• Tidak ada hasil yang ditemukan

Awal terjadinya penjajahan jepang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Awal terjadinya penjajahan jepang"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Awal terjadinya penjajahan oleh Jepang di Indonesia dimulai pada saat Jepang melakukan penaklukan Asia Tenggara di tahun 1941 dan faksi dari Sumatra menerima bantuan pihak Jepang untuk menjalankan rencana revolusi mereka terhadap pemerintahan Belanda. Satu tahun setelahnya, pihak Jepang akhirnya berhasil menghabisi seluruh pasukan Belanda yang ada di Indonesia. Apa yang dilakukan oleh prajurit Jepang kepada rakyat berbeda-beda tergantung tempat tinggal dan status sosial mereka. Bagi mereka yang tinggal di daerah yang dianggap strategis dalam perang, siksaan, perbudakan, hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya merupakan hal biasa. Yang paling sering menjadi target penganiayaan ini rata-rata adalah orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda.

Latar Belakang yang Mendasari Penjajahan Jepang di Indonesia Pada tahun 1941, pasukan Jepang melihat bahwa Amerika, Inggris, dan Belanda harus diperangi bersamaan, apalagi karena Amerika melakukan embargo minyak yang amat mereka butuhkan. Pada tahun itu, Admiral Isoroku Yamamoto mengembangkan strategi perang untuk melakukan dua operasi besar-besaran. Operasi pertama adalah operasi yang dikenal sebagai salah satu penyerangan yang terbesar dalam sejarah Perang Dunia II, penyerangan terhadap basis Armada Pasifik Amerika Pearl Harbor yang terletak di kepulauan Hawaii. Operasi kedua merupakan penyerangan atas Filipina dan Malaya atau Singapura yang kemudian berlanjut ke Jawa.

Minggu pagi tanggal 7 Desember 1941 Jepang melancarkan seranggan rahasia ke Pearl Harbor, ratusan pesawat pembom dan pesawat tempur Jepang diberangkatkan dalam dua gelombang. Penyerangan ini berhasil mencederai daya tempur dan menewaskan ribuan serdadu Amerika. Namun, tiga kapal induk Amerika Serikat selamat karena tidak sedang berada di Pearl Harbor saat serangan berlangsung. Esoknya, pada tanggal 8 Desember 1941, dewan kongres Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan perang terhadap Jepang yang menjadi langkah awal mereka untuk ikut terlibat pada Perang Dunia Kedua.

(2)

Meskipun tujuan awal mereka memang untuk menduduki Indonesia, pihak Jepang membuat propaganda untuk merebut hati rakyat pribumi. Slogan yang dikenal dengan semboyan 3A tersebut berbunyi “Jepang pemimpin Asia, Jepang cahaya Asia, Jepang pelindung Asia.”

Karena zaman Jepang merupakan pemerintahan militer, tentara Jepang merubah Indonesia menjadi tiga wilayah pengaturan, yaitu:

1. Tentara XVI bertugas untuk memerintah wilayah Jawa dan Madura dengan Jakarta sebagai pusatnya.

2. Tentara XXV ditugaskan untuk memerintah Sumatra dengan Bukittinggi sebagai pusatnya. 3. Armada Selatan II dengan wilayah yang terdiri dari Kalimantan sampai Sulawesi termasuk Nusa

Tenggara, Maluku, Papua dengan Makassar sebagai pusatnya.

Romusha dan Penyiksaan Warga

Mengingat situasi mereka yang sedang dalam perang, Jepang mulai berpikir untuk membangun sarana-sarana seperti misalnya kubu pertahanan, jalan, lapangan udara, hingga benteng. Namun, tidak mungkin mereka memerintahkan tentara mereka. Karena hal ini, penjajahan Jepang di Indonesia mungkin adalah sejarah terkejam yang dialami bangsa Indonesia. Puluhan ribu rakyat dijadikan romusha dan dikirim ke kamp-kamp kerja paksa. Puluhan ribu warga Jawa dikirim untuk menerabas hutan dalam pembangunan jalur kereta api di Sumatera, yang melintang dari Muaro Sijunjung hingga Pekanbaru.

Para romusha diperlakukan layaknya bukan manusia. Dari pagi buta hingga senja, mereka harus melakukan kerja kasar tanpa makan maupun perawatan yang menyebabkan kondisi fisik mereka sangat lemah. Kondisi fisik yang lemah ini membuat mereka menjadi semakin rentan akan berbagai jenis penyakit, bahkan hingga meninggal dunia di tempat. Seakan belum cukup, pasukan Jepang juga memberi siksaan seperti cambukan, pukulan, dan menembak para romusha yang berani melawan perintah mereka.

Organisasi Semi Militer

Pihak militer Jepang mengeluarkan kebijakan untuk membentuk organisasi-organisasi semi militer yang berisi rakyat Indonesia. Organisasi-organisasi yang tercatat dalam sejarah penjajahan Jepang di Indonesia adalah:

1. Seinendan : adalah organisasi pemuda yang berusia antara 15-25 tahun yang kemudian diubah menjadi 14-22 tahun.

2. Keibodan : adalah barisan pembantu polisi Jepang dengan tugas kepolisian seperti penjagaan lalu lintas. Anggotanya adalah pemuda dengan usia 20-35 tahun yang kemudian berubah menjadi 26-35 tahun.

3. Heiho : merupakan pembantu prajurit Jepang yang anggotanya berumur antara 18-25 tahun. Untuk menjadi Heiho, seseorang harus berbadan sehat, berkelakuan baik, dan paling tidak telah lulus Sekolah Rakyat (Sekolah Dasar)

4. Pembela Tanah Air (PETA) : diprakarsai oleh Gatot Mangkupraja dan disahkan melalui Osamu Seirei No.44 pada 3 Oktober 1943. Banyak anggota PETA yang kecewa pada pemerintah pendudukan Jepang, mendorong pemberontakan PETA di Blitar pada tanggal 14 Februari 1945. 5. Fujinkai : Organisasi wanita yang anggotanya berusia minimal 15 tahun.

Masa-Masa Akhir Penjajahan Jepang

Referensi

Dokumen terkait

Dalam melihat tentang kemunculan Fukuda Doctrine sebagai salah satu dasar kebijakan luar negeri Jepang terhadap negara-negara di Asia Tenggara ataupun ASEAN

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN BANGSA INDONESIA MELAWAN PENJAJAHAN JEPANG DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIC,

Setelah dilaksanakan tindakan siklus II diperoleh data nilai pema- haman konsep IPS materi perjuangan mela- wan penjajahan Jepang meningkat dari siklus I yaitu jumlah

Pemerintah Jepang membidik negara-Asia Tenggara yang memiliki mayoritas agama muslim untuk diberikan pembebasan Visa di Tahun 2013 seperti Malaysia dan Thailand

Atas rahmat dan hidayahNya skripsi dengan jud ul “ Penerapan Metode Crossword Puzzle Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang

Reflect, Review), Hasil Belajar, Perjuangan, pada Masa Penjajahan Belanda dan Jepang. IPS menjadi pembelajaran yang cukup menjenuhkan oleh sebagian siswa, karena dalam memahami

Bertolak dari nilai-nilai seperti ini adalah sukar untuk menuntut Jepang agar memberikan bantuan yang lebih besar kepada Indonesia dengan alasan dampak penjajahan

Penelitian ini dapat dirumuskan dengan rumusan masalah yaitu bagaimana konstruksi identitas jugun ianfu sebagai korban kekerasan seksual pada masa penjajahan Jepang