• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESULITAN BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA MATERI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI SE-KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KESULITAN BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA MATERI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI SE-KOTA MEDAN."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESULITAN BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA

MATERI BIOTEKNOLOGI DI SMA NEGERI

SE-KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

WAHIDA RAHMADANI NIM: 8146174043

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

i ABSTRAK

Wahida Rahmadani, Analisis Kesulitan Belajar Biologi Siswa Pada Materi Bioteknologi di SMA Negeri se-Kota Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kesulitan Belajar Siswa di SMA Negeri Se-Kota Medan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas XII yang berjumlah 7272 di 21 SMA Negeri se-Kota Medan yang tersebar di 15 kecamatan. Sampel diambil dengan teknik Purposive Sampling yaitu 524 siswa kelas XII di 7 sekolah dengan lokasi dan tingkat akreditasi berbeda yaitu Pusat Kota (SMA N 3 Medan, SMA N 4 Medan, SMA N 6 Medan, SMA N 10 Medan) dan Pinggiran kota (SMA N 11 Medan, SMA N 12 Medan dan SMA N 15 Medan). Teknik pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar bioteknologi (tes pilihan ganda, essay dan peta konsep), angket kesulitan belajar siswa dan wawancara. Hasil penelitian disimpulkan bahwa materi bioteknologi bagi siswa SMA Negeri se-Kota Medan merupakan materi yang tingkat kesulitannya sangat tinggi (78%). Bentuk tes yang digunakan terdiri dari tiga jenis tes yaitu peta konsep dengan persentase kesulitan sebesar (71%), essay (72%) dan pilihan ganda (94%). Tes berdasarkan level kognitif didapatkan penyebab kesulitan belajar siswa terbesar berasal dari level C5 (26%), C4 (22%), C3 (21%), C2 (19%), C1 (12%). Persentase kesulitan belajar siswa berdasarkan sub materi yang tertinggi adalah sub materi rekayasa genetika (28%), hasil-hasil bioteknologi (25%), jenis-jenis bioteknologi (23%), dampak pemanfaatan bioteknologi (22%) dan pengertian bioteknologi (10%). Faktor penyebab kesulitan belajar siswa terbesar berasal dari faktor eksternal (44%) yang terdiri dari faktor laboratorium (49%), buku (45%) dan faktor guru (37%). Untuk faktor internal persentasenya sebesar (43%) yang terdiri dari faktor bakat (50%), minat (44%) dan faktor motivasi (36%). Melalui data output independent sample t test, kesulitan belajar berdasarkan jenis kelamin didapat nilai sig.(2 tailed) 0.01<0.05 dengan kesimpulan terdapat perbedaan yang signifikan siswa laki-laki dan siswa perempuan. Kesulitan belajar antara siswa yang bersekolah di pusat kota dengan siswa yang bersekolah di pinggiran kota tidak berbeda secara signifikan dengan nilai sig.(2 tailed) 0.051>0.05, sementara perbandingan siswa yang bersekolah di sekolah dengan akreditasi A dengan siswa yang bersekolah di sekolah dengan akreditasi B tidak berbeda secara signifikan dengan nilai sig.(2 tiled) 0.051>0.05.

(3)

ii ABSTRACT

Wahida Rahmadani. Analysis of Students’ Biology Learning Difficulties in the matter of Biotechnology at all Public Senior High School (SMA) in Medan

The aim of the study is to determine students’ learning difficulties at all Public Senior High School (SMA) in Medan. This research is descriptive. The population of the study is all students of class XII totaling 7272 in 21 Public Senior High Schools (SMA Negeri) spread over 15 districts. Samples were taken using Purposive Sampling, they are 524 students of class XII in 7 schools with the location and the difference level of accreditation (A and B), namely city center (SMAN 3 Medan, SMAN 4, SMAN 6, SMAN 10) and suburban (SMAN 11, SMAN 12 and SMAN 15). The techniques for data collection use biotechnology achievement test (multiple choice test, essays and concept map), questionnaires of students’ learning difficulties and interviews. The finding of the study concluded that biotechnology materials for students of public SMA in Medan is a matter which level of difficulty is very high (78%). The test form used consists of three types of tests, namely concept map with difficulty percentage (71%), essay (72%) and multiple choices (94%). The test is based on cognitive levels of obtained that the largest cause students’ learning difficulties come from C5 (26%), C4 (22), C3 (21%), C2 (19%), C1 (12%). The percentage of students’ learning difficulties based on highest sub materials was sub matter of genetic engineering (28%), the results of biotechnology (25%), the types of biotechnology (23%), the impact of biotechnology (22%), and the understanding of biotechnology (10%). Factors caused the biggest students’ learning difficulties derived from external factors (44%), which consist of laboratories factor (49%), books (45%) and the teacher factor (37%). The percentage of internal factors was (43%), which consist of the talent factor (50%), interest (44%) and motivational factors (36%). Through the data of output independent sample test, learning difficulties based on gender obtained sig.(2-tailed) 0.01<0.05 with the conclusion there are significant differences of male and female students. Learning difficulties among students who attend school in the city center and students who attend school in suburban differ not significantly with the score sig.(2 tailed) 0.051>0.05, while the ratio of students who attend schools with accreditation A and students who attend schools with accreditation B differ not significantly with the score sig.(2 tailed) 0.051>0.05

(4)
(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat kesehatan

dan waktu-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

“Analisis Kesulitan Belajar Siswa Materi Bioteknologi di SMA Negeri se-Kota

Medan” yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar

Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

Penulisan tesis ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis

menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini. Ucapan

terima kasih penulis sembahkan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd Selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Dr.

Tumiur Gultom, M.Si. selaku dosen pembimbing II, yang telah banyak

memberikan bimbingan, arahan, motivasi serta dukungan pada penulis sejak

awal sampai dengan selesainya penulisan tesis ini.

3. Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si, Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd dan Ibu Dr. Ely

Djulia, M.Pd selaku nara sumber yang telah banyak memberikan saran dan

masukan dalam penyempurnaan tesis ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Pascasarjana Program Pendidikan Biologi Universitas

Negeri Medan yang telah mendidik penulis selama kuliah, serta Ibu Dra. Cicik

(6)

iv

5. Teristimewa kepada orang tuaku Ayahanda (Alm) Hartoyo dan ibuku

Supatmi, yang telah memberikan banyak sekali doa dan dukungan kepada

penulis.

6. Suami tercinta Irfan Sanjaya Siregar yang telah memberikan motivasi dan

dukungan baik material dan moril kepada penulis dan juga anak-anak

tersayang Ghiffary Al-Ghazali Siregar dan Qomainy Al-Musyavi Siregar

sebagai penyemangat kehidupan penulis.

7. Teman-teman Kelas B-2 Program Studi Pendidikan Biologi Pascasarjana,

Mery T. Sinaga, Theresia, Rafii, Zulpadly serta semua pihak yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT yang akan membalas semua

kebaikan serta bantuan kalian.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih kurang sempurna,

untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari

pembaca sekalian untuk penyempurnaan tesis ini. Akhir kata, dengan segala

ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih, semoga tesis

ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pendidikan terutama bagi penulis.

Medan, April 2016 Penulis

(7)

v

3.4 Prosedur Pelaksanaan Penelitian………..………... 25

3.5 Definisi Operasional Variabel………..………... 26

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.6.1 Instrumen Tes Kemampuan Penguasaan Materi Bioteknologi………... 27

3.6.2 Instrumen Tes Penyebab Kesulitan Belajar……… 29

3.6.3 Wawancara………. 30

3.7 Teknik Analisis Data………..………. 30

3.7.1 Analisis Hasil Tes Kemampuan Penguasaan Materi Bioteknologi………... 30

3.7.2 Hasil Analisis Angket ... 30

(8)

vi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian……… ... 32

4.1.1 Hasil Tes Kognitif Siswa Materi Bioteknologi……. ... 32

4.1.1.1 Kesulitan Belajar Bioteknologi Berdasarkan Sub Materi………... 34

4.1.1.2 Kesulitan Belajar Bioteknologi Berdasarkan Indikator………….. 35

4.1.2 Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi Bioteknologi………. 40

4.1.3 Deskripsi Hasil Wawancara……….……….. 45

4.1.4 Kesulitan Belajar Berdasarkan Jenis Kelamin……….……….. 46

4.1.5 Kesulitan Belajar Siswa di Pusat Kota dan Daerah Pinggiran Kota….. 47

4.1.6 Kesulitan Belajar Siswa Berdasarkan Akreditasi Sekolah……… 48

4.2. Pembahasan……… 49

4.2.1 Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi Bioteknologi………… 49

4.2.2 Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa di SMA Negeri Se-Kota Medan………..……… 56

4.2.3 Analisis Kesulitan Materi Bioteknologi Siswa Laki-laki dan Siswa Perempuan……….……… 64

4.2.4 Analisis Kesulitan Belajar Siswa di Pusat Kota dan Siswa di Pinggiran Kota……… 66

4.2.5 Analisis Kesulitan Belajar Siswa yang Bersekolah di Tingkat Akredi- tasi Berbeda……… 67

4.3 Keterbatasan Penelitian………. 67

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Implikasi ... 71

5.3 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73

(9)

vii DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Persentase Kesulitan Belajar Siswa di SMA Negeri se-Kota Medan Materi Bioteknologi Melalui Tes Pilihan Berganda,

Essay dan Peta Konsep………... 33 Gambar 4.2 Persentase Kesulitan Belajar Siswa Berdasarkan Level Kogni- Tif………... 34 Gambar 4.3 Persentase Kesulitan Belajar Siswa Berdasarkan Sub-Materi… 34 Gambar 4.4 Persentase Kesulitan Belajar Siswa dalam Menjelaskan Arti

Bioteknologi………. 35 Gambar 4.5 Persentase Kesulitan Belajar Pada Indikator Menjelaskan

Prinsip Dasar Bioteknologi………... 36 Gambar 4.6 Persentase Kesulitan Belajar Siswa Pada Indikator

Membedakan Bioteknologi Konvensional dan Modern…….. 36 Gambar 4.7 Persentase Kesulitan Belajar Pada Indikator Menjelaskan

Proses Rekayasa Genetika……….………..…. 37 Gambar 4.8 Persentase Kesulitan belajar Pada Indikator mengidentifikasi

Urutan Proses Rekayasa Genetika……….. 38 Gambar 4.9 Persentase Kesulitan Belajar Pada Indikator Mengidentifikasi

Sumber-Sumber Agen Bioteknologi dan Produk yang

Dihasil-kan……….……… 38

Gambar 4.10 Persentase Kesulitan Belajar Siswa Pada Indikator Menjelas- kan Dampak Pemanfaatan Hasil Produk Bioteknologi di Ber-

bagai Bidang dalam Kehidupan……….. 39 Gambar 4.11 Persentase Kesulitan Belajar Siswa Setiap Indikator Pada

SMA Negeri Se-Kota Medan……... . 39 Gambar 4.12 Persentase Minat Sebagai Faktor Kesulitan Belajar Siswa……. 41 Gambar 4.13 Persentase Motivasi Sebagai Faktor Penyebab Kesulitan

Belajar Bioteknologi……….. ... ……… 42 Gambar 4.14 Persentase Bakat Sebagai Penyebab Kesulitan Belajar Biotek- nologi…………...………...… 42 Gambar 4.15 Persentase Guru Sebagai Faktor Penyebab Kesulitan Belajar… 43 Gambar 4.16 Persentase Penggunaan Laboratorium Sebagai Faktor Penye-

bab Kesulitan Belajar………….……….. 44 Gambar 4.17 Persentase Buku Sebagai Faktor Penyebab Kesulitan Belaja.… 44 Gambar 4.18 Persentase Faktor Penyebab Kesulitan Belajar…...………….. 44 Gambar 4.19 Persentase Perbandingan Faktor Internal dan Eksternal…...… 45 Gambar 4.20 Persentase Kesulitan Belajar Siswa Laki-Laki dan Siswa

Perempuan………..…….. 47 Gambar 4.21 Persentase Kesulitan Belajar Siswa di Pusat Kota dan Pinggi-

(10)

viii DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Keadaan Sample dengan Nilai Akreditasi A dan B di Lokasi Ber-

Beda di Kota Medan ... 24 Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 27 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Tes Identifikasi Kesulitan Belajar Materi Bioteknologi.. 28 Tabel 3.4 Distribusi Kisi-Kisi Angket Kesulitan Belajar Materi Bioteknologi 29 Tabel 3.5 Kategori Tingkat Kesulitan Belajar Yang Dialami Siswa Pada

Materi Bioteknologi ... 30 Tabel 4.1 Persentase Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas Pada Materi

Bioteknologi di SMA Negeri Se-Kota Medan Berdasarkan KKM. 32 Tabel 4.2 Persentase Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas Pada Tes Pilihan

Pilihan Ganda, Essay dan Peta Konsep Pada Materi Bioteknologi

di SMA Negeri Se-Kota Medan Berdasarkan KKM (75)………… 33 Tabel 4.3 Persentase Faktor Internal yang Menyebabkan Kesulitan Belajar

Siswa Pada Materi Bioteknologi……… 41 Tabel 4.4 Persentase Faktor Eksternal Penyebab Kesulitan Belajar Siswa

Materi Bioteknologi………... 43 Tabel 4.5 Persentase Kesulitan Belajar Siswa di Pusat Kota dan Pinggiran

(11)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tes Kemampuan Penguasaan Materi Bioteknologi……… 79 Lampiran 2 Angket Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Siswa Materi

Bioteknologi………... 86 Lampiran 3 Pertanyaan Wawancara………... 88 Lampiran 4 Perolehan Skor Tes Kesulitan Belajar Materi Bioteknologi

Berdasarkan Sub Materi di SMA Negeri se-Kota Medan... 89 Lampiran 5 Persentase Kesulitan Belajar Siswa Berdasarkan Level

Kognitif di SMA Negeri se-Kota Medan……….. . 95 Lampiran 6 Perolehan Skor Tes Kesulitan Belajar Materi Bioteknologi

Berdasarkan Indikator di SMA Negeri se-Kota Medan…….. 102 Lampiran 7 Perolehan Skor Angket Kesulitan Belajar Bioteknologi. 109 Lampiran 8 Uji Independent Sample Test Berdasarkan Perbedaan Gender. 116 Lampiran 9 Uji Independent Sample Test Berdasarkan Perbedaan Lokasi.. 117 Lampiran 10 Uji Independent Sample Test Berdasarkan Perbedaan Akredi-

(12)
(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Bioteknologi adalah ilmu multidisiplin karena terkait dengan bidang ilmu

yang lain seperti biokimia, genetika, mikrobiologi, fisika, dan matematika,

sehingga untuk mengajarkan meteri bioteknologi memerlukan pemahaman yang

mendasar dari beberapa bidang ilmu yang terkait, hal ini membuat bioteknologi

menjadi sangat kompleks untuk dipelajari. Selain itu beberapa sub materi yang

dikaji dalam bioteknologi masih bersifat abstrak karena mengkaji sesuatu yang

sifatnya molekuler (Lubis, 2012).

Sebagai suatu ilmu, bioteknologi mempunyai beberapa karakteristik

diantaranya: merupakan ilmu yang bersifat multidisipliner, lebih banyak bersifat

aplikatif sehingga membutuhkan penguasaan konsep-konsep dasar yang cukup

banyak menimbulkan kontroversi (terutama produk-produk bioteknologi yang

bersifat transgenik) serta berkembang sangat pesat karena manfaatnya

bersentuhan langsung dengan peningkatan taraf hidup manusia (Purwianingsih et

al, 2009).

Bioteknologi sesungguhnya merupakan topik yang menarik karena

aplikasinya sangat terkait dengan kehidupan sehari-hari. Namun dilain pihak,

bioteknologi juga merupakan topik yang relatif sulit karena untuk mendapatkan

pemahaman yang baik diperlukan dukungan pemahaman terhadap ilmu-ilmu

dasar yang bersifat abstrak. Karakteristik ini menyebabkan bioteknologi

merupakan materi yang dianggap sulit baik oleh guru maupun peserta didik

(14)

2

Berdasarkan beberapa penelitian (Rothhaar, et al. 2006; Bal, et al. 2007

dan Diefes-Dux, et al. 2007) penguasaan dalam konsep bioteknologi baik pada

siswa maupun masyarakat umum, saat ini masih rendah, sehingga mempengaruhi

pada penerimaan mereka pada teknologi ini. Polkinghorne (Tood & Murphy,

2003) menyatakan bahwa bioteknologi merupakan salah satu disiplin ilmu yang

sangat sulit tetapi juga merupakan ilmu yang berkembang sangat kompleks dan

menimbulkan perdebatan di berbagai area seperti etika, politik, moral.

Bioteknologi untuk peserta didik di SMA (Sekolah Menengah Atas)

diharapkan dapat memiliki nilai pengetahuan karena dapat mengatasi

permasalahan umat manusia seperti menyangkut pangan, sandang, papan,

kesehatan maka dalam hal ini terkait dengan standart kurikulum prinsipnya

peserta didik dapat mengimplikasi sains maka dituntut memahami prinsip-prinsip

dasar bioteknologi tersebut.

Dalam melakukan kegiatan belajar tidak senantiasa berhasil, seringkali ada

hal-hal yang mengakibatkan timbulnya kegagalan atau kesulitan belajar yang

dialami oleh siswa. Terjadinya kesulitan belajar dikarenakan siswa tidak mampu

mengaitkan antara pengetahuan baru dan pengetahuan lamanya sehingga

menimbulkan ketidak pahaman atau ketidak jelasan terhadap suatu pelajaran

(Caryono dan Suhartono, 2012). Demikian pula halnya materi bioteknologi, gejala

kesulitan akan tampak diantaranya ketika siswa tidak lagi mampu berkonsentrasi,

sebagian siswa memperoleh nilai yang rendah, siswa menunjukkan kelesuan, dan

sebagian besar siswa tidak menguasai bahan yang telah guru sampaikan.

Kesulitan belajar tidak hanya disebabkan karena intelegensi yang rendah

(15)

3

Supriyono, 2004). Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa

(internal) maupun dari luar diri siswa (eksternal). Faktor internal yang dapat

menyebabkan kesulitan belajar diantaranya karena faktor kesehatan, cacat tubuh,

intelegensi, bakat, minat, kesehatan mental, dan tipe khusus belajar. Sedang faktor

eksternalnya diantaranya karena pengaruh lingkungan keluarga, sekolah, dan

masyarakat (Caryono dan Suhartono, 2012).

Sekolah yang terletak di pinggiran kota dengan sekolah yang terletak di

pusat kota sebagai faktor eksternal sangat mempengaruhi etos dan agresifitas

siswa dalam belajar, sehingga menyebabkan kesulitan belajar siswa yang nantinya

berakibat pada hasil belajarnya. Wahyono et al (2014) mengungkapkan bahwa

permasalahan pemerataan pendidikan secara empirik masih tetap fenomenal, yang

ditandai misalnya dengan semakin rendahnya kualitas pendidikan di daerah

pinggiran. Ada kecenderungan bahwa prestasi siswa di daerah-daerah pinggiran

tidak sebaik pencapaian prestasi belajar di daerah pusat, yang kebanyakan di

perkotaan. Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian yang diungkapkan oleh

Maesyarah (2015) yaitu: penguasaan konsep biologi siswa di pusat kota lebih

tinggi dari pada penguasaan konsep biologi siswa di pinggiran kota. Perbedaan

konsep biologi pada siswa di lokasi sekolah yang berbeda dipengaruhi pula oleh

minat belajar siswa.

Akreditasi sekolah juga dapat dikatakan sebagai faktor yang menentukan

keberhasilan belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan

oleh Khafid et al (2006), semakin tinggi akreditasi sekolah, semakin tinggi pula

pencapaian prestasi belajar siswa. Sebaliknya, semakin rendah pencapaian

(16)

4

adanya akreditasi sekolah diharapkan kualitas sekolah juga akan semakin baik,

dan sekolah yang berkualitas akan menghasilkan lulusan yang baik dan memiliki

prestasi belajar yang tinggi.

Dalam beberapa penelitian, perbedaan jenis kelamin berpengaruh terhadap

kesulitan belajar biologi siswa seperti yang dikemukakan oleh Mullis (Larrondo,

2009) yaitu: siswa laki-laki mengungguli siswa perempuan dalam ilmu

pengetahuan namun perbedaannya tidak signifikan. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Tekkaya et al (2006) bahwa terdapat perbedaan

gender dalam hal kesulitan belajar biologi. Siswa perempuan berpendapat bahwa

belajar biologi lebih sulit dibanding siswa laki-laki. Sementara itu penelitian

terbaru yang dilakukan oleh Hasibuan (2014) menyatakan bahwa tidak terdapat

perbedaan kesulitan belajar biologi siswa laki-laki dengan siswa perempuan atau

kesulitan belajar biologi siswa laki-laki sama dengan siswa perempuan.

Guru sebagai faktor eksternal sangat menentukan keberhasilan belajar

siswa. Penelitian terakhir menunjukan bahwa guru-guru sains mengenali adanya

kebutuhan untuk mengajarkan bioteknologi, tetapi masih sedikit yang terlaksana.

Faktor-faktor yang membatasi pengajaran bioteknologi meliputi: kurangnya

keahlian guru dalam konten bidang ini, kurangnya pengalaman dalam kecocokan

aktivitas mengajar, kurangnya sumber dan materi kurikulum dan kurangnya waktu

mengajar (Dawson & Schibeci, 2003).

Berdasarkan hasil observasi di beberapa SMA Negeri di Kota Medan,

didapatkan keterangan bahwa perolehan nilai rata-rata peserta didik masih banyak

yang belum mencapai KKM berdasarkan Badan Standart Nasional Pendidikan

(17)

5

bioteknologi baru mencapai nilai 70, di SMA N 3 juga mencapai 70, di SMA N 4

mencapai 65, di SMA N 14 mencapai 70, sedangkan nilai rata-rata di SMA N 6

Medan mencapai 68. Tidak tercapainya nilai siswa sesuai KKM dapat dijadikan

sebagai indikator bahwa telah terjadi kesulitan belajar siswa pada materi

bioteknologi. Kesulitan belajar siswa dalam memahami materi bioteknologi pada

umumnya pada sub materi bioteknologi modern yang bersifat abstrak dan

mengkaji sesuatu yang bersifat molekuler.

Untuk mengentaskan kesulitan belajar siswa pada materi bioteknologi

maka perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis faktor penyebab kesulitan

tersebut. Sehingga pada akhirnya dapat diambil langkah konkrit untuk melakukan

inovasi pembelajaran sesuai permasalahan yang siswa hadapi.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi permasalahan antara

lain:

1. Rendahnya nilai siswa pada materi bioteknologi yang berada di bawah KKM

(<75)

2. Materi yang dikaji dalam bioteknologi masih bersifat abstrak karena mengkaji

sesuatu yang sifatnya molekuler sehingga sulit untuk dipelajari.

3. Kurangnya keahlian guru terhadap materi yang disampaikan dalam bidang ini.

4. Penyebab kesulitan belajar siswa dalam mempelajari bioteknologi berasal dari

2 faktor yaitu faktor internal (minat, bakat, motivasi) dan faktor eksternal

(guru, laboratorium, sumber belajar)

5. Penyebab kesulitan belajar siswa dalam mempelajari bioteknologi yang

(18)

6

1.3Batasan Masalah

Batasan masalah dibuat untuk menghindari agar permasalahan tidak

meluas dan menyimpang, sehingga penulis membuat batasan masalah dalam

penelitian ini yaitu:

1. Kesulitan belajar memahami tentang bioteknologi konvensional dan

bioteknologi modern.

2. Kesulitan mengerjakan soal dalam bentuk pilihan ganda, essay dan peta

konsep.

3. Faktor Internal (minat, motivasi, bakat) dan faktor eksternal (faktor guru,

laboratorium, sumber belajar) yang mempengaruhi kesulitan belajar materi

bioteknologi.

4. Perbedaan jenis kelamin yang mempengaruhi hasil belajar materi bioteknologi

5. Penelitian akan dilakukan di 7 SMA Negeri di Kota Medan Kelas XII-IPA

Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan akreditasi berbeda (A dan B) dan di 7

kecamatan berbeda yang berlokasi di pusat kota dan di pinggiran kota.

1.4 Rumusan Masalah

Permasalahan yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah materi bioteknologi merupakan materi yang tingkat kesulitannya

tinggi bagi siswa SMA Negeri se-Kota Medan Tahun Pelajaran 2015/2016?

2. Sub materi bioteknologi manakah yang paling tinggi tingkat kesulitannya bagi

siswa di SMA Negeri se-Kota Medan Tahun Pelajaran 2015/2016?

3. Bentuk soal manakah diantara pililihan ganda, essay dan peta konsep yang

tingkat kesulitannya paling tinggi bagi siswa di SMA Negeri se-Kota Medan

(19)

7

4. Level kognitif pada soal bioteknologi manakah yang paling tinggi tingkat

kesulitannya bagi siswa di SMA Negeri se-Kota Medan Tahun Pelajaran

2015/2016?

5. Manakah indikator materi bioteknologi yang paling tinggi tingkat kesulitan

belajarnya bagi siswa di SMA Negeri se-Kota Medan Tahun Pelajaran

2015/2016?

6. Faktor manakah yang paling dominan diantara faktor internal (bakat, minat,

motivasi) dan eksternal (laboratorium, guru, buku) sebagai penyebab kesulitan

belajar biologi materi bioteknologi pada siswa SMA Negeri se-Kota Medan

Tahun Pelajaran 2015/2016?

7. Apakah ada perbedaan hasil belajar materi bioteknologi antara siswa laki-laki

dengan siswa perempuan di SMA Negeri se-Kota Medan Tahun Pelajaran

2015/2016?

8. Apakah ada perbedaan kesulitan belajar materi bioteknologi antara siswa yang

bersekolah di pusat kota dengan pinggiran kota?

9. Apakah ada perbedaan kesulitan belajar materi bioteknologi antara siswa yang

bersekolah di sekolah berakreditasi A dengan akreditasi B?

1.5Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis:

1. Tingkat kesulitan materi bioteknologi bagi siswa SMA Negeri se-Kota Medan

Tahun Pelajaran 2015/2016

2. Sub materi bioteknologi yang paling tinggi tingkat kesulitannya bagi siswa

(20)

8

3. Bentuk soal (pilihan ganda, essay dan peta konsep) materi bioteknologi yang

paling tinggi tingkat kesulitannya bagi siswa SMA Negeri se-Kota Medan

Tahun Pelajaran 2015/2016.

4. Level kognitif pada soal bioteknologi yang paling tinggi tingkat kesulitannya

bagi siswa di SMA Negeri se-Kota Medan Tahun Pelajaran 2015/2016

5. Indikator materi bioteknologi yang mengalami kesulitan belajar paling tinggi

di SMA Negeri se-Kota Medan Tahun Pelajaran 2015/2016

6. Faktor yang paling dominan diantara faktor internal (minat, bakat, motivasi)

dan faktor eksternal (laboratorium, guru, buku) yang menyebabkan kesulitan

belajar biologi materi bioteknologi bagi siswa di SMA Negeri se-Kota Medan

Tahun Pelajaran 2015/2016

7. Perbedaan kesulitan belajar materi bioteknologi antara siswa laki-laki dengan

siswa perempuan di SMA Negeri se-Kota Medan tahun pelajaran 2015/2016

8. Perbedaan kesulitan belajar materi bioteknologi antara siswa yang bersekolah

di daerah pusat kota dengan pinggiran kota

9. Perbedaan kesulitan belajar materi bioteknologi antara siswa yang bersekolah

di sekolah berakreditasi A dengan akreditasi B

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi guru biologi mengenai masalah

kesulitan belajar siswa pada materi bioteknologi.

2. Memotivasi guru untuk lebih meningkatkan proses pembelajaran dan

(21)

9

3. Diharapkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan atau rujukan

untuk melakukan penelitian lanjutan yang berkaitan erat dengan penelitian ini.

Sedangkan manfaat praktis penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa, memberi peluang untuk diuji dan mengetahui tingkat kemampuan

penguasaan materi bioteknologi.

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan atau kritik untuk lebih mengembangkan

kegiatan belajar mengajar yang bermakna pada materi bioteknologi sehingga

kesulitan belajar siswa dapat diatasi.

3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah untuk lebih

(22)

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Materi bioteknologi bagi siswa SMA Negeri se-Kota Medan merupakan

materi yang tingkat kesulitannya sangat tinggi dengan persentase

ketidaktuntasan siswa sebesar 78%.

2. Tingkat kesulitan belajar bioteknologi berdasarkan pada sub materi, yang

paling dominan berada pada sub materi rekayasa genetika dengan persentase

kesulitan sebesar 28%, dilanjutkan pada sub materi hasil-hasil bioteknologi

dengan persentase sebesar 25%, jenis-jenis bioteknologi dengan persentase

sebesar 23%, dampak pemanfaatan bioteknologi persentasenya sebesar 22%,

terakhir adalah sub materi pengertian bioteknologi dengan persentase sebesar

10%.

3. Terdapat perbedaan hasil tes siswa dalam menjawab soal pada katagori Pilihan

ganda, Essay dan Peta konsep. Persentase kesulitan tertinggi sebesar 94%

dalam menjawab soal pilihan berganda, 72% menjawab soal essay dan 71%

menjawab peta konsep.

4. Level kognitif yang menyebabkan kesulitan belajar terbesar siswa adalah level

C5 dengan persentase sebesar 26%, diikuti oleh C4 sebesar 22%, C3 sebesar

21%, C2 sebesar 19% dan diakhiri oleh level C1dengan persentase sebesar

12%.

5. Kesulitan belajar siswa dalam mempelajari bioteknologi berdasarkan indikator

yang paling dominan tingkat kesulitannya indikator ke-6 yaitu sumber agen

bioteknologi sebesar 72%, dilanjutkan indikator ke-4 yaitu menjelaskan proses

(23)

70

dengan persentase sebesar 59% yaitu pada indikator menjelaskan proses

rekayasa genetika. Untuk indikator mengidentifikasi urutan proses rekayasa

genetika sebesar 50% berada diurutan keempat, dilanjutkan indikator

menjelaskan arti bioteknologi dengan persentase sebesar 50% di urutan ke 5.

Pada urutan keenam adalah indikator menjelaskan prinsip dasar bioteknologi

sebesar 44% dan terakhir adalah indikator membedakan bioteknologi

konvensional dan modern sebesar 37%

6. Faktor penyebab kesulitan belajar pada materi bioteknologi di SMA Negeri

se-Kota Medan yang paling tinggi berasal dari faktor eksternal (laboratorium

sebesar 49%, guru sebesar 37% dan ketersediaan buku pegangan sebesar 45%)

dengan rata-rata persentasenya sebesar 44%, sedangkan untuk faktor internal

(bakat sebesar 50%, minat sebesar 44%, motivasi sebesar 36%) rata-rata

persentasenya sebesar 43%.

7. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kesulitan belajar siswa berdasarkan

jenis kelamin dengan persentase kesulitan perempuan sebesar 72% dan

laki-laki sebesar 89% dengan nilai sig.(2 tailed) sebesar 0.01<0.05.

8. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kesulitan belajar siswa

berdasarkan lokasi sekolah (pusat kota sebesar 85% dan pinggiran kota

sebesar 68%) dengan nilai sig.(2 tailed) 0.051>0.05

9. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kesulitan belajar siswa

berdasarkan akreditasi sekolah (akreditasi A sebesar 74% dan B sebesar 83%)

(24)

71

5.2 Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis kesulitan belajar siswa pada

materi bioteknologi di SMA Negeri se-Kota Medan Tahun Pelajaran 2015/2016

terlihat bahwa sub materi materi rekayasa genetika, sub materi jenis-jenis

bioteknologi, dampak pemanfaatan bioteknologi, hasil-hasil bioteknologi dan sub

materi pengertian bioteknologi merupakan sub materi yang tergolong sulit bagi

siswa. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya hasil belajar yang didapat siswa

melalui tes yang diberikan dan sedikitnya persentase ketuntasan siswa pada materi

bioteknologi ini. Rendahnya kesulitan belajar ini disebabkan oleh faktor internal

siswa yang terdiri dari faktor bakat, minat dan motivasi serta faktor eksternal yang

terdiri dari sarana dan prasarana sekolah yaitu laboratorium, buku pegangan siswa

dan faktor guru.

Sarana dan prasarana laboratorium sebagai pendukung pembelajaran

sangat tidak mendukung yang menyebabkan tidak ada penggunaan laboratorium

dalam proses belajar khususnya pada materi bioteknologi. Oleh Karena itu

sekolah-sekolah dan dinas terkait yang ada di kota Medan diharapkan dapat

melengkapi fasilitas laboratorium ini. Pihak sekolah juga diharapkan dapat

menyediakan buku-buku pendukung materi bioteknologi di perpustakaan

misalnya sehingga siswa tidak hanya membaca satu jenis buku pegangan saja.

Guru sebagai pengajar diharapkan menguasai materi sehingga guru dapat

dengan jelas menerangkan materi tersebut kepada peserta didik. Guru sebaiknya

menggunakan metode mengajar yang bervariasi dengan menggunakan media ICT

misalnya atau penggunaan alat peraga sehingga dapat meningkatkan pengetahuan

(25)

72

belajar yang bervariasi misalnya dengan menggunakan media internet sebagai

tambahan sumber belajar untuk menyerap informasi yang lebih luas dan beragam

tidak hanya bersumber dari buku pegangan siswa. pelaksanaan praktikum juga

harus dilaksanakan oleh guru. Jika laboratorium sekolah tidak memadai untuk

dilakukannya kegiatan ini karena kurangnya sarana dan prasarana, guru

seharusnya dapat mencari alternative lain dengan melakukan studi lapangan ke

tempat-tempat yang melakukan kegiatan yang berkaitan dengan materi

bioteknologi misalnya pergi ke laboratorium kultur jaringan yang ada di daerah

sekitar sekolah. Dengan hal ini nantinya diharapkan terjadi peningkatan hasil

belajar peserta didik.

5.3 Saran

1. Bagi sekolah agar melengkapi sarana dan prasarana khusunsya laboratorium

untuk pembelajaran bioteknologi, memfasilitasai sumber belajar (buku) yang

beragam agar siswa lebih memahami materi bioteknologi dengan baik.

2. Bagi guru diharapkan agar mengusai materi yang akan diajarkan,

menggunakan media dan metode belajar yang bervariasi, serta mengajak siswa

melakukan kegiatan praktikum.

3. Bagi siswa agar lebih giat belajar, sering mengulang pelajaran dirumah,

banyak membaca buku, bertanya jika belum faham terhadap materi yang

sedang dipelajari.

4. Bagi orang tua agar lebih memperhatikan anak-anaknya dirumah,

membimbing dan mengingatkan ataupun memberi dukungan dan perhatian

(26)

73

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2003. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Achmady, Z.A. 1993. Kebutuhan Guru dan Tenaga Kependidikan Serta

Peningkatan Kualitas pendidikan. Pengarahan Dalam Rangka Rapat

Kerja LPTK se-Indonesia 8 - 10 Nopember 1993. Jakarta. Ahmadi dan Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Amerudin. 2013. Deskripsi Kesulitan Belajar dan Faktor Penyebabnya Pada Materi Fungi di SMA Islam Bawari Pontianak dan Upaya Perbaikannya.

Pontianak: Universitas Tanjung Pura.

Angkoro, R dan A. Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: Grasindo.

Aunurrahman. 2008. Belajar dan Pembelajaran Memadukan Teori-Teori Klasik

dan Pandangan-Pandangan Konpemporer. Bandung: Alfabeta.

Arikunto. 1999. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Angkasa.

Arikunto, S. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. As’adi. 2014. Kontribusi Akreditasi Sekolahdan Supervisi Kepala Sekolah

Terhadap Kualitas Sekolah di SMP Se-Kabupaten Japara.Surakarta:

Universitas Muhammadiyah.

Bal, S., Samanci, N.K., & Bozkurt, O. 2007. University Student Knowledge and Attitude about Genetic Engineering. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education.

Basiran. 2012. Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan dalam Belajar. Jurnal Edukasi Vol. 7,No. 1, Maret 2012.

Bey dan Lambertus. 2012. Analisis Kompetensi Paedagogis Guru Sekolah Dasar di Wilayah Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Selami IPS Edisi Nomor 35 Volume 1 Tahun XVII April 2012

Caryono, S dan Suhartono. 2012. Analisis Deskriptif Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Matematika di SMA Negeri 8 Purworejo Tahun

Pelajaran 2012/2013. Jogjakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

(27)

74

SMK Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Jurnal “Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1 (2015).

Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Dawson, V. & Scibeci, R. 2003. Western Australian High School Students Attitudes towards Biotechnology Processes. Journal of Biologycal Education.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Rosda.

Diefes-Sux, H.A., Dyehouse, M., Bennett, D., P.K. 2007. Nanotechnology Awareness of Fisrt-Year Food and Agriculture Student following a Brief Exposure. Jurnal of Natural Resources & Life Science Education.

Dimyati, M. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Engkoswara dan Aan Komariah. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Hamdu, G., Agustina, L. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan 81 Vol. 12 No. 1, April 2011

Harahap, YR. 2013. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi

Matematik Siswa dengan Menggunakan Pembelajaran Think-Talk-Write.

Medan: Universitas Negeri medan.

Harun, C.Z. 2009. Manajemen Sumber Daya Pendidikan. Yogyakarta: Pena Persada Desktop Publisher

Haryati, S. 2012. Pengembangan dan Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah dan Madrasah Melalui Proses Akreditasi. Magelang: Universitas Tidar Magelang. Jurnal Pengembangan Humaniora Vol. 12 No. 3, Desember 2012

Hasibuan, M. 2014. Analisis Kesulitan Siswa Pada Materi Genetika di SMA

Negeri se-Kota Sibolga. Medan: Universitas Negeri Medan.

Henno, I & Reiska, P. 2010. Difficulty of Texts in Upper-Secondary School Biology Textbook-Using Concept Maps for Analyzing Students New knowledge. University of Tallin: Estonia.

(28)

75

Kartowagiran. 2011. Penulisan Butir Soal. Yogyakarta: Universitas Yogyakarta Khafid, M., Barokah, Slamet UM. 2011. Pengaruh Akreditasi Sekolah dan

Persepsi Guru Mengenai Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Unnes, Volume 1 No. 1 2006.

Khairuddin. 2014. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah dalam Peningkatan Akreditasi Madrasah Aliyah Negeri Kota Langsa. Jurnal Pendidikan

Serambi Ilmu, Edisi Maret 2014 Volume 17 Nomor 2

Kertiasa, Nyoman. 2006. Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya. Bandung: Pudak Scientific

Larrondo, P. 2007. Information Sheet: Gender Differences in Science

Achievement. http://www.engr.psu/AWE/misc/ARPs/ARP_InfoSheet_

Science.pdf (diakses 20 Juni 2016)

Lubis, Silvi PW. 2012. Perbandingan Penggunaan Media Video dan Animasi Terhadap Hasil Belajar dan Minimalisasi Miskonsepsi Siswa Tentang

Kultur Jaringan di SMA Negeri 1 Lubukpakam. Medan: Universitas

Negeri Medan.

Maesyarah., A, Wahab J., Kusmiyati. 2015. Analisis Penguasaan Konsep dan Miskonsepsi Biologi dengan Teknik Modifikasi Certainty Of Response Index Pada Siswa SMP Se-Kota Sumbawa Besar. Jurnal Pijar MIPA, Vol. X No.1, Maret 2015.

Mappease, YM. 2009. Pengaruh Cara dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Programmable Logic Controller (PLC) Siswa Kelas XII Jurusan Listrik SMK Negeri 5 Makassar. Jurnal MEDTEK, Volume 1, No. 2, Oktober 2009

Mardiyati. S. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nurainun. 2014. Analisis Kesulitan Guru Biologi dalam Melaksanakan

Pembelajaran Materi Bioteknologi di SMP se-Kabupaten Aceh Tamiang.

Medan: Universitas Negeri Medan.

Nuryoto, S. 1998. Perbedaan Prestasi Akademik Antara Laki-Laki dan Perempuan Studi di Wilayah Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

Jurnal Psikologi. 1998, No 2, 16 – 24

(29)

76

Belajar Siswa Kelas XI SMA N 1 Kartasura Tahun Ajaran 2012/2013.

Solo: Universitas Sebelas Maret.

Purba, E., Nasrun., Simanjuntak, M., Lubis, M. Rajab., Yusnadi dan Rosdiana. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Medan: Universitas Negeri Medan. Purwianingsih, W., Nuryani., Rustaman., Redjeki, S. 2009. Identifikasi Kesulitan

Belajar Bioteknologi pada Guru SLTA. Jawa Barat: Pend. Biologi FMIPA

UPI.

Rahayu, D.T., Purnomo, H.B., Sudikin. 2014. Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Pada Soal Ujian Tengah Semester Ganjil Bentuk Pilihan Ganda Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 5 Jember Tahun Ajaran 2012-2013. Surabaya: Universitas Jember. Jurnal Edukasi UNEJ 2014, I (1): 39-43

Rasyid, H dan Mansyur. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wahana Prima.

Rohana, Hartono. Y., Purwoko. 2009. Penggunaan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Statistika Dasar di Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas PGRI Palembang: Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 3. NO.2, Desember 2009

Rosyadi. A.R. 2008. Menjadi Penulis Profesional Itu. Bogor: Ghalia Indonesia. Rothhaar, et al. 2006. The Lego Analogy Model for Teaching Gene Sequencing

and Biotechnology. JurnalBiological Education.

Rustaman, N. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press. Sagala, S. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.

Bandung: Alfabeta.

Sari. 2012. Analisis Kesulitan Belajar Siswa SMP Negeri se-Kecamatan Medan

Kota Pada Materi Biologi Melalui Peta Konsep dan Angket. Medan:

Universitas Negeri Medan.

Simbolon, L.S. 2014. Analisis Kesulitan Belajar Siswa Pada Materi Sistem

Hormon di SMA Negeri se-Kota Kisaran. Medan: Universitas Negeri

Medan.

Siswanto. 2006. Penggunaan Tes Essay dalam Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: UNY. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Volume v No.1 Tahun 2006

(30)

77

Sudjana, Djudju. 1995. Mengukur Kinerja Widyaiswara Menyelenggarakan Program Pelatihan. Jurnal Mimbar Pendidikan No. 2 Th XIV 1995.

Sukardi. 2010. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sumarno, A. 2011. Pengertian Hasil Belajar.

(http:elearning.unesa.ac.id/tag/teori-hasil-belajar-gagne dan driscoll). Diakses tanggal 12 Juli 2016.

Supriyatno., Supriyanto, E., Maryadi. 2013. Pengelolaan Akreditasi Sekolah (Studi Situs SD Negeri 2 Meranti Kecamatan Purworejo). Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 14, No. 2, Agustus 152 2013: 144-152

Surya, M. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Syah, M. 2011. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syah, M. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press.

Syah, M. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tekkaya, C., Ozkan, O & Sungur, S. 2001. Biology Conceps Perceived as

Difficulties in learning Genetics Concepts. Hacettepe Universitesi Egitim

Fakultesi Dergisi.

Tood, A. & Murphy, D.J. 2003. Evaluating University Masterclasses and School Visits as Mechanisms for Enhanching Teaching and Learning Experiences for Undergraduate and School Pupils. A Pilot Study Involving Bioteknology Student. Bioscience Education e Journal

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontrutivistik.

Surabaya: Prestasi Pustaka

Uno, HB. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Utomo, TB. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Hasil Belajar Trigonometri Pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Lumajang. JP3. Volume 2 No 1, Maret 2012.

Wahyono, BS., Hardianto, D., Miyarso, E. 2014. Pengukuran Indeks Etos Belajar Siswa di Daerah Istimewa Yokyakarta. FIP Universitas Negeri Yokyakarta.

(31)

78

Warkitri. 1990. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar. Jakarta: Karunika.

Widyarti, S. 2005. Strategi Pengelolaan Laboratorium Biologi, Bahan Pelatihan

Manajemen Laboratorium. Padang: Universitas Negeri Padang (UNP).

Widodo, A. 2006. Revisi Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal,

(Online),( http://widodo.staf.upi.edu/files/2011/03/2006RevisiTaksonomi-Bloom-dan-Pengembangan-Butir-Soal.pdf

Yuniarti R.D. 2014. Pengaruh Sikap dan Gender Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa SMP Kelas VII Di Kecamatan Sleman

Yogyakarta 2013/2014. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

(32)

Gambar

Tabel 3.2   Teknik Pengumpulan Data  .........................................................

Referensi

Dokumen terkait

(3) Terdapat kontribusi yang positif dan signifikan kompetensi profesional guru dan kreativitas guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru dalam pembelajaran di

PBZ at 7 ppm combined with 5.3 g/1 mannitol and 20 g/1 sucrose significantly reduced the cell suspension growth but remarkably increased quinine content, even

Bagi petemak kecil dengan skala kepemilikan hartya 2-3 ekor per peternak yang mendominasi usaha temak sapi di Indonesia, satu-satunya jalan yang harus dilakukan

Masalah yang akan digali dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana gaya bahasa dalam novel Teratak karya Evi Idwati, dan (2) Gaya bahasa apa yang terdapat pada novel

Buku yang ditulis dengan mengacu pada kurikulum ini harusnya dirancang dengan menggunakan proses pembelajaran yang sesuai untuk mencapai kompetensi yang sesuai dan diukur

Berkenaan dengan hal tersebut diminta kepada saudara untuk membawa seluruh dokumen kualifikasi (Asli) dan dokumen penawaran yang telah saudara upload di aplikasi SPSE. Demikian

PANITIA PELELANGAN, PEMILIHAN LANGSUNG DAN PENUNJUKAN LANGSUNG KEGIATAN DILINGKUNGAN DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG APBD-P.. KABUPATEN KAMPAR TAHUN

Data  nilai PDRB sektor Pertanian, Industri Pengolahan, serta Perdagangan, Hotel, dan Restoran masing – masing kabupaten / kota Propinsi Jawa Timur berdasarkan harga konstan tahun