commit to user
i
PENGARUH METODE
E-LEARNING
DAN KEBIASAAN BELAJAR
TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH
DOKUMENTASI KEBIDANAN
(Pada Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Surakarta)
Tesis
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Kesehatan
Pada Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Oleh:
ISTIQOMAH RISA WAHYUNINGSIH NIM. S540809011
MINAT PENDIDIKAN PROFESI KESEHATAN PROGRAM PASCA SARJANA UNS
commit to user
ii Pembimbing I
Prof.Dr.Sunardi,M.Sc
NIP. 195409161977031001
Pembimbing II
Prof.Bhisma Murti,dr.,M.Sc.,MPH.,PhD
NIP. 195510211994121001
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH METODE E-LEARNING DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH
DOKUMENTASI KEBIDANAN
(Pada Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Surakarta)
Diajukan Kepada:
Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret
Oleh:
ISTIQOMAH RISA WAHYUNINGSIH S 540809011
Telah diterima dan disetujui untuk diajukan ke ujian tesis Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 28 Desember 2010
Menyetujui:
Prof.Dr.dr.Didik Tamtomo,MM.,M.Kes.,PAK
commit to user
iii
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH METODE E-LEARNING DAN KEBIASAAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH
DOKUMENTASI KEBIDANAN
(Pada Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Surakarta)
TESIS
Disusun oleh:
ISTIQOMAH RISA WAHYUNINGSIH S 540809011
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing
Pada tanggal: 28 Januari 2011
Dewan Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan
Ketua
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Istiqomah Risa Wahyuningsih
NIM : S 540809011
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul Pengaruh Metode
E-learning dan Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah
Dokumentasi Kebidanan (Pada Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES
’Aisyiyah Surakarta) adalah betul-betul karya sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, 28 Januari 2011 Yang membuat pernyataan
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisa dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul Pengaruh Metode E-learning dan Kebiasaan Belajar terhadap
Prestasi Belajar Mata Kuliah Dokumentasi Kebidanan (Pada Mahasiswa
DIII Kebidanan STIKES ’Aisyiyah Surakarta).
Adapun tesis ini penulis susun guna memenuhi salah satu persyaratan
untuk memperoleh Magister Kesehatan pada program studi Magister Kedokteran
Keluarga.
Dalam penyusunan tesis ini penulis banyak mendapat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Moch. Syamsulhadi, SpKJ (K), selaku Rektor Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Suranto, MSc., PhD, selaku Direktur Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Prof. Dr. dr. Didik Tamtomo, PAK., MM., KK., selaku Ketua Program
Studi Magister Kedokteran Keluarga.
4. Bapak Prof. Dr .Sunardi, M.Sc dan Prof. Bhisma Murti, dr., M.Sc., MPH.,
PhD, selaku pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
membimbing, mengarahkan dan memberikan dukungan dengan penuh
commit to user
vi
5. Ibu Indarwati, SKM, M.Kes, selaku Ketua STIKES ‘Aisyiyah Surakata yang
telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di STIKES
‘Aisyiyah Surakarta.
6. Ibu Kamidah, S.SiT, M.Kes, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
STIKES ‘Aisyiyah Surakarta yang telah membantu kelancaran penelitian ini.
7. Seluruh mahasiswa semester III tingkat II Program Studi DIII Kebidanan
STIKES ‘Aisyiyah Surakarta.
8. Kedua orang tua yang dengan ketulusan hati senantiasa mendo’akan dan
mendukung penulis demi terselesaikannya tesis ini.
9. Teman-teman dosen Program Studi DIII Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah
Surakarta yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini.
10. Sahabat dan rekan-rekan mahasiswa MKK_PdPK Reguler 2009 yang telah
menemani dan memberikan semangat.
11. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
dalam penyusunan tesisi ini yang tidak dapat penulis sebutkan.
Semoga dengan tersusunnya tesisi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
terutama di lingkungan Program Studi DIII Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah
Surakarta.
Surakarta, 28 Januari 2011
commit to user
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR BAGAN... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAK ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan penelitian... 5
D. Manfaat penelitian... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 6
B. Penelitian yang Relevan ... 28
C. Kerangka Konsep ... 29
commit to user
viii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian ... 31
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32
C. Subjek Penelitian... 32
D. Variabel Penelitian ... 33
E. Definisi Operasional ... 33
F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 34
G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 37
H. Teknik Analisis Data ... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ... 41
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 42
C. Analisis Data ... 50
D. Pembahasan ... 52
E. Keterbatasan Penelitian ... 57
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 58
B. Saran... 59
JADWAL PENELITIAN ... 60
DAFTAR PUSTAKA ... 61
commit to user
ix
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1 Skor Alternatif Jawaban
2. Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Kebiasaan Belajar
3. Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Prestasi Belajar Mata Kuliah Dokumentasi
Kebidanan
4. Tabel 3.4 Interpretasi OR (Odds Ratio)
5. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Kebiasaan Belajar Keseluruhan
6. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Kebiasaan Belajar E-learning
7. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Kebiasaan Belajar Konvensional
8. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Prestasi Belajar Keseluruhan
9. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Prestasi Belajar E-learning
10. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Prestasi Belajar Konvensional
11. Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Metode E-learning dan Prestasi Belajar
12. Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar
13. Tabel 4.9 Hasil analisis regresi logistik tentang pengaruh metode e-learning
commit to user
x
DAFTAR BAGAN
1. Bagan 2.1 Kerangka konsep pengaruh metode e-learning dan kebiasaan belajar
terhadap prestasi belajar
2. Bagan 3.1 Kerangka penelitian pengaruh metode e-learning dan kebiasaan
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Belajar Keseluruhan
2. Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Belajar E-learning
3. Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Kebiasaan Belajar Konvensional
4. Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Keseluruhan
5. Gambar 4.5 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar E-learning
6. Gambar 4.6 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Konvensional
7. Gambar 4.7 Perbedaan rata-rata prestasi belajar antara kelompok mahasiswa
dengan metode belajar e-learning dan konvensional
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Kuesioner Kebiasaan Belajar
2. Lampiran 2 Data Uji Reliabilitas Instrumen Kebiasaan Belajar
3. Lampiran 3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Kebiasaan Belajar
4. Lampiran 4 Soal Tes
5. Lampiran 5 Data Uji Reliabilitas Instrumen Soal
6. Lampiran 6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Soal
7. Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
8. Lampiran 8 Randomisasi sampel (Program OpenEpi)
9. Lampiran 9 Hasil Analisis Data
10. Lampiran 10 Handout Materi Konsep Dokumentasi Kebidanan
11. Lampiran 11 Handout Materi Teknik Dokumentasi Kebidanan
12. Lampiran 12 Handout Materi Model Dokumentasi Kebidanan
13. Lampiran 13 Permohonan Ijin Penelitian
14. Lampiran 14 Jawaban Ijin Penelitian
commit to user
xiii
ABSTRAK
Istiqomah Risa Wahyuningsih (S 540809011) Pengaruh Metode E-learning dan
Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Kuliah Dokumentasi Kebidanan (Pada Mahasiswa DIII Kebidanan STIKES ’Aisyiyah Surakarta).
Tesis. Surakarta. Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010.
Latar Belakang: Pemanfaatan teknologi informasi (internet) dalam dunia
pendidikan sering disebut dengan e-learning. Penerapan metode e-learning merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, selain itu prestasi belajar juga dapat dipengaruhi oleh kebiasaan belajar. Kebiasaan belajar yang baik akan meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
Tujuan: Penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh metode e-learning dan
kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mata kuliah dokumentasi kebidanan pada mahasiswa DIII Kebidanan.
Metode: Desain penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan
randomized controlled trial (RCT). Penelitian ini dilakukan di Program Studi DIII Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah Surakarta. Waktu penelitian pada bulan Agustus-November 2010 dengan populasi 120 mahasiswa. Sampel yang digunakan 60 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode e-learning dan kebiasaan belajar, sedangkan variable terikatnya adalah prestasi belajar. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan nilai post test Mata Kuliah Dokumentasi Kebidanan. Analisis data menggunakan regresi logistik dengan α 0,05.
Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang mendapatkan metode
bejalar e-learning memiliki kemungkinan untuk kompeten setengah kali lebih rendah daripada mahasiswa dengan metode belajar konvensional. Tetapi pengaruh metode belajar tersebut secara statistik tidak signifikan (OR= 0.58; p= 0.465). Pengaruh kebiasaan belajar tersebut secara statistik signifikan (OR= 13.61; p<0.001).
Simpulan: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara metode e-learning dengan
prestasi belajar tetapi ada pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar. Saran dari penelitian ini adalah institusi disarankan untuk menerapkan metode e-learning dengan jenis web centric course dan web enhanced course dalam proses belajar mengajar dan kebijakan-kebijakan institusi yang berkaitan dengan kebiasaan belajar harus dipertahankan atau lebih ditingkatkan lagi.
commit to user
xiv
ABSTRACT
Istiqomah Risa Wahyuningsih (S 540809011) Effect Of E-Learning Method
And Learning Habit On Learning Achievement In The Subject Of Midwifery Documentation (At DIII Midwifery Students in STIKES 'Aisyiyah Surakarta). Thesis. Surakarta. The Graduate Program in Family Medicine,
Sebelas Maret University Surakarta, 2011.
Background: The use of information technology (Internet) in education is often
called e-learning. The application of e-learning method is one of the factors that influences learning achievement, besides that the learning achievement can also be influenced by the learning habit. A good learning habit will improve student’s learning achievement.
Objectives: This research to observe the influence of e-learning methods and
learning habit on learning achievement in the subject of midwifery documentation in DIII Midwifery students.
Method: The design of this research is an analytical research by using
randomized controlled trial (RCT) approach. This research is conducted in DIII Midwifery Studies Program of STIKES 'Aisyiyah Surakarta. Research time is in August-November 2010 with totally the population 120 students. The sample which is used is 60 respondents by using purposive sampling technique. The independent variable in this research is e-learning method and learning habit, while the dependent variable is learning achievement. The technique of collecting the data uses questionnaires and post test score in the subject of Midwifery Documentation. Analysis of data uses logistic regression with α 0.05.
Result: This research shows that students who get e-learning methods have the
possibility for competence a half times lower than students with conventional learning methods. The influence of learning methods is not statistically significant (OR = 0:58, p = 0465). The students who have good learning habit have the possibility for competence thirteen times bigger than students with less learning habit. The influence of learning habit is statistically significant (OR = 13.61, p <0.001).
Conclusion: No significant influence between e-learning method and learning
achievement, but there is significant influence between learning habit and learning achievement. Suggestions from this study is that the institution is recommended to implement e-learning method with the of web centric course type and web enhanced course in teaching and learning process but institutional policies which has relationship with learning habit should be maintained or improved.
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kemajuan suatu bangsa salah satu indikatornya, dapat dilihat dari
perkembangan dunia pendidikan pada bangsa tersebut. Kemajuan pendidikan
juga menggambarkan tingkat tingginya kebudayaan suatu bangsa. Kemajuan
sektor pendidikan berpengaruh cukup signifikan terhadap kemajuan suatu
bangsa, khususnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian pula
sebaliknya kemajuan suatu bangsa mempunyai pengaruh yang cukup signifikan
pula terhadap sektor pendidikannya.
Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan
sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah dan mengembangkan
perilaku yang diinginkan. Menurut Crow and Crow (dalam Suharno, 2008),
pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk persiapan hidup yang
akan datang, tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami individu
dalam perkembangannya menuju tingkat kedewasaan.
Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk memajukan sektor
pendidikan yaitu dengan melakukan inovasi model pelaksanaan pembelajaran.
Hal ini perlu dilakukan sebab dalam kegiatan pembelajaran inilah transfer
berbagai kompetensi berlangsung. Sesuai dengan kondisi saat ini dimana
perkembangan teknologi sangat pesat, khususnya di bidang teknologi
commit to user
informasi. Jadi sudah merupakan keharusan untuk memanfaatkan teknologi
informasi tersebut ke dalam dunia pendidikan.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini semakin
canggih. Kebanyakan orang sudah memanfaatkan informasi dengan
menggunakan jaringan data pada komputer dengan cara mengadakan koneksi
ke komputer lain, hal ini dikenal dengan istilah internet. Dengan adanya
jaringan internet ini seseorang dapat mengakses data apa saja dengan
melakukan browsing ke berbagai penyelia data (server) di berbagai belahan
bumi. Dengan adanya internet kita dapat mengakses data dari berbagai tempat
hanya dalam hitungan detik. Pemanfaatan teknologi internet pada dunia
pendidikan sering disebut dengan e-learning.
Dalam pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang
sifatnya positif sehingga pada tahap akhir akan didapat ketrampilan,
kecakapan, dan pengetahuan baru. Sekolah adalah salah satu lembaga
pendidikan formal sebagai sarana dalam rangka mencapai suatu tujuan
pendidikan. Sekolah merupakan ujung tombak pelaksanaan kurikulum yang
diwujudkan melalui proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar tersebut
tercermin dalam prestasi belajar yang didapatnya.
Prestasi belajar merupakan perwujudan atau aktualisasi dari
kemampuan dan usaha belajar siswa dalam waktu tertentu. Prestasi belajar
adalah hasil penilaian pendidikan terhadap proses belajar dan hasil belajar
siswa. Penilaian yang dimaksud adalah penilaian yang dilakukan untuk
commit to user
dengan tujuan instruksional yang sudah ditetapkan, baik menurut aspek isi
maupun aspek perilaku.
Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana
faktor-faktor tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Salah
satu faktornya adalah kebiasaan belajar. Menurut Burghardt kebiasaan itu
timbul karena proses penyusutan kecenderungan respon dengan menggunakan
stimulasi yang berulang-ulang (Syah, 2008).
Perkembangan prestasi belajar dapat dilihat dari hasil evaluasi
mahasiswa berupa nilai test ataupun penugasan dari mata kuliah yang
diajarkan. Kurikulum DIII Kebidanan diaplikasikan dalam beberapa kelompok
mata kuliah. Dimana salah satu pengelompokan tersebut adalah mata kuliah
yang didasarkan pada keilmuan atau keterampilan yaitu kelompok bahan kajian
dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan penguasaan
ilmu dan keterampilan tertentu. Salah satu mata kuliah yang termasuk dalam
kelompok ini antara lain adalah dokumentasi kebidanan.
STIKES ‘Aisyiyah Surakarta merupakan salah satu sekolah tinggi
swasta yang mempunyai beberapa program studi, salah satunya adalah program
studi DIII Kebidanan. Dimana dalam program studi DIII Kebidanan
menyangkup beberapa mata kuliah yang salah satunya adalah dokumentasi
kebidanan. Mata kuliah tersebut masih disampaikan dengan menggunakan
metode konvensional dan penugasan.
Beberapa tahun terakhir ini, mata kuliah dokumentasi kebidanan lebih
commit to user
pendokumentasian yang dilakukan saat mahasiswa melakukan praktek kerja
dilapangan yang merupakan bukti autentik suatu tindakan. Selain itu prestasi
belajar mahasiswa pada mata kuliah dokumentasi kebidanan mengalami
kemerosotan dari tahun per tahun. Data menunjukkan nilai rata-rata mata
kuliah dokumentasi kebidanan adalah pada tahun ajaran 2007/2008 adalah
77,36; tahun ajaran 2008/2009 adalah 77,14; dan tahun ajaran 2009/2010
adalah 73,77.
Hal ini menjadikan ketertarikan bagi penulis untuk mengadakan
penelitian yang berkaitan dengan efektivitas metode e-learning terhadap
prestasi belajar mata kuliah dokumentasi kebidanan ditinjau dari kebiasaan
belajar pada mahasiswa DIII Kebidanan Stikes ‘Aisyiyah Surakarta semester
III.
B.Rumusan Masalah
1. Adakah pengaruh metode e-learning terhadap prestasi belajar mata kuliah
dokumentasi kebidanan?
2. Adakah pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mata kuliah
commit to user
C.Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk meneliti pengaruh metode e-learning dan kebiasaan belajar
terhadap prestasi belajar mata kuliah dokumentasi kebidanan pada
mahasiswa DIII Kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk meneliti pengaruh metode e-learning terhadap prestasi belajar
mata kuliah dokumentasi kebidanan pada mahasiswa DIII Kebidanan.
b. Untuk meneliti pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mata
kuliah dokumentasi kebidanan pada mahasiswa DIII Kebidanan.
D.Manfaat Penelitian
1. Bagi mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam dunia
pendidikan tentang metode e-learning khususnya yang berpengaruh dengan
prestasi belajar yang berhubungan dengan kebiasaan belajar mahasiswa.
2. Bagi orang tua dan tenaga pendidik
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori tentang
metode pembelajaran e-learning serta kebiasaan belajar khususnya yang
commit to user
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Kajian Teori
1. Ruang Lingkup Metode Pembelajaran E-learning
a. Pengertian E-learning
Pendidikan konvensional menghadapi tantangan yang mata besar
yang salah satunya adalah kelemahan pendidikan konvensional dalam
struktus, bahan ajar dan metode pembelajaran. Sementara itu, Paradigma
Baru Pendidikan berbasis Teknologi Informasi Komunikasi memberikan
beberapa hal, antara lain fleksibilitas pembelajaran dalam ruang dan
waktu, memacu kemampuan belajar mandiri, serta adanya interaksi
antara pengajar dan peserta didik dilakukan tidak hanya dengan tatap
muka melainkan dengan pemberian materi melalui media elektronik
(Boundaries, 2008).
Definasi ‘e-learning’ atau electonic learning ini seringkali
berubah-ubah selaras dengan kemajuan teknologi pada masa kini. Secara
umumnya, ‘e-learning’ adalah pengajaran dan pembelajaran yang
menggunakan rangkaian elektronik (LAN,WAN atau internet) untuk
menyampaian isi materi yang diajarkan. Komputer, .internet, Intranet,
satelit, tape audio/ video, TV interaktif dan CD ROM adalah sebagian
media elektronik yang dimaksudkan di dalam kategori ini (Afifudin,
2007).
commit to user
E-learning merupakan suatu teknologi informasi yang relatif baru
untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Proses
belajar-mengajar melalui e-learning dilakukan dengan menggunakan berbagai
fasilitas teknologi informasi, seperti komputer baik hardware maupun
software, teknologi jaringan seperti local area network dan wide area
network, serta teknologi telekomunikasi seperti radio, telepon dan satelit.
Tujuannya antara lain meningkatkan pertisipasi aktif dari mahasiswa,
meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa dan meningkatkan
kualitas materi pembelajaran (Ristek, 2009).
Di Indonesia. E-learning terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang
merupakan singkatan dari ‘electronic’ dan ‘learning’ yang berarti
‘pembelajaran’. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan
menggunakan jasa bantuan perangkat elektronik, khususnya perangkat
komputer. Karena itu, maka e-learning sering disebut pula dengan online
course. Dalam berbagai literatur, e-learning didefinisikan sebagai istilah
umum untuk semua teknologi pembelajaran yang didukung oleh
penggunaan susunan mengajar dan belajar dengan alat seperti telepon,
audio, video, telekonferensi, transmisi satelit, dan pelatihan berbasis web
yang diakui atau instruksi dibantu komputer yang biasa disebut sebagai
online program (Heritl, 2008).
E-learning yaitu suatu model pembelajaran dengan menggunakan
media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet.
e-commit to user
learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam
penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang berlandaskan tiga
kriteria, yaitu:
1) Merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbarui,
menyimpan, mendistribusikan dan membagi materi ajar (informasi).
2) Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan
menggunakan teknologi internet yang standar.
3) Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran
di balik paradigma pembelajaran tradisional.
Ada juga yang mengatakan bahwa e-learning sebagai penyampai
instruksi secara langsung dengan komputer melalui CD-ROM atau
internet dengan fitur sebagai berikut:
1) Termasuk konten yang relevan dengan tujuan pembelajaran
2) Menggunakan metode instruksional seperti contoh dan praktek untuk
membantu belajar
3) Menggunakan elemen media seperti kata-kata dan gambar dalam
penyampaian materi dan metode
4) Mungkin yang dipimpin instruktur (synchronous e-learning) atau
yang dirancang untuk belajar serba diri individu (asynchronous
e-learning) (Mayer dan Clark, 2007).
Penyampaian materi e-learning dapat melalui synchronous atau
asynchronous. Synchronous berarti dosen dan mahasiswa berinteraksi
commit to user
cara ini harganya relative mahal. Misalnya dengan two-way
videoconferences, audioconferencing, internet chat dan desktop video
conferencing. Sedangkan penyampaian materi dengan asynchronous
tidak bersamaan. Dosen menyampaikan instruksi melalui video atau
computer, kemudian mahasiswa merespon pada lain waktu. Misalnya,
instruksi disampaikan melalui web atau feedback disampaikan melalui
e-mail (Ristek, 2009).
5) Membangun pengetahuan dan keterampilan baru terkait dengan tujuan
pembelajaran individu atau kinerja organisasi meningkat (Mayer dan
Clark, 2007).
b. Manfaat dan Fungsi E-learning
Secara garis besar e-learning mempunyai beberapa manfaat, yaitu:
1) Fleksibel
E-learning memberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat
untuk mengakses pelajaran. E-learning bisa dilakukan dari mana saja
baik yang memiliki akses ke internet ataupun tidak. Fleksibilitas
didukung juga karena saat ini berbagai tempat sudah menyediakan
sambungan internet/hot spot gratis menggunakan wi-fi atau wimax.
2) Belajar mandiri
E-learning memberikan kesempatan bagi pembelajar secara mandiri
memegang kendali atas keberhasilan belajar. Pembelajar bebas
commit to user
bagaimana atau hal apa yang ingin diperlajari terlebih dulu dalam satu
modul.
3) Efisiensi biaya
Efisiensi biaya yang dimaksud adalah efisiensi biaya secara menyeluruh
baik yang bersifat administrasi pengelola, penyedia sarana dan prasarana
serta bagi pembelajar itu sendiri (Wahana Komputer, 2007).
Strategi penggunaan e-learning untuk menunjang pelaksanaan
proses belajar dapat meningkatkan daya serap mahasiswa atas materi yang
diajarkan, meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa, meningkatkan
kualitas materi pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kemampuan
menampilkan informasi dengan perangkat teknologi informasi dengan
perangkat biasa, memperluas daya jangkau proses belajar-mengajar dengan
menggunakan jaringan komputer, dan tidak terbatas pada ruang dan waktu.
Dalam pengembangan suatu aplikasi e-learning perlu diperhatikan materi
yang ditampilkan harus menunjang penyampaian informasi yang benar,
tidak hanya mengutamakan sisi keindahan (Ristek, 2009).
c. Pengembangan E-learning
Beberapa pendekatan dapat digunakan untuk mengembangkan
e-learning. Hal ini dapat disebut sebagai tahapan yang berkelanjutan. Model
pertama bisa bersifat murni e-learning (dimana materi, pengkajian dan
pengajaran diberikan online) tanpa bertemu langsung antara pengajar dan
peserta didik. Model lainnya adalah organisasi internet yang
commit to user
dalam tahap tatap muka langsung dengan mahasiswa. Menurut Rosenberg
tentang pengembangan e-learning terdapat tiga kemungkinan dalam
pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu Web course,
Web centric course dan Web enhanced course.
1) Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan
yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak
diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi,
penugasan, latihan, ujian dan kegiatan pembelajaran lainnya disampaikan
melalui internet.
2) Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara
belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi
disampaikan melalui internet dan sebagian lagi melalui tatap muka.
Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada mahasiswa
untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuat.
Mahasiswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari
situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih
banyak berdiskusi mengenai temuan materi yang telah dipelajari melalui
internet tersebut.
3) Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang
peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi
internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara
peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok
commit to user d. Karakteristik E-learning
Karakteristik e-learning antara lain adalah:
1) Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; dimana guru dan siswa, siswa
dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi
dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokelor.
2) Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer
network).
3) Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials)
disimpan di komputer sehinga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan
saja dan dimana saja jika yang bersangkutan memerlukanya.
4) Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar
dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat
setiap saat di komputer. Untuk dapat menghasilkan e-learning yang
menarik dan diminati, Purbo mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi
dalam merancang e-learning, yaitu: sederhana, personal dan cepat
(Efendi, 2008).
Menurut Miarso (dalam Heritl, 2008), pemanfaatan e-learning tidak
terlepas dari jasa internet. Karena teknik pembelajaran yang tersedia di
internet begitu lengkap, maka hal ini akan mempengaruhi terhadap tugas
guru dalam proses pembelajaran. Dahulu, proses belajar-mengajar
didominasi oleh peranan guru, karena itu disebut the era of teacher. Kini
proses belajar-mengajar, banyak didominasi oleh peran guru dan buku (the
commit to user
akan didominasi oleh guru, buku, dan teknologi (the era of teacher, book,
and technology).
e. Kelebihan dan Kekurangan E-learning
Menyadari bahwa melalui internet dapat ditemukan berbagai
informasi yang dapat diakses secara mudah, kapan saja dan dimana saja,
maka pemanfaatan internet menjadi suatu kebutuhan. Bukan itu saja,
pengguna internet bisa berkomunikasi dengan pihak lain dengan cara yang
sangat mudah melalui teknik e-moderating yang tersedia diinternet.
Dari berbagai pengalaman dan juga dari berbagai informasi yang
tersedia di literatur, memberikan petunjuk tentang manfaat penggunaan
internet, khususnya dalam pendidikan terbuka dan jarak jauh, antara lain
dapat disebutkan sebagai berikut:
1) Tersedianya fasilitas e-moderating dimana guru dan murid dapat
berkomunikasi dengan mudah melalui fasilitas internet secara regular
atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa
dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.
2) Guru dan siswa dapat mengguakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang
terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling
menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
3) Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan dimana
saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan dikomputer.
4) Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan
commit to user
5) Baik guru maupun siswa dapat melaksanakan diskusi melalui internet
yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
6) Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.
7) Relatif lebih efisien. Misalnya bagi yang mereka tinggal jauh dari
perguruan tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk
bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal ataupun di luar negeri, dan
di tempat lainnya (Heritl, 2008).
Sumber lain menyebutkan bahwa kelebihan e-learning, antara lain
adalah:
1) Pengalaman pribadi dalam belajar. Pilihan untuk mandiri dalam belajar
menjadikan mahasiswa berusaha melangkah lebih maju, memilih sendiri
bahan yang digunakan dan mengumpulkannyan sesuai kebutuhan.
2) Mengurangi biaya. Hal ini bisa dilihat dari lembaga penyelenggara
e-learning dapat mengurangi biaya pembangunan kelas dan mengurangi
waktu yang dihabiskan oleh pelajar diluar kelas.
3) Mudah dicapai karena dapat diakses dimanapun tempatnya selama
terhubung dengan internet tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
4) Dapat terhubung dengan jaringan dari berbagai sumber dengan berbagai
format.
5) Merupakan cara efektif dalam memberikan materi-materi khusus.
commit to user
7) Dapat memfasilitasi tambahan materi yang bermanfaat untuk program
konvensional.
8) Potensial untuk akses yang luas, misalnya paruh waktu atau mahasiswa
yang mempunyai aktivitas lain selain belajar (Efendi, 2008).
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau
e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik
antara lain dapat disebutkan sebagai berikut:
1) Kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan antar-siswa itu
sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values
dalam proses belajar-mengajar.
2) Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
3) Proses belajar dan mengajarnya cenderung kearah pelatihan daripada
pendidikan.
4) Berubahnya peran guru dan yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang
menggunakan ICT.
5) Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar tinggi cenderung gagal.
6) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini berkaitan
dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer).
7) Kurangnya penguasaan computer (Heritl, 2008).
8) Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang menguasai internet.
commit to user
Keberhasilan program e-learning selain ditunjang perangkat
teknologi informasi juga ditunjang oleh perencanaan, administrasi,
manajemen dan ekonomi yang memadai. Perlu juga diperhatikan peranan
dari para fasilitator, dosen, staf, cara implementasi, cara mengadopsi
teknologi baru, fasilitas, biaya dan jadwal kegiatan. Dosen e-learning harus
mempunyai kemampuan pemahaman pada materi yang disampaikannya,
memahami strategi e-learning yang efektif, bertanggung jawab pada materi
pelajaran, persiapan pelajaran, pembuatan modul pelajaran, penyeleksian
bahan penunjang, penyampaian materi pelajaran yang efektif, penentuan
interaksi mahasiswa, serta penyeleksian dan pengevaluasian tugas secara
elektronik (Ristek, 2009).
Dari sisi teknologi informasi, dunia internet memungkinkan
perombakan total konsep-konsep pendidikan yang selama ini berlaku.
Beberapa konsekuensi logis yang akan terjadi adalah:
1) Mahasiswa dapat dengan mudah mengambil atau mata kuliah dimanapun
di dunia tanpa terbatas lagi pada institusi atau tenaga pengajar.
2) Mahasiswa dapat dengan mudah berguru pada para ahli atau pakar di
bidang yang diminatinya.
3) Kuliah dapat dengan mudah dilakukan di berbagai tempat tanpa
tergantung pada institusi tempat mahasiswa belajar (Uno, 2007).
Dalam suatu jurnal penelitian mengenai studi perbandingan antara
teori konstruktivisme dan konsep e-learning dalam pembelajaran Bahasa
commit to user
tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Pada teori
konstrukivisme dituntut keaktifan peserta didik untuk pengembangan diri,
pengajar aktif untuk mengembangkan teori dan strategi, sarana cukup
sederhana sehingga biaya murah, sedangkan dalam konsep e-learning,
peserta didik harus aktif menggali informasi secara mandiri, pengajar tidak
aktif, sarana belajar harus lengkap sehingga memerlukan biaya yang cukup
mahal. Dalam hal penerapan praktik menulis akademik dalam Bahasa
Indonesia, para peserta didik yang belajar dengan teori konstruktivisme
hasilnya lebih baik daripada e-learning, sedangkan dalam penguasaan kosa
kata dan istilah hasilnya lebih baik menggunakan e-learning (Wahyu, 2007).
2. Ruang Lingkup Kebiasaan Belajar
a. Pengertian Kebiasaan Belajar
Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar. Siswa yang mempunyai kebiasaan belajar
baik maka prestasi belajarnya juga akan baik. Setiap siswa yang telah
mengalami proses belajar, kebiasaannya akan berubah. Menurut
Burghardt, kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan
respon dengan menggunakan stimulasi yang berulang. Dalam proses
belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku yang tidak
diperlukan. Karena proses penyusutan dan pengurangan inilah, muncul
suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis (Syah,
commit to user
Kebiasaan adalah reaksi otomatis terhadap situasi khusus yang
biasanya diperoleh sebagai suatu hasil dari ulangan atau belajar. Menurut
Eysenk (dalam Yusuf dan Legowo, 2007), menjelaskan bahwa kebiasaan
adalah pola tingkah laku, kondisi atau situasi tertentu yang terbentuk
melalui proses belajar. Kebiasaan dapat diartikan sebagai bentuk tingkah
laku yang tetap dan usaha menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang
mengandung unsur afektif perasaan (Nasution, 2005). Kebiasaan belajar
adalah pola perilaku dalam belajar yang menyangkut pengetahuan, sikap
dan ketrampilan yang besar pengaruhnya dalam kehidupan seseorang.
Banyak cara dan sarana yang dapat dipilih dalam proses menanamkan
kebiasaan belajar, salah satunya adalah dengan memberikan pekerjaan
rumah kepada peserta didik (Susana, 2006).
b. Jenis-jenis Kebiasaan Belajar
Brown dan Holzman (dalam Yusuf dan Legowo, 2007)
mengelompokkan kebiasaan belajar ke dalam konsep dasar Delay
Avoidance (DA) dan Work Method (WM). Kedua konsep dasar tersebut
akan diuraikan sebagai berikut:
1) Delay Avoidance (DA)
Delay Avoidance yang dimaksud adalah kebiasaan tingkah laku
akademik yang berhubungan dengan ketepatan waktu dalam
menyelesaikan tugas-tugas belajar, penundaan-penundaan dan hal-hal
commit to user
penggunaan waktu dalam belajar berkaitan dengan masalah perencanaan
dan kedisiplinan (Yusuf dan Legowo, 2007).
Enam langkah yang bisa dilakukan dalam membuat jadwal
belajar adalah:
a) Catatlah semua pelajaran yang sudah pasti.
b) Menentukan waktu untuk tidur.
c) Menentukan waktu makan, mandi, berpakaian, berhias, dan lain-lain.
d) Menentukan waktu belajar (kurang lebih dua jam).
e) Menentukan waktu untuk kegiatan lain seperti nonton tv,
mengembangkan kegemaran (hobi), dan rekreasi (kurang lebih dua
jam).
f) Gunakan hari Minggu untuk kegiatan selain belajar (Mulyatiningsih,
2006).
2) Work Method (WM)
Menurut Brown dan Holzman, Work Method digambarkan
sebagai tingkah laku akademik yang berhubungan dengan prosedur
belajar, ketrampilan belajar dan strategi belajar yang digunakan. Apabila
ketiga unsur yang digunakan dari Work Method ini dapat diterapkan
secara tepat oleh setiap anak maka hasil belajar dimungkinkan dapat
menjadi optimal.
a) Prosedur belajar
Prosedur belajar dimaksudkan adalah cara yang ditempuh anak
commit to user
pelajaran, dalam mengikuti pelajaran, membaca buku pelajaran, cara
belajar di perpustakaan, cara menggunakan internet untuk belajar dan
sebagainya.
b) Ketrampilan belajar
Ketrampilan belajar yang dimaksudkan adalah tingkat
kecepatan dalam belajar yang unik pada siswa, dapat menampak pada
saat mempelajari hal-hal yang khas, seperti membaca tabel, angka,
grafik atau diagram, membaca buku-buku yang baru, menyelesaikan
tugas mengarang atau meneliti, membuat catatan dan mempelajari
materi yang sulit.
c) Strategi belajar
Strategi belajar yang dimaksudkan adalah cara yang ditempuh
agar belajar berlangsung efisien. Strategi belajar menekankan pada
cara atau metode seseorang dalam mengadakan pendekatan terhadap
suatu masalah, hal atau tugas (Yusuf dan Legowo, 2007).
Mulyatiningsih (2006) menjelaskan, agar dapat menggunakan
waktu belajar secara efisien dapat dilakukan dengan beberapa petunjuk
dibawah ini:
1) Susunlah daftar kegiatan belajar kemudian menentukan prioritas
dalam pelaksanaannya.
2) Menetapkan waktu belajar. Masing-masing individu mempunyai
commit to user
tertentu sesuai dengan kondisi masing-masing individu, maka akan
terbentuk kebiasaan belajar yang baik.
3) Bertanyalah pada diri sendiri tentang pelajaran yang dianggap sukar
dan pelajaran yang dianggap mudah.
4) Pelajari lebih dahulu hal-hal yang dianggap sukar.
5) Mata pelajaran yang dianggap sukar hendaknya dipelajari lebih lama
agar betul-betul dikuasai.
6) Berilah waktu yang cukup untuk setiap mata pelajaran.
7) Jangan menyia-nyiakan waktu luang dan gantilah waktu belajar yang
hilang.
8) Ulangilah pelajaran yang baru saja diberikan di kelas. Baca kembali
pelajaran tersebut sebelum menghadapi pelajaran berikutnya.
9) Pelajarilah setiap mata pelajaran sesering mungkin.
3. Ruang Lingkup Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari belajar karena belajar
merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari
proses belajar. Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang
berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian semua
mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan
proses belajar akan mengalami suatu perubahan pada dirinya. Cronbach
memberikan definisi learning is shown by a change a behavior as a
commit to user
observe to imitate, to try something themselves, to listen, to follow
direction, sedangkan Geoch menyatakan learning is change in
performance as a result of practice. Dari ketiga definisi di atas maka
dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan
tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misalnya
dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain-lain
(Sardiman, 2007).
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dengan kata lain pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Daryanto,
2010).
b. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Mulyono (dalam Yusuf dan Legowo, 2007) prestasi
belajar adalah cerminan dari hasil belajar. Hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Anak
yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan atau
commit to user
dengan alat atau tes tertentu. Dalam proses pendidikan prestasi dapat
diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni, penguasaan,
perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur
dengan tes tertentu. Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang
sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah
dicapai oleh murid (Abdullah, 2008).
c. Pengukuran Prestasi Belajar
Penetapan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu
berkaitan dengan upaya pengungkapan prestasi belajar. Ada beberapa
alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa, antara lain:
1) Norma skala angka dari 0-10
2) Norma skala angka dari 0-100
Ada pula norma lain di Indonesia yang baru berlaku di perguruan
tinggi, yaitu norma prestasi belajar dengan menggunakan simbol
huruf-huruf A, B, C, D, dan E (Syah, 2008).
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat dibedakan menjadi tiga macam, antara lain:
1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), meliputi:
a) Aspek fisiologis, antara lain : kondisi umum dan pancaindera.
b) Aspek psikologis, antara lain : inteligensi, sikap, kebiasaan, bakat,
commit to user
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran (Syah, 2008).
4. Ruang Lingkup Mata Kuliah Dokumentasi Kebidanan
a. Konsep Dokumentasi Kebidanan
Dokumen dalam bahasa Inggris berarti satu atau lebih lembar
kertas resmi (official) dengan tulisan di atasnya. Secara umum dokumen
dapat diartikan sebagai suatu catatan otentik yang dapat dibuktikan atau
dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Dokumentasi adalah
sekumpulan catatan otentik yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti
dalam persoalan hukum. Dokumentasi Kebidanan adalah bukti
pencatatan dan pelaporan berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat
dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan asuhan
kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien, tim kesehatan, serta
kalangan bidan sendiri (Wahyuningsih, 2010).
b. Teknik Dokumentasi Kebidanan
Teknik dokumentasi kebidanan dibagi menjadi 2, yaitu teknik
naratif (narrative progress notes) dan teknik flowsheet atau checklist.
Narrative progress notes merupakan bentuk dokumentasi tradisional,
paling lama digunakan (sejak dokumentasi pelayanan kesehatan
commit to user
yang berorientasi pada sumber (source or iented documenta tion).
Pencatatan naratif, adalah catatan harian atau format cerita yang digunakan
untuk mendokumentasikan peristiwa asuhan kebidanan pada pasien yang
terjadi selama jam divas. Naratif, adalah paragraf sederhana yang
menggambarkan status pasien, intervensi dan pengobatan serta
respon pasien terhadap intervensi. Sebelum adanya teknik lembar alur
(flowsheet da n checklist), catatan naratif ini adalah satu-satunya teknik
yang digunakan untuk mendokumentasikan pemberian asuhan
kebidanan.
Teknik yang kedua yaitu flowsheet atau checklist digunakan
untuk mengumpulkan hasil pengkajian data dan mendokumentasikan
implementasi kebidanan. Jika lembar alur ini dipergunakan dengan tepat,
maka akan banyak menghemat waktu bidan untuk mencatat.
Pendokumentasian hasil pengkajian data dan asuhan yang bersifat rutin
akan menghabiskan banyak waktu bidan. Data yang bersifat rutin ini
dapat didokumentasikan secara ringkas dengan menggunakan lembar
alur. Penting di sini untuk tidak menulis ulang data di dalam lembar alur
ke dalam catatan perkembangan, karena sama saja hal ini akan
mengabaikan tujuan pembuatan lembar alur dan melakukan pekerjaan
yang sia-sia (Wildan dan Alimul, 2008).
c. Model Dokumentasi Kebidanan
Model dokumentasi kebidanan dibagi menjadi 5, yaitu POR,
commit to user
merupakan model pendokumentasian yang diperkenalkan oleh Dr.
Lawrence Weed at Case Wester Reserve University in Clevela nd
Intr oduced pada tahun 1969, tujuannya adalah memperbaiki
dokumentasi perawatan pasien di klinik dengan memfokuskan semua
pendokumentasian pada masalah pasien. Model pendokumentasian ini
mengembangkan model pencatatan dan pelaporan yang menekankan pada
pasien dan segala permasalahannya. Secara menyeluruh, model
pencatatan dan pelaporan ini dikenal dengan nama P r oblem Oriented
Medical Record (POMR).
Source Oriented Record adalah catatan pasien yang berorientasi
pada sumber, karena setiap sumber data mempunyai catatan
tersendiri dan terpisah satu dengan yang lain. Sumber data dalam catatan
pasien, antara lain dokter, bidan, perawat, atau tenaga kesehatan
lainnya. Catatan yang digunakan dalam model ini, umumnya
berbentuk naratif dan masih bersifat tradisional. Karena sifat catatan ini
yang terpisah-pisah antara sumber satu dengan sumber yang lain,
maka perkembangan pasien dalam catatan ini menjadi sulit untuk
diikuti. Pada umumnya, catatan model Sour ce Or iented Recor d ini
mempunyai enam bagian. Enam bagian dalam model dokumentasi SOR
adalah: catatan khusus, lembar catatan dokter, lembar riwayat
medik, lembar identitas, catatan keperawatan/kebidanan dan laporan
commit to user
Model dokumentasi Charting by Exception (CBE) ini dibuat pada
tahun 1983 oleh staf perawat di St. Luke's Hospital di Midwaukee,
Wisconsin. Model ini dianggap dapat mengatasi masalah
pendokumentasian dengan membuat catatan tentang pasien menjadi lebih
nyata, menghemat waktu dan mengakomodir adanya informasi terbaru.
Model ini dinilai lebih efektif dan efisien untuk mengurangi adanya
duplikasi dan pengulangan dalam memasukkan data. Merupakan
metode pencatatan singkat dan berbeda dari dokumen pada umumnya.
Teknik pendokumentasian sistem Kardex merupakan sistem
pendokumentasian pelayanan kesehatan tradisional yang
dipergunakan di berbagai sumber mengenai informasi pasien dan disusun
dalam suatu buku.
Teknik pendokumentasian dengan komputerisasi adalah sistem
komputer yang berperan dalam menyimpulkan, menyimpan proses,
memberikan informasi yang diperlukan dalam kegiatan pelayanan
kebidanan, penelitian clan pendidikan. Secara umum dokumentasi dengan
sistem komputerisasi mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:
meningkatkan pelayanan pada pasien, meningkatkan pengembangan
protokol, meningkatkan penatalaksanaan data dan komunikasi dan
commit to user
B.Penelitian yang Relevan
1. Novia Triasari (2008), melakukan penelitian pengaruh perhatian, minat dan
kebiasaan belajar siswa terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI MAN
Karanganyar tahun ajaran 2008/2009, menyimpulkan bahwa secara
keseluruhan variabel perhatian siswa, minat dan kebiasaan belajar
memberikan sumbangan sebesar 62,2% terhadap prestasi belajar siswa.
Perhatian siswa memberikan sumbangan efektif 10,2%, variabel minat
memberikan sumbangan efektif 22,4%, dan kebiasaan belajar memberikan
sumbangan efektif 29,8% terhadap prestasi belajar siswa.
2. Fitria Hayu Palupi (2010), melakukan penelitian hubungan konsep diri dan
kebiasaan belajar dengan prestasi belajar mahasiswa Akademi Kebidanan
Mitra Husada Karanganyar pada mata kuliah Askeb II, menyimpulkan
bahwa konsep diri yang positif serta melalui kebiasaan belajar yang teratur
dapat meningkatkan prestasi belajar.
3. Tri Wahyu, dkk (2007), melakukan penelitian studi perbandingan antara
teori konstruktivisme dan konsep e-learning dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia, menyimpulkan bahwa dalam hal penerapan praktik menulis
akademik dalam Bahasa Indonesia, para siswa yang belajar dengan teori
konstruktivisme hasilnya lebih baik daripada e-learning, sedangkan dalam
penguasaan kosa kata dan istilah hasilnya lebih baik menggunakan konsep
e-learning. Karena keduanya sama-sama berpengaruh terhadap hasil belajar
commit to user
meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar, khususnya
dalam proses belajar mengajar hal menulis akademik.
C.Kerangka Konsep
Bagan 2.1 Kerangka Konsep Pengaruh Metode E-learning dan kebiasaan belajar
commit to user
D.Hipotesis
1. Ada pengaruh metode e-learning terhadap prestasi belajar mata kuliah
dokumentasi kebidanan setelah mengontrol pengaruh kebiasaan belajar.
2. Ada pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mata kuliah
commit to user
Non random sampling
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan
randomized controlled trial (RCT). RCT dimulai dengan menentukan subjek
dalam kelompok populasi secara acak. Kelompok dalam RCT biasa disebut
dengan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
31
Bagan 3.1 Kerangka Penelitian Pengaruh Metode E-learning dan
commit to user
B.Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Program Studi DIII kebidanan STIKES
’Aisyiyah Surakarta. Pemilihan tempat penelitian tersebut didasarkan atas
efisiensi dan kemudahan dalam operasional di lapangan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-Nopember tahun 2010.
C.Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi
DIII Kebidanan tingkat II semester III pada tahun ajaran 2010/2011 di
STIKES ‘Aisyiyah Surakarta, yang berjumlah 120 mahasiswa.
2. Sampel
Dalam penelitian ini sampel diambil dengan cara purposive sampling,
yaitu dari jumlah populasi yang ada dipilih sampel yang sesuai dengan kriteria.
Kriteria tersebut adalah mahasiswa DIII Kebidanan kelas A semester III.
Pengambilan sampel tersebut didasarkan pada pertimbangan yang dibuat oleh
peneliti dimana kelas A semester III mempunyai karakteristik yang cenderung
homogen. Kemudian melakukan randomisasi untuk menentukan orang-orang
yang akan dijadikan sebagai kelompok kontrol ataupun kelompok eksperimen,
dengan besar sampel sebanyak 60 responden yang terdiri dari 30 responden
commit to user
D.Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri atas:
1. Variabel bebas:
a. Metode e-learning
b. Kebiasaan belajar
2. Variabel terikat: prestasi belajar mata kuliah dokumentasi kebidanan.
E.Definisi Operasional
1. Metode e-learning
Variabel bebas pertama dalam penelitian ini adalah metode e-learning.
Definisi metode e-learning yang dimaksud adalah penggunaan internet untuk
keperluan pendidikan yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya
terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka.
Pengukuran variabel yang digunakan adalah skala kategorikal.
2. Kebiasaan Belajar
Variabel bebas kedua dalam penelitian ini adalah kebiasaan belajar.
Definisi kebiasaan belajar yang dimaksud adalah kebiasaan yang dilakukan
peserta didik dalam proses belajar saat menjadi mahasiswa DIII Kebidanan
STIKES ‘Aisyiyah Surakarta. Kebiasaan belajar akan diungkap dengan
menggunakan kuesioner yang dinilai berdasarkan ketentuan skala likert.
Pengukuran variabel yang digunakan adalah skala kategorikal, dimana
mahasiswa yang mempunyai skor kebiasaan belajar lebih dari sama dengan
commit to user
yang mempunyai skor kebiasaan belajar kurang dari 136 dinyatakan
mempunyai kebiasaan belajar kurang.
Tabel 3.1
Skor Alternatif Jawaban
No Alternatif Jawaban Skor Item
Positif Negatif
1 Sangat Setuju (SS) 5 1
2 Setuju (S) 4 2
3 Tidak ada pendapat 3 3
4 Tidak Setuju (TS) 2 4
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Sumber: Machfoed, 2005
3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah nilai yang diperoleh dari hasil tes tertulis. Tes yang
digunakan adalah jenis tes check point dengan 5 alternatif jawaban.
Pengukuran variabel yang digunakan adalah skala kategorikal, dimana
mahasiswa yang mempunyai skor prestasi belajar lebih dari sama dengan 70
dinyatakan kompeten, sedangkan mahasiswa yang mempunyai skor prestasi
belajar kurang dari 70 dinyatakan tidak kompeten.
F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Kebiasaan Belajar
Data kebiasaan belajar diperoleh dari responden dengan menggunakan
kuesioner untuk mengungkap karakteristik responden terhadap kebiasaan
belajar. Kuesioner tersebut terdiri dari 46 butir pernyataan dengan interval
skor 1-5. Kuesioner kebiasaan belajar dibuat kisi-kisi yang didalamnya
commit to user
Afektif Kognitif Konatif
+ - + - + -
- Cara mempelajari materi pelajaran
17 18
2 5,4
- Sikap saat mengikuti pelajaran
- Cara menggunakan internet untuk belajar
- Membaca buku-buku baru 12
commit to user 2. Prestasi belajar
Data prestasi belajar diperoleh dengan menggunakan tes digunakan untuk
mengetahui hasil prestasi belajar responden. Tes yang digunakan terdiri dari
40 butir pertanyaan dengan skor 0 untuk jawaban salah dan skor 1 untuk
jawaban benar kemudian jumlah skor yang didapatkan dibagi 4 dan dikalikan
10, sehingga akan didapatkan rentang skor antara 0-100. Tes tersebut telah
dibuat kisi-kisi yang didalamnya terdapat variabel yang diteliti, indikator, dan
nomor butir (item) pertanyaan.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar pada Mata Kuliah Dokumentasi Kebidanan
No Kompetensi Dasar Jenjang Aspek Kognitif Jumlah %
Indikator K1 K2 K3
commit to user
G.Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen penelitian berupa kuesioner harus diuji validitas dan
reliabilitasnya terlebih dahulu sebelum digunakan untuk pengambilan data.
Kuesioner tersebut telah diujikan kepada 60 mahasiswa dengan hasil uji terdapat
pada lampiran.
1. Uji validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar dapat mengukur apa yang diukur. Uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Pengujian validitas
instrumen yang dilakukan, antara lain:
a. Pengujian validitas instrumen kuesioner kebiasaan belajar
Pada instrumen non test (kuesioner kebiasaan belajar) terdapat
commit to user
lebih lanjut, maka setelah dilakukan uji validitas isi dan muka, maka
selanjutnya diujicobakan dan dianalisis dengan analisis item. Analisis item
dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir instrumen dengan
skor total, atau dengan mencari daya pembeda skor tiap item dari kelompok
yang memberikan jawaban tinggi dan jawaban rendah.
Hasil uji validitas butir instrumen kebiasaan belajar didapatkan
bahwa dari 46 butir soal yang diujikan terdapat 37 butir soal yang valid.
Butir soal yang tidak valid adalah soal nomor 16, 26, 27, 28, 29, 33, 35, 36
dan 39. (lihat pada lampiran 3)
b. Pengujian validitas instrument tes prestasi belajar
Pada instrumen tes (prestasi belajar) terdapat butir-butir (item)
pertanyaan. Untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut,
maka setelah dilakukan uji validitas isi dan muka, maka selanjutnya
diujicobakan dan dianalisis dengan analisis item. Analisis item dilakukan
dengan menghitung korelasi antara skor butir instrument dengan skor total,
atau dengan mencari daya pembeda skor tiap item dari kelompok yang
memberikan jawaban tinggi dan jawaban rendah.
Hasil uji validitas butir instrumen prestasi belajar didapatkan bahwa
dari 40 butir soal diujikan terdapat 40 butir soal yang valid. (lihat pada
lampiran 4)
2. Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
commit to user
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap kejadian yang sama dengan
menggunakan alat ukur yang sama.
Konsistensi internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan
menganalisis konsistensi item-item pertanyaan dalam kuesioner tentang
prestasi belajar dan kebiasaan belajar yang dinilai dengan Item Total
Correlation dan Alpha Cronbach.
Hasil uji reliabilitas kuesioner kebiasaan belajar, didapatkan nilai
Alpha Cronbach adalah 0,870, sedangkan pada uji reliabilitas soal prestasi
belajar Mata Kuliah Dokumentasi Kebidanan yang telah dilakukan didapatkan
nilai 0,897. (lihat pada lampiran 3 dan 4)
H.Teknik Analisis Data
Desain analisis data
1. Karakteristik sampel data kontinum dideskripsikan dalam frekuensi (n), mean,
SD, nilai minimal dan maksimal.
2. Karakteristik sampel data kategorikal dideskripsikan dalam frekuensi (n) dan
presentase (%).
3. Pengaruh metode e-learning dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi logistik dengan rumus:
commit to user Keterangan:
P = Probabilitas untuk kompeten
1-p = Probabilitas untuk tidak kompeten
X1 = Model Pembelajaran (0 = konvensional; 1 = e-learning)
X2 = Kebiasaan Belajar (kontinum)
Analisis akan dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for
the Social Sciences) seri 17.
Dari hasil perhitungan didapatkan pengaruh variabel independen ditunjukkan
oleh OR = Odds Ratio = exp (b).
1. Jika OR = 1, maka tidak ada perbedaan efektivitas antara metode e-learning
dengan konvensional.
2. Jika OR > 1, maka metode e-learning lebih efektif daripada konvensional.
3. Jika OR < 1, maka metode e-learning kurang efektif daripada konvensional.
4. Jika OR = 1, maka tidak ada pengaruh kebiasaan belajar terhadap prestasi
belajar.
5. Jika OR > 1, maka kebiasaan belajar berpengaruh positif terhadap prestasi
belajar.
6. Jika OR < 1, maka kebiasaan belajar berpengaruh negatif terhadap prestasi
belajar
Tabel 3.4 Interpretasi OR
Pengaruh Positif Pengaruh Negatif Interpretasi
1.0 1.0 Tidak ada pengaruh
1.0 - <1.5 0.67 - <1.0 Pengaruh lemah
1.5 - <3.0 0.33 - <0.67 Pengaruh sedang
3.0 - <10.0 0.16 - <0.33 Pengaruh kuat
commit to user
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Gambaran Umum
Penyelenggaraan Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES ‘Aisyiyah
Surakarta pada awalnya dimulai pada tahun 1966 oleh Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah
Kota Surakarta. Hal tersebut diawali dari berdirinya Sekolah Bidan ‘Aisyiyah
(SBA) pada tanggal 5 Mei 1966 berdasarkan SK No.40/Peed/1996 oleh Hj.
Syuhud Rais dan Hj.Gito Atmojo. Pada tahun 1981, berdasarkan intruksi Menteri
Kesehatan Republik Indonesia tentang perubahan sistem pendidikan paramedis
maka SBA dikonversikan menjadi Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) ‘Aisyiah
Surakarta dengan SK Men.Kes RI No.53/Kep/Diklat/Kes/1981. Pada tahun 1989,
lulusan SPK ‘Aisyiah yang akan menjadi bidan dapat melajutkan pendidikan
bidan 1 tahun. Pada tahun 1997, SPK ‘Aisyiah dikonversikan menjadi Akademi
Kebidanan ‘Aisyiah Surakarta dengan SK Men.Kes RI No.HK.00.06.1.1.1156.
Pada tahun 2002, terbentuklah Program Studi DIII Keperawatan dan kemudian
pada tahun 2005 terbentuklah Program Studi baru yaitu S1 Ilmu Keperawatan. Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) ‘Aisyiyah Surakarta merupakan salah satu sekolah
tinggi di Surakarta yang bergerak di bidang kesehatan. STIKES ‘Aisyiyah Surakarta
saat ini mempunyai 3 program studi, yaitu S1 Ilmu Keperawatan, DIII Keperawatan
dan DIII Kebidanan.