• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hukum Lingkungan"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

HUKUM

LINGKUNGAN

Nasrullah, S.H., S.Ag., M CL. 082135505656

(3)

Outlines

Ilm u Lingkungan, Ekologi & Ekosist em

Hukum Lingkungan & Hukum Tata Lingkungan

M asalah Lingkungan & Penyebabnya

Kesadaran Lingkungan

Evolusi Hukum Lingkungan di Indonesia

Ł

Green Const it ut ion

Good Governance & Lingkungan Hidup
(4)

PENGERTIAN LINGKUNGAN

HIDUP

Ist ilah “ lingkungan hidup” = environment

(Ing.) = millieu (Bld) = l’environment (Pranc).

Environment diart ikan sebagai t he physical, chemical, and biot ic condit ion surrounding and organism. (Kamus lingkungan hidup, M ichael Allaby)

Lingkungan adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kit a

t empat i yang mempengaruhi kehidupan kit a.

(5)

Lingkungan hidup sebagai “ semua benda dan kondisi, t ermasuk di dalamnya manusia dan t ingkah perbuatannya, yang t erdapat dalam ruang t empat manusia berada dan

mempengaruhi hidup sert a kesejaht eraan

manusia dan jasad hidup lainnya“. (M unadjat Danusaput ro)

Pengertian yuridis t entang lingkungan hidup:

Lingkungan hidup adalah kesat uan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk

(6)

Unsur-Unsur Lingkungan Hidup

Semua benda, berupa manusia, hewan, t umbuhan, organisme, tanah, air, udara, ruang, dan unsur pendukungnya, yang disebut sebagai “ mat eri“ ;

Daya atau energi;

Keadaan atau kondisi;

Perilaku;

Ruang sebagai wadah berbagai komponen berada; dan
(7)

4 Kelompok Lingkungan Hidup

Lingkungan fisik berupa benda-benda dan daya; mis: t anah, air, udara, cuaca, suhu

Lingkungan biologi berupa manusia, hew an, t umbuhan, dan makhluk organis lainnya;

Lingkungan sosial berupa t abiat , w at ak, dan perilaku manusia;

Lingkungan institusional berupa lembaga-lembaga dalam masyarakat yang bert ujuan mencapai
(8)

EKOLOGI DAN EKOSISTEM

EKOLOGI adalah…

1. “ st udy of t he t otal impact of man and ot her animals on t he balance of nat ure” (De Bel)

2. “ ecology focuses on t he int errelat ionship bet w een living organism and t heir environment ” (Willian H. M att hew s et .al)

3. “ ilmu yang mempelajari hubungan ant ara sat u

organisme dengan yang lain, dan ant ara organisme t ersebut dengan lingkungan”.(Amsyari).

(9)

Asas-Asas Ekologi:

1. Asas Keanekaragaman Ł dg fungsi m asing2

2. Asas Kerjasama Ł m is: kumbang Ł m em bant u penyerbukan 3. Asas Persaingan Ł fungsi pengont rol, mis: burung mengont rol

populasi belalang

4. Asas Int eraksi Ł m is. Int eraksi daerah produsen & konsumen 5. Asas Kesinambungan Ł int eraksi yg t erus-menerus

(10)

Bidang Studi Ekologi

1.Studi Ekologi Sosial, sebagai st udi t erhadap relasi sosial yang berada dit empat t ert ent u dan dalam w akt u t ert ent u dan yang t erjadinya oleh t enaga-t enaga lingkungan yang bersifaenaga-t selekenaga-t if dan

dist ribut if.

2. Studi Ekologi M anusia, sebagai suat u st udi t ent ang int eraksi ant ara akt ivit as manusia dan kondisi alam. 3. Studi Ekologi Kebudayaan, st udi t ent ang hubungan

t imbal-balik ant ara variabel habit at yang paling relevan dengan kebudayaan.

4. Studi Ekologi Fisis, suat u st udi t ent ang lingkungan hidup dengan sumber daya alamnya.

5. Studi Ekologis Biologis, suat u st udi t ent ang hubungan t imbal-balik ant aramahluk hidup, t erut ama hew an

(11)

EKOSISTEM

§ Ekosist em adalah suat u daerah t ert ent u (abiot ic communit y) di mana di dalamnya t inggal suat u komposisi organisme hidup

(biot ic communit y), yang

keduanya t erjalin suat u int eraksi yang harmonis dan st abil,

t erut ama dalam jalinan bent uk-bent uk sum ber energi

kehidupan.

§ Secara yuridis, Ekosist em adalah t at anan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesat uan yang ut uh menyeluruh dan saling

mempengaruhi dalam

membent uk keseim bangan, st abilit as dan produkt ifit as lingkungan hidup. (Pasal 1 UU No. 32/ 2009)

(12)

Bentuk Ekosistem

Ekosistem Alamiah (Natural Ecosystem),di dalamnya

t erdapat het erogenit as yang t inggi dari organisme hidup, sehingga mampu

mempert ahankan proses

kehidupan dengan sendirinya.

Ekosistem Buatan (artificial Ecosystem), di dalamnya

kurang t erdapat het erogenit as kehidupan, sehingga bersifat labil dan unt uk menjadikan ekosist em st abil, perlu

diberikan bant uan energi dari luar yang berbent uk usaha maint enance at au peraw at an t erhadap ekosist em yang

(13)

Pengetahuan2 kehidupan biot ic dan abiot ic disusun dg sist em t ert ent u menjadi Ilmu

Lingkungan.

Dalam perkembangan abad ke-20, keseimbangan antara lingkungan hidup alami (nat ural

environment or biosphere of his inherit ance) dan lingkungan hidup buatannya (man made

environment or t he t echnosphere of his creat ion) mengalami gangguan (out of balance)/

(14)

M enurut

Jean Paul Sartre,

manusia berbeda

dg benda2 lain akan keberadaannya dan dia

sadar bahwa dia t ahu

Ł

manusia melakukan

pengendalian sbg upaya agar st abilnya

int eraksi biot ic communit y & abiot ic

communit y.

Pengendalian yg berupa pencegahan dan

penanggulangan menimbulkan pengat uran

at au penet apan nilai-nilai sbg sarana ut k

mencapai t ert ib dlm pengelolaan lingkungan

hidup diperlukan hukum yg disebut

Hukum

Lingkungan.

(15)

Hukum Lingkungan

Istilah Hukum Lingkungan:

M illieurecht

(Dut ch); Environment al Law (Eng);

Hukum Lingkungan

(Ind); Umw elt recht (Ger);

Droit del ‘environment

(Fra); Hukum Alam

Seput ar (M as); Bat as nan Kapaligiran

(16)

Definisi Hukum Lingkungan

P.Gatot Soemartono: Hukum lingkungan adalah

keseluruhan perat uran yang mengat ur t entang t ingkah laku orang t entang apa yang seharusnya dilakukan t erhadap lingkungan, yang pelaksanaan perat uran t ersebut dapat dipaksakan dengan suat u sanksi oleh pihak yang berwenang.

M unadjat Danusaputro: Hukum lingkungan adalah

(17)

M enurut M oenadjat ,Hukum Lingkungan

dibedakan dalam

hukum lingkungan Klasik

dan

Hukum Lingkungan M odern

.

Hukum lingkungan Klasik

adalah hukum yang

menet apkan ket ent uan dan norma-norma

dengan t ujuan t erut ama sekali unt uk

menjamin pengunaan dan eksploit asi

sumber-sumber daya lingkungan dengan

berbagai akal dan kepandaian manusia guna

mencapai hasil semaksimal mungkin dan

(18)

Orientasi Hukum Lingkungan Klasik

M enjamin adanya kepast ian dalam

penggunaan dan eskploit asi sumber daya

lingkungan at au dapat juga dikat akan

orient asinya adalah kapit alis.

(19)

Hukum Lingkungan M odern

adalah

menet apkan at uran dan norma-norma guna

mengat ur perbuat an manusia, dengan t ujuan

unt uk melindungi lingkungan dari kerusakan

dan kemerosot an mut unya demi unt uk

(20)

Aspek-aspek Hukum Lingkungan

M enurut Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri, S.H.,M .L

Hukum Tat a Lingkungan

Hukum Perlindungan Lingkungan Hukum Kesehat an Lingkungan

Hukum Pencemaran Lingkungan

Hukum Lingkungan Transnasional/ Int ernasional

(21)

Aspek-aspek Hukum Lingkungan

M enurut Siti Sundari Rangkuti mengikut i pendapat A.V.van den Berg

Hukum Bencana (Rampenrecht )

Hukum Kesehat an Lingkungan (M illieuhygienerecht )

Hukum SDA/ Konservasi (Recht bet reffende nat uurlijke

rijdommen)

Hukum Tat a Ruang (Recht bet reffende de verdeling van

het ruimt egebruik)

(22)

Pengertian Hukum Tata Lingkungan

Hukum Tata Lingkungan selanjut nya disingkat HTL, mengat ur penataan lingkungan guna

mencapai keselarasan hubungan antara manusia dan lingkungan hidup, baik lingkungan hidup fisik maupun lingkungan hidup sosial budaya.

HTL = Hk. Administ rasi lingkungan, merupakan hukum tata penyelenggaraan t ugas (hak &

kewajiban) kekuasaan negara berikut alat

kelengkapannya dalam mengat ur pengelolaan lingkungan hidp

HTL semula disebut Hukum Tata Guna Lingkungan (use orient ed)

Ł

HTL
(23)

• HTL mengat ur penat aan lingkungan guna mencapai keselarasan hubungan ant ara manusia dan lingkungan hidup (fisik, sosial budaya). Bidang garapan HTL meliput i t at a guna t anah dan cara peran sert a masyarakat , t at a cara penumbuhan dan pengembangan kesadaran masyarakat , perlindungan lingkungan, gant i kerugian dan pemulihan lingkungan sert a penat aan ket erpaduan pengelolaan lingkungan hidup.

• Dengan penat aan lingkungan yang dikait kan dengan

hubungan ant ara manusia dan lingkungan sosial budaya, maka jangkauan HTL lebih luas dari hukum t at a ruang, at au ‘recht van de ruimt elijk ordening’ yang definisnya menurut van Driel dan van Vliet adalah: hukum yang mengat ur

penat aan dari ruang (ruimt e) yang dari sudut sosial,

(24)

Hal-hal yang khusus atau lebih t erperinci

ditangani oleh aspek-aspek lainnya dari hukum lingkungan sepert i:

Hukum Kesehatan Lingkungan, berhubungan dg

kebijaksanaan di bidang kesehatan lingkungan & w ujud st rukt uralnya meliput i pemeliharaan

kondisi air, tanah, dan udara, sepert i pd PP.No.35/ 1991 tt g Sungai.

Hukum Perlindungan Lingkungan = merupakan

kumpulan dr per-uu-an di bidang lingkungan hidup yg dlm w ujud st rukt uralnya meliput i perlindungan hayat i, non hayat i, buatan,

(25)

Hukum Pencemaran Lingkungan, merupakan hukum yg memiliki pengat uran tt g pencegahan dan penanggulangan pencemaran, meliput i

pencemaran air, udara, dan tanah, sepert i pd PP No. 12/ 1995 tt g Pengelolaan Limbah B3

Hukum Perselisihan Lingkungan, merupakan

hukum yg mengat ur prosedur pelaksanaan hak dan kewajiban krn adanya perkara lingkungan.

(26)

Gangguan keseimbangan (out of

balance

)/ ancaman kelestarian/ krisis

(27)

Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas at au kadar mahluk hidup, zat , energi, at au komponen yang ada at au harus ada dan at au unsur pencemar yang dit enggang keberadaannya dalam suat u sumberdaya t ert ent u sebagai unsur lingkungan hidup.

Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk at au dimasukkannya mahluk

hidup, zat , energi dan/ at au komponen lain kedalam lingkungan hidup oleh

kegiat an manusia sehingga

melampaui baku mutu lingkungan hidup yang

t elah dit ent ukan. Kep M enLH Nomor 51 Tahun 1995 tentang Baku

(28)

Perusakan lingkungan hidup adalah t indakan orang yang menimbulkan perubahan langsung ataupun t idak langsung t erhadap sifat fisik, kimia,dan/ atau hayat i lingkungan hidup sehingga melam paui kret eria baku kerusakan lingkungan hidup.

Kreteria baku mutu kerusakan lingkungan
(29)

Air Pollution

Global climate change

Stratospheric ozone depletion

Urban air pollution

Acid deposition

Outdoor pollutants

Indoor pollutants

Noise

Biodiversity Depletion

Habitat destruction

Habitat degradation

Extinction

Water Pollution

Sediment

Nutrient overload

Toxic chemicals

Infectious agents

Oxygen depletion

Pesticides

Oil spills

Excess heat

Waste Production

Solid waste

Hazardous waste

Food Supply Problems

Overgrazing

Farmland loss and degradation

Wetlands loss and degradation

Overfishing

Coastal pollution

Soil erosion

Soil salinization

Soil waterlogging

Water shortages

Groundwater depletion

Loss of biodiversity

Poor nutrition

Major

(30)

PEM BANGUNAN DAN LINGKUNGAN HIDUP

2 dampak pembangunan t erhadap lingkungan hidup:

1. Dampak Positif berupa kemajuan di berbagai bidang sepert i

kemajuan di bidang t eknologi, produksi,manjemen, dan

informasi , yang kesemuanya t elah meningkat kan kualit as hidup manusia.

2. Dampak Negatif berupa

pecemaran dan kerusakan lingkungan, baik darat , air, maupun udara yang

menimbulkan berbagai pet aka lingkungan, sepert i hujan asam, pemanasan global, penyakit

(31)

30 J. Barros dan J.M . Johnston erat

kait annya dengan akt ivit as

pembangunan yang dilakukan manusia, ant ara lain disebabkan:

1. pertama, kegiat an-kegiat an

indust ri, dalam bent uk limbah, zat -zat buangan yang berbahaya sepert i logam berat , zat radio akt if dan lain-lain.

2. Kedua, Kegiat an pert ambangan,

berupa t erjadinya perusakan

inst lasi, kebocoran, pencemaran buangan penambangan,

pencemaran udara dan rusaknya lahan bekas pert ambangan.

(32)

Ket iga, kegiat an t ransport asi, berupa kepulan asap, naiknya suhu udara kot a, kebisingan

kendaraan bermot or, t umpahan bahan bakar, berupa minyak

bumi dari kapal t anker.

Keempat , kegiat an pert anian, t erut ama akibat dari residu

pemakaian zat -zat kimia unt uk memberant as serangga /

(33)
(34)

Prof. Dr. Emil Salim:

1. M asalah lingkungan dinegara berkembang pada dasarnya disebabkan oleh fakt or kemiskinan,

eksploit asi sum ber daya alam secara t idak

t erencana, penyusut an hutan, dan polusi udara.

2. M asalah lingkungan dinegara maju disebabkan karena indust rialisasi, yang nmengakibat kan polusi udara, kebisingan, menipisnya lapisan ozon, global warming, pencemaran air, udara.

(35)

34

Dampak dari pencemaran dan perusakan lingkungan yang amat mencemaskan dan m enakut kan akibat akt ivit as pembangunan yang dilakukan manusia secara lebih luas dapat berupa,

1. pert ama, pemanasan global, t elah menjadi isu int ernasional yang merupakan t opik hangat di berbagai negara. Dam pak dari

pemanasan global adalah Ł t erjadinya perubahan iklim secara global dan kenaikan permukaan laut .

2. Kedua, hujan asam, disebabkan karena sekt or indust ri dan

t ransport asi dalam akt ivit asnya menggunakan bahan bakar m inyak at au bat u bara yang dapat menghasilkan gas buang ke udara. Gas buang t ersebut menyebabkan t erjadinya pencemaran

udara.Pencem aran udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar, t erut ama bahan bakar fosil mengakibat kan t erbent uknya asam sulfat dan asam nit rat . Asam t ersebut dapat diendapkan oleh hut an, t anaman pert anian, danau dan gedung sehingga dapat

mengakibat kan kerusakan dan kem at ian organisme hidup

3. Ket iga, lubang ozon,dit em ukan sejak t ahun 1985 di berbagai

t em pat di belahan bumi, sepert i diAmerika Serikat dan Ant art ika. Penyebab t erjadinya lubang ozon adalah zat kim ia sem acam

(36)

QURANIC PERSPECTIVE

M ischief has appeared throughout the land and sea by [reason of] w hat the hands of people have earned so He may let them taste part of [the

consequence of] w hat they have done that perhaps they w ill return [to righteousness]. (Al-Qur’an, Surah Ar-Ruum/ 30: 41)

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan

(37)
(38)

Kesadaran Global &

Perkembangan Hukum

Lingkungan

Perkembangan hukum lingkungan t idak dapat

dipisahkan dari gerakan sedunia unt uk memberikan perhat ian lebih besar kepada lingkungan hidup,

mengingat lingkungan hidup t elah menjadi masalah yang perlu ditanggulangi bersama demi

(39)
(40)

Southw est coast of England

80.000 ton minyak mentah

mencemari pantai Inggris dan Perancis

200 mil persegi

2,5 juta galon chemical dispersants

kerugian Inggris (6 juta Pound) dan Perancis (40 juta Frank)

(41)

1968

Koesnadi, 1988: 6

Perhat ian t erhadap masalah lingkungan ini dimulai

dikalangan dew an ekonomi dan sosial PBB pada w akt u diadakan peninjauan t erhadap hasil-hasil gerakan

“ Dasaw arsa Pembangunan Dunia ke I (1960-1970) guna merumuskan st rat egi “the 2nd UN-Development

Decade”(1970-1980). Pembicaraan t ent ang masalah

lingkungan hidup ini diajukan oleh w akil Sw edia, pada t gl 28 M ei 1968, disert ai saran unt uk kemungkinan diselenggarakan suat u konferensi Int ernasional

mengenai lingkungan hidup manusia. Yang pada akhirnya pada sidang umum PBB t gl 15 Desember

(42)

Thema: Only one Earth

• diikuti oleh 113 negara, menghasilkan:

Ł Stockholm Declaration on Human Environment( Preamble dan 26 asas)

Ł Action Plan lingkungan hidup manusia, terdiri dari 109 rekomendasi termasuk didalamnya 18 rekomendasi

tentang perencanaan dan pengelolaan pemukiman manusia

Ł Rekomendasi tentang kelembagaan dan keuangan yg menunjang pelaksanaan rencana aksi tersebut diatas Ł

Governing Council = UNEP

Ł Resolusi khusus: 5 Juni sebagai “Hari Lingkungan Hidup Sedunia”

Stockholm Conference on

(43)

Diantara Hal Pokok dalam Stockholm Declaration:

2. The prot ect ion and improvement of t he human environment is a major issue w hich affect s t he w ell-being of peoples and economic

development t hroughout t he w orld; it is t he urgent desire of t he peoples of t he w hole w orld and t he dut y of all Government s. Ł KESADARAN GLOBAL

7. To achieve t his environment al goal w ill demand t he accept ance of

responsibilit y by cit izens and communit ies and by ent erprises and inst it ut ions at every level, all sharing equit ably in common effort s. Individuals in all w alks of life as w ell as organizat ions in many fields, by t heir values and t he sum of t heir act ions, w ill shape t he w orld

environment of t he fut ure. Ł TANGGUNG JAWAB BERSAM A

Dengan adanya St ockholm Declarat ion ini, perkem bangan Hukum Lingkungan t elah memperoleh dorongan yang kuat , baik di t araf

nasional, regional maupun int ernasional. Ł m ulai t umbuh kesat uan pengert ian dan bahasa di ant ara para ahli hukum dengan

(44)

1981

Pert emuan int ernasional dalam bidang hukum lingkungan pert ama kali diadakan pada t gl 28 Okt ober – 6 November 1981 di M ontevideo,

Uruguay = Ad Hoc M eeting of Senior

Government Officials Expert in Environmental Law.

Pert emuan t ersebut menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi yang sangat berart i bagi

perkembangan Hukum Lingkungan, berupa kerangka, met oda dan program guna

(45)

1982 – Konferensi Nairobi& W CED

Ł

Pert emuan wakil-w akil pemerintah dalam

Governm ent Council UNEP, bert epatan dg 10 t h Konferensi PBB t t g lingkungan hidup

Ł

perlu lakukan int rospeksi & kajian ulang bgmn

sebaiknya arah pembangunan disempurnakan.

Ł

Diusulkan u/ dibent uk WCOED (World

Commission on Environment and Development)

Ł

WCOED dit etapkan ut k dibent uk dalam Sidang

Umum PBB Desember 1983 dg ket ua Gro Harlem

Brundtland (PM Norwegia mewakili negara maju)

(46)

1987 – Sustainable Development

Konsep modern “ pembangunan berkelanjut an” paling jelas diart ikulasikan pada t ahun 1987 melalui publikasi WCOED yang berjudul “Our Common Future “, juga dikenal sebagai Brundtland Report.

Laporan ini memberikan definisi “ sustainable development” yang paling banyak dikut ip yait u

“development w hich meets the needs of the present w ithout compromising the ability of future

generations to meet their ow n needs”. (Pembangunan Berkelanjut an adalah Pembangunan yang memenuhi kebut uhan masa kini t anpa mengorbankan

kemampuan generasi mendat ang unt uk memenuhi kebut uhan mereka sendiri).

(47)

Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan t erencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam st rat egi

pembangunan unt uk menjam in keut uhan

lingkungan hidup dan keselamatan, kemampuan, kesejaht eraan, dan mut u hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. (Pasal 1 UU 32/ 2009)

Pengert ian konsep eco-sustainable development ini selanjut nya dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Pemanfaatan Sumberdaya Alam secara rasional 2. Pembangunan tanpa merusak (Eco-Development ) 3. Ket erpaduan pengelolaan (Int egrat ed Policy)
(48)

3 Pillars of Sust ainable Development

(49)

ECONOMIC OBJECTIVES

* Growth

* Equity

* Efficiency

SOCIAL OBJECTIVES

* Empowerment

* Participation

* Social Mobility

* Social Cohesion

* Cultural Identity

* Institutional Development

ECOLOGICAL OBJECTIVES

* Ecosystem Integrity

* Carrying Capacity

* Biodiversity

* Global Issues

(50)

KTT Rio

Konperensi Akbar: 114 Kepala Negara,

lebih dari 1000 anggota delegasi dari

hampir semua negara di dunia (178

negara), perwakilan dari 1400 LSM, dan

diliput oleh sekitar 9000 wakil dari

media masa.

1992 UNCHED

(the United Nations
(51)

a. The Rio de Jeneiro Declaration on Enveronment and

Development = t erdiri at as 27 non-binding principles yang membant u mengarahkan t anggung jawab dasar gerakan int ernasional t hp lingkungan dan pembangunan

b. St at ement of Principles on Forest ry/ 15 Prinsip t ent ang hut an (non-binding document )

c. t he Framework Convent ion on Climat e Change (binding) aimed at low ering emissions of CO2, met hane, & ot her greenhouse gases int o at mosphere

d. Convent ion on Biological Diversit y (binding). Ł menguraikan langkah-langkah ke depan dlm pelest arian keragaman hayat i dan pemanfaat an berkelanjut an komponen2nya, sert a

pembagian keunt ungan yg adil dan pant as dr penggunaan sumber daya genet ik.

e. Global Agenda 21 document = (comprehensive non-binding act ion programs) = program luas mengenai gerakan yg

mengupayakan cara-cara baru unt uk mencapai

pembangunan berkelanjut an global di abad XXI. Tujuan

Agenda 21 adalah ut k mencipt akan keselamat an, keamanan, dan hidup yg bermart abat .

(52)

1997 – Kyoto Protocol

Protokol Kyoto muncul karena t imbul kekhaw at iran para pakar kehut anan dan klimat ologi t hp

t erjadinya pemanasan global akhir-akhir ini.

Negara-negara yang merat ifikasi prot okol ini berkomit men unt uk mengurangi emisi/ pengeluaran karbon dioksida dan lima gas

rumah kaca lainnya, at au bekerja sama dalam perdagangan emisi jika mereka menjaga jumlah at au menambah emisi gas-gas t ersebut , yang t elah dikait kan dengan

pemanasan global.

(53)

IM AGINE! Ket ika Revolusi Indust ri baru dimulai t h 1850, konsent rasi

CO2 di at mosfir baru 290 ppmv (part per

million by volume), 150 t h kemudian (t h 2000) mencapai 350 ppmv. Ł 100 t h lg menjadi 580 ppmv (2 kali lipat ) dr

zaman praindust ri. Dlm 100 t h yad suhu naik hingga 4,5

(54)

Sebagian besar ket etapan Prot okol Kyot o berlaku t erhadap negara-negara maju yang disenaraikan dalam Annex I dalam UNFCCC

Hingga 3 Desember 2007, 174 negara telah

meratifikasi protokol t ersebut , t ermasuk Kanada,

Tiongkok, India, Jepang, Selandia Baru, Rusia dan 25 negara anggot a Uni Eropa, sert a Rumania dan Bulgaria.

(55)

Alasan penolakan AS ut k merat ifikasi Kyot o Prot ocol

t erungkap dlm surat Presiden George W.Bush kpd Senat or Part ai Republik, sbb:

1. 80% penduduk dunia (t ermasuk yg berpenduduk t erbesar sepert i Cina dan India) dibebaskan dr kewajiban

menurunkan emisi.

2. Implement asi Prot okol Kyot o akan berpengaruh negat if t hp pert umbuhan ekonomi AS krn penggant ian pembangkit an energi dg bat u bara menjadi gas akan sgt mahal.

3. Prot okol Kyot o adalah cara mengat asi masalah perubahan iklim global yg t dk adil dan t dk efekt if.

4. CO2 menurut UU AS, “ Clean Air Act ” t dk dianggap sbg

pencemar, sehingga sec.domest ik t dk perlu diat ur emisinya. 5. Kebenaran ilmiah perubahan iklim dan cara-cara

(56)

LEM BAGA LINGKUNGAN DUNIA

United Nations Environment Programme

(UNEP), merupakan organisasi dunia dilingkungan PBB. UNEP t idak bersifat menyelesaikan masalah lingkungan tapi lebih bersifat menggerakkan dunia unt uk bert indak dgn bekerja at as kemampuan sendiri

Organization For Economic Co-operation and Development (OECD), Organisasi ini dibent uk di Paris, pada t gl 14 Desember 1960, yg

(57)

International Union for the

Conservation of Natural Resources

(IUCN), didirikan t gl 5 Okt ober 1948 di Paris, yg kemudian bergant i nama

menjadi World Conservation Union, bert ujuan unt uk melindungi dan

melest arikan lingkungan.

World W ildlife Fund (W W F), berdiri t gl 11

(58)

World Trade Organization

(W TO), pada dasarnya WTO

bukan lembaga lingkungan, akan t etapi dalam

beberapa ket ent uannya

WTO berperan nyata dalam prot eksi lingkungan. WTO menetapkan set iap

anggot anya harus

mempert imbangkan t ujuan dari pembangunan

berkelanjutan dan

(59)

Evolusi Hukum Lingkungan di

(60)

Per masalahan LH di Indonesia

§ Illegal Logging, Illegal M ining, Illegal Fishing;

§ Deforestat ion;

§ Rusak/ berkurang/ hilangnya bio diversit y; § Kerusakan SD kelaut an & coastal areas;

§ Pengelolaan daerah pert ambangan v. area konservasi hut an;

§ Penurunan kualit as lingkungan urban; § Persediaan air dan sanit asi;

§ Pengelolaan limbah padat ;

§ Emisi kendaraan di daerah urban; § Polusi indust ri;

(61)

The ult imat e source of aut horit y for St at e cont rol over nat ural environment is t he 1945 Const it ut ion, and part icularly Art icle 33 paragraph 3, w hich st at es:

Bumi dan air dan kekayaan alam yang t erkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan unt uk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”

This is so called Ideology of St at e in cont rolling and managing nat ural environment in t he t errit ory of Indonesia.
(62)

Pasal 28H ayat (1): “ Set iap orang berhak hidup sejaht era lahir dan bat in, bert empat t inggal, dan

mendapat kan lingkungan hidup yang baik dan sehat sert a berhak memperoleh pelayanan kesehat an.”

Pasal 33 ayat (4): Perekonomian nasional

diselenggarakan berdasar at as demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjut an, berw aw asan lingkungan, kemandirian, sert a dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesat uan ekonomi nasional. 4)

const it ut ion t hat put s environment al prot ect ion as an import ant

(63)

• Seminar on “ Environment al M anagem ent and Nat ional

Development ” held in M ay 1972 as prelim inary act ion before St ockholm M eet ing.

• In t he 1972 St ockholm ConferenceIndonesia submit t ed a report ent it led " Nat ional Report of Indonesia, Environmental Problems in Indonesia.“

• Aft er t he St ockholm Conference, t he environment al managem ent act ivit ies began t o be handled direct ly by t he government based on President ial Decree No. 60 Year 1972, dat ed Oct ober 17, 1972 on t he Establishment Committee for Formulating and Action Plan for the Government in the Field of Environmental Development,

chaired by t he St at e M inist er for Improvement and Apparat us Reform/ Deput y Chairman of BAPPENAS of M at erial Planning and Infrast ruct ure Dr. JB. Sumarlin in charge of preparing, making

invent ory and Work Plan for t he Government in t he Environment al Development .

(64)

1976 , aw al perumusan RUU Lingkungan Hidup

1978, pembent ukan Kement erian Lingkungan Hidup dengan nomenklat ur “ Kement erian Negara

Pengaw asan Pembangunan dan Lingkungan Hidup" (KNPPLH) yang dipimpin Prof. Dr. Emil Salim.

1982, disahkannya UU Ket ent uan-ket ent uan Pokok

t entang Lingkungan Hidup (UU No. 4/ 1982)

1997, UU No. 4/ 1982 digant i dengan UU No.

23/ 1997 t ent ang Pengelolaan Lingkungan Hidup

2009, UU No. 32/ 2009 t ent ang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup diundangkan
(65)

LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN HUKUM LINGKUNGAN DI INDONESIA

Deklarasi STOCKHOLM

(1972)

Deklarasi RIO DE JANEIRO

(1992)

GBHN 1973

GBHN 1993, PROPENAS 2000

UU No. 4 Tahun 1982 UU No. 23 Tahun 1997 (UUPLH)

Pengaturan ECO- SUSTAI NABLE DEVELOPMENT

1. Pemanfaatan SDA secara rasional

2. Pembangunan tanpa merusak (Eco-Development) 3. Keterpaduan pengelolaan (Integrated Policy)

(66)

PRINSIP-PRINSIP DEKLARASI

ST OCKHOLM & RI O DE J AN EI RO

(diadopsi dalam perundang-undangan Nasional)

1. Tanggung jawab negara (State Responsibility)

2. Hak dasar atas LH (Right to Environment) 3. Keterpaduan pengelolaan LH

4. Hak berperan serta (Popular Participations) 5. Aksesibilitas pada informasi

6. Precautionary Principles 7. Polluter Pays Principle

8. Tanggung Jawab Mutlak (Strict Liability) 9. Keadilan inter dan antar generasi

10. Kewajiban bekerjasama

11. Aksesibilitas pada teknologi lingkungan

12. Hak bersama atas SDA lintas batas

(67)

66

KERANGKA KERJA HUKUM LINGKUNGAN NASIONAL

Ratified Environmental Convention ( REC) Local Environmental Legislation ( LEL) Provincial Environmental Legislation ( PEL)

Sectoral Environmental Legislation ( SEL)

UU Perindust rian, UU Pertambangan, UU Kehutanan, UU Migas, UU Pengairan dll

General Environmental Legislation ( GEL) ;

UU No. 32/ 2009 dan Per- UU Pelaksanaannya

Constitution

(68)

Produk Perat uran Perundang- undangan LH

• Hinder-Ordonnant ie 1926 • UU 5/ 1960: Agraria

• UU 11/ 1967: Pert ambangan • UU 11/ 1974: Pengairan

• UU 5/ 1984: Perindust rian • UU 9/ 1985: Perikanan • UU 5/ 1990: KSDAH

• UU 9/ 1990: Kepariw isat aan • UU 4/ 1992: Perumahan dan

Permukiman

• UU 5/ 1992: Cagar Budaya • UU 10/ 1992: PKPKS

• UU 12/ 1992: SBD Tanaman • UU 16/ 1992: Karant ina • UU 23/ 1992: Kesehat an • UU 24/ 1992: Tat a Ruang • UU 6/ 1996: Perairan INA • UU 10/ 1997: Tenaga Nuklir

• UU 15/ 1997: Transmigrasi • UU 41/ 1999: Kehut anan • UU 29/ 2000: Variet as Tnmn • UU 22/ 2001: M igas

• UU 16/ 2002: Explorasi Angkasa • UU 20/ 2002: Ket enagalist rikan • UU 28/ 2002: Bangunan

• UU 17/ 2004: Prot okol Kyot o • UU 7/ 2004: SD Air

• UU 24/ 2007: Penanggulangan Bencana

• UU 26/ 2007: Penat aan Ruang • UU 27/ 2007: Pngelolaan Pesisir • UU 30/ 2007: Energi

• UU 4/ 2009: Pert ambangan M inerba • UU 32/ 2009: PPLH

(69)

• UU no 4/1982 -- UULH

• UU no 23/1997 UUPLH

• UU no.32/2009-- UUPPLH

– Sanksi administratif, perdata dan pidana

Kebijakan perubahan:

• Perkembangan baru dlm Konferensi Bumi (Rio de Janeiro, 1992)

• Kurang komplit (peraturan pelaksanaan, audit, dll)

• Meningkatnya peran serta masyarakat

• Amdal masih formalitas

• Sanksi belum memadai

(70)

Sist emat ika UU No. 4/ 1982

(VIII Bab 23 Pasal)

Bab I Ket ent uan Umum

Bab II Asas & Tujuan

Bab III Hak, Kewajiban, dan Wew enang

Bab IV Perlindungan Lingkungan Hidup

Bab V Kelembagaan

Bab VI Gant i Kerugian & Biaya Pemulihan

Bab VII Ket ent uan Pidana

(71)

Penyempur naan UU 4 / 19 8 2

Ł

UU 2 3 / 19 9 7

Peningkatan pendayagunaan berbagai ket ent uan hukum, baik hukum

administrasi, hukum perdata maupun hukum pidana, dan usaha untuk mengefektifkan penyelesaian sengketa lingkungan hidup secara

alternatif, yait u penyelesaian sengket a lingkungan hidup di luar

pengadilan unt uk mencapai kesepakat an ant arpihak yang bersengket a. Di samping it u, perlu pula dibuka kemungkinan dilakukannya gugatan

perwakilan. Dengan cara penyelesaian sengket a lingkungan hidup

t ersebut diharapkan akan meningkat kan ket aat an masyarakat t erhadap sist em nilai t ent ang bet apa pent ingnya pelest arian dan pengembangan kemampuan lingkungan hidup dalam kehidupan manusia masa kini dan kehidupan manusia masa depan.

• Sebagai penunjang hukum administ rasi, berlakunya ket ent uan hukum pidana t et ap memperhat ikan asas subsidiarit as, yait u bahwa hukum pidana hendaknya didayagunakan apabila sanksi bidang hukum lain,

sepert i sanksi administ rasi dan sanksi perdat a, dan alt ernat if penyelesaian sengket a lingkungan hidup t idak efekt if dan/ at au t ingkat kesalahan pelaku relat if berat dan/ at au akibat perbuat annya relat if besar dan/ at au

perbuat annya menimbulkan keresahan masyarakat . Dengan

mengant isipasi kemungkinan semakin munculnya t indak pidana yang dilakukan oleh suat u korporasi, dalam Undang-undang ini diat ur pula

(72)

ASAS PENGELOLAAN LI NGKUNGAN

DALAM Pasal 3 UU NO. 23 TAHUN 1997

ASAS TAN GGUN G J AW AB N EGARA DAN ASAS MAN FAAT BERARTI :

1. Negara m enjam in bhw pem anfaat an SDA ak an m em berikan m anfaat yg sebesar- besarnya bagi k esejaht eraan & m ut u hidup r ak yat , baik generasi m asa k ini m aupun generasi m asa depan; 2. Negara m encegah dilakukannya k egiat an pem anfaat an SDA

dalam wilayah yurisdiksinya yg m enim bulkan k erugian t hd wilayah yurisdiksi negara lain, sert a m elindungi negara t hd dam pak

k egiat an di luar wilayah negara.

ASAS KEBERLAN J UTAN :

Setiap orang memikul kewajiban & tanggung jawab thd generasi mendatang dan thd sesamanya

(73)

UUPLH SEBAGAI KETEN TUAN PAYUN G

(

Umbrella Act / Provision

)

• Undang-undang PENGELOLAAN LINGKUNGAN mempunyai

FUNGSI VITAL dan STRATEGIS YURIDISdi bidang Pengelolaan Lingkungan.

• UUPLH adalah sebagai BASIS YURIDIS(basic law ) unt uk menilai dan menyesuaikan semua produk yang

mengandung KETENTUAN LH, baik yang sudah ada (LEX

LATA) maupun yang akan berlaku (LEX FERANDA).

Undang-undang ini memuat norma hukum lingkungan hidup. Selain it u, Undang-undang ini akan menjadi landasan unt uk menilai dan menyesuaikan semua perat uran perundang-undangan yang memuat ket ent uan t ent ang lingkungan hidup yang berlaku, yait u perat uran perundang-undangan

(74)

Perbedaan mendasar UU No. 23/

1997 dengan UU 32/ 2009

Ł

penguatan yang t erdapat dalam Undang-Undang ini t entang prinsip-prinsip perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup yang didasarkan pada tata kelola pemerintahan yang baik karena dalam set iap proses perumusan dan penerapan inst rumen pencegahan pencemaran dan/ atau

kerusakan lingkungan hidup sert a penanggulangan dan penegakan hukum mewajibkan

(75)

Selain itu, Undang-Undang ini juga mengatur:

a. keutuhan unsur-unsur pengelolaan lingkungan hidup; b. kejelasan kewenangan antara pusat dan daerah;

c. penguatan pada upaya pengendalian lingkungan hidup;

d. penguatan instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup e. pendayagunaan perizinan sebagai instrumen pengendalian;

f. pendayagunaan pendekatan ekosistem;

g. kepastian dalam merespons dan mengantisipasi perkembangan lingkungan global;

h. penguatan demokrasi lingkungan melalui akses informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan serta penguatan hak-hak masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

i. penegakan hukum perdata, administrasi, dan pidana secara lebih jelas;

j. penguatan kelembagaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang lebih efektif dan responsif; dan

k. penguatan kewenangan pejabat pengawas lingkungan hidup dan penyidik pegawai negeri sipil lingkungan hidup.

Undang-Undang ini memberikan kewenangan yang luas kepada Menteri untuk

melaksanakan seluruh kewenangan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta melakukan koordinasi dengan instansi lain. Melalui Undang-Undang ini juga, Pemerintah memberi kewenanga yang sangat

(76)

• New Environmental Law (Law No. 32/ 2009) highlight s t he import ance of human right s part icularly t o a healt hy

environment for all cit izens. (Right s to a healt hy environment was also declared in TAP M PR RI No. XVII/ M PR/ 1998).

• The New Law has already adopt ed sust ainable development principle.

• The New Law has also maint ained t he concept of regional aut onomy

• The new law also has respect ed t he exist ence of local w isdom in environmental prot ect ion and management .

(77)

KLHS

Ta ta rua ng

A MDAL

Pe rizina n UKL- UPL Krite ria b a ku ke rusa ka n LH Ba ku m utu LH

Instrum e n e ko no m i LH

A ud it LH

A na lisis risiko LH A ng g a ra n b e rb a sis LH PUU b e rb a sis LH

Instrum e n la in se sua i ke b utuha n

Ker usakan Li ngkungan Hi dup (UU 32/ 2009)

Sumber: Pasal 14 UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

a b c d e f g h i j k l m

Amdal bukan sebagai alat serbaguna yang dapat menyelesaikan segala persoalan lingkungan hidup. Efektivitas amdal sangat ditentukan oleh pengembangan berbagai instrument lingkungan hidup lainnya

(78)

77

KETERKAI TAN ANTARA SUSTAI NABLE

DEVELOPMENT & GOOD GOVERNANCE

(Point 4 Introduction, Plan of Implementation WSSD Johannesburg 1992)

“Tata pemerintahan yang baik disetiap negara dan di tingkat Internasional adalah hal yang esensial untuk menunjang Pembangunan Berkelanjutan.. Di tingkat domestik, keberpihakan terhadap lingkungan, sosial, kebijakan ekonomi, institusi demokrasi yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat, aturan hukum, tindakan anti korupsi, kesetaraan gender dan investasi yang mendukung lingkungan adalah dasar dari Pembangunan Berkelanjutan…”

77

(79)

Koesnadi, 1988: 19 Principles of Good Governance Legal security proportionality equality carefulness motivation

Non misuse of competence Fair play reasonableness Meeting raised expectation Undoing the consequences of an annulled

(80)

AUPB (UU

28/ 1999)

AUPB

Kepast ian Hukum

Tert ib dlm Penyelenggaraan

Negara

Kepent ingan Umum

Keterbukaan

Proporsionalit as

Profesionalitas

(81)

80 PERTUMBUHAN EKONOMI (Economic Growth) MENGABAIKAN SUSTAINABILITY SUSTAINABLE DEVELOPMENT

(Pertumbuhan + Sustainability)

EKONOMI, EKOLOGI, SOSIAL

GSDG

GOOD SUSTAINABLE DEVELOPMENT

GOVERNANCE

GG + S D

G G

Belum tentu sensitif terhadap perlindungan daya dukung

ekosistem

KEMAMPUAN MELAKUKAN CHECK &

BALANCE DI ANTARA 3 ELEMEN BANGSA

NEGARA Eksekutif Legislatif Judikatif DUNIA USAHA •Perbankan •Koperasi •BUMN •BUMD •Private corporation

MASYARAKAT WARGA Akademisi

Wartawan Tokoh masyarakat

Pengamat LSM

(82)

Islam dan Lingkungan Hidup

Ajaran Islam t ent ang lingkungan hidup, berakar di dalam Alquran. ±750 ayat dari lebih dari 6000 ayat (1/ 8 Al-Quran), mendorong orang yang beriman unt uk merenungkan alam dan fenomena alam, unt uk mempelajari hubungan ant ara organisme hidup dan lingkungan mereka, unt uk membuat

menggunakan akal dan unt uk

menjaga keseimbangan/ proporsi dalam cipt aan Allah SWT .

Pendekat an Islam t erhadap
(83)

Dalam et ika Islam, konsep t auhid adalah t he paramaount concept

of Islam, esensial, final dan t idak bisa dit aw ar-t aw ar.

• Dari pendekat an t auhid, set iap hal yang ada di ant ara bumi dan langit adalah cipt aan Allah SWT dan milik Allah saja. Allah SWT adalah Pencipt a (Khaliq) dan Pem elihara (Rab). Islam t idak

mengakui t eori evolusi Darw in.

Di mat a Islam, manusia adalah kust odian (t rust ee/ khalifah). M anusia , at as kem auannya sendiri, menerima alam sebagai kepercayaan (amanah). Oki. manusia berkew ajiban unt uk

mengelola bumi sesuai dengan t ujuan yang dimaksudkan oleh Sang Pencipt a ; unt uk memanfaat kannyaunt uk kepent ingannya sendiri dan kepent ingan makhluk cipt aan lainnya , dan unt uk pemenuhan kepent ingannya dan dari mereka.

• Dengan kat a lain, perlindungan, pelest arian, dan pengem bangan alam dan sumber daya alam di dalamnya , adalah kew ajiban

keagamaan (religious obligat ions )m anusia dari sudut pandang Islam .

(84)

Beberapa Prinsip Etika Lingkungan

Hidup dalam Islam

1. Keseimbangan Ekologi (Ecological Balance): Segala sesuat u di alam sem est a ini dicipt akan Allah dalam proporsi dan ukuran yang

seim bang. Allah t elah menyat akan dalam Al-Qur'an : Sesungguhnya Kami mencipt akan segala sesuat u menurut ukuran. (QS.

Alqamar/ 54: 49); Dan segala sesuat u pada sisi-Nya ada ukurannya.

(QS. Al-Ra’d/ 13: 8); Dan Kami t elah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami t umbuhkan padanya segala sesuat u menurut ukuran. (QS. al-Hijr/ 15: 19)

2. Useful Creation: Allah t idak mencipt akan apapun di alam sem est a ini dengan sia-sia, t anpa kebijaksanaan, nilai dan t ujuan. Allah

berfirman: “ Dan Kami t idak mencipt akan langit dan bumi dan apa yang ada ant ara keduanya dengan bermain-main. Kami t idak

(85)

M anusia adalah bagian dari alam sem est a. Hubungan ant ara manusia dan alam sem est a = hubungan khilafah (vicegerency) dan Amanah (perw alian) . Alam sem est a adalah milik Allah, dan t elah diberikan kepada manusia hanya sebagai kepercayaan . M anusia t elah

diberikan kepengurusan unt uk mengelola bumi sesuai dengan t ujuan yang dimaksudkan oleh Sang Pencipt a. (Vide: QS. al-Baqarah/ 2: 30)

4. Sustainable Utilization of Natural Resources/ Prohibition of

Excessive Use of Natural Resources. Sebagai khalifah, manusia juga dit ahbiskan unt uk memanfaat kan alam unt uk kepent ingannya sendiri dan kepent ingan makhluk cipt aan lainnya. Hak unt uk

memanfaat kan sumber daya alam yang diberikan Allah kepada manusia juga diikut i kew ajiban unt uk melest arikannya baik secara kuant it at if maupun kualit at if. Allah berfirman: “ …. dan bagi kamu ada t em pat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai w akt u yang dit ent ukan" . (QS. Al-Baqarah/ 2: 36); “ … dan janganlah kamu lebihan. Sesungguhnya Allah t idak menyukai orang yang

(86)

5.

Sumber daya alam sebagai w arisan bersama

umat manusia (Nat ural resources as

humanit y’s common herit age).

Dan berit akanlah kepada mereka bahw a sesungguhnya air it u t erbagi ant ara mereka (dengan unt a bet ina it u); t iap-t iap giliran minum dihadiri (oleh yang punya giliran) (QS. Al-Qamar/ 54: 28)

»

ٍﺔ َﺛ َﻼ َﺛ ْﻲ ِﻓ ُء ﺎ َﻛ َر ُﺷ ُس ﺎ ﱠﻧ ﻟ ا

:

ِر ﺎ ﱠﻧ ﻟ ا َو ِء ﺎ َﻣ ﻟ ْا َو ِ َﻺ َﻛ ﻟ ْا ﻲ ِﻓ

«

ْو ُﺑ َأ َو ُد َﻣ ْﺣ َأ ُه ا َو َر

(87)

6. Konservasi = Amal Jariyah (profitable invest ment )

Prophet (SAW) says in his hadit h: “ Never a M uslim plant a t ree, but he has t he reward of charit y for him, for w hat is eat en out of t hat is charit y; w hat is st olen out of t hat , w hat t he beast s eat out of t hat , w hat t he birds eat out of t hat is charit y for him. (M uslim)

hadit s: " So not pluck even t he leaves of plant s w it hout any useful purpose.”

hadit s: " He w ho cut s a lot of t rees w it hout just ificat ion: Allah w ill send him t o t he hellfire.”

(88)

Bent uk Konservasi SDA yang dipraktekkan

sejak masa Rasulullah Saw :

1. Hima merupakan kawasan lindung yang dilarang unt uk dimiliki oleh siapapun agar ia t et ap menjadi milik um um unt uk

t umbuhnya rumput dan pengembalaan hewan t ernak. Hima dit et apkan oleh pemerint ah unt uk kepent ingan kemaslahat an um um / m embebaskan manusia dari kesulit an hidup, misalnya sumber air, pencegah banjir dan longsor, genet ic resources, sumber O2 , jasa ekosist em dan lainnya.

2. Ihya al – M aw at, merupakan syariat Islam memakmurkan dan memanfaat kan bum i unt uk kemaslahat an manusia baik secara individu maupun kolekt if. Semangat ini t ercermin dengan

penguasaan dan upaya memberikan nilai pada sebuah kawasan yang t adinya t idak mempunyai manfaat sama sekali (lahan

(89)

3. Iqta, merupakan lahan yang dipinjamkan oleh negara kepada para invest or, misalnya HGU unt uk

perkebunan. Lahan yang digunakan unt uk iqt a

sebaiknya t idak memiliki keanekaragaman hayat i yang t inggi, bukan merupakan sumber mat a air bagi

masyarakat sekit arnya at au t idak digunakan unt uk kepent ingan umum lainnya.

4. Harim, merupakan lahan at au kaw asan yang sengaja dilindungi unt uk melest arikan sumber-sumber

air. Harim merupakan gabungan dua kaw asan yait u yang t elah digarap (lahan ihya) dan yang t idak digarap (lahan maw at ). Harim dapat disamakan sebagai hut an at au kaw asan lindung yang fungsinya adalah unt uk

melindungi sumber air dan pengaw et an t anah dan

melindungi kesuburan t anah.

Ł

M ekah dan M adinah =

al-haramani

(90)

Referensi

Supriadi, Hukum Lingkungan di Indonesia: Sebuah Pengantar, Jakarta: Sinar

Grafika, 2008

Mohammad Taufik Makarao, Aspek-Aspek Hukum Lingkungan, Jakarta:

Indeks, 2011

Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press, 1988.

Muhammad Erwin, Hukum Lingkungan dalam Sistem Kebijaksanaan

Pembangunan Lingkungan Hidup, Bandung: Refika Aditama, 2011

Sitanala Arsyad & Ernan Rustiadi, Penyelamatan Tanah, Air, dan Lingkungan,

Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011

Helmi, Hukum Perizinan Lingkungan Hidup, Jakarta: Sinar Grafika, 2012

Muhammad Akib, Politik Hukum Lingkungan: Dinamika dan Refleksinya

dalam Produk Hukum Otonomi Daerah, Jakarta: RajaGrafindo Persada,

2012

Mas Achmad Santosa, Good Governance dan Hukum Lingkungan, Jakarta:

ICEL, 2001

Moh. Soerjani, dkk., Lingkungan: Sumberdaya Alam dan Kependudukan

dalam Pembangunan, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1987

Ziauddin Sardar, The Touch of Midas: Scieces, Values, and Environment in

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Beratnya sanksi yang diterima oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam perusakan atau pencemaran lingkungan tersebut diharapkan dapat menekan terjadinya kasus

Menurut penulis, peraturan perundang- undangan yang erat kaitannya dengan tindak pidana perusakan dan pencemaran lingkungan (yang dapat dijatuhkan sanksi pidana)

Sanksi pidana merupakan aspek tindakan hukum yang terakhir. Sanksi pidana diberikan terhadap perusahaan yang melakukan pencemaran dan perusakan lingkungan, mempunyai

Pencemaran dan perusakan lingkungan akan selalu ada korban dalam artian sebagaio pihak yang dirugikan itu berupa orang perorangan, masyarakat ataupun Negara, maka pihak atau

Tanggung Jawab MutlakSetiap perbuatan melanggar hukum berupa pencemaran dan perusakan lingkungan hidup yang menimbulkan kerugian pada orang lain atau lingkungan

Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang melakukan perbuatan melanggar hukum berupa pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup yang menimbulkan

Lingkungan eksternal merupakan lingkungan yang berada diluar lingkungan perdesaan yang secara langsung ataupun tidak, dapat mempengaruhi kegiatan agribisnis dan

Kedua, Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2004 tanggal 29 Januari 2004 tentang Pedoman Pengelolaan Pengaduan Kasus Pencemaran dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup.Aturan