• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis kebijakan pengembangan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan danau (Studi kasus di Danau Singkarak Provinsi Sumatera Barat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis kebijakan pengembangan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan danau (Studi kasus di Danau Singkarak Provinsi Sumatera Barat)"

Copied!
306
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PEMANFAATAN

SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN DANAU

(Studi Kasus di Danau Singkarak Provinsl Sumatera Barat)

OLEH :

I D R I S

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRACT

IDRIS, 2002. Analysis of Developing the Ulitity Policies on Lake Natural Resource and Environment (A C a ~ e st* in Singkaruk I ~ k e of West Sumateru Province). Doctoral Dissertation

P B

(Bogor Agricultural University), under direction of KOOSWARDHONO MUDIKDJO, ROKHMIN DAHURI AND DUDUNG DARUSMAN.

Lake Singkarak, as one of natural resources and environment which is important for human life, is located at the West Sumatera Province, with area of 112,20 km2, has average depth of 136 m. There are various fishes with one endemic type of fish called "bllih" (Mystucolencu~

pudungen~~s

HI&)

and possess beautiful views. Since fkom utilization point of view the lake has not been optimally used, and also these has an increasing demand of electricity. It has been built a Hydro-Electric Power (PLTA) with power of 175 MW. After PLTA Singkarak has been in operation, it has been emerging various problems such as reduction of elevation, which is return has decreased fish production and increased the cost of traditional irrigation along Sub-upper Ombilin River Watershed

The objectives of this study are : ( I ) to estimate the total economic value of natural resource and environment of lake Singjcarak; (2) to show that the development of Hydro-Electric Power Project (PLTA) has been creating economic extemalities more than diseconomy extemalities the surrounding communities of Lake Singkarak; (3) to evaluate compensation received by Sub-upper Olnbilin River Watershed communities compared with the cost increase in their traditional irrigation; (4) to know the perception of communities surrounding Lake Singkarak about the existence of natural resources and environment; and (5) to formulate policy recommendation to overcome existing natural resources and environment problem related to lake elevation and outflow to River Ombilin.

This study should set the utilization of Lake Singkarak has been creating total economic value of Rp. 174,95 billion per year, including utilization of fishery, recreation, ini@on, domestic and hydroelectric power. At the mind time, such utilization has been creating external economic values of Rp. 49,04 billion more than external diseconomy values of Rp. 11,63 billion. Therefore it has been net ex-ernal economic values of Rp. 37,67 billion, showing a total increase of community welfare, regardless of an even distribution of the welfare among member's communities. So of far the compensation transferred to the loser is still lower than it shall be.

(3)

ABSTRAK

IDRIS, 2002. Analisi s Kebij akan Pengembangan Pemanfaatan Sumberdaya Alarn dan Lingkungan Danau (Studi Kasus Di Danau Singkarak Provinsi Sumatera Barat), Dibawah biinbingan KOOSWARDHONO MUDIKDJO, ROKHMIN DAHURI, DUDUNG DARUSMAN

Danau Singkarak sebagai salah satu sumberdaya alam

dan

l m g k m p (SDAL) yang penting bagi kehidupan manusia terletak R o e Sumataa Barat dengan luas 11220 km2, kedalaman rata-rata 136 m, hidup berbagai jenis ikan dan satu jenis ikan bersiht endemik yaitu ikan bilih ~ystacolencus ~ m g e m i s Blkr) dan memiliki pemadangan yang indah. Mengingat pemanfhatan danau tersebut dipandang belum optimal dan adanp peningkatan

permintam akan energi listrik, maka dibangun Pabangtat List& Temga Air (PLTA) d e q p kekuatan 175 MW. Setelah PLTA Singkmk beroperasi muncul behagiii masalah sepab turunnya elevasi danau yang pa& gdirannya mengikiiatkan turunnya jumlah hasil tan- ikan di perairan mum Danau Singkarak dan memngkatnya biaya pengadaan air untuk irigasi berteknologi tradisional serta ~ yproduksi pertaturn di sepanjang SubDAS Ombilin. a

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengtutung nilai ekonomi total pemanfbtan SDAL danau Sing,kads (2) membuktkan apakah kebijakan pengembangan pemanfaatan SDAL Danau Singkamk melalui pembangunan PLTA telah memberikan inanfaat yang lebih besar dan pada kerugianrrya; (3) membuktikan apakah kompensasi yang d i d a oleh masyat-akat di sepanjang Sub-DAS Ombilin atas kerugian yang dialarninya dalam junlah yang

wajar, (4) menjelaskan bagbimanakah persepsi masyarakat di sekitar danau Smgkadc terhadap eksistensi SDAL Danau Singkarak; dan (5) merumuskan kebijakan apa yang sebahya diambil untuk mengatasx kmgian-kerugian yang dialatni oleh masyarakat berkaitan deqyn pengembangan pem- sumber daya dam dan 1ingku.n~ danau Singkarak.

Studi ini mengungkapkan bahwa pemanWm SDAL Danau Smgkmk telah menciptakan " d a i ekonomi total (total economlc value)" sebesar Rp. 174,95 milyar per tahun dari bebempa pemanfhatan yang meliputi perikanan, rekreasi, iriirigasi, domeshk, dan pernban&t listrik. Kebijakan pengembangan pernardhatan SDAL Danau Sin- telah m e m m nilai ekstemalitas ekonomis sebesar Rp. 4994 milyar dan eksternalitas d i s e k m i s adalah sebesar Rp. 11,36 milyar, sehingy t6erdapat selisih lebhnya sebesar Rp. 37,67 milyar. DiLihat dari nilai nettonya dapat dikatakan telah teajadi penqbtan kesejahtemn dalam masyarakat, tetapi bila m a t dari segi drstnbusrnya telah tejadi

realokasi kesqahteraan. Walaupun m e tyang Y a n g g h n diberikan kompensasi, tetapi

kompensasi tersebut lebih kecil dari k w a n yang dideritanya

Ada dua masalah pokok yang m d setelah PLTA Sin- beropemi, yaitu terjacb penurunan outflow Danau Singkmk ke Sungai Ombilin yang mengaalabatkan kerugian terhadap m e tdalam bentuk pem&abm biaya qemional irigasi, pen- fi-ekuensl penanaman per tahun dan p e n m a n produksi pertmian; dan terjadi penurunan elevasi Danau

(4)

SURATPERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul :

ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PEMANFAATAN

SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN DANAU

(Studi Kasus Di Danau Singkarak Provinsi Sumatera Barat)

Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh orang lain. Semua sumber data dan infonnasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Juli 2002

(5)

ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PEMANFAATAN

SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN DANAU

(Studi Kasus Di Danau Singkarak Provinsi Sumatera Barat)

Oleh:

I D R I S

Disertasi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Doktor pada

Program Studi llmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)

Judul

: ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN

PEMANFAATAN SUMBERDAYA ALAM DAN

LINGKUNGAN DANAU

(Studi Kasus Di danau Singkarak Provinsi Sumatera Barat)

Nama

: I D R I S

N R P

: 975045

Program

: llmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan

Lingkungan

Menyetujui,

1. Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Kooswardhono Ketua

Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS. Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA.

Anggota Anggota

2. Ketua Program Studi Program Pascasarjana

llmu Pengelolaa Sumberdaya Alam dan Lingkungan

-,

Prof. Dr. Ir. M. Sri Saeni, MS.

(7)

RIWAYAT

HIDUP

Penulis dilahirkan di Talawi Sawahtunto pada tanggal 3 Juli 1961 sebagai anak keenam dari pasangan H. Rabain Bandaro Gamuok dan Hj. Rawasiah. Pendidikan Sarjana di tempuh di Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Pendidikan Illnu Pengetahuan Sosial IKlP Padang, lulus pada tahun 1984. Pada tahun 1994, penulis diterima di Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan USU Medan dan ~nenamatkannya pada tahun 1996. Kesempatan melanjutkan ke program doktor pada program studi Ilmu Pengelolaan Surnberdaya Alam dan Lingkungan pada lnstitut Pertanian Bogor diperoleh pada tahun 1997. Beasiswa dari pendidikan pascasarjana diperoleh dari Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Penulis beke rja sebagai staf tenaga administratif pada KPTU lnstitut Keguruan dan llmu Pendidikan (sekarang Universitas Negeri Padang-UNP) sejak tahun 1985, kemudian atas pemintaan sendiri pada 1988 beralih tugas menjadi tenaga pengajar pada Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan lhnu Pengetahuan Sosial, yang sekarang sedang dalam persiapan untuk menjadi Fakultas Ekonomi Universitas Negen Padang.

(8)

PRAKATA

Pertama-tama penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang mana atas nikmat dan petunjuk-Nya, akhimya penulis dapat menyusun disertasi ini dengan judul " ANA1,ISlS K/<Bl.IAKAN PENGEMBANGAN P I ~ M 4 N I ~ ' A A ~ A N S[JMBF,71?/>AYA ALAM DAN 1,INGKlJNGAN IIANA(1 (Stud; kusus di I>unuu Singkuruk

I'ropinsi Sunzu~eru Hurut) "

Disertasi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di sekitar Danau Singkarak Provinsi Sumatera Barat mulai bulan Maret 2000 sampai dengan Agustus 2001 Penyusunan disertasi ini adalah untuk melengkapi saiah satu persyaratan dala~n rangka menyelesaikan Program Doktor pada Program Studi llmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Program Pascasarjana institut Pertanian Bogor.

Dalam penyusunan disertasi ini penulis dibimhing oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Kooswardhono Mudikdjo, M.Sc. sebagai Ketua Komisi Pembimbing, dan Bapak Dr. lr. Kokhmin Dahuri, MS. dan Prof. Dr. Ir. Dudung Darusman, MA. masing-masing sebagai Anggota Komisi, yang dengan sabar, dan disela-sela kesibukan sehari-hari masih memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada penulis untuk berkonsultasi. Beliau tidak hanya memberikan dorongan dan bimbingan dalam penulisan dan materi disertasi, tetapi juga memherikan dorongan dan nasehat-nasehat agar penulis terus belajar mengembangkan diri dalam bidang keahlian yang sedang ditekuni. Selama proses bimbingan banyak sekali masukan-masukan yang sama sekali baru bagi penulis, sehingga dapat rnenambah wawasan dan cakrawala berfikir penulis. Oleh sebab itu pada kesempatan ini sudah sepantasnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan atas segala bimbingan dan arahan yang telah diberikannya mulai dari penyusunan usulan penelitian sampai pada penyelesaian disertasi ini.

(9)

Drs. Adrianto dan Ros, Maisal, Elvalinda dan Ir. Y. Brazy; dan kemenakanda Yeni Mami, A.Md., Yanti Susanti, Yosie Sulastri, Yefri Pumama, Fadlan Raihan, dan lkhsanurdin atas segala bantuan yang diberikannya baik moril maupun materil untuk menyelesaikan pendidikan di Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Teman-teman sejawat dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya, yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil selama menglkuti pendikan di Program Pascasarja Institut Pertanian Bogor. Atas segala bantuan, bimbingan, arahan dan dukungan yang telah diberikan, penulis mendoakan semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan imbalan yang setimpal hendaknya, amiin Ya Rabbal alamiin.

Mudah-mudahan karya ilmiah ini bermanfaat.

(10)

DAFTAR IS1

Halaman

... DAFTAR TABEL . . . ~ I I I DAFTAR GAMBAR . . . xi i DAFTAR LAMPIRAN ... . . . xiv

PENDAHULUAN

Latar Belakang ... 1 Perurnusan Masalah . . . 6

Hipotesis . . .

. . 7

Tusuan P e n e l ~ t ~ a n . . .

. . 8

Kerangka Berp~kir . . .

. . 8

Manfaat Peneht~an . . . 14 TINJAUAN PUSTAKA

Ekosistem Danau . . . Penelitian Sumberdaya Air . . . Analisis Kebijakan Publik . . . Analisis Biaya Manfaat Dala~n Kebiiakan Publik . . .

Status Kepemilikan Sumberdaya ~ i r ' d a n Hak Pemanfaatannya . . .

. . .

Pendekatan Dala~n Penilaian Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Kebijakan Dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan ... Teori Tentang Persepsi Masyarakat . . .

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian . . . 63 Perhitungan Nilai Ekonomi Total Danau Singkarak . . . 64 Analisis Kebijakan Pengembangan Pemanfaatan Sumberdaya Alam dan

Lingkungan Danau 74

Analisis Kewajaran Besar Kompensasi . . . 78

. . .

Analisis Persepsi Masyarakat 79

. . .

Analisis Kondisi Lingkungan Fisik. Kimia dan Biolog Perairan Danau 80 . . .

Perumusan Rancangan Kebijakan 80

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN DAMPAK PROYEK PLTA SINGKARAK

. . .

Keadaan Umum Danau Singkarak 82

. . .

Kondisi Umum Proyek PLTA Singkarak 85

. . .

Kondisi Umum Sub-DAS Batang Ombilin 96

(11)

Kondisi Umum Perikanan di Danau Singkarak ... ... Kondisi Umum Pemanfaatan Domestik Danau Singkarak

HASlL DAN PEMBAHASAN . .

Hasil Penel~t~an ... . . . Perhitungan Nilai Ekonomi Total Danau Singkarak

Pengukuran Dampak Ekonomis dan Disekonomis Kebijakan

... Pengembangan Pemanfaatan SDAL Danau Singkarak

Evaluasi Kewajaran Kompensasi ... Persepsi Masyarakat Terhadap SDAL Danau Singkarak

... Kondisi Fisik. Kimia dan Biologi Perairan Danau Singkarak

Pembahasan . . . Analisis Nilai Ekonomi Total SDAL Singkarak ... Analisis Kebijakan Pengembangan Pemanfaatan SDAL Danau Singkarak Analisis Kewajaran Kompensasi ... Analisis Persepsi Masyarakat Terhadap Eksistensi Danau Singkarak dan Dampak PLTA Singkarak ... RANCANGAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN SDAL DANAU

SINGKARAK SECARA BERKELANJUTAN

Perumusan Masalah Kebi.lakan ...

. .

Rumusan Keb~jakan . . . KESIMPULAN

Kesimpulan ...

. . . Saran-saran

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

. . .

1 Taksonomi Teknik Penilaian Yang Relevan 44

2 Jumlah Nelayan yang ada di sekitar Danau Singkarak Keadaan Tahun 2000 64

. . .

3 Jumlah Sampel Nelayan yang ada di sekitar Danau Singkarak 65 4 Alokasi Pengambilan Sampel Untuk Penelitian Dampak Disekonomis

Proyek PLTA Singkarak . . . 67

. . .

5 Pembagian Zona Asal Kunjungan 69

. . . 6 Jumlah Populasi Pemanfaat Domestik disekitar Danau Singkarak 73

...

7 Luas dan Ketinggian Wilayah Disekitar Danau Singkarak 82 8 Probabilitas dan Debit Rata-rata Inflow Tahunan Berdasarkan Tipikal

Tahun Hidrologi . . . 93 9 Elevasi Danau. Debit Yang Tersedia Untuk Pembanskitan (Qav). dan Debit

Rata-rata Inflow Bulanan Berdasarkan Tipikal Tahun Hidrologt . . . 94 . . .

10 Water Balance Sungai Omblin (Tahun Normal) 98

I I Jumlah Kincir Air. Luas Areal Layanan dan Jumlah Petani Pada Sub-DAS . .

O m b ~ l ~ n 1996 - 2000 ... 102

12 Perkembangan Jumlah pengunjung Objek Rekreasi Danau Singkarak Tahun

1996 . 2000 . . . 108

13 Jumlah Penduduk dan Jarak Danau Singkarak dengan Daerah Sekitarnya ... 1 13

...

14 Sebaran Luas Areal Perikanan Danau Singkarak Pada setiap Kecamatan 114 15 Perkembangan Jumlah Nelayan di sekitar Danau Singkarak ... 116 16 Perkembangan Produksi Ikan dari Perairan Umum Danau Singkarak . . . 116 17 Jumlah penduduk yang berpotensi memanfaatkan danau Singkarak Untuk

(13)

18 Distribusi Frekuensi Umur Responden Rumah Tangga Nelayan Berdasarkan Umur KK Di Sekitar Danau Singkarak . . .

19 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Rumah Tangga Nelayan Di Sekitar Danau Singkarak . . .

. . .

. . .

. .

.

. . .

.

.

. . . .

. . .

. .

. . .

.

. . . ,

20 Distribusi Frekuensi Jumlah Anggota Keluarga Rumah Tangga Nelayan Di Sekitar Danau Singkarak .. . .

.

. . . ...

.

. . . .. . .

. . . .

. . .

21 Hasil Perhitungan Biaya Pengadaan Air Per ha Untuk Irigasi Kincir Pada

. .

Sub-Das O m b ~ l ~ n . . .

22 Jumlah Rata-rata Kunjungan Perhari Kerja dan Hari Minggu . . .

23 Jumlah Kunjungan Rata-rata Per Minggu

24 Biaya Total Rata-rata Untuk Setiap Kunjungan ke Danau Singkarak

Berdasarkan Zona Asal Kunjungan .. . .

25 Derajat Kunjungan Per 1.000 Penduduk Per Tahun untuk Setiap Zona 26 Biaya kunjungan, jumlah kunjungan, nilai ekonomi pemanfaatan rekreasi

dan surplus konsumen pengunjung danau Singkarak Propinsi Sumatera Barat . . .

.

. . .

.

. . .

. .

. . .

. .

. . .

27 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal Dengan Danau Singkarak . . .

.

. . .

.

. . .

.

. . .

28 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaannya 29 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umumnya

30 Distribusi Frekuensi Responden Tingkat Pendidikannya . .. . .. . . . .. . . .. . .

.

. ...

3 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendapatannya

32 Jumlah Responden Yang Memanfaatkan dan Yang Tidak Memanfaatkan Danau Singkarak Untuk Mandi, Mencuci dan Ambil Air Minum . . . .. . . . .. 33 Rule Curve Operasi, Level Air Danau dan Energi Yang Dapat Dihasilkan

(Qav) PLTA Singkarak Pada Tahun Normal .

.. . . .. . .

.

. . . ..
(14)

35 Debit Inflow lrigasi Anai Sebelum dan Setelah PLTA Singkarak Beroperasi 147 36 Luas Lahan Irigasi Anai I Tahap 1 Kabupaten Padang Pariaman Sebelum dan

Setelah PLTA Singkarak Beroperasi ... 149 37 Hasil Perhitungan Biaya Irigasi Tradisional Sebelum dan Setelah PLTA

Singkarak Beroperasi ... 15 1 38 Luas Areal Penanaman Per Tahun Di Sepanjang SubDAS Ombilin Sebelum

dan Setelah PLTA Singkarak Beropemi ... 153 39 Julnlah Tangkapan Rata-rata Per Nelayan Sebelum dan Setelah PLTA

Singkarak Beroperasi ... 154 40 Perbandingan Eksternalitas Ekonomis dan Eksternalitas Disekonolnis

Setelah Kebijakan Pengembangan Pemanfaatan Danau Singkarak ... 155 41 Perbandingan Jumlah Kompensasi Yang Diterirna Masyarakat Pelnilik

Kincir Dengan Kerugian Yang Dideritanya ... 157 42 Persepsi Masyarakat Terhadap Status Kepemilikan Danau Singkarak ... 160 43 Hubungan Persepsi Masyarakat Terhadap Status Kepemilikan Danau

Singkarak Dengan Karakterrstik Responden ... 161 44 Persepsi Masyarakat Terhadap Hak pemanfaatan SDAL Danau Singkarak

Untuk Perikan . . . 162 45 Hubungan Persepsi Masyarakat Terhadap Hak Pemanfaatan SDAL Danau

Singkarak Untuk Perikanan Dengan Karakteristik Responden . . . 163 46 Persepsi Masyarakat Terhadap Hak pemanfaatan SDAL Danau Singkarak

. .

Untuk Usaha Parlwlsata . . . 164

47 liubungan Persepsi Masyarakat Terhadap Hak Pelnanfaatan SDAL Danau

Singkarak Untuk Usaha Pariwisata Dengan Karakteristik Responden ... 165

48 Persepsi Masyarakat Terhadap Hak pemanfaatan SDAL Danau Singkarak

. .

. . .

Untuk l r ~ g a s ~ 166

49 Hubungan Persepsi Masyarakat Terhadap Hak Pemanfaatan SDAL Danau

(15)

50 Persepsi Masyarakat Terhadap Hak pemanfaatan SDAL danau Singkarak Untuk Kebutuhan Domestik . . . .. . .

5 1 Hubungan Persepsi Masyarakat Terhadap Hak Pemanfaatan SDAL Danau Singkarak Untuk Kebutuhan Domestik Dengan Karakteristik Responden . . . 52 Persepsi Masyarakat Terhadap Hak Mengatur Pengelolaan SDAL Danau

Singkarak . . .

.

.

. .

. . .

53 Hubungan Persepsi Masyarakat Terhadap Hak Pengaturan Pengelolaan SDAL Danau Singkarak Dengan Karakteristik Responden . . .

.

. . . . . . 54 Persepsi Masyarakat Terhadap Kondisi Pengelolaan Eksisting Danau

Singkarak . . .

.

. . .

.

. . .

.

. . .

.

. . .

55 Hubungan Persepsi Masyarakat Terhadap Kondisi Eksisting Pengelolaan SDAL Danau Singkarak Dengan Karakteristik Responden . . .

.

. .

.

. . .

56 Persepsi Masyarakat Terhadap Darnpak PLTA Singkarak Pada Masyarakat Di Sekitar Danau Singkarak . . . .. . . .. . . .. . . .

.

. . .

57 Hubungan Persepsi Masyarakat Terhadap Dampak PLTA Singkarak Pada Masyarakat Di Sekitar Danau Singkarak Dengan Karakter~stik Responden 58 Persepsi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Dampak PLTA Singkarak Oleh

PLN . . .

.

. . .

.

. . .

59 Hubungan Persepsi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Dampak PLTA Singkarak Oleh PLN Dengan Karakteristik Responden . . .

(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

I Kerangka Berpikir Dalam Penelitian Analisis Kebijakan Pemanfaatan

Sumberdaya Alam dan Lingkungan Danau Singkarak ... 13

2 Analisis Kebijakan Yang Berorientasi Pada Masalah 22 3 Pengelompokan Atribut Nilai Ekonomi Untuk Penilaian Lingkungan ... 40

4 Peningkatan Manfaat Dengan Perbaikan Kualitas Asset Lingkungan ... 41

5 Alokasi Surnberdaya Milik Bemma ... 49

6 Hubungan Antara Biaya Penyrangan Pencemaran Dengan Tingkat Pencemaran ... 52

7 Perpajakan dan Proses Pencemaran Oleh lndusti . . . 54

8 Subsidi dan Proses Pencemaran Oleh lndustri ... 55

9 Enfluent Carge dan Proses Pencemaran Oleh lndusm . . . 1 . . . 56

10 Ijin Emisi dan Efisiensi Alokasi Sunberdaya Alam dan L i n w g a n ... 58

11 Terowongan PLTA Singkarak melintasi Bukit Barisan dalam bentuk . . m ~ n ~ a t u r ... 86

12 Peta Proyek PLTA Singkarak . . . 87

13 Pertemuan Air Buangan PLTA Singkarak dengan Batang Anai ... 88

14 Hutu Sungai Ombilin dan Bendungan Pengatur Debit Air Yang Mengalir . . . 88

15 Pemasukan Air. Penggunaan Air dan Pembagian Zona dari sungai . . O m b ~ l ~ n ... 97

(17)

18 Kincir yang terletak di Desa Talawi Mudik Kec.Talawi

...

. . . ... ... . . ..

19 Punun Yang Terletak Di Desa Talawi Mudik Kec. Talawi . . . .. . . .. . .. 20 Lokasi tempat Rekreasi Taman Wisata Singkarak

21 Dermaga Yang Terletak Di Lokasi Taman Wisata Singkarak Yang Tidak Berfungsi Lagi . . . ...

22 Lokasi Tempat Rekreasi di Taluk lndah

23 Rumah Tangga Nelayan Sedang Mengambil Ikan dari Pukat .

..

. . . .. . .. 24 Kuwa Permintaan Rekreasi Danau Singkarak Propinsi Sumatera Barat 25 Perbandingan debit inflow Ingasi A m Sebelum dan Setelah PLTA

Singkarak beroperasi . . .

.

. . .

. .

. . .
(18)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Munculnya masalah lu~gkungan me~pt-ikan suatu akibat yang tidak diniatkat~

atau akibat yang tidak dapat dielakkan da11 balika~ akibat yang tidak dapat diduga

sebelurnnya dari liasil interaksi antara aktivitas ekono~ni dengin eksistensi sutnberdaya

alatn dau lingkungan (SDAL), baik prod~ksi, distribusi, maupui ko~~stunsi. Interaksi

yang dapat menunbulkan munculnya tnasalah lingkungin tersebut adalah interaksi yang

berlangsung secara tidak seimbatig dan tidak hanno~iis. Se~nakin tinggj ti~igkat interaksi

tersebut, maka dampaknya tehadap degdasi SDAL juga akan sanakin t i n e . Masalah

lingku~lgdn bersifat sangat kolnpleks karnia me~lya~igkut dime~isi nlang da11 waktu.

Dalatil dbnensi ruang masalah lingkungi bisa berda~npak lokal. setempat, wilayah

tertentu, n e m intemasional hi bahkan global, sedangkan dala~ii dimensi waku.

masalah lingkungan dapat berdampak jangka pendek, jangka menengali dan jangka

paniang, sesaat dan ada yang berkelanjuta~l.

Salah satu SDAL yang penting bag kehidupan ~nanusia adalah danau. Dilihat

dari jenis barang dan kepanilikamlya, danatlau lnen~pakan barang publik (pihlic ~ ( x I ~ Y ) yang dimiliki b a a m a oleh masyamkat (common proper&), sehingga selnua orang

tehuka untuk mnematIfaatkannya (open ucces~) secam bebas sesuai dengai

kebutuhannya Keadaan ini akan menwbatkan sumberdaya danau akan cenderung

dunanfaatkan sesuai de~igan kebt~hihan rnasyamkat di sekitaniya, tanpa

memperhitungkan kepentingan orang lain dan kelestariannya. Pada gilirannya akan

(19)

2

p a n f a a t a n maupun kewenangan dalam pengelolaannyq sellingga dapat mengancam kelestarian sumkrdaya tersebut (Ginting 1998).

Danau Singkarak adalah sebuah danau yang terletak diperbatasan Kabupaten

Sol& dan Kabupaten 'Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat yang memiliki mgkat

kesuburan rendah ssunpai sedang (oiigo-memop~k). Pada danau tersebut hiciup berbagai

jenis ikan antam lain; ikan bilih ~ M V S I C I C O I ~ I ~ C U ~ @11gen.* BllqJ, asang ((>.~?rOchilw

hrocb; tiopferur CV). turiq fQclocheilichf~~.~ debwain (,'I/). sasau iHoni.m/o sp.) cia11 k r b a g i jenis ikan a u tawar lairmya ( M a r , 1993). Mah iah jenis ikan yang perlu dilestarikan adalal~ ikan bilih (My.vstacolencus padangensis Hlk(); karena ikan tersebut

krsifit endemik (PSLH Unand. 1984) dan berstatus langka (Ditjen PHPA Dcpartnnen

Kehutanw 1986). lkan tersebut ditangkap oleh lnayarakat dengin mengpakan aiahan, jaring insang bubu, jala, panting dan kadang-kadang ada juga yang

m e n g w a n bahan peledak sem

arus

l i s a . Hasil tangapan ini slain diko~lsuinsi

secara loka1,juga diekspor ke Malaysia dan Singapurdaiam bentuk ikan olahan (Spdri.

1996;). L)anau Singkarak m a n i l k pemandangan yang indah, sebingga daapdt dimanfhatkan oleh masyarakat sebagi objek r e b i . Seaap hari a& orang yang

bcrku~~@g ke sana untuk tujuan rekreasi, yitu u n ~ k mnehat panandangin yang indah, m e n w p udara yang segar, mmancing. bennam-m berolah r a g dan sebagainya. Pada umumnya pengunjung yang banyali adaiah pada akhir pekan, yaitu hari Sabtu dan

Minggu. Sementam kunjungan yang paling bany& adalah pada masa liburan dan masa lebaran. Masyamkat yang tinggal disekitar danau tersebut masih banyak yang memanbtkan untuk manenuhi khagiii kebutuh dm& sqmti unhrk s u n k air

(20)

3

Ada sebelas sungai besar dan kecil yang mengalir (inpow) ke danau tersebut dan

hanya sahl sungai sebagai tempat p b u a n g m y a (outflow) yaitu sungai Ombilin. Besar

debit outflow ke hulu Sungai Ombilin rata-rata 49,6 m3/d& yang dapat dimanfaatkan

oleh masyakat petani yang tin@ pada daerah Sub-DAS Ombilin sejak dahulu kala

umtuk irigasi pamuan dan mengolah padi menjadi beras dengan mengynaka~ tehologj

seddana herupa "kincir". Namun sejak tahun tujuh puluhan pemanfaatan kincir hanya

terbatas unhk irigasi saia, karena imhlk mengolah padi menjadi beras telah berkembang

tehologi baru h p a mesin pengjling padi (rice milling).

Adanya peningkatan pennintaan akan energi listrik yang relatif murah dan

ramah lingkungan telah mendorong upaya memanf'aatkan potensi yang dimiliki oleh Danau Singkarak. Danan Singkamk terletak pada posisi 363 meter di atas pennukaan

laut dan adanya outflow yang relalif besar dari danau tersebut, berpotensi untuk diyl~akan sebagai pe~nbanglut energi lishik. Kanungkinan pnnanfaatan potensi tenaga

air Danau Sin&mk untuk pembangkit tenaga listrik telah dilakukan studi oleh berbagai konsultan sejak tahun 1965 - 1988, yang akhimya mnpai pada suatu kesimptdan bahwa

air Danau Sinpkarak dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga lisbik dengan

kapasitas 175 MW. Berdasarhn hasil studi tersebnt diarnbil suatu kebijakan

pengembangan p a n f a a t a n Danau Sin- melallu pembangunan Pemhanglat Lishik

Tenaga Au (PLTA) dengan 175 MW, yang pembangunannya dimulai sejak tahun 1992

dan mulai beropeiasi sejak t h 1998. Pemanfaatan air Danau Singkad untuk

(21)

4

debit outflow ke hulu Sungai Omblin tersebut turun menjadi rata-rata sebesar 3,33 m3/detik dan bngkat elevasi danau sangat tergantung pada pola pengoperasian PLTA

Setelah PLTA mulai beroperasi (1998) muncul berbagai tuntutan dari masyarrlkat baik yang tinggal di sekitar danau maupun masyarakat yang tin@ di sepanjang Sub-Daerah Aliran Sungai (Sub-DAS) Ombilin. Pada musim hujan

rnasyarrlkat yang tin@ di sekitar danau lalaannya digenangi air akibat pembendungan au pada hulu sunpi Ombilin yang menyebabkan naiknya elevasi danau melebihi

keadaan normal (alamiah) clan masyarakat yang baada disepanjang Sub-DAS Ombilin

kelebihan debit air yang mengahbatkan banyaknya peralatan dan perlengkapan lrigasi

sedd~ana (klmlr) hanyut dibawah arus air yang besar akibat pintu bendungan dibuka. Pada musim kemaray masyarakat yang tinggal di sekitar danau Smgkatak juga

mengeluh karena sumur-sumur mereka mengalami kekeringan akibat turunnya elevasi danau dan masyarakat yang tin@ di sepanjang Sub-DAS Olnbilin j u g mengeluh

karena kekurangan debit air untuk menggedkan kincimya. Dipihak lain para neiayn juga mengeluh karena hasil tangkapan ikan dari danau tersebut dm waktu ke waktu

selalu mengalami p e n m a n .

Pada awal tahun 1998 masyarakat yang berada di sepanjang Sub-DAS Ombilin terutama yang mernanfaatkan s u n g tersebut untuk irigasi merasa dirugkan, karena

debit air sun@ yang mengalir relatif kecil (rata-rata dibawah 4 m3/detik) sehingga tidak memadai

untuk

menggerakkan kincir. Jika kondisi tersebut dipertahankan, maka biaya

operasional kincir menjadi lebih besar dari pada tahun-tahun sebelumnya Oleh sebab ity

maka masyarakat mengajukan tuntutan kepada pihak PLTA Sin- berkaitan dengin

(22)

5

bagaimana supaya air sun@ Ombilin tetap &pat dimanfaatkannya mtuk irigisi pertaman. Sebagai respon dari tuntutan tersebut pihak PLTA Singkmk telah memberikan @ti mgi (kompenssa~i) kepada setiap pemihk Kincir $ing besamya antara

Rp. 500.088,- sampai den=

Rp.

1.000.080.- sesuai dengan tmgkat resiko yang diaiami oleh masyarakat peinilik kincir.

Walauptm m@at telah menerima kompensasi tersebut, tetapi nam+ya

cara tersebut masih bellnn bisa menyelesaikan persoa1a1-1. Hal ini terlihat dm malan besamya biaya o p t w i d irigasi, semakin berkurangnya fkekuensi menanam padi per

tahun prig dapat &lal\*an oleh mqmdcat dan berubahnya sebagian lahan dari sawah beririgasi mmenjadi sawah tadah hujan dan ada juga yang menjadi lahan tidur.

Masyamkat yang tin@ di sekitar Danau Singkarak j u g mengjukan tuntutan atas keruejan yang dideritanp dan &a@ respnnya p2:ak PLTA telah memberikan gar@

rug

untuk tanaman (pad) yang ti& bisa dipanem, gmti rugi alahan ikan, kolan

1

batu dan biaya untuk pmbaikan sumur.

Berbagai permasalahan di atas &dug muncul sebag~ &bat dari kebijikan

(23)

6

harga pasar saja Untuk manfitat dan biaya yang akan terjadi setelah berapaasinya PLTA Singhak mmgkm hanya dipertimbangkan secara sederhana pada saat pengambilan keputusan, bukan hasukkan sebagai bagian integral dari analisis manfkat dan biaya dalam analisis kelayakan proyek. Dengan kata lain kelayakan proyek tersebut hanya dipandang dari sudut kepentingan kelompok tertentu saja (PLN), bukan dari sudut kepentingan masyarkat secara keseluruhan

Bila tidak diambil suatu kebijakan tertentu, maka kondisi yang digambarkan di atas akan berlanjut terus sehingga kegiatan pembangunan yang diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya yaitu penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh sebab itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengkaji darnpak eksternal dari kebijakan pengembangan pemanfaatan SDAL Danau Singkarak yang telah diambil pada masa lalu terhadap tingkat kesejahteraan ~nasyarakat yang ada di sekitarnya dm kelestarian SDAL danau, sehingga dapat dirumuskan beb&apa alternatif tindakan (kebijakan) untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Perurnusan Masalah

(24)

kebijakan untuk menginternalitaskannya, maka kegiatan pernbangunan yang diharapkan hanya untuk meningkatkan kesejahtadan masyarakat justru diikuti pula oleh p e n w a n tingkat kesejahtemamya.

Secara ~ c i permasalahan yang akan dijawab dari penelitian ini dimuskan

1. E3agpmanaka.h keragaan pemanhtan SDAL Danau Singkarak dapat membakan nilai ekonomi bagi masyarakat yang ada di sekitamya ?

2. Apakah kebijakan pengembangan pernanfiWan SDAL Danau Smgkamk melalui pembangunan PLTA telah memberikan manfaat (ekstemalitas ekonomis) yang lebih besar dari pada kenqjannya (ekstemalitas disekonomis) ?

3. Apakah kompensasi j a g diterima oleh inasyarakat di sepanjang Sub-DAS Olnbilin atas kenigian yang dialarninya dalam jumlah yang proporsional ?

4. E3agamana persepsi masyarakat di sekitar Danau Singkarak terhadap eksistensi

/

SDAL Danau Singkamk dan PLTA Singkarak ?

5. Kebijakan apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi kerugian-kerugian yang dialami oleh maspakit bexkaitan dengan pengembangan pemanhtan sumber daya darn dan lmgkmgan Danau Singla& ?.

Hipotesis

(25)

8

2. K w yang d i t i a y d m deli pihak yang diuntungka~ ke@ phak ymg

&~~gdsan diberikan &am j d & j a g kmmg pmpmsid.

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelirian ini adalah:

1. Untuk mengh~tung nilai e k d total pem&tan SDAL Danau Singkarak.

2. Untuk membuktikan apakah kebijakan pagembangan p e m e t a n SDAL Danau

Sin&arak melalui pembangunan PLTA telh mernberikan rnadaiit (ekstemalrtac

ekonomls) yang lebih baa- d a i pslda ken@- (eks~emcrl~fa,~ cb.sekUnoma) pa&

masyarakat &sekitarnja.

3. Untuk membukthn apakah kompensasi yang diterima oleh masyadat di sepanjang Sub-BAS Ombilin atas Befugian yang dialaminya dalam jumlah yang

wajar.

4. Untuk mengetahui bagaimana persepsi masyadat di sekitar Danau Singkamk

terhabap eksistensi SDAL Danau Singkarak.

5. Untuk merumush kebijakan apa ymg sebadmy diflfnbil untuk mengatasi

kcru@ankmgian yang dialami olch masyarakat berkaitan dengan pengembangan

pmmlbtm sumber daya alsm dim lm&unm Dsnau Sin-

Kerangka Berpikir

(26)

9

sumberdaya sangat ditentukan oleh sampai sejauh mana kernajuan teknologi dm petdaban manusia dalam mengambil manhat dari sumberdaya tersebut. Semakin tinggi kemajuan teknologi dan peradaban manusia, maka akan semakin tinggi pula nilai yang diberkanterhadap suabusumberdaya

Danau Smgltarak &qp suatu asset atau sumberdaya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang ada disekitarnya untuk memenuhi berbagai macam kebutuhannya.

Pertama, ben~pa produk yang dapat dikonsunsi secara langsung seperti &an sebagai bahan makanan, air untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (domestik), sumber energi listnk, irigasi pertarum, dan keindahan alamnya untuk rekreasi. K e h , danau dapat mernberikan manhat secara tidak langsung ddam bentuk mantsat hgsional berupa fingsi ekologi, hidrologi, pengadall banjir dan h g s ~ perlindungan lainnya.

Ketiga, danau dapat membeiikan manfaat langsung dan tidak langsung untuk masa yang

akan

datang, berupa media penyimpanan keanakaragaman hayati dan habitat yang terkonsemi. Keempnt, danau dapat memberikan manfaat dari eksistensinya yang &pat dipertahankan seperb habitat dan spesies langka.

Dengan adanya manfaat yang diberikan oleh danau tersebut, maka dapat dikuantifikasikan nilai manhat tersebut dalam bentuk uang (moneter). Untuk meqkuantifikasikan nilai manfiat tersebut dapat digunakan beberapa pendekataq yang pa& hakekatnya didasarkan pada konsep "kesedaan untuk memhqar" atau

(27)

dibangun. Penetapan teknik penilaian yang akan dipakai bergantung pada perhmbangan

karakteristik dari sumberdaya yang akan dinilai.

Setelah melakukan penrlaian terlladap seluruh inanfaat suatu sumberdaya, inaka akan diperoleh nilai ekonomi total (total economic valw). Nilai ekonomi total ini akan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan untuk pengelolaan SDAL danau secara berkelanjutan pada masa sekarang dan masa yang akan datang.

Setiap kebijakan yang diainbil dalam rangka peinbangunan pasti akan membawa dampak positif (manfaat) dan dampak negatif (kerugian) bagi masyarakat. Tentu kebijakan yang akan diambil adalal~ kebijakan yang akan memberikan inanfaat yang lebih besar dari pada kerugiamya. Bila dilihat dari sudut kepentingan keloinpok masyarakat tertentu, suatu kebijakan inungkin akan memberikan manfaat yang lebih besar dari pada kerugiannya, sedangkan bila dilihat dari sudut kelompok masyarakat lainnya inungkin akan inemberikan kerugian yang lebih besar dari pada manfaatnya.

(28)

menciptakan dan inentransformasikan informasi sesudah aksi kebijakan

dilakukan.

Pada kasus pengembangan pemanfaatan SDAL Danau Singkarak melalui

pembangunan PLTA digunakan analisis kebijakan retrospektif untuk

mendapatkan informasi tentang apakah inanfaat yang diterima lebih besar dari

kerugian yang diderita setelah aksi kebijakan dijalankan, dan aksi-aksi apa yang

perlu dilakukan berkaitan dengan informasi tersebut.

Yang dikatakan manfaat adalah setiap kondisi atau peristiwa yang dapat

menambah tingkat kesejahteraan masyarakat baik dalam bentuk tambahan

pendapatan maupuil dalam bentuk pengurangan biaya yang harus dipikul,

sedangkan biaya atau kerugian adalah setiap kondisi atau peristiwa yang dapat

mengurangi tingkat kesejahteraan masyarakat baik dalam bentuk hilangnya

kesempatan untuk meinperoleh pendapatan maupun munculnya tamballan biaya

I

setelah aksi kebijakan dijalankan atau sejak pembangunan PLTA dilaksanakan.

Dalam penelitian ini tipe biaya dan manfaat yang diperbandingkan hanya yang bersifat

eksternalitas, karena yang bersifat intemalitas telah diperl~i&mgkan secara lengkap pada

saat studi kelayakan pembangunan PLTA dilakukan.

Berdasarkan pemikiran di atas, tnaka yang tennasuk ke dalatn manfaat

dari kebijakan pengembangan pemanfaatan SDAL Danau Singkarak adalah

meningkatnya produksi pertanian pada daerah pembuangan air petnutar turbin,

sedangkan yang termasuk biaya atau kerugian adalah peningkatan biaya irigasi

(29)

12

Baik manfaat maupun biaya dapat dinyatakan dalam satuan ukuran yang saina yaitu moneter (rupiah).

Setelah manfaat dan biaya dinyatakan dalam satuan ukuran yang sama, kemudian diperbandingkan untuk menentukan apakah yang terjadi peningkatan atau penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan informasi ini dirumuskan tindakan-tindakan apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki keadaan atau menciptakan kondisi menjadi sernakin lebih baik.

Namun sebelum alternatif-alternatif tindakan dirumuskan, perlu juga dilakukan analisis terhadap kondisi lingkungan danau terutarna kualitas fisik, kimia dan biologi danau, dan persepsi masyarakat terhadap eksistensi SDAL Danau Singkarak serta respon yang diberikan oleh masyarakat berkaitan dengan kebijakan pengembangan pemanfaatan SDAL Danau Singkarak yang telah dilakukan pada masa yang lalu. Semua infonnasi ini dibutuhkan untuk menentukan apa yang menjadi akar persoalan, sehingga setiap keputusan iang diambil dapat memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi.

(30)

Gambar 1 : Kerangka Berpikir Dalam Penelitian Analisis Kebijakan Pemanfaatan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Danau Singkarak

>

PEMANFATAN SDAL DANAU

Rumah Tanggal Rekreasi PLTA

Dornest~k

Perikanan

L

Pertanian

Pengelolaan

I

I

Secara Berkelani utan V h Nilai Ekonomi Total Eksternalitas

v

f

\

1

RANCANGAN KEBIJAKAN

MANFAAT

Produksi Energi Listrik Penambahan Produksi Pertanian

<

BIAYA Tambahan Biaya Irigasi Penurunan Produksi Pertanlan Penurunan

Produks~ Penkanan

1

Kewajaran Kompensasi

\

/

A

1

t

I

Efisiensi Bersih

v

I

Perrepsi

Masyarakat

A

Peran

I

Kelem bagaan

I

Penda-

patan kan Umur 1 Pekqa- an

Pendtdi- Tempat

(31)

Manfaat Penelitian

1. E3ag1 pemerintah sebagii sunber informasi untuk pengambilan keputusan yang tepat

dalatn inengatasi pennasalakin lin&ungan yang sedang dilmdapi dan untuk

pengelolaan SDAL danau secara berkelanjutan pada masa yang akan datang.

2. Bagi masyarakat, sebagai sunber infmasi untuk menentukan besarnya kompensasi

2-

yang dapat diklaimnya atas kemgian yang dltimbulkan akibat pnbangunan PLTA.

3. Bagt PLTA, sebagai sumber infonilasi untuk menentukan besarnya kewajiban

atau kompensasi yang seharusnya dibayarkan kepada rnasyarakat yang

menderi ta kenlgt an sebagai akibat operasionalnya.

4. Sebagai sumber infonnasi untuk pengembangan ilmu pengelolaan SDAL pada masa mendatang, khususnya dalarn pengembangan pernanfaatan SDAL danau

(32)

TINJAUAN PUSTAKA

Ekosistem Danau

Ekosistem merupakan suatu sistem ekologi yang terdiri atas komponen-komponen yang saling berinteraksi sehingga membentuk suatu kesatuan. Danau sebagai suatu ekosistem, secat-a fisik mempakan suatu tempat yang luas yang mempunyai air yang tetap,

jernih atau beragam dengan aliran tertentu (Lincoln er.al., 1984). Nelson (1973) menyatakan bahwa danau adalah tempat genangan air yang luas di pedalaman, di mana terdapat aliran tersendiri dengan air berwarna jernih atau keruh. Genangan air yang terdapat pada danau dapat bersumber dan mata air atau aliran sungai.

Berdasarkan proses terbentuknya, danau dapat d i b g atas dua, yaitu danau alam

dan danau buatan. Danau alam terbentuk sebagai akibat dan kegiatan alamiah, seperti bencana alam, kegatan vulkanik, dan kegiaian tektonik (Odum, 1993). Sedangkan danau buatan tekntuk oleh kegiatan manusia dengan sengaja untuk tujuan-tujuan. tertentu dengan jalan membuat bendungan pada daerah dataran rendah.

Menurut Ekswsi Sunda yang dilakukan pada tahun 1928 - 1929, Danau Singkarak dikategorikan sebagai danau v u l h s , yaitu bekas letusan gunung berapi yang pada masa Kwarter yang ditemukan jenis batu-batuan beku Mllkanis dan instrusi hampir seluruh daerah diselatar danau tersebut. Daerah tebing dekat pintu Barat clan Timur

danau dilalui oleh dua jalur geseran yang menandakan daerah tersebut tidak stabil.

(33)

maupun bagi masyarakat yang tinggal pada daerah aliran sungai tempat air danau keluar serta masyarakat lain pada umumnya.

Di dalam ekosistem danau terdapat unsur ubiotic, primary producers, conswmers, dan &composer.s. yang membentuk suatu hubungan tiinbal balik dan saling mempengaruhl. Semua orgarusme yang ada di danau akan menggunakan air sebagai alat transportasinya Keadaan dan jumlah orgatusme danau ditentukan oleh tiga ha1 yaitu asal mulanya t e j d danay erosi dan letak geografisnya (Golterman, 1975).

Bila tidak ada intervensi mnanusia, maka volume air danau relatif tetap yang ditunjukkan oleh tingkat elevasinya. Surnber air danau dapat berasal dari sungai, air rembesan (air tanah), dan air hujan. Sebaliknya kehilangan air danau dapat melalui saluran pengeluaran (o@ows), sungai, rembesan, serta evaporasi (Payne, 1986).

Danau selalu menerima masukan air dari daerah sekitamya (DAS), sehingga cenderung menerima bahan-bahan terlarut yang terangkut b e m a a n dengan a,ir yang masuk. Menurut Payne (1986) konsentrasi ionik perairan danau merupakan resultante ionik dari air yang masuk. Dengan demikian rnaka kualitas air danau sangat tergantung pada pengelolaan daerah aliran sungai yang mengalir ke danau tersebut.

(34)

17 blooming plankton jarang terjd, sehingga air danau inemildu penetrasi cahaya yang besar (Jorgensen, 1983).

Kandungan nutrien di perairan akan mempengarutu produktivitas danau

Produkt~vitas yang tinggi t e r j d pada perairan yang eutrofik, Q mana perairan tersebut banyak menerima nutrien dan kegiatan manusia Dengan menmgkafnya kegiatan biologi dalam danau per unit waktu dan volume air tertentu, maka produksi sampah orgamkpun

akan

meningkat dan akhimya mengendap di dasar danau sehingga dapat terjd pendangkalan (Watt, 1974).

Penelitian Sumberdaya Air

Secara garis besar penelitian-penelifian yang telah dilakukan dalarn upaya mengkaji lebih dalam tentang eksistensi sumberdaya air sebagai input produksi pertanian

dan untuk kebutuhan doinestik dapat cfiklasifikasikan

atas

3 aspek, yaitu

( 1 )

aspek ekonomi, (2) aspek sosial kelembagaan, dan (3) aspek t e h s .

Pada urnumnya penelitian lebih banyak dititik beratkan pada eksistensi sistem irigasi dan pengaruhnya terhadap kesejahteraan masyarakat petani. Penelitian yang cfititik beratkan pada penentuan nilai ekonomi air serta pendugaan kurva permintaannya masih relatif sedikit. Berikut ini akan dikemukakan beberapa penelitian yang terka~t dengan aspek ekonomis, sebaga~ berikut;

1) Wardin (1989) telah melakukan penelitian untuk mengetahti kemarnpuan petani

dalam

(35)

18

irigasi untuk daerah irigasi sederhana ternyata lebih mahal apabila dibandingkan dengan daerah irigasi teknis. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan perlutungan investasi melalui amortisasi pada berbagai tingkat suku bunga dan kemampuan petani untuk membayar iyuran irigasi yang tercermin dan kebutuhan hidup minimum dan adanya kelebihan pendapatan dari usaha taninya, maka disimpulkan bahwa sebenamya petani marnpu untuk membayar iyuran irigasi. Dari pengujian efisiensi irigasi disimpulkan bahwa pada daerah irigasi teknis variable yang mempunyai pen& besar terhadap keuntungan adalah, upah tenaga kerja pna, ternak dan obat-obatan. Sedangkan pada daerah irigasi sederhana variable yang berpengaruh adalah kesuburan lahan Pada daerah irigasi teknis menunjukkan tingkat efisiensi teknis yang lebih baik jika dibandingkan dengan daerah irigasi sederhana.

(36)

19

konsumen yang terjadi. Perkuaan nilai manfaat ekonomi air

dari Taman Nasional

Gunung M e Pangango untuk keperiuan rumah

tangga

sebesar Rp 4,18 1 milyar dan pertanian sebesar Rp 260 milyar per tahunnya serta surplus konsumen yang diperoleh sebesar Rp 4,248 milyar per tahun.

3) Ismiarti (1992) cialam penelitiannya yang bertujuan untuk menduga faktor-faktor yang m e m p e n m perrnintaan air rumah tangga, membuat kurva permintaan air, dan menduga nilai air sebagai salah satu manfaat hidroiogi Gunung Gede Pangrango khususnya dari sektor nunah tangga. Dari penelitian yang dilakukan di Sub DAS Cisokan Tengah-Hiiir DAS Citarwn, Jawa Barat ditemukan bahwa ada tiga faktor

yang mempenganh permintaan air untk keperluan rumah tangga, yaitu biaya pengadaan air, tingkat penciapatan dan jumlah anggota rumah tangga. k n g a n anggapan peuhh bebas lainnya tetap (cuter~s prlbu9, maka hubungan antara jumlah air yang dikonsumsi dengan biaya pengadaannya pada periode tertentu &@metican sebagai :

Ln

Y = 8,647 - 0,550 In XI. Kurva permintaan air yang dibatasi oleh trngkat biaya minimum berdasarkan pehtungan biaya secara langsung dan biaya maksimurn b e r m hasil wa- t e h d a p penawaran k d a a n membayar untuk satu satuan air, maka nilai air dapat diduga sebesar Rp 146,9 milyar dan surplus konsumen sebesar Rp 131,9 milyar. Berarti k e b e h Gunung Gede Pangrango d i l h t

dari

fungsi hdro1ogi khususnya

dan

segi produk air yang chkonsumsi rcmqadat

d

(37)

20

Berdasarkan inetode kontingensi nilai air sebagai manfaat hidrolog adalah sebesar kesedlaan masyarakat untuk membayar terhadap sejumlah air yang dikonsumsi yaitu

Rp 1,11 triliyun dan sebesar kesediaan masyarakat untuk menerima kompensasinya sebesar Rp 1,16 triliyun.

Analisis Kebijakan Publik

Analisis kebijakan adalah aktivitas untuk menciptakan pengetahuan tentang dan dalam proses pembuatan kebijakan (Lasswell 1971, di dalam Dunn, 1994). Untuk menciptakan pengetahuan tentang proses pembuatan kebijakan, maka analisis kebijakan meneliti sebab, akibat, dan kinerja kebijakan dan program publik. Sementara Dunn (1 994) sendiri menyatakan bahwa analisis kebijakan adalah suatu aktivitas intelektual dan praktis yang ditujukan untuk menciptakan secara kritis, menilai, dan mengkomunikasikan pengetahuan tentang dan didalam proses kebijakan. Analisis kebijakan dapat pula dipandang sebagai ilmu yang menggunakan berbagai metode pengkajian multiple dalam konteks argumentasi dan debat politik untuk menciptakan, menilai secara kritis, dan mengkomunikasikan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan.

(38)

sosiologi, melainkan melampaui apa yang bisa dicapai oleh disiplin tradisional tersebut. Jika disiplin tradisional hanya menjelaskan keteraturan-keteraturan empiris, maka analisis kebijakan mengkombinansikan dan mentransformasikan substansi dan metode beberapa displin dan menghasilkan informasi yang relevan dengan kebijakan yang digunakan untuk mengatasi masalah-masalah publik tertentu. Hal ini disebabkan karena tujuan dari analisis kebijakan tidak hanya sekedar memproduksi informasi tentang 'ffakta", melainkan menghasilkan informasi tentang nilai-nilai dan serangkaian tindakan-tindakan yang direkomendasikan untuk dipilih.

Ada 3 bentuk analisis kebijakan, yaitu (1) analisis kebijakan prospektif, (2) analisis kebijakan retrospektif, dan (3) analisis kebijakan terintegrasi (Dunn, 1994). Analisis kebijakan prospektif adalah suatu analisis kebijakan yang dilaksanakan untuk memproduksi dan mentransformasikan informasi sebelum aksi kebijakan dimulai dan diimplementasikan. Menurut Williams (1 97 1, di dalam Dunn, 1994) analisis kebijakan prospektif merupakan suatu alat untuk mensintesakan informasi , yang dipakai dalam merumuskan alternatif dan preferensi kebijakan yang dinyatakan secara komparatif, diramalkan dalam bahasa kuantitatif dan kualitatif sebagai pedoman dalam pengambilan kebijakan. Analisis kebijakan retrospektif adalah suatu analisis kebijakan yang dilakukan untuk menciptakan dan mentransformasikan informasi setelah aksi kebijakan dijalankan. Analisis kebijakan terintegrasi adalah merupakan kombinasi dari analisis kebijakan prospektif dan retrospektif, yaitu untuk menciptakan dan mentransformasikan informasi sebelum dan setelah aksi kebijakan diambil.

(39)

kinerja kebijakan (Dunn, 1994). Kelima inforrnasi tersebut dihasilkan dari 5 kegiatan analisis kebijakan yang meliputi perumusan masalah kebijakann, peramalan masa depan kebijakan, perancangan kebijakan (rekomendasi), pemantauan hasil kebijakan dan penilaian kineja kibijakan. Titik sentral dari kelima kegiatan tersebut terletak pada kegiatan perumusan masalah kebijakan. Apabila inasalah kebijakan tidak dirumuskan secara tepat, maka infonnasi yang dihasilkan tidak ada gunanya atau saina dengan "sumpah". Bila dilakukan pemecahan persoalan terhadap masalah yang dirumuskan secara tidak tepat berarti telah dilakukan kesalahun tlpe ket~ga. Secara komprehensif mekanisme dari kelima kegiatan analisis kebijakan serta informasi yang dihasilkannya diilustrasikan pada Gambar 2.

Kinerja

Gambar 2 : Analisis Kebijakan Yang Berorientasi Pada Masalah (Dunn, 1994)

(40)

23

Analisis Biaya Manfaat Dalam Kebijakan Publik

Salah satu metode analisis biaya manfaat adalah dalam analisis kebijakan retrospektif. Penerapan ini untuk menciptakan informasi yang bersifat evaluatif dan normatif. Dengan menggunakan analisis biaya manfaat kita dapat menilai apakah suatu kebijakan yang telah diambil atau dilaksanakan telah meningkatkan atau menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan selanjutnya merekomendasikan alternatif tindakan memperbaiki keadaan, bila yang terjadi adalah penurunan tingkat kesejahteraan.

Banyak analisis biaya manfaat moderen teiah diterapkan &lam bidang ekonomi kesejahteraan (weEfare econom~cs), karena secara khusus diarahkan pada cara bagaimana investasi publik dapat memberikan kontribusi untuk memaksimalkan pendapatan bersih sebagai ukuran agregat kepuasan (kesejalzteraan) di dalam

masyarakat . I

Menurut Dunn (1994), pada saat diterapkan di sektor publik, maka analisis biaya manfaat akan memiliki beberapa ciri khusus, yaitu;

(41)

24

(2) Secara tradisional melambangkan rasionalitas ekonomi, karena kriteria ditentukan dengan pengukuran efisiensi ekonomi secara global. Suatu kebijakan dikatakan efisien bila manfaat bersih (total manfaat dikurang total biaya) lebih besar dari no1 dan lebih tinggi dari manfaat bersih yang mungkin dapat dihasilkan dari sejumlah altematif investasi lainnya.

(3) Masih menggunakan pasar swasta sebagai titik tolak didalam memberikan rekomendasi, misalnya dalam menentukan biaya kemungkinan dari suatu investasi selalu dihitung berdasarkan manfaat bersih apa yang mungkin dapat diperoleh dengan menginvestasikannya di sektor swasta,

(4) Analisis biaya manfaat kontemporer atau analisis biaya manfaat sosial, dapat juga digunakan untuk mengukur pendistribusian kembali manfaat.

Dalam penggunaan analisis biaya manfaat untuk menganalisig suatu kebijakan yang telah diambil pada masa lalu, sangat penting untuk mempertimbangkan semua biaya dan manfaat yang timbul dalam masyarakat baik yang memiliki kaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan kebijakan tersebut, baik internal maupun eksternal dan baik yang terukur secara langsung maupun terukur secara tidak langsung.

(42)

25

(a) Baik biaya maupun manfaat dinyatakan dalam satuan ukuran yang sama (uang),

(b) Memungkinkan untuk melihat manfaat dan biaya pada masyarakat secara keseluruhan, dan

(c) Memungkinkan analisis yang dapat membandingkan program secara luas dalarn lapangan yang berbeda.

Keterbatasannya adalah meliputi ;

(a) Tekanan yang terlalu eksklusif pada efisiensi ekonomi yang dapat berarti bahwa kriteria keadilan menjadi tidak berarti atau tidak dapat diterapkan. Dalam pelaksanaannya kriteria Kaldor-Hicks telah mengabaikan masalah-masalah redistribusi manfaat, sementara knteria Pareto jarang memecahkan konflik antara efisihsi

dan

keadilan.

(b) Nilai uang tidak cukup untuk mengukur daya tanggap (responsiveness), karena adanya variasi pendapatan antar- masyarakat.

(43)

26

Semua manfaat dan biaya yang munglun timbul dari suatu kebijakan harm dipedutungkan

secara

lengkap, namun dalam *nerapannya sulit untuk dilakukan, sehingga besar kemunglunan akan terabahn beberapa jenis biaya dan manfaat. Untuk mengurangi kemmgkmn kesalahan tersebut, dapat dllakukan dengan rnengklasifikasikan biaya dan manfaat atas : internalitas vs ekstemalitas; nyata vs tidak nyata; pnmer vs sekunder, dan efisiensi bersih vs efisiensi semu.

Dalam analisis kebijakan restrospektif pa& pemanfaatan SDAL Danau Singkarak, tipe biaya dan manfaat yang akan cfiperbanhgkan adalah yang bersifat ekstemalitas, karena yang bersifat internalitas telah dipertutungkan

secara

lengkap pada saat analisis prospektif dilakukan. Manfaat dan biaya ekstemalitas yang akan diperbandingkan adalah mencakup semua jenis biaya baik yang dapat terukur secara langsung maupun tidak lmgsung dengan cara penaksiran atas dasar dasar harga pasar yang tidak berhubungan langsung dengan sasaran pokok program (sekunder). Hasil perban- manfat dan biaya menimbulkan kenaikan &lam agregat pendapatan atau hanya akan menghasilkan pergeseran pendapatan diantara berbagai kelompok dalam masyarakat.

Menurut Dunn (1994), ada empat cara untuk rnenilai s e ejauh suatu kebijakan dapat memaksirnalkan kesejahteraan sosial, yaitu:

1. Memaksimaikan kesejahteraan individu secara sirnuitan, yang menuntut agar peringkat preferensi transitif tunggal dikonstruksikan berdasarkan nilai semua indlvidu Ber* Dalil Kemustahdan Arrow, ha1 ini tidak mungkm untuk dicapai.

(44)

27

satu orang yang diuntungkan dan tidak ada satu orangpun yang &ngkan. Pareto optmum adalah suatu keadaan sosial dl mana tidak munglan membuat satu orang diuntungkan (better ofl tanpa membuat yang lain duqykan (worse om.

3. Memahimalkan kesejahteraan bersih, &dawkan pada laiteria Kaldor-Hicks yang

menyatakan bahwa suatu keadaan sosial leblh bak dan yang lainnya jika terdapat perolehan bersih dalam efisiensi (manfaat total d l b g i biaya total) dan jika mereka yang memperoleh manfaat dapat mengganti mereka yang kehilangan.

4. Memaksimalh kesejahteraun redistribut& berusaha memaksimalkan manfaat

dstributif untuk kelompok-kelompok yang terpilih, seperti secara rasial tertekan, miskin, atau salat.

Status Kepemilikan Sumberdaya Air dan Hak Pemanfaatannya

(45)

Status kepemilikan suatu sumberdaya akan menentukan apakah pengalokasian sumberdaya tersebut efisien atau tidak. Menurut Tietenberg (1992), status kepemilikan suatu sumberdaya akan dapat menghasilkan pengalokasian yang efisien &lam mekanisme pasar hams mernilki 4 ciri penting yaitu; (1) univer.~ality, artinya suatu sumberdaya dimiliki

secara

pnbacb dan hak-hak yang melekat dan kepemilikan tersebut dapat diungkapkan secara lengkap dan jelas, (2) exclwivily, artinya semua manfaat dan biaya yang timbul cian kepemilikan dan pemanfaatan sumberdaya tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung hanya dirmliki oleh pemilik sumberdaya tersebut, (3) transiferability, artinya seluruh hak kepemilikannya itu dapat dipindah tangankan dm satu pemilik ke pihak lain melalui tt.ansaksi

yang

bebas, dan (4) enforceabilify, artinya hak kepemilikan tersebut tidak dapat h p a s atau diambil alih oleh pihak lain secara paksa. Jika salah satu

cian

keempat faktor ini tidak terpendu, maka pengalokasian sumberdaya tersebut akan m e n j d tidak efisien. Lebih lanjut Tietenberg (1994) menyatakan bahwa agar pengalokasian sunlberdaya air permukaan efisien maka ada dua ha1 yang perlu diperhatikan, yaitu (a) keseimbangan antara penguman-penggunaan yang saling bersaing, dan (b) variabilitas air yang seirnbang dm waktu

kk

waktu dan dapat memendu kebutuhan manusia akan sumberdaya air. Sumberdaya air harus dialokasikan dengan baik sehingga manfaat bersih marjinal

(marginal net b e 4 t ) adalah sama untuk semua penggunaannya, di mana manfaat bersih

(46)

adanya transfer air dan pemanfaatan yang memberrkan manfaat bersh yang rendah ke penggunaan

yang

memberikan manfaat benih

yang

lebh tinggi.

Dengan d d a n wajar saja kalau pihak-phak yang terlibat dalam pemanfiaatan sumberdaya rnilik bersama (common property resources) ti& merniliki kendali

dan

tanggung jawab yang jelas terhadap kualitas dan prospek sumberdaya tersebut. Dengan kata lain sumberdaya ini tidak &kuasai oleh individu atau agen ekonomi tertentu, sehingga akses terhadap s~mberdaya ini tidak dibatasi, yang pada gilirannya akan mendorong terjadinya pengeksploitasian yang berlebihan yang dapat berdarnpak negatif

terhadap

keberlanjutan lingkungan hdup. Setiap orang akan cenderung untuk mengeksploitasi tanpa mernpehtungkan kepentingan orang lain

untuk

mengarnbil keuntungan yang sebanyak- banyaknya. Hal ini Qdasarkan pada suatu persepsi, bahwa orang lain yang punya kesempkm untuk mengeksploitasi sumberdaya tersebut juga

akan

bertindak dernikian Maka terjadilah apa yang Qsebut oleh Hardm (1977) dengan istilah tragdi ma@al ( the

tragedy of the commons). Lebih lanjut Hardin mengilustt-asikan

dengan

sebuah

kasus

pada

padang pengembalaan umum. Tiap petem& akan mengembalakan temaknya dalam jumlah yang

sesuai

dengan kernam- tanpa memperhmbangkan ketersdaan

rumput @ petemak lainnya, sehmgga terJadtlah pengernbalaan secara b e r l e b h

(overgrazed).

(47)

30 ikan tertentu. Konhsi semacam ini Qsebut sebagu penangkapan lkan secara berlebihan atau overjishing.

Anwar (1999), mengemukakan bahwa sumberdaya air memiliki beberap karakterisbk khwus, yaitu (a) mobilitus air, dl mana air bersifat cair mudah mengalir, menguap, dan meresap h b e h q p media, sehingga sulit untuk melaksanakan penegasan hak atas sumberdaya tersebut secara eksklusif agar dapat dipertukarkan dalam sistem

ekonomi paw, (b) sifat skula ekommi yang melekal, di mana dalam penylmpanan, penyampaian dan distriiusi air t e r j d skala ekonomi yang melekat pada komocfitas air, sehinm menyebabkan penawaran air bersifat monopoli alami (natural monopoly); (c)

penawarun uir berobah-obulz menurut wuktu, ruung dun kuulitusnya, di mana &lam

keadaan kekeringan dan banjir sumberdaya air ini hanya dapat ditangani oleh pemerintah

untuk

kepentingan umurn;

(d)

kupasitus &n

daya

usimilusi duri badan air, di mana zat cair mempunyai daya larut untuk mengasirnilasikan be- mt padat (pencemur] tertentu selama daya asimilasinya tidak terlampaui, sehingga mengarah kepada komdtas yang bersifat umum Q mana setiap orang menganggpya sebagai keranjang sampah; (e)

pen- bisa dilakkzn secara benmtun (sequential use), di mana ketika mengalir

dari hulu ke hilir sampai ke laut, dan

dengan

beruntunnya penggunaan air selarna perjalanan alirannya

akan merobah kuantitas dan kualitasnya, sehngga menimbulkan

ekstemalitas; (f) penggunuunnyu yung serbaguna (muIti@le use), di mana dengan

kegunaannya yang banyak tersebut maka pihak individu (swasta) dapat m e m a n f a a k y a dan sisanya menjadi b a m g umum yang dapat menirnbulkan eksternalitas; (g) berbobot

(48)

3 ! hak-hak k e p e m i l h y a , menjadikan sumberdaya air bersifat akses terbuka (open access); dan (h) nrlai kultural yang melekat

pada

sumber&'(~ air, sebagm besar masyarakat mash

mempunyai nilai-nilai yang menganggap air sebaga~ barang bebas anugerah Tuhan yang tidak patut dikomaialisasrkan, sehmgga menjacb kendala dalam alokasinya ke dalam sistem pasar.

Cara pemanfaatan dan pengembangan suatu SDAL sangat ditentukan oleh peraturan perundangan baik formal maupun non formal yang mengatur tentang status kepemilikan dan hak pemanfaatannya. Menurut Bromley & Cernea (1989), tipe pemilikan dan penguasaan sumberdaya alam dapat dibagi menjadi 4 bagian ; (a) tanpa pemrllk; (b) milrk masyarakat tertentu; (c) rnrltk pemerintah, dan (d) mrlik swasta atau prrbadz. Sementara McKean (1992) mengelompokkan pemilikan sumberdaya alam atas 6 bagian, yaitu; (a) tanpa pemilik; (b) milik masyarakat tertentu; (c) milik pemerintah yang tidak boleh dirnusuki orang secara sembu~angan; (d) milik pemerintah yang bisa dimasuki oleh khalayak umum; (e) milik swasta/perusahaan ; (f) milik pribadi. Kedua klasifikasi ini memiliki persamaan dan perbeciaan. McKean membagi milik pemerintah menjadi dua bagian dan memisahkan milik pribadi dengan swasta yang lebih dari satu orang, sedangkan Bromley & Cernea (1989) tidak melakukan pemisahan. Berdasarkan pembagian di atas, maka pola pemilikan dan penguasaan SDALdapat dibagi atas 4 kelompok, yaitu;

(49)

3 2

sumberdaya tersebut demi kepentingan pribadi atau kelompoknya serta tidak bisa mempertahankannya agar tidak digunakan orang lain.

(b) Milik masyarakat atau kornunal adalah milik sekelompok masyarakat yang telah melembaga dengan norma-norma atau hukum adat yang mengatur peinanfaatan SDAL dan dapat melarang pihak lain untuk mengeksploitasinya.

(c) Mil i k pemerintah adalah milik dibawah kewenangan pemerintah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Individu atau sekelompok orang dapat memanfaatkannya SDAL tersebut atas izin, persetujuan, lisensi atau hak pengelolaan dari pemerintah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

(d) Milik pribadi!swasta adalah milik perorangan atau sekelompok orang secara syah yang ditunjukkan oleh bukti-bukti kepemilikan yang memiliki kdkuatan hukum. Pemilik dijamin secara hukum dan sosial untuk menguasai dan memanfaatkannya dan dapat melarang pihak lain untuk memanfaatkannya.

(50)

3 3 disadari bahwa surnberdaya alam tersebut merupakan titipan yang harus dij aga dan dipelihara kelestariannya agar dapat dinikmati oleh anak cucu kita pada masa depan.

Baik Undang-undang Dasar 1945 maupun Undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup tidak merumuskan secara jelas tentang status kepemilikan sumberdaya alam, melainkan hanya menggariskan masalah hak pemanfaatannya.

Khusus masalah SDAL di Provinsi Sumatera Barat, sebenarnya di dalam hukum adatnya ( Hukum Adat Minangkabau), telah ada ketentuan-ketentuan yang mengatur masalah status kepemilikan dan hak pemanfaatan sumberdaya alam. Dalarn hukum adat Minangkabau dikenal " tanah uluyut " dengan hirarki; (a) Auk ulu~~at kaum, dibawa pengawasan mamak kepala kepala waris; (b) hak ulayat suku, yang berada dibawa pengawasan penghulu suku; (c) huk uluj~uf nugurz, dibawah pengawasan Dewan Penghulu Nagari; (d) lzak ulayat rajo, yang penguqbnnya dibawah Majelis Penghulu dari federasi nagari-nagari (Hakimy, 1988). Ulayat mengandung arti bahwa masyarakat adat hanya boleh mengambil h a i l dan menikmati hasil dari tanah yang dikuasai, hanya boleh menguasai saja, tapi tidak memili ki.

(51)

Hak nun bananpunyo Harato nun bamiliek, Hak nun tagantuang, Miliek nan takabieh

(Hak adalah bersama, harta adalah milik hak adalah bergantung, milik adalah bermasing).

Prinsip yang dianut dalam hukum pertanahan mengenai hak ulayat, yaitu keterpisahan antara tanah dengan ulayzct. Hak ulayat dimiliki oleh masyarakat hukum adat, sedangkan anggota masyarakat, perorangan atau badan usaha lainnya hanya boleh memetik hasilnya dengan prinsip :

" kabau tagak kubangan tingga, pusako pulang ka nun punyo,

nan tabao sado luluok nun lakek ka badan,

(Kerbau berdiri kubangan tinggal Harta pusaka kembali ke pemilik

Yang terbawa semua hasil yang telah diambil saja).

Artinya sesudah ulayat tadi dinikmati maka tanah ulayat itu beserta apa yang tumbuh atau ditanam, dan melekat di atas tanah itu di kembalikan kepada yang empunya,

Gambar

Gambar 1  :  Kerangka Berpikir Dalam Penelitian Analisis Kebijakan Pemanfaatan  Sumberdaya Alam dan Lingkungan Danau Singkarak
Gambar 2  :  Analisis Kebijakan Yang Berorientasi Pada Masalah (Dunn, 1994)
Gambar  4  memperlihah  bahwa  kurva  D  (So)  mengindkasikan  perrnintaan  untuk  suatu  sumberdaya l m g a n  (misalnya jumlah  kunjungan  per  bulan)
Gambar 7  :  Perpjakan  dan Proses  Pencemaran Oleh Industri
+7

Referensi

Dokumen terkait