• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Distribusi Poisson Dan Distribusi Eksponensial Dalam Model Antrian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kajian Distribusi Poisson Dan Distribusi Eksponensial Dalam Model Antrian"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

SKRIPSI

ANGGARAN SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.PERKEBUNAN

NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN OLEH

NAMA : FITRI JUNITA SITINDAON

NIM : 080522156

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “Anggaran Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengendalian Biaya Produksi pada PT. Perkebunan Nusantara III (persero) Medan” , adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan Skripsi level Program S-1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Program S1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Medan, Februari 2011 Yang Membuat Pernyataan

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “Anggaran Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengendalian Biaya Produksi Pada PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan”.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan pendidikan Strata 1 pada Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.

Dalam penulisan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, dukungan, dorongan secara moril, masukan dan saran sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si.,Ak selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M,Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(4)

4. Ibu Dra.Sri Mulyani, MBA,Ak., selaku Dosen Pembanding/Penguji I dan Bapak Drs. Wahidin Yasin, M.Si,Ak., selaku Dosen Pembanding/Penguji II yang telah memberikan banyak arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Pimpinan serta seluruh staf PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang telah banyak membantu Peneliti khususnya dalam penyediaan data dan informasi.

6. Kedua orang tua, bapak saya Posman Sitindaon dan Mama saya Nurhaida Br Samosir dan kakak, abang, adik saya yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang dan doa kepada peneliti untuk selalu berbuat yang terbaik.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, namun diharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Februari 2011 Peneliti

(5)

ABSTRAK

Salah satu peranan anggaran adalah sebagai alat observasi biaya produksi yang bermanfaat bagi perusahaan untuk menilai adanya efektifitas maupun in-efisiensi yang terjadi pada perusahaan.

Metode yang digunakan peneliti dalam menganalisa data adalah metode deskriptif yang menguraikan dan menjelaskan tentang anggaran sebagai alat bantu manajemen dalam pengengalian biaya produksi pada PT. Perkebunan Nusantara III (persero) Medan. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik penelitan dengan cara wawancara dan teknik dokumentasi.

Kesimpulan yang dapat dikemukakan dari mendirikan masalah antara lain: (1) dalam penyusunan anggaran perusahaan didasarkan pada RJP (rencana jangka Panjang), Pedoman penyusunan RKAP (rncana kerja anggaran perusahaan), dan kondisi lapangan yang sebenarnya. (2) karena anggaran Yang hanya bersifat taksiran dan estimasi maka, dapat dilihat penyimpangan yang timbul menyebabkan ketidakefektifan dan ketidak efisiensian perusahaan. (3) biaya produksi PT.Perkebunan Nusantara III (persero) Medan terdiri dari empat unsur yaitu biaya tanaman, biaya pembelian, biaya olah dan biaya umum. (4) proses penyusunan anggaran pada PT. Perkebunan Nusantara III (persero) Medan terstuktur dengan baik. (5) penyajian dan pelaporan anggaran beserta kelengkapanya pada PT.Perkebunan Nusantara III (persero) Medan juga sudah cukup baik dipandang dari bentuk dokumnetasi yang telah dibuat oleh perusahaan. (6) terdapat penyimpangan yang bersifat unfavorable pada tahun 2005 dan tahun 2006.

(6)

ABSTRACT

One of budget role is production cost observation tool that really benefit cortporate to assessess to mark sense efficiency and happening effectiveness on firm.

Methode that utilized by writer in analysis data is descriptive methode which describe and wording about budget as toot of production cost observation on PT. III Archipelago Plantantion field. Gathered data type is that qualitative character and quantitative one consisting of secondary data. To gather data in observational it, writer chooses to utilize research tech by interview and documentation tech.

Conclusion which can be interposed from found problem for example : (1) deep corporate budget collation based on RJP (long range plan), RKAP collation guidance ( corporate budget work schedule), and condition of which actually. (2) since budgets that character just gets estimate and estimation character therefore, can see deviation that evoking to cause to is not effective and efficient is firm. (3) production cost of PT. III Archipelago Plantantion field consisting of four unsure which is plant costs, phurcase cost, operational cost and general cost. (4) budget collation processes on PT. III archipelago Plantantion field most structure with every consideration. (5) representative and budget reporting is equipment on PT. III Archipelago Plantantion field was passably been seen from documentation from already made by firm. (6) available deviation which get character unfavorable on year 2005 and 2006.

(7)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 1.1 Anggaran biaya produksi 26

Tabel 1.2 Anggaran kebutuhan bahan baku 28

Tabel 1.3 Anggaran pembelian bahan baku 29 Tabel 1.4 Anggaran biaya bahan baku 30 Tabel 1.5 Anggaran tenaga kerja lansung 22 Tabel 2.1 Realisasi dan Anggaran Biaya Produksi Tahun 2005 60 Tabel 2.2 Realisasi dan Anggaran Biaya Produksi Tahun 2006 61 Tabel 2.3 Realisasi dan Anggaran Penjualan Inti dan Minyak Sawit

Tahun 2005 64

Tabel 2.4 Realisasi danAnggran Penjualn Inti dan Minyak Sawit 65 Tahun 2006

(8)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul

Lampiran 1 Laporan Beban Pokok Produksi Lampiran 2 Neraca Tahun 2004

Lampiran 3 Struktur Organisasi Perusahaan Lampiran 4 Struktur Organisasi Perusahaan

(10)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN...i

KATA PENGANTAR...ii

ABSTRAK...iv

ABSTRACT...v

DAFTAR TABEL...vi

DAFTAR GAMBAR...vii

DAFTAR LAMPIRAN...viii

DAFTAR ISI...ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Perumusan Masalah...3

C. Tujuan Penelitian...4

D. Manfaat Penelitian...4

E. Kerangka Konseptual...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Anggaran Biaya Produksi...7

1. Pengertian Anggaran...7

2. Fungsi Anggaran...11

3. Pengertian Anggaran Biaya Produksi...12

(11)

1. Proses Penyusunan Anggaran...17

2. Cara Pembuatan Anggaran...20

3. Penyusunan Anggaran Biaya Produksi...22

C. Anggaran Biaya Produksi Sebagai Alat Pengendalian....33

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian... 41

B. Jenis Data...41

C. Teknik Pengumpulan Data...42

D. Metode Analisis Data...42

E. Responden...42

F. Jadwal dan Lokasi Penelitian...42

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian...43

1. Sejarah Singkat Perusahaan...43

2. Struktur Organisasi Perusahaan...45

3. Kegiatan Operasi Perusahaan dan Wilayah Kerja....53

4. Penyusunan Anggaran Biaya Produksi...53

5. Pengendalian Melalui Anggaran produksi...56

B. Analisa Hasil Penelitian...58

1. Analisa Tentang Cara Penyusunan Anggaran...58

2. Anggaran Sebagai Alat Pengendalian...60

(12)

B. Saran...70

(13)

ABSTRAK

Salah satu peranan anggaran adalah sebagai alat observasi biaya produksi yang bermanfaat bagi perusahaan untuk menilai adanya efektifitas maupun in-efisiensi yang terjadi pada perusahaan.

Metode yang digunakan peneliti dalam menganalisa data adalah metode deskriptif yang menguraikan dan menjelaskan tentang anggaran sebagai alat bantu manajemen dalam pengengalian biaya produksi pada PT. Perkebunan Nusantara III (persero) Medan. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik penelitan dengan cara wawancara dan teknik dokumentasi.

Kesimpulan yang dapat dikemukakan dari mendirikan masalah antara lain: (1) dalam penyusunan anggaran perusahaan didasarkan pada RJP (rencana jangka Panjang), Pedoman penyusunan RKAP (rncana kerja anggaran perusahaan), dan kondisi lapangan yang sebenarnya. (2) karena anggaran Yang hanya bersifat taksiran dan estimasi maka, dapat dilihat penyimpangan yang timbul menyebabkan ketidakefektifan dan ketidak efisiensian perusahaan. (3) biaya produksi PT.Perkebunan Nusantara III (persero) Medan terdiri dari empat unsur yaitu biaya tanaman, biaya pembelian, biaya olah dan biaya umum. (4) proses penyusunan anggaran pada PT. Perkebunan Nusantara III (persero) Medan terstuktur dengan baik. (5) penyajian dan pelaporan anggaran beserta kelengkapanya pada PT.Perkebunan Nusantara III (persero) Medan juga sudah cukup baik dipandang dari bentuk dokumnetasi yang telah dibuat oleh perusahaan. (6) terdapat penyimpangan yang bersifat unfavorable pada tahun 2005 dan tahun 2006.

(14)

ABSTRACT

One of budget role is production cost observation tool that really benefit cortporate to assessess to mark sense efficiency and happening effectiveness on firm.

Methode that utilized by writer in analysis data is descriptive methode which describe and wording about budget as toot of production cost observation on PT. III Archipelago Plantantion field. Gathered data type is that qualitative character and quantitative one consisting of secondary data. To gather data in observational it, writer chooses to utilize research tech by interview and documentation tech.

Conclusion which can be interposed from found problem for example : (1) deep corporate budget collation based on RJP (long range plan), RKAP collation guidance ( corporate budget work schedule), and condition of which actually. (2) since budgets that character just gets estimate and estimation character therefore, can see deviation that evoking to cause to is not effective and efficient is firm. (3) production cost of PT. III Archipelago Plantantion field consisting of four unsure which is plant costs, phurcase cost, operational cost and general cost. (4) budget collation processes on PT. III archipelago Plantantion field most structure with every consideration. (5) representative and budget reporting is equipment on PT. III Archipelago Plantantion field was passably been seen from documentation from already made by firm. (6) available deviation which get character unfavorable on year 2005 and 2006.

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era perdagangan bebas sekarang ini, dimana proteksi dan subsidi pemerintah ditekan seminimal mungkin, maka pengelolaan biaya (cost) akan menjadi keunggulan kompetitif yang penting dan sangat menentukan keberhasilan perusahaan. Hal ini disebabkan karena pengelolaan biaya bukan lagi hanya bertujuan untuk memaksimalkan laba, tetapi lebih jauh daripada itu yaitu menjadi syarat bagi eksistensi perusahaan.Wujud dari pengelolaan biaya ini dapat di nyatakan dalam bentuk anggaran atau lebih di kenal dengan budget.

Anggaran merupakan pencerminan dari fungsi dari manajemen, yaitu perencanaan, koordinasi dan pengendalian yang kemudian akan di ikuti oleh evaluasi karena anggaran di susun dengan mempertimbangkan pengalaman masa lalu, keadaan yang terjadi sekarang ini dan peramalan yang akan datang yang dapat berorientasi jangka pendek maupun jangka panjang. Anggaran yang di susun secara teliti dan terperinci dapat menjadi petunjuk bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan dalam proses pengambilan keputusan. Anggaran biaya produksi memungkinkan perusahaan untuk menafsir biaya per unit, menentukan harga jual produk yang menghasilkan suatu keuntungan tertentu dan juga menentukan seberapa besar jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai aktivitas produksi barang tersebut. Biaya produksi merupakan komponen biaya terbesar pada perusahaan manufaktur. Oleh sebab itu pengendalian yang

(16)

maksimal atas produksi melalui suatu anggaran merupakan pondasi penting bagi pengendalian biaya di suatu perusahaan.

PT. Perkebunan Nusantara III Medan merupakan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang perkebunan dan pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit. Produk jadi hasil olahan perusahaan ini adalah CPO (crude palm oil) dan Palm Kernel (TBS) yang berasal dari sumber bahan baku berupa Tandan Buah segar (TBS) yang berasal dari kebun sendiri dan pembelian dari pihak ketiga yang kemudian diolah secara bersamaan. Produk jadi berupa CPO kemudian disalurkan kemudian disalurkan ke PT. SAN (Sarana Agro Nusantara) belawan yang merupakan terminal tangki timbun sementara (storage tank ) sebelum dijual lokal atau ekspor melalui Kantor Pemasaran Bersama (KPB) dengan cara pelelangan umum, sedangkan berupa Palm Kernel Oil (PKO) dan Palm Kernel Meal (PKM). Sebagaimana layaknya pengolahan adalah faktor dominan, pengelolahan biaya produksi melalui proses angggaran juga merupakan bagian penting dari proses manajemen perusahaan secara keseluruhan pada PTPN III (persero) Medan.

Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan, Peneliti menemukan adanya indikasi penyusunan anggaran belum maksimal, sehingga peranan anggaran sebagai alat bantu manajemen di PTPN III (persero) Medan kurang efektif. Hal ini dapat di lihat dari penyimpangan yang tidak menguntungkan (unfavorable varience) antara anggaran biaya dengan realisasinya beberapa tahun terakhir yaitu

(17)

adanya suatu solusi yang dapat diimplementasikan guna mencegah terulangnya hal ini dimasa yang akan datang.

Ekspektasi yang terlalu tinggi pada saat penyusunan anggaran menjadi salah satu penyebab terjadinya hal tersebut. Anggaran seringkali disusun menyesuaikan dengan target yang diharapkan manajemen pusat sehingga luput mempertimbangkan kondisi alam yang sulit di prediksi, serta pihak manajemen belum menindaklanjuti varience tersebut dalam memaksimalkan keamanan kebun guna mencegah terjadinya pencurian serta kecenderungan untuk meminimalisasikan biaya dalam jangka pendek dengan mengurangi aktivitas yang akan bermanfaat dalam jangka panjang seperti pemupukan.

Oleh karena itu Peneliti ingin meninjau bagaimana anggaran sebagai alat bantu manajemen dalam pengendalian biaya produksi dalam perusahaan, mengingat hal ini membawa manfaat yang besar bagi perusahaan, dalam hal ini PTPN III( persero) Medan.berdasarkan uraian diatas maka Penulis tertarik untuk menulis judul “Anggaran Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengendalian Biaya Produksi Pada PTPN III (persero) Medan”.

B. Perumusan Masalah

(18)

” Apakah anggaran biaya produksi yang diterapkan oleh PT.Perkebunan Nusantara III ( persero) Medan telah efektif sebagai alat pengendalian?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin di capai dengan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah anggaran sebagai alat manajemen dalam pengendalian biaya produksi pada PT Perkebunan Nusantara III ( persero ) Medan telah efektif sebagai alat pengendalian .

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitan ini adalah :

1. Bagi Peneliti, untuk menambah pengetahuan serta wawasan khususnya yang menyangkut masalah anggaran sebagai alat bantu manajemen dalam pengendalian biaya produksi,

2. Bagi Perusahaan, memberikan sumbangan berupa saran-saran yang di pandang perlu bagi perusahaan tentang anggaran sebagai alat bantu manajemen dalam pengendalian biaya produksi,

(19)

E. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan yang telah di uraikan Peneliti membuat kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 1 Kerangka Konseptual

PT. PerkebunanNusantara III dalam menafsir besar biaya produksi yang dibutuhkan dalam suatu periode produksi atau dana yang diperlukan untuk membiayai produksi atau dan untuk membiayai produksi barang adalah dengan membuat suatu anggaran biaya produksi. Anggaran ini menjadi pedoman kerja perusahaan dalam memproduksi barang, sehingga jelas misi dan target yang akan dicapai pada periode berikutnya.

Pada akhir periode akan diketahui realisasi biaya produksi yang terjadi, dari realisasi ini akan diketahui besar penyimpangan yang terjadi selama produksi. Pengendalian berdasarkan anggaran ini dilakukan dengan membandingkan anggaran dengan realisasinya, dari perbandingan tersebut dapat diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dengan realisasi. Setelah diketahui penyebab penyimpangan biaya yang terjadi maka manajemen mengambil tindak

Pengendalian Biaya Produksi

( Manager Produksi)

Anggaran biaya Produksi

Realisasi Biaya Produksi Varian Biaya

(20)
(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Anggaran Biaya Produksi 1. Pengertian Anggaran

Anggaran merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap perusahaan, baik perusahaan yang bertujuan mencari laba maupun bertujuan non laba termasuk perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan industri. Sebelum perusahaan beroperasi, perlu adanya rencana berupa anggaran, sehingga jelas misi dan target yang akan dicapai pada periode berikutnya. Bagi pimpinan perusahaan, anggaran merupakan sarana untuk keperluan rencana, koordinasi, pengawasan dan pengendalian. Untuk lebih memahami pengertian anggaran maka peneliti akan mengemukakan beberapa pendapat ahli tentang anggaran sebagai berikut:

Menurut Garrison, Norren and Brewer (2007:4), “Anggaran adalah rencana terperinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya selama suatu periode waktu tertentu”. Menurut M. Nafarin (2004:12), Anggaran merupakan rencan tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitif dan umumnya dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu”. Menurut Herawati dan Sunarto (2004:2),” Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk

(22)

angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang”.dari pendapat di atas, anggaran memiliki beberapa ciri antara lain rencana, seluruh kegiatan organisasi, dinyatakan dalam moneter, dan jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.

1. Rencana

Anggaran merupakan suatu rencana yang menggambarkan mengenai kegiatan perusahaan di masa yang akan datang.

2. Meliputi seluruh kegiatan

Anggaran akan dijadikan sebagai pendoman kerja dan juga sebagai sebagai alat kerja serta alat pengendalian, maka anggaran harus dapat mencakup semua kegiatan yang akan dilaksanakan oleh semua bagian yang ada di perusahaan. Apabila ada sebagian dari kegiatan perusahaan yang tidak mencakup dalam anggaran, berarti ada sebagian kegiatan yang tidak mempunyai pendoman atau arah.

3. Dinyatakan dalam satuan moneter

(23)

4. Jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang

Anggaran harus menunjukan secara jelas jangka waktu berlakunya angka-angka tersebut, agar dapat mempermudah penilaian pencapaian apa yang telah memungkinkan untuk dicapai, sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Anggaran diperlukan tentunya karena mempunyai tujuan dan manfaat. Berikut ini akan dijelaskan mengenai tujuan dan manfaat anggaran.

a. Tujuan Anggaran

1) Adapun tujuan di bidang planning adalah:

a) Membantu manajemen meneliti dan mempelajari segala masalah yang berkaitan dengan aktivitas yang akan dilaksanakan,

b) Membantu mengarahkan seluruh sumber daya yang ada di perusahaan dalam menentukan arah atau aktivitas yang paling menguntungkan, c) Membantu arah atau menunjang kebijaksanaan perusahaan,

d) Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia, e) Membantu pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif. 2) Adapun tujuan anggaran di bidang coodinating adalah:

a) Membantu mengkoordinir faktor sumber daya manusia dengan perusahaan,

b) Membantu menilai kesesuaian antara rencana aktivitas perusahaan dengan keadaan lingkungan usaha yang dihadapi,

(24)

d) Membantu mengetahui kelemahan dalam organisasi. 3) Adapun tujuan anggaran di bidang controling adalah:

a) Membantu mengawasi kegiatan dan pengeluaran b) Membantu mencegah pemborosan,

c) Membantu menetapkan standar baru, b. Manfaat dan Kelemahan Anggaran

Anggaran mempunyai banyak manfaat antara lain

1) Anggaran merupakan alat komunukasi bagi rencana manajemen kepada seluruh organisasi,

2) Anggaran memaksa manajer untuk memikirkan dan merencanakan masa depan. Tanpa penyusunan anggaran, maka akan terlalu banyak manajer yang harus menghabiskan waktunya mengatasi berbagai masalah darurat, 3) Proses penganggaran merupakan alat alokasi sumber daya pada berbagai

bagian dalam organisasi agar dapat digunakan seefektif mungkin,

4) Proses penganggaran dapat mengungkap adanya potensi masalah sebelum masalah terjadi,

5) Anggaran mengkoordinasikan aktivitas seluruh organisasi dengan cara mengintergrasikan rencana dari berbagai bagian, penganggaran ikut memastikan agar setiap orang dalam organisasi menuju tujuan yang sama, 6) Anggaran menentukan tujuan dan sasaran yang dapat dijadikan tolak ukur

(25)

1) Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi, sehingga mengandung unsur ketidak pastian,

2) Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (comprehensif) dan akurat,

3) Pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat mengerutu dan menentang, sehingga pelaksanaan anggaran menjadi kurang efektif,

4) Seringkali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami perkembangan yang jauh berbeda daripada yang direncanakan hal ini berarti diperlukan pemikiran untuk penyesuaian,

5) Karena penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensial dapat menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja yang menghambat proses pelaksanaan anggaran.

2. Fungsi Anggaran

Menurut Nafarin (2004:20) anggaran memiliki tiga fungsi. a. Fungsi perencanaan

Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut pemikiran teliti, karena anggaran memberikan gambaran yang lebih nyata/jelas dalam unitdan uang. Misalnya laba tahun 2006 direncanakan setinggi-tingginya. Rencana yang dirumuskan dengan kata “tingginya” tidak jelas maksudnya, karena laba setinggi-tingginya bagi perusahaan yang satu tidak sama dengan perusahaan lain. Dalam anggaran, rencana laba setinggi-tingginya dirumuskan secara teliti dan nyata yaitu dinyatakan secara kuantitatif, misalnya laba tahun 2006 yang harus dicapai perusahaan PT. Karunia direncanakan setinggi-tingginya Rp.2.659.000.

b. Fungsi Pelaksanaan

(26)

agar semua bagian-bagian yang terdapat dalam perusahaan saling menunjang, saling bekerja dengan baik seperti bagian pemasaran, bagian umum, bagian produksi dan bagian keuangan.

c. Fungsi Pengendalian

Anggaran merupakan alat pengendalian/pengawasan (controling). Pengendalian berarti melakukan evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan, dengan cara:

1) Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran), 2) Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu.

Bila dibandingkan antara kegunaan anggaran dengan fungsi-fungsi manajemen, maka anggaran mempunyai kaitan yang sangat erat dengan manajemen, khususnya yang berhubungan dengan perencanaan (planning), pengkoordinasian dan pengendalian

( controling).Dimana fungsi manajemen antara lain adalah: 1. Planning

Menyusun rencana untuk dijadikan pedoman kerja. 2. Organizing

Menyusun struktur organisasi kerja yang merupakan pembagian wewenang dan tanggung jawab kepada para personel (karyawan) perusahaan.

3. Coordinating

Menciptakan koordinasi dan kerjasama yang serasi antara semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.

4. Controling

Pengawasan terhadap kerja karyawan di dalam merealisasikan apa yang tertuang dalam rencana perusahaan yang telah ditetapkan.

3. Pengertian anggaran biaya produksi

Sebelum mengemukakan pengertian biaya produksi, terlebih dahulu akan dibahas pengertian biaya. Terdapat berbagai macam pengertian atau defenisi biaya yang berbeda-beda. Pengertian biaya yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2004) “Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak mengyangkut pembagian kepada penanaman modal”.

(27)

dinyatakan sebagai biaya yang secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan didalam usaha menghasilkan pendapatan dalam suatu periode, sedangkan biaya menurut akuntan adalah sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat.

Biaya dalam hubunganya dengan produksi di sebut biaya produksi. Kegiatan produksi merupakan suatu kegiatan yang di dalam perusahaan yang berhubungan dengan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Dapat dikatakan biaya produksi adalah perhitungan biaya yang berasal dari penyediaan bahan mentah sampai biaya yang di keluarkan untuk produksi barang jadi.

Beberapa ahli mengungkapkan biaya produksi merupakan semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai, atau biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

Berdasakan defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya produksi merupakan jumlah biaya yang diperlukan untuk mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Dari uraian di atas juga dapat di ketahui bahwa unsur-unsur biaya produksi terdiri dari:

a. Bahan baku langsung (direct material cost)

(28)

Bahan yang menjadi bagian dari produk berwujud atau yang dapat digunakan dalam menyediakan jasa biasanya diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung. Misalnya, baja pada mobil, kayu pada perabotan, alkohol pada cologne, denim pada eans, kawat untuk mengkorek gigi, tirai pelindung operasi dan anestesi untuk operasi, peti mati untuk jasa penguburan, dan makanan untuk pesawat terbang semuanya merupakan bahan baku langsung.

b. Tenaga kerja langsung ( direct labour cost)

Tenaga kerja langsung (direct labour cost) adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau pelayanan yang dihasilkan. Seprti pada bahan baku langsung, pengamatan fisik dapat digunakan untuk menghasilkan jasa atau pelayanan. Karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau yang menyediakan jasa pelayanan pada pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung. Sebagai contoh pekerja lini perakitan Chrysler, seorang juru masak pada rumah makan, perawat dokter bedah yang mengikuti operasi pembukaan hati, dan pilot untuk Delta Airlines.

c. Overhead pabrik (factory overhead ).

(29)

kerja langsung dan bahan baku langsung yang diperlukan untuk memproduksi produk. Contohnya mencakup penyusutan bangunan dan peralatan, pemeliharaan, pasokan, pengawasan, penanganan bahan baku, listrik, pajak properti, pertanian, pertamanan halaman pabrik. Perlengkapan biasanya adalah bahan baku yang diperlukan untuk menyediakan jasa. Detergen mesin cuci pada rumah makan cepat saji dan oli pada peralatan produksi adalah contoh dari perlengkapan.

Dengan memahami ketiga unsur biaya produksi tersebut, maka akan lebih mudah untuk memahami pengertian anggaran biaya produksi. Hal ini disebabkan karena unsur biaya produksi sejalan dengan unsur anggaran produksi. Jika ditinjau dari bidang yang tercakup dalam anggaran, maka anggaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Anggaran biaya bahan baku

Setelah menentukan jumlah unit dari setiap produk yang direncanakan akan diproduksi, maka dihitung kebutuhan bahan dalam setiap operasi. Kemuudian menggabungkan kebutuhan pembelian bahan baku dalam anggaran pembelian langsung.

2. Anggaran biaya tenaga kerja langsung

(30)

memasukkan tenaga kerja langsung karena tenaga kerja tidak langsung merupakan bagian dari anggaran overhead pabrik.

3. Anggaran biaya tidak langsung.

Meskipun kita dapat mengelompokan beban overhead pabrik dalam beberapa cara, seperti biasanya kita menggunakan klasifikasi beban alami. Namun klasifikasi beban alami yang mencakup kategori seperti prasarana, tenaga kerja tidak langsung, dan bahan tidak langsung mempunyai keterbatasan penggunaan untuk tujuan anggaran. Sebaiknya kita harus menyusun overhead pabrik untuk setiap pusat biaya sehingga penyelia pusat biaya memiliki tanggung jawab dan wewenang atas biaya yang dikeluarkan. Maka anggaran harus membedakan antara biaya yang dapat dikontrol.

Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa anggaran biaya produksi adalah anggaran atas biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi atau menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa.

B. Penyusunan Anggaran Biaya Produksi 1. Proses Penyusunan Anggaran

Proses penyusunan anggaran biasanya meliputi pembentukan komite

anggaran, menentukan periode anggaran, spesifikasi pedoman anggaran, penyusunan usulan anggaran awal/dasar ( Intial budget ), negosiasi anggaran, review, persetujuan, dan revisi anggaran.

(31)

Sebagian besar organisasi mempunyai komite anggaran yang mengawasi anggaran secara keseluruhan. Komite tersebut terdiri dari anggota manajemen senior. Komite anggaran biasanya meliputi “Chief Executive Officer” atau satu atau lebih wakil presiden (manajemen

puncak), kepala bagian keuangan). Dalam beberapa organisasi CEO membuat semua keputusan jika dalam organisasi itu tidak ada komite anggaran.

b. Periode anggaran

Anggaran biasanya disusun untuk periode satu tahun. Banyak juga perusahaan yang menyusununtuk periode kuartalan atau bulanan. Adanya juga yang menggunakan anggaran kontinu (continous budget). Anggaran kontinu merupakan sistem penganggaran yang menghasilkan anggaran yang berupa anggaran kuartalan, bulanan, atau tahunan. Jadi, begitu satu bulan atau kuartal berakhir, anggaran asli langsung di perbaharui berdasarkan informasi yang baru tersedia dan diperoleh anggaran untuk bulan atau kuartal yang baru.

c. Pedoman anggaran

Salah satu tanggung jawab komite anggaran adalah memberikan pedoman “intial budget” ( anggaran awal/anggaran dasar) yang menentukan arah anggaran dan menentukan penyusunan anggaran. d. Usulan “initial budget”

(32)

1) Perubahan peralatan atau fasilitas yang tersedia. 2) Pengenalan produk baru.

3) Perubahan harapan atau proses operasi unit anggaran dimana unit anggaran mengendalikan input bahan atau faktor operasi lainya.

Faktor –faktor eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan usulan “intial budget” meliputi:

1) Perubahan pasar tenaga kerja

2) Pandangan industri dalam waktu dekat 3) Tindakan pesaing.

e. Negoisasi anggaran

atasan dari unit anggaran memeriksa usulan “intial budget” untuk melihat apakah usulan tersebut sesuai dengan pendoman anggaran, apakah tujuan anggaran dapat tercapai dan searah dengan tujuan unit anggaran pada level berikutnya. Setiap unit anggaran melakukan negosiasi dengan atasan tentang setiap perubahan usulan anggaran.negosiasi terjadi pada semua level organisasi. Negosiasi tersebut mungkin saja merupakan inti dari proses penganngaran dan menyita sebahagian besar dari waktu penyusunan anggaran.

f. Review persetujuan

(33)

anggaran orgsnisasi. Komite anggaran memeriksa anggaran tersebut berkaitan dengan konsistensinya dengan pedoman anggaran pencapaian tujuan perusahaan. CEO (chief executive officer) kemudisn memberikan persetujuan anggaran secara keseluruhan dan mengajukan anggaran tersebut kepada dewan direksi.

g. Revisi

Prosedur untuk merevisi anggaran bervariasi dari satu organisasi yang satu dengan orgsnisasi yang lainnya. Di beberapa organisasi, persetujuan untuk melakukan modifikasi terhadap anggaran bisa saja sulit untuk dicapai karens perubahan hanya dapat dilakukan dalam keadaan khusus. Perusahaan lainnya, misalnya perusahaan menggunakan anggaran yang diperbaharui secara terus menerus (kontinu) menggunakan sistem anggaran yang boleh revisi yang dilakukan secara kuartalan atau bulanan.

2. Cara Pembuatan Anggaran

1. Ditinjau dari siapa yang membuat maka penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara :

a. Otoriter atau top down b. Demokrasi atau bottom up

c. Campuran atau top down dan bottom up

(34)

menyusun anggaran. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun anggaran atau dianggap akan terlalu lama dan tidsk diserahkan kepada bawahan. Hal ini bisa terjadi pada perusahaan yang karyawannyatidak memiliki keahlian yang cukup untuk menyusun anggaran. Atasan bisa saja menggunakan konsultan atau tim khusus menyusunnya.

Dalam metode kedua demokrasi atau bottom up, anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai pada atasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya pada masa yang akan datang. Metode ini tepat digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan dalam menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan proses yang lama dan berlarut.

Metode ketiga adalah campuran dari kedua metode diatas. Di sini perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas dan selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Jadi ada pedoman dari atas atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan.

2. dari segi kita mulai menyusun anggaran, ada beberapa cara menyusun anggaran yang lazim ( khususnya anggaran kuantitatif).

a. A Priori

(35)

ditetapkan maka semua pos yang berkaitan dengan upaya mencapai laba ini baru dihitung dan direncanakan kemudian.

b. A Posteriori

Dalam metode ini laba merupakan hasil akhir dari penetapan rencana kegiatan produksi atau penjualan. Dalam hal ini misalnya didahului dengan menetapkan angka penjualan, pembelian, biaya dan lain sebagainya. Dari masing-masing bagian diberi kesempatan untuk menyampaikan anggaran dan laba yangdiharapkan dan setelah semua diperhitungkan akan dapat diketahui angka laba.

c. Pragmatis

Dalam metode ini anggaran ditetapkan berdasarkan pengalaman masa lalu. Penetapan anggaran dilakukan secara ilmiah berdasarkan standar yang di hitung secara ilmiah pula atau berdasarkan standar yang dihitung secar ilmiah pula atau berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya.

(36)

3. Penyusunan Anggaran Biaya Produksi

Anggaran komprehensif secara umum terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional terdiri dari anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran perhitungan laba rugi. Sedangkan anggaran keuangan terdiri dari anggaran kas, anggaran neraca, dan anggaran modal. Dalam hal ini penulis akan membahas biaya produksi saja.

(37)

Hal ini dapat dilihat dari gambar berikut ini: Rencana penjualan

Perubahan persediaan produk jadi

[image:37.595.113.533.219.534.2]

Rencana produksi

gambar 2

perencanaan Operasi Manukfaktur

sumber: Adiputro, Gunawan, Marwan Asri, Anggaran Perusahaan, Buku Satu, Edisi 2003/2004, BPFE-Yogyakarta,2003, hal 184.

1. Anggaran Produksi

Anggaran produksi adalah rencana terperinci yang menunjukan jumlah unit yang harus diproduksi selama satu periode dengan memperhatikan besarnya penjualan dan keperluan persediaan barang jadi. Anggaran produksi dinyatakan dalam satusn fisik produk yang dihasilkan padaperiode anggaran yaitu sebesar

Anggaran bahan Langsung

Anggaran biaya overhead

(38)

kuantitas penjualan yang dianggarkan sesuai dengan perubahan kuantitas persediaan awal dan akhir periode yang dianggarkan. Koordinasi antara produksi dengan anggaran penjualan amatlah penting untuk menghindari produksi yang berlebihan.

Jumlah unit yang diproduksi dalam satu periode anggaran dihitung dengan cara : Penjualan menurut anggaran xxx

( + ) persediaan akhir xxx

Jumlah xxx

( - ) persediaan awal xxx Unit yang di produksi xxx Adapun tujuan penyusunan anggaran produksi adalah :

a. Menunjang kegiatan agar produk dapat disediakan sesuai dengan yang direncanakan.

b. Menjaga tingkat persediaan yang memadai.

c. Sebagai informasi untuk menyusun anggaran lainya. d. Mengatur jadwal produksi.

e. Menetapkan jumlah satuan fisik yang akan di produksi dalam waktu atau periode tertentu.

f. Menentukan waktu berproduksi.

g. Menentukan penggunaan fasilitas lainnya.

(39)
[image:39.595.155.468.140.438.2]

TABEL 1.1 PT. DEVANATA Anggaran Produksi

PRODUK

A B

Unit penjualan Persediaan akhir Total yang diperlukan Persediaan awal Produksi yang direncanakan

9.000 Unit 1.000 Unit

10.000 Unit 1.000 Unit

10.000 Unit 500Unit

11.000 Unit 500 Unit

9.500 Unit 10.500 Unit Sumber:Welsch,2000.Anggaran, Perencanaan dan Pengendalian laba

2. Anggaran Biaya Produksi

Langkah-langkah penyusunan biaya produksi: Tahap I : Penetapan target

Dalam tahap ini manajemen puncak menetapkan jumlah yang ingin diproduksi sesuai dengan target penjualan dan kapasitas yang dimiliki.

Tahap II : Prakiraan

(40)

Tahap III : Penyesuaian

Pada tahap ini manajemen mempelajari, mendiskusikan, mengadakan penjesuaian bila perlu dan menyetujui anggaran biaya produksi yang dihasilkan.

Anggaran biaya produksi terdiri dari: a. Anggaran biaya bahan baku

b. Anggaran biay tenaga kerja langsung c. Anggaran biaya overhead pabrik

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai anggaran biaya bahan baku. anggaran biaya bahan baku merupakan rencana tentang biay bahan baku langsung yang diperlukan untuk menghasilkan barang jadi sesuai dengan anggaran produksi.

Adapun tujuan penyusunan biaya bahan baku adalah: 1) Menafsir jumlah bahan baku yang diperlukan

2) Menafsir kuantitas pemakaian bahan baku dalam proses produksi

3) Menafsir besarnya dana yang diperlukan untuk melaksanakan pembelian bahan baku.

4) Sebagai pedoman untuk menghitung biaya per unit atau harga pokok produksi barang yang akan diproduksi.

5) Dasar pengendalian bahan baku.

Untuk menyusun anggaran biaya bahan baku dituhkan beberapa sub-anggaran yaitu :

(41)

b) Anggaran pembelian bahan baku

c) Anggaran biay bahan baku yang digunakan dalam produksi

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai kebutuhan anggaran bahan baku anggaran disusun sebagai perencanaan kuantitas bahan baku yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode mendatang. Dalam anggaran ini dicantumkan:

1) Jenis barang yang dihasilkan 2) Jenis bahan yang digunakan

3) Bagian-bagian yang melalui dalam proses produksi 4) Waktu pemakaian bahan.

[image:41.595.126.479.459.725.2]

Berikut akan disajikan contoh kebutuhan anggaran bahan baku Tabel 1.2

PT. DEVANATA

Anggaran Kebutuhan Bahan Baku BAHAN

X Y Z

Produk A

Unit yang diproduksi Standar bahan untuk 1 Unit produksi

Unit Bahan yang dibutuhkan Produk B

Unit yang diproduksi Standar bahan untuk 1 unit produksi

Unit bahan yang dibutuhkan

Total unit bahan yang dibutuhkan produk A dan B 9.500 Unit 10 Kg 95.000 Kg 10.500Unit 9 Kg 94.500 Kg 189.000Kg 9.500 Unit 5 Kg 47.500 Kg 10.500 Unit 3 Kg 31. 500 Kg

(42)

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai anggaran pembelian bahan baku yakni anggaran disusun sebagai perencanaan kuantitas bahan baku yang harus dibeli pada periode mendatang. Bahan baku yang dibeli harus diperhitungkan dengan mempertimbangkan factor persediaan dan kebutuhan bahan baku. Dalam anggaran ini di cantumkan :

a) Mutu dan jenis bahan baku yang digunakan dalam proses produksi b) Jumlah unit bahan baku yang akan dibeli

c) Harga bahan baku yang dibeli d) Waktu pembelian bahan baku

[image:42.595.119.481.413.661.2]

Berikut akan disajikan contoh anggaran pembelian bahan baku Tabel 1.3

PT DEVANATA

Anggaran Pembelian bahan Baku BAHAN

X Y Z

Unit yang dibutuhkan untuk produksi

Persediaan akhir yang diinginkan

Persediaan Awal

Harga per unit Total Pembelian

189.500 Unit 40.000 Unit

79. 000 Unit 10.000 Unit

39. 000 Unit 10000 Unit 229.500 Unit 30000 Unit 89.000 Unit 10500 Unit 40.000 Unit 500 Unit 199.500 Unit Rp. 5

78. 500 Unit Rp. 10

39500 Unit Rp. 10 Rp. 997.500 Rp. 785.000 Rp. 395.000 Sumber: Welsch,2000,Anggaran, Perencanaan dan Pengendalian Laba

(43)
[image:43.595.120.483.216.492.2]

datang yang didalamnya terdapat rencana tentang jenis bahan baku yang akan diolah, harga bahan baku yang diolah dan waktu bahan baku diolah dalam proses produksi yang masing-masing dikaitkan dengan jenis barang jadi yang dihasilkan.

TABEL 1.4 PT. DEVANATA Anggaran Biaya Bahan Baku

BAHAN

X Y Z

PRODUK A

Unit yang Diproduksi Biaya per unit

95.000 Unit Rp. 5

47.500 Unit Rp. 10

28.500 Unit Rp. 10

Jumlah Biaya Bahan Baku

PRODUK A

PRODUK B

Unit yang diproduksi Biaya Per Unit

Rp. 475.000

94.500 Unit Rp. 5

Rp. 475.000

31.500 Unit Rp. 10

Rp. 285.000

10.500 Unit Rp. 10

Total Biaya Bahan Baku produk B

Total biaya bahan baku produk A&B Rp. 472.500 Rp. 947.500 Rp. 315.000 Rp. 790.000 Rp. 105.000 Rp. 390.000

Sumber: Welsch,2000,Anggaran, Perencanaan dan Pengendalian laba

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai anggaran tenaga kerja langsung yakni anggaranini disusun untuk merencanakan berapa biaya yang akan dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja langsung sehubungan dengan anggaran produksi.

Hal-hal ini yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran biaya upah langsung adalah:

a) Jumlah unit yang akan diproduksi b) Periode akuntansi

(44)

d) Upah jam kerja langsung

e) Jenis tenaga kerja untuk setiap jenis barang f) Jam kerja untuk setiap jenis barang

g) Tingkatan proses produksi

[image:44.595.118.480.281.676.2]

Berikut ini akan di sajikan contoh anggaran biaya upah langsung TABEL .1.5

PT. DEVATANA

Anggaran Tenaga kerja Langsung

BAGIAN

Pemotongan Perakitan Perampung an

PRODUK

Jumlah jam kerja per unit Unit yang harus

diproduksi

Jam kerja produk a PRODUK B

Jumlah jam kerja per unit Unit yang harus

diproduksi

Jam kerja produk B (15% dari total jam kerja normal)

Jumlah jam kerja Tingkat Upah Per jam Jumlah Upah

Bonus / Premi (10%dari total upah)

Total biaya tenaga kerja langsung 4 Jam 9.500 Unit 2 Jam 99.500 Unit 2 Jam 9.500 Unit 38.000 Jam 2 Jam 10.500 Unit 21.000 Jam 8.850 Jam 19.000 Jam 2 Jam 10.500 Unit 21.000 Jam 6.000 Jam 19.000 Jam 2 Jam 10.500 Unit 10.500 Jam

670850 Jam Rp. 5

46.000 Jam Rp. 4 33.925 Jam Rp. 5 Rp. 339.250 Rp. 33.925

Rp. 184.000

Rp. 16.963

Rp. 169.625

Rp. 16. 963

Rp. 373. 175 Rp. 202. 400 Rp. 186.588

Sumber: Welsch 2000, Anggaran, Perencanaan dan pengendalian laba

(45)

secara lebih terperinci tentang biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang biaya pabrik tidak lansung, jumlah biaya pabrik tidak lansung dan waktu biaya pabrik tidak lansungtersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan departemen atau tempat dimana baiay pabrik tidak lansung itu terjadi.

Dalam menentukan dana yang harus dianggarkan untuk anggaran biaya pabrikasi tidak lansung ini terdapat dua masalah pokok, yaitu :

a) Masalah penanggung jawab dalam perencanaan biaya

Dalam hal ini perlu diterapkan prinsip akuntansi pertanggung jawaban atau sering disebut biaya departemen lansung. Atas dasar prinsip ini dikenal dengan adanya pembagian manajemen menjadi departemen produksi dan departemen jasa untuk kegiatan yang dilakukan di pabrik.

b) Masalah menetukan jumlah biaya atau anggaran

Berdasarkan sifatnya,biaya dibagi atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah selalu sama dari waktu ke waktu, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya setiap periode tergantung pada tingkat produksi.

Berikut ini akan disajikan contoh dari anggaran tersebut : PT.DEVANATA menggunakan dasar pembebanan tarif atas dasar jam kerja lansung dengan kapasitas normal 10.000 jam.

(46)

Anggaran adalah salah satu alat yang sering digunakan sebagai alat pengendalian, karena jika anggaran disusun dengan baik maka akan mempermudah penilaian tingkat efisiensi setiap pekerjaan. Pengendalian berdasarkan anggaran yang dilakukan dengan memperbandingkan anggaran dengan realisasinya, dari perbandingan tersebut dapat diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dengan realisasi. dari hasil analisis tersebut maka akan tampak kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan dan menjadi masukan bagi pihak manajemen untuk mengambil tindakan selanjutnya yang sekaligus menjadi bahan masukan untuk menyusun anggaran periode berikutnya.

Dengan terlaksananya pengendalian biaya produksi, maka kegiatan-kegiatan produksi akan terkoordinasi baik dari kuantitas maupun kualitas produk serta waktu pengerjaannya yang ditetapkan untuk dicapai. Pengendalian biaya produksi secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Pengendalian biaya bahan baku, 2. Pengendalian upah langsung, 3. Pengendalian biaya tidak langsung. Ad.1 Pengendalian bahan baku

Pengendalian mencakup penyediaan bahan baku dan kualitas yang di perlukan pada waktu dan tempat yang diperlukan dalam proses produksi. Ini berarti bahan baku yang diperoleh tidak boleh berlebihan jumlahnya dan di pertanggungjawabkan secara penuh serta digunakan sesuai dengan anggaran. Tujuan pengendalian biaya bahan baku

(47)

Dengan adanya anggaran biaya produksi maka dapat diperoleh suatu standar yang kemudian digunakan sebagai suatu acuan dalam penggunaan bahan baku dalam proses produksi.

b. Mengurangi atau mencegah penundaan produksi kekurangan bahan anggaran biaya produksi menjadi proyeksi penggunaan bahan baku dalam suatu periode, sehingga perusahaan dapat memprediksi kebutuhan bahan bakunya dimasa yang akan datang.

c. Mengurangi resiko kerugian atau kecurangan

Anggaran biaya produksi sebagai alat pengendalian berperan sebagai acuan yang dapat mengindenfikasi adanya ketidakberesan yang mungkin disebabkan oleh kecurangan sehingga dapat meminimalisasikan kerugian yang mungkin timbul.

Ad. 2 Pengendalian biaya tenaga langsung

Pengendalian terhadap tenaga kerja langsung memerlukan suatu standar atau kriteria untuk menilai suatu prestasi dan untuk mengukur kemampuan hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan melihat perbedaan antara hasil yang dicapai. Umumnya standar atau kriteria yang digunakan adalah output per jam kerja buruh yang ditetapkan terlebih dahulu. Pengendalian tenaga kerja langsung bertujuan untuk menetapkan secara tepat upah yang dibayarkan kepada karyawan. Ad.3 Pengendalian biaya overhead pabrik

(48)

a. Menetapkan unsur-unsur biaya pabrikasi tidak langsung,

b. Menetapkan besarnya biaya pabrikasi tidak langsung untuk tiap produk atau seluruh produk.

biaya overhead pabrik mencakup berbagai jenis biaya yang tidak terkait dengan volume produksi, sehingga sedikit menyulitkan pengendaliannya. Meskipun demikian pendekatan dasar bagi pengendalian biaya overhead pabrik sama seperti yang diterapkan terhadap biaya langsung yaitu penetapan standar dan tindakan perbaikan-perbaikan. Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa kegunaan anggaran anggaran tersebut dapat dilihat kaitan antara rencana dan pengendalian. Rencana dalam hal ini adalah anggaran yang telah ditetapkan dalam anggran tersebut dan sekaligus mengendalikan dalam mencapai apa yang telah ditetapkan tersebut.

Pengendalian harus dilakukan secara terus menerus, bukan hanya penilaian terhadap hasil kerja, tetapi juga harus dilakukan terhadap kegiatan yang sedang berjalan. Ada tiga fase yang perlu diperhatikan dalam melakukan fungsi pengendalian suatu anggaran yaitu standar, membandingkan hasil yang dicapai dengan standar dan pelaporan.

a. Standar

Merupakan hal yang di inginin yang menjadi dasar bagi perhitungan- perhitungan.

b. Membandingkan hasil yang dicapai dengan standar

(49)

c. Pelaporan

Perencanaan tanpa pengendalian akan menjadi sia-sia, sebaliknya suatu pengendalian tidak akan dapat terlaksana tanpa adanya perencanaan.

Sebelum membahas sampai pada hal-hal yang lebih mendalam, penulis terlebih dahulu akan membahas tentang hubungan antara anggaran perusahaan dengan biaya standar.

D. Biaya Standar

Dalam akuntansi biaya, selain konsep biaya historis yang telah dominan dipergunakan dalam akuntansi keuangan terhadap konsep lain yang disebut dengan konsep biaya standar. Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan terlebih dahulu sehingga dapat di ukur sampai seberapa jauh hasil pelaksanaan operasi yang seharusnya. Biaya yang perlukan untuk suatu produk tertentu ditetapkan yang sebenarnya di capai pada suatu periode.

(50)

keperluaan perusahaan yan menggunakan sistem biaya produksi berdasarkan proses.

Biaya standar merupakan biaya yang direncanakan untuk suatu produk tertentu. Biaya standar harus mempunyi dua komponen yaitu standar fisik (misalnya standar kuantitas input untuk setiap unit output) dan standar harga (misalnya biaya standar tingkat harga per unit). Kalkulasi biaya standar berdasarkan standar fisik yang berlaku saat ini (current standar). Standar dasar merupakan tolak ukur yang sesungguhnya terjadi, standar yang berlaku sekarang ( current standar ) terdiri dari jenis, yaitu:

a. Standar actual yang diharapkan

Standar ini didasarkan atas suatu tingkat pelaksanaan dan efisiensi yang diharapkan. Estimasi ini cukup wajar untuk hasil aktual karena memperhitungkan peyimpangan yang tidak dapat dihindari.

b. Standar normal

Penetapan standar pada keadaan ekonomi, tingkat efisiensi yang normal. Standar ini merupakan suatu tantangan yang bisa di capai.

c. Standar teoritis ideal dan maksimun.

Disini standar ditetapkan untuk suatu pelaksanaan dan efisiensi yang ideal dan maksimun. Standar ini lebih merupakan sasaran dan bukan sebagai prestasi kerja yang harus di capai.

(51)

mendekati masa penetapan suatu standar. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menetapkan suatu biaya standar.

Cara penetapan standar biasa dengan mengambil data periode sebelumya atau ditentukan bagian perekayasaan industri secara cermat. Penetapan teori ini dilapangan masih membutuhkan penjabaran yang lebih spesifik lagi. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menetapkan suatu biaya standard adalah:

a. Menginvestarisasikan pengalaman-pengalaman masa lalu

Langkah ini berarti meneliti data biaya yang telah lalu, yang mana data tersebut seyogianya dapat diperbandingkan. Catatan-catatan mengenai biaya pada periode sebelumnyaakan menjadi sumber utama dari data tersebut. Sebagai suatu dasar yang digunakan pada langkah peramalan perubahan-perubahan biaya, data komparatif ini akan sangat bermanfaat untuk mengikuti perkembangan biaya selanjutnya. b. Menanyakan (menyusun) rencana pimpinan pada masa yang akan

datang.

Langkah ini merupakan pengindentifikasian setiap rencana termasuk kebijakan pimpinan pada masa yang akan datang. Bagaimana perubahan cara produksi akan mempengaruhi penetapan biaya standar, misalnya perubahan cara produksi akan mempengaruhi jumlah bahan yang akan diperrlukan, jam kerja buruh dan lain-lain.

(52)

Langkah ini merupakan langkah yang lebih sulit dalam menetapkan biaya standar, sebab disamping mempertimbangkan faktoe-faktor intern, perusahaan juga mempertimbangankan faktor-faktor esktern perusahaan yang merupakan faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pemerintah dan keadaan perekonomian. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan sistem biaya standar ialah tingkat realibilitas, akurasi dan kestabilan dari biaya standar yang ditetapkan. Jika dilihat dari hubungannya dengan anggaran, maka biaya standar memiliki hubungan yang erat dengan anggaran. Hal ini menghasilkan sejumlah produksi, sedangkan biaya standar merupakan taksiran biaya untuk menghasilkan suatu unit produksi. Dengan demikian dalam penyusunananggaran terlebih dahulu harus dihitung biaya standar, dan lebih jelasnya bahwa biaya standar merupakan dasar untuk menentukan anggaran.

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan peneliti untuk penelitian ini bersifat eksploratif yang bertujuan untuk merinci suatu objek tertentu dalam perusahaan dengan mengumpulkan data dari perusahaan dan literatur-literatur lainya, selama kurun waktu tertentu dengan pendekatan spesifik terhadap fakta-fakta yang menjelaskan hubungan sebab-akibat untuk menerangkan sebab terjadinya masalah dan bagaimana penyelesaiannya.

B. Jenis Data

Data yang dikumpulkan peneliti merupakan data sekunder, yang merupakan data yang telah terdokumentasi yang diperoleh dari perusahaan seperti sejarah perusahaa, struktur organisasi perusahaan, rencana kerjs dn anggaran perusahaan (RKAP), lapran manajemen, ataupun informasi lainya diluar perusahaan.

C. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui:

1. Wawancara, peneliti melakukan tanya jawab dan diskusi dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang diteliti,

(54)

D. Metode Analisa Data

Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Deskriftif, yaitu dengan mengumpulkan data, menyusun, mengiktisarkan, menganalisa, dan mengiterprestasikan data yang diperoleh sehingga gambaran data yang lengkap sebenarnya tentang peranan anggaran sebagai alat bantu manajemen biaya produksi pada objek yang diteliti.

E. Responden

Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah pihak manajemen perusahaan antara lain bagian administrasi, bagian keuangan dan bagian pengolahan

F. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan oktober 2010 sampai dengan selesai pada PT. Perkebunan Nusantara III ( persero) Medan jalan sei batang hari no.2 Medan.

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pembentukan PT. Perkebunan Nusantara III mempunyai lintasan sejarah yang di awali dengan proses pengambilalihan perusahaan-perusahaan Perkebunan Belanda pada tahun 1958 oleh pemerintah RI yang dikenal sebagai proses “ Nasionalisasi” Perusahaan Perkebunan Asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Embrio yang turut membentuk Perseroan berasal dari NV Rubber Cultur Maatshappij Amsterdam (RCMA) dan Cultuur Mij’de Oeskust (CMO) yang merupakan Perusahaan Perkebunan Belanda Yang beroperasi di Indonesia di indonesia sejak zaman kolonial pada masa Pemerintahan Hindia Belanda.

Langkah awal perseroan dimulai pada tahun dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara Baru Cabang Sumatera Utara (PPN Baru). Setelah mengalami beberapa kali perubahan bentuk/status badan hukum sejalan dengan Undang-Undang (UU) dan Peraturan Pemerintahan (PP) yang ada. Pada tahun 1968 PPN tersebut direorganisasikan menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) yang selanjutnya pada tahun 1974 bentuk hukumnya dialihkan menjadi PT. Perkebunan (Persero).

Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas terhadap kegiatsn usaha BUMN, Pemerintah telah mencanangkan program restukturisasi BUMN sub-sektor Perkebunan Melalui penggabungan usaha berdasarkan wilayah

(56)

eksploitasi dan perampingan struktur organisasi. Dari program tersebut telah dilakukan penggabungan 32 BUMN Peternakan yaitu PT. Bina Mulya Ternak menjadi 14 BUMN Perkebunan Nusantara XIV.

Diawali dengan langkah penyatuan manajemen pada Perkebunan III

(persero), PT. Perkebunan IV (persero), dan PT. Perkebunan V ( persero) disatukan pengelolaanya oleh Direksi PT. Perkebunan III (persero). Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1996 tanggal 14 februari 1996 ketiga Perseroan tersebut yang wilayah kerjanya berada di provinsi Sumatera Utara di gabungkan menjadi satu Perseroan dengan nama PT. Perkebunan Nusantara III ( persero) disingkat dengan PT.Perkebunan Nusantara III (persero) disingkat dengan PT.Perkebunan Nusantara (persero).

PT.Perkebunan Nusantara Didirikan dengan akte Notaris Harun Kamil SH, No. 36 tanggal 11 maret 1996 dan telah mendapat pengesahan dari menteri Kehakiman Republik Indonsia dengan surat Keputusan No. C2-8331.HT.96 tanggal 8 agustus serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.81 tanggal 8 Oktober1996, Tambahan Lembaran Negara No. 8764 / 1996.

Sesuai akte pendirian perusahaan, maksud dan tujuan perusahaan adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan serta program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di sub sektor perkebunan dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan memupuk keuntungan berdasarkan prinsip perusahaan yang sehat berlandaskan kepada azas :

(57)

dari berrbagai jenis komoditi perrkebunan untuk kepentingan dalam rangka meningkatkan ekspor non migas,

b. memperluas lapangan kerja dalam rangka meningkatkan taraf hidup petani dan karyawan pada khususnya,

c. memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan, air dan kesuburan tanah.

2. Stuktur Organisasi PT.Perkebunan Nusantara III (persero)

Berdasarkan surat keputusan direksi PT. Perkebunan Nusantara III No. 03.7/KTP S/SR/3/1984, dalam pelaksanaan pencapaian tujuan, ditetapkan suatu organisasi yang menyangkut fungsi, tugas, wewenang, dan tangungjawab dari masing-masing pengelolaan. Struktur organisasi PTPN III adalah struktur garis dan staff.

Berikut ini akan dijelaskan tugas pokok dan wewenang masing-masing fungsi dari sturktur organisasi PTPN III Medan :

a. Direktur Utama Tugas dan Wewenang

1. Melaksanakan kebijakan perusahaan sesuai dengan yang diatur dalam anggaran dasar perusahaan dan ketentuan-ketentuan yang di gariskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Dewan Komisaris. 2. Menetapkan langkah-langkah pokok dan sasaran perseroan dalam

(58)

3. Mengkoordinasikan tugas para anggota direksi dan mengawasi pengolahan peusahaan secara umum.

Direktur utama bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

b. Direktur Produksi Tugas dan Wewenang

1. Menyusun perencanaan di bidang pekerjaan yang tercantum dalam fungsi tersebut diatas,

2. Melaksanakan pengaturan, pengendalian, dan pengawasan semua kegiatan dari unit-unit produksi dan sarana pendukungnya yang mencakup tanaman, produk, teknik pengolahan dan sebagainya.

Dalam melaksanakan tugasnya, direksi bertanggung jawab kepada direktur utama dan keluar kepada Dewan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

c. Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Tugas dan Wewenang

1. Menyusun perencanaan dibidang tenga kerja dan kesejahteraan tenaga kerja.

2. Menetapkan ketentuan-ketentuan dibidang tenaga kerja dan umum.

3. Mengelola administrasi perkantoran dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya.

(59)

d. Direktur Keuangan Tugas dan Wewenang

1. Menyusun rencana di bidang pekerjaan yang tercantum dalam fungsi tersebut diatas.

2. Melaksanakan pengaturan dan pengawasan dari unit usaha dan sarana pendukungnya yang menckup keuangan secara umum, administrasi, dan penyimpangan barang kebutuhan manusia.

Dalam melaksanakan tugasnya, direktur keuangan bertanggung jawab kepada direktur utama dan kepada Dewan Kommisaris dan RUPS.

e. Direktur Pemasaran Tugas dan Wewenang

1. Menyusun perencanaan di bidang pekerjaan yang tercantum dalam fungsi tersebut diatas.

2. melaksanakan pengaturan dan pengawasan dari unit usaha dan sarana pendukungnya yang mencakup pemasaran hasil produksi primer dan hasil industri serta pengadaan bahan baku dalam pelengkapan yang diperlukan dalam proses produksi.

Dalam melaksanakan tugasnya, direktur pemasaran bertanggung jawab kedalam kepada direktur utama dan keluar kepada RUPS.

f. Bagian Tanaman Tugas dan Wewenang

(60)

2. Menyelengarakan pengadaan bahan-bahan tanaman (biji,bibit). 3. Membuat norma-norma penderesan/panen/produksi.

4. Merumuskan kultur teknis tanaman dan panen yang lebih baik guna meningkatkan efektifitas dan produktifitas kerja.

Kepala bagian tanaman dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur Produksi.

g. Bagian Teknik Tugas dan wewenang

1. Membantu direksi melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan mesin-mesin/instalasi, traksi dan dinas sipil/bangunan.

2. Merencanakan Pembangunan pabrik-pabrik baru dan perluasan dan selalu memperhatikan temuan-temuan baru yang lebih efektif dan efisien.

3. Membuat rencana perawatan/pemeliharaan mesin-mesin/instalasi, traksi, alat-alat produksi dan bangunan sipil.

Kepala Bagian teknik dalam melaksanakan tugasnya, bertanggung jawab kepada Direktur Produksi.

h. Bagian Pengolahan Tugas dan wewenang

1. Merencanakan pengolahan produksi sesuai dengan permintaan pasar. 2. Mengawasi dsn memantau hasil pengolahan di pabrik-pabrik karet, kelapa,

(61)

3. Mencari dan mengembangkan Teknik/manajemen pengolahan yang up to date untuk mencari mutu/kualitas hasil pengolahan kelapa sawit, karet dan kakao.

Kepala Bagian pengolahan dalam menlaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur dalam hal ini Direktur Produksi.

i. Bagian Pengendalian Mutu dan Lingkungan Tugas dan Wewenang

1. Meningkatkan dan memgembangkan kemampuan serta teknik dan Prosedur konsep mutu dan lingkungan yang dinyatakan dalam standar ISO 9002 dan ISO 14001.

2. Mengkoordinir seluruh kegiatan pelaksanaan ISO 9002 dan ISO 14001. 3. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengukuran dan pengujian kinerja

lingkungan, kalibrasi dan tera ulang.

Dalam melaksanakan tugasnya Bagian Pengendalian Mutu dan Lingkungan bertanggung jawab kepada Direktur Produksi.

j. Bagian Keuangan Tugas dan Wewenang

1. Melaksanakan pengelolaan keuangan meliputi seluruh fungsi-fungsi perencanaa, pencairan sumber-sumber penerimaan, penyimpanan penempatan pads fortofolio terbaik, pengalokasian pengggunaan dan pengawasannya.

(62)

3. Berwenang menandatangani surat-surat/memorandum yang ditujukan kepada bagian/kebun/unit yang sifatnya rutin dan tidak menyimpang dari kebijaksanaan Direksi/Direksi Keuangan.

k. Bagian Akuntansi Tugas dan Wewenang

1. Membina, mengawasi, dan mengelola terlaksananya sistem Laporan Manajemen (LM/MIS) standar agar berjalan sesuai dengan fungsi dan tujuan.

2. Menyelenggarakan Akuntansi Keuangan (Financial Accounting) Akuntansi Biaya (Cost Akuntansi) dan membuat laporan keuangan serta analisa biaya.

3. Menyelenggarakan pembuatan informasi manajemen, penyusunan laporan keuangan, analisa keuangan dan laporan direrksi.

Kepala Bagian Akuntansi bertanggung jawab kepada Direktur Keuangan. l. Bagian Pengadaan Barang

Tugas dn Wewenang

1. Merumuskan pengadaan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan yang pengadaanya harus melalui Kantor direksi dan unit produksi serta merumuskan kebijakan prosedur pengadaan berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

(63)

Kepala Bagian Pengadaan Barang dalam melaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur Pemasaran.

m. Bagian Penjualan Tugas dan Wewenang

1. Menyusun rencana enjualan, melakukan proses penjualan serta mempersiapkan sdministrasi penjualan sebagaimana ketentuaan dn peraturan yang berlaku.

2. Menghimpun dan mengevaluasi informasi pasar untuk menetapkan kebijakan pemasaran seperti strategi, taktik, kebijakan harga.

3. Membuat laporan penjualan secara periodik sesuai kebutuhan.

Kepala Bagian penjualan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepad direksi dalam hal ini Direktur Pemasaran.

n. Bagian Personalia Tugas dan Wewenang

1. Membuat rencana jangka panjang dan jangka pendek tentang penggajian dan pengupahan, lembur, premi, dan insentif serta pemenuhan kebutuhan sosial/ kesejahteraan karyawan dan kesehatan.

2. Menyusun, mengevaluasi dan menyelenggarakan seluruh ketentuan dan pelaksanaan yang menyangkut kebutuhan sosial/kesejahteraan karyawan dan kesehatan.

(64)

Dalam melaksanakan tugasnya bagian personalia bertanggung jawab kepada Direktur SDM dan umum.

o. Bagian Sumber Daya Manusia Tugas dan Wewenang

1. Menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek bidang pendidikan, keselamatan dan pelayanan kesehatan.

2. Merumuskan kebijakan program pengembangan sumber daya manusia (pendidikan & pelatihan).

3. Menyusun dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sebagai bagian pengembangan sumber daya manusia sesuai kebutuhan.

Bagian Pengembangan sumber daya manusia bertanggung jawab kepada Direktur sumber daya manusia dan umum.

p. Bagian Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi Tugas dan Wewenang

1. Melaksanakan pembinaan untuk meningkatkan kemampuan manajerial pengusaha kecil dan koperasi yang berada sekitar di lingkungan serta wilayah kerja PT. Perkebunan Nusantara III.

2. Mengidentifikasi usaha-usaha kecil dan koperasi yang mempunyai potensi untuk dibina dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.

3. Melakukan pengkajian atas Calon Mitra Binaan untuk melihat tingkat keberhasilan yang mungkin dicapai apabila dikembangkan.

(65)

3. Kegiatan Operasi Perusahaan dan Wilayah Kerja

PT. Perkebunan Nusantara III (persero) yang berkantor pusat di medan, mempunyai wilayah kerja di 6 (enam) daerah tingkat II di provinsi Sumatera Utara, yakni :

a. Kabupaten Deli Serdang b. Kotamadya Tebing Tinggi c. Kabupaten Asahan

d. Kabupaten Simalungun e. Kabupaten labuhan Batu f. Kabupaten Tapanuli Selatan

Kebun-kebun yang dikelola PT. Perkebunan Nusantara III (persero) Medan berjumlah 33 kebun, terdiri dari 30 kebun sendiri dan 3 kebun plasma yang dikelompokan ke dalam 3 wilayah kerja dengan luas areal seluruhnya adalah 186.910,92 Ha terdiri dari 166.606,94 Ha luas kebun sendiri dan 20.303,78 Ha luas Kebun Plasma.

4. Penyusunan Anggaran Biaya Produksi

(66)

dengan menyesuaikan situasi lapangan unit. Draft RKAP unit-unit kemudian dibahas dengan Grup untuk menyusun RKAP Grup. RKAP Grup ini berisikan RKAP unit-unit dan RKAP Grup.

1) Mekanisme penyusunan RKAP perusahaan

1) Pada pertengahan tahun berjalan, bagian akuntansi Bagian Pusat menyusun pedoman penyusunan RKAP yang disahkan (disetujui) oleh direksi. Pedoman ini dan RJP perusahaan menjadi acuan dalam penyusunan RKAP unit.

2) Manajer rup mengadakan sosialisasi pedoman penyusunan RKAP kepada para manjer unit kemudian menugaskan manajer unit untuk menugaskan manajer unit menyusun RKAP unit masing-masing.

3) Pada bulan september, RKAP unit dibahas di Grup dan selanjutnya manajer Grup menyusun RKAP Grup.

4) Pada bulan oktober, draft RKAP Grup dibahas dikantor pusat oleh manajer Grup dengan tim yang terdiri dari bagian teknis dan menjadi bahan penyusunan RKAP tingkat perusahaan.

5) Bila RKAP perusahaan telah disetujui oleh RUPS, maka RKAP tersebut diurai ke RKAP Grup dan selanjutnya diuraikan lagi ke RKAP unit-unit.

2) Langkah-langkah penyusunan RKAP

(67)

2) Penyerahan standar fisik dan biaya oleh bagian terkait kepada bagian keuangan untuk menghimpun dalam bentuk surat Edaran. 3) Pengiriman standar fisik dan tarif-tarif biaya oleh bagian keuangan

ke kebun dalam bentuk surat Edaran.

4) Pengiriman daftar harga barang/bahan dan bagian pengadaan kepada kebun dengan tembusan ke Kantor Pusat.

5) Bagian Grup unit Usaha (GUU) Kantor Pusat menyusun/mengajukan RKAP bagian masing-masing dan mengirimkannya ke bagian sekretariat untuk dikompilasi menjadi biaya administrasi.

6) Rapat direksi dengan Kabag/Kabirp mengenai penyamaan persepsi penyusunan RKAP.

7) Kebun atau unit menyusun Konsep Anggaran Fisik dan Finansial 8) Pengiriman konsep Konsep Anggaran Fisik dan Finansial lengkap

dengan uraian pemakaian bahan-bahan ke bagian keuangan. 9) Pembahasan RKAP kebun/unit dengan Kantor Pusat.

10) Pengiriman Form RAB/RABK kebun/unit.

(68)

6. Pengendalian Melalui Anggaran Biaya Produksi

Perencanaan tanpa pengendalian merupakan pekerjaan yang sia-sia. Bagaimanapun baiknya suatu perencanaan, tidsk akan mencapai tujuan tanp a

Gambar

Gambar 1 Kerangka Konseptual
gambar 2 perencanaan Operasi Manukfaktur
TABEL 1.1  PT. DEVANATA
Tabel 1.2 PT. DEVANATA
+7

Referensi

Dokumen terkait