• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENAMBAHAN ROTATING DISK PADA PROSES GAS ATOMISASI BAJA TERHADAP EFISIENSI DAN KARAKTERISTIK SERBUK BAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENAMBAHAN ROTATING DISK PADA PROSES GAS ATOMISASI BAJA TERHADAP EFISIENSI DAN KARAKTERISTIK SERBUK BAJA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Teknologi metalurgi serbuk (

Powder Metallurgy

) adalah suatu teknologi

pengerjaan logam yang telah banyak digunakan dan dikembangkan di dalam dunia

manufaktur saat ini, baik untuk membuat komponen – komponen dari bahan fero

maupun non fero. Metode pembuatan serbuk logam ini antara lain dengan reaksi

kimia, fabrikasi mekanik dan metode atomisasi. Penggunaan metalurgi serbuk untuk

logam banyak diapliasikan pada pembuatan komponen untuk produksi missal guna

menghemat biaya produksi. Pembuatan roda gigi, cutting tools, dan komponen yang

rumit dapat diatasi dengan metode metalurgi serbutk tanpa harus melalui proses

finishing.

Secara umum proses dalam metalurgi serbuk yaitu, sejumlah serbuk dari

bahan murni atau bahan paduan dipadatkan didalam cetakan, kemudian disinter atau

dipanaskan di dalam tungku

(furnace)

pada temperatur tertentu hingga terjadi ikatan

antar partikel serbuk tersebut. Beberapa keuntungan dari teknologi metalurgi serbuk

yaitu menghilangkan atau meminimalisasi proses permesinan, tidak ada material yang

terbuang, ketelitian dan kehalusan permukaan tinggi, kekuatan dan ketahanan aus

meningkat, serta bentuk produk yang kompleks.

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kualitas produk hasil proses

metalurgi serbuk adalah karakteristik dari

raw

material, yaitu serbuk. Karakteristik

serbuk meliputi ukuran partikel, bentuk partikel, luas permukaan partikel, gesekan

antar partikel. Sifat dan karakteristik serbuk sangat ditentukan oleh metode pembuatan

serbuk tersebut. (German, 1994)

(2)

dari proses ini relatif masih rendah yaitu rata-rata 4,12% dengan laju produksinya

rata-rata 0,0628 gram/menit (Ridlwan, 2005) .

(3)

42

DAFTAR PUSTAKA

German, M.R,. 1984,

Powder Metallurgy Science,

Metal Powder Industries

Federation. New Jersey

Harsono,W., Okumura, T., 1996.

Teknologi Pengelasan Logam

. PT. Pradyna

Paramita. Jakarta

Jones, H., 2001.

Gas-Atomization Aluminium Alloy Powder and Their Product.

Journal of Industrial Technology.

Kumar M., Naidu S.V., 2004,

X-ray characterization of inert gas atomization low

carbon astroloy powder

, Materials Science and Engineering A, Vol 385 pp.

1-5

Lagutkin S., Acheiles L., Sheikhali S., Uhlenweikel, Srivastava,

Atomization Process

fo Metal Powder

, Material Science and Engineering A, vol 383 pp. 1-6

Minagawa K., Kakisawa H., Ozawa Y. Takamori S., Halada, 2005,

Production of fine

spherical lead free solder powders y hybid atomization

, Science and

Technology of Advance Materials, Vol 6, pp 325-329

Ridlwan, M., 2005.

Pengaruh Sudut Serang Terhadap Efisiensi Dan Produktivitas

Proses Pembuatan Serbuk Logam Dengan Metoda Atomisasi Las Oksi-Asitilen,

Prosiding seminar Nasional TEKNOIN Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Ting J. Peretti M.W., Eisen W.B., 2002,

The Effect of Wake – Closure phenomenon

on gas Atomization performance

, Materials Science and Engineering A, Vol

326 pp. 110-121

Uhlenwinkel, Volker., 2004.

Atomization Proses for Metel Powder.

Journal of

Industrial Technology.

(4)

RINGKASAN

PENGARUH PENAMBAHAN ROTATING DISK PADA PROSES GAS

ATOMISASI BAJA TERHADAP EFISIENSI DAN KARAKTERISTIK SERBUK

BAJA

Bambang Waluyo Febriantoko, Agus Hariyanto

Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta

Email : [email protected]

(5)

2

penambahan rotating disk terhadap efisiensi proses pembuatan serbuk baja beserta

dengan karakteristik serbuk yang dihasilkan

Proses ini pertama dimulai dengan merangkai beberapa peralatan, seperti

pemasangan las oksi-asitilen, corong (

chamber

) ,

rotating disk

dan menyiapkan pencatat

waktu (

stopwatch

). Setelah semuanya terangkai, besi disiapkan menurut ukuran

diameternya lalu proses atomisasi dapat mulai dilakukan. Baja dibakar dengan las

oksi-asitilen dengan nyala oksigen agar didapatkan nyala yang tidak terlalu besar, tetapi dapat

membuat besi karbon menjadi serbuk besi. Suhu yang dihasilkan dari nyala oksigen

adalah kerucut Asetilen 2090

o

C. Setelah serbuk besi didapat, lalu dilakukan proses

penimbangan dengan menggunakan timbangan digital kemudian dilakukan pengayakan

(

sieving

). Cara pengayakan dimulai dengan menyusun ayakan dari ukuran yang paling

besar sampai ukuran yang paling kecil, setelah itu ayakan diletakkan diatas alat

penggerak ayakan (

sieve shaker

) selama 1 menit dan akan akan didapatkan hasil serbuk

untuk setiap ukuran (

mesh size

). Setelah proses pengayakan selesai lalu serbuk ditimbang

lagi, dan dari hasil penimbangan tersebut diketahui nilai effisiensinya.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

1). Berapa kuat tekan pada paving blok dengan penambahan abu serbuk kayu. Berapa serapan air pada paving blok dengan penambahan abu serbuk kayu. Apakah abu serbuk kayu

Agar pelaksanaan penelitian dapat berjalan lancar dan mempeloleh hasil yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, yaitu: mengetahui besar pengaruh penambahan serbuk

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jarak anoda-katoda terhadap ketebalan lapisan dan efisiensi katoda dalam proses elektroplating tembaga

Variasi penambahan campuran serbuk kayu berpengaruh terhadap waktu pengikatan awal sedangkan pada waktu pengikatan akhir pasta semen tidak berpengaruh (ada pengaruh tapi

Pengaruh penambahan gas hidrogen terhadap peningkatan gas metan (CH4) pada proses dekomposisi sampah organik yang dilakukan di WorkShop Teknik Lingkungan Universitas Trisakti,

Skripsi berjudul “Penagruh Variasi Massa Serbuk Arang dan Kalsium Karbonat (CaCO 3 ) Pada Proses Karburasi Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon Sedang ”, disusun untuk

Mengenalisa pengaruh kecepatan putar dan pH terhadap morfologi korosi pada permukaan baja karbon rendah pada lingkungan fluida asam asetat menggunakan Rotating

sampah secara anaerob.Nilai pH dan suhu bahan dengan adanya penambahan gas hidrogen selama penelitian masih dalam kondisi optimum untuk proses dekomposisi sampah organik