• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS YURIDIS PENOLAKAN BILYET GIRO BERDASARKAN SKBI NO.28/32/KEP/DIR TAHUN 1995 TENTANG BILYET GIRO DAN SEBI NO.28/32/UPG TAHUN 1995 TENTANG BILYET GIRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS YURIDIS PENOLAKAN BILYET GIRO BERDASARKAN SKBI NO.28/32/KEP/DIR TAHUN 1995 TENTANG BILYET GIRO DAN SEBI NO.28/32/UPG TAHUN 1995 TENTANG BILYET GIRO"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS YURIDIS PENOLAKAN BILYET GIRO BERDASARKAN SKBI NO.28/32/KEP/DIR TAHUN 1995 TENTANG BILYET GIRO DAN SEBI NO.28/32/UPG TAHUN 1995 TENTANG BILYET GIRO

OLEH RIDHWAN

Bilyet giro merupakan surat berharga yang tidak mendapat pengaturan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) tetapi tumbuh dan berkembang dimasyarakat dalam dunia usaha atau perdagangan sebagai alat untuk melakukan pembayaran. Bilyet giro diatur di SKBI No.28/32/Kep/Dir Tahun 1995 tentang Bilyet Giro dan SEBI No.28/32/UPG Tahun 1995 tentang Bilyet Giro sebagai peraturan khusus yang mengatur dan memberi petunjuk tatacara penggunaan bilyet giro. Sejalan dengan penggunaan bilyet giro sebagai alat pembayaran, terkadang salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya sehingga pihak bank dapat menolaknya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaturan mengenai penolakan bilyet giro berdasarkan SKBI No.28/32/Kep/Dir Tahun 1995 tentang Bilyet Giro dan SEBI No.28/32/UPG Tahun 1995 tentang Bilyet Giro dengan pokok bahasan faktor-faktor penyebab penolakan bilyet giro oleh bank tertarik dan bank penerima dan akibat hukum terhadap terjadinya penolakan bilyet giro.

Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dengan tipe penelitian deskriptif. Pendekatan masalah yang digunakan adalah analistis teori hukum. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Metode pengumpulan data menggunakan studi pustaka dan studi dokumen. Pengolahan data dengan cara klasifikasi data, sistematika data, penyusunan data. Analisis data yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif.

(2)

penawaran dan telah diterima surat pembatalan bilyet giro oleh bank yang bersangkutan dari penerbit. Akibat hukum dari penolakan tersebut adalah pengisian kembali syarat formal bilyet giro oleh pihak penerbit, dapat ditawarkan setelah tanggal penerbitan dan atau setelah tanggal efektif, proses pemindahbukuan dalam jangka waktu 6 bulan, memproses pembayaran dengan perintah lama, menagih langsung kepada pihak penerbit, pemutusan hubungan rekening, dan kembali menyediakan dana.

(3)

ANALISIS YURIDIS PENOLAKAN BILYET GIRO BERDASARKAN SKBI NO.28/32/KEP/DIR TAHUN 1995 TENTANG BILYET GIRO DAN SEBI NO.28/32/UPG TAHUN 1995 TENTANG BILYET GIRO

Oleh

Ridhwan

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

Judul Skripsi : ANALISIS YURIDIS PENOLAKAN BILYET GIRO BERDASARKAN SKBI NO.28/32/KEP/DIR

TAHUN 1995 TENTANG BILYET GIRO DAN SEBI NO.28/32/UPG TAHUN 1995 TENTANG BILYET GIRO

Nama Mahasiswa : RIDHWAN

No. Pokok Mahasiswa : 0642011323

Bagian : Hukum Keperdataan

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Kingkin Wahyuningdiah, S.H., M.Hum. Siti Nurhasanah, S.H., M.H. NIP 19590626 198603 2004 NIP 19710211 99802 2001

2. Ketua Bagian Hukum Keperdataan

(5)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Kingkin Wahyuningdiah, S.H., M.Hum. ...

Sekretaris : Siti Nurhasanah, S.H., M.H. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Lindati Dwiatin, S.H., M.Hum. ...

2. Dekan Fakultas Hukum

Hi. Adius Semenguk, S.H., M.S. NIP 19560901 198103 1003

(6)

RIWAYAT HIDUP

Ridhwan dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 1 Agustus 1988, sebagai anak ke empat dari empat bersaudara dari Bapak Hi. Syahrum, TH. B.Sc. dan Ibu Hj. Aisyah. M.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jagabaya II Bandar Lampung pada tahun 2000, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) diselesaikan di SLTP AL-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun 2003, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung pada tahun 2006.

(7)

MOTTO

Janganlah engkau tergesa-gesa

dalam membaca sebelum kau selesai memahaminya. sesungguhnya allah akan menambahkan ilmu pengetahuan dan memberi pahala kepada orang yang berilmu dan beriman. (THAAHA, ANISA : 114,162)

”Pengetahuan adalah harta yang memiliki kekuatan, kekuasaan dan keyakinan

(8)

PERSEMBAHAN

Teriring doa dan rasa syukur kehadirat Allah SWT kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan kasih yang tulus Kepada :

Kedua orang tuaku Papa dan Mama yang senantiasa memberikan kasih sayangnya, berdo’a dan bersabar menanti keberhasilanku, saudara-saudaraku

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayahnya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul Analisis Yuridis Penolakan Bilyet Giro Berdasarkan SKBI No.28/32/Kep/Dir Tahun 1995 tentang Bilyet Giro dan SEBI No.28/32/UPG Tahun 1995 tentang Bilyet Giro" adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Adius Semenguk, S.H., M.S. sebagai Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung;

2. Bapak Prof. Dr. I Gede AB Wiranata, S.H., M.H. sebagai Ketua Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Lampung;

3. Ibu Kingkin Wahyuningdiah, S.H., M.Hum. sebagai pembimbing utama yang senantiasa memberi masukan dan arahan pada peneliti;

4. Ibu Siti Nurhasanah, S.H., M.H. sebagai pembimbing kedua yang senantiasa memberi masukan dan arahan pada peneliti;

(10)

6. Ibu Rohaini, S.H., M.H. sebagai pembahas kedua yang senantiasa memberi masukan pada peneliti;

7. Bapak Abdul Mutholib Tahar, S.H., M.H sebagai Pembimbing Akademik; 8. Seluruh dosen di Fakultas Hukum Universitas Lampung, atas bekal ilmu dan

bimbingannya selama peneliti menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. 9. Keluargaku tercinta Papa, Mama, dan kakak-kakakku Syahroni, Zulkarnaen,

Megawati atas kasih sayangnya yang telah memberikan do’a, perhatian,

dorongan dan pengorbanan. Kedua kakak iparku Ranti dan Sigit terima kasih atas dukungannya serta keponakan ku Kirana yang telah menghibur peneliti. 10.Kelurga Besar Hi. Tihir dan Muchsin.

11.Teman-teman seperjuanganku Roni, Oni, Dendi, Vivi dan Resta atas kebersamaan selama ini dalam melaksanakan penelitian.

12.Tobroni, Raden, Tetra, Mulyono, Prima, Hamami, Novita, Riva, Tika, Lisa, Resty, Nisa, Meilinda, Bunda Nurul serta Rica yang telah membantu peneliti memberikan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

(11)

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kebaikan dan balasan atas jasa dan budi yang telah diberikan kepada peneliti. Akhir kata peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi peneliti berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Agustus 2010

(12)

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN Halaman

A. Latar Belakang ... 1

B. Permasalahan dan Ruang lingkup Penelitian ... 5

(13)

D. Pengumpulan Data ... 31 E. Pengolahan Data ... 32 F. Analisis Data ... 33

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Faktor-Faktor Penyebab Penolakan Bilyet Giro

Oleh Bank Tertarik Dan Bank Penerima ... 34 B. Akibat Hukum Terhadap Terjadinya Penolakan

Bilyet Giro ... 49

V. SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan ... 57 Saran ... 57

(14)

ANALISIS YURIDIS PENOLAKAN BILYET GIRO BERDASARKAN SKBI NO.28/32/KEP/DIR TAHUN 1995 TENTANG BILYET GIRO DAN SEBI NO.28/32/UPG TAHUN 1995 TENTANG BILYET GIRO

(Skripsi)

OLEH RIDHWAN

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(15)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat dapat disimpulkan sebagai berikut :

Dalam SKBI No.28/32/Kep/Dir Tahun 1995 tentang Bilyet Giro dan SEBI No.28/32/UPG Tahun 1995 tentang Bilyet Giro secara tegas mengatur faktor-faktor penyebab penolakan bilyet giro oleh bank tertarik dan bank penerima, akan tetapi pengaturan mengenai akibat hukum terjadinya penolakan bilyet giro di dalam SKBI No.28/32/Kep/Dir Tahun 1995 tentang Bilyet Giro dan SEBI No.28/32/UPG Tahun 1995 tentang Bilyet Giro tidak mengatur secara tegas bagaimana pihak penerima memperoleh pembayaran sejumlah uang jika terjadi penolakan terhadap bilyet giro.

B. Saran

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zaman yang serba modern sekarang ini segala sesuatunya harus diselesaikan dengan cepat,

mudah dan aman, terutama dalam dunia usaha atau perdagangan, khususnya dalam lalu lintas pembayaran. Oleh karena itu, masyarakat dalam perkembangan jual beli yang ada pada saat sekarang ini, pembayaran tidak harus menggunakan uang kartal saja melainkan dapat menggunakan uang giral atau surat berharga. Sebagai alat bayar maka surat berharga sebagai uang giral memiliki manfaat yang lebih praktis dan aman. Praktis artinya dalam setiap transaksi para pihak tidak perlu membawa uang dalam jumlah besar sebagai alat pembayaran. Aman artinya tidak setiap orang yang tidak berhak dapat menggunakan surat berharga itu, karena pembayaran dengan surat berharga memerlukan cara – cara tertentu. Pembayaran dengan mata uang dalam jumlah besar, banyak sekali kemungkinan menimbulkan bahaya kerugian, misalnya pencurian, perampokan dan bahaya lainnya yang dapat merugikan orang.

Dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), diatur beberapa jenis surat berharga yaitu cek, wesel, surat sanggup, promese atas tunjuk dan kuitansi atas tunjuk. Selain itu terdapat surat berharga yang timbul dalam praktek dan diatur diluar KUHD yaitu bilyet giro, surat kredit berdokumen dalam negeri, surat berharga komersial (commercial paper).

(17)

Indonesia No. 28/32/Kep/Dir Tahun 1995 tentang Bilyet Giro selanjutnya disingkat SKBI No. 28/32/Kep/Dir Tahun 1995 tentang Bilyet Giro dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 28/32/UPG Tahun 1995 tentang Bilyet Giro, selanjutnya disingkat SEBI No. 28/32/UPG Tahun 1995 tentang Bilyet Giro. Dalam SKBI No. 28/32/Kep/Dir tahun 1995 tentang Bilyet Giro dan SEBI No. 28/32/UPG Tahun 1995 tentang Bilyet Giro tersebut diatur antara lain mengenai bentuk bilyet giro beserta dengan syarat-syarat formalnya. Dengan dikeluarkannya SKBI No.28/32/Kep/Dir tahun 1995 tentang Bilyet Giro dan SEBI No.28/32/UPG Tahun 1995 tentang Bilyet Giro maka peraturan lama yang mengatur tentang bilyet giro yaitu SEBI No. 4/670/UPPB/PbB tanggal 24 Januari 1972 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Bilyet Giro merupakan surat perintah nasabah yang telah distandarkan atau dibakukan bentuknya, kepada bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya di bilyet giro pada bank yang sama atau bank lain. Jadi pembayaran bilyet giro tidak dapat dilakukan dengan uang tunai, melainkan dengan pemindahbukuan atau transfer antar rekening. Dengan demikian, pembayaran bilyet giro adalah pembayaran dengan pemindahbukuan (booking transfer) dan bukan dengan uang tunai (Abdulkadir, 1998:177).

Disamping itu peranan bank sangat dibutuhkan dalam transaksi perbankan khususnya peranan teknis administrasi dari bank mengenai pemindahbukuan suatu jumlah tertentu dari rekening giro yang berhutang pada rekening giro penagih hutang, pada bank yang sama atau bank yang berlainan. Penerbit harus memiliki rekening giro pada suatu bank dan penerima bilyet giro juga harus memiliki rekening giro pada bank yang sama atau bank yang berlainan. Jadi, dalam transaksi yang menggunakan bilyet giro melibatkan para pihak, yaitu:

(18)

b. penerima, adalah nasabah yang memperoleh pemindahbukuan dana sebagaimana diperintahkan oleh penerbit kepada tertarik;

c. tertarik, adalah bank yang menerima perintah pemindahbukuan; d. bank penerima, adalah bank yang menatausahakan rekening pemegang.

Hubungan hukum antara penerbit bilyet giro dengan penerima terjadi karena ada latar belakang perjanjian antara penerbit dengan penerima yang dalam hukum surat berharga disebut perikatan dasar. Hubungan hukum antara penerbit dengan penerima adalah penerbit berkewajiban menyediakan dana pada tertarik untuk dipindahbukukan ke dalam rekening penerima, dan penerima berhak untuk menerima pemindahbukuan sejumlah dana yang tercantum di dalam bilyet giro kedalam rekeningnya. Hubungan hukum antara penerbit dengan tertarik adalah tertarik wajib melaksanakan perintah pemindahbukuan dari penerbit jika dana untuk itu telah tersedia, oleh karena itu penerbit berkewajiban menyediakan dana kepada rekening penerima untuk dipindahbukukan. Hubungan hukum antara tertarik dengan dengan bank penerima adalah tertarik akan memindahbukukan dana kedalam rekening penerima yang namanya tercantum didalam bilyet giro, dan bank penerima akan membukukan dana tersebut kedalam rekening penerima.

(19)

Berdasarkan uraian permasalahan dan merujuk pada ketentuan SKBI No.28/32/Kep/Dir Tahun 1995 tentang Bilyet Giro dan SEBI No.28/32/UPG Tahun 1995 tentang Bilyet Giro, serta peraturan lainnya yang berkaitan dengan bilyet giro, maka dirasa penting untuk melakukan penelitian dan menuangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul ”Analisis Yuridis

Penolakan Bilyet Giro Berdasarkan SKBI No.28/32/Kep/Dir Tahun 1995 tentang Bilyet Giro dan SEBI No.28/32/UPG Tahun 1995 tentang Bilyet Giro”

B. Permasalahan dan Ruang Lingkup Penelitian

1. Permasalahan Dan Pokok Bahasan

Berdasarkan uraian yang tercantum dalam latar belakang, maka permasalahan yang akan di bahas dalam skripsi ini adalah bagaimana pengaturan mengenai penolakan bilyet giro berdasarkan SKBI No.28/32/Kep/Dir Tahun 1995 tentang Bilyet Giro dan SEBI No.28/32/UPG Tahun 1995 tentang Bilyet Giro?

Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan, yang menjadi pokok bahasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. faktor-faktor penyebab penolakan bilyet giro oleh bank tertarik dan bank penerima; 2. akibat hukum terhadap terjadinya penolakan bilyet giro.

2. Ruang Lingkup Penelitian

(20)

Penelitian ini termasuk dalam bidang hukum perdata ekonomi khususnya hukum surat berharga.

b. Ruang lingkup bahasan

Ketentuan yang terdapat dalam SKBI No.28/32/Kep/Dir Tahun 1995 tentang Bilyet Giro dan SEBI No.28/32/UPG Tahun 1995 tentang Bilyet Giro, khususnya menyangkut penolakan bilyet giro oleh bank tertarik dan bank penerima.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

Mendeskripsikan secara jelas dan rinci mengenai ketentuan dalam SKBI No.28/32/Kep/Dir Tahun 1995 tentang Bilyet Giro dan SEBI No.28/32/UPG Tahun 1995 tentang Bilyet Giro, khususnya menyangkut:

a. faktor-faktor penyebab penolakan bilyet giro oleh bank tertarik dan bank penerima; b. akibat hukum terhadap terjadinya penolakan bilyet giro.

2. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan hukum khususnya tentang surat berharga, dalam hal ini bilyet giro.

2. Kegunaan Praktis

(21)

Tahun 1995 tentang Bilyet Giro dan SEBI No.28/32/UPG Tahun 1995 tentang Bilyet Giro;

b. Sebagai sumber informasi dan sumber bacaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan; c. Penambah literatur perpustakaan dan sumber data bagi penulis lain;

Referensi

Dokumen terkait

Sumber : Ruang Perawatan Anggrek RSUD Kab.Nunukan Juh 2017 Daftar Alat-alat yang tersedia di Ruang Rawat Inap Edelweis Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Nunukan.. NamaAlat

Berdasarkan hasil uji hipotesis pada hasil data post test maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang menggunakan pembelajaran Group

pertama dan paling utama bagi pembentukan KARAKTER dan.. KEPRIBADIAN

Kedua, berdasarkan faktor guru dalam penelitian ini ditemukan berbagai faktor yaitu tipe guru, tingkat kelas, latar belakang pendidikan, latar belakang guru, pengalaman

β -carotene hasil ekstraksi wortel telah dibuat dan mampu menjadi dye pada DSSC dengan uji absorbansi dan uji I-V pada kondisi gelap dan disinari cahaya. Dari hasil

Pada alat ini terdapat sistem data logger yang dapat digunakan untuk merekam perubahan arus beban pada gardu distribusi serta terdapat sistem notifikasi yang akan secara otomatis

Adanya peningkatan tekanan darah baik tekanan darah sistolik maupun diastolik pada tenaga kerja di Unit Circular Loom PT Xterjadi setelah tenaga kerja bekerja dan

Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk masalah kualitas pelayanan, variabel intangible asset lebih besar pengaruhnya