METODE DAKWAH IKATAN REMAJA MASJID FATHULLAH (IRMAFA) UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA DALAM
PENINGKATAN IBADAH ANGGOTA
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi persyaratan untuk mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
S
Oleh : LARAS UTAMI NIM. 103051028534
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
METODE DAKWAH IKATAN REMAJA MASJID FATHULLAH (IRMAFA) UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA DALAM
PENIGKATAN IBADAH ANGGOTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh : LARAS UTAMI NIM. 103051028534
Dibawah Bimbingan :
Drs. Study Rizal LK, MA
NIP. 150 262 876
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVESITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya yang menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta,
Pengesahan panitia ujian
Skripsi berjudul Metode Dakwah Ikatan Remaja Masjid Fathullah ( IRMAFA )
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dalam Peningkatan Ibadah Anggota telah
diujikan dalam sidang munaqasyah fakultas dakwah dan komunikasi uin syarif
hidayatullah jakarta pada... Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana sosial islam (s.sos.i) pada
program studi komunikasi dan penyiaran islam.
Jakarta, ………. Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,
Dr. H. Murodi, MA
Umi Musyarofah, MA
NIP: 150 268 782
NIP: 150 281 980
Anggota,
Penguji I
Penguji II
Drs. M. Lutfi, MA Drs.
Wahidin Saputra, MA
NIP: 150 268 782
NIP: 150 276 299 Pembimbing
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……….………...….……...i
DAFTAR ISI………..………...……...iv
DAFTAR TABEL...vi
DAFTAR LAMPIRAN...vii
BABI . PENDAHULUAN……….………...1
A. Latar Belakang Masalah………...…...……… …...…1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah…………...…...…..………...5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………...……….………...6
D. Metodologi Penelitian……… ………...………...7
E. Sistematika penulisan……… …...………..………...11
BAB II. TINJAUAN TEORI………...…………..…...12
A. M Metode Dakwah 1. Pengertian Metode Dakwah... 2. Bentuk-bentuk Metode Dakwah... akwah………..……...14
C. Ibadah ……… ………….………....…….18
1. Pengertian Peningkatan Ibadah …………...……… ...… 19
2. Ruang Lingkup Ibadah……… .…..……...20
D. Pengertian Remaja Masjid...
BAB III . GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN…… ……...…29
A. Sejarah singkat berdirinya IRMAFA………. …… .……...29
B. Visi dan Misi serta tujuan IRMAFA……… ……...31
C. Struktur Organisasi IRMAFA……… …………...33
D. Program Kerja IRMAFA……… ………...35
BAB IV. METODE DAKWAH IRMAFA ...40
A.Metode yang digunakan IRMAFA...40
a.Metode Ceramah...41
b.Metode Tanya Jawab...43
c.Metode Halaqoh...45
B.Pandangan anggota IRMAFA terhadap metode yang digunakan untuk peningkatan ibadah... ...46
C.Faktor Pendukung dan Penghambat IRMAFA dalam Peningkatan Ibadah pada Anggotanya……….… ……... ..52
BAB V. PENUTUP……… ………...57
A. Kesimpulan……… ………...57
DAFTARPUSTAKA………...
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi dan informasi, perubahan masyarakat lebih cepat jika
dibandingkan dengan kegiatan dakwah. Manusia sekarang ini pada umumnya
disibukkan oleh kebutuhan yang semakin beranekaragam, sehingga banyak
manusia mengalami krisis moral,dan meninggalkan ibadah serta amal shaleh
lainnya dan juga karena dakwah masih dipahami secara sempit oleh orang awam
yang identik dengan berdakwah yang umum dilakukan di atas podium
sebenarnya juga bisa dilakukan baik secara lisan, tulisan atau di contohkan dalam
perbuatan sehari-hari.
Sejalan dengan arus informasi semakin luas sehingga menimbulkan
berbagai dampak, baik dampak positif, maupun dampak negatif. Pada realitas
yang ada, dampak negatif lebih mendominasi dan yang menjadi korban
kebanyakan adalah kalangan remaja :
Menurut Zakiah Drajat dalam bukunya Ilmu Jiwa Agama mengatakan
”Remaja adalah masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari anak-anak
menuju dewasa”. 1
Sedangkan ciri-ciri remaja menurut Yaumil Agoes Achir di antaranya adalah:
• ••
• Remaja ingin cepat mandiri
• ••
• Remaja ingin kelihatan tegar dan stabil
• ••
• Remaja senang berkumpul dengan teman-teman sebaya
1
• ••
• Remaja membangun kelompok baru. 1
Dalam masa transisi atau peralihan ini remaja sangat rawan terpengaruhi
oleh hal-hal yang negatif. Apalagi pada zaman sekarang ini kehidupan masyarakat
cenderung mengikuti nilai hidup yang berat, yang belum tentu dengan
nilai-nilai agama Islam.
Hal ini di perkuat oleh Ismail Yusanto dalam bukunya yang berjudul Islam
Idiologi, Refleksi Cendikiawan Muda sebagai berikut.
Pemuda Islam sekarang ini hidup dalam suatu lingkungan disekitarnya berlangsung tatanan kehidupan sosial yang tidak Islami, disertai proses diIslamisasi yang demikian deras melalui media, di satu sisi mereka tetap menjadi muslim tetapi disisi lain pikiran, perasaan dan tingkah laku dalam cara berpakaian, bergaul, dan bermuamalah telah banyak dicemari oleh pikiran, perasaan dan tingkah laku yang tidak Islami yang kebanyakan bersumber dari khasanah pikiran orang nonmuslim. Dibidang budaya misalnya, berkembang weternisasi yang berati amoralisme. Bagi mereka tidak ada tabu termasuk sek bebas, pakaian tidak senonoh, sepanjang tidak menganggu orang lain. Bila tidak waspada pemuda Islam saat ini ajarannya.2
Untuk menghadapi problematika umat yang ditimbulkan oleh arus
informasi global hendaknya dakwah, baik lisan maupun tulisan dapat
mengimbanginya dengan informasi ajaran Islam. Maka untuk menyampaikan atau
menginformasikan ajaran agama dalam rangka mencerdaskan umat agama dalam
memahami ajaran agama. Para dai perlu mempelajari keadaan masyarakat dan
menumbuhkan minat masyarakat untuk mempelajari dan mengikuti ajaran agama
dengan tanpa adanya kesalah pahaman dan paksaan.
1
Yaumil Agoes Achir, Meningkatkan hubungan Remaja dan Orang Tua, (jakarta Pustaka Antara, 1992),h.83.
2
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat at-Taubah ayat 71:
!
"#
$
%&
' ()* +
,
-
.
/
.
+
01
2- 3
%&
45 +
6 $ 6789
%&
:
+
6 $ ;<=>
%&
? +
@
AB !
C D
$
.EGH
* I!
K;
LM-.C
N
3
= /5
@
O>+P
Q ,3.R
0STU
V
Artinya:Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Dari penjelasan di atas, dakwah pada hakekatnya adalah menyeru kepada
umat manusia untuk setuju kepada jalan kebaikan memerintahkan yang ma’ruf
dan mencegah dari yang mungkar dalam rangka memperoleh kebaikan di dunia
dan sejahtera diakhirat.
Dengan inisiatif untuk membentuk suatu wadah dimana wadah tersebut
bisa menampung aspirasi sekaligus membina para remaja yang berkualitas yang
dapat di andalkan demi membangun serta menigkatkan kegiatan-kegiatan yang
positif dalam lingkungan masyarakat.
Berangkat dari keprihatinan, melihat kondisi remaja serta didasari rasa
tanggung jawab terhadap generasi muda dan umat. Kemudian para remaja dan
Para tokoh masyarakat sangat prihatin dengan kondisi kehidupan remaja
setempat. Keprihatinan mereka, karena para remaja mulai enggan mendatangi
tempat-tempat pengajian yang sebelumnya ketika usia anak-anak sangat
bersemangat.
Dalam pelaksanaan kegiatan dakwah Ikatan Remaja Masjid Fathullah menggunakan beberapa metode dakwah agar pesan dakwah yang disampaikan da’i dapat diterima dengan baik
Untuk menjalankan aktivitas dakwahnya dalam peningkatan ibadahnya, Ikatan Remaja Masjid Fathullah (IRMAFA) menggunakan beberapa metode yakni Al-Hikmah (Bijaksana), Al-Mau’idzatil Hasanah (Nasehat, Pelajaran yang baik), Al-Mujadalah billati hiya ahsan (Diskusi, bertukar fikiran dengan yang baik ) diaplikasikan lewat metode ceramah, metode tanya jawab, metode halaqoh atau membaca bersama.
Dengan demikian, maka dapat dirumuskan bahwa pengertian dakwah
Islam adalah upaya mempengaruhi orang lain agar mereka bersikap dan
bertingkah laku Islami.3
Sejalan dengan pengertian dakwah diatas maka strategi atau metode yang
dilakukan dalam mengajak tersebut. Haruslah pula dengan materi dan tujuan
kemana ajakan tersebut diajukan. Pemakaian strategi atau metode yang benar
merupakan sebagian dari keberhasilan dari dakwah itu sendiri. Sebaliknya bila
strategi dan metode yang digunakan dalam menyampaikan sesuatu tidak sesuai
dan tidak pas, akan mengakibatkan hal yang tidak di inginkan.
3
Melihat fenomena kompleknya permasalahan kehidupan remaja, maka
Organisasi IRMAFA dan seorang da’i sudah mempunyai metode dalam
menangani semua permasalahan tersebut.
Menurut Slamet Muhairin Abda dalam bukunya: Prinsip-Prinsip
Metodologi Dakwah mengatakan ”Bahwa ada dua metode dalam berdakwah yaitu
metode tradisonal seperti ceramah dan metode moderen seperti diskusi, seminar.”
Dari sekian banyak ormas dan pengajian remaja yang penulis rasa beda
dengan pengajian remaja pada umumnya dan diangkat dijadikan penelitian dalam
bentuk skipsi dengan judul : ”Metode Dakwah Ikatan Remaja Masjid Fathullah (IRMAFA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dalam Peningkatan Ibadah Anggota Periode 2007-2008.
B.Pembatasan dan Perumusan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan masalah diatas, maka untuk lebih
memberi arahan yang tepat dalam pembahasan skripsi ini, peneliti membatasi
permasalahan pada metode dakwah IRMAFA dan adapun masalah yang akan
dibahas dalam skripsi ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Metode dakwah apa saja yang diberikan pada anggota IRMAFA dalam
peningkatan ibadahnya ?
2. Bagaimana Pandangan para anggota IRMAFA terhadap metode yang
disampaikan ?
3. Faktor pendukung dan penghambat IRMAFA dalam peningkatan ibadah
anggotanya ?
1. Tujuan penelitain
a. Untuk mengetahuai metode dakwah apa saja yang digunakan
IRMAFA dalam peningkatan ibadah anggota.
b. Untuk sumbangsih pemikiran dalam rangka mengajak dan memperluas
cakrawala Islam.
c. Untuk mengetahui aktivitas para anggota IRMAFA selama berada
didalam wadah organisasi IRMAFA
d. Untuk mengetahui manfaat yang dirasakan para anggota IRMAFA
terhadap metode yang di gunakan.
2. Manfaat peneliti
a. Secara akademis
Dengan penelitian ini akan memberikan gambaran dan pengetahuan
tentang metode serta pendekatan yang digunakan dalam menyampaikan
pesan-pesan dakwah dan juga dapat menambahkan wawasan
pengetahuan bagi penulis dan peniliti mengharapkan dapat membantu
bagi para pembaca, tokoh masyrakat, lembaga-lembaga pendidikan,
sosial dan dakwah untuk bisa memberikan sumbangan pemikirannya
untuk memperluas cakrawala Islam.
b. Secara praktis
Secara praktis penelitian ini dapat berguna untuk memberikan masukan
serta sumbangan saran guna menambah wawasan kepada praktisi
dibidang kelembagaan agama, khususnya kepada Organisasi IRMAFA
dalam membina serta mencetak kader-kader dakwah dan dapat
Islam dan dapat juga dijadikan bahan acuan pedoman bagi pengelola
masjid.
D. Metodologi penelitian
Metode yang digunakan dalam peneliti ini metode kuantitaf. Dengan
menggunakan pendekatan deskriptif–analisis, yaitu membahas suatu
permasalahan dengan menggunakan satu perspektif tertentu dan terlebih dahulu
memaparkan objek bahasan secara objektif.
1. Subjek dan objek penelitian
Subjek penelitian ini adalah IRMAFA sedangkan objeknya adalah metode
dakwah yang disampaian IRMAFA kepada anggotanya.
2.Teknik pengumpulan data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitaian ini penulis
menggunakan teknik-teknik sebagai mana berikut :
a. Observasi, Karl Weick mendefinisikan observasi sebagai ” pemilihan,
pengumpulan, pencatatan dan pengadaan serangkaian perilaku dan
suasana yang berkenaan dengan organisme in situ, sesuai dengan tujuan
empiris”.4 Teknik ini digunakan untuk dapat mengamati secara langsung tentang metode dakwah yang di tetapkan oleh IRMAFA
b. Wawancara dipergunakan untuk mengumpulkan informasi-informasi yang
dapat dijadikan bahan untuk merumuskan peneliti ini. Wawancara adalah
suatu alat pengumpulan data dengan cara bertanya langsung kepada orang
4
yang berhubungan langsung dengan peneliti tersebut untuk mendapatkan
informasi.5
c. Dokumentasi, analisis dokumen ini merupakan pengumpulan informasi
melalui pengujian arsip dan dokumen.6 Dengan metode ini, penulis mengumpulkan data yang diperoleh dari arsip dan dokumen yang dimliki
oleh IRMAFA . Metode ini dilakukan apabila penulis tidak mendapatkan
data dari observasi dan wawancara.
d. Angket/Quesioner, adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan memberikan angket yang berisikan pertanyaan kepada responden.7 Metode ini dipakai untuk memperoleh informasi atau gambaran dari
responden yang tentu saja lebih kepada pendapat pribadinya mengenai
pandangan mereka tentang metode dakwah yang digunakan IRMAFA
untuk peningkatan ibadah para anggota IRMAFA.
Adapun data yang penulis ambil dari penyebaran angket hanyalah sebagai
pemuat data serta untuk mengetahui respon atau pandangan para aggota IRMAFA
terhadap metode dakwah yang diberikan oleh IRMAFA. Selain itu penggunaan
angket yang dipakai oleh penulis adalah sebagai sempel yang bertujuan untuk
menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber. Hal ini didasarkan
pada pendapat Moleong yang mengatakan bahwa pada penelitian kualitaif tidak
ada sempel acak, tetapi sampel bertujuan.8
5
Sutrisno Hadi,Metodologi Research, (Yogyakarta : Andi Offset, 1999), h. 49.
6
Consuleo G. Sevilla, Pengantar Metode Penelitan ( Jakarta : UI Press, 1993), h.8
7
Sudjana, Metode Statiska ( Bandung : Tarsito,1996), Edisi Ke-6, h.8.
8
Dengan populasi sebanyak 100 orang , untuk keperluan penelitian ini,
maka penulis mengambil sampel sebanyak 15% dari 100 0rang atau sebanyak 50
orang. Persentase tersebut diambil dengan berpedoman kepada pendapat
suharsimi Arikunto : ” Apabila subjek kurang dari 100 orang, lebih baik diambil
semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika
jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15 % atau lebih, tergantug
setidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari seri waktu, tenaga dan dana.9 Data yang diperoleh dari penyebaran angket kepada responden dijadikan
sebagai teknik analisa data yaitu suatu proses penyederhanaan data kedalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.10 Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menggunkan analisa non statistik, yaitu mengambil
keputusan-keputusan yang benar , melalui proses pengumpulan, penyusunan
penyajian dan penganalisaan data hasil penelitian atas hasil yang berupa kata-kata.
Untuk mempermudah penelitian dalam menghitung jumlah jawaban dari
responden yang berupa angket, maka penulis menggunakan rumus frekuensi
dengan menghitung prosentase berpedoman standar sebagi berikut :
P= N F
x 100%
P = Besar Persentase
F = Frekuensi ( jumlah jawaban responden )
N = Jumlah Responden
9
Suhasimi Arikunto, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan ( Jakarta : Bumi aksara, 1) hal.57
10
Adapun mengenai teknik penulisan skripsi ini, penulis berpijak pada buku
pedoman penulisan karya ilmiah ( Skripsi, Tesis dan Disertasi ) yang diterbitkan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press tahun 2007.
e. Studi literatur digunakan untuk melengkapi buku-buku bacaan lainnya
yang mendukung terhadap masalah yang diteliti.
E.Sistematika Penulisan
Laporan hasil penelitian ini dituangkan dalam bentuk karya tulisan skripsi
dengan sistematika penulisan seperti di bawah ini :
BAB I : Pendahuluan, dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metode penelitian, sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Teoritis, bab ini berisikan tentang Metode Dakwah,Pengertian Metode Dakwah, Bentuk-bentuk Metode Dakwah, Ibadah,
Pengertian peningkatan ibadah, Ruang lingkup ibadah, Bentuk-bentuk
ibadah,Pengertian Remaja Masjid.
BAB III : Gambaran Umum Ikatan Remaja Masjid Fathullah (IRMAFA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, bab ini berisikan tentang latar belakang berdirinya IRMAFA, visi dan misi serta tujuan dari IRMAFA, struktur
organisasi IRMAFA, program kerja IRMAFA.
dakwah yang di sampaikan, faktor pendukung dan penghambat IRMAFA dalam
peningkatan ibadah para anggotanya.
BAB V : penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.
V
V
V
V
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Metode Dakwah
1. Pengertian Metode Dakwah
Kata metode berasal dari bahasa Latin methodus yang berarti cara.11 Dalam bahasa Yunani methodus berarti cara atau jalan. sedangkan dalam bahasa
Inggris method dijelaskan dengan metode atau cara.12 Adapun kata metode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik
untuk mencapai maksud ( dalam ilmu pengetahuan ) cara kerja yang bersistem
untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan.13
Dengan demikian metode adalah cara yang sistematis untuk mencapai
suatu tujuan.
Sedangkan kata dakwah secara lughawi berasal dari bahasa arab, yaitu
da’wat yang membentuk katanya disebut isim mashdar. Kata ini berasal dari fi’il ( kata kerja ) da’a atau yad’uw yang artinya memanggil, menyeru atau mengajak.14
Dakwah menurut istilah para ulama memberikan definisi yang
bermacam-macam antara lain :
11
Prent, Kamus Latin-Indonesia,( Jogjakarta: Kanisius, 1969), h.232
12
Rayner Hardjono, Kamus Popular Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2002), h. 244
13
Tim Penyusun Kamus Besar dan Pengembangan Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka,1998),Cet. Ke-1, h.581
14
1) Pendapat Bakhial Khauli yang dikutip oleh Ghazali Darussalam, ”
Dakwah adalah satu proses menghidupkan peraturan – peraturan Islam
dengan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaan
yang lain”.15
2) Pendapat Toha Yahya Oemar, ” Dakwah adalah mengajak manusia
dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah
Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagian mereka di dunia dan
akhirat”.16
3) Pendapat Syekh Ali Mahfud, ” Dakwah adalah mengajak manusia
untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh
mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar
mereka mendapat kebahagian di dunia dan akhirat”.17
4) Pendapat Dr. H. Hamzah Ya’qub, ”Dakwah adalah mengajak umat
manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk
Allah dan Rasulnya ”.18
5) Masdar Helmy mengatakan bahwa, ”Dakwah adalah mengajak dan
menggerakan manusia agar menaati ajaran-ajaran Allah ( Islam)
15
Ghazali Darussalam, Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah, ( Malaysia: Nur Niaga, 1996), Cet. Ke-1, h. 10
16
Toha Yahya Oemar , Ilmu Dakwah,( Jakarta: Wijaya, 1992), Cet. Ke-5, h.1
17
Syekh Ali Makhfud, Hidayat al-Mursyidin, Terjemahan Chodijah Nasution, ( Yoyakarta: Tiga A, 1970), h.17
18
termasuk amar’ma’ruf nahi mungkar untuk bisa memperoleh
kebahagian didunia dan akhiran”.19
Dengan demikian dakwah adalah mengajak umat manusia kepada jalan yang benar yaitu dengan menjalankan ajaran-ajaran agama Islam demi mandapat kebahagaiaan dunia dan akhirat.
Dari pengertian tentang metode dan dakwah, maka dapat memberikan kesimpulan bahwa metode dan dakwah, adalah cara-cara atau jalan tertentu yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran dakwah Islam demi mencapai suatu tujuan.
2. Bentuk-bentuk Metode Dakwah
Begitu banyak ayat al-Qur’an yang mengungkapkan masalah dakwah. namun, dari sekian banyak ayat itu, yang di jadikan pedoman utama dalam prinsip matode dakwah pada umunya
merujuk pada surat an-Nahl ayat 125:
V
V
V
Dari ayat tersebut menunjukan bahwah metode dakwah itu meliputi tiga cakupan yaitu ” dakwah bi al-Hikmah, dakwah al Mau’idzatil Hasanah, dan dakwah bi al- Mujadalah”.
Menurut Ahmad Mustafa al- Maraghi pembagian metode dakwah yang
terdapat dalam surat an-Nahl ayat 125 sebagai berikut :
1. Al-Hikmah ( Bijaksana)
2. Al-Mau’idzatil hasanah ( Nasehat, Pelajaran yang baik )
3. Al-Mujadalah billati hiya ahsan (Diskusi, bertukar fikiran dengan
yang baik
a) Metode Al-Hikmah ”kebijaksanaan yang adil”
Yaitu suatu cara atau pendekatan yang dilakukan oleh seorang da’i kepada
mad’unya dengan kebijaksanaan, sikap kasih sayang dan proporsinya.20 menurut Imam Abdullah bin Ahmad Mahmud an- nasaf :
19
Masdar Helmy,Dakwah dalam Alam Pembangunan, (Semarang: CV Toha Putra), h.31 20
ی
artinya :
Dakwah dengan bil-Hikmah adalah dakwah dengan menggunakan perkataan yang benar dan pasti yaitu dalil yang menjelaskan kebenaran dan menghilangkan keraguan.
Menurut Prof. Toha jahya Omar, al-Hikmah adalah kebijaksanaan, artinya
meletakkan sesuatu pada tempatnya dan kitalah yang harus berfikir, berusaha
menyusun dan mengatur cara-cara dengan menyesuaikan kepada keadaan zaman,
asal tidak bertentangan dengan hal-hal yang dilarang Alllah SWT.21
Sedangkan menurut Dr. Ali abdul Halim Mahmud menyimpulka bahwah
yang dimaksud dengan hikmah di dalam adalah berbuat yang tepat denan cara
pada waktu tang tepat.22
Aplikasi dakwah dengan hikmah sebagaimana di contohkan oleh
Rasulullah denan cara berlaku dan santunan walaupun terhadap musuh ( non
muslim )tapi ada kalanya Rasululla memeberikan komando untuk mengangkat
senjata memerangi musuh. Jadi ada kalanya berdakwah scara siriah (tertutup ),
tapi ada pula masszanya untuk berdakwah scara jahriyah ( terbuka ).
Dari beberapa pengertian diatas, dapat dipahami bahwa al-hikmah adalah
merupakan kemampuan pada dai dalam memilih, dan menjelaskan teknik dakwah
dengan kondisi mad’u. disamping itu juga al-hikmah merupakan kemampuan cara
21
Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum Dan Berdakwah Di Indonrsia
(Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996 )Cet, Ke-1, hal. 36.
22
dai dalam menjelaskan ajaran Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi
logis dan bahasa yang komunikatif. oleh karena itu al-hikmah adalah sebagai
sebuah sistem yang menyatakan antara kemampuan teoritis dan praktis dalam
berdakwah.
b)
Metode Al-Mau’izhatil hasanah ”nasehat yang
baik”
Menurut Ahmad Mustafa Al-marghi, al-Mau’izatil hasanah adalah melalui
dalil-dalil yang zhani ( meyakinkan ) yang melegakan bagi orang awam. Ini sasarannya
adalah orang – orang awam. Materi yang disampaikan kepada mereka harus
sesuai dengan daya tangkap mereka.23
Yaitu suatu cara penyampaian pesan oleh seorang da’i kepada mad’unya
dengan memberikan nasehat-nasehat yang baik atau memberi peringatan,
kata-kata ucapan atau teguran yang baik dan tidak menyinggung persaan mad’u
sehingga mad’u tidak merasa dipaksa dalam menerima pesan-pesan dakwah.24 Menurut Imam Abdullah bin Ahmad Mahmud an- nasaf :
! " !# $%
artinya: al-Mau’izhatil Hasanah yaitu perkataan-perkataan yang tidak tersembunyi bagi mereka, bahwa engkau mengatakan nasehat dan menghendaki manfaat kepada mereka atau dengan al-quran.
Jadi kalau kita telusuri kesimpulan dari Al-Mau’izhatil hasanah, akan
mengandung arti kata yang masuk kedalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan
23
Al- wisnal Imam Zaidallah, Strategi Dakwah Dalam Pembentukan Dai dan Khalifah Profesional, ( jakarta : kalam Mufa,2002) Cet.Ke-2,hal.74.
24
kedalam perasaan dengan penuh kelembutan, tidak membongkar atau membuka
kesalahan orang lain sebab kelemahan kelembutan dalam menasehati seringkali
dapat melukakan hati yang kasar dan menggunakan kalbu yang lain, ia lebih
mudah melahirkan kebaikan dari pada larangan dan ancaman.
c)
Metode Al-Mujadalah billati hiya ahsan ” berdebat,
berdiskusi”
Menurut ahmad Musatafa Al-Maraghi, Mujadalah hiya ahsan adalah
percakapan dan bertukar pikiran untuk memuaskan bagi orang-orang yang
menentang.25
Mujadalah Yaitu penyampaian dakwah yang dilakukan dengan cara
berdebat atau bertukar pikiran secara baik. Bertukar pikiran disini dapat dilakukan
dalam berbagai bentuk dialog, diskusi, seminar dan lain-lain. Dengan tujuan satu
sama lain mengerti serta ajaran-ajaran yang satu dengan yang lainnya secara luas
untuk menghapuskan sifat sombong kepada ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang.26
Dalam tafsir Jalalain disebutkan :
25
A. Mustafa Al-Maraghi, Tafsir jalalain, ( Beyrut : Darul Ihya Turus al-rabiy )hal : 158.
26
%
&"ﺡ
( )
*
+
,
-
. &"ﺡ
! (
+ /ﺡ
artinya: Berdebat yang baik yaitu mengajak ke jalan Allah SWT dengan
menggunakan ayat – ayat Nya dan hujjah Nya.27
Dari pengertian di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa mujadalah
merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sirnegis, yang
tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan,menerima pendapat yang
digunakan dengan memberikan ergumentasi dan bukti yang kuat.
Dari ketiga metode diatas dapat disesuaikan dengan kondisi dan tingkat
kepahaman masing-masing jamaahnya, karena metode dakwah yang tidak tepat
akan berakibat semakin jatuhnya seorang da’i dari jamaahnya dan bahkan
implikasinya yang lebih parah akan semakin menjauhkan mereka dari ajaran
agama. Metode dakwah juga bukanlah satu-satunya kunci kesuksesan akan tetapi
keberhasilan dakwah ditunjang dari seperangkat baik pribadi da’i, subjek dakwah
atau pun lainnya.
B. Ibadah
1. Pengertian Peningkatan ibadah
Peningkatan ibadah terdiri atas dua kata yaitu peningkatan dan ibadah.
Peningkatan kata dasarnya adalah ” tingkat ” yang berarti kemajuan. kata tingkat
mendapatkan awalan ” peng ” dan akhiran ” an ” menjadi peningkatan yang
berarti proses atau cara atau perbuatan meningkatkan suatu usaha atau suatu
kegiatan.
27
Ibadah secara bahasa (terminologi) dalam Eksiklopedi Islam yang berati
mematuhi, tunduk, dan berdo’a.
Sedangkan menurut istilah ibadah adalah kepatuhan atau ketundukan pada
Dzat yang memiliki puncak keagungan, Tuhan Yang Maha Esa, Ibadah mencakup
segala bentuk kegiatan ( perbuatan dan perkataan) yang dilakukan pada setiap
mukmim muslim dengan tujuan untuk mencari keridoan Allah SWT.28
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan ibadah sebagai : ” Perbuatan
untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan mengerjakan
perintah-Nya dan mematuhi larangan-Nya.”Atau dengan kata lain ”Segala usaha
lahir dan batin, sesuai dengan perintah Tuhan, untuk mendapatkan kebahagiaan
dan keselarasan hidup, baik terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat maupun
terhadap alam semesta”.29
Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa peningkatan ibadah adalah
proses cara kerja atau suatu usaha atau kegiatan untuk menuju suatu peningkatan
kerja atau usaha yang lebih baik sesuai dengan ajaran Islam sebagai bukti ketataan
kepada Allah SWT,yang didasari dengan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.
2. Ruang lingkup ibadah
Ibadah di bagi menjadi 2 bagian, yaitu Ibadah mahdoh dan Ibadah
Ghorioh nmahdoh. Ibadah Mahdoh adalah segala jenis Ibadah yang tata caranya
28
H. Baihaqi A,K., “Fiqh Ibadah”, (Bandung : Mas Bandung,1996), cet ke-1, h.31
29
telah di tetapkan oleh Allah SWT ( Khusus ) atau tersebut. Contohnya Sholat,
Puasa, Zakat dan sebagainya.
Sedangkan ghoiroh mahdoh adalah segala jenis ibadah kepada Allah
dalam pengertian yang luas semua perbuatan yang diperintahkan Allah SWT baik
perbuatan yang berhubungan dengan Allah SWT, semua manusia, dan alam
lingkungan , misalnya berzikir kepada Allah, menolong orang yang kesusahan
seseuai dengan kemampuan kita, memelihara lingkungan dan sebagainya.Seperti
yang tertera dalam surat An-nisa ayat 36:
W
XYZ
@
[\
W
</LZ]
^
_ R/
`a b;@
W
Uc d
/
/
fgZR/5
>4b/
$h6i - 5
$h.
j
Uck,3 fg.
D
l
m
>
n
$h6i - 5
D
l
m
47
o
47 R
89
47
.o
/
Uc
U^b/Ygg
Z
367
3
.
+ !
3
= /5
@
[\
q7
r
1
s[t
\
u +
D
x )
02 U
VV
Artinya:
”Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”
Ditinjau dari segi ruang lingkupnya, ibadah dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu Ibadah Khashashah dan Ibadah Ammah.
1. Ibadah Khashashah adalah ibadah yang ketentuan dan cara pelaksanaannya secara khusus ditetapkan oleh Nash, seperti sholat,
2. Ibadah Ammah adalah semua perbuatan yang dilakukan dengan niat yang baik dan semata-mata karena Allah SWT, seperti makan dan
minum, bekerja, amar ma’ruf nahi munkar, berlaku adil, berbuat baik
kepada orang dan sebagainya.30
Dengan ibadah seorang hamba akan selalu merasa dekat dengan
Tuhannya, bahkan ibadah dapat menolong batinnya dari kesusahan. Banyak hal
yang dapat dipetik dari ibadah. Dari segi sosial, ibadah merupakan pengakuan
akidah setiap anggota masyarakat dan kekuatan jiwa mereka yang berimplikasi
terhadap persatuan dan kesatuan umat Islam.
3. Bentuk-Bentuk Ibadah
Dilihat dari segi bentuk dan manfaatnya, ibadah terbagi kepada beberapa bagian :
a. Ibadah yang trerdiri atas perbuatan dan ucapan lidah seperti berdzikir, bertasbih, bertauhid, bertahlil, bersholawat dan sebagainya.
b. Ibadah yang terinci perkataan dan perbuatan seperti sholat, zakat, puasa dan haji.
c. Ibadah yang tidak di tentukan teknik pelaksaaannya seperti menolong orang lain, berjihat,membela diri, mendirikan madrasah, masjid, rumah sakit dan sebagainya.
d. Ibadah yang pelaksanaannya dalam bentuk menahan diri seperti puasa ihram dan i’tikaf.
e. Ibadah yang sifatnya mengugurkan hak seperti membebaskan seseorang dari kewajiban membayar hutangnya kepada kita memaafkan kesalahan yang dilakukan orang lain kepada kita dan sebagainya.31
Ibadah Islam adalah bentuk ibadah tertentu yang telah digariskan oleh
Islam sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, bentuk
peribadatan yang telah menentukan waktunya, ketentuan-ketentuannya maupun
30
A.Rahman Ritonga,M.A., “ Fiqh Ibadah”,(Jakarta: Gaya Media Pratama : 2002),cet ke-2 h. 62
31
cara-cara pengalamannya sudah pasti atau kekal. Adapun ibadah-ibadah yang
dimaksudkan itu adalah sholat,zakat,puasa dan haji.
Sebagaimana umat muslim lainnya, anggota IRMAFA juga memiliki
kewajiban untuk melaksanakan ibadah sebagaimana yang telah ditentukan oleh
Allah SWT dan Rosul-Nya. Tidak ada perbedaan yang mendasar dalam
melaksanakan ibadah, tata cara dan pelaksanaannya sama seperti umat muslim
lainnya. Dalam penelitain ini peneliti hanya memfokuskannya pada pelaksanaan
ibadah sholat, zakat dan puasa para anggotanya sebagai landasan untuk
memperoleh jawaban penelitian. Pilihan ini dikarenakan, ibadah-ibadah tersebut
merupakan ibadah sehari-hari yang dapat dengan mudah peneliti lihat dan amati
saat observasi.
1. Sholat
Menurut bahasa sholat adalah do’a, sedangkan menurut istilah sholat
adalah ibadah yang mengandung perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam.32
Sholat adalah kewajiban umat Islam yang paling utama sesudah
megucapkan dua kalimat syahadat. Sholat merupakan pembeda antara orang
muslim dengan non muslim.
Dari unsur religius sholat merupakan hubungan antra hamba dengan
khaliknya, yang didalamnya terkandung kenikmatan munajat, pernyataan
’ubudiyah, penyerahan segala urusan kepada Allah SWT, keamanan dan
ketentraman serta peroleh keuntungan. Disamping itu sholat merupakan suatu cara
untuk memperoleh kemenangan serta peroleh keuntungan. disamping itu sholat
32
merupakan suatu cara untuk memperoleh kemenangan serta menahan seseorang
dari perbuatan jahat dan kesalahan.
Secara individu sholat merupakan pendekatan diri (taqarrub) kepada Allah
SWT. Selain itu sholat juga merupakan peristirahatan diri dan ketenangan jiwa
sesudah melakukan kehidupan dunia. kali ini terlihat dari penetapan waktu sholat
yang harus di pelihara oleh setiap muslim dan tata tertib yang terdapat di
dalamnya.
Segala macam ibadah di dalam Islam, segala macam larangan, baik yang
dapat di pahami dengan mudah dan tujuannya maupun yang tidak, namun harus
diakui dan di yakini bahwa ibadah sholat itu mengandung rahasia-rahasia yang
dalam serta hikmah-hikmah yang besar dalam menghasilkan manfaat dan faedah
bagi yang mengerjakannya, diantara rahasia – rahasia dan hikmah yang
terkandung dalam sholat adalah :
1) Mengingatkan kepada Allah SWT, menghidupkan rasa takut
kepada-Nya, tunduk kepada-Nya dan menumbuhkan di dalam jika rasa
kebenaran rasa ketinggian Allah Swt, serta mengesakan kebesaran dan
keagungan-Nya.
2) Mendidik dan melatih kita menjadi orang yang tenang, orang yang dapat
menghadapi segala kesusahan dengan hati yang tentram dan tenang.
3) Menjadi penghalang untuk mengerjakan kemungkaran dan keburukan.33 Diantara ibadah Islam, Sholat yang membawa manusia dekat kepada Allah
SWT karena di dalamnya terdapat dialog antara manusia dengan Tuhan dan
dialog itu berlaku antara dua pihak yang saling berkaitan. Terdapat banyak
33
petunjuk dari al-Qur’an maupun hadits, tentang rahasia sholat bagi perilaku
manusia diantaranya surat Al-Ankabut ayat 45.
^ :
My0
I!
.E b
/5
%z
47
j,3
4Q s !
6 $ 6789
W
{&/5
6 $ 6789
$D |
:
0z
} ;A
2- 3
3
- < s
a
L
~t !
3
N
•Q67
+
9 :
0/U
Artinya: ”Bacalah apa yang telah di wahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (Perbuatan-perbuatan ) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (sholat) adalah lebih besar ( Keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain ) dan Allah mengetahui apa engkau kerjakan.”(QS.Al-Ankabut: 45)
2. Zakat
Zakat ialah nama atau sebutan dari sesuatu hak Allah ta’ala yang
dikeluarkan seseorang kepada fakir miskin. Dinamakan zakat, karena didalamnya
terkandung harapan untuk memperoleh keberkahan, memberikan jiwa dan
memupuknya dengan berbagai kebijaksanaan. Zakat menurut bahasa ialah tumbuh
suci, dan berkah. Sedangkan menurut istilah zakat adalah kadar harta tertantu,
yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan beberapa syarat .34 Zakat merupakan ladang amal bagi yang mengerjakannya Allah berfirman dalam
surat Al-Baqoroh ayat 261:
^ €=
cd s@
5 A
+
Q
!
h/c
U^b/Y.C
a
U^ •. ;<
‚lƒY.R
Z
u „
… !
.† E.C
[^/
.C
h/c
U‡^ <
E*
E
C
l ˆW
‰
ElƒY.R
3
34
N
[
+
1.
} Š
3
N
††,C
Q /7 Œ
0• TUV
!
UV
V”Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”
Manusia disamping sebagai mahluk individu, ia pun sebagai mahluk
sosial, kehidupannya selalu berkait dengan orang lain. Ia tidak dapat hidup tanpa
bantuan masyarakatnya. Walaupun seseorang mempunyai kepandaian, namun
hasil materi yang diperolehnya tidak terlepas dari bantuan pihak-pihak lain, baik
secara langsung disadari atau tidak. Zakat mamiliki hikmah-hikmah yang
tersembunyi diataranya:
a. Mengikis sifat-sifat kekikiran dari dalam jiwa seseorang serta melatihnya
untuk berjiwa dermawan.
b. Menciptakan kemenangan dan ketentraman bukan hanya terhadap
penerima tetepi juga kepada yang membarikan.
c. Zakat bila diberikan kepada mustahiknya secara ikhlas, disamping
memberikan keuntungan terkahap kebaikan diakhirat, juga dapat
menambah harta yang tersisa dengan pemanfaatan yang lebih baik.35 Zakat sebagai amal kebaikan, disamping memiliki dimensi ibadah juga
memiliki dimensi sosial. Hal ini menunjukan bahwa zakat disamping sebagai
salah satu bentuk kegiatan taqarrub kepada Allah, zakat juga salah satu bentuk
35
kegiatan sosial. Zakat digunakan untuk kepentingan umum dalam menanggulangi
problem-problem sosial bencana, serta kelompok masyarakat yang memerlukan.
3.Puasa
Puasa menurut bahasa artinya menahan diri dari sesuatu seperti
makan,minum hawa nafsu, berbicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya.
Sedangkan menurut istilah puasa adalah menahan diri dari sesuatu yang
membatalkan puasa satu hari lamanya, mulai dari tebit fajar sampai terbenam
matahari dengan niat dan beberapa syarat.36
Menurut Al-Qura’an puasa itu merupakan kewajiban universal, artinya
puasa juga diwajibkan kepada umat sebelum nabi Muhammad SAW sesuai
dengan firman Allah SWT Surat al-Baqoroh ayat 183:
V
.
P+ *H
+
cd s@
W
f7 j <
Y b67 Œ
Ž
b,•9
. ;<
f7 j <
h6:
%•d
s@
1
Y/7 E s
3N7.
5‘j :
0T2U
‘+
V V Artinya :”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”
Pelaksanaan puasa merupakan rukun Islam yang ke-empat yang
diperintahkan Allah SWT kepada semua orang yang beriman kepada-Nya, oleh
kerena itu puasa adalah ibadah langsung yang dipertanggung jawabkan kepada
Allah atau Ibadah yang menyangkut aspek hablu’minallah.
Dalam Islam tidak ada ibadah yang diperintahkan Allah SWT yang tidak
mengundang hikmah. Puasa sebagai ibadah menahan makan dan minum serta
36
hubungan seksual dan bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt,
mengandung hikmah bagi yang melaksanakannya.
Puasa menurut Zakiah Drajat, mengundang hikmah terhadap rohani dan
jasmani manusia. Hikmah terhadap rohani antara lain melatih rohani agar disiplin
mengendalikan dan mengintrol hawa nafsu agar tidak semena-mena
memunculkan keinginannya.
Dalam puasa disamping dilatih menahan hawa nafsu juga ditanamkan nilai
moral yang luhur kepada sesamanya yaitu manusia disiapkan menjadi manusia
yang berjiwa sosial dan gemar beramal sholeh, tidak suka berbuat hal-hal yang
merugikan rohani dan akhlak. Adapun hikmah terhadap jasmani ialah bahwa
puasa dengan menahan makan dan minum, disamping membangun kekuatan dan
ketahan rohani juga mempertinggi tubuh manusia tubuh manusia bersumber dari
perut yang menampung semua apa yang dimakan dan diminum.37 4.Haji
Haji menurut bahasa adalah mengunjungi Baitullah untuk menjalankan
ibadah. Sedangkan menurut istilah sengaja mengunjugi mekkah ( Ka’bah) untuk
mengerjakan ibadah yang terdiri atas tawaf, sa’i,wukuf dan ibadah-ibadah lainnya,
guna memenuhi perintah Allah SWT dan mengharapkan keridhaan-Nya.38
Ibadah haji dilakukan pada waktu tempat dan cara yang telah ditetapkan
Allah SWT , hai ini menunjukan bahwa adanya penentuan dalam konsep ibadah
haji untuk keseragaman muslim dalam mengabdikan diri kepada Allah SWT.
Adapun ibadah haji ditekankan dan wajibkan muslim yang mampu yang tidak
37
A.Rohman Ritonga, M.A., “ Fiqh Ibadah ” ,op.cit., h.155
merupakan paksaan bagi seseorang yang kurang mampu untuk menunaikan
ibadah haji tersebut.
Berkumpulnya kaum muslim dari berbagai bangsa dan bahasa
menimbulkan ikatan persatuan diantara meraka dan rasa solidaritas terhadap
meraka yang tertindas. hal ini merupakan salah satu hikmah haji yang ada,
manusia semakin banyak menampakan penghambaan diri kepada Allah SWT.
Haji adalah forum pertemuan agung yang banyak orang saling mendapat
manfaat untuk kehidupan dan perdagangan, sehingga memberikan kontribusi
besar bagi masyarakat Islam.
C.Remaja Masjid
Anak remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. ia tidak termasuk golongan anak, tapi tidak pula termasuk gologan orang dewasa
atau golongan orang tua. remaja adalah mereka yang berada pada masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12
tahun sampai 21 tahun. menurut Monks remaja akan mengalami periode perkembangan fisik dan psikis sebagai berikut :
a. Masa remaja awal (12-15 tahun)
b. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)
c. Masa remaja akhir (18-21 tahun)39
39
Asal kata Remaja Masjid terdiri dari ”Remaja dan Masjid” remaja masjid dapat diartikan sebagai perkumpulan remaja dan pemuda yang mempelajari dan menjalani dan menggambarkan agama Islam dengan menggunakan masjid sebagai pusat kegiatannya.40 Remaja masjid merupakan suatu umat yang terdiri dari orang-orang atau kelompok yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang berbasis di masjid sebagai pusat kegiatan.
Berkenaan dengan itu harus pula diketahui adanya 5 unsur yang dominan pada remaja masjid kelima unsur ini juga menjadikan spesifikasi remaja masjid terhadap bentuk asosiasi atau kelompok lain ke-5 unsur tersebut adalah :
a.Keanggotaan
Remaja masjid beranggotakan sekumpulan remaja Islam dengan usia antara 12-30
tahun. anggota yang sudah tidak remaja lagi tidak berarti mengubah status,
keanggotaan dapat berubah apabila anggota tersebut meninggal dunia atas
permintaan sendiri, dikeluarkan, murtad, dan melanggar peraturan dasar dan
peraturan rumah tangga organisasi.
b.Keorganisasian
Remaja masjid adalah sebuah organisasi otonom dan independen, maksudnya
dalam keotonomianya ia benar-benar mandiri, tidak tergantung pada siapapun
remaja masjid tersebut atas swadaya remaja itu sendiri, walaupun mereka belum
bisa. berswasembada. namun tidak mengurangi keindependennya terhadap yang
lain, termasuk kepada pengurus masjid yang menjadi tempatnya bernaung.
c.Kegiatan
Remaja masjid mempunyai kegiatan yang sifatnya hanya keagamaan, melainkan
jika mencakup kegiatan non keagamaan.
d.Tujuan
Remaja masjid bertujuan untuk memakmurkan masjid. tujuan ini memang
tidak secara ekspilit dikemukakan. tujuan inilah yang sesungguhnya menjadi
identitas remaja masjid. tanpa adanya tujuan untuk memakmurkan masjid, maka
remaja masjid tidak mempunyai arti yang luas, tidak hanya kepentingan masjid
40
yang diutamakan, melainkan jika aspirasi remaja dan kehidupan berguna bagi
sosial masyarakat sekitar.
e.pemikiran dan landasan
remaja masjid berdasarkan atas motifasi ketawaan kepada allah swt landasan
mutlak dimilki para anggota remaja masjid. ketaqwaan ini dikonsekwensikan
pada sikap bersama kepada allah swt dan hari akhir, mendirikan sholat, dan
menunaikan zakat.41
41
BAB III
GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN
A.
Sejarah Singkat Berdirinya IRMAFA
IRMAFA merupakan nama organisasi remaja yang terletak di lingkungan
kampus UIN Syarif Hidayatullah jakarta khususnya ditengah-tengah perumahan
dosen UIN Syarif Hidayahullah
IRMAFA juga bergerak dalam kegiatan keorganisasian dan keagamaan
yang tertujukan kepada remaja khususnya dan umumnya untuk masyarakat
sekitar, dan pun kegiatan ini berbasiskan di masjid fathullah jalan Ir. Juanda
komplek UIN Syarif Hidayatullah No.95 Lantai 2.42
Misbahuddin selaku ketua IRMAFA mengatakan bahwa Awal berdirinya
IRMAFA sekitar tanggal 1 juni 1997 bertepatan dengan 25 Muharam 1418 H
pada saat itu para pengurus masjid dan tokoh masyarakat yaitu Bapak M.Nuzul
Wibawa, Bapak Ahmad Munjib, Bapak Athiyah Fitri, Ibu Ida Farida dan Ibu
Lisfah Sentosa Aisyah memutuskan untuk membentuk suatu wadah yang bisa
menampung aspirasi sekaligus membina remaja yang berkualitas yang dapat di
andalkan demi membangun serta meningkatkan kegiatan-kegiatan yang positif
dalam lingkungan masyarakat.
42
Berdasarkan musyawarah tersebut maka terbentuklah suatu organisasi
remaja yang bernamakan Ikatan Remaja Masjid Fathullah yang disingkat dengan
揑RMAFA揑.
Hingga sekarang organisasi remaja Ikatan Remaja Masjid Fathullah
(IRMAFA) sudah memasuki tahun yang ke 10 atau periode yang ke-8 yang
pernah menjabat sebagai ketua dengan rincian diantaranya :
1. Periode pertama, Sdr, M.Nuzul Wibawa (1997-1999)
2. Periode ke dua, Sdr, Ali Fahruddin (1999-2001)
3. Periode ke tiga, Sdr, Dedy sa’dallah (2001-2003)
4. Periode ke empat,Sdr, Faisal Anwar (2003-2004)
5. Periode ke lima, Sdr, Ahmad Asturi (2004-2005)
6. Periode ke enam, Sdr, M.Abdul.Rahman (2005-2006)
7. Periode ke tujuh, Sdr, M.Wahyuddin (2006-2007)
8. Periode ke delapan, Sdr,Khairun.E.K (2007-2008)43
Sejak berdirinya kegiatan yang dilakukan IRMAFA selama 10 tahun ini
banyak sekali peningkatan – peningkatan dari tiap periode walaupun sifatnya
bertahab.
Walaupun IRMAFA sudah berjalan selama 10 tahun IRMAFA masih
perlu banyak belajar dari organisasi remaja masjid yang telah mapan dan eksis
sebelumnya, agar terwujud sesuai dengan harapan kita semua sebagai organisasi
yang bisa menjadi suritauladan yang baik bagi oraganisasi yang lain.44 B. Visi, Misi dan Tujuan IRMAFA
43
Dokumentasi Statuta Masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
44
Dalam sebuah organisai,Visi dan Misi mempunyai peran yang sangat
penting dalam mencapai tujuan organisasi tersebut. Visi dan misi juga
memberikan pandangan yang jelas arah dan tujuan yang akan dicapai dan
memberikan identitas atau ciri khas dari sebuah organisasi.
Adapun Visi dari organisasi IRMAFA ini adalah:
揑Terwujudnya generasi muda dan berilmu dan bertaqwa yang memperjuangkan
nilai-nilai islam serta peduli terhadap persoalan umat .45
Adapun Misi dari organisasi IRMAFA ini adalah :
1. Melaksanakan pembangunan yang terpadu antara spiritual, moralitas,
intelektualitas dan solidaritas sosialmenuju terciptang insan islami.
2. Membentuk remeja yang mandiri, berkepribadian, sehat jasman dan
rohani, memiliki keluasan wawasan pengetahuan, keagamaan, kenegaraan
dan berakhlak mulia.
3. Menciptakan remaja yang berkualitas yang mengisikehidupannya sesuai
dengan ajaran agamadan keilmuan yang kuat.
4. Megoptimalkan kualitas remaayang kritis serta dapat aktifdalam
mengembnagkan masyarakat khusunya remajaitu sendiri.
5. Membantu masyarakat khusunya remajamelalui program-program
pendayagunaan yang dapat dipertanggung jawabkan.46
Oleh sebab itu perlu disusun garis besar perjuangan dalam rangka
memberikan arah bagi kemajuan organisasi dengan mempertimbangkan berbagai
45
Wawancara Pribadi dengan Abdul Wahid ,SH,I Dewan Pertimbangan Organisasi IRMAFA Jakarta, 4 Februari 2008.
46
hal, seperti kondisi objektif yang di hadapi sehingga misi organisasi dapat
terwujudkan secara bertahap, berencana terpadu dan terus-menerus. 47
Selain Visi dan Misi terdapat Tujuan dari dibentuknya Ikatan Remaja
Masjid Fathullah, adalah sebagai berikut :
1. Ingin menyatukan para remaja yang berada diwilayah tersebut,menjalin tali silahturahmi dan ukhuwah islamiah terhadap para remaja dankepada masyarakat sekitar.
2. Berusaha membrantas kebodohan terutama dalam hal pemahaman dan pengetahuan agama para remaja yang masih minim sekali dengan kematangan pengetahuan agama seseorang akan dapat memfilter dirirnya dari hal-hal yang tidak baik.
3. Meningkatan kesadaran remaja dalam mempertebal rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
4. Menigkatkan kualitas dan profesionalitas sumberdaya remaja. 5. Meningkatan kretifitas remaja dalam segala bidang
6. Meningkatkan sinergi dan profesional dalam rasa kebersamaan 7. Meningkatkan kinerja struktur organisasi remaja IRMAFA
8. Mengembangkan dan meningkatkan berbagai asset yang ada di lingkungan organisasi IRMAFA
9. Mengembangkan pelatihan yang dapat meningkatkan berbagai keterampailan yang memiliki remaja.
10.Meningkatkan keilmuan dan bersikap untuk mempersiapkan serta menumbuhkan kedewasaan berfikir dan bersikap untuk mempersiapkan mental kemandirian dalam menghadapi tuntunan dimasa yang akan datang.48
C. Struktur Organisasi Ikatan Remaja Masjid Fathullah ( IRMAFA ) Organisasai remaja ikatan remaja masjid fathullah yang memprioritaskan
program kerja dan kegiatan-kegiatan itu untuk meningkatkan kualitas dari sumber
daya insani remaja itu sendiri, sehingga dapat membantu remaja dalam
menghadapi dan mengatasi kekurangan dan kegoncangan jiwa yang terjadi akibat
perkembangan dan tantangan yang mereka hadapi.
47
Wawancara Pribadi dengan Abdul Wahid, SH,I Dewan Pertimbangan Organisasi IRMAFA Jakarta 4 Februari 2008.
48
Struktur Organisasi merupakan gambaran atau bentuk global dalam suatu
pegurusan sangatlah di pelukan untuk menghindari kesimpang siuran tugas dan
tanggumg jawab yang dibebankan kepada seluruh pengurus suatu organisasi.
D. Program Kegiatan Dakwah IRMAFA
Sebagai upaya untuk menggerakan dan meningkatkan peran dan
keberadaan IRMAFA, maka harus didukung oleh gerak dan kreativitas sebagai
upaya untuk mencapai tujuan dan cita-cita.
Program kerja harus disusun secara sistematis, realitas terarah dan
terencana sehingga menunjukan adanya penigkatan kualitas menuju cita-cita
organisasi dengan terciptanya suasana ilmiah, dinamis, dan inovatif sesuai dengan
kondisi remaja.
Serta tersalurnya aktivitas anggota menuju insan Islami yang produktif
dan terbentuknya SDM yang mapan dan mandiri sesuai dengan bidang dan
profesinya.
Fungsi pembagian kerja adalah sebagai landasan operasional IRMAFA
dan memberikan arahan bagi pelaksanaan aktifitas dan kreatifitas anggota.49 Pembagian kerja pengurus diantaranya :
1. Ketua Umum :
1. Menjalankan dan memelihara roda kegiatan Irmafa
2. Mengadakan evaluasi pengurus setiap satu bulan sekali
3. Mengadakan kerjasama dengan berbagai institusi
4. Membuat forum keluarga besar alumni irmafa
5. Mengadakan evaluasi setiap kegiatan
2. Sekretaris Umum :
49
1. Membuat struktur organisasi dan membuat time schedulue kegiatan secara
keseluruhan.
2. Menyusun keadministrasian serta melangkapi menjaga fasilitas atau
inventaris organisasi.
3. Membuat dan mengatur nomor surat, baik keluar dn kedalam irmafa dan
tiap departemen.
4. Membuat jadwal piket kesektretariatan.
5. Membuat kartu tanda anggota (kta) irmafa.
6. Mengadakan lemari untuk small librar
3. Bendahara Umum :
1. Membuat laporan keuangan secara berkala
2. Mengusahakan sumber dana dan pendapatan organisasi
3. Membuat laporan keuangan keseluruhan pada musyawarah umum anggota
( mua )
4. Menarik iuran anggota
5. Membuat anggaran dana kegiatan selama satu tahun
6. Mencari dan menghubungi donatur tetap Irmafa
4. Ketua Departemen :
1. Bertanggung jawab kepada ketua umum
2. Pemegang kebijakan dalam departemen yang bersangkutan
3. Mewakili ketua umum bila berhalanagan dalam kegiatan yang sesuai
dengan departemen yang bersangkutan
4. Membuat kebijakan yang menyangkut kegiatan-kegiatan
6. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksaan kegiatan.50 5.Seketaris Departemen :
1. Mewakili sekertaris umum jika berhalangan sesuai dengan bidang kegiatan
pada departemen bersangkutan dan mewakili ketua departemen bila
berhalangan hadir.
2. Pemegang kebijaksanaan umum dalam bidang kesekretariatan departemen
3. Menertibkan dan mengatur system keskretariatan departemen yang
bersangkutan
4. Membuat time schedule kegiatan departemen yang secara keseluruhan
5. Menyusun keadministrasian serta melengkapi fasilitas departemen
6. Bendahara Depertemen :
1. Bertanggung jawab kepada bendahara umum
2. Mewakili bendahara umum bila berhalangan hadir
3. Bertanggung jawab terhadap administrasi keuangan departemen
7. Departemen Ilkad ( Keilmuan dan Kaderisasi ) :
Departemen ini diarahkan pada pembinaan dan pembekalan bagi generasi
muda dan peningkatan kualitas keorganisasian, keagamaan dan transpormasi ilmu
pengetahuan anggota.
Pengoptimalan informasi dan komunikasi baik intern maupun ekstren :
1. MC Qiraatul kutub
2. MC jum'at
3. Kuliah hubuh dan dhuhur
50
4. Penerbitan mading ic
5. Training remaja masjid
6. Pelatihan menulis bersama flp
7. Halaqoh pembelajaran
8. Training organisasi
9. Galaran seni dan sastra
8. Departemen Sosial dan Jaringan Antar Remaja Masjid ( Sosjarm ) : Departemen ini diarhkan pada pembinaan dan pembekalan bagi generasi
muda dan peningkatan kualitas keorganisasian, keagamaan dan transpormasi ilmu
pengetahuan anggota.
Pengoptimalan informasi dan komunikasi baik intern maupun ekstern:
1. Talk Show / Lomba Kuis ditv
2. Kerjasama Dengan Kampoeng Ternak
3. Diskusi Dan Pengajian Mingguan
4. Mabit IRMAFA (januari 2007)
5. Mabit Muharam 1428 H Bersama LDK Syahid
6. OBRAS Ramadhan 1427 H
7. Sahur Bersama Dhu'afa
8. Ifthor Jama'i
9. Mengadakan Donor Darah Bekerjasama Deangan PMI DKI
10.Aneka Lomba Anak-Anak
Departemen ini diarahkan pada pembinaan bakat dan penyaluran
kreatifitas generasi muda ( khususnya anggota) dalam bidang seni dan olahraga :
1. Pelatihan Marawis
2. Pelatihan Keterampilan Merangkai Mute
3. Festifal
4. Festival Fathullaha (FESFA)
10. Departemen Pengembangan Ekonomi ( Paeko ) :
Departemen ini diarahkan untuk memberdayakan anggota irmafa dalam
bidang perekonomian agar dapat menghasilkan income.
1. Pembuatn Seragam (jaket) IRMAFA
2. Kajian Ekonomi Islam
3. Bazaar
4. Mabit Ekonomi Syari'ah (MABES)
11.Departemen Keputrian Irmafa ( Kepri ) :
1. Diskusi Keputrian Irmafa (DKI) Baik Reguler Maupun DKI Spesial
Ramadhan
2. Kreasi Unggulanku (KrU)
3. Pesatren Kilat ( SANLAT ) Tingkat SMA
4. Talk Show
5. Dialok Interaktif
6. Talk Show Remaja Islam51
51
BAB IV
METODE DAKWAH IRMAFA
A. Metode yang digunakan IRMAFA
Dalam pelaksanaan kegiatan dakwah Ikatan Remaja Masjid Fathullah menggunakan beberapa metode dakwah agar pesan dakwah yang disampaikan da’i dapat diterima dengan
baik oleh jama’ahnya.
Bila juru dakwah terjun kemedan dakwah, maka mereka akan berhadapan dengan suatu komunitas sosial yang bersifat heterogen baik
fikiran, adat istiadat maupun prinsip-prinsip berbagai individu masing-masing harus dihadapi dengan cara yang berbeda-beda pula, golongan yang
dimaksud adalah :
pertama ada golongan cendikiawan yang dapat berfikir secara kritis, cepat dapat
menangkap persoalan. kedua golongan awam atau orang kebanyakan yang belum
dapat berfikir secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian
yang tinggi-tinggi ketiga golongan yang tingkat kecerdasannya diantara kedua
golongan tersebut, mereka suka membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas-batas
tertentu, tidak sanggup mendalam benar. 52
52
Dengan demikian pelaksanaan dakwah memerlukan metode atau cara penyampaian, agar para da’i dapat menyampaikan materi dakwahnya
dengan baik dan benar serta dapat dimengerti oleh mad’unya. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan mempengaruhi pola pikir dan cara bertindak seseorang. Oleh karena itu matode dakwah digunakan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
Metode dakwah yang dapat dilakukan oleh seorang da’i dapat merujuk kepada metode dakwah Islam yang telah digariskan oleh Allah
SWT.
Untuk menjalankan aktivitas dakwahnya dalam peningkatan ibadahnya, Ikatan Remaja Masjid Fathullah
(IRMAFA) mengaplikasikan beberapa metode yakni metode ceramah, metode tanya jawab, metode halaqoh atau membaca bersama, yang akan
diuraikan dibawah ini :
A.Metode Ceramah
Metode ceramah ini sangat sesuai dengan model penyampaian informasi
atau pesan agama yang bersifat pengetahuan yang sifatnya memberikan ilmu
agama secara mendalam.
Metode ceramah adalah sesuatu teknik atau metode dakwah yang banyak
diwarnai oleh ciri karakteristik bicara oleh seorang da’i pada suatu aktivitas
dakwah. Ceramah dapat pula bersifat propaganda, kampanye berpidato(Retorika),
khutbah, sambutan, mengajar dan sebagainya. 2
2
Cara penyampaian materi metode ceramah ini dalam bentuk uraian dan
penjelasan secara lisan oleh da’i yang sedang dibahas, sedangkan jama’ah duduk
melihat, mendengarkan dan menyimak apa yang disampaikan da’i.
Metode ini yang paling sering digunakan pada kegiatan-kegiatan IRMAFA
dalam menyampaikan materi kepada para anggota IRMAFA. Metode ceramah
yang diaplikasikan bersifat edukatif yang menitik beratkan kepada arahan-arahan
dan nasehat yang baik sehingga mudah dipahami oleh jama’ahnya. sedangkan
materi yang disampaikan biasanya diambil dari suatu kejadian atau peristiwa yang
sedang marak dibicarakan orang, seperti wacana politik, ekonomi, sosial dan
pengembangan diri remaja dari kejadian tersebut bisa diambil suatu hikmah atau
pelajaran yang baik dalam kehidupan sehari-hari.Kegiatan ceramah ini diadakan
dimasjid fathullah setiap sebulan dua kali dan setiap kegiatan ceramah diawali
dengan pembacaan surat Yasin bersama-sama.
Selain itu metode ceramah ini dimaksudkan untuk membuka kesempatan
bagi anggota IRMAFA untuk ikut bergabung mengikuti kegiatan yang diadakan
oleh IRMAFA. Seperti kegiatan Qiro’atul Kutub, MC Jum’ah, kuliah subuh dan
dzuhur. Semua kegiatan ini untuk melatih keberanian anggota IRMAFA dalam
bidang tabliq, ceramah dan berani menghadapi masyarakat atau mad’u ketika
sedang ceramah.Dan dengan metode ini juga diharapkan akan ditemukan bibit
unggul dalam bertabliq atau ceramah.
Menurut Misbahuddin, metode ceramah ini diharapkan dapat
membangkitkan semangat serta mengembangkan bakat bertabliq atau ceramah
pada anggota IRMAFA dengan memberikan kesempatan bagi setiap anggota
kaidah agama Islam berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunah, dengan kegiatan
yang sudah diadakan oleh IRMAFA.53
Metode ceramah yang digunakan mengambil pemikiran dari Q.S.an-Nahl :
125 yaitu bilhikmah dan mauizhah hasanah,untuk menyampaikan
materi-materi da’i harus bijaksana sehingga dapat menarik simpatik dari remaja dan
materi yang disampaikan berupa nasehat-nasehat yang diberikan dengan
sebanyak-banyaknya akan tetapi metode ini tetap saja mempunyai kelebihan
dan kelemahan:
Kelebihan metode ceramah yang digunakan IRMAFA :
1. Dalam waktu relatif singkat dapat menyampaikan materi dakwah
sebanyak-banyaknya.
2. Da’i lebih mudah menguasai seluruh audien
3. Bila diberikan dengan baik, dapat menstimulir audien untuk mempelajari
materi kandungan yang telah diceramahkan
Kekurangan metode ceramah yang digunakan IRMAFA :
1. Dai sukar untuk mengetahui pemahaman audien terhadap materi yang
disampaikan.
2. Metode ceramahnya bersifat berkomunikasi satu arah (one way
communiction channel)
3. Sukar menjajaki pola pikir audien dan pusat perhatian.
4. Dai cenderung bersifat otoriter.
53
B. Metode Tanya Jawab
Menurut Abdul Wahid, Metode Tanya Jawab adalah penyampaian materi
dakwah dengan cara mendorong sasarannya (objek dakwah) untuk menyatakan
suatu masalah yang dirasa belum dimengerti dan da’inya sebagai penjawabnya. 54 Metode ini dimaksudkan untuk melayani masyarakat sesuai dengan
kebutuhannya. sebab dengan bertanya berarti orang ini mengerti dan dapat
mengamalkannya. Oleh karena itu jawaban pertanyaan sangat diperlukan
kejelasan dan pembahasan sedalam-dalamnya metode ini sering juga dilakukan
oleh Rasulullah SAW dengan malaikat Jibril AS, dan demikian juga para sahabat
disaat tidak mengerti tentang sesuatu agama.
Biasanya Da’i dalam menyampaikan materi dengan metode tanya jawab ini
diselingi dengan metode ceramah, agar mudah dipahami dan di mengerti oleh
para anggota IRMAFA. Materi dakwah yang dapat disajikan dengan metode tanya
jawab ini adalah persoalan tentang kehidupan yang lagi hangat di perbincangkan
dan tentang fiqh dan ahlak.materi ini di berikan bertujuan untuk menambah
wawasan keilmuan, terutama ilmu-ilmu keIslaman dalam berbagai aspek.
Dalam metode ini mad’u bertanya tentang sesuatu masalah yang dirasakan
belum dimengerti ketika da’i menjelaskan materi, dan yang menjawab atas
pertanyaan mad’u adalah d