• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memposisikan Perpustakaan Daerah dalam Pengembangan E-Government Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Memposisikan Perpustakaan Daerah dalam Pengembangan E-Government Indonesia"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL

Memposisikan Perpustakaan Daerah

dalam Pengembangan

E-Government

Indonesia

W a w a n W ira a tm a ja

Program Studi Ilm u Kom puter, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor (IPB) Wawan @kalten g.n et

Ku d a n g B o ro S e m in a r

Departem en Tekn ik Pertan ian , FATETA, In stitut Pertan ian Bogor (IPB) ksem inar@bim a.ipb.ac.id

A b s t r a c t

This paper tries to show the position of the public library as one of the local dev ices in dev elopin g govern m en t in In donesia. It is described about the e-govern m en t an d how im portan t is the in tegral un derstan ding to a v ariety of the govern m en t elem en ts in supporting the developm en t. The description is based on the un derstanding of the Indonesian govern m ent m odel w ith its curren t local auton om y w hich give the local gov ernm en t a huge pow er to execute the govern m en t fun ction s. The library is directed as the inform ation dissem ination elem en ts an d the coom un ication device betw een the local gov erm en t an d the society .

1.

P e n d a h u lu a n

E-gov ernm ent m erupakan sebuah m o-del pen gem ban gan hubun gan an tara pem e-rin tah dan m asyarakat den gan m em an faatkan secara intensif dan ekstensif berbagai perang-kat tekn ologi in form asi dan kom un ikasi (TIK) un tuk m en capai ben tuk pem erin tahan yan g ideal. Den gan n ya diharapkan tercipta pem e-rintahan yang responsif terhadap keinginan m asyarakat, transparan, dan akun tabilitasn ya terjaga. Sem entara itu, m asyarakat diharap-kan lebih m udah m en dapatdiharap-kan in form asi dan layan an pem erin tahan serta lebih m en in gkat partisipasin ya dalam pem ban gun an .

Kon stelasi politik n egara dan pem erin -tahan daerah di In don esia sen diri telah berubah drastis sejak era reform asi. Saat ini telah terjadi pem berian oton om i daerah yan g lebih luas dengan desentralisasi tugas dan

tanggung jawab besar pem erintahan dari Pem erin tah Pusat ke Pem erin tah Daerah. Dalam prosesnya, Pem erintah Daerah (provin si dan kabupaten / kota) m en dapat kesem -patan lebih besar un tuk m enentukan sen diri fokus pem ban gun an daerah den gan m em an -faatkan sem aksim al m un gkin sum berdaya dan kem am puan peran gkat daerah.

(2)

pen yebarluasan in form asi pun kem udian dapat diin ten sifkan den gan pem berian layan an dalam m odel in form asi yan g beragam sehin gga dapat m em berikan n ilai tam bah.

Pem aham an yan g in tegral atas kebera-daan perpustakaan daerah sebagai salah satu peran gkat daerah yan g dapat m en dukun g oton om i daerah daoton perkem baoton gaoton egoveroton -m en t, akan -m eningkatkan nilai ta-m bah perpustakaan sebagai salah satu aktor pem erintahan . Selanjutnya, perpustakaan daerah tidak akan hanya dipandang sebagai institusi sekadar ada tetapi m enjadi satu keharusan un tuk pem ban gun an daerah yan g berlan daskan oton om i daerah dan bervisi m aju den gan e-govern m ent.

2 .

In fo rm a s i d a n

E-Go v e r n m e n t

s e b a ga i Re vita lis a s i P e m e rin

-ta h a n d i In d o n e s ia

Perkem ban gan TIK yan g san gat pesat, terutam a dengan keberadaan Internet, m en g-akibatkan suatu pem erin tahan harus dapat beradaptasi dan m em an faatkan n ya den gan baik. Pem erintah yang m enerapkan berbagai aspek TIK dalam m elaksanakan fungsi-fun gsin ya disebut pem erin tah yan g berbasis elektron ik (electron icgov ern m en t, egov ern -m en t). Banyak n egara -m ulai -m en coba m en gadaptasi perkem ban gan In ternet den gan m en gim plem en tasikan sistem yan g diyakin i-n ya m erupakai-n bei-ntuk dari e-goveri-n m ei-n t. E-govern m en t diyakini m erupakan perbatasan berikutn ya (n ext fron tier) yan g harus dije-lajahi dalam m en ggun akan Internet dan m em iliki poten si terbesar un tuk m erevolusi pen yelenggaraan pem erin tahan dan m erevita-lisasi dem okrasi [1].

Berbagai definisi e-govern m en t dikelu-arkan oleh lem baga dan institusi pem erin-tahan . Salah satu pern yataan yan g cukup baik un tuk m en defin isikan e-gov ern m en t dikelu-arkan oleh World Ban k [2}:

E-Gov ern m en t refers to the use by go-v ern m en t agen cies of in form ation tech-n ologies (such as W ide Area N etw orks, the Intern et, and m obile com puting) that have the (1) ability to tran sform

rela-tions w ith citizens, businesses, and other arm s of govern m en t. These techn ologies can serv e a v ariety of different ends: (2) better deliv ery of gov ernm ent serv ices to citizens, im prov ed interactions w ith business and industry , (3) citizen em po-w erm en t through access to in form ation , or m ore (4) efficien t gov ernm ent m ana-gem ent. The resultin g ben efits can be less corruption , in creased tran sparency , greater con v en ien ce, rev en ue grow th, and/ or cost reductions.

Beberapa defin isi lain , den gan sudut pan dan g dan kepen tingan yan g berbeda-beda dinyatakan di dalam Tam bouris et al. [3} m ulai dari “e-busin ess of the state”, pelayanan kepada pen duduk dan rekayasa ulan g (re-en gin eerin g) m em an faatkan tekn ologi, atau usaha pem en uhan kebutuhan den gan m em anfaatkan Internet. Sem entara terkait dengan adm inistrasi publik, Perserikatan Ban gsa-Ban gsa (PBB) m en defin isikan e-govern m en t sebagai: m em an faatkan internet dan w orld-w ide-w eb untuk m engirim kan in fo r m a s i dan la y a n a n pem erintahan kepada m asy arakat [4].

Di sini terlihat bahwa interpretasi tentang e-gov ern m en t m en jadi luas dan m en yebar [5]. Di satu sisi e-gov ern m en t dapat dilihat sebagai suatu visi dan disiplin pengarah untuk seluruh sektor adm inistrasi dan pem erin tahan . Sem en tara itu, wilayah keberadaan e-govern m en t dapat dilihat dalam skala besar dan dalam skala kecil. E-govern m en t dalam skala besar adalah seluruh kegiatan pem erintahan dan adm instrasi term asuk e-dem ocracy, e-v oting, e-adm in is-tration, e-assistance, justice, bahkan e-healthcare atau e-education. Sem en tara dalam skala kecil, e-gov ern m en t adalah im plem entasi proses adm in istrasi lokal dalam dom ain e-adm in istration.

(3)

E-gov ernm ent m em ungkinkan dilaku-kan n ya tran saksi yan g berhubun gan den gan sistem pem erintahan setiap saat darim ana pun seseorang berada. Sem entara penduduk m endapatkan inform asi dan m elakukan aktivitas yang proaktif, orang-orang di dalam pem erin tahan bekerja den gan an tusias m en ggun akan TIK, m en ghasilkan sesuatu yan g berbeda, m enjawab pertan yaan den gan cepat, m en ggun akan jaringan un tuk m elayan i publik. Sem en tara itu in stitusi swasta m en ik-m ati interaksi yan g cepat dan ik-m udah sehin gga m enin gkatkan perhatian publik.

Pen gem ban gan e-gov ernm en t dim ak-sudkan sebagai salah satu m etode un tuk m em aksim alkan efisien si bisn is pem erin -tahan dan m en gefektifkan bagian yan g berhubungan dengan penyaluran layanan (services) kepada publik, penyebaran in form asi (inform ation dissem ination), dan m en guran gi biaya cetak (publishing) den gan m em buat versi elektron ik dari dokum en-dokum en yang tersedia sehingga m em ung-kin kan penghem atan biaya. Salah satu cara yang banyak dilakukan adalah dengan m em ban gun portal atau situs pem erin tahan di In tern et.

Mem an g, perkem ban gan e-gov ern m en t di In don esia sen diri belum berjalan sebagai-m an a yan g diharapkan . Ban yak ken dala yan g m un cul m ulai dari ketersediaan in frastruktur yan g m asih terbatas, kon disi sosial politik, sam pai dengan keberadaan aplikasi sistem in form asi yan g spesifik yan g dapat digun a-kan . Selain itu harus diakui bahwa keberadaan berbagai peraturan, petunjuk dan in form asi m en gen ai e-gov ern m en t m asih belum tersedia dengan m em adai.

3 .

B iro kra s i, In fo rm a s i, d a n

P e ra n S e rta Ma s ya ra ka t

Me n u ju

E-Go v e r n m e n t

Dalam ilm u adm in istrasi (n egara) seperti dalam Sugan dha [7], Suradinata [8 ], dan H an dayan in grat [9] dijelaskan ten tan g suatu sistem yang kom pleks yang m engatur jalannya pem erintahan dan pem bangunan yan g disebut birokrasi. Birokrasi tum buh

karena kebutuhan proses kegiatan organisasi dan lin gkun gan , serta m erupakan alat palin g efisien un tuk organ isasi besar dan kom pleks. Tetapi disadari bahwa keberadaan birokrasi yan g sem akin besar, urusan yan g berbelit-belit, dan ketidakjelasan tugas dan wewen an g m en yebabkan birokrasi dapat m en jadi "m e-sin " yan g ditakuti m asyarakat. Di e-sin i m a-syarakat dapat m enjadi apatis dan tingkat partisipasin ya dalam pem ban gun an m en u-run .

Dalam suatu negara dengan kekuatan politik dan organ isasi m assa yan g kuran g m am pu m enjalankan fungsi-fungsinya, m aka apabila tidak ditun jan g oleh proses pen g-am bilan keputusan dan pen gon trolan pelak-san aan keputupelak-san yan g baik, kekuasaan birokrasi itu akan sem akin besar. Sem akin besar kekuasaan birokrasi, aparat birokrasi m un gkin dapat leluasa m en gen dalikan lin gkun gan luar birokrasi sesuai den gan persepsi yang dim iliki dan m en gokohkan kedudukan n ya dalam tatan an organ isasi pem erintahan . Secara teoritis, keadaan ini m en cerm in kan kegagalan un tuk m ewujudkan ide dem okrasi dan m en utup keterbukaan n ya kepada m asyarakat.

(4)

Lingkungan masyarakat dan alam Lingkungan dalam organisasi Sumber daya

dan informasi

ORGANISASI

- manusia

- sarana dan

prasarana

- kekuasaan

- koordinasi

- pengawasan

- kebijaksanaan

Hasil yang diharapkan: Jasa dan barang

masukan proses keluaran

Umpan balik

Gam bar 1 Pem odelan proses sebagai sebuah sistem untuk sebuah organisasi [8 ].

Proses organ isasi yan g m erupakan sistem determ in istik m em iliki sub sistem dan in terrelasi yan g m enun jukkan perilaku yan g dapat diram alkan sehin gga selan jutn ya ditransform asi pada keluaran sebagai hasil yan g diharapkan berupa ben da atau jasa. Dalam sistem in i, keluaran dikem balikan sebagai m asukan un tuk um pan balik un tuk m en dapatkan proses yan g lebih baik. Gam baran pem odelan sistem un tuk sebuah organisasi diperlihatkan pada Gam bar 1.

Dalam proses organisasi terdapat pen garuh lin gkun gan yan g selalu harus diperhitun gkan . Pen garuh in i acapkali berhu-bun gan dengan pekerjaan dalam proses organisasi. J adi, selain pengaruh dalam orga-n isasi terdapat peorga-n garuh laiorga-n yaitu liorga-n gkuorga-n g-an m asyarakat dg-an alam . Di dalam sistem adm inistrasi/ birokrasi negara diperjelas bahwa m asukan untuk proses politik adalah: 1) (in form asi) kebutuhan m asyarakat dan n egara, 2) sum ber daya m an usia dan alam , dan 3) peran serta m asyarakat. Sem en tara hasil dari proses atau keluaran adalah pen gam bilan keputusan dan kebijaksan aan pem ban gun an .

Di sin ilah kata kun ci in fo rm a s i dan

p e ra n s e rta m a s ya raka t berpengaruh dalam m en gem ban gkan adm in istrasi/ biro-krasi n egara yan g efektif dan efisien dan proses pen gam bilan keputusan yan g lebih baik (lihat Osborne [10 ]). Siagian [11] m en yatakan pen tin gn ya peran an inform asi dalam kehidupan m odern dewasa in i sehin gga m asyarakat yang m engolah inform asi secara "tradision al" - dalam arti tidak m enggunakan saran a berm uatan teknologi tin ggi - disebut m asyarakat prainform asion al un tuk kata lain m asyarakat yang belum m aju. Sebaliknya m a-syarakat yang m engolah berbagai kom ponen pen an gan an in form asi dengan m em an faatkan kem ajuan dan tekn ologi in form asi disebut sebagai m asyarakat in form asion al. H al yan g sam a dapat din yatakan un tuk pem erin tahan in form asion al.

[image:4.612.96.519.62.310.2]
(5)

pen an gan an in form asi terutam a m en ggun a-kan m esin , dan akses in form asi yan g luas.

Pertan yaan lebih jauh m un cul, apakah m asyarakat (dan juga pem erintahan ) yang inform asional berarti telah m enerapkan e-govern m en t?

Bila kon sep e-gov ern m en t seperti yan g dinyatakan di awal tulisan diikuti sebagai acuan , m aka harus dilihat dulu bagaim an a proses pengolahan inform asi tersebut berpengaruh dalam kinerja pem erintahan serta m en gubah proses layan an kepada m asyarakat. Bila proses in form asion al tadi han ya bersifat otom atisasi proses-proses di dalam pem erin tahan tetapi tidak m em berikan transparansi pada proses adm inistrasi negara dan tidak m em buat m asyarakat lebih terlibat dalam proses pem erintahan, m aka e-govern m en t tidak terlaksan a.

Sebalikn ya bila kita lihat bahwa e-govern m en t m erupakan suatu proses an tara, m aka proses in i harus didahului oleh sebuah proses pem erin tahan in form asion al. Di sin i, karena syarat penggunaan TIK adalah syarat utam a terciptanya suatu e-govern m en t, m aka proses in form asion al m utlak harus terjadi lebih dulu.

4 .

Oto n o m i D a e ra h , P e n ge m

-b a n ga n S u m -b e rd a ya D a e ra h ,

d a n Ko n tro l Ma s ya ra ka t

Perkem ban gan pem erin tahan (daerah) yan g lebih oton om , dim ulai sejak era reform asi pada tahun 1998 (saat yan g ham pir sam a den gan m erebakn ya pen ggun aan In tern et di Indon esia) den gan dikeluarkan n ya UU n o. 22/ 1999 (yan g kem udian diperba-harui den gan UU n o. 32/ 20 0 4) m en yebabkan terjadinya perubahan dalam kewenangan pem erintahan yan g ditan gan i oleh Pem e-rin tah Pusat dan kewen angan yan g ditan gan i oleh Pem erin tah Daerah (provin si/ kabupa-ten/ kota). Secara esensi terjadi perpindahan kewen an gan yan g san gat besar sehin gga m em berikan kekuasaan lebih luas kepada Pem erin tah Daerah untuk m en gatur jalan n ya pem erintahan daerah.

Peraturan perundang-undangan ten-tan g pem erin tahan daerah terlihat m en coba m em ban gkitkan kem bali secara jelas sem an gat oton om i daerah in i den gan penekanan pada prinsip-prinsip dem okrasi, peran-peran m asyarakat, pem erataan dan keadilan . Terjadi ban yak perubahan m en da-sar m ulai dari perubahan sim bolisasi den gan m en ghilan gkan tin gkatan daerah oton om (Dati I dan Dati II) dan m en ggantin ya den gan istilah yan g lebih n etral, yaitu provin si, kabupaten dan kota un tuk m en ghilan gkan kesan tin gkatan yang lebih tin ggi lebih berkuasa daripada tin gkatan yan g lebih ren dah. Di sin i juga terjadi pem batasan asas dekon sentrasi den gan m en ghapuskan posisi wilayah adm in istratif di daerah kabupaten / kota dan m em perpen dek han ya sam pai pem erintahan provinsi. Bupati dan walikota kem udian han ya m en jadi kepala daerah oton om saja.

H al in i kem udian berpen garuh pada proses politik dan ekon om i pem bangun an daerah. J uga dalam hal im plem en tasi kon sep dan ren can a-ren can a yan g dikeluarkan oleh pem erin tahan pusat. Kon sep atau rencana-ren can a yan g dikeluarkan oleh badan atau lem baga kenegaraan di tingkat pusat (apalagi yang tidak m em iliki kekuatan hukum yang tetap karen a tidak term asuk dalam peraturan perun dan g-un dan gan ), dapat den gan m udah diabaikan oleh pem erintah di daerah bila dian ggap tidak sejalan den gan visi pem ban gun an di daerah atau bila dian ggap tidak m em berikan keun tun gan segera. Contoh paling jelas adalah keberadaan berbagai retribusi daerah yang kurang dapat dipertanggungjawabkan karena pola pikir keberhasilan pem ban gun an yan g din ilai dari ban yakn ya dan a yan g dihasilkan sehin gga serin g m elupakan pem aham an proses in vestasi yan g bersifat jan gka pan jan g term asuk dalam investasi sum berdaya m an usia daerah.

(6)

bawahan langsun g yan g m en gelola kecam at-an . Sistem itu terlihat sebagai orgat-an isasi bertin gkat dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas, sebagai pen gelola dan pen an ggun g jawab kegiatan pem ban gunan dan pen gopera-sian potensi daerah.

Ada dua hal utam a yan g akan m en jadi fokus dan sistem m an ajem en daerah yaitu (a) organ isasi dan (b) kom un ikasi. Dalam organ isasi m em an g m asih ada birokrasi yan g harus diadopsi dan ada jajaran pegawai yang m asih dibutuhkan. Sem uan ya harus m enjam in kelancaran kom unikasi seluruh eksekutif dan peran gkat organ isasi dalam lin gkun gan pem erin tahan daerah (kom un ikasi in tern al). Sem en tara kom un ikasi ekstern al diperlukan sebagai un sur pengawasan dan kontrol dari m asyarakat daerah dan dari perangkat perwakilan di DPRD, dim ana sem uanya harus diikutsertakan sehin gga pem bangun an daerah terlaksan a den gan baik sesuai den gan kein gin an oton om i daerah.

Dalam hal organ isasi peran gkat daerah in i, Pem erin tah Daerah juga diberi kewen an gan luas un tuk m en en tukan tin gkat kebutuhan organisasi pem erintahan daerah seperti tercantum dalam PP no. 8 / 20 0 3 dengan batasan-batasan um um . Di sini keberadaaan perangkat daerah yaitu organisasi/ lem baga pada Pem erintah Daerah yan g bertan ggun g jawab kepada Kepala Daerah dalam ran gka pen yelen ggaraan pem erin tahan diben tuk den gan kriteria seperti (1) kewen an gan pem erin tahan , (2) karakteristik, potensi, dan kebutuhan daerah, (3) kem am puan keuangan daerah, (4) ketersediaan sum berdaya aparatur, dan (5) pen gem ban gan pola kerjasam a an tar daerah dan/ atau dengan pihak ketiga.

Perpustakaan daerah/ um um kem udian m en jadi salah satu lem baga daerah yan g difun gsikan un tuk m elaksan akan tugas di bidan g perpustakaan yan g karen a sifatn ya tidak tercakup dalam sekretariat daerah dan din as daerah dalam lin gkup tugasn ya. Bila sekretariat daerah dan dinas dim aksudkan terutam a sebagai peran gkat yan g m elaksan akan tugas utam a pelayan an um um ,

sipil dan publik, m aka lem baga daerah (term asuk salah satunya perpustakaan daerah) m elaksan akan fun gsi pen un jan g pen yelenggaraan pem erintahan daerah.

Bila sekretariat daerah, din as, badan dan peran gkat daerah lain lebih berperan dalam fun gsi layan an pem erintahan , m aka perpustakaan daerah dapat m en gam bil peran lebih dalam fun gsi (pen yebarluasan ) inform asi pem erintahan sebagai wujud tran sparan si pem erin tahan . H al in i m en jadi san gat strategis dan im plem en tatif dalam pelaksan aan roda pem erin tahan yang berlan daskan e-gov ernm en t (in gat salah satu esen sin ya adalah dalam hal p e n girim a n in fo rm a s i dan la ya n a n). Di sin i kem udian fungsi pengawasan dan kontrol dari m asyarakat untuk berbagai proses pem erintahan dan pem ban gun an dapat lebih dioptim alkan den gan keberadaan in form asi pem erintahan yang tepat sebagai pem banding.

5 .

P e rp u s ta ka a n D a e ra h s e b a ga i

U n it In fo rm a s i d a n Ko m u n

i-ka s i P e m e rin ta h a n D a e ra h

B e rvis i

E-Go v e r n m e n t

(7)

Gam bar 2 Posisi perpustakaan daerah dalam arsitektur portal pem erintahan e-gov ern m en t.

sehin gga m em udahkan pen carian bagi yan g berkepen tin gan .

Peran perpustakaan (dengan pustakawan di dalam n ya) kem udian adalah m em ban tu pen cari in form asi pem erin tahan untuk m endapatkan inform asi dengan cara m engarahkan agar pencarian inform asi dapat efisien , efektif, tepat sasaran , serta tepat waktu. Salah satu m odel pen yebaran layan an dan in form asi dalam e-govern m en t adalah disediakan n ya sebuah akses tun ggal terstruktur berupa p o rta l p e m e rin ta h a n

yan g diakses den gan berbagai peralatan TIK terutam a m en ggun akan tekn ologi In tern et [3]. Di sini perpustakaan daerah dapat m en jadi bagian dari adm in istrator sistem inform asi yang berperan m engatur pen gelolaan in form asi pem erin tahan daerah sehingga m em berikan inform asi yang terkini dan berm an faat. Gam baran posisi perpustakaan daerah dalam im plem entasi e-govern m en t di dalam sebuah arsitektur portal pem erintahan dapat dilihat pada gam bar 2.

Dalam kon sep m asyarakat m adan i (civ il society), ada em pat pilar pem im pin

m asyarakat dalam pem ban gunan ; pem erin tah, kelom pok bisn is dan industri, lem baga swadaya m asyarakat (LSM), dan m edia. Keem patnya tidak boleh lebih kuat satu dari yang lain. Pem erintah tidak boleh m enjalin kerjasam a dengan kelom pok bisnis dan in dustri tan pa m em perhatikan m asukan dari LSM dan m edia. H eterogen itas m asyarakat m enyebabkan diperlukan kom un ikasi yan g lan car an tara pen en tu kebijakan pem bangunan daerah dan m asyarakat lewat m edia m assa.

[image:7.612.98.524.82.354.2]
(8)

Perpustakaan daerah kem udian tidak hanya m en jadi sum ber bacaan um um bagi m asyarakat tetapi juga m enjadi pusat inform asi khusus pem erintahanan daerah.

Di sin ilah kem udian pem erin tahan yang bervisi e-govern m en t akan m enyadari bahwa perpustakaan m erupakan sebuah elem en pentin g dalam proses tran sform asi in form asi dan kom un ikasi antara pem erintah dan m asyarakat.

6 .

Tra n s fo rm a s i Vis i d a n Mis i

P e rp u s ta ka a n D a e ra h d a la m

Ra n gka P e n ge m b a n ga n

E-Go v e r n m e n t

In d o n e s ia

Perkem bangan TIK dan keragam an kebutuhan inform asi m asyarakat yang sem akin kom pleks, berim plikasi kepada perubahan paradigm a pengelolaan dan pem an faatan in form asi. Kon disi dem ikian m en un tut keberadaan SDM pen yedia dan pengelola inform asi dan dokum entasi yang profesion al dan berkom peten serta m em aham i m aksim al pem anfaatan TIK.

Dalam kon sep e-gov ernm en t, jelas bahwa pem anfaatan TIK m erupakan prasyarat utam a un tuk terciptan ya sebuah pem erintahan yan g ideal. TIK dim an faatkan di dalam sistem in tern al pem erin tahan dan sebagai suatu sistem ekstern al un tuk berhubun gan den gan m asyarakat. Di dalam perpustakaan sendiri, proses internal pengum pulan dan pencarian inform asi sudah selayakn ya m em an faatkan berbagai sistem TIK sehingga pada akhirnya m em percepat dan m em perm udah proses pen carian kem bali. Sem entara untuk berhubungan den gan para pen cari in form asi pem erin tahan , perpustakaan juga dapat m em berikan berbagai m odel inform asi yang lebih fleksibel seperti den gan m en yiapkan sebuah akses data atau den gan m em berikan ben tuk data digital dalam disk atau cd-rom .

Pem aham an yang baik pada esensi sebuah pem erintahan yang responsif terhadap kein gin an m asyarakat sebagai syarat e-govern m ent akan m enyadarkan berbagai pihak penyelenggara pem erin tahan un tuk

m en gubah pan dan gan akan keberadaan perpustakaan. Berbagai instan si akan lebih sen an g m em berikan berbagai in form asi dan data yan g dihasilkan n ya un tuk dikelola perpustakaan sehingga dapat lebih m em fokuskan kegiatan intern al pem erin tahan di dalam in stan si un tuk berhubun gan den gan proses layan an kepada m asyarakat. Sem entara itu, perpustakaan yan g bervisi e-gov ern m en t, selain m en coba m em berikan cara tercepat dalam pem berian inform asi kepada m asyarakat, juga akan berusaha m engum pulkan berbagai inform asi dan data terkait yan g dapat digun akan sebagai pendukung pelaksanaan kegiatan pem ban gun an dan pem erin tahan . In form asi in i bisa berasal dari internal pem erintahan un tuk dim an faatkan sesam a in stan si, atau pun yan g berasal dari luar in stitusi pem erintahan (m edia m assa, In tern et dan m edia lain ) yan g kem udian dapat dim an faatkan sebagai pen dukun g proses pen etapan kebijakan pem ban gun an . Gam bar 3 m em perlihatkan gam baran fungsi perpustakaan daerah dalam pengelolaan in form asi/ data in tern al dan ekstern al pem erintahan.

(9)
[image:9.612.107.514.95.402.2]

Gambar 3 Aliran informasi/data internal dan eksternal pemerintahan yang dikelola perpustakaan daerah.

terutam a un tuk in form asi yan g dapat ditran sform asikan dalam ben tuk digital.

Di sin i kem udian peran Pem erintah

Pusat yan g diwakili Perpustakaan Nasion al diperlukan un tuk koordin asi dan pen yusun an kebijakan nasion al pengem ban gan fun gsi perpustakaan yan g m en dukun g pen gem ban gan e-govern m en t di In don esia. Pem bentukan standar dan klasifikasi in form asi pem erin tahan In don esia (e-govern m en t m arkup lan guage) dapat dilakukan oleh Perpustakaan Nasional. Klasifikasi in i dapat berdasar jen is atau tipe sektor, con tohn ya, kesehatan , pen didikan , in dustri. Bisa juga diorgan isasikan berdasar tipe layan an , sebagai con toh m asalah registrasi dan lisen si (surat ijin ), atau pem esan an . Selain itu, perbedaan dalam m en deskripsikan suatu hal yan g sam a an tar lem baga pem erintahan dan antara pem erin tah dan pen ggun a harus juga

diselesaikan . H al in i terjadi m en gin gat berbagai hal dan kewen an gan lem baga pem erin tahan yan g berbeda sem entara

(10)

(IMB), atau perijin an ken daraan (SIM atau STNK).

Mem an g ben tuk ideal dari e-govern m en t adalah proses transform asi in form asi dan pen yaluran n ya m en ggun akan sepen uhn ya saluran TIK tan pa perlu ada keterbatasan pada ruan g dan waktu (akses In tern et). Tetapi, ben tuk an tara seperti yan g dapat dilakukan den gan m em buat titik-titik akses inform asi pem erintahan di perpustakaan daerah, pada akhirnya akan m en jadi san gat berm an faat un tuk m en ciptakan satu kesatuan in form asi pem erin tahan n asion al yan g ideal ketika m asalah akses dan in frastruktur telah teratasi.

7.

Ke s im p u la n

Perpustakaan daerah m erupakan titik akses inform asi dan kom unikasi pem erintahan selain m enjalankan tugas um um n ya sebagai sum ber bacaan bagi m asyarakat. Dengan transform asi visi dan m isi perpustakaan daerah sebagai pen dukun g pelaksan aan pem ban gun an bervisi e-govern m en t, dapat diharapkan sem akin cepatn ya tercipta pem erintahan yan g responsif terhadap kebutuhan m asyarakat, dan m asyarakat yan g partisipatif dalam pelaksan aan pem ban gun an . Perpustakaan daerah kem udian akan m en jadi salah satu elem en pen tin g dalam pen gem ban gan dan im plem entasi e-gov ernm en t di daerah sebagai bagian dari Pem erin tahan Negara Kesatuan Republik In don esia.

8 .

D a fta r P u s ta ka

[1] [CEG] The Coun cil for Excellen ce in Govern m en t. 20 0 0 . E-Govern m en t The Next Am erican Revolution . In tergovernm en tal Techn ology Consortium . http:/ / www.excelgov.org. [1

Maret 20 0 3].

[2] World Ban k. 20 0 1. A Defin ition of E-Govern m en t.

H ttp:/ / www1.worldban k.org/ publicsecto r/ egov/ definition.htm . [3 Maret 20 0 5].

[3] Tam bouris E, Gorilas S, Boukis G. 20 0 1. In vestigation of Electron ic Governm en t. Proceedings of the 8 th Panhellenic Con feren ce on In form atics; Nicosia, Cyprus, 8 -10 Novem ber 20 0 1. hlm 367-376.

[4] [UN-DPEPA] Un ited Nation s Division for Public Econ om ics an d Public Adm in istration . 20 0 2. Ben chm arking E-Govern m en t: A Global Perspective. New York: Am erica Society for Public Adm in istration .

[5] Wim m er M, Krenner J . 20 0 1. An Integrated Online One-Stop Govern m en t Platform : The eGOV Project. In H ofer, Chroust. IDIMT-20 0 1. 9th In terdisciplinary In form ation Man agem en t Talks, Proceedin gs,

Schriften reihe In form atik, Universitätsverlag Trauner, Linz, pp.

329-337.

[6] [CDT] Cen ter for Dem ocracy dan Techn ology. E-Govern m en t H andbook. http:/ / www.cdt.org/ egov/ handbook/ . [3 Maret 20 0 5].

[7] Sugan dha D. 198 9. Pen gan tar

Adm inistrasi Negara. J akarta: In term edia.

[8] Suradin ata E. 1994. Kebijaksan aan Pem ban gun an dan Pelaksan aan Oton om i Daerah, Perkem ban gan Teori dan Penerapan . Ban dun g: Ram adan .

[9] H andayan ingrat S. 1996. Pengan tar Studi Ilm u Adm inistrasi Negara. J akarta: Toko Gunung Agun g.

[10] Osborn e D, Gaebler T. 1996.

Mewirausahakan Birokrasi. Rosyid A, pen erjem ah. J akarta: Pustaka Bin am an Pressindo. Terjem ahan dari: Reinventing Govern m en t: H ow the En trepren eurial Spirit is Transform ing the Public Sector.

[11] Siagian SP. 20 0 3. Sistem In form asi

(11)

ARTIKEL

Memposisikan Perpustakaan Daerah

dalam Pengembangan

E-Government

Indonesia

W a w a n W ira a tm a ja

Program Studi Ilm u Kom puter, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor (IPB) Wawan @kalten g.n et

Ku d a n g B o ro S e m in a r

Departem en Tekn ik Pertan ian , FATETA, In stitut Pertan ian Bogor (IPB) ksem inar@bim a.ipb.ac.id

A b s t r a c t

This paper tries to show the position of the public library as one of the local dev ices in dev elopin g govern m en t in In donesia. It is described about the e-govern m en t an d how im portan t is the in tegral un derstan ding to a v ariety of the govern m en t elem en ts in supporting the developm en t. The description is based on the un derstanding of the Indonesian govern m ent m odel w ith its curren t local auton om y w hich give the local gov ernm en t a huge pow er to execute the govern m en t fun ction s. The library is directed as the inform ation dissem ination elem en ts an d the coom un ication device betw een the local gov erm en t an d the society .

1.

P e n d a h u lu a n

E-gov ernm ent m erupakan sebuah m o-del pen gem ban gan hubun gan an tara pem e-rin tah dan m asyarakat den gan m em an faatkan secara intensif dan ekstensif berbagai perang-kat tekn ologi in form asi dan kom un ikasi (TIK) un tuk m en capai ben tuk pem erin tahan yan g ideal. Den gan n ya diharapkan tercipta pem e-rintahan yang responsif terhadap keinginan m asyarakat, transparan, dan akun tabilitasn ya terjaga. Sem entara itu, m asyarakat diharap-kan lebih m udah m en dapatdiharap-kan in form asi dan layan an pem erin tahan serta lebih m en in gkat partisipasin ya dalam pem ban gun an .

Kon stelasi politik n egara dan pem erin -tahan daerah di In don esia sen diri telah berubah drastis sejak era reform asi. Saat ini telah terjadi pem berian oton om i daerah yan g lebih luas dengan desentralisasi tugas dan

tanggung jawab besar pem erintahan dari Pem erin tah Pusat ke Pem erin tah Daerah. Dalam prosesnya, Pem erintah Daerah (provin si dan kabupaten / kota) m en dapat kesem -patan lebih besar un tuk m enentukan sen diri fokus pem ban gun an daerah den gan m em an -faatkan sem aksim al m un gkin sum berdaya dan kem am puan peran gkat daerah.

(12)

pen yebarluasan in form asi pun kem udian dapat diin ten sifkan den gan pem berian layan an dalam m odel in form asi yan g beragam sehin gga dapat m em berikan n ilai tam bah.

Pem aham an yan g in tegral atas kebera-daan perpustakaan daerah sebagai salah satu peran gkat daerah yan g dapat m en dukun g oton om i daerah daoton perkem baoton gaoton egoveroton -m en t, akan -m eningkatkan nilai ta-m bah perpustakaan sebagai salah satu aktor pem erintahan . Selanjutnya, perpustakaan daerah tidak akan hanya dipandang sebagai institusi sekadar ada tetapi m enjadi satu keharusan un tuk pem ban gun an daerah yan g berlan daskan oton om i daerah dan bervisi m aju den gan e-govern m ent.

2 .

In fo rm a s i d a n

E-Go v e r n m e n t

s e b a ga i Re vita lis a s i P e m e rin

-ta h a n d i In d o n e s ia

Perkem ban gan TIK yan g san gat pesat, terutam a dengan keberadaan Internet, m en g-akibatkan suatu pem erin tahan harus dapat beradaptasi dan m em an faatkan n ya den gan baik. Pem erintah yang m enerapkan berbagai aspek TIK dalam m elaksanakan fungsi-fun gsin ya disebut pem erin tah yan g berbasis elektron ik (electron icgov ern m en t, egov ern -m en t). Banyak n egara -m ulai -m en coba m en gadaptasi perkem ban gan In ternet den gan m en gim plem en tasikan sistem yan g diyakin i-n ya m erupakai-n bei-ntuk dari e-goveri-n m ei-n t. E-govern m en t diyakini m erupakan perbatasan berikutn ya (n ext fron tier) yan g harus dije-lajahi dalam m en ggun akan Internet dan m em iliki poten si terbesar un tuk m erevolusi pen yelenggaraan pem erin tahan dan m erevita-lisasi dem okrasi [1].

Berbagai definisi e-govern m en t dikelu-arkan oleh lem baga dan institusi pem erin-tahan . Salah satu pern yataan yan g cukup baik un tuk m en defin isikan e-gov ern m en t dikelu-arkan oleh World Ban k [2}:

E-Gov ern m en t refers to the use by go-v ern m en t agen cies of in form ation tech-n ologies (such as W ide Area N etw orks, the Intern et, and m obile com puting) that have the (1) ability to tran sform

rela-tions w ith citizens, businesses, and other arm s of govern m en t. These techn ologies can serv e a v ariety of different ends: (2) better deliv ery of gov ernm ent serv ices to citizens, im prov ed interactions w ith business and industry , (3) citizen em po-w erm en t through access to in form ation , or m ore (4) efficien t gov ernm ent m ana-gem ent. The resultin g ben efits can be less corruption , in creased tran sparency , greater con v en ien ce, rev en ue grow th, and/ or cost reductions.

Beberapa defin isi lain , den gan sudut pan dan g dan kepen tingan yan g berbeda-beda dinyatakan di dalam Tam bouris et al. [3} m ulai dari “e-busin ess of the state”, pelayanan kepada pen duduk dan rekayasa ulan g (re-en gin eerin g) m em an faatkan tekn ologi, atau usaha pem en uhan kebutuhan den gan m em anfaatkan Internet. Sem entara terkait dengan adm inistrasi publik, Perserikatan Ban gsa-Ban gsa (PBB) m en defin isikan e-govern m en t sebagai: m em an faatkan internet dan w orld-w ide-w eb untuk m engirim kan in fo r m a s i dan la y a n a n pem erintahan kepada m asy arakat [4].

Di sini terlihat bahwa interpretasi tentang e-gov ern m en t m en jadi luas dan m en yebar [5]. Di satu sisi e-gov ern m en t dapat dilihat sebagai suatu visi dan disiplin pengarah untuk seluruh sektor adm inistrasi dan pem erin tahan . Sem en tara itu, wilayah keberadaan e-govern m en t dapat dilihat dalam skala besar dan dalam skala kecil. E-govern m en t dalam skala besar adalah seluruh kegiatan pem erintahan dan adm instrasi term asuk e-dem ocracy, e-v oting, e-adm in is-tration, e-assistance, justice, bahkan e-healthcare atau e-education. Sem en tara dalam skala kecil, e-gov ern m en t adalah im plem entasi proses adm in istrasi lokal dalam dom ain e-adm in istration.

(13)

E-gov ernm ent m em ungkinkan dilaku-kan n ya tran saksi yan g berhubun gan den gan sistem pem erintahan setiap saat darim ana pun seseorang berada. Sem entara penduduk m endapatkan inform asi dan m elakukan aktivitas yang proaktif, orang-orang di dalam pem erin tahan bekerja den gan an tusias m en ggun akan TIK, m en ghasilkan sesuatu yan g berbeda, m enjawab pertan yaan den gan cepat, m en ggun akan jaringan un tuk m elayan i publik. Sem en tara itu in stitusi swasta m en ik-m ati interaksi yan g cepat dan ik-m udah sehin gga m enin gkatkan perhatian publik.

Pen gem ban gan e-gov ernm en t dim ak-sudkan sebagai salah satu m etode un tuk m em aksim alkan efisien si bisn is pem erin -tahan dan m en gefektifkan bagian yan g berhubungan dengan penyaluran layanan (services) kepada publik, penyebaran in form asi (inform ation dissem ination), dan m en guran gi biaya cetak (publishing) den gan m em buat versi elektron ik dari dokum en-dokum en yang tersedia sehingga m em ung-kin kan penghem atan biaya. Salah satu cara yang banyak dilakukan adalah dengan m em ban gun portal atau situs pem erin tahan di In tern et.

Mem an g, perkem ban gan e-gov ern m en t di In don esia sen diri belum berjalan sebagai-m an a yan g diharapkan . Ban yak ken dala yan g m un cul m ulai dari ketersediaan in frastruktur yan g m asih terbatas, kon disi sosial politik, sam pai dengan keberadaan aplikasi sistem in form asi yan g spesifik yan g dapat digun a-kan . Selain itu harus diakui bahwa keberadaan berbagai peraturan, petunjuk dan in form asi m en gen ai e-gov ern m en t m asih belum tersedia dengan m em adai.

3 .

B iro kra s i, In fo rm a s i, d a n

P e ra n S e rta Ma s ya ra ka t

Me n u ju

E-Go v e r n m e n t

Dalam ilm u adm in istrasi (n egara) seperti dalam Sugan dha [7], Suradinata [8 ], dan H an dayan in grat [9] dijelaskan ten tan g suatu sistem yang kom pleks yang m engatur jalannya pem erintahan dan pem bangunan yan g disebut birokrasi. Birokrasi tum buh

karena kebutuhan proses kegiatan organisasi dan lin gkun gan , serta m erupakan alat palin g efisien un tuk organ isasi besar dan kom pleks. Tetapi disadari bahwa keberadaan birokrasi yan g sem akin besar, urusan yan g berbelit-belit, dan ketidakjelasan tugas dan wewen an g m en yebabkan birokrasi dapat m en jadi "m e-sin " yan g ditakuti m asyarakat. Di e-sin i m a-syarakat dapat m enjadi apatis dan tingkat partisipasin ya dalam pem ban gun an m en u-run .

Dalam suatu negara dengan kekuatan politik dan organ isasi m assa yan g kuran g m am pu m enjalankan fungsi-fungsinya, m aka apabila tidak ditun jan g oleh proses pen g-am bilan keputusan dan pen gon trolan pelak-san aan keputupelak-san yan g baik, kekuasaan birokrasi itu akan sem akin besar. Sem akin besar kekuasaan birokrasi, aparat birokrasi m un gkin dapat leluasa m en gen dalikan lin gkun gan luar birokrasi sesuai den gan persepsi yang dim iliki dan m en gokohkan kedudukan n ya dalam tatan an organ isasi pem erintahan . Secara teoritis, keadaan ini m en cerm in kan kegagalan un tuk m ewujudkan ide dem okrasi dan m en utup keterbukaan n ya kepada m asyarakat.

(14)

Lingkungan masyarakat dan alam Lingkungan dalam organisasi Sumber daya

dan informasi

ORGANISASI

- manusia

- sarana dan

prasarana

- kekuasaan

- koordinasi

- pengawasan

- kebijaksanaan

Hasil yang diharapkan: Jasa dan barang

masukan proses keluaran

Umpan balik

Gam bar 1 Pem odelan proses sebagai sebuah sistem untuk sebuah organisasi [8 ].

Proses organ isasi yan g m erupakan sistem determ in istik m em iliki sub sistem dan in terrelasi yan g m enun jukkan perilaku yan g dapat diram alkan sehin gga selan jutn ya ditransform asi pada keluaran sebagai hasil yan g diharapkan berupa ben da atau jasa. Dalam sistem in i, keluaran dikem balikan sebagai m asukan un tuk um pan balik un tuk m en dapatkan proses yan g lebih baik. Gam baran pem odelan sistem un tuk sebuah organisasi diperlihatkan pada Gam bar 1.

Dalam proses organisasi terdapat pen garuh lin gkun gan yan g selalu harus diperhitun gkan . Pen garuh in i acapkali berhu-bun gan dengan pekerjaan dalam proses organisasi. J adi, selain pengaruh dalam orga-n isasi terdapat peorga-n garuh laiorga-n yaitu liorga-n gkuorga-n g-an m asyarakat dg-an alam . Di dalam sistem adm inistrasi/ birokrasi negara diperjelas bahwa m asukan untuk proses politik adalah: 1) (in form asi) kebutuhan m asyarakat dan n egara, 2) sum ber daya m an usia dan alam , dan 3) peran serta m asyarakat. Sem en tara hasil dari proses atau keluaran adalah pen gam bilan keputusan dan kebijaksan aan pem ban gun an .

Di sin ilah kata kun ci in fo rm a s i dan

p e ra n s e rta m a s ya raka t berpengaruh dalam m en gem ban gkan adm in istrasi/ biro-krasi n egara yan g efektif dan efisien dan proses pen gam bilan keputusan yan g lebih baik (lihat Osborne [10 ]). Siagian [11] m en yatakan pen tin gn ya peran an inform asi dalam kehidupan m odern dewasa in i sehin gga m asyarakat yang m engolah inform asi secara "tradision al" - dalam arti tidak m enggunakan saran a berm uatan teknologi tin ggi - disebut m asyarakat prainform asion al un tuk kata lain m asyarakat yang belum m aju. Sebaliknya m a-syarakat yang m engolah berbagai kom ponen pen an gan an in form asi dengan m em an faatkan kem ajuan dan tekn ologi in form asi disebut sebagai m asyarakat in form asion al. H al yan g sam a dapat din yatakan un tuk pem erin tahan in form asion al.

[image:14.612.96.519.62.310.2]
(15)

pen an gan an in form asi terutam a m en ggun a-kan m esin , dan akses in form asi yan g luas.

Pertan yaan lebih jauh m un cul, apakah m asyarakat (dan juga pem erintahan ) yang inform asional berarti telah m enerapkan e-govern m en t?

Bila kon sep e-gov ern m en t seperti yan g dinyatakan di awal tulisan diikuti sebagai acuan , m aka harus dilihat dulu bagaim an a proses pengolahan inform asi tersebut berpengaruh dalam kinerja pem erintahan serta m en gubah proses layan an kepada m asyarakat. Bila proses in form asion al tadi han ya bersifat otom atisasi proses-proses di dalam pem erin tahan tetapi tidak m em berikan transparansi pada proses adm inistrasi negara dan tidak m em buat m asyarakat lebih terlibat dalam proses pem erintahan, m aka e-govern m en t tidak terlaksan a.

Sebalikn ya bila kita lihat bahwa e-govern m en t m erupakan suatu proses an tara, m aka proses in i harus didahului oleh sebuah proses pem erin tahan in form asion al. Di sin i, karena syarat penggunaan TIK adalah syarat utam a terciptanya suatu e-govern m en t, m aka proses in form asion al m utlak harus terjadi lebih dulu.

4 .

Oto n o m i D a e ra h , P e n ge m

-b a n ga n S u m -b e rd a ya D a e ra h ,

d a n Ko n tro l Ma s ya ra ka t

Perkem ban gan pem erin tahan (daerah) yan g lebih oton om , dim ulai sejak era reform asi pada tahun 1998 (saat yan g ham pir sam a den gan m erebakn ya pen ggun aan In tern et di Indon esia) den gan dikeluarkan n ya UU n o. 22/ 1999 (yan g kem udian diperba-harui den gan UU n o. 32/ 20 0 4) m en yebabkan terjadinya perubahan dalam kewenangan pem erintahan yan g ditan gan i oleh Pem e-rin tah Pusat dan kewen angan yan g ditan gan i oleh Pem erin tah Daerah (provin si/ kabupa-ten/ kota). Secara esensi terjadi perpindahan kewen an gan yan g san gat besar sehin gga m em berikan kekuasaan lebih luas kepada Pem erin tah Daerah untuk m en gatur jalan n ya pem erintahan daerah.

Peraturan perundang-undangan ten-tan g pem erin tahan daerah terlihat m en coba m em ban gkitkan kem bali secara jelas sem an gat oton om i daerah in i den gan penekanan pada prinsip-prinsip dem okrasi, peran-peran m asyarakat, pem erataan dan keadilan . Terjadi ban yak perubahan m en da-sar m ulai dari perubahan sim bolisasi den gan m en ghilan gkan tin gkatan daerah oton om (Dati I dan Dati II) dan m en ggantin ya den gan istilah yan g lebih n etral, yaitu provin si, kabupaten dan kota un tuk m en ghilan gkan kesan tin gkatan yang lebih tin ggi lebih berkuasa daripada tin gkatan yan g lebih ren dah. Di sin i juga terjadi pem batasan asas dekon sentrasi den gan m en ghapuskan posisi wilayah adm in istratif di daerah kabupaten / kota dan m em perpen dek han ya sam pai pem erintahan provinsi. Bupati dan walikota kem udian han ya m en jadi kepala daerah oton om saja.

H al in i kem udian berpen garuh pada proses politik dan ekon om i pem bangun an daerah. J uga dalam hal im plem en tasi kon sep dan ren can a-ren can a yan g dikeluarkan oleh pem erin tahan pusat. Kon sep atau rencana-ren can a yan g dikeluarkan oleh badan atau lem baga kenegaraan di tingkat pusat (apalagi yang tidak m em iliki kekuatan hukum yang tetap karen a tidak term asuk dalam peraturan perun dan g-un dan gan ), dapat den gan m udah diabaikan oleh pem erintah di daerah bila dian ggap tidak sejalan den gan visi pem ban gun an di daerah atau bila dian ggap tidak m em berikan keun tun gan segera. Contoh paling jelas adalah keberadaan berbagai retribusi daerah yang kurang dapat dipertanggungjawabkan karena pola pikir keberhasilan pem ban gun an yan g din ilai dari ban yakn ya dan a yan g dihasilkan sehin gga serin g m elupakan pem aham an proses in vestasi yan g bersifat jan gka pan jan g term asuk dalam investasi sum berdaya m an usia daerah.

(16)

bawahan langsun g yan g m en gelola kecam at-an . Sistem itu terlihat sebagai orgat-an isasi bertin gkat dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas, sebagai pen gelola dan pen an ggun g jawab kegiatan pem ban gunan dan pen gopera-sian potensi daerah.

Ada dua hal utam a yan g akan m en jadi fokus dan sistem m an ajem en daerah yaitu (a) organ isasi dan (b) kom un ikasi. Dalam organ isasi m em an g m asih ada birokrasi yan g harus diadopsi dan ada jajaran pegawai yang m asih dibutuhkan. Sem uan ya harus m enjam in kelancaran kom unikasi seluruh eksekutif dan peran gkat organ isasi dalam lin gkun gan pem erin tahan daerah (kom un ikasi in tern al). Sem en tara kom un ikasi ekstern al diperlukan sebagai un sur pengawasan dan kontrol dari m asyarakat daerah dan dari perangkat perwakilan di DPRD, dim ana sem uanya harus diikutsertakan sehin gga pem bangun an daerah terlaksan a den gan baik sesuai den gan kein gin an oton om i daerah.

Dalam hal organ isasi peran gkat daerah in i, Pem erin tah Daerah juga diberi kewen an gan luas un tuk m en en tukan tin gkat kebutuhan organisasi pem erintahan daerah seperti tercantum dalam PP no. 8 / 20 0 3 dengan batasan-batasan um um . Di sini keberadaaan perangkat daerah yaitu organisasi/ lem baga pada Pem erintah Daerah yan g bertan ggun g jawab kepada Kepala Daerah dalam ran gka pen yelen ggaraan pem erin tahan diben tuk den gan kriteria seperti (1) kewen an gan pem erin tahan , (2) karakteristik, potensi, dan kebutuhan daerah, (3) kem am puan keuangan daerah, (4) ketersediaan sum berdaya aparatur, dan (5) pen gem ban gan pola kerjasam a an tar daerah dan/ atau dengan pihak ketiga.

Perpustakaan daerah/ um um kem udian m en jadi salah satu lem baga daerah yan g difun gsikan un tuk m elaksan akan tugas di bidan g perpustakaan yan g karen a sifatn ya tidak tercakup dalam sekretariat daerah dan din as daerah dalam lin gkup tugasn ya. Bila sekretariat daerah dan dinas dim aksudkan terutam a sebagai peran gkat yan g m elaksan akan tugas utam a pelayan an um um ,

sipil dan publik, m aka lem baga daerah (term asuk salah satunya perpustakaan daerah) m elaksan akan fun gsi pen un jan g pen yelenggaraan pem erintahan daerah.

Bila sekretariat daerah, din as, badan dan peran gkat daerah lain lebih berperan dalam fun gsi layan an pem erintahan , m aka perpustakaan daerah dapat m en gam bil peran lebih dalam fun gsi (pen yebarluasan ) inform asi pem erintahan sebagai wujud tran sparan si pem erin tahan . H al in i m en jadi san gat strategis dan im plem en tatif dalam pelaksan aan roda pem erin tahan yang berlan daskan e-gov ernm en t (in gat salah satu esen sin ya adalah dalam hal p e n girim a n in fo rm a s i dan la ya n a n). Di sin i kem udian fungsi pengawasan dan kontrol dari m asyarakat untuk berbagai proses pem erintahan dan pem ban gun an dapat lebih dioptim alkan den gan keberadaan in form asi pem erintahan yang tepat sebagai pem banding.

5 .

P e rp u s ta ka a n D a e ra h s e b a ga i

U n it In fo rm a s i d a n Ko m u n

i-ka s i P e m e rin ta h a n D a e ra h

B e rvis i

E-Go v e r n m e n t

(17)

Gam bar 2 Posisi perpustakaan daerah dalam arsitektur portal pem erintahan e-gov ern m en t.

sehin gga m em udahkan pen carian bagi yan g berkepen tin gan .

Peran perpustakaan (dengan pustakawan di dalam n ya) kem udian adalah m em ban tu pen cari in form asi pem erin tahan untuk m endapatkan inform asi dengan cara m engarahkan agar pencarian inform asi dapat efisien , efektif, tepat sasaran , serta tepat waktu. Salah satu m odel pen yebaran layan an dan in form asi dalam e-govern m en t adalah disediakan n ya sebuah akses tun ggal terstruktur berupa p o rta l p e m e rin ta h a n

yan g diakses den gan berbagai peralatan TIK terutam a m en ggun akan tekn ologi In tern et [3]. Di sini perpustakaan daerah dapat m en jadi bagian dari adm in istrator sistem inform asi yang berperan m engatur pen gelolaan in form asi pem erin tahan daerah sehingga m em berikan inform asi yang terkini dan berm an faat. Gam baran posisi perpustakaan daerah dalam im plem entasi e-govern m en t di dalam sebuah arsitektur portal pem erintahan dapat dilihat pada gam bar 2.

Dalam kon sep m asyarakat m adan i (civ il society), ada em pat pilar pem im pin

m asyarakat dalam pem ban gunan ; pem erin tah, kelom pok bisn is dan industri, lem baga swadaya m asyarakat (LSM), dan m edia. Keem patnya tidak boleh lebih kuat satu dari yang lain. Pem erintah tidak boleh m enjalin kerjasam a dengan kelom pok bisnis dan in dustri tan pa m em perhatikan m asukan dari LSM dan m edia. H eterogen itas m asyarakat m enyebabkan diperlukan kom un ikasi yan g lan car an tara pen en tu kebijakan pem bangunan daerah dan m asyarakat lewat m edia m assa.

[image:17.612.98.524.82.354.2]
(18)

Perpustakaan daerah kem udian tidak hanya m en jadi sum ber bacaan um um bagi m asyarakat tetapi juga m enjadi pusat inform asi khusus pem erintahanan daerah.

Di sin ilah kem udian pem erin tahan yang bervisi e-govern m en t akan m enyadari bahwa perpustakaan m erupakan sebuah elem en pentin g dalam proses tran sform asi in form asi dan kom un ikasi antara pem erintah dan m asyarakat.

6 .

Tra n s fo rm a s i Vis i d a n Mis i

P e rp u s ta ka a n D a e ra h d a la m

Ra n gka P e n ge m b a n ga n

E-Go v e r n m e n t

In d o n e s ia

Perkem bangan TIK dan keragam an kebutuhan inform asi m asyarakat yang sem akin kom pleks, berim plikasi kepada perubahan paradigm a pengelolaan dan pem an faatan in form asi. Kon disi dem ikian m en un tut keberadaan SDM pen yedia dan pengelola inform asi dan dokum entasi yang profesion al dan berkom peten serta m em aham i m aksim al pem anfaatan TIK.

Dalam kon sep e-gov ernm en t, jelas bahwa pem anfaatan TIK m erupakan prasyarat utam a un tuk terciptan ya sebuah pem erintahan yan g ideal. TIK dim an faatkan di dalam sistem in tern al pem erin tahan dan sebagai suatu sistem ekstern al un tuk berhubun gan den gan m asyarakat. Di dalam perpustakaan sendiri, proses internal pengum pulan dan pencarian inform asi sudah selayakn ya m em an faatkan berbagai sistem TIK sehingga pada akhirnya m em percepat dan m em perm udah proses pen carian kem bali. Sem entara untuk berhubungan den gan para pen cari in form asi pem erin tahan , perpustakaan juga dapat m em berikan berbagai m odel inform asi yang lebih fleksibel seperti den gan m en yiapkan sebuah akses data atau den gan m em berikan ben tuk data digital dalam disk atau cd-rom .

Pem aham an yang baik pada esensi sebuah pem erintahan yang responsif terhadap kein gin an m asyarakat sebagai syarat e-govern m ent akan m enyadarkan berbagai pihak penyelenggara pem erin tahan un tuk

m en gubah pan dan gan akan keberadaan perpustakaan. Berbagai instan si akan lebih sen an g m em berikan berbagai in form asi dan data yan g dihasilkan n ya un tuk dikelola perpustakaan sehingga dapat lebih m em fokuskan kegiatan intern al pem erin tahan di dalam in stan si un tuk berhubun gan den gan proses layan an kepada m asyarakat. Sem entara itu, perpustakaan yan g bervisi e-gov ern m en t, selain m en coba m em berikan cara tercepat dalam pem berian inform asi kepada m asyarakat, juga akan berusaha m engum pulkan berbagai inform asi dan data terkait yan g dapat digun akan sebagai pendukung pelaksanaan kegiatan pem ban gun an dan pem erin tahan . In form asi in i bisa berasal dari internal pem erintahan un tuk dim an faatkan sesam a in stan si, atau pun yan g berasal dari luar in stitusi pem erintahan (m edia m assa, In tern et dan m edia lain ) yan g kem udian dapat dim an faatkan sebagai pen dukun g proses pen etapan kebijakan pem ban gun an . Gam bar 3 m em perlihatkan gam baran fungsi perpustakaan daerah dalam pengelolaan in form asi/ data in tern al dan ekstern al pem erintahan.

(19)
[image:19.612.107.514.95.402.2]

Gambar 3 Aliran informasi/data internal dan eksternal pemerintahan yang dikelola perpustakaan daerah.

terutam a un tuk in form asi yan g dapat ditran sform asikan dalam ben tuk digital.

Di sin i kem udian peran Pem erintah

Pusat yan g diwakili Perpustakaan Nasion al diperlukan un tuk koordin asi dan pen yusun an kebijakan nasion al pengem ban gan fun gsi perpustakaan yan g m en dukun g pen gem ban gan e-govern m en t di In don esia. Pem bentukan standar dan klasifikasi in form asi pem erin tahan In don esia (e-govern m en t m arkup lan guage) dapat dilakukan oleh Perpustakaan Nasional. Klasifikasi in i dapat berdasar jen is atau tipe sektor, con tohn ya, kesehatan , pen didikan , in dustri. Bisa juga diorgan isasikan berdasar tipe layan an , sebagai con toh m asalah registrasi dan lisen si (surat ijin ), atau pem esan an . Selain itu, perbedaan dalam m en deskripsikan suatu hal yan g sam a an tar lem baga pem erintahan dan antara pem erin tah dan pen ggun a harus juga

diselesaikan . H al in i terjadi m en gin gat berbagai hal dan kewen an gan lem baga pem erin tahan yan g berbeda sem entara

(20)

(IMB), atau perijin an ken daraan (SIM atau STNK).

Mem an g ben tuk ideal dari e-govern m en t adalah proses transform asi in form asi dan pen yaluran n ya m en ggun akan sepen uhn ya saluran TIK tan pa perlu ada keterbatasan pada ruan g dan waktu (akses In tern et). Tetapi, ben tuk an tara seperti yan g dapat dilakukan den gan m em buat titik-titik akses inform asi pem erintahan di perpustakaan daerah, pada akhirnya akan m en jadi san gat berm an faat un tuk m en ciptakan satu kesatuan in form asi pem erin tahan n asion al yan g ideal ketika m asalah akses dan in frastruktur telah teratasi.

7.

Ke s im p u la n

Perpustakaan daerah m erupakan titik akses inform asi dan kom unikasi pem erintahan selain m enjalankan tugas um um n ya sebagai sum ber bacaan bagi m asyarakat. Dengan transform asi visi dan m isi perpustakaan daerah sebagai pen dukun g pelaksan aan pem ban gun an bervisi e-govern m en t, dapat diharapkan sem akin cepatn ya tercipta pem erintahan yan g responsif terhadap kebutuhan m asyarakat, dan m asyarakat yan g partisipatif dalam pelaksan aan pem ban gun an . Perpustakaan daerah kem udian akan m en jadi salah satu elem en pen tin g dalam pen gem ban gan dan im plem entasi e-gov ernm en t di daerah sebagai bagian dari Pem erin tahan Negara Kesatuan Republik In don esia.

8 .

D a fta r P u s ta ka

[1] [CEG] The Coun cil for Excellen ce in Govern m en t. 20 0 0 . E-Govern m en t The Next Am erican Revolution . In tergovernm en tal Techn ology Consortium . http:/ / www.excelgov.org. [1

Maret 20 0 3].

[2] World Ban k. 20 0 1. A Defin ition of E-Govern m en t.

H ttp:/ / www1.worldban k.org/ publicsecto r/ egov/ definition.htm . [3 Maret 20 0 5].

[3] Tam bouris E, Gorilas S, Boukis G. 20 0 1. In vestigation of Electron ic Governm en t. Proceedings of the 8 th Panhellenic Con feren ce on In form atics; Nicosia, Cyprus, 8 -10 Novem ber 20 0 1. hlm 367-376.

[4] [UN-DPEPA] Un ited Nation s Division for Public Econ om ics an d Public Adm in istration . 20 0 2. Ben chm arking E-Govern m en t: A Global Perspective. New York: Am erica Society for Public Adm in istration .

[5] Wim m er M, Krenner J . 20 0 1. An Integrated Online One-Stop Govern m en t Platform : The eGOV Project. In H ofer, Chroust. IDIMT-20 0 1. 9th In terdisciplinary In form ation Man agem en t Talks, Proceedin gs,

Schriften reihe In form atik, Universitätsverlag Trauner, Linz, pp.

329-337.

[6] [CDT] Cen ter for Dem ocracy dan Techn ology. E-Govern m en t H andbook. http:/ / www.cdt.org/ egov/ handbook/ . [3 Maret 20 0 5].

[7] Sugan dha D. 198 9. Pen gan tar

Adm inistrasi Negara. J akarta: In term edia.

[8] Suradin ata E. 1994. Kebijaksan aan Pem ban gun an dan Pelaksan aan Oton om i Daerah, Perkem ban gan Teori dan Penerapan . Ban dun g: Ram adan .

[9] H andayan ingrat S. 1996. Pengan tar Studi Ilm u Adm inistrasi Negara. J akarta: Toko Gunung Agun g.

[10] Osborn e D, Gaebler T. 1996.

Mewirausahakan Birokrasi. Rosyid A, pen erjem ah. J akarta: Pustaka Bin am an Pressindo. Terjem ahan dari: Reinventing Govern m en t: H ow the En trepren eurial Spirit is Transform ing the Public Sector.

[11] Siagian SP. 20 0 3. Sistem In form asi

Gambar

Gambar 1 Pemodelan proses sebagai sebuah sistem untuk sebuah organisasi [8].
Gambar 2 Posisi perpustakaan daerah dalam arsitektur portal pemerintahan  e-governm ent
Gambar 3 Aliran informasi/data internal dan eksternal pemerintahan yang dikelola perpustakaan daerah
Gambar 1 Pemodelan proses sebagai sebuah sistem untuk sebuah organisasi [8].
+3

Referensi

Dokumen terkait

baik yang artinya pendekatan scientific dapat meningkatkan hasil belajar siswa.. Tabel 5.2 Analisis Hasil Tes Akhir Siswa

Pembelajaran PAI terpadu dapat diartikan juga sebagai pembelajaran yang menerapkan pendekatan penyelenggaraan pendidikan dengan memadukan pendidikan agama Islam dengan

Dalam bermain futsal dibutuhkan gerakan yang cepat dan lincah sehingga berat badan sangat penting untuk diperhatikan dalam olahraga ini, selain komposisi tubuh

 Kawasan konservasi dan resapan air, pada bagian lereng atas dan tengah perbukitan dari kawasan perencanaan (Srimulyo

2.3 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan

Perancangan Sistem Informasi Simpan Pinjam Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan (MP) Pada Kecamatan

[r]

Penigkatan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Tematik di Kelas II Sekolah Dasar.[versielektronik] Artikel Penelitian yang disahkanoleh Prodi PGSD FKIP Universitas