• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Minat Remaja dalam Kegiatan Keagamaan : Studi Kasus di RW 02 Kelurahan Cipinang Besar Utara Jak-Tim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Minat Remaja dalam Kegiatan Keagamaan : Studi Kasus di RW 02 Kelurahan Cipinang Besar Utara Jak-Tim"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

MINAT REMAJA DALAM KEGIATAN KEAGAMAAN ( Study Kasus di RW 02 Kelurahan Cipinang Besar Utara Jak-Tim )

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Agama Islam

Oleh KARLINA 103011026819

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

ASBTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana minat remaja Rw 02 dalam kegiatan keagaman.

Penelitian ini di lakukan di wilayah Rw 02 Cipinang besar Utara Jakarta-Timur. Populasi dalam peneltian ini adalah seluruh remaja Rw 02 dan besarnya sample yang diambil adalah 29 oramg. Teknik pengumpulan data dan cara menyebarkan angket yang berisi sejumlah pertanyaan tentang minat remaja dan kegiatan keagaman. Jawaban angket tersebut dihitung dangan rumus presentase kemudian siolah dan dijelaskan secara deskriptif, selain itu penulis memperoleh data penunjang lainnya melalui wawancara kepada ketua Rw 02 dan ketua remaja Rw 02 mengenai kegiatan keagamaan yang ada di wilayahnya.

Dari hasil perhitungan di dapat data sebanyak 9 responden menjawab baik dengan jumlah presentase sebesar 31,03% dan 13 responden menjawab sedang dengan jumlah presentase sebesar 44,83% dan hanya 7 orang yang menjawab kurang sebesar 24,14%, ini berbukti bahwa minat remaja dalam kegiatan keagamaan itu dikategorikan sedang. Dengan demikian minat remaja Rw 02 diketegorikan sedang dalam mengikuti kegiatan keagamaan.

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya minat remaja dalam kegiatan keagamaan di gunakan rumus product moment dengan rumus

(

) (

)

(

)

[

N X2 X 2

]

[

N Y2

(

Y

)

2

]

Y

X Y X N rxy

− −

=

Dari hasil penelitian, diperoleh data bahwa rxy = 0,28, Selanjutnya

Selanjutnya dicocokan dengan tabel nilai koefisien “r” Product Moment dari Person pada taraf signifikan 1% ataupun 5%. Setelah dicocokkan, Ternyata dengan df sebesar 27, pada taraf signifikan 5% diperoleh rtabel = 0,367, sedangkan pada taraf signifikan 1% diperoleh rtabel = 0,470.

Seperti yang telah diketahui, ternyata rxy pada taraf signifikan 5% lebih kecil daripada rtabel atau rt ( 0,28 < 0,367 ). Oleh karena itu hipotesis alternatif ditolak dan hipotesis nol diterima atau disetuhui. Hal ini menunjukkan bahwa

(3)

pada taraf signifikan 5% itu tidak terdapat korelasi yang signifikan antara minat remaja dengan kegiatan keagamaan.

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Penyayang da Maha Kuasa karena dengan izin dan kekuatan-Nya penulis dapat menyelesaikan skipsi ini.Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa petunjuk kepada umat manusia dan membimbing mereka ke jalan yang dirihoi Allah SWT.

Selama penyusunan skripsi ini,tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dihadapi penulis,baik yang menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan data, maupun biaya dan sebagainya.namun dengan niat, tekad dan kesungguhan hati serta dorongan dan motivasi dari berbagai pihak skripsi ini dapat terselesaikan.

Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih yang sangat dalam dan rasa hormat kepada:

1. Dekan, pembantu Dekan dan seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pendidikan dan pengajaran selama pendidikan penulis.

2. Ketua dan Sekertaris serta Staf Jurusan Pendidikan Agama Islam

3. Drs.H.Abdul Majid Khon,MA dan Dra.Zikri Neni Izka.M,psi selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya guna memberi bimbingan dan arahan kepada penulis

4. Kepada ketua Rw 02 Cipinang Besar Utara, Bpk Rasikin, Wakil Rw dan Staff pengurus Rw 02 yang telah membantu penulis dalam memperoleh informasi dan data-data penelitian dalam menyusun skipsi ini.

5. Ayahanda tercinta bpk H.Sutikno dan Ibunda Hj.Amanah yang selalu mencurahkan perhatian, kasih sayang, motivasi dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman-teman terbaik, Rahma, Ela, Hilmi, Sofi, Yuli, Dewi, Istiani, Yuyun, Imha, Nuri, Jafar, Syakur, teman-teman dari kelompok PPKT yang kompak, teman-teman PAI kelas E angkatan 2003 yang selalu semangat dan ceria, dan remaja Rw 02 Cipinang Besar Utara.

(5)

Serta segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya.Terima kasih atas segala bantuan baik materi maupun moral yang memberi semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Akhirnya tak ada yang dapat penulis lakukan melainkan memohon kepada Allah SWT agar melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak sebagai imbalan atas apa yang telah dilakukan.semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Jakarta, 06 Juli 2008 Penulis

KARLINA

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat ... 6

BAB II KAJIAN TEORI TENTANG MINAT REMAJA DAN KEGIATAN KEAGAMAAN A. Minat Remaja ... 7

1. Pengertian Minat ... 7

2. Macam-macam Minat ... 8

3. Indikator Minat ... 10

4. Aspek-aspek Minat ... 11

5. Faktor-faktor yang Menimbulkan minat ... 12

6. Pengertian Remaja ... 14

7. Ciri-ciri Remaja ... 15

8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja . 21 B. Kegiatan Keagamaan ... 21

1. Pengertian Kegiatan dan Keagamaan ... 21

2. Macam-macam Kegiatan Keagamaan ... 23

3. Tujuan Kegiatan Keagamaan ... 24

(7)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian ... 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

C. Populasi dan Sampel ... 25

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

E. Pengolahan Data ... 28

F. Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Keadaan Remaja-remaja dan masyarakat sekitar ... 32

B. Sarana dan Prasarana ... 34

C. Peran Majlis dalam membina keagamaan remaja ... 35

D. Pengolahan Data ... 37

E. Analisis dan Intepretasi data ... 52

F. Korelasi antara Minat Remaja dan Kegiatan Keagamaan ... 53

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 56

B. Saran-saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 58 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

1. Kisi-kisi angket ... 27

2. Penafsiran presentase ... 29

3. Angka indeks korelasi "r" product moment ... 30

4. Data-data remaja Rw 02 ... 32

5. Sarana dan prasarana ... 34

6. Intensitas remaja duduk di depan ketika pengajian ... 37

7. Remaja bertanya setelah penjelasan ... 37

8. Persepsi remaja dalam penjelasan... 38

9. Remaja mencatat hal-hal penting dalam penjelsan ... 38

10.Sikap remaja ketika guru sedang memberi penjelasan ... 39

11.Bertambah pengetahuan setelah mengikuti pengajian ... 39

12.Semangat remaja dalam mengikuti pengajian ... 40

13.Kesenangan remaja mengikuti pengajian ... 40

14.Pengaruh kegiatan pengajian terhadap pribadi remaja ... 41

15.Pengetahuan remaja tentang shalat lima waktu ... 41

16.Tanggapan remaja tentang materi yang diajarkan ... 42

17.Keiginan remaja mempelajari Islam ... 42

18.Remaja mengikuti pengajian ... 43

19.Keaktifan remaja mengikuti pengajian ... 43

20.Remaja menunggu pengajian ... 44

21.Motivasi remaja mengikuti pengajian agama ... 44

22.Pengetahuan remaja terhadap kegiatan keagamaan ... 45

23.Lamanya mengikuti pengajian agama ... 45

24.Intensitas remaja mengikuti pengajian ... 46

25.Kelancaran membaca Al-qur'an ... 46

26.Pengamalan ilmu yang di dapat dalam pengajian ... 47

27.Faktor yang paling berperan terhadap sikap dan prilaku remaja ... 47

28.Intensitas remaja terhadap Perayaan Hari Besar Islam ... 48

29.Manfaat dalam menghadiri Perayaan Besar Islam ... 48

(9)

30.Motivasi mengikuti Perayaan Hari Besar Islam ... 49

31.Pengetahuan remaja tentang shalat ………... 49

32.Remaja menghadiri kegiatan Rohani Islam ( ROHIS ) ... 50

33.Manfaat mengikuti kegiatan Rohani Islam ( ROHIS ) ... 50

34.Penerapan metode ceramah dan Tanya jawab ... 51

35.Pendapat remaja tentang materi yang disampaikan ... 51

36.Frekunsi relative minat remaja dan kegiatan keagamaan ... 52

37.Perhitungan memperoleh koefisien korelasi antara minat remaj dengan kegiatan keagamaan ... 53

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Angket penelitian minat remaja dan kegiatan keagamaan 2. Berita wawancara ketua Rw 02 Cipinang Besar Utara 3. Berita wawancara ketua remaja Rw 02

4. Surat pengesahan judul skripsi 5. Surat keterangan bimbingan skripsi

6. Surat keterangan izin penelitian dari Fakultas 7. Surat riset/wawancara dari Fakultas

8. Surat keterangan penelitian dari ketua Rw 02 Cipinang Besar Utara

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama sebagai pijakkan memiliki peran yang sangat besar dalam proses kehidupan manusia, agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan sesamanya. Agama selalu mengajarkan yang baik tidak menyesatkan penganutnya. Agama itu sebagai benteng diri remaja dalam menghadapi berbagai tantangan, kiranya perlu menanamkan nilai agama yang kuat akan diri remaja, sehingga dengan nilai-nilai agama ini pola hidup remaja akan terkontrol oleh rambu-rambu yang telah digariskan oleh agama dan dapat menyelamatkan remaja agar tidak terjerumus dalam keterbelakangan mental dan kenakalan remaja.

Zakiah Darajat menyatakan bahwa :

Seseorang yang pada waktu kecilnya tidak pernh mendapatkan pendidikan agama, maka pada masa dewasanya nanti, ia tidak akan merasakan pentingnya agama dalam kehidupannya. Lain halnya dengan orang yang pada waktu kecilnya mempunyai pengalaman-pengalaman agama, misalnya ibu dan bapaknya orang tahu beragama, lingkungan social, kawan-kawannya juga hidup menjalankan agama, dan ditambah pula pendidikan agama secara sengaja di rumah, sekolah dan masyarakat. Maka orang-orang itu akan dengan sendirinya mempunyai kecenderungan kepada hidup dalam aturan-aturan agama, terbiasa menjalankan ibadah, takut melangkahi larangan-larangan agama dan dapat merasakan betapa nilmatnya hidup beragama.1

Apabila pengalaman hidup semasa kecil itu banyak mengandung nilai-nilai agama, maka di dalam kepribadiannya akan tertanam sifat-sifat yang baik, sebaliknya jika pengalaman yang di terimanya pada waktu kecil itu jauh dari ajaran agama maka unsur-unsur kepribadian akan jauh pula dengan agama,sehingga ia akan mudah labil dan mudah terpengaruh oleh lingkungan pergaulan yang tanpa batas.

1

Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), cet. Ke-IV, h. 43

(12)

Sebelum membicarakan agama pada remaja, lebih baik mengetahui apa saja masalah-masalah yang dihadapi oleh remaja, umur berapa seseorang dipandang sebagai remaja dan apakah ciri-ciri khas dari seorang remaja?

Masalah-masalah yang sering dihadapi oleh remaja di wilayah Rw 02 adalah masalah yang dapat merubah semua prilaku-prilaku yang menyimpang dengan norma-norma agama. Banyak orang tua yang mengeluh, bersusah hati bahkan mnjadi panik memikirkan kelakuan anak-anak mereka yang telah tumbuh remaja dan menjadi keras kepala, susah diatur bahkan sering melawan.

Masalah ini muncul karena ada beberapa hal diantaranya adalah :

1. Umur Remaja merupakan umur peralihan dari anak menjelang dewasa, yang merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa persiapan untuk memasuki umur dewasa

2. Perubahan sikap dan tingkah laku

Masa remaja adalah merupakan periode perubahan yang sangat pesat baik dalam perubahan fisiknya maupun perubahan sikap dan tingkah lakunya. Menurut Drs. Alisuf Sabri ada empat perubahan yang bersifat universal selama masa remaja yaitu :

a. Meningkatnya emosi b. Perubahan tubuh

c. Berubahnya minat dan prilaku, maka nilai-nilai juga berubah d. Sebagian remaja bersikap ambivelensi terhadap setiap perubahan.2

Akibat perubahan jasmani yang cepat, maka dapat pula menimbulkan keguncangan emosi, kepercayaan kepada Tuhan, hal ini membuat naik turunnya iman dan mempengaruhi dirinya dalam menimba ilmu agama dalam menambah khazanah keilmuan remaja dalam memperkuat dan memperkokoh keyakinannya. 3. Remaja dan Keberagamaan

Remaja yang taat beragama akan terbiasa melaksanakan ajaran agama dan terhindar dari perubahan perbuatan-perbuatan negatif, perkelahian dan

2

(13)

penggunaan obat-obatan terlarang, terkadang terlihat terombang-ambing dan tidak stabil keyakinannya dan tidak dapat dipungkiri bahwa sebenarnya remaja mempunyai minat yang kuat terhadap kegiataan keagamaan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sebenarnya remaja mempunyai minat yang kuat terhadap agama, hanya saja dibutuhkan usaha untuk menumbuhkan dan membina potensinya yang ada melalui pendidikan. Dengan ini mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan keinginannya, khususnya yang berkaitan dengan agama. Menurut Prof Zakiah Darajat menyatakan bahwa “ Segala persoalan dan problema yang terjadi pada remaja-remaja itu. Sebenarnya bersangkut-paut dengan usia yang mereka lalui, dan tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan dimana mareka hidup. Dalam hal ini, suatu faktor yang memegang peranan yang menentukkan kehidupan para remaja adalah agama. Agama berperan penting dalam kehidupan manusia, terutama pada orang-orang yang sedang mengalami keguncangan jiwa “.3

4. Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja adalah bentuk tantangan dan hambatan terbesar yang dapat menghambat proses pendewasaan dan perkembangan anak. Kenakalan remaja ini akan selalu menghinggapi pada diri remaja, mengingat pada usia ini anak akan mengalami kegoncangan psikologis yang sangat hebat dan proses transisi masa anak-anak menuju kedewasaan, sehingga dalam masa-masa ini anak akan melakukan proses pencarian jati diri yang mengakibatkan munculnya sifat ke-Akuan yang begitu besar pada diri anak. Sifat ke-Akuan inilah yang sering kali memnyebabkan anak tidak berkontrol, yang pada akhirnya akan menimbulkan berbagai macam kenakalan remaja, hal ini timbul akibat mereka ingin menjadi yang terbaik, paling jago dan selalu ingin diperhatikan.

Berbagai macam bentuk kenakalan remaja akan semakin mudah menjalar pada remaja ini, terutama di kota-kota besar yang penuh dengan berbagai gemerlap kehidupan. Kenakalan ini dipicu oleh berbagai macam

3

(14)

budaya dan media khususnya televisi, yang turut mempengaruhi gaya dan pola pikir anak, mengingat anak mempunyai kecenderungan untuk meniru pola hidup serta gaya tokoh pujaannya yang dapat dilihat di televisi, bahkan tidak jarang sekarang ini sering kita lihat pengekpoitas bentuk dan kenakalan remaja dalam penayangan acara televisi.

Sebagai bentuk pergaulan terhadap masalah kenakalan remaja ini, kiranya diperlukan suatu sistem yang dapat mengimbangi dari berbagai macam usaha yang dapat menjerumuskan anak kedalam kenakalan remaja. Setiap orang tua selalu mendambakan anaknya menjadi anak yang beriman, berkepribadian yang santun, memiliki mental sehat dan berakhlak mulia.

Wilayah RW 02 merupakan bagian dari Kelurahan Cipinang Besar Utara Jakarta Timur. Mayoritas warga di wilayah ini beragama Islam dengan keadaan penduduk yang majemuk. Di wilayah Rw 02 ini terdapat beberapa kegiatan keagamaan yang menyelenggarakan tentang pendidikan agama islam untuk para remaja seperti : Pengajian, Majlis Ta’lim, Peringataan Hari Besar Islam. Selama ini belum diketahui secara pasti tentang minat remaja terhadap kegiatan keagamaan tersebut. Bagaimana minat remaja di Rw 02 Cipinang Besar Utara ini terhadap kegiatan keagamaan yang diselenggarakan di wilayahnya. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang masalah tersebut yang dituangkan dalam skipsi dengan judul

(15)

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka timbul beberapa masalah. Adalah tersebut dapat di identifikasikan sebagai berikut :

a. Bagaimana pengaruh minat remaja dilingkuang RW 02 dalam kegiatan agama ?

b. Bagaimana proses kegiatan keagamaan di wilayah RW 02 ? c. Kontribusi orang tua terhadap kegiatan keagamaan ? 2. Pembatasan Masalah

Mengingat luas cakupan masalah yang berhubungan dengan minat keagamaan remaja, maka perlu diadakan pembatasan masalah. Sesuai dengan masalah yang telah diidenfitikasi. Penelitian ini hanya dibatasi pada :

a. Minat remaja dalam kegiatan keagamaan yaitu minat remaja dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat keislaman. Adapun indikator dari minat antara lain: perasaan senang, perasaan tertarik, perhatian

b. Remaja dalam penelitian ini adalah remaja Rw 02 di wilayah cipinang besar utara yang berusia 13-21 tahun.

c. Kegiatan keagamaan yang ada di wilayah Rw 02 antara lain Majlis Ta'lim, Pengajian, Peringatan Hari Besar Islam, Rohani Islam. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan-kegiatan keagamaan yang banyak diikuti oleh remaja Rw 02 Cipinang Besar Utara.

3. Perumusan Masalah

Bedasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana pengaruh minat remaja dilingkungan Rw 02 dalam kegiatan keagamaan dan pengaruhnya dengan kepribadian ?

C. Tujuan dan Manfaat

(16)

1. Untuk mengetahui minat remaja dalam kegiatan keagamaan 2. Untuk mengetahui kegiatan keagamaan yang ada pada remaja 3. Hubungan antara minat remaja dengan keguatan keagamaan

Peneliti juga mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sebarapa besar minat remaja dalam kegiatan tersebut 2. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara minat remaja dan

(17)

BAB II

KAJIAN TEORITAS

A. Minat Remaja 1. Pengertian Minat

Dalam perkembangan kejiwaan, minat merupakan suatu faktor yang berperan sebagai motor atau penggerak yang mendorong individu melakukan sesuatu atau tertarik kepada suatu objek. Minat timbul bila individu tertarik kepada sesuatu karena memang sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang dipelajari mempunyai arti baginya. Dilihat dari segi bahasa, minat dapat diartikan sebagai “kecenderungan hati yang tertinggi terhadap sesuatu, gairah atau keinginan”.4

Sedangkan Wayan Nurkancana dan Sunarta dalam bukunya Evaluasi pendidikan mengatakan bahwa “minat senantiasa erat hubungannya dengan perasaan individu, objek, aktifitas, dan situasi serta minat sangat erat hubungannya dengan kebutuhan”.5

Menurut Kartini Kartono bahwa minat merupakan momen dari kecederungan-kecenderungan yang terarah secara intensif kepada suatu objek yang dianggap penting.6

Ahmad D. Marimbah menyatakan bahwa minat adalah

“kecenderungan jiwa terhadap sesuatu karena kita merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu yang umumnya disertai dengan perasaan senang akan sesuatu.7

Dengan melihat beberapa definisi pengertian minat yang diungkapkan oleh beberapa ahli terlihat saling melengkapi, sehingga dapat disimpulkan

4

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), cet. Ke-10, h. 656

5

Wayan Nurkancana dan Sunartana, Evaluasi Nasional, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), cet. ke-4, h. 229

6

Kartini Kartono, Teori Kepribadian, (Bandung: Alumni 1980), cet.ke-1, h. 538 7

Ahmad D. Marimbah, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT Al-Maarif, 1992), cet. Ke-8, h. 79

(18)

bahwa minat adalah rasa suka dan perhatian seseorang terhadap sesuatu baik, manusia, benda, ataupun kegiatan yang membuat orang tersebut merasa terikat dan memberikan perhatian penuh terhadap suatu objek yang disukainya tanpa adanya perintah atau paksaan dari luar. Kemudian yang terpenting bahwa dalam minat terdapat tiga unsur penting yaitu unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak).

2. Macam-macam Minat

Minat pada masa kanak-kanak cenderung berkurang dan diganti oleh minat yang lebih matang pada saat seseorang menjadi remaja. Hal ini karena tanggung jawab yang besar yang harus dipikul oleh remaja yang lebih tua dan berkurangnya waktu yang dapat digunkan sesuka hati..

Para remaja sedikit banyak memiliki minat, diantaranya adalah. a. Minat Rekreasi

Pada awal masa remaja aktivitas permainan dari tahun ke tahun seelumnya beralih dan diganti dengan bentuk rekreasi yang baru dan lebih matang. Berangsur-angsur bentuk permainan yang kanak-kanakmenghilang dan menjelang awal masa remaja pola rekreasi individual hampir sama dengan pola akhir masa remaja dan awal masa remaja.

b. Minat Pribadi

Minat pada diri sendiri merupakan minat yang terkuat dikalangan kawula muda. Itu karena mareka menyadari bahwa dukungan social sangat dipengaruhi oleh penampilan diri.

c. Minat terhadap Pekerjaan

Anak laki-laki biasanya lebih bersungguh-sungguh dalam hal pekerjaan dibandingkan dengan anak perempuan yang kebanyakan dari mereka memandang pekerjaan sebagai pengisis waktu luang sebelum menikah

d. Minat pada Simbol Status

(19)

lebih tinggi dalam kelompok. Selama masa remaja simbol status mempunyai fungsi diantaranya menunjukkan pada orang lain bahwa remaja mempunyai status sosial ekonomi yang lebih tinggi dari pada teman-temannyalain dalam kelompok

e. Minat pada Agama

Bertentangan dengan pandangan populer, remaja masa kini menaruh minat pada agama dan menggap bahwa agama berperan penting dalam kehidupan. Minat pada agama antara lain tampak dengan membahas masalah agama, mengikuti pelajaran-pelajaran agama di sekolah dan mengunjungi tempat ibadah dan mengikuti ritual agama.

f. Minat pada Pendidikan.

Minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka terhadap pekerjaan. Biasanya remaja lebih berminat pada pelajaran-pelajaran yang nantinya akan berguna dalam bidang pekerjaan yang akan dipilihnya, tetapi ada pula renaja yang tidak berminat terhadap pendidikan.

3. Indikator Minat

Minat sebagai salah satu aktivitas yang tertentu memiliki efek terhadap raga. Minat bersifat abstrak (kasat mata) karena itu yang dapat diluar oleh penca indera adalah berupa tingkah laku jiwa yang bersumber pada minat tersebut.

(20)

diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan.8

Sedangkan menurut M.Alisuf Sabri dalam bukunya pengantar Psikologi Perkembangan menyatakan bahwa minat memiliki 3 unsur diantaranya

a. Pengenalan (kognisi) meliputi pengamatan, tanggapan, ingatan, fantasi, berfikir dan intelegensi

b. Perasaan (emosi), dalam hal ini Bigot membagi dalam dua bagian yaitu perasaan-perasaan jasmaniah dan perasaan rohaniah. Perasaan-perasan jasmaniah meliputi: perasaan penginderaan dan perasaan vital, sedangkan perasaan-perasaan rohaniah meliputi: perasaan social, perasaan kesusilaan, perasaan keTuhanan dan perasaan diri.

c. Kehendak (Konasi), kehendak dibagi menjadi dua yaitu kehendak indriah dan kehendak rohaniah. Kehendak indriah meliputi: Refleks, instink, kebiasaan. Keingginan dan kecenderungan semua ini tidak dipengaruhi oleh akal murni, sedangkan kehendak yang rohaniah itu adalah kemauan.9

Ketiga unsur tersebut dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya adalah:

a. Perasaan senang

Orang yang berminat terhadap sesuatu dirinya akan merasakan kesenangan, kenikmatan, dan tidak bosan untuk melakukannya. Ini sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Suryabrata dimana minat merupakan kecenderungan yang tetap memperhatikan dan menganang beberapa objek kegiatan. Objek yang diminati seseorang de perhatikan terus menerus yang disertai dengan perasaan senang.10

8

Abdul Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 1993), cet. Ke-4, h.112

9

M.Alisuf Sabri, PengantarPsikologi Perkembangan, h. 40 10

(21)

b. Perasaan tertarik

Menurut Crow dan Crow minat bias berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda atau kegiatan ataupun bisa berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.11

c. Perhatian

Orang yang berminat terhadap sesuatu dalam dirinya akan terdapat kecenderungan yang kuat untuk selalu memberikan perhatian yang besar terhadap objek yang diminatnya.

4. Aspek-aspek Minat 1. Minat jasmaniah

2. Minat akan aktivitas diluar rumah 3. Minat mekanis

4. Minat terhadap kerajinan tangan 5. Minat sosial

6. Minat domestik

7. Minat terhadap keterampilan 8. Minat terhadap leadership 9. Minat terhadap bisnis 10.Minat terhadap disiplin 11.Minat matematis 12.Minat ilmiah 13.Minat estetis 14.Minat pada musik 15.Minat menggambar 16.Minat literature 17.Minat vokal 18.Minat belajar

19.Minat eksperimentasi 20.Minat observasi 11

(22)

21.Minat fantasi kreatif.12

5. Faktor-faktor yang Menimbulkan Minat

Minat merupakan sesuatu kecenderungan terhadap sesuatu dapat timbul oleh beberapa faktor, diantaranya:

a. Motivasi

Minat seorang akan semakin tinggi bila disertai motivasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Minat merupakan perpaduan antara keinginan dan kemampuan yang dapat berkembang jika ada motivasi. Bila besar motivasinya kepada agama maka besar pula minatnya.

b. Kebutuhan

Minat yang timbul dari kebutuhan-kebutuhan remaja merupakan faktor pendorong remaja dalam melakukan suatu perbuatan. Seorang yang membutuhkan agama maka akan menaruh minat untuk ikut dalam kegiatan-kegiatan keagamaan. Seseorang yang belum mengetahui agama maka ia akan minat untuk membaca buku, atau mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan yang di dalamnya dapat memenuhi pengetahuan yang ia inginkan.

c. Lingkungan

Lingkungan sangat mempengaruhi minat seseorang terhadap sesuatu, bila seseorang tinggal dilingkungan yang baik, dimana lingkkungannya mendukung dia dalam melaksanakan kegiatan keagamaan maka minatnya akan timbul dan dia pun akan ikut mendukung.

d. Fasilitas

Fasilitas yang tersedia sangat mempengaruhi adanya minat. Berbagai sarana dan prasarana yang ada dimasyarakat memberikan pengaruh positif dan negative.

e. Keluarga

Keluarga adalah lingkungan pertama dimana seorang remaja tinggal dan orang tua adalah orang yang tersekat dalam keluarga. Oleh karena itu keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan minat seseorang terhadap

12

(23)

sesuatu. Apa yang diberikan keluarga sangat berpengaruh bagi perkembangan jiwa remaja.

f. Teman pergaulan

Teman pergaulan mempunyai pengaruh tehadap minat sesorang. Bila teman-temannya aktif keagamaan, maka ia akan ikut tertarik terhadap kegiatan tersebut, begitu sebaliknya.

Sedangkan Menurut Ngalim Purwanto menyebutkan ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi minat, factor-faktor tersebut antara lain.

1. Faktor Internal a. Bakat dan bawaan

Bakat merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, bakat yang berpengaruh terhadap perkembangan minta adalah kecerdasan. Seseorang yang dikarunia kecerdasan yang lemah, relative akan mengalami kesulitan dalam perkembangan minatnya. Namun hal ini dapat diatasi dengan memperbanyak latihan.

b. Perhatian

Seseorang yang tidak mempunyai perhatian sangat sukar dibina minatnya, berkepentingan atau memerlukkan sesuatu.

c. Tingkat Perkembangan

Tingkat perkembangan manusia yang paling menguntungkan dalam perkembangan minat adalah pada minat kanak-kanak yaitu sekitar 5 sampai 6 tahun, yang kemudian berkembang pada masa puber, oleh karena itu pembinaan yang baik karena harus diawali dari masa sedini mugkin.

d. Kondisis fisik dan psikis

Kedua kodisi ini jelas berpengaruh sebab seseorang yang memilki kelemahan fisik dan psikisnya, maka kemampuan akan mengalami hambatan

2. Faktor Eksternal

(24)

kejiwaan secara langsung yang dibuat atau disengaja agar tumbuh kesadaran, yang nantinya akan membakitkan perhatian dan minat seseorang..13

6. Pengertian Remaja

Sebelum membahas mengenai remaja terlebih dahulu, terlebih dijelaskan pengertian remaja. Masa remaja adalah suatu masa peralihan dari masa yang disebut dewasa. Manusia dalam kehidupannya mempunyai beberapa fase kehidupan, dari masa fremental, masa bayi, masa kanak-kanak, msa remaja, masa dewasa dan masa tua.

Pengertian remaja dan perumusan istilahnya terdapat dalam mengunakannya. Ada yang menggunakan istilah pubertas, ada yang menggunakan istilah adolesensi. Remaja dalam arti adolesensi atau “adolescence” (dalam bahasa inggris), berasal dari bahasa latin “adolence” yang artinya tumbuh ke arah kematangan. Kematangan disini tidak hanya kematangan fisik saja, tetapi terutama kematangan psikologi.14 Sementara itu, dilihat dari segi pandang hukum dan perundang-undang, remaja adalah diatas 12 tahun dan dibawah 18 tahun serta belum menikah. Maksudnya adalah apabila terjadi sesuatu pelanggaran hukum dari seseorang dalam usia tersebut, maka hukum baginya tidak sama dengan orang biasa.15

Menurut Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya Psikologi Perkembangan menyatakan bahwa masa remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hokum.16

Menurut Agoes Dariyo dalam bukunya Psikologi Perkembangan Remaja menyatakan bahwa remaja adalah masa transisi atau peralihan kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya

13

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung: Remaja Rosda Karya, 1984) 14

Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: Grafindo Persada), cet. Ke-4, h. 8 15

Zakiah Darajat, Pembinaan Remaja, (Jakarta: Bulan Bintang,1976), cet. Ke-2, h.10 16

(25)

perubahan aspek fisik, psikis dan psikososial. Secara kronologis yang tergolong remaja ini berkisar antara usia 12/13-21 tahun.17

Sedang dalam ajaran agama Islam remaja tidak dikenal secara khusus, karena memang belum jelas penjelasannya, begitu juga batasan usia remaja. Adapun yang dikenal adalah baligh. Dalam bahasa Arab pengertian remaja dapat dikategorikan kepada syaabun dan fata yang artinya pemuda.

“pertumbuhan akal yang merupakan hal yang abstrak, dan berproses sejalan dengan perkembangan waktu sampai batas kesempurnaannya. Sebagai tanda atau batas yang konkrit adalah unsur baligh yang memisahkan antara kesempurnaan dan kekurangan akal pada saat sampai batas umur itulah taklif mulai berkata”.18

7. Ciri – ciri Remaja

Ada beberapa ciri yang harus diketahui, diantaranya ialah 1) Pertumbuhan fisik

Perkembangan fisik mereka jelas terlihat pada tungkai dan tangan, tulang kaki dan tangan, otot-otot tubuh berkembangan pesat, sehingga anak kelihatan bertumbuh tinggi, tetapi kepalanya masih mirip dengan anak-anak.

2) Perkembangan seksual

Tanda-tanda perkembangan seksual pada anak laki diantaranya alat produksi spermanya mulai berproduksi, ia mengalami masa mimpi yang pertama, yan tanpa sadar mengeluarkan sperma. Sedangkan pada anak perempuan bila rahimnya sudah bisa dibuahi karena udah mendapatkan menstruasi (datang bulan) yang pertama.

3) Cara berfikir kausalitas

Ciri ketiga ialah berfikir kausalitas, yaitu menyangkut hubungan sebab dan akibat. Remaja sudah mulai berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua, guru, lingkungan, masih mengggapnya sebagai anak kecil.

17

Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, (Jakarta: Ghalia Indonesia,2002), h. 13-14 18

(26)

Bila guru dan orang tua tidak memahami cara berfikir, akibatnya timbullah kenakalan remaja berupa perkelahian antara pelajar yang sering terjadi di kota-kota besar.

4) Emosi yang meluap-luap

Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubunganya dengan keadaan hormone. Suatu saat ia bisa sedih sekali, dilain waktu ia bisa marah sekali.

5) Mulai tertarik kepada lawan jenisnya

Dalam kehidupan social remaja, mereka mulai tertarik kepada lawan jenisnya dan mulai berpacaran. Jika dalam hal ini orang tua kurang mengerti, kemudian melarangnya, akan menimbulkan masalah dan remaja akan bersikap tertutup terhadap orang tuanya.

6) Menarik perhatian lingkungan

Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian dari lingkungannya, brusaha mendapatkan suatu dan peranan seperti kegiatan kegiatan remaja di kampung-kampung yang di beri peranan. Misalnya mengumpulkan dana atau sumbangan kampung, pasti ia akan melaksanakannya dengan baik

7) Tertarik dengan kelompok

Remaja dalam kehidupan social sangat tertarik kepada kelompok sebayanya sehingga tidak jarang orang tua dinomorduakan sedangkan kelompoknya dinomorsatukan.19

Menurut Zakiah Darajat dalam bukunya Remaja Harapan dan Tantangan menyatakan bahwa Masa remaja itu cukup panjang ada yang membaginya kepada dua tahap, yakni remaja awal dan remaja akhir. Ada pula yang membagi kepada tiga tahap (awal, tengah, akhir) bahkan ada yang berpendapat bahwa, masa remaja tidak ada anak beralih dari masa anak-anak, langsung menjadi dewasa. Para psikologi dan pendidik condong untuk membaginya kepada dua kelompok (awal dan akhir). Usia

19

(27)

remaja yang hampir disepakati oleh banyak ahli jiwa adalah umur 13 – 21 tahun. Sedangkan yang khusus mengenai perkembangan jiwa agama dapat diperpanjang menjadi 13 – 24 tahun.20

a. Masa remaja awal (13-16 tahun)

Menurut Zakiah Darajat dalam bukunya Ilmu Jiwa Agama menyatakan bahwa:

Setelah melalui (umur 12 tahun), berpindah dari kanak-kanak yang terkenal tentang, tidak banyak debat dan soal, mereka memasuki masa goncang, karena pertumbuhan cepat disegala bidang terjadi. Pertumbuhan jasmani yang pada usia sekolah tampak serasi, seimbang, dan tidak terlalu cepat berubah menjadi goncang, tidak seimbang dan berjalan sangat cepat, yang menyebabkan si anak mengalami kesukaran. Pertumbuhan jasmani cepat, seolah-olah ia bertambah tinggi dengan kecepatan yang jauh lebih terasa daripada masa kanak-kanak dulu. Semua perubahan jasmani menimbulkan kecemasan pada remaja, sehingga menyebabkan terjadinya kegoncangan emosi, kecemasan dan kekhawatiran bahkan kepercayaan kepada agama yang telah bertumbuh pada umur sebelumnya, mungkin pula mengalami kegoncangan, karena ia kecewa pada dirinya. Maka kepercayaan remaja kepada Tuhan kadang sangat kuat, akan tetapi kadang-kadang manjadi ragu dan berkurang, yang terlihat pada cara ibadahnya yang kadang-kadang ia merasa sangat membutuhkan Tuhan, terutama ketika menghadapi bahaya, takut akan gagal atau merasa dosa. Tapi kadang-kadang ia kurang membutuhkan Tuhan, ketika mereka sedang riang, senang dan gembira.21

Pertumbuhan jasmani yang cepat terjadi antara umur 13 sampai 16 tahun yang dikenal dengan remaja pertama. Dalam usia ini remaja mengalami berbagai kesukaran akibat perubahan jasmani yang sangat mencolok dan tidak berjalan seimbang. Remaja waktu itu mengalami

20

Zakiah Darajat, Remaja: Harapan dan tantangan, (Jakarta: Ruhana, 1995), cet. Ke-2, h. 13 21

(28)

ketidakserasian diri dan berkurang keharmonisan grerak, sehingga kadang-kadang mereka sedih, kesal dan lesu. Remaja akan jauh dengan Tuhan apabila perasaannya sedang senang dan gembira dan akan dekat dengan Tuhan apabila merasa sedih dan kesal. Keimanannya kadang bisa bertambah kadang bila berkurang tergantung dengan keadaan atau perasaan dia.

Ciri–ciri khusus pada masa ini dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Perasaan dan emosi remaja tidak stabil

2. Mengenai status remaja masih sangat sulit ditentukan 3. Kemampuan mental dan daya pikir mulai agak sempurna

4. Hal sikap dan moral, menonjol pada menjelang akhir masa remaja awal

5. Remaja awal adalah masa kritis

6. Remaja awal banyak masalah yang dihadapinya.22

Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa remaja awal mengalami perubahan fisik yang tidak stabil yang menyebabkan mereka mejadi murung dan sedih, mereka banyak menghadapi masalah yang susah dipecahkan yang menyebabkan mereka jauh dengan Tuhan. Apabila mereka sedang sedih dan susah mereka akan rajin beribadah tapi apabila mereka sedang gembira mereka akan jauh dengan Tuhan dengan kata lain keimanan mereka tidak stabil sesuai dengan perasaan yang merasa alami.

b. Masa remaja akhir

Menurut Zakiah Darajat dalam bukunya Ilmu Jiwa Agama mengatakan bahwa:

Masa remaja akhir dapat dikatakan bahwa anak pada waktu itu dari segi jasmani dan kecerdasan telah mendekati kesempurnaan yang berarti bahwa tubuh dengan seluruh anggotanya telah dapat berfungsi dengan

22

(29)

baik, kecerdasan telah dapat dianggap selesai perkembangannya, tinggal perkembangan dan penggunaan saja lagi yang perlu diperhatikan. Masa remaja adalah masa bergejolaknya bermacam-macam perasaan, yang kadang-kadang satu sama lain bertentangan, yang sering terjadi pada masa remaja terakhir itu adalah pertentangan dan ketidakserasian yang terdapat dalam kelurga, sekolah dan masyarakat.23

Adapun ciri-ciri khusus remaja akhir adalah sebagai berikut: a. Stabilitas mulai timbul dan meningkat.

b. Citra diri dan sikap pandang lebih realitas. c. Perasaanya lebih tenang.

d. Dalam menghadapi masalah dihadapi secara lebih matang.24

Penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa remaja akhir ini sudah matang baik dari segi fisik maupun pikiran. Mereka sudah bisa dikatakan hampir memasuki masa dewasa atau dewasa awal.

Dengan ringkasan dapat dikatakan bahwa “masa remaja terbagi dua yaitu pertama, masa remaja pertama, kira-kira dari umur 13 tahun sampai usia 16 tahun, dimana pertumbuhan jasmani dan kecerdasan berjalan sangat cepat. Dan kedua masa remaja terakhir, kira-kira dari umur 17 tahun sampai dengan umur 21 tahun, yang merupakan pertumbuhan atau perubahan terakhir dalam pembinaan pribadi dan sosial.25

Menurut Zakiah Darajat dalam bukunya Ilmu Jiwa Agama membagi ciri-ciri remaja menjadi 5 bagian, yaitu:

1. Pertumbuhan jasmani cepat telah selesai

Ini berarti bahwa mereka telah matang, jika dipandang dari segi jasmani. Artinya segala fungsi jasmaniah akan mulai atau telah dapat bekerja. Kekuatan atau tenang jasmani sudah dapat dikatakan sama dengan orang dewasa.

2. Pertumbuhan kecerdasan hampir selesai

23

Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, h. 117-118 24

Sahilun A. Nasir, Peran Pendidikan Agama…, h. 66 25

(30)

Dari segi kecerdasan merasa telah mampu berfikir objektif dan dapat mengambil kesimpulan yang abstrak dari kenyataan yang ada, tapi mereka belum mampu berdiri sendiri, belum sanggup mencari nafkah untuk membiayai diri dan untuk memenuhi segala kebutuhannya.

3. Pertumbuhan pribadi belum selesai

Pada umur ini, perhatian dan jenis lain sangat diharapkan apabila teman-temannya dari jenis lain kurang menaruh perhatian, ia akan merasa sedih mungkin akan cenderung kepada menyendiri, atau mencoba melakukan hal-hal yang menarik perhatian. Bahkan kadang-kadang ada yang mengalami kegoncangan jiwa.

4. pertumbuhan jiwa sosial masih berjalan

pada umur ini sangat terasa betapa pentingnya pengakuaan sosial bagi remaja. Mereka akan merasa sangat sedih, apabila diremehkan atau dikucilkan dari masyarakat dan teman-temannya. Perhatian dan minatnya terhadap kepentingan masyarakat sangat besar. Kesusahan dan penderita orang dalam masyarakat akan menyebabkan mereka merasa terpanggil untuk membantu dan memikirkannya.

5. keadaan jiwa agama yang stabil

Tidak jarang kita melihat remaja pada umur-umur ini mengalami kegoncangan atau ketidakstabilan dalam beragama. Misalnya mereka kadang-kadang sangat tekun menjalankan ibadah, tapi pada waktu lain enggan melaksanakannya, bahkan mungkin menunjukkan sikap seolah-olah anti agama.26

8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Remaja 1) Faktor Endogen

Dalam pandangan ini menyatakan bahwa perubahan-perubahan fisik maupun psikis dipengaruhi oleh factor internal yang bersifat herediter yaitu yang diturunkan oleh orang tuanya, misalnya postur tubuh, bakat-minat, kecerdasan, kepribadian.

26

(31)

2) Faktor Exogen

Pandangan factor exogen menyatakan bahwa perubahan dan perkembangan individual sangat dipengaruhi oleh factor-faktor yang berasal dari luar diri individual itu sendiri.

3) Interaksi antara Endogen dan Exogen

Kedua factor itu saling berpengaruh, sehingga terjadi interaksi antara factor internal maupun eksternal, yang kemudian membentuk dan mempengaruhi perkembangan individual.

B. Kegiataan Keagamaan

1. Pengertian Kegiatan dan Keagamaan

Kegiatan berasal dari kata “giat” yang mendapat awalan “ke” dan akhiran “an” yang berarti aktifitas, usaha dan pekerjaan. Maka kegiataan adalah aktifitas, usaha atau pekerjaan yang dilakukan seseorang dalam rangka memenuhi kegiatannya.27

Kata keagamaan berasal dari kata dasar agama yang mendapatkan awalan “ke” dan akhiran “an” yang mengandung arti dan pengertian banyak sekali. Secara etimologi agama berasal dari kata Sanskrit, kata din dalam bahasa Arab dan religi dalam bahasa Eropa.28

Dari kata Sanskrit agama tersusun dua kata, a: tidak ada gam : pergi, jadi agama tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi turun temurun. Agama memang mempunyai sifat yang demikian. Ada lagi pendapat yang mengatakan bahwa agama berarti teks atau kitab suci. Dan agama-agama memang, mempunyai kitab suci, selanjutnya diakatakan bahwa agama berarti tuntutan. Memang agama mengandung ajaran-ajaran yang menjadikan tuntunan hidup bagi penganutnya. Sedangkan kata din dalam bahasa arab mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, balasan dan kebiasaan. Dan religi dalam bahasa latin, menurut pendapat asalnya adalah relegere yang mengandung arti mengumpulkan, membaca. Agama

27

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, h. 317 28

(32)

memang merupakan kumpulan cara-cara mengabdi kepada Tuhan. Ini terkumpul dalan kitab suci yang harus dibaca. Dan menurut pendapat lain kata itu berasal dari religare yang berarti mengikut. Ajaran-ajaran agama memang mempunyai sifat-sifat mengingat bagi manusia.29 Dari pengertian kata diatas, inti sari yang terkadung didalamnya ialah ikatan agama mengandung arti ikatan-ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan ini mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari dan ikatan itu berasal dari kekuatan yang lebih tinggi dari manusia.

Sedangkan agama menurut terminologi banyak didefinisikan oleh para ahli, diantaranya:

a. Menurut T.G. Frazer, agama adalah menyembah atau menghormati kekuatan yang lebih agung daripada manusia yang dianggap mengatur dan menguasai jalannya alam semesta dan jalannya perikehidupan manusia.30

b. Menurut Prof. K.H.M. Taib Tohir Abdul Muin, agama adalah suatu peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal, memegang peraturan Tuhan itu dengan kehendaknya sendiri untuk mencapai kebaikan hidup dan kebahagiaan kelak diakhirat.31 Jadi keagamaan adalah suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan ketaatannya terhadap agama atau dengan kata lain “sikap keagamaan merupakan sesuatu keadaan yang ada pada diri seseorang yang mendorong untuk bertingkah laku yang berkaitan dengan agama”.32 Di masa remaja seseorang

2. Macam-macam kegiatan keagamaan

29

Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari…, h. 11 30

Aslan Hadi, Pengantar Filsafat Islam, (Jakarta: Rajawali: 1986), cet. Ke-1, h. 6 31

Aslan Hadi, Pengantar Filsafat Islam, h. 7 32

(33)

Banyak macam-macam kegiatan keagamaan seperti shalat, puasa, mengaji, dan lembaga organisasi keagamaan lainnya. Namun, penulis hanya mengambil beberapa saja, antaranya :

a. Majlis Taklim

Majlis taklim menurut kamus besar bahasa indonesia adalah lembaga atau organisasi sebagai wadah pengajian.33 Sedangkan kata taklim menurut kamus yang sama adalah pengajian agama (Islam) atau bisa juga sebagai pengajian.34 Maka majlis ta’lim adalah suatu lembaga atau organisasi masyarakat sebagai wadah yang didalamnya terdapat pengajian agama, ceramah agama dan do’a-do’a yang bertujuan untuk menjalin silaturrahmi memohon do’a kepada Allah. b. Pengajian

Pengajian adalah suatu kegiatan dimana sekelompok oleh membaca Al-Qur’an, wirid serta tahlil dengan tujuan mendapatkan rahmat dan ridho Allah. Dalam pengajiannya terdapat do’a-do’a untuk dikirimkan kepada ahli kubur agar diampuni dosa-dosanya.

c. Peringatan Hari Besar Islam

Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan tahunan yang dilakukan untuk memperingatkan atau mensyukuri atas datangnya hari tersebut. Kegiatan ini biasanya diisi dengan ceramah-ceramah agama yang diberikan oleh penceramah dan acara-acara lainnya. Sedangkan hari besarnya seperti Maulid Nabi. Isra Mi’raj, I Muharram dan lain sebagainya.

d. Rohis (Rohani Islam)

Rohis adalah suatu organisasi yang terdapat disekolah yang didalamnya membahas permasalahan agama. Kegiatan rohis biasanya dilaksanakan oleh sekolah. Anggotanya juga berasal dari kalangan siswi-siswi sekolah tersebut.

33

Tim Penyusun Kamus Besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, h.625 34

(34)

Lembaga dan kegiatan tersebut diatas merupakan wadah dimana remaja dapat melakukan dan mengepresiasikan kegiatan keagamaannya seoptimal mungkin

3. Tujuan Kegiatan Keagamaan

Kegiatan keagamaan mempunyai tujuan antara lain :

a. Membina dan membangun hubungan yang teratur dan serasi antara manusia dengan allah SWT, manusia dengan sesamanya, manusia dengan lingkungannya, dalam rangka membina masyarakat yang bertaqwa kepada Allah.35

b. Memberikan inspirasi, motivasi dan stimulasi agar potensi remaja dapat berkembangan dan di aktifkan secara maksimal

c. Menambah ilmu pengatahuan Agama d. Menjalin silaturrahmi

35

(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel, yaitu dependent variabel dan independent variabel. Yang dimaksud dependent varibel adalah variabel yang dipengaruhi. Adapun yang menjadi variabel dependent yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah kegiatan keagamaan remaja khususnya di RW 02 Cipinang Besar Utara, sedangkan independent adalah variabel bebas, dalam arti bermacam-macam variabel yang dapat memberikan pengaruh terhadap kegiatan keagamaan remaja. Adapun yang menjadi independent variabel dalam penelitian ini adalah minat remaja di RW 02 Cipinang Besar Utara.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Rw 02 kelurahan Cipinang Besar Utara Kecamatan Jatinegara Jakarta-Timur. Alasan memilih lokasi tersebut karena penulis sendiri berada di wilayah tersebut. Kurang lebih penelitian ini berjalan selama tujuh bulan dari mulai desember 2007 sampai bulan juli 2008, yang secara otomatis sudah mengenal dan memahami keadaan wilayah tersebut dan Rw 02 ini dipimpin oleh Bapak Rasikin.

C. Populasi dan Sample

Populasi adalah kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama.36Sedangkan menurut Herman Resito, populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, tumbuh-tumbuhan dan peristiwa sebagai sumber data yang mempunyai karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian.37 Adapun populasi sasaran dalam penelitian ini adalah

36

Ibnu Hajar, Dasar-dasar metodologi penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Garafindo Persada, 1996), cet. Ke-1, h.133

37

Herman Resito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), h.42

(36)

pemudi Rw 02 Jakarta Timur. Populasi yang terjangkau adalah pemuda-pemudi pada usia 13-21 tahun. Setelah diadakan pendataan atau observasi, diperoleh data jumlah remaja di Rw 02 Cipinang Besar Utara sebanyak 140 orang.

Sampel adalah kelompok kecil individu yang dilibatkan langsung dalam penelitian.38 Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 29 orang yakni 15% dari populasi. Hal ini menurut Suharsimi Arikunto yang mengatakan bahwa ” jika objek penelitian lebih dari 100 orang, maka sampel yang diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih ”.39 Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara teknik random sampling, yakni pengambilan sampel secara acak dari jumlah populasi.

D. Teknik Pengumpulan

Adapun dalam pengumpulan data, penulis menggunakan penelitian lapangan (Field Research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung untuk mengumpulkan data yang diperlukan secara obyektif dari lapangan penelitian.

Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan beberapa metode teknik pengumpulan data, yaitu :

1. Teknik observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian.40Pengamatan ini langsung terhadap obyek yang dileliti oleh peneliti untuk mengumpulkan data tentang keadaan pemuda-pemudi, dan masyarakat sekitar.

2. Teknik interview, yaitu mengumpulkan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.41 Dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada berbagai pihak seperti ketua Rw dan ketua remaja.

38

Ibnu Hajar, Dasar-dasar metodologi…, h.134 39

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), cet. Ke-II, h. 107 40

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,2003),cet.ke-!!, h.158 41

(37)

3. Agket dan kuesioner, yaitu mengumpulkan informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden.42 Dalam hal ini penulis menyebarkan kuisioner (daftar pertanyaan) kepada 29 remaja di wilyah Rw 02 Jakarta Timur yang dijadikan sebagai sample dan responden hanya memilih salah satu jawaban yang dianggap paling tepat baginya.

Kisi-kisi Angket

Variabel Aspek No

Minat 1. Perasaan senang

2. Perasaan tertarik 3. Perhatian

1,2,3

4,5,6,7,8,9,10,11 12,13,14,15 Keagamaan keagamaan 1. Majlis Ta’lim atau Pengajian

2. Peringatan Hari Besar Islam 3. Rohani Islam (ROHIS)

16 dan 17 18 dan 19

20,21,22,23,24,25

4. Penelitian pustaka (Library Research), yaitu pengumpulan data dengan cara mencari, membaca dan meneliti bahan-bhan masukkan dari buku-buku para ahli, para pakar pendidikan, buku-buku penelitian dan lain-lain dari perpustakaan yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian.

Pada pembahasan sebelumnya penulis telah kemukkan bahwa salah satu teknik pengumpulan data yan dilakukan adalah melaui angket. Angket yang penulis sebarkan berjumlah 29 angket dibagikan kepada sampel sebanyak 29 remaja dari 140 remaja Rw 02 yang beragama islam. Angket yang penulis sebarkan terdiri dari dua komponen pertanyaan yang berjumlah 15 item pertanyaan yang disusun berdasarkan pokok penelitian dari variabel yang diteliti, yaitu menegenai minat remaja dalam kegiatan keagamaan dan kepribadian. Teknik pengukuran dari angket ini menggunakkan skala likert dengan bobot nilai sesuai dengan jenis pertanyaan.

42

(38)

Untuk pertanyaan positif masing-masing jawaban diberi bobot nilai sebagai berikut :

1. Untuk jawaban A = 4 2. Untuk jawaban B = 3 3. Untuk jawaban C = 2 4. Untuk jawaban D = 1

Dan untuk pertanyaan negatif masing-masing jawaban diberi bobot nilai sebagai berikut :

1. Untuk jawaban A = 1 2. Untuk jawaban B = 2 3. Untuk jawaban C = 3 4. Untuk jawaban D = 4

E. Teknik Pengolahan Data

Untuk melakukan pengelolahaan data, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing

Yang dimaksud dengan Editing dalam penelitian ini adalah memeriksa data pertanyaan yang diserahkan oleh responden. Jadi setelah angket diisi oleh responden dan diserahkan kepada penulis, kemudian penulis, memeriksa satu persatu angket tersebut. Hal tersebut dilakukan agar daftar pertanyaan atau angket terhindar dari kesalahaan atau kekurangan nantinya hasil yang diseproleh benar-benar obyektif.

2. Coding

Data-data yang diperoleh penulis, lalu dikelompikkan untuk dipermudah dilakukannya analisa data.

3. Tabulating

(39)

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap remaja diwilayah Rw 02, maka dilakukan analisis data untuk menganalisis data, penulis menggunakan metode diskriptif analisis, yaitu menganalisis data diperoleh dari hasil penelitian berupa data tentang minat remaja dalam kegiatan keagamaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang bertujuan untuk membuat gambaran yang sistematis, faktual dan akurat. Sedangkan untuk menganalisis hubungan dua variable akan dianalisa secara kuantitatif dengan menggunakan rumus statistik distribusi frekuensi relatif. Secara operasional analisis data tersebut dilakukan melalui tahap-tahap berikut :

1. Memperoleh nilai frekuensi, dengan rumus : P = x100%

n f

F = frekunsi yang sedang dicari presentasenya

N = Number of Cases (jumlah frekuensi atau banyak individu) P = Angka presentase.43

[image:39.612.114.499.156.685.2]

Adapun ketentuan skala presentase yang digunakan adalah : Tabel I

Penafsiran persentase No Persentase Penafsiran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 100% 90%-99% 60%-89% 51%-59% 50% 40%-49% 10%-39% 1%-9% 0% Seluruhnya Hampir seluruhnya Sebagian Besar Lebih dari sebagiania Setengahnya

Hampir seluruhnya Sebagian keci Sedikit sekali

Tidak ada sama sekali

43

(40)

2. Mencari angka korelasi

Dalam menguji hubungan antara pengaruh kegiatan keagamaan terhadap kepribadian digunakan statistik “r” korelasi product moment dengan rumus :44

(

) (

)

(

)

[

2 2

]

[

2

(

)

2

]

Y Y N X X N Y X Y X N rxy − − =

(

) (

)

(

)

[

2 2

]

[

2

(

)

2

]

Y Y N X X N Y X Y X N rxy − − =

rxy = Angka indeks korelasi “r” product moment N = Jumlah responden

XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y X = Jumlah seluruh skor X

Y = Jumlah seluruh skor Y

Setelah diketahui hubungannya, kemudian diadakan interpretasi data dengan dua cara, yaitu:

[image:40.612.112.507.153.542.2]

a. Interpretasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product moment seperti di bawah ini :

Tabel 2

Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment Besar “r” Product Moment

(rxy) INTERPRESTASI

44

(41)

0,00-0,20

0,20-0,40

0,40-0,70

0,70-0,90

0,90-1,00

Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah

Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah

Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang

Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat

Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi

b. Interprestasi “r” dengan rumus : df = Derajat bebas ( degrees of freedom ) N = Banyak responden yang diteliti Nr = Banyak variabel yang dikorelasikan

(42)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Keadaan Remaja-remaja dan Masyarakat Sekitar

Wilayah Rw 02 terlelak di Jalan Kebon Jeruk Timur Kelurahan Cipinang Besar Utara Kecamatan Jatinegara. Wilayah ini berada di pusat keramaian pemukiman penduduk dengan luas tanah ±3 ha yang dikepalai oleh Bapak Rasikin. Mengenai keadaan remaja yang terdapat di wilayah tersebut pada umumnya sama dengan remaja-remaja lain yang berada di desa lain, di mana mereka masih mengandalkan kedua orang tua mereka dalam memenuhi segala kebutuhan.

[image:42.612.115.501.186.578.2]

Pendidikan yang ditempuh oleh remaja di Rw 02 rata-rata mencapai sekolah menengah pertama dan sekolah tingkah atas saja (SMP dan SMA) sedikit sekali diantara mereka yang melanjutkan sampai ke jenjang perguruan tinggi. Untuk lebih jelasnya kita lihat pada data tabel di bawah ini :

Tabel 4

Data Remaja Rw 02 Cipinang Besar Utara Alternatif jawaban Frekuensi Presentase SMP

SMU / SMK MAHASISWA

12 14 3

41,38 % 48,27 % 10,34 %

Jumlah N = 29 100 %

Dari data di atas di ketahui bahwa remaja Rw 02 yang mencapai sekolah tingkat pertama (SMP) sebanyak 41,38%, sebagian besar mencapai sekolah tinggat atas(SMU / SMK) sebanyak48,27%, dan

(43)

sebagian kecil remaja Rw 02 yang meneruskan sampai kejenjang perguruan tinggi sebanyak 10,34%.45

Semua itu terjadi karena rata-rata para remaja itu berasal dari keluarga besar, di mana mareka memiliki lebih dari empat saudara kandung yang mengakibatkan meraka harus berbagi dengan saudara-saudara mereka agar saudara mereka tidak putus sekolah.

Mengingat pekerjaan orang tua mereka seorang buruh, pedagang yang hanya cukup untuk biaya sehari-hari dan untuk biaya lainnya. Oleh karena itu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari orang tua mereka serta keluarga mereka setelah tamat sekolah mereka langsung mencari pekerjaan.

Remaja Rw 02 dapat dikatakan remaja yang cukup rajin dalam hal kegamaan. Ini terlihat dari seringnya mareka terlihat di dalam pengajian yang dilaksanakan pada kamis malam, yaitu pembacaan surat Yaasin yang diadakan di masjid atau di rumah-rumah remaja secara bergantian dan di lanjutkan dengan pembacaan tahlil yang di pimpin oleh ustadz atau ketua remaja untuk pemberian materi biasanya di berikan dua minggu sekali.

Jumlah majlis ta’lim yang ada di Rw 02 sebanyak 4 majlis ta’lim yaitu majlis ta'lim masjid At-Taqwa, masjid Al-Magfiroh, masjid Miftahul Janah dan mushola Al-Arif. Dan biasanya pengajian ini di adakan di masjid-masjid sekitar Rw 02 dan bentuk pengajian ini sama seperti pengajian lainnya yaitu sebelum memulai pengajian biasanya mereka membaca shalawat, surat-surat pendek setelah itu dilanjutkan dengan pemberian materi atau ceramah yang sampaikan oleh ustadz dan kadang-kadang juga di adakan tanya jawab untuk lebih memahami apa yang telah disampaikan.

Pengajian Rw di bagi menjadi 3 yaitu pengajian bapak-bapak yang di adakan pada malam minggu setelah shalat isya di laksanakan di masjid At-Taqwa, pengajian ibu-ibu yang diadakan pada hari minggu yang di laksanakan setelah shalat zuhur di laksanakan di masjid At-Taqwa juga dan pengajian remaja yang di adakan kamis malam setelah shalat isya di laksanakan dimasjid atau di rumah-rumah remaja secara bergantian.

45

(44)

Diantara 3 masjid yang ada di Rw 02 masji at-Taqwa yang mempunyai banyak kegiatan bagi remaja di Rw 02, kegiatan-kegiatan itu di kordinasikan adalah organisasi remaja masjid yang di sebut IRMA ( Ikatan Remaja Masjid At-Taqwa ). Selain kegiatan pengajian kamis malam jum’at adalah peringatan hari besar Islam, shalat berjamah dan bakti social.46

Bentuk-bentuk kegiatan

Kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh IRMA antara lain :

1. Pengajian rutin dilaksanakan pada kamis malam jum’at dengan materi a. Fiqih

b. Hadits c. Tafsir d. Akhlak

2. Kegiatan social dan masyarakat, kegiatan ini pernah di laksanakan oleh IRMA yakni Khitanan Masal dan Bakti Sosial ( BakSos ).

3. Kegiatan Tahunan

a. Peringatan Hari Besar Islam, baik yang diselengarakan oelh remaja masjid atau yang diselenggarakan oeh pengurus masjid seperti Maulid Nabi, 1 Muharam, pentaluran Zakat Fitrah, Pelaksanaan Qurban. b. Kegiatan pada bulan Ramadhan antaranya Pesantren Kilat (SANLAT)

dan Tadarus.47

B. Sarana dan Prasarana

Sarana merupakan komponen dari kegiatan yang mendukung untuk berhasilnya suatu pendidikan. Menurut data yang penulis peroleh dari hasil observasi dan survai di Rw 02 memiliki beberapa saran dan prasarana di ataranya:

46

Hasil wawancara Bapak Rasikin Ketua Rw 02 Cipinang Besar Utara 47

(45)
[image:45.612.113.505.143.489.2]

Tabel 5

Saran dan Prasarana Rw 02

No Nama Bangunan Jumlah

1 Masjid 3

2 Musholah 1

3 Lapangan 3

4 Gedung sekertariat Rw 02

1

5 Sekolah ( SD YPBK ) 1

6 TKA danTPA ( Bahrul Ulum )

1

Jumlah Bangunan 10

Dalam penelitian ini, penulis lebih membahas mengenai majlis ta'lim atau pengajian dan kegiatan keagamaan lainnya yang di adakan di Rw 02, kegiatan tersebut umumnya di lakukan di masjid lingkungan Rw 02. adapun sarana dan prasarana yang terdapat di masjid At-taqwa yang di gunakan untuk kegiatan pengajian cukup memadai di antaranya: mesin ketik, alat-alat tulis, whaite board, Al-qur’an, buku-buku bacaan islam, lekar, microfon dan seperangkat marawis dan rebana, lemari, suatu ruang yang cukup luas.48

C. Peran Majlis Ta’lim dalam Membina Keagamaan

Majlis ta’lim sebagai salah satu tempat bagi kaum muslim dalam menimbah ilmu, memiliki peranan dalam meningkatkan ghirah (semangat umatnya dalam mempelajari dan memahami islam lebih jauh). Lebih lanjut telah di kemukanan sesuai dengan tujuan majlis ta’lim yang sudah di rumuskan dalam musyawarah majlis ta’lim “Bertujuan untuk membina dan membangun hubungan yang teratur serasi antara manusia dengan Allah SWT, manusia dengan

48

(46)

sesamanya, manusia dengan lingkungannya, dalam rangka membina masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT.49

Ada beberapa peranan majlis ta’lim dalam membina keagamaan yaitu: 1. Membentuk akhlak yang mulia

Akhlak merupakan suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan telah menjadi kepribadian sehingga dari timbul berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat. Dan sumber dari akhlak itu dikatakan baik dan buruk atau mulia dan tercelanya akhlak kita adalah Al-Qur’an dan Sunnah.

Kegiatan pengajian yang di adakan di Rw 02 memberikan pengaruh yang sangat besar kepada masyarakat sekitar dan khususnya kepada remaja karena terlihat dari keaktifan mereka dalam mengikuti pengajian atau kegiatan keagamaan lainnya yang diadakan sekitar Rw 02. Dalam setiap materi yang di sampaikan dalam pengjian tidak jauh membahas tentang akhlak yaitu akhlak kita kepada Allah SWT dan makluk-makhluk ciptaan Allah ( manusia, binatang, tumbuhan dan benda-benda yang bernyawa ). Dengan adanya kegiatan ini remaja lebih mengetahui betapa pentingnya kita menghadiri kegiatan tersebut. Dan kegiatan pengajian sangat memberikan peranan yang penting bagi kepribadian mereka.

2. Wadah silaturrahmi

Pengajian merupakan tempat berkumpulnya muslim dimana mereka bersama-sama mendirikan pengajian berjalan dengan baik, hal ini menimbulkan rasa kebesamaan diantara mereka. Karena sebagai orang muslim harus bisa memperkuat tali persaudaraan dengan muslim lainnya.

Dengan adanya rasa kebersamaan antara Rw 02 dengan Rw lainnya itu akan menambahkan wawasan dan pengetahuan kita, karena salah satu tujuan diadakannya pengajian ini adalah membentuk tali silahturrahmi yang kuat agar dapat menghidupsuburkan syiar-syiar Islam.

3. Media penyampaian ilmu pengetahuan agama

49

(47)

Kegiatan pengajian merupakan kegiatan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar yang di laksanakan dimasjid-masjid. Karena dalam pemgajian banyak memberikan berbagai ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kita khususnya kepada remaja Rw 02 dan masyarakat sekitar. Dan materi yang di sampaikan oleh ustaz adalah yang biasa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari seperti kewajiban shalat lima waktu, puasa, berakhlak mulia dan lain sebagaiannya.

Karena kita lihat pada zaman sekarang banyak para remaja yang salah bergaul mereka melakukan hal-hal yang dapat merusak norma-norma agama seperti minum-minuman keras dan memakai narkoba, itu karena mereka tidak mengetahui apa yang telah diperintahkan dan dilarang oleh Allah.

D. Pengolahan Data

[image:47.612.113.499.176.558.2]

1. Minat Remaja Rw 02

Tabel 6

Intensitas remaja duduk di depan ketika pengajian Alternatif jawaban Frekuensi Presentase Selalu

Sering

Kadang-ladang Tidak pernah

10 8 8 3

34,48 % 27,59 % 27,59 % 10,34 %

Jumlah N = 29 100 %

(48)
[image:48.612.114.499.119.623.2]

Tabel 7

Remaja bertanya setelah penjelasan Alternatif jawaban Frekuensi Presentase Selalu

Sering

Kadang-kdang Tidak pernah

7 9 16

1

24,14% 17,24% 55,17% 3,45%

Jumlah N = 29 100 %

Dari data diatas diketahui bahwa sebagian kecil remaja menyatakan selalu mengajukan pertanyaan sesudah diberi materi 24,14%, dan sebagian kecil juga yang menyatakan sering mengajukan pertanyaan 17,24%, lebih dari setengahnya menyatakan kadang-kdang mengajukan pertanyaan 55,17%, dan sedikit sekali yang menjawab tidak pernah 3,45%.

Tabel 8

Persepsi remaja dalam penjelasan Alternatif jawaban Frekuensi Presentase Mendengarkan

dengan baik Mendengarkan sambil melamun Tidak memperhatikan Bercandan dan mengobrol

29

0

0 0

100 %

0 %

0 % 0 %

Jumlah N = 29 100 %

(49)
[image:49.612.113.502.110.568.2]

Tabel 9

Remaja mencatat hal-hal yang penting dalam penjelasan Alternatif jawaban Frekuensi Presentase Ya

Kadang-kadang Rgu-ragu Tidak pernah

14 12 3 0

48,28 % 41,38 % 10,34 %

0

Jumlah N = 29 100 %

Berdasarkan data diatas di ketahui bahwa hampir setengahnya yang mencatat ketika guru sedang menjelaskan 48,28%, dan hampir setengahnya lagi yang meyatakan mencatat hal-hal yang penting ketika guru mejelaskan 41,38%, serta sedikit sekali yang memberikan jawaban mencatat hal-hal yang penting dalam penjelasan 10,34%.

Tabel 10

Sikap remaja ketika guru sedang memberi penjelasan Alternatif jawaban Frekuensi Presentase Ya

Kadang-kadang Ragu-ragu Tidak pernah

15 13 1 0

50,00% 46,66% 3,34%

0 %

Jumlah N = 29 100 %

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa remaja mendengarkan dengan seksama penjelasan guru sebanyak 50,00%, sedangkan kadang-kadang hampir setengahnya sebanyak 43,33%, dan tidak pernah sedikit sekali sebanyak 3,34%.

(50)

Tabel 11

Bertambah atau tidaknya pengetahuan agama setelah mengikuti pengajian Alternatif jawaban Frekuensi Presentase

Sangat bertambah Bertambah Cukup bertambah Tidak bertambah

11 14 4 0

37,93 % 48,27 % 13,80 %

0

Jumlah N = 29 100 %

[image:50.612.110.502.136.565.2]

Berdasarkan data diatas diketahui bahwa sebagian kecil remaja menyatakan pengetahuan agama mereka sangat bertambah setelah mengikuti pengajian 37,93%, hampir setengahnya yang menyatakan bertambah 48,27%, dan sebagian kecil yang menyatakan pengetahuan agama mere

Gambar

Tabel I Penafsiran persentase
Tabel 2 Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
Tabel 4 Data Remaja Rw 02 Cipinang Besar Utara
Tabel 5 Saran dan Prasarana Rw 02
+7

Referensi

Dokumen terkait