SKRIPSI
PENGARUH KOMPONEN LAPORAN LABA RUGI DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2011
OLEH
DEDE DELVIS SAHERA 090503004
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh
Komponen Laporan Laba Rugi dan Komponen Arus Kas Terhadap Return Saham
Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011” adalah benar hasil karya tulis saya
sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban
akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah. Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan
plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Medan,
Yang Membuat Pernyataan
Dede Delvis Sahera
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Komponen Laporan Laba Rugi dan Komponen Arus Kas
Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang
Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2009-2011”.
Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi,
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis juga telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan do’a
baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak selama proses penulisan
skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu
kepada :
1. Bapak Prof. Drs. Azhar Maksum., MM., Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., selaku Ketua
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan
Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M, Ak., selaku Sekretaris Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia
Ismail M.M, Ak, selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM,Ak, selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan, motivasi dan masukan yang sangat
bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi.
5. Ibu Hj. Dra. Nurzaimah, MM, Ak., selaku dosen pembaca yang telah
membantu penulis melalui kritik dan saran yang diberikan demi
6. Semua staf karyawan FE USU terkhusus Departemen Akuntansi. Bang
Sugeng, Kak Dame, Kak Raya dan staf yang lain, yang telah membantu
menyiapkan segala administrasi dan keperluan penulis.
7. Dan secara khusus penulis mempersembahkan ucapan terima kasih kepada
kedua orang tua tersayang, M. Daud Z dan Darus Mardiana, serta kepada
abang tercinta Dede dan adik tersayang Dede Safitri Millenia yang tidak
pernah jenuh dan selalu sabar dalam memberikan doa, dukungan, perhatian
dan saran kepada penulis.
8. Kepada Ahmad Fadli Polem, ST.,yang selalu setia memberikan dukungan,
motivasi dan senyuman kepada penulis demi kelancaran penyelesaian skripsi
ini. Juga kepada teman-teman di Fakultas Ekonomi khususnya Akuntansi
2009 yang selalu memberikan motivasi dan informasi, Mari kita lanjutkan
perjuangan ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini kedepannya sehingga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Medan,
Penulis,
ABSTRAK
PENGARUH KOMPONEN LAPORAN LABA RUGI DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis pengaruh komponen laporan laba rugi (laba bersih per saham dan laba kotor per saham) dan komponen arus kas (arus kas dari aktivitas operasi per saham dan arus kas dari aktivitas investasi per saham) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur sektor industry barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia sejak tahun 2009 sampai dengan 2011.
Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistic yaitu analisis regresi linear berganda. Metode penggambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Variabel penelitian ini adalah laba bersih per saham sebagai X1, laba
kotor per saham sebagai X2, arus kas dari aktivitas operasi per saham sebagai X3
dan arus kas dari aktivitas investasi per saham sebagai X4, serta return saham
sebagai variabel Y dengan total sampel per tahun sebanyak 18 perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen (X1, X2, X3, X4)
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Return saham) secara serempak. Sementara hasil penelitian secara parsial, menunjukkan bahwa hanya variabel Laba Kotor per saham yang berpengaruh signifikan terhadap
Return saham. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh variabel independen yang diteliti tidak dapat digunakan secara serempak untuk menentukan besarnya Return saham.
ABSTRACT
THE ANALYSIS EFFECT OF INCOME AND CASH FLOW COMPONENTS TO STOCK RETURN IN MANUFACTUR CONSUMERS GOODS
INDUSTRY COMPANY LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXECHANGE (IDX) IN THE PERIOD 2009-2011
This study analyzed the influence of income components (gross profit and net profit) and cash flow components ( cash flows from operating activities and cash flows from investing activities) to stock returns in consumers goodS industry company listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX).
Data that used in this research are financial statements from each company, published through website research is quantitative method with multiple regressions. Sampling method that used is purposive sampling. Variables that used in this research are net profit per share as X1 variable, gross profit per share as X2 variable, cash flows from operating activities per share as X3 variable, cash flows from investing activities per share as X4 variable and stock returns as Y variable consist of the 18 firm.
The results showed that the independents variable (X1, X2, X3,X4) does not have a significant effect on the dependents variable (stock returns) in all at coice. While the parsial, the results showed that net income per share is the only variables which have a significant influence on stock returns. This, it can be concluded that thewhole of independent variables which is tested can’t be used all at once to determine the stock Return.
Keyword: stock return, net profit per share, gross profit per share, cash flows from operating activities per share, cash flows from investing activities per share.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL...viii
DAFTAR GAMBAR... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 7
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 9
2.1.1 Teori Sinyal (Signaling Theory) ... 9
2.1.2 Teori Asimetri Informasi ... 10
2.1.3 Laporan Laba Rugi ... 11
2.1.3.1 Laba Kotor... ... 12
2.1.3.2 Laba Bersih. ... 13
2.1.4 Laporan Arus Kas ... 13
2.1.2.1 Arus Kas Operasi... .. 14
2.1.2.2Arus Kas Investasi ... 14
2.1.5 Return Saham ... 16
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 17
2.3 Kerangka Konseptual ... 20
2.4 Hipotesis Penelitian ... 22
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 24
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 25
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 28
3.5 Jenis dan Sumber Data... 31
3.6 Metode Pengumpulan Data ... 31
3.7 Metode Analisis Data ... 32
3.7.1 Statistik Deskriptif ... 32
3.7.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 32
3.7.2.2 Uji Multikolinearitas ... 34
3.7.2.3 Uji Heterokedasitas ... 35
3.7.2.4 Uji Autokorelasi ... 36
3.8 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 37
3.8.1 Model Regresi Linear Berganda ... 37
3.8.2 Koefisien Determinasi ... 39
3.8.3 Uji Serempak (f-test)... 40
3.8.4 Uji Parsial (t-test) ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 41
4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 42
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif... 42
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 45
4.2.2.1 Uji Normalitas ... 45
4.2.2.2 Uji Multikoliniearitas ... 50
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 53
4.2.2.4 Uji Autokorelasi ... 56
4.2.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 58
4.2.3.1 Model Regresi Linear Berganda ... 58
4.2.3.2 Analisis Koefisien Determinasi ... 61
4.2.3.3 Uji Serempak (F-test) ... 63
4.2.3.4 Uji Parsial (T-test) ... 64
4.3 Hasil Pembahasan ... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 71
5.2 Keterbatasan Penelitian... 73
5.3 Saran ... 74
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 17
3.1 Jadwal Penelitian... 25
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 26
3.3 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ... 29
3.4 Daftar Sampel Penelitian ... 30
4.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 41
4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 43
4.3 Uji Normalitas Sebelum Trimming ... 45
4.4 Uji Normalitas Setelah Trimming ... 47
4.5 Uji Multikolinearitas ... 51
4.6 Coefficients Correlations ... 52
4.7 Hasil Uji Gleiser Heteroskedastisitas ... 55
4.8 Hasil UjiAutokorelasi ... 57
4.9 Hasil Analisis Regresi ... 59
4.10 Casewise Diagnostics ... 61
4.11 Hasil Analisis Koefisien Determinasi ... 62
4.12 Hasil Uji F ... 63
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 20
4.1 Grafik Histogram ... 48
4.2 Grafik Normal P-P Plot ... 49
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
ABSTRAK
PENGARUH KOMPONEN LAPORAN LABA RUGI DAN KOMPONEN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis pengaruh komponen laporan laba rugi (laba bersih per saham dan laba kotor per saham) dan komponen arus kas (arus kas dari aktivitas operasi per saham dan arus kas dari aktivitas investasi per saham) terhadap return saham pada perusahaan manufaktur sektor industry barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia sejak tahun 2009 sampai dengan 2011.
Data yang digunakan adalah laporan keuangan dari masing-masing perusahaan sampel, yang dipublikasikan melalui website analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistic yaitu analisis regresi linear berganda. Metode penggambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Variabel penelitian ini adalah laba bersih per saham sebagai X1, laba
kotor per saham sebagai X2, arus kas dari aktivitas operasi per saham sebagai X3
dan arus kas dari aktivitas investasi per saham sebagai X4, serta return saham
sebagai variabel Y dengan total sampel per tahun sebanyak 18 perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen (X1, X2, X3, X4)
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Return saham) secara serempak. Sementara hasil penelitian secara parsial, menunjukkan bahwa hanya variabel Laba Kotor per saham yang berpengaruh signifikan terhadap
Return saham. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh variabel independen yang diteliti tidak dapat digunakan secara serempak untuk menentukan besarnya Return saham.
ABSTRACT
THE ANALYSIS EFFECT OF INCOME AND CASH FLOW COMPONENTS TO STOCK RETURN IN MANUFACTUR CONSUMERS GOODS
INDUSTRY COMPANY LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXECHANGE (IDX) IN THE PERIOD 2009-2011
This study analyzed the influence of income components (gross profit and net profit) and cash flow components ( cash flows from operating activities and cash flows from investing activities) to stock returns in consumers goodS industry company listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX).
Data that used in this research are financial statements from each company, published through website research is quantitative method with multiple regressions. Sampling method that used is purposive sampling. Variables that used in this research are net profit per share as X1 variable, gross profit per share as X2 variable, cash flows from operating activities per share as X3 variable, cash flows from investing activities per share as X4 variable and stock returns as Y variable consist of the 18 firm.
The results showed that the independents variable (X1, X2, X3,X4) does not have a significant effect on the dependents variable (stock returns) in all at coice. While the parsial, the results showed that net income per share is the only variables which have a significant influence on stock returns. This, it can be concluded that thewhole of independent variables which is tested can’t be used all at once to determine the stock Return.
Keyword: stock return, net profit per share, gross profit per share, cash flows from operating activities per share, cash flows from investing activities per share.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Investor merupakan pelaku pasar yang berperan penting di pasar modal.
Salah satu pilihan berinvestasi di pasar modal adalah investasi dan penanaman
modal dalam bentuk saham yang merupakan pemilikan atau pembelian
saham-saham perusahaan terbuka oleh para investor dengan tujuan untuk mendapatkan
pendapatan (return) sebagai keuntungan. Dalam pasar modal, perusahaan yang
memiliki kinerja yang bagus akan mempunyai kesempatan yang relatif besar
untuk mendapatkan dana dari masyarakat dibandingkan dengan perusahaan yang
tidak mempunyai prospek yang jelas.
Pasar modal berperan penting dalam perekonomian suatu Negara, seperti
di Indonesia, karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi
ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal memiliki fungsi ekonomi karena
menyediakan fasilitas untuk mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang
membutuhkan dana (issuer) dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana
(investor) atau disebut sebagai lembaga perantaraan (intermediaries). Sedangkan
fungsi keuangan maksudnya reward bagi investor atas hasil investasinya yang
berupa keuntungan untuk memaksimalkan kekayaan. Sebelum bertransaksi di
pasar modal, para investor terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap
Dengan adanya pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana
yang efisien, karena melalui pasar modal pihak yang memiliki kelebihan dana
dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan
(return), sedangkan pihak issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan
dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana
dari operasi perusahaan. Pasar modal banyak sekali menyediakan informasi yang
tersedia bagi para investor. Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi
para investor dalam mengambil keputusan. Salah satu bentuk investasi yang
dilakukan investor adalah membeli saham, dengan harapan akan memperoleh
return baik berupa dividen maupun capital gain.
Tujuan utama laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi
keuangan yang sangat penting bagi investor dan sejumlah pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Dalam laporan keuangan perusahaan dapat
digunakan para investor untuk memprediksi dan menilai sekuritas saham.
Sekuritas saham sebuah perusahaan sangat dipengaruhi oleh besarnya aliran imbal
hasil (return) yang akan diperoleh perusahaan dimasa mendatang. Agar suatu
keputusan investasi dapat memuaskan investor, maka diperlukan adanya suatu
analisis sekuritas dalam upaya melakukan pendapatan harga efek wajar.
Dengan demikian investor harus mampu menyusun prakiraan harga
sekuritas saham yang akan dibeli maupun dijual dari informasi laporan keuangan
perusahaan yang ada. Agar harga tersebut dapat mencerminkan nilai intrinsik
yang sebenarnya. Para investor yang bersedia menyalurkan dananya melalui pasar
diperoleh dari investasi tersebut. Perasaan aman yang diperoleh investor karena
memperoleh informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan investasinya. Return memungkinkan investor untuk
membandingkan keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang
disediakan oleh berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan.
Disisi lain return pun memiliki peran yang amat signifikan dalam menentukan
nilai dari suati investasi (Linda:2005 dalam Ninna Daniati dan Suhairi, 2006).
Menurut PSAK, No 1 (IAI 2009) jika seorang investor mengambil
keputusan bisnis, maka salah satu perkembangannya dengan melihat dan
menganalisis laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah
satu media utama yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengkomunikasikan informasi keuangannya kepada pihak luar.
Laporan keuangan menggambarkan kinerja suatu perusahaan yang
merupakan hasil dari serangkaian proses. Salah satu ukuran kinerja tersebut
adalah laba. Menurut PSAK No.25 menyatakan pentingnya informasi laba secara
tegas bahwa laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan
kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Bentuk tindakan lain dalam
pengungkapan laporan keuangan adalah laporan arus kas. Laporan arus kas
ditujukan untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode
tertentu yang terdiri dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Menurut
PSAK No.2 (IAI 2009) laporan arus kas dapat memberikan informasi yang
entitas, struktur keuangan dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu
arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah.
Alasan peneliti menggunakan perusahaan manufaktur sektor industri
barang konsumsi adalah, berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa semua
sektor saham dapat tumbuh baik pada 2013. Apalagi sektor konsumsi karena
kenaikan jumlah kelas menengah. Artinya perusahaan yang bergerak di sektor
barang konsumsi relatif yang diuntungkan. Berdasarkan ‘consumer confidence
index’ hasil survey dari Danareksa Research Institute, menunjukkan bahwa index
kepercayaan konsumen sedang tinggi-tingginya. Selain itu, di Bursa Efek
Indonesia (BEI) masih menunjukkan perkembangan yang sangat baik dengan
kenaikan sebesar 11,5 persen sepanjang awal 2013. Berada diurutan ketiga setelah
Filipina dan Jepang.
Selain itu, pertimbangan lainnya sehingga peneliti menggunakan
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi memiliki sifat inelastis
artinya persentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih kecil dibanding
persentase perubahan harga.
Beberapa penelitian telah menghubungkan antara komponen laporan laba
rugi dan komponen arus kas terhadap return saham, antara lain, Watson dan Wells
(2005) dalam Mohsen Destgir, et all (2010) meneliti hubungan antara berbagai
pendapatan dengan tingkat pengembalian saham di Bursa Efek Australia. Mereka
melaporkan bahwa untuk memperoleh keuntungan perusahaan, laporan laba rugi
ditemuka n lebih erat kaitannya dengan tingkat pengembalian saham dibandingkan
menemukan bahwa baik laporan laba rugi maupun laporan arus kas menangkap
kinerja perusahaan dengan baik. Sidik Cahyasucin (2008) , yang membuktikan
adanya pengaruh informasi laba akuntansi terhadap cuummulative abnormal
return. Hal tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas yang tinggi memberikan
sinyal positif mengenai pertumbuhan nilai perusahaan dimasa yang akan datang.
Penelitian Hardian Hariono Sinaga (2010), yang meneliti tentang analisis
pengaruh total arus kas, komponen arus kas, laba akuntansi terhadap return
saham. Hasil pengujian yang diperoleh bahwa ada pengaruh yang signifikan dan
negatif antara arus kas operasional terhadap Expected Return Saham, secara
parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara arus kas investasi terhadap
Expected Return saham, secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara
arus kas pendanaan terhadap Expected Return saham, secara parsial ada pengaruh
yang signifikan dan positif antara laba kotor terhadap Expected Return saham,
secara parsial dan ada pengaruh yang signifikan dan positif antara ukuran
perusahaan (Size) terhadap Expected Return saha, secara parsial.
Penelitian selanjutnya Martha Anna Siagian (2011), yang meneliti tentang
analisis pengaruh laba akuntansi dan komponen arus kas terhadap harga saham
pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI, dengan variabel
independen: laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas
investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah harga saham. hasil penelitian ini yang diperoleh adalah
keempat variabel independen berpengaruh signifikan terhadap harga saham secara
arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
harga saham. Laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas operasi memiliki
pengaruh yang paling signifikan.
Penelitian lainnya oleh Ninna Danniati dan Suhairi (2006) menganalisis
pengaruh kandungan informasi komponen laporan arus kas, laba kotor, dan size
perusahaan terhadap expected return saham. penelitian ini menggunakan variabel
independen berupa arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi,
arus kas dari aktivitas pendanaan,laba kotor, dan size perusahaan. Variabel
dependen berupa expected return. Hasil penelitian diperoleh bahwa arus kas
operasi tidak berpengaruh terhadap expected return saham, arus kas dari aktivitas
investasi berpengaruh negatif terhadap expected return saham, laba kotor
berpengaruh positif terhadap expected return saham dan size perusahaan
berpengaruh negatif terhadap expected return saham.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti
terdahulu menunjukkan inkonsistensi, sehingga mendorong penulis untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul: “Pengaruh Komponen Laporan Laba Rugi dan Komponen Arus Kas terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktus Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukan sebelumnya,
1. Apakah komponen laba rugi (Laba Kotor per saham dan Laba Bersih per
saham) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham?
2. Apakah komponen arus kas (Operasi per saham dan Investasi per saham)
secara parsial berpengaruh positif terhadap return saham?
3. Apakah secara serempak komponen laporan laba rugi (Laba Kotor per saham
dan Laba Bersih per saham) dan komponen arus kas (Operas per saham dan
Investasi per saham) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham?
1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui secara parsial pengaruh pengaruh positif
dan signifikan komponen laba rugi (Laba Kotor Per saham
dan Laba Bersih per saham) terhadap return saham.
2. Untuk mengetahui secara parsial pengaruh positif dan
signifikan komponen arus kas (Operasi per Saham dan
Investasi per Saham) terhadap return saham.
3. Untuk mengetahui secara serempak pengaruh positif dan
signifikan komponen laba rugi (Laba Kotor Per saham dan
Laba Bersih per saham) dan komponen arus kas (Operasi
1.3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Peneliti
Penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan penulis tentang pasar modal dan yang
berkaitan dengan pengaruh komponen laporan laba rugi dan
komponen arus kas terhadap return saham.
2. Investor
Penelitian ini diharapkan membantu investor untuk
mengetahui kondisi kinerja perusahaan yang terdaftar di
BEI tahun 2009-2011. Dan membantu investor dalam
pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual saham
yang kemudian diharapkan memperoleh pendapatan
(return).
3. Perusahaan
Diharapkan menjadi alat bantu untuk menilai apakah
penerbitan laporan keuangan memiliki pengaruh terhadap
return saham perusahaan.
4. Peneliti Lain
Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang ingin
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Teori Sinyal (Signaling Theory)
Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis
karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau
gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun dimasa akan
datang. Informasi yang akurat, tepat waktu, dan lengkap sangat dibutuhkan
investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan
investasi. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham
pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah
menerima informasi tersebut, dimana pelaku pasar terlebih dahulu
menginterprestasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal
baik (good news) atau sinyal buruk (bad news).
Teori sinyal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan
untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal.
Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat
asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan
mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan
datang daripada pihak luar (investor, kreditor).
Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya
keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan
kepada pemilik atau pun pihak yang berkepentingan lainnya (contoh:
investor). Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan
informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa yang sudah
dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau
bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa
perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain.
Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna
bagi investor dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada
dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya, yang akan digunakan
untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis,
termasuk laporan arus kas karena laporan arus kas merupakan bagian dari
laporan keuangan sehingga laporan arus kas seharusnya juga berguna
untuk pengambilan keputusan. Dengan dilaksanakannya analisis terhadap
laporan arus kas, maka investor diharapkan akan dapat mengambil
keputusan yang berkaitan dengan investasinya, dengan kata lain informasi
tersebut akan menyebabkan harga saham berfluktuasi.
2.1.2 Teori Asimetri Informasi (Assymetric Information Theory)
Menurut Husnan (2003 : 325) dalam Martha Anna Siagian (2011),
mengatakan Assymmetric Information atau ketidaksamaan informasi
adalah situasi di mana manajer memiliki yang berbeda (yang lebih baik)
investor. Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan
menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga
yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai
perusahaan, dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu caranya
adalah dengan memberikan sinyal kepada pihak luar tentang informasi
keuangan yang dapat dipercaya yang akan mengurangi ketidapastian
mengenai prospek perusahaan yang akan datang, dengan demikian
penerbitan laporan arus kas dan laporan laba rugi sebagai salah satu bagian
dari laporan keuangan akan menyebabkan investor dapat menilai kondisi
keuangan perusahaan dan mengurangi informasi asimetris.
2.1.3 Laporan Laba Rugi
Menurut Warren Reeve Fess (2006 : 25) “Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu
berdasarkan konsep penandingan atau pengaitan (matching concept)”.
Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan terhadap
beban-beban yang terjadi. Kelebihan ini disebut laba bersih atau keuntungan bersih (net income atau net profit). Jika beban melebihi pendapatan, maka disebut rugi bersih (net loss).
Beberapa tujuan khusus yang lebih rinci dari laporan laba rugi
antara lain (Faisal Abdullah: 2004 dalam Wenny Wijayanti: 2012) :
1. Untuk membedakan antara modal yang diinvestasikan dan laba. 2. Penggunaan angka laba historis untuk membantu meramalkan
3. Penggunaan laba sebagai pengukuran keberhasilan serta pedoman pengambilan keputusan manajerial dimasa yang akan datang.
4. Penggunaan laba sebagai pengukuran efisiensi manajemen. 5. Penggunaan laba sebagai dasar pengenaan pajak, sebagai alat
pengawasan perusahaan yang berhubungan dengan kepentingan umum dan penggunaan laba sebagai sarana bagi para ekonom untuk mengevaluasi sumber daya.
2.1.3.1 Laba Kotor
Yang dimaksud dengan laba kotor adalah selisih antara
hasil penjualan dan harga pokok penjualan. Meskipun untuk
menghitung laba dari operasi, laba kotor tersebut masih harus
dikurangi dengan biaya-biaya operasi (biaya penjualan, biaya
administrasi, dan biaya umum), namun laba kotor perlu mendapat
perhatian yang cukup. Dalam perusahaan yang sudah berjalan
lancar biasanya terdapat hubungan yang stabil antara laba kotor dan
hasil penjualan bersih (D.Hartanto : 1981).
Analisis laba kotor merupakan proses analisa yang
berkelanjutan dan harus dilaksanakan dengan efektif. Analisa laba
kotor ini dapat dilakukan seperti melakukan analisis biaya standar
dimana setiap perbedaan akan segera diketahui. Laba kotor sering
juga disebut dengan Gross Margin yang merupakan kelebihan
2.1.3.2 Laba Bersih
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2002 : 67) “laba bersih
mencerminkan semua pos laba dan rugi selama satu periode,
kecuali koreksi masa lalu”. Koreksi masa lalu disajikan sebagai
penyesuaian atas saldo awal laba yang ditahan.
Berdasarkan PSAK No.25 paragraf 08 (2007) menyatakan: “Biasanya semua unsur pendapatan dan beban yang diakui dalam suatu periode tercakup dalam penetapan laba atau rugi bersih untuk periode tersebut, termasuk juga pos luar biasa dan dampak perubahan estimasi akuntansi. Tetapi dalam keadaan tertentu mungkin diperlukan untuk mengeluarkan unsur-unsur tertentu dari laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. Pernyataan ini menyangkut dua kondisi tertentu: koreksi atas kesalahan yang mendasar dan dampak perubahan kebijakan akuntansi .
2.1.4 Laporan Arus Kas
Menurut PSAK No.2 (IAI 2009) “laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk
mengevaluasi perubahan dalam asset bersih entitas, struktur keuangan dan
kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka
penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah”.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (1999 : 217) “tujuan menyajikan laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan ini akan membantu investor, kreditor dan pemakai lainnya untuk:
1. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas di masa yang akan datang.
2. Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya membayar dividen, dan keperluan dana untuk kegiatan ekstern.
4. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
2.1.4.1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil
utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities). Arus
kas umumnya berasal dari transaksi-transaksi yang mempengaruhi
penetapan laba atau rugi bersih.
Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan aktivitas
operasi menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.2 paragraf 14, 2009)
antara lain:
1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;
2. Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain-lain;
3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa; 4. Pembayaran kas kepada karyawan;
5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi;
6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan kecuali bila dapat diidentifikasi secara khusus;
7. Penerimaan atau pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdaganganl
2.1.4.2 Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Menurut Warren Reeve Fess (2006 : 28) “Arus kas dari
aktivitas investasi melaporkan transaksi kas untuk pembelian atau
termasuk pembelian dan penjualan instrument keuangan yang tidak
ditujukan untuk diperdagangkan, seperti halnya memberi dan
menagih pinjaman.
Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan arus kas dari
aktivitas investasi menurut menurut Ikatan Akuntansi Indonesia
(IAI), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.2
paragraf 16, 2009) antara lain:
1. Pembayaran kas untuk membeli asset tetap, asset tidak berwujud, dan asset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan asset tetap yang dibangun sendiri;
2. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta asset tidak berwujud dan asset jangka panjang lain;
3. Pembayaran kas untuk membeli instrument utang atau instrument ekuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama (selain pembayaran kas untuk instrument yang dianggap setara kas atau instrument yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjanjikan);
4. Kas yang diterima dari penjualan instrument utang dan instrument ekuitas entitas lain dan kepemilikan ventura bersama (selain penerimaan kas dari instrument yang dianggap setara kas atau instrument yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjanjikan);
5. Uang muka atau pinjaman yang diberikan kepada pihak lain(selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);
6. Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan);
7. Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan
8. Pembayaran kas dari futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts
kecuali apabila kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau diperjanjikan, atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan;
2.1.5 Return Saham
Menurut Jogiyanto (2000) dalam Wenny Wijayanti (2012)” return
merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham sebagai
hasil investasinya”. Faktor yang mempengaruhi return suatu investasi pada
suatu perusahaan meliputi faktor internal dan faktor eksternal perusahaan
tersebut.
Menurut Abdul Halim (2005) dalam Wenny Wijayanti (2012) ,
komponen pengembalian (return) meliput i:
1. Untung atau rugi modal (capital gain/loss) merupakan keuntungan (kerugian) bagi investasi yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas harga beli (harga jual) yang keduanya terjadi di pasar sekunder.
2. Imbal hasil (yield) merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik. Misalnya berupa dividen atau bunga yield dinyatakan dalam persentase dari modal yang ditanamkan.
Menurut Jogiyanto (2003 : 109), return dapat dibedakan menjadi
dua yaitu:
1. Return Realisasi
Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis.
Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentu return ekspektasi (expected return) dari risiko dimasai datang.
Return exspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi,
return exspektasi sifatnya belum terjadi.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh komponen
[image:30.595.113.554.355.752.2]laporan laba rugi dan komponen arus kas terhadap return saham antara lain:
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian
Mohsen Destgir, Hossein S. Sajadi, Omid M.Akhgar (2010) Pengaruh Komponen Laporan laporan laba rugi dan komponen laporan arus kas terhadap return saham
Variabel independen: Laba Kotor, Laba Operasi, Laba sebelum Pajak, Laba Bersih, Arus Kas Operasi, Arus kas Pengembalian Investasi dan Penerimaan Hutang, Arus Kas Penerimaan Pajak dan Arus kas Pendanaan.
Variabel Dependen: Return Saham
menunjukkan bahwa antara komponen laporan laba rugi, laba bersih dan diantara komponen laporan arus kas, arus kas dari kegiatan investasi memiliki hubungan yang kuat dengan return saham. namun, hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan kuat antara return saham dan komponen laporan laba rugi yang cukup signifikan terhadap arus kas.
Hardian Hariono Sinaga (2010)
Analisis pengaruh total arus kas, komponen arus kas, laba akuntansi terhadap return saham
Variabel independen: Total Arus kas, Arus kas dari aktivitas operasi, Arus kas dari aktivitas investasi, Arus kas dari aktivitas pendanaan, dan Laba Akuntansi
Menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dan negatif antara arus kas operasional terhadap
Variabel Dependen: Return Saham
ada pengaruh yang signifikan antara arus kas investasi terhadap
expected return saham secara parsial; tidak ada pengaruh yang signifikan antara arus
kas pendanaan terhadap expected
return saham secara parsial; ada pengaruh yang signifikan dan positif antara laba kotor terhadap
expected return saham secara parsial; dan ada
pengaruh yang signifikan dan positif
antara ukuran perusahaan (size)
terhadap expected return saham secara parsial. Sidik Cahyasucin (2008) Pengaruh hubungan informasi laba, komponen arus kas, dan ukuran perusahaan terhadap cummulative abnormal return pada perusahaan Food and Bevareges, Apparel
and Other Textile Products, dan Automotive and Allied Products
yang terdaftar di BEI tahun 2004-2005
Variabel Independen: Laba akuntansi, Arus kas dari aktivitas Operasi, Arus kas dari aktivitas Investasi, Arus kas dari aktivitas pendanaan dan Ukuran perusahaan.
Variabel Dependen:
cummulative Abnormal Return (CAR).
menunjukkan bahwa peningkatan laba dan arus kas investasi berpengaruh
signifikan terhadap peningkatan
cummulative
abnormal return.
daripada informasi yang terkandung dalam arus kas operasi, arus kas pendanaan, dan ukuran perusahaan.
Martha Anna Siagian (2011)
Analisis pengaruh laba akuntansi dan komponen arus kas terhadap harga saham pada perusahaan
industry dasar dan
kimia yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009
Variabel Independen: laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan. Variabel Dependen: Harga Saham. menunjukkan bahwa keempat variabel independen berpengrauh signifikan positif terhadap harga saham secara bersama-sama, tetapi secara parsial laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, dan arus kas
dari aktivitas pendanaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham,
sedangkan arus kas dari aktivitas investasi tidak berpengaruh terhadap harga saham. laba akuntansi dan arus kas dari aktivitas operasi memiliki pengaruh yang paling signifikan. Ninna Daniati dan Suhairi (2006) Pengaruh kandungan informasi komponen laporan arus kas, laba kotor, dan size
perusahaan
terhadap expected return saham pada perusahaan
industry textile Mill Products, Apparel and Other Textile
Variabel Independen: Arus kas dari aktivitas Operas, Arus kas dari aktivitas Pendanaan, Arus kas dari aktivitas Investasi, Laba Kotor, dan size perusahaan.
Variabel Dependen:
Expected Return Saham
menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara arus kas dari aktivitas investasi terhadap
expected return
saham. laba kotor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap expected
return saham. size
perusahaan
Products, dan
Automotive and Allied Products
yang terdaftar di BEJ tahun 1998-2004
yang signifikan terhadap expected
return saham. sedangkan arus kas dari aktivitas operasi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap
expected return
saham.
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dari pola hubungan antara variabel yang digunakan dapat digambarkan sebagai berikut:
[image:33.595.113.556.111.266.2] [image:33.595.127.446.345.658.2]H1 H2 H3 Gambar 2.1 H3 Gambar 2.1 Kerangka konseptual
Laba Kotor Perusahaan per saham
Laba Bersih Perusahaan Per saham
Arus kas Operasi Perusahaan Per saham Arus Kas Investasi Perusahaan Per saham
R E T U R N S A H A M (Y) Komponen laporan Laba Rugi
Komponen Arus Kas
Laba Bersih Persaham (X1)
Laba Kotor Persaham (X2)
Arus Kas Operasi Persaham (X3)
Dari gambar di atas dapat dijelaskan hubungan kausal antara laba kotor per
saham, laba bersih per saham, arus kas dari aktivitas operasi per saham, dan arus
kas dari aktivitas investasi per saham terhadap return saham. Kerangka konseptual
ini dapat berguna bagi para investor dalam memprediksi dan meramalkan return
saham dengan menfaatkan informasi yang berkaitan dengan pengaruh komponen
laporan laba rugi dan komponen arus kas.
Komponen laporan laba rugi terdiri dari laba kotor dana laba bersih, yang
menggambarkan keefesiensian kinerja suatu perusahaan. Komponen laporan laba
rugi tentunya memiliki hubungan yang positif terhadap return saham. Karena
semakin tinggi tingkat laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan maka akan
semakin tinggi pula return sahamnya. Febrianto (2005) dalam Ninna Daniati dan
Suhairi (2006) menyimpulkan bahwa angka laba kotor lebih mampu memberikan
gambaran yang lebih baik tentang hubungan laba dan harga saham yang sangat
erat pula hubungannya dengan return saham.
Komponen Laporan arus kas terdiri dari arus kas dari aktivitas operasi,
arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Namun,
dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan arus kas dari aktivitas operasi,
dan arus kas dari aktivitas investasi. Arus kas dari aktivitas operasi merupakan
pendapatan utama yang oleh perusahaan diharapkan bernilai positif (surplus) dari
tahun ke tahun. Arus kas operasi yang surplus dapat menambah pemasukan bagi
perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan menjadi lebih baik karena
bagi para pemegang sahamnya yang akan meningkatkan harga saham perusahaan
dan tentunya berpengaruh terhadap tingkat pengambilan (return) saham.
Arus kas dari aktivitas investasi berkaitan dengan perolehan atau
pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) yang dilakukan oleh
perusahaan serta bentuk investasi lain yang tidak termasuk dalam setara kas yang
mencakup aktivitas meminjamkan uang dan mengumpulkan piutang. Aktivitas
investasi mencerminkan pengeluaran jasa sehubungan dengan sumber daya yang
bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas dimasa yang akan dating.
(Miller dan Rock:1985 dalam Ninna Daniati dan Suhairi 2006) melakukan
pengujian mengenai pengaruh investasi pada return saham. Hasil studi ini
menemukan bahwa peningkatan investasi berhubungan dengan peningkatan arus
kas masa yang akan datang dan mempunyai pengaruh positif dengan return saham
pada saat pengumuman investasi baru.
2.4 Hipotesis
Menurut Erlina (2011 : 41) “hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan
dengan maksud untuk diuji secara empiris. Dari kerangka teoritis yang telah
diuraikan di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
H1 : Komponen laporan laba rugi (Laba Kotor per saham dan Laba
Bersih per saham) secara parsial berpengaruh positif dan
H2 : Komponen arus kas (Arus kas Operasi per saham dan Arus kas
investasi per saham) secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham.
H3 : Komponen laporan laba rugi (Laba Kotor per saham dan Laba
Bersih per saham) dan komponen arus kas (Arus Kas dari
aktivitas Operasi per saham dan Arus Kas dari Aktivitas Investasi
per saham) secara serempak berpengaruh positif dan signifikan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausal
yang berguna untuk menganalisa hubungan antara satu variabel dengan lainnya
atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2003 : 30).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: laba bersih per saham, laba
kotor per saham, arus kas dari aktivitas operasi per saham, dan arus kas dari
aktivitas investasi per saham sebagai variabel independen. Sebagai variabel
dependen adalah return saham.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Pengajuan proposal dilakukan pada minggu ketiga bulan Januari 2013 dan
disetujui departemen akuntansi pada minggu terakhir Februari 2013. Bimbingan
proposal berlangsung selama dua bulan. Peneliti membutuhkan waktu 1 bulan
untuk mengumpulkan dan mengolah data karena peneliti harus mengunduh
seluruh laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi. Setelah mengolah data perusahaan, peneliti mendiskusikan hasilnya
Tabel 3.1 Jadwal penelitian
3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Menurut Jogiyanto (2004 : 62) “definisi operasional adalah bagian dari
riset yang menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang
dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan
di dalam riset”. Dengan definisi operasional, peneliti dapat mengumpulkan,
mengukur, atau menghitung informasi melalui logika empiris.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen
Variabel independen dinamakan pula dengan variabel yang diduga sebagai
sebab (presumed couse variabel) dari variabel dependen, yaitu varibel
yang diduga sebagai akibat presumed effect variabel. Variabel independen
Tahap penelitian
Jan Feb Mar April Mei Juni
Pengajuan Judul
Penyetujuan Proposal
Penyelesaian Proposal
Bimbingan Skripsi
Penulisan Skripsi
juga dapat disebut sebagai varibel yang mendahului (antecendent variabel)
dan variabel dependen sebagai variabel konsekuensi (consequent
variabel). Variabel ini juga sering disebut dengan variabel bebas, variabel
stimulus, dan predictor (Erlina, 2011 : 37). Yang menjadi variabel
independen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Laba Bersih Per
saham (X1), Laba Kotor Per saham (X2), Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Persaham (X3), dan Arus Kas dari Aktivitas Investasi Per saham (X4).
2. Variabel Dependen
Variabel dependen sering juga disebut dengan variabel terikat atau
variabel tidak bebas, variabel output, kriteria atau konsekuen, dan menjadi
perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Variabel ini dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel terikat atau variabel tak
bebas ini merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel sebab atau variabel bebas. Jadi variabel dependen
adalah konsekuensi dari variabel independen (Erlina,2011:36). Yang
[image:39.595.111.516.637.750.2]menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah Retunr Saham.
Tabel 3.3
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran
Laba Bersih per saham (X1)
hasil penambahan laba operasi dengan
pendapatan diluar operasi serta pengurangan
dengan beban di
Nilai Laba Kotor Per saham.
luar operasi setelah dibagikan dengan jumlah saham. yang diperoleh dari laporan laba rugi.
Laba Kotor Per saham (X2)
selisih pendapatan perusahaan dengan harga pokok penjualan setelah dibagikan dengan jumlah saham yang
berasal dari laporan laba rugi
Nilai Laba Bersih Per saham.
Rasio
Arus Kas dari Aktivitas Operasi Per saham (X3)
Arus kas dari aktivitas operasi diproksikan
dengan total arus kas aktivitas operasi yang terdapat dalam laporan arus kas perusahaan setelah dibagikan dengan jumlah saham
Nilai Arus Kas Aktivitas Operasi Per saham
Rasio
Arus Kas Dari Aktivitas Investasi Per saham (X4)
Arus kas dari aktivitas investasi diproksikan
dengan total arus kas aktivitas investasi yang terdapat di dalam laporan arus kas perusahaan setelah dibagikan dengan jumlah saham
Nilai Arus Kas Investasi Per saham
Rasio
Return Saham (Rt) Rit =
Selisih bersih antara harga saham penutupan tahun berjalan dan harga saham penutupan tahun
lalu setelah dibagikan dengan harga saham penutupan tahun lalu.
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Erlina (2011 : 80) “Populasi adalah sekelompok entitas yang
lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai
karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi
syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi penelitian ini
adalah perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 dengan interval 1 tahun. Dari
populasi yang ada akan diambil sejumlah tertentu sebagai sampel. Sampel adalah
bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi
(Erlina 2011 : 81).
Penelitian ini menggunakan sampel yang ditentukan dengan menggunakan
teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling). Purposive sampling
(sampling bertujuan) adalah pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria
tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan perimbangan (judgment) atau
berdasarkan kuota tertentu.
Perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel menggunakan purposive
1. Perusahaan manufaktur sektor industri makanan dan minuman yang
terdaftar sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara
berturut-turut selama tahun 2009, 2010, dan 2011.
2. Perusahaan tersebut telah mempublikasikan laporan keuangan tahunan
yang telah diaudit dan berakhir pada tanggal 31 Desember pada periode
2009, 2010, dan 2011.
3. Perusahaan tersebut aktif memperdagangkan sahamnya di BEI selama
periode 2009, 2010, dan 2011.
4. Perusahaan yang diteliti selama pengamatan adalah perusahaan yang
memiliki data lengkap yang dibutuhkan oleh peneliti yaitu laporan arus
kas dan laporan laba rugi.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tersebut, terdapat 18
perusahaan atau emiten yang akan digunakan atau dijadikan sampel dalam
penelitian ini dari 32 populasi perusahaan manufaktur sektor industri barang
[image:42.595.108.539.597.741.2]konsumsi di Bursa Efek Indonesia dengan 54 unit analisis (18 x 3 tahun).
Tabel 3.3
Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No Kode Nama Perusahaan Kriteria No
Sampel
1 2 3 4
1 ADES Akasha Wira International Tbk √ √ √ √ 1
2 AQUA Aqua Golden Mississipi Tbk - - - -
3 CEKA Cahaya Kalbar Tbk √ √ √ √ 2
4 DAVO Davomas Abadi Tbk √ - √ -
5 DLTA Delta Djakarta Tbk √ √ √ -
6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ √ 3
8 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ √ 4
9 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk √ √ √ √ 5
10 SKBM Sekar Bumi Tbk √ - - -
11 SKLT Sekar Laut Tbk √ √ √ -
12 STTP Siantar Top Tbk √ √ √ -
13 AISA Tiga pilar Sejahtera Food Tbk √ √ √ √ 6
14 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk √ √ √ √ 7
15 RMBA Bantoel International Investama Tbk √ √ √ √ 8
16 GGRM Gudang Garam Tbk √ √ √ √ 9
17 HMSP H.M Sampoerna Tbk √ √ √ √ 10
18 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk √ √ √ √ 11
19 INAF Indofarma Tbk √ - √ -
20 KLBF Kalbe Farma Tbk √ √ √ √ 12
21 KAEF Kimia Farma Tbk √ √ √ √ 13
22 MERK Merck Tbk √ - √ -
23 PYFA Pyridamfarma Tbk √ √ √ √ 14
24 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk √ - √ -
25 SQBB Taisho pharmaceutical Indonesia tbk √ - √ √
26 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk √ - √ √
27 TCID Mandom Indonesia Tbk √ √ √ √ 15
28 MRAT Mustika Ratu Tbk √ √ √
-29 UNVR Unilever Indonesia Tbk √ √ √ √ 16
30 KICI Kedaung Indah Can Tbk √ √ √ √ 17
[image:43.595.108.542.114.493.2]31 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk √ √ √ √ 18 32 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk √ √ √ -
Tabel 3.4
Daftar Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan Kriteria No
Sampel
1 2 3 4
1 ADES Akasha Wira International Tbk √ √ √ √ 1
2 CEKA Cahaya Kalbar Tbk √ √ √ √ 2
3 INDF Indoofod Sukses Makmur Tbk √ √ √ √ 3
4 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ √ 4
5 PSDN Prasidha Aneka Niaga √ √ √ √ 5
6 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ √ √ 6
7 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk √ √ √ √ 7
8 RMBA Bantoel International Investama Tbk √ √ √ √ 8
9 GGRM Gudang Garam Tbk √ √ √ √ 9
11 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk √ √ √ √ 11
12 KLBF Kalbe Farma Tbk √ √ √ √ 12
13 KAEF Kimia Farma Tbk √ √ √ √ 13
14 PYFA Pyridamfarma Tbk √ √ √ √ 14
15 TCID Mandom Indonesia Tbk √ √ √ √ 15
16 UNVR Unilever Indonesia Tbk √ √ √ √ 16
17 KICI Kedaung Indah Can Tbk √ √ √ √ 17
18 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk √ √ √ √ 18
3.5 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data
kuantitatif menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel
penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik
(Erlina,2011 : 12), dan data tersebut merupakan data sekunder yaitu data yang
telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data
laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan manufaktur sektor industri
barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2011,
melalui situs resmi BEI yaitu
perusahaan yang bersangkutan yang diperoleh dan diunduh dari IDX FACT
BOOK yang juga diperoleh melalui situs resmi idx yait
3.6 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Dokumentasi. Teknik Dokumentasi ini dapat dilakukan dengan cara mempelajari
sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya
(Erlina,2011 : 31).
3.7 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
statistik dengan menggunakan SPSS 17, namun terlebih dahulu dilakukan uji
statistik deskriptif sebelum melakukan pengujian hipotesis.
3.7.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian
dalam bantuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan.
Statistik deskriptif umumnya digunakan untuk memberi informasi
mengenai variabel penelitian yang utama. Ukuran yang digunakan berupa:
frekuensi, tendensi sentral (rata-rata, median, modus), disperse (standar
deviasi, variance) dan pengukur-pengukur bentuk (measures of shape)
(Erlina, 2011 :93).
3.7.2 Pengujian Asumsi Klasik
Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa
(Ordinary Least Squares/OLS) merupakan model regresi yang
menghasilkan estimator linear tidak bias yang terbaik (Best Linear Unbias
Estimator/BLUE) . Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi,
Menurut Algifari (2000 : 83) asumsi klasik yang harus dipenuhi
adalah:
a. Non-Multikoleniaritas. Artinya antara variabel independen
yang satu dengan independen yang lain dalam model regresi
tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendakati
sempurna.
b. Homoskendastisitas. Artinya tidak terdapat pengaruh dari
variabel adalah konstan ( sama ).
c. Nonotokorelasi. Artinya tidak terdapat pengaruh dari variabel
dalam model melalui tenggang waktu (time lag). Misalnya
nilai suatu variabel saat ini akan berpengaruh terhadap nilai
variabel lain pada masa yang akan datang. Menurut model
klasik ini tidak mungkin terjadi.
d. Nilai rata – rata kesalahan (error) populasi pada model
stokhastiknya sama dengan nol.
e. Variabel independen adalah nonstokastik ( nilainya konstan
pada setiap kali percobaan yang dilakukan secara berulang).
f. Distribusi kesalahan (error) adalah normal.
3.7.2.1 Uji Normalitas Residual
Menurut Hengky Latan dan Selva Temalagi (2013:56), Uji
asumsi klasik yang pertama adalah uji normalitas. Pengujian
apakah residual data dari model regresi linear memiliki distribusi
normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah yang residual
datanya berdistribusi normal. Jika residua l data tidak tidak
terdistribusi normal maka kesimpulan statistik menjadi titik valid
atau bias. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual data
berdistribusi normal ataukah tidak yaitu dengan melihat grafik
normal probability plot dan uji statistic One-Sample Kolmogorov
smirnov Test. Apabila pada grafik normal probability plot tampak
bahwa titik-titik menyebar berhimpit di sekitar garis diagonal dan
searah mengikuti garis diagonal maka hal ini dapat disimpulkan
bahwa residual data memiliki distribusi normal, atau data
memenuhi asumsi klasik normalitas. Lebih lanjut pada uji statistik
One-Sample Kolmogorov smirnov Test. Jika didapat nilai signifikan
> 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal
secara multivariate.
3.7.2.2 Uji Multikolinearitas
Menurut Erlina (2011 : 102) “ uji multikolinearitas adalah
situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara satu
dengan lainnya. Dalam hal ini kita sebut variabel-variabel bebas ini
tidak orthogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat orthogonal
adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara
Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya
Multikolinearitas adalah dengan menggunakan Variance Inflation
factors (VIF). VIF adalah suatu estimasi berapa besar
multikolinearitas meningkatkan varians pada suatu koefisien
sebuah variabel independen/penjelas (Erlina,2011:103).
Multikolinearitas terjadi jika VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10.
3.7.2.3 Uji Heterokedasitas
Menurut Erlina (2011 : 105) “ uji heterokedasitas
bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain”. Jika variabel residual suatu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji
Glaiser. Glaiser mengusulkan untuk meregresinilai absolute
residual terhadap variabel independen. Jika variabel indepnden
ternyata signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka terdapat indikasi terjadi heteroskedastisitas. Syarat
adanya tingkat signifikan yang berada di atas tingkat kepercayaan α
0,05 (Wenny Wijayanti,2012).
Permasalahan heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
beberapa cara adalah sebagai berikut:
1. Dengan melakukan prosedur general least square
(GLS). Prosedur ini dilakukan dengan dua langkah,
yaitu mentransformasi data dengan suatu faktor yang
tepat, kemudian menggunakan prosedur OLS
terhadap data yang telah ditransformasi tersebut.
2. Transformasi data dalam bentuk logaritma.
3.2.7.4 Uji Autokorelasi
Erlina (2011 : 106) Uji autokorelasi bertujuan untuk
melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada time series.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mendeteksi masalah auto kolerasi di antaranya dengan uji Durbin
Watson, karena uji ini yang umum digunakan. Kriteria uji Durbin
Watson menurut Erlina (2011 : 106):
1. Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas
koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak
ada autokorelasi.
2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah
atau Lower Bound I (DL), maka koefisien autokorelasi
lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi positif.
3. Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-DL), maka
koefisien autokolerasi lebih kecil dari nol, berarti ada
autokorelasi negative.
4. Bila nilai DW terletak di antara batas atas (DU) dan
batas bawah (DL), atau DW terletak antara (4-DU)
dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan
(Ghozali,2001)
3.8 ` Pengujian Hipotesis Penelitian
Dalam menentukan hubungan yang berlaku antara komponen laporan laba
rugi dan komponen arus kas terhadap return saham pada perusahaan manufaktur
sektor industry barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka
digunakan analisis statistik.
3.8.1 Model Regresi Linear Berganda
Penelitian mengenai pengaruh komponen laporan laba rugi dan komponen arus kas dalam mempengaruhi return saham dilakukan dengan
menggunakan model regresi linear berganda. Model regresi linear
independen. Analisis dengan model regresi linear berganda ini dapat
digunakan untuk mengetahui arah hubungan antar variabel independen
dengan variabel dependen, apakah variabel independen berhubungan
positif atau negatif dengan variabel dependen dan untuk memprediksi nilai
dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami
kenaikan atau penurunan.
Model ini juga diharapkan dapat menjelaskan besarnya pengaruh
dari enam variabel independen atau variabel bebas. Yaitu laba kotor, laba
operasional, arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas
investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan terhadap satu variabel
dependen atau variabel terikat, yaitu return saham. Model regresi linear
berganda dapat dinyatakan dalam persamaan:
Rt = α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4 + e
Keterangan:
Rt = Return Saham
α = konstanta
β1,β2,β3,β4 = koefisien regresi variabel LK, LB, AKO, AKI
X1 = Laba Bersihper saham
X2 = Laba Kotor per saham
X3 = Arus Kas dari Aktivitas Operasi per saham
X4 = Arus Kas dari Aktivitas Investasi per saham
3.8.2 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Imam
Ghozali,2006 dalam We