• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI HABITAT KUPU-KUPU DI TAMAN KUPU-KUPU GITA PERSADA KELURAHAN KEDAUNG KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESKRIPSI HABITAT KUPU-KUPU DI TAMAN KUPU-KUPU GITA PERSADA KELURAHAN KEDAUNG KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

DESKRIPSI HABITAT KUPU-KUPU DI TAMAN KUPU-KUPU GITA PERSADA KELURAHAN KEDAUNG KECAMATAN KEMILING

KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

Oleh

VIVA DESI HANDAYANI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi habitat kupu-kupu dan keanekaragaman jenis kupu-kupu di Taman Kupu-Kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung. Titik tekan pada faktor lingkungan seperti kondisi iklim (suhu, kelembaban dan curah hujan), topografi dan vegetasi serta keragaman jenis kupu-kupu.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan objek penelitiannya Taman Kupu-kupu Gita Persada seluas 4,8 Ha. Responden dalam penelitian ini adalah pihak pengelola dan petugas Taman Kupu-kupu Gita Persada. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis kualitatif lalu dibandingkan dengan kriteria yang baku lalu diinterpretasikan dalam bentuk laporan penelitian.

(2)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Indonesia tergolong dalam 10 negara megadiversitas dunia yang memiliki keanekaragaman paling tinggi di dunia (Mackinnon dkk dalam Primack dkk, 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang terdiri dari flora, fauna dan keindahan alam yang tersebar diberbagai tempat di wilayah Indonesia tidak terlepas dari perubahan-perubahan suatu lingkungan. Lingkungan fisik, lingkungan biologis, serta lingkungan sosial manusia akan selalu berubah dari waktu ke waktu. Atas terjadinya perubahan tersebut, seluruh organism yang hidup di dunia perlu melakukan penyesuaian agar mereka tetap dapat mempertahankan hidupnya, dalam arti kata mereka tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup yang diperlukanya.

Mengenai unsur-unsur lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan organisme hidup di dunia, Seperti yang dikemukakan Daldjoeni (1992:21) bahwa:

Di dalam geografi dikenal empat jenis unsur lingkungan:

a. Unsur-unsur fisis seperti cuaca, iklim, relief, tanah, mineral, air tanah, jalur pantai, samudera, dan sebagainya.

b. Unsur-unsur biotis, misalnya: tetumbuhan, hewan dan mikroorganisme (jasad renik).

c. Unsur-unsur teknis seperti pergedungan, jaringan jalan, alat transportasi, dan komunikasi.

(3)

Berdasarkan pendapat di atas unsur lingkungan saling mempengaruhi antara satu sama lain. Unsur- unsur fisis yang terdapat pada suatu wilayah akan berpengaruh terhadap unsur biotisnya juga seperti keadaan iklim, cuaca dan topografi pada suatu wilayah akan mempengaruhi hewan dan tumbuhan yang terdapat pada wilayah tersebut, seperti persebarannya, jenis-jenis hewan, dan berpengaruh juga terhadap jumlah hewan yang terdapat di wilayah tersebut. Suatu tempat atau wilayah yang terdiri atas unsur-unsur lingkungan dan mempengaruhi kehidupan suatu individu di dalamnya dikenal dengan istilah habitat.

Menurut Nicholas Polunin (1994:384) mengemukakan bahwa:

“Istilah habitat sederhana saja mengacu kepada tempat (lokalitas atau stasiun) yang dihuni oleh suatu organisme atau komunitas, ahli-ahli ekologi sekarang lebih memberikan makna sejenis tempat yang mencakup keseluruhan kondisi efektif (pengaruh:operatif) yang mencirikan suatu tipe tempat tertentu atau dihuni oleh suatu jenis tumbuhan atau suatu komunitas tertentu.”

Berdasarkan pendapat di atas habitat adalah tempat hidup atau lokasi yang dihuni oleh organisme atau individu dimana pada lokasi tersebut mencakup semua kondisi yang berpengaruh terhadap suatu individu atau suatu komunitas itu sendiri.

(4)

pengembangan wisata alam yang berada dilingkungan hutan untuk pelestarian alam khususnya flora dan fauna juga bekerjasama dengan beberapa pihak terkait untuk melakukan konservasi. Salah satu jenis fauna yang telah dikonservasi di Lampung adalah kupu-kupu yang terdapat di Taman Kupu-kupu Gita Persada.

Berdasarkan hasil pra survei yang dilakukan pada tanggal 31 Desember 2011 dan wawancara dengan Bapak Martinus sebagai salah satu pengelola, Taman Kupu-Kupu Gita Persada merupakan salah satu tempat konservasi dan wisata yang ada di Tahura yang dikelola oleh Yayasan Sahabat Alam Lampung (YSA) merupakan salah satu yayasan yang bekerjasama dengan Dinas Kehutanan Propinsi Lampung dengan maksud meningkatkan pengetahuan konservasi lingkungan hidup, meningkatkan peran dan manfaat flora dan fauna. Berdasarkan tujuan tersebut pada tahun 1999 Yayasan Sahabat Alam membuat Taman Kupu-Kupu Gita Persada (TKGP) yang bertujuan melakukan konservasi kupu-kupu khas Sumatera.

Taman Kupu-Kupu Gita Persada yang berlokasi di Way Halim Permai merupakan taman percontohan di dalam kota. Selain itu TKGP yang berada di alam terbuka seluas 4,8 Ha dengan ketinggian 460 m di atas permukaan laut, letaknya di Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung tepatnya berada dikawasan Tahura Wan Abdul Rachman yang dibentuk berdasarkan SK Menhut No. 408/kpts-II/1993 dengan luas 22.249,31 Ha. Penetapan Taman Hutan Raya Wan Abdulrachman (Tahura) merupakan bukti dukungan pemerintah bagi kelestarian alam, tempat konservasi sekaligus rekreasi dan sarana pendidikan.

(5)

kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi dan dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Taman Kupu-Kupu Gita Persada saat ini menjadi tempat konservasi Kupu-kupu dan pelestraian alam dimana terdapat anekaragam jenis Kupu-kupu khas Sumatera, keindahan warna-warni sayapnya beterbangan dilingkungan yang masih alami, kita dapat juga mengamati perilaku Kupu-Kupu yang sedang bertelur, mencari makan, melihat secara langsung ulat yang sedang memakan daun atau berkopulasi (kawin), mengamati daur hidup dan metamorphosis dari telur ulat, kepompong, sampai menjadi kupu-kupu dewasa baik dalam dome penangkaran ataupun di alam bebas. Selain itu terdapat museum kayu yang dijadikan sebagai tempat menyimpan koleksi kupu-kupu yang telah diawetkan dan dapat dijadikan souvenir.

“Arti kupu-kupu bagi manusia tidak hanya sebagai obyek yang memiliki keindahan, namun dalam banyak hal kupu-kupu memiliki arti penting lain. Penyebaran geografi yang mantap dan keanekaragaman kupu-kupu dapat memberikan informasi yang baik dalam studi lingkungan sebagai indikator lingkungan, serta perubahan yang mungkin terjadi. Kupu-kupu juga memberi andil yang sangat berarti dalam mempertahankan keseimbangan alam dengan bertindak sebagai penyerbuk pada proses pembuahan bunga bersama hewan penyerbuk lainnya

(http://tumoutou.net/702_07134/marini_susanti.htm).”

(6)

untuk kelangsungan hidupnya. Namun, selain faktor vegetasi juga terdapat faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi habitat kupu-kupu di Taman Kupu-kupu Gita Persada. Sebagaimana dikemukakan oleh Jumar (2000:87) faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap habitat kupu-kupu berupa faktor fisik seperti suhu, kelembaban udara, curah hujan, cahaya, angin atau dikenal dengan faktor iklim dan topografi, faktor makanan seperti vegetasi.

Idealnya taman kupu-kupu sebagai habitat kupu-kupu harus memiliki faktor-faktor lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan kupu-kupu di alam sehingga kupu-kupu dapat berkembang biak dan dikonservasi dengan baik karena akan mempengaruhi jumlah spesies kupu-kupu. Keadaan iklim seperti suhu, kelembaban dan curah hujan serta topografi dan vegetasi akan mempengaruhi persebaran kupu-kupu pada suatu wilayah selain itu juga akan mempengaruhi jumlah dan jenis kupu-kupu seperti warna, bentuk dan ukuran kupu-kupu pada suatu wilayah. Apabila 90% dari habitatnya rusak maka pulau akan kehilangan 50% spesiesnya; dan jika 99% dari habitatnya rusak, maka sekitar 75% spesies alami akan punah (Primack dkk, 2007:98). Indonesia adalah negara nomor satu dalam sumber alam hayati kupu dan Lampung memiliki 60% spesies kupu-kupu yang terdapat di Indonesia, oleh karena itu Taman Kupu-kupu-kupu Gita Persada harus memenuhi syarat habitat yang baik bagi kupu-kupu agar jumlah spesies kupu-kupu tidak mengalami kepunahan.

(7)

yang baik akan mempengaruhi keanekaragaman jenis kupu-kupu pada suatu tempat sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan pengelola dalam rangka perencanaan dan pengembangan Taman Kupu-Kupu Gita Persada. Hal inilah yang menarik penulis untuk memilih judul ”Deskripsi Habitat Kupu-Kupu Pada Taman Wisata

Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung Propinsi Lampung Tahun 2012 ”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Habitat Kupu-kupu di Taman Kupu-Kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung yang berkaitan dengan unsur-unsur lingkungan, meliputi:

a. Apakah Keadaan Iklim (suhu, kelembaban dan curah hujan) pada Taman Kupu-Kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung sudah sesuai dengan habitat Kupu-Kupu?

b. Apakah Topografi pada Taman Kupu-Kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung sudah sesuai dengan habitat Kupu-Kupu?

(8)

2. Bagaimanakah keragaman jenis Kupu-Kupu yang terdapat di Taman Kupu-Kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung?

C.Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan informasi tentang habitat Kupu-kupu yang meliputi unsur-unsur lingkungan seperti, keaadaan iklim, topografi dan vegetasi yang terdapat pada Taman Kupu-Kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung

2. Untuk mendapatkan informasi tentang keanekaragaman jenis Kupu-Kupu pada Taman Kupu-Kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung.

D.Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah:

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suplemen bahan ajar pada mata pelajaran IPS terpadu SMP kelas VIII semester 1 dalam materi pokok Persebaran flora dan fauna Indonesia dan kaitannya dengan pembagian wilayah Wallacea dan Weber.

(9)

konservasi menjadi ekowisata, khususnya di Kota Bandar Lampung Propinsi Lampung.

4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dan bahan perkuliahan bagi penulis pada mata kuliah Geografi Hewan dan Tumbuhan pada Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, serta diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi yang akan mengadakan penelitian tentang kepariwisataan.

E.Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini, yaitu:

1. Ruang lingkup objek penelitian adalah wilayah Taman Kupu-Kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung

2. Ruang lingkup subjek penelitian adalah pengelola Taman Kupu-Kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung 3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah Taman Kupu-Kupu Gita Persada

Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung 4. Ruang lingkup waktu penelitian yaitu tahun 2012

5. Ruang lingkup ilmu yaitu Geografi Fisik dengan ilmu bantu Geografi Hewan dan Tumbuhan

(10)
(11)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A.Tinjauan Pustaka

Dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Pengertian Geografi

Menurut Bintarto (1977:9), geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu.

Sedangkan Menurut Ikatan Geografi Indonesia pada Seminar Lokakarya di Semarang dalam Nursid Sumaatmadja (2001:11) mengemukakan bahwa:

“Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. Fenomena geosfer yang dimaksud adalah gejala-gejala yang ada di permukaan bumi baik lingkungan alamnya maupun makhluk hidupnya termasuk manusia.

(12)

keruangan (spasial) yang ada dipermukaan bumi. Gejala keruangan adalah segala fenomena yang berhubungan dengan ruang dan geografi mempelajari persamaan dan perbedaan geosfer yang ada dalam ruang (fenomena geosfer) yang berarti tempat dan waktu dalam ini berkenaan dengan habitat (tempat) yang terdiri atas unsur-unsur lingkungan yaitu keadaan iklim seperti suhu, kelembaban, dan curah hujan serta topografi dan vegetasi menjadi kajian dalam Geografi. Terjadinya interaksi antara kupu-kupu dengan unsur lingkungan yang ada di dalam habitat akan mempengaruhi keragaman spesies kupu-kupu pada suatu habitat.

2. Pengertian Taman Kupu-Kupu

Menurut Hadi Susilo Arifin dan Nurhayati (1999:2) taman adalah sebidang lahan yang ditata sedemikian rupa sehingga mempunyai keindahan, kenyamanan dan keamanan bagi pemiliknya atau penggunaanya. Jadi taman adalah sebuah tempat yang terencana atau sengaja direncanakan yang dibuat oleh manusia, biasanya di luar ruangan, dibuat untuk menampilkan keindahan dari berbagai tanaman dan bentuk alami.

(13)

menyerap sinar matahari. Dengan alasan tersebut, pada perkembangan selanjutnya, mulai bertambah nama dari taman itu sendiri, dari taman hiburan, hingga taman kota, dan taman kupu-kupu, seperti yang mulai bermunculan pada saat sekarang ini.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 479/Kpts-II/1994 ayat 8 tentang Lembaga Konservasi Tumbuhan dan Satwa Liar bahwa Taman Satwa Khusus adalah suatu lembaga yang mengoleksi jenis-jenis satwa yang bersifat khusus, misalnya hanya satu atau beberapa suku atau marga atau kerabat saja; contohnya seperti Taman Burung, Taman Buaya, Taman Kupu-Kupu, dan sebagainya. Taman kupu-kupu menjadi salah satu taman satwa khusus karena memenuhi kriteria yaitu sebagai tempat mengoleksi satu atau berbagai jenis, suku atau kerabat, marga satwa dan sebagai sarana informasi, pendidikan, serta rekreasi khusus.

(14)

Upaya konservasi kupu-kupu telah banyak dilakukan pada beberapa kawasan

taman nasional di Indonesia, baik melalui konservasi di dalam kawasan (in-situ)

dengan penekanan konservasi komunitas alaminya, maupun dengan melakukan

konservasi di penangkaran (ex-situ). Lampung menjadi salah satu tempat

konservasi kupu-kupu, terdapat tiga lokasi penelitian kupu-kupu yaitu Kawasan

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Ulu Semong

(Tanggamus--Lampung Barat), Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dan kawasan Gunung

Betung berupa taman konservasi yaitu Taman Kupu Kupu Gita Persada yang memang khusus mengkonservasi kupu kupu, terutama kupu-kupu khas Sumatra.

3. Habitat Kupu-Kupu

Melihat letak Indonesia secara geografis, maka tidak dapat disangkal bahwa alamnya memiliki keanekaragaman yang tinggi untuk jenis-jenis satwa liar. Sebaran geografis satwa liar tidak dapat dilepaskan dari sebaran keadaan tempat hidupnya (habitatnya), sehingga koeksistensi habitat dan satwa membentuk persekutuan mikro yang merupakan hubungan saling ketergatungan baik secara struktural atau fungsional. Salah satu jenis Kekayaan fauna yang dimiliki Indonesia adalah serangga, khususnya kupu-kupu.

Menurut Jumar (2000:155) kupu-kupu merupakan serangga bersayap yang relatif indah dengan warna menarik. Jadi, Kupu-kupu merupakan salah satu jenis satwa liar bangsa serangga yang memiliki 2 pasang sayap yang tertutup bulu atau sisik,

(15)

yang sempurna. Kupu-kupu memerlukan tempat berlindung dan berkembang biak

dimana segala kebutuhan-kebutuhan dipenuhi ditempat tersebut atau yang dikenal

dengan habitat.

Menurut Nicholas Polunin (1994:384) mengemukakan bahwa:

“Istilah habitat sederhana saja mengacu kepada tempat (lokalitas atau stasiun) yang dihuni oleh suatu organisme atau komunitas, ahli-ahli ekologi sekarang lebih memberikan makna sejenis tempat yang mencakup keseluruhan kondisi efektif (pengaruh:operatif) yang mencirikan suatu tipe tempat tertentu atau dihuni oleh suatu jenis tumbuhan atau suatu komunitas tertentu.”

Berdasarkan pendapat di atas habitat adalah tempat hidup atau lokasi yang dihuni oleh organisme atau individu dimana pada lokasi tersebut mencakup semua kondisi yang berpengaruh terhadap suatu individu atau suatu komunitas itu sendiri. Dalam hal ini kondisi yang berpengaruh tersusun atas faktor-faktor lingkungan yang banyak dan beraneka ragam yang mempunyai pengaruh apa saja pada kehidupan yang ada didalamnya dan faktor itu sendiri berinteraksi dengan sangat rumit.

Dalam geografi, terdapat faktor geografis yaitu jenis-jenis di dalam faktor-faktor alam yang mempunyai pertalian langsung atau tak langsung dengan kehidupan manusia dalam artian memberikan fasilitas kepadanya untuk menghuni permukaan bumi sebagai wilayah (Daldjoeni, 1997:22).

(16)

(barang-barang tambang), serta relasi dengan lautan (Daldjoeni, 1992:20). Faktor-faktor geografis tersebut dapat dibedakan kembali dalam lingkungan geografis berdasarkan unsur-unsur lingkungan dalam geografi. Seperti yang dikemukakan Daldjoeni (1992:21) bahwa:

Di dalam geografi dikenal empat jenis unsur lingkungan:

a. Unsur-unsur fisis seperti cuaca, iklim, relief, tanah, mineral, air tanah, jalur pantai, samudera, dan sebagainya.

b. Unsur-unsur biotis, misalnya: tetumbuhan, hewan dan mikroorganisme (jasad renik).

c. Unsur-unsur teknis seperti pergedungan, jaringan jalan, alat transportasi, dan komunikasi.

d. Unsur-unsur abstrak seperti bentuk (persegi, bulat, memanjang) dan luas wilayah, lokasi, tempat,dan jarak antar tempat.

Menurut Jumar (2000:87) faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap habitat kupu-kupu berupa faktor fisik seperti suhu, kelembaban udara, curah hujan, cahaya, angin atau dikenal dengan faktor iklim dan topografi, dan faktor makanan seperti vegetasi.

Sedangkan menurut Herawati Soekardi (2007:18),

“Kupu-kupu dapat dijumpai dimanapun di dunia ini, baik pada daerah yang beriklim panas, dingin, penghujan, pada daerah pantai, atau pegunungan yang tinggi, kupu-kupu akan tetap ada. Namun, pada iklim yang kurang sesuai, populasi kupu-kupu akan menjadi sangat kecil. Keberadaan kupu-kupu pada suatu wilayah terkait dengan adanya segala yang dibutuhkan oleh kupu-kupu tersebut untuk bertahan hidup, yaitu : tumbuhan pakan larva dan tumbuhan berbunga penghasil nektar sebagai sumber makanan bagi kupu-kupu imago”.

(17)

yang beriklim tropis seperti Indonesia karena keberadaan kupu-kupu pada suatu habitat dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan sekaligus menjadi syarat

suatu habitat yang baik bagi kupu-kupu sehingga dapat mempengaruhi keragaman

jenis kupu-kupu pada lokasi tersebut dan yang akan menjadi titik perhatian dalam

penelitian ini, yaitu:

a. Keadaan Iklim

Menurut Ance Gunarsih K (1993:1) bahwa keadaan iklim adalah keadaan rata-rata cuaca dalam jangka waktu yang cukup lama, minimal 30 tahun, yang sifatnya tetap. Pendapat lain mengemukakan bahwa:

“Iklim disuatu wilayah ditentukan oleh sejumlah unsur iklim yang terdiri dari suhu atau temperatur udara, lengas atau kelembaban udara, curah hujan atau presipitasi, arah dan kecepatan angin, lama penyinaran matahari dan sebagainya (Subarjo, 2006:3)”

Pendapat di atas menjelaskan bahwa keadaan iklim merupakan keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah yang ditentukan oleh sejumlah unsur iklim yang terdiri dari suhu atau temperatur udara, lengas atau kelembaban udara, curah hujan atau presipitasi, arah dan kecepatan angin, lama penyinaran matahari dan sebagainya, terjadi dalam jangka waktu yang lama minimal 30 tahun dan bersifat tetap.

(18)

Berikut ini adalah keadaan iklim yang berpengaruh terhadap habitat kupu-kupu yaitu :

1. Suhu

Suhu adalah mencerminkan energi kinetik rata-rata dari gerakan molekul-molekul (Subarjo, 2006:68). Kupu-kupu memiliki kisaran suhu tertentu, hewan ini akan mati apabila berada pada suhu yang terlalu tinggi atau juga sebaliknya, berada pada suhu yang terlalu rendah. Pada umumnya kisaran suhu yang efektif adalah sebagai berikut : suhu minimum 15oC, suhu optimum 25oC, dan suhu maksimum 45 oC (Jumar, 2000:92).

Jadi, kupu-kupu memiliki kisaran suhu tertentu dimana kupu-kupu dapat hidup dan berkembang biak yaitu pada suhu 15oC - 45oC, di luar kisaran suhu tersebut kupu-kupu akan mati kedinginan atau kepanasan. Sedangkan pada suhu optimum atau efektif dan yang masih mendekati suhu tersebut kupu-kupu hidup normal, aktivitas dan perkembangan juga normal.

2. Kelembaban

(19)

(1994:728) kelembaban yang dibutuhkan kupu-kupu untuk berkembang biak berkisar antara 84-92 %.

3. Curah Hujan

Menurut pendapat Suprio Guntoro (1994:27) bahwa:

“Dalam kaitannya dengan persyaratan suhu dan kelembaban, iklim lingkungan amat menentukan. Oleh karena itu lokasi pemeliharaan harus memperhatikan kedua faktor tersebut, selain itu pada umumnya daerah yang berketinggian 400-1000 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan sedang hingga tinggi berkisar antara 2000-4000 mm pertahun dapat dijumpai kupu-kupu dalam jumlah banyak.”

Curah hujan yang tinggi mengakibatkan kematian larva dan pupa spesies kupu-kupu. Perlunya dipelajari iklim dalam geografi hewan dan tumbuhan karena lokasi atau wilayah yang menjadi habitat kupu-kupu harus sesuai dengan iklim yang dibutuhkan oleh kupu-kupu karena sejumlah unsur iklim sangat berpengaruh bagi perkembangbiakan kupu-kupu. Penyesuaian tersebut dapat dilakukan dengan mengadaptasikan kupu-kupu dengan lingkungan iklimnya yang sesuai dengan habitat kupu-kupu. Habitat kupu-kupu yang berada pada Taman Kupu-kupu Gita Persada dengan konsep taman harus mampu menjadi habitat yang cocok bagi perkembangbiakan anekaragam kupu sehingga keanekaragamn jenis kupu-kupu tidak punah. Dengan demikian keadaan suhu, curah hujan dan kelembaban udara menjadi bagian dari unsur iklim yang menentukan.

(20)

lingkungan tersebut. Lingkungan alami kupu-kupu adalah hutan tropis. Dengan demikian suhu, kelembaban, dan curah hujan menjadi bagian dari unsur iklim yang menentukan kehidupan kupu-kupu.

b. Topografi

Topografi ialah perbedaaan tinggi rendah permukaan bumi. Permukaan bumi tidaklah berbentuk dataran, tetapi ada tempat-tempat dipermukaan bumi yang berbentuk bukit, lembah, dataran dan lautan. Topografi disini lebih ditekankan pada ketinggian tempat diukur dari atas permukaan laut. Menurut Primack dkk (2007:442) ketinggian tempat atau topografi bersama dengan faktor lain seperti

iklim akan menentukan kekayaan spesies pada tingkat habitat Perbedaan ketinggian tempat/topografi tidak begitu berpengaruh terhadap kehidupan kupu-kupu, hanya menyebabkan adanya perbedaan jenis kupu-kupu yang berdiam di daerah yang tinggi dan daerah yang rendah yang hubunganya dengan suhu karena tiap jenis kupu-kupu memerlukan suhu yang berbeda-beda. Banyaknya jenis kupu-kupu akan berbeda pada setiap habitat. dalam kaitannya dengan persyaratan suhu dan kelembaban, iklim lingkungan amat menentukan.

c. Vegetasi

Menurut Herawati Soekardi (2007:18) mengemukakan bahwa:

(21)

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 576/Kpts/Um/8/1980 dan

No. 716/ Kpts/Um/10/1980 mengemukakan bahwa:

“Kupu-kupu merupakan satwa yang turut berperan dalam menjaga keseimbangan alam. Terdapat hubungan timbal balik antara kupu-kupu dan habitatnya atau vegetasinya. Kupu-kupu bergantung hidup pada vegetasi yang tumbuh disekitar lingkungan, tersedianya tumbuhan inang pakan larva yaitu tumbuhan tempat kupu-kupu meletakkan telur-telurnya serta tumbuhan bunga yang mengandung nektar bagi kupu-kupu. Apabila kedua tumbuhan inang ini tersedia pada lingkungan tersebut, maka habitat tersebut memungkinkan kupu-kupu dapat melangsungkan kehidupannya dari generasi ke generasi. Selain itu juga kupu-kupu membutuhkan vegetasi dengan pohon-pohon yang besar sebagai tempat berlindung.”

Selain itu lingkungan alami kupu-kupu adalah daerah yang memiliki iklim tropis

sehingga vegetasi yang dibutuhkan merupakan tumbuhan hutan tropis yang

merupakan lahan hutan yang ditumbuhi berbagai campuran jenis pohon, baik

pohon dengan kayu yang keras maupun lunak, tumbuh tegak dengan berbagai

diameter batang bawah 30 cm sampai 2 meter, bertajuk melebar berakar dalam

atau tumbuh mendatar serta ditumbuhi perdu, semak belukar baik lebat atau

jarang pertumbuhannya. Dijumpai di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan,

Sulawesi, Maluku dan Irian; juga pulau-pulau atau daerah-daerah lain disepanjang

sekitar garis khatulistiwa.

Berdasarkan pendapat di atas, Taman Kupu-Kupu Gita Persada terletak di

Propinsi Lampung yang merupakan salah satu provinsi di Sumatera, sehingga

areal ditumbuhi berbagai campuran jenis pohon, baik pohon dengan kayu yang

keras maupun lunak, tumbuh tegak dengan berbagai diameter batang bawah 30

cm sampai 2 meter, bertajuk melebar berakar dalam atau tumbuh mendatar serta

ditumbuhi perdu, semak belukar baik lebat atau jarang pertumbuhannya sehingga

(22)

Dapat disimpulkan bahwa kupu-kupu dapat dengan mudah tersebar diberbagai habitat di seluruh dunia dan lokasi dengan keanekaragaman vegetasi yang tinggi akan mempunyai daya dukung terhadap kehidupan kupu-kupu yang tinggi pula. Habitat kupu-kupu ditandai dengan vegetasi yang disukai kupu-kupu, meliputi:

1. Tersedianya tumbuhan inang pakan larva sebagai tempat kupu-kupu

meletakkan telur-telurnya dan pakan bagi larva seperti tridax procumbens, Lantana camara, clerodendrum paniculatum, celosia argentea, asystasia intrusa, Ixora javanica, dan stachytarpeta indica.

2. Tersedianya tumbuhan bunga yang mengandung nektar sebagai pakan

kupu-kupu seperti Aristolochia tagala, Piper aduncum, Cassia siamea, Cassia alata, Michelia champaca, Ricinus communis, Cleomerutidosperma, dan Persia Americana.

3. Tersedianya tanaman pelindung bagi kupu-kupu.

4. Tersedianya tanaman hias yang berbunga karena kupu-kupu meyukai

tumbuhan berbunga.

3. Keragaman Spesies Kupu-Kupu

(23)

Pendapat lain menyebutkan:

Indonesia sangat kaya spesies, walau luasnya hanya 1,3% luas daratan dunia, memiliki sekitar 17% jumlah spesies Dunia. Paling tidak negara kita memiliki 11% spesies tumbuhan berbunga, 12% spesies mamalia, 15% spesies amfibi dan reptilia, 17% spesies burung dan 37% spesies ikan dunia. Kekayaan dunia Serangga kita terwakili oleh 666 spesies capung dan 200 spesies kupu-kupu termasuk dalam kategori kupu-kupu terindah di dunia (Chafid Fandeli, 2000:118).

Secara klasifikasi (taksonomi) atau penggolongan dunia hewan semua serangga

masuk ke dalam filum Arthropoda, dari kelas Insecta, dan salah satunya adalah

Ordo Lepidoptera. Berdasarkan bentuk tubuh dan aktivitasnya dikelompokkan

menjadi dua sub-ordo yaitu Heterocera dan Rhopalocera. Heterocera dikenal

dengan sebutan ngengat atau moth. Serangga ini aktif pada malam hari sehingga

disebut kupu-kupu malam. Warna ngengat umumnya kecoklatan. Sedangkan

kupu-kupu termasuk sub-ordo Rhopalocera. Kupu-kupu aktif melakukan perilaku

hariannya seperti terbang dan mencari makan pada siang hari. Bentuk, ukuran, warna, dan venasi sayap merupakan bagian paling penting dalam identifikasi kupu-kupu.

Menurut Jumar (2000:155) Lepidoptera dibagi dalam lima famili, yaitu : Papilionidae, Nymphalidae, Pieridae, Lycaenidae dan Hesperidae. Berikut ini

akan dijelaskan mengenai ciri-ciri dari tiap famili kupu-kupu.

1. Papilionidae, adalah kupu-kupu yang berukuran tubuh besar dengan warna sayap gelap yang mempunyai radius pada sayap depan lima cabang dan biasanya mempunyai perpanjangan seperti ekor pada sisi belakang dari sayap belakang. Papilionidae merupakan kupu-kupu terbesar di dunia, pada beberapa spesies mempunyai rentang sayap kira-kira 225 mm ( Borror dkk, 1996)

(24)

Sayap bagian bawah terlihat pudar bahkan meyerupai daun mati. Sayap depan agak segitiga sedangkan sayap belakang memanjang kedepan atau membengkok.

3. Pieridae, sayap kupu-kupu ini biasanya berwarna putih kekuning-kuningan dengan tanda-tanda hitam pada tepi sayap, sayap bawah tidak berekor dan kaki depan lebih berkembang. Ukuran rentang sayap biasanya kecil dan sedang antara 46-100 mm.

4. Lycaenidae, adalah kupu-kupu yang kecil, halus dan seringkali berwarna cemerlang. Nama lain kupu-kupu ini adalah kupu-kupu tembaga, dan kupu-kupu bergaris rambut.

5. Hesperidae, mempunyai ukuran tubuh kecil dan gemuk.

Dari sekian banyak spesies kupu-kupu di Indonesia, ada 20 spesies yang telah dimasukkan ke dalam daftar jenis satwa yang dilindungi di Indonesia. Jumlah spesies kupu yang dilindungi ini sebenarnya sangat sedikit dibandingkan jumlah spesies Kupu-kupu di Indonesia yang mencapai 200-an jenis. Salah satu kekayaan yang dimiliki Taman Kupu-kupu Gita Persada adalahkeanekaragaman kupu-kupu

khas Sumatra. Sampai saat ini Taman Kupu-Kupu Gita Persada terus melakukan konservasi sebagai upaya pelestarian spesies kupu-kupu khas Sumatera.

2. Kerangka Pikir

Taman Kupu-kupu Gita Persada merupakan sebidang lahan yang sengaja dibuat atau ditata sedemikian rupa dengan cara menanami beragam vegetasi untuk mengkonservasi kupu-kupu. Sesuai dengan fungsi taman, Taman Kupu-kupu Gita Persada tidak hanya menjadi habitat yang baik bagi kupu-kupu tetapi juga memiliki nilai estetika, kenyamanan dan keamanan.

(25)
(26)

III. METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Wardiyanta (2006:5) penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atas suatu fenomena sosial/alam secara sistematis, faktual dan akurat.

Dalam arti ini penelitian deskriptif adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, mentest hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi, walaupun penelitian yang bertujuan untuk menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga metode-metode deskriptif. Sedangkan pendapat lain mengemukakan bahwa pada umumnya penelitian deskriptif merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitianya tidak perlu merumuskan hipotesis, jawaban untuk satu variabel yang sifatnya deskriptif, tidak perlu dihipotesiskan (Suharsimi Arikunto, 2006:71).

(27)

B.Objek Penelitian dan Responden 1. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah taman kupu-kupu dengan luas 4,8 Ha. Dengan titik tekan penelitian yakni mengenai habitat kupu-kupu yang berupa faktor fisik seperti keadaan iklim (suhu, curah hujan dan kelembaban udara), topografi dan vegetasi serta keanekaragaman spesies kupu-kupu yang terdapat pada Taman Kupu-Kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung.

2. Responden

[image:27.595.112.514.622.686.2]

Responden adalah orang yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Keterangan tersebut dapat disampaikan dalam bentuk tulisan, yaitu ketika mengisi angket, atau lisan ketika menjawab wawancara (Suharsimi Arikunto, 2006:145). Metode pengambilan responden ditetapkan secara sampel kuota (quota sampling) yaitu metode pengambilan sampel yang mempunyai ciri-ciri tertentu sesuai dengan jumlah atau kuota yang diinginkan (Moh. Pabundu Tika, 2005:41). Adapun rincian jumlah responden penelitian tertera pada Tabel 2 di bawah ini:

Tabel 1. Jumlah Responden Penelitian di TKGP Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung Tahun 2012

No Responden Jumlah

1 2

Ketua Yayasan Sahabat Alam Pengelola obyek wisata TKGP

1 orang 4 orang

Jumlah 5 orang

Sumber: Hasil Wawancara dengan Pengelola, Desember 2011

(28)

C.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:60). Variabel dalam penelitian ini adalah habitat kupu-kupu, dan keanekaragaman spesies kupu-kupu pada Taman Kupu-Kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung.

2. Definisi Operasional Variabel

Untuk mengetahui bagaimana cara mengukur variabel-variabel yang akan diteliti, maka dalam hal ini perlu mendefinisikan konsep-konsep sosial tersebut menjadi satuan yang lebih operasional atau disebut definisi operasional. Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur suatu variabel yang merupakan hasil penjabaran dari sebuah konsep (Wardiyanta, 2006:13). Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Habitat Kupu-Kupu

(29)
[image:29.595.113.511.110.256.2]

Tabel 2. Variabel Habitat Kupu-Kupu Pada Taman Kupu-kupu Gita Persada

Variabel Indikator Teori

Habitat a. Faktor Iklim b. Suhu

c. Kelembaban udara d. Curah Hujan

b. Topografi (ketinggian tempat) c. Vegetasi

-Tumbuhan Pakan Larva -Tumbuhan Pakan Kupu-Kupu -Vegetasi Pelindung

-Vegetasi Hiasan Taman

15 oC 45 oC 84-92 %

2000-4000 mm pertahun. 400-1000 m dpl

b. Keanekaragaman Spesies kupu-kupu

Dalam penelitian ini, Taman Kupu-kupu Gita Persada memiliki keanekaragaman spesies kupu-kupu. Berikut ini merupakan indikator jenis kupu-kupu.

Tabel 3. Variabel Keanekaragaman Spesies Kupu-Kupu yang Terdapat Pada Taman Kupu-kupu Gita Persada

Variabel Indikator Teori

Keanekaragaman spesies kupu-kupu

a. Jenis kupu-kupu

b. Jumlah spesies kupu-kupu

1. Papilionidae 2. Nymphalidae 3. Pieridae 4. Lycanidae 5. Hisperidae

D.Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi

[image:29.595.112.515.432.527.2]
(30)

primer tentang keadaan lokasi Taman Kupu-kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung seperti letak, luas daerah, habitat kupu-kupu, dan keanekaragaman spesies kupu-kupu pada Taman Kupu-Kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung.

Teknik observasi ini dilakukan dengan tiga cara yaitu (1) pencatatan dengan alat tulis untuk mencatat data yang diperlukan, (2) pengukuran dengan GPS (Global Positioning System) untuk mengukur letak atau lokasi taman (koordinat), Abneylevel untuk mengukur kemiringan lereng dan termometerhygrometer untuk mengukur suhu dan kelembapan udara, dan (3) Camera Digital atau pemotretan dengan alat pemotret untuk mendapatkan data mengenai keadaan atau kondisi habitat kupu-kupu, dan keanekaragaman spesies kupu-kupu pada Taman Kupu-kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung seperti gambar atau foto kupu-kupu dan vegetasi yang ada di lokasi penelitian.

2. Teknik Wawancara

(31)

3. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi adalah pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan keterangan-keterangan seperti kutipan, gambar, peta dan lain-lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997:240). Metode ini hanya mengambil data sekunder yang lengkap, sah dan bukan merupakan perkiraan, yaitu: data yang bersumber dari Taman Kupu-kupu Gita Persada, monografi dan peta administrasi Kelurahan Kedaung.

E.Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2010:335):

“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.

(32)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan oleh penulis yaitu sebagai berikut:

1. Habitat Taman Kupu-Kupu Gita Persada di Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung termasuk ke dalam kriteria yang sesuai untuk habitat kupu-kupu karena sudah memenuhi faktor-faktor berikut ini:

a. Keadaan iklim Taman Kupu-Kupu Gita Persada di Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling, bertipe iklim C (Schmidt-Ferguson) dengan rata-rata curah hujan pertahun selama periode sepuluh tahun 2087,6 mm pertahun, taman memiliki suhu rata-rata 25,8oC, kelembaban udara yang cukup tinggi, yaitu 87,4 % sudah sesuai untuk habitat kupu-kupu.

b. Kondisi topografi Taman Kupu-kupu Gita Persada yang berupa dataran tinggi yang terjal dengan ketinggian 460 meter di atas permukaan laut sudah sesuai untuk habitat yang baik bagi kupu-kupu karena spesies kupu-kupu akan dapat berkembang biak dengan baik pada daerah bertopografi terjal dengan ketinggian 400-1000 meter di atas permukaan laut.

(33)

penangkaran jumlahnya masih sedikit, sehingga mempengaruhi banyaknya jumlah spesies kupu-kupu yang dapat hidup di dalamnya.

2. Keragaman spesies kupu-kupu di Taman Kupu-Kupu Gita Persada sudah cukup banyak hal ini dikarenakan kondisi habitat kupu-kupu terutama ketersediaan pakan sudah cukup baik. Berdasarkan dokumentasi pihak pengelola tercatat 160 spesies kupu-kupu yang berasal dari 5 famili yaitu Papilionidae, Nymphalidae, Pieridae, Lycaenidae, dan Hesperidae dan spesies yang paling banyak berasal dari famili Nymphalidae. Salah satu spesies kupu-kupu langka seperti Troides Helena berhasil ditangkarkan di Taman Kupu-Kupu Gita Persada.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Pengelola hendaknya dapat memanfaatkan dan mendayagunakan habitat Taman Kupu-Kupu Gita Persada karena keadaan iklim (suhu, kelembaban, dan curah hujan), topografi dan vegetasi sudah sesuai dengan habitat kupu-kupu. Hanya saja jenis vegetasi pakan yang disukai kupu-kupu seperti tanaman Jeruk dan Lantana perlu ditanam lebih banyak lagi di dalam dome penangkaran agar kupu-kupu tidak mengalami kepunahan akibat kurangnya pakan yang tersedia.

(34)

DESKRIPSI HABITAT KUPU-KUPU DI TAMAN KUPU-KUPU GITA PERSADA KELURAHAN KEDAUNG KECAMATAN KEMILING

KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

Oleh

VIVA DESI HANDAYANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(35)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Tipe Schmidth-Ferguson ... 34 2. Peta Administrasi Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

Bandar Lampung tahun 2012 ... 37 3. Lokasi Taman Kupu-kupu Gita Persada ... 47

4. Peta Lokasi Taman Kupu-kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung

Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung Tahun 2012 ... 48 5. Kondisi Lokasi Taman Kupu-kupu Gita Persada, (a) Lahan Terbuka

dan (b) Dome Penangkaran ... 50 6. Kondisi Habitat Kupu-Kupu yang Terdapat di Lahan Terbuka ... 51 7. Kondisi Habitat Kupu-Kupu yang Terdapat di Dome Penangkaran ... 51 8. Peta Topografi Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

Bandar Lampung Tahun 2012 ... 59 9. Tumbuhan Pakan Larva Kupu-kupu, (a) Ketepeng (Terminaia

Cattapa L), (b) Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle), (c) Cempaka (Michelia Campaca L.), (d) Aristolochia Tagala,

(e) Saga, (f) Muraya. ... 64 10. Tumbuhan Penghasil Nektar Sebagai Pakan Kupu-kupu,

(a) Lantana (Lantana camara), (b) Asoka ( Ixora Javanica ),

(c) Bunga Pagoda (Costus Spestosus) ... 65 11. Tumbuhan Pelindung Kupu-kupu, (a) Bungur (Lagerstroemia spe-

ciosa Pers.) dan (b) Daun kupu-kupu (Bauhinia Acuminate L.)... 66 12. Tumbuhan Penghias Taman, (a) Pacing (Coctus speciosus), (b) Air

(36)

xv

(a) Papilio memnon, (b) Papilio polytes cyrus, (c) Troides helena

(d) Graphium Agmemnon ... 69 14. Spesies Kupu-kupu (a) Doleschallia bisaltide, (b) Hypolimna bolina

(c) Chilades pandava, (d) Junonia orythia ... 71 15. Spesies Kupu-kupu, (a) Delias hyparete , (b) Delias henningia... 71 16. Spesies Kupu-kupu, (a) Catochrysops Strabo, (b) Arhopala

(37)

xi DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian. ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Tinjauan Pustaka ... 10

1. Pengertian Geografi ... 10

2. Pengertian Taman Kupu-Kupu ... 11

3. Habitat Kupu-Kupu ... 13

a. Keadaan Iklim ... 16

1) Suhu ... 17

2) Kelembaban ... 17

3) Curah Hujan ... 18

b. Topografi ... 19

c. Vegetasi ... 19

3. Keragaman Spesies Kupu-kupu ... 21

B. Kerangka Pikir ... 23

III. METODE PENELITIAN ... 25

A. Metode Penelitian ... 25

B. Objek Penelitian dan Responden ... 26

1. Objek Penelitian ... 26

2. Responden ... 26

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel ... 27

1. Variabel Penelitian ... 27

2. Definisi Operasional Variabel ... 27

a. Habitat Kupu-Kupu ... 27

b. Keanekaragaman Spesies kupu-kupu ... 28

(38)

xii

E. Teknik Analisis Data ... 30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 31

1. Keadaan Geografis Wilayah Kelurahan Kedaung ... 31

a. Letak Astronomis ... 31

b. Letak Administratif ... 36

2. Keadaan Penduduk Kelurahan Kedaung ... 36

a. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk ... 36

b. Kepadatan Penduduk ... 39

c. Komposisi Penduduk ... 40

1) Komposisi Penduduk Kelurahan Kedaung Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin ... 41

2) Komposisi Penduduk Kelurahan Kedaung Menurut Tingkat Pendidikan ... 43

3) Komposisi Penduduk Kelurahan Kedaung Menurut Mata Pencaharian... 44

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 45

1. Habitat ... 49

a. Keadaan Iklim ... 54

1) Suhu ... 55

2) Curah Hujan ... 56

3) Kelembaban ... 57

b. Topografi ... 58

c. Vegetasi ... 60

2. Keragaman Spesies Kupu-kupu ... 67

IV. SIMPULAN DAN SARAN ... 74

A. Simpulan ... 74

B. Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA ...

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Ance Gunarsih Kartasaputra. 2004. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.

Benyamin Lakitan. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Bintarto. 1977. Buku Penuntun Geografi Sosial. UP Spring. Yogyakarta.

Borror D.J., C.A. Triplehorn, N.F. Johnson. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Edisi keenam. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Chafid Fandeli dkk. 2000. Pengusahaan Ekowisata. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Daldjoeni, N. 1992. Geografi Baru: Organisasi Keruangan Dalam Teori dan Praktek.

Alumni. Bandung.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung. Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kota Bandar Lampung, 2005.

Djauhari Noor. 2006. Geologi Lingkungan. Graha Ilmu. Jakarta.

Eko Tri Rahardjo dan Sucahyanto. 1998. Ilmu Geografi dan Pelestarian

Lingkungan Hidup Dalam PIPS. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Ervina Yudha Kusuma. 2003. Geografi: Aktifitas Untuk Menjelajah, Memetakan,

dan Menikmati Duniamu. Pakar Raya. Bandung.

Hadi Susilo Arifin dan Nurhayati. 1999.Pemeliharaan Taman. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hamidun, M.S. 2003. Penangkaran Kupu-Kupu Oleh Masyarakat Di Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Sulawesi Selatan.

http://tumoutou.net/702_07134/marini_susanti.htm. Di akses pada tanggal 22 Maret 2012 pukul 13:00 WIB

(40)

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta. Jakarta.

Mantra, Ida Bagoes. 1985. Pengantar Studi Demografi. Nur Cahaya. Yogyakarta. Mukayat, Djarubito Brotowidjoyo. 1994. Zoology Dasar. Erlangga. Jakarta.

Nicholas Polunin. 1990. Pengantar Geografi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Alumni. Bandung.

. 2001. Metodologi Pengajaran Geografi. Bumi Aksara. Jakarta. Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. Bumi Aksara. Jakarta. Primack, R.B., J. Supriatna, M. Indrawan, P. Kramadibrata. 1998. Biologi

Konservasi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Sihombing, D.T.H. 1999. Satwa Harapan I: Pengantar Ilmu Dan Tegnologi Budidaya. Pustaka Wirausaha Muda. Bogor.

Subarjo, 2006. Meteorologi dan Klimatologi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sudarmi. 2003. Geografi Hewan dan Tumbuhan (handout). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lampung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Suprapto Dibyosaputro. 1997. Geomorfologi Dasar (Handout). Fakultas Geografi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

(41)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Responden Penelitian di Taman Kupu-kupu Gita Persada ... 26 2. Variabel Habitat Kupu-kupu ... 28 3. Variabel Keragaman Jenis Kupu-kupu ... 28 4. Data Curah Hujan di Kota Bandar Lampung dan Sekitarnya Tahun

2002-2011 ... 33 5. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Kelurahan Kedaung

Tahun 2006- 2011 ... 38 6. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

di Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung

Tahun 2011 ... 41 7. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal

di Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung

Tahun 2011. ... 43 8. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kelurahan

Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung Tahun 2011 . 44 9. Rekapitulasi Data yang Diperoleh Dilapangan dengan Teori ... 53 10. Data Klimatologi Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung

(42)

MOTTO

“ Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka kerjakanlah sesuatu

urusan dengan sungguh-sungguh, dan hanya kepada Tuhan-lah

hendaknya kita berharap”

(Q.S. Alam Nasyroh: 6-8)

“Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh”

(43)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. ………

Sekretaris : Drs. Zulkarnain, M.Si. ………

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Edy Haryono, M.Si. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(44)

SURAT PERNYATAAN

Yang Bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : Viva Desi Handayani

2. NPM : 0813034051

3. Program Studi : Pendidikan Geografi

4. Jurusan/Faskultas : Pendidikan. IPS/Keguruan dan Ilmu Pendidikan

5. Alamat : Desa Jatimulyo Blok 5 Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan.

HP: 085380956311

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut di dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 2012

(45)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’Alamin, dengan rasa syukur kepada Allah SWT ku persembahkan karya sederhana ku ini kepada Kedua orang tuaku, Bapak dan

Ibu tercinta yang telah ikhlas dan sabar

membesarkanku, mendidikku dan selalu mendo’akanku.

Terima kasih atas Kasih Sayang dan Do’a yang tulus yang selalu tercurah untuk menantikan kelulusanku.

(46)

Judul Skripsi : DESKRIPSI HABITAT KUPU-KUPU DI TAMAN KUPU-KUPU GITA PERSADA KELURAHAN KEDAUNG KECAMATAN KEMILING KOTA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2012

Nama Mahasiswa : VIVA DESI HANDAYANI

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813034051

Program Studi : Pendidikan Geografi

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,

Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. Drs. Zulkarnain, M.Si.

NIP 19570725 198503 1 001 NIP 19600111 198703 1 001

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi

Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi

Drs. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Zulkarnain, M.Si.

(47)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bukit Kemuning Kabupaten Lampung Utara

pada tanggal 5 Desember 1990 sebagai anak pertama dari tiga

bersaudara yang merupakan putri pasangan Bapak Suwandi dan

Ibu Jumariyah.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD N 6 Jatimulyo pada

tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 21 Bandar Lampung

diselesaikan pada tahun 2005, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Bandar

Lampung diselesaikan pada tahun 2008.

Pada tahun yang sama (2008) penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas

Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Geografi melalui jalur Seleksi

Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa

Universitas Lampung, penulis aktif di organisasi kemahasiswaan seperti KARATE.

Pada tahun 2011, penulis melaksanakan KKL (Kuliah Kerja Lapangan) di Bandung

dan Pangandaran, melaksanakan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di SMP N 2

Gedung Surian Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012 dan KKN (Kuliah Kerja

(48)

DESKRIPSI HABITAT KUPU-KUPU DI TAMAN KUPU-KUPU GITA PERSADA KELURAHAN KEDAUNG KECAMATAN KEMILING

KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

(Skripsi)

Oleh

VIVA DESI HANDAYANI

Pembimbing 1 : Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. Pembimbing 2 : Drs. Zulkarnain, M.Si. Pembahas : Drs. Edy Haryono, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(49)

x

SANWACANA

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat dan karunia-Nya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Skrisi ini berjudul “Deskripsi Habitat Kupu-Kupu Di Taman Kupu-kupu Gita Persada Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung Tahun 2012” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dosen pembimbing dan dosen pembahas penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. selaku dosen pembimbing utama dan Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku dosen pembimbing pembantu sekaligus pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan tentang penyusunan skripsi ini, serta Bapak Drs. Edy Haryono, M.Si. selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan sumbangan pemikiran dalam penyusunan skripsi ini. Disamping itu juga dengan tidak mengurangi rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Unila yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian dan memberikan kemudahan kepada penulis dalam pelayanan administrasi selama menempuh perkuliahan. 2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si.,

Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan fasilitas akademis dan telah membantu memperlancar mengurusi dalam penyelesaian studi.

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila yang telah memberikan kemudahan dalam semua hal menyangkut perkuliahan selama kuliah di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. 4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

(50)

x

5. Bapak dan Ibu Staf Pengajar pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS FKIP yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu yang bermanfaat.

6. Ibu Dr. Herawati Soekardi, M.S. selaku pemilik Taman Kupu-kupu Gita Persada beserta staf yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian.

7. Bapak Drs. Hendro Sumarsono, S.Sos. selaku Lurah Kedaung atas bantuannya memberikan data dalam penelitian ini .

8. Sahabat dan seluruh teman seperjuanganku angkatan 2008, kakak dan adik tingkat di Program Studi Pendidikan Geografi terima kasih atas kebersamaan dan motivasinya selama ini serta semua pihak yang memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan akan mendapat pahala dari Allah SWT. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri dan pembaca. Amin ya robbal alamin.

Bandar Lampung, November 2012 Penulis,

Gambar

Tabel 1. Jumlah Responden Penelitian di TKGP Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung Tahun 2012
Tabel 3. Variabel Keanekaragaman Spesies Kupu-Kupu yang Terdapat Pada    Taman Kupu-kupu Gita Persada

Referensi

Dokumen terkait

Karakterisasi FESEM menunjukkan bahwa lapisan yang dihasilkan terdiri dari partikel berbentuk nanoplate yang tersebar merata di permukaan substrat ITO.. Luas

Untuk dapat tercapai tujuan pendidikan yang optimal, maka salah satunya hal paling penting adalah mengelola biaya dengan baik sesuai dengan kebutuhan dana yang diperlukan.

Hasil penelitian ini menunjukkan : (1) Besarnya biaya produksi rata-rata yang dikeluarkan oleh perajin gula aren yang berada di Desa Sidamulih sebesar Rp 156.396 (2)

Menurut pendapat Dwiyanto dkk (2002:54), mengatakan bahwa perbaikan kinerja birokrasi dalam memberikan pelayanan publik menjadi isu yang semakin penting untuk

 Mahasiswa yang sedang ujian dianjurkan untuk minum kopi untuk meningkatkan memori jangka pendek.  Orang yang mempunyai pekerjaan yang membutuhkan ketelitian seperti

Pelaksanaan Pelatihan Kader tentang Skrining kehamilan resiko tinggi dengan menggunakan kartu skor poedji rochjati diawali dengan melakukan penjajakan ke desa patas

Bentuk distribusi tegangan tekan untuk baiok yang telah mencapai kekuatan nominal berupa garis lengkung dengan nilai nol yang dtmuiai dari garis netral dan berakhir pada serat

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan skripsi