• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek metode berbicara di muka cermin terhadap self confidence berpidato muka umum : penelitian eksperimen pada pondok pesantren darul mutaqqin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek metode berbicara di muka cermin terhadap self confidence berpidato muka umum : penelitian eksperimen pada pondok pesantren darul mutaqqin"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK METODE BERBICARA DI MUKA CERMIN

TERHADAP

SELF CONFIDENCE

BERPIDATO DI

MUKAUMUM

Penelitian eksperimen pada pondok pesantren

Darul

Mutaqqin

Disusun O!eh :

DANIEL RABITHA

9919016099

FAl(ULT AS PSI KO LOG I

UIN SY ARIF HIDAY ATULLAH

JAKARTA

(2)

EFEK METODE BERBICARA DI DEPAN CERMIN TERHADAP

SELF CONFIDENCE

BERPIDA TO DI MU:KA UMUiVI

Penelitian Eksperimen Pada Santri Pondok Pesantren Darul Muttaqin

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Syarat- Syarat Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Oleh

DANIEL RABITHA

9919016099

Di bawah Bimbingan

Fakultas Psikologi

Pembirnbing Tl

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "EFEK METODE BERBICARA DI MlJKA CERMIN TERHADAP

SELF CONF1DENCE

BERPIDATO DI MlJKA lJMUM (PENELITIAN EKSPEIUMEN PADA PONDOK PESANTREN DARUL MlJTAQQIN)", telah diujikan dalam Sidang Skripsi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Februari 2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk rnernperoleh gelar Sarjana Prob'Tam Strata I (Sl) pada

Fakultas Psikologi.

Oekan/

Ketua Merangkap Anggota

Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si NIP. 150215938

セセ@

Ora. Fadilah Suralaga, M.Si Penguji I

Sidang Skripsi

Anggota

Jakarta, 12 Februari 2004

Pernbantu Oekan/ Sekretaris Merangkap Anggota

.,,-M.Si

)

Ora. ff. Zahro M.Si

(4)

ever8

セuー@

thit

l

wu.fk

•..

tl\o.t

Shrtle ...

l<eep

VVt.e,

Miwe

•••

セッ@

far

dwtJ

froll'l

iks

...

· ·

エセNセ@

moment

· ·

· · ·

A

エ・。セヲオl@

キゥッュ・セエ@

. -.

セエ@

JOU.

ェ。vセ@

セッ@ セセ・@

...

-. . . 1t

セ・・イ@

Me,

st{!(

セ@ セ@

Sセ@

..

-Sofast

セキ。セ@

Ol-{

f\O·-·

ctov\{J

Let

Me

do\J"n

o.n this ·•·

Re.Vi\\11J

Me

Of

{hr& "'"

srt\-t

aw't!J . .

v

セセ@

Nエセャ@

·-·

the.

セッカゥェ@ jcオイョセ@

t01ff

te

」セッセイMᄋᄋ@

セエ@

CAI'\

セ@

Se)

セ。ウセ@

...

. .

. WT

1th

セカゥNi@

---セセZ[@

_,M"

セ@

セエBヲヲ|ヲゥ@

(5)
(6)

Kata Pengantar

Bismilla/iiraltmaaniraltiim

AlhamdulillahirablJilalamiin. Akhirnya dengan RahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Segala puji bagi Allah S.W.T. yang telah memberikan rahmatnya, sehingga penulis dapat berkreasi. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi besar Muhammad S.A.W.

Penulis sc;makin merasa bersyukur ketika diberi kesempatan untuk mendapatkan bimbingan dari dua pembimbing yang selalu ikhlas dan tabah membimbing penulis sampai akhir. Oleh karena itu izinkan penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Asep Haerul Gani, Psi selaku Pembimbing I dan Bapak Abdul Mujib MA selaku Pembimbing II. Semoga apa yang telah Bapak berikan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah S.W.T.

Bersama ini pula izinkan penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu

Dra.

Hj Netty Hartati M.Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.

2. Para Dosen Fakultas Ps1kologi UIN Jakarta, karena berjat mereka penulis diberikan bekal mcnjadi insan akademika.

(7)

4. Terlebih teruntuk Ayahanda tercinta M. Dimyathie A.W.B.A. semoga selalu tersenyum kepada penulis di alam sana dan lbunda tercinta Nurlaila yang selalu tegar menjajaki hidup yang kian semakin indah. Rasa kasih sayang yang telah diberikan tidak pernah penulis akan Jupakan.

5. Untuk kakak Diana yang telah rela dilangkahi, lsti dengan kecuekannya, Fahrni yang semakin besar, dan Chintia yang semakin indah suaranya. I love you all.

6. Pak Cik dan Mak Cik yang telah re la menyisihkan sebagian materinya untuk penulis.

7. Nur Alia, atau biasa dipanggil 'Ly'. Hari demi hari telah terlewati bersama, terima kasih telah memberikan penulis apa yang belum penulis miliki. Dorongan

batin yang terus terlimpahkan membuat penulis semakin bangga denganmu, my life will be more perfectly ifyou stay with me, keep shine for me my Ly.

8. Angkatan 98, ceu' Pipih (ke Bandung nih), Aas (enak eu'), Mai (printernya kapan?), Qorin (nasinya lagi dong), K' Nung (keep move), lcun, Anang, Wiyah, Turhadie, Agus Nurbani, Dodo, Ujang, Mr. Yoyo (kaca matanya mana?), Asep dan Lia, dan semuanya.

9. Angkatan 99, Mas Hudan (my big brother, terima kasih atas kebersamaanmu bersama penulis tanpamu penulis takakan kenal Pasar Induk), Fikri (Engkcng yang selalu rnasuk angin, tengokin Zizou dong), Deden (kapan dong menyusul), Gufron, Iqbal, M21mat, Edo, Husni, Karim, Nissa (sernoga tetap Janggeng), lrnah, Omah, Ari, Mamah, Neni (kapan ke Bekasi lagi sama Ly dan Win), dan semua yang tak sempat tcrucap.

(8)

10. Sesama rekan purjuangan 'Gang Bacang' (K'Nung, Rahma, !mah, Nissa, Suryani, Hudan, Fikri) tetap maju kawan.

11. Untuk pasangan yang selalu bersama (Lily dengan Wien), semoga tetap Janggeng sampai akhir hayat dikandung badan. Semangat kalian semakin membuat penulis semakin haus akan kedamaian cinta.

12. Untuk teman-teman Fakultas Psikologi UIN, Bedul (teruskan semangatmu), Miki, Ghofur, Zezen, Komeng (terimakasih atas bantuannya, tanpa kalian eksperimen ini tak akan j adi ).

13. Is YA, khususnya Mas Aij, Mas Koko, Mbak Desi, Tante Lia (aim), Anggi,

Ditan, Ajeng, Cantika, Angga, Mas Dwiki Dharmawan, dan orang-orang Is YA lainnya yang selalu tersenyum menjalani hidup.

14. Roy Aninditya, teleponmu semakin meyadarkanku akan 'hari ini'.

Penulis menyadari kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini. Terimakasih atas pihak-pihak yang telah memberikan bantuan demi terciptanya skripsi ini.

Jakarta, 9 Februari 2004

Daniel Rabitha

(9)

ABSTRAK

[)anicl Rabitha

(A)Fakultas Psikologi (B) 09 Fcbruari 2003

EFEK METODE BERBICARA DI MUKA CERMIN TERHADAP SELF

'::ONFIDENCE BERPIDATO DI MUKA UMUM d

+

67 halaman

Kepercayaan diri (seljconjidence) dalam berpidato adalah adanya keyakinan pada rnmampuan diri dalam mengungkap konsep pemikiran ke muka umum,

menggerakan perasaan, imajinasi, dan adanya ketenangan dalam berbicara dan Jertindak. Hambut dalam bukunya "bagaimana menjadi pemhicara yang efektif",

memaparkan kepercayaan diri (self confidence) dalam berpidato ditunjukan dengan kontak mata, payampaian isi, penyajian bicara, gerakan tubuh, dan suara. [ndividu yang memiliki Kcpcrcayaan diri (self confidence) da[am berpidato dicirikan dengan kcbcranian dalam mcnatap mata audiens, pcnya111p1ian isi yang sistcmatis, penyaj ian bicara yang run tut, gerakan tubuh dan suara yang

disesuaikan dengan konteks pidato.

Rahmat dalam bukunya "Retorika lvfodern ", memperkenalkan metode berbicara di muka cermin. Metode berbicara di muka cermin adalah metode latihan guna membiasakan individu tcrhadap situasi berpidato. Dengan menggunakan metode berbicara di muka cermin, individu dilatih kontak mata, penyampaian isi,

penyampaian bicara, olah gcrak, dan olah vokal. Semakin inclividu melatih kemampuaannya dalam bcrpidato di depan cennin, maka akan membiasakan i;1dividu terhadap situas1 bcrpidato dan menimbulkan kepercayaan diri (self confidence).

Penelitian ini bertujuan mcnjawab pertanyaan, apakah metode berbicara di muka cermin berpengaruh tcrhadap Kepercayaan diri (se(f'confidence) berpidato di muka umum?

Populasi penelitian im adalah santri laki-laki Darul Munaqin kelas satu Tsanawiyah. Dari pnpulasi tcrsebut diambil 30 sampel dengan menggunakan teknik incidental samrl1ng, dan membaginya mcnjadi dua kclompok (kelompok eksperimen dan kclompok kontrol ).

(10)

セ・イュゥョ@ berukuran JOO x 60 cm digunakan untuk media pelatihan yang akan liberikan.

lerdasarkan .dafi hasil analisa data dengan menggunakan t test, hasil penelitian litunjukan dengan nilai 2,64. Artinya Th lebih besar dari Tt pada taraf

ignifikansi 0,05 = 1,70. Sehingga kesimpulan penelitian ini adalah terdapat x:ni,>aruh metode berbicara di muka cennin terhadap Kepercayaan diri (self :onjidence) santri dalam berpidato di muka umum.

(11)
(12)

DAFTAR ISi

KATA PENGANTAR ...

i

ABSTRAK ...

iv

DAFT AR ISi ...

ix

DAFT AR TABEL. ...

x

DAFTAR GAMBAR ...

xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A Latar belakang masalah . ...-: .... . ... 1

B. Perumusan masalah .. ,.f ... .

. ... 6

C. Pembatasan masalah .. c: ... . . ... ··· ... 6

D. Tujuan dan manfaat penelitian. -

... .7

E. Metode penulisan ... .

. ... 8

F. Sistematika penulisan ..

··· ... 8

BAB II KAJIAN PUST AKA ... ':: ... 11

A. Self confidence saat berpidato .. 1. Pengertian Self confidence saat berpidato ... a. Self confidence ... b. Berpidato c. Self confidence saat berp1da,o I I . ... 11

. ... 11

. ... 11

... 14

(13)

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Self confidence saat

berpidato ...

19

B. Metode berbicara di muka v cermin ... 24

1. Definisi metode berbicara di muka cermin ... 25

2. Kelebihan dan kelemahan ... 28

C. Metode untuk meningkatkan self confidence berpidato ... . ... 29

1. Metode berbicara di muka cermin ... 29

2. Metode berpidato• dengan penonton yang tidak sebenarnya akan dihadapi... . ... 30

D. Efek metode berbicara di muka cermin... .. ...

31

E. Hipotesa ...

. ... 34

BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Subjek peneli+ian.. . . .. . ... 35

1. Kriteria subjek penelitian ... 2. Sampling .. 3 Teknik Penentuan sampel.. 4 Jumlah SubJek B. Variabel-vanabel penel1t1an . \"I I . ... 35

. ... 36

. .. 36

... 36

(14)

1. Variabel bebas (independent

variabe0 .

...

37

2. Variabel terpengaruh (dependent

variabe0 .

...

38

3. Variabel <::kstraneous ... 38

C. Rancangan penelitian ... 39

D. Prosedur penelitian. .. .. . . . . .. . ... .41

E. Aparatus penelitian ... .44

F. Pengolahan data ... .48

BAB IV HASIL PENELITIAN ... .. A Gambaran umum subjek. . ... . . ... 51

B. Analisa data .. 1. Penyebaran nila1 responden .. . ... 51

. ... 52

2. Efek metode berbica'ra di muka cermin terhadap self confidence berpidato .... ,,,, ... 52

3. Deskripsi Perbedaan pretest pastiest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen . . ... 53

BAB V. l'ENVTIJP .. 67

(15)

A Kesimpulan ... 67

B. Diskusi. ... 67

C. Saran ... 69

DAFT AR PUST AKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

I \

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Perbandingan Tahapan Eksperimen ... 42

Tabel 3.2 Langkah-langkah Metode Berbicara Di Muka Cermin ... .45

Tabel 4. I Distribusi Sampel. ... .

. ... 51

Tabel 4.2 Distribusi Sampel Bcrdasarkan Usia ..

. ... 51

Tabcl 4.3 Penyebaran nilai responden ... .

. ... 52

Tabel 4.4 Hasil Penelitian ... . . ... 53

[image:16.527.25.435.157.524.2]
(17)
[image:17.525.16.436.166.544.2]

DAFT AR GAMBAR

Gambar 2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Self Confidence Berpidato ... 24 Gambar 2.2 Metode Meningkatkan Se(( Confidence Berpidato ... 30 Gambar 2.3 Letak Efek Metode Berbicara Di Muka Cermin Terhadap Self

Confidence Bcrpidato ... :". ... 33 Gambar 2.4 Rancangan Control (jroup Pre-posl/es/ ... 39 Garn bar 2.5 Alur Eksperimen ... .44

(18)
(19)

BAB 1

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Dalam situasi sosial kehidupan, terkadang individu dihadapkan pada situa:;i di

mana ia diharuskan tam pi I di muka umum guna mengkomunikasikan ide-ide atau

pesan-pesan yang ingin disampaikan. Bagi sebagian individu, situasi ini menjadi sulit,

karena ketidakbiasaannya tampil di muka utrum. Perasaan malu dan takut bercampur

dengan ketidakmengertiannya tentang teknik-teknik berbicara di muka umum dengan

baik dan benar. Keadaan di atas tidak jarang membuat individu menjadi stres dan

akhirnya menggagalkan keinginannya untuk mengungkapkan ide-ide serta

mengkomunikasikan pesan-pesannya. ·

Berbicara di muka umum merupakan suatu bentuk perilaku yang lazimnya

dilakubn oleh sebagian manusia. Namun tidak bisa dipungkiri, bahwa banyak

sebagian dari individu merasa kcsul itan dalam melakukannya. Dal am kehidupan

sehari-hari, sering terjadi seorang tuan rumah atau pemilik hajat mewakilkan

sambutan kepada orang lam, karcna ia merasa kurang yakin terhadap kcmampuan

dirinya.

Ketidakbcrdayaan seseorant' Jalam 111cngkomunikas1kan ide-ide dan

pcsan-pesannya di muka um um da'1at terjadi karena ketidakpercayaan dirinya tcrhadap cara

(20)

dilakukan dan merupakan suatu ha! yang menakutkan, sehingga mereka tidak memiliki ketenangan dalam merespon situasi.

Individu yang percaya diri akan memiliki ketenangan dalam berbicara dan bertindak (Qubein,

1983).

Individu yang dimaksud di sini tidak akan mewakilkan

dirinya kepada orang lain ketika diharuskan berbicara di.JUuka umum. lndividu tersebut akan mampu menghadapi berbagai situasi yang mengharuskannya tampil ke depan umurn dan mengungkapkan ide-idc dan pesan-pesan.

2

lndividu yang stres, takut, dan mcnganggap sulit situasi yang mengharuskannya tampil ke muka umum akan sulit menguasai situasi tersebut. Kebanyakan dari mereka cenderung menghindari situasi tersebut, karena mereka telah mcnganggap ha!

tersebut tengah mengancam keberadaannya. (Mc. Croskey, Daily, dan Sorensen menemukan dalam penelitiannya bahwa sebagian orang yang takut untuk

berkomunikasi akan sulit mengontrol I ingkungan dan akan kehilangan kepercayaan diri (Don, 1987).

Hal-ha I lain di luar adanya rasa percaya diri yang menyebabkan ketakutan untuk tam pi I di muka urnurn adalah; pertwna, bcrawal dari kepribadian pembicara. Seorang yang introvert cenderung menutup dirinya dari khalayak ramai. Orang yang

(21)

3

Kedua,

efek Jatihan. Kemampuan berbicara adalah bakat, sedangkan kepandaian

bicara yang baik memerlukan Jatihan dan pengetahuan . .Dale Carnegie

mengungkapkan bahwa,

"penyebab ulama anda takut saat berbicara di hadapan

orang banyak adalah karena anda be/um terbiasa berbicara. Latih, /alih dan /eruslah

berlatih?"

(Rahmat, 2002, h.2) Seseorang yang berbakat dalam berbicara belum

,,

tentu mampu tampil dan mengungkapkan isi pikirannya ke khalayak ramai tanpa

adanya latihan dan pengetaruan. Individu tersebut akan merasa kurang percaya diri

ketika diharuskan berpidato di muka umum.

Ketiga

pengalaman sebelumnya. Petuah bijak dinyatakan, "Pertama dan yang

terakhir adalah suatu ha! yang sangat penting". Pengalaman pertama dari individu

yang berpidato di muka umum adalah pengalaman yang menentukan baginya dalam

berpidato di muka um um untuk selanjutnya. Jndividu yang memiliki pengalaman

pertarna yang sangat buruk kemungkinan tidak akan berani kernbali berbicara di

rnuka urnum. Hal ini dikarenakan orang tersebut takut bila hal yang terjadi

sebclurnnya akan

エセイオャ。ョァ@

kembali. Dari pengalaman tersebut akan rnulai mensct

mental individu, bahwa dirinya tidak pantas dan tidak akan mampu berbicara di muka

umum. Berawal dari pemikiran seperti ini, individu tidak akan berani tampil ke muka

umum untuk rnengungkapkan pikirannya kembali.

J.:a111pa1 dck

kehadiran orang lain. Ada sejurnlah orang yang rnengalami rasa

gugup (11e1Tu11.11

ketika orang paling disegani, entah orang tua, sahabat atau

QQQオョァセQQQ@ セ」セ。ZNQィ@

hat1. menjadi

aud1L·111

di suatu acara lnd1\ 1du tcrscbut tahu dan

(22)

4

tersebut dapat mengangkat atau menjatuhkan harga dirinya. Berhadapan dengan penilaian membuat orang nervous (Rahmat, 2002, h.67). Apabila penilaiannya bagus, maka hal tersebut akan menjadi pengalaman yang bisa meningkatkan kepercayaan diri. Namun bila penilaiannya buruk, maka akan membentuk pengalaman buruk yang menyebabkan individu yang bersangkutan takut mengulanginya. Pengalamar ini akan membentuk traumatic conditioning yang pada akhirnya aka:1 membentuk self image bagi individu, bahwa dirinya tidak pantas, berpidato atau berpidato tidak cocok

dilakukan olehnya.

Terdapzt metode latihan yang bisa digunakan individu yang tidak percaya diri

ketika di haruskan tampil dan mengungkapkan ide-idenya ke muka umum, yakni : ;pertama, metode latihan yang dilakukan individu sebelum berpidato dengan

mengkondisikan suasana latihan seperti suasana yang akan dihadapi individu. Metode ini menggunakan bantuan teman atau keluarga untuk dijadikan penonton, kedua,

metode berbicara di muka cermin merupakan metode yang akrab dengan para

pembicara terdahulu, seperti Soekarno dan Demosthenes yang dijadikan olch mercka sebagai persiapan (preparing) sebelum tampil ke muka umum. Metode ini sangat unik, di depan cem1in individu yang hendak berpidato melakukan persiapan dengan bergaya dan berbicara scrta, melatih kontak rnata.

Mctodc bcrbicara di muka cermin pcmah dilakukan oleh prcsidcn pcrtama RI.

(23)

5

dengan sabar. la mengulangnya di depan cermin (Rahmat, 2002, h.5). Mereka

menggunakan cermin untuk meningkatkan kepercayaan diri sebelum tampil ke muka um um. Hal itu sangat unik dilakukan. Di depan cermin, mereka melatih cara

penyampaian pidatonya. Mengubah intonasi suara dan mensugesti diri merupakan bagian yang dilakukan mereka, ketika berhadapan dengan cermin. Mereka

membayangkan para penonton sedang menyaksikan dan menyimak pidato yang diungkapkan.

Apa yang dilakukan Demosthenes dan Soekarno merupakan upaya mereka dalam memecahkan masalah yang menjadi penghalang untuk tampil dan

menyampaikan ide-ide cemerlang mereka ke muka umum. lndividu yang tidak percaya diri akan merasa malu tampil dan hal tersebut akan mempengaruhi ide yang akan disampaikan ke penonton (audien). Meskipun individu memiliki konsep penyampaian yang sistematis dan ide yang brilian tanpa adanya kepercayaan diri dirinya tak akan mampu tampil dan mengungkapkan ide-ide kc muka umum.

Sekalipun metode berbicara di muka cermin cukup populer di kalangan mereka yang akan tampil di hadapan publik guna membangkitkan kepercayaan diri, namun

sangatjarang yang menggunakannya. Seperti pondok-pondok pesantren pada umumnya, terdapat pembelajaran berbicara di muka umum atau Jinamakan

(24)

membangkitkan self confidence mereka sebelum berpidato, padahal ha! tersebut menjadi sangat perlu guna melatih dan membiasakan santri sehingga menimbulkan kepercayaan diri (self confidence) pada saat tampil di depan um um. Namun metode tersebut tidak bisa diketahui berpengaruh atau tidak, bi la tidak dilakukan suatu penelitian terhadapnya.

6

Melalui penelitian eksperimen, pencliti mencoba untuk menguji keefektifan metode berbicara di muka cermin ke beberapa subjek yang merupakan santri,

sehingga dapat terbukti atau tidak adanya pengaruh metode berbicara di muka cermin terhadap self confidence berpidato di muka um•1m.

B.

Perumusan l\'lasalah

Berdasarkan dari latar belakang permasalahan di atas permasalahan pc:nelitian yang akan diangkat adalah "apakah ada efek latihan berbicara di muka cermin terhadap self confidence bcrpidato di muka urnum'1".

C. Pembatasan Masalah

(25)

7

2. Sedangkan yang dimaksud dengan self confidence berpidato di muka umum adalah kepercayaan diri seseorang untuk bisa tampil dan mengungkapkan ide-ide (berpidato) di muka um um yang pengukurannya didasarkan pada pedoman observasi yang dibuat berdasarkan indikator-indikator self confidence berpidato,

yakni ; kontak mata, penyampaian isi, penyampaian bicara, suara, dan gerakan tubuh pembicara.

3. Efek metode berbicara di muka cermin terhadap selfc·onjidence berpidato dapat dilihat dari ada tidaknya perbedaan yang signifikan self confidence siswa yang menggunakan metode berbicara di muka cermin dan yang tidak.

4. Sampel yang akan digunakan adalah santri dari pondok pesantren Darul Muattaqin yang be1:jumlah tiga puluh orang. Santri yang dijadikan sampel adalah santri yang barn memasuki pesantren atau kelas satu Tsanawiyah. 5. Jenis pidato yang akan disampaikan adalah pidato impromtu. Pidato improtu

yang dimaksud adalah pidato yang sifatnya spontan. Artinya pidato yang tidak menggunakan naskah dan isi dari pidatonya merupakan hasil dari pemikiran spontan pembicara atau santri.

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah berbicara di rnuka cermin berpengaruh terhadap self confidence ketika berpidato di depan umum?

(26)

!. Manfaat yang akan didapatkan secara akademis adalah mampu menambah

wacana untuk mahasiswa UIN syarif hidayatullah dan mengingatkan bahwa kemampuan dalam beretorika itu sangat penting dimiliki oleh kalangan insan akademika.

2. Manfaat praktisnya adalah terdapat metode-metode alternatifyang dapat digunakan oleh khalayak umum sebagai persiapan sebelum berpidato di muka

um um.

E.

Metode Penulisan

Pada laporan penelitian ini, peneliti menggunakan metode penulisan APA

(Americun Psclwlogy Association). Metode penulisan ini bisa digunakan untuk penelitian psikologi lapangan dan juga digunakan untuk ilmu pengetahuan sosial

8

secara umum.

F.

Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

Bab.

I.

(27)

tujuan dari penelitian, dan Sistematika Penulisan memaparkan organisasi yang dilaporkan dalam penelitian ini.

Bab. II.

9

Berisikan ten tang teori-teori yang menyangkut penelitian yang dilakukan yang berisikan Kajian Pustaka, yang meliputi : pengertian self confidence, pengertian self confidence berpidato, faktor penyebab self confidence berpidato, Macam-macam metode, metode bicara di muka cermin, efek bicara di muka cermin terhadap self confidence, hipotesa; dugaan peneliti terhadap eksperimen berupa hipotesa altematif dan hipotesa no!.

Bab. III.

Metodologi Penelitian berisikan tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian, yang meliputi : Subyek Penelitian yang berisikan tetntang ciri-ciri dari subjek penelitian, variabel penelitian yakni; variabel terpengaruh; cara

mengukurnya, variabel bebas, dan variabel ekstraneous; cara mengontrolnya,

rancangan eksperimen adalah rancangan yang akan dipergunakan, aparatus penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini, prosedur penclitian adalah tata cara penelitian dari awal sampai akhir clari penelitian, teknik pengolahan data adalah teknik pembuktian dari hipotesa yakni berupa uji statistik yang digunakan.

Bab,

IV.

[image:27.525.22.437.156.488.2]
(28)

10

Bab. V.

(29)
(30)

BAB2

KAJIAN PUSTAKA

,.

A.

Self confidence

Saat Bcrpidato

I. Pengertian self co1ifide11ce saat berpidato

a. Self c01ifide11ce

Albert 13andura mengungkapkan bahwa .,<!/{confidence sebagai suatu pcrasaan yang bcrisi kckuatan, kemampuan dan keterarnpilan untuk melakukan atau

menghasilkan sesuatu yang dilandasi oleh keyakinan untuk sukses (Afiatin, Andayani, 1997, h.3 ).

Menurut Juni Kuntari sellcu11/hli:11ce adalah perasaan pasti dan mantap Ji hati tentang keaJaan diri maupun keadaan sek1tar (Nursyahfitri, 1998, h.3). l'crasaan pasti dan mantap Ji halt ini membuat inJividu merasa nyarnan ketika berada pada suatu waktu. Perasaan rnantap ini rnelahirkan dua komponen pernbentukan s<.'/f cu11/1de11ce. !'ertama, pcrasaan dari dalam diri (bagaimana cara memandang dan menila1 d1ri sendiri) dan ked11<1. pcrscpsi atau reaksi l1ngkungan tcrhadap diri individu Dc·ngan demikian s,·lj rn11/1,/"11"' bcrkaitan dcngan hubungan individu ,Jengan huhun,·;in

(31)

12

Dalam kamus populer psikologi dikemukakan bahwa percaya diri adalah percaya akan kemampuan diri sendiri, menyadari kemampuan yang dimiliki, sen a memanfaatkannya secara tepat (Hasan, 1990, h.46 ). Manusia yang sudah mengetahui, bahwa dia memiliki potensi namun tidak tahu penggunaannya secara tepat, maka bisa dipastikan dalam prosesnya manusia yang bersangkutan tidak merasa nyaman.

Barbara De Angel is menyatakan bahwa self confidence berarti yakin

エ・セィ[、。ー@

kemampuan yang dimiliki berawal dari tekad pada diri sendiri untuk melakukan segala yang diinginkan dan dibutuhkan dalarn hidup ini (Hasan, 1997, h.42). Self confidence sejalan dengan pemahaman diri bahwa individu adalah orang yang mampu melakukan sesuatu dengan anggota tubuh yang dimiliki (Tim redaksi ayah bunda, I 998, h. l 01 ).

Grinder mengemukakan bahwa se(fconjidence dihasilkan oleh keyakinan bahwa mampu menentukan diri, mendorong individu untuk bertanggungjawab terhadap perkembangan hidup (Grinder, 1995, h. 128).

Sel/confidence selain terbentuk dari dalam individujuga dipengaruhi oleh

reaksi lingkungan. Mussen mengemukakan bahwa um pan batik positif dari

lingkungan dapat menguatkan rasa percaya diri yang dimiliki individu. Sebaliknya jika umpan balik yang diberikan negatif, maka hal ini pula dapat mempengaruhi rasa percaya diri vang dirniliki (Andayani dan Afiatin, 1997, h.25).

(32)

13

pada diri sendiri akan merasa canggung, ragu-ragu, tidak berani mengungkapkan ide-ide dan hanya menunggu kesempatan (Mikessel, 1939, h.286).

Orang yang pcnuh percaya diri ditandai dengan adanya ketenangan dalam berbicara, bertindak, dan tidak takut gaga! serta tidak mudah bimbang (Qubein, 1983, h.56).lndividu dengan kepercayaan diri yang .inggi memiliki motivasi berprestasi yang lebih baik. lndividu yang percaya diri mampu berkomunikasi dan berani berbicara di depan umum. Sebaliknya, individu yang rendah diri sering mengalami kecemasan ketika berbicara di depan umum (Tubb & Moss, 1974, h.56).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa self confidence

merupakan keadaan individu yang berisi keyakinan, kekuatan, kemampuan, keterampilan untuk melakukan atau menghasilkan sesuatu yang dilandasi oleh keyakinan untuk sukses dengan usahanya sendiri. Definisi tersebut mengandung indikator-indikator st'// confidence, yaitu;

I. Adanya keyakinan pada kemampuan diri dalam melakukan berbagai aktivitas. 2. Adanya kebcranian mencoba dan tidak takut gaga!.

3. Mampu berintcraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.

4. Memiliki ketenangan sikap dalam berbicara dan bertindak serta mampu menghadapi berbaga1 situasi.

b. Definisi berpidato

Pengcrtian dan b<:rpidato menurut Anstoteles (dalam Rahmat, 2002) adalah •

··ken1a1n1111t1n u11111J.: 111t'llt'lltflkun, dc1/£11n ォエセヲャャャゥQPQQQ・イエ・QQOQQL@ .\"lfllll.yi·rtentu. エOセQQQ@

(33)

Pembicara yang hendak berpidato diharuskan merumuskan tujuan dan mengumpulkan bd1an (argumen) yang sesuai dengan kebutuhan audiens.

Campbell ( dalam Rahmat, 2002) menjelaskan defenisi pidato adalah : "upaya mencerahkan pemahaman, menyenangkan imajinasi, menggerakkan perasaan, dan

mempengaruhi kemauan" (Campbell dalam Rahmat, 2002:12).

14

Di dalampublic speaking James Winans (dalam Rahmat, 2002) mempergunakan teori psikologi dari William James dan E.B. Tichener yang mendefenisikan pidato sebagai "sebagai proses menumbuhkan perhatian yang memadai baik dan tidak terbagi terhadap proposisi-proposisi. la menerangkan

pentingnya membangkilkan emosi melalui motifmotifpsikologis seperti kepentingan

pribadi, kewiJ/iban sosial, da11 kewajiban agama" (.lames A. Winans dalam Rahmat,

2002: 14).

Woolbert (dalarn Rahrnat,2002) rnenjelaskan bahwa pidato adalah ungkapan kepribadian dari individu yang meperhatikan tujuan, situasi khalayak, proposisi yang cocok dengan khalayak dan situasi tersebut, serta rnernilih kalirnat yang dipertalikan secara logis (Woolbert, Rah mat, 2002: 14 ).

Menurut Brigance pidato rnerniliki ernpat unsur, yakni rebut perhatian

pendengar, usahakan pcndengar mcmpercayai kemampuan dan karakter pernbicara, dasarkan pe1111kiran pada kcinginan. dan ォ・ョセ「。ョァォ。ョ@ sctiap gagasan sesuai dengan sikap pendengar (Rahrnat, 2002. h. iセIN@

(34)

and limilat ion of human nature, and finally how language works" (bagaiamana memberikan sesuatu yang baru dan pembatasan dari alam manusia, yang akhirnya bagaimana bahasa bisa diungkapkan) (Swart::, 1995: I 30).

15

Devito menjelaskan mengenai pengertian dari berpidato adalah suatu variasi atau pcrluasan dari percakapon biasa yang melibatkan dua individu atau lebih. Dalam situasi tersebut, ada orang yang berbicara sememntara yang lain mendengarkan. lndividu-individu tersebut dihubungkan dengan pesan (Devito, 1984 ).

Devito juga mcnambahkan bahwa "public .1peaking may be defined as that.from of communication in which a speaker addresses a relativaly large audience with

relatively continuos discourse and usually in a face situation" (berbicara di muka umum bisa diartikan sebagai bentuk komunikasi yang dihadiri penonton yang relatif banyak dan terkadang di situasi yang berhadapan) (Devito, 1984:5).

Dalam speaking in public Whitman menjelaskan tentang berpidato adalah "a jimn ofpuhlic commu111ca//on m which one individual (a speaker) 111/entwnaly and

overt(\' at/empts lo u/Jixt others (an a11d1e11ce) thmugh s11.\/U111ed om/ d1sco11rse (a

.1peech)" (bentuk dari komunikasi publik yang salah satunya menjadi pembicara dan yang lainnya sebagai penonton ditandai dengan adanya komunikasi oral) (Whitman,

1987: 15).

(35)

Lucas dalam Mc Graw Hill mejelaskan bahwa terdapat ciri-ciri khusus yang membedakan antara berpidato dengan percakapan yakni :

I. Berpidato sifatnya lebih terstruktur. Berpidato membuat perencanaan dan persiapan secara seksama. Sedangkan pada percakapan tidak diperlukan suatu persiapan khusus.

2. Berpidato menuntut digunakannya bahasa formal Sedangkan pada percakapan tidak.

3. Berpidato menunjukan mctodc penyampaian yang berbeda. Pembicara yang percaya diri mampu menjaga sikap tubuhnya dan menghindari segala kekakuan. 4. Dari beberapa tokoh yang mendefenisikan pidato di atas dapat disimpulkan,

bahwa pidato adalah

a. Kemampuan untuk menentukan kcjadian tertentu, situasi tertentu, daw mcnentukan metode persuasi yang ada.

b. Upaya mcncerahkan pemahaman, menyenangkan imajinasi, mcnggerakkan pcrasaan, dan mempengaruhi kcmauan.

16

c. Scbagai proses menumbuhkan perhatian yang memadai baik dan tidak terbagi terhadap proposisi-proposisi.

d. Ungkapan kepribadian dan rnd1' 1du yang rncperhatikan tujuan, situasi khalayak, proposisi yang rnco1' dcngan khalayak dan situasi tcrscbut, S•!rta rncmilih kalimat \ang dipcrtal1L1n sccara logis.

(36)

17

pemikiran pada keinginan, dan kembangkan setiap gagasan sesuai dengan

sikap pendengar.

Jenis pidato berdasarkan persiapannya terbagi ke dalam tiga jenis1plaato,,yakni ;

l'_,c-.,_ GJGBBBGGMMセMMMMML@

manuskrip (pidato dcngan menggunakan naskah), pidato

・ォウエ・ューッイ・エHーゥ、Q||QZゥL\ェケョァセiI@

, ..

IL.

__

,_fi_/J:;-> .. , -/((} __ Mセセ@

persiapan out line dan pokok pembahasan), dan impromtu (pidato

ケ。セァGウ・」AャGNヲ。LL@

.. ·'

/ ' )

)

spontan dilakukan tanpa adanya suatu persiapan) (Rahmat, 2002).

Menurut James G. Robbins dan Barbara S. Jones (dalam Sirait, 1986) faktor-faktor yang mempengaruhi perfonna individu dalam berpidato adalah kesanggupan berpikir logis, mempunyai sesuatu yang diungkapkan, mempunyai tujuan khusus, memiliki pengetahuan tentang masalah yang akan disampaikan, dan kepercayaan diri.

c. Definisi

self co11fide11ce

berpidato

Smith mengatakan self confidence berpidato adalah keadaan internal dari individu yang berisi tentang keyakinan akan kemampuannya untuk bisa mengurangi rasa tcgang dan mcnyalurkannya kc aspek yang menjadi bagian dari pidato (Hambut, 1997, h.3 ). Untuk lebih jclasnya, dia mengatakan bahwa keyakinan akan kcmampuan individu untuk bisa mengurangi rasa tegang didukung dari lingkungannya dengan cara mengalihkan kepada hal-hal yang menjadi penopangjalannya suatu pidato. Scpcrti kctcgangan individu yang terlihat dari suaranya yang parau dapat

d1manfaatkan menjadi suara yang penuh dcngan nilai sc111 bak scorang s.:niman atau dcklamator yang mcrnbacakan puisi di hadapan 1111d1l'11.1

(37)

18

hadapan mereka tidak percaya diri. Namun berdasarkan apa yang diungkap tokoh di bawah ini, self confidence individu yang sedang berpidato dapat dilihat dan diketahui.

Terdapat tokoh yang mengatakan, bahwa self confidence berpidato terlihat ketika berada di atas mimbar, lebih lanjut dia mendefinisikan self confidence

berpidato adalah keadaan individu pada saat berpidato dihadapan audiens yang diantaranya terlihat dari kontak mata, penyampaian isi, ーセョケ。ェゥ。ョ@ bicara, gerakan tubuh dan suara (Hambut, l 997, h.46). Berikut keterangannya:

a. kontak mata maksudnya adalah upaya individu untuk melihat atau menatap audiens di hadapannya.

b. penyampaian isi maksudnya adalah penyampaian materi atau pesan yang akan disampaikan dengan run tut dan jelas. Dimulai dari pembukaan, isi pidato, dan penutup.

c. penyaj ian bicara maksudnya adalah ditandai dengan pembicaraan yang jelas dan tidak terbata-bata, serta sadar akan reaksi pcndcngar terhadap pidato.

d. gerakan tubuh maksudnya adalah gerakan pernbawa gairah, bersemangat, sikap tubuh yang tidak kaku.

(38)

19

Kepercayaan diri sangat diperlukan individu untuk berpidato di muka umum. Pengertian dari kepercayaan diri berpidato berdasarkan defenisi-defenisi di alas dapat disimpulkan adalah keyakinan pada kemampuan diri dalam mengungkapkan konsep pemikiran dengan memperhatikan tujuan, metode yang sesuai dengan situasi khalayak, menggerakan perasaan, irnajinasi, dan kemauan dengan memiliki ketenangan sikap dalam berbicara dan bertindak. Defenisi tersebut mengandung indikator-indikator, yakni :

a. Berani tampil ke muka umum, dengan memberanikan diri melihat atau menatap audien di hadapannya.

b. Mampu menguasai situasi ketika berpidato, ditandai dengan penyampaian isi pidato yang runtut dan penyajian bicara yang tenang.

c. Menggerakan perasaan dan memiliki ketenangan yang terlihat dari gerakan tubuh dan intonasi suara.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi

self co11jide11ce

berpidato

Se/( con(hknce adalah salah satu modal dari pcmbicara untuk bisa berpidato di muka umum. Kepercayaan diri tidak bisa timbul bcgitu saja, tetapi banyak faktor yang mempengaruhinya.

Di bawah ini akan dipaparkan beberapa faktor セ。ョァ@ mempengaruhi self

(39)

20

a. Jenis kelamin

Adanya perbedaan perlakuan terhadap laki-laki dan perempuan akan

berpengaruh pada kcpribadian individu. Kondisi ini terutama terjadi pada masyarakat patriakat yang masih memegang pandangan tradisional terhadap peran jenis kelamin (Hurlock, 1980, h.132 ).

b. Penampilan fisik

Menurut Middel Brook 1dalam Nurhayati, 200 I) penampilan fisik merupakan faktor penentu dari timbulnya kepercayaan diri pembicara. Secara umum, lingkungan akan lebih toleran dengan pembicara yang memiliki fisik yang scmpurna atau tidak cacat. Pembicara yang bersangkutan sendiri akan merasa 'minder' karena penampilan fisiknya, bila hal ini terjadi kemungkinan pcmbicara akan mengalami masalah dalam

self confidencenya.

c. Minat

Aktris, aktor, pengusaha. dan lain sebagainya yang dalam kesehariannya selalu tampil di hadapan publik bclum tentu bisa mengungkapkan isi pikirannya ke

(40)

disampaikan. Mina! yang kurang akan mempengaruhi kepercayaan diri pembicara ketika hendak mengungkapkan isi pikirannya (Rahmat, 2000, h.109).

d. Perhatian audien

21

Perhatian audien merupakan faktor pembentuk se/fco11fidence pembicara, ha! ini berada di lingkungan luar diri pembicara. Musen mengatakan umpan balik yang positif dapat menguatkan self confidence (Andayani dan Afiatin, 1997, h.25). Bila audien tidak memperhatikan apa yang dilontarkan oleh pembicara tentu akan

mempengaruhi self confidence pembicara terse but, pembicara akan cenderung merasa ada yang salah dalam penyarnpaiannya, atau mungkin dari penampilannya yang akan membawanya kepada ketidakpercayaan pada dirinya dan ini akan membangun

se(l

image yang buruk bagi pembicara.

Selain hal di atas perhatian audiens bisa diartikan oleh pembicara sebagai pcnilaian dari penampilannya tcrlcbih di sana tcrdapat orang yang berpengaruh di kehidupannya, seperti calon mertua, pujaan hati, keluarga, dan lain sebagainya. Bila pembicara menyadari akan d1nilai oleh mereka, hal ini akan mempengaruhi se(( confidence pembicara. Hal tersebut dikarenakan, pembicara telah mengetahui

(41)

g. Pengetahuan akan retorika

Pengatahuan akan retorika memberikan kepada para pembicara kepastian tentang apa yang harus dilakukan dan apa kira-kira reaksi pendengar pada apa yang akan dibicarakan (Rahmat, 2002, h.68). Pengetahuan menjadi perlu, karena hal ini menyangkut pemahaman secara holistik dari scorang pembicara akan berpidato. Penulis besarpun ketika hcndak bcrpidato pcnuh percaya diri, namun dia tidak memiliki pengetahuan akan rctorika. Pada akhimya semua 。オ、ゥ」セョ@ meninggalkan ruangan begitu saja.

23

Dengan meningkatkan pengetahuan akan retorika akan menambah self

confidence pembicara ketika tam pi I ke muka um um. Pembicara yang meningkatkan pengetahuannya dalam retorika, maka lingkungan akan memberikan penilaian positif terhadap pidato pembicara. Hal ini akan mempengaruhi kepercayaan diri pembicara untuk pengalaman berpidato selanjutnya.

Bagian dari pengetahuan akan rctorika mcnurut .lalaluddin rahmat adalah, persiapan pidato, penyusunan, dan pcnyampaian pidato. Hal tersebut akan memberikan renambahan self confidrnce bagi pembicara (Rahmat, 2002, h.66).

h. Latihan

(42)

24

(Rahmat, 2002, h.69). Pembicara yang percaya diri akan memusatkan perhatiannya pada pesan dan cara menyampaikan pesannya.

Menurut Rahmat (2002) terdapat metode melatih penyampaian pidato, yakni berbicara di muka cennin. Metode ini berisikan tentang pembayangan dalam benak pembicara akan hadirin yang henpak dihadapi, melatih penyampaian pidato dengan mengubah suara dan melatih gerakan tubuh di muka cermin. Melatih penyampaian pidato di muka ccrmin akan membiasakan pembicara dengan pesan yang hendak disampaikan dan akan menambah kepercayaan diri pembicara.

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa faktor-fak'ior yang mempengaruhi perform a pembicara dalam Derpidato adalah seperti bagan atau gambar di bawah ini.

Garn bar 2.1 faktor yang mempengaruhi

self confidence

berpidato

Faktor yang mcmpengaruhi

self

confidence

bcrpidato :

1. .Jcnis 1-.l'lamin 2. Pcnampilan fisik 3. '.\-linat

4. Perhatian audien 5. Pcndidikan

6. Pcngalaman berpidato 7. Pcngt·tahuan akan rctorika 8. Latihan

B.

Mctodc Bcrhicllra di Muka Ccrmin

Self confidence

l

berpidato _

__J

(43)

25

1. Defenisi metode berbicara di muka cermin

a. Metode

Metode berasal dari kata method yang artinya cara, usaha, langkah. Dan ertian \uasnya adalah cara-cara atau langkah-langkah yang dilakukan untuk fapatkan pengetahuan yang benar dengan peruntutan tertentu (Suryabrata, 1998).

b. Bcrbicara

Pengertian berbicara dalam bukunya James Hooked dan Jeremy Philips "gelling

·message across"

adalah mengungkapkan apa yang terdapat di dalam benak

ala melalui bahasa tubuh (body language) maupun perkataan-perkataan (Hooked Philips, 1997).

c. Berbica ra di mu ka cermin

Pengertian dari berbicara di muka cermin adalah mengungkapkan bahasa kataan (pesan ya:1g akan diungkapkan) clan bahasa tubuh (seperti; gerakan tangan, 1tak ma ta) di depan ccm1in (Rahmat, 2002 ).

d. Mctode bcrbicara di muka ccrmin

Setclah disintesakan dari pengctian di atas dapat dikctahui pengertian dari

セエッ、・@ berbicara di muka cem1in yaitu adalah suatu langkah-langkah

engungkapkan bahasa perkataan dan bahasa tubuh dcngan maksud melatih

セョァョァォ。ー。ョ@ bahasa pcrkataan dan hahasa tuhuh. Scdangkan mctode hcrhicara di

(44)

mengeluh; tenang, hidup, bergelora, dan melatih gerakan tubuh yang sesuai dengan maksud pidato yang akan disampaikan (Rahmat, 2002).

Defenisi tersebut mengandung indikator-indikator, yaitu : 1. Melatih kontak mata.

26

Maksud dari melakukan kontak mata adalah memfokuskan pandangan pada cermin, seolah-olah pernbicara berhadapan langsung dengan audiens dan menatap audiens. Di sini individu melatih menatap audiens, sehingga individu terbiasa dengan tatapan rnata. terhadap audicns.

Mata rnerupakan bagian rrimer dari wajah dalarn mengkomunikasikan emosi ke la wan bicara dan merupakan bagian terpenting untuk orang yang berpidato (public communicator). Umumnya kontak mata dapat menunjukan ketertarikan dan perasaan

pembicara. Kontak mata mcngindikasikan kejujuran, kepercayaan, dan kepercayaan diri (self"co11/ide11ce) (Asante dan Frye, 1977).

Pidato adalah kornunikasi tatap rnuka, yang bersifat dua arah dan terjalinnya hubungan anatara pendcngar dengan pembican .. Untuk melakukan hubungan diperlukan teknik, yakni mclihat langsung ke hadirin. Hubungan akan terjalin erat bila pembicara melihat atau menatap seluruh mata hadirin yang hadir dan ini akan rnenirnbulkan kcpercavaan drn pcrnbicara (Rahmat, 2002).

2. Pcmbayangan pcrnb1cara tcrhadap hadirin dalam bcnaknya.

(45)

3. Melatih runtutan pidato (pembukaan, isi, dan penutup ).

Maksud dari melatih runtutan pidato adalah melatih pengungkapan maksud pidato dengan runtut atau sistematis dimulai dari pembukaan seperti salam dan perkenalan, isi, dan penutup.

4. Melakukan gerakan tubuh

Maksud dari melakukan gerakan adalah menggerakkan anggota tubuh sesuai dengan maksud pidato.

Fungsi gerakan tubuh ke>tika berpidato adalah untuk menyampaikan makna, menarik perhatian, menumbuhkan kepercayaan diri, dan semangat (Rahmat, 2002). 5. Melakukan olah vokal

Maksud dari olah vokal adalah bersuara dengan melakukan intonasi suara seperti datar, menaik, menurun, berbisik, membentak, mengeluh, tenang, dan bcrgelora.

27

Suara dapat menunjukan pcsan apa yanl dikomunikasikan oleh pembicara dan emosi pembicara. Apabila suara terdengar tidak jelas, maka pesan tidak bisa diterima dengan baik oleh hadirin dan ini menunjukan ォ・」\セュ。ウ。ョ@ dalam berkomunikasi. Kccemasan berkomunikasi dapat menghilangkan kepcrcayaan diri (Rahmat, 2002). Tcrdapat tiga ha! yang harus diperhatikan dalam olch vokal : kejclasan (intelliibility),

keragaman (varw1v), dan ritma (rhythm).

Kejdasan suara ditunjukan olch artikulas1 (pcmbcntukan dan pcmisahan bunyi) dan kckcrasan (jumlah encrgi yang dikeluarkan) Keragaman suara mempengaruhi

(46)

(duration), kecepatan (rate), dan hentian (pauses). Nada adalahjumlah gelombang yang dihasilkan. Lama (duration) adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk mengucapkan kata. Kecepatan adalah menunjukan kata yang diucapkan dalam satu

menit. Hentiau adalah menghentikan bunyi yang disesuaikan dengan pesan yang dikomunikasikan (Rahrnat, 2002).

2. Kelebihan dan kelamahan metode berbicara di muka cermin

a. Kelebihan

Berikut beberapa keuntungan yang bisa didapatkan dari metode berbicara di rnuka cerrnin :

1.

Membiasakan kontak mata pembicara.

2. Membiasakan pembicara dengan materi.)'_ang hendak disampaikan. 3. Mernbiasakan pengungkapan suara pembicara.

4. Membiasakan pembicara dcngan gerakan tubuh yang sesuai dcngan pidato.

28

Kcuntungan berbicara di muka cermin di atas mcrupakan latihan persiapan dari pembicara agar lebih terbiasa dengan situasi pidato. Berbeda dengan metode yang disarankan Lary King, yakni berupa metode berpidato di depan penonton yang tidak sesungguhnya. Dengan mctode berbicara di muka cerrnin pembicara bisa melihat langsung sosok dan cksprcsinya. Scdangkan metodc yang disarankan Lary King tidak scpert1 demikian karena pemb1cara bcrhadapan langsung dengan penonton yang tidak scsungguhnya (tcman, kcluargaJ

(47)

depan um um, yang pada akhimya latihan ini dapat menambah kep::rcayaan diri (Rahmat, 2002).

b. Kelemahan

Beberapa kelamahan dari metode berbicara di muka cermin, yakni : 1. Tidak berhadapan langsung dengan hadirin.

29

Metode berbicara di muka cermin merupakan metode latihan yang tidak

berhadapan langsung dengan audiens. Akan tetapi, individu hanya memvisualisasikan dirinya di depan cermin.

2. Harus di lakuk.an secara berkesinambungan.

Untuk lebih memaksimalkan hasil yang akan diraih, metode berbicara di muka cermin harus dilakukan secara berkesinambungan.

C.

Metode-metode untuk meningkatkan

self confidence

Berpidato di muka um um membutuhkan self confidence (Rahmat, 2002, h. 64). Ada scjurnlah metode yang diyakini pencliti mampu dan bisa digunakan oleh para pcmbicara untuk mcningkatkan rasa pcrcaya diri. Berikut beberapa di antara metode yang dapat pembicara gunakan sebelum tampil kc muka umum :

I. 'ktodc herhicara di muka ccrmin.

(48)

30

dijadikan sebagai metode mengendalikan kecemasan berkomunikasi. Rahmat mengungkapkan:jadilah Demosthenes, carilah tempat sunyi l!fau kamar pribadi. Berdiri di depan cermin masukan da!am benak gambaran hadirin yang akan

dihadapi. Latih pidato dengan herbagai gaya penyampaian, ubah suara dan !akukan

olah gerak (Rahmat, 2002, h. 69).

2. Metode berpidato dengan penonton yang tidak sebenarnya akan

dihadapi.

Metode yang sarankan oleh Larry King dalam bukunya "how to talk to anyone, anytime, any where" yang diterjemahkan oleh Widodo, yakni berupa persiapan

latihan sebelum pembicara berpidato di muka umum dengan meminta kepada teman atau keluarga untuk menjadi audien dalam latihan tersebut (Widodo, 2001, h.122).

Metode ini dianggap mampu meningkatkan kepcrcayaan diri dari pembicara,

karena dapat mengontrol keccmasan berkomunikasi ( com1111mica1 ion aprehensi/J dari pcmbicara yang timbul ketika hendak berpidato di muka umum. Kecemasan

[image:48.524.6.437.184.490.2]

berkomunikasi dapat menghilangkan kepercayaan diri (Rahmat, 2002, h.64). Gambar 2.2 Metodc meningkatkan

self co11jide11ce

berpidato.

Metode meningkatkan

self confidence

beroidato

(49)

D. Ef'ek Metode Berbicara Di Muka Cermin Terhadap

Self

Confidence

Bcrpidato

31

Metodc yang akrab dilakukan oleh Demosthenes, yakni metode berbicara di muka cermin merupakan metode latihan persiapan sebelum tampil ke muka umum. Metode berbicara di muka cerrnin berarti berbicara di depan cerrnin. Dengan metode berbicara di muka cerrnin individu dapat memvisualisasikan dirinya. Individu mampu memecahkan masalahnya scndiri.

Scpcrti masalah general adaption syndrome (GAS). yakni reaksi alamiah (suara bergetar,ketegangan otot;dada, tangan, leher, dan k.aki, lupa, berbicara cepat dan tidak jclas) terhadap ancaman yang bisa menyebabkan individufight (melawan)

ataujlight

(melarikan diri) (Rahmat, 2002). Seorang エオュセ@ rumah yang mewakilkan dirinya kepada orang lain untuk berpidato di muka um um sudah melakukan/7ight ( mclarikan diri). lndividu tcrsebut tak mampu mengontrol sindroma mekanisme pcnycsuaian (GAS), bi la tuun rumah tersebut mampu mengendalikannya maka tidak akan mcwakilkan kepada orang lain untuk tampil bcrpidato di muka umum.

Tidak mungkin rncnghilangkan general adaption oy11drome (GAS), akan tetapi yang bisa dilakukan individu yang hendak tarnpil ke rnuka urnum adalah

rncngendalikannya dengan cara rnernbiasakan diri melalui latihan. Metodc hcrbicara di rnuka ccnnin btsa dtf!Unakan untuk rnclatih dan rnernbiasakan indiYidu tnhadap

(50)

Metode berbicara di muka cermin merupakan metode latihan yang bertujuan untuk membangkitkan kepercayaan diri (self confidence )seseorang ketika ingin tampil di depan umum. Teknik-teknik yang ditekankan dalam rnetode ini adalah teknik kontrol diri individu terhadap situasi sosial ketika berpidato. Seperti kontak mata dengan audiens, olah gerak, dan olah vokal. Bentuk latihannya adalah

membiasakan individu terhadap situasi yang akan dihadapi nanti dengan memvisualisasikan diri guna .nenilai penarnpilannya atau aktingnya.

Di depan cermin individu mernusatkan perhatiannya akan pesan yang akan disarnpaikan. Semakin sering metode ini dilakukan, maka semakin mernbiasakan individu akan situasi berpidato dan akan menguatkan rasa percaya diri. Ketika kepercayaan diri (seff1.:onfidence) scseorang semakin kuat, maka GAS(generul mlap11fsyndrome) akan berkurang secara bertahap (Rahrna!, 2002).

Dalarn rnetode berbicara di rnuka cermi11 individu melatih kontak rnata, rnensugesti diri, rnelakukan olah vokal, dan olah gerak. Di depan cennin individu berakting seolah-olah tengah ditoton oleh hadirin.

32

(51)

33

Metode yang disarankan Lary King efektif untuk mengatasi situasi pidato, di rnana individu melakukan latihan persiapan dengan menghadapi sejumlah penonton yang tidak sesungguhnya akan dihadapi. Namun dengan metode tersebut individu tidak mampu memonitor penampilan dan ekspresi dirinya.

Garn bar 2.3. Letak cfek metode berbicara di muka cermin terhadap

self

co11jide11ce

beq>idato.

FAKTOR PENYEIJ.-\IJ .l'D.F CONHDfiVC/c· IJERl'IDATO

METODE BERBICARA DI MUKACERM!N

LATil-JAN

SELF CONFfJ)ENCE

BERPIDATO

(52)

34

E. Hi1Jotesis

Berdasarkan dari hal di atas, peneliti membaginya mcnjadi dua hipotesis, yaitu :

1. Hipotesis nol

(Ho)

"Tidak ada pcrbedaan yang signifikan kepercayaan diri (self confidence)

berpidato di muka um um siswa yang diberikan dengan yang tidak diberikan metode berbicara di muka cermin".

2. Hipotesis alternatif (H1)

"Terdapat perbedaan yang signifikan kepercayaan diri (self confidence)

(53)
(54)

BAB3

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi sebuah penelitian memainkan peran penting dalam mengarahkan penelitian kepada data yang akan dicari. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari hubungan kausal antara metode berbicara di muka cermin dengan self co11(idence

berpidato di muka umum. Oleh karena itu digunakan metodologi yang sesuai dengan tujuan dari penelitian ini. Dalam penelitian ini metodologi yang digunakan adalah metodologi kuantitatif berupa eksperimen.

A.

Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah santri Pondok Pesantren Darul Muttaqin kelas satu Tsanawiyah. Keseluruhan populasi santri laki-laki berjumlah 150 orang, diambil sampel sebanyak 30 orang, yang dibagi ke dalam dua kelompok, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

1.

Kriteria subjck pcnclitian

Beberapa ciri-ciri subjek yang untuk eksperimen ini adalah sebagai berikut : a. Santri Pondok l'esantren Darul Muttaqtn.

(55)

36

d. Minim pengalaman dalam berpidato.

2. Sampling

Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel dibantu oleh pihak pengurus Pondok Pesantren. Teknik sampling pada penelitian kali ini menggunakan teknik

purposive sampling. Teknik tersebut digunakan peneliti karena adanya keterbatasan waktu dan biaya. Teknik tersebut adalah teknik yang pengambilan sampelnya dengan cara menemui subjek untuk dijadikan sampel yang sesuai dengan kriteria penelitian.

3.

Teknik penentuan kelompok

Dari 30 sampel yang dijadikan eksperimen dibai,>i menjadi dua kelompok, yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pembagian kelompok dilakukan dengan cara menunjuk subjek, subjek yang ditunjuk di tempatkan di sebelah kanan dan menjadi kelompok eksperimen. Sedangkan sisanya di tempatkan di sebelah kiri dan menjadi kelompok kontro\.

Kelompok eksperimen adalah kelompok yang dikenai atau diberikan treatment,

yaitu berbicara di muka cermin. Sedangkan yang menjadi kelompok pembanding disebut sebagai kelompok kontrol, yaitu kelompok yang tidak diberikan treatment

(Harris, 1986).

4. Jumlah subjek penelitian

(56)

37

B.

Variabel-variabel penelitian

l. Variabel bebas (Independent Variabel)

variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode berbicara di muka cermin. Dcfinisi operasional dari berbicara di muka cermin adalah metode latihan sebelum seorang santri bcrpidato di muka umum dengan earn mclatih kontak mata,

membayangkan hadirin berada dalam benaknya, mensugesti diri, melakukan latihan olah vokal, dan olah gerak di dcpan cermin. Dalarn pelaksanaannya, rnetode ini mernbutuhkan waktu kurang lebih 10 men it.

1. Membayangkan hadirin berada dalam benak pembicara adalah mernbayangkan seolah-olah di rnuka cermin terdapat hadirin yang nanti akan menyaksikan pernbicara.

2. Melakukan kontak mata 1naksudnya adalah melatih bagaimana meriguasai situasi yang pembicara akan hadapi dengan melakukan penglihatan ke beberapa titik di de pan cerm in.

3. Mensugesti diri adalah memotivasi diri, dengan perkataan sugestif seperti; ··a yo kamu hisa", dan "saya harus bisa" .

4. Latihan olah vokal adalah latihan intonasi suara dan kualitas suara yang bervanasi guna mengekspresikan isi pidato.

5. Lat1ha11 olah gerak adalah latihan gerak tubuh guna mengekspresikan isi pidato.

(57)

38

2. Variabel terpengaruh

(Depe11de11t variabe[)

Variabel terpengaruh dalam penelitian ini adalah

self confidence

berpidato di muka um um. Definisi operasional

self confidence

berpidato di muka um um adalah kepercayaan diri pembicara pada saat berpidato di muka umum yang pengukurannya didasarkan pada pedoman obscrvasi yang dibuat 「・イセ。ウ。イォ。ョ@ indikator-indikator

sell

confidence

berpidato, yaitu ; kontak mata pembicara dengan audien, intonasi suara,

dan olah gerak pembicara.

3. Variabel ekstraneous

(R>::traneous l'ariabef)

Variabel ekstraneus adalah variabel-variabel yang dapat mempengaruhi ha:.il dari penelitian. Variabel ekstraneus dalam penelitian ini adalah pengalaman santri dalam bcrpidato, situasi berpidato, dan cmos1.

Dari bebcrapa variabel ekstraneus di alas peneliti mengontrolnya dengan ciira yakni:

I. Eli111inas1 dilakukan untuk rnengontrol sltuasi berbicara di rnuka cerrnin dengan scnyaman mungkin, di mana subjek yang satu dengan yang lainnya rnelakukan Jangkah-Jangkah berbicara di rnuka cermin dibuat senyaman mungkin.

2. Pengalaman subjek dikontrol dcngan caw dlfferenliul seleclion yakni dengan pemisahan sccara randomisasi .

3 1:n1os1 subjck dikontrol dcngan cara 111clakukan randomisasi terhadap variabc\

(58)

39

4. Melakukan pengarahan pada masing-masing kelompok dibedakan. Pengarahan terhadap kelompok eksperimen yang diberikan treatmen berbicara di muka cermin dengan kelompok kontrol yang tanpa diberikan treatmen berbicara di muka cermin.

4. Teknik pengumpulan data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan pedoman observasi yang disusun berdasarkan indikator-indikator self confidence berpidato yang dikemukakan oleh Jalaludin Rahmat (2002) dan Hambut ( 1997). Indikator-indikatomya meliputi; kontak mata pembicara terhadap audiens, intonasi suara, dan olah gerak tubuh.

C.

Rancangan penelitian

Pcnelitian ini menggunakan rancangan conlrol-gmup preles/-posl/es/ design. Comrol-group pre/e.1·1-posllesl design adalah rancangan eksperimen yang diberikan kepada kelompok-kclompok eksperimen. Dengan cara membagi seluruh subjek secara tidak acak (11011-m11do111) menjadi dua kelompok, yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen dikenai perlakuan sedangkan

kelompok kontrol tidak (Robinson. 1981 ). Rancangannya seperti pada gambar 3. l. Cambar 3. I Rancangan co/l/ro/-group pretest-posttest design

ᄋᄋMMMMセ@

I :\: 02

I ( ) ,

(59)

-Keterangan:

01 : pedo<nan observasi self confidence (pretest).

02 : pedoman observasi self confidence (pastiest).

o,

:

pedoman observasi se/fconjidence (pretest).

0• : pedoman observasi se/fco11fidence (po.\'llest).

X : perlakuan (treatment): metode berbicara di muka cermin (Robinson, 1981)

Hipotesa statistikanya adalah sebagai berikut : Ho = µ02= µ04

Ht

= µ02 > µ04

Keterangan :

I. セQPR@ : rerata akhir selisih skor antar pretcst-postest kelompok eksperimen (gain

score kelompok eksperimen).

40

2. µ04 : rerata akhir selisih skor antara pretcst-postest kelompok kontrol (gain score kelompok kontrol).

3. Untuk melakukan pengujian hipotesa peneliti menggunakan tarafsignifikasi 0,05

(60)

41

D.

Proscdur Pcnclitian

1.

Persiapan sebelum eksperimen

Sebelum turun ke lapangan eksperimen, yang harus dipersiapkan adalah merumuskan masalah yang akan diteliti, kemudian mengadakan studi pustaka untuk melihat masalah tersebut dari sudut pandang teoritis. Setelah didapat teorinya kemudian menyusun pedoman observasi yang disusun berdasarkan indikator yang didapatkan dari teori self confidence berpidato. Setelah itu meminta surat izin penelitian dari pihak Fakultas yang ditandatangani pihak dekanat. Selanjutnya

meminta izin kepada pihak pondok pesantren Darul Muttaqin untuk melakukan suatu eksperimen. Setelah perizinan penelitian diterima pihak pondok pesantren, maka proses penelitian ke lapangan baru dapat 「・セェ。ャ。ョN@

2. Pelaksanaan

a. Pelaksanaan awal

Pcrtama yang lakukan setclah mendapatkan izin adalah mengambil sampel dengan rnenggunakan tcknik 111c·idental sampling. Dalam hal ini peneliti dibantu oleh

Ustadz Pondok pesantren sclaku penanggungjawab dari di PON-PES Darul Muttaqin. Setelah sampel didapatkan yang 「・セェオイョャ。ィ@ 30 orang, sampel tersebut dibagi ke dalam dua kclompok yaitu kelompok kontrol yang tidak dibcrikan

1reulme111, narnun dipandu ,;ukarelawan dan kclornpok ckspcrirncn yang dibcrikan

1realme111, yakr11 mctode bcrb1cara di muka ccrmin.

(61)

42

Pertama, menyiapkan peralatan primer yakni cermin beserta panduan langkah-langkahnya dan pedoman observasi self confidence berpidato. Cermin yang berukuran J 00 x 60 cm, ditcmpatkan di ruang sebelah tempat dilakukannya pidato. Di depan 3 cermin yang ditidurkan 15 subjek berdiri menghadap cermin. Ruangan yang digunakan memiliki 4 .iendela yang ditutup dengan kain. Hal ini dilakukan supaya subjek dapat dengan leluasa melakukan metode berbicara di muka cermin.

Kedua, menyiapkan ruangan yang diperlukan, yakni yang terdiri dari dua ruang (ruang kontrol dan ruang eksperimen). Pada ruangan tersebut terdapat empat jendela yang terbuka. Untuk menyamankan situasi dan suasana eksperimen, maka

keempat jendela tersebut ditutup dengan kain yang berjumlah 4 helai. Pada tiap masing-masing ruang discdiakan mimbar. Di depan mimbar ditempatkan 37 kursi, 2 kursi untuk raters atau penilai, 5 kursi untuk sukarelawan, dan 30 kursi untuk sampel penelitian. Keriga, mcnyiapkan alat pendukung yakni jam.

b. Pelaksanaan akhir

Tabel 3.1 Perbandingan tahapan eksperimen [!aha pan

I

k・ャッューセォ@

kッセエイッャ@

k・ャッューセォ@

eksperimen

I __

1

I

Pidatc:__ ----+--P-id_a_to _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _;

2 j

Observasi (pn·tcst) Observasi (!'retest)

. I -- ____ .,_ MMMMMMMMMMMセ@ ·

-3 i Treatment ( ccrita ) Treatment (metode berbicara di muka

i

i

I .

1-

-4·--1Picia!i;-- .. l-l--,1-d---a--tc--> - - - · cermin)

I-

·--- 1---·

-- ---·-· - ----

..

---·-!

5

!

Obsen as1 tr>wll<'.11)

I

Observasi (po.I/fest)

· - - - · _____ _J _ _ . _ _ _ _ - __________ _j_ --- --·--- --- -- - ·- ___ " ______ --

---

[image:61.525.11.415.535.684.2]
(62)

43

Pertama, seluruh subjek sebanyak 30 orang diinstruksikan melakukan pidato

impromtu yang temanya berupa "tuan rumah memberikan sambutan ketika mengadakan acara" dan diobservasi oleh ratesrs.

Kedua, setelah itu seluruh subjek dibagi kedalam dua kelompok (kontrol dan eksperimen). Kelompok kontrol yang 「・セェオュャ。ィ@ 15 orang, dipandu okh dua orang sukarelawan dan diberikan treatment berupa cerita. Sedangkan kelompok eksperimen yang berjumlah 15 orang diberikan trea1111ent berupa metode bcrbicara di muka

cermin selama I 0 menit.

Ketiga, Subjek pada kelompok eksperimen yang berjumlah 15 orang awalnya

diberikan penyuluhan tcntang apa yang akan dilakukannya nanti. Setelah itu seluruh subjek eksperimen diinstruksikan berdiri di depan cennin dan mcl:ikukan latihan berbicara di depan cermin dc:ngan dipandu oleh peneliti.

Keempat, setelah kelompok eksperimen selesai melakukan fn•cJ/ment, seluruh subjek berkumpul kembali dalam ruangan yang sama. Mereka diinstruksikan

melakukan pidato impromtu (pidato spontan) yang temanya ditentukan peneliti, yakni "seorang kepala sekolah yang memberikan penyuluhan pada upacara bendera" dan

diobservasi oleh dua orang raters.

Setelah itu peneliti menganalisa data dengan menggunakan t-tcst. Peneliti melihat s1gnifikansinya dcngan 111el1hat tabcl A pada taraf signikans1 0.05 untuk

(63)
[image:63.518.16.445.144.475.2]

Gambar 3. 2 Alur Eksperimen

METODE BERBICARA DI MUKA CERMIN

0 Kontak mata

0 Membayangkan tcrdapat hadirin yang

menyaksikan.

0 Mensugesti diri.

0 Mengungkapkan kisi-kisi pidato. 0 Melatih vokal.

0 Melatih gerakan tubuh.

I

BERPIDATO

-セ@

SEJ,F CONFIDENCE

BERP!DATO

o Kontak mata. o Penyampaian pesan. o l ntonasi suara. o Olah gerak.

E.

Aparatus pcnclitian (instrumcn pcnclitian)

Aparatus penclitian adalah alat-alat yang dipcrlukan dalam melakukan proses eksperimen. Aparatus penelitian sangat mendukung suatu eksperimen. Oleh karena

44

itu di bawah ini akan dipaparkan beberapa aparatus yang diperlukan dari eksperimen yang akan dilakukan. Yang menjadi aparatus yang primer dalam eksperimen !ni adalah : 3 ccrmin yang bcrukuran I 00 x 60 cm dan pcdoman observasi self

(64)

45

3. Mimbar pidato, diperlukan untuk berpidato supaya lebih terkesan pidatonya. 4. Kursi sebanyak 37 buah, diperlukan untuk para 5 sukarelawan, 30 subjek, dan 2

observer atau raters.

5. Kalkulutor, digunakan untuk mencatat nilai performa tiap-tiap subjek.

6. Kain sebanyak 4 buah, diperlukan untuk menutup jendela yang terbuka supaya

ruangan mcnjadi lebih nyaman.

Di bawah ini akan dijelaskan beberapa aparatus yang digunakan :

a. Langkah metode berbicara di muka cermin (dilakukan selama

IO

menit).

I

N

0

Qセᄋ@

1-Tabel 3.2 Lan kah metode berbicara di muka cermin. \Vaktu

I

Hal yang dilakukan subjek

1

QLZ[セ・ョ。エ。ー@

seluruh bagian tubuh yang

I berada didepan cermin, memrik

I

nafas dengan memejamkan mata,

I

dan menghembuskan nafas dengan , memliuka mata.

Panduan 11eneliti

I

"Tataplah muka anda di depan :

I

cennin". "rasakan setiap

I

bagian tubuh". "tatap mata udara yang masuk ke seluruh,

I

anda, lihat seluruh bagian

tubuh anda.

- -· +.·---

.

-+---

--cc--·---lllCl\ll

I

Mcnarik napas sambil mcmejamkan .. tatap kernbali mata anda dan ; mata dan menghe111buskannya rasakan hadirin yang tengah ,

1 ..

13

1·1

lllCl11l

[_

」ェ・セQァ\QイゥNョセ・⦅QQゥ{QlQb\セQQQ\Q⦅HGA@

______ ...

⦅ュ」ョe⦅セウ@

i kan

。ョァ⦅\QセZNN@

________

j

1 Menarik napas sambil memejamkan "ketika anda membuka mata ·

i

mata lalu rnenghembL1skan nafas. katakan "akulah yang terbaik, aku mampu melakukan I.

1--·

AMTMセM =: !llL.lli!

I

semuanya, aku yang paling

j tahu segalanya dan kalian

·--- ______ .... j

0_c!<i_k __

A\ャセセ。M\Qー。B@ .. ____ _:

·1 -- ___ ., ___ , - .... - - - - ,,. - --MMMMMMᄋMᄋMMMNMMMMMKMセMMMMᄋᄋMMMMM ---· -- - - --MMセMMMMMM

"a k u lah yang tcrbaik" (mengelus i "tepuk sccara b..:rlahan dada · dada sccara berlahan sambil i anda".

'

. QイQ⦅NNZQQゥQャ\ェjNャNiiャ⦅G|ャ\セ、@ i セセe\ャ⦅ヲQ@ c..:nn_i!l) ... _

--+ ... _____ ... .

"aku mampu melakukan semuanya .. I .. acungkan jempol tangan ( 111cngancungkan jemriol tangan

i

kanan kc a:·ah Jada k1t1 anda ... bnan k.c arah Jada kin sambil · [image:64.524.16.435.165.690.2]
(65)

46

N Waktu Hal yang dilakukan subjek Panduan peneliti

0

"aku yang paling tahu segalanya" "lipat kedua tangan dan (melipat kedua tangan yang tempatkan di atas perut ditempatkan di atas perut sambil anda".

menatao mata di deoan cennin).

"kalian orang-orang bodoh yang "tunjuk ke muka cennin". tidak tahu apa-apa" (melototkan

mata mengangkatjari telunjuk dan mengarahkannya ke muka cennin sambil menatap mata anda yang sedang melotot)

. - ·

-6 1 menit Menarik napas dalam-dalam sambil "rasakan setiap udara yang memejamkan mata. masuk ke seluruh tubuh

anda".

-Menghembuskan napas

Gambar

Tabel 3.1 Perbandingan Tahapan Eksperimen ............................................
Gambar 2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Self Confidence Berpidato ................... 24
Gambaran Umum Subyek; yang mcliputi umur subyek, dan Hasil Utama Penelitian.
Gambar 2.2 Metodc meningkatkan self co11jide11ce berpidato.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian di Kelurahan Karangpucung, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, dapat dilihat bahwa total jumlah telur nyamuk Aedes

Menurut Ghufron (2013:2), frasa adalah satuan gramatikal yang terdiri dari atas dua kata atau lebih yang tidakmelapaui batas fungsi. Peneliti bahasa register transaksi yang

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan umum yaitu terdapat pengaruh positif kepemimpinan transformasional dan

Media audio visual sebagai alat komunikasi seseorang kepada orang lain tentunya juga mempunyai suatu fungsi yaitu sebagai fungsi sosial dalam kehidupan manusia yang selalu

Dengan data jumlah kalori yang dimiliki buruh angkut diatas, peneliti dapat menentukan kekurangan kalori buruh angkut yang seharusnya terpenuhi dari makanan

succeed to meet his father, Giovanni ordered Ezio to back to their house to take.. everything that he see in the secret chamber in

Fakta diatas menunjukkan bahwa pemahaman ibu yang cukup merupakan suatu kemampuan dalam hal pemahaman rehidrasi oral pada balitadiare, ibu yang memiliki pemahaman cukup tentang

Usulan pengendalian mutu dengan menggunakan sistem SPC adalah suatu pengendalian yang dilakukan dengan berdasarkan pada data-data produk cacat yang ada, untuk kemudian