• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI SMARTPHONE ANDROID PENGUKUR INTENSITAS CAHAYA DALAM RUANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "APLIKASI SMARTPHONE ANDROID PENGUKUR INTENSITAS CAHAYA DALAM RUANGAN"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada Program Studi Teknik Elektro

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

ACHMAD KHOIRUL HABIB JUWITO 20120120020

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

i

TUGAS AKHIR

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Strata Stau (S1) pada Program Studi Teknik Elektro

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:

ACHMAD KHOIRUL HABIB JUWITO 20120120020

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

iii

NAMA : Achmad Khoirul Habib Juwito

NIM : 20120120020

Jurusan : Teknik Elektro

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya, tidak terdapat karya

yang sama sebelumnya yang pernah di publikasikan dan bukan menjiplak hasil

karya orang lain. kecuali yang secara tertulis dijadikan acuan dalam penulisan

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari

pernyataan ini tidak benar, maka saya siap menerima sanksi dari Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Yogyakarta, 25 Desember 2016

Yang Menyatakan

(4)
(5)

v

すべて

正しい時間にうまくいく

一生懸命

をし、精一杯働く

(6)

vi

dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Aplikasi Smartphone Android

Pengukur Intensitas Cahaya Dalam Ruangan”.

Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Teknik Program Strata 1 (S1) yang telah ditetapkan oleh Jurusan Teknik

Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas dukungan,

masukan dan bantuan yang telah di berikan. Selama penyusunan, sehingga dapat,

menyelesaikan tugas akhir ini, oleh karena itu dengan tulus hati penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir. Tony K. Hariadi, MT. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

memberi ide dan membimbing dari awal hingga terselesaikan Tugas Akhir

ini.

2. Slamet Suripto, ST selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Anna Nur Nazilah Chamim, S.T.,M.Eng. selaku Dosen Pembimbing Muda

yang telah membimbing dan mengarahkan penulis sehingga Tugas Akhir

ini dapat terselesaikan.

4. Rama Okta Wiyagi, S.T., M.Eng. selaku Dosen penguji serta pembimbing

yang telah meberikan masukan serta arahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Semua Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

6. Staf Tata Usaha Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

(7)

vii

dikarenakan masih dalam rancang bangun awal. itu penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran untuk memperbaiki skripsi ini yang masih jauh dari sempurna.

Semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat.

Yogyakarta, 25 Desember 2016

(8)
(9)

ix

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 4

(10)

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1 Implementasi Aplikasi ... 34

4.2 Pengujian dan Hasil ... 36

4.3 Cara Pengujian ... 36

4.3.1 Pengujian Dengan Lux Meter Digital ... 36

4.3.2 Pengukuran Dengan Aplikasi ... 38

4.4 Analisa dan Sampling ... 45

(11)

xi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1 Kesimpulan ... 63

5.2 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(12)

xii

proximity sensor ... 11

Gambar 2.2. Diagram proses kerja ambient light sensor ... 11

Gambar 2.3. Cara pengkalibrasian aplikasi lux meter dengan digital lux meter... 13

Gambar 3.4. Prosedur perancangan ... 21

Gambar 3.5. Blog diagram umum ... 22

Gambar 3.6. Logo android studio ... 23

Gambar 3.7. Tampilan awal program android studio ... 23

Gambar 3.8. Proses pembuatan aplikasi lux meter ... 24

Gambar 3.9. Mengatur nama untuk project ... 24

Gambar 3.10. Setting kebutuhan perangkat yang akan di tuju ... 25

Gambar 3.11. Pemilihan activity ... 25

Gambar 3.12. Saat selesai mengatur laman kerja baru ... 26

Gambar 3.13. Tampilan lama koding ... 26

Gambar 3.14. Tampilan java activity yang berisi program ... 27

Gambar 3.15. Tampilan main_activity yang berisi desain user interface aplikasi ... 27

Gambar 3.16. Tampilan koding untuk mendesain user interface pada main_activity ... 28

Gambar 3.17. Eksekusi aplikasi untuk di jalankan di smartphone ... 28

Gambar 3.18. Alogaritma proses dari program aplikasi lux meter ... 29

Gambar 3.19. Diagram interpolasi linear ... 30

Gambar 3.20. Tampilan laman awal aplikasi lux meter ... 31

Gambar 3.21. Tampilan kedua setelah di setiap segment... 32

Gambar 4.22. Tampilan GUI aplikasi ... 34

(13)

xiii

Gambar 4.27. GUI hasil sampling kamar mandi ... 47

Gambar 4.28. GUI hasil sampling ruang kerja ... 48

Gambar 4.29. GUI hasil sampling ruang makan ... 49

Gambar 4.30. GUI hasil sampling kamar tidur ... 50

Gambar 4.31. GUI hasil sampling teras ... 51

(14)

xiv

Tabel 2.2. Keterangan simbol pada script ... 14

Tabel 3.3. Spesifikasi pada smartphone xiaomi redmi 2 ... 20

Tabel 3.4. Rincian spesifikasi sensor cahaya pada xiaomi redmi 2 ... 21

Tabel 3.5. Spesifikasi digital lux meter ... 21

Tabel 4.6. Tabel tingkat pencahayaan yang di rekomendasikan ... 37

Tabel 4.7. Perbandingan area ruang tamu ... 45

Tabel 4.8. Perbandingan area dapur ... 46

Tabel 4.9. Perbandingan area kamar mandi ... 47

Tabel 4.10. Perbandingan area ruang kerja ... 48

Tabel 4.11. Perbandingan area ruang makan... 49

Tabel 4.12. Perbandingan area kamar tidur ... 50

Tabel 4.13. Perbandingan area teras ... 51

Tabel 4.21. Standar deviasi perbandingan app dan lux meter ... 61

Tabel 4.22. Standar deviasi perbandingan app dan lux meter dari sampling Peruangan ... 61

Tabel 4.23. Selisih dari hasil pengukuran antara kedua alat ... 62

(15)
(16)

xv

ideal untuk perumahan, pencahayaan luar ruangan, serta bangunan dan tempat

lainnya.

Dalam Tugas Akhir ini Lux Meter di adaptasikan ke dalam aplikasi

smartphone dengan memanfaatkan Ambient Light Sensors (ALS) yang telah tertanam pada perangkat sehingga memudahkan pengguna untuk mengoprasikan

aplikasi.

Tujuan dari penelitian ini yaitu memberi alternatif untuk melakukan

pengukuran cahaya dalam ruangan, fokus utama pembuatan aplikasi ini yaitu

diharapkan dapat mudah di pahami oleh pengguna non teknik tentang nilai acuan

lux yang di butuhkan dalam ruangan perumahan, dan aplikasi ini menyertakan

panduan pengukuran yang benar sehingga mengurangi ketidaksesuaian hasil karena

kesalahan dalam penggunaan aplikasi.

(17)

xvi

for residential, outdoor lighting, as well as buildings and other places.

In this Final Lux Meter adapted into smartphone applications by leveraging

Ambient Light Sensors (ALS), which has been embedded in the device that allows

users to operate the application.

The purpose of this study is to provide an alternative for measuring the light in the

room, the main focus of the making of this application is expected to be easily

understood by the non-engineering of reference values lux is needed in the room

housing, and the app includes a guide to the correct measurement, thereby reducing

mismatch results because of an error in the application usage.

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini penerangan pada suatu ruangan sangat di butuhkan, banyak

aspek yang lebih luas tentang penerangan itu sendiri dalam hal penerapannya ini di

karenakan penerangan sangat bermafaat sekali bagi kerja dan aktivitas manusia itu

sendiri sehingga pekerjaan tidak hanya di kerjakan di siang hari namun juga di

malam hari. Dibutuhkannya pemahaman tingkatan pencahayaan lampu yang sesuai,

ini bertujuan agar tidak membuang biaya dalam hal pembelian komponen

elektronik dan daya listrik di butuhkan dan meningkatkan efisiensi penggunaan

listrik yang lebih tepat guna. Pada dasarnya ada beberapa teknik dalam menentukan

pencahayaan yang tepat dalam suatu ruangan. Namun dengan alat lux meter lebih di kenal akurat dari pada yang lain. Namun dalam pengukuran juga ada teknik yang

harus di perhatikan agar di dapati nilai yang tepat, maka di perlukan pengetahuan

yang cukup dalam penggunaan lux meter.

Salah satu tujuan di buatnya aplikasi ini adalah untuk mengurangi kesalah

pahaman dalam penggunaan alat ukur lux meter bagi orang awam dan agar lebih mudah di pakai. Serta lebih cepat memahami tingkat ideal pencahyaan lampu pada

suatu ruangan.

1.2 Rumusan Masalah

Mengacu pada Latar belakang masalah di atas bahwa, aplikasi lux meter ini memberikan solusi lebih praktis dalam pengukuran cahaya dengan smartphone agar lebih mudah saat di gunakan oleh orang awam sehingga tidak memusingkan ketika

melakukan pengukuran dan penentuan tingkatan cahaya dalam ruangan karena

sudah tersedianya penjelasan yang akan muncul pada tampilan aplikasi. Pengujian

aplikasi ini yaitu dengan melakukan perbandingan dengan digital lux meter yang sudah di desain khusus dari pabrik untuk mengukur tingkat lux pada ruangan

sehingga tingkat error aplikasi ini saat di gunakan oleh pengguna lebih rendah dan

(19)

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah di atas, telah di tentukan beberapa batasan

masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Tidak tersedia pengkalibrasian aplikasi secara manual bagi

pengguna (user), sehingga pengguna bisa langsung menggunakan aplikasi tanpa harus memilih opsi setting kalibrasi aplikasi terlebih dahulu.

2. Aplikasi lux meter ini hanya di desain untuk tipe lampu jenis

Compact Floerescent Light (CFL) dan Light emiting Dioda (LED).

3. Aplikasi ini juga hanya untuk mengukur ruangan tertentu yaitu,

hanya ruangan yang terdapat pada perumahan.

4. Aplikasi hanya dapat di operasikan pada ponsel yang mendukung

ambient light sensor (ALS).

1.4 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini yaitu memberi solusi yang lebih murah serta

praktis untuk melakukan pengukuran cahaya dalam ruangan, fokus utama

pembuatan aplikasi ini yaitu diharapkan dapat mudah di pahami oleh pengguna

yang bukan teknik atau orang awam tentang nilai acuan lux yang di butuhkan dalam

ruangan sehingga mengetahui tingkat pencahayaan lampu yang sesuai untuk tingkat

pencahayaan pada perumahan, dan aplikasi ini menyertakan panduan pengukuran

yang benar sehingga mengurangi ketidaksesuaian hasil karena kesalahan dalam

(20)

1.5 Manfaat

Diharapkan aplikasi android ini bisa mempermudah dalam pengukuruan

tingkat intensitas cahaya pada ruangan di dalam rumah. serta dapat menekan biaya

pembelian alat lux meter yang mahal. Aplikasi ini juga di desain sedemikian rupa bagi kalangan umum dan teknik untuk lebih memahami tingkatan-tingkatan dari

nilai lux cahaya yang terukur dari lampu pada suatu ruangan. Pengaplikasiannya

yang lebih sederhana diharapkan dapat menjadi aplikasi yang fleksibel untuk di

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan lux meter dan aplikasi lux meter: - Prashanth Holenarsipur (2011) melakukan penelitian tentang sensor ALS

pada smartphone. Saat ini, rata-rata perangkat portable mendukung dan menerima pengguna untuk mengakses dan menikmati video dan konten dari

internet. Terkait konsumsi daya dan kenyamana pandangan menyebabkan

banyak dari perangkat ini menyertakan ambient light sensor di perangkat agar sensitif dan menyesuaikan lingkungan dengan apa yang terjadi di

sekitanya. Di lingkungan yang redup display backlight akan muncul untuk menghemat batrai, dan di lingkungan yang cukup cahaya akan menambah

kecerahaan sehingga di tampilan pada layar dapat terbaca, pada tulisan ini

akan di bahas beberapa aplikasi yang telah di pertimbangkan sebelumnya

ketika mendesain produk dengan ambient light sensor.

- Gina Peek (2013) melakukan penelitian yaitu pencahayaan merupakan

bagian terpenting dari rumah dan lingkungan kerja, ini sering di

pertimbangkan sebagai renungan. Artikel ini menjelaskan alat yang mana

memperluas edukasi (agrikultur, keluarga dan konsumen ilmuan, dan 4-H)

bisa menggunakan untuk mengukur tingkatan level cahaya. 4-H pengguna

bisa ikut ambil bagian. Alat ini termasuk light meter dan standar iluminating

engineering society (IES). Menggunakan alat sebagai penjelasan baru dan

program yang inovative. Karena tidak mungkin bahwa pengguna bisa

mengukur level cahaya sebelum dan membandingkan mereka pada standar

industri.

- Hua Yu Qiuqin Yue, Jielin Zhou and Wei Wang (2014) melakukan

perancangan sistem pemanfaatan aplikasi di mana kedua cahaya dan energi

vibrasi yang tersedia, cahaya ambient dan energi getaran skema panen

(22)

gabungan dipanen dari kedua sumber energi sehingga dapat mengurangi

disipasi daya. Dalam rangka untuk lebih akurat memprediksi daya sesaat

dipanen dari panel surya, model lima parameter ditingkatkan untuk panel

surya skala kecil menerapkan di iluminasi cahaya rendah disajikan.

Tegangan output meningkat dengan menggunakan MEMS array piezoelektrik kantilever arsitektur. Ini mengatasi kelemahan dari pemanen energi MEMS getaran tradisional dengan output tegangan rendah. Pelaksanaan maksimum pelacakan power point (MPPT) untuk cahaya

ambient ruangan diimplementasikan menggunakan komponen diskrit

analog, yang meningkatkan efisiensi pemanen seluruh signifikan

dibandingkan dengan prosesor sinyal digital. Daya keluaran dari pemanen energi getaran ditingkatkan dengan menggunakan teknik pencocokan

impedansi. Mekanisme yang efisien akumulasi energi juga dibahas. Hasil

percobaan diperoleh dari amorf silikon (a-Si) panel surya dari 4,8 × 2,0 cm2 dan palsu Sensor piezoelektrik 2014, 14 8741 MEMS generator 11 × 12,4 mm2 menunjukkan bahwa pemanen energi hibrida mencapai efisiensi

maksimum sekitar 76,7%.

- Akhmad Akhsin Nasrudin, Dzulkiflih (2015) melakukan penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas cahaya dan

kekeruhan air serta mengaplikasikan Lightsensor BH1750 sebagai alat ukur kekeruhan air. Sistematika yang dirancang, yaitu dengan meletakkan sensor

sejajar dengan sumber cahaya dan sampel yang akan diukur nilai

kekeruhannya diletakkan diantara sumber cahaya dan sensor cahaya, dalam

hal ini sumber cahaya yang digunakan adalah cahaya LED dan sensor yang digunakan dalam transmitter adalah BH1750 Sensor. Penelitian ini

menggunakan padatan tersuspensi sebagai sampel yaitu nilai awal 1000

NTU, untuk mendapatkan standard formasin suspense pada tingkat

kekeruhan lainnya dilakukan dengan cara pengenceran air aquades dengan

perbandingan molaritas dari kekeruhan1000 NTU. Langkah awal penelitian

(23)

Lightsensor BH1750 dengan Turbidimeter. Langkah berikutnya yaitu membandingkan hasil pengukuran Turbidimeter buatan dan Turbidimeter

acuan. Aparatus penelitian ini diperoleh hubungan antara intensitas cahaya

dengan besar kekeruhan air. Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi nilai

intensitas cahaya semakin kecil, hal ini disebabkan karena nilai kekeruhan

berbanding terbalik dengan nilai intensitas cahaya. Perhitungan nilai

kekeruhan diperoleh nilai kesalahan maksimum sebesar 6,38 %, Adanya

perbedaan nilai yang terukur disebabkan karena keterbatasan alat hasil

rancangan yang berkaitan dengan pengukuran kekeruhan air dan dapat juga

dipengaruhi oleh teknik pengukuran yang kurang baik.

- G. Thangaraj1, S. Suresh Balaji2 (2014) dalam penelitiannya yaitu

Perpustakaan adalah tempat yang menyediakan sumber daya untuk

pengetahuan; sumber-sumber buku-buku dan kadang-kadang e-library.

Efisien penggunaan sumber daya memerlukan lingkungan membaca yang

tepat yang memberikan kenyamanan dan aspek lingkungan diperlukan

untuk membaca terganggu. Tapi lingkungan membaca dapat dengan mudah

dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti cahaya, suara dll di mempelajari

faktor pencahayaan dianggap dan bagaimana hal itu mempengaruhi

pembaca dalam menggunakan sumber daya dipelajari. Kuesioner telah

digunakan untuk mengumpulkan rincian mengenai penggunaan sumber

daya di perpustakaan sebagai ukuran kuantitatif dan lux meter yang telah digunakan untuk mengukur cahaya Intensitas dalam dan di luar lingkungan

perpustakaan sebagai ukuran kualitatif.

- Vinayakram, Dr V.E. Annamalai (ICIET 2014) melakukan perancangan

sistem Roda gerinda biasanya dipantau oleh peralatan yang kompleks dan

mahal seperti sensor emisi akustik dan grinding monitor siklus. Pada penelitian ini, dilakukan usaha untuk memanfaatkan instrumen sederhana

seperti lux meter untuk pemantauan kondisi roda gerinda. Seperti grinding

berlangsung, partikel logam tersumbat ke dalam ruang antara tepi

pemotongan abrasif roda gerinda. Hal ini akan mengubah reflektifitas

(24)

menggunakan meter lux. Makalah ini menunjukkan penggunaan sederhana

lux meter untuk pemantauan kondisi roda gerinda.

2.2 Landasan Teori

Cahaya adalah suatu bentuk radiasi energi elektromagnetik yang di

pancarkan dalam bagian spektrum yang dapat dilihat. Energi panas di radiasikan

atau di pancarkan pada suatu media oleh suatu benda di sekelilingnya, suatu benda

panas memancarkan energy panas dan bersamaan dengan itu juga memancarkan

energi dalam bentuk cahaya.

Satwiko (2004) menjelaskan empat istilah standar dalam pencahayaan

beserta satuannya antara lain:

a. Arus cahaya (luminous flux) adalah banyak cahaya yang dipancarkan ke segala arah oleh sebuah sumber cahaya per satuan waktu (biasanya per detik), diukur

dengan Lumen.

b. Intensitas cahaya (luminous intensity) adalah kuat cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah sumber cahaya ke arah tertentu, diukur dengan Candela.

c. Iluminan (illuminance) adalah banyak arus cahaya yang datang pada satu unit bidang, diukur dengan Lux atau Lumen/m², sedangkan prosesnya disebut iluminasi

(illumination) yaitu datangnya cahaya ke suatu objek. 15

d. Luminan (luminance) adalah intensitas cahaya yang dipancarkan, dipantulkan dan diteruskan oleh satu unit bidang yang diterangi, diukur dengan Candela/m²,

sedangkan prosesnya disebut luminasi (lumination) yaitu perginya cahaya dari suatu objek.

Definisikan kuat penerangan ialah kuantitas/jumlah cahaya pada level

pencahayaan / permukaan tertentu. [Satuan = lux (lumen/m2)] dan

merekomendasikan kuat penerangan ruang kelas sebesar 250 lux. ( Darmasetiawan

& Puspakesuma (1991). cahaya yang terlalu terang juga dapat mengganggu

(25)

penglihatan, psikologis serta aktivitas kerja Sukawi, [6]. Bila kuat penerangan

berkurang maka suasana kerja menjadi kurang nyaman dan untuk

pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi menjadi sulit untuk dikerjakan.

Dedy Haryanto, [1]. Penggunaan sistem pencahayaan yang tidak efektif dan efisien

dapat menurunkan produktifitas, kenyamanan, serta menyebabkan pemborosan

energi pada ruang Evi Puspita Dewi, [2]. Perancangan sistem kontrol pencahayaan

dalam ruang mampu mengidentifikasi kuat penerangan dalam ruang terhadap

pembacaan iluminasi ruang Inayati Nur S, [4]. Kecukupan nilai intensitas cahaya

dalam ruangan dapat dipenuhi dari penerangan alami dan penerangan buatan

(lampu penerangan). standar kecukupan intensitas cahaya berkisar antara 250 – 300

lux untuk ruang administrasi dan kegiatan laboratorium halus antara 500 - 1000 lux.

2.2.1 Arsitektur Android 1. Android Operating System

Android merupakan perangkat lunak untuk perangkat mobile yang meliputi sistem

operasi, middleware¸ dan aplikasi inti yang dirilis oleh google Android adalah sistem operasi bergerak ( mobile operating system), yang mengadaptasikan sistem operasi linux, namun telah dimodifikasi. Android diambil alih oleh Google pada tahun 2005 dari Android.Inc sebagai bagian strategi untuk mengisi pasar sistem operasi bergerak. Google mengambil alih seluruh hasil kerja Android termasuk tim yang mengembangkan Android. (Dodit Suprianto & Rini Agustina, 2012).

a. Library

(26)

b. Kernel

Linux Kernel adalah lapisan dimana inti dari system operasi android itu berada, berisi file system yang mengatur system processing, memory, resource, drivers, dan

system-sistem operasi android lainnya. Linux kernel yang di gunakan android

kernel adalah 3.10.28 (Nazarudi, 2011)

2. Android Studio

Android Studio merupakan program kembangan dari google dan juga program penerus dari generasi lamanya yaitu eclipse namun android ini lebih sempurna dan easy using daripada pendahulunya dikarenakan dari segi instalasinya yang sederhana dan tidak serumit eclipse, namun android studio ini membutuhkan spesifikasi yang lumayan berat agar bias berjalan normal dan sangat memakan

banyak ruang RAM.

3. Java

Java adalah bahasa pemrograman yang karena hampir dapat di jalan di berbagai perangkat. Pelopor bahasa pemrograman ini yaitu James Gosling

dan Bahasa ini awalnya dibuat oleh James Gosling saat masih bergabung di Sun Microsystems saat ini merupakan bagian dari Oracle dan dirilis tahun 1995 . Bahasa ini banyak mengadopsi sintaksis yang terdapat pada C dan C++ namun dengan

sintaksis model objek yang lebih sederhana serta dukungan rutin-rutin aras bawah

yang minimal. Aplikasi-aplikasi berbasis java umumnya dikompilasi ke dalam p-code (bytep-code) dan dapat dijalankan pada berbagai Mesin Virtual Java (JVM).

Java merupakan bahasa pemrograman yang bersifat umum/non-spesifik (general

purpose), dan secara khusus didisain untuk memanfaatkan dependensi

(27)

2.2.2 Sensor

Sensor yang terdapat pada smartphone ini adalah Ambient Light Sensor

(ALS). Perangkat ini sangat peka dengan cahaya dikarenakan di desain untuk

meningkatkan dan mengurangi kecerahan pada layar smartphone pengguna hal ini bertujuan agar konsumsi daya lebih rendah serta membuat mata nyaman.

2.2.3 Standar Lux SNI pada Ruangan

Standar lux pada ruangan yang terdapat pada rumah mengacu pada SNI

yang sudah ada, dibawah ini adalah daftar tabel mengenai SNI lux pada rumah,

namun pada aplikasi lux meter ini hanya di desain untuk 8 area:

Tabel 1. SNI pencahayaan ruangan pada rumah

2.3 Prinsip Kerja

Seperti halnya lux meter perangkat smartphone memanfaatkan sensor yang terdapat pada ponsel akan tetapi ambient light sensor yang terdapat pada

smartphone ini merupakan teknologiSurface Mount Device (SMD) sehingga lebih

(28)

Gambar 1. Perangkat ambient light sensor satu paket dengan proximity sensor

(29)

2.4 Metode Bercabang dan Interpolasi

Skripsi ini menerapkan metode percabangan (making decision) pada alur sistem programnya dan interpolasi linier sebagai teknik pengkalibrasian aplikasi :

a. Interpolasi linier

interpolasi adalah perkiraan suatu nilai tengah dari suatu set nilai yang diketahui.

Interpolasi dengan pengertian yang lebih luas merupakan upaya mendefinisikan

suatu fungsi dekatan suatu fungsi analitik yang tidak diketahui atau pengganti

fungsi rumit yang tak mungkin diperoleh persamaan analitiknya. Masalah umum

interpolasi adalah menjabarkan data untuk fungsi dekatan, dan salah satu metode

penyelesaiannya dinamakan Metode prinsip Substitusi metode ini memanfaatkan

dua titik untuk menemukan garis lurus.

(30)

Terhitung dari rumus interpolasi yaitu 129 untuk nilai tengah dan terukur 688

pada ambient light sensor smartphone sehingga :

Nilai tengah = 20,9

Lux terukur pada smartphone = 91 lux

91/20,9 = 4,35

Nilai ini yang di letakkan pada program untuk pengkalibrasian lux meter pada aplikasi smartphone.

Gambar 3. Cara pengkalibrasian aplikasi lux meter dengan digital lux meter

b. Percabangan atau making decision

Percabangan adalah suatu pilihan atau opsi dengan kondisi tertentu. Jika kondisi

yang menjadi syarat terpenuhi, maka pilihan dijalankan, jika tidak maka sebaliknya.

Ada 2 jenis percabangan yang di jelaskan di sini yaitu, if, else-if. Kedua jenis ini memiliki penggunaan masing-masing. Berikut penjelasan mengenai penggunaan

(31)

Beberapa simbol kondisi perintah:

Tabel 2. Keterangan simbol pada script

No Simbol Keterangan

1

== Jika pernyataan pertama bernilai kurang lebih sama dengan dengan pernyataan kedua

2

>= Jika pernytaan pertama bernilai pada sesuatu yang lebih besar atau sama dengan pernytaan kedua

3

> Jika pernyataan pertama bernilai sesuatu yang lebih besar dari pernyataan kedua

4

<= Jika pernyataan pertama bernilai pada sesuatu yang lebih kurang atau sama dengan pernytaan kedua

5

< Jika pernyataan pertama bernilai sesuatu yang kurang dari pernyataan kedua

6

!= Jika pernytaan pertama bernilai sesuatu yang tidak sama dengan pernytaan kedua

7 && Jika pernyatan pertama dan kedua bernilai benar

8

|| Jika salah satu pernyataan pertama atau pernyataan kedua bernilai benar

(32)

if(kondisi){

pernyataan

}

Jika kondisi benar, maka pernyataan akan dijalankan.

Contoh :

public class coba{

public static void main (String [] args){

int a=0;

if (a==0)

System.out.println("Nilai a = 0");

if (a==1)

System.out.println("Nilai a = 1");

}

}

Output : Program akan menampilkan nilai a = 0 saja, karena pada if yang kedua, kondisi tidak memenuhi atau salah.

else -if : percabangan yang digunakan saat kita memiliki banyak kondisi (lebih dari 2) dan banyak pernyataan (lebih dari 2). Sintaks dari else-if seperti berikut :

if (kondisi){

pernyataan1

}else if (kondisi2){

pernyataan2

(33)

pernyataan3

}

else {

penyataan4

}

Jika kondisi1 benar, maka pernyataan1 akan dijalankan, jika kondisi 2 benar, maka

penyataan 2 akan dijalankan, jika semua kondisi salah, maka penyataan 4 yang akan

dijalankan saja.

Contoh :

public class coba{

public static void main (String [] args){

int a=2; ketiga atau dengan pernyataan a == 2 bernilai benar, sedangkan pernyataan yang

(34)

BAB III METODOLOGI

3.1 Prosedur Perancangan

Beberapa urutan prosedur perancangan dalam pengerjaan penelitian

yaitu sebagai berikut:

Gagal

Berhasil

Gambar 4. Prosedur perancangan

Tujuan penelitian

Analisis kebutuhan

spesifikasi

Desain

Validasi

(35)

3.1.1 Penjelasan Diagram Alir 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian di sini sebagai tahapan awal di buatnya aplikasi ini berfungsi

untuk memudahkan pengguna umum serta menyadari tingkat pencahayaan dalam

ruangan yang sangat berpengaruh bagi kesehatan mata.

2. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan pada tahap ini berfungsi sebagai pengumpulan data perangkat,

serta teori, alogaritma dan yang berasal dari jurnal dan sumber info yang terdapat

dari internet.

3. Spesifikasi

Persyaratan yang di butuhkan untuk persiapan alat dalam penelitian yang untuk

meminimalisir biaya pengeluaran tingkat keakuratan pengukuran dan serta agar

aplikasi ini bisa berjalan dengan baik sebagaimana mestinya.

4. Desain

Tahapan desain memiliki tujuan untuk menentukan bagaimana user interface pada aplikasi mudah di pahami dan tidak terlalu rumit dengan menerapkan desain user interface aplikasi yang sederhana namun jelas.

5. Verifikasi

Pada langkah verifikasi, akan di lakukan pengujian aplikasi yang sudah jadi yaitu

dengan beta testing aplikasi apakah sudah berjalan sesuai rancangan atau belum dan

meminimkan bug yang terjadi pada aplikasi apabila terjadi. Namun apabila dalam langkah verifikasi belum terlewati maka akan kembali lagi ke tahapan desain.

6. Validasi

Validasi pada akat atau aplikasi yang telah jadi di perlukan guna memastikan

(36)

aplikasi dengan alat pengukur aslinya sehingga di dapatkan nilai yang hampir

presisi.

7. Finalisasi

Tahapan akhir dari aplikasi yang di buat telah memalui uji verifikasi dan validasi

dan siap untuk di gunakan.

3.2 Analisis Kebutuhan

Aplikasi Lux meter menerapkan metode kalibrasi interpolasi linier yaitu dengan menghitung nilai yang terdapat pada sumbu x dan y sehingga nilai tersebut

bisa menjadi tolak ukur nilai penyamaan acuan angka lux meter dengan aplikasi lux

meter. Pengkalibrasian aplikasi dengan teknik perhitungan manual yang belum di

terapkan ke dalam program sehingga pengguna masih belum bisa melakukan

pengkalibrasian sendiri.

Teknik dalam pengakuratan kalibrasi perangkat lux meter dengan aplikasi

lux meter dalam smartphone dengan interpolasi linear dalam hal ini ada beberapa hal yang harus di lakukan yaitu:

1. Penyesuaian jarak atau penyamaan jarak perangkat lux meter dengan aplikasi lux meter dengan sumber cahaya

2. Mampu menghitung intensitas cahaya dengan tingkat error sekitar 18%

3. Respon langsung saat memberi pemberitahuan tentang tingkat cahaya

yang di ukur dalam ruangan

Sedangkan pada bahasa program yang di terapkan pada aplikasinya sendiri

(37)

3.3 Sepesifikasi

Berikut merupakan data spesifikasi sistem yang di gunakan untuk

menjalankan aplikasi yang di buat dan serta data sepsifikasi hasil ouput yang di hasilkan:

1. Aplikasi di rancang dengan program android studio dengan basis Bahasa

java android.

2. Berikut spesifikasi perangkan smartphone yang di gunakan:

Tabel 3. Spesifikasi pada smarphone xiaomi redmi 2

No Golongan Hardware Jenis

1 Platform

OS Android OS, v4.4.4 (KitKat)

Chipset Qualcomm MSM8916 Snapdragon 410

CPU Quad-core 1.2 GHz Cortex-A53

GPU Adreno 306

2 Memory

Card microSD, up to 32 GB (dedicated slot)

Slot 8GB,1GBRAM

16 GB, 2 GB RAM

Internal microSD, up to 32 GB (dedicated slot)

3 Features

Sensor Accelerometer, gyro, proximity, compass

Messaging SMS(threaded view), MMS, Email, Push Mail, IM

Browser HTML5

(38)

Tabel 4. Rincian spesifikasi sensor cahaya (ALS) pada xiaomi redmi 2

Nama Hardware Rincian

Ambient

Minimum delay 0 microsecond

Power consumption 0,2 A

Tabel 5. Spesifikasi digital lux meter

Nama Jenis Rincian

1010BS ) at 20000 lux range,

measured value = reading X10

Power 9 V battery

± 3 % reading + 0,5 % range

± 4 % reading + 10 digits, for the

(39)

3.4 Desain

Pada aplikasi ini terdapat beberapa sistem sebagai pendukung agar program

bisa berjalan yaitu sistem ini terdiri dari komputer dan perangkat android blog diagramnya sebagai berikut:

Lampu

Smartphone Tampilan output dari aplikasi

Gambar 5. Blog diagram umum

Beberapa bahan untuk perancangan aplikasi :

- Komputer sistem operasi Windows 724

- Program android studio

- Smartphone

- Digital lux meter

Perancangan aplikasi android di kerjakan di komputer dan smartphone

(40)

menyulitkan bagi para developer untuk mengadaptasikan versi non mobile

programnya ke mobile aplikasi untuk android. Akan tetapi perlunya penambahan alat sebagai pendukung pembacaan bahasa program selain java, dan semuanya sudah di sediakan oleh pengembang program java android dan pengembang lainnya yang juga ikut bekerja sama dengan pengembang android.

1. Tahap Perancangan Aplikasi

Pada tahapan ini membahas tentang proses perancangan aplikasi pada android studio.

a. Logo saat program android studio di jalankan.

Gambar 6. Logo android studio

b. Tunggu sesaat dan program akan muncul seperti ini, pada saat seperti ini

biasanya akan memakan waktu sampai 5 menit tergantung dari kemampuan

masing-masing komputer.

(41)

c. Tekan tombol file dan pilih new lalu new project.

Gambar 8. Proses pembuatan aplikasi lux meter

d. Tampilan setelah d pilih new project, pada application name di isi dengan nama berawalan huruf kapital

Gambar 9. Mengatur nama untuk project

(42)

Gambar 10. Setting kebutuhan perangkat yang akan d tuju.

f. Tampilan menentukan user interface activity yang akan di gunakan untuk pemrograman.

(43)

g. Tampilan setelah selesai memilih activity dan akan memulai pemrograman.

Gambar 12. Saat selesai mengatur laman kerja baru.

h. Tampilan setelah program selesai di setting.

(44)

i. Tampilan setelah program selesai di buat dan siap untuk di eksekusi.

Gambar 14. Tapilan java activity yang berisi program.

(45)

Gambar 16. Tampilan koding untuk mendesain user interface pada main_activity.

(46)

2. Alur Alogaritma Program

Algoritma merupakan rentetan (sequence) langkah logika yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas tertentu. Flowchart dari aplikasi lux meter yang di rancang adalah sebagai berikut:

a. Percabangan

(47)

b. Interpolasi Linear

(48)

Contoh desain graphic user interface (GUI) aplikasi lux meter android dengan konsep sederhana agar mudah di pahami oleh pengguna :

a. GUI laman tampilan awal berisikan segment pilihan ruangan

toolbar

GUI di atas adalah desain tampilan awal yang akan muncul saat mengoprasikan aplikasi pertama kali dan di laman awal ini pun akan di di beri beberapa pilihan

ruangan yang akan di ukur dan pemilihan tombol yang akan di tekan pun harus di

sesuaikan dengan ruangan yang akan di ukur sehingga tidak terjadi kekeliruan hasil.

(49)

b. GUI laman kedua pada aplikasi setelah salah satu tombol segment di tekan

GUI kedua ini adalah tampilan setelah user menekan salah satu tombol yang telah di pilih, pada keterangan peletakkan perangkat akan berbeda namun ada yang sama

tergantung ruangan yang akan di ukur. Kotak putih pada lux berfungsi sebagai

indikator terukurnya angka lux cahaya pada ruangan. Kotak putih pada area adalah

berfungsi sebagai keterangan ruangan itu sendiri. Kotak putih pada status akan

menampilkan status dari cahaya lux ruangan yang terukur stabil atau tidak dan

sudah ideal atau tidak dan akan berubah sesuai pergantian nilai yang terdapat pada

Put this device in table

Lux

Area

Status

(50)

indikator lux. Kotak Description di sini akan menampilkan penjelasan secara lebih mendetail mengenai level cahaya yang terukur pada ruangan, dan merupakan

penjelasan lebih mendetail dari kotak status.

3.5 Verifikasi

Verifikasi atau pengujian aplikasi yang telah di rancang ada beberapa tahap

pengujian yaitu dengan beta testing aplikasi apakah sudah berjalan sesuai rancangan atau belum dan meminimkan bug yang terjadi pada aplikasi apabila terjadi.

3.6 Validasi

Validasi aplikasi bertujuan agar aplikasi bisa sesuai hasilnya dengan versi aslinya,

yaitu dengan cara membandingan melalui teknik kalibrasi alat yang di setarakan

(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Implementasi Aplikasi

Hasil Implementasi dari rancangan aplikasi untuk mengukur intensitas

cahaya pada ruangan dalam rumah. Ada beberapa 8 tombol segment yang terdapat pada graphic user interface (GUI) tampilan awal aplikasi ini:

a. Tampilan aplikasi

Gambar 22. Tampilan GUI aplikasi

Pada laman kedua ini berfungsi sebagai pemberi informasi tentang

kecerahan dan status pencahayaan pada setiap ruangan. Ada 8 jenis keterangan

(52)

Penjelasan beberapa tombol pada aplikasi:

a. Ada 8 tombol untuk pengukuran kecerahan lampu pada setiap ruangan

yaitu:

semua tombol di atas memiliki kesamaan fungsi yaitu untuk pengukuran

intensitas cahaya pada ruangan.

b. Tombol help

Help, tombol help untuk pemberitahuan cara penggunaan aplikasi lux meter ini, serta di cantumkan pembuat aplikasi.

c. Tombol about

About, berisi nama pengembang aplikasi.

d. Tombol Exit

(53)

4.2 Pengujian dan Hasil

1. Tujuan pengujuan:

a. Untuk mengetahui tingkat intensitas cahaya yang terukur pada suatu

ruangan dalam rumah.

b. Untuk mengetahui seberapa akurat aplikasi lux meter ini dengan digital lux meter alat yang di desain khusus untuk pengukuran lux cahaya. c. Untuk mengetahui tingkat Kemudahan serta sederhananya penggunaan

pada masing-masing alat.

4.3 Cara Pengujian

Pengkalibrasi perangkat

a. Pengujian dengan mengambil sample perhitungan data perbandingan pada

tiap-tiap tingkatan lux dan jarak yang telah di tentukan, ada 6 tingkatan

mulai dari 50, 100, 150, 200, 250, 300.

b. Pengujian dengan perbandingan alat dan pengkalibrasian aplikasi lux meter

dengan interpolasi linier sehingga di dapatkan nilai acuan yang sama pada

kedua alat ini.

4.3.1 Pengujian Dengan Lux Meter Digital

a. Nyalakan power, lalu lepas penutup photo sensor dan hadapkan photo sensor pada cahaya.

b. Baca nilai yang muncul pada layar, jika hanya menampilkan angka satu

itu berarti overflow atau nilai yang terukur terlalu besar, dan atur lagi ke range yang lebih tinggi.

c. Jika sudah tertampil nilai konstan pada layar, nilai yang terukur dapat di

bandingkan dengan memeriksa tabel SNI pada ruangan perumahan

(54)

Gambar 23. Digital Lux Meter

Tabel 6. Tabel tingkat pencahayaan yang direkomendasikan

Fungsi ruangan

Tingkat

Pencahayaan

(lux)

Rumah Tinggal range

Teras 60

Ruang tamu 120~250

Ruang makan 120~250

Ruang kerja 120~250

Kamar tidur 120~250

Kamar mandi 250

Dapur 250

(55)

4.3.2 Pengukuran Dengan Aplikasi

Pengukuran pada smartphone ini memanfaatkan ambient light sensor berikut tampilan awal setelah di operasikan:

Gambar 24. Setelah aplikasi di operasikan

Kode program yang di terapkan pada aplikasi untuk pengukuran dan penetapan

kemugkinan dari SNI lux meter:

Kode program untuk mengakses graphic user interface (GUI) aplikasi:

package com.example.dor.smartluxmeter;

public class MainActivity extends Activity {

(56)

private Button button2help; private Button about;

@Override

public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {

super.onCreate(savedInstanceState);

setContentView(R.layout.activity_main);

imageButton = (Button) findViewById(R.id.livingroom); imageButton2 = (Button) findViewById(R.id.kitchen); imageButton3 = (Button) findViewById(R.id.bathroom); imageButton4 = (Button) findViewById(R.id.workspace); imageButton5 = (Button) findViewById(R.id.diningroom); imageButton6 = (Button) findViewById(R.id.bedroom); garage = (Button) findViewById(R.id.garage);

trace = (Button) findViewById(R.id.trace);

buttonexit = (Button) findViewById(R.id.buttonexit); button2help = (Button) findViewById(R.id.button2help); about = (Button)findViewById(R.id.about);

imageButton.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {

@Override

imageButton2.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {

@Override

imageButton3.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {

@Override

imageButton4.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {

@Override

imageButton5.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {

(57)

});

imageButton6.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {

@Override

garage.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {

@Override

trace.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {

@Override

button2help.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {

@Override

about.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {

@Override

buttonexit.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {

(58)

builder.setNegativeButton("no", new

Kode program akses sensor, perhitungan dan if, else statment:

package com.example.dor.smartluxmeter;

public class Livingroom extends Activity {

private TextView lux; private TextView area; private TextView status;

private TextView clarification;

@Override

public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {

super.onCreate(savedInstanceState);

SensorManager mySensorManager = (SensorManager)

(59)

} }

private android.os.Handler result;

private final SensorEventListener LightSensorListener = new SensorEventListener() {

harus mengganti lampu antara 7 watt sampai 20 watt ");

} else if (( + event.values[0] / 4.35) > 60 && ( + event.values[0] / 4.35) < 99) {

area.setText(" ruang tamu ");

status.setText(" buruk ");

clarification.setText(" pencahayaan masih buruk, anda

harus mengganti lampu antara 7 watt sampai 20 watt ");

(60)

event.values[0] / 4.682) < 118) {

lampu anda dengan lampu 7 watt sampai 20 watt ");

} else System.out.println();

}

(61)

private class handler extends Handler {

@Override

public void close() { }

@Override

public void flush() { }

@Override

public void publish(LogRecord record) { }

(62)

4.4 Analisa Hasil Sampling

4.4.1 Data Hasil Percobaan dari Sampling Tiap Ruangan pada Rumah

1. Data hasil sampling pada ruangan ruang tamu

Tabel 7. Perbandingan area ruang tamu

Ruang tamu

No Lux meter App Raw Data App

1 30 24.5 107

2 30 24.5 107

3 30 24.3 106

4 30 24.5 107

5 30 24.3 106

6 30 24.3 106

7 30 24.3 106

8 30 24.5 107

9 30 24.5 107

10 30 24.3 106

(63)

2. Data hasil sampling pada ruangan dapur

Tabel 8. Perbandingan area dapur

Dapur

No Lux meter App Raw Data App

1 14 13.5 59

2 14 13.3 58

3 14 13.7 60

4 14 13.7 60

5 14 13.7 60

6 14 13.7 60

7 14 13.7 60

8 14 13.7 60

9 14 13.5 59

10 14 13.5 59

(64)

3. Data hasil sampling pada ruangan kamar mandi

Tabel 9. Perbandingan area kamar mandi

Kamar mandi

No Lux meter App Raw Data App

1 16 14.4 63

2 16 14.4 63

3 16 14.4 63

4 16 14.4 63

5 16 14.4 63

6 16 14.4 63

7 16 14.4 63

8 16 14.4 63

9 16 14.4 63

10 16 14.2 62

(65)

4. Data hasil sampling pada ruang kerja

Tabel 10. Perbandingan area ruang kerja

Ruang kerja

No Lux meter App Raw Data App

1 12 10.5 46

2 12 10.3 45

3 12 10.3 45

4 12 10.8 47

5 12 10.3 45

6 12 10.5 46

7 12 10.3 45

8 12 10.8 47

9 12 10.3 45

10 12 10.3 45

(66)

5. data hasil sampling pada ruang makan

Tabel 11. Perbandingan area Ruang makan

Ruang makan

No Lux meter App Raw Data App

1 10 9.19 40

2 10 9.19 40

3 10 9.19 40

4 10 9.19 40

5 10 9.19 40

6 10 9.19 40

7 10 9.19 40

8 10 9.19 40

9 10 9.19 40

10 10 9.42 41

(67)

6. data hasil sampling pada ruang kamar tidur

Tabel 12. Perbandingan area kamar tidur

Kamar tidur

No Lux meter App Raw Data App

1 7 5.5 23.9

2 7 5.74 25

3 7 5.74 25

4 7 5.74 25

5 7 5.97 26

6 7 5.97 26

7 7 6.2 27

8 7 5.74 25

9 7 5.97 26

10 7 5.51 24

(68)

7. data hasil sampling pada halaman teras

Tabel 13. Perbandingan area teras

Teras

No Lux meter App Raw Data App

1 5 5.28 23

2 5 5.51 24

3 5 5.28 23

4 5 5.51 24

5 5 5.28 23

6 5 5.28 23

7 5 5.51 24

8 5 5.51 24

9 5 5.28 23

10 5 5.51 24

(69)

8. data hasil sampling pada garasi

Tabel 14. Perbandingan area garasi

Garasi

No Lux meter App Raw Data App

1 8 8.96 39

2 8 8.96 39

3 8 8.96 39

4 8 8.73 38

5 8 8.73 38

6 8 8.96 39

7 8 8.73 38

8 8 8.96 39

9 8 8.96 39

10 8 8.96 39

(70)

Dari data sampling peruangan di atas dapat di analisa dari sebagai berikut :

Dari tabel di atas ada tiga jenis kolom yang di cantumkan yaitu Lux Meter,

App, dan Raw Data App. Pada kolom Lux Meter merupakan data yang di dapat dari nilai terukur dari alat Digital Lux Meter, sedangkan kolom App merupakan data yang di dapat dari nilai yang terukur dari Aplikasi dan kolom Data Raw App

merupakan nilai asli yang terukur dari ALS langsung sebelum dikalibrasi dengan menggunakan rumus Interpolasi Linier yang di tambahkan ke dalam program

aplikasi.

Pada sampling bagian ini dapatkan hasil rentang nilai yang berbeda-beda

pada setiap ruangan ini juga di sebabkan faktor ukuran setiap ruangan yang

berbeda-beda hal ini sangat mempengaruhi tingkat kekuatan cahaya yang terdapat

pada ruangan tersebut, meski watt pada lampu yang di gunakan tidak terlalu tinggi tetap akan menjadi sedikit lebih terang karena jarak pantul cahaya pada ruangan

lebih sempit. Dan faktor warna tembok atau dinding pada setiap ruangan yang

berbeda-beda sangat berpengaruh yang menyebabkan sensor cahaya pada

smartphone memiliki respon yang berbeda dengan Digital Lux Meter. Posisi atau tata letak lampu ruangan dan jenis lampu juga berpengaruh dalam hasil pengukuran.

Sehingga jika tata letak pencahayaan dalam ruangan masih belum ideal maka akan

(71)

4.4.2 Perbandingan Tingkat Keakuratan:

a. Tabel hasil dan grafik perbandingan aplikasi lux meter dengan digital lux meter

pada Range 50 Lux pada jarak 65 cm.

(72)

b. Tabel hasil dan grafik perbandingan aplikasi lux meter dengan digital lux meter

pada Range 100 Lux dan jarak 44 cm.

Tabel 16. Perbandingan range 100 lux

(73)

c. Tabel hasil dan grafik perbandingan aplikasi lux meter dan digital lux meter

pada Range 150 Lux dan jarak 38 cm.

Tabel 17. Perbandingan range 150 lux

(74)

d. Tabel hasil dan grafik perbandingan aplikasi lux meter dan digital lux meter

pada Range 200 Lux dengan jarak 30 cm.

Tabel 18. Perbandingan range 200 lux

(75)

e. Tabel hasil dan grafik perbandingan aplikasi lux meter dengan digital lux meter

pada Range 250 Lux pada jarak 27 cm.

Tabel 19. Perbandingan range 250 lux

(76)

f. Tabel hasil dan grafik perbandingan aplikasi lux meter dengan digital lux meter

pada Range 300 Lux pada jarak 24 cm.

Tabel 20. Perbandingan range 300 lux

(77)

Berdasarkan hasil sampling range kalibrasi 50 lux -300 lux dapat di analisa sebagai

berikut:

Pada sampling kalibrasi range 50 lux hingga 300 lux, juga menggunakan

tiga kolom data seperti yang di terapkan pada sampling ruangan dalam rumah

sebelumnya. yaitu Lux Meter, App, dan Raw Data App.

Pada bagian sampling kalibrasi perbandingan kedua alat ini, hasil yang di

dapakan tidak begitu jelas perbedaan errornya namun nilai yang terlihat begitu

signifikan berbeda terdapat pada range 300 lux, ini di sebabkan bias cahaya yang

berlebih yang di terima pada ALS yang di sebabkan oleh pantulan cahaya dari kaca

screen smartphone. sehingga tidak terlalu banyak cahaya yang tertangkap oleh sensor cahaya pada smartphone sedangkan pada posisi seperti ini dome putih pada

LDRDigital Lux Meter memfilter cahaya yang masuk sehingga tidak terlalu banyak cahaya yang lolos tidak tertangkap sensor. Hal ini memberi kesukaran dalam

(78)

4.5 Standar Deviasi

Standar deviasi merupajan nilai statistik yang di pakai untuk menentukan

sebaran data dalam sampel, serta seberapa dekat titik data individu ke mean,

rata-rata, nilai sampel. Jadi dari hasil yang di cantumkan pada tabel dan grafik di bawah

ini menampilkan nilai rentang perbedaan dari hasil pengukuran kedua alat yang

tidak begitu jauh atau besar errornya.

a. Hasil standar deviasi pada sampling kalibrasi range 50 lux hingga 300 lux

Tabel 21. Standar deviasi perbandingan app dan lux meter

No range app lux meter

Tabel diatas memuat dari perhitungan standar deviasi dari hasil pengukuran

perbandingan antara app dengan digital lux meter.

Tabel 22. Standar deviasi perbandingan app dan lux meter dari sampling peruangan

(79)

4.6 Validasi

Pengecekan data terakhir yaitu validasi

a. Validasi pada sampling kalibrasi range 50 lux hingga 300 lux

Tabel 23. Selisih dari hasil pengukuran antara kedua alat

No range app lux meter selisih persen jarak

b. Validasi pada sampling tiap ruangan

Tabel 24. Validasi pada sampling tiap ruangan

(80)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil sampling dan analisis, maka dapat di ambil beberapa

kesimpulan :

1. Tingkat keakuratan pengukuran pada aplikasi lux meter dengan versi digital lux meter sangat bergantung dari tata cara pengkalibrasian, dan perangkat tambahan seperti dome putih pada sensor untuk menetralkan sumber cahaya yang masuk serta membaca cahaya dari bermacam arah. Hal ini akan sangat

memberikan dampak hasil pengukuran pada perangkat, namun pada

penelitian ini hanya memanfaatkan langsung sensor cahaya yang terdapat

pada smartphone dan tidak menggunakan perangkat tambahan. Dan hanya berpatokan pada ketepatan teknik kalibrasi yang di terapkan sehingga jika

pengkalibrasian perangkat tidak pada jarak yang sama dari sumber cahaya

dan, tidak meratanya sumber cahaya juga memberi pengaruh juga kurang

tepatnya pengkalibrasian maka hasilnya error pun akan lebih besar. Tingkat

error pada pengambilan sampel yang telah di cantumkan pada tabel di atas rata-rata error yang tercatat paling kecil 2,85 % hingga maksimal 18,66 %.

2. Tingkat cakupan cahaya pada sensor cahaya berbeda-beda ini di sebabkan

Pabrikasi kapasitas kepekaan yang di tanamkan pada masing-masing sensor

cahaya berbeda. Di lain hal kedua sensor tersebut memiliki tujuan yang

beberapa perbedaan pengaplikasiannya atau berbeda karateristik.

(81)

5.2 Saran

1. Aplikasi ini memiliki kelemahan pada saat pendeteksian sumber cahaya

yang banyak dan acak. Sehingga untuk meratakan perbedaan sumber

cahaya yang datang di perlukan alat tambahan yaitu dome putih yang di buat khusus untuk sensor jenis ambient light sensor (ALS) pada smartphone ini.

2. Pada script program dan Graphic User Interface (GUI) perlu di tambahkan pengaturan kalibrasi manual sehingga tingkat ke akuratan pengukuran

aplikasi ini bisa di atur oleh pengguna (user).

3. Untuk penelitian lebih lanjut perlunya penambahan lingkup pengukuran serta kemampuan pengukuran pada aplikasi sehingga tidak hanya terbatas

(82)

65

Battery Life of Portable Displays. Maxim Integrated

Gina Peek, 2013. Measuring Light with Useful Tools. Oklahoma State University

Stillwater, Oklahoma.

Nodes. Hua Yu Qiuqin Yue, Jielin Zhou and Wei Wang, 2014. A Hybrid Indoor

Ambient Light and Vibration Energy Harvester for Wireless Sensor.

Department of Electro-Mechanic Engineering, Chongqing College of

Electronic Engineering.

Akhmad Akhsin Nasrudin, Dzulkiflih, 2015. Rancang Bangun Aplikasi Lux Meter

Bh1750 Sebagai Alat Ukur Kekeruhan Air Berbasis Mikrokontroler.

Universitas Negeri Surabaya.

Thangaraj1 , S. Suresh Balaji2, 2014. A Study On Influences Of Lighting On

Resource Usage In An Institution Library G. Department of

Mechanical Engineering, Knowledge Institute of Technology, Salem,

Tamilnadu.

Vinayakram.A#1, Dr V.E. Annamalai#2, ICIET 2014. On The Use of Low Cost

Sensors for Condition Monitoring Of Grinding Wheels. Department of

Mechanical Engineering, SSN College of Engineering, Chennai, India.

Anonim, 2016. How to Convert Lux to Watt.

http://www.rapidtables.com/calc/light/how-lux-to-watt.htm. Diakses pada 18 Agustus 2016.

Android-er, 2012. Determine light level, Sensor.TYPE_LIGHT.

http://android-er.blogspot.co.id/2012/08/determine-light-level sensortypelight.html. Diakses pada 28 Mei 2016.

Anonim, 2013. android light sensor - detect significant light changes.

(83)

66

https://www.tutorialspoint.com/android/android_user_interface_layouts.h

tm. Diakses pada 29 Juli 2016.

Ical, 2009. Konservasi energi pada sistem pencahayaan.

http://www.slideshare.net/ical_am/sni-03-6197-2000-presentation.

Diakses pada 18 Agustus 2016.

(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)

Value folder

Style.xml

Gambar

Gambar 3. Cara pengkalibrasian aplikasi lux meter dengan digital lux meter
Tabel 2. Keterangan simbol pada script
Gambar 4. Prosedur perancangan
Tabel 3. Spesifikasi pada smarphone xiaomi redmi 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu, siswa sebagai remaja yang berperilaku agresif ini perlu dilakukan proses konseling Islami agar dalam berperilaku sesuai dengan norma-norma dan

Fase check ( pemeriksaan) bertujuan untuk melakukan peninjauan kembali terhadap keseluruhan proses yang terdapat pada BCP dengan kebutuhan dan tujuan utama organisasi. Pada

(1) Otoritas Jasa Keuangan dapat memerintahkan Bank untuk melakukan perbaikan Rencana Pemulihan yang disampaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) dan

discovery learning yang sangat baik meliputi keterlaksanaan RPP yang sangat tinggi, respon siswa yang sangat tinggi, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang

Kebudayaan-kedudayaan yang ada di Indonesia tidak lepas dari nilai sosial dalam suatu hal yang membicarakan masalah hubungan interaksi antara individu

berada (udara, air, tanah, pangan), Konsen­ trasi risk agent dalam media lingkungan yang bersangkutan, Jalur­jalur pemajanan risk agent (sesuai dengan media lingkungannya),

tersebut serta uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

– Display a progress indicator, percent complete message, or elapsed time message?. • Long,