"EFFECT OF INDEPENDENCE AND COMPETENCE PERFORMANCE OF AUDITOR"
(SURVEY ON CITY INSPECTORATE CIMAHI)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi Program Studi Akuntansi Strata Satu
Oleh :
Nama : Risky Fatriany
NIM : 21110083
Pembimbing :
Siti Kurnia Rahayu.,SE.M.Ak.,AK.CA
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
BANDUNG
x LEMBAR PENGESAHAN
KETERANGAN PUBLIKASI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
MOTTO ... iv
ABSTRACT ... ...v
ABSTRAK ……….….vi
KATA PENGANTAR………..…vii
DAFTAR ISI ... .x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Rumusan Masalah ... 4
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4
1.4.1 Maksud Penelitian ... 4
1.4.2 Tujuan Penelitian .. ………..……….…………..4
1.5 Kegunaan Penelitian... 5
xi
1.6.2 Waktu Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS ... 8
2.1 Kajian Pustaka ... 8
2.1.1 Independensi ... ..8
2.1.1.1 Pengertian Independensi………...8
2.1.1.2 Indikator Independensi………..…9
2.1.2 Kompetensi ... 13
2.1.2.1 Pengertian Kompetensi ... 13
2.1.2.2 Karakteristik Kompetensi ... 14
2.1.2.1 Indikator Kompetensi ... 15
2.1.3 Kinerja………..……...………...17
2.1.3.1 Pengertian Kinerja……….…….……….…17
2.1.3.2 Pengertian Kinerja Auditor………..………….…….….17
2.1.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja………18
2.1.3.4 Indikator Kinerja………..………..….18
2.2 Kerangka Pemikiran………..………....……18
2.2.1 Pengaruh Independensi terhadap Kinerja ... 19
2.2.2 Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja ... 20
xii
3.2 Metode Penelitian………..…………..…….….….….24
3.2.1 DesainPenelitian………..……….….…..…...26
3.3 Operasional Variabel ... 27
3.4 Sumber Data ... 30
3.5 Alat Ukur Penelitian ... 32
3.5.1 Uji Validitas ... 32
3.5.2 Uji Reliabilitas ... 23
3.6 Penarikan Sample ... 34
3.6.1 Populasi ... 35
3.6.2 Sampel ... 35
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 36
3.8 Metode Pengujian Data ... 37
3.8.1 Metode Analisis ... 37
3.8.2 Pengujian Hipotesis ... 39
3.8.3 Pengujian Secara Simultan/Total ... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46
4.1 Hasil Penelitian ... 46
4.1.1 Gambaran Umum Unit Analisis ... 46
4.1.1.1 Gambaran Umum Inspektorat Cimahi ... 47
xiii
4.1.2 Hasil Pengujian Alat Ukur ... 53
4.1.2.1 Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 53
4.1.2.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 55
4.1.3 Analisis Deskriptif ... 56
4.1.3.1 Analisis Deskriptif Independensi ... 56
4.1.3.2 Analisis Deskriptif Kompetensi ... 60
4.1.3.3 Analisis Deskriptif Kinerja Auditor ... 65
4.1.4 Hasil Analisis Verifikatif ... 69
4.1.4.1 Hasil Model Pengaruh ... 70
4.1.4.2 Pengujian Model Pengukuran ... 71
4.1.4.3 Pengujian Model Struktural ... 75
4.1.4.4 Pengujian Hipotesis ... 79
4.1.4.5 Besar Pengaruh... 81
4.2 Pembahasan ... 82
4.2.1 Analisis Pengaruh Independensi Terhadap Kinerja Auditor ... 82
4.2.2Analisis Pengaruh Kompetensi Terhadap KinerjaAuditor ... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89
Daftar Pustaka ... 92
Lampiran ... 96
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung : Remaja Rosdakarya.
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Sumber Daya Manusia perusahaan. Remaja
Rosdakarya: Bandung.
Abdul Halim.2008. Auditing (dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). UUP STIM.
Andi Pratama dkk.Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor Pada Inspektorat Kabupaten Bungo.
Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Sumber Daya Manusia perusahaan. RemajaRosdakarya: Bandung
Arens, et al. 2003. Ninth Edition. Auditing and Assurance Service-An Integrated Approach. New Jersey : Prentice-Hall.
Ardini, Lilis. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit. Majalah Ekonomi. Tahun XX No 3, Desember 2010 h:329-349
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Baiq Kisnawati. 2012. Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi empiris pada auditor pemerintah di inspektorat kabupaten dan kota se-pulau Lombok). Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol 8. No. 3, Nopember 2012 : 158-169
Cristina Wati. 2003. Faktor – faktor yang mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik (Survei pada Kantor Akuntan Publik dan Pemakai Laporan Keuangan di Surabaya)
Christiawan, Y.J. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. 4, (2), 79-92.
Ely Suhayati., & Siti Kurnia Rahayu. 2009 . Auditing Konsep dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Jakarta. : Graha Ilmu.
Ely Suhayati., & Siti Kurnia Rahayu. 2010. AUDITING, Konsep Dasar dan Pedoman Pemriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Hasibuan, S.P. Malayu, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan ketujuh Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta.
Hiro Tugiman. 2006. Standar Profesional Audit Internal, Cetakan Ke-9, Yogyakarta : Kanisius.
Huntoyungo, Siti Badriah (2009) Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit :Studi Pada Auditor Inspektorat Daerah Di Gorontalo, Thesis, Pasca Sarjana, Magister Akuntansi , Universitas Diponegoro, Semarang.
Mahsun, M., (2006), Pengukuran Kinerja Sektor Publik, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik Edisi 2. Penerbit Andi. Yogyakarta
Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Salemba Empat, Jakarta.
Murtiadi Awaluddin.2013. Pengaruh Independensi dan Kompetensi terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor Inspektorat Kota Makassar
Nurmawati, Rina.2012.Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kinerja Auditor Internal Bank BUMN Di Kanwil Palembang.
Parulian Hutapea,MBA dan Dr.Nurianna Thoha,MBA.2008.Kompetensi Plus Teori, Desain, Kasus dan Penerapan untuk HR serta Organisasi yang Dinamis, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No. 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)
Sawyer, Lawrence B.,et.al. 2009. Audit Internal Sawyer Edisi 5 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Singgih, Elisha Muliani dan Icuk Rangga Bawono. 2010. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi pada KAP “big four” di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XII, Purwekerto, 26-28 Juli 2007.
Sunarsip, 2001, Coorporat Governance Audit : Paradigma Baru Profesi Akuntansi dalam Mewujudkan Good Coorporate Gvernance, Media Akuntansi, No. 17/Th. VII.pp. II-VII
Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sekar,Mayangsari.2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap Pendapat Audit: Sebuah Kuasiaeksperimen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.6, hal 1-22.
Syaiful F.Prihadi, (2004). Assesment Centre, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Umi,Narimawati dkk. 2010. Penulisan Karya Ilmiah:Paduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir. Jakarta: Penerbit Genesis
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan Kedudukan MPR,DPR,DPD, dan DPRD.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Wibowo, 2009. Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Pemahaman Good Governance Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di daerah Istimewa Yogyakarta). Universitas Islam Indonesia
http://www.ciputranews.com/external/www.beritasatu.com/nasional/150912- dorong-independensi-inspektorat-jenderal-kementerian-bpkp-siapkan-ruu.html
http://www.koran-sindo.com/node/311077
vii
Assalammualaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbil’alamin, penulis penjatkan puji dan syukur kehadirat
Allah SWT, atas rahmat karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Independensi dan Kompetensi terhadap
Kinerja Auditor (Survey Pada Inspektorat Kota Cimahi)” guna memenuhi
salah satu syarat dalam mata kuliah skripsi, program studi Akuntansi, jenjang S1,
Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan penyusunan skripsi ini masih
terdapat kesalahan-kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu saran, kritik, dan
masukan sangat diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan skripsi terutama kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah,
kesehatan serta pemikiran penulis agar dapat terselesaikan penyusunan skripsi, tak
lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada yang terhormat :
1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc Selaku Rektor Universitas
viii
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan Penguji Sidang
Skripsi.
4. Dr.Ely Suhayati.,SE.M.Si.Ak.CA Selaku Dosen Penguji Sidang Skripsi.
5. Lilis Puspitawati.,SE.,M.Si.,Ak, Selaku Dosen Wali di Universitas
Komputer Indonesia.
6. Siti Kurnia Rahayu.,SE.M.Ak.,AK.CA Selaku Dosen Pembimbing
Skripsi, yang telah membimbing dan memberikan banyak bantuan untuk
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
7. Semua Dosen di Jurusan Akuntansi.
8. Kedua Orang tuaku tercinta dan tersayang Didi Suprayogi dan Nani
Suwarni yang telah memberikan nasehat dan do’a kepada penulis, serta
kakak tercinta.
9. Semua Keluargaku tersayang yang telah memberikan do’a kepada penulis.
10. Sahabatku Ovie, Tita, Nur, Nina, Devira, Widi , Isty dan Lia yang selalu
memberikan semangat dalam penyusunan skripsi.
11. Sahabatku spesialisasi sektor publik, Anita, Sherillia, Dwi, Irna, Putri,
Aida dan Vitta yang telah memberikan motivasi kepada penulis.
12. Semua pihak yang telah banyak membantu atas terselesaikannya
ix
penulis dan bagi semua pihak yang membaca, meskipun pada umumnya masih
banyak kekurangan dan jauh untuk dikatakan sempurna.
Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Cimahi, Agustus 2014
Penulis
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Independensi
2.1.1.1 Pengertian Independensi
Menurut Abdul Halim (2008:46) menyatakan bahwa :
“Independensi merupakan suatu sikap mental yang dimiliki auditor
untuk tidak memihak dalam melakukan audit (Abdul Halim 2008:46)”.
Menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (2007) menyatakan bahwa;
“Independensi seorang auditor memiliki tiga aspek, Pemeriksa harus obyektif dan bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Pemeriksa juga bertanggung jawab untuk mempertahankan independensi dalam sikap mental (independent in fact) dan independensi dalam penampilan perilaku (independent in appearance) pada saat melaksanakan pemeriksaan”.
Menurut Mulyadi (2002:87) menjelaskan bahwa :
”Independensi adalah sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya”.
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa auditor yang
menegakan independensinya, tidak akan terpengaruh dan tidak dipengaruhi
mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan. Ada beberapa
definisi lain mengenai independensi di antaranya adalah sebagai berikut:
Menurut Ely Suhayati dan Siti Kurnia Rahayu (2009:58) menjelaskan
bahwa Independensi adalah sebagai berikut:
“Independen artinya tidak mudah di pengaruhi, netral karena auditor
melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum”.
Sedangkan menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN 2007)
menjelaskan bahwa Independensi adalah sebagai berikut:
“Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksa, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya”.
Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Independensi adalah
sikap seorang auditor yang tidak mudah dipengaruhi netral dan tidak
berpihak.Dalam Kode Etik Badan Pemeriksaan Keuangan Negara Republik
Indonesia, Pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa setiap anggota harus mamatuhi
peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku,
mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan,
menjunjung tinggi independensinya,intergritas dan profesiona litas, juga
menjunjung tinggi martabat,kehormatan citra dan kredibilitas BPK.
2.1.1.3Indikator Independensi
Menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (2007:30-36)
mengemukakan tiga macam gangguan terhadap Independensi yaitu sebagai
1. Gangguan Pribadi 2. Gangguan ektern 3. Gangguan organisasi
Berikut ini akan dibahas secara ringkas rasionalisasi (dasar
pemikiran) dari gangguan organisasi, gangguan ektern, gangguan organisasi.
1. Gangguan Pribadi
Organisasi pemeriksa harus memiliki sistem pengendalian mutu intern
untuk membantu menentukan apakah pemeriksa memiliki gangguan
pribadi terhadap independensi. Organisasi pemeriksa perlu
memperhatikan gangguan pribadi yang disebabkan oleh suatu
hubungan dan pandangan pribadi mungkin mengakibatkan pemeriksa
membatasi lingkup pertanyaan dan pengungkapan atau melemahkan
temuan dalam segala bentuknya. Gangguan pribadi dari pemeriksa
secara individu meliputi antara lain :
a. Memiliki hubungan pertalian darah ke atas, ke bawah atau semenda
dengan derajat kedua dengan jajaran manajemen entitas atau program
yang diperiksa atau sebagai pegawai dari entitas yang
diperiksa,dalam posisi yang dapat memberikan pengaruh langsung
dan signifikan terhadap entitas atau program yang diperiksa.
b. Memiliki kepentingan keuangan baik secara langsung maupun
tidak langsung pada entitas atau program yang diperiksa.
c. Pernah bekerja atau memberikan jasa kepada entitas atau program
d. Mempunyai hubungan kerjasama dengan entitas atau program
yang diperiksa.
e. Memiliki tanggung jawab untuk mengatur suatu entitas atau kepastian
yang dapat mempengaruhi keputusan entitas atau program yang
diperiksa keputusan entitas atau program yang diperiksa. Misalnya
sebagai seorang direktur, pejabat atau posisi senior lainnya dari
entitas, aktivitas atau program yang diperiksaatau sebagai anggota
manajemen dalam setiap pengambilan keputusan, pengawasan atau
fungsi monitoring terhadap entitas, aktivitas atau program yang
diperiksa. Apabila organisasi pemeriksa mengidentifikasi adanya
gangguan terhadap independensinya, gangguan tersebut harus
diselesaikan secepatnya. Dalam hal gangguan pribadi tersebut
hanya melibatkan seseorang pemeriksa dalam suatu pemeriksaan,
organisasi pemeriksa dapat menghilangkan gangguan tersebut
dengan meminta pemeriksa menghilangkan gangguan tersebut.
Misalnya, pemeriksa dapat diminta melepas keterkaitan dengan
entitas yang diperiksa yang dapat mengakibatkan gangguan pribadi,
atau organisasi pemeriksa dapat tidak mengikutsertakan pemeriksa
tersebut dari penugasan pemeriksaan yang terkait dengan entitas
tersebut.
2. Gangguan Ektern
Gangguan ektern bagi organisasi pemeriksa dapat membatasi
pemeriksa dalam menyatakan pendapat atau simpulan hasil
pemeriksannya secara independen dan obyektif. Independensi
danobyektif pelaksanaan suatu pemeriksaan dapat dipengaruhi
apabila terdapat :
a. Campur tangan atau pengaruh pihak ektern yang membatasi atau
mengubah lingkup pemeriksaan secara tidak semestinya.
b. Campur tangan pihak ektern terhadap pemilihan dan
penerapan prosedur pemeriksaan atau pemilihan sampel
pemeriksaan.
c. Pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu
pemeriksaan.
d. Campur tangan pihak ektern mengenai penugasan, penunjukan,
dan promosi pemeriksa.
e. Pembatasan terhadap sumberdaya yang dsediakan bagi organisasi
pemeriksa, yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan
organisasi pemeriksa tersebut dalam melaksanakan pemeriksaan.
f. Wewenang untuk menolak atau mempengaruhi petimbangan
pemeriksa terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan.
g. Ancaman penggantian petugas pemeriksa atas ketidaksetujuan
isi laporan hasil pemeriksaan, simpulan pemeriksa aau penerapan
suatu prinsip akuntansi atau kriteria lainnya.
h. Pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa
kecakapan pemeriksa atau kebutuhan pemeriksa. Pemeriksa
harus bebas dari tekanan politik agar dapat melaksanakan
pemeriksaan dan melaporkan temuan pemeriksaan, pendapat dan
simpulan secara obyektif, tanpa rasa takut akibat tekanan politik
tertentu.
3. Gangguan Organisasi
Independensi organisasi pemeriksa dapat dipengarhi oleh kedudukan,
fungsi, dan struktur organisasi. Dalam hal melakukan pemeriksaan,
organisasi pemeriksa harus bebas dari hambatan independensi.
Pemeriksa yang ditugasi oleh organisasi pemeriksa dapat
dipandang bebas dari ganguan terhadap independensi secara
organisasi, apabila melakukan pemeriksaan di luar entitas ia bekerja.
2.1.2 Kompetensi
2.1.2.1 Pengertian Kompetensi
Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely suhayati (2009;2) menjelaskan kompetensi adalah sebagai berikut :
“Kompetensi artinya auditor harus mempunyai kemampuan, ahli dan berpengalaman dalam memahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kesimpulan yang akan diambil”.
Sedangkan menurut Wibowo (2007 : 86) menyatakan bahwa :
yang terpenting.Kompetensi sebagai karakteristik seseorang berhubungan dengan kinerja yang efektif dalam suatu pekerjaan atau situasi”.
Menurut Arens Et Al (2003) menyatakan bahwa :
“Kompetensi diperlukan dalam melaksanakan pemeriksaan agar auditor intern mengetahui tipe dan banyaknya bukti audit yang harus dikumpulkan untuk mencapai kesimpulan yang tepat setelah bukti-bukti audit tersebut selesai diuji. Ini berarti hasil pemeriksaan ditentukan oleh kompetensi yang dimiliki auditor intern. Selain harus memiliki kompetensi, seorang auditor pun harus memiliki sikap mental yang independen”.
Berdasarkan definisi –definisi di atas, kompetensi adalah kemampuan atau
pengalaman yang dimiliki oleh auditor yang memiliki sikap mental yang
independen untuk mengetahui baik buruknya kinerja auditor pada
perusahan/instansi.
2.1.2.2 Karakterisrik Kompetensi
Adapun beberapa karakteristik kompetensi Menurut Lyle dan Spencer
yang dikutip Syaiful F Pribadi (2004:92) terdapat lima karakteristik dari
kompetensi adalah sebagai berikut:
1. Motif (Motives) 2. Karakterstik (Trains) 3. Pengetahuan (Knowladge)
4. Keterampilan (Skill)
Berikut ini akan dibahas secara ringkas rasionalisasi (dasar pemikiran)
dari motif, karakteristik, pengetahuan,dan keterampilan yaitu :
Motif adalah hal-hal yang berfikir oleh seseorang untuk berfikir dan
memiliki keinginan secara konsisten yang akan dapat menimbulkan
tindakan.
2. Karakterstik (Trains)
Karakteristik adalah adalah karakteristik fisik -fisik dan respons-
respons yang konsisten terhadap situasi atau informasi.
3. Pengetahuan (Knowladge)
Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang
-bidang content tertentu.
4. Keterampilan (Skill)
Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan tugas fisik/ mental.
Dari keempat karakteristik diatas, penulis dapat mengungkapkan
pendapattentang pandangan mengenai kompetensi auditor berkenaan dengan
masalahkemampuan atau keahlian yang dimiliki auditor didukung dengan
pengetahuan yangbersumber dari pendidikan formal dan disiplin ilmu yang
relavan dan pengalamanyang sesuai dengan bidang pekerjaan
2.1.2.3 Indikator Kompetensi
Adapun komponen-komponen yang harus dimiliki auditor yang
kompeten. Menurut Siti Rahayu dan Ely suhayati (2010:2) kompetensi adalah
sebagai berikut:
1. Kemampuan (skill)
2.1.3 Kinerja
2.1.3.1Pengertian Kinerja
Menurut Mangkunegara (2005:15) membedakan kinerja menjadi dua, yaitu:
“Kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok”.
Menurut Samsudin (2005:159) menyatakan bahwa :
“Kinerja adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seseorang, unit atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan”.
Sedangkan menurut (Mahsun, 2006:25) menyatakan bahwa :
“Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi. Mengacu pendapat tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan melalui suatu pelaksanaan pekerjaan atau tugas yang dibebankan kepadanya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, bermutu, tepat mengenai sasaran dengan selalu mengikuti metode yang telah ditetapkan”.
Berdasarkan diatas kinerja dapat didefinisikan kinerja adalah penampilan
yang melakukan, menggambarkan dan menghasilkan sesuatu hal, baik yang
bersifat fisik dan non fisik yang sesuai dengan petunjuk, fungsi dan tugasnya yang
2.1.3.2 Pengertian Kinerja Auditor
Menurut Hasibuan (2009) kinerja auditor adalah
“Suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
yang dibebankan kepadanya, yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman, dan kesungguhan serta waktu”.
Sedangkan menurut Mangkunegara (2001) menyatakan bahwa:
“Kinerja auditor dapat didefinisikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja
auditor adalah suatu hasil karya yang dicapai oleh seseorang auditor dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan waktu yang diukur dengan
mempertimbangkan kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu.
2.1.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja
Faktor-faktor penentu pencapaian prestasi kerja atau kinerja individu dalam
organisasi menurut Mangkunegara (2005:16-17) adalah sebagai berikut:
1. Faktor Individu
Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki
integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya
(jasmaniah). Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis
Konsentrasi yang baik ini merupakanmodal utama individu manusia
untuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara
optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari
dalam mencapai tujuan organisasi.
2. Faktor Lingkungan Organisasi
Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu
dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang
dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai,
target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan
kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarier dan
fasilitas kerja yang relatif memadai.
Dari pendapat di atas dapat dijelaskan, bahwa faktor individu dan faktor
lingkungan organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor.
2.1.3.4Indikator Kinerja
Adapun indikator menurut Menurut Hasibuan (2009) kinerja auditor yaitu:
1. Kecakapan, 2. Pengalaman, 3. Kesungguhan, 4. Waktu.
2.2 Kerangka Pemikiran
Diberlakukannya Undang - Undang Nomor 22 tahun Tahun 1999, tentang
Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang - undang Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah, pada prinsipnya
adalah mengatur peyelenggaraan otonomi daerah dengan memberikan
kewenangan yang luas kepada daerah secara proposional yang lebih mendekatkan
pada fungsi pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian untuk
mengembangkan daerah. Sedangkan dari sisi keuangan diharapkan adanya
keadilan baru. Hal tersebut tentu saja akan membawa konsekuensi pada daerah
yang bersangkutan untuk melakukan penataan di berbagai segi termasuk masalah
kelembagaan dan keuangan daerah dengan tuntutan mewujudkan administrasi
negara yang mampu mendukung kelancaran tugas pokok, fungsi penyelenggaraan
pemerintah, dan pembangunan.
Inspektorat merupakan instansi pemerintah daerah yang bertugas
melakukan pengawasan dan pemeriksaan. Huntoyungo (2009), Inspektorat
Provinsi, Kabupaten/Kota mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan
pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lain yang diberikan kepala
daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama dengan internal auditor.
Hiro Tugiman (2006 : 11) Internal auditing adalah suatu fungsi penilaian
yang independen dalam suatu organiasasi untuk menguji dan mengevaluasi
kegiatan organisasi yang dilaksanakan.
2.2.1 Pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor
Menurut Mulyadi (2002: 26-27) menyatakan bahwa :
memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Seorang auditor yang independen akan bertindak jujur dan tidak memihak dalam melaksanakan tugasnya”.
Menurut Murtiadi Awaluddin (2013) Menyatakan bahwa :
“Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Independensi, Kompetensi Auditor, dan Kepuasan Kerja juga berpengaruhpositif dan signifikan terhadap Kinerja Auditor di Inspektorat Kota Makassar. Ini mengindikasikan bahwa jika terjadi peningkatan Independensi, perbaikan Kompetensi Auditor, dan peningkatan Kepuasan Kerja akan diiikuti peningkatan Kinerja Auditor”.
Menurut Elisha Muliani Singgih dan Icuk Rangga Bawono (2010) Menyatakan bahwa :
“Independensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Maka
dari itu dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan tugasnya, auditor
telah menunjukkan sikap independen yang tidak memihak”.
Berdasarkan pendapat para pakar dan peneliti sebelumnya, penulis
menyimpulkan bahwa sikap independensi auditor internal dalam melaksanakan
tugasnya berdampak positif didukung dengan memiliki kejujuran yang tinggi,
menjaga kedudukan, tidak mudah dipengaruhi dan tidak memihak pada siapapun.
2.2.2 Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja
Menurut Wibowo (2007:86) menyatakan bahwa :
Menurut penelitian Lilis Ardini (2010) dan Baiq Kisnawati (2012) menyatakan :
“Hasil penelitian yang dilakukan oleh menemukan bukti empiris bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi merupakan syarat mutlak bagi seorang auditor”.
Menurut Murtiadi Awaluddin (2013) menyatakan bahwa :
“Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Independensi, Kompetensi Auditor, dan Kepuasan Kerja juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Auditor di Inspektorat Kota Makassar. Ini mengindikasikan bahwa jika terjadi peningkatan Independensi, perbaikan KompetensiAuditor, dan peningkatan Kepuasan Kerja akan diiikuti peningkatan Kinerja Auditor”.
Menurut Nurmawati Oktaria & Rina Tjandrakirana (2012) menyatakan bahwa :
“Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja auditor.Kompetensi dan Independensi juga berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja auditor pada Bank BUMN Kantor Wilayah Palembang”.
Berdasarkan pendapat pakar di atas sebelumnya, penulis menyimpulkan
bahwa kompetensi diperlukan dalam kinerja untuk melaksanakan tugasnya agar
dapat mewujudkan pekerjaan dengan baik, artinya mencapai sasaran atau
standar kerja yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian diatas peneliti
menuangkan paradigma pemikirannya dalam bentuk skema kerangka pemikiran
Gambar 2.1 Paradigma Pemikiran
Penelitian yang berkaitan dengan independensi, kompetensi dan kinerja pegawai
bukanlah yang pertama kali dilakukan.
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2011:64) pengertian hipotesis adalah sebagai berikut :
Independensi Auditor (X1)
Kompetensi Auditor (X2)
Kinerja Auditor Mangkunegara (2001)
Mangkunegara(2005) Jurnal :Murtiadi Awaluddin
(vol 3 No 2 , 2013),
Buku : Mulyadi (2002: 26-27)
Jurnal : Nurmawati Oktaria
(Vol 6 No 1, 2012)
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun
dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
Hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat
sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul dan harus diuji secara empiris.Berdasarkan uraian di atas dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
H1 : Independensi berpengaruh terhadap kinerja auditor.
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Husein Umar (2005:303) , menerangkan bahwa: “Objek
penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek
penelitian. Juga di mana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga
ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian
digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu.
Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah independensi
auditor , kompetensi auditor dan kinerja auditor.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya, Metode dalam penelitian ini menggunakan
metode deskriptif analisis dan verifikatif dengan pendekatan kualitatif, Dengan
menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara
variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas
gambaran mengenai objek yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2008:147) menyatakan bahwa:
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.
Menurut Sugiyono (2010:8) metode penelitian kuantitatif adalah sebagai
berikut :
“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada sampel filsafat positivisme, digunakan untukmeneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunkan istrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa merupakan cara
pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan
cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan kesimpulan agar dapat
memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan. Metode
penelitian juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami objek
yang menjadi sasaran.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analisis dengan pendekatan kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan
strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif
ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang
partisipan. Dengan demikian arti atau pengertian penelitian kualitatif tersebut
adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah
Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan
dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan
baik dan sistematis.
Menurut Jonathan Sarwono (2006:79) menyatakan bahwa :
“Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang
menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara
benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan”.
Menurut Sugiyono (2010:30) terdapat enam aspek utama di dalam proses
penelitian, yaitu :
1. Rumusan Masalah 2. Landasan Teori; 3. Perumusan Hipotesis; 4. Pengumpulan Data a. Populasi dan Sampel b. Instrumen Penelitian; 5. Analisis Data;
6. Kesimpulan dan Saran.”
Dari uraian tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian
merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam
melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan
penelitian yang dilakukan dengan cara memilih, mengumpulkan dan menganalisis
data yang diteliti pada waktu tertentu.
Dalam penelitian ini menggunakan metode explanatory survey. Adapun
definisi explanatory survey menurut Suharsimi Arikunto (2006:8) adalah sebagai
menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel melalui pengujian
hipotesis”.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desain dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
T-1 : Untuk mengetahui pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor pada Inspektorat Kota Cimahi.
T-2 : Untuk mengetahui pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Auditor pada Inspektorat Kota Cimahi.
3.3 Operasionalisasi Variabel.
Menurut Sugiyono (2009:38) mendefinisikan variabel penelitian sebagai
berikut:
“Variabel penelitian adalah segala suatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”.
Untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka variabel-variabel yang akan
diteliti adalah sebagai berikut:
berikut:
“Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent
(terikat)”.
Adapun variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini
adalah Independensi Auditor (variabel X1) dan Kompetensi Auditor
(variabel X2).
2. Variabel (Variabel Y)
Menurut Sugiyono (2009:4) variabel tidak bebas didefinisikan sebagai
berikut:
“Variabel terkait merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas”.
Adapun variabel tidak bebas (dependent variabel) dalam penelitian ini
adalah Kinerja Auditor (variabel Y).
Dengan variabel-variabel ini penulis dapat mengukur dan meneliti apakah
Independensi Auditor dapat berpengaruh terhadap Kinerja Auditor dan apakah
Kompetensi berpengaruh terhadap Kinerja Auditor.
Sesuai dengan judul penelitian mengenai pengaruh Independensi Auditor
dan Kompetensi Auditor terhadap Kinerja Auditor maka operasionalisasi variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skala No.
kepentingan (conflict of interest) dalam menjalankan
(independent in appearance) pada saat melaksanakan
“Kompetensi artinya auditor harus mempunyai
kemampuan, ahli dan berpengalaman dalam memahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan
“Kinerja pada dasarnya adalah kegiatan dan hasil yang dapat dicapai atau dilanjutkan seseorang atau sekelompok orang didalam pelaksanaan tugas, pekerjaan dengan baik, artinya mencapai sasaran atau standar kerja yang telah ditetapkan sebelum dan atau
perusahaan pada periode tertentu.”
Menurut Hasibuan (2009)
Dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal, menurut Nur Indriantoro
dan Bambang Supomo (2002:98) mendefinisikan skala ordinal sebagai berikut:
“Skala ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan
kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct diukur”.
Berdasarkan pengertian di atas, maka skala yang digunakan adalah skala
ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban.
Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrument pengukur dalam bentuk
kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan skala likert.
Sugiyono (2009:93) menjelaskan Skala Likert sebagai berikut:
“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian”.
3.4 Sumber Data
Menurut Sugiyono (2009:137) sumber data dapat dibagi menjadi dua yaitu
sumber data primer dan sumber data sekunder. Sugiyono (2009:137) menjelaskan
sumber data primer dan sekunder sebagai berikut:
“Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
sebagai berikut:
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti
baikdari pribadi (responden) maupun dari suatu instansi yang mengolah
data untuk keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan
observasi,wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang
berhubungan denganpenelitian yang dilakukan, dan pemberian pertanyaan
berupa kuesioner.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang sudah ada, data tersebut sudah dikumpulkan
sebelumnya untuk tujuan-tujuan yang tidak mendesak. Data sekunder
dapatdiperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami
melalui medialain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta
catatan-catatan kuliahyang menunjang penelitian ini.
Berdasarkan penjelasan di atas, sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer, karena peneliti mengumpulkan sendiri data-data
yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti.
Data primer dalam penelitian ini adalah variabel Independensi Auditor dan
3.5.1 Uji Validitas
Pengujian validitas digunakan untuk mengukur alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data.
Menurut Cooper (2006: 720) validitas dapat diartikan sebagai:
“Suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran
sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan
peneliti untuk diukur”.
Suatu alat ukur disebut valid bila dia melakukan apa yang seharusnya dilakukan
dan mengukur apa yang seharusnya diukur.
Tabel 3.3
Standar Penilaian Untuk Validitas Validity
Good 0,50
Acceptable 0,30
Marginal 0,20
suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Validitas dalam
penelitian ini dijelaskansebagai salah satu derajat ketepatan pengukuran
tentang isi dari persyaratan penelitian.Teknik uji yang digunakan adalah
teknik korelasi antara item dengan totalnya.Rumus koefesien korelasi yang
dapat dipakai adalah Dr. Sugiyono (2004:182) Rumus :
rxy =
xy(
x2)(
y2)Instrumen dikatakan valid, jika koefisien korelasi hasil perhitungan mempunyai nilai lebih
besar atau = 0,3 (angka kritis).
3.5.2. UjiReliabilitas
Yaitu adanya derajat ketepatan atau keakuratan yang di
tunjukkan oleh instrument penelitian. Teknik uji yang digunakan
teknik korelasi belah dua dari Untuk mengukur reliabilitas kuesioner
dalam penelitian ini digunakan metode Alpha Cronbach dengan rumus
sebagai berikut ini :
r =
k−1
(1−Σσi²)
σ²
Dimana :
r = Koefisien realibilitas yang dicari
σ
i²
=
ΣXi−( ΣX i2n )
n
Dimana :
σi² = Varians butir pertanyaan ke-n
��� = Jumlah skor jawaban subyek untuk butir pertanyaan ke-n
Suatu instrument variabel dikatkan reliabel jika nilai koefisie
reliabilitas bernilai positif. Makin besar nilai koefsien reliabilitas
menunjukkan makin handal instrument variable tersebut.
3.6 TeknikSampling
Teknik sampling yang dilakukan dalam penelitian ini dengan
menggunakan system sampling jenuh memperhatikan karakteristik populasi
adalah homogen, artinya responden yang dijadikan unit penelitian yang mana
semua anggota dari pihak populasi Inspektorat Kota Cimahi, Berkaitan dengan
itu pengambilan jumlah sampel dalam penelitian karena jumlah populasi yang
sangat terbatas dan berjumlah 30 responden, maka teknik sampling
yang digunakan adalah sampling jenuh atau sensus dimana setiap setiap
anggota populasi dijadikan sampel penelitian.
“Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi dari 30 orang, atau
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil”.
penelitian. Menurut Harinaldi (2005 populasi adalah kumpulan dari keseluruhan
pengukuran, objek, atau individu yang sedang dikaji. Jadi pengertian populasi
dalam statistic tidak terbatas pada sekelompok/kumpulan orang – orang, namun
mengacu pada seluruh ukuran, hitungan, atau kualitas yang menjadi focus
perhatian suatu kajian. Suatu pengamatan/survey terhadap seluruh anggota
populasi disebut sensus.
Berkaitan dengan itu, Sugiyono (2002:72) mendefinisikan
populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan". Dalam penelitian ini digunakan sebagai
populasi adalah pegawai Inspektorat Kota Cimahi yang berjumlah 30 orang.
3.6.2 Sampel
Dalam penelitian ini Seluruh pegawai Inspektorat Kota Cimahi menjadi
30 orang. Menurut Sugiyono (2008:116) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut". Sedangkan menurut Sugiyono
(2002:73), yang dimaksud dengan sampel adalah "bagian dari jumlah
dan mengumpulkan data adalah menggunakan metode survei. Menurut Sugiyono
(2009:6), metode survei adalah sebagai berikut:
“Metode survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara”.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dilakukan dengan metode
survei menggunakan kuesioner. Menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:40)
mendefinisikan kuesioner sebagai berikut:
“Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik. Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini”.
Adapun bobot nilai yang diberikan pada kuesioner dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Bobot Nilai Kuesioner
Bobot Nilai Kuesioner Pernyataan Kuesioner
5 Sangat Setuju
4 Setuju
3 Ragu - Ragu
2 Tidak Setuju
1 Sangat Tidak Setuju
Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya,
terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik
yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Menurut Umi Narimawati,
pengumpulan data penelitian”.
3.8 Metode Pengujian Data
3.8.1 Metode Analisis
Setelah data terkumpul penulis melakukan analisis terhadap data yang
telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif (kualitatif) dan verifikatif
(kuantitatif).
a. Analisis Deskriptif (Kualitatif)
Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan independensi dan
kompetensi mempengaruhi kinerja auditor. Langkah-langkah yang dilakukan
menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:41) adalah sebagai berikut:
1. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima alternatif jawaban yang menggunakan peringkat jawaban.
2. Dihitung total skor setiap variabel/subvariabel = jumlah skor dari seluruh indikator variabel untuk semua responden.
3. Dihitung total skor setiap variabel/subvariabel = rata-rata dari total skor. 4. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistik
deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel ataupun grafik.
5. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini, digunakan rentang kriteria penelitian sebagai berikut:
Sumber: Umi Narimawati, dkk. (2010:45)
Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah
diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden
diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi. Penjelasan bobot nilai skor
aktual dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini: � = �
No % Jumlah Skor Kriteria 1 20.00% - 36.00% Tidak Baik 2 36.01% - 52.00% Kurang Baik 3 52.01% - 68.00% Cukup 4 68.01% - 84.00% Baik 5 84.01% - 100% Sangat Baik
Sumber: Umi Narimawati (2007:85)
b. Analisis Verifikatif (Kuantitatif)
Menurut Sugiyono (2010:8) analisis kuantitatif adalah sebagai berikut :
“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populase atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Dimana variabel �1 (Independensi) dan �2 (kompetensi) dipasangkan dengan data variabel Y (kinerja auditor) yang dikumpulkan melalui kuesioner masih memiliki skala ordinal, maka sebelum diolah data ordinal terlebih dahulu dikonversi menjadi data interval menggunakan Methode Succesive Internal (MSI). Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval yaitu :
a. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan. b. Pada setiap butir yang ditentukan dihitung masing-masing frekuensi jawaban
responden.
c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi. d. Menetukan proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara
berurutan perkolom skor.
e. Menggunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
(�� � �� � �� �� � ) – (�� � �� � � �� � )
NS =
( �� � �� � �� � ) – ( �� � �� � �� � )
Keterangan :
Density at Lower Limit = kepadatan batas bawah Density at Upper Limit = kepadatan batas atas Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas atas Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas bawah
h. Sesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu Skala Value (SV) yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan jawaban responden yang terkecil melalui transformasi berikut ini:
[Nilai Skala + | Nilai Skala min | +1 ] = Y
3.8.2 Pengujian Hipotesis
Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian, perumusan hipotesis
dan jumlah data yang dikumpulkan maka metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan partial least square (PLS). Partial least
squares (PLS) dikembangkan sebagai alternatif pemodelan dengan persamaan
struktural yang dasar teorinya lemah. Berbeda halnya dengan structural equation
modeling (SEM), penggunaan PLS tidak dipengruhi oleh asumsi parametrik
seperti normalitas multivariate dan jumlah sampel besar.
Dari segi model pengukuran juga terdapat perbedaan antara PLS dan SEM,
pada SEM variabel laten dibentuk dari indikator-indikator yang bersifat reflektif,
sedangkan pada PLS variabel laten dibentuk indikator-indikatornya bisa bersifat
formatif dan reflektif. Dalam model refleksif indikator atau manifest dipandang
Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok:
1. Weight estimate, yaitu bobot yang digunakan untuk menciptakan skor
variabel laten.
2. Path estimate yang menghubungkan variabel laten dengan variabel laten
lainnya.
3. Means and location parameter merupakan koefisien regressi yang
menghubungkan indikator dengan variabel laten.
Model analisis semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga bentuk
hubungan: (1) inner model yaitu model yang menspesifikasi hubungan
antarvariabel laten, atau dalam SEM disebut struktural model. (2) outer model
yaitumodel yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan
indikatornya, atau dalam SEM disebut model pengukuran. (3) wight relation yang
digunakan untuk mengestimasi variabel laten.
Pada penelitian ini partial least square digunakan untuk menguji pengaruh
secara parsial maupun simultan dari: kreativitas dan inovasi terhadap kinerja
usaha. Berdasarkan paradigma dan hipotesis penelitian yang telah diajukan
sebelumnya, dalam penelitian ini terdapat dua variabel eksogen dan satu variabel
endogen. Variabel eksogen yaitu: kreativitas dan inovasi. Sementara variabel
endogen adalah kinerja usaha. Selanjutnya terhadap hubungan antar variabel
tersebut akan dilakukan pengujian secara empiris menggunakan alat bantu partial
least square dan komputasi menggunakan software SmartPLS.
Secara lengkap hubungan antar variabel pada penelitian ini dapat lihat pada
Gambar 3.1
Diagram Jalur Hubungan Antar Variabel Penelitian
Independnsi
Kinerja Auditor
Kompetensi �1
�2
�3
�4
�5
�6
�7
�8
�9
�10
�1
�2
�3
�4
�5
�6
= Lamda, loading faktor variabel latent
= Gamma, koefisien pngruh var. eksogen terhadap endogen
= Zeta, galat model
Selanjutnya diagram jalur pada gambar 3.1 akan dikonversi kedalam
bentuk persamaan pengukuran dan persamaan struktural sebagai berikut.
Persamaan pengukuran (outer model) sering juga disebut model
pengukuran yang mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan
dengan variabel latennya. Model pengukuran masing-masing variabel laten pada
penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :
Model pengukuran untuk variabel latent independensi (reflektif) P1 = λ1 Independensi
P1= λ1 Independensi
P2 = λ2 Independensi
P3= λ3 Independensi
Model pengukuran untuk variabel latent kompetensi (reflektif) P4= λ4 kompetensi
P5= λ5 Kompetensi
P6= λ6 Kompetensi
P7= λ7 Kompetensi
P8 = λ8 Kompetensi
Model pengukuran untuk variabel latent kinerja auditor (reflektif) P9= λ9 Kinerja
P10 = λ10 Kinerja
simultan terhadap variabel terikat.
a. Rumus uji F yang digunakan adalah :
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
secara bersama – sama dapat berperan atas variabel terikat. Pengujian ini
dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai Fkritis
dengan nilai Ftest yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari
hasil perhitungan dengan microsoft. Jika nilai Fhitung> Fkritis, maka H0 yang
menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas tidak dapat menjelaskan
perubahan nilai variabel terikat ditolak dan sebaliknya.
Menurut Sujana (2001:369) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini
dan Linna Ismawati (2010:51) menyatakan bahwa perhitungan terhadap titik
keeratan dan arah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah
menggunakan uji korelasi. Kemudian dilakukan perhitungan terhadap koefisien
korelasi produk moment (Pearson).
b. Hipotesis
H0 ; ρ = 0, Secara simultan independensi dan kompetensi berpengaruh terhadap
kinerja auditor Inspektorat Kota Cimahi
H1 ; ρ ≠ 0, Secara simultan independensi dan kompetensi berpengaruh terhadap
H0 ditolak apabila Fhitung> dari Ftabel(α = 0,05)
Menurut Guilford (1956:480) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini
dan Linna Ismawati (2010:52) menyatakan bahwa tafsiran koefisien korelasi
variabel dalam penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut :
Besarnya Pengaruh Bentuk Hubungan
0,00 – 0,20 Sangat longgar, dapat diabaikan
0,21 – 0,40 Rendah
0,41 – 0,60 Moderat/Cukup
0,61 – 0,80 Erat
0,81 – 1,00 Sangat erat
Tabel 3.6
Kategori Korelasi Metode Guilford
Apabila pada pengujian secara simultan H0 ditolak, artinya sekurang –
kurangnya ada sebuah ρyxi ≠ 0. Untuk mengetahui ρyxi yang tidak sama dengan
nol, maka dilakukan pengujian secara parsial.
2. Pengujian secara parsial
Melakukan uji – t, untuk menguji pengaruh masing – masing variabel bebas
terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut :
a. Rumus Uji t yang digunakan adalah :
Hasilnya dibandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan taraf
signifikan 5%.
H11 ; ρ ≠ 0, independensi tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor pada
Inspektorat Kota Cimahi
H02 ; ρ = 0, kompetensi berpengaruh terhadap kinerja auditor pada
Inspektorat Kota Cimahi
H12 ; ρ ≠ 0, kompetensi tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor pada
Inspektorat Kota Cimahi
c. Kriteria Pengujian
H0 ditolak apabila thitung< dari ttabel (α = 0,05)
Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak, maka
kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut :
a. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima
artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.
b. Jika Thitung ≤ t tabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak
1 performance of auditors in the city inspectorate cimahi. with high performance which are owned by the auditor, expected organizational goals can be achieved, otherwise difficult or even organizational goals can not be achieved if the auditor does not have to work so that good performance can not produce good work anyway.
In this study were taken by using descriptive methods of analysis and verification with a qualitative approach, the research method will be found a significant relationship between the variables studied to produce conclusions that will clarify the description of the object under study. Data were analyzed using analysis techniques PLS (Partial Least Square) through software SmartPLS.
The results of this study, namely Independence and Competence and significant effect on the Performance Auditor with the results of hypothesis testing can be seen that the independence of 62% and 59.2% of Competence.
Keywords: Independence, Competence, Performance Auditor
I. Pendahuluan
Audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan objektif yang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi penambahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan (Sawyer 2009 : 8). Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuan dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevakuasi kontrol dan pengelolaan organisasi (Sawyer 2009 : 8). Bersikap obyektif merupakan cara berpikir yang tidak memihak, jujur secara intelektual, dan bebas dari benturan kepentingan (SPKN 2007 : 17).
Bersikap independen berarti menghindarkan hubungan yang dapat mengganggu sikap mental dan penampilan obyektif pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan. Untuk mempertahankan obyektivitas dan independensi maka diperlukan penilaian secara terus-menerus terhadap hubungan pemeriksa dengan entitas yang diperiksa (SPKN 2007 : 17). Dengan adanya kinerja yang tinggi yang dimiliki oleh auditor, diharapkan tujuan organisasi dapat tercapai, sebaliknya tujuan organisasi susah atau bahkan tidak dapat tercapai bila auditornya bekerja tidak memiliki kinerja yang baik sehingga tidak dapat menghasilkan kerja yang baik pula.
Berdasarkan latar belakang dan judul penelitian, maka yang menjadi pokok permasalahan adalah:
1. Seberapa besar pengaruh independensi terhadap kinerja auditor. 2. Seberapa besar pengaruh kompetensi terhadap kinerja auditor.
2
Adapun kegunaan penelitian yaitu Setiap penelitian yang dilakukan pasti memiliki kegunaan bagi pihak-pihak yang erat hubungannya dengan penelitian yang dilakukan maupun objek dari penelitian tersebut.
II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Independensi
“Independensi seorang auditor memiliki tiga aspek, Pemeriksa harus obyektif dan bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Pemeriksa juga bertanggung jawab untuk mempertahankan independensi dalam sikap mental (independent in fact) dan independensi dalam penampilan perilaku
(independent in appearance) pada saat melaksanakan pemeriksaan”. Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara (2007)
”Independensi adalah sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya”. (Mulyadi 2002:87)
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa auditor yang menegakan independensinya, tidak akan terpengaruh dan tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri auditor dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan.
2.1.2 Kompetensi
“Kompetensi artinya auditor harus mempunyai kemampuan, ahli dan berpengalaman dalam memahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kesimpulan yang akan diambil”. Siti Kurnia Rahayu dan Ely suhayati (2009;2)
“Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu
pekerjaan atau tugas yang dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.Dengan demikian kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai suatu yang terpenting.Kompetensi sebagai karakteristik seseorang berhubungan” Wibowo (2007 : 86).
Berdasarkan definisi –definisi di atas, kompetensi adalah kemampuan atau pengalaman yang dimiliki oleh auditor yang memiliki sikap mental yang independen untuk mengetahui baik buruknya kinerja auditor pada perusahan/instansi.
2.1.2.1 Karakterisrik Kompetensi
Adapun beberapa karakteristik kompetensi Menurut Lyle dan Spencer yang dikutip Syaiful F Pribadi (2004:92) terdapat lima karakteristik dari kompetensi adalah sebagai berikut:
1. Motif (Motives)
2. Karakterstik (Trains) 3. Pengetahuan (Knowladge)
3
Karakteristik adalah adalah karakteristik fisik -fisik dan respons- respons yang konsisten terhadap situasi atau informasi.
3. Pengetahuan (Knowladge)
Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang -bidang content tertentu.
4. Keterampilan (Skill)
Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan tugas fisik/ mental.
Dari keempat karakteristik diatas, penulis dapat mengungkapkan pendapattentang pandangan mengenai kompetensi auditor berkenaan dengan masalahkemampuan atau keahlian yang dimiliki auditor didukung dengan pengetahuan yangbersumber dari pendidikan formal dan disiplin ilmu yang relavan dan pengalamanyang sesuai dengan bidang pekerjaan.
2.1.3 Pengertian Kinerja
“Kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik
dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan
kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok”.
Mangkunegara (2005:15)
“Kinerja adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seseorang, unit atau
divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan
untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan”. Samsudin (2005:159)
Berdasarkan diatas kinerja dapat didefinisikan kinerja adalah penampilan yang melakukan, menggambarkan dan menghasilkan sesuatu hal, baik yang bersifat fisik dan non fisik yang sesuai dengan petunjuk, fungsi dan tugasnya yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi.
2.1.4 Pengertian Kinerja Auditor
“Suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta
waktu”. Hasibuan (2009)
“Kinerja auditor dapat didefinisikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Mangkunegara (2001)