PENGARUH DINAMIKA PERBANKAN SYARIAH
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2005-2015
THE DYNAMICS EFFECT OF ISLAMIC BANKING ON ECONOMIC GROWTH IN THE CENTRAL JAVA PROVINCE IN 2005-2015
SKRIPSI
Oleh
Ika Arum Saputri NPM: 20130730190
FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT
i
THE DYNAMICS EFFECT OF ISLAMIC BANKING ON ECONOMIC GROWTH IN THE CENTRAL JAVA PROVINCE IN 2005-2015
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh
Ika Arum Saputri NPM: 20130730190
FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI MUAMALAT
ii
Lamp. : 3 eks. Skripsi Yogyakarta, 09 Desember 2016
Hal : Persetujuan
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
Assalamu’alaikum wr. wb.
Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama : Ika Arum Saputri
NPM : 20130730190
Judul :PENGARUH DINAMIKA PERBANKAN SYARIAH
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2005-2015
Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada Fakultas Agama Islam Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat diterima dan segera dimunaqasyahkan.
Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Pembimbing
iii
PENGARUH DINAMIKA PERBANKAN SYARIAH
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2005-2015
THE DYNAMICS EFFECT OF ISLAMIC BANKING ON ECONOMIC GROWTH IN THE CENTRAL JAVA PROVINCE IN 2005-2015
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Nama : Ika Arum Saputri
NPM : 20130730190
Telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Munaqasyah Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam pada tanggal 21 Desember 2016 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk di terima:
Sidang Dewan Munaqasyah
Ketua Sidang : Dyah Pikanthi Diwanti, S.E., M.M. (……….)
Pembimbing : M. Sobar, S.E.I., M.Sc. (……….)
Penguji : Satria Utama, S.E.I., M.E.I. (……….)
Yogyakarta, 21 Desember 2016
Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Dekan,
iv Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : Ika Arum Saputri
Nomor Mahasiswa : 20130730190
Program Studi : Muamalat
Judul Skipsi :PENGARUH DINAMIKA PERBANKAN SYARIAH
TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2005-2015
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 09 Desember 2016
Materai Rp 6.000,-
v
“
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada
kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk
urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”
~QS. Al-Insyirah, 6-8~
“I have not failed. I’ve just found 1000 ways that won’t work”
~Thomas Alva Edison~
“My great concern is not whether you have failed, but whether you are content with your failure”
vi
Skripsi ini ku persembahkan untuk yang tersayang, Bapak dan Ibu
sebagai hadiah ulang tahun Ibuku tercinta
vii
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia
dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “PENGARUH DINAMIKA PERBANKAN SYARIAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2005-2015”
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Agama IslamProdi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi organisasi dan dapat memberikan ide pengembangan bagi peneliti selanjutnya.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Dr. Mahli Zainuddin Tago, M. Si., selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
2. Bapak Syarif As’ad, S.E.I., M.SI selaku Ketua Program Studi Muamalat Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Bapak Asep Purnama Bahtiar, S.Ag., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik Program Studi Muamalat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
4. Bapak M. Sobar, S.E.I., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Satria Utama, S.E.I., M.E.I. selaku dosen penguji skripsi yang
telah bersedia menguji dan memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
viii sangat bermanfaat bagi penulis.
8. Kepada kedua orang tuaku, kedua adikku dan keluarga besar Mitro Atmojo tercinta dan tersayang, yang tiada henti mendoakan dan memberi motivasi selama masa perkuliahan dan terutama selama penyusunan skripsi ini.
9. Kepada sahabat-sahabat SMAku hingga sekarang Shendy, Susilo, Wisnu, Taufiqur, Seftika, Yustiana yang senantiasa menghibur dan memotivasi untuk terus berjuang, semoga akan seperti itu selamanya. 10.Kepada keluarga baru di Jogja, Kos Rumah pohon terkhusus Dara, Dini,
Hanifatul dan Dyan yang selalu memberikan semangat.
11.Kepada sahabat-sahabat Hokya, terkhusus Ermi, Agis, Qurrota, Antia, Amal, Dian, Dina, Bekti, Levana dan Bunga yang selalu memberikan motivasi dan saat ini sedang sama-sama berjuang dalam penyusunan skripsi. Semangat!
12.Serta teman-teman seperjuangan EPI D 2013 yang selalu memberi cerita baru setiap hari.
13.Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah SWT berkenan untuk membalas budi baik semua pihak yang telah memberikan motivasi, bantuan, arahan dan bimbingan kepada penulis. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat serta menambah wawasan pembaca dan pihak lain yang berkepentingan.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Yogyakarta, 09 Desember 2016
Penulis
ix
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
ABSTRAC ... xiv
ABSTRAK ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 12
C. Tujuan Penelitian ... 12
D. Batasan Masalah... 12
E. Manfaat Penelitian ... 13
F. Sistematika Penelitian ... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 16
B. Kerangka Teori... 24
1. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi ... 24
x
4. Komponen Utama Pertumbuhan Ekonomi ... 28
5. Pembiayaan Perbankan Syariah ... 29
6. Teori Suku Bunga ... 31
7. Inflasi ... 32
8. Financing to Deposit Ratio (FDR) ... 34
C. Kerangka Berfikir... 35
D. Hipotesis Penelitian ... 37
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian ... 39
B. Jenis Data ... 39
C. Teknik Pengumpulan Data ... 40
D. Metode Pengumpulan Data ... 40
E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya ... 40
F. Model Penelitian ... 42
G. Metode Penelitian... 45
H. Teknik Analisis Data ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Dinamika Perbankan Syariah di Provinsi Jawa Tengah ... 54
B. Hasil Penelitian ... 59
1. Uji Akar Unit (Unit Root Test)... 59
2. Uji Panjang Lag Optimal ... 60
3. Uji Stabilitas VAR ... 62
4. Uji Kointegrasi Johansen ... 62
5. Uji Kausalitas Granger ... 64
6. Model Vector Error Correction Estimates (VECM) ... 69
7. Analisis Impulse Response Function (IRF) ... 74
xi
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ... 91
B. Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 93
xii
Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian Sebelumnya ... 22
Tabel 4.1 Hasil Uji Stasioner ... 57
Tabel 4.2.1 Uji Panjang Lag Optimal ... 61
Tabel 4.2.2 Hasil Estimasi Optimal Lag ... 58
Tabel 4.3 Roots Characteristic Polynominal ... 59
Tabel 4.4 Hasil Uji Kointegrsi Johanen ... 60
Tabel 4.5 Hasil Uji Granger Causality ... 62
Tabel 4.6.1 Vector Error Correction Estimates ... 67
Tabel 4.6.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi pada Jangka Pendek ... 69
Tabel 4.6.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi pada Jangka Panjang ... 69
Tabel 4.7.1 Impulse Response PDRB ... 72
Tabel 4.7.2 Impulse Response TP ... 74
Tabel 4.8.1 Variance Decomposition PDRB ... 77
xiii
Gambar 1.1 PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2015... 2
Gambar 1.2 Total Pembiayaan Perbankan Syariah di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2015 ... 6
Gambar 1.3 Jaringan Kantor Perbankan Syariah di Provinsi Jawa Tengah ... 7
Gambar 3.1 Metode Penelitian ... 44
Gambar 4.1 Jaringan Kantor Pebankan Syariah di Jawa Tengah ... 55
Gambar 4.2 Total Aset Gross, Total Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga dan Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Provinsi Jawa Tengah ... 56
Gambar 4.3 Total Aset Gross, Total Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga dan Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Provinsi Jawa Tengah ... 53
Gambar 4.4 Pembiayaan Perbankan Syariah di Provinsi Jawa Tengah Berdasarkan Sektor Ekonomi ... 58
Gambar 4.5 Total Pembiayaan, Pertumbuhan Pembiayaan Perbankan Syariah dan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah ... 85
Gambar 4.6 Total Pembiayaan Perbankan Syariah di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan jenis penggunaan ... 89
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas dan pengaruh jangka panjang perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total pembiayaan sebagai proxy perbankan syariah, BI Rate (BIR), Inflasi (INF),
Financing Deposit Ratio (FDR) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) JawaTengah. Dengan menggunakan data times series triwulan periode 2005-2015, metode analisis yang digunakan adalah Granger CausalityTest dan Vector Error Correction Model (VECM) untuk melihat hubungan kausalitas dan pengaruh jangka panjang perbankan perbankan syariah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah. Hasil Granger Causality Test menunjukkan bahwa terdapat hubungan satu arah antara pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah dengan perbankan syariah. Adapun hasil Vector Error Correction Model (VECM) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh jangka panjang antara dinamika perbankan syariah dengan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Case dan Fair (2007:326) pertumbuhan ekonomi ditandai
dengan peningkatan total output dalam suatu perekonomian. Struktur
perekonomian Indonesia didominasi oleh Pulau Jawa. Menurut Bank
Indonesia dalam Kajian Ekonomi Regional, Pulau Jawa memberikan
kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yaitu sebesar 58,29
persen, diikuti oleh Pulau Sumatra sebesar 22,21 persen dan Pulau
Kalimantan 8,15 persen (Bank Indonesia, 2015). Provinsi Jawa Tengah
merupakan salah satu provinsi yang ada di Pulau Jawa secara umum
pertumbuhan ekonomi regional Jawa Tengah mengalami pertumbuhan yang
positif. Perekonomian Jawa Tengah didominasi oleh empat sektor unggulan
yaitu sektor pangan, sektor energi, sektor kemaritiman dan kelautan, dan
sektor pariwisata dan industri. Sektor unggulan tersebut dinilai memiliki
kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah yang
Berikut gambaran mengenai kondisi pertumbuhan ekonomi Provinsi
Jawa Tengah dapat dilihat dalam Gambar 1.1
Gambar 1.1
PDRB Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2015
Sumber: www.bi.go.id, diolah 2016
Berdasarkan gambar PDRB Provinsi Jawa Tengah menunjukkan
bahwa perekonomian Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2005 mengalami
penurunan karena terjadi inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga BBM
serta melemahnya nilai tukar rupiah. Secara sektoral, menurunnya
pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh kontraksi di sektor pertanian namun
tetap menunjukkan trend peningkatkan. Peningkatan tesebut bersumber dari
sektor unggulan Provinsi Jawa Tengah yaitu sektor perdagangan, hotel &
restoran (PHR), sektor industri pengolahan, sektor pertanian dan sektor
jasa-jasa (Bank Indonesia, 2005).
Pada tahun 2008, perekonomian Provinsi Jawa Tengah mengalami
perlambatan yang cukup signifikan merupakan dampak dari krisis keuangan
internasional. Dari sisi penawaran, kontraksi pada sektor industri 0
1 2 3 4 5 6 7
pengolahan menjadi faktor utama perlambatan perekonomian Jawa Tengah.
Sementara itu, sektor pertanian dan sektor bangunan mengalami
pertumbuhan yang signifikan (Bank Indonesia, 2008). Pada tahun-tahun
berikutnya perekonomian Provinsi Jawa Tengah mengalami pertumbuhan
yang fluktuatif, namun cenderung meningkat. Terutama pada tahun 2015
tumbuh membaik didorong oleh peningkatan pesat kinerja investasi dan
konsumsi rumah tangga serta pertumbuhan positif dari sektor pertanian,
kehutanan, perikanan, serta perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil
dan sepeda motor (Bank Indonesia, 2015).
Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu ukuran kuantatif yang
menggambarkan perkembangan perekonomian suatu negara dalam
menghasilkan output selama periode tertentu. Indikator untuk mengukur
tingkat pertumbuhan ekonomi regional mengunakan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB). Produk Domestik Regional Bruto merupakan
kemampuan suatu daerah untuk menghasilkan output dari kegiatan ekonomi
selama periode tertentu baik berdasarkan harga berlaku maupun harga
konstan. PDRB atas dasar harga konstan menggambarkan nilai tambah
barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu
tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDRB atas dasar harga konstan (riil)
dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan atau setiap kategori dari tahun ke tahun
Modal memegang peran penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Menurut teori pertumbuhan ekonomi Adam Smith, akumulasi
modal akan menentukan cepat atau lambatnya pertumbuhan ekonomi yang
terjadi di suatu negara (Kuncoro, 1997:47). Modal tersebut diperoleh dari
simpanan yang dilakukan oleh masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito
ataupun giro. Dengan mengakumulasikan modal yang berupa simpanan dari
masyarakat, maka para pelaku ekonomi dapat menginvestasikannya ke
sektor riil, dengan upaya untuk meningkatkan pendapatan.
Perbankan memiliki kontribusi dalam menyediakan modal melalui
penyaluran pembiayaan bagi para pelaku ekonomi. Menurut UU No.10
tahun 1998 menjelaskan bahwa Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.
Berdasarkan penjelasan tersebut bank berfungsi sebagai lembaga perantara
keuangan atau financial intermediasi yaitu lembaga yang menjembatani dua
pihak yang berbeda, satu pihak merupakan pihak yang memiliki kelebihan
dana (surplus unit) dan pihak lainnya merupakan pihak yang membutuhkan
dana (deficit unit).
Sektor perbankan akan menunjang perekonomian suatu Negara
karena bank diperlukan untuk membiayai pembangunan ekonomi.
Sehingga, bank dapat dikatakan sebagai nadi dari perekonomian suatu
keberhasilan suatu negara. Ketika sektor perbankan tumbuh pesat maka
semakin banyak sumber pembiayaan yang dapat dialokasi ke sektor-sektor
produktif. Sehingga, perbankan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan
ekonomi.
Perbankan syariah merupakan bagian dari sistem perbankan
nasional yang memiliki peran penting dalam perekonomian suatu Negara.
Peran perbankan syariah dalam aktivitas ekonomi tidak jauh berbeda
dengan perbankan konvensional. Keberadaan perbankan syariah dalam
sistem perbankan nasional di Indonesia diharapkan dapat mendorong
perkembangan perekonomian nasional. Perbankan syariah mengenal sistem
bagi hasil sehingga dapat mendorong produktifitas (Karim, 2014:24).
Menurut Otoritas Jasa Keuangan dalam data Statistik Perbankan Syariah
tahun 2015, total pembiayaan perbankan syariah di Provinsi Jawa Tengah
berdasarkan jenis penggunaan didominasi oleh pembiayaan modal kerja,
kemudian diikuti oleh pembiayaan konsumsi dan pembiayaan investasi. Hal
ini menunjukan bahwa perbankan syariah memiliki dampak positif tehadap
pertumbuhan sektor riil dan ekonomi. Perbankan syariah menekankan
konsep asset & production based sistem (sistem berbasis aset dan produksi).
Melalui pola pembiayaan mudharabah dan musyarakah maka sektor riil dan
sektor perbankan akan bergerak secara seimbang (Rama, 2013:3). Sehingga,
semakin pesat dinamika pertumbuhan perbankan syariah maka semakin
Dinamika pertumbuhan perbankan syariah di Jawa Tengah cukup
membanggakan karena berhasil mencapai angka enam persen atau lebih
tinggi dari pertumbuhan nasional yang hanya 4,7 persen
(http://www.syariahfinance.com). Menurut Bank Indonesia dalam Kajian
Ekonomi dan Keuangan Regional, pembiayaan yang disalurkan oleh
perbankan syariah di Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan sebesar
9.51 persen tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan laju pembiayaan
nasional yang sebesar 6,92 persen. Laju pertumbuhan pembiayaan
perbankan syariah di Provinsi Jawa Tengah cenderung lebih tinggi
dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa (Bank Indonesia, 2016).
Berikut gambaran mengenai total pembiayaan perbankan syariah di
Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat dalam Gambar 1.2
Gambar 1.2
Total Pembiayaan Perbankan Syariah di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2015
Sumber: Bank Indonesia, diolah 2016
Pada gambar 1.2 menunjukkan bahwa dari tahun 2005-2015
penyaluran pembiayaan perbankan syariah di Provinsi Jawa Tengah 712 812 1240
2027 2631 4288
6531 8348
10619
1219412227
mengalami pertumbuhan yang relatif meningkat pada setiap tahunnya.
Sementara itu, gambaran jumlah jaringan kantor perbankan syariah di
Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat dalam Gambar 1.3
Gambar 1.3
Jaringan Kantor Perbankan Syariah di Provinsi Jawa Tengah
Sumber: Bank Indonesia, diolah 2016
Berdasarkan Gambar 1.3 pada tahun 2015 terdapat 10 Bank Umum
Syariah dengan 169 Kantor yang tersebar di seluruh Jawa Tengah.
Sementara Unit Usaha Syariah sebanyak 35 Unit. Untuk Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) Syariah, terdapat 25 bank dengan 25 kantor yang tersebar di
seluruh Jawa Tengah.
Peran dinamika perbankan syariah yang berfungsi sebagai lembaga
intermediasi mempunyai misi utama mendorong pertumbuhan
perekonomian dan memberikan kontribusi maksimal kepada masyarakat
melalui pemberian penyaluaran pembiayaan. Sehingga, perbankan syariah
mampu mendorong pembangunan dan memajukan perekonomian di
Provinsi Jawa Tengah.
0 50 100 150 200
Jumlah BUS Jumlah Kantor BUS Jumlah UUS Jumlah BPRS Jumlah kantor BPRS
Perbankan syariah tidak terlepas dari shock atau guncang yang
ditimbulkan oleh BI Rate, Inflasi dan Financing to Deposit Ratio (FDR)
dinilai mampu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa
Tengah. Penelitian yang dilakukan oleh Diyani dan Widiyanto (2015)
menjelaskan bahwa BI Rate berpengaruh dalam pembagian tingkat bagi
hasil pembiayaan perbankan syariah. Ketika BI Rate mengalami kenaikan
ataupun penurunan maka akan mempengaruhi tingkat rate pembiayaan
syariah. Hal ini terjadi karena kenaikan BI Rate, secara langsung akan
memberikan dampak bagi perbankan syariah. BI Rate, sebagai acuan suku
bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi. Kenaikan BI Rate berdampak pada perekonomian
dan sektor riil. Ketika BI Rate mengalami kenaikan maka, pertumbuhan
ekonomi akan melambat. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh
Alatan dan Basana (2015) hasil penelitian menunjukan bahwa kredit sektor
ekonomi dan BI Rate berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi regional
Jawa Timur.
Inflasi dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.
Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Komariah, Pribadi
dan Widjajanti (2015) menunjukan bahwa inflasi berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gresik. Hal ini membuktikan
bahwa inflasi yang meningkat namun relatif stabil akan memengaruhi
kemampuan industri, pemerintah dan masyarakat untuk lebih mampu dalam
peningkatan pertumbuhan perekonomian. Inflasi keadaan dimana
perekonomian mengalami kenaikan harga secara terus menerus. Inflasi
tidak selalu membawa dampak negatif bagi perekonomian. Inflasi ringan,
dibawah 10 persen justru mendorong pertumbuhan ekonomi. Karena inflasi
mendorong para pelaku ekonomi untuk meningkatkan produksi. Sehingga,
mereka dapat memperoleh keuntungan lebih banyak dari kenaikan harga
tersebut. Para pelaku ekonomi dalam menjalankan kegiatan produksi
dilakukan untuk menghasilkan barang dan jasa dimana jumlah barang dan
jasa akhir merupakan komponen untuk melihat tingkat PDRB suatu daerah.
Financing to Deposit Ratio (FDR) cerminan kinerja suatu
perbankan. FDR merupakan rasio perbandingan antara jumlah pembiayaan
yang diberikan terhadap dana pihak ketiga. FDR menggambarkan fungsi
utama bank sebagai lembaga intermediasi. Peranan intermediasi lembaga
perbankan sangat berpengaruh terhadap roda pergerakan perekonomian
suatu negara. Menurut Bank Indonesia dalam Kajian Ekonomi dan
Keuangan Regional memaparkan bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR)
Jawa Tengah pada triwulan IV 2015 sebesar 104.16 persen masih cenderung
lebih tinggi bila dibandingkan dengan FDR nasional tercatat sebesar 92.57
persen. Jadi, ketika terjadi kenaikan jumlah pembiayaan yang disalurkan
kepada masyarakat, maka secara tidak langsung akan terjadi peningkatan
pertumbuhan ekonomi di suatu negara.
Penelitian mengenai hubungan penyaluran kredit terhadap
penelitian yang dilakukan oleh Apriana (2016) meneliti mengenai Analisis
Kausalitas antara Penyaluran Kredit dengan Pertumbuhan Ekonomi (Studi
Kasus pada BPD Provinsi Nusa Tenggara Barat). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa antara kredit konsumsi dan pertumbuhan ekonomi
memiliki hubungan dua arah dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Sedangkan, hubungan satu arah antara kredit investasi dan kredit modal
kerja.
Penelitian lain juga dilakukan oleh Rama (2013) mengenai Analisis
Kontribusi Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan jangka panjang antara
perbankan syariah dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sementara
hasil uji kausalitas Granger menunjukkan finance-led growth pada model
pertama, yaitu sektor perbankan syariah mendorong terjadinya
pertumbuhan ekonomi dan riil output. Pada model kedua menunjukkan
bidirectional causality, yaitu ada hubungan dua arah atau saling
mempengaruhi antara perkembangan perbankan syariah dengan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat disimpulkan bahwa,
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah tidak terlepas dari peran
dinamika perbankan syariah. Perbankan syariah yang lebih menekankan
konsep produktivitas terbukti bahwa total pembiayaan perbankan syariah di
Provinsi Jawa Tengah berdasarkan jenis penggunaan mayoritas pembiayaan
menyediakan modal bagi pelaku ekonomi, melalui penyaluran pembiayaan.
Penyaluran pembiayaan tersebut akan dialokasi ke sektor-sektor produktif.
Sehingga, perbankan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Peneliti menambah variabel pendukung BI Rate, inflasi dan Financing
Deposit to Ratio (FDR) yang dinilai mampu mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi di Jawa Tengah.
Dengan demikian, peneliti memiliki ketertarikan mengenai
bagaimanakah hubungan saling mempengaruhi antara dinamika perbankan
syariah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Provinsi Jawa Tengah. Karena, kontribusi perbankan syariah
melalui penyaluran pembiayaan akan dialokasikan ke sektor-sektor
produktif yang akan menghasilkan barang dan jasa dimana jumlah barang
dan jasa akhir merupakan komponen untuk melihat tingkat pertumbuhan
ekonomi suatu daerah. Peneliti juga menambah pengaruh variabel BI Rate,
inflasi, dan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap pertumbuhan
ekonomi di Jawa Tengah. Sehingga, ditetapkan judul pada penelitian ini
adalah “Pengaruh Dinamika Perbankan Syariah terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2015”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan bahwa pertumbuhan
ekonomi di Provinsi Jawa Tengah tidak terlepas dari peran dinamika
melihat seberapa jauh peran perbankan syariah diproxykan melalui
penyaluran pembiayaan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa
Tengah. Maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat hubungan kausalitas antara perbankan syariah
terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah?
2. Apakah terdapat pengaruh hubungan jangka panjang perbankan
syariah terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
disebutkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis hubungan kausalitas antara perbankan syariah
terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.
2. Untuk menguji pengaruh hubungan jangka panjang antara perbankan
syariah terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.
D. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, permasalahan yang akan diteliti hanya dibatasi
mengenai pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Proxy pertumbuhan
ekonomi di Jawa Tengah dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan
Domestik Regonal Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan dari tahun
2005:Q3-2015:Q2. Dan dinamika perbankan syariah diproxykan melalui
jumlah penyaluran pembiayaan perbankan syariah di Jawa Tengah pada
tahun 2005:Q3-2015:Q2. Variabel-variabel lain yang ditambahkan oleh
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak maupun instansi terkait terhadap hasil penelitian diantaranya:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan hasil penelitian ini
diharapkan mampu menambah wawasan mengenai peran perbankan
syariah dalam pertumbuhan ekonomi regional sebagai sumbang
pemikiran dan bahan masukan guna mendukung penelitian yang
sejenis dan penelitian yang relevan.
b. Hasil penelitian dapat dijadikan referensi maupun sebagai
perbandingan penelitian-penelitian berikutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pemahaman dalam bidang ekonomi perbankan syariah dan dapat
mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh pada saat kuliah
sehingga dapat diaplikasikan dalam penelitian dan menambah
pengetahuan tentang kontribusi perbankan syariah, khususnya
mengenai penyaluaran pembiayaan dalam pertumbuhan ekonomi
b. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai masukan
kepada perbankan syariah di Jawa Tengah untuk mengevaluasi
jumlah penyaluran pembiayaan yang disalurkan.
c. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai sebagai
pengambilan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.
F. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan
maslah, tujuan penelitian, manfaat serta sistematika
pembahasan dalam penelitian ini.
BAB II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
Bab ini berisi tinjauan pustaka, kerangka teori, kerangka
berfikir dan hipotesis penelitian. Pada bagian tinjauan
pustaka menjelaskan tentang penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penelitian ini, serta perbedaan dan
persamaan dari penelitian-penelitian terdahulu dengan
menjelaskan materi-materi yang berkaitan dengan penelitian
dan teori-teori yang dipakai sebagai acuan penelitian.
BAB III Metodelogi Penelitian
Bab ini berisi penjelasan mengenai objek dan subjek
penelitian, jenis data, teknik pengambilan sampel, teknik
pengumpulan data, definisi variabel operasional
pengukurannya, model penelitian, metode penelitian dan
teknik analisis data dalam penelitian ini.
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Dalam bab ini memuat tentang gambaran dari objek
penelitian, hasil penelitan serta pembahasan hasil penelitian.
Dari bagian bab ini dapat diambil kesimpulan dari penelitian
yang dilakukan.
BAB V Penutup
Dalam bab ini memuat kesimpulan dan saran. Kesimpulan
diambil berdasarkan masalah yang harus dipecahkan dengan
melihat dan menganalisis hasil penelitian. Saran merupakan
masukan yang diberikan berdasarkan hasil penelitian yang
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Beberapa peneliti terdahulu yang dijadikan sebagai acuan peneliti dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apriana (2016) melakukan penelitian mengenai Analisis Kausalitas
antara Penyaluran Kredit dengan Pertumbuhan Ekonomi (Studi Kasus
pada BPD Provinsi Nusa Tenggara Barat). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa antara kredit konsumsi dan pertumbuhan ekonomi
memiliki hubungan dua arah dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Sedangkan, hubungan satu arah antara kredit investasi dan kredit modal
kerja. Persamaan penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
sama-sama menggunakan pertumbuhan ekonomi regional sebagai
variabel. Perbedaan peneliti yang relevan dengan peneliti ini adalah
menggunakan total pembiayaan perbankan syariah tidak berdasarkan
jenis penggunaan. Peneliti menggunakan BI Rate, inflasi dan Financing
to Deposit Ratio (FDR) sebagai variabel pendukung.
2. Nangarumba (2016) melakukan penelitian mengenai Analisis Pengaruh
Kebijakan Moneter, Kebijakan Fiskal dan Penyaluran Kredit terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur Tahun 2006-2016. Hasil
dari penelitian ini adalah kebijakan moneter diwakil oleh tingkat bunga
dan kebijakan fiskal diwakili oleh modal kerja. Tingkat suku bunga
variabel penyaluran kredit dan belanja modal memiliki pengaruh
langsung terhadap pertumbuhan melalui variabel penyaluran kredit.
Persamaan penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
sama-sama menggunakan BI Rate sebagai variabel pendukung. Perbedaan
peneliti yang relevan dengan peneliti ini adalah mengganti variabel
modal kerja dan menambah variabel inflasi dan Financing to Deposit
Ratio (FDR), serta menjadikan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah
sebagai objek penelitian.
3. Basana dan Deltania (2015) melakukan penelitian mengenai Pengaruh
Pemberian Kredit terhadap Ekonomi Regional Jawa Timur. Penelitian
ini bertujuan untuk melihat pengaruh kredit perbankan yang dibagi
menjadi 9 sektor ekonomi dengan variabel control BI Rate terhadap
pertumbuhan Ekonomi Regional Jawa Timur. Berdasarkan hasil
penelitian secara parsial pertumbuhan kredit sektor pertanian,
pengolahan, kontruksi dan BI Rate berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi regional Jawa Timur, sedangkan pertumbuhan kredit sektor
pertambangan, listrik; gas dan air, perdagangan; restoran dan hotel,
pengangkutan; pergudangan dan komunikasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi regional Jawa Timur.
Sedangkan, pertumbuhan kredit sektor pertanian, petambangan,
pengolahan, listrik; gas dan air, kontruksi, perdaganagn; restoran dan
hotel; pengangkutan; pergudangan dan komunikasi dan BI Rate
regional Jawa Tengah. Persamaan penelitian yang relevan dengan
penelitian ini adalah sama-sama menggunakan BI Rate sebagai variabel
pendukung. Perbedaan peneliti yang relevan dengan peneliti ini adalah
peneliti menggunakan total pembiayaan perbankan syariah di Jawa
Tengah dengan menambah variabel inflasi dan Financing to Deposit
Ratio (FDR) sebagai variabel pendukung serta menjadikan
pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sebagai objek penelitian.
4. Sumanto (2015) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kredit
Investasi dan Kredit Modal Kerja terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Hasil penelitian ini adalah kredit
investasi berpengaruh negatif terhadap kesejahteraan masyarakat
kabupaten/kota di Jawa Timur dan kredit modal kerja berpengaruh
positif terhadap kesejahteraan masyarakat kabupaten/kota di Jawa
Timur. Persamaan penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
sama-sama menggunakan variabel PDRB sebagai proxy pertumbuhan
ekonomi regional. Perbedaan peneliti yang relevan dengan peneliti ini
adalah menggunakan total pembiayaan perbankan syariah dengan
menambah variabel pendukung BI Rate, inflasi dan Financing to
Deposit Ratio (FDR), serta menjadikan pertumbuhan ekonomi Jawa
Tengah sebagai objek penelitian.
5. Komariyah, Pribadi dan Widjajanti (2015) melakukan penelitian
mengenai Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Inflasi, dan Pengeluaran
penelitian menunjukan bahwa variabel investasi, tenaga kerja, inflasi,
dan pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gresik. Persamaan penelitian yang
relevan dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan inflasi
dan pertumbuhan ekonomi regional sebagai variabel. Perbedaan peneliti
yang relevan dengan peneliti ini adalah menggunakan total pembiayaan
perbankan syariah dengan menambah variabel BI Rate dan Financing
to Deposit Ratio (FDR), serta menjadikan pertumbuhan ekonomi Jawa
Tengah sebagai objek penelitian.
6. Rama (2013) melakukan penelitian mengenai Analisis Kontribusi
Perbankan Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan jangka panjang
antara perbankan syariah dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sementara hasil uji kausalitas Granger menunjukkan finance-led
growth pada model pertama, yaitu sektor perbankan syariah mendorong
terjadinya pertumbuhan ekonomi dan riil output. Pada model kedua
menunjukkan bidirectional causality, yaitu ada hubungan dua arah atau
saling mempengaruhi antara perkembangan perbankan syariah dengan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Persamaan penelitian yang relevan
dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan variabel
penyaluran pembiayaan sebagai proxy perbankan syariah. Perbedaan
Rate dan Financing to Deposit Ratio (FDR), serta menjadikan
Tabel 2.1
Perbedaan Penelitian Sebelumnya
No Peneliti Judul Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil
1. Nangarumba (2016)
Analisis Pengaruh Kebijakan Moneter, Kebijakan Fiskal dan Penyaluran Kredit
Metode analisis yang digunakan analisis jalur dengan bentuk analisis jalur dengan bentuk fungsional model regresi berjenis model log-in atau semi log.
Tingkat suku bunga memiliki pengaruh tidak langsung
terhadap pertumbuhan
melalui variabel penyaluran kredit dan belanja modal memiliki pengaruh langsung
terhadap pertumbahan
melalui variabel penyaluran kredit.
2. Apriana (2016) Analisis Kausalitas antara Penyaluran
Metode uji kausalitas granger dan Error dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan dua arah dalam jangka pendek dan
Provinsi Nusa Tenggara Barat)
pertumbuhan ekonomi dan melihat pengaruh jangka pendek dan jangka panjang.
hubungan satu arah antara kredit investasi dan kredit modal kerja.
3. Sumanto (2016) Pengaruh Kredit
Investasi dan Kredit Modal Kerja terhadap Kesejahteraan manfaat dari kredit investasi untuk kesejahteraan sosial negatif, tetapi kegunaan dari kredit modal kerja adalah positif. Setelah analisis dilakukan, penyebabnya adalah pergeseran investasi dari padat karya ke investasi padat modal, di mana investasi padat modal, penyerapan tenaga kerja rendah. Sebagai konsekuensi lebih lanjut, kesejahteraan sosial menurun meskipun peningkatan kredit investasi terjadi. pengaruh dari kredit
Metode yang
digunakan peneliti
Ekonomi Regional
memberikan pengaruh positif
terhadap PDRB. Namun
secara bersama-sama
penelitian iniberhasil menunjukan bahwa kredit sektor ekonomi dan BI Rate
berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.
5. Komariyah,
Pribadi dan
Widjajanti (2015)
Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Inflasi, dan Pengeluaran tenaga kerja, inflasi,
dan pengeluaran
pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gresik.
Metode analisis yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa variabel investasi, tenaga kerja, inflasi, dan pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten
Gresik.
6. Rama (2013) Analisis Kontribusi Perbankan Syariah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Penelitian ini menguji hubungan dinamis antara perbankan
syariah dan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Metode analisis yang digunakan penelitian
ini adalah uji
kointegrasi dan Vektor Error Model (VECM)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan jangka panjang antara perbankan syariah dengan
pertumbuhan ekonomi
kausalitas Granger
menunjukkan finance-led growth pada model pertama, yaitu sektor perbankan syariah mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi dan riil output. Pada model kedua menunjukkan bidirectional causality, yaitu ada hubungan dua arah atau saling
mempengaruhi antara
B. Kerangka Teori
1. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi
Teori pembangunan ekonomi Klasik terdiri dari empat pendekatan
antara lain (Todaro dan Smith, 2003:127):
a. Teori Tahapan Pertumbuhan Linear (linear stages of growth model)
Teori pembangunan model pertumbuhan linier dikemukakan
oleh Walt W. Rostow dan Harold-Domar. Dasar pemikiran dari
model ini adalah evolusi proses pembangunan yang dialami suatu
Negara selalu melalui tahapan-tahapan (Kuncoro, 1997:46). Walt
W. Rostow seorang sejarawan ekonomi berkebangsaan Amerika
dalam bukunya The Stages of Economic Growth menjelaskan bahwa
pertumbuhan ekonomi terdiri dari lima tahapan antara lain: (1)
Masyarakat tradisional, (2) Prakondisi sebelum lepas landas untuk
mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, (3) Lepas landas, (4)
Tahapan menuju kematangan ekonomi, (5) Tahap konsumsi massal
yang tinggi.
Model pertumbuhan Harrod-Domar merupakan model
pertumbuhan ekonomi fungsional yang menyatakan bahwa tingkat
pertumbuhan produk domestik bruto bergantung langsung pada
tingkat tabungan nasional neto dan berbanding terbalik dengan rasio
modal-output nasional. Harrod-Domar lebih melihat kepada
investasi dapat meningkatkan stok barang modal yang
memungkinkan pertumbuhan output. Semakin banyak yang
ditabung dan diinvestasikan maka laju pertumbuhan ekonomi juga
akan semakin cepat.
b. Teori Perubahan Struktural (structural-change theory)
Teori perubahan struktural merupakan teori yang
menitikberatkan pada mekanisme yang diterapkan oleh Negara
berkembang untuk mengubah struktur perekonomian domestik, dari
perekonomian tradisional yaitu pertanian menjadi perekonomian
modern, lebih berorientasi perkotaan, serta industri manufaktur dan
jasa yang lebih beragam.
c. Revolusi Ketergantungan Internasional
Teori ketergantungan suatu Negara cenderung menekankan
pada masalah lembaga dan politik, baik internal maupun eksternal,
terhadap pembangunan ekonomi. Penekanannya ada pada perlunya
kebijakan baru dan utama untuk memberantas kemiskinan,
menyediakan kesempatan kerja yang lebih beragam, dan
mengurangi ketimpangan pendapatan.
d. Kontrarevolusi Neoklasik: Fundamentalisme Pasar
Pemikiran ini menekankan peran yang menguntungkan dari
pasar bebas, perekonomian terbuka, dan privatisasi badan usaha
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Islam
Pertumbuhan ekonomi dalam Islam menurut Umar Chapra memiliki
karakteristik yang unik diantaranya:
a. Kesejahteraan ekonomi yang diperluas dengan kesempatan kerja
penuh dan laju pertumbuhan yang optimal. Jika sumber daya
manusia dan sumber daya alam dimanfaatkan secara efisien, maka
pertumbuhan ekonomi akan tinggi. Akan tetapi, dalam ekonomi
Islam pertumbuhan ekonomi yang tinggi bukan tujuan utama.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya penting selama
memberikan full employment dan kelayakan ekonomi yang luas.
b. Keadilan sosio-ekonomi, distribusi kekayaan dan pendapatan yang
merata. Kebijakan moneter menurut ekonomi Islam bertujuan untuk
menciptakan keadilan sosio-ekonomi dan pemerataan
pendaptan/kesejahteraan bagi seluruh rakyat dengan dasar
persaudaraan universal. Al-Qur’an dan Sunnah sangat menekankan
tegaknya keadilan dan persaudaraan. Dengan demikian, keadilan
dan persaudaraan ini terintegrasi sangat kuat ke dalam ajaran Islam,
sehingga realisasinya dalam kebijakan monoteer menjadi komitmen
spriritual bagi pembanguan ekonomi masyarakat.
c. Stabilitas nilai mata uang sebagai alat tukar satuan unit dan standar
yang adil bagi pembayaran dan alat penyimpanan. Inflasi memiliki
pengertian bahwa uang tidak dapat digunakan sebagai nilai tukar
mampu memelihara tingkat pertumbuhan ekonomi dan employment
yang lebih tinggi di tengah terjadinya inflasi.
d. Mobilisasi dan investasi tabungan untuk pembangunan
perekonomian dalam suatu cara yang adil sehingga pengembalian
keuntungan dapat dijamin bagi semua pihak yang bersangkutan.
Salah satu tujuan sosio-ekonomi melalui mobilisasi tabungan.
Tabungan yang dihimpun perbankan syariah dapat diproduktifkan
bagi kesejahteraan rakyat melalui penyaluran pembiayaan.
e. Perbankan memberikan pelayanan yang efektif bagi kepentingan
fakir miskin. Perbankan berkontribusi bagi kelompok masyarakat
miskin yang memiliki produktivitas rendah melalui penyaluran
pembiayaan guna meningkatkan perekonomian.
3. Produk Domestik Regional Bruto Sebagai Indikator Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Pertumbuhan ekonomi daerah menjadi sasaran pembangunan
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi daerah menunjukkan perkembangan
agregat pendapatan dalam kurun waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi
daerah dapat diukur dengan menggunakan Pendapatan Domestik
Regional Bruto. Pendapatan Domestik Regional Bruto merupakan
indicator ekonomi makro yang menggambarkan keadaan perekonomian
suatu wilayah dalam suatu periode tertentu, baik diukur atas dasar harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB adalah jumlah nilai
perekonomian daerah. Hal ini berarti peningkatan PDRB mencerminkan
pula peningkatan balas jasa kepada faktor produksi yang digunakan
dalam aktivitas produksi tersebut.
4. Komponen Utama Pertumbuhan Ekonomi
Menurut pandangan para ekonom klasik (Adam Smith dan David
Ricardo), maupun ekonom neo klasik (Robert Solow, Trevor Swan dan
Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod) tiga komponen utama yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu (1) akumulasi modal,
mencakup sumber daya alam, peralatan fisik, dan modal atau sumber
daya manusia (2) pertumbuhan penduduk (3) kemajuan teknologi
(Todaro dan Smith, 2003: 92).
Akumulasi modal merupakan proses penambahan persediaan modal
dalam suatu perekonomian dengan upaya untuk meningkatkan total
output dan pendapatan. Tingkat akumulasi persediaan modal suatu
perekonomian merupakan hal penting dalam penentuan pertumbuhan
ekonomi. Di Negara maju tingkat bunga mempengaruhi keputusan
mengenai tabungan dan investasi (akumulasi modal) di sektor swasta.
Secara tidak langsung dapat dipengaruhi oleh pemerintah. Pemerintah
melakukan investasi di bidang infrastuktur. Pengawasan langsung
terhadap pengakumulasin modal dan pengawasan tidak langsung
terhadap pihak swasta menjadi kewajiban pemerintah dalam mencapai
Jumlah penduduk memiliki hubungan erat dengan peran manusia
sebagai tenaga kerja dan pelaku ekonomi. Penduduk yang berkualitas
akan mendorong kegiatan ekonomi, sehingga akan meningkatkan
produktivitas yang tinggi. Jumlah penduduk yang lebih banyak akan
mendorong meningkatkan sisi permintaan. Peningkatan sisi penawaran
akan mendorong pelaku ekonomi meningkatkan produksinya sehingga
pendapatan yang diperoleh juga meningkat. Dengan demikian,
peningkatan mutu tenaga kerja dan jumlah penduduk akan
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu Negara.
Kemajuan teknologi memberikan peran penting dalam
memproduksi barang atau produk secara efisien. Teknologi memberikan
pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu Negara.
Menurut Todaro dan Smith, tiga klasifikasi kemajuan teknologi yaitu,
teknologi mampu meningkatkan efisiensi suatu produksi, mampu
menciptakan barang modal baru dan mampu menghasilkan barang
dengan mutu tinggi yang bernilai ekonomi tinggi.
5. Pembiayaan Perbankan Syariah
Penyaluran pembiayaan merupakan kegiatan penyaluran dana
kepada masyarakat yang mengalami defisit dana. Besarnya penyaluran
pembiayaan dapat dilihat pada neraca bank. Selain itu bank
mendapatkan imbalan dari penyaluran pembiayaan berupa margin, bagi
hasil ataupun ujrah. Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok
kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit (Antonio, 2001:
160). Berdasarkan Undang-undang Perbankan Syariah (UUPS) No. 21
Tahun 2008, pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berupa:
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.
b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam
bentuk ijarah muntahiyah bit tamlik.
c. Tansaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan
istishna’.
d. Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang dan qardh.
e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi
multi jasa, berdasrkan persetujuan atau kesepakatan antar Bank
Syariah dan/atau Unit Usaha Syariah (UUS) dan pihak lain yang
mewajibkan pihak-pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana
untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan atau bagi hasil.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penyaluran
pembiayaan merupakan seberapa besar pembiayan yang diberikan oleh
bank kepada masyarkat dengan imbalan berupa margin, bagi hasil
ataupun ujrah. Pembiayaan bank syariah secara garis besar terbagi dua
yaitu pembiayaan produktif dan konsumtif. Pembiayaan produktif
terbagi dua yaitu pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja.
penggunaannya dan menurut keperluannya. Menurut sifat
penggunaannya, pembiayaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
1) Pembiayaan Produktif
Merupakan pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan produktif sebagai peningkatan usaha, baik usaha
produksi, perdagangan maupun investasi.
2) Pembiayaan Konsumtif
Merupakan pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan.
Sedangkan, menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat
dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Pembiayaan modal kerja
Merupakan pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan produksi, seperti peningkatan produktif baik secara
kuantitaf maupun kualitatif.
2) Pembiayaan investasi
Merupakan pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan barang-barang modal.
6. Teori Suku Bunga
Menurut kaum klasik tingkat bunga merupakan hasil interaksi antara
tabungan (S) dengan investasi (I) (Nopirin, 1992:90). Tabungan dan
investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. Ketika suku bunga
keinginan investasi masyarakat berkurang ketika suku bunga tinggi.
Tingkat bunga mengalami titik equilibrium ketika keinginan menabung
masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk berinvestasi.
Ketika suku bunga mengalami penurunan maka akan menurunkan biaya
pinjaman pembiayaan di bank. Para pelaku ekonomi cenderung untuk
melakukan ekspansi bisnis. Dengan demikian, output perekonomian
akan meningkat.
7. Infasi
a. Teori Inflasi Konvensional
Inflasi merupakan fenomena perekonomian yang
menyangkut nilai uang sebagai alat tukar perekonomian. Menurut
Nopirin, inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum
barang-barang secara terus-menerus. Untuk mengkur tingkat kenaikan
harga menggunakan index harga, melalui indeks biaya hidup
(consumer price index), indeks harga perdagangan besar (wholesale
price index) dan GNP deflator. Tingkat harga dapat dipandang dari
dua sisi, yaitu tingkat harga sebagai harga sejumlah barang dan jasa
dan tingkat harga sebagai ukuran nilai uang. (Mankiw, 2006:195).
Inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan, alokasi
faktor produksi serta produk nasional (Nopirin, 2014:32). Pengaruh
inflasi terhadap pendapatan bersifat tidak merata, ada yang
diuntungkan di sisi lain ada yang dirugikan. Seseorang mengalami
sedangkan harga barang naik. Sesorang dinilai untung dengan
adanya inflasi ketika mereka memdapatkan kenaikan pendapatan
dengan persentase lebih besar dari laju inflasi.
Inflasi mempengaruhi alokasi faktor-faktor produksi.
Dengan adanya inflasi permintaan barang meningkat, mendorong
kenaikan produksi. Kenaikan produksi barang akan mengubah pola
alokasi faktor produksi. Para ekonom berpendapat bahwa inflasi
dapat mengakibatkan alokasi faktor produksi menjadi tidak efisien.
Jika laju inflasi tinggi dapat menurunkan output sehingga nilai riil
turun dan masyarakat cenderung tidak menyukai uang kas diikuti
dengan turunya produksi. Dapat disimpulkan bahwa, tidak ada
hubungan langsung antara inflasi dengan output.
Para ahli ekonomi berpendapat bahwa inflasi diperlukan
untuk menggalakkan perkembangan ekonomi (Sukirno, 2013:338).
Harga barang naik lebih tinggi dari kenaikan upah. Sehingga,
keuntungan perusahaan bertambah melalui kenaikan harga-harga.
Sedangkan, ahli ekonom lain berpendapat bahwa inflasi yang tidak
terkendali akan menjadi hiperinflasi dengan demikian, pengusaha
akan menurunkan kegiatan produktif. Dapat disimpulkan bahwa
inflasi memiliki pengaruh positif dan negatif bagi pertumbuhan
b. Teori Inflasi Islam
Menurut ekonom Islam, inflasi berdampak buruk pada
perekonomian karena (Karim, 2014:139): (1) menimbulkan
gangguan terhadap fungsi tabungan sehingga minat menabung
masyrakat menurun (2) tingkat belanja barang non-primer
meningkat (3) masyarakat beralih investasi ke sektor non-produktif.
Penyebab inflasi menurut ekonomi Islam seperti yang dikemukakan
al-Maqribi (Karim, 2013:142) yaitu (1) natural inflation, inflasi
yang disebabkan oleh turunnya penawaran agregatif atau naiknya
permintaan agregatif (2) human inflation, inflasi yang disebabkan
oleh kesalahan dari manusia itu sendiri (sesuai dengan QS Ar-Rum
30:41).
8. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Financing to Deposit Ratio merupakan rasio likuiditas yang
digunakan untuk mengukur komposisi jumlah pembiayaan yang
diberikan terhadap jumlah dana masyarakat dengan modal sendiri.
Semakin tinggi Financing to Deposit Ratio (FDR) maka semakin tinggi
pula dana yang disalurkan ke Dana Pihak Ketiga (DPK). Tingkat rasio
FDR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sekitar 85-110% (Azis,
2016:52), rasio yang berada di bawah atau di atas yang telah ditentukan
Bank Indonesia mengindikasikan bahwa bank tersebut tidak
menjalankan fungsinya dengan baik sebagai lembaga intermediasi.
semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah
Financing to Deposit Ratio (FDR) menunjukkan kurangnya efektivitas
bank dalam menyalurkan pembiayaan. Rasio ini dirumuskan sebagai
berikut:
��� = � �� ��ℎ � ��� � %
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kerangka teori dan diperkuat penelitian yang relevan
maka dapat dibuat kerangka berfikir sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan kausalitas antara perbankan syariah terhadap
pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.
Modal merupakan komponen utama dalam menentukan cepat
lambatnya pertumbuhan ekonomi. Perbankan syariah lebih menekankan
produktivitas, terbukti menurut Otoritas Jasa Keuangan dalam data
Statistik Perbankan Syariah tahun 2015, total pembiayaan perbankan
syariah di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan jenis penggunaan
didominasi oleh pembiayaan modal kerja. Sehingga, perbankan syariah
di Provinsi Jawa Tengah memiliki peran dalam penyediaan modal bagi
pelaku ekonomi melalui penyaluran pembiayaan. Maka, dari penyaluran
pembiayaan tersebut akan dialokasikan ke sektor-sektor produktif.
Sehingga, perbankan berkontribusi positif terhadap pertumbuhan
ekonomi.
Demi mempercepat pertumbuhan ekonomi pemerintah memiliki
perkembangan perbankan syariah melalui kenaikan pembiayaan sebagai
alternatif untuk ekspansi usaha. Perkembangan perbankan syariah, guna
memfasilitasi investasi dan akhirnya menghasilkan pertumbuhan
ekonomi. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan
aktivitas ekonomi dan investasi membutuhkan lebih banyak modal yang
disupply oleh lembaga keuangan khususnya perbankan syariah.
Sehingga, mendorong munculnya produk-produk inovasi keuangan
yang beraneka ragam.
Dalam penelitian sebelumnya, Rama (2013) menyatakan bahwa
terjadi hubungan kausalitas dua arah antara perbankan syariah terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Berdasarkan penjelasan di atas,
menunjukkan bahwa dinamika perbankan syariah dengan menggunakan
proxy penyaluran pembiayaan memiliki hubungan kausalitas terhadap
pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.
2. Terdapat pengaruh jangka panjang antara perbankan syariah dengan
pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.
Perbankan syariah yang direpresentasikan melalui total pembiayaan
sebagai lembaga intermediasi yaitu melakukan penghimpunan dana dan
penyaluran dana masyarakat. Melalui penyaluran pembiayaan
mendorong pertumbuhan ekonomi melalui tercipta lapangan kerja, baik
melalui perluasan produksi maupun mendorong munculnya unit-unit
usaha baru. Kebijakan Bank Sentral Indonesia untuk mengembangkan
perkembangan sektor keuangan dan pertumbuhan ekonomi saling
berhubungan kuat (Rama, 2013:24). Pertumbuhan perbankan syariah
merupakan salah satu pilihan kebijakan yang relevan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi dan sektor riil di Jawa Tengah. Perkembangan
perbankan syariah secara terus menerus dan jangka panjang akan
mendorong perbankan syariah untuk berkontribusi dalam pertumbuhan
ekonomi di Jawa Tengah.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rasyad,Yennisa dan Zaharman (2013) menyatakan bahwa jangka
panjang hubungan antara perbankan syariah dan pertumbuhan ekonomi
akan semakin terkointegrasi dan saling mempengaruhi. Dalam
penelitian Rama (2013) menyatakan bahwa terdapat hubungan jangka
panjang antara perbankan syariah dengan pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Berdasarkan penjelasan di atas, menunjukkan bahwa
dinamika perbankan syariah dengan menggunakan proxy penyaluran
pembiayaan memiliki pengaruh hubungan jangka panjang terhadap
pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka teori dan diperkuat penelitian yang relevan
maka dapat dibuat kerangka berfikir sebagai berikut:
H1 :Terdapat hubungan kausalitas antara perbankan syariah terhadap
H2 :Terdapat pengaruh jangka panjang antara perbankan syariah
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek dan Subjek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi di Jawa
Tengah. Sedangkan subjek penelitian menggunakan perbankan syariah di
Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi
dan Financing to Deposit Ratio (FDR). Periode dalam penelitian ini dari
tahun 2005:Q3-2015:Q2 untuk melihat hubungan dianamika perbankan
syariah terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah.
B. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
yaitu data yang berbentuk angka. Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder (time series). Data sekunder adalah data
yang diperoleh peneliti melalui media perantara, baik melalui internet
maupun bukan dari internet yang telah dipublikasikan oleh instansi terkait.
Sumber data sekunder diperoleh dari Badan Statistik Pusat (BPS), Otoritas
C. Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi,
2010:173). Populasi dalam penelitian ini adalah penyaluran pembiayaan
yang diberikan oleh perbankan syariah di Provinsi Jawa Tengah.
Sedangkan, sampel adalah sebagian atau wakil polulasi yang diteliti
(Suharsimi, 2010:173). Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah
penyaluran pembiayaan yang diberikan oleh Perbankan Syariah selama 10
tahun yaitu dari tahun 2005:Q3-2015:Q2.
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dengan menggunakan teknik
dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mencatat data dari laporan-laporan dari beberapa sumber. Data tersebut
berupa data triwulan yang diperoleh melalui situs resmi dari instansi yang
terkait berdasarkan dari periode penelitian yang dilakukan yaitu dari tahun
2005:Q3-2015Q2. Data PDRB Jawa Tengah, total pembiayaan perbankan
syariah, inflasi, BI Rate dan Financing to Deposit Ratio (FDR) diperoleh
dengan memanfaatkan fasilitas internet melalui www.bi.go.id.
E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai seluruh nilai
tambah PDRB yang dipengaruhi oleh perubahan produksi dan
perubahan harga. Laju pertumbuhan menunjukkan perkembangan
� ℎ � = � �� ��− � � �−
�− %
2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat regional
(provinsi) menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk
menciptakan output (nilai tambah) akibat berbagai aktivitas ekonomi
pada suatu waktu tertentu.
3. BI Rate
BI Rate dijadikan sebagai suku bunga acuan. Menurut Bank
Indonesia, BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan
sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia dan diumumkan kepada publik. Jika inflasi ke depan
diperkirakan melampai sasaran yang telah ditetapkan maka, Bank
Indonesia akan menaikkan BI Rate. Begitu pula sebaliknya, Bank
Indonesia akan menurunkan BI Rate jika, inflasi ke depan di bawah
sasaran yang telah ditetapkan.
4. Inflasi
Inflasi merupakan salah satu variabel makro ekonomi yang
menggambarkan dimana kondisi ekonomi kurang sehat. Karena harga
barang-barang meningkat sehingga melemahkan daya beli masyarakat.
Proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara
terus-menerus (Nopirin, 1987:25).
Financing to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur
komposisi jumlah pembiayaan yang diberikan terhadap jumlah dana
masyarakat dengan modal sendiri. Semakin rendah rasio FDR maka
semakin rendah pula tingkat penyaluran kredit. Tingkat rasio FDR yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia sekitar 85-110%.
� � = � � ��ℎ � ��� � �
F. Model Penelitian
Model penelitian menunjukkan hubungan antar variabel yang
diteliti. Selain itu, menunjukkan jumlah rumusan masalah yang akan
dibahas dan dijawab dalam penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti
menguji hubungan dinamika perbankan syariah dengan proxy jumlah
pembiayaan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah.
Penelitian ini menambahkan variabel BI Rate (BIR), inflasi (INF) dan FDR.
Sedangkan, variabel pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah diproxykan
sebagai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Model dasar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
mengacu pada model penelitian yang digunakan oleh Apriana (2016) yang
meneliti tentang hubungan kausalitas penyaluran kredit Bank Pembangunan
Daerah NTB yang terdiri dari kredit konsumsi, kredit modal kerja dan
investasi. Apriana (2016) menggunakan Error Correction Model (ECM)