• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakter Pustakawan Sebagai Pelayanan Publik Dan Implementasinya Pada Perpustakkaan USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Karakter Pustakawan Sebagai Pelayanan Publik Dan Implementasinya Pada Perpustakkaan USU"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTER PUSTAKAWAN SEBAGAI PELAYANA PUBLIK DAN IMPLEMENTASINYA PADA PERPUSTAKKAAN USU

Oleh Nurdin Salmi

1. Pendahuluan

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi yang sangat pesat, kebutuhan pengguna akan jasa perpustakaan menjadi semakin meningkat

dan semakin kompleks, maka dibutuhkan pustakawan yang dapat mengemas informasi tersebut secara professional guna untuk dipersembahkan kepada masyarakat pengguna. Pustakawan harus lebih tanggap dan lebih cermat dalam

mengidentifikasi kebutuhan informasi dari pengguna, harus aktif dalam pelayanan untuk menawarkan informasi yang sesuai dengan minat mereka, sebagai pelayan tentunya harus menempatkan kepentingan pengguna diatas segalanya atau user

oriented.

Perpustakaan sebagai sumber belajar merupakan suatu keharusan dan sangat penting dalam pendidikan. Universitas Sumatera Utara tidak mungkin terselenggara dengan baik jika para dosen dan mahasiswa tidak didukung oleh sumber belajar yang diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Perpustakaan USU adalah salah satu unsur penunjang yang baik bagi kegiatan akademik di

lingkungan USU.

2. Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia sebagai unsur terpenting dalam setiap organisasi, sebab sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting dalam

(2)

perpustakaan, sering kita dengar bahwa profesionalisme sangat identik dengan sumber daya manusia, sehingga para pakar menyebutnya dengan manajemen

sumber daya manusia atau manajemen kepegawaian, karena pegawai benar-benar berperan sekali dalam menentukan kebijakan dalam kehidupan organisasional. Dalam memenuhi kebijaksanaan akan kebutuhan sumber daya manusia, ada

beberapa perencanaan/tahapan yang akan diuraikan antara lain perencanaan tenaga kerja, rekrutmen, penyeleksian tenaga, dan penempatan

2.1. Perencanaan Tenaga Kerja

Setiap institusi atau organisasi termasuk lembaga perpustakaan mutlak harus melakukan perencanaan kebutuhan tenaga kerja yang bertujuan supaya dapat

memprediksi kebutuhan pegawai daiam kurun waktu tertentu di masa depan, guna untuk mengisi kekosongan pegawai mungkin meninggm atau pensiun dan

mungkin adanya perubahan organisasi seperti pengembangan struktur organisasi, bertambahnya beban kerja, bertambahnya jenis pekerjaan, adanya pergeseran daiam pembagian tugas, tuntutan baru daiam penyedian dan pemanfaatan sarana

dan prasarana, proses pengambil keputusan, perluasan operasional.

Adapun yang terpenting daiam perencanaan ini adalah berapa jumlah

tenaga pustakawan dan tenaga administrasi yang diperlukan, komposisinya (jenis kelamin, usia, karakteristik), dan kualifikasi atau latar belakang pendidikan formal yang menggambarkan tingkat keahlian dan keterampilan yang dimiliki, kebutuhan

(3)

Dengan adanya Keputusan terakhir Menteri Penertipan Aparatur Negara (MENPAN) No. 132/KEP/M.PAN/12/2002 dan keputusan bersama Kepala

Perpustakaan Nasional dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 23 tahun 2002 dan Nomor 21 tahun 2003 bahwa perpustakaan yang berada di bawah naungan Pemerintah memiliki dua jenis jabatan pustakawan yaitu

a. Pustakawan Tingkat Terampil adalah pustakawan yang dasar pendidikan formalnya untuk pengangkatan pertama kali serendah-rendahnya Diploma II

Perpustakaan, Dokumentasi, dan Informasi atau diploma bidang Iain yang mendapat diklat kepustakawanan yang disetarakan oleh Perpustakaan Nasional RI.

b. Pustakawan Tingkat Ahli adalah pustakawan yang dasar pendidikan untuk pengangkatannya pertama kali serendah-rendahnya Sarjana Perpustakaan,

Dokumentasi, dan informasi atau sarjana bidang lain yang mendapat diklat kepustakawanan yang disetarakan oleh Perpustakaan Nasional RI.

Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Keputusan

Bersama Kepala Perpustakaan Nasional RJ dengan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara tersebut mengisaratkan bahwa kualifikasi yang dimintak

untuk menjadi pustakawan yang profesional adalah orang yang mendapat pendidikan pusdokinfo serendah-rendahnya Diploma II atau diploma II bidang Iain yang disetarakan.

2.2. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia adalah faktor terpenting dalam suatu organisasi.

(4)

kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan

institusi/organisasi. Manajemen Sumber Daya Manusia berarti mengatur, mengurus SDM berdasarkan visi agar tujuan organisasi dapat dicapai semaksimal mungkin

2.3 Rekrutmen, merupakan proses pencarian dan pemikatan para calon karyawan yang mampu untuk melamar sebagai karyawan. Tujuan rekrutmen sumber daya

manusia adalah:

a. Memikat pelamar yang berkualitas dan berminat untuk menerima tawaran pekerjaan

b. Menghasilkan karyawan yang baik dan loyal kepada instansi/lembaga c. Memberikan efek lain yaitu pencitraan umum suatu instansi/lembaga

Rekrutmen dilakukan apabila ada lowongan dalam suatu organisasi, ada beberapa sebab terjadinya lowongan, antara lain.:

a) Adanya pegawai yang meninggal dan pensiun

b) Adanya pegawai yang tidak bisa lagi melanjutkan kehadirannya, karena sakit permanen, dsb.

c) Pegawai yang dipindankan (tour of duty) d) Pegawai yang dipromosikan

e) Perluasan kegiatan organisasi

Lowongan kerja yang sudah kosong, disebabkan oleh karena seperti apa yang tersebut di atas hendaknya segera diisi untuk menjaga roda organisasi

(5)

tenaga kerja terutama di negara - negara maju termasuk negara-negara berkembang menyediakan tenaga-tenaga yang berpendidikan, terampil, dan

berpengalaman sesuai dengan kualifikasi yang dimintak, termasuk jenis pendidikan, latihan atau kursus, jenis kelamin, umur, dsb.

2.4 Penyeleksian Tenaga

Penyeleksian tenaga yang dibutuhkan hendaknya dapat dilakukan dengan perencanaan yang baik, karena untuk mengisi lowongan yang tersedia banyak

pelamar yang sudah memenuhi syarat seperti pendidikan maupun persyaratan lainnya, padahal yang dibutuhkan hanya beberapa orang dari sekian banyak pelamar, untuk itu diperlukan seleksi yang ketat sehingga didapat tenaga yang

memenuhi keriteria yang paling tepat. Untuk mendapat tenaga yang paling tepat ini supaya dapat dilakukan dengan transparan dan terjamin keobyektifitasannya

sehingga para pelamar yang lain yang tidak diterima tidak akan merasa dirugikan. Penyeleksian yang sudah lajim dipergunakan suatu lembaga atau instansi dengan cara: tertulis, wawacara, psiko tes, dan demonstrasi keterampilan

Dalam rekrutmen pegawai perpustakaan harus melihat kebutuhan, antara lain jenis perpustakaan, jumlah personil, pendidikan atau kualifikasi yang

diinginkan. 2.5 Penempatan

Setelah penyeleksian selesai, pelamar yang dapat diterima diangkat menjadi

(6)

(CPNS) untuk masa percobaan tertentu. Maksud masa percobaan ini adalah guna untuk melihat apakah pegawai yang bersangkutan:

a. Calon tersebut memliki pengetahuan atau keterampilan yang diperlukan atau tidak

b. Mampu tidaknya melakukan penyesuaian yang diperlukan, misalnya

penerimaan terhadap kultur oragnisasi yang berlaku, kerjasama, dan interaksi positif dengan orang-orang lain

Apabila sudah ada kesesuaian antara calon pegawai tersebut dengan organisasi maka dapat diproses pengankatannya menjadi pegawai tetap, dan kalau tidak ada kesesuaian calon yang bersangkutan dapat diberhentikan tanpa beban

bagi organisasi apakah dengan memberikan pesangon.

Dalam setiap penempatan pegawai baru, hendaknya dapat dilakukan dengan

melakukan orientasi dengan menempatkannya untuk sementara waktu pada berbagai bagian organisasi.

Seorang pimpinan atau manajer seharusnya dalam penempatan pegawai

baru tersebut hendaknya memperhatikan dan mempertimbangkan latar belakang pendidikan, pengetahuan, kemampuan dan pengalamannya sehingga setiap

pekerja dapat meraih prestasi kerja yang tinggi. Dalam penempatan pegawai seperti di perpustakaan harus juga dilihat tentang karakteristik biografikal, persepsi, kepribadian, mengenai sifat-sifat seperti tertutup, perasa, mudah diatur,

(7)

penempatan seseorang. Pengenalan kepribadian dan sifat-sifat pekerja sangat penting dikaitkan dengan penempatannya, sebagai contoh :

a) Pegawai yang temyata "tertutup" tidak cocok ditempatkan pada bagian organisai yang menuntutnya harus berintraksi denga orang lain seperti layanan informasi, layanan referensi, layanan digital, dan layanan sirkulasi, tugas yang

mungkin paling tepat diberikan adalah tugas yang dapat dilakukan menyendiri yang tidak berhubungan dengan orang lain seperti inventarisasi, pengetikan,

pengatalogan, klasifikasi, pelabelan buku, dan perawatan.

b) Pegawai yang tidak mempunyai tingkat intelejensi yang tinggi, tidak mungkin diberikan tugas pekerjaan yang membutuhkan daya kognitif, daya nalar,

inovasi dan kreativitas yang tinggi sebaiknya tugas yang diberikan hanya yang bersifat rutinitas saja.

c) Pegawai yang perasa sebaiknya jangan ditempatkan pada bagian yang sering terjadi konflik, supaya dianya tidak akan mudah tersinggung.

Disamping penempatan tenaga di suatu instansi berdasarkan pangkat,

pendidikan, kepribadian dan sifat-sifat personil yang dimiliki sedangkan di perpustakaan yang tidak kalah pentingnya harus dilihat dari sisi jabatan fungsional

pustakawan, pustakawan terampil tentu beda dengan pustakawan ahli dalam bidang kerjaan walaupun masih ada kesamaan kerja dalam butir-butir kegiatan. Kalau penempatan pustakawan tidak mempertimbangkan jabatan fungsional,

(8)

3. Sumber Daya Pustakawan

Dalam Anggaran Rumah Tangga Ikatan Pustakawan Indonesia disebutkan antara lain bahwa pustakawan adalah mereka yang memiliki kualifikasi ilmu

perpustakaan, dokumentasi atau informasi melalui pendidikan sekurangkurangnya jenjang Diploma tiga (D3)

Selain itu pemerintah Indonesia menghargai keberadaan pustakawan sebagai tenaga professional melalui Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Kepala Administrasi Kepegawaian Negara tahun 1998. Surat keputusan tersebut memberlakukan pustakawan sebagai jabatan yang fungsional. Artinya kenaikan

pustakawan untuk mencapai jenjang tertinggi tidak ditentukan dengan struktur jabatan yang ada, akan tetapi oleh unjuk kerja yang ditentukan.

3.1. Pendidikan Pustakawan

Yang dikategorikan sebagai pustakawan adalah orang yang sudah yang memiliki kualifikasi ilmu perpustakaan, dokumentasi atau informasi melalui

pendidikan sekurang kurangnya diploma tiga (D3) dan tentunya bekerja di lembaga perpustakaan, dokumentasi dan informasi. Sedangkan menurut KEPMENPAN No. 132/KEP/M.PAN/12/2002 dan Keputusan bersama antara

Kepala Perpustakaan Nasional RI dengan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 23 Tahun 2003 dan No. 21 tahun 2003 bahwa pustakawan Pustakawan, adalah

(9)

secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi, dan informasi di

Instansi Pemerintah dan atau unit tertentu lainnya, dan berdasarkan keputusan tersebut jabatan pustakawan terdiri dari :

a. Pustakawan tingkat terampil adalah pustakawan yang memiliki dasar

pendidikan untuk pengangkatan pertama kali serendah-rendahnya Diplaoma II Perpustakaan, Dokumentasi, dan informasi atau bidang lain yang disetarakan.

b. Pustakawan tingkat ahli adalah pustakawan yang memiliki dasar pendidikan untuk pengangkatan pertama kali serendah-rendahnya Sarjana Perpustakaan, Dokumentasi, dan informasi atau bidang lain yang disetarakan

uraian di atas menunjukan bahwa tenaga pustakawan baik tingkat terampil maupun tingkat ahli tidak hanya diperuntukaan bagi orang yang memiliki

latarbelakang pendidikan pusdokinfo tetapi juga diperkenankan bagi orang yang memiliki latarbelakang pendidikan non pusdokinfo, dengan syarat harus mengikuti pendidikan latihan (diklat) penyetaraan yang nantinya akan

memperoleh sertifikat penyetaraan, diklat penyetaraan ini biasanya selalu dilakukan oleh Perpustakaan Nasional

3.2 Pustakawan Layanan Pengguna

Pustakawan layanan pengguna adalah pustakawan yang ditempatkan atau ditugaskan di bidang layanan pengguna, adapun kegiatan atau aktifitas layanan

(10)

perpustakaan sebaiknya pustakawan layanan pengguna memiliki sifat-sifat yang dapat mengubah citra perpustakaan yang lebih baik.

3.2.1 Integritas (Integrity)

3.2.2 Sikap (attitude)

Integritas (Integrity) adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai

dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukan ini. Dengan kata lain, “satunya kata dengan perbuatan”.

Mengkomunikasikan maksud, ide dan perasaan secara terbuka, jujur dan langsung sekalipun dalam negosiasi yang sulit dengan pihak lain.

Sikap atau attitude adalah kecenderungan individu untuk bereaksi terhadap suatu obyek, mendekati atau menjauh. Sebagai ilustrasi seseorang dilarang untuk

mencuri, karena mencuri akan mendapat hukuman yang berat maka seseorang tentunya akan menghindar dari perbuatan mencuri. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap atau tingkah Iaku antara lain faktor jasmani, rohani,

lingkungan, pendidikan, kematangan berpikir, kebudayaan, dan agama. Faktor-faktor inilah yang sering mempengaruhi tingkah Iaku seseorang tidak terkecuali

pustakawan, karena sikap yang baik hendaknya sikap yang lahir dari keyakinan dan pendirian yang tetap baik diketahui maupun tidak diketahui oleh orang lain Perpustakaan merupakan salah satu penyedia jasa layanan informasi, yang

melayani masyarakat pengguna sudah seharusnya perpustakaan memiliki pustakawan yang profesional, karena orang yang profesionalah yang memiliki

(11)

baik, karena sikap pustakawan yang baik akan terkesan pada pengunjung. Hal ini akan menjadi barometer keberhasilan perpustakaan dalam meningkatkan kualitas

layanan dan sekaligus meningkatkan sumber daya manusia 3.2.3 Profesionalisme

Pustakawan sebagai pelayan publik hendaknya dapat melaksanakan tugas

dengan sebaik-baiknya untuk ini sudah barang tentu dituntut pustakawan profesional. Badollahi Mustafa (1996:167) dalam bukunya profesional adalah

wawasan yang luas, integritas yang tinggi dan kemampuan teknis yang memadai. Bagi pustakawan tidak hanya memiliki wawasan yang luas, integritas yang tinggi dan kemampuan teknis yang memadai tetapi pustakawan dituntut juga untuk

mengetahui pentinganya manfaat teknologi informasi bagi perpustakaan seperti komputer dan kalau bisa lebih dari itu pustakawan bisa menguasai pengetahuan

teknologi informasi itu sendiri.

Agus Nawar (2002 : 21) dalam bukunya berjudul Psikologi Pelayanan ciri-ciri orang yang profesional yang selalu melekat diantaranya adalah :

a. Memiliki pengetahuan khusus, pengetahuan atau keterampilan khusus ini pada umumnya tidak dimiliki oleh kebanyakan orang lainnya. Keterampilan dan

pengetahuan ini pada umumnya didapat lewat pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.

b. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi, yang biasanya disebut

sebagai 'kode etik profesi' dan kode etik ini hams ditaati oleh semua anggota c. Pengabdian pada kepentingan masyarakat, dengan kata lain kepentingan umum

(12)

d, Kaum profesi biasanya menjadi anggota dari suatu organisasi profesi, Tujuan dari organisasi ini adalah menjaga keluhuran profesi. Tugas pokoknya adalah

menjaga agar standar keahlian dan keterampilan tidak dilanggar, kode etik tidak dilanggar, pengabdian kepada masyarakat tidak luntur dan tidak sembarangan orang memasuki profesi ini,

e, Biasanya ada izin khusus untuk bisa menjalankan suatu profesi

3.2.4 Kepribadian

Pembentukan keperibadian, sangat diutamakan bagi pustakawan, karena orang yang dikatakan berkeperibadian adalah orang yang berperilaku sesuai dengan norma atau nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, kalau

norma-norma atau nilai-nilai ini kita langgar maka kita dianggap tidak mempunyai keperibadian atau diahggap tidak beradat, sebagai pelayan ada beberapa ha!

menjadi pembentukan keperibadian, yaitu : a. Sopan santun dan ramah

Seorang pustakawan terutama di bagian unit-unit pelayanan harus

berperilaku yang terpuji, sopan, dan ramah baik sesama rekan kerja, atasan, terlebih-lebih kepada para pengguna (user) untuk mencerminkan keperibadian

yang seperti ini, pustakawan hendaknya melakukan:

1. Berbicaralah yang jelas dengan volume suara yang menyenangkan

2. Biasakanlah tersenyum sewaktu berbicara sehingga ekspresi wajah

menyenangkan orang lain

(13)

4. Selesaikan suatu masalah yang timbul dengan prosedurenya tanpa hams ada yang merasa tersinggung

b. Penolong

Pustakawan harus memiliki kepribadian yang suka menolong, diharapkan dapat pro aktif untuk menanyakan apa yang bisa dibantu terhadap pengunjung,

lebih-lebih bagi pengunjung bam (pemula) yang belum tentu tahu apa dan dimana bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkannya, hal ini dilakukan hendaknya spontanitas tanpa hams dimintak atau ditanyakan terlebih dahulu oleh

pengguna/pengunjung, sebagai pustakawan tidak akan ada mginya kalau berbuat kebaikan kepada orang lain.

c. Tepat Waktu

Perpustakaan sebagai pusat informasi, yang mempunyai bermacam-macam sumber informasi, memiliki pengguna jasa dari bermacam-macam lapisan

masyarakat, dan sudah barang tentu membutuhkan informasi-informasi yang berbeda pula, Walaupun perpustakaan dibuka pukul 08,00 wib, tetapi pengunjung

sudah ada yang datang sebelum jam 08.00 wib karena kepentingannya akan informasi untuk tugas atau keperluan-keperluan lainnya. Bagi pegawai terutama pustakawan yang bertugas di unit-unit (titik) pelayanan sedapat mungkin hams

diusahakan datang bertugas tepat pada waktunya (on time) sehingga para pengguna tidak akan mengalami kekecewaan atas keterlambatan ini.

(14)

Setiap orang harus menanamkan kesan yang baik pada orang lain begitu juga dengan pustakawan hendaknya memiliki penampilan yang meyakinkan seperti

kebersihan, kerapian, dan kesederhanaan karena penampilan merupakan hal yang sangat penting, dan akan memberikan gambaran yang menarik kepada setiap orang yang melihatnya.

Menurut Sugiarto (1999:18) bahwa "Penampilan adalah bentuk citra diri yang terpancar dari diri seseorang yang merupakan sarana komunikasi antara kita

dengan orang lain". Berpenampilan yang baik adalah satu kunci kesuksesan dalam melaksanakan tugas sebagai pelayan, lebih-lebih karena seringnya berhadapan dengan orang lain sehingga akan menimbulkan kesan baik dan mengakibatkan

pengunjung merasa betah, nyaman, dan senang berlama-lama menghabiskan waktunya untuk belajar di perpustakaan. Dalam penampilan ini masih banyak

yang seharus dibenahi diperbaiki di dalam diri kita masing-masing e. Kerjasama

Kerjasama perlu ditumbuh kembangkan dalam pelayanan di perpustakaan

karena tidak ada satupun orang yang bisa mengatasi suatu masalah dengan baik, Orang perlu kerjasama karena mungkin seseorang mempunyai kelebihan untuk

mengisi kelemahan orang lain dan begitu pula orang lain dapat mengisi kelemahan seseorang (teman kerjasama) misalnya sesorang masih memiliki kelemahan keterampilan disebabkan karena rendahnya pendidikan, tidak

mendapatkan latihan yang memadai, pengalaman bekerja yang minim dan tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan suatu pekerjaan.

(15)

kerjasama atau saling isi mengisi antara pegawai di satu unit dengan pegawai di unit-unit yang lain yang masih dalam satu lingkungan. Kalau kerjasama ini sudah

berjalan dengan baik tidak ada pekerjaan yang seberat apapun tidak bisa dilakukan, pegawai diperlakukan sama dengan tidak membeda-bedakan dan dituntut satu sama lain untuk saling butuh membutuhkan. Kita memupuk

lingkungan yang menganjurkan inovasi, kreativitas, keunggulan, dan hasil melalui kerja sama tim. Kita mempraktikkan kepemimpinan yang mengajarkan,

menginspirasi, dan memacu partisipasi penuh dan pengembangan karier. Kita menganjurkan komunikasi dan interaksi yang terbuka dan efektif.

4. Pelayanan Pengguna

Perpustakaan sebagai organisasi publik nonprofit memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat pemakainya dengan mengutamakan kepuasan

pelanggan. Berbeda dengan organisasi bisnis yang memberikan layanan umum dengan mengutamakan keuntungan (profit). Namun di antara organisasi profit

dan nonprofit terdapat kesamaan tugas, yakni melayani masyarakat pengguna.

Perpustakaan adalah pelayanan, tidak ada perpustakaan jika tidak ada pelayanan, karena itu sebenarnya perpustakaan identik dengan pelayanan. Maka perpustakaan

dan pustakawan perlu mengubah pola pikir karena pemakai adalah customers dan kepuasan pelanggan menjadi salah satu tujuan pelayanan suatu perpustakaan. Gronroos (dalam Ratminto dan Winarsih 2005) ”Pelayanan adalah suatu aktivitas

(16)

dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan”. Ada beberapa faktor penentu keberhasilan pelayanan

a. Sumber Daya Manusia dengan sikap dan pemahaman yang benar akan pelayanan

b. Dukungan dan komitmen manajemen puncak

c. Sistem pelayanan (SOP) yang solid d. Infrastruktur (peralatan) yang memadai

Sudah saatnya perpustakaan memberikan pelayanan prima kepada pengguna, karena pelayanan prima adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam membantu kebutuhan pemustaka dengan sikap

profesional dan mampu memberikan nilai keunggulan dengan sikap kompetitif yang sehat untuk mewujudkan visi universitas sebagai academic excellence. Tiga

komponen utama yang harus dimiliki perpustakaan dalam melaksanakan pelayanan prima:

– Pemberdayaan sumber daya insani dan sumber daya non-insani (human

resources and non-human resources).

– Pelayanan yang tidak bersifat menunggu (services).

– Pemberdayaan pemustaka (users’s empowering).

Dunia perpustakaan dan kepustakawanan dikenal ada dua macam pelayanan yaitu layanan teknis dan layanan pengguna. Layanan teknis adalah

layanan yang menyangkut pekerjaan dalam mempersiapkan bahan pustaka agar nantinya bahan pustaka tersebut dapat digunakan, Sedangkan layanan pengguna

(17)

Jenis-jenis layanan pengguna yang biasa diselenggarakan oleh perpustakaan, tetapi semua layanan tersebut penyelengaraannya dapat disesuaikan

dengan kondisi tenaga perpustakaan dan kebutuhan penggunannya, jenis layanan pengguna tersebut antara lain adalah layanan keanggotaan, layanan pendidikan pemakai, layanan penelusuran informasi, layanan rujukan dan bantuan pengguna

(referensi), layanan digital, layanan penataan bahan cetak, dan layanan Sirkulasi.

4.1 Layanan keanggotaan

Layanan keanggotaan adalah layanan diberikan oleh perpustakaan kepada masyarakat (sesuai dengan jenis perpustakaan) yang berkehendak untuk menjadi anggota perpustakaan dan menerbitkan kartu tanda anggota perpustakaan, dengan

terdaftarnya menjadi anggota perpustakaan maka perpustakaan akan memberikan hak kepada anggota tersebut untuk meminjam bahan pustaka atau

mempergunakan fasilitas yang tersedia di Perpustakaan sesuai dengan ketentuan masing-masing perpustakaan. Bila suatu saat berhenti menjadi anggota maka petugas layanan keanggotaan memeriksa data peminjaman (penyimpanan secara

manual maupun penyimpanan secara automasi), jika masih ada ditemukan pinjaman maka petugas menyarankan untuk menyelesaikan pengembalian

pinjaman tersebut segera, setelah pinjaman dikembalikan maka seterusnya petugas untuk menghapuskan dari data keanggotaan. Sedangkan Perpustakaan Perguruan Tinggi mensyaratkan kepada mahasiswa untuk mengurus Surat

(18)

Uraian tugas staf pada layanan keanggotaan tidak hanya melakukan kegiatan yang bersifat keanggotaan saja, tetapi bertanggung jawab pula di bidang lain di

luar pekerjaan keanggotan, adapun uraian tugas layanan keanggotaan adalah : 1) Mengentri atau mengaktifkan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) sebagai

anggota Perpustakaan

2) Menerima Compact Disk (CD) tugas akhir untuk Diploma dan Strata 1 serta menerima Tesis dan Disertasi serta Compact Disknya untuk pascasarjana

3) Menerima karya ilmiah atau penelitian dari dosen serta Compact Disknya. 4) Menerbitkan Surat Keterangan penyerahan karya ilmiah, tesis, dan disertasi 5) Memeriksa pinjaman pada database peminjaman sebelum menerbitkan

SKBP

6) Kalau pinjaman tidak ada, Petugas menerbitkan Surat Keterangan Bebas dari Tagihan

7) Memberi tanda dengan melobangi KTM sebagai tanda bahwa KTM tersebut tidak bisa dipergunakan kembali

8) Membuat statistik keanggotaan, SKBP, dan Surat Keterangan Ilmiah

9) Bersedia diperbantukan di bidang yang lain bila dibutuhkan 10)Melaksanakan tugas-tugas yang sifatnya insidentil dari atasan 4.2 Layanan pendidikan pemakai

Dalam bahasa inggris ada bermacam-macam istilah yang dipakai untuk

pendidikan pemakai, diantaranya user education (pendidikan pemakai, bimbingan pemakai), library orientation (orientasi perpustakaan, penyuluhan perpustakaan),

(19)

Tujuan layanan pendidikan pemakai utama adalah memperkenalkan kepada pemakai bahwa perpustakaan adalah suatu system yang didalamnya ada gedung,

koleksi, sumber daya manusia dan pengguna yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Kehadiran perpustakaan dengan koleksi yang lengkap tidak ada artinya tanpa kehadiran pemakai, demikian pula sebaliknya. Ada

bermacam-macam tujuan yang hendak dicapai dalam program pendidikan pemakai, antara lain :

a) Agar pemustaka menggunakan perpustakaan secara efektif dan efisien. b) Agar pemustaka menggunakan sumber-sumber literatur dan dapat

menemukan informasi yang relevan dengan masalah yang dihadapi.

c) Memberi pengertian pada pemustaka akan tersedianya informasi di perpustakaan dalam bentuk tercetak atau tidak tercetak.

d) Memperkenalkan kepada pemustaka jenis-jenis koleksi serta ciri-cirinya. e) Memberikan latihan atau petunjuk dalam menggunakan perpustakaan dan

sumber-sumber informasi agar pemustaka mampu meneliti suatu masalah,

menemukan materi yang relevan, mempelajari dan memecahkan masalah. f) Mengembangkan minat baca masyarakat pemakainya.

g) Memperpendek jarak antara pustakawan dengan pemakainya. h) Menuju masyarakat informasi.

4.3 Layanan penelusuran informasi

Penelusuran informasi menjadi penting karena “ruh” atau “nyawa” dari sebuah layanan informasi dalam unit informasi atau perpustakaan adalah

(20)

menemukan informasi yang diminta pemakai, dan bagaimana memberikan “jalan” kepada pemakai untuk menemukan informasi yang dikehendaki. Proses

penelusuran informasi menjadi penting untuk menghasilkan sebuah temuan atau informasi yang relevan, akurat dan tepat. Proses dan penggunaan alat yang tepat akan menghasilkan informasi yang tepat pula

Salah satu hal penting yang menjadi bagian tak terpisahkan dari sebuah perpustakaan adalah adanya proses temu kembali informasi, dimana secara

spesifik juga akan menyangkut penelusuran informasi. Temu kembali informasi sendiri merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan dan memasok informasi bagi pemakai sebagai jawaban atas permintaan atau berdasarkan

kebutuhan pemakai (Sulistyo-Basuki, 1992). “Temu balik informasi” merupakan istilah generic yang mengacu pada temu balik dokumen atau sumber atau data

dari fakta yang dimiliki unit informasi atau perpustakan. Sedangkan penelusuran informasi merupakan bagian dari sebuah proses temu kembali informasi yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai akan informasi yang dibutuhkan,

dengan bantuan berbagai alat penelusuran dan temu kembali informasi yang dimiliki perpustakaan / unit informasi.

4.4 Layanan rujukan (referensi)

Pada umumnya pelayanan rujukan adalah sama untuk setiap jenis perpustakaan yaitu memberikan pelayanan yang baik dan efisien kepada

(21)

membina dan mengembangkan koleksi rujukan. Pelayanan rujukan pada dasarnya mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Memungkinkan pemakai perpustakaan menemukan informasi dengan cepat dan tepat.

2. Memungkinkan pemakai melakukan penelusuran literature informasi dengan

pilihan yang lebih luas.

3. Memungkinkan pemakai menggunakan koleksi rujukan dengan tepat guna.

Uraian tugas staf pada layanan rujukan dan bantuan pengguna tidak hanya melakukan kegiatan yang bersifat rujukan dan bantuan pengguna, tetapi bertanggung jawab pula di bidang lain di luar pekerjaan kepustakawanan, adapun

uraian tugas kepustakawanannya adalah :

1. Membimbing dan melayanai pemakai dalam mencari informasi

2. Menerima pertanyaan dari pengguna 3. Melakukan analisis terhadap pertanyaan 4. Menentukan kata kunci (keyword) atau subyek

5. Melakukan penelusuran

6. Mendapatkan dan memberikan jawaban

7. Menjajarkan koleksi yang terpakai yang tepat di rak

8. Membuat statistik yang berhubungan dengan kegiatan layanan rujukan 9. Membimbing dan melayani pemakai dalam mencari informasi

10.Melakukan apa saja di bidang rujukan dan bantuan pengguna yang berhubungan dengan unsur yang dinilai dalam pemberian angka kredit

(22)

4.5Layanan digital

Layanan digital adalah layanan yang menyediakan penelusuran data full text atau secara utuh akan tetapi dalam bentuk format elektonik. Layanan ini

diharapkan dapat mempermudah pencarian informasi di dalam koleksi obyek informasi seperti dokumen, gambar dan database dalam format digital dengan

cepat, tepat, dan akurat. Suryandari (2007) mengungkapkan proses digitalisasi yang dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a) Scanning, yaitu proses memindai (men-scan) dokumen dalam bentuk cetak dan mengubahnya ke dalam bentuk berkas digital. Berkas yang dihasilkan dalam contoh ini adalah berkas PDF.

b) Editing, adalah proses mengolah berkas PDF di dalam komputer dengan cara memberikan password, watermark, catatan kaki, daftar isi, hyperlink (hubungan yang banyak), dan sebagainya. Kebijakan mengenai hal-hal apa saja yang perlu

diedit dan dilingdungi di dalam berkas tersebut disesuaikan dengan kebijakan yang telah ditetapkan perpustakaan. Proses Optical Character Recognition (OCR)

dikategorikan pula ke dalam proses editing. OCR adalah sebuah proses yang mengubah gambar menjadi teks. Sebagai contoh, jika kita memindai sebuah halaman abstrak tesis, maka akan dihasilkan sebuah berkas PDF dalam bentuk

(23)

c) Uploading, adalah proses pengisian (input) metadata dan meng-upload berkas dokumen tersebut ke digital library. Berkas yang di-upload adalah berkas PDF

yang berisi full text karya akhir dari mulai halaman judul hingga lampiran, yang telah melalui proses editing.

Uraian tugas staf pada layanan digital tidak hanya melakukan kegiatan

yang bersifat digital, tetapi bertanggung jawab pula di bidang lain di luar pekerjaan kepustakawanan, adapun uraian tugas kepustakawanannya adalah :

1. Membantu pengguna dalam hal registrasi e-mail dan setting WiFi di laptop 2. Meng upload data ke berkas unduhan untuk subjek tertentu

3. Meng upload data ke USU Repository

4. Men download jurnal bidang tertentu

5. Melakukan penelusuran jurnal atas pesanan pengguna

6. Membuat statistik yang berhubungan dengan kegiatan layanan digital 7. Membimbing dan melayani pemakai dalam mencari informasi

8. Melakukan apa saja di bidang layanan yang berhubungan dengan unsur

yang dinilai dalam pemberian angka kredit pustakawan. 4.6Layanan bantuan pengguna dan penataan bahan cetak

Layanan bantuan pengguna dan penataan bahan cetak, melayani dan membimbing setiap pengguna yang mengalami kesulitan menemukan bahan pustaka atau menggunakan peralatan yang tersedia, menjajarkan buku ke dalam

(24)

Uraian tugas staf pada layanan penataan bahan cetak tidak hanya melakukan kegiatan yang bersifat penataan, tetapi bertanggung jawab pula di

bidang lain di luar pekerjaan kepustakawanan, adapun uraian tugas layanan penataan adalah :

1. Membimbing dan melayani pemakai dalam mencari informasi

2. Menjajarkan koleksi bahan pustaka setiap waktu. 3. Mencatat peralatan kerja yang dibutuhkan

4. Mengawasi pemakai yang merusak buku dan menenangkan situasi tempat belajar dari kebisingan

5. Menghitung jumlah bahan pustaka yang dipergunakan di perpustakaan dan

bahan pustaka akan dijajarkan ke dalam rak

6. Membuat statistik jumlah bahan pustaka yang dipergunakan di perpustakaan

dan bahan pustaka akan dijajarkan ke dalam rak 4.7Layanan sirkulasi

Layanan sirkulasi adalah pelayanan yang menyangkut peredaran

bahan-bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan. Pada pelayanan sirkulasi ini dilakukan peroses meminjamkan, mengembalikan, mencatat pesanan,

memperpanjang masa pinjam, menagih atas keterlambatan mengembalikan pinjaman, memberikan sanksi, dan menerbitkan Surat Keterangan Bebas dari Tagihan bagi perpustakaan Perguruan Tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat

(Lasa H.S, 1994) ”Layanan Sirkulasi, adalah mancakup semua bentuk kegiata pencatatan dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pengguna jasa

(25)

Uraian tugas staf pada layanan sirkulasi tidak hanya melakukan kegiatan yang bersifat digital, tetapi bertanggung jawab pula di bidang lain di luar

pekerjaan kepustakawanan, adapun uraian tugas layanan sirkulasi adalah : a. Peminjaman

1. Menerima kartu anggota dan buku yang akan dipinjam

2. Melakukan skenning pada kartu dan buku yang akan dipinjam (proses peminjaman)

3. Membubuhkan cap tanggal kembali pada slip peminjaman (date due slip) 4. Memberikan buku yang dipinjam dan kartu anggota kepada peminjam 5. Mencetak dan memberikan struk peminjaman kepada peminjam 6. Membuat statistik transaksi peminjaman

b. Pengembalian dan perpanjangan

1. Menerima kartu anggota dan buku yang akan dikembalikan atau diperpanjang

2. Memeriksa keadaan fisik buku bila rusak, peminjam dikenakan sanksi 3. Mencocokan tanggal kembali buku dengan slip pengembalian

4. Bila buku terlambat dikembalikan, peminjam dikenakan denda

5. Menghapus data pinjam dari database peminjaman sirkulasi (proses pengembalian)

6. Bila memperpanjang pinjaman buku lakukan proses perpanjangan 7. Membubuhkan cap tanggal kembali pada slip peminjaman

8. Memberikan buku yang diperpanjang dan kartu anggota kepada peminjam 9. Mencetak dan memberikan struk pengembalian atau perpanjangan kepada

peminjam

(26)

c. Penagihan

1. Memeriksa keterlambatan pinjaman berdasarkan program studi atau fakultas pada database SIPus.

2. Membuat dan mencetak daftar tagihan berdasarkan program studi dan fakultas

3. Memberitahukan atau menyerahkan daftar tagihan kepada Ketua Tim Sirkulasi atau Kepala Bidang Pelayanan Pengguna untuk diketahui.

4. Menyerahkan daftar tagihan kepada Kepala/Wakil Kepala untuk diketahui dan ditandatangani.

5. Menempelkan daftar tagihan pada papan publikasi perpustakaan dan papan publikasi fakultas setiap triwulan

6. Mengedarkan daftar tagihan ke semua program studi di lingkungan USU setiap triwulan.

7. Membuat statistik pengembalian

5. Kinerja Keluaran (Output) Perpustakaan USU

Pengukuran kinerja bagi Perpustakaan sangat penting untuk mengetahui posisi relatif perpustakaan satu terhadap perpustakaan yang lain. Disamping itu ukuran tersebut dapat dijadikan bahan untuk evaluasi program-progran

perpustakaan. Adapun kinerja keluaran atau output Perpustakaan USU,

5.1Capaian Jumlah Pengunjung Perpustakaan

antara lain:

Salah satu ukuran yang sering digunakan untuk mengetahui kinerja perpustakaan adalah jumlah pemakai yang datang atau berkunjung ke

(27)

5.2Capaian Jumlah Anggota

Di perpustakaan USU Sivitas Akademika secara otomatis menjadi anggota

perpustakaan. Diharapkan dari tahun ke tahun semakin meningkat atau bertambah banyak minat masyarakat untuk menjadi anggota perpustakaan sesuai dengan jenis dan fungsi perpustakaan.

5.3Jumlah Layanan Circulation

Mengukur jumlah item yang disirkulasikan oleh perpustakaan USU

terhadap populasi yang wajib dilayani oleh pemakai perpustakaan. Untuk meningkatkan jumlah item yang akan dipinjam oleh Sivitas Akademika maka perpustakaan perlu melakukan promosi yang lebih gencar kepada pengguna

potensialnya misal dengan:

1. Untuk meminjamkan koleksi tendon (reserved book) atau dengan

menjadikan short loan collection yang hanya dapat dipinjam dua hari misalnya.

2. Dengan membuka layanan lebih panjang

3. Meningkatkan mutu layanan misal denga menerapkan otomasi layanan perpustakaan.

5.4 Jumlah In-Library Material Use

Dengan banyaknya pengunjung yang akan mencari informasi untuk

menghabiskan waktu luang, untuk menyusun laporan, untuk kepentingan penelitian dan kepentingan karya ilmiah, tentu hal ini akan meningkatkan jumlah

(28)

5.5Kunjungan ke Situs Web

Dengan adanya situs web perpustakaan maka

5.6Layanan Digital

kunjungan semakin meningkat

jumlahnya, hal ini dapat dilihat dari hit (kunjungan) dan page view (jumlah pembukaan halaman), bertambahnya jumlah kunjungan ini karena terbukanya kesempatan tidak hanya anggota dan atau masyarakat setempat yang dapat

mengakses tetapi pengguna belahan lainpun sudah dapat mengakses Situs Web Perpustakaan.

Diharapkan bertambahnya pengguna dapat mengakses koleksi yang disimpan dalam format digital, konten digital dapat disimpan secara lokal, atau

diakses jarak jauh melalui jaringan komputer. Sebuah perpustakaan digital adalah jenis sistem temu kembali informasi. Hasil layanan digital yang diharapkan

meningkat adalah

5.7Bimbing dan Pendidikan pemakai

Jumlah download artikel Ilmiah dari Jurnal Elektronik, Pengguna Jurnal Elektronik, Jumlah pengunjung/pengguna layanan digital.

Bertambahnya minat anggota perpustakaan untuk mendapat pendidikan dan bimbingan perpustakaan guna untuk mengetahui bahan pustaka dan

sumber-sumber informasi lainnya yang ada di perpustakaan, karena perpustakaan adalah suatu sistem yang didalamnya ada gedung, koleksi, sumber daya manusia dan pengguna yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Perpustakaan USU

setiap tahunnya mengadakan bimbingan pemakai bagi mahasiswa baru dan lama. Walaupun tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa. Di bawah ini tabel jumlah

(29)

5.8Jumlah Layanan Referensi

Layanan rujukan (reference service), bantuan yang diberikan oleh

(30)

DAFTAR BACAAN

1. Kariman, Tina Mariany. Perpustakaan sebagai media pembelajaran. Makalah disampaikan pada Seminar dan Musyawarah Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Sumatera Utara. Medan, 9 Desember 2000.

2. Lubis, A. Fadhil. Pemberdayaanperpustakaan dalam peningkatan kulaitas sumber daya manusia, Makalah disampaikan pada Seminar Musyawarah Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Sumatera Utara, Medan, 9 Desember 2000.

3. Nawar, Agus. 2002. Psikologi pelayanan. Banda Aceh: Alfabeta.

4. Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. 2010. Laporan akuntabilitas kinerja (LAKIP) Perpustakaan Universitas Sumatera Utara 2010. Perpustakaan USU, Medan.

5. Ratminto dan Atik Septi Winarsih. 2005. Manajemen Pelayanan: Pengembangan Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan Standar Pelayanan Minimal. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

6. Siagian, Sondang P. 1995. Teori motivasi dan aplikasinya. Rineka Cipta, Jakarta.

7. Sulistyo-Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

8. Suryandari, Ari (Ed.). 2007. Aspek Manajemen Perpustakaan Digital. CV Sagung Seto, Jakarta.

9. Yoeti, Oka A. 1999. Psikologi pelayanan wisata. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

10.

11.

(5/8/2010)

Referensi

Dokumen terkait