• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. 1. Konsep Perencanaan MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "VI. 1. Konsep Perencanaan MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

137

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

VI. 1. Konsep Perencanaan

VI.1.1. Konsep Perencanaan Programatik

Konsep Perencanaan Programatik akan membahas pokok bahasan yang terdiri dari Analisis Sistem Lingkungan, Analisis Sistem Manusia, Analisis Pemilihan Lokasi dan Tapak, dan Analisis Perencanaan Tata Bangunan dan Ruang.

VI.1.1.1. Persyaratan dan Standar Perencanaan Sistem Manusia

Museum batik di Yogyakarta ditujukan untuk menambah sarana pendidikan dan pariwisata bagi seluruh masyarakat. Museum batik dirancang dengan target utama para wisatawan, baik para wisatawan asing maupun mancanegara. Selain wisatawan museum tetap dapat dinikmati oleh semua lapisan dan golongan.

Tabel VI.1. Pelaku dan Jumlah Pelaku

No Pelaku Jumlah

1 Pengunjung museum Estimasi 50 orang tiap jam 2 Pengunjung pameran Estimasi 100 orang tiap jam

3 Pengelola 5 orang

4 Resepsionis 2 orang 5 Penjaga tiket 2 orang

6 Guide 8 orang

7 Pembuat pola 6 orang

8 Pembatik 10 orang

9 Pemberi warna 4 orang 10 Karyawan showroom 4 orang 11 Karyawan museum 6 orang

12 Office boy 4 orang

(2)

138

15 Penjaga malam 2 orang

Tabel VI.2. Perhitungan Total Kebutuhan Area Bangunan

No Fungsi Bangunan Luasan m2

1 Gedung Perkantoran 1004,25 m2

2 Gedung Museum 1852 m2

3 Gedung Pendukung 571,375 m2

4 Area Parkir 424,5 m2

TOTAL 3852,125 m2

Hubungan ruang yang terjadi pada museum batik dipengaruhi oleh adanya fungsi yang terbentuk dari masing-masing ruangan. Secara makro, hubungan ruang yang terjadi pada museum batik dapat dilihat pada bagan hubungan ruang secara makro.

Bagan VI.1. Hubungan Ruang Secara Makro

VI.1.1.2. Konsep Lokasi dan Tapak

Tapak yang digunakan untuk museum batik berada pada Jalan Jendral Sudirman. Tapak berada Jalan Jendral Sudirman yang bertemu langsung dengan Jalan C. Simanjuntak dan Jalan Sunaryo. Tapak memiliki luas 7477,8 m2 .

Area Perkantoran

Area Museum

(3)

139

Gambar VI.1. Tapak Museum Batik Sumber: Google Earth

Gambar VI.2. Penataan Gedung-Gedung Museum Batik AREA PARKIR

GEDUNG PERKANTORAN

GEDUNG MUSEUM GEDUNG

PENDUKUNG A

R E A

(4)

140

VI. 2. Konsep Perancangan

VI.2.1. Konsep Perancangan Programatik

Konsep Perancangan Programatik Museum Batik terdiri dari pembahasan konsep fungsional, konsep perancangan tapak, konsep perancangan tata bangunan dan tata ruang, konsep perancangan aklimatisasi ruang, konsep perancangan struktur dan konstruksi, dan konsep perancangan perlengkapan dan kelengkapan studi.

VI.2.1.1. Konsep Fungsional

Konsep fungsional pada bangunan Museum Batik dapat tercermin melalui penggambaran bagan hubungan ruang yang terdapat pada Museum Batik.

Bagan VI.2. Hubungan Ruang pada Gedung Perkantoran LOBBY

RESEPSIONIS

RUANG TAMU

TOILET

RUANG JAGA PANTRY

RUANG KERJA

GUIDE

TOILET RUANG

KERJA PENGELOLA

TOILET

RUANG CS

RUANG BERKAS

RUANG

RAPAT RUANG KERJA

KARYAWAN S

Zona Publik

(5)

141

Bagan VI.3. Hubungan Ruang pada Gedung Museum TOILET PEMERIKSAAN

LOBBY

TIKETING RUANG

TUNGGU

RUANG PAMERAN

RUANG SEJARAH

RUANG

DISPLAY

RUANG POLA RUANG

CANTING

RUANG PEWARNAAN RUANG

JEMUR

SELASAR TOILET

TOILET

TOILET

TOILET

TOILET TOILET

TOILET

Zona Publik

(6)

142

Bagan VI.4. Hubungan Ruang pada Gedung Pendukung

VI.2.1.2. Konsep Perancangan Tapak

Konsep perancangan tapak mengenai lingkungan, ukuran, dan sempadan bangunan:

Gambar VI.3. Ukuran Lahan

LOBBY

SHOWROOM KASIR

RUANG KERJA PENGELOLA

RUANG KERJA KARYAWAN RUANG

STOK

PENGHUBUNG RUANG

KOLEKSI

GUDANG ALAT BATIK

R.GENSET

TOILET TOILET

TOILET

TOILET

GUDANG ALAT KANTOR

Zona Publik

Zona Privat

(7)

143

Gambar VI.4. Luas Area Terbangun

Konsep perancangan tapak mengenai view dari tapak:

Gambar VI.5. Konsep View dari Tapak Luas area yang

dapat di bangun 4486,68 m2

Lobby museum, ruang tunggu, ruang kerja pengelola, showroom

(8)

144

Konsep perancangan tapak mengenai view menuju tapak:

Gambar VI.6. Konsep View ke Tapak

Konsep perancangan tapak mengenai sirkulasi:

Gambar VI.7. Konsep Sirkulasi

Pengolahan fasad paling menarik

Lobby Museum, Lobby kantor, ruang

kerja pengelola

Entrance

Jalan Jendral Sudirman

Jalan Sunaryo

Exit

(9)

145

Konsep perancangan tapak mengenai arah angin dan

matahari:

Gambar VI.8. Konsep Arah Angin dan Matahari

Konsep perancangan tapak mengenai kebisingan:

Gambar VI.9. Konsep Kebisingan

Bagian bangunan yang paling banyak memiliki bukaan Vegetasi

sekitar tapak dipertahan kan

Ruang jemur, ruang canting, ruang pewarnaan, ruang pola Ruang koleksi,

ruang stok

Jalan Jendral Sudirman

Jalan Sunaryo

Ruang tunggu, lobby

showroom,

(10)

146

VI.2.1.3. Konsep Perancangan Tata Bangunan dan Tata Ruang

Gambar VI.10. Tata Bangunan Museum Batik Gedung Pendukung

Gedung Museum

Gedung Perkantoran

Area Parkir

1 3

Area Parkir

A

(11)

147 Keterangan :

Gedung Perkantoran:

1. Lobby 2. Selasar 3. Resepsionis 4. Ruang tamu 5. Ruang kerja guide 6. Toilet

7. Ruang kerja pengelola 8. Pantry

9. Ruang berkas 10.Ruang CS 11.Ruang rapat 12.Ruang kerja karyawan

Gedung Museum:

1. Lobby 2. Ruang tunggu 3. Toilet 4. Tiketing 5. Ruang pameran 6. Selasar 7. Pemeriksaan 8. Ruang sejarah 9. Ruang display 10.Ruang pola 11.Ruang canting 12.Ruang pewarnaan 13.Ruang jemur

Gedung Pendukung:

1. Lobby 2. Toilet 3. Showroom 4. Kasir

5. Ruang kerja pengelola 6. Ruang kerja karyawan 7. Ruang stok 8. Ruang penghubung 9. Gudang alat batik 10.Ruang koleksi 11.Ruang genset 12.Gudang alat kantor

Gambar VI.11. Tata Ruang Gedung Perkantoran LOBBY RESEPSIONIS

RUANG TAMU

TOILET

RUANG JAGA PANTRY

RUANG KERJA

GUIDE

TOILET RUANG

KERJA PENGELOLA

TOILET

RUANG CS

RUANG BERKAS

RUANG RAPAT

(12)

148

Gambar VI.12 Tata Bangunan Gedung Museum

Gambar VI. 13. Tata Bangunan Gedung Pendukung TOILET

PEMERIKSAAN LOBBY TIKETING

RUANG TUNGGU

RUANG PAMERAN

RUANG SEJARAH

RUANG

DISPLAY

RUANG POLA RUANG CANTING

RUANG PEWARNAAN RUANG

JEMUR SELASAR

TOILET TOILET

TOILET

TOILET

TOILET TOILET

TOILET

LOBBY

SHOWROOM KASIR

RUANG KERJA PENGELOLA

RUANG KERJA KARYAWAN RUANG

STOK

PENGHUBUNG RUANG

KOLEKSI

GUDANG ALAT BATIK

R.GENSET

TOILET TOILET

TOILET

TOILET

(13)

149

VI.2.1.4. Konsep Perancangan Aklimatisasi Ruang

• Penghawaan Ruangan

Penghawaan ruangan museum dilakukan dengan menggunakan sistem penghawaan alami dan buatan. Penghawaan alami akan digunakan pada ruang-ruang proses membatik. Penghawaan alami diterapkan dengan sistem cross ventilation.

Penghawaan buatan diterapkan menggunakan AC split. Penghawaan buatan akan diterapkan pada ruang-ruang yang memerlukan pengaturan dan kestabilan suhu ruangan seperti gedung perkantoran, ruang sejarah, ruang display, ruang pameran, showroom, ruang koleksi.

• Pencahayaan Ruangan

Lampu fluorescent akan digunakan pada ruangan yang berhubungan langsung dengan batik, yaitu ruang sejarah, ruang display, ruang pola, ruang canting, ruang pewarnaan, ruang

koleksi dan ruang showroom.

Lampu HID (High-Intensity Discharge lamps) digunakan pada ruangan pada gedung perkantoran dan ruangan yang lainnya.

VI.2.1.5. Konsep Perancangan Struktur dan Konstruksi

Bangunan museum menggunakan pondasi dangkal dengan menggunakan sistem pondasi menerus (batu kali). Pemilihan sistem pondasi menerusdisebabkan karena bangunan museum batik hanya memiliki ketinggian 1 lantai saja.

Struktur tengah bangunan museum batik menggunakan struktur rangka kaku (rigid frame). Struktur rangka kaku memiliki komponen horizontal berupa balok dan vertikal berupa kolom.

(14)

150

Konstruksi yang digunakan untuk penyelesaian atap dak adalah beton bertulang dan untuk rangka atap menggunakan baja ringan. Konstruksi plafond menggunakan GRC board. Konstruksi dinding menggunakan pasangan batu setengah bata (15cm) dengan finishing menggunakan cat. Konstruksi lantai menggunakan lantai keramik pada gedung perkantoran, ruang pameran, ruang display, ruang sejarah, showroom. Untuk ruang-ruang yang digunakan untuk proses membatik lantai menggunakan lantai semen. Pintu dan jendela menggunakan bahan kayu. Penyelesaian ruang luar menggunakan paving block dan rumput.

VI.2.1.6. Konsep Perancangan Perlengkapan dan Kelengkapan Bangunan

• Sistem Air Bersih

Penyediaan air bersih pada museum batik akan diperoleh dari PDAM dan sumur. Air bersih tersebut akan didistribusikan menggunakan sistem down feed.

• Sistem Pembuangan Air Kotor

Pembuangan air kotor atau limbah cair pada museum batik akan menggunakan sistem penampungan menggunakan sumur resapan.

Bagan VI.5. Sistem Pembuangan Air Kotor

Air sabun

Air berlemak

Air hujan

Kotoran

Bak penampungan air

Septic Tank

Bak penampungan lemak

Bak penampungan air hujan

Bak Kontrol

(15)

151 • Fire Protection

Sistem penanggulangan kebakaran museum batik menggunakan alat pemadam berupa hidran dan sprinkler. Hidran pada museum batik harus memiliki 1 buah setiap luasan 800m2. Kepala sprinkler yang digunakan berwarna merah (tabung pecah pada suhu 68o C) atau jingga (tabung pecah pada suhu 57o C).

• Generator

Bagan VI.6. Cara Kerja Generator

VI.2.2. Konsep Perancangan Penekanan Studi

Konsep Bentuk

Konsep Warna

Warna yang digunakan untuk mengolah musuem batik adalah warna coklat, merah, orange, dan kuning.

Konsep Tekstur

Ruang luar menggunakan tekstur kasar, pada jalan setapak

menggunakan paving block. Pada gedung perkantoran menggunakan Generator Trafo Automatic

Transfer Switch

(16)

152

tekstur kasar, kombinasi tekstur kasar dan halus diterapkan pada keseluruhan gedung pada museum batik.

Konsep Proporsi dan Skala

Ruang kerja, ruang pameran, ruang-ruang membatik diterapkan skala yang sama, yaitu skala wajar.

Pada ruang yang lainnya diterapkan kombinasi skala ruang wajar, menengah, hingga megah.

Konsep Jenis Bahan

Kombinasi dinding bata dan kaca menunjukkan kombinasi jenis bahan masif dan transparan.

(17)

153   

DAFTAR PUSTAKA

Ashihara, Yoshinobu. Perancangan Eksterior dalam Arsitektur, Penerbit Abdi Widya: Bandung.

Broadbent, G. 1980. Design in Architecture, John Wiley & Sons Ltd.: Great Britain. Ching, D. K. 2000. ARSITEKTUR: Bentuk, Ruang, dan Tatanan Edisi Kedua. Penerbit

Erlangga: Jakarta.

Ching, D. K. Ilustrasi Desain Interior. Penerbit Erlangga: Jakarta. Colour Harmonies

De Chiara, Joseph dan Michael J. Crosbie. 2001. Time-Saver Standards for Building Types. New York: Mc Graw-Hill.

Katalog Batik Khas Yogyakarta

Neufert, Ernst, Data Arsitek Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1996

Panero, Julius dan Martin Zelnik. 2005. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta: Erlangga.

Google Earth 2007

Peraturan Daerah Yogyakarta no 1 Tahun 2009

Prasetyo, Anindito. Batik Karya Agung Warisan Budaya Dunia

Tanudjaja, F. Christian J. Sinar. 2009. Materi kuliah Teori Arsitektur 2 Bab VII. Analogi Bentuk.

Yogyakarta dalam Angka 2009 http: //id.answers.yahoo.com http: //www.artikata.com http: //www.batikindonesia.com http: //www.budpar.go.id

http: //www.dairizingrap.wordpress.com http: //www.elearning.gunadharma.ac.id http: //www.hertiageojava.com

Gambar

Tabel VI.1. Pelaku dan Jumlah Pelaku
Tabel VI.2. Perhitungan Total Kebutuhan Area Bangunan
Gambar VI.1. Tapak Museum Batik
Gambar VI.3. Ukuran Lahan
+7

Referensi

Dokumen terkait

atau sistem monitoring terowongan perlu dirancang sebelum terowongan tersebut dibangun agar dapat diaplikasikan ketika terowongan tersebut dimanfaatkan. Kondisi iklim Indonesia

Stres memang kerap terjadi pada setiap orang, salah satunya yang dialami oleh RF dalam menjalani kehidupan sebagai PSK dan berbagai tekanan yang terjadi menjadikan ia

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang menjadi instrument kunci.Instrumen pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini

Batuan yang memungkinkan bertindak sebagai batuan induk di Cekungan Bengkulu adalah batuan sedimen klastika halus mengandung bahan organik yang terdapat dalam Formasi Seblat

asebutolol, atenolol, dan metoprolol disebut beta-blocker kardioselektif karena dapat menghambat reseptor beta-1 pada jantung dengan dosis 50-100 x lebih kecil dari

Isprepletenost djelovanja cGMP-a i Ca 2+ -iona dovodi do uspješnog prijenosa vizualnog signala dalje prema mozgu, ali i regeneraciji stanja u stanici nakon što je taj

Apabila username dan password tersebut valid maka sistem akan menampilkan form peramalan bahan baku dimana terdapat pilihan kriteria untuk memilih bahan baku dan

Penelitian yang telah dilakukan Anggraeni (2006) menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh variabel yang digunakan seperti profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan