• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PASIR MERAH DI DESA OMBOLATA AFULU KABUPATEN NIAS UTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PASIR MERAH DI DESA OMBOLATA AFULU KABUPATEN NIAS UTARA."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PASIR

MERAH DI DESA OMBOLATA AFULU

KABUPATEN NIAS UTARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

YULIUS GULO NIM. 3133131057

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

vii

ABSTRAK

Yulius Gulo. NIM. 3133131057. Upaya Pengembangan Obyek Wisata Pasir

Merah di Desa Ombolata Afulu Kabupaten Nias Utara. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Keadaan prasarana dan sarana, (2) Penerapan sapta pesona, dan (3) upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan masyarakat setempat dalam mengembangkan obyek wisata Pasir Merah di Desa Ombolata Afulu.

Penelitian ini dilakukan di Desa Ombolata Afulu pada tahun 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh objek wisata Pasir Merah di Desa Ombolata Afulu, penentuan sampel dalam penelitian ini yaitu total sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik komunikasi langsung dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis penjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Upaya Pengembangan Objek Wisata Pasir Merah di Desa Ombolata Afulu

Kabupaten Nias Utara”. Adapun tujuan skripsi ini adalah sebagai kelengkapan

tugas dalam memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan di Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Medan.

Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak luput dari berbagai kelemahan

dan mengalami banyak rintangan, namun dapat diatasi berkat motivasi dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi.

4. Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Geografi.

5. Bapak Dr. Sugiharto, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukan hingga skripsi

ini terselesaikan.

6. Bapak Drs. Maringan Sirait, SU selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah banyak memberikan bimbingan selama di bangku perkuliahan serta

(7)

iv

7. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si dan Drs. Mbina Pinem, M.Si selaku

dosen penguji yang memberikan banyak saran dalam penyusunan skripsi

hingga dapat terselesaikan.

8. Bapak/Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Geografi yang telah membekali

penulis dengan ilmu selama di bangku perkuliahan.

9. Bapak Hayat Siagian selaku Tata Usaha Jurusan Pendidikan Geografi yang

senantiasa menyelesaikan segala surat-menyurat hingga skripsi ini dapat

selesai.

10. Bapak Toloni Waruwu, SH, M.Si selaku Kepala Dinas Kebudayaan,

Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Nias Utara

yang telah memberikan izin dalam pengambilan data.

11. Bapak Baharuddin Waruwu selaku Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata

Kabupaten Nias Utara yang telah banyak membantu dan memberikan

informasi selama melaksanakan penelitian.

12. Bapak Artinus Waruwu selaku Kepala Desa Ombola Afulu yang telah

memberikan data kepada penulis.

13. Masyarakat Desa Ombolata Afulu yang senantiasa meluangkan waktu selama

penelitian.

14. Teristimewa kepada orangtua saya, Ayahanda Faoziduhu Gulo dan

Almarhum Ibunda Samida Halawa yang telah mengasuh, membesarkan dan

mendidik serta memberikan do’a, nasihat, semangat, dorongan moril dan

(8)

v

15. Teristimewa kepada kakanda Anita Gulo yang senantiasa membantu dan

mendukung saya selama perkuliahan baik dalam bentuk moril maupun

materil.

16. Teristimewa kepada abangnda Darius Dalizatulo Gulo yang senantiasa

membantu saya selama pelaksanaan penelitian.

17. Teristimewa kepada Agnes Yuniarni Telaumbanua yang telah banyak

memberi dukungan dan motivasi serta seluruh teman-teman di kelas A

Reguler 2013 yang selalu memberikan dukungan, semangat, sumbangan

pemikiran, dan doa.

Akhir kata kiranya Tuhan memberikan balasan yang setimpal kepada

semua pihak yang memberikan bantuan tersebut. Semoga Skripsi ini bermanfaat

bagi semua pembaca, khususnya Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Medan.

Medan, 23 Januari 2017

Penulis

(9)

viii

DAFTAR ISI

Hal.

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

ABSTRAK ... vii

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 46

D. Teknik Pengumpulan Data ... 52

(10)

ix

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

A. Kondisi Fisik ... 54

B. Kondisi Non Fisik ... 56

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 60

B. Pembahasan ... 75

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 91

(11)

x

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal.

1. Luas Wilayah Penggunaan Lahan di Desa Ombolata Afulu

Tahun 2015 ... 56

2. Jumlah Penduduk Desa Ombolata Afulu Menurut Dusun

Tahun 2015 ... 57

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Desa Ombolata

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal.

1. Bagan Alir Kerangka Berpikir Penelitian ... 45

2. Peta Lokasi Objek Wisata Pasir Merah di Desa Ombolata Afulu

Tahun 2016 ... 59

3. Jalan Menuju Lokasi Objek Wisata Pasir Merah Desa Ombolata

Afulu Tahun 2016 ... 61

4. Jaringan Listrik di Daerah Lokasi Objek Wisata Pasir Merah

Desa Ombolata Afulu Tahun 2016 ... 62

5. Pondok Pengunjung objek wisata Pasir Merah di Desa

Ombolata Afulu Tahun 2016 ... 66

6. Keadaan Pepohonan yang Berjejeran Sekitar Objek Wisata

Pasir Merah di Desa Ombolata Afulu Tahun 2016 ... 72

7. Keadaan Kantor Disbudparpora Bidang Kepariwisataan

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Uraian Hal.

1. Keadaan Prasarana, Sarana dan Sapta Pesona pada Objek

Wisata Pasir Merah di Desa Ombolata Afulu Tahun 2016 ... 93

2. Perhitungan Skor Keadaan Prasarana dan Sarana serta

Penerapan Sapta Pesona pada Objek Wisata Pasir Merah

di Desa Ombolata Afulu ... 95

3. Lembar Observasi Prasarana Pariwisata pada Objek Wisata

Pasir Merah di Desa Ombolata Afulu ... 98

4. Lembar Observasi Sarana Pariwisata pada Objek Wisata

Pasir Merah di Desa Ombolata Afulu ... 99

5. Lembar Observasi Sapta Pesona pada Objek Wisata

Pasir Merah di Desa Ombolata Afulu ... 101

6. Daftar Wawancara Tentang Upaya Pemerintah Daerah dalam

Pengembangan Objek Wisata Pasir Merah di Desa Ombolata Afulu ... 102

7. Daftar Wawancara Tentang Dukungan Masyarakat dalam

Upaya Pengembangan Objek Wisata Pasir Merah di Desa

Ombolata Afulu ... 104

8. Dokumentasi Penelitian pada Objek Wisata Pasir Merah

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang terus dikembangkan

untuk memperbesar pendapatan negara dan memperluas kesempatan usaha serta

lapangan kerja, mendorong kemajuan pembangunan daerah, sehingga tingkat

kemakmuran dan kesejahteraan rakyat meningkat. Kegiatan kepariwisataan adalah

sebuah kegiatan yang dilakukan untuk orang yang melakukan kegiatan perjalanan.

Meskipun pengertian pariwisata bukan sebuah industri, tetapi kepariwisataan

dapat memberikan kenaikan berkembangnya keragaman industri (Marpaung,

2002).

Perkembangan kepariwisataan saat ini demikian pesat dan merupakan

fenomena global dengan melibatkan jutaan manusia baik di kalangan masyarakat

industri pariwisata maupun penggunanya. Usaha individu untuk meningkatkan

taraf kehidupan ekonominya menjadikan mereka berusaha untuk menciptakan

lapangan kerja sendiri dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh dirinya

sendiri dan potensi lain, seperti pariwisata. Kegiatan pariwisata dan obyek wisata

di suatu daerah akan menyebabkan terciptanya lapangan kerja baru sehingga

masyarakat dapat memanfaatkannya.

Pariwisata tidak lepas dari sektor lain terutama industri, khususnya industri

kerajinan, aspek keamanan, aspek pendidikan, potensi wilayah dan lain-lain.

Perkembangan dan pertumbuhan pariwisata perlu diantisipasi agar perkembangan

(15)

2

sangat penting guna menentukan prioritas dan strategi pengembangannya serta

memproyeksikan kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan sesuai dengan

pertumbuhan dan perkembangan untuk masa yang akan datang.

Kepariwisataan di Indonesia ini sangat penting dan merupakan salah satu

sektor penghasil devisa negara di luar minyak dan gas bumi. Pemerintah berusaha

terus meningkatkan dan mengembangkan kepariwisataan guna meningkatkan

serta menstabilkan perekonomian negara dalam rangka mewujudkan masyarakat

adil dan makmur. Pembangunan kepariwisataan diarahkan pada peningkatan

pariwisata menjadi sektor andalan yang mampu mengalahkan kegiatan ekonomi,

termasuk sektor lain yang terkait sehingga lapangan kerja, pendapatan

masyarakat, pendapatan asli daerah dan pendapatan negara, serta penerimaan

negara meningkat melalui pembangunan dan pendayagunaan berbagai potensi

kepariwisataan nasional (GBHN, 1993).

Sumatera Utara merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia memiliki

beragam tempat wisata yang menarik yang banyak dikunjungi oleh wisatawan.

Selain dari pada itu Sumatera Utara juga merupakan sepuluh provinsi yang

ditunjuk sebagai daerah wisata nasional disebabkan memiliki keanekaragaman

hayati yang tinggi berupa sumber daya alam yang berlimpah, baik di darat

maupun di perairan. Semua potensi tersebut mempunyai peranan penting bagi

pengembangan kepariwisataan.

Pengembangan pariwisata di Sumatera Utara sebagai bagian integral dari

pembangunan nasional yang telah dilaksanakan seperti halnya daerah-daerah lain.

(16)

3

pengembangannya belum merata di setiap wilayah kabupaten. Hal ini tidak

terlepas dari ketersediaan prasarana dan sarana kepariwisataan serta penerapan

sapta pesona. Faktor-faktor pendorong pariwisata tersebut adakalanya tidak

seluruhnya tersedia di suatu daerah tertentu sehingga menyebabkan pariwisata

kurang berkembang.

Kabupaten Nias Utara merupakan salah satu kabupaten yang terbentuk

berdasarkan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pembentukan

Kabupaten Nias Utara di Provinsi Sumatera Utara. Salah satu program pemerintah

daerah Kabupaten Nias Utara saat ini yaitu memajukan sektor kepariwisataan

sebagai salah satu sumber daya alam yang potensial untuk dikembangkan. Sektor

kepariwisataan dianggap mampu memberi sumbangan pada penghasilan daerah

dalam bentuk pajak maupun retribusi daerah. Potensi kepariwisataan yang

dimiliki oleh Kabupaten Nias Utara antara lain wisata bahari, wisata alam

pegunungan, wisata air terjun, dan juga adat istiadat. Keberadaan obyek wisata itu

dimiliki oleh beberapa kecamatan dan layak dijadikan Daerah Tujuan Wisata

(DTW) skala nasional maupun internasional.

Sejalan dengan otonomi daerah, pemerintahan kabupaten harus terus

menggali, mengemas, membangun dan mempromosikan obyek-obyek wisata

yang dimiliki. Namun potensi yang cukup besar ini belum dioptimalkan

pengelolaan dan pengembangannya, baik prasarana maupun sarana.

Kecamatan Afulu merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten

Nias Utara. Potensi yang dimiliki oleh kecamatan Afulu tidak kalah saing

(17)

4

Nias Utara. Potensi alam khususnya pada sektor kepariwisataan merupakan sektor

unggul yang dimiki olah Kecamatan Afulu.

Desa Ombolata Afulu Kecamatan Afulu merupakan salah satu desa yang

memiliki potensi alam yang unggul pada sektor pariwisata. Potensi alam yang

unggul tersebut tidak didukung oleh pengelolaan prasarana dan sarana secara

optimal. Akibatnya obyek wisata yang ada di Desa Ombolata Afulu tersebut

masih belum berkembangan dan masih dalam tahap pengembangan. Obyek wisata

tersebut adalah obyek wisata Pasir Merah.

Obyek wisata Pasir Merah terletak di Desa Ombolata Afulu Kabupaten

Nias Utara. Jarak yang ditempuh untuk mengujungi lokasi obyek wisata ini sekitar

26 km dari Ibu Kota Kabupaten Nias Utara atau 80 km dari Kota Gunungsitoli

setara dengan 2,5 jam perjalanan. Obyek wisata Pasir merah ini berhadapan

langsung dengan Samudera Hindia. Pantai ini bisa dijangkau dengan kendaraan

roda dua atau roda empat. Keistimewaan pantai ini memiliki pasir yang berwarna

merah sehingga disebut sebagai “Gawu Soyo” (Pantai Pasir Merah) oleh

masyarakat sekitar. Pasir berwarna merah ini hanya membentang sepanjang 3 km

sementara pasir pantai yang lainnya berwarna putih seperti halnya pantai-pantai

lain di Pulau Nias.

Obyek wisata Pasir Merah cukup potensial, namun jumlah wisatawan yang

berkunjung di obyek wisata Pasir Merah ini mengalami penurunan. Pengunjung

pada tahun 2013 berjumlah 150 setiap bulan, pada tahun 2014 berjumlah 135

setiap bulan dan pada tahun 2015 berjumlah 110 setiap bulan (Disparbudpora

(18)

5

keadaan prasarana dan sarana di lokasi obyek wisata belum dioptimalkan dan

memadai, antara lain: belum tersedia pondok bagi pengunjung, belum tersedianya

jaringan listrik di lokasi obyek wisata, belum tersedianya pemandu bagi

wisatawan serta penerapan sapta pesona yang masih kurang di lokasi obyek

wisata. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang upaya pengembangan obyek wisata Pasir Merah di Desa Ombolata Afulu.

B. Identifikasi Masalah

Obyek wisata Pasir Merah terletak di Desa Ombolata Afulu. Keistimewaan

pantai ini memiliki pasir yang berwarna merah. Namun jumlah wisatawan yang

berkunjung di obyek wisata Pasir Merah ini mengalami penurunan. Menurunnya

pengunjung diduga keadaan prasarana dan sarana di lokasi obyek wisata belum

dioptimalkan dan memadai, diantarnya belum tersedia pondok bagi pengunjung,

belum tersedianya jaringan listrik di lokasi obyek wisata, belum tersedianya

pemandu bagi wisatawan serta penerapan sapta pesona yang masih kurang di

lokasi obyek wisata.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah dalam penelitian ini

dibatasi pada keadaan prasarana dan sarana pada obyek wisata Pasir Merah di

Desa Ombolata Afulu, penerapan sapta pesona pada obyek wisata Pasir Merah di

Desa Ombolata Afulu dan upaya yang dilakukan untuk pengembangan obyek

(19)

6

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dalam penelitian ini yang

menjadi rumusan masalah yaitu :

1. Bagaimana keadaan prasarana dan sarana pada obyek wisata Pasir Merah di

Desa Ombolata Afulu?

2. Bagaimana penerapan sapta pesona pada obyek wisata Pasir Merah di Desa

Ombolata Afulu?

3. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan masyarakat

setempat dalam mengembangkan obyek wisata Pasir Merah di Desa Ombolata

Afulu?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian yang diharapkan

yaitu :

1. Untuk mengetahui keadaan prasarana dan sarana pada obyek wisata Pasir

Merah di Desa Ombolata Afulu.

2. Untuk mengetahui penerapan sapta pesona pada obyek wisata Pasir Merah di

Desa Ombolata Afulu.

3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan

masyarakat setempat dalam mengembangkan obyek wisata Pasir Merah di

(20)

7

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai dasar pertimbangan bagi Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan

Olahraga (Disparbudpora) untuk menerapkan kebijakan terhadap

perkembangan obyek wisata di Daerah Kabupaten Nias Utara.

2. Dapat memberikan sumbangan bagi perencanaan pembangunan, khususnya

sektor pariwisata di Kabupaten Nias Utara.

3. Untuk menambah khazanah ilmu geografi dan juga sebagai bahan masukan

bagi lembaga pendidikan umunya dan UNIMED khusunya.

4. Menambah wawasan dan pengalaman penulis serta sebagai salah satu syarat

(21)

88

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini maka diperoleh kesimpulan

bahwa:

1. Keadaan prasarana kepariwisataan di objek wisata Pasir Merah di Desa

Ombolata Afulu yang meliputi jaringan jalan, jaringan listrik, air bersih,

jaringan telekomunikasi, dan jaringan kesehatan tergolong sedang dengan

skor rata-rata 2,2. Keadaan sarana pariwisata di objek wisata Pasir Merah

Desa Ombolata Afulu meliputi transportasi, rumah makan, pondok

pengunjung, penyediaan souvenir, tempat penginapan, promosi, obyek/atraksi

wisata, pemandu wisata, tempat sampah, toilet dan tempat parkir tergolong

dalam kategori buruk dengan skor rata-rata 1,45.

2. Penerapan sapta pesona di objek wisata Pasir Merah di Desa Ombolata Afulu

yang meliputi keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, ramah

tamah dan kenangan tergolong sedang dengan skor rata-rata 2,0. Keberadaan

keamanan serta ketertiban di lokasi objek wisata masih kurang baik.

3. Upaya pengembangan objek wisata Pasir Merah di Desa Ombolata Afulu dari

pihak pemerintah daerah bahwa pada tahun 2017 mendatang akan dibangun

pondok-pondok bagi pengunjung. Selain itu, menjalankan rutin kegiatan

kelompok sadar wisata yang dibentuk oleh pemerintah daerah Kabupaten Nias

Utara. Tujuannya agar kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeliharaan,

(22)

89

perekonomian maupun pendidikan. Upaya pengembangan objek wisata Pasir

Merah di Desa Ombala Afulu dari pihak masyarakat bahwa masyarakat

mendukung penuh kegiatan pemerintah dalam pengembangan objek wisata

ini. selain itu, sebagai wujud nyata dalam upaya pengembangan objek wisata

ini maka masyarakat membangun penginapan dan rumah makan sehingga

pengunjung tertarik untuk datang berwisata.

B. Saran

Sesuai kesimpulan penelitian, maka saran yang dapat diajukan penulis

dalam skripsi ini antara lain:

1. Ditinjau dari keadaan objek wisata Pasir Merah Desa Ombolata Afulu dengan

prasarana yang kurang baik maka perlu penyediaan jaringan telekomunikasi.

Untuk keadaan sarana pariwisata yang buruk maka perlu penyediaan

obyek/atraksi wisata, pembangunan toko-toko souvenir, kegiatan promosi di

luar daerah, penyediaan pemandu wisata, pembangunan toilet dan penyediaan

tempat sampah di lokasi obyek wisata. Hal ini agar daerah tujuan wisata

nyaman dan menarik banyak pengunjung.

2. Dicermati dari keadaan sapta pesona yang masih kurang pada objek wisata

Pasir Merah Desa Ombolata Afulu, maka perlu ditingkatkan penerapannya

terutama pada keamanan lokasi objek wisata dengan menyediakan penjaga

keamanan baik dari masyarakat lokal maupun dari pihak pemerintah agar

kegiatan wisatawan berjalan lancar.

3. Pengembangan objek wisata Pasir Merah Kurang berhasil sehingga terdapat

(23)

90

pihak masyarakat setempat. Dalam hal ini pemerintah daerah melalui Dinas

Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten

Nias Utara membangun jaringan telekomunikasi sehingga menjangkau objek

wisata, penyediaan obyek/atraksi wisata, toko souvenir, penguatan kegiatan

promosi di luar daerah, penyediaan pemandu wisata, pembangunan toilet dan

penyediaan tempat sampah di lokasi obyek wisata. Selain itu, dalam upaya

pengembangan objek wisata Pasir Merah kiranya terjalin kerjasama yang baik

(24)

91

DAFTAR PUSTAKA

Dwiyana, K. 2014. Potensi Obyek Wisata Danau Buatan Padangri Kecamatan

Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Skripsi. Medan: Jurusan

Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Damanik, J. dan Weber, H..2006.Perencanaan Ekowisata Dari Teori ke Aplikasi. Yogyakarta: Andi.

Disparkebpora. Kab. Sidorejo. 2010. Sapta Pesona.

http://pariwisata.sidoarjokab.go.id/sapta_pesona.php. Diakses pada tanggal 4 Juni 2016.

Evans, dkk. 2003. Strategic Management for Travel and Tourism. Oxford: Butterworth-Heinemann.

Harefa, L. M. Sari. 2013. Studi Potensi Objek Wisata di Kecamatan Sirombu

Kabupaten Nias Barat. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Lumban Batu, J.. 2016. Faktor-faktor yang Menyebabkan Menurunnya Jumlah

Pengunjung di Objek Wisata Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Medan.

Marpaung, dkk. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung: CV. Alfabeta.

Miller (2000). Tourism The International Business. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Muljadi, A.J..2012. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Pangesti, MH. T. 2007. Modul Praktek Objek Wisata Alam. Balai Diklat Kehutanan Bogor, Bogor.

Pendit, Nyoman S.. 2006. Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradny Paramita.

______________. 2002. Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pradny Paramita.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Tahun 2010-2025.

Rangkuty, L. Hayati. 2013. Keadaan Objek Wisata Alam Pandayangan Indah di

(25)

92

Selatan. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Medan.

Sipayung, Dimpley. 2015. Kondisi Objek Wisata di Kecamatan Dolok Perdamean

Kabupaten Simalungun. Skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Swarbrooke, Jhon. 1996. Development and Management of Visitor Attranctions. Oxford:Butterworth-Heinemann.

Surat Keputusan (SK) Nomor 556/219/K/Tahun 2013 Tentang Penetapan Lokasi Objek Wisata dan Rekreasi di Kabupaten Nias Utara.

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: ANDI.

Suwena, I Ketut, dkk. 2010. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Bali: Udayana University Pres.

Tim Peneliti PMB-LIPI. 2006. Sarana dan Prasarana Pariwisata.http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/1

97210242001121-BAGJA_WALUYA/GEOGRAFI_PARIWISATA/Kriteria_Prasarana_dan_ Sarana_Pariwisata.pdf.Diakses pada tanggal 12 Mei 2016.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan di Indonesia.

UndangUndang Republik Indonesia, Nomor 45 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kabupaten Nias Utara di Provinsi Sumatera Utara.

Wahab, Salah. 2003. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: Prandya Paramita.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa permainan kolaboratif dalam pendidikan jasmani dan olahraga di sekolah dasar memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

Commercial Bank Management: Manajemen Perbankan dari teori ke praktek. Jakarta:

These skills also create the widest range of opportunities for people in a world where specific job related skills can become obsolete.. One out of every four workers has been on

[r]

Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat

Dalam kenyataan hukum disatu sisi pengertian sifat melawan hukum pada Penjelasan Pasal 2 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

Tidak ada perbedaan yang nyata untuk pertumbuhan miselium dari 8 isolat Phlebiopsis sp.1, tetapi tampak berbeda nyata dengan 1 isolat yang secara morfologi juga

Walau bagaimanapun, analisis lanjut mengenai komitmen untuk AEC yang lebih tinggi daripada sentimen nasionalisme ekonomi menunjukkan wujudnya harapan orang ramai dalam tiga