i
TUGAS AKHIR
DASAR-DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
ARSITEKTUR (DP3A)
REDESAIN GEDUNG JUANG 45 TAMBUN
SEBAGAI OBYEK PARIWISATA KESEJARAHAN DI BEKASI
(BERBASIS UMMATAN WASATHAN WA KHAIRU UMMATIN)
Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Universitas Muhammadiyah Surakarta
oleh :
YAHYA WIDO ADITAMA D300120022
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb
Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, dan tak lupa kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW yang telah memberi teladan bagi kita semua hingga kita masih
setia berada di jalan-Nya. Karena itu lah penulis mampu menyelesaikan dan
menyusun laporan DP3A yang berjudul Redesain Gedung Juang 45 Tambun
Sebagai Objek Pariwisata Kesejarahan di Bekasi (Berbasis Ummatan Wasathan
Wa Kahiru Ummatin)
Laporan ini disususun guna melengkapi tugas mata kuliah Studio Konsep
Perancangan Arsitektur (SKPA) sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai
gelar Sarjana S-1 pada Fakultas Teknik, Program Studi Arsitektur, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan tulisan ini adalah
berkat beberapa bantuan, bimbingan dan juga pengarahan dari berbagai pihak.
Dengan demikian pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada yang terhormat :
1. Bapak Yasin Widodo, Ibu Titik Nurani, Chintya Widi Tamara, Ghina
Fitriya Rahma, dan Hilfi Azkiyah Nurfajri selaku orang tua, kakak dan adik
saya yang telah memberi restu dan semangat sepenuhnya kepada saya.
2. Bapak Ir. Sri Sunarjono, MT, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
3. Ibu Suryaning Setyowati, ST, MT, selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
4. Ibu Ir. Indrawarti , selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Bapak Ir. Nurhasan, MT selaku Dosen Pembimbing Studio Konsep
Perancangan Arsitektur yang telah memberikan banyak masukkan, saran,
kritik dan semangat yang sangat dibutuhkan dalam penyelesaian laporan ini.
6. Ibu Nur Rahmawati, ST, MT, selaku penguji dalam ujian SKPA
vi
8. Pengelola Musium Kesejarahan Jakarta, yang telah memberikan informasi
serta data untuk kepentingan penelitian ini
9. Pengelola Gedung Juang 45 Tambun Bekasi, yang telah memberikan
informasi dan juga data yang sangat saya perlukan untuk penelitian ini
10. Perpustakaan Daerah Kabupaten Bekasi, yang telah menyuguhkan
literature-literatur untuk kepentingan penelitian ini
11. Mas Andika Saputra yang telah memberikan arahan.
12. Teman-teman seperjuangan, Mahasiswa Arsitektur UMS 2012
13. Dan seluruh Kawan, Sahabat, Teman yang jika dipanggil satu-persatu pasti
menyahut.
Penulis sangat menyadari keterbatasan serta kekurangan pada pembuatan dan
penyusunan laporan hasil seminar penelitian ini, sehingga jauh dari sebuah
kesempurnaan. Penulis mengharapkan dan menerima sekali adanya kritik dan
saran yang bersifat membangun.
Akhir kata, semoga laporan hasil semianar penelitian ini dapat bermanfaat dan
menambah serta memperluas ilmu pengetahuan bagi penulis sendiri khususnya
dan kepada para pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, 29 Oktober 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENILAIAN .,... iii
PERNYATAAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
ABSTRAK ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Pengertian Judul ... 1
1.2.Latar Belakang….... 2
1.3.Rumusan Permasalahan ... 4
1.4.Tujuan dan Sasaran ... 5
1.5.Lingkup Pembahasan ... 5
1.6.Keluaran ... 6
1.7.Metode Pembahasan ... 6
1.8.Sistematika Penulisan ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kajian Objek…... 8
2.1.1. Sejarah Singkat Bekasi ... 8
2.1.2. Kiai Haji Noer Alie ... 17
2.1.3. Gedung Juang 45 Tambun ... 20
2.1.4. Arsitektur Islam ... 31
2.1.5. Paradigma Al-Quran ... 34
2.2.Studi Kasus…... 48
2.2.1. Museum Fatahillah Jakarta ... 48
viii
2.3.1. Metode Aksi Partisipatoris ... 55
2.3.2. Konservasi Arsitektur ... 56
2.3.3. Arsitektur Berkelanjutan ... 58
2.4.Gambaran Kesimpulan ... 61
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAAN 3.1.Data Fisik Lokasi ... 64
3.1.1. Keadaan Geografi dan Topografi ... 64
3.1.2. Iklim ... 66
3.1.3. RTRW ... 66
3.2.Data Non-Fisik ... 67
3.2.1. Kependudukan ... 67
3.2.2. Ketenagakerjaan ... 68
3.2.3. Pendidikan ... 68
3.2.4. Agama ... 68
3.2.5. Peraturan Bangunan ... 69
BAB IV ANALISA PENDEKATAN DAN KONSEP 4.1.Gagasan Perancangan ... 70
4.1.1. Arah Perancangan Secara Fisik ... 70
4.1.2. Fungsi Tujuan dan Saran ... 70
4.1.3. Kegiatan yang Diwadahi ... 71
4.2.Analisa dan Konsep Makro ... 72
4.2.1. Pendekatan Penetapan Lokasi dan Site ... 72
4.2.2. Site Eksisting ... 73
4.3.Analisa dan Konsep Mikro ... 75
4.3.1. Analisa dan Konsep Ruang ... 75
4.3.2. Analisa dan Konsep Site ... 79
4.3.3. Analisa dan Konsep Massa ... 88
4.3.4. Analisa dan Konsep Tampilan Ars ... 90
ix 4.3.6. Desain Non-Fisik ... 97
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
Masyarakat Bekasi yang telah menjadi masyarakat industrialis tentunya membawa perubahan terhadap perilaku masyarakatnya. Selain perubahan-perubahan positif, terdapat juga perubahan perilaku negatif seperti sikap individualistis, apatis, hingga lost of adab. Pun kondisi Gedung Juang 45 Tambun sebagai cagar budaya yang kurang terawat juga menjadi latar belakang perancangan ulang. Perencanaan dan perancangan ulang ini menggunakan pendekatan Arsitektur Islam melalui Paradigma Al-Quran sebagaimana digagas oleh Kuntowijoyo. Digunakan juga metode aksi partisipatoris untuk mendapatkan kesepakatan diantara tiga unsur pengguna. Pada usaha konservasinya menggunakan metode preservasi dan revitalisasi. Preservasi ialah kegiatan perawatan dan pemeliharaan bentuk fisik suatu tempat yang intinya adalah mempertahankan keadaan sekarang dari bangunan dan lingkungan cagar budaya agar keandalan kelaikan fungsinya terjaga baik. Sedangkan revitalisasi ialah kegiatan pemugaran yang bersasaran untuk mendapatkan nilai tambah yang optimal secara ekonomi, sosial, dan budaya dalam pemanfaatan bangunan dan lingkungan cagar budaya. Melalui paradigma Al-Quran, didapatkan konsep ummatan wasathan dan khairu ummah sebagai konsep masyarakat ideal untuk menjawab permasalahan masyaraka t industrialis Bekasi. Usaha penderivasian dilakukan terhadap nilai-nilai abstrak yang terdapat pada konsep di atas kepada strategi arsitektural, kemudian dikonversi ke dalam bentuk keruangan yang konkret. Didapati hasil berupa ruang-ruang museum, ruang pertunjukkan budaya atau amphiteather, taman dan ruang kumpul bersama, kantor pengelola, dan lain sebagainya. Selain bentuk keruangan yang termasuk dalam kategori desain fisik, didapat pula desain non-fisik berupa regulasi-regulasi hasil dialog partisipatif.
Kata kunci : Gedung Juang 45, Arsitektur Islam, Paradigma Quran, Konservasi, Aksi
Partisipatoris.
Abstract
Bekasi community who had become industrialized societies certainly brought changes to the behavior of society. Besides the positive changes, There are also changes in negative behavior such as individualistic attitude, apathy, until the lost of adab. Gedung Juang 45 Tambun condition as a cultural heritage that is poorly maintained also into the background of redesign. This redesign using the approach of Islamic Architecture through paradigm of the Quran, as initiated by Kuntowijoyo. also using the method participatory action to obtain agreement among the three elements of the user. conservation measures using the method of preservation and revitalization. heritage preservation is an endeavour that seeks to preserve, conserve and protect buildings, objects, landscapes or other artifacts of historical significance. Revitalization is the activity of the restoration that specifically targeted to obtain optimum added value in economic, social and cultural in the use of buildings and environmental heritage. Through the paradigm of of the Quran, found the concept of Ummatan Wasathan and Khoiru Ummah as a concept of an ideal society to answer the problem of the industrialized societies in Bekasi. The derivation effort conducted of the abstract values which contained in the concept of an ideal society toward architectural strategy, then converted into a real spatial form. The results obtained in the form of spaces of museums, cultural performances or amphitheaters room, gathering room, an office manager, etc. Beside spatial forms are included in the category of physical design, the design also obtained non-physical such as regulations, the results of participatory dialogue.
Keyword: Gedung Juang 45, Islamic Arhitecture, Paradigm of the Quran, Conservation,