• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Independensi dan Kompetensi Terhadap Kinerja Auditor (Inspektorat) (Survey Pada Inspektorat Kota Cimahi )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Independensi dan Kompetensi Terhadap Kinerja Auditor (Inspektorat) (Survey Pada Inspektorat Kota Cimahi )"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

"EFFECT OF INDEPENDENCE AND COMPETENCE PERFORMANCE OF AUDITOR"

(SURVEY ON CITY INSPECTORATE CIMAHI)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi Program Studi Akuntansi Strata Satu

Oleh :

Nama : Risky Fatriany

NIM : 21110083

Pembimbing :

Siti Kurnia Rahayu.,SE.M.Ak.,AK.CA

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

BANDUNG

(2)

x LEMBAR PENGESAHAN

KETERANGAN PUBLIKASI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

MOTTO ... iv

ABSTRACT ... ...v

ABSTRAK ……….….vi

KATA PENGANTAR………..…vii

DAFTAR ISI ... .x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.4.1 Maksud Penelitian ... 4

1.4.2 Tujuan Penelitian .. ………..……….…………..4

1.5 Kegunaan Penelitian... 5

(3)

xi

1.6.2 Waktu Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS ... 8

2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1 Independensi ... ..8

2.1.1.1 Pengertian Independensi………...8

2.1.1.2 Indikator Independensi………..…9

2.1.2 Kompetensi ... 13

2.1.2.1 Pengertian Kompetensi ... 13

2.1.2.2 Karakteristik Kompetensi ... 14

2.1.2.1 Indikator Kompetensi ... 15

2.1.3 Kinerja………..……...………...17

2.1.3.1 Pengertian Kinerja……….…….……….…17

2.1.3.2 Pengertian Kinerja Auditor………..………….…….….17

2.1.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja………18

2.1.3.4 Indikator Kinerja………..………..….18

2.2 Kerangka Pemikiran………..………....……18

2.2.1 Pengaruh Independensi terhadap Kinerja ... 19

2.2.2 Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja ... 20

(4)

xii

3.2 Metode Penelitian………..…………..…….….….….24

3.2.1 DesainPenelitian………..……….….…..…...26

3.3 Operasional Variabel ... 27

3.4 Sumber Data ... 30

3.5 Alat Ukur Penelitian ... 32

3.5.1 Uji Validitas ... 32

3.5.2 Uji Reliabilitas ... 23

3.6 Penarikan Sample ... 34

3.6.1 Populasi ... 35

3.6.2 Sampel ... 35

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.8 Metode Pengujian Data ... 37

3.8.1 Metode Analisis ... 37

3.8.2 Pengujian Hipotesis ... 39

3.8.3 Pengujian Secara Simultan/Total ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Hasil Penelitian ... 46

4.1.1 Gambaran Umum Unit Analisis ... 46

4.1.1.1 Gambaran Umum Inspektorat Cimahi ... 47

(5)

xiii

4.1.2 Hasil Pengujian Alat Ukur ... 53

4.1.2.1 Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 53

4.1.2.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 55

4.1.3 Analisis Deskriptif ... 56

4.1.3.1 Analisis Deskriptif Independensi ... 56

4.1.3.2 Analisis Deskriptif Kompetensi ... 60

4.1.3.3 Analisis Deskriptif Kinerja Auditor ... 65

4.1.4 Hasil Analisis Verifikatif ... 69

4.1.4.1 Hasil Model Pengaruh ... 70

4.1.4.2 Pengujian Model Pengukuran ... 71

4.1.4.3 Pengujian Model Struktural ... 75

4.1.4.4 Pengujian Hipotesis ... 79

4.1.4.5 Besar Pengaruh... 81

4.2 Pembahasan ... 82

4.2.1 Analisis Pengaruh Independensi Terhadap Kinerja Auditor ... 82

4.2.2Analisis Pengaruh Kompetensi Terhadap KinerjaAuditor ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

Daftar Pustaka ... 92

Lampiran ... 96

(6)

DAFTAR PUSTAKA

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung : Remaja Rosdakarya.

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Sumber Daya Manusia perusahaan. Remaja

Rosdakarya: Bandung.

Abdul Halim.2008. Auditing (dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). UUP STIM.

Andi Pratama dkk.Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor Pada Inspektorat Kabupaten Bungo.

Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Sumber Daya Manusia perusahaan. RemajaRosdakarya: Bandung

Arens, et al. 2003. Ninth Edition. Auditing and Assurance Service-An Integrated Approach. New Jersey : Prentice-Hall.

Ardini, Lilis. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit. Majalah Ekonomi. Tahun XX No 3, Desember 2010 h:329-349

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Baiq Kisnawati. 2012. Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi empiris pada auditor pemerintah di inspektorat kabupaten dan kota se-pulau Lombok). Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol 8. No. 3, Nopember 2012 : 158-169

Cristina Wati. 2003. Faktor – faktor yang mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik (Survei pada Kantor Akuntan Publik dan Pemakai Laporan Keuangan di Surabaya)

Christiawan, Y.J. 2002. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. 4, (2), 79-92.

(7)

Ely Suhayati., & Siti Kurnia Rahayu. 2009 . Auditing Konsep dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Jakarta. : Graha Ilmu.

Ely Suhayati., & Siti Kurnia Rahayu. 2010. AUDITING, Konsep Dasar dan Pedoman Pemriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Hasibuan, S.P. Malayu, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan ketujuh Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta.

Hiro Tugiman. 2006. Standar Profesional Audit Internal, Cetakan Ke-9, Yogyakarta : Kanisius.

Huntoyungo, Siti Badriah (2009) Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit :Studi Pada Auditor Inspektorat Daerah Di Gorontalo, Thesis, Pasca Sarjana, Magister Akuntansi , Universitas Diponegoro, Semarang.

Mahsun, M., (2006), Pengukuran Kinerja Sektor Publik, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik Edisi 2. Penerbit Andi. Yogyakarta

Mulyadi, 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Salemba Empat, Jakarta.

Murtiadi Awaluddin.2013. Pengaruh Independensi dan Kompetensi terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor Inspektorat Kota Makassar

Nurmawati, Rina.2012.Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor terhadap Kinerja Auditor Internal Bank BUMN Di Kanwil Palembang.

Parulian Hutapea,MBA dan Dr.Nurianna Thoha,MBA.2008.Kompetensi Plus Teori, Desain, Kasus dan Penerapan untuk HR serta Organisasi yang Dinamis, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No. 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN)

(8)

Sawyer, Lawrence B.,et.al. 2009. Audit Internal Sawyer Edisi 5 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Singgih, Elisha Muliani dan Icuk Rangga Bawono. 2010. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi pada KAP “big four” di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XII, Purwekerto, 26-28 Juli 2007.

Sunarsip, 2001, Coorporat Governance Audit : Paradigma Baru Profesi Akuntansi dalam Mewujudkan Good Coorporate Gvernance, Media Akuntansi, No. 17/Th. VII.pp. II-VII

Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sekar,Mayangsari.2003. Pengaruh Keahlian Audit dan Independensi terhadap Pendapat Audit: Sebuah Kuasiaeksperimen. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol.6, hal 1-22.

Syaiful F.Prihadi, (2004). Assesment Centre, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Umi,Narimawati dkk. 2010. Penulisan Karya Ilmiah:Paduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir. Jakarta: Penerbit Genesis

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan Kedudukan MPR,DPR,DPD, dan DPRD.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Wibowo, 2009. Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Pemahaman Good Governance Terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di daerah Istimewa Yogyakarta). Universitas Islam Indonesia

(9)

http://www.ciputranews.com/external/www.beritasatu.com/nasional/150912- dorong-independensi-inspektorat-jenderal-kementerian-bpkp-siapkan-ruu.html

http://www.koran-sindo.com/node/311077

(10)

vii

Assalammualaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirabbil’alamin, penulis penjatkan puji dan syukur kehadirat

Allah SWT, atas rahmat karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Skripsi ini yang berjudul “ Pengaruh Independensi dan Kompetensi terhadap

Kinerja Auditor (Survey Pada Inspektorat Kota Cimahi)” guna memenuhi

salah satu syarat dalam mata kuliah skripsi, program studi Akuntansi, jenjang S1,

Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM).

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan penyusunan skripsi ini masih

terdapat kesalahan-kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu saran, kritik, dan

masukan sangat diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

penyusunan skripsi terutama kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah,

kesehatan serta pemikiran penulis agar dapat terselesaikan penyusunan skripsi, tak

lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc Selaku Rektor Universitas

(11)

viii

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan Penguji Sidang

Skripsi.

4. Dr.Ely Suhayati.,SE.M.Si.Ak.CA Selaku Dosen Penguji Sidang Skripsi.

5. Lilis Puspitawati.,SE.,M.Si.,Ak, Selaku Dosen Wali di Universitas

Komputer Indonesia.

6. Siti Kurnia Rahayu.,SE.M.Ak.,AK.CA Selaku Dosen Pembimbing

Skripsi, yang telah membimbing dan memberikan banyak bantuan untuk

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

7. Semua Dosen di Jurusan Akuntansi.

8. Kedua Orang tuaku tercinta dan tersayang Didi Suprayogi dan Nani

Suwarni yang telah memberikan nasehat dan do’a kepada penulis, serta

kakak tercinta.

9. Semua Keluargaku tersayang yang telah memberikan do’a kepada penulis.

10. Sahabatku Ovie, Tita, Nur, Nina, Devira, Widi , Isty dan Lia yang selalu

memberikan semangat dalam penyusunan skripsi.

11. Sahabatku spesialisasi sektor publik, Anita, Sherillia, Dwi, Irna, Putri,

Aida dan Vitta yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

12. Semua pihak yang telah banyak membantu atas terselesaikannya

(12)

ix

penulis dan bagi semua pihak yang membaca, meskipun pada umumnya masih

banyak kekurangan dan jauh untuk dikatakan sempurna.

Amin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Cimahi, Agustus 2014

Penulis

(13)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Independensi

2.1.1.1 Pengertian Independensi

Menurut Abdul Halim (2008:46) menyatakan bahwa :

“Independensi merupakan suatu sikap mental yang dimiliki auditor

untuk tidak memihak dalam melakukan audit (Abdul Halim 2008:46)”.

Menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (2007) menyatakan bahwa;

“Independensi seorang auditor memiliki tiga aspek, Pemeriksa harus obyektif dan bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Pemeriksa juga bertanggung jawab untuk mempertahankan independensi dalam sikap mental (independent in fact) dan independensi dalam penampilan perilaku (independent in appearance) pada saat melaksanakan pemeriksaan”.

Menurut Mulyadi (2002:87) menjelaskan bahwa :

”Independensi adalah sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya”.

Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa auditor yang

menegakan independensinya, tidak akan terpengaruh dan tidak dipengaruhi

(14)

mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan. Ada beberapa

definisi lain mengenai independensi di antaranya adalah sebagai berikut:

Menurut Ely Suhayati dan Siti Kurnia Rahayu (2009:58) menjelaskan

bahwa Independensi adalah sebagai berikut:

“Independen artinya tidak mudah di pengaruhi, netral karena auditor

melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum”.

Sedangkan menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN 2007)

menjelaskan bahwa Independensi adalah sebagai berikut:

“Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksa, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya”.

Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Independensi adalah

sikap seorang auditor yang tidak mudah dipengaruhi netral dan tidak

berpihak.Dalam Kode Etik Badan Pemeriksaan Keuangan Negara Republik

Indonesia, Pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa setiap anggota harus mamatuhi

peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku,

mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadi atau golongan,

menjunjung tinggi independensinya,intergritas dan profesiona litas, juga

menjunjung tinggi martabat,kehormatan citra dan kredibilitas BPK.

2.1.1.3Indikator Independensi

Menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (2007:30-36)

mengemukakan tiga macam gangguan terhadap Independensi yaitu sebagai

(15)

1. Gangguan Pribadi 2. Gangguan ektern 3. Gangguan organisasi

Berikut ini akan dibahas secara ringkas rasionalisasi (dasar

pemikiran) dari gangguan organisasi, gangguan ektern, gangguan organisasi.

1. Gangguan Pribadi

Organisasi pemeriksa harus memiliki sistem pengendalian mutu intern

untuk membantu menentukan apakah pemeriksa memiliki gangguan

pribadi terhadap independensi. Organisasi pemeriksa perlu

memperhatikan gangguan pribadi yang disebabkan oleh suatu

hubungan dan pandangan pribadi mungkin mengakibatkan pemeriksa

membatasi lingkup pertanyaan dan pengungkapan atau melemahkan

temuan dalam segala bentuknya. Gangguan pribadi dari pemeriksa

secara individu meliputi antara lain :

a. Memiliki hubungan pertalian darah ke atas, ke bawah atau semenda

dengan derajat kedua dengan jajaran manajemen entitas atau program

yang diperiksa atau sebagai pegawai dari entitas yang

diperiksa,dalam posisi yang dapat memberikan pengaruh langsung

dan signifikan terhadap entitas atau program yang diperiksa.

b. Memiliki kepentingan keuangan baik secara langsung maupun

tidak langsung pada entitas atau program yang diperiksa.

c. Pernah bekerja atau memberikan jasa kepada entitas atau program

(16)

d. Mempunyai hubungan kerjasama dengan entitas atau program

yang diperiksa.

e. Memiliki tanggung jawab untuk mengatur suatu entitas atau kepastian

yang dapat mempengaruhi keputusan entitas atau program yang

diperiksa keputusan entitas atau program yang diperiksa. Misalnya

sebagai seorang direktur, pejabat atau posisi senior lainnya dari

entitas, aktivitas atau program yang diperiksaatau sebagai anggota

manajemen dalam setiap pengambilan keputusan, pengawasan atau

fungsi monitoring terhadap entitas, aktivitas atau program yang

diperiksa. Apabila organisasi pemeriksa mengidentifikasi adanya

gangguan terhadap independensinya, gangguan tersebut harus

diselesaikan secepatnya. Dalam hal gangguan pribadi tersebut

hanya melibatkan seseorang pemeriksa dalam suatu pemeriksaan,

organisasi pemeriksa dapat menghilangkan gangguan tersebut

dengan meminta pemeriksa menghilangkan gangguan tersebut.

Misalnya, pemeriksa dapat diminta melepas keterkaitan dengan

entitas yang diperiksa yang dapat mengakibatkan gangguan pribadi,

atau organisasi pemeriksa dapat tidak mengikutsertakan pemeriksa

tersebut dari penugasan pemeriksaan yang terkait dengan entitas

tersebut.

2. Gangguan Ektern

Gangguan ektern bagi organisasi pemeriksa dapat membatasi

(17)

pemeriksa dalam menyatakan pendapat atau simpulan hasil

pemeriksannya secara independen dan obyektif. Independensi

danobyektif pelaksanaan suatu pemeriksaan dapat dipengaruhi

apabila terdapat :

a. Campur tangan atau pengaruh pihak ektern yang membatasi atau

mengubah lingkup pemeriksaan secara tidak semestinya.

b. Campur tangan pihak ektern terhadap pemilihan dan

penerapan prosedur pemeriksaan atau pemilihan sampel

pemeriksaan.

c. Pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu

pemeriksaan.

d. Campur tangan pihak ektern mengenai penugasan, penunjukan,

dan promosi pemeriksa.

e. Pembatasan terhadap sumberdaya yang dsediakan bagi organisasi

pemeriksa, yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan

organisasi pemeriksa tersebut dalam melaksanakan pemeriksaan.

f. Wewenang untuk menolak atau mempengaruhi petimbangan

pemeriksa terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan.

g. Ancaman penggantian petugas pemeriksa atas ketidaksetujuan

isi laporan hasil pemeriksaan, simpulan pemeriksa aau penerapan

suatu prinsip akuntansi atau kriteria lainnya.

h. Pengaruh yang membahayakan kelangsungan pemeriksa

(18)

kecakapan pemeriksa atau kebutuhan pemeriksa. Pemeriksa

harus bebas dari tekanan politik agar dapat melaksanakan

pemeriksaan dan melaporkan temuan pemeriksaan, pendapat dan

simpulan secara obyektif, tanpa rasa takut akibat tekanan politik

tertentu.

3. Gangguan Organisasi

Independensi organisasi pemeriksa dapat dipengarhi oleh kedudukan,

fungsi, dan struktur organisasi. Dalam hal melakukan pemeriksaan,

organisasi pemeriksa harus bebas dari hambatan independensi.

Pemeriksa yang ditugasi oleh organisasi pemeriksa dapat

dipandang bebas dari ganguan terhadap independensi secara

organisasi, apabila melakukan pemeriksaan di luar entitas ia bekerja.

2.1.2 Kompetensi

2.1.2.1 Pengertian Kompetensi

Menurut Siti Kurnia Rahayu dan Ely suhayati (2009;2) menjelaskan kompetensi adalah sebagai berikut :

“Kompetensi artinya auditor harus mempunyai kemampuan, ahli dan berpengalaman dalam memahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kesimpulan yang akan diambil”.

Sedangkan menurut Wibowo (2007 : 86) menyatakan bahwa :

(19)

yang terpenting.Kompetensi sebagai karakteristik seseorang berhubungan dengan kinerja yang efektif dalam suatu pekerjaan atau situasi”.

Menurut Arens Et Al (2003) menyatakan bahwa :

“Kompetensi diperlukan dalam melaksanakan pemeriksaan agar auditor intern mengetahui tipe dan banyaknya bukti audit yang harus dikumpulkan untuk mencapai kesimpulan yang tepat setelah bukti-bukti audit tersebut selesai diuji. Ini berarti hasil pemeriksaan ditentukan oleh kompetensi yang dimiliki auditor intern. Selain harus memiliki kompetensi, seorang auditor pun harus memiliki sikap mental yang independen”.

Berdasarkan definisi –definisi di atas, kompetensi adalah kemampuan atau

pengalaman yang dimiliki oleh auditor yang memiliki sikap mental yang

independen untuk mengetahui baik buruknya kinerja auditor pada

perusahan/instansi.

2.1.2.2 Karakterisrik Kompetensi

Adapun beberapa karakteristik kompetensi Menurut Lyle dan Spencer

yang dikutip Syaiful F Pribadi (2004:92) terdapat lima karakteristik dari

kompetensi adalah sebagai berikut:

1. Motif (Motives) 2. Karakterstik (Trains) 3. Pengetahuan (Knowladge)

4. Keterampilan (Skill)

Berikut ini akan dibahas secara ringkas rasionalisasi (dasar pemikiran)

dari motif, karakteristik, pengetahuan,dan keterampilan yaitu :

(20)

Motif adalah hal-hal yang berfikir oleh seseorang untuk berfikir dan

memiliki keinginan secara konsisten yang akan dapat menimbulkan

tindakan.

2. Karakterstik (Trains)

Karakteristik adalah adalah karakteristik fisik -fisik dan respons-

respons yang konsisten terhadap situasi atau informasi.

3. Pengetahuan (Knowladge)

Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang

-bidang content tertentu.

4. Keterampilan (Skill)

Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan tugas fisik/ mental.

Dari keempat karakteristik diatas, penulis dapat mengungkapkan

pendapattentang pandangan mengenai kompetensi auditor berkenaan dengan

masalahkemampuan atau keahlian yang dimiliki auditor didukung dengan

pengetahuan yangbersumber dari pendidikan formal dan disiplin ilmu yang

relavan dan pengalamanyang sesuai dengan bidang pekerjaan

2.1.2.3 Indikator Kompetensi

Adapun komponen-komponen yang harus dimiliki auditor yang

kompeten. Menurut Siti Rahayu dan Ely suhayati (2010:2) kompetensi adalah

sebagai berikut:

1. Kemampuan (skill)

(21)

2.1.3 Kinerja

2.1.3.1Pengertian Kinerja

Menurut Mangkunegara (2005:15) membedakan kinerja menjadi dua, yaitu:

“Kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok”.

Menurut Samsudin (2005:159) menyatakan bahwa :

“Kinerja adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seseorang, unit atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan”.

Sedangkan menurut (Mahsun, 2006:25) menyatakan bahwa :

“Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi. Mengacu pendapat tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan melalui suatu pelaksanaan pekerjaan atau tugas yang dibebankan kepadanya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, bermutu, tepat mengenai sasaran dengan selalu mengikuti metode yang telah ditetapkan”.

Berdasarkan diatas kinerja dapat didefinisikan kinerja adalah penampilan

yang melakukan, menggambarkan dan menghasilkan sesuatu hal, baik yang

bersifat fisik dan non fisik yang sesuai dengan petunjuk, fungsi dan tugasnya yang

(22)

2.1.3.2 Pengertian Kinerja Auditor

Menurut Hasibuan (2009) kinerja auditor adalah

“Suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas

yang dibebankan kepadanya, yang didasarkan atas kecakapan,

pengalaman, dan kesungguhan serta waktu”.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2001) menyatakan bahwa:

“Kinerja auditor dapat didefinisikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja

auditor adalah suatu hasil karya yang dicapai oleh seseorang auditor dalam

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas

kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan waktu yang diukur dengan

mempertimbangkan kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu.

2.1.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja

Faktor-faktor penentu pencapaian prestasi kerja atau kinerja individu dalam

organisasi menurut Mangkunegara (2005:16-17) adalah sebagai berikut:

1. Faktor Individu

Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki

integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya

(jasmaniah). Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis

(23)

Konsentrasi yang baik ini merupakanmodal utama individu manusia

untuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara

optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari

dalam mencapai tujuan organisasi.

2. Faktor Lingkungan Organisasi

Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu

dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang

dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai,

target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan

kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarier dan

fasilitas kerja yang relatif memadai.

Dari pendapat di atas dapat dijelaskan, bahwa faktor individu dan faktor

lingkungan organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor.

2.1.3.4Indikator Kinerja

Adapun indikator menurut Menurut Hasibuan (2009) kinerja auditor yaitu:

1. Kecakapan, 2. Pengalaman, 3. Kesungguhan, 4. Waktu.

2.2 Kerangka Pemikiran

Diberlakukannya Undang - Undang Nomor 22 tahun Tahun 1999, tentang

Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang

(24)

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang - undang Nomor 33 Tahun

2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah, pada prinsipnya

adalah mengatur peyelenggaraan otonomi daerah dengan memberikan

kewenangan yang luas kepada daerah secara proposional yang lebih mendekatkan

pada fungsi pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian untuk

mengembangkan daerah. Sedangkan dari sisi keuangan diharapkan adanya

keadilan baru. Hal tersebut tentu saja akan membawa konsekuensi pada daerah

yang bersangkutan untuk melakukan penataan di berbagai segi termasuk masalah

kelembagaan dan keuangan daerah dengan tuntutan mewujudkan administrasi

negara yang mampu mendukung kelancaran tugas pokok, fungsi penyelenggaraan

pemerintah, dan pembangunan.

Inspektorat merupakan instansi pemerintah daerah yang bertugas

melakukan pengawasan dan pemeriksaan. Huntoyungo (2009), Inspektorat

Provinsi, Kabupaten/Kota mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan

pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lain yang diberikan kepala

daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama dengan internal auditor.

Hiro Tugiman (2006 : 11) Internal auditing adalah suatu fungsi penilaian

yang independen dalam suatu organiasasi untuk menguji dan mengevaluasi

kegiatan organisasi yang dilaksanakan.

2.2.1 Pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor

Menurut Mulyadi (2002: 26-27) menyatakan bahwa :

(25)

memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Seorang auditor yang independen akan bertindak jujur dan tidak memihak dalam melaksanakan tugasnya”.

Menurut Murtiadi Awaluddin (2013) Menyatakan bahwa :

“Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Independensi, Kompetensi Auditor, dan Kepuasan Kerja juga berpengaruhpositif dan signifikan terhadap Kinerja Auditor di Inspektorat Kota Makassar. Ini mengindikasikan bahwa jika terjadi peningkatan Independensi, perbaikan Kompetensi Auditor, dan peningkatan Kepuasan Kerja akan diiikuti peningkatan Kinerja Auditor”.

Menurut Elisha Muliani Singgih dan Icuk Rangga Bawono (2010) Menyatakan bahwa :

“Independensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Maka

dari itu dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan tugasnya, auditor

telah menunjukkan sikap independen yang tidak memihak”.

Berdasarkan pendapat para pakar dan peneliti sebelumnya, penulis

menyimpulkan bahwa sikap independensi auditor internal dalam melaksanakan

tugasnya berdampak positif didukung dengan memiliki kejujuran yang tinggi,

menjaga kedudukan, tidak mudah dipengaruhi dan tidak memihak pada siapapun.

2.2.2 Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja

Menurut Wibowo (2007:86) menyatakan bahwa :

(26)

Menurut penelitian Lilis Ardini (2010) dan Baiq Kisnawati (2012) menyatakan :

“Hasil penelitian yang dilakukan oleh menemukan bukti empiris bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi merupakan syarat mutlak bagi seorang auditor”.

Menurut Murtiadi Awaluddin (2013) menyatakan bahwa :

“Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Independensi, Kompetensi Auditor, dan Kepuasan Kerja juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Auditor di Inspektorat Kota Makassar. Ini mengindikasikan bahwa jika terjadi peningkatan Independensi, perbaikan KompetensiAuditor, dan peningkatan Kepuasan Kerja akan diiikuti peningkatan Kinerja Auditor”.

Menurut Nurmawati Oktaria & Rina Tjandrakirana (2012) menyatakan bahwa :

“Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja auditor.Kompetensi dan Independensi juga berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja auditor pada Bank BUMN Kantor Wilayah Palembang”.

Berdasarkan pendapat pakar di atas sebelumnya, penulis menyimpulkan

bahwa kompetensi diperlukan dalam kinerja untuk melaksanakan tugasnya agar

dapat mewujudkan pekerjaan dengan baik, artinya mencapai sasaran atau

standar kerja yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian diatas peneliti

menuangkan paradigma pemikirannya dalam bentuk skema kerangka pemikiran

(27)

Gambar 2.1 Paradigma Pemikiran

Penelitian yang berkaitan dengan independensi, kompetensi dan kinerja pegawai

bukanlah yang pertama kali dilakukan.

2.3 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011:64) pengertian hipotesis adalah sebagai berikut :

Independensi Auditor (X1)

Kompetensi Auditor (X2)

Kinerja Auditor Mangkunegara (2001)

Mangkunegara(2005) Jurnal :Murtiadi Awaluddin

(vol 3 No 2 , 2013),

Buku : Mulyadi (2002: 26-27)

Jurnal : Nurmawati Oktaria

(Vol 6 No 1, 2012)

(28)

“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun

dalam bentuk kalimat pertanyaan”.

Hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat

sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul dan harus diuji secara empiris.Berdasarkan uraian di atas dapat

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

H1 : Independensi berpengaruh terhadap kinerja auditor.

(29)

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Husein Umar (2005:303) , menerangkan bahwa: “Objek

penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek

penelitian. Juga di mana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga

ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian

digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu.

Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah independensi

auditor , kompetensi auditor dan kinerja auditor.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya, Metode dalam penelitian ini menggunakan

metode deskriptif analisis dan verifikatif dengan pendekatan kualitatif, Dengan

menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara

variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas

gambaran mengenai objek yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2008:147) menyatakan bahwa:

(30)

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Menurut Sugiyono (2010:8) metode penelitian kuantitatif adalah sebagai

berikut :

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada sampel filsafat positivisme, digunakan untukmeneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunkan istrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa merupakan cara

pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan

cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan kesimpulan agar dapat

memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan. Metode

penelitian juga merupakan cara kerja untuk memahami dan mendalami objek

yang menjadi sasaran.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

analisis dengan pendekatan kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan

strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif

ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang

partisipan. Dengan demikian arti atau pengertian penelitian kualitatif tersebut

adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah

(31)

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan

dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan

baik dan sistematis.

Menurut Jonathan Sarwono (2006:79) menyatakan bahwa :

“Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang

menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara

benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan”.

Menurut Sugiyono (2010:30) terdapat enam aspek utama di dalam proses

penelitian, yaitu :

1. Rumusan Masalah 2. Landasan Teori; 3. Perumusan Hipotesis; 4. Pengumpulan Data a. Populasi dan Sampel b. Instrumen Penelitian; 5. Analisis Data;

6. Kesimpulan dan Saran.”

Dari uraian tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa desain penelitian

merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam

melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan

penelitian yang dilakukan dengan cara memilih, mengumpulkan dan menganalisis

data yang diteliti pada waktu tertentu.

Dalam penelitian ini menggunakan metode explanatory survey. Adapun

definisi explanatory survey menurut Suharsimi Arikunto (2006:8) adalah sebagai

(32)

menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel melalui pengujian

hipotesis”.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat digambarkan desain dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

T-1 : Untuk mengetahui pengaruh Independensi terhadap Kinerja Auditor pada Inspektorat Kota Cimahi.

T-2 : Untuk mengetahui pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Auditor pada Inspektorat Kota Cimahi.

3.3 Operasionalisasi Variabel.

Menurut Sugiyono (2009:38) mendefinisikan variabel penelitian sebagai

berikut:

“Variabel penelitian adalah segala suatu hal yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”.

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka variabel-variabel yang akan

diteliti adalah sebagai berikut:

(33)

berikut:

“Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent

(terikat)”.

Adapun variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini

adalah Independensi Auditor (variabel X1) dan Kompetensi Auditor

(variabel X2).

2. Variabel (Variabel Y)

Menurut Sugiyono (2009:4) variabel tidak bebas didefinisikan sebagai

berikut:

“Variabel terkait merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas”.

Adapun variabel tidak bebas (dependent variabel) dalam penelitian ini

adalah Kinerja Auditor (variabel Y).

Dengan variabel-variabel ini penulis dapat mengukur dan meneliti apakah

Independensi Auditor dapat berpengaruh terhadap Kinerja Auditor dan apakah

Kompetensi berpengaruh terhadap Kinerja Auditor.

Sesuai dengan judul penelitian mengenai pengaruh Independensi Auditor

dan Kompetensi Auditor terhadap Kinerja Auditor maka operasionalisasi variabel

(34)

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala No.

kepentingan (conflict of interest) dalam menjalankan

(independent in appearance) pada saat melaksanakan

“Kompetensi artinya auditor harus mempunyai

kemampuan, ahli dan berpengalaman dalam memahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan

“Kinerja pada dasarnya adalah kegiatan dan hasil yang dapat dicapai atau dilanjutkan seseorang atau sekelompok orang didalam pelaksanaan tugas, pekerjaan dengan baik, artinya mencapai sasaran atau standar kerja yang telah ditetapkan sebelum dan atau

(35)

perusahaan pada periode tertentu.”

Menurut Hasibuan (2009)

Dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal, menurut Nur Indriantoro

dan Bambang Supomo (2002:98) mendefinisikan skala ordinal sebagai berikut:

“Skala ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan

kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct diukur”.

Berdasarkan pengertian di atas, maka skala yang digunakan adalah skala

ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban.

Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrument pengukur dalam bentuk

kuesioner berskala ordinal yang memenuhi pernyataan-pernyataan skala likert.

Sugiyono (2009:93) menjelaskan Skala Likert sebagai berikut:

“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian”.

3.4 Sumber Data

Menurut Sugiyono (2009:137) sumber data dapat dibagi menjadi dua yaitu

sumber data primer dan sumber data sekunder. Sugiyono (2009:137) menjelaskan

sumber data primer dan sekunder sebagai berikut:

“Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

(36)

sebagai berikut:

1. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti

baikdari pribadi (responden) maupun dari suatu instansi yang mengolah

data untuk keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan

observasi,wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang

berhubungan denganpenelitian yang dilakukan, dan pemberian pertanyaan

berupa kuesioner.

2. Data Sekunder

Merupakan data yang sudah ada, data tersebut sudah dikumpulkan

sebelumnya untuk tujuan-tujuan yang tidak mendesak. Data sekunder

dapatdiperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami

melalui medialain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta

catatan-catatan kuliahyang menunjang penelitian ini.

Berdasarkan penjelasan di atas, sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data primer, karena peneliti mengumpulkan sendiri data-data

yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti.

Data primer dalam penelitian ini adalah variabel Independensi Auditor dan

(37)

3.5.1 Uji Validitas

Pengujian validitas digunakan untuk mengukur alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data.

Menurut Cooper (2006: 720) validitas dapat diartikan sebagai:

“Suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran

sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan

peneliti untuk diukur”.

Suatu alat ukur disebut valid bila dia melakukan apa yang seharusnya dilakukan

dan mengukur apa yang seharusnya diukur.

Tabel 3.3

Standar Penilaian Untuk Validitas Validity

Good 0,50

Acceptable 0,30

Marginal 0,20

(38)

suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Validitas dalam

penelitian ini dijelaskansebagai salah satu derajat ketepatan pengukuran

tentang isi dari persyaratan penelitian.Teknik uji yang digunakan adalah

teknik korelasi antara item dengan totalnya.Rumus koefesien korelasi yang

dapat dipakai adalah Dr. Sugiyono (2004:182) Rumus :

rxy =

xy

(

x2)(

y2)

Instrumen dikatakan valid, jika koefisien korelasi hasil perhitungan mempunyai nilai lebih

besar atau = 0,3 (angka kritis).

3.5.2. UjiReliabilitas

Yaitu adanya derajat ketepatan atau keakuratan yang di

tunjukkan oleh instrument penelitian. Teknik uji yang digunakan

teknik korelasi belah dua dari Untuk mengukur reliabilitas kuesioner

dalam penelitian ini digunakan metode Alpha Cronbach dengan rumus

sebagai berikut ini :

r =

k−1

(1−Σσi²)

σ²

Dimana :

r = Koefisien realibilitas yang dicari

(39)

σ

=

ΣXi−( ΣX i2

n )

n

Dimana :

σi² = Varians butir pertanyaan ke-n

��� = Jumlah skor jawaban subyek untuk butir pertanyaan ke-n

Suatu instrument variabel dikatkan reliabel jika nilai koefisie

reliabilitas bernilai positif. Makin besar nilai koefsien reliabilitas

menunjukkan makin handal instrument variable tersebut.

3.6 TeknikSampling

Teknik sampling yang dilakukan dalam penelitian ini dengan

menggunakan system sampling jenuh memperhatikan karakteristik populasi

adalah homogen, artinya responden yang dijadikan unit penelitian yang mana

semua anggota dari pihak populasi Inspektorat Kota Cimahi, Berkaitan dengan

itu pengambilan jumlah sampel dalam penelitian karena jumlah populasi yang

sangat terbatas dan berjumlah 30 responden, maka teknik sampling

yang digunakan adalah sampling jenuh atau sensus dimana setiap setiap

anggota populasi dijadikan sampel penelitian.

“Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan

sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi dari 30 orang, atau

penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil”.

(40)

penelitian. Menurut Harinaldi (2005 populasi adalah kumpulan dari keseluruhan

pengukuran, objek, atau individu yang sedang dikaji. Jadi pengertian populasi

dalam statistic tidak terbatas pada sekelompok/kumpulan orang – orang, namun

mengacu pada seluruh ukuran, hitungan, atau kualitas yang menjadi focus

perhatian suatu kajian. Suatu pengamatan/survey terhadap seluruh anggota

populasi disebut sensus.

Berkaitan dengan itu, Sugiyono (2002:72) mendefinisikan

populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulan". Dalam penelitian ini digunakan sebagai

populasi adalah pegawai Inspektorat Kota Cimahi yang berjumlah 30 orang.

3.6.2 Sampel

Dalam penelitian ini Seluruh pegawai Inspektorat Kota Cimahi menjadi

30 orang. Menurut Sugiyono (2008:116) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut". Sedangkan menurut Sugiyono

(2002:73), yang dimaksud dengan sampel adalah "bagian dari jumlah

(41)

dan mengumpulkan data adalah menggunakan metode survei. Menurut Sugiyono

(2009:6), metode survei adalah sebagai berikut:

“Metode survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara”.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dilakukan dengan metode

survei menggunakan kuesioner. Menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:40)

mendefinisikan kuesioner sebagai berikut:

“Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik. Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditunjukkan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini”.

Adapun bobot nilai yang diberikan pada kuesioner dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Bobot Nilai Kuesioner

Bobot Nilai Kuesioner Pernyataan Kuesioner

5 Sangat Setuju

4 Setuju

3 Ragu - Ragu

2 Tidak Setuju

1 Sangat Tidak Setuju

Sebelum kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya,

terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yang memiliki karakteristik

yang sama dengan karakteristik populasi penelitian. Menurut Umi Narimawati,

(42)

pengumpulan data penelitian”.

3.8 Metode Pengujian Data

3.8.1 Metode Analisis

Setelah data terkumpul penulis melakukan analisis terhadap data yang

telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif (kualitatif) dan verifikatif

(kuantitatif).

a. Analisis Deskriptif (Kualitatif)

Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan independensi dan

kompetensi mempengaruhi kinerja auditor. Langkah-langkah yang dilakukan

menurut Umi Narimawati, dkk. (2010:41) adalah sebagai berikut:

1. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan dalam lima alternatif jawaban yang menggunakan peringkat jawaban.

2. Dihitung total skor setiap variabel/subvariabel = jumlah skor dari seluruh indikator variabel untuk semua responden.

3. Dihitung total skor setiap variabel/subvariabel = rata-rata dari total skor. 4. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakan statistik

deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel ataupun grafik.

5. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini, digunakan rentang kriteria penelitian sebagai berikut:

Sumber: Umi Narimawati, dkk. (2010:45)

Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah

diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden

diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi. Penjelasan bobot nilai skor

aktual dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini: � = �

(43)

No % Jumlah Skor Kriteria 1 20.00% - 36.00% Tidak Baik 2 36.01% - 52.00% Kurang Baik 3 52.01% - 68.00% Cukup 4 68.01% - 84.00% Baik 5 84.01% - 100% Sangat Baik

Sumber: Umi Narimawati (2007:85)

b. Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Menurut Sugiyono (2010:8) analisis kuantitatif adalah sebagai berikut :

“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populase atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Dimana variabel �1 (Independensi) dan �2 (kompetensi) dipasangkan dengan data variabel Y (kinerja auditor) yang dikumpulkan melalui kuesioner masih memiliki skala ordinal, maka sebelum diolah data ordinal terlebih dahulu dikonversi menjadi data interval menggunakan Methode Succesive Internal (MSI). Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval yaitu :

a. Memperhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan. b. Pada setiap butir yang ditentukan dihitung masing-masing frekuensi jawaban

responden.

c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi. d. Menetukan proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara

berurutan perkolom skor.

e. Menggunakan Tabel Distribusi Normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.

(44)

(�� � �� � �� �� � ) – (�� � �� � � �� � )

NS =

( �� � �� � �� � ) – ( �� � �� � �� � )

Keterangan :

Density at Lower Limit = kepadatan batas bawah Density at Upper Limit = kepadatan batas atas Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas atas Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas bawah

h. Sesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu Skala Value (SV) yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan jawaban responden yang terkecil melalui transformasi berikut ini:

[Nilai Skala + | Nilai Skala min | +1 ] = Y

3.8.2 Pengujian Hipotesis

Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan penelitian, perumusan hipotesis

dan jumlah data yang dikumpulkan maka metode analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah menggunakan partial least square (PLS). Partial least

squares (PLS) dikembangkan sebagai alternatif pemodelan dengan persamaan

struktural yang dasar teorinya lemah. Berbeda halnya dengan structural equation

modeling (SEM), penggunaan PLS tidak dipengruhi oleh asumsi parametrik

seperti normalitas multivariate dan jumlah sampel besar.

Dari segi model pengukuran juga terdapat perbedaan antara PLS dan SEM,

pada SEM variabel laten dibentuk dari indikator-indikator yang bersifat reflektif,

sedangkan pada PLS variabel laten dibentuk indikator-indikatornya bisa bersifat

formatif dan reflektif. Dalam model refleksif indikator atau manifest dipandang

(45)

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok:

1. Weight estimate, yaitu bobot yang digunakan untuk menciptakan skor

variabel laten.

2. Path estimate yang menghubungkan variabel laten dengan variabel laten

lainnya.

3. Means and location parameter merupakan koefisien regressi yang

menghubungkan indikator dengan variabel laten.

Model analisis semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga bentuk

hubungan: (1) inner model yaitu model yang menspesifikasi hubungan

antarvariabel laten, atau dalam SEM disebut struktural model. (2) outer model

yaitumodel yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan

indikatornya, atau dalam SEM disebut model pengukuran. (3) wight relation yang

digunakan untuk mengestimasi variabel laten.

Pada penelitian ini partial least square digunakan untuk menguji pengaruh

secara parsial maupun simultan dari: kreativitas dan inovasi terhadap kinerja

usaha. Berdasarkan paradigma dan hipotesis penelitian yang telah diajukan

sebelumnya, dalam penelitian ini terdapat dua variabel eksogen dan satu variabel

endogen. Variabel eksogen yaitu: kreativitas dan inovasi. Sementara variabel

endogen adalah kinerja usaha. Selanjutnya terhadap hubungan antar variabel

tersebut akan dilakukan pengujian secara empiris menggunakan alat bantu partial

least square dan komputasi menggunakan software SmartPLS.

Secara lengkap hubungan antar variabel pada penelitian ini dapat lihat pada

(46)

Gambar 3.1

Diagram Jalur Hubungan Antar Variabel Penelitian

Independnsi

Kinerja Auditor

Kompetensi �1

�2

�3

�4

�5

�6

�7

�8

�9

�10

�1

�2

�3

�4

�5

�6

(47)

 = Lamda, loading faktor variabel latent 

 = Gamma, koefisien pngruh var. eksogen terhadap endogen 

 = Zeta, galat model 

Selanjutnya diagram jalur pada gambar 3.1 akan dikonversi kedalam

bentuk persamaan pengukuran dan persamaan struktural sebagai berikut.

Persamaan pengukuran (outer model) sering juga disebut model

pengukuran yang mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan

dengan variabel latennya. Model pengukuran masing-masing variabel laten pada

penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :

 Model pengukuran untuk variabel latent independensi (reflektif) P1 = λ1 Independensi

P1= λ1 Independensi

P2 = λ2 Independensi

P3= λ3 Independensi

 Model pengukuran untuk variabel latent kompetensi (reflektif) P4= λ4 kompetensi 

P5= λ5 Kompetensi

P6= λ6 Kompetensi

P7= λ7 Kompetensi

P8 = λ8 Kompetensi

 Model pengukuran untuk variabel latent kinerja auditor (reflektif) P9= λ9 Kinerja

P10 = λ10 Kinerja

(48)

simultan terhadap variabel terikat.

a. Rumus uji F yang digunakan adalah :

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas

secara bersama – sama dapat berperan atas variabel terikat. Pengujian ini

dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan antara nilai Fkritis

dengan nilai Ftest yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari

hasil perhitungan dengan microsoft. Jika nilai Fhitung> Fkritis, maka H0 yang

menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas tidak dapat menjelaskan

perubahan nilai variabel terikat ditolak dan sebaliknya.

Menurut Sujana (2001:369) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini

dan Linna Ismawati (2010:51) menyatakan bahwa perhitungan terhadap titik

keeratan dan arah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah

menggunakan uji korelasi. Kemudian dilakukan perhitungan terhadap koefisien

korelasi produk moment (Pearson).

b. Hipotesis

H0 ; ρ = 0, Secara simultan independensi dan kompetensi berpengaruh terhadap

kinerja auditor Inspektorat Kota Cimahi

H1 ; ρ ≠ 0, Secara simultan independensi dan kompetensi berpengaruh terhadap

(49)

H0 ditolak apabila Fhitung> dari Ftabel(α = 0,05)

Menurut Guilford (1956:480) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini

dan Linna Ismawati (2010:52) menyatakan bahwa tafsiran koefisien korelasi

variabel dalam penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut :

Besarnya Pengaruh Bentuk Hubungan

0,00 – 0,20 Sangat longgar, dapat diabaikan

0,21 – 0,40 Rendah

0,41 – 0,60 Moderat/Cukup

0,61 – 0,80 Erat

0,81 – 1,00 Sangat erat

Tabel 3.6

Kategori Korelasi Metode Guilford

Apabila pada pengujian secara simultan H0 ditolak, artinya sekurang –

kurangnya ada sebuah ρyxi ≠ 0. Untuk mengetahui ρyxi yang tidak sama dengan

nol, maka dilakukan pengujian secara parsial.

2. Pengujian secara parsial

Melakukan uji – t, untuk menguji pengaruh masing – masing variabel bebas

terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut :

a. Rumus Uji t yang digunakan adalah :

Hasilnya dibandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan taraf

signifikan 5%.

(50)

H11 ; ρ ≠ 0, independensi tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor pada

Inspektorat Kota Cimahi

H02 ; ρ = 0, kompetensi berpengaruh terhadap kinerja auditor pada

Inspektorat Kota Cimahi

H12 ; ρ ≠ 0, kompetensi tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor pada

Inspektorat Kota Cimahi

c. Kriteria Pengujian

H0 ditolak apabila thitung< dari ttabel (α = 0,05)

Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak, maka

kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut :

a. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha diterima

artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.

b. Jika Thitung ≤ t tabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak

(51)
(52)
(53)
(54)

1 performance of auditors in the city inspectorate cimahi. with high performance which are owned by the auditor, expected organizational goals can be achieved, otherwise difficult or even organizational goals can not be achieved if the auditor does not have to work so that good performance can not produce good work anyway.

In this study were taken by using descriptive methods of analysis and verification with a qualitative approach, the research method will be found a significant relationship between the variables studied to produce conclusions that will clarify the description of the object under study. Data were analyzed using analysis techniques PLS (Partial Least Square) through software SmartPLS.

The results of this study, namely Independence and Competence and significant effect on the Performance Auditor with the results of hypothesis testing can be seen that the independence of 62% and 59.2% of Competence.

Keywords: Independence, Competence, Performance Auditor

I. Pendahuluan

Audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan objektif yang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi penambahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan (Sawyer 2009 : 8). Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuan dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevakuasi kontrol dan pengelolaan organisasi (Sawyer 2009 : 8). Bersikap obyektif merupakan cara berpikir yang tidak memihak, jujur secara intelektual, dan bebas dari benturan kepentingan (SPKN 2007 : 17).

Bersikap independen berarti menghindarkan hubungan yang dapat mengganggu sikap mental dan penampilan obyektif pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan. Untuk mempertahankan obyektivitas dan independensi maka diperlukan penilaian secara terus-menerus terhadap hubungan pemeriksa dengan entitas yang diperiksa (SPKN 2007 : 17). Dengan adanya kinerja yang tinggi yang dimiliki oleh auditor, diharapkan tujuan organisasi dapat tercapai, sebaliknya tujuan organisasi susah atau bahkan tidak dapat tercapai bila auditornya bekerja tidak memiliki kinerja yang baik sehingga tidak dapat menghasilkan kerja yang baik pula.

Berdasarkan latar belakang dan judul penelitian, maka yang menjadi pokok permasalahan adalah:

1. Seberapa besar pengaruh independensi terhadap kinerja auditor. 2. Seberapa besar pengaruh kompetensi terhadap kinerja auditor.

(55)

2

Adapun kegunaan penelitian yaitu Setiap penelitian yang dilakukan pasti memiliki kegunaan bagi pihak-pihak yang erat hubungannya dengan penelitian yang dilakukan maupun objek dari penelitian tersebut.

II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Independensi

“Independensi seorang auditor memiliki tiga aspek, Pemeriksa harus obyektif dan bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Pemeriksa juga bertanggung jawab untuk mempertahankan independensi dalam sikap mental (independent in fact) dan independensi dalam penampilan perilaku

(independent in appearance) pada saat melaksanakan pemeriksaan”. Standar Pemeriksaan

Keuangan Negara (2007)

”Independensi adalah sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya”. (Mulyadi 2002:87)

Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa auditor yang menegakan independensinya, tidak akan terpengaruh dan tidak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan yang berasal dari luar diri auditor dalam mempertimbangkan fakta yang dijumpainya dalam pemeriksaan.

2.1.2 Kompetensi

“Kompetensi artinya auditor harus mempunyai kemampuan, ahli dan berpengalaman dalam memahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kesimpulan yang akan diambil”. Siti Kurnia Rahayu dan Ely suhayati (2009;2)

“Kompetensi diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu

pekerjaan atau tugas yang dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.Dengan demikian kompetensi menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai suatu yang terpenting.Kompetensi sebagai karakteristik seseorang berhubungan” Wibowo (2007 : 86).

Berdasarkan definisi –definisi di atas, kompetensi adalah kemampuan atau pengalaman yang dimiliki oleh auditor yang memiliki sikap mental yang independen untuk mengetahui baik buruknya kinerja auditor pada perusahan/instansi.

2.1.2.1 Karakterisrik Kompetensi

Adapun beberapa karakteristik kompetensi Menurut Lyle dan Spencer yang dikutip Syaiful F Pribadi (2004:92) terdapat lima karakteristik dari kompetensi adalah sebagai berikut:

1. Motif (Motives)

2. Karakterstik (Trains) 3. Pengetahuan (Knowladge)

(56)

3

Karakteristik adalah adalah karakteristik fisik -fisik dan respons- respons yang konsisten terhadap situasi atau informasi.

3. Pengetahuan (Knowladge)

Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang -bidang content tertentu.

4. Keterampilan (Skill)

Keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan tugas fisik/ mental.

Dari keempat karakteristik diatas, penulis dapat mengungkapkan pendapattentang pandangan mengenai kompetensi auditor berkenaan dengan masalahkemampuan atau keahlian yang dimiliki auditor didukung dengan pengetahuan yangbersumber dari pendidikan formal dan disiplin ilmu yang relavan dan pengalamanyang sesuai dengan bidang pekerjaan.

2.1.3 Pengertian Kinerja

“Kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik

dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan

kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu dengan kinerja kelompok”.

Mangkunegara (2005:15)

“Kinerja adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seseorang, unit atau

divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan

untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan”. Samsudin (2005:159)

Berdasarkan diatas kinerja dapat didefinisikan kinerja adalah penampilan yang melakukan, menggambarkan dan menghasilkan sesuatu hal, baik yang bersifat fisik dan non fisik yang sesuai dengan petunjuk, fungsi dan tugasnya yang didasari oleh pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi.

2.1.4 Pengertian Kinerja Auditor

“Suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta

waktu”. Hasibuan (2009)

“Kinerja auditor dapat didefinisikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Mangkunegara (2001)

Gambar

Gambar 2.1 Paradigma Pemikiran
Tabel 3.5
Gambar 3.1
Tabel 3.6
+4

Referensi

Dokumen terkait

diukur berdasarkan usia, pengalaman, dan tingkat pen- didikan CEO mengacu pada capability factor yang dise- butkan oleh ACFE (2016) serta pergantian direksi serta

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang terdaftar di RSUD Tjitrowardoyo Purworejo yang berjumlah 1.862 ibu nifas pada bulan Januari sampai

Akibat hukum ini telah ada sejak perkawinan terjadi, yaitu misalnya dengan adanya hubungan pelamaran yang PHUXSDNDQ ³UDVDK VDQDN´ (hubungan anak-DQDN EXMDQJ JDGLV

Berdasarkan prinsip Photoplethysmography (PPG) yakni perubahan volume dan penyerapan cahaya pada proses pelepasan dan penyerapan oksigen dalam pembuluh darah, maka

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kepemimpinan transformasional, disiplin kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT Nasmoco

Pada tanaman sawi perlakuan C (tailing plus kotoran ayam) dan F (non tailing) hanya berbeda nyata dengan perlakuan tanah tailing yang ditambahkan bahan organik berasal dari

Berdasarkan uraian di atas maka untuk lebih mengarahkan pembahasan dalam skripsi ini dapat di rumuskan permasalahan yang akan di hadapi oleh PT.Bunga Mas Kikim Palembang

Peristiwa kematian dan kehidupan, oleh al-Qur’an dinilai sebagai bentuk penciptaan yang patut diperhatikan secara seksama; dan bahkan perhatian kepada kedua kata ini (mati