PERANCANGAN ALAT UKUR KADAR ALKOHOL
MENGGUNAKAN SENSOR MQ-3 BERBASIS ATMEGA16
TUGAS AKHIR
FADHLY SAKTI RITONGA
112411015
PROGRAM STUDI DIPLOMA III METROLOGI DAN
INSTRUMENTASI
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERANCANGAN ALAT UKUR KADAR ALKOHOL
MENGGUNAKAN SENSOR MQ-3 BERBASIS ATMEGA16
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
PROGRAM STUDI DIPLOMA III METROLOGI DAN
INSTRUMENTASI
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERSETUJUAN
Judul : PERANCANGAN ALAT UKUR KADAR ALKOHOL
MENGGUNAKAN SENSOR MQ-3 BERBASIS ATMEGA16
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : FADHLY SAKTI RITONGA
No.Induk Mahasiswa : 112411015
Program Studi : D3 METROLOGI DAN ISNTRUMENTASI
Departemen : FISIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, 21Juli2014
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing
D3 Metrologi Instrumentasi Tugas Akhir
Dr. Diana A.Barus, M.Sc
NIP:196607291992032002 NIP:195510301980031003
PERNYATAAN
PERANCANGAN ALAT UKUR KADAR ALKOHOL
MENGGUNAKAN SENSOR MQ-3 BEBRBASIS ATMEGA 16
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugasakhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, 21 Juli 2014
FADHLY SAKTI RITONGA
PENGHARGAAN
Alhamdulillahirobbil’alamin, Segala puji dan syukur bagi Allah
Subhanahuwata’alayang telah melimpahkan barokah, rahmat,hidayah-Nya dan
menganugerahkan kemudahan serta kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan tugas akhir ini sesuai waktu yang telah ditetapkan.Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahan kepadaRasullah sallallahu’alaihiwassalam sang
pembawa petunjuk dan selalu menjadi inspirasi dan teladan bagi penulis
Penulis menyadari bahwa tersusunnya Tugas Akhir ini dari Do’a, perhatian,
bimbingan, motivasi dan dukungan berbagai pihak, sehingga dengan keikhlasan dan
kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Ayahanda Drs. Panangaran Ritonga M.Si dan Ibunda Hafni Gana Siregar SE,
terima kasih atas kasih sayang pengorbanan dan kepercayaan yang telah
diberikan kepada penulis, serta adikku tercinta Hanifah Hasna Ritonga dan
Habibi Sakti Ritonga terima kasih buat dukungannya, motivasi, moril maupun
materil, dan semangat doa yang diberikan dari awal kuliah sampai penulisan
tugas akhir ini.
2. Ibu Dr. Diana A.Barus,M.Scselaku Ketua Program Studi Metrologi
Instrumentasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam.
3. IbuDra. Ratna Askiah Simatupang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi
4. BapakDr. Marhaposan Situmorang selaku dosen pembimbing, yang telah banyak
membantu dan mendukung penyusunan dalam tugas akhir.
5. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi Diploma Tiga (III) Mertrologi
Instrumentasi Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Sumatera Utara.
6. Teman-temanku seperjuangan cahya, faqih, iki, ivon, ocak, gatra, aab dan
metrologi & instrumentasi angkatan I yang telah banyak membantu pada masa
perkuliahan.
7. Abang-abang dan teman-teman ukm robotik sikonek usu dan tim roket usu
(bang rhoby, bang hamdan, bang budi, bang oki, bang teguh, bang arif, bg reza,
bg izal, nuril, jepri, boby, astrid, anie, dinda, vadya, nisa, irfayani, wana,
mestika, yuni, ibal, royen, ibnu,) yang telah banyak membantu dorongan dan
semangat kepada penulis.
8. Teman spesial yang selalu ada Tria Meilani Handani S, yang telah banyak
membantu memberi semangat kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Tugas Akhir ini masih jauh
dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
bersifatnya membangun dalam penyempurnaan TugasAkhir ini.
Medan, 21Juli 2014
Penulis,
ABSTRAK
Pada Tugas Akhir ini penulis membahas tentang perancangan alat ukur yang
berjudul.“Perancangan Alat Ukur Kadar Alkohol Menggunakan Sensor MQ-3 Berbasis
ATmega16”. Kadar alkohol pada cairan diukur dengan menggunakan sensor gas
alkohol MQ-3. Tegangan keluaran dari sensor MQ-3 kemudian dihubungkan ke
mikrokontroler untuk diproses, yang dengan mengubah tegangan analog ke digital dari
ADC dan ditampilkan dalam bentuk tampilan LCD. Dari hasil peracangan alat ukur
kadar alkohol didapatkan hasil pengujian yang menunjukkan adanya kenaikan nilai
tegangan keluaran sensor saat sensor mendeteksi adanya alkohol.
Hal ini ditunjukkan pada hasil pengujian serta analisa alat ukur kadar alkohol.
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN ... i
PERNYATAAN ... ii
PENGHARGAAN ... iii
ABSTRAK ... v
1.3.Tinjauan Penulsan ... 2
1.4.Batasan Masalah ... 3
1.5.Sistematika Penulisan ... 3
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Alkohol ... 5
2.2. Sensor Alkhol ... 6
2.3. Mikrokontroler ATmega16 ... 10
2.3.2. Konfigurasi PIN ATmega16 ... 13
2.4. LCD 16x2 ... 14
2.5. Code Vision AVR ... 16
2.6. Kipas Angin ... 18
2.7. LED ... 19
2.8. Kadar Alkohol ... 20
2.9. Bahaya Alkohol ... 22
BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM 3.1. Perancangan Blok Diagram ... 23
3.2. Rangkaian Mikrokontroler ATmega16 ... 24
3.3. Rangkaian Power Supplay ... 25
3.4. Rangkaian LCD ... 27
3.5. Flowchart ... 28
BAB IV PENGUJIAN RANGKAIAN DAN ANALISA PROGRAM 4.1. Pengujian Sensor MQ-3 ... 29
4.2. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATmega16 ... 30
4.3. Pengujian Rangkaian Power Supplay ... 30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ... 36
5.2. Saran ... 36
DAFTAR PUSTAKA ... 37
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Ilustrasi Ketika Terdeteksi Adanya Gas Alkohol ... 6
Gambar 2.2. Lapisan Bahan Dalam Sensor ... 7
Gambar 2.3. Rangkaian dan Gambar Alkohol Gas Sensor MQ-3 ... 8
Gambar 2.4. Prinsip Kerja Sensor ... 9
Gambar 2.5. Blok Diagram ATmega16... 11
Gambar 2.6. Konfigurasi Pin ATmega16 ... 13
Gambar 2.7. LCD karakter 2x16 ... 14
Gambar 2.8. Kipas angina ... 19
DAFTAR TABEL
2.1. Fungsi pin LCD karakter 2x16 ... 15
4.1. Hasil Pengujuan Kadar Alkohol 70% ... 32
ABSTRAK
Pada Tugas Akhir ini penulis membahas tentang perancangan alat ukur yang
berjudul.“Perancangan Alat Ukur Kadar Alkohol Menggunakan Sensor MQ-3 Berbasis
ATmega16”. Kadar alkohol pada cairan diukur dengan menggunakan sensor gas
alkohol MQ-3. Tegangan keluaran dari sensor MQ-3 kemudian dihubungkan ke
mikrokontroler untuk diproses, yang dengan mengubah tegangan analog ke digital dari
ADC dan ditampilkan dalam bentuk tampilan LCD. Dari hasil peracangan alat ukur
kadar alkohol didapatkan hasil pengujian yang menunjukkan adanya kenaikan nilai
tegangan keluaran sensor saat sensor mendeteksi adanya alkohol.
Hal ini ditunjukkan pada hasil pengujian serta analisa alat ukur kadar alkohol.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi dalam pengukuran besaran listrik kini berkembang pesat.
Perkembangan alat ukur tersebut dapat menumbuhkan teknologi dalam bidang
elektronika. Dalam pengukuran dibutuhkan instrumen sebagai suatu cara fisis untuk
menentukan suatu besaran (kuantitas) atau variabel. Sebuah instrumen dapat
didefinisikan sebagai sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran
dari suatu kuantitas atau variabel. Alat ukur instrumen, dari segi kemampuan harus
mengandung ketelitian dan ketepatan. Dalam pengukuran dibutuhkan adanya ketelitian
dan ketepatan.
Ketelitian (accuracy) adalah harga terdekat dengan mana suatu pembacaan
instrumen mendekati harga sebenarnya dari variabel yang diukur. Ketepatan (precision)
adalah suatu ukuran instrumen untuk mengukur kadar alkohol yang terkandung pada
suatu zat atau produk. Alkohol merupakan suatu zat yang apabila di gunakan atau di
konsumsi secara berlebihan dan terus menerus akan membahayakan kondisi tubuh
konsumen. Kejadian yang seringkali terjadi di sekitar kita adalah telah banyaknya
terjadi kecelakaan lalu lintas maupun pada pengoperasian mesin-mesin pabrik yang
disebabkan karena penendali mesin maupun teknisi tersebut menjalankan tugasnya
dalam keadaan mabuk karena terlalu berlebihan dalam mengkonsumsi alkohol. Proses
untuk indentifikasi kadar alkohol . Proses ini umumnya dilakukan pada laboratorium
mengukur kadar kandungan alkohol yang akurat, murah dan mudah dipakai. Alat
pengukur kadar alkohol mempunyai fungsi untuk mengukur kandungan alkohol pada
produk – produk yang telah banyak beredar di sekitar kita dan sering kita konsumsi.
Belum adanya suatu alat yang sederhana yang dapat mendeteksi kadar alcohol menjadi
dasar pemikiran penulis. Berdasarkan hal tersebut penulis merancang alat yang menjadi
Tugas Akhir denga judul “Perancangan Alat Ukur Kadar Alkohol Menggunakan sensor
MQ-3 Berbasis ATMEGA 16”. Dapat terwujud dengan membuat system yang
menggunakan sensor pendeteksi gas alcohol yaitu sensor MQ-3, menggunakan
rangkaian mikrokontroler, dan menampilkan hasilnya melalui LCD.
1.2 Rumusan Masalah
Laporan proyek ini membahas tentang pengukuran kadar alkohol MQ-3
yang terdiri dari alkohol, Mikrokontroler ATMEGA16 sebagai pusat kendalinya
beserta software pemrogramannnya, LCD sebagai tampilannya.
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan laporan proyek ini adalah untuk:
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program Diploma
Tiga
(D-III) Metrologi Instrumentasi FMIPA Universitas Sumatera Utara.
2. Pengembangan kreatifitas mahasiswa dalam bidang ilmu
instrumentasi
3. Merancang suatu alat pengukuran kadar alkohol pada Tampilan LCD dengan
menggunakan Mikrokontroler ATMEGA16.
5. Untuk mengetahui kadar uap cairan pada alkohol
6. Penulis ingin memberikan penjelasan tentang penggunaan dan cara kerja
1.4 Batasan Masalah
1. ATMEGA16 sebagai pengontrol yang digunakan untuk alat ukur kadar alkohol
2. Karakteristik dari sensor MQ-3
3. Pembahasan hanya meliputi rangkaian mikrokontroler ATMEGA16, sensor
MQ-3 dan display ke LCD beserta programnya.
1.5. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman, penulis membuat
sistematika penulisan bagaimana sebenarnya prinsip kerja dari pengukuran kadar
alkohol berbasis mikrokontroler ATMega 16, maka penulis menulis tugas akhir ini
dengan urutan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang permasalahan, batasan masalah, tujuan
pembahasan, metodologi pembahasan, sistematika penulisan dan relevansi dari
penulisan tugas akhir ini.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan
untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian teori pendukung itu antara
lain tentang Mikrokontroler Atmega 8535, MQ-3, bahasa program yang
dipergunakan, serta cara kerja dari mikrokontroler Atmega 8535 dan
BAB III : PERANCANGAN SISTEM
Membahas tentang perencanaan dan pembuatan sistem secara
keseluruhan.
BAB IV : PENGUJIAN RANGKAIAN
Berisi tentang uji coba alat yang telah dibuat, pengoperasian dan
spesifikasi alat. dll
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan
BAB II
LANDASAN TEORI
Landasan teori sangat membantu untuk dapat memahami suatu sistem. Selain
dari pada itu dapat juga dijadikan sebagai bahan acuan didalam merencanakan suatu
system. Dengan pertimbangan hal-hal tersebut, maka landasan teori merupakan bagian
yang harus dipahami untuk pembahasan selanjutnya. Pengetahuan yang mendukung
perencanaan dan realisasi alat meliputi pengukuran alkohol, mikrokontroler ATMega
16, sensor suhu MQ-3, LCD dan program
2.1 Alkohol
Alkohol adalah zat penekan susunan syaraf pusat meskipun dalam jumlah kecil
mungkin mempunyai efek stimulasi ringan Alkohol sering dipakai untuk menyebut
etanol, yang sering juga disebut grain alcohol; dan kadang untuk minuman yang
mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan
sebagian bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau group alkhol lainnya.
Begitu juga dengan alkohol yang digunakan untuk dalam dunia farmasi. Alkohol yang
dimaksudn adalah etanol.
Etanol disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol
saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan
merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam sehari-hari. Senyawa ini
merupakan obat psikopatif dan dapat ditemukan pada minuman berakohol dan
tidaklah dikonsumsi manusia, yang sering dikonsumsi adalah minuman yang
mengandung bahan sejenis alkohol, biasanya adalah ethyl alcohol atau ethanol. Bahan
ini dihasilkan dari proses fermentasi gula yang dikandung dari malt dan beberapa
buah-buahan seperti hop, anggur dan sebagainya.
2.2 Sensor Alkohol
Sebenarnya sensor secara umum didefinisikan sebagai alat yang mampu
menangkap fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal elektrik
baik arus listrik ataupun tegangan. Fenomena fisik yang mampu menstimulus sensor
untuk menghasilkan sinyal elektrik meliputi temperatur, tekanan, gaya, medan
magnet,cahaya, pergerakan dan sebagainya. Sementara fenomena kimia dapat berupa
konsentrasi dari bahan kimia baik cairan maupun gas.
Jika konsentrasi gas menurun, proses deoksidasi akan terjadi, rapat permukaan dari
muatan negatif oksigen akan berkurang, dan mengakibatkan menurunnya ketinggian
penghalang dari daerah sambungan.
Gambar 2.1 Ilustrasi Ketika Terdeteksi Adanya Gas Alkohol
Sensor gas MQ-3 merupakan salah satu sensor utama dalam penelitian ini.
Sensor ini merupakan sebuah sensor kimia atau sensor gas. Sensor ini mempunyai nilai
Sensor MQ-3 mempunyai tingkat sensitivitas yang tinggi terhadap dua jenis gas
tersebut. Jika sensor tersebut mendeteksi keberadaan gas-gas tersebut di udara dengan
tingkat konsentrasi tertentu, maka sensor akan menganggap terdapat gas alkohol di
udara. Dan ketika sensor mendeteksi keberadaan gas-gas tersebut maka resistansi
elektrik sensor tesebut akan menurun yang menyebakan tegangan yang dihasilkan oleh
output sensor akan semakin besar. Selain itu, sensor juga mempunyai sebuahpemanas
(heater) yang digunakan untuk membersihkan ruangan sensor dari kontaminasi udara
luar agar sensor dapat bekerja kembali secara efektif.
Gambar 2.2 Lapisan Bahan Dalam Sensor
Alkohol Gas Sensor MQ-3 merupakan sensor alkohol yang cocok untuk
mendeteksi kadar alkohol secara langsung, misal pada nafas kita. Sensor alkohol MQ-3
memiliki sensitivitas tinggi dan waktu respon yang cepat. Rangkaian driver untuk
Outputdari Sensor alkohol MQ-3 ini berupa tegangan analog yang sebanding dengan
kadar alkohol yang diterima. Antarmuka yang diperlukan cukup sederhana, bisa
menggunakan ADC yang dapat merespon tegangan 0 volt – 3,3 volt saja. Nilai resistor
yang dipasang harus dibedakan untuk berbagai jenis konsentrasi gas. Jadi perlu
dikalibrasi untuk 0,4mg/L (sekitar 200ppm) konsentrasi alkohol di udara dan resistansi
pada output sekitar 200K (100K sampai 470K).
Gambar 2.3 Rangkaian dan Gambar Alkohol Gas Sensor MQ-3
Spesifikasi dari alkohol gas sensor MQ-3 adalah :
1. Sensitivitas terhadap kadar alkohol tinggi dan rendah.
2. Respon yang cepat dan sensitivitas tinggi.
3. Stabil dan tahan lama.
4. Tegangan sumber 5V DC atau AC.
5. Suhu operasi -10 sampai 70o C.
6. Konsumsi daya kurang dari 750mW.
Adapun prinsip kerja dari sensor ini adalah sebagai berikut, Sensor gas MQ-3
hanya terdiri dari sebuah lapisan silikon dan dua buah elektroda pada masing-masing
lapisan silikon ini dialiri oleh arus listrik. Tanpa adanya gas alkohol yang terdeteksi,
arus yang mengalir pada silikon akan tepat berada ditengah-tengah silikon dan
menghasilkan tegangan yang sama antara elektroda sebelah kiri dan elektroda sebelah
kanan, sehingga beda tegangan yang dihasilkan pada output adalah sebesar 0 volt.
Gambar Prinsip kerja sensor, saat tidak ada gas alkohol yang terdeteksi
SE\
Gambar 2.4Prinsip Kerja Sensor
Ketika terdapat gas alkohol yang mempengaruhi sensor ini, arus yang mengalir akan
berbelok mendekati atau menjauhi salah satu sisi silikon. Ketika arus yang melalui
lapisan silikon tersebut mendekati sisi silikon sebelah kiri maka terjadi
ketidakseimbangan tegangan output dan hal ini akan menghasilkan beda tegangan di
outputnya. Begitu pula bila arus yang melalui lapisan silikon tersebut mendekati sisi
silikon sebelah kanan. Semakin besar konsentrasi gas yang mempengaruhi sensor ini,
pembelokan arus di dalam lapisan silikon juga semakin besar, sehingga
ketidakseimbangan tegangan antara kedua sisi lapisan silikon pada sensor semakin besar
pula. Semakin besar ketidakseimbangan tegangan ini, beda tegangan pada output juga
2.3Mikrokontroller Atmega16
Mikrokontroler sesuai namanya adalah suatu alat atau komponen pengontrol atau
pengendali yang berukuran mikro atau kecil. Sebelum ada mikrokontroler, telah ada
terlebih dahulu muncul mikroprosesor. Bila dibandingkan dengan mikroprosesor,
mikrokontroler jauh lebih unggul karena terdapat berbagai alasan, diantaranya :
a. Tersedianya I/O
I/O dalam mikrokontroler sudah tersedia sementara pada mikroprosesor
dibutuhkan IC tambahan untuk menangani I/O tersebut. IC I/O yang dimaksud adalah
PPI 8255.
b. Memori Internal
Memori merupakan media untuk menyimpan program dan data sehingga mutlak
harus ada. Mikroprosesor belum memiliki memori internal sehingga memerlukan IC
memori eksternal. Dengan kelebihan-kelebihan di atas, ditambah dengan harganya yang
relatif murah sehingga banyak penggemar elektronika yang kemudian beralih ke
mikrokontroler. Namun demikian, meski memiliki berbagai kelemahan, mikroprosesor
tetap digunakan sebagai dasar dalam mempelajari mikrokontroler. Inti kerja dari
keduanya adalah sama, yakni sebagai pengendali suatu sistem.
Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya
mikroprosesor sebagai otak komputer. Namun mikrokontroler memiliki nilai tambah
karena didalamnya sudah terdapat memori dan sistem input/output dalam suatu kemasan
IC. Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s RISC processor) standar memiliki arsitektur
dieksekusi dalam satu siklus clock. Berbeda dengan instruksi MCS-51 yang
membutuhkan 12 siklus clock karena memiliki arsitektur CISC (seperti komputer).
2.3.1Arsitektur ATmega16
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa Atmega16 memiliki bagian sebagai berikut :
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C,
PortD.
2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5. Watchdog Timer dengan osilator internal.
6. SRAM sebesar 512 byte.
7. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While
Write.
8. Unit interupsi internal dan eksternal.
9. Port antarmuka SPI.
10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
11. Antarmuka komparator analog.
12. Port USART untuk komunikasi serial
Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga
ATTiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT89RFxx. Pada dasarnya yang
membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi
arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama. Oleh
karena itu, dipergunakan salah satu AVR produk Atmel, yaitu Atmega16. Selain mudah
didapatkan dan lebih murah Atmega8535 juga memiliki fasilitas yang lengkap.
Untuk tipe AVR ada 3 jenis yaitu ATTiny, AVR klasik, dan ATMega. Perbedaannya
EEPROM, dan lain sebagainya. Salah satu contohnya adalah ATMega 16. Memiliki
teknologi RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz membuat ATMega 16 lebih cepat
bila dibandingkan dengan varian MCS51. Dengan fasilitas yang lengkap tersebut
menjadikan Atmega16 sebagai mikrokontroler yang powerfull. Adapun blok
diagramnya sebagai berikut :
2.3.2Konfigurasi PIN Atmega16
Gambar 2.6 Konfigurasi Pin ATMega16
Mikrokontroler Atmega16 mempunyai jumlah pin sebanyak 40 buah, dimana 32
pin digunakan untuk keperluan port I/O yang dapat menjadi pin input/output sesuai
konfigurasi. Pada 32 pin tersebut terbagi atas 4 bagian (port), yang masing-masingnya
terdiri atas 8 pin. Pin-pin lainnya digunakan untuk keperluan rangkaian osilator, supply
tegangan, reset, serta tegangan referensi untuk ADC. Untuk lebih jelasnya,konfigurasi
pin Atmega16 dapat dilihat pada gambar 2.5.
Berikut ini adalah susunan pin-pin dari Atmega16;
• GND merupakan pin ground
• Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC
• Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
Timer/Counter, Komparator Analog, dan SPI
• Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
TWI, Komparator Analog, dan Timer Oscilator
• Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu
Komparator Analog, Interupsi Iksternal dan komunikasi serial USART
• Reset merupakan pin yang digunakan untuk mereset mikrokontroler
• XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukkan clock eksternal (osilator
menggunakan kristal, biasanya dengan frekuensi 11,0592 MHz).
2.4 LCD12x16
LCD (Liquid Crystal Display) adalah modul penampil yang banyak digunakan
karena tampilannya menarik. LCD yang paling banyak digunakan saat ini ialah tipe
LCD 16×2 M1632 karena harganya cukup murah. LCD 16×2
LCD karakter 2x16 digunakan untuk menampilkan persentase kadar alkohol.
M1632 merupakan modul
LCD dengan tampilan 2×16 (2 baris x 16 kolom) dengan konsumsi daya rendah.
Gambar 2.7 LCD Karakter 2x16
Adapun fungsi dari masing-masing (konfigurasi) pi pada LCD karakter 2x16
2.1. Fungsi Pin LCD karakter 2x16
0= Intruction Register
1=Read Mode
5 R/W Read/ Write, to choose write or read mode
0=Write Mode
1=Read Mode
6 E Enable
0= start to lacth to LCD character
2.5CodevisionAVR
CodeVisionAVR merupakan sebuah cross-compiler C, Integrated Development
Environtment (IDE), dan Automatic Program Generator yang didesain untuk
mikrokontroler buatan Atmel seri AVR. CodeVisionAVR dapat dijalankan pada sistem
operasi Windows 95, 98, Me, NT4, 2000, dan XP. Cross-compiler C mampu
menerjemahkan hampir semua perintah dari bahasa ANSI C, sejauh yang diijinkan oleh
arsitektur dari AVR, dengan tambahan beberapa fitur untuk mengambil kelebihan
khusus dari arsitektur AVR dan kebutuhan pada sistem embedded.
File object COFF hasil kompilasi dapat digunakan untuk keperluan debugging
pada tingkatan C, dengan pengamatan variabel, menggunakan debugger Atmel AVR
Studio. IDE mempunyai fasilitas internal berupa software AVR Chip In-System
Programmer yang memungkinkan Anda untuk melakukan transfer program kedalam
chip mikrokontroler setelah sukses melakukan kompilasi/asembli secara otomatis.
Software In-System Programmer didesain untuk bekerja dengan Atmel
STK500/AVRISP/AVRProg, Kanda Systems STK200+/300, Dontronics DT006, Vogel
Elektronik VTEC-ISP, Futurlec JRAVR dan MicroTronics ATCPU/Mega2000
programmers/development boards. Untuk keperluan debugging sistem embedded, yang
menggunakan komunikasi serial, IDE mempunyai fasilitas internal berupa sebuah
Terminal. Selain library standar C, CodeVisionAVR juga mempunyai library tertentu
untuk:
15 BPL Back Plane Light
• Modul LCD alphanumeric
• Bus I2C dari Philips
• Sensor Suhu LM75 dari National Semiconductor
• Real-Time Clock: PCF8563, PCF8583 dari Philips, DS1302 dan DS1307 dari
Maxim/Dallas Semiconductor
• Protokol 1-Wire dari Maxim/Dallas Semiconductor
• Sensor Suhu DS1820, DS18S20, dan DS18B20 dari Maxim/Dallas
Semiconductor
• Termometer/Termostat DS1621 dari Maxim/Dallas Semiconductor
• EEPROM DS2430 dan DS2433 dari Maxim/Dallas Semiconductor
• SPI
• Power Management
• Delay
• Konversi ke Kode Gray
CodeVisionAVR juga mempunyai Automatic Program Generator bernama
CodeWizardAVR, yang mengujinkan Anda untuk menulis, dalam hitungan menit,
semua instruksi yang diperlukan untuk membuat fungsi-fungsi berikut:
• Set-up akses memori eksternal
• Inisialisasi port input/output
• Inisialisasi interupsi eksternal
• Inisialisasi Timer/Counter
• Inisialisasi UART (USART) dan komunikasi serial berbasis buffer yang
digerakkan oleh interupsi
• Inisialisasi Pembanding Analog
• Inisialisasi ADC
• Inisialisasi Antarmuka SPI
• Inisialisasi Antarmuka Two-Wire
• Inisialisasi Antarmuka CAN\
• Inisialisasi Bus I2C, Sensor Suhu LM75, Thermometer/Thermostat DS1621 dan
Real-Time Clock PCF8563, PCF8583, DS1302, dan DS1307
• Inisialisasi Bus 1-Wire dan Sensor Suhu DS1820, DS18S20
• Inisialisasi modul LCD
2.6 Kipas Angin
Kipas angin adalah alat yang dapat mengubah energy listrik menjadi energy
gerak. Dengan menggunakan motor listrik yang berguna untuk mengubah energy listrik
menjadi energy gerak. Dalam motor listrik, ada kumparan besi yang bergerak dan
sepasang magnet (U) pada bagian yang diam. Saat listrik mengalir pada lilitan kawat
dalam kumparan besi, peristiwa ini mengubah kumparan besi menjadi magnet (S).
Magnet menghasilkan gaya berputar secara periodik pada kumparan besi, Hal ini
disebabkan oleh sifat magnet yang saling tolak menolak pada kedua kutubnya, sehingga
gaya tolak menolak magnet antara sepasang magnet dan kumparan besi membuat gaya
Gambar 2.8 kipas angin
2.7 LED
LED adalah suatu semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik
yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju. Gejala initermasuk bentuk
elektroluminesensi, warna yang dihasilkan bergantung pada bahan semikonduktor
yangdipakai.
Gambar 2.9 LED
Sebuah LED adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa. Seperti sebuah dioda
normal, LED terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, atau
di-dop, dengan ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n
junction. Pembawa muatan elektron dan lubang mengalir ke junction dari elektroda
dengan voltase berbeda. Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh ke
tingkatenergi yang lebih rendah, dan melepas energi dalam bentuk photon.
Chip LED mempunyai kutub positif dan negatif (p-n) dan hanya akan menyala bila
diberikan arus maju. Ini dikarenakan LED terbuat dari bahan semikonduktor yang hanya
akan mengizinkan arus listrik mengalir ke satu arah dan tidak ke arah sebaliknya.
BilaLED diberikan arus terbalikhanya akan ada sedikit arus yang melewati chip LED.
Ini menyebabkan chip LED tidak akan mengeluarkan emisi cahaya. Chip LED pada
umumnya mempunyai tegangan rusak yang relatif rendah. Bila diberikan tegangan
beberapa volt ke arah terbalik, biasanya sifat isolator searah LED akan jebol
menyebabkan arus dapat mengalir ke arah sebaliknya.
Karakteristik chip LED pada umumnya adalah sama dengan karakteristik dioda
yang hanya memerlukan tegangan tertentu untuk dapat beroperasi. Namun bila
diberikan tegangan yang terlalu besar, LED akan rusak walaupun tegangan yang
diberikan adalah tegangan maju. Tegangan yang diperlukan sebuah dioda untuk dapat
beroperasi adalah tegangan maju (Vf).
2.8.Kadar Alkohol
Menurut Permenkes RI No./Menkes/Per/IV/1997 tentang minuman keras, yang
dimaksud dengan minuman keras adalah semua jenis
1. Golongan A yaitu minuman keras dengan kadar alkohol 1-50%
2. Golongan B yaitu minuman keras dengan kadar alkohol 5-20%
3. Golongan C yaitu minuman keras dengan kadar alcohol 20-50%
Berdasarkan Keputusan Presiden No.3 tahun 1997 tentang minuman beralkohol, izin
produksi minuman beralkohol di berikan oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan
RI sedangkan untuk izin peredaranya berikan oleh Menteri Kesehatan (sekarang Badan
Lokasi penjualan keras seperti restaurant, kedai, bar atau tempat lain untuk diminum di
tempat penjualan, tidak boleh berdekatan dengan tempat ibadah,sekolah, dan rumah
sakit.
1. Dilarang memproduki dan mengimpor minuman keras tanpa izin Menteri
2. Dilarang mengedarkan minuman keras yang mengandung methanol lebih
dari 0,1% ihitung terhadap etanol
3. Dilarang menjual/menyerahkan minuman keras kepada anak dibawah umur
16 tahun
4. Pada penyerahan minuman keras golongan C kepada konumen pengecer
minuman keras harus mencatat tanggal penyerahan, namadan alamat
penerima, nomor dan tanggal paspor atau KTP serta jenis dan jumlah
minuman keras yang bersangkutan.
5. Dilarang mengiklankan minuman keras golongan C
2.9. Bahaya Alkohol
Alkohol dapat menggangu sistem saraf, orang yang kebanyakan minuman
salkohol tidak peka terhadap keadaan lingkungan sekitar dan juga tidak sadar
mengatakan apa dan berada dimana. Hal ini disebabkan karena sarafnya tidak bekerja
dengan baik.Dalam konsentrasi tinggi alkohol dapat mempengaruhi saraf pusatmanusia
yang mengandung bahan sejenis alkohol.
Bahan psikoaktif yang terdapat dalam alkohol adalah etil alkohol yang diperoleh dari
proses fermentasi madu, gula sari buah atau umbi-umbian. Nama yang populer
minuman keras (miras), kamput, tomi (topi miring), cap tikus, dll. Minuman beralkohol
mempunyai kadar yang berbeda-beda, misalnya bir soda dan alkohol (1-7% alkohol),
anggur (10-15% alkohol). Dan minuman keras yang disebut dengan spirit (35-50%
alkohol). Konsentrasi alkohol dalam darah dicapai dalam 30-90 menit setelah diminum.
Ketika kandungan alkohol darah mencapai 5% (5 bagaian alkohol per 100 bagian cairan
darah) maka si peminum akan mengalami sensasi positif, seperti perasaan relaks dan
kegembiraan (euphoria). Dan pada kandungan di atas 5% maka si peminum akan
merasa tidak enak dan secara bertahap akan kehilangan kendali bicara, keseimbangan
dan emosi jika kandungan alkohol dalam darah dinaikkan lagi sampai 0,1 % maka si
peminum akan mabuk total . kemudian pada tingkat 0,2 % beberapa sudah pingsan. Jika
mencapai 0,3% sebagian orang akan mengalami koma, dan jika mencapai 0,4% si
peminum kemungkinan besar tewas. Di indonesia penjualan minum berakohol di batasi
BAB III
PERANCANGANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM
3.1 Perancangan Blok Diagram
Diagram rancangan dari alat pendeteksi alkohol ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Diagram blok pendeteksi kadar alkohol
Pada konsep rancangan ini penulis akan memberikan gambaran cara kerja dari
diagram teresebut yaitu:
Sensor alkohol akan mendeteksi kadar alkohol, kemudian hasil inputan tersebut
dikirim ke ATmega16. Input dari sensor berupa tegangan analog yang dikirim ke
ATmega16.
SENSOR ALKOHOL MQ-3
ATMEGA 16
KIPAS
Kipas memberikan kadar uap terhadap alkohol dan ATmega16 menerima
inputan analog dari sensor alkohol, kemudian mengolahnya menjadi data digital dan
mengkonversinya menjadi nilai dalam bentuk persen. Hasilnya akan ditampilkan di
LCD berupa data kadar alkohol.
LCD akan menampilkan nilai kadar alcohol sesuai input dari ATmega16, hal ini
sesuai program yang diisikan pada rangkaian ATmega 16.
3.2. Rangkaian Mikrokontroller ATMega16
Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMEGA 16 dapat dilihat pada
gambar 3.2 di bawah ini :
Dari gambar 3.2 Rangkaian tersebut berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh
sistem yang ada. Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC Mikrokontroler
ATMega16. Semua program diisikan pada memori dari IC ini sehingga rangkaian dapat
berjalan sesuai dengan yang dikehendaki.
Pin 12 dan 13 dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan dua buah kapasitor 30 pF.
XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler ATMega16 dalam
mengeksekusi setiap perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset (aktif
rendah). Pulsa transisi dari tinggi ke rendah akan me-reset mikrokontroler ini.
Untuk men-download file heksadesimal ke mikrokontroler, Mosi, Miso, Sck,
Reset, Vcc dan Gnd dari kaki mikrokontroler dihubungkan ke RJ45. RJ45 sebagai
konektor yang akan dihubungkan ke ISP Programmer. Dari ISP Programmer inilah
dihubungkan ke komputer melalui port paralel.
Kaki Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd pada mikrokontroler terletak pada kaki
6, 7, 8, 9, 10 dan 11. Apabila terjadi keterbalikan pemasangan jalur ke ISP Programmer,
maka pemograman mikrokontroler tidak dapat dilakukan karena mikrokontroler tidak
akan bisa merespon.
3.3. Rangkaian Power Supply
Gambar 3.3 Rangkaian Power Supplay (PSA)
Gambar 3.3 menunjukkan rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran,
yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke
seluruh rangkaian, termasuk ke motor stepper sebagai penggerak lift. Rangkaian
tersebut berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada.
Rangkaian tersebut bermula dari tegangan AC dari PLN sebesar 220VAC masuk ke
trafo. Kemudian Trafo menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC.
Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda,
selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 μF. Regulator tegangan 5
volt (LM7805) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi
perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA
dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi untuk memasok arus apabila terjadi
kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805) tidak akan
panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar.
Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran dioda bridge penyearah. IC
LM7805 membutuhkan tegangan ±7.5 V dan arus ±100 mA. Jadi dipakai resistor 100 Ω
dimana tegangan dari trafo stepdown sebesar 12 V, namun sebuah dioda dapat
menurunkan tegangan sebesar 0.6 V. Jadi jika empat dioda digunakan maka tegangan
dapat diturunkan menjadi 2,4 V.
Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Vtrafo = 12V – 2,4 V = 9,6 V
Sehingga bila dipakai resistor 100Ω maka,
Untuk menghidupkan LED yang arusnya 1.5 mA maka
R= Vout 7805/1,5 mA = 333.33
3.4 Rangkaian LCD
3.4 Rangkaian Skematik LCD
Pada rangkaian LCD, kaki-kaki LCD di hubungkan ke pin 14 sampai 20 pada
rangkaian sistem minimum Mikrokontroler ATMega16. Display LCD 2x16 berfungsi
sebagai penampil nilai kecapatan refferensi dan kecepatan aktual yang dikirim dari
mikrokontroler. LCD yang digunakan pada alat ini mempunyai lebar display 2 baris 16
3.5 Flowchart
Strart
Inisialisasi Port
Baca ADC sensor
Menampilan nilai ADC
BAB IV
PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA RANGKAIAN
Pada bab ini, akan di bahas tentang pengujian alat berdasarkan perancangan dari sistem
yang telah dibuat. Pengujian ini dilakukakn untuk mengetahui kerja dari sistem dan
untuk mengetahui apakah sistem telah bekerja sesuai dengan perancangan atau belum.
Untuk memudahkan dalam menganalisa dan menghindari terjadinya kesalahan, maka
penulis melakukan terpisah dan menyeluruh mulai dari pengujian alat permodul sampai
pengujian alat secara berkala.
Pengujian dilakukan secara bertahap meliputi beberapa bagian yaitu:
1. Pengujian Sensor Alkohol
2. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATmega16
3. Pengujian Rangkaaian Power Supplay
4. Pengujian LCD
Pengujian alat dilakukan secara terpisah dimaksudkan agar mengetahui kondisi dari
setiap blok atau rangkaian. Setelah semua blok atau rangakain bekerja dengan baik
maka dilakukan pengujian secara keseluruhan dengan memberikan masukan
untuksensor dan di olah ke mikrokontroler.
4.1 Pengujian Sensor MQ-3
Pada pengujian ini dilakukan pembacaan nilai dari sensor kadar alkohol MQ-3
yang akan dikonversikan kedalam tegangan ADC. Pengujian ini dilakukan dengan
4.2 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATmega16
Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ATMega16 ini dapat dilakukan
denganmenghubungkan rangkaian ini dengan power supplay sebagai sumber tegangan.
Kaki40 dihubungkan dengan sumber tegangan 5 volt, sedangkan kaki 20
dihubungkandengan ground. Kemudian tegangan pada kaki 40 diukur dengan
menggunakanvoltmeter. Dari hasil pengujian didapatkan tegangan pada kaki 40 sebesar
4,9 volt.Langkah selanjutnya adalah memberikan program sederhana pada
mikrokontrolerATMega16. Program di atas akan mengubah logika yang ada pada P3.7
selama selangwaktu tunda. Jika logika pada P3.7 high maka aka diubah menjadi low,
demikian jugasebaliknya jika ligika pada P3.7 low maka akan diubah ke high, demikian
seterusnya.Logika low akan mengaktifkan transistor sehingga LED akan menyala dan
logika highakan menonaktifkan transistor, sehingga LED padam. Dengan demikian
program iniakan membuat LED berkedip terus menerus. Jika LED telah berkedip terus
– menerussesuai dengan program yang diinginkan, maka rangkaian mikrokontroler
telahberfungsi dengan baik.Jika program tersebut diisikan ke mikrokontroler
ATMega16, kemudianmikrokontroller dapat berjalan sesuai dengan program yang
diisikan, maka rangkaianminimum mikrokontroller ATMega16 telah bekerja dengan
baik.
4.3 Pengujian Rangkaian Power Supplay
Pengujian pada bagian rangkaian catu daya ini dapat dilakukan dengan
mengukurtegangan keluaran dari rangkaian ini dengan menggunakan volt meter digital.
darihasil pengujian diperoleh tegangan keluaran pertama sebesar + 5,0 volt.
merubahtegangan listrik AC menjadi tegangan listrik DC yang stabil sampai suatu
arusmaksimum yang ditentukan oleh design. Pengujian dilakukan dengan
memberikantegangan 5 volt .
4.4 Pengujian LCD
Pada tahap ini dilakukan percobaan untuk mengaktifkan LCD sistem.
Pengaktifan LCD ini dilakukan dengan cara menampilkan beberapa karakter pada LCD.
LCD:
#include <mega8535.h>
#include <delay.h>
// Alphanumeric LCD Module functions
#asm
equ __lcd_port=0x12 ;PORTD //Port D berfungsisebagai output ke LCD
#endasm
#include <lcd.h>
lcd_init(16)
lcd_gotoxy(0,0); // kolom 0 bariske 0
lcd_putsf("MIKROKONTROLLER "); //16 karaktertermasukspasi
lcd_gotoxy(0,1);
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Kadar Alkohol 70%
Waktu (detik) KadarAlkohol %
42 9,53
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Kadar Alkohol 96%
Waktu (detik) Kadar Alkohol %
Grafik kadar alkohol 70%
Grafik kadar alkohol 96%
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dalam pembuatan tugas akhir ini dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Sensor MQ-3dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan kadar uap kadar
alkohol.
2. Hasil pengukuran kadar alkohol sudah dalam bentuk per %, tegangan ADC
nya sudah terprogram yang ditampilkan di LCD.
3. Semakin tinggi nilai konstentrasi alkohol, maka uap alkoholsemakin tinggi
pembacaan nilai (%) dalam waktu yang sama.
5.2 Saran
1. Penempatan sensor alkohol harus tepat di atas alkohol, sehingga alkohol
dapat terdeteksi dengan akurat.
2. Sensor alkohol yang digunakan di ganti dengan senor yang memiliki
sensitivitasnya lebh tinggi seperti TGS 2620, sehingga hasilnya lebih akurat.
3. Untuk pengunaan yang lebih lanjut sebaiknya dilakukan pengujian secara
DAFTAR PUSTAKA
Bejoagus, 2005. C&AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C Dalam Mikrokontroler
Lingga, W. 2006. Belajar sendiri Pemrograman AVR ATMega8535. Yogyakarta:
Andi Offset.
Marhaposan S. 2011. Dasar-Dasar Mikrokontroler MCS-51. Medan: Usu Press
Pratomo, A. 2005. Panduan Praktis Pemrograman AVR Mikrokontroler
AT90S2313. ANDI : Yogyakarta.
Suhata.2005.Aplikasi Mikrokontroler Sebagai Pengendali Peralatan Elektronika.
LAMPIRAN
/*****************************************************
This program was produced by the
CodeWizardAVR V2.05.3 Standard
Automatic Program Generator
© Copyright 1998-2011 Pavel Haiduc, HP InfoTech s.r.l.
http://www.hpinfotech.com
sProject :
Version :
Date : 05/06/2014
Author : user
Company : free
Comments:
Chip type : ATmega16A
Program type : Application
AVR Core Clock frequency: 16,000000 MHz
Memory model : Small
External RAM size : 0
Data Stack size : 256
#include <mega16a.h>
#include <delay.h>
// Alphanumeric LCD functions
#include <alcd.h>
#include <stdio.h>
#define ADC_VREF_TYPE 0x40
// Read the AD conversion result
unsigned int read_adc(unsigned char adc_input)
{
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);
// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage
delay_us(10);
// Start the AD conversion
ADCSRA|=0x40;
// Wait for the AD conversion to complete
while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10;
return ADCW;
}
// Declare your global variables here
int x;
float jumlah,baca_sensor,data,adc_rata2;
void main(void)
{
// Declare your local variables here
// Input/Output Ports initialization
// Port A initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTA=0x00;
DDRA=0x00;
// Port B initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTB=0x00;
DDRB=0x00;
// Port C initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTC=0x00;
// Port D initialization
// Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
// State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
PORTD=0x00;
DDRD=0x00;
// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 0 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC0 output: Disconnected
TCCR0=0x00;
TCNT0=0x00;
OCR0=0x00;
// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer1 Stopped
// Mode: Normal top=0xFFFF
// OC1A output: Discon.
// OC1B output: Discon.
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
// Timer1 Overflow Interrupt: Off
// Compare A Match Interrupt: Off
// Compare B Match Interrupt: Off
TCCR1A=0x00;
// Timer/Counter 2 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer2 Stopped
// Mode: Normal top=0xFF
// OC2 output: Disconnected
ASSR=0x00;
TCCR2=0x00;
TCNT2=0x00;
OCR2=0x00;
// External Interrupt(s) initialization
// INT1: Off
// INT2: Off
MCUCR=0x00;
MCUCSR=0x00;
// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization
TIMSK=0x00;
// USART initialization
// USART disabled
UCSRB=0x00;
// Analog Comparator initialization
// Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off
ACSR=0x80;
SFIOR=0x00;
// ADC initialization
// ADC Clock frequency: 125,000 kHz
// ADC Voltage Reference: AREF pin
// ADC Auto Trigger Source: Free Running
ADMUX=ADC_VREF_TYPE & 0xff;
ADCSRA=0xA7;
// SPI initialization
// SPI disabled
SPCR=0x00;
// TWI initialization
// TWI disabled
TWCR=0x00;
// Alphanumeric LCD initialization
// Connections are specified in the
// Project|Configure|C Compiler|Libraries|Alphanumeric LCD menu:
// RS - PORTC Bit 5
// Characters/line: 16
lcd_init(16);
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("fadhly");
lcd_gotoxy(0,1);