• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA SMP SWASTA TRISAKTI 2 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA SMP SWASTA TRISAKTI 2 MEDAN."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa dianugrahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik sesuai waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa SMP Swasta Trisakti 2” ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga M,Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran - saran kepada penulis sejak awal penyusunan proposal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Dr.Syafari, M.Pd, Ibu Dra. Ida Karnasih, M.Sc, Ph.D dan Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd, yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak. Dr. M Manullang, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik, kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan FMIPA UNIMED, dan Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

(3)

v

Bethesda Butar-butar, Efra Sinaga, Elisabeth Gultom, Ernika Samosir, Novi Simbolon, Septa A.P. Hutauruk dan semua rekan seperjuangan di Kelas Matematika Reguler A 2010 serta Cindy Marceline, Winda Veronica, Calvin Chen dan Andika Purnama yang telah memberikan semangat dan motivasi selama kuliah hingga penyelesaian skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari banyak kelemahan, baik isi maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat ilmu pendidikan.

Medan, 2015

Penulis,

(4)

ii

SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA

SMP SWASTA TRISAKTI 2 MEDAN

Anita (4103111007) ABSTRAK

Penelitian ini didasari rendahnya kemampuan siswa memahami konsep dengan tujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi fungsi di kelas VIII SMP Swasta Katolik Trisakti 2 Medan T. A. 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah 35 siswa kelas VIII-A SMP Katolik Trisakti 2 Medan dan objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Divisios. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan observasi. Pada siklus I tes pemahaman konsep yang diberikan berbentuk uraian yang dinyatakan valid dengan rhitung = . Dan pada siklus II tes pemahaman konsep dinyatakan valid dengan rhitung =

0 .

Untuk mengetahui kemampuan memahami konsep siswa maka diberikan tes awal dan diperoleh skor rata-rata siswa 1.96 atau dalam kategori sangat rendah dan hanya 21.85% yang mencapai pemahaman konsep kategori sedang. Setelah diberikan tindakan pada siklus I, maka diberikan Tes Pemahaman Konsep I. Dari hasil tes diperoleh skor rata-rata siswa 2,45 atau dalam kategori rendah serta siswa yang telah memahami konsep ada 19 siswa (54,28%). Karena persentase pencapaian Pemahaman Konsep belum tercapai maka pemberian tindakan dilanjutkan pada siklus II. Setelah diberikan tindakan pada siklus II, maka diperoleh hasil tes dengan skor rata-rata siswa 2,95 atau dalam kategori sedang serta siswa yang telah memahami konsep ada 29 siswa (82,85%). Dari siklus I ke siklus II diperoleh peningkatan sebanyak 10 siswa (28,57%) dan skor rata-rata meningkat sebesar 0,5.

(5)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Fase – fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 20 Tabel 3.1 Rentang Nilai Kompetensi Pengetahuan dan Keterampilan 38 Tabel 4.1 Tingkat Kemampuan Menyatakan Ulang Konsep pada Tes

Pemahaman Konsep I (TPK I) 43

Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa Memberikan Contoh dan Bukan

Contoh Pada Tes Pemahaman Konsep I (TPK I) 43 Tabel 4.3 Tingkat Kemampuan Siswa Menyajikan Konsep Dalam

Refresentasi Matematika Pada Tes Pemahman Konsep I 44 Tabel 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa Menggunakan Konsep

Dalam rpenyelesaian masalah Pada Tes Pemahman Konsep I 45 Tabel 4.5 Deskripsi Analisis Data Tes Pemahaman Konsep Siklus I 46 Tabel 4.6 Deskripsi Hasil Observasi Guru Melaksanakan Pembelajaran

Pada Siklus I 47

Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Observasi Siswa Melaksanakan Pembelajaran

pada Siklus II 48

Tabel 4.8 Deskripsi Hasil Perbandingan Hasil Tes Awal dan Hasil

Pemahaman Konsep Siswa Siklus I 49

Tabel 4.9 Deskripsi Perbandingan Tindakan pada Siklus I dan Siklus II 50 Tabel 4.10 Deskripsi Nilai Tes Awal, TPK I, Observasi Guru dan Siswa 51 Tabel 4.11 Tingkat Kemampuan Menyatakan Ulang Konsep pada Tes

Pemahaman Konsep II (TPK II) 53

Tabel 4.12 Tingkat Kemampuan Siswa Memberikan Contoh dan Bukan

Contoh Pada Tes Pemahaman Konsep II (TPK I) 53 Tabel 4.13 Tingkat Kemampuan Siswa Menyajikan Konsep Dalam

Refresentasi Matematika Pada Tes Pemahman Konsep II 54 Tabel4.14Tingkat Kemampuan Siswa Menggunakan Konsep

(6)

Tabel 4.16 Deskripsi Hasil Observasi Guru Melaksanakan Pembelajaran

Pada Siklus II 58

Tabel 4.17 Deskripsi Hasil Observasi Siswa Melaksanakan Pembelajaran

Pada Siklus II 59

Tabel 4.18 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Awal, TPK I

dan TPK II 61

Tabel 4.19 Deskripsi Peningkatan Pemahaman Konsep Siklus I dan Pemahaman

(7)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Hasil Tes Awal 3

Gambar 3.1 Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas 33 Gambar 4.1 Deskripsi Tingkat Pemahaman Konsep Siswa pada TPK I 45 Gambar 4.2 Deskripsi Tingkat Pemahaman Konsep Siklus II 47 Gambar 4.3 Deskripsi tingkat pemahaman konsep siswa pada TPK II 55 Gambar 4.4 Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus kelas VIII 71

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 73 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 81 Lampiran 4. Lembar Validasi Tes Pemahaman Konsep I 90 Lampiran 5. Lembar Validasi Tes Pemahaman Konsep II 91 Lampiran 6. Kisi – Kisi Soal Tes Pemahaman konsep I 92 Lampiran 7. Kisi – Kisi Soal Tes pemahaman Konsep II 93

Lampiran 8. Tes Awal 94

Lampiran 9. Alternatif Penyelesaian Tes Awal 95

Lampiran 10. Test Pemahaman Konsep I 97

Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Test pemahaman Konsep I 98

Lampiran 12. Test Pemahaman Konsep II 100

Lampiran 13. Alternatif Penyelesaian Tes pemahaman Konsep II 101

Lampiran 14. Lembar Kerja Siswa 1.1 105

Lampiran 15. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa 1.1 108

Lampiran 16. Lembar kerja Siswa 1.2 110

Lampiran 17. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa 1.2 114

Lampiran 18. Lembar Kerja Siswa 2.1 116

Lampiran 19. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa 2.1 120

Lampiran 20. Lembar Kerja Siswa 2.2 123

Lampiran 21. Alternatif Penyelesaian Lembar Kerja Siswa 2.2 127 Lampiran 22. Lembar Observasi Kegiatan Guru I 130 Lampiran 23. Lembar Observasi Kegiatan Guru II 134

Lampiran 24 Tabulasi Nilai tes Awal 138

Lampiran 25 Perhitungan Validitas 139

Lampiran 26 Perhitungan Reabilitas 143

Lampiran 27. Tabulasi Nilai TPKM I 147

(9)

xiii

Lampiran 29. Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep 153

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu hal yang paling penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa. Sejalan dengan itu, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menutut manusia untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berarti diperlukan peningkatan mutu pendidikan. John Dewey (Sagala, 2009 : 3) menyatakan bahwa: “Pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual, maupun daya emosional atau perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya”.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran sekolah lebih banyak dibandingkan pelajaran lain. Matematika adalah segala sumber dari ilmu yang lain. Dengan kata lain, banyak ilmu-ilmu lain yang penemuan dan perkembangannya bergantung dari matematika. Matematika adalah ilmu dasar yang berkembang pesat baik materi maupun kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan kemampuan berpikir, karena itu matematika sangat diperlukan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sehingga matematika perlu diberikan pada setiap jenjang pendidikan mulai dari SD hingga perguruan tinggi, bahkan TK.

(11)

2

mencari hubungan-hubungan antar konsep-konsep dan struktur-struktur tersebut (Hudojo, 2005 : 107).

Hudojo (2005:3) mengemukakan bahwa, “konsep – konsep matematika harus di pahami lebih dulu sebelum memanipulasi simbol – simbol sebagaimana matematika merupakan ide – ide abstrak yang diberi simbol – simbol.” Oleh karena itu, pemahaman konsep matematika itu perlu ditanamkan kepada peserta didik sejak dini yaitu sejak anak tersebut masih duduk dibangku sekolah dasar maupun bagi siswa sekolah menengah pertama. Mereka dituntut mengerti tentang definisi, pengertian, cara pemecahan masalah maupun pengeoperasian matematika secara benar.

Berdasarkan hasil wawancara dan obeservasi di mana peneliti telah melakukan observasi di SMP Trisakti 2 Medan. Dalam observasi, peneliti mewawancarai guru bidang studi Matematika (D Simanjora, 26 April 2014 ) yang mengatakan bahwa:

Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk mengerjakan soal – soal yang diberikan dan kurang mengusai berbagai konsep dan prinsip matematika khususnya pada subpokok bahasan Fungsi yang mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.

(12)

Terlihat dari soal no 1 yang dikerjakan oleh siswa, terlihat bahwa siswa belum memahami konsep, sehingga tidak mampu mengerti dengan baik konsep yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut.

Sedangkan pada soal no 2 siswa hanya dapat mengerti 2 dari 3 pertanyaan yang diajukkan dan cara menyatakan ulang konsepnya masih kurang tepat.

(13)

4

Untuk mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran matematika di dalam sekolah maka para guru memerlukan terobosan baru dalam memperbaiki kemampuan pemahaman konsep matematika para siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang baru, dimana dalam terobosan baru ini materi perlu dikemas dengan baik dan lebih menarik sehingga para siswa lebih gampang mengerti pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Relasi dan Fungsi merupakan materi pelajaran di kelas VIII SMP/Mts. Materi ini merupakan materi yang erat kaitannya dalam kehidupan sehari – hari. Misalnya relasi antara penjual dan pembeli, relasi antara pemerintah dan masyarakat, relasi antara siswa dan guru, dan lain sebagainya. Akan tetapi masih banyak siswa yang kurang memahami konsep relasi dan fungsi. Pada umumnya metode yang digunakan untuk mengajarkan relasi dan fungsi adalah ceramah sehinggan mengakibatkan pemahaman siswa mengenai relasi dan fungsi sangat minim.

(14)

(Trianto, 2011: 56), “Belajar kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana peserta didik belajar dan bekerjasama dalam kelompok kecil saling membantu untuk menyelesaikan tugas – tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama.”

STAD (Student Teams Achievment Division) adalah model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Pembelajaran kooperatif tipe STAD ini terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, pembentukkan kelompok, pemberian kuis, pencatatan skor kemajuan individual dan rekognisi tim atau penghargaan kelompok.

Oleh karena itu diharapkan bahwa model pembelajaran ini akan mampu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika terutama untuk konsep-konsep yang sulit bersama dengan teman sebaya mereka oleh para siswa. Berkaitan dengan hal itu makapeneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Kelas VIII SMP Swasta Trisakti 2 Medan Tahun Ajaran 2014 / 2015.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya minat siswa dalam mempelajari matematika.

2. Kecenderungan siswa menghapal konsep – konsep matematika.

3. Kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep – konsep matematika dalam penelitian ini pada materi relasi dan fungsi.

4. Masih kurangnya inovasi guru dalam proses belajar mengajar. 1.3Batasan Masalah

(15)

6

relasi dan fungsi. Dan strategi yang diterapkan dibatasi pada pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD).

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD) dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII-A SMP TRISAKTI 2 Medan Tahun Ajaran 2014/2015?

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII-A SMP TRISAKTI 2 Medan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievment Division (STAD).

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa

Sebagai bahan informasi bagi siswa untuk menentukan cara belajar yang sesuai dalam memahami berbagai konsep matematika yang dipelajari. 2. Bagi guru

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru matematika untuk memilih model pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa

3. Bagi sekolah

Memberikan informasi kepada pihak sekolah tentang pentingnya model pembelajaran baru dalam pembelajaran matematika.

(16)

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, karena sesuai dengan profesi yang akan ditekuni sebagai pendidik sehingga nantinya dapat diterapkan dalam pembelajaran di sekolah.

1.7Defenisi Operasional

Adapun beberapa istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Konsep adalah ide atau gagasan yang dinyatakan dalam sebuah definisi yang

dapat disusun dengan kata, simbol atau tanda. Konsep dalam matematika adalah abstrak yang memungkinkan kita untu mengelompokkan (mengklasifikasikan) objek/kejadian.

2. Pemahaman konsep adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep – konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Seseorang dikatakan memahami suatu konsep jika ia dapat memberi penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang konsep yang telah dipelajari, mampu memberikan contoh konsep dan bukan konsep serta mampu menerapkan konsep dalam pemecahan masalah.

Adapun indikator pemahaman konsep dalam penelitian ini adalah:

 Kemampuan menuliskan konsep yang telah dipelajari dalam bahasa sendiri.

 Kemampuan mengkalsifikasikan objek – objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut.

 Kemampuan menerapkan konsep secara algoritma

 Kemampuan memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep yang dipelajari

 Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematika

 Kemampuan mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep. 3. Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif adalah STAD. STAD

(17)

8

(18)

67 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan LKS melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII-A SMP Trisakti 2 Medan, dimana peningkatan diperoleh setelah dilaksanakannya siklus I dan siklus II. Pada tes awal, diperoleh rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah 1,96 dalam kategori sangat rendah dan siswa yang tuntas hanya 7 orang. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I diperoleh rata-rata skor pemahaman konsep 2,45 dalam kategori rendah dengan 19 siswa atau 54,28% dari seluruh siswa telah tuntas dalam memecahkan masalah., tapi dari empat indikator yang digunakan peneliti dua indikator sudah dalam kategori tuntas yaitu indikator menyatakan ulang konsep dan memberikan contoh dan bukan contoh konsep. Selanjutnya setelah dilakukan tindakan pada siklus II diperoleh rata-rata skor pemahaman konsep matematika 2,95 dalam kategori sedang dengan 29 siswa atau 82,85% dari seluruh siswa, dengan adanya peningkatan dan penurunan masing – masing indikator. Indikator yang menurun adalah memberikan contoh dan bukan contoh dan indikator yang meningkat secara drastis adalah indikator menyatakan konsep dalam bentuk refresentasi matematika.

5.2. Saran

Dengan melihat hasil penelitian ini penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

(19)

matematika dengan sendirinya dengan memberikan contoh – contoh matematika yang ada dalam kehidupan sehari – hari khususnya pada materi fungsi dan perlu diuji coba untuk materi yang lain.

2. Peneliti juga menyarankan agar guru lebih sering menggunakan LKS dalam pembelajaran terutama dalam model – model kooperatif karena dapat membantu siswa untuk menemukan sendiri konsep matematika. Dan soal yang diberikan merupakan soal yang ada dalam kehidupan sehari – hari sehingga siswa dapat mudah memahaminya agar pemahaman konsep matematika siswa akan meningkat.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S, dkk., ( 2008 ), Penelitian Tindakan Kelas, Cetakan Keenam, Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, (2006), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta

Bambang R, (2008), membangun Keterampilan Komunikasi Matematika, http://rbaryans.wordpress.com/2008. (Diakses tanggal 20 Juli 2014)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, FMIPA Unimed, Medan.

Hamalik, Oemar. (2008). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Bandung: Bumi Aksara.

Hudojo, H, (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pengembangan Matematika. Malang: IKIP Malang.

Istarani. (2011). 58 Model Pembelejaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Kilpatrick dan Findell, 2001, Adding it Up: Helping Children Learn Mathematics. http://repository.upi.edu (Diakses 24 Juli 2014)

Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor 506/C/Kep/PP/2004 http://www.docstoc.com/myoffice (Diakses 30 Juli 2014)

Sagala, Syaiful, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabetha. Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik.

Bandung: Nusa Media.

Soedjadi,(2003), Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia: Konstansi Keadaan

Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Article-29442-Jurnal (diakses tanggal 30 Juli 2014)

(21)

70

Sudjana , Nana., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Suprijono , A., (2009), Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, Yogjakarta: Pustaka Belajar.

(22)

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Tabel 4.16 Deskripsi Hasil Observasi Guru Melaksanakan Pembelajaran
Gambar 1.1 Hasil Tes Awal

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi yang dibuat ini adalah sebuah aplikasi untuk memantau dan mengontrol data barang yang dijual sehinnga lebih mudah dan cepat dilakukan serta dapat mengetahui rugi

Data warehouse bi- cara mengenai bagaimana data-data yang besar dan beragam disimpan dalam satu repository dan disusun sedemikian se- hingga memudahkan

d) Penyusunan Pola Karir akan dilaksanakan mulai Januari s.d. e) Terlaksananya penyertaan Pegawai Negeri Sipil KESDM dalam diklat teknis dan fungsional serta

Oleh sebab itu diusulkan metode Voting based Extreme Learning Machine (V-ELM) untuk mengatasi kelemahan dari ELM sehingga diharapkan memiliki akurasi yang lebih

[r]

Dalam Permendknas no. 13 tahun 2007 tentang Kompetens Kepala sekolah/ madrasah bahwa setap kepala sekola/ madrasah harus memenuh lma aspek kompetens yatu keprbadan,

Berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, harga dan kualifikasi pada Paket Pengadaan dibawah ini maka ULP-Pokja Pengadaan Barang/Jasa menyusun calon pemenang sebagai

Pengecoran sentrifugal juga memiliki beberapa kekurangan seperti, distribusi ketebalan dan kepadatan yang tidak merata, segregasi dan struktur yang tidak homogen