TUGAS AKHIR
Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada Program Studi Teknik Elektro
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh:
ACHMAD KHOIRUL HABIB JUWITO 20120120020
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
i
TUGAS AKHIR
Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Strata Stau (S1) pada Program Studi Teknik Elektro
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh:
ACHMAD KHOIRUL HABIB JUWITO 20120120020
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
iii
NAMA : Achmad Khoirul Habib Juwito
NIM : 20120120020
Jurusan : Teknik Elektro
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya, tidak terdapat karya
yang sama sebelumnya yang pernah di publikasikan dan bukan menjiplak hasil
karya orang lain. kecuali yang secara tertulis dijadikan acuan dalam penulisan
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari
pernyataan ini tidak benar, maka saya siap menerima sanksi dari Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Yogyakarta, 25 Desember 2016
Yang Menyatakan
v
すべて
正しい時間にうまくいく
一生懸命
祈
をし、精一杯働く
vi
dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Aplikasi Smartphone Android
Pengukur Intensitas Cahaya Dalam Ruangan”.
Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Teknik Program Strata 1 (S1) yang telah ditetapkan oleh Jurusan Teknik
Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas dukungan,
masukan dan bantuan yang telah di berikan. Selama penyusunan, sehingga dapat,
menyelesaikan tugas akhir ini, oleh karena itu dengan tulus hati penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ir. Tony K. Hariadi, MT. selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberi ide dan membimbing dari awal hingga terselesaikan Tugas Akhir
ini.
2. Slamet Suripto, ST selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Anna Nur Nazilah Chamim, S.T.,M.Eng. selaku Dosen Pembimbing Muda
yang telah membimbing dan mengarahkan penulis sehingga Tugas Akhir
ini dapat terselesaikan.
4. Rama Okta Wiyagi, S.T., M.Eng. selaku Dosen penguji serta pembimbing
yang telah meberikan masukan serta arahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
5. Semua Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
6. Staf Tata Usaha Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
vii
dikarenakan masih dalam rancang bangun awal. itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk memperbaiki skripsi ini yang masih jauh dari sempurna.
Semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat.
Yogyakarta, 25 Desember 2016
ix
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTO ... v
KATA PENGANTAR ... vi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN DAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 4
x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34
4.1 Implementasi Aplikasi ... 34
4.2 Pengujian dan Hasil ... 36
4.3 Cara Pengujian ... 36
4.3.1 Pengujian Dengan Lux Meter Digital ... 36
4.3.2 Pengukuran Dengan Aplikasi ... 38
4.4 Analisa dan Sampling ... 45
xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
5.1 Kesimpulan ... 63
5.2 Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 65
xii
proximity sensor ... 11
Gambar 2.2. Diagram proses kerja ambient light sensor ... 11
Gambar 2.3. Cara pengkalibrasian aplikasi lux meter dengan digital lux meter... 13
Gambar 3.4. Prosedur perancangan ... 21
Gambar 3.5. Blog diagram umum ... 22
Gambar 3.6. Logo android studio ... 23
Gambar 3.7. Tampilan awal program android studio ... 23
Gambar 3.8. Proses pembuatan aplikasi lux meter ... 24
Gambar 3.9. Mengatur nama untuk project ... 24
Gambar 3.10. Setting kebutuhan perangkat yang akan di tuju ... 25
Gambar 3.11. Pemilihan activity ... 25
Gambar 3.12. Saat selesai mengatur laman kerja baru ... 26
Gambar 3.13. Tampilan lama koding ... 26
Gambar 3.14. Tampilan java activity yang berisi program ... 27
Gambar 3.15. Tampilan main_activity yang berisi desain user interface aplikasi ... 27
Gambar 3.16. Tampilan koding untuk mendesain user interface pada main_activity ... 28
Gambar 3.17. Eksekusi aplikasi untuk di jalankan di smartphone ... 28
Gambar 3.18. Alogaritma proses dari program aplikasi lux meter ... 29
Gambar 3.19. Diagram interpolasi linear ... 30
Gambar 3.20. Tampilan laman awal aplikasi lux meter ... 31
Gambar 3.21. Tampilan kedua setelah di setiap segment... 32
Gambar 4.22. Tampilan GUI aplikasi ... 34
xiii
Gambar 4.27. GUI hasil sampling kamar mandi ... 47
Gambar 4.28. GUI hasil sampling ruang kerja ... 48
Gambar 4.29. GUI hasil sampling ruang makan ... 49
Gambar 4.30. GUI hasil sampling kamar tidur ... 50
Gambar 4.31. GUI hasil sampling teras ... 51
xiv
Tabel 2.2. Keterangan simbol pada script ... 14
Tabel 3.3. Spesifikasi pada smartphone xiaomi redmi 2 ... 20
Tabel 3.4. Rincian spesifikasi sensor cahaya pada xiaomi redmi 2 ... 21
Tabel 3.5. Spesifikasi digital lux meter ... 21
Tabel 4.6. Tabel tingkat pencahayaan yang di rekomendasikan ... 37
Tabel 4.7. Perbandingan area ruang tamu ... 45
Tabel 4.8. Perbandingan area dapur ... 46
Tabel 4.9. Perbandingan area kamar mandi ... 47
Tabel 4.10. Perbandingan area ruang kerja ... 48
Tabel 4.11. Perbandingan area ruang makan... 49
Tabel 4.12. Perbandingan area kamar tidur ... 50
Tabel 4.13. Perbandingan area teras ... 51
Tabel 4.21. Standar deviasi perbandingan app dan lux meter ... 61
Tabel 4.22. Standar deviasi perbandingan app dan lux meter dari sampling Peruangan ... 61
Tabel 4.23. Selisih dari hasil pengukuran antara kedua alat ... 62
xv
ideal untuk perumahan, pencahayaan luar ruangan, serta bangunan dan tempat
lainnya.
Dalam Tugas Akhir ini Lux Meter di adaptasikan ke dalam aplikasi
smartphone dengan memanfaatkan Ambient Light Sensors (ALS) yang telah tertanam pada perangkat sehingga memudahkan pengguna untuk mengoprasikan
aplikasi.
Tujuan dari penelitian ini yaitu memberi alternatif untuk melakukan
pengukuran cahaya dalam ruangan, fokus utama pembuatan aplikasi ini yaitu
diharapkan dapat mudah di pahami oleh pengguna non teknik tentang nilai acuan
lux yang di butuhkan dalam ruangan perumahan, dan aplikasi ini menyertakan
panduan pengukuran yang benar sehingga mengurangi ketidaksesuaian hasil karena
kesalahan dalam penggunaan aplikasi.
xvi
for residential, outdoor lighting, as well as buildings and other places.
In this Final Lux Meter adapted into smartphone applications by leveraging
Ambient Light Sensors (ALS), which has been embedded in the device that allows
users to operate the application.
The purpose of this study is to provide an alternative for measuring the light in the
room, the main focus of the making of this application is expected to be easily
understood by the non-engineering of reference values lux is needed in the room
housing, and the app includes a guide to the correct measurement, thereby reducing
mismatch results because of an error in the application usage.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada saat ini penerangan pada suatu ruangan sangat di butuhkan, banyak
aspek yang lebih luas tentang penerangan itu sendiri dalam hal penerapannya ini di
karenakan penerangan sangat bermafaat sekali bagi kerja dan aktivitas manusia itu
sendiri sehingga pekerjaan tidak hanya di kerjakan di siang hari namun juga di
malam hari. Dibutuhkannya pemahaman tingkatan pencahayaan lampu yang sesuai,
ini bertujuan agar tidak membuang biaya dalam hal pembelian komponen
elektronik dan daya listrik di butuhkan dan meningkatkan efisiensi penggunaan
listrik yang lebih tepat guna. Pada dasarnya ada beberapa teknik dalam menentukan
pencahayaan yang tepat dalam suatu ruangan. Namun dengan alat lux meter lebih di kenal akurat dari pada yang lain. Namun dalam pengukuran juga ada teknik yang
harus di perhatikan agar di dapati nilai yang tepat, maka di perlukan pengetahuan
yang cukup dalam penggunaan lux meter.
Salah satu tujuan di buatnya aplikasi ini adalah untuk mengurangi kesalah
pahaman dalam penggunaan alat ukur lux meter bagi orang awam dan agar lebih mudah di pakai. Serta lebih cepat memahami tingkat ideal pencahyaan lampu pada
suatu ruangan.
1.2 Rumusan Masalah
Mengacu pada Latar belakang masalah di atas bahwa, aplikasi lux meter ini memberikan solusi lebih praktis dalam pengukuran cahaya dengan smartphone agar lebih mudah saat di gunakan oleh orang awam sehingga tidak memusingkan ketika
melakukan pengukuran dan penentuan tingkatan cahaya dalam ruangan karena
sudah tersedianya penjelasan yang akan muncul pada tampilan aplikasi. Pengujian
aplikasi ini yaitu dengan melakukan perbandingan dengan digital lux meter yang sudah di desain khusus dari pabrik untuk mengukur tingkat lux pada ruangan
sehingga tingkat error aplikasi ini saat di gunakan oleh pengguna lebih rendah dan
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah di atas, telah di tentukan beberapa batasan
masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Tidak tersedia pengkalibrasian aplikasi secara manual bagi
pengguna (user), sehingga pengguna bisa langsung menggunakan aplikasi tanpa harus memilih opsi setting kalibrasi aplikasi terlebih dahulu.
2. Aplikasi lux meter ini hanya di desain untuk tipe lampu jenis
Compact Floerescent Light (CFL) dan Light emiting Dioda (LED).
3. Aplikasi ini juga hanya untuk mengukur ruangan tertentu yaitu,
hanya ruangan yang terdapat pada perumahan.
4. Aplikasi hanya dapat di operasikan pada ponsel yang mendukung
ambient light sensor (ALS).
1.4 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini yaitu memberi solusi yang lebih murah serta
praktis untuk melakukan pengukuran cahaya dalam ruangan, fokus utama
pembuatan aplikasi ini yaitu diharapkan dapat mudah di pahami oleh pengguna
yang bukan teknik atau orang awam tentang nilai acuan lux yang di butuhkan dalam
ruangan sehingga mengetahui tingkat pencahayaan lampu yang sesuai untuk tingkat
pencahayaan pada perumahan, dan aplikasi ini menyertakan panduan pengukuran
yang benar sehingga mengurangi ketidaksesuaian hasil karena kesalahan dalam
1.5 Manfaat
Diharapkan aplikasi android ini bisa mempermudah dalam pengukuruan
tingkat intensitas cahaya pada ruangan di dalam rumah. serta dapat menekan biaya
pembelian alat lux meter yang mahal. Aplikasi ini juga di desain sedemikian rupa bagi kalangan umum dan teknik untuk lebih memahami tingkatan-tingkatan dari
nilai lux cahaya yang terukur dari lampu pada suatu ruangan. Pengaplikasiannya
yang lebih sederhana diharapkan dapat menjadi aplikasi yang fleksibel untuk di
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan lux meter dan aplikasi lux meter: - Prashanth Holenarsipur (2011) melakukan penelitian tentang sensor ALS
pada smartphone. Saat ini, rata-rata perangkat portable mendukung dan menerima pengguna untuk mengakses dan menikmati video dan konten dari
internet. Terkait konsumsi daya dan kenyamana pandangan menyebabkan
banyak dari perangkat ini menyertakan ambient light sensor di perangkat agar sensitif dan menyesuaikan lingkungan dengan apa yang terjadi di
sekitanya. Di lingkungan yang redup display backlight akan muncul untuk menghemat batrai, dan di lingkungan yang cukup cahaya akan menambah
kecerahaan sehingga di tampilan pada layar dapat terbaca, pada tulisan ini
akan di bahas beberapa aplikasi yang telah di pertimbangkan sebelumnya
ketika mendesain produk dengan ambient light sensor.
- Gina Peek (2013) melakukan penelitian yaitu pencahayaan merupakan
bagian terpenting dari rumah dan lingkungan kerja, ini sering di
pertimbangkan sebagai renungan. Artikel ini menjelaskan alat yang mana
memperluas edukasi (agrikultur, keluarga dan konsumen ilmuan, dan 4-H)
bisa menggunakan untuk mengukur tingkatan level cahaya. 4-H pengguna
bisa ikut ambil bagian. Alat ini termasuk light meter dan standar iluminating
engineering society (IES). Menggunakan alat sebagai penjelasan baru dan
program yang inovative. Karena tidak mungkin bahwa pengguna bisa
mengukur level cahaya sebelum dan membandingkan mereka pada standar
industri.
- Hua Yu Qiuqin Yue, Jielin Zhou and Wei Wang (2014) melakukan
perancangan sistem pemanfaatan aplikasi di mana kedua cahaya dan energi
vibrasi yang tersedia, cahaya ambient dan energi getaran skema panen
gabungan dipanen dari kedua sumber energi sehingga dapat mengurangi
disipasi daya. Dalam rangka untuk lebih akurat memprediksi daya sesaat
dipanen dari panel surya, model lima parameter ditingkatkan untuk panel
surya skala kecil menerapkan di iluminasi cahaya rendah disajikan.
Tegangan output meningkat dengan menggunakan MEMS array piezoelektrik kantilever arsitektur. Ini mengatasi kelemahan dari pemanen energi MEMS getaran tradisional dengan output tegangan rendah. Pelaksanaan maksimum pelacakan power point (MPPT) untuk cahaya
ambient ruangan diimplementasikan menggunakan komponen diskrit
analog, yang meningkatkan efisiensi pemanen seluruh signifikan
dibandingkan dengan prosesor sinyal digital. Daya keluaran dari pemanen energi getaran ditingkatkan dengan menggunakan teknik pencocokan
impedansi. Mekanisme yang efisien akumulasi energi juga dibahas. Hasil
percobaan diperoleh dari amorf silikon (a-Si) panel surya dari 4,8 × 2,0 cm2 dan palsu Sensor piezoelektrik 2014, 14 8741 MEMS generator 11 × 12,4 mm2 menunjukkan bahwa pemanen energi hibrida mencapai efisiensi
maksimum sekitar 76,7%.
- Akhmad Akhsin Nasrudin, Dzulkiflih (2015) melakukan penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas cahaya dan
kekeruhan air serta mengaplikasikan Lightsensor BH1750 sebagai alat ukur kekeruhan air. Sistematika yang dirancang, yaitu dengan meletakkan sensor
sejajar dengan sumber cahaya dan sampel yang akan diukur nilai
kekeruhannya diletakkan diantara sumber cahaya dan sensor cahaya, dalam
hal ini sumber cahaya yang digunakan adalah cahaya LED dan sensor yang digunakan dalam transmitter adalah BH1750 Sensor. Penelitian ini
menggunakan padatan tersuspensi sebagai sampel yaitu nilai awal 1000
NTU, untuk mendapatkan standard formasin suspense pada tingkat
kekeruhan lainnya dilakukan dengan cara pengenceran air aquades dengan
perbandingan molaritas dari kekeruhan1000 NTU. Langkah awal penelitian
Lightsensor BH1750 dengan Turbidimeter. Langkah berikutnya yaitu membandingkan hasil pengukuran Turbidimeter buatan dan Turbidimeter
acuan. Aparatus penelitian ini diperoleh hubungan antara intensitas cahaya
dengan besar kekeruhan air. Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi nilai
intensitas cahaya semakin kecil, hal ini disebabkan karena nilai kekeruhan
berbanding terbalik dengan nilai intensitas cahaya. Perhitungan nilai
kekeruhan diperoleh nilai kesalahan maksimum sebesar 6,38 %, Adanya
perbedaan nilai yang terukur disebabkan karena keterbatasan alat hasil
rancangan yang berkaitan dengan pengukuran kekeruhan air dan dapat juga
dipengaruhi oleh teknik pengukuran yang kurang baik.
- G. Thangaraj1, S. Suresh Balaji2 (2014) dalam penelitiannya yaitu
Perpustakaan adalah tempat yang menyediakan sumber daya untuk
pengetahuan; sumber-sumber buku-buku dan kadang-kadang e-library.
Efisien penggunaan sumber daya memerlukan lingkungan membaca yang
tepat yang memberikan kenyamanan dan aspek lingkungan diperlukan
untuk membaca terganggu. Tapi lingkungan membaca dapat dengan mudah
dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti cahaya, suara dll di mempelajari
faktor pencahayaan dianggap dan bagaimana hal itu mempengaruhi
pembaca dalam menggunakan sumber daya dipelajari. Kuesioner telah
digunakan untuk mengumpulkan rincian mengenai penggunaan sumber
daya di perpustakaan sebagai ukuran kuantitatif dan lux meter yang telah digunakan untuk mengukur cahaya Intensitas dalam dan di luar lingkungan
perpustakaan sebagai ukuran kualitatif.
- Vinayakram, Dr V.E. Annamalai (ICIET 2014) melakukan perancangan
sistem Roda gerinda biasanya dipantau oleh peralatan yang kompleks dan
mahal seperti sensor emisi akustik dan grinding monitor siklus. Pada penelitian ini, dilakukan usaha untuk memanfaatkan instrumen sederhana
seperti lux meter untuk pemantauan kondisi roda gerinda. Seperti grinding
berlangsung, partikel logam tersumbat ke dalam ruang antara tepi
pemotongan abrasif roda gerinda. Hal ini akan mengubah reflektifitas
menggunakan meter lux. Makalah ini menunjukkan penggunaan sederhana
lux meter untuk pemantauan kondisi roda gerinda.
2.2 Landasan Teori
Cahaya adalah suatu bentuk radiasi energi elektromagnetik yang di
pancarkan dalam bagian spektrum yang dapat dilihat. Energi panas di radiasikan
atau di pancarkan pada suatu media oleh suatu benda di sekelilingnya, suatu benda
panas memancarkan energy panas dan bersamaan dengan itu juga memancarkan
energi dalam bentuk cahaya.
Satwiko (2004) menjelaskan empat istilah standar dalam pencahayaan
beserta satuannya antara lain:
a. Arus cahaya (luminous flux) adalah banyak cahaya yang dipancarkan ke segala arah oleh sebuah sumber cahaya per satuan waktu (biasanya per detik), diukur
dengan Lumen.
b. Intensitas cahaya (luminous intensity) adalah kuat cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah sumber cahaya ke arah tertentu, diukur dengan Candela.
c. Iluminan (illuminance) adalah banyak arus cahaya yang datang pada satu unit bidang, diukur dengan Lux atau Lumen/m², sedangkan prosesnya disebut iluminasi
(illumination) yaitu datangnya cahaya ke suatu objek. 15
d. Luminan (luminance) adalah intensitas cahaya yang dipancarkan, dipantulkan dan diteruskan oleh satu unit bidang yang diterangi, diukur dengan Candela/m²,
sedangkan prosesnya disebut luminasi (lumination) yaitu perginya cahaya dari suatu objek.
Definisikan kuat penerangan ialah kuantitas/jumlah cahaya pada level
pencahayaan / permukaan tertentu. [Satuan = lux (lumen/m2)] dan
merekomendasikan kuat penerangan ruang kelas sebesar 250 lux. ( Darmasetiawan
& Puspakesuma (1991). cahaya yang terlalu terang juga dapat mengganggu
penglihatan, psikologis serta aktivitas kerja Sukawi, [6]. Bila kuat penerangan
berkurang maka suasana kerja menjadi kurang nyaman dan untuk
pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi menjadi sulit untuk dikerjakan.
Dedy Haryanto, [1]. Penggunaan sistem pencahayaan yang tidak efektif dan efisien
dapat menurunkan produktifitas, kenyamanan, serta menyebabkan pemborosan
energi pada ruang Evi Puspita Dewi, [2]. Perancangan sistem kontrol pencahayaan
dalam ruang mampu mengidentifikasi kuat penerangan dalam ruang terhadap
pembacaan iluminasi ruang Inayati Nur S, [4]. Kecukupan nilai intensitas cahaya
dalam ruangan dapat dipenuhi dari penerangan alami dan penerangan buatan
(lampu penerangan). standar kecukupan intensitas cahaya berkisar antara 250 – 300
lux untuk ruang administrasi dan kegiatan laboratorium halus antara 500 - 1000 lux.
2.2.1 Arsitektur Android 1. Android Operating System
Android merupakan perangkat lunak untuk perangkat mobile yang meliputi sistem
operasi, middleware¸ dan aplikasi inti yang dirilis oleh google Android adalah sistem operasi bergerak ( mobile operating system), yang mengadaptasikan sistem operasi linux, namun telah dimodifikasi. Android diambil alih oleh Google pada tahun 2005 dari Android.Inc sebagai bagian strategi untuk mengisi pasar sistem operasi bergerak. Google mengambil alih seluruh hasil kerja Android termasuk tim yang mengembangkan Android. (Dodit Suprianto & Rini Agustina, 2012).
a. Library
b. Kernel
Linux Kernel adalah lapisan dimana inti dari system operasi android itu berada, berisi file system yang mengatur system processing, memory, resource, drivers, dan
system-sistem operasi android lainnya. Linux kernel yang di gunakan android
kernel adalah 3.10.28 (Nazarudi, 2011)
2. Android Studio
Android Studio merupakan program kembangan dari google dan juga program penerus dari generasi lamanya yaitu eclipse namun android ini lebih sempurna dan easy using daripada pendahulunya dikarenakan dari segi instalasinya yang sederhana dan tidak serumit eclipse, namun android studio ini membutuhkan spesifikasi yang lumayan berat agar bias berjalan normal dan sangat memakan
banyak ruang RAM.
3. Java
Java adalah bahasa pemrograman yang karena hampir dapat di jalan di berbagai perangkat. Pelopor bahasa pemrograman ini yaitu James Gosling
dan Bahasa ini awalnya dibuat oleh James Gosling saat masih bergabung di Sun Microsystems saat ini merupakan bagian dari Oracle dan dirilis tahun 1995 . Bahasa ini banyak mengadopsi sintaksis yang terdapat pada C dan C++ namun dengan
sintaksis model objek yang lebih sederhana serta dukungan rutin-rutin aras bawah
yang minimal. Aplikasi-aplikasi berbasis java umumnya dikompilasi ke dalam p-code (bytep-code) dan dapat dijalankan pada berbagai Mesin Virtual Java (JVM).
Java merupakan bahasa pemrograman yang bersifat umum/non-spesifik (general
purpose), dan secara khusus didisain untuk memanfaatkan dependensi
2.2.2 Sensor
Sensor yang terdapat pada smartphone ini adalah Ambient Light Sensor
(ALS). Perangkat ini sangat peka dengan cahaya dikarenakan di desain untuk
meningkatkan dan mengurangi kecerahan pada layar smartphone pengguna hal ini bertujuan agar konsumsi daya lebih rendah serta membuat mata nyaman.
2.2.3 Standar Lux SNI pada Ruangan
Standar lux pada ruangan yang terdapat pada rumah mengacu pada SNI
yang sudah ada, dibawah ini adalah daftar tabel mengenai SNI lux pada rumah,
namun pada aplikasi lux meter ini hanya di desain untuk 8 area:
Tabel 1. SNI pencahayaan ruangan pada rumah
2.3 Prinsip Kerja
Seperti halnya lux meter perangkat smartphone memanfaatkan sensor yang terdapat pada ponsel akan tetapi ambient light sensor yang terdapat pada
smartphone ini merupakan teknologiSurface Mount Device (SMD) sehingga lebih
Gambar 1. Perangkat ambient light sensor satu paket dengan proximity sensor
2.4 Metode Bercabang dan Interpolasi
Skripsi ini menerapkan metode percabangan (making decision) pada alur sistem programnya dan interpolasi linier sebagai teknik pengkalibrasian aplikasi :
a. Interpolasi linier
interpolasi adalah perkiraan suatu nilai tengah dari suatu set nilai yang diketahui.
Interpolasi dengan pengertian yang lebih luas merupakan upaya mendefinisikan
suatu fungsi dekatan suatu fungsi analitik yang tidak diketahui atau pengganti
fungsi rumit yang tak mungkin diperoleh persamaan analitiknya. Masalah umum
interpolasi adalah menjabarkan data untuk fungsi dekatan, dan salah satu metode
penyelesaiannya dinamakan Metode prinsip Substitusi metode ini memanfaatkan
dua titik untuk menemukan garis lurus.
Terhitung dari rumus interpolasi yaitu 129 untuk nilai tengah dan terukur 688
pada ambient light sensor smartphone sehingga :
Nilai tengah = 20,9
Lux terukur pada smartphone = 91 lux
91/20,9 = 4,35
Nilai ini yang di letakkan pada program untuk pengkalibrasian lux meter pada aplikasi smartphone.
Gambar 3. Cara pengkalibrasian aplikasi lux meter dengan digital lux meter
b. Percabangan atau making decision
Percabangan adalah suatu pilihan atau opsi dengan kondisi tertentu. Jika kondisi
yang menjadi syarat terpenuhi, maka pilihan dijalankan, jika tidak maka sebaliknya.
Ada 2 jenis percabangan yang di jelaskan di sini yaitu, if, else-if. Kedua jenis ini memiliki penggunaan masing-masing. Berikut penjelasan mengenai penggunaan
Beberapa simbol kondisi perintah:
Tabel 2. Keterangan simbol pada script
No Simbol Keterangan
1
== Jika pernyataan pertama bernilai kurang lebih sama dengan dengan pernyataan kedua
2
>= Jika pernytaan pertama bernilai pada sesuatu yang lebih besar atau sama dengan pernytaan kedua
3
> Jika pernyataan pertama bernilai sesuatu yang lebih besar dari pernyataan kedua
4
<= Jika pernyataan pertama bernilai pada sesuatu yang lebih kurang atau sama dengan pernytaan kedua
5
< Jika pernyataan pertama bernilai sesuatu yang kurang dari pernyataan kedua
6
!= Jika pernytaan pertama bernilai sesuatu yang tidak sama dengan pernytaan kedua
7 && Jika pernyatan pertama dan kedua bernilai benar
8
|| Jika salah satu pernyataan pertama atau pernyataan kedua bernilai benar
if(kondisi){
pernyataan
}
Jika kondisi benar, maka pernyataan akan dijalankan.
Contoh :
public class coba{
public static void main (String [] args){
int a=0;
if (a==0)
System.out.println("Nilai a = 0");
if (a==1)
System.out.println("Nilai a = 1");
}
}
Output : Program akan menampilkan nilai a = 0 saja, karena pada if yang kedua, kondisi tidak memenuhi atau salah.
else -if : percabangan yang digunakan saat kita memiliki banyak kondisi (lebih dari 2) dan banyak pernyataan (lebih dari 2). Sintaks dari else-if seperti berikut :
if (kondisi){
pernyataan1
}else if (kondisi2){
pernyataan2
pernyataan3
}
else {
penyataan4
}
Jika kondisi1 benar, maka pernyataan1 akan dijalankan, jika kondisi 2 benar, maka
penyataan 2 akan dijalankan, jika semua kondisi salah, maka penyataan 4 yang akan
dijalankan saja.
Contoh :
public class coba{
public static void main (String [] args){
int a=2; ketiga atau dengan pernyataan a == 2 bernilai benar, sedangkan pernyataan yang
BAB III METODOLOGI
3.1 Prosedur Perancangan
Beberapa urutan prosedur perancangan dalam pengerjaan penelitian
yaitu sebagai berikut:
Gagal
Berhasil
Gambar 4. Prosedur perancangan
Tujuan penelitian
Analisis kebutuhan
spesifikasi
Desain
Validasi
3.1.1 Penjelasan Diagram Alir 1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian di sini sebagai tahapan awal di buatnya aplikasi ini berfungsi
untuk memudahkan pengguna umum serta menyadari tingkat pencahayaan dalam
ruangan yang sangat berpengaruh bagi kesehatan mata.
2. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan pada tahap ini berfungsi sebagai pengumpulan data perangkat,
serta teori, alogaritma dan yang berasal dari jurnal dan sumber info yang terdapat
dari internet.
3. Spesifikasi
Persyaratan yang di butuhkan untuk persiapan alat dalam penelitian yang untuk
meminimalisir biaya pengeluaran tingkat keakuratan pengukuran dan serta agar
aplikasi ini bisa berjalan dengan baik sebagaimana mestinya.
4. Desain
Tahapan desain memiliki tujuan untuk menentukan bagaimana user interface pada aplikasi mudah di pahami dan tidak terlalu rumit dengan menerapkan desain user interface aplikasi yang sederhana namun jelas.
5. Verifikasi
Pada langkah verifikasi, akan di lakukan pengujian aplikasi yang sudah jadi yaitu
dengan beta testing aplikasi apakah sudah berjalan sesuai rancangan atau belum dan
meminimkan bug yang terjadi pada aplikasi apabila terjadi. Namun apabila dalam langkah verifikasi belum terlewati maka akan kembali lagi ke tahapan desain.
6. Validasi
Validasi pada akat atau aplikasi yang telah jadi di perlukan guna memastikan
aplikasi dengan alat pengukur aslinya sehingga di dapatkan nilai yang hampir
presisi.
7. Finalisasi
Tahapan akhir dari aplikasi yang di buat telah memalui uji verifikasi dan validasi
dan siap untuk di gunakan.
3.2 Analisis Kebutuhan
Aplikasi Lux meter menerapkan metode kalibrasi interpolasi linier yaitu dengan menghitung nilai yang terdapat pada sumbu x dan y sehingga nilai tersebut
bisa menjadi tolak ukur nilai penyamaan acuan angka lux meter dengan aplikasi lux
meter. Pengkalibrasian aplikasi dengan teknik perhitungan manual yang belum di
terapkan ke dalam program sehingga pengguna masih belum bisa melakukan
pengkalibrasian sendiri.
Teknik dalam pengakuratan kalibrasi perangkat lux meter dengan aplikasi
lux meter dalam smartphone dengan interpolasi linear dalam hal ini ada beberapa hal yang harus di lakukan yaitu:
1. Penyesuaian jarak atau penyamaan jarak perangkat lux meter dengan aplikasi lux meter dengan sumber cahaya
2. Mampu menghitung intensitas cahaya dengan tingkat error sekitar 18%
3. Respon langsung saat memberi pemberitahuan tentang tingkat cahaya
yang di ukur dalam ruangan
Sedangkan pada bahasa program yang di terapkan pada aplikasinya sendiri
3.3 Sepesifikasi
Berikut merupakan data spesifikasi sistem yang di gunakan untuk
menjalankan aplikasi yang di buat dan serta data sepsifikasi hasil ouput yang di hasilkan:
1. Aplikasi di rancang dengan program android studio dengan basis Bahasa
java android.
2. Berikut spesifikasi perangkan smartphone yang di gunakan:
Tabel 3. Spesifikasi pada smarphone xiaomi redmi 2
No Golongan Hardware Jenis
1 Platform
OS Android OS, v4.4.4 (KitKat)
Chipset Qualcomm MSM8916 Snapdragon 410
CPU Quad-core 1.2 GHz Cortex-A53
GPU Adreno 306
2 Memory
Card microSD, up to 32 GB (dedicated slot)
Slot 8GB,1GBRAM
16 GB, 2 GB RAM
Internal microSD, up to 32 GB (dedicated slot)
3 Features
Sensor Accelerometer, gyro, proximity, compass
Messaging SMS(threaded view), MMS, Email, Push Mail, IM
Browser HTML5
Tabel 4. Rincian spesifikasi sensor cahaya (ALS) pada xiaomi redmi 2
Nama Hardware Rincian
Ambient
Minimum delay 0 microsecond
Power consumption 0,2 A
Tabel 5. Spesifikasi digital lux meter
Nama Jenis Rincian
1010BS ) at 20000 lux range,
measured value = reading X10
Power 9 V battery
± 3 % reading + 0,5 % range
± 4 % reading + 10 digits, for the
3.4 Desain
Pada aplikasi ini terdapat beberapa sistem sebagai pendukung agar program
bisa berjalan yaitu sistem ini terdiri dari komputer dan perangkat android blog diagramnya sebagai berikut:
Lampu
Smartphone Tampilan output dari aplikasi
Gambar 5. Blog diagram umum
Beberapa bahan untuk perancangan aplikasi :
- Komputer sistem operasi Windows 724
- Program android studio
- Smartphone
- Digital lux meter
Perancangan aplikasi android di kerjakan di komputer dan smartphone
menyulitkan bagi para developer untuk mengadaptasikan versi non mobile
programnya ke mobile aplikasi untuk android. Akan tetapi perlunya penambahan alat sebagai pendukung pembacaan bahasa program selain java, dan semuanya sudah di sediakan oleh pengembang program java android dan pengembang lainnya yang juga ikut bekerja sama dengan pengembang android.
1. Tahap Perancangan Aplikasi
Pada tahapan ini membahas tentang proses perancangan aplikasi pada android studio.
a. Logo saat program android studio di jalankan.
Gambar 6. Logo android studio
b. Tunggu sesaat dan program akan muncul seperti ini, pada saat seperti ini
biasanya akan memakan waktu sampai 5 menit tergantung dari kemampuan
masing-masing komputer.
c. Tekan tombol file dan pilih new lalu new project.
Gambar 8. Proses pembuatan aplikasi lux meter
d. Tampilan setelah d pilih new project, pada application name di isi dengan nama berawalan huruf kapital
Gambar 9. Mengatur nama untuk project
Gambar 10. Setting kebutuhan perangkat yang akan d tuju.
f. Tampilan menentukan user interface activity yang akan di gunakan untuk pemrograman.
g. Tampilan setelah selesai memilih activity dan akan memulai pemrograman.
Gambar 12. Saat selesai mengatur laman kerja baru.
h. Tampilan setelah program selesai di setting.
i. Tampilan setelah program selesai di buat dan siap untuk di eksekusi.
Gambar 14. Tapilan java activity yang berisi program.
Gambar 16. Tampilan koding untuk mendesain user interface pada main_activity.
2. Alur Alogaritma Program
Algoritma merupakan rentetan (sequence) langkah logika yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas tertentu. Flowchart dari aplikasi lux meter yang di rancang adalah sebagai berikut:
a. Percabangan
b. Interpolasi Linear
Contoh desain graphic user interface (GUI) aplikasi lux meter android dengan konsep sederhana agar mudah di pahami oleh pengguna :
a. GUI laman tampilan awal berisikan segment pilihan ruangan
toolbar
GUI di atas adalah desain tampilan awal yang akan muncul saat mengoprasikan aplikasi pertama kali dan di laman awal ini pun akan di di beri beberapa pilihan
ruangan yang akan di ukur dan pemilihan tombol yang akan di tekan pun harus di
sesuaikan dengan ruangan yang akan di ukur sehingga tidak terjadi kekeliruan hasil.
b. GUI laman kedua pada aplikasi setelah salah satu tombol segment di tekan
GUI kedua ini adalah tampilan setelah user menekan salah satu tombol yang telah di pilih, pada keterangan peletakkan perangkat akan berbeda namun ada yang sama
tergantung ruangan yang akan di ukur. Kotak putih pada lux berfungsi sebagai
indikator terukurnya angka lux cahaya pada ruangan. Kotak putih pada area adalah
berfungsi sebagai keterangan ruangan itu sendiri. Kotak putih pada status akan
menampilkan status dari cahaya lux ruangan yang terukur stabil atau tidak dan
sudah ideal atau tidak dan akan berubah sesuai pergantian nilai yang terdapat pada
Put this device in table
Lux
Area
Status
indikator lux. Kotak Description di sini akan menampilkan penjelasan secara lebih mendetail mengenai level cahaya yang terukur pada ruangan, dan merupakan
penjelasan lebih mendetail dari kotak status.
3.5 Verifikasi
Verifikasi atau pengujian aplikasi yang telah di rancang ada beberapa tahap
pengujian yaitu dengan beta testing aplikasi apakah sudah berjalan sesuai rancangan atau belum dan meminimkan bug yang terjadi pada aplikasi apabila terjadi.
3.6 Validasi
Validasi aplikasi bertujuan agar aplikasi bisa sesuai hasilnya dengan versi aslinya,
yaitu dengan cara membandingan melalui teknik kalibrasi alat yang di setarakan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Implementasi Aplikasi
Hasil Implementasi dari rancangan aplikasi untuk mengukur intensitas
cahaya pada ruangan dalam rumah. Ada beberapa 8 tombol segment yang terdapat pada graphic user interface (GUI) tampilan awal aplikasi ini:
a. Tampilan aplikasi
Gambar 22. Tampilan GUI aplikasi
Pada laman kedua ini berfungsi sebagai pemberi informasi tentang
kecerahan dan status pencahayaan pada setiap ruangan. Ada 8 jenis keterangan
Penjelasan beberapa tombol pada aplikasi:
a. Ada 8 tombol untuk pengukuran kecerahan lampu pada setiap ruangan
yaitu:
semua tombol di atas memiliki kesamaan fungsi yaitu untuk pengukuran
intensitas cahaya pada ruangan.
b. Tombol help
Help, tombol help untuk pemberitahuan cara penggunaan aplikasi lux meter ini, serta di cantumkan pembuat aplikasi.
c. Tombol about
About, berisi nama pengembang aplikasi.
d. Tombol Exit
4.2 Pengujian dan Hasil
1. Tujuan pengujuan:
a. Untuk mengetahui tingkat intensitas cahaya yang terukur pada suatu
ruangan dalam rumah.
b. Untuk mengetahui seberapa akurat aplikasi lux meter ini dengan digital lux meter alat yang di desain khusus untuk pengukuran lux cahaya. c. Untuk mengetahui tingkat Kemudahan serta sederhananya penggunaan
pada masing-masing alat.
4.3 Cara Pengujian
Pengkalibrasi perangkat
a. Pengujian dengan mengambil sample perhitungan data perbandingan pada
tiap-tiap tingkatan lux dan jarak yang telah di tentukan, ada 6 tingkatan
mulai dari 50, 100, 150, 200, 250, 300.
b. Pengujian dengan perbandingan alat dan pengkalibrasian aplikasi lux meter
dengan interpolasi linier sehingga di dapatkan nilai acuan yang sama pada
kedua alat ini.
4.3.1 Pengujian Dengan Lux Meter Digital
a. Nyalakan power, lalu lepas penutup photo sensor dan hadapkan photo sensor pada cahaya.
b. Baca nilai yang muncul pada layar, jika hanya menampilkan angka satu
itu berarti overflow atau nilai yang terukur terlalu besar, dan atur lagi ke range yang lebih tinggi.
c. Jika sudah tertampil nilai konstan pada layar, nilai yang terukur dapat di
bandingkan dengan memeriksa tabel SNI pada ruangan perumahan
Gambar 23. Digital Lux Meter
Tabel 6. Tabel tingkat pencahayaan yang direkomendasikan
Fungsi ruangan
Tingkat
Pencahayaan
(lux)
Rumah Tinggal range
Teras 60
Ruang tamu 120~250
Ruang makan 120~250
Ruang kerja 120~250
Kamar tidur 120~250
Kamar mandi 250
Dapur 250
4.3.2 Pengukuran Dengan Aplikasi
Pengukuran pada smartphone ini memanfaatkan ambient light sensor berikut tampilan awal setelah di operasikan:
Gambar 24. Setelah aplikasi di operasikan
Kode program yang di terapkan pada aplikasi untuk pengukuran dan penetapan
kemugkinan dari SNI lux meter:
Kode program untuk mengakses graphic user interface (GUI) aplikasi:
package com.example.dor.smartluxmeter;
public class MainActivity extends Activity {
private Button button2help; private Button about;
@Override
public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {
super.onCreate(savedInstanceState);
setContentView(R.layout.activity_main);
imageButton = (Button) findViewById(R.id.livingroom); imageButton2 = (Button) findViewById(R.id.kitchen); imageButton3 = (Button) findViewById(R.id.bathroom); imageButton4 = (Button) findViewById(R.id.workspace); imageButton5 = (Button) findViewById(R.id.diningroom); imageButton6 = (Button) findViewById(R.id.bedroom); garage = (Button) findViewById(R.id.garage);
trace = (Button) findViewById(R.id.trace);
buttonexit = (Button) findViewById(R.id.buttonexit); button2help = (Button) findViewById(R.id.button2help); about = (Button)findViewById(R.id.about);
imageButton.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {
@Override
imageButton2.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {
@Override
imageButton3.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {
@Override
imageButton4.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {
@Override
imageButton5.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {
});
imageButton6.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {
@Override
garage.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {
@Override
trace.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {
@Override
button2help.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {
@Override
about.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {
@Override
buttonexit.setOnClickListener(new View.OnClickListener() {
builder.setNegativeButton("no", new
Kode program akses sensor, perhitungan dan if, else statment:
package com.example.dor.smartluxmeter;
public class Livingroom extends Activity {
private TextView lux; private TextView area; private TextView status;
private TextView clarification;
@Override
public void onCreate(Bundle savedInstanceState) {
super.onCreate(savedInstanceState);
SensorManager mySensorManager = (SensorManager)
} }
private android.os.Handler result;
private final SensorEventListener LightSensorListener = new SensorEventListener() {
harus mengganti lampu antara 7 watt sampai 20 watt ");
} else if (( + event.values[0] / 4.35) > 60 && ( + event.values[0] / 4.35) < 99) {
area.setText(" ruang tamu ");
status.setText(" buruk ");
clarification.setText(" pencahayaan masih buruk, anda
harus mengganti lampu antara 7 watt sampai 20 watt ");
event.values[0] / 4.682) < 118) {
lampu anda dengan lampu 7 watt sampai 20 watt ");
} else System.out.println();
}
private class handler extends Handler {
@Override
public void close() { }
@Override
public void flush() { }
@Override
public void publish(LogRecord record) { }
4.4 Analisa Hasil Sampling
4.4.1 Data Hasil Percobaan dari Sampling Tiap Ruangan pada Rumah
1. Data hasil sampling pada ruangan ruang tamu
Tabel 7. Perbandingan area ruang tamu
Ruang tamu
No Lux meter App Raw Data App
1 30 24.5 107
2 30 24.5 107
3 30 24.3 106
4 30 24.5 107
5 30 24.3 106
6 30 24.3 106
7 30 24.3 106
8 30 24.5 107
9 30 24.5 107
10 30 24.3 106
2. Data hasil sampling pada ruangan dapur
Tabel 8. Perbandingan area dapur
Dapur
No Lux meter App Raw Data App
1 14 13.5 59
2 14 13.3 58
3 14 13.7 60
4 14 13.7 60
5 14 13.7 60
6 14 13.7 60
7 14 13.7 60
8 14 13.7 60
9 14 13.5 59
10 14 13.5 59
3. Data hasil sampling pada ruangan kamar mandi
Tabel 9. Perbandingan area kamar mandi
Kamar mandi
No Lux meter App Raw Data App
1 16 14.4 63
2 16 14.4 63
3 16 14.4 63
4 16 14.4 63
5 16 14.4 63
6 16 14.4 63
7 16 14.4 63
8 16 14.4 63
9 16 14.4 63
10 16 14.2 62
4. Data hasil sampling pada ruang kerja
Tabel 10. Perbandingan area ruang kerja
Ruang kerja
No Lux meter App Raw Data App
1 12 10.5 46
2 12 10.3 45
3 12 10.3 45
4 12 10.8 47
5 12 10.3 45
6 12 10.5 46
7 12 10.3 45
8 12 10.8 47
9 12 10.3 45
10 12 10.3 45
5. data hasil sampling pada ruang makan
Tabel 11. Perbandingan area Ruang makan
Ruang makan
No Lux meter App Raw Data App
1 10 9.19 40
2 10 9.19 40
3 10 9.19 40
4 10 9.19 40
5 10 9.19 40
6 10 9.19 40
7 10 9.19 40
8 10 9.19 40
9 10 9.19 40
10 10 9.42 41
6. data hasil sampling pada ruang kamar tidur
Tabel 12. Perbandingan area kamar tidur
Kamar tidur
No Lux meter App Raw Data App
1 7 5.5 23.9
2 7 5.74 25
3 7 5.74 25
4 7 5.74 25
5 7 5.97 26
6 7 5.97 26
7 7 6.2 27
8 7 5.74 25
9 7 5.97 26
10 7 5.51 24
7. data hasil sampling pada halaman teras
Tabel 13. Perbandingan area teras
Teras
No Lux meter App Raw Data App
1 5 5.28 23
2 5 5.51 24
3 5 5.28 23
4 5 5.51 24
5 5 5.28 23
6 5 5.28 23
7 5 5.51 24
8 5 5.51 24
9 5 5.28 23
10 5 5.51 24
8. data hasil sampling pada garasi
Tabel 14. Perbandingan area garasi
Garasi
No Lux meter App Raw Data App
1 8 8.96 39
2 8 8.96 39
3 8 8.96 39
4 8 8.73 38
5 8 8.73 38
6 8 8.96 39
7 8 8.73 38
8 8 8.96 39
9 8 8.96 39
10 8 8.96 39
Dari data sampling peruangan di atas dapat di analisa dari sebagai berikut :
Dari tabel di atas ada tiga jenis kolom yang di cantumkan yaitu Lux Meter,
App, dan Raw Data App. Pada kolom Lux Meter merupakan data yang di dapat dari nilai terukur dari alat Digital Lux Meter, sedangkan kolom App merupakan data yang di dapat dari nilai yang terukur dari Aplikasi dan kolom Data Raw App
merupakan nilai asli yang terukur dari ALS langsung sebelum dikalibrasi dengan menggunakan rumus Interpolasi Linier yang di tambahkan ke dalam program
aplikasi.
Pada sampling bagian ini dapatkan hasil rentang nilai yang berbeda-beda
pada setiap ruangan ini juga di sebabkan faktor ukuran setiap ruangan yang
berbeda-beda hal ini sangat mempengaruhi tingkat kekuatan cahaya yang terdapat
pada ruangan tersebut, meski watt pada lampu yang di gunakan tidak terlalu tinggi tetap akan menjadi sedikit lebih terang karena jarak pantul cahaya pada ruangan
lebih sempit. Dan faktor warna tembok atau dinding pada setiap ruangan yang
berbeda-beda sangat berpengaruh yang menyebabkan sensor cahaya pada
smartphone memiliki respon yang berbeda dengan Digital Lux Meter. Posisi atau tata letak lampu ruangan dan jenis lampu juga berpengaruh dalam hasil pengukuran.
Sehingga jika tata letak pencahayaan dalam ruangan masih belum ideal maka akan
4.4.2 Perbandingan Tingkat Keakuratan:
a. Tabel hasil dan grafik perbandingan aplikasi lux meter dengan digital lux meter
pada Range 50 Lux pada jarak 65 cm.
b. Tabel hasil dan grafik perbandingan aplikasi lux meter dengan digital lux meter
pada Range 100 Lux dan jarak 44 cm.
Tabel 16. Perbandingan range 100 lux
c. Tabel hasil dan grafik perbandingan aplikasi lux meter dan digital lux meter
pada Range 150 Lux dan jarak 38 cm.
Tabel 17. Perbandingan range 150 lux
d. Tabel hasil dan grafik perbandingan aplikasi lux meter dan digital lux meter
pada Range 200 Lux dengan jarak 30 cm.
Tabel 18. Perbandingan range 200 lux
e. Tabel hasil dan grafik perbandingan aplikasi lux meter dengan digital lux meter
pada Range 250 Lux pada jarak 27 cm.
Tabel 19. Perbandingan range 250 lux
f. Tabel hasil dan grafik perbandingan aplikasi lux meter dengan digital lux meter
pada Range 300 Lux pada jarak 24 cm.
Tabel 20. Perbandingan range 300 lux
Berdasarkan hasil sampling range kalibrasi 50 lux -300 lux dapat di analisa sebagai
berikut:
Pada sampling kalibrasi range 50 lux hingga 300 lux, juga menggunakan
tiga kolom data seperti yang di terapkan pada sampling ruangan dalam rumah
sebelumnya. yaitu Lux Meter, App, dan Raw Data App.
Pada bagian sampling kalibrasi perbandingan kedua alat ini, hasil yang di
dapakan tidak begitu jelas perbedaan errornya namun nilai yang terlihat begitu
signifikan berbeda terdapat pada range 300 lux, ini di sebabkan bias cahaya yang
berlebih yang di terima pada ALS yang di sebabkan oleh pantulan cahaya dari kaca
screen smartphone. sehingga tidak terlalu banyak cahaya yang tertangkap oleh sensor cahaya pada smartphone sedangkan pada posisi seperti ini dome putih pada
LDRDigital Lux Meter memfilter cahaya yang masuk sehingga tidak terlalu banyak cahaya yang lolos tidak tertangkap sensor. Hal ini memberi kesukaran dalam
4.5 Standar Deviasi
Standar deviasi merupajan nilai statistik yang di pakai untuk menentukan
sebaran data dalam sampel, serta seberapa dekat titik data individu ke mean,
rata-rata, nilai sampel. Jadi dari hasil yang di cantumkan pada tabel dan grafik di bawah
ini menampilkan nilai rentang perbedaan dari hasil pengukuran kedua alat yang
tidak begitu jauh atau besar errornya.
a. Hasil standar deviasi pada sampling kalibrasi range 50 lux hingga 300 lux
Tabel 21. Standar deviasi perbandingan app dan lux meter
No range app lux meter
Tabel diatas memuat dari perhitungan standar deviasi dari hasil pengukuran
perbandingan antara app dengan digital lux meter.
Tabel 22. Standar deviasi perbandingan app dan lux meter dari sampling peruangan
4.6 Validasi
Pengecekan data terakhir yaitu validasi
a. Validasi pada sampling kalibrasi range 50 lux hingga 300 lux
Tabel 23. Selisih dari hasil pengukuran antara kedua alat
No range app lux meter selisih persen jarak
b. Validasi pada sampling tiap ruangan
Tabel 24. Validasi pada sampling tiap ruangan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil sampling dan analisis, maka dapat di ambil beberapa
kesimpulan :
1. Tingkat keakuratan pengukuran pada aplikasi lux meter dengan versi digital lux meter sangat bergantung dari tata cara pengkalibrasian, dan perangkat tambahan seperti dome putih pada sensor untuk menetralkan sumber cahaya yang masuk serta membaca cahaya dari bermacam arah. Hal ini akan sangat
memberikan dampak hasil pengukuran pada perangkat, namun pada
penelitian ini hanya memanfaatkan langsung sensor cahaya yang terdapat
pada smartphone dan tidak menggunakan perangkat tambahan. Dan hanya berpatokan pada ketepatan teknik kalibrasi yang di terapkan sehingga jika
pengkalibrasian perangkat tidak pada jarak yang sama dari sumber cahaya
dan, tidak meratanya sumber cahaya juga memberi pengaruh juga kurang
tepatnya pengkalibrasian maka hasilnya error pun akan lebih besar. Tingkat
error pada pengambilan sampel yang telah di cantumkan pada tabel di atas rata-rata error yang tercatat paling kecil 2,85 % hingga maksimal 18,66 %.
2. Tingkat cakupan cahaya pada sensor cahaya berbeda-beda ini di sebabkan
Pabrikasi kapasitas kepekaan yang di tanamkan pada masing-masing sensor
cahaya berbeda. Di lain hal kedua sensor tersebut memiliki tujuan yang
beberapa perbedaan pengaplikasiannya atau berbeda karateristik.
5.2 Saran
1. Aplikasi ini memiliki kelemahan pada saat pendeteksian sumber cahaya
yang banyak dan acak. Sehingga untuk meratakan perbedaan sumber
cahaya yang datang di perlukan alat tambahan yaitu dome putih yang di buat khusus untuk sensor jenis ambient light sensor (ALS) pada smartphone ini.
2. Pada script program dan Graphic User Interface (GUI) perlu di tambahkan pengaturan kalibrasi manual sehingga tingkat ke akuratan pengukuran
aplikasi ini bisa di atur oleh pengguna (user).
3. Untuk penelitian lebih lanjut perlunya penambahan lingkup pengukuran serta kemampuan pengukuran pada aplikasi sehingga tidak hanya terbatas
65
Battery Life of Portable Displays. Maxim Integrated
Gina Peek, 2013. Measuring Light with Useful Tools. Oklahoma State University
Stillwater, Oklahoma.
Nodes. Hua Yu Qiuqin Yue, Jielin Zhou and Wei Wang, 2014. A Hybrid Indoor
Ambient Light and Vibration Energy Harvester for Wireless Sensor.
Department of Electro-Mechanic Engineering, Chongqing College of
Electronic Engineering.
Akhmad Akhsin Nasrudin, Dzulkiflih, 2015. Rancang Bangun Aplikasi Lux Meter
Bh1750 Sebagai Alat Ukur Kekeruhan Air Berbasis Mikrokontroler.
Universitas Negeri Surabaya.
Thangaraj1 , S. Suresh Balaji2, 2014. A Study On Influences Of Lighting On
Resource Usage In An Institution Library G. Department of
Mechanical Engineering, Knowledge Institute of Technology, Salem,
Tamilnadu.
Vinayakram.A#1, Dr V.E. Annamalai#2, ICIET 2014. On The Use of Low Cost
Sensors for Condition Monitoring Of Grinding Wheels. Department of
Mechanical Engineering, SSN College of Engineering, Chennai, India.
Anonim, 2016. How to Convert Lux to Watt.
http://www.rapidtables.com/calc/light/how-lux-to-watt.htm. Diakses pada 18 Agustus 2016.
Android-er, 2012. Determine light level, Sensor.TYPE_LIGHT.
http://android-er.blogspot.co.id/2012/08/determine-light-level sensortypelight.html. Diakses pada 28 Mei 2016.
Anonim, 2013. android light sensor - detect significant light changes.
66
https://www.tutorialspoint.com/android/android_user_interface_layouts.h
tm. Diakses pada 29 Juli 2016.
Ical, 2009. Konservasi energi pada sistem pencahayaan.
http://www.slideshare.net/ical_am/sni-03-6197-2000-presentation.
Diakses pada 18 Agustus 2016.
Value folder
Style.xml