ii
RIAU BERPIKIR;Diskursus Pemikiran Pemuda Melayu Riau dalam Perspektif Filsafat, Budaya, Pendidikan, Hukum, Lingkungan, Sosial dan Politik
Editor:
Yuli Isnadi, Abdurrahman, dan Hengki Firmanda. S
Diterbitkan oleh
Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Riau-Yogyakarta (HMPRY)
Yogyakarta
Tata Layout : Tim HMPRY
Design Cover : Juhansar Andi Latif Cetakan Ke - I : April 2014
xxiii + 396 hlm. 14,8 x 21 cm
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang memperbanyak buku ini sebagian atau seluruhnya, dalam bentuk dan dengan cara apapun juga, baik secara mekanis maupun elektronis, termasuk fotokopi, rekaman, dan lain-lain tanpa izin tertulis dari penerbit.
iii
KATA PENGANTAR EDITOR
Terbangkan ingatan ke abad 19, ada kisah eksotis pembuatan Masjid Raya Sultan Riau. Pada tahun 1832 (1249 H), Raja Abdurahman Yang Dipertuan Muda Riau VII memutuskan untuk memperluas masjid terbesar di wilayah kerajaannya. Semua rakyat lalu terbersit hati turut membantu. Bagi yang punya tenaga disumbangkan tenaga, bagi yang punya beras adalah beras, demikian pula dengan lauk-pauk, sagu, dan telur. Singkat kisah, masjid berhasil dibangun dan bertahan hingga kini. Bahkan itu menjadi salah satu pusat peradaban melayu dunia.
Pembuatan buku ini tak ubahnya kisah perluasan Masjid Raya Sultan Riau. Sedemikian bergairahnya angin, sampai-sampai kabar pembuatan buku ini menggelinding hebat ditelinga aktivis melayu Riau yang sedang memperdalam ilmu di Yogyakarta. Melalui Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Riau
Yogyakarta (HMPRY), beragam sumbangan terbaik
iv
yang lebih longgar. Boleh di kata, buku ini tak ubahnya masjid, tempat di mana aktivis-akademisi HMPRY beribadah.
Bukannya tanpa musabab, ide menghimpun pemikiran terbaik untuk dipersembahkan kepada Riau merambat tumbuh di atas puing-puing marwah diri yang hancur dilumat beragam permasalahan. Pada tahun 2013, kita menyaksikan bagaimana data statistik yang dirilis oleh BPS menunjukkan betapa kesejahteraan masih jauh dari kenyataan (BPS, 2013).
Di tahun yang sama, Riau juga diluluhlantakan oleh kasus korupsi yang berimbas kepada jatuhnya harga diri di tingkat nasional dan internasional. Kiranya tidak ada yang lebih memalukan dari pada dipindahtempatkannya pergelaran Islamic Solidarity Games ke Palembang, karena itu merupakan pertanda bahwa pemerintah nasional dan internasional menilai Riau tak lagi credible. Bukan hanya itu, bencana banjir dan kabut asap telah pula meliuk-liuk di tanah dan udara Riau. Sedemikian parahnya, sampai-sampai bencana ini membuat hubungan diplomatik Indonesia dan Singapura-Malaysia memanas. Persoalan energi juga tidak boleh terlupa.
v
rumah tangga oleh seorang perempuan. Sejumlah permasalahan yang tak terkelola dengan baik menjelma menjadi beban psikologis berat bagi masyarakat kecil untuk kemudian berubah menjadi kekerasan terhadap anak.
Ada banyak lagi permasalahan yang membekap Riau hingga kini. Permasalahan-permasalahan itu sejatinya adalah sebuah symptom, gejala yang menunjukkan adanya suatu kekeliruan dalam pengelolaan negeri Riau. Maka sedari itu, walaupun memiliki style dan tema penulisan yang beragam, ada sebuah narasi pesan yang hendak disampaikan kepada Pemerintahan Provinsi Riau, Pemerintahan Kabupaten/Kota, masyarakat luas, akademisi, aktivis, dan semua elemen yang ada di Riau. Melalui buku ini, para aktivis HMPRY berkisah mengenai sebuah perbaikan.
vi
langsung menyinggung beragam permasalahan yang sedang membekap Riau, akan tetapi uraian-uraian pemikiran yang disajikan cukup menghentak pikiran untuk segera berbuat sesuatu, yang mana sesuatu itu sedikit banyak akan membantu mengurai sejumlah permasalahan dan lalu perlahan terselesaikan.
vii
dengan perubahan semangat zaman tanpa melupakan penguatan sosial budaya yang sudah dimiliki.
Sementara itu, Andree, Hengki Firmanda. S, dan Hamdan Jamil mentransformasi wacana pembangunan ke dalam aspek kepemudaan. Andree seolah ingin menyebutkan, sejarah dunia
pada dasarnya adalah sejarah pemuda karena turun-naiknya
viii
Wacana pembangunan yang diejahwantahkan ke dalam aspek budaya menghasilkan rangkaian ide yang menarik untuk dipikir dan dipertimbangkan. Disampaikan dengan gaya bahasa filosofis, Irwandra mencoba memberi pantikan kepada pembaca mengenai eksistensi diri. Menjadi Manusia , demikian judul yang cukup menghasut ditawarkan Irwandra guna mendorong pembaca mengenali kodrat diri sebagai manusia, yang hal ini dilakukan dengan menggali kembali hasil karya Raja Ali Haji yang termasyhur, Gurindam Dua Belas. Mengambil contoh karya budayawan Riau, Teenas Efendi, Hamdan Jamil membangkitkan kesadaran akan betapa tingginya nilai budaya yang dikandung karya-karya pujangga yang ada. Ini penting untuk dijaga dan diamalkan agar keeksistensian melayu terjaga.
ix
belum seluruhnya digali. Nabella Puspa Rani telah pula menyumbangkan gagasan penting terkait budaya dan perempuan. Secara jelas, Nabella menyampaikan bahwa peranan perempuan dalam pengelolaan urusan hukum dan politik di Riau sangat penting, karena memadukan kelebihan dan kekurangan laki-laki dan perempuan akan menuntun pada kondisi Riau yang lebih baik. Terakhir, si kolumnis, Supriyadi berusaha menyadarkan sifat kebijaksanaan seorang pria melayu. Banyaknya kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi di Riau sebetulnya berlawanan dengan budaya melayu. Maka dari itu, melalui tulisannya tersebut Supriyadi beretorika, sudahkah pria -pria melayu berperilaku bijak dalam memimpin istri? Jika boleh disimplifikasi, aspek budaya ini hendak mengirimkan pesan, budaya yang dimiliki Riau sejatinya merupakan modal penting untuk memajukan Riau, andaikata dilestarikan dan dikelola dengan baik.
x
fokus utama Hengki Firmanda. S. Lalu, Roby Hambali mencoba menawarkan cara pencegahan banjir yang dewasa ini kerap melanda Riau. Upaya-upaya preventif dan responsif menjadi perhatian utama Roby. Dengan kata lain, pada aspek ini kedua penulis hendak berkirim pesan, permasalahan yang kini sedang dihadapi Riau salah satunya disebabkan oleh pemaknaan dan pengelolaan lingkungan yang keliru. Ada baiknya merenungkan pesan tersirat dari kedua penulis ini.
Terakhir, wacana pembangunan yang kemudian diturunkan ke aspek pembangunan pemuda, budaya, dan
lingkungan hanya akan menemui wujudnya bilamana
xi
kepada isu energi listrik. Melalui persamaan-persamaan ekonometri yang serius , Indra berhasil membuktikan bahwa faktor jumlah penduduk dan jumlah pendapatan merupakan determinan terpenting dalam menentukan jumlah permintaan energi listrik di Riau. Terakhir, Roberta Zulfhi Surya (dkk) kemudian coba mengurai permasalahan energi listrik, khususnya di Kabupaten Indragilir Hilir. Dengan berbasis riset ketat, Roberta (dkk) berkesimpulan, sebetulnya ada peluang besar untuk mencukupi kebutuhan akan listrik di kabupaten tersebut. Bagaimana strateginya, semua dijelaskan pada tulisan Roberta (dkk).
xii
penulisan buku ini bukanlah rasa pahit itu, namun perbaikan Riau ke depan.***
Ketika Lereng Merapi Mulai Dibasuh Hujan Yogyakarta, Januari 2014
xiii
KATA PENGANTAR KETUA HMPRY
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang Maha dari sekalian Maha. Berkat izin-Nya buku ini hadir ditengah-tengah kita semua, setelah ide-ide pembuatan buku ini diperjuangkan agak lama oleh para pejuang-pejuang Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Riau Yogyakarta (HMPRY).
Shalawat serta salam tak lupa kita hantarkan kepada Baginda Besar Nabi Muhammad SAW, sebagai sebuah tauladan bagi kita semua dalam berfikir keuniversalan dan partikular. Pencerahan yang Beliau bawa memberikan efek domino sampai ke Tanah Melayu, karena hampir dapat dikatakan bahwa melayu identik dengan Islam. Buah Melayu berasal dari biji-biji Islam yang Rasulullah SAW-lah sebagai cahaya dan motornya. Agaknya ide tentang melayu telah tergariskan dalam suratan takdir sebagai bagian dari Islam. Namun, walaupun melayu berasal dari benih-benih ke-Islaman, sifat-sifat keuniversalan melayu dapat menyentuh segala manusia, baik manusia yang terkotakkan dalam wujud agama, ras, suku, bangsa dan lainnya.
xiv
maupun yang dulunya pernah menjadi Anggota dan Pengurus, yang mengangkat judul-judul tentang Riau pada khususnya. Semua tulisan adalah secercah harapan dari pemikir-pemikir muda yang peduli akan negerinya, pemuda yang selalu gelisah walaupun negerinya saat ini ditinggal pergi untuk memperoleh ilmu yang lebih dalam lagi, semuanya hanya untuk negerinya, untuk kemajuan negerinya.
Tentunya pembuatan buku ini bukanlah tanpa sebab dan tanpa arang yang melintang. Ide pembuatan buku telah lama didengung-dengungkan, namun melihat kesibukan dan aktivitas SDM-nya yang padat, maka itu hanyalah menjadi sebuah ide besar saja. Ide besar hanyalah menjadi sebuah ide di dalam realitas ide itu sendiri. Ide besar harus mendapatkan perwujudan menjadi aplikasi konkrit, peluang inilah yang coba dibaca oleh kepengurusan saat ini, yaitu berusaha mengkonkritkan ide besar itu sebagai sebuah eksistensi dari keilmuan itu sendiri dan eksistensi dari organisasi ke-Riau-an.
xv
Posisi Indonesia masih jauh di bawah Singapura yang berada pada peringkat 18, Brunei pada peringkat 30, Malaysia pada peringkat 64, dan Filiphina pada peringkat 114. Indonesia berada di atas Vietnam yang berada pada peringkat 127, Kamboja dan Laos pada peringkat 138, serta Myanmar pada peringkat 149 (Lihat Kompas Tanggal 7 Januari 2014).
Hal ini menandakan masih banyak PR (Pekerjaan Rumah) bangsa Indonesia, dan ini tidak hanya dibebankan oleh Negara saja, melainkan mestilah ada derivasi ke tingkat Provinsi, Kota atau Kabupaten se Indonesia. Bukan pula beban oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah saja, melainkan semua stakeholder, yang termasuk di dalamnya adalah mahasiswa baik itu sarjana, maupun pascasarjana.
Sekurang-kurangnya kehadiran buku ini dapat mem-berikan ruang bahwa kami (HMPRY) peduli terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia. Sekurang-kurangnya pula bahwa kami yang dipandang secara regional mampu menunjukkan eksistensi kami, bahkan dengan itu kami (HMPRY) juga memberikan kontribusi besar terhadap eksistensi Negara ini.
xvi
kepada seluruh stakeholder yang ikut membantu dalam proses pra pembuatan, pembuatan dan pasca pembuatan pada buku ini.
Yogyakarta, Februari 2014
xvii
KATA PENGANTAR GUBERNUR RIAU*
Dalam abad seperti sekarang ini, ketersediaan SDM yang baik merupakan syarat penting berhasilnya sebuah pembangunan. Berkaca pada negara-negara maju Asia, Jepang dan Korea Selatan adalah dua negara yang tepat untuk dijadikan contoh. Kedua negara ini sebetulnya tidak memiliki potensi alam yang besar untuk dapat maju. Jepang memiliki lahan yang cenderung terbatas, terpecah oleh banyak pulau, dan setengah abad lalu luluh lantak di bom atom Amerika. Bahkan, Korea Selatan hingga kini masih berstatus perang. Akan tetapi, kekurangan-kekurangan tersebut tertutupi oleh kualitas SDM yang sangat baik. Dapat dikatakan, kedua negara ini merupakan kiblat teknologi dunia. Kesejahteraan yang dirasakan oleh masyarakat keduanya sangat besar.
xviii
ini mencerminkan bahwa kualitas SDM yang dimiliki Riau sebetulnya sangat baik yang tercermin dari berbagai ide yang diutarakan melalui tulisan. Hanya saja, selama ini Pemerintah Riau belum maksimal mengelola SDM bermutu baik ini.
Kedua, buku ini adalah semacam tanggung jawab moral HMPRY dalam membantu menyukseskan pembangunan di Riau. Untuk dapat berhasil, pembangunan di Riau memang harus melibatkan semua pihak, tanpa terkecuali, termasuk putra-putri daerah yang sedang menempuh pendidikan di Yogyakarta.
Ketiga, buku ini dapat diibaratkan cermin yang menggambarkan bagaimana pembangunan Riau yang sudah berhasil dicapai hingga saat ini dari sudut pandang aktivis dan akademisi. Tentunya, penilaian dan pandangan lain selain dari Pemerintah Provinsi Riau penting untuk dijadikan bahan perbandingan.
Keempat, bagi saya pribadi, Gubernur Riau yang baru terpilih, tentunya buku ini memiliki manfaat tersendiri. Buku ini menjadi salah satu sumber informasi dalam menerjemahkan visi dan misi yang saya miliki ke dalam kebijakan. Informasi yang semakin kaya akan mampu membuat kebijakan yang diambil semakin berkualitas.
xix
terlibat terus konsisten mengirimkan pesan dan informasi kepada Pemerintah Riau dan masyarakat luas. Untuk penerbitan buku ini, saya ucapkan selamat!
Pekanbaru, Februari 2014
xxi
DAFTAR PUSTAKA
Kata Pengantar Editor
Kata Pengantar Ketua HMPRY
Kata Pengantar Gubernur Riau
Bagian I: PEMBANGUNAN–
Negara dan Globalisasi dalam Perspektif Fukuyama–
Nugroho Noto Susanto……… 3
Pengintegrasian Sistem Pendidikan Demi Keberlanjutan Pembangunan Sosial-Budaya Riau–
Abdurrahman……...……… 39
Menyoal Kembali Pendidikan Karakter–
Dedek Andrian………... 53
Bagian II: PEMUDA–
Membangun Kepemimpinan Pemuda Dengan Spirit Nasionalisme–
Andree……… 71
Penguatan Karakter Pemuda: Antara Sorotan, Tantangan, dan Harapan–
xxii
Peran Pemuda Dalam Mengatasi Permasalahan Hukum–
Hengki Firmanda. S……… 119
Bagian III: BUDAYA–
Menjadi Manusia: Belajar Dari Raja Ali Haji–
Irwandra……….. 137
Tinjauan Filsafat Bahasa Terhadap Buku Tunjuk Ajar Melayu –
Hamdan Jamil………..………. 173
Kerjasama Pengelolaan Lumbung Padi/Rangkiang Masyarakat Padang Kunik Pangean–
Yushadeni………..………. 205
Merancang Pariwisata Berbasis Komunitas–
Ahmad Nawawi………..……… 217
Budaya, Perempuan, Dan Permasalahan Hukum-Politik Di Riau– Nabella Puspa Rani………..…………. 227
Kekerasan Dalam Rumah Tangga: Menyoal Pemukulan Suami Terhadap Istri–
Supriyadi………..……… 241
Bagian IV: LINGKUNGAN–
Memahami Sungai Siak dalam Perspektif Filosofis: Antara Sumber Kehidupan Atau Sumber Bencana –
xxiii
Flood Warning System Vs Human Warning System: Bencana Banjir, Buah Dari Kerusakan Hutan–
Roby Hambali………..………. 273 Bagian V: POLITIK DAN KEBIJAKAN–
Tantangan Pemekaran Daerah: Membangun Optimisme, Merangkak Menuju Indragiri Hilir Selatan (Insel)–
Muhammad Yusuf………..…. 293
Resource Curse: Kutukan Sumber Daya Alam Riau–
Yuli Isnadi dan Asmarawati Handoyo……….……….. 323
Estimasi Permintaan Energi Listrik Penduduk Provinsi Riau: Studi Kasus Pelanggan Rumah Tangga PLN Riau–
Indra Gunawan dan Faried Wijaya Mansoer……… 345
Menakar Kebutuhan Listrik Inhil 2025–
Roberta Zulfhi Surya, Masykur H.Z, Kasmaruddin, Akbar Alfa, Hikmatul Hasanah………..………... 369