telah dibuat langkah sebelumnya, selanjutnya yang perlu dikaji adalah proses-proses beserta fasilitas produksi yang dibutuhkan untuk memproses bahan baku menjadi produk yang kita inginkan, sebanyak kapasitas yang telah kita rencanakan. Karena biasanya untuk menyelesaikan satu elemen pekerjaan dapat ditempuh beberapa alternatif proses, maka kita harus memilih proses yang paling sesuai. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tersebut, antara lain: 1. Ketergantungan,
2. Kualitas dan spesifikasi produk yang diinginkan, 3. Skala ekonomis,
4. Skala cakupan kemampuan proses untuk melakukan berbagai operasi, 5. Peralatan yang diperlukan,
6. Jenis bahan baku yang tersedia, 7. Fakltor eksternal,
8. Ketersediaan suku cadang.
2.6.4 Penentuan Lokasi
19
2.7 Aspek Hukum
Untuk mengetahui apakah rencana bisnis diyakini layak atau tidaknya dapat dilihat dari sisi hukumnya.
2.7.1 Bentuk Badan Usaha
Beberapa bentuk perusahaan di Indonesia, dari segi hukumnya adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan perseorangan
Jenis perusahaan ini merupakan perushaan yang diawasi dan dokelola oleh seseorang. Disatu pihak ia memperoleh semua keutungan perusahaan, dilain pihak juga menanggung semua risiko yang timbul dalam kegiatan perusahaan.
2. Firma
Firma adalah bentuk perkumpulan usaha yang didirikan oleh beberapa orang dengan menggunakan nama bersama. Didalam firma semua anggota mempunyai tanggung jawab sepenuhnya, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama utang-utang perusahaan pada pihak lain. Bila terjadi kerugian maka kerugian akan ditanggung bersama, bila perlu dengan seluruh kekayaan pribadi. Jika salah satu anggota keluar dari firma, firma otomatis bubar.
3. Perseroan komanditer (CV)
4. Perseroan Terbatas (PT)
Badan jenis ini adalah suatu badan yang mempunyai kekayaan, hak dan kewajiban yang terpisah dari yang mendirikan dan yang memiliki. Tanda keikut sertaan seseorang memiliki perusahaan adalah dengan memiliki saham perusahaan, makin banyak saham yang dimiliki makin besar pula andil dalam kedudukannya dalam perusahaan tersebut. Jika terjadi utang, maka harta milik pribadi tidak dapat dipertanggungkan atas utang perusahaan tersebut, tetapi terbatas pada sahamnya saja.
5. Perusahaan Negara (PN)
Perusahaan Negara adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang modalnya secara keseluruhan dimiliki oleh Negara, kecuali jika ada hal-hal khusus berdasarkan undang-undang. Tujuan dari pendirian perusahaan Negara ini adalah membangun ekonomi nasional menuju masyarakat yang adil dan makmur.
6. Perusahaan pemerintah yang lain
Bentuk perusahaan yang lain di Indonesia adalah Persero, Perusahaan Umum (Perum), Perusahaan Jawatan (Perjan) dan perusahaan Daerah (PD). Perusahaan Daerah merupakan perusahaan yang mencari keuntungan bagi Negara, sedangkan untuk perum dan perjan bukanlah semata-mata mencari keutungan financial.
7. Koperasi
21
(Gakop) merupakan gabungan paling sedikit tiga puskop serta induk koperasi (Inkud) merupakan gabungan paling sedikit tiga gakop.
2.7.2 Identitas Pelaksana Bisnis
Ada beberapa peraturan pemerintah yang perlu diketahui berkaitan dengan identitas pelaksana bisnis, disesuaikan dengan jenis perrusahaan yang dipilih. Beberapa sisi dari indentitas pelaksana bisnis perlu diteliti, seperti berikut:
1. Kewarganegaraan 2. Informasi bank
3. Keterlibatan pidana atau perdata 4. Hubungan keluarga
2.7.3 Peraturan dan Perundangan
Setiap usaha yang legal sudah tentu harus mengikuti aturan-aturan yang berlaku baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan-peraturan lain sebagai penjabaran dari undang-undang tersebut, seperti keputusan menteri (Kepmen), Surat Keputusan (SK) Dirjen dan Peraturan Daerah (Perda). Dengan mengikuti aturan-aturan yang ada, maka secara hukum formal bisnis/usaha yang akan dijalankan menjadi layak.
2.8 Aspek Finansial
Tujuan dari menganalisis aspek keuangan dari studi kelayakan bisnis adalah untuk menentukkan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek akan dapat berkembang terus.
2.8.1 Perhitungan Investasi dan Depresiasi
seperti bank atau penanam modal lainnya dengan memperhitungkan jangka waktu pengembalian dan suku bunga yang diperlukan.
Menurut Zalmi Zubir, SE, MBA pada buku studi kelayakan usaha dinyatakan bahwa identifikasi kesempatan investasi diperoleh dari studi secara formal yang mencoba melihat peluang kebutuhan investasi dalam sektor tertentu. Misalnya, kita meneliti kesempatan investasi yang dapat dikembangkan dalam sector pertanian, kesehatan atau perdagangan. Identifikasi usaha ini belum merupakan dasar untuk mengalokasikan dana investasi. Analisis kesempatan investasi dalam hal ini masih sangat kasar, dalam tahap ini harus dikaji berbagai faktor yang akan mempengaruhi usaha dan manfaat yang di peroleh dengan kegiatan investasi tersebut.Depresiasi adalah besarnya nilai penyusutan dari mesin atau peralatan kerja dalam jangka waktu tertentu.
2.8.2 Biaya Bahan
Biaya bahan terdiri dari biaya bahan langsung dan biaya bahan tidak langsung. Ongkos bahan langsung adalah ongkos yang diperlukan pada kegiatan produksi sedangkan ongkos bahan tidak langsung adalah yang diperlukan pada kegiatan produksi.
2.8.3 Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja terdiri dari biaya tenaga kerja langsung dan biaya kerja tidak langsung. Biaya kerja langsung dikenakan pada operator pabrik, karena biaya kerja langsungadalah semua ongkos yang dibayarkan kepada buruh langsung atau yang ikut langsung dalam proses produksi. Biaya kerja tidak langsung dikenakan pada tenaga kerja tidak langsung perkantoran dan tenaga kerja langsung non perkantoran.
2.8.4 Harga Pokok Penjualan (COGS)
23
langsung dan overhead pabrik. Overhead pabrik ini antara lain terdri dari ongkos baha tidak langsung, ongkos buruh tidak langsung, depresiasi dan sebagainya.
2.8.5 Rugi Laba (Income Statement)
Perkiraan rugi laba adalah salah satu proyeksi keuangan yang menggambarkan perkiraan-perkiraan keuntungan atau kerugian yang bakal diperlukan diperusahaan dalam suatu jangka waktu.
Perkiraan rugi laba pada umumnya berisi: 1. Sumber-sumber pendapatan
2. Harga pokok dari barang-barang yang terjual dan jumlah dari seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan (hasil penjualan tersebut) 3. Pendapatan bersih (net income), laba bersih (net profit) ataupun bersih (net
loss) untuk jangka waktu tertentu.
2.8.6 Cash flow
Salah satu proyeksi keuangan lainnya yang dapat dianggap penting untuk dapat menilai sampai seberapa jauh proyek investasi komersil yang didirikan dapat dianggap fisible adalah proyeksi perederan keuangan atau yang lazim disebut projected cash flow.
2.8.7 Neraca (Balance Sheet)
Neraca menggambarkan aktiva lancer dan active tetapa dari suatu perusahaan, juga menggambarkan total kewajiban modal yang harus dipenuhi perusahaan.
2.8.8Pay Back Periode
Pay Back periode adalah periode dimana jumlah total pengeluaran sama dengan total pemasukan. Yang termasuk pengeluaran adalah investasi tahun ke-0 dan pengeluaran-pengeluaran pada tahun berikutnya. Sedangkan yang termasuk pemasukan adalah net profit tiap tahun dan depresiasi amortasi.
2.8.9 Internal Rate of Return (IRR)
Internal rate of return adalah discount rate yang menyamakan nilai sekarang (present value) dari arus kas masuk dan nilai investasi suatu usaha. Dengan kata lain, IRR adalah discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Jika biaya modal suatu usaha lebih besar dari IRR, maka NPV menjadi negatif, sehingga usaha tersebut tidak layak untuk diambil. Jadi, semakin tinggi IRR dibandingkan dengan biaya modalnya, semakin baik usaha tersebut untuk dipilih. Sebaliknya, jika IRR lebih kecil daripada biaya modalnya, proyek tersebut tidak akan diambil. Jadi biaya modal maksimum yang dapat ditanggung suatu usaha adalah sebesar IRR.
Adapun cara menghitung IRR suatu proyek secara manual adalah sebagai berikut: a. Ambil sembarang discount rate (r1) yang memberikan nilai NPV positif
(NPV1) dan ambil sembarang discount rate lain (r2) yang lebih besar daripada
r1, sehingga menghasilkan NPV negatif (NPV2).
b. Gunakan metode linear interpolation untuk menghitung IRR sebagai berikut:7 IRR= r1 +(r2-r1) x
2 1 1 NPV NPV NPV ____________________ 7
25
2.8.10 Net Present Value (NPV)
Dalam teknik ini untuk mengetahui apakah suatu usulan bisnis layak dilaksanakan atau tidak dengan cara mengurangkan antara present value (nilai saat ini) dan aliran kas bersih operasional atas proyek investasi selama umur ekonomis termasuk terminal cash flow dengan initial cash flow. Jika NPV positif, usulan proyek investasi dinyatakan layak, sedangkan jika NPV negatif dinyatakan tidak layak. Untuk menentukan present value atas aliran kas opersional dan terminal
cash flow didasarkan pada coast of capital sebagai cut of rate atau diskont faktor-nya
2.8.11 Minimum Attractive Rate of Return (MARR)
Nilai MARR yang digunakan dalam Perusahaan Industri
Kita dapat melihat bahwa MARR harus ditetapkan setinggi-tingginya, sebagai berikut: biaya pinjaman, biaya modal, biaya kesempatan.
survei berkala kinerja perusahaan. itu laporan tingkat pajak setelah pengembalian saham biasa dan laba ditahan. kita akan mengharapkan nilai lebih tinggi daripada tingkat pengembalian modal, dan hal ini terjadi. pengembalian setelah pajak pada saham biasa dan laba ditahan berkisar dari 0% menjadi 65% dengan rata-rata 14%. Ketika membahas MARR, perusahaan biasanya dapat dibagi menjadi dua kelompok umum. Pertama, ada perusahaan yang berjuang bersama dengan pasokan yang tidak mencukupi modal investasi atau berada dalam situasi yang tidak stabil atau tidak stabil industry. perusahaan-perusahaan ini tidak dapat atau tidak menginvestasikan uang pada apa pun kecuali proyek yang paling kritis dengan harga yang sangat tinggi kembali dan cepat kembali modal yang diinvestasikan. sering perusahaan-perusahaan ini menggunakan payback period dan membangun kriteria satu tahun atau kurang, sebelum pajak penghasilan. untuk proyek investasi dengan hidup lima tahun, ini sesuai dengan sekitar 60% setelah tarif pajak pengembalian mereka mengurangi MARR untuk kemungkinan 25% sampai 30% setelah pajak penghasilan. ada potensi perbedaan yang substansial antara satu tahun sebelum periode pengembalian pajak dan 30% MARR setelah pajak, tetapi ini tampaknya tidak mengganggu perusahaan yang menentukan jenis kriteria ganda8.
2.9 Definisi Home Industri
Home Industri adalah rumah usaha produk barang atau perusahaan kecil. Karena jenis kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah. Pengertian usaha kecil secara jelas tercantum dalam UU No. 9 Tahun 1995, yang menyebutkan bahwa usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih paling banyak Rp200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) dengan hasil penjualan tahunan paling banyak Rp1.000.000.000. Kriteria lainnya dalam UU No 9 Tahun 1995 adalah: milik WNI, berdiri sendiri, berafiliasi langsung atau tidak langsung dengan usaha menengah atau besar dan berbentuk badan usaha perorangan, baik berbadan hukum maupun tidak. Home Industri juga dapat berarti industri rumah tangga, karena termasuk dalam kategori usaha kecil yang dikelola keluarga9. ___________________
8
Donald G. Newnan. Engineering Economic Analysis, hal 415-416.
9
27
Bab 3
Kerangka Pemecahan Masalah
3.1 Flowchart Pemecahan Masalah
Dalam menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini, maka diperlukan suatu langkah-langkah pemecahan masalah sebagai berikut:
Mulai
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data: - Kuisioner Responden - Data bahan baku - Data Peralatan - Data gaji pegawai - Biaya Aspek hukum
- Data instalasi listrik dan bangunan
Analisis
Kesimpulan dan Saran
Selesai Tinjauan Pustaka
Batasan Masalah
Aspek Pasar - Segmentasi pasar, kuisioner - Strategi pemasaran
Aspek Finansial
Aspek Hukum - Perizinan usaha Aspek teknik
- Alat yang digunakan dan Bahan baku - Tenaga kerja
Layak?
Stop Tidak layak
[image:42.595.170.452.224.717.2]Pengolahan Data
3.2 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
1. Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Merumuskan masalah yang kemudian dicoba untuk diselesaikan dengan beberapa cara, seperti melihat data-data yang ada. Setelah melakukan perumusan masalah, kita harus mengetahui tujuan dari penelitian tersebut, dengan cara menganalisis usaha tersebut dengan menggunakan beberapa aspek yang ditentukan.
2. Tinjauan Pustaka
Studi literatur dilakukan untuk mencari dasar-dasar teori, pendekatan-pendekatan dan model yang dapat digunakan dalam penyelesaian masalah tersebut.
3. Batasan Penelitian
Menentukan batasan penelitian agar permasalahan yang diteliti menjadi lebih terfokus dan tidak menyebar kemana-mana keluar batas permasalahan yang ada.
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dari data kuisioner yang diberikan kepada responden, yang kemudian diolah.
5. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan lima aspek, yaitu:
Aspek Pasar
Menentukan strategi pemasaran produk yang baik dengan menentuka segmentasi pasar, target pasar, analisis pesaing.
Aspek Teknik
29
Aspek Hukum
Melakukan pengesahan untuk legalisasi perusahaan.
Aspek Finansial
Melakukan analisis dengan menghitug NPV, IRR, Payback Periode.
6. Analisis
Penjelasan dari hasil pengolahan data dan analisis dari semua aspek yang telah ditentukan.
7. Kesimpulan dan Saran
http://andreaspaka.wordpress.com/2011/04/17/home-industri/. 7 Agustus 2012.
Husnan, Suad., Suwarsono. Studi Kelayakan Proyek (Edisi Ketiga),Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 1994.
Newnan, Donald G. Engineering Economic Analysis Third Edition, California: Engineering Press Inc, 1988.
Sofiyan, Akhmad. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Peternakan Ayam
Petelur Pada Peternakan ‘X’ di Kodya Bandung. Bandung: ITENAS, 2003.
Umar, Husein. Studi Kelayakan Bisnis (edisi 3). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007.
Academic Organization
CURRICULUM VITAE
Personal Data Name : WINDA OCTAVIANY Place/Date of Birth : Bandung, 21 October 1990 Religion : Islam
Marital Status : Single Sex : Female Heigth : 160 Cm Weigth : 48 Kg
Address : Jl. Babakan Irigasi No. 225 RT 05/03 Bandung 40232
Telephone : (022) 6075592 / 085624947685 Email : wndaocta@yahoo.co.id
Educational Background
2002 – 2005 : SMP Pasundan 1 Bandung 2005 – 2008 : SMA Pasundan 1 Bandung
2008 – 2012 : Teknik Industri, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung
Computer Skills
Word Processing : Microsoft Word for Windows Spreadsheet : Microsoft Excel for Windows Internet : Internet Explorer, E-mail User
Foreign Language Skills English : Intermediate
2008 – 2009 : Anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) UNIKOM 2010 – 2011 : Sekertaris Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) UNIKOM 2010 : Panitia PMB dan Wisuda UNIKOM (Koordinator Jurusan)
2011 – 2012 : Bendahara Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI) UNIKOM 2011 : Panitia Pelatihan Ms. acces dan Ms Project di UNIKOM (Bendahara)
Panitia Makrab di Kiara Payung, Bandung (Bendahara)
Certificate
2009 : Anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Industri
2009 : PT WIJAYA WIKA BETON, Seminar Kunjungan Teknik Industri 2010 : Panitia PMB dan Wisuda, UNIKOM
2010 : PT COCA COLA AMATIL, Seminar Kunjungan Teknik Industri
2011 : PT. Panasonic Gobel Indonesia, Seminar Kunjungan Teknik Industri 2011 : Seminar Teknologi Informasi, UNIKOM
Sincerely,
SIDANG TUGAS AKHIR
ANALISIS ELAYAKAN USAHA
MAKANAN TRADISIONAL PEPES
Pembimbing:
Agus Riyanto, MT
Oleh:
Pendahuluan
•
Latar Belakang Masalah
•
Analisis kelayakan usaha merupakan perencanaan
perhitungan bisnis yang sangat spesifik dalam
menggambarkan dengan detail karakteristik usaha
yang akan dijalankan maupun yang sedang
dijalankan untuk lebih dikembangkan lagi usaha
tersebut. Usaha pepes ikan asin ini merupakan
usaha yang akan dijalankan, oleh karena itu perlu
dilakukan analisis kelayakannya.
•
Oleh karena itu penulis mencoba menganalisis
kelayakan usaha pepes ini karena usaha ini baru
akan dibuat. maka penulis tertarik untuk membuat
tugas akhir dengan judul
“Analisis
Kelayakan
•
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
–
Bagaimana peluang pasar bagi usaha pepes ikan, dengan
menggunakan beberapa aspek, sebagai berikut:
•
Aspek pasar
•
Aspek teknik
•
Aspek hukum
•
Aspek finansial
•
Tujuan Penelitian
•
Pembatasan Masalah
Agar lebih dapat lebih terfokus pada permasalahan, dalam laporan
ini penulis akan menganalisis kelayakan usaha pepes ikan asin.
–
Analisis kelayakan yang diperoleh adalah:
•
Aspek pasar.
•
Aspek teknik.
•
Aspek hukum.
•
Aspek finansial.
–
Tingkat nilai suku bunga.
•
Asumsi
Landasan Teori
•
Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Studi kelayakan bisnis atau sering pula disebut
dengan studi kelayakan proyek adalah suatu
penelitian tentang layak atau tidaknya suatu
proyek bisnis yang biasanya merupakan proyek
investasi itu dilaksanakan. Maksud layak atau
tidak layak disini adalah prakiran bahwa proyek
akan dapat atau tidak dapat menghasilkan
•
Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis
Aspek pasar dan pemasaran
Aspek Teknis
Aspek hukum
Aspek Manajemen
Aspek Lingkungan
MARR
Menurut Donald G. Newnan di buku
Engineering Economic Analysis
MARR
Definisi Home Industri
•
Home Industri adalah rumah usaha produk
barang atau perusahaan kecil. Karena jenis kegiatan ekonomi
ini dipusatkan di rumah. Pengertian usaha kecil secara jelas
tercantum dalam UU No. 9 Tahun 1995, yang menyebutkan
bahwa usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih
paling banyak Rp200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha) dengan hasil penjualan tahunan paling
banyak
Rp1.000.000.000
.
Kriteria lainnya dalam UU No 9 Tahun
1995 adalah: milik WNI, berdiri sendiri, berafiliasi langsung
atau tidak langsung dengan usaha menengah atau besar dan
berbentuk badan usaha perorangan, baik berbadan hukum
maupun tidak. Home Industri juga dapat berarti industri rumah
tangga
,
karena termasuk dalam kategori usaha kecil yang
Kerangka Pemecahan Masalah
Dalam menyelesaikan permasalahan dalam
penelitian ini, maka diperlukan suatu
langkah-langkah pemecahan masalah sebagai berikut:
Bab 4
Pengumpulan dan Pengolahan Data
•
Pengumpulan Data
Aspek Pasar
Data aspek pasar didapat dari penyebaran kuisioner kepada
35 responden.
Data Kuisioner
Data
Aspek Teknik
Aspek hukum
Aspek hukum meliputi perizinan-perizinan melakukan
pendirian usaha berbadan hukum seperti surat izin usaha
perdagangan.
Aspek Finansial
Pengolahan Data
Aspek
Pasar
Segmentasi Pasar
Target Pasar
Posisi Pasar Analisis
Aspek Teknik
•
Strategi Penempatan Produk
Strategi produk yang digunakan di usaha ini pepes
ini adalah
make to order
. Dimana perusahaan ini
membuat produk jika hanya ada pesanan dari
konsumen. Strategi ini cocok untuk usaha pepes
ini, karena pepes ini tidak bisa disimpan dalam
jangka waktu yang lama.
•
Produk
•
Proses Pembuatan Produk
Aspek Hukum
Usaha pepes ini akan didirikan sebagai usaha mikro, maka
dari itu usaha ini berbentuk usaha mikro. Pengurusan badan
hukum usaha ini agar usaha tidak menyalahi aturan
mengenai pendirian usaha. Selain itu ada beberapa izin yang
harus dilakukan untuk usaha ini.
Adapun izin usaha yang harus dilakukan untuk usaha pepes
ini:
–
Surat izin pendirian usaha dari kelurahan setempat.
–
Surat keterangan dari Departemen kesehatan untuk produk
pepes ini
Karena ini usaha kecil maka perizinan hanya dari kelurahan
setempat dengan biaya Rp. 20.000.
Dalam aspek finansial untuk mengetahui apakah investasi baik atau
tidak perlu dilakukan beberapa perhitungan agar investasi itu dapat
baik. Dalam menentukan kelayakannya dibutuhkan beberapa
parameter-parameter sebagai berikut: menentukan
Minimum
Attractive Rate of Retur
(MARR), menghitung
Net Present value
(NVP),
Internal Rate of Return
(IRR) dan
payback periode
.
Investasi dan Depresiasi
Biaya tenaga kerja
Laporan neraca
Laporan Laba Rugi
Cash flow
MARR
NPV
IRR
Bab 5
Analisis
•
Aspek Pasar
Setelah melakukan penyebaran kuesioner kepada responden dan kemudian
dilakukan pengolahan data, didapatkan hasil bahwa usaha pepes ini
mendapatkan respon yang baik di pasaran, target utama penjualan pepes ini
adalah kantor, karena pepes ini kebanyakan yang memesan adalah
karyawan kantor.
•
Aspek Teknik
Dari pengolahan data aspek teknik didapat cara pembuatan produk pepes
dan teknik distribusi pemasaran pepes ini layak.
•
Aspek Hukum
Dengan menggunakan MARR sebesar
25%
di dapat nilai
NPV positif sebesar Rp.
9.759.455
. Karena NPV>0 maka
pendirian usaha ini di nyatakan layak. Selama NPV
memberikan nilai positif, IRR akan selalu bernilai baik dan
layak. Nilai IRR didapatkan dengan cara
trial & error,
yaitu
81%. Nilai IRR 81% lebih besar dari MARR 25%, hal
tersebut menunjukan rencana pendirian usaha layak. Selain
itu berdasarkan perhitungan
cumulative net cash flow
,
dihasilkan nilai positif pada tahun pertama sehingga dapat
diketahui
payback period
selama 3,6 bulan. Berdasarkan
nilai
payback period
yang relatif singkat, maka
pengembalian modal lebih cepat sehingga usaha dinilai
layak.
•
Analisis Keseluruhan
Bab 6
Kesimpulan dan Saran
•
Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang dilihat dari tiap-tiap
aspek dapat disimpulkan rencana pendirian usaha
pepes ini layak untuk dilaksanakan.
•
Saran
Setelah melakukan analisis dari beberapa aspek
kelayakan, dinyatakan bahwa pendirian usaha ini
layak. Maka penulis menyarankan agar usaha
tersebut bisa dijalankan dengan benar agar