LAPORAN KEMAJUAN
PEMBERDAYAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SE KOTA SEMARANG SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERAN PERPUSTAKAAN DALAM
PROSES PEMBELAJARAN
M. Z. Eko Handoyo, S.S (Ketua) NIP. 19740328 2001121001
Drs. Radiya (Anggota) NIP. 195706171981031001
Dibiayai Oleh:
Dana DIPA Unnes Tahun Anggaran 2016
UPT PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Agustus, 2016
ii HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Pemberdayaan Perpustakaan Sekolah se Kota Semarang Sebagai Upaya Meningkatkan Peran Perpustakaan dalam Proses Pembelajaran
Pelaksana
Nama Lengkap : Mokh. Zakaria Eko Handoyo, S.S
NIP : 19740328200112 001
Jabatan Fungsional : Pustakawan Muda Program Studi : Ilmu Perpustakaan
Nomor HP : 08174179966
Alamat surel (e-mail) : ehandoyo@hotmail.com Anggota
Nama Lengkap : Drs. Radiya
NIP : 195706171981031001
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang Institusi Mitra
Nama Institusi : Dinas Pendidikan Kota Semarang Alamat : Jl. Dr. Wahidin 18 Semarang Penanggung Jawab : Drs. Bunyamin, M.Pd
Jangka Waktu Pelaksanaan : 6 bulan
iii RINGKASAN
iv PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Rabbi karena dengan karunia-Nya lah Tim Pengabdi dapat melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat ini dengan lancar.
Kegiatan ini merupakan kegiatan pengabdian masyarakat dibidang perpustakaan, yang dirancang untuk menjawab tantangan perlunya upaya terus menerus dalam meningkatkan manajemen perpustakaan sekolah, khususnya sekolah tingkat dasar dan menengah di Kota Semarang. Dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini, pengelola perpustakaan sekolah merasakan banyak manfaatnya, mengingat sebagian besar pengelola/petugas perpustakaan sekolah tidak memliki latar belakang ilmu perpustakaan.
Kegiatan pengabdian dilaksanakan dalam bentuk pelatihan pengelolaan (manajemen) perpustakaan sekolah bagi para petugas perpustakaan maupun guru yang ditugaskan untuk mengelola perpsutakaan sekolah. Sebelum dilaksanakan pelatihan terlebih dulu dilakukan survey ke sejumlah sekolah sebagai sampel untuk mengetahui kondisi terkini perpustakaan sekolah calon peserta pelatihan. Selanjutnya dilaksanakan pelatihan pengelolaan perpustakaan untuk petugas perpustakaan selama tiga hari, bertempat di UPT Perpustakaan Universitas Negeri Semarang.
Adapun setelah kegiatan tersebut selesai dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah membuat laporan pelakasaan kegiatan yang ditujukan kepada pemangku kebijakan dan institusi mitra kegiatan.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ………..……….….…... i
HALAMAN PENGESAHAN ……….…….…..…. ii
RINGKASAN ……….….…...….... iii
BAB 3 METODE PELAKSANAAN
3.1 Prioritas Mitra ……….………... 3.2 Pentingnya Peran Pengelola Perpustakaan Sekolah ….………. 3.3 Metode Pendekatan ………... 3.4 Prosedur Kerja ………... 3.5 Rencana Kegiatan ………. 3.6 Partisipasi Mitra ……… 3.7 Luaran Yang Dihasilkan ………
5
4.1Kinerja dan Kompetensi Yang Diperlukan………..….……… 12 BAB 5 HASIL YANG DICAPAI
1.1 Pelaksanaan Kegiatan……….………..….. 1.2 Peserta Kegiatan ……….…….
13 14
BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ………... 15
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ……….………….. 16
DAFTAR PUSTAKA ………..……….…….…. 17 LAMPIRAN
1. Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Pengabdian 2. Surat Izin Pengabdian dari Instansi terkait
vi DAFTAR GAMBAR
Gambar Kondisi Perpustakaan Sekolah Hasil Survey 1. SD Negeri Tinjomoyo 1
vii DAFTAR LAMPIRAN
1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi
Investasi dibidang pendidikan akan memberikan dampak yang lebih besar daripada investasi dibidang ekonomi. Oleh sebab itu, para orang tua berupaya menyekolahkan anaknya di sekolah yang bermutu.
Ukuran sekolah yang bermutu dalam kacamata pemerintah adalah yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan, diantaranya adalah; lulusan yang cerdas komprehensif, kurikulum yang dinamis, proses pembelajaran yang berorientasi pada siswa dan mengembangkan kreativitas siswa, guru dan tenaga kependidikan yang professional, serta sarana dan prasarana yang lengkap.
Salah satu sarana prasarana tersebut adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas Proses Pembelajaran (PB) di sekolah. Oleh karena itu berbagai cara dilakukan baik oleh instansi pemerintah dengan berbagai kebijakannya, pihak swasta melalui dukungan tanggung jawab sosialnya, maupun masyarakat umum dengan partisipasinya dalam mengembangkan perpustakaan sekolah.
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis perpustakaan yang memliki fungsi antara lain membantu keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah melalui penyediaan sunber informasi, tempat belajar yang nyaman, bahkan “kursus keterampilan” bagi siswa, seperti keterampilan computer, mengetik, penelusuran informasi ilmiah secara online, dan sebagainya.
Akhir-akhir ini perhatian pemerintah terhadap perpustakaan sekolah semakin meningkat, tidak saja dari sisi regulasi yang mewajibkan setiap sekolah untuk memiliki perpustakaan, namun juga dari sisi pendanaan agar koleksi perpustakaan sekolah semakin meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas.
2 Kondisi tersebut bisa dijumpai khususnya di perpustakaan tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di Kota Semarang, Jawa Tengah. Dari observasi di lapangan yang dilakukan oleh Pustakawan Unnes yang tergabung dalam Tim Pengabdian Kepada Masyarakat, maupun melalui pelatihan pengelolaan perpustakaan sekolah yang diadakan sebelumnya, diketahui bahwa masih cukup banyak perpustakaan SD dan SMP yang belum terkelola sesuai standar baku pengelolaan perpustakaan. Perpustakaan ini pada umumnya masih dalam kondisi:
1) Bahan perpustakaan belum terkelola dengan baik,
2) Penempatan buku di rak tidak sesuai nomor panggil (call number) sehingga menyulitkan saat pencarian,
3) Inventarisasi bahan perpustakaan tidak standar,
4) Layanan sirkulasi (peminjaman dan pengembalian) buku belum maksimal, 5) Perpustakaan belum memiliki pustakawan/tenaga pengelola yang kompeten
dibidangnya.
Berdasarkan realita tersebut maka pengelola perpustakaan SD dan SMP di Kota Semarang perlu ditingkatkan kemampuannya, terutama dalam pengolahan bahan perpustakaan, sehingga dapat meningkatkan peran perpustakaan sekolah dalam Proses Pembelajaran di Sekolah.
1.2. Identifikasi Permasalahan
Berpijak pada situasi dan kondisi tersebut di atas maka dapat diidentifikasi permasalahan-permasalaahn tentang pengelolaan perpustakaan SD dan SMP di Kota Semarang saat ini, antara lain:
1) Minimnya kemampuan teknis tenaga pengelola/petugas perpustakaan dalam hal pengelolaan perpustakaan.
2) Dalam mengolah bahan perpustakaan (buku), petugas belum menggunakan pedoman yang baku, seperti Dewey Decimal Classification (DDC) untuk pengklasifikasian, Anglo American Cataloging Rules (AACR) untuk pengkatalogan, maupun Pedoman Tajuk Subjek untuk penentuan tajuk subyek bahan perpustakaan.
4 BAB 2
TARGET DAN LUARAN
2.1 Target
Target dari kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut:
1) Meningkatnya kemampuan teknis pengelola/petugas perpustakaan dalam hal pengelolaan perpustakaan.
2) Meningkatnya kemampuan pengelola/petugas perpustakaan dalam menggunakan pedoman pengolahan bahan pustaka yang baku, seperti Dewey Decimal Classification (DDC) untuk pengklasifikasian buku, Anglo American Cataloging Rules (AACR) untuk pengkatalogan, dan Pedoman Tajuk Subjek untuk penentuan subjek buku.
3) Meningkatnya kemampuan pengelola/petugas perpustakaan dalam melakukan inventarisasi bahan perpustakaan sesuai standar baku.
4) Semakin efektifnya kegiatan layanan sirkulasi dan referensi perpustakaan, sehingga proses temu kembali informasi (information retrieval) berjalan dengan efisien dan efektif.
2.2 Luaran
Adapun luaran dari kegiatan pengabdian ini adalah sebagai berikut:
1) Pengelola/petugas perpustakaan yang memiliki kecakapan khusus dalam pengelolaan bahan perpustakaan.
2) Pengelola/petugas perpustakaan yang memiliki kecakapan khusus dalam menggunakan pedoman pengolahan bahan perpustakaan yang baku, seperti Dewey Decimal Classification (DDC) untuk pengklasifikasian buku, Anglo American Cataloging Rules (AACR) untuk pengkatalogan, dan Pedoman Tajuk Subjek untuk penentuan subjek buku.
3) Pengelola/petugas perpustakaan yang memiliki kecakapan khusus dalam melakukan inventarisasi bahan perpustakaan sesuai standar baku.
5 BAB 3 METODE PELAKSANAAN
3.1Prioritas Mitra
Mutu pendidikan semakin berkembang dengan sejalannya waktu. Hal ini disebabkan kebutuhan atau kriteria konsumen (pelanggan) telah berubah. Konsumen semakin kritis untuk menerima pelayanan yang dapat memuaskan keinginannya. Upaya untuk memastikan bahwa layanan pendidikan atau proses pembelajaran di sebuah satuan pendidikan (baca: sekolah) dilaksanakan secara bermutu, harus dilakukan agar satuan pendidikan dan pemerintah dapat memastikan bahwa; pendidikan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik, dan bagaimana praktik serta hasil pendidikan tersebut relevan dengan tuntutan perubahan masyarakat (Sani, 2015).
Perpustakaan sekolah sebagai salah satu sarana pendukung peningkatan mutu pada satuan pendidikan (sekolah) pada hakekatnya adalah sebuah unit pengelolaan informasi oleh sumber daya manusia yang terdidik dalam bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi. Dalam pengelolaan dan pemanfaatan perpustakaan diperlukan gedung, tata ruang, anggaran, sarana dan prasarana yang memadai. Keberadaan perpustakaan sekolah berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan (Lasa, 2007).
Perpustakaan sekolah memiliki beberapa tujuan antara lain; menggalakkan melek huruf (keberaksaraan), mendukung kurikulum, pendidikan secara umum, dan mengembangkan minat baca. Oleh karenanya perpustakaan sekolah semestinya dikelola oleh tenaga terdidik dibidang kepustakawanan yang memiliki pendidikan formal perpustakaan sebagai pengetahuan yang memadai untuk mengelola sebuah perpustakaan.
6 kompetensi yang layak dalam pengelolaan perpustakaan. Mereka pada umumnya adalah tenaga kependidikan/staf administrasi sekolah ataupun guru yang karena kekurangan jam mengajar ditugaskan untuk mengelola perpustakaannya.
3.2Pentingnya Peran Pengelola Perpustakaan Sekolah
Seorang pustakawan/pengelola/petugas perpustakaan sekolah pada dasarnya juga seorang pendidik, sebab disamping kedudukannya sebagai pengelola bahan perpustakaan, ia juga memberi pelayanan instruksional dalam pemanfaatan perpustakaan, memberikan saran penelusuran bibliografis maupun pemanfaatan buku, sehingga individu-individu yang terlibat dalam proses belajar mengajar sudah semestinya bekerjasama dengan pustakawan agar tercipta interaksi edukatif yang lebih harmonis, baik didalam maupun diluar kelas (Basuki, 1993). Adapun hubungan kerjasama tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Hubungan kerjasama antara pustakawan dengan guru dalam proses pembelajaran.
b. Hubungan kerjasama antara pustakawan dengan siswa dalam proses pembelajaran.
c. Hubungan kerjasama antara pustakawan dengan masyarakat sekitar, khususnya dengan orang tua siswa selaku partisipan dalam pendidikan. d. Hubungan kerjasama antara pustakawan dengan guru Bimbingan dan
Penyuluhan (BP) dalam proses pembelajaran.
7
G
A
D
F
E
C
B
Keterangan:
A. Pustakawan/petugas/pengelola perpustakaan dengan koleksinya B. Guru
C. Guru BP
D. Siswa (kelompok kecil dalam mengerjakan laporan) E. Siswa (kelompok besar atau kelas)
F. Siswa (individu) G. Orang tua siswa
Keterangan:
garis layanan garis konsultasi
8 Dari hubungan kerjasama antara tenaga pengelola/petugas perspustakaan sekolah dengan guru dalam proses pembelajaran dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:
a. Pustakawan/petugas perpustakaan dapat memberikan bimbingan kepada siswa manakala siswa mengalami kesulitan belajar, yaitu dengan memberikan kiat memanfaatkan sumber belajar yang ada di perpustakaan. Dalam hal ini pustakawan memberikan cara menggunakan kamus, membaca buku secara teknis, menelusur informasi secara online, dan sebagainya. b. Kurikulum sekolah kadang mengalami perubahan. Dalam hal ini
pustakawan dapat membantu guru dengan menyediakan bahan untuk menyusun kurikulum dan pengajaran. Selain itu guru dan siswa dapat membantu pustakawan dalam meningkatkan koleksi perpustakaan sekolah dengan cara, guru menugaskan siswa untuk membuat kliping sebagai koleksi perpustakaan sekolah. Siswa dapat membantu pustakawan dalam layanan perpustakaan, misalnya membantu layanan sirkulasi, pengetikan kartu katalog, pelabelan buku, dan sebagainya.
c. Untuk meningkatkan minat baca siswa peran orang tua dapat diikutsertakan. Mereka dapat dilibatkan dalam penambahan koleksi bahan pustaka/buku. Orang tua siswa dapat membantu pendanaan atau sebagai sponsor dalam pengadaan buku untuk perpustakaan sekolah, misalnya melalui paguyuban orang tua siswa.
d. Kerjasama pustakawan dengan Guru BP (Bimbingan dan Penyuluhan) meliputi bimbingan belajar, pemberian informasi dan referensi dalam menemukan bahan pustaka/informasi untuk mengatasi masalah kesulitan belajar, menentukan bidang vokasi/pemilihan jurusan pada pendidikan selanjutnya, motivasi belajar siswa, dan sebagainya.
9 berdasarkan pengelompokan/nomor klasifikasinya, sehingga pada saat pengguna/pemustaka membutuhkan buku tersebut mudah dicari.
3.3Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut yaitu berupa:
1) Pelatihan pengelolaan perpustakaan sekolah untuk pengelola perpustakaan. 2) Pelatihan pengolahan bahan perpustakaan (buku).
3) Pengenalan sistem otomasi dalam layanan perpustakaan.
4) Pelatihan penelusuran sumber informasi melalui jaringan internet ataupun multimedia yang disediakan oleh perpustakaan sekolah.
3.4Prosedur Kerja
10 3.5Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai solusi permasalaha tersebut adalah melalui pengabdian kepada masyarakat, yang meliputi tahapan sebagai berikut:
1) Persiapan, yang meliputi: a. Penetapan lokasi kegiatan b. Penetapan mitra kegiatan c. Penyiapan materi kegiatan
d. Pengurusan ijin pelaksanaan kegiatan 2. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam pengabdian masyarakat berupa pelatihan pengelolaan perpustakaan, ditujukan bagi petugas/pengelola perpustakaan sekolah. Kegiatan dilaksanakan selama enam bulan setelah penandatanganan kontrak kerja.
3.6Partisipasi Mitra
Partisipasi mitra dalam kegiatan ini adalah para pengelola/petugas perpustakaan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ataupun yang sederajat yang ada di Kota Semarang. Para mitra akan dilibatkan dalam sebuah pelatihan pelatihan pengelolaan perpustakaan menurut standar pengelolaan perpustakaan yang baku. Selain itu dalam proses kegiatan, juga akan dilakukan pendampingan ataupun layanan konsultasi seputar permasalahan-permasalahan dalam pengelolaan perpustakaan sekolah mitra.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini juga melibatkan beberapa instansi mitra, antara lain:
1) Universitas Negeri Semarang dalam hal ini UPT Perpustakaan.
2) Dinas Pendidikan Kota Semarang selaku instansi induk/pemegang kebijakan pendidikan sekolah tingkat SD/SMP.
3) Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat baik negeri maupun swasta yang ada di Kota Semarang.
11 materi dan 60% praktik untuk memperdalam materi kegiatan. Metode ceramah diberikan secara klasikal meliputi penyampaian materi pengadaan dan inventarisasi bahan pustaka, katalogisasi deskripsi, klasifikasi, layanan sirkulasi dan referensi, serta pengenalan sistem otomasi perpustakaan. Pada kegiatan lain para peserta diberikan bimbingan praktik baik individu maupun kelompok, sehingga pemahaman peserta akan makin bertambah dan diharapkan nantinya dapat bekerja mandiri di perpustakaan yang dikelolanya.
Adapun untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman dan kemampuan mitra maka perlu diadakan evaluasi. Evaluasi dilaksanakan pada awal dan akhir kegiatan, sedangkan evaluasi secara keseluruhan diadakan pada saat praktik pengolahan bahan pustaka. Dalam hal ini mitra selaku peserta kegiatan dapat dinyatakan berhasil bila telah menguasai materi pelatihan berupa: inventarisasi bahan pustaka, katalogisasi, klasifikasi, dan penentuan tajuk subjek bahan pustaka sesuai standar baku pengolahan bahan pustaka.
3.7Luaran Yang Dihasilkan
Luaran yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah adalah:
1) Meningkatnya keterampilan mitra selaku pengelola/petugas perpustakaan sekolah dalam pengelolaan perpustakaan.
2) Meningkatnya kemampuan mitra dalam menggunakan DDC untuk klasifikasi, AACR dan Daftar Tajuk Subjek untuk penentuan subjek dan katalogisasi bahan pustaka.
3) Meningkatnya layanan sirkulasi dan referensi di perpustakaan sekolah sehingga animo pemustaka dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan meningkat.
4) Meningkatnya minat baca siswa yang akan membawa dampak pada peningkatan mutu pendidikan.
12 BAB 4 KELAYAKAN
4.1 Kinerja dan Kompetensi Yang Diperlukan
Kompetensi yang diperlukan dalam menyelesaikan persoaln ataupun dalam pemenuhan kebutuhan mitra kegiatan (pengelola perpustakaan sekolah) adalah latar belakang keilmuan dalam bidang kepustakawanan.
Kompetensi ini sudah dimiliki oleh Pustakawan Unnes selaku pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat, karena mereka berlatar belakang keilmuan perpustakaan dan setiap harinya berkecimpung dalam dunia perpustakaan.
Organisasi Pelaksana
2. Anggota Pelaksana II
13 BAB 5
HASIL YANG DICAPAI
Hasil yang dicapai adalah telah terlaksananya kegiatan, yakni berupa survey ke sejumlah sekolah oleh Tim Pengabdi untuk menemukan gambaran terkini kondisi perpustakaan sekolah, dan pelatihan pengelolaan perpustakaan sekolah bagi para petugas perpustakaan. Kegiatan ini diikuti oleh 19 peserta, terdiri dari petugas perpustakaan sekolah dan pengelola rumah baca di Kota Semarang dan sekitarnya.
Sedangkan kegiatan pelatihan diselenggarakan selama tiga hari, yakni tanggal 28 s.d 30 Juli 2016, bertempat di Ruang Pertemuan Lantai 3 UPT Perpustakaan Universitas Negeri Semarang. Materi kegiatan yang disampaikan meliputi; Pengadaan dan Inventarisasi bahan perpustakaan, Katalogisasi, Klasifikasi dan Tajuk Subjek, Klasifikasi e-DDC, dan Otomasi Perpustakaan. Dalam penyampaian materi diiringi dengan praktik dan diskusi/tanya jawab perihal problem solving seputar pengelolaan perpustakaan.
14 BAB 6
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
15 BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Tim, baik melalui survey ke lokasi sekolah-sekolah maupun diskusi selama pelatihan dapat diperoleh kesimpulan sementara bahwa kegiatan pengabdian perpustakaan sangat diminati oleh masyarakat. Hal ini terbukti dengan antusiasme peserta dalam mengikuti pelatihan perpustakaan. Selain itu juga ada beberapa peserta yang menginginkan agar pelatihan serupa agar diadakan dengan jam pelatihan yang lebih panjang.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah kiranya pengabdian masyarakat bidang perpustakaan dapat diselenggarakan secara rutin setiap tahunnya, mengingat masih banyak petugas perpustakaan sekolah yang belum memiliki kemampuan yang memadai dalam pengelolaan perpustakaan.
16 DAFTAR PUSTAKA
Hamakonda, Towa P. 2009. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Lasa Hs., 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.
Popham, W. James. 2003. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta: Rineka Cipta.
Sani, Ridwan Abdullah et.al. 2015. Penjaminan Mutu Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Suhendar, Yaya. 2014. Panduan Petugas Perpustakaan: Cara Mengelola Perpustakaan Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media Group.
Sulistyo-Basuki. 1993. Pengatar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
______.2009. Undang-undang RI Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Jakarta: Tamita Utama.
17 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
18 Lampiran 2