Tanaman labu kuning adalah tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia. Labu kuning
mempunyai beberapa keunggulan yaitu buah dengan daya awet yang tinggi serta aroma dan
citarasa yang khas. Sejak dulu labu kuning telah dimanfaatkan sebagai sayur, kolak, dodol, cake,
kue-kue kering atau makanan setengah basah. Dewasa ini, labu kuning telah digunakan sebagai
bahan baku industri pembuatan selai, jelly, buah kalengan, manisan, permen, dan minuman
beralkohol, serta diolah menjadi tepung.
Labu kuning banyak mengandung beta-karoten yang berfungsi sebagai antioksidan, disamping mengandung komponen nutrisi lain seperti karbohidrat, protein, lemak, serat dan mineral. Beta-karoten dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A yang bermanfaat untuk pertumbuhan, pemeliharaan jaringan tubuh dan penglihatan, reproduksi, perkembangan janin, mengurangi resiko timbulnya penyakit kanker dan hati, serta mempertahankan sistem kekebalan tubuh. Kekurangan vitamin A (KVA) sebagai salah satu bentuk defisiensi mikronutrien utama merupakan ancaman terhadap kesehatan karena menimbulkan kebutaan, kerusakan sistem kekebalan, serta meningkatkan resiko sakit dan kematian.
Diantara beberapa bahan pangan lokal yang tersedia melimpah di Indonesia dan kaya akan vitamin A, labu kuning adalah salah satu bahan pangan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai upaya diversifikasi produk pangan dan turut mendukung upaya penanggulangan KVA pada anak-anak 0-59 bulan serta wanita hamil dan menyusui. Pada saat ini Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian sedang mengembangkan labu kuning menjadi produk setengah jadi (intermediate) berupa puree
dan tepung yang dapat diolah lebih lanjut menjadi produk pangan yang siap dikonsumsi seperti mie, es krim, frozen dessert, permen, dan minuman instan.