• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS VERIFIKASI ALAT UKUR HPLC GC AAS K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TUGAS VERIFIKASI ALAT UKUR HPLC GC AAS K"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS VERIFIKASI ALAT UKUR

HPLC GC AAS

Nama :

Lintang Chandra. W

M. Estu Dz

Naif Syarif

Tri Meliani

Kelas : XII - B

SMK ANALIS KIMIA YKPI

BOGOR

(2)

Verifikasi dan Kalibrasi AAS

Pendahuluan

Analisis yang menggunakan AAS dikelompokkan kedalam metode analisis instrumental karena metode ini memerlukan sebuah instrument

> sebelum digunakan, kondisi instrument ini harus dioptimalkan terlebih dahulu.

Metode AAS termasuk dalam kategori metode komparatif –> skala

absorbans dari AAS tersebut harus dikalibrasi dengan suatu deret standar yang diketahui konsentrasinya dengan akurat (atau menggunakan CRM – Certified Reference Materials).

Verifikasi AAS

1) Penentuan kepekaan (sensitivitas)

 Kepekaan adalah konsentrasi analit minimum yang memberikan %T

= 1% atau nilai A = 0,0044 Formula S = 0,0044 C1 / A1

Alat dikatakan memiliki kepekaan yang baik bila S < 1,25 x nilai S dari spesifikasi pabrik. Semakin besar nilai S maka alat semakin kuran sensitive.

 Kepekaan adalah respon alat per-unit konsentrasi Dapat dilihat dari slope kurva kalibrasi

Formula

S = a = (A1 – b)/C1 , bila persamaan kurva kalibrasi A1 = C1 + b S = A1/C1 , bila kurva kalibrasi melewati titik nol

 Pengukuran kepekaan AAS

– Pilih larutan kalibrasi (konsentrasi analit = C1) dimana 0,2<A<0,4 – Optimalkan kondisi AAS dengan larutan ini

(3)

setiap kali larutan kalibrasi akan diukur). Absorban rata-rata dinyatakan sebagai A1.

– Tentukan kepekaan alat sesuai formula yang telah disebutkan. 2) Presisi (repeatibilitas)

 Pilih larutan kalibrasi (konsentrasi analit = C1) dimana 0,2<A<0,4  Ukur absorban larutan kalibrasi, minimal 6 kali (gunakan larutan

pembanding untuk set “zero” setiap kali larutan kalibrasi akan diukur)

 Absorban rata-rata dinyatakan sebagai A1.  Hitung nilai RSD

 Alat dikatakan memiliki presisi yang baik bila RSD ≤ 1% dari A rata-rata. Semakin besar nilai RSD maka alat semakin kurang bagus presisinya.

3) Batas daerah kerja (linieritas)

 Buat deret larutan kalibrasi dari konsentrasi rendah hingga

konsentrasi yang cukup tinggi (sebagai acuan dapat dilihat rentang konsentrasi yang tercantum pada manual alat).

 Optimalkan kondisi AAS dengan salah satu larutan kalibrasi (konsentrasi analit = C1) dimana 0,2<A<0,4

 Ukur absorban semua larutan kalibrasi, minimal 3 kali (gunakan larutan pembanding untuk set “zero” setiap kali larutan kalibrasi akan diukur)

 Hitung absorban rata-rata untuk setiap larutan kalibrasi

 Buat kurva kalibrasi, kemudian tentukan batas kurva yang linier dimana nilai koefisien korelasi (r) mendekati 1

4) Batas/limit deteksi

 Siapkan sebuah larutan blanko

 Ukur absorban minimal 6 kali. Absorban rata-rata dinyatakan sebagai Ab.

 Hitung nilai SD (dinyatakan/diubah menjadi dalam unit konsentrasi)  Hitung nilai IDL (Instrument Detection Limit). Formula IDL= Cb + 3

SD

 Apabila SD tidak diperoleh karena Ab = 0,lakukan prosedur berikut :

– siapkan sebuah blanko yang di”spiking” dengan konsentrasi minimum analit (konsentrasi analit

(4)

– Ukur absorban minimal 6 kali. Absorban rata-rata dinyatakan

Kurva kalibrasi dengan cara biasa ada 2 jenis yaitu :

 Konsentrasi mencakup seluruh daerah kerja (working range)  Konsentrasi larutan kalibrasi mencakup sebagian daerah kerja

(hanya yang linier)

Prosedur : sama dengan pekerjaan penentuan batas daerah kerja

Catatan : jangan sampai terjadi perbedaan absorban yang > 0,01 unit antara 2 hasil pengukuran, Bila ini terjadi, berarti presisi menurun.

2) Cara adisi standar

 Sediakan 5 buah labu takar yang sama ukurannya

 Pipet X mL larutan contoh yang akan diukur ke dalam labu takar no 1 – 4

 Pipet X mL air ke dalam labu takar no. 5  Pipet X mL larutan standar analit Z yang : 1. 0 ppm Z ke dalam labu takar no. 1 dan 5

2. a ppm Z ke dalam labu takar no. 2

3. 2a ppm Z ke dalam labu takar no. 3

4. 3a ppm Z ke dalam labu takar no. 4

 Tambahkan asam bila perlu (biasanya HNO3, atau lainnya), tambahkan air hingga tanda batas

(5)

 Buat grafik standar adisi, kemudian tentukan Cz konsentrasi analit Z Catatan : labu takar no. 5 digunakan untuk set “zero” setiapkali larutan kalibrasi akan diukur.

Referensi

Dokumen terkait