BEBERAPA ASPEK AGRONOMI ILES-ILES
(Amorphophallus muellen'
Blume)
OLEH : SUMARWOTO
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN
BOGOR
ABSTRACT
SUMARWOTO. Several Agronomic As-
of
llesiles (Amorphophallus muellen'Blume). Supervised by FRED RUMAWAS as the chairman, M. AHMAD
CHOZIN, SUDlRMAN YAHYA,
and
IRAWATI as members of the advisory committee.The research was conducted to study several agronomic aspeds of ibs- iles (Amorphophallus muellen' Blume), to update the description of the plant, to
investigate the best growing medium, to determine the best harvesting time, to
find out the best planting rnethds of tuber, and to study the response of plants
on
soil
with high Alluminiumcontent.
A series of experiments were camed out atthe experimental fields of Bogor Agricultural University, Darmaga from
November, 1999 to May, 2003 and at the experimental field of the Agricuttural Technology Assesment Installation unit, Sukabumi from February 2001 to April,
2002.
It was found that Amotphophallus mudlen Blume show positive responses shading; good drainage; liming for acid and high Atluminium content soils,
combined with high application of manure (organic matter).The phenological
study gave additional informations on describe of this species and also on
cultivation aspcts such us: planting distance, planting depth, and the best time of harvest. Application of 7.5 tons ha" of manure and 4 tons ham' of liming (pH 6)
increase the yield up to 568.15 glm2. The application
of
P and Kat
time ofplanting did not increase the yield aller 14 month. The best harvesting time was
found after three vegetatlf growth cycles and
two
dormant periods, when thestems fading and the leaves turned yellow
(not
neccessary
the ieaf dried).Noma! planting of the tuber give the same result as if the tuber is planted
upsidedown.
Common practice
by planting the tuber upside-down to give betteryield was not proved here. It seems that soil tillage improved the aeration to the
plant. Liming on high Alluminium acid soil at the dosage of 1 tons ha-' for each
milliequivalent of Alluminium exchangable 100 g-' (20 tons of lime ha-') is
necessary. Ail bulbil she can be use as planting material, however only
large
bulbils are recornended for direct planting. The quality of giucomannan was
similar for all treatments; only the degree of whiteness of the glucomannan
PERSEMBAHAN
Sesuqguhny hirl;rm p m + t a a n bnp &n Gumi
hn
s f i Bergantiny m & m h n siangttrdapt fa&-tattrib bagi orang-iwa yang h a & { &it$ oring-omng yaw nsengiqut J1thb sam6tY6erswi atau
dduk
atau CI;II;Im k e a h n Bedankg &n mtreka memrnir&ntenbng p e n n p b n hngit
hn
6umi (seraycl 6edgtq.l %a lirfiankmi
tda&Ibh Ergtfgummcipt&n mi dingan sda-sin 5thtia SmA Engku, maka peCrharalhfi &mi &ti &a mr&a
(QS
AsIrnrnn:
19U191)&lirJbrh6 &nu,
b r a
6ehybr itu hataat (&fia&n), &n meman i h u ihaht, aknmm@gatmya sama &%an
m61X,
hn
mmye f d i m . s a m h g a n ~ditri; &n mmgajur&yah y a q t&kmmgetafiui du sedebk
hn
tnem6er&m +& yung 6 d i & i t u tuqartu6,se6a6 dmn itu jahn untuk m m a p a i twt&t-t%&~t di sorga (3Cadrts %~suCu(lbh r arw.
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul :
BEBERAPA ASPEK AGRONOMI ILES-ILES (Amorphophallus muelleri Blume)
Adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan. Sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan
secara jelas dan dapat diperiksa keknarannya.
Judul Disertasi : Beberapa Aspek Agronomi llesiks (Amo~phophallus
muellen
Blume)Nama
Mahasiswa :SumaTWBfo
Nomor pok& : 995042 Program Studi : AgmnomiDr.lt. Fred Rumawas, M.Sc
Ketua
Prof.Dr.lr. Sudirman Yahya, M.Sc. Ang g ota
Prof.Dr.lr. M.
.
Chozin, M.Agr.g
r. Ir. lrawati
k
Mengetahui,
2. Ketua
Program
Studi AgronomiBEBERAPA ASPEK AGRONOMI ILES-ILES
(Amorphophallus
muelleri
Bl
ume)
OLEH : SUMARWOTO
Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperdeh derajat Doktor pada
Program Studi Agronomi
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PRAKATA
Bismillaahimhmaanimhiim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
S W ,
Tuhan Yang MahaPengasih dan Penyayang, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya disertasi ini dapat disusun. Kepada ibunda Sri Sumaryatun yang telah
tiada
dan Bapak H. Supiyo Purwosiswoyo, BA atas do'a dan jerih payah serta pengorbanan dalam membentuk karakr penulis. Semoga beliau senantiasa rnemperoleh rakhmat dan hidayah serta nikmat Itlahi. Demikian juga kepada semua guru-guru sejak di bangku Sekolah Dasar, Sekolah Menegah Pertama Negeri II Ktaten, Sekolah Menengah Atas Negeri I1 M e n , dan para dosen pada Fakultas PertanianUPN
'Veteran' Yogyakarta, para dosen program studi Agmomi Pascasa jana Universitas Gadjah Mada dan lnstitut Pertanian Bogor, penulis sarnpaikan terima kasih atas segala jasa-jasanya.Rasanya sungguh suli bagi penulis untuk menyusun kala-kata sebagai
rasa
terima kasih dan penghargaan kepada semua piha k terutama yang secara langsung telah rnemberikan andil dan k jasa khususnya dalam proses penyelesaian disertasi, yang dimulai dari penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian, analisisanalisis taboratorium dan data serta penyusunan disertasin ya. Sebagai luapan kegembiraan yang tiada tara, dengan hati yang tulus, penulis sampaikan pemyataan terima kasih dan peng hargaan tersebut walaupun hanya dengan kata-kata sederftana.Secara
khusus kepada Bapak Dr.Ir.
Fred Rumawas, M.Sc. yang penulis sangat hormati, penulis sampaikan terima kasih yang sangat mendaiam atas bim bingan dan pengarahan beliau selaku ketua komisi. Secara terbuka beliau menyatakan kesediaannya menjadi ketua komisi bagi penulis. Antara bangga dan was-was penulis ingin mernelihara kepercayaan beliau. Selaku ketua komisi pembimbing, beliau telah banyak memberikan saran, arahan, dorongan dan bim bingan mulai dati perencanaan, pertimbangan penunjukan anggota komisi, dan pelaksanaan penelitian hingga penulisan disertasi. Bahkan lebih jauh, atas curahan waktu beliau yang telah diberikan kepada penulis pada setiap saat dan bantuan moral maupun material. Berkat beliau juga penulis mendapat bimbingan dari Bapak Prof. Dr. Ir. M. A. Chozin, M.Agr., Bapak Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, M.Sc., dan Ibu Dr. Ir. Irawati.Kepada yang terhormat Bapak Prof. Or. Ir. M.A. Chozin, M.Agr. penulis sangat berterirna kasih atas kesediaan sebagai
anggota
komisi dan kepercaysannya, pembekalan serta petunjuk beliau. Demikian juga kepada yang terhormat Bapak Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya, M.Sc. atas arshan sejak awal perkuhahan, pembekalan, dan bimbingannya yang blah diberikan kepada penulis.Kepada yang terhormat I bu Dr. lr. l rawati Kepala Herbarium Bogorense, penulis sangat berterima kasih atas kepercayaan dan dorongan serta petunjuk beliau. Secara spontan beliau telah menyetujui, dan menyanggupi sebagai anggota komisi, walaupun berada di tengah kesibukan tugas beliau di Herbarium Bogorense.
iles-iles yang dapat digunakan W a i b 8 b n penelhian awal, serta barrtuan survey lapangan dan berbagai sarannya. Ucapan -ma W i h jugs d-pa-
k e r n 6- Dr. Paul Naiola yang blah banyak memberilran
saran
d.an
pstunjuk kepda penub,swta
M i n y a penguji luar ~ Y Wujian
prakualifrkasi.Kepada yang terhmat 5apak P d . Dr. lr. Didy sopandie. MAgr. pnulk berteiima kasih atas kesediaan s e w penguji
tuar
komisi padau r n
t d u h p
dan terbuka
serta
saran. masukan yang dhdkan ddam -mzb#1p d i s a n
disertasi. Demikian juga
kep&a
yang terhoimat BapakDr.
Muhammad Jazuli, M.S. atas kesediaannya s e m penguji luar komisi pada ujiktn terkika, sehingga dam menambah bobt dkert8si ini.-pan
terima kasih tak lupa penuli lmcapkan kepada (1) Ibu Fred Rumawas yang telah banyak memberikan nasehat dan domgan kepada penulis, (2) Bapak Ikin, Bapak Loresdan
Bapak Sumi di Kebun Darmaga iPB. serta Sdr. Hendra IPPTP Cirug yang banyak membantu dafam pelaksanaan penetiin di lapangan mulai dari persiapan sampai dengan akhk pn&hm. (3)Saudara
lndriani yam telah menyiapkan media tanampada
penelitin pendahuluan, (4) Bapak Enden Agus Ruhaya, 6apak Suparmandart
Bapak Hidayat di lPPTP Cicunrg yang telah membantu di dalam pengawasanpercobaan
di lapangan, (5) Manager Ag&iNumlPm&ds Processing
Pilot Plant (AP4) atau Badan Pemntohan Pengolahan Hasil Pertanian (BPPHP)Fateta
IPB, yang telah mengijinkan penggunaan Laboratorium AP-4, paralaboran Bapak lbnu Wahid, Bapak Basri dan Bapak Endang yang telah banyak membantu kegiatan laboratonurn di AP4, dan (6) kepada Ketua Jurusan Ilmu
Tanah
Fakultas Pertanian UPN "Veteranm Yogyakarta Tanahbeserta
Staf,Kepala laboratorium Kimia fanah Junrsan llmu Tanah Fakultas Pertanian IPB yang telah membantu dalam petaksanaan analisis tanah.
Terima kasih yang tak temingga disarnpaikan pula kepada Rektor UPN 'Veterann Ycgyakarta dan jajarannya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program pendidikan S-3 dan membantu dalam pembiayaan. Demikan juga kepada Asdir Ill Pascasa jana IPB yang rnemberikan arahan, sehingga dapat diperdehnya tambahan biaya dari BPPS. Kepada Dekan
Fakuttas Pertanian dan Ketua Junrsan Agronomi Fakuhas Pertanian UPN "Veteranm Yogyakarta yang telah memberikan dorongan kepada penulis untuk mengikuti program pendidikan S-3 ini.
Akhirnya kepada istriku tercinta Dra. Hj. Sri Rahayu 8udi Hastuti, M.Si. dan anak-anakku tersayang Ambang Aries Yudanto, Si kembar Bayu Yudanto dan lndra Yudanto, serta Khrisna Vembri Yudanto, penulis ingin menyampaikan pernyataan khusus, atas -la dorongan, pengertian dan pengorbanannya sejak awal hingga saat-saat penyelesaian disertasi ini. Demikian juga kepada Ibu
dan Bapak mertua Sastro Sukarno, B.A. serta keluarga kakak di Bogor, adik-adik yang ada di
Klaten,
Sukatani dan Cibinong yang telah memberikan doronganmoral, bantuan M a kepada penulis untuk menyelesaikan studi.
Sebagai penutup, bahwa pernyataan dan -pan terima kasih yang penulis
sarnpaikan tidak mempunyai arti dan nilai, tetapi atas kebaikan semuanya
tersebut di atas penulis krdo'a semoga Allah SVVT berkenan membalas budi baik ibu, bapak dan saudara-saudara sekalin dengan timpahan rakhmat dan hidayah-Nya.
Semcga karya ilmiah ini bermanfaat. Amien.
Bogor, Juni 2004
DAFTAR
IS1
...
xiDAFfAR TABEL
...
xiiiDA
FTAR GAM BAR...
XV DAFTAR LAMPIRAN...
mi PENDAHULUAN...
1Latar Belakang
...
1Tujuan Peneliian
...
5Kegunaan Penelitian
...
6Hi
potesis...
6TINJAUAN PUSTAKA
...
8finjauan Umum Amorphophallus spp
...
8Moffobgi dan Anatomi
...
10Budidaya
Iles-les
(Amorphophallus muellen' Blume)...
15PENGUJIAN PERTUMBUHAN TANAMAN PADA BERBAGAI MACAM MEDIA TANAM
...
27Pendahuluan
...
27
Bahan dan metode
...
28Hasil
dan Pembahasan...
30Kesimpulan
...
32Saran
...*...*...
33DESKRIPS1 ILES-ILES
...
34Pendahuluan
... .- .
----
...-.----.-.-.---.-M--M...---.. 34Bahan dan metode
...
35Hasil dan Pembahasan
...
36Kesimputan
...
45PERTUMBUHAN DAN HASlL TANAMAN PADA BERBAGAI OOSlS KAPUR DAN PUPUK KANDANG
...
46Pendah uluan
...
46Bahan dan metode
...
47Hasil
dan
Pembahasan...
51...
Kesimpulan 59...
Saran 60 PERTUMBUHAN DAN IiASIl TANAMAN PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK P DAN K...
61Pendahuluan
...
61Bahan dan metode
...
62Hasil dan Pembahasan
...
64Kesimpulan ... 72
DAFTAR
TABEL
Halaman
1. Vdume dan nilai ekspor iles-iles indon8sia tahun 1985-2003
...
3 2. Ciri-ciri morfdog i iles-iies atau Amorphophallus muellen Blurne...,...
...
menumt Jansen at al. (1 996)
.
.
1 13. Pengaruh berbagai mamm
media
tanam terhadap pertumbuhandan hasit iles-iles
.
.
...
.
.
.
.
.
.
.
3 14. Perbandingan ciri-ciri morfologi iles-iles atau Amophphallus muellen' Blume, perbanyakan tanaman dan W a r glukomanan hasa
peneliian
...
dengan beberapa somber informasi yang diperokh 38
5. Penganrh dosis kapur dan pupuk kandang terhadap daya tumbuh umbi, garis tengah batang, garis tengah daun, bobot umbi dan kadar K
tanaman 12 bst
...
536. Pengaruh dosis kapur dan dosis pupuk Irandang terhadap kecepatan tumbuh, tinggi tanaman, jumhh tunas per petak pembaan, garis
tengah umbi dan tebal umbi 12 bst
...
587. Pengaruh dosis kapur dan dosis pupuk kandang terhadap rendemen knpik, kadar glukomanan, derajat wama putih tepung, kadar N dan P
...
tanaman 12 bst
... .
.
598. Penganrh dosis pupuk
P
dan K terhadap daya tumbuh, kecepatan...
...
tumbuh dan
jumlah tunas umM
14bst
.
.
679, Penganrh dosis pupuk P dan K tehadap tinggi tanaman, garis tengah
...
bstang, tebal umbi dan
garis
tengah daun 14bst
68 10. Pengaruh dosis pupuk P dan K terhadap bow umbi per tanaman,b o b umbi per m2dan garis tengah umbi 14 bst
...
681 1. Pengamh dosis pupuk
P
dan K terhadap kadarN, P
dan K dalam...
...*...*..
urnbi saat panen
. . .
6912. Pengaruh dosis pupuk
P
dan K terhadap rendemen kripik, kadarglukomanan dan derajat wdma
keputihan
tepung 14 bst...
6913. Penganrh dosis pupuk P
dan
K terhadap kadar N, P dan K dalamtanah saat panen
...
7114. Pengaruh umur umbi dan Meria panen terhadap babot umbi dan
Halaman
15. Pengaruh umur umbi dan
Itriteria
panen temadap hasil tepungaes-
...
iles16. Pengaruh
umur
umbi dankrtteria
panen terhadap komposW kimia...
urnti..
17. Pengaruh cam tanam umbi terhadap pertumbuhan vegetatif
tanaman
12
bst
...
18. Pengaruh
cara
tanam umbi terhadap bentuk dan h a i l panen umbi.. 19. Pengaruhcam
tanam
umbiterhadap
mndemen keripik, derajatwama
putihtepung
dan
kadar glukomananumbi
...
20. Pengaruh
cam
tanarn umM dan pemberian pupuk temadsp M a r...
N,
P dan K dalam tanah 12 bst21. Pengamh dosis kapur dan ukumn bulbil tehadap daya tumbuh, TbO
dan kecepatan
tumbuh tanaman iles-iles...
22. Penganth dosis kapur dan ukuran bulbil terhadap finggi tanaman,garis tengah batang, garis
tengah daun dan bobott kering tanaman...
6 bst...
.
.
.
23. Pengaruh dash kapur dan ukuran bulMl terhadap bobot umbi, garis tengah umbi, rendemen kripik dan derajat wama putih tepung 6 bst
...
24. Pengaruh dosis kapur dan ukuran bulbil terhadap tebal umbi
dan
...
kadar glukomanan 6 bst
Gambar Halaman
1
. Bagan alur
tahapan
peneliiian...
72
.
Keadaan tapak percobaan di kebun percobaan Cicurug.
Sukabumi..
523
.
Pengaruh pupuk kandang temadap garis tengah batang semu pada duataraf
kapur...
544
.
Penganrh pupuk kandang tehadap garis tengah daun pada dua taraf kapu r...
555
. Penganrh
pupuk kandang terhadap bobot umbi per tanaman padadua
taraf kapur...
566
.
Pengaruh pupuk kandang terhadap k b o t umbi per m2pada dua taraf kapur...
577
.
Penganrh pupuk kandang tehadap garis tengah umbi...
588
.
Keadaan tapak pembaan di kebun percobaanDarrnaga
...
659
.
Uiatdaun
kepalabesar
(Papilio
m o l e s . L.)...
.
.
.
...
6510
.
Ulat Irantong ( Mahasenaod?effi.
L )...
66I 1 . Patogen jamur Sdemtium mlfsii. Sacc
.
(penyakii busuk batang)....
6712
.
Pertumbuhan akar dan umbi umur 1. 2 dan 3 bst (bulansetelah tanam)
...
701 3
.
Tunas umbid i n a m
normalltidak terbalik (A) dan terbalik (B)...
85...
Lam
piran1. Hasil sidik ragam pembaan uji
tanaman
pada behag J media tanam (Percalman pendahuluan)...
2. Hasil analisis tanah lapisan permukaan dan pupuk kandang yangdigunakan di kebun percobaern Darmaga, IPB
...
3. Keadaancurah
hujan dan hari hujan di kebun Darmaga IPB Bogordan kebun lnstalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Cicurug, Sukabumi milik BPTP ternbang, Bandung tahun 1994
-
...
2003
...
...
4. Gembar parkemhangan bunga mulai tunas sampai buah masak.. 5. Gambar tanaman muda, tanamari dewasa dan bulM
...
6. Gambar umbi yang diiris, keripik (chip) dan tepung ilesiles
...
7. Penetapan W a r glukomanan...
9. Rekapitulasi hasil sidik ragam (nilai F) pengaruh perlakuan d d s kapur dan dosis pupuk kandang teittadap pertumbuhan tanaman, hasil umbi dan kandungan unsur dalam tanaman iles-ibs
...
10. Hasil sidik ragam peubahpeubah yang diamati pada percobaan
...
dosis kapur danpupuk
kandangHalaman
123
1 24
1 1. Hasit analisis tanah lapisan permukaan dan pupuk kandang yang digunakan dalam percobaan di kebun lnstslasi
Penelifan
dan...
Pengkajian Teknologi Pertanian Cicurug, Sukabumi 137 12. Contoh pengatumn sebagian petak percobaan dan
tata
letak tanaman dalam barisan tanaman peneduh
...
138 13. Rekapitulasi hasil sidik fagam (nilai F) pengaruh perlakuan dosispupuk P
dan
K terhadap pertumbuhandm
basil umbi tanaman iles-ibs...
14, Hasil sidik ragam peubah-peubahyang
diamati pada pembaan...
dosis
pupuk P dan KHalaman
16. Rekapitulasi hasil sidik
ragam
(nilaiF)
pengaruh umur tanamandan
kriteria panen terhadap hasil dan kompisi kirnia umbi iks-iles
...
14317. Hasil sidik ragam p%ubah-peubah yartg
diamati
pada pembaanpenentuan waktu panen tanaman yang tepat
...
1 4418
.
Rekapitulasi hasil sidik ragam (nPai F) pengamh cara tanam ter- hadap pertumbuhan dan hasililes-iles
12 bulan setehh tanam...
...
(bst)
..,.
19. Hasil sidik ragam peubah-peubah yang diarnati pada pembaan
...
cam tanam
20. Rekapitulasi hasil sidik ragam (nilai F) pengaruh pengapuran dan ukuran bulbil terhadap perturnbuhan dan hasit lets-lea pada tanah tier-Al tinggi..
...
21. Hasil sidik ragam peubah-peubah yang diamati pada percobaan tanah ber-At tinggi
...
22. Hasll analisis tanah Gajruk lapisan perrnukaan, yang dlgunakan...
PENDAHULUAN
Latar
belakang
Iles-iles (Amorphophallus
muellen'
Blume sin. A. b l u ~ ' (Scott.) Englersin.
A. oncopAylIus Prain) merupakan jenis tanaman umbi yang mempunyai patemidan
prospek
untuk dikembanglcan di Indonesia. Selain mudah didapatkan juga mampu menghasilkan karbohidrat dan indek panen tinggi. Dewasa ini kebutuhan makananpokok
utama
brupa karbohidratmasih
dipenuhidari
k r a s ,diikuti
jagung dan s e d i a yang lain. Sumber karbohidratdari
jenis umbi-umbian, seperti ubikayu,
ubi jalat, Was, kimpul, uwi-uwian, ganyong,garut,
suweg dan iks-iles pemanfaatannya belum optma1 sehingga mssih tehahs sebagai bahan makan anernatif di saat oaceldik (Kriswidarti, 1 960 ; Rijono, 1 989).Amorphophallus spp. termasuk famili Araceae, awalnya ditemukan di daerah
tmpik
dari Afrika sampai ke pulau-pulau Pasifik, kemudian menyebar ke daerah hnklirn sedang seperti Cina dan Jepang. Jenis A.mueII8n
Btume,
awak nya ditemukan di Kepulauan Andaman India, menyebar ke arah timur melalui Myanmar m u k ke Thailanddm
ke
Indonesia
(Jansen et 81. 1996). TanamanIni
merupakan tanaman
tema
hidup panjang, daunnya mirip s e u idengan
daun Tacca (Heyne. 1987). Tumbuhnya mdiar(terdapat
di alam bebas)di
rnana sajaseperti
di pinggir hutan jali, di bawah mmpun bambu, di iepttepisungai,
di semakbelukar
dan
di ternm-tempat di bawah naungan y a y betbavariasi. Untuk mencapai; produksi umbi yang tinggi diperlukan naungan -0 % ( J a m et ai.1996). Tanaman ini tumbuh dari dataran rendah sarnpai 1000 m di atas permuban laut, dengan suhu antara 25-35" C, sedangkan curah hujannya antara 30&500 mm per bulan selama penode pertumbuhan.
Pada
suhu
diafas
35'Cdaun
tanamanakan
terbakar, sedangkan pada suhu rendah menyebabkanMenurut
Emriati
dan Laksmanahardja (1996); Hetterscheid danlttenbach
(1 996), i b i l e s tumbuh
baik
pada tanah bertekstur ringan yaitu pada kondisi liat k-r, stnrldurnyagembur,
dan kaya unsur hara. Di mmping itu jugshrdrainase baik, dengan kandungan humus tinggi, pH tanah 6
-
7,5 (Jansen etal.
1996). Lebih lanjut dinyatakan bahwa, untuk mencapaibobot
umbi optimal diperlukan waMu pertumbuhan sampai dengan tiga tahun (Rijono, 1999).lies-iles memiliki umbi dalam
tanah,
bunga dan daunnya tidak muncul pada saat yang sama. Tangkai daundan bunga tunggal, berbentuk
tongkol dan bersifat majemuk, dilindungi obh seludang {spatha) (Lah j a , 1993). Tanaman ini merupa- kan tanaman tahunan penghasit karbohidrat yang penting yaitu glukomanan (Heyne, 1987; Lahiya, 1993 ; Jansen et al.,199$ ). Sampai sekarang dari beberapa jenis Amorphophallus di Indonesia ilesiles mempunyai kadar glukomanan paling tinggi (Ohtsuki, 1988; Rosmandan
Rusli, 5991; Jansen etai.,f996) dan juga mentpakan
satu-satunya
sumber glukomanan bukanpohon
yangcukup
tinggi (Plucknett, 1978; Suyatno, 1982).Glukomanan rnerupakan polisakarida yang mempunyai sifat antara selulosa dan galaktomanan (Frei dan Peston, t967), terdiri atas satuan-satuan
D-mannosa
dan D- glukosa dengan perbandingan molar 3 : 2, memiliki rantai tinier f3 (1-4) satuan gula pembentuknya, dan ukuranBM
lebifi besar dari 300 kD(Tye,
1991; Manullang, 1997). Penggunaannya setain untuk makanan (Ariel,19991, juga
untuk
krtiagai
mammindustri,
laboratoriurn kimia, dan obat-obatan. Menurut catatan Buku Ekspor BPSStatistik
Luar Negeri Indonesia danles-iles dad Taiwan 10050 kg
=
US$41422 (# 19931, Jepang 3005 kg m US$4245 (# 1999) dan tahun 2002 sebanyak 5864 kg FPI US$ 15731 (BPS, 1993-
2003). Menurut Cokro*) (kamunikasi pribadi, 2003) menyatakan, bahwa hingga saat ini Jepang masih membutuhkan
tepung
atau gaplek iles-iles tebih 1000 ton per tahun. Kebutuhan ini belum dapat dipenuhi, karena di Indonesia iles-3es belurn dibud'idayakan secam intensif dan masih sangat tergantung pada potensi alam, luas penanaman yang rnasih relatif terbatas, juga pedoman budidayanya belum ada (Hartanto, 1994).Tabd 1. Vdume dan nilai ekspor iles-iles Indonesia tahun 1985-2003
I
TahunI
Volume (kg)I
Nilai (US$)1
TahunI
Volume (kg)(
Nilai (US$)I
I I I I
Sumber : BPS, (1 9852003) '1 :
data mrnpai bulan Agustus
Sriwidodo et
d.
(1994) mengemukakan, bahwa ketidak stabilan produksi iles-iles inidisebabkan
kama
usaha taninya bersifat sampingan, terjadi pengembang-an
tanaman lain yang tebih kompetrtif dan belumbanyak
dilakukan peneliianPada masa pendudukan Jepang di Indonesia iles-iles menrpakan
tanaman
yang dipaksakan untuk ditanam di setiap pekarangan rumah, uq5qF kepeduan
menaruh perhatian ke komoditi ini
(Lahiya,
1993). Setelah pendudubn Jepang berakhir tanaman ini rnenjadi langk dan tidak populer lagi di kalangan petani di Indonesia. Kelangkaan ini disebabkan karena tumbuhnyayang
meliar (wild Wpe) dan bemifat sporadis di hutan-hutan, serb belum banyak dibudidayakan ptani sehingw hanya sedikit saja orang yang mengenal tanaman ini (Haftanto, 1994).Tepung Des-iles sering disebut black konjaku, jika
diekspor
harganya sangst rendah US$ 1.2-
4,s kg", dibandingkonjaku
yang dapat rnencapai nilai jual US$ 55kg"
(Purwadaria, 2001). Lebih lanjut disebutkan jika berupa keripik (gaplek) cara tradiiional pada umumnya hanya mampu menghasilkan kualitas dengan kadar airla%,
warna coklai dengan kadar glukomanan 19,741,8%,sedangkan pasar menghendaki
Luahs
dengan k d a r air 1296, warna kuning dan kadar glukomanan 3047%. Menurut Ermiati dan Laksmanahardja (1 996), untuk meningkatkan nilai ekspor dan nilai tambah pendapatan petani, penyerapan tenaga kerja dan &visa negara, diperlukan teknik budidaya dan tekndogi pengdahan yang berdayaguna.
Perkembangan budidaya it#-iles lebih lambat, selain disebabkan belum banyak rnasyarakat mengenal khususnya di luar Jawa, juga umur tanaman yang mlatif lama dibanding umur jenis umbi dan palawija lain. Di samping itu juga karena adanya faktor-faktor fain yang sampai sekarang belum
terpecahkan,
seperb'
aspek agmnomi, pemasaran, dan pengolahan hasil (Ermiati dan Laksmanahardja, 19961, serta pemanfaatan bhan hutanyang
belum optimal *perti pada Agrolbtt?stry (Rijono, 1999). Untukitu
diperlukan usaha-usaha peningkatan tebikbudidaya
Amorphophallus spp. melalui penelitian danpenyuluhan khususnya
di bidang agmnomi dan biologi (Kriswidarti, 1980).baku.
Hal ini dlperkuat pendapat Lingga et al. (1989) yang menyatakan bahwa tielurn banyak ahli agronomi yang tertarik untuk meneli aspek-aspek WEdaya tanamanin!,
sehingga pustakanyapun tidak mudah didapatkan. Mengingat besamya potensi tanaman ini, maka penelin tentang budidaya iles-iles pedu dilakukan dan dikembangkan.Tujuan Penelfflan
Secara umum penelitin bertujuan untuk mempeiajari aspek-aspk morfologi dan agronomi serta fenologi ilesiles, sehingga diharapkan nanti
dam
mernperoleh cara budidaya yang lebih baik dan berproduksi tinggi, lebih singkat waktunya dan menghemat biaya.
Secara khusus diujukan untu
k
:I. Mernperokh informasi dri-ciri morfologi dan agronomi yang lebih rind dan
lengkap daripada
informasiyang tehh
ada.2, Mernpemleh informasi tentang komposisi media tumbuh yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman, sehingga diperoleh hasil umbi yang lebih besar.
3. Penentuan
waMu
panen yang tepat, yaitu mampu mewhasilkan hbot umbi paling berat dati pertakuan yang diuji, dengan kadar glukomanan kbih bear41,8%.
4. Memperoleh informasi tentang cam tanam umbi yang mampu memberikan produksi paling
besar,
dianiam cara tanam yang dicobakan.Kegunaan PenelMan
1. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan
sebagai
pedoman dalam perbailcan budidaya dan pengembangan iles-iles, sehingga diperdeh hasil yang lebih tinggi, dengan bahan tanaman yang Msien.2. Hasil pendiian dihara pkan dapat
rnemhrikan
informasi mengenaiberbagai
aspek agronomi iles-iles dan mernacudalam
kemajuan s e e pengembangan penelitian yangakan
datang.Hlpotesis PenelMan
1. Budidaya iles-ilea menggunakan pupuk kandang , pupuk
P
dan K dosis tinggi membrikan hbot umbi lebih berat.2. Cam tanam umbi tanpa dibalik, diikuti pembngkaran
tanah dan penambahan
pupuk memberikan hasil umbi lebih bsar.3. Respon tanaman terhadap kenaikan pH tanah akibat pemberian kapur a h n menjadi tebih baik.
4. Pemanenan yang tepat adalah pada saat umur tanaman semakin panjang (tiga periods pertumbuhan veg-,
pada
kondisi bagian tanaman di atas permukaan tanah teiah mengering.-
Gambar 1. Bagan alur tahapan penelitian
Masalah :
Bebefapa aspek agrwKxni
ile&l%s
*
Percobam Pendahuluan :
Uji pertumbuhan iles-iks pada berbagai macam media perexrbaan
t
+
LDeskripsi
-
Penenturn waktu (ciriciri) iles-iles Wmn Yaw tw
Uji dosis kapur dan
PuPuk bndang v
Uji dosis plpuk
P
dan KTlNjAUAN
PUSTAKAlinjauan Umum AmorphophelIu8
rpp.
A m o ~ l l u s spp. tersebar dari daerah ttopik Dunia Lama, kemudian ke Afrika sampai ke
Kepulauan
P d kdan
mduas
sarnpai kedaemh
berildim sedang diCina
dan Jepang, wdangkanjenis
Amorphophallus muellen' Blurneawalnya
ditemukan di Kepulauan Andaman India, kemudian menyehr ke amh timur melalui Myanmar masuk ke Thailand dan ke Indonesia(Sumatem,
Jawa, Fkms dannmot)
(Jansen et al., 1998).Kay (1973) mengemukakan bahwa Amorphophallus
spp.
ada 90 jenis, sedangkan menurut Hay et 81. (1995) ada 161 jenis, bshkanAnsen
et ai. (1996)menduga jumlahnya bbih 170 jenis, tetapi yang paling banyak tumbuh dl daerah
ttopik
adalah A. campanulalus BI sin. A.pa8oniitWius.
Di Indonesiaselain
A. c~mpanulatus Bt. jenisjenis lain yang sering dijurnpai adalah A. muellen' Blume sin. A. blumei (Scott) Engl. sin. A. onoaph~lus Prain dan A. van'abilis BI.Di
Jepang ada satu jenisyang
tidak diemukan di Indonesia, tetapi diusahakan secara besat-besaran yaitu A konjac C. Koch.sin.
A. M r i Dur. Menurutlaporan
Backerdan
vd. Brink Jr (1968), di Herbarium Bogorensis Bogor dikoleksi sebanyak 20 jenis dad seluruh tanamanyang
ada di Indonesia, namun yang adadi Pulau Jawa
hanya
tercatat delapan jenis. Di Kebun Raya Bogor berhasil ditumbuhkan sebagai kokksi hidup hanya enam jenis dari seluruh jenis diIndonesia.
Semasa
hidupnya,
Amorphophallus
spp. mengalami dua siklus hidup yaitu siklus vegetatif dan siklus generatif. Siklus vegetatif dimulai pertumbuhannya pada musim hujan diawali dengan pertunasan, kemudian tumbuh akar padadasar
tunas di atas umbi, diikuti W n g m udan
daun. Umbibaru
terbentuk di
mengkerut
dan
hilang.
Pada
musim kemarau batang semu dandaunnya
mengen'ng, dan tanaman memasuld masa doman
selama
56
bulan. Jikamusim
hujan tiba, tanaman akan memasula' siklus vegetatif lagi atau siklus generatif. Apabila mengalami siktus vegetatif, tanaman akan tumbuh batang
semu
dan daunnya, tetapi jika mengalami siklus generatif dari umbinya akan keluar bunga dan tidak terdapat daun. Bunga tersusun dari bungabunga yang menghasilkan buah kemudiin biji (firdaus, 1972 ; Jansen etal.,
1996). Lebih lanjut Soernono(1984) menyatakan bahwa semasa hiupnya, suweg (A. campanulafus) mengalami ernpat fase pertumbuhan yaitu (1) fase pertumbuhan tangkai daun dan a b r , (2)
fase
inkiasi clan pengisian umbi, (3) fase menua, tangkai daun akan mengering atau tanaman mengalami pembungaan, dan (4) fase dorman, bagian -vegetatif mengering kemudianhilang.
Amo@?@WIus spp.
&pat
tumbuh hampir di semua jenis tanah,kecuali
p8da tanahrawa
atau payau (drainase buruk). Perbanyakan A. muellen dapat dibkukan dengan menggunakan biji, umbiataupun potongan umbi kmata, dan
bulbil (umbi daun) (Jansen et aL, 1996). Menurut Lingga et al. (1989), perbanyakan tanaman dapat juga menggunakan anskan, menanam kernbati umbi anakan, dan menggunakan irisan mata tunas yang tumbuh di pemukaankulit
umbi.
Dalam penanaman iles-iles umumnya digunakan
jarak
tanam berkisar antara 45-95 cmx
120 un,dengan
kedalaman tanam 10-15an
(Lingga el al.,( F t e t t e M d dan Itten-, 1898). Lebih lanjut dinyatakan bahwa dalam satu
tahun
ukuran umbinya menjadi tiga kali tipat ukuran umbi awal.MotFologi
dan AnatomiIlesiles termasuk dalam d i s i o Sperrnatophyts, subdivisio Angiospermae,
kelas
MonoclDtykdoneae, ordo
A m k s(Sphathfflom),
famili Araceae, sub famil Aroideae dan genus Amorphophallus (Benson, 1957 ; Lawrence, 1955).Secara
morfologi umbi iles-iles bebentuk buM dan berakar serabut, memiliki jaringan parenchym yang tersusun atas sel-sel berdinding tipis (Sufrani, 1993).Lebih lanjut dinyatakan oleh Rijono (1999) bahwa morfolcgi kuli umbinya hatus, wama umbi bagian &lam kekuning-kuningan dan bakal tunas peda
kul%
umbi Wak tarnpak nyata. Ile+iles yang digunakan datam penelitianmemiliki
ciri-arimorfologi antara lain, seperti pada Tabel 2.
Ada bebrapa sinonim M a n ! A. mue#en Blume (1 837) yaitu A. bluk
(Scott)
Engler (1879) sin A.oncophflIus
Prain (1893) (Yuzammi, 2000). Lebih lanjut juga disebut A. burmanicus Hook,f. (1893). A.planus
Teijsm. & Binn., A.camosus
Engt , dan A.timotensis
Aldrew (Hetterscheid dan Ittenbach, 1996).Disamping itu ilesiles juga mempunyai banyak nama
lokai
seperti acung,iles,
cocoan oray (Sunda), badul, cumpleng, walur, porang (Jawa); dan kruwu, lorkong, labing, subeg bali,
subeg
leres (Madura) (Lingga et %I., 1989; Rijono,1999).
Sementara
itu ada juga ibiles yang terlihat berbeda dengan istilah iles-iles pada hlangan ilmiah, sehingga di katangan rnasyaraktistilah
iks-iles menjadi kurang dikenal.Tabel 2. Ciriciri morfologi tanaman iles-iles atau Amorphophallus muellen' Blume rnenunrt Jansen et al. (1 996)
Adanya b~iibil, merupakan
ciri
khusus yang tidak didapatkan pada jenis lain di Indonesia (Santosa et a/., 2000). Menurut Lingga et al. (1989), letakbun-
iies- ilessecara
terminal, disangga tangkai bungatunggal
yang keluar tern padapusat
urn
bi. Bagian-bagian yang rnendukung bunga adatahtang
kai bunga, kelopak bunga dan tongkd bunga. Daiarn keadaan kering bijinya dapat disimpan seQma 2-4 bulan (Sufiani, 1993).Jumlah kromosom bebera pa jenis Amo@hophallus seperti A. muellen, A. decus-si1vae dan A. variabilis bertunrt-turut 39, 28 dan 26. Jumlah kromosom dasar A. muellen' X = 13, sehingga A.
muellen'
bersifat triploid, A. dears-&ae dipkd dengsn kelebihan 2 kromosam dan A. variabilis diploid (LBN, 1983;Jansen eta/., t 996 ; Puiwantoro, 2001).
Setiap 100 gram umbi jenis Amophophaiim yang berbeda, mempunyai kandungan bahan kimia yang berbeda pula (Jansen et at., 1996). Menunrt Chaugule
and
Khot (19571, Amtphopha#us tertentu mengandung vitamin A dan B lebih tinggidaripada
kentang. Bahkan kandungan kabhidratnya sampaiMacam ciri
-
Garis tengah &tun dan tentuk daun- Ukuran panjam x I*
-
Wama batang semu (tanghi dun)-
Ukuran batang semu-
Permukaan batang m u-
Ukuran umbi-
Wama umbi-
Bentuk buah-
Wama buah-
Jumtah biji (ovule)-
BulbilDeskri p i
-
(75-200)cm
dan lanset- (1 0-35)m x (4-9)
m
-
hijau sampai dengan M a t a n dengm b e m k coklat muda-
hijju abu-abu dot-ma kehijauan, kecoklatan
-
tinggi 40-1 80an
dengan garis tengah 1-5an
-
lian-
diameter 28 m, k b o t sarnpai 3 kg-
mWat tua bagian luar dan kuning muda bagian &lam [image:27.582.35.489.39.821.2]mencapai 85 % (Burkill, 1935). Komponen kimia yang terpenting dalarn umbi
iles-
iles adalah glukomanan.Hasil pengamatan umbi di bawah mikroskop, menunjubn adanya sifat anatomis subset penyusun umbi sebaglan besar berupa
'idbblast"
atau disebut juga seCsel glukomanan yang bemkuran 0,5-
2 mm, kbih besar 10-20 kali dati ukuran sel pati.Sel-set
tersebut dikenat denganistilah
glukomanan. Salah satu ciri sel glukomanan adalahMak
berwama saat di test dengan l a m yodiurn. Karena sel ini dikelilingioleh
bebempa sel parenkim yang krdinding tipis krtsl granuh pati, yang jumlah total patmya Mak mampu membrikan wama bifu ketika diuji dengan yodium (Ohtsuki, 1968). Lebih lanjut Lahjra (1993)mengernukakan bahwa, jaringan bagian luar umbi disusun oleh sel-sel yang posisinya sangat rapai. Protoplasma yang sudah mati dindingnya sebagian telah berubah menjadi gabus (suberin). Pada bagian dalam terdapat lapisan tebal dari &seI dengan ukuran yang lebih k s a r terisi butiran-butiran glukomanan krwama kuning muda. Kandungan glukomanan A. muellen' Blume terbukti tidak hanya labih tinggi, tetapi juga lebih konstan.
0-man-
dan
satu 0-glukosa. Glukorrranan mmliki rantailinier f3
(t-4)m
a
n
gula pembentuknya, dan ukuran berat molekul lebih
besar
dari 300 kD. Goodwindan
Mercer (1 983) menjetaskan bahwa, glukomanan berlaku sebagai polisakaridacadangan yang akan diunakan setama pertunamn. Biosintesis maupun degradasinya masih sedikit diketahui. Peru bahamperubahan komponen utama
penyusun glu komanan diketahui se bagai berikut.
Gula-NDP I Polisskarida dinding sel I
Keterangan : 1 : GOP manosa 2
-
epimerase 1 2 : GDP-G pyrophosphhwylase 3 : phosphoglukomatase4 : glukosa 6
-
phosphst isomeraseG u h a n a n tersusun obh kwnponertkomponen utama berupa D-gtukoea dan h a n n o s a . Dglukosa diintesis dari glukossl- p b p h a t yang dikataliiis oleh enrim GDP-G pyrophosphorylase rnenjdi GDP-D-glubsa
dengan
rndepaskanpirofosfat dan guandne 5'- t r i p m . Dari GDP-D+lultosa oleh endm GDP rnannoge Zpimerase akan dikatalise menpdi GDP-man- atau sebaliknya.
dalam
badan golgi,akan
terbentuk glukomanan. Smyma-myawa YNW bepm &mgd pngwmr komponen utama adaM frukt-hatdan glukosa-6-
phosphat yang merupakan hasil fotosintesis melalui siklus Calvin.Dalam air pada suhu
tuang
glukomanan a h # memberikan kekentalan yang tinggi. Lebih lanjut Manullang (19971, menyataltan bahwa ekstrslksi dapat difakukan dengan menggunakan lamtan KOH dan borat yang akan krkompkk dengan gruphidrobit
2.3-cis dan dipisahkan dengan presipitasi sebagai barium atau ooppr k m p k k .Polimer glukomanan memiiiki karakter istlmewa yaitu
mmpunyai
dfat antara selulosa dangataktmanan,
sehingga mampu mengalami proses mengkristal serta mem bentu k struktur serat-serat hatus(Frei
dan Peston, 1 967). Menurut Budiman (1 9701, lamtan glukomanan dapat membentuk lapisan tipis yang memiliki sifat tembus pandang.Tinggi rendahnya kadar glukomanan dipenganrhi okh krbagai faktor, antata lain, jenis tanaman (Outsuki, 1968; Irawati, 1985; Syaefultah, 1990; Jansen el a!., 1996) dan
perlakuan
pendahuluan menjefang pengeringan, umur panen. bagian-bwian yang digiling, alat yang digunakan, kecepatan putaran atat penggiling dan ulangan waktu penggilingan (Suhirman et at., 1995).Menunrt
Sait (1 995), kadar glukomanan iles-iles berkisar 54,3-58,3 %. Janmn et al. (1 996)rnenyebutkan lebih tinggi dari A. variablis, sedangkan Perum Perhutani (1995)
menyatakan
hanya f 35 %. Untuk tepung iles-iles hasil proses tradisionalmengandung
kadar
glukomanan ratam di bawah 30% (Purwadaria, 2001).guta reduksi dengan gugus amin
m
a
asam
amino (VMnamo, 1988). Rendemen keripik dipenganrhi oleh umur tanaman dan perlakuan pendahuluan (Suhirman etel.,
1995).Sudidaya ilw-lies (AmorphophalIus
mueferl
Blume) Bahan tanarnDalam budidaya iles-iles dapat digunakan bahan tanarn benrpa ; biji, umbi daun atau umbi tetas
atau
bulbl ( ' W K di Jawa Timur), dan umbi atau bagian umM. Apabila digunakan biji atau bulbd sebaiknya disernaikan terlebih dahulu, dan setelah m n g n y a cukup kuat barn dipindahkan ke mibag.Jika
menggunakan urnbi, hrdasar pengarnatan lapangan sebaiknya umbi yang tehh mengalami penyimpanan k 5 bulan, telah brtunas k Icm, sehingga tidak pedu disemaikan tetapi langsungditanarn.
Tanaman peteduh, sebaiknya ada sebelum dilakukan penanaman. Pengotahan tanah dilaku kan sebelumnya dan dilakukan pengapuran jika diperlukan (Deptan, 1991).Bulbil merupakan umbi daun atau umbi tetas, yang terletak di antara percabangan tuhng-tulang hehian daun. Bulbil dapat dipergunakan sebagai salah
satu bahan perbanyakan
tanaman secara vegetatif (Jansen et a1.,1996;Ambarwati, et at., 2000). Bedasarkan pengarnatan di lapangan, ukuran bobot bulbil berkisar 1-23 g, dengan garis tengah rata-rata benrariasi antara 1-5
cm.
Ukuran dan bntuk butbil dipengaruhi deh posM h k n y a pada helaian daun dan umur tanaman. B i n y a yang benrkumn terbesar terdapat pada tengah percabangan tulang daun , dii kuti anak-anak cabang tulang daun selanjublya. Di bagian tengah tulang daun h t u k bulbit umumnya butat, sedang yang lainnya lonjong.Menumt Soemono (1984),
ma
A. campanulatus ukuran umbi bibit ber-sebagai bibit rnernpunyai ukuran yang semakin
besar,
hasilnya
jugam a k i n
besar. Demikian juga pada A. muellen Blume bibit umbi utuh benrkuran
200
g rnenghasilkan komponen pertumbuhan dan hasil umbi lebih tinggi dihanding dengan bibit umbi berukuran 100 g dm dan biM bulbil 5 g dan 2,5 g (Hobir, 2002). Pada umbikentang
be
berapa hasil penelitin menunjukkan,
bahwa u kuran umbi berpengamh terhadap pertumbuhan dan hasil. Umbi yang baik digunakan untuk bibi benrkuran 35-40 g per umbi, dengan tunas setinggi 2cm
(Widjajanto,1985).
Tanaman yang dapat digunakan sebagai peteduh adatah, tanaman pisang
( M u s ~
p a m a c a ) ,
lamtom (Leucaena glauca), sengon (Paraseriantks falcataria) , kdapa ( C mn d m ) ,
dan jenis tanaman besar tahunan lainnya (Sufiani, 1993; Lingga et al., 1989).Persiapan tanam
DaLm persiapan tanam, lahan tanam perlu disiapkan terlebih dahulu, misalnya menyiapkan tanaman peteduh, pernberian kapur jika diperlukan, pernberian pupuk alam jenis pupuk kandang dan pupuk buatan jenis N, P, dan
K.
Tanaman ini Mak toteran terhadap intensitas
cahaya
penuh, maka untuk mernperdeh hail umbi yang tinggi diperlukan naungan antara 50-60 % (Jansen et at., 19961, sedangkan berdasar pengamatan pertumbuhantanaman
di alam banyak diiemukan pada tingkat naungan yang bervariasi antara 0-
90 %(Santosa
eta/.,
2000). Tanah liat tidak disukai karena dapatmenghambat
pertumbuhan umbi. Suhu dan kekngasan tanah yang rendah cenderung merangsang dormansi bbih dini (Rubatzky
dan
Yamaguchi, 1994).Pengapuran
&7,5 (Jansen et at., 1996). Oleh karena itu pada tanah yang keasamannya kurang dari 8 pertu dilakukan pengapurn.
Pernberian kapur d m pupuk organik dimaksudkan untuk memperbaiki sifat tanah, seperti prbaikan sifat fisik, sifat kimia dan Mat biologi tanah, yang
ketiganya
saling
berinteraksi satumma
lainnya sehingga menentukan perturn bu han dan hasil tanaman (Anas, 1 999; Sanchez, 1 976). Perbaikan sifat fisiktanah
itu antara lain untuk struktur, aerasi, kegemburan, penunrnan bobot isi (bulk densrty), kmudahan pengdahan tanah dan peningkatan jumlah air yang tersedi bagi tanaman. Perbalkan sifat kimia tanah antara lain, meningkatkanketersediaan unsur hara makro dm mikro bagi pertumbuhan ianaman, KTK (kapasitas tukar kation
=
miion .exchangecap&&
=
CEQ, kapasitas sanggah (buffering capacity), pH dan efisiensi pengambihnhara
oleh tanaman. Perbeikan bilogi tanahialah
perbailcan lingkungan hidup organisme tanah (makro,meso
rnaupun mikro organisme tanah), sehingga lebih menguntungkan bagi petrtum bu han tanaman di atasnya dan mening kat kan produktivitas tanah (Anas,
1999).
Menurut Bingham (1975), jumlah kapur yang diirnbahkan ke &lam tanah tergantung dari
tujuan
pengapuran itu sendiri.Jika
pengapuran dimaksudkanuntuk rnenaikkan pH sampai niIai tertentu, maka jumlah h p u r yang ditambahkan ke dalam tanah dapat menggunakan metode Shoemaker Mctean Pratt (SMP). Menunrt Sanchet (4976), pembrian hpur paling efektif bila
didasadcan
pada Attuminium dapat diukar atau A h di tanahtanah dimanalogam
ini
mencapai tingkat yang b e m n . Kapur yang diberikan satu kali dalam tiga tahun, m e n i n g l d m pH tanah U W lapisan tanah &h dari 4,O menjadi 5,7Ca,
meningkat 20 kali lipat dan Mg-d meningkat dua kali (Sanchez et a/., 1982).fakbr iMim
tersebut
rnenyebabkan te jadinya mineralisad k h a n induk, pelapukan khan organik serta penwaan lapisantanah
bwian atas ke tapisan bawah yang relatif cepat. Akibatnya tanah masam rnempunyai tingkat kesuhran alamiah yang rendah danmalrin
tinggi tingkat pencucian akan meningkatkankemasaman
tanah.
Biasanya tanah masam mempunyai kandungan unsur N, P,
K,
Ca, Mg, Zn dan S yang rendah, terjadi fiksasi unsurP
yang tinggi dan konsentrasi Al sangat
tinggi whingga dapat m e w n i tanaman (Miller dan Donahue, 1990). Tanah masam biasanya diominasi oleh tanah Oxisol dan Ultixrl yang berhubungan dengan kesamaan komponen iklim yang rnernpenganrhi proses pembentukannya (Sanchez, 1976). Menurut Marschner (1995) lebih dari 70 % tanah masam tropis mengalami defisiensi Ca dan Mg serta rnempunyai kapasitas fiksasi P yang sangat tinggi. Lebih
lanjut
dijelaskant>ahwa
kemasaman tanah semakin meningkat menyebabkan penetrasi akar ke lapisan subsoil
terhambat, sehingga menyebabkan sistem perakaran dangkal dan penggunaan haraserta
air rendah.Pada tanaman, Al menrsak tanaman diawali dengan gangguan terhadap
tudung
akar
yang di dalamnya mempunyai sinyal sekaligus detektor gaya grafitasi, sehingga akan menghambat sekresi berlendir sel tudung akar. Seltersebut rnerupakan sumkr pengatur endogen pertumbuhan. Lebih bnjut
disebutkan bahwa Al mengharnbat pembekhan sel dengan mengganggu penggandaan DNA (Matsumdo, 1 991)
Pernupu kan
DaQm pertumbuhannya, tanaman akan menyerap unsur-unsur hara &lam
pertumbuhan dan keseimbangan. Agar
dam
memenuhi ketentuan tersebut, kadang-kadang pedu dilakuksn pemupu kan.Pernupukan dirnaksudkan untuk menjaga t a p tersedianya unsur
ham
dalam tanah, meningkatkan pertumbuhan dan hasl tanaman. Ada bebrapa macam pengelompokan pupuk : organik dan anorganik. Dalam percobaan ini digunakan pupuk kandang dan pupuk buatan yaitu pupuk tunggalP
dan K. Menurut Hairiah et at. (2000), agar tujuan pemupukan berhasil baik maka hams memperhatikan: waktu pernberian pupuk, penempatan pupuk dan dosis pupuk.Pernupukan pada A, pa80nWius di India dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang 25 tan, 20 kg
N,
40 kg P a s dan 80 kg K D ha-', yang diberikan pad8saat
t a n m dan 20 kg N ha42-3
bubn
kemudian ( J a m et a!., 1996).Demikian juga
Sufiani
(1993) menyatakan bahwa untuk mendapatkan hasil yang baik pada i b i l e s pedu dipupuk dengan dosis 40 kg N, 40 kg Pf15 dan 80 kgK20
ha-'. Lingga eta/.
(1989) menyatakan bahw d a i n dosis-dds pupuk tersebut masih pedu ditambahkan pupuk kandang biasanya satu kleng susu kentalmanis
per lubang tanam, atau 5 ton ha-' pupuk organik (Kriswidarki, 1980 ;Deptan, 1991)
Pupuk kandang
Pupuk Icandang adalah campuran dari be- macam kotomn padat, cair
jenis hewan, metode pengdahannya, pakannya dan campuran komponen lain (Rinsema, t 983).
Adiningsih (1 996), menyata kan bahwa tanah mew pakan sistem hidup
yang
dam mengolah pupuk anorganlk menjadi bentuk tersedm bagi tanaman. Kunci proses tersebut adala h bahan organi k berperan sebagai penyangga b i i , sehingga tanah dapat menyediakan hara dalam jumlah berimbang untuk tanaman. Tanah miskin bahan organi k akan berkurang kemampuannya menyangga pupuk, se hingga efisiensi pupuk betkumng karena whagian b s a r pupuk hilang dari sekitar perakaran. Sdnjutnya dahm penelinnya dl lahan kering ditunju kkan bahwa pembefian pupu k kandang dapat meningkatkan p r o d i ! W i s tanah dan efisiensi pemupukan. Selain itu pada tanah masam dengan kadar Al tinggi, pemberian bahan organik dapat mengurangi kebutuhan kapur, karena pengikatan At oleh bahan organik. Di sarnping itu pupuk kandang juga mempunyai peranan pentingpada
tanah yaitu ; memperbailri kemampuan tanah menyimpan air; mempengaruhi kernantapan agregat tanah; mempehaikis t n r h r
tanah; mempertinggi nilai tukar kation; rnenyediakan unsur-unaur hara yang dibutuhkan tanaman; menghasitkan ban yak C02 dan asam-asam organik yang membantu mineralisasi; dan menaikkan suhutanah.
Menurut Gunadi et al. (1992), sumbr bahan organik juga dapat mernpengaruhi hasil kentang. Pupuk kompos hutan sebanyak 4.7 ton ha" dapat menghasilkan 25,2 ton kentang, pupuk kandang kambing 1,6 ton ha-' dapat menghasilkan 14 ton dan pupuk kandang sapi 2 ton ha-' dapat menghasilkan 8,6
ton.
Anwar (1993) menyatakan bahwa penambattan pupuk kandang denganPada
tanaman bijtbijian Raihan dan Nurlirtayani (2001) menyatakan bhwa, penambahan kotomn ayam 3 ton ha" memberikan hasil2,S ton ha" biji pipilan jagung kering tertinggi, dibanding pupuk organik lainnya. Hal ini dibabkan karma kotmn ayam mempunyai C/N ratio lebih rendah sehingga pelapukan lebih cepat dan memudahkan penyediaan ham serta ketersediaan P lebih tinggi. Di samping itu bahan organik kdoran ayam juga memberikan keuntungan aniara lain pemasok hara tanah, rneningkatlcan retensi air, sehingga perombakan bahan otganik meningkal dan banyak rnenghasil kan asamasam organik. Anion asam organik dapat mndesak fosfatyang
Wrlkat okh Fs dan A!, sehingga menjadi tersedia bagi tanaman. Serupa dengan keterangan di atas, pemberian pupuk kandang 2 ton dan 4 ton ha" juga memberikan penganrh sangat nyata pad8 hasif pokng kering tanamah kacang tanahyaitu
sebesar 1,8 ton ha*' daripada ianpa tambahan pupukkandang
(Arifindan
A M , 1994). Lebih lanjut Sukristiyonutwwo et al. (1993),menyatakan
bahwa
pemberian bahan organik, kaput dan pupuk NPK dapat meningkatkan hasil biji kering kacang tanah dengan nyata. Hasit analisis tanah rnenunjukkan, bahwa sifat kirnia tanah menjadi tebih baik seperti pH tanah, kandungan bahan organik, KTK tanah. P- tersedia, dan menurunkan M a r Aka.Pada
pembaan tanaman kedelaioleh
Kuntyastuti
(2000), kotoran ayam yang diikombinasi dengan pemberian pupuk SP-36 pada tanah Atftsol mampu meningkatkan produldivitas kedelai hingga 100 % dibanding tanpa pupuk.
Pupuk M a t (P) dan kaliurn
(K)
Fosfat
dan kalium menrpakan haraesellsial
makro sebagaimana unsur nitrogen. Fosfat merupakan pemkntuk ATP rnelalui proses fotosintesis, dan respirasi. Banyak terdapat dalam inti sel dan mempunyai peranan k s a r dalarn aktivbs mefistematis sel, mendomng perturn buhan a kar serta perkembangan jaringan muda (Tisdale dan Nelson, 1 975). Menurut Truog (1 948), ketersediaan P maksimum te jadi p&a kisaran pH antara 8,5-
7,5 sedangkan menurut Tisdale dan Nelson (1975) p d a kisaran pH antara 5,s-
7,O. Pemupukan fosfat pada berbagai varietas kentang, menunjukkan bahwa, dosis 100kg
Pha-'
menghasitkan bob! kering tanaman tertinggi dibanding tanpa pemupukan. Peningkatan dosis P tidak lagi meningkatkan pmduksi, walaupunP
teqinggi diserap tanaman pada dosis 400 kgP
ha" yaitu 25,7 kg P ha-' ( Jenkins dan Ali,1999). Hal ini serupa dengan penelitian Ispandi (2000) pada tanaman ubi
kayu,
bahwa pemupukan SP-36
yang
diberikan saat tanam masih meninggatkan residuP mulai dari sangat rendah, sedang sampai tinggi. Peningkatan ketersediaan P
dapat diperbaiki dengan pemberian pupuk ZA.
Pada
pemupukn P dan K yangdilakukan Basuki dan Harnowo (1 989), menunjukkan adanya interaksi
yang
tidak nyata terhadap pertumbuhan tanamankentang. Ha! ini ditunjukkan pada k b o t
segar umbi sebesar 25,22
-
25,51 ton ha-', dihasilkan dari dosis pemupukan Ksebesar 60-180 kg ha-', sedangkan pemberian
37,s
kg P rnenghasilkan bobot segar umbi 27,<3 ton ha" tetapi tidak berbda secara nyata dibanding kontrd (2595 ton ha-'). Pada varietas lokal dengan penambahan d a i s pupuk P menghasilkan umbi yang lebih rendah bobotnya.tanaman,
yang
terdapat dalam bentuk anorganik sangat mobil (Darrnawan dan Baharsjah, 1983). Unsur K mempunyaiperanan
penting untuk pembenhrkan protein dan asam amino,serta
dalam proses fotosintesis. Kekurangan unsur ini,tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan dapat mengakibatkan penimbunan NH, yang dapat rnerupakan racun bagi tanaman. Menurut Fliert dan Braun (2002)
unsur P dan K juga mempunyai peranan penting dalam membangun ketahanan serangan patogen. Pada umbiumbian unsur K diperlukan dalam jurnlah lebih
tinggi daripada unsur makro lainnya, tetapi dengan memperhatikan perbandingan terhadap unsur N. Untuk pembesaran umbi ubijalar paling baik, spabib
p e d i a a n unsur N dan K behanding 1 : 3.
Pada
Amo~hophallus
paeonWius (Elephant Food Yam) besamya hasilumbi, dipengamhi secara nyata
oieh
nutrisi yang &a terutama N dan K, dan juga deh t i p ,ukuran
umbi bibit serta walrtu panen (Sen
et
el., 1996).Percobaan
pot oleh Soemamo dan Prasetya (1989) menunjukkan, bahwa waktu pemberian pupuk K 100 ppm pada saat tanam menghasilkan kuatiis dan ukuran umbi kentang terbaik dibanding pemberian pemupukan dua minggu, empat minggu dan enam minggu setelah tanam. Adapun Subhan dan Asandhi (2001) yang melakukan percobam di lahansawah
dataran medium, menunjukkan bahwa waktu pemberian pupuk K tidak berpengaruh tehadap hasil umbi kentang, baik ysng dibrikan pada saat tanam, 30 hari setelah tanam atau setengah bagian diberikan saat tanam dan setengah bagian 30 hari setelah tanam. h i s terbaik adalah 50 kg Kha".
Pada
tanaman
biji-bijian seperti kedelai, pembrian pupu k K secara lari kan dengan jarak 10 cm dari barisan tanaman di tanah regosol, rnemberikan hasil lebih baik daripada yang dibrikan secara disehar. Pada dosis 33,6 kg ha-' dihasilkan biji kedelaimaksimum
yaitu 1,72 ton ha-'. SuhaMk dan Roechanterhadap penyerapan N dan P pada tanah Hidmorf dan hanya meningkatkan penyerapan unsur K saja. Pada tanah Alluvial tejadi sebaliknya, jika pemberian pupuk K ditingkatkan penyerapan K cendenrng menurun. Pada tanah Vertisd fiksasi dan ketersediaan K meningkat dengan semakin rneningkatnya pemberian
K.
Ketersediaan K meningkat duakali
lebih besar dibanding K terfiksasi (Mulyatri, 2003). Menurut Wihardjaka et 81. (2000), kehilangan K karena pelindian dapat diatasi dengan pemberian bahan organik seperti pupuk kandang dan pengembalian sisa tanaman ke dalam tanah. Terdapat korelasi positif antara penyerapan K oleh tanaman dengan hasil gabah.Pada padi gogo
pemupukan K dosis 60 kg ha'' mernberikan hasil yang tidak berbeda dengan perlakuan dosis yang lebih tinggi (Jumberi et al., 1994).Penanaman Jarak tanam
Untuk Amorphophallus spp. jarak &nam benrariasi tergsntung periods pemanenan umbi,
antara
(45-90)cm
x 120 crn ; 90 cm x 90 un dan 100cm
x 100crn, sedangkan kedalaman tanam bervariasi antara 3-5 cm; 10-15
cm
dan 20-25cm (Soemono, 1 984; Deptan, 1991 ; Lahiya, 1993; Hartanto, f 994).
Dosis
pemupukan dipenganrhi oleh tingkat kesuburantanah
yang akan digunakan. Umumnya pemupukan dilakukan dengan rnenggunakan pupuk organik sebanyak5 ton per hektar dan pupuk an organik dengan dais 40 kg N, 40 kg P205 dan 80
kg
K20
per hektar (Kriswidarti, 1980; Deptan, 1991 ).Pelaksanaan tanam
(2000) dibutkan bahwa, untuk mempercepat
krtambahnya
ukuran umbi hasil panen, pada setiap penanaman beri kutnya disaran kan supaya umbi ditanarn daiam posisi terbalik. Di sisi lain, hasit komunikasi pribadi dengan Soemadistaf
peneliti LIP1 (2001 ) yang melakukan percobaan pendahuluan, dibutkan hahwa pemktikan umbi saat tanam tampaknya tidak berpenganrh terhadap hasit umbi. Adanya kontradiksi pendapat seperti ini, maka perlu dibuktikan
dengan
penelhian.Waktu tanam sebaiknya dilakukan pada
awal
musim hujan, sehingga masa -pertumbuhan vegetatifnya dan pmbentukan umbi maksimum. Bahan bnamk m p a umbi lebih mudah penanganan dan pernetiharaannya (Hobir, 2002).
Keadaan drainase perlu diperhatikan agar tanah tidak tertalu lembab, sehingga pertumbuhan tanaman dan umbi maksirnum, serta bebas dari penyebab pen
yakit (Jansen
et a!., 1996).Pemeliharaan
Pada
awal
pertumbuhan, ites-iles tidak memedukan p e w t a n khusus. Tanaman akan tumbuh lebih baik apabila tanah di s e k i r tanaman digemburkan, dan gulmanya dirnatikan. Pengaturan ling kungan tanam pedu dilakukan, misalnya pemangkasan tanaman peteduh, pem buatan saluran drainase, dan lain- lain, sehingga tanaman pokok dapat mempemleh sinar matahari yang cukup dan lahan tidak terlalu lembab. Penyulaman ditakukan apabila ada tanaman yang mali, dan dilaksanakan*
4 rninggu setelah tanam (Trubus, 1990).Pengendalian terhadap hama dan penyebab penyakit perlu dihkukan, jib tejadi serangan yang krarti. Serangan biasanya muncul pada
waMu
musim penghujanketika
daun tumbuh. Hama yang sering mengganggu tanaman dipembibitan adatah belalang dan ufat Pa@& pdytss,
t
sedanghn di lapang selain ulat P. pdytes,L.
juga ulat Mahasena o&etti, L. Menurut Sufiani (1993)