• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS E-PROCUREMENT DI KOTA MALANG (Studi Pada Unit Pelaksana Teknis Layanan Pengadaan Secara Elektronik di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS E-PROCUREMENT DI KOTA MALANG (Studi Pada Unit Pelaksana Teknis Layanan Pengadaan Secara Elektronik di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS E-PROCUREMENT DI KOTA MALANG

(Studi Pada Unit Pelaksana Teknis Layanan Pengadaan Secara Elektronik di Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang)

SKRIPSI

Disusun Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan

Strata Satu (S1) Ilmu Pemerintahan

Oleh:

Alif Sixnory Pratama

201110050311078

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYA MALANG

(2)

.

.

.

.

.

(3)

Kata Pengantar

Alhamdulillah segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayah, sehingga memberikan kemudahan berfikir

kepada penulis sepanjang menyusun tugas akhir yang berjudul “Efektivitas E

-Procurement Di Kota Malang (Studi Di Unit Pelaksana Teknis Layanan

Pengadaan Secara Elektronik)”. Penelitian dilakukan dari bulan Mei sampai

bulan Oktober. Dalam proses penelitian telah melahirkan pengetahuan dan

pengalaman yang dapat menambah wawasan penulis. Keberhasilah dari

penelitian tentunya tidak lepas dari dukungan berbaga pihak. Maka dari itu,

penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Muhajid Effendy, MAP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Malang yang telah menyediakan sarana dan prasarana dibidang

keilmuan.

2. Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik yang telah mengijinkan penuls untuk melaksanakan penelitian.

3. Hevi Kurnia Hardini, S.IP, MA.Gov selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pemerintahan yang telah memberikan dukungan dalam penelitian.

4. Yana S. Hijri, S.IP, M.IP Selaku Wakil Ketua Jurusan Ilmu

Pemerintahan dan Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

kesempatan wakt untuk membimbing dan meluruskan pemikiran.

5. Dr. Tri Sulistyaningsih, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah

(4)

6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan yang telah

mentransfer ilmu kepada peneliti selama menjadi mahasiswa.

7. Ibu Yuli Ekaningtyas selaku Kepala Unit Pelayanan Tekni Layanan

Pengadaan Secara Elektronik Kota Malang yang telah memberikan

informasi tentang E-Procurement.

8. Bapak Ir. Sapto Prapto Santoso, M.Si Selaku Ketua Unit Layanan

Pengadaan Kota Malang yang telah memberikan informasi tentang

pengadaan di Kota Malang.

9. Bapak Edy Sawitri, ST manager dari CV ESAS SEGITIKMA yang telah

memberikan informasi tentang pengalaman mengikuti E-Procurement.

10.Ibu Nur Chasanah, SE Direktur CV PUTRI HARAPAN yang telah

memberikan informasi tentang pengalaman mengikuti E-Procurement.

Selama menyusun tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa penelitian yang

telah dilakukan masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis membutuhkan

banyak kritik dan sara yang bertujuan untuk membangun sebuah perubahan.

Sekian dan terimakasih, semoga karya tulis ini senantiasa memberikan banyak

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………... i

HALAMAN PERSETUJUAN ………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ………... iii

HALAMAN PERSYARATAN ORISINALITAS ………... iv

HALAMAN BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI………... v

KATA PENGANTAR ……….. vi

HALAMAN MOTTO ………... viii

PERSEMBAHAN ………. ix

DAFTAR ISI ………. x

DAFTAR TABEL ………. xiii

DAFTAR GAMBAR ……… xv

DAFTAR LAMPIRAN ……… xvi

ABSTRAKSI ………xvii

ABSTRACT ………...xviii

BAB I PENDAHULIAN A. Latar Belakang ……….. 1

B. Rumusan masalah ………. 6

C. Tujuan penelitian ……….. 6

D. Manfaat Penelitian ……… 6

E. Definisi Konseptual ……….. 7

F. Definisi Operasional ………. 9

(6)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Efektivitas ………... 19

B. Definisi Elektronik Procurement ……….. 21

1. Tujuan E-Procurement ……….. 22

2. Manfaat E-Procurement ……….... 23

3. Tahapan Pelaksanaan E-Procurement ………... 23

4. Sumber Hukum Pelelangan ………... 24

C. Pengukuran Efektivitas E-Procurement 1. Transparansi ……….. 26

2. Meningkatkan Persaingan Usaha yang Sehat ………... 26

3. Mendukung Proses Monitoring dan Audit ………27

D. Elektronik Government ………. 27

E. Elektronik Demokrasi ………32

1. Konsep E-Demokrasi ……….34

2. Hubungan E-Government dan E-Demokrasi ……….36

F. Peraturan Presiden No 4 Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden No 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ………37

BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran Umum Kota Malang 1. Geografi Kota Malang ……….. 47

2. Keadaan Geologi ……….. 49

3. Jenis Tanah ………... 51

4. Jumlah Penduduk ……….. 51

(7)

B. Profil Instansi Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Malang

1. Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang ……… 53

a. Visi dan Misi ……… 55

b. Ruang Lingkup Tugas ……….. 56

2. UPT Layanan Pengadaan Secara Elektronik Kota Malang …….. 57

a. Sistem Pengadaan Secara Elektronik ………... 60

3. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ……… 64

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA A. Efektivitas E-Procurement ……… 68

1. Transparansi E-Procurement ………. 71

2. Persaingan Usaha yang Sehat ………... 81

3. Proses Monitoring dan Audit ……… 89

B. Kendala – kendala Dalam E-Procurement ……… 93

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………... 102

B. Saran ………. 103

DAFTAR PUSTAKA ………... 105

(8)

Daftar Pustaka Buku

Lexy J.Moleong.2002. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Akbar, Purnomo Setiady dan Husain Usman 2011. Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Aksara: Jakarta.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Erlangga: Jakarta.

Sukandarrumidi. 2012. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Muda. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

Zuriah, Nurul. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. PT Bumi Aksara: Jakarta

Alexander, D, AD. 2009. Tips Menang Tender Pengadaan Barang dan Jasa.

PPM: Jakarta

Siagian, Sondang P. 1984. Proses Pengelolaan Pembangunan Nasional. PT Lati Idoyd Press. Jakarta

Sondang P. Siagian, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Hidayat. 1986. Teori Efektifitas Dalam Kinerja Karyawan. Gajah Mada University. Press. Yogyakarta

Prawirosentono, 1997.Teori Efektifitas. PT. Graha Gresik. Depok.

Andrianto, Nico. (2007). Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas

Publik Melalui e-Government. Malang, Banyumedia Publishing.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta, Rineka Cipta.

Wahyudi, S, et al. (2007). Revolusi Administrasi Pubik (Aneka Pendekatan

dan Teori Dasar). Malang, Banyumedia Publishing.

(9)

Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

(10)

Internet

Sahid, Rahmad. 2011. Analisis Data Penelitian kualitatif model Miles dan Huberman. (Penelitian Terdahulu)

(http://sangit26.blogspot.com/2011/07/analisis-data-penelitian-kualitatif.html)

Rahayu,Triana (2013). Implementasi Kebijakan E-Procurement Untuk Mewujudkan Efesiensi dan Transparansi.(Jurnal online).

(http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jap/article/viewFil e/69/48)

Darmawan, Wahyu (2014) LKPP: Layanan Pengadaan Barang Di Malang

Bermasalah

http://www.memoarema.com/lpse-kota-malang-lemot-lkpp-ancam-sanksi/44972.html

Zahroni (2014) LPSE Malang Pilih Perusahaan Pemenang Tender Semaunya http://www.harianterbit.com/read/2014/09/25/8850/0/20/LPSE-Malang-Pilih-Perusahaan-Pemenang-Tender-Semaunya

Kesalahan Filosofis Perpres 54/2010 dan Perubahannya tentang Pengadaan Bismoko, Agung (2014) Barang/Jasa

http://hukum.kompasiana.com/2014/01/15/kesalahan-filosofis-perpres- 542010-dan-perubahaannya-tentang-pengadaan-barangjasa-sehingga-peraturan-ini-perlu-dihapuskan-626584.html

Dinas Komunikasi dan Informasi (KOMINFO) Kota Malang

https://lpse.malangkota.go.id/eproc/regulasi;jsessionid=60C4D5E35C342E807 E12B837206D4EAF

E-Procurement apa itu dan apa?

http://bisnis-pengembangandiri.blogspot.com/2008/12/E-Procurement -apa-itu-dan-apa.html

Lembaga Pengadaan Secara Elektronik https://lpse.lkpp.go.id/eproc/regulasi

PENGERTIAN DAN TUJUAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH http://grefisayankdewi.blogspot.com/p/pengertian-dan-tujuan-pengadaan-barang.html

Pengertian Pengadaan Barang Jasa Publik

(11)
(12)

Foto Penelitian

Foto bersama (kanan) Direktur CV PUTRI HARAPAN Ibu Nur

Chasanah, (kiri) Direktur CV KARSAPUTRA JAYA Bapak Musiran

dan Manager CV ESAS SETIGIKMA Bapak Edy Sawitri. Serta Sraf

(13)

Foto bersama Kepala LPSE Ibu Yuli Eka Ningtyas, SS, MPPM dan anak

(14)

Kantor LPSE Kota Malang, di Gedung B block Office Kedung

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini, pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah suatu proses

yang penting, karena proses ini merupakan awal dari pembangunan

insfrastruktur di Negara ini. Percepatan pengadaan barang dan jasa

pemerintah merupakan salah satu langkah percepatan pembangunan. Oleh

karena itu pada tahun 2011 melalui Perpres no 54 tahun 2010 pemerintah

telah membuat E-Procurement untuk mempercepat proses pengadaan

barang dan jasa, mulai dari proses lelang sampai pemenang tender/proyek.

Sebagai salah satu E-Goverment untuk pelayanan publik diharapkan system

tersebut diterapkan dalam proses pembelian dan penjualan secara online

supaya lebih efisien dan efektif.

Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik harus mampu

mewujudkan suatu kinerja pelayanan pemerintah kepada masyarakat yang

berkualitas. Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik juga harus

mencerminkan good governance, oleh sebab itu, pengadaan barang/jasa

pemerintah harus efisien, terbuka dan kompetitif sehingga berdampak pada

peningkatan kualitas pelayanan publik. E-Procurement mengurangi proses

- proses yang tidak diperlukan dalam sebuah proses bisnis. Dalam

(16)

2

waktu dan mengurangi penggunaan tenaga kerja dalam prosesnya.1 Namun

dalam praktiknya adanya E-Procurement tidak menjamin bebas dari korupsi

atau kecurangan lainnya, hal ini terbukti karena dari proses pengadaan

barang dan jasa pemerintah menempati rangking tertinggi kasus korupsi di

Indonesia.

Data Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

(LKPP) menyebutkan, pada periode 2004-2010, 44 persen kasus korupsi

yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merupakan kasus

pengadaan barang dan jasa.2 Pengadaan barang dan jasa yang

pembiayaannya baik sebagian atau seluruhnya bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBN/APBD) merupakan pengadaan barang jasa di lingkungan

pemerintah yang bertujuan untuk menyediakan barang jasa publik.

Penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa yang tidak sehat berdampak

pada kerugian yang akan ditanggung masyarakat, termasuk rendahnya

kualitas pelayanan yang diterima dari pemerintah.3

Saat ini Kota Malang sedang meningkatkan pelayanan publik dan

meningkatkan pertisipasi dalam pemberian informasi bagi masyarakat serta

dituntut untuk lebih efektif. Hal tersebut menyebabkan e-Government atau

1E-procurement itu apa dan apa?http://bisnis-pengembangandiri.blogspot.com/2008/12/

E-Procurement-apa-itu-dan-apa.html diakses pada 24 Desember 2014

2Kompas.com “Tren Korupsi 2013 Masih Didominasi di Pengadaan Barang dan Jasa”.

Diakses 25 12 2014

3 Adrian Sutedi, Aspek-Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa dan Berbagai

(17)

3

pemerintahan berbasis elektronik semakin berperan penting bagi semua

pengambil keputusan. Pemerintah Tradisional (traditional government)

yang identik dengan paper-based administration mulai ditinggalkan.

Transformasi traditional government menjadi electronic government

(e-Government) menjadi salah satu isu kebijakan publik yang hangat

dibicarakan saat ini.

Kota Malang sudah memulai dengan sistem pengadaan barang/jasa

elektronik atau E-Procurement untuk mewujudkan pengadaan barang dan

jasa secara efektif dan efisien. Sistem E-Procurement dilatarbelakangi oleh

kelemahan-kelemahan pengadaan dengan system konvensional yang

dilakukan dengan langsung mempertemukan pihak-pihak yang terkait

pengadaan, sehingga pemerintah mengeluarkan Perpres 54 Tahun 2010.

Dikeluarkannya Perpres No. 54 Tahun 2010 bertujuan agar pengadaan

barang/jasa Instansi Pemerintah dapat dilaksanakan dengan efektif dan

efisien.4Namun penerapan sistem E-Procurement ini masih saja bermaslah,

karena Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) sebagai pusat

E-Procurement di Kota Malang telah mendapatkan peringatan dari LKPP

terkait pelayanan yang diberikan dalam proses pengadaan barang dan jasa.

Kepala LKPP Agus Rahardjo mempermasalahan LPSE yang ada di Kota

Malang ini adalah adanya unsur kesengajaan menghalangi dan memblokir

4Samudra, Ferry Hanggara. EVALUASI PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

(18)

4

pengusaha atau rekanan agar tidak bisa masuk dalam tender untuk sejumlah

program pengadaan, sehingga pemenang tender pengadaan barang dan jasa

tersebut adalah pengusaha atau rekanan yang dikehendaki.5

LKPP sendiri juga akan memberikan sanksi berupa menghentikan

LPSE Kota Malang dalam kurun waktu 2 tahun dan mengalihkan LPSE

Kota Malang ke daerah lain, jika permasalahan tersebut tidak segera

diperbaiki.6 Selain itu Wali Kota Malang juga mengakui adanya

keterlambatan pengadaan dan jasa pada sejumlah proyek disebabkan

kompetensi pejabat.7 Hal ini terjadi dikarenakan sistem pengadaan dikota

Malang tidak semua memakai E-Procurement, sebagaian masih

menggunakan sistem manual dan Unit Layanan Pengadaan (ULP) masih

berada disetiap Dinas.

Dengan dikeluarkannya Perpres terbaru no 4 Tahun 2015 bahwa

semua pengadaan barang/jasa pemerintah wajib menggunakan sistem

E-Procurement, serta membentuk Unit Layanan Pengadaan (ULP) di satu

tempat bukan di setiap dinas seperti tahun-tahun sebelumnya. Perpres

terbaru diharapkan bisa memperbaiki sistem E-Procurement meski ada

temuan BPK mengenai ketidaksesuaian pengadaan barang dan jasa

5Darmawan, wahyu. LKPP:Layanan Pengadaan Di Malang Bermasalah

http://surabaya.bisnis.com/m/read/20140925/4/74791/lkpp-layanan-pengadaan-barang-di-malang-bermasalah diakses pada 25 desember 2014

6Memoarema.com. LPSE kota Malang Lemot LKPP ancam sanksi

http://www.memoarema.com/lpse-kota-malang-lemot-lkpp-ancam-sanksi/44972.htmlDiakses pada 25 Desember 2014

7Zahroni. LPSE Malang pilih Pemenang Tender Semaunya

(19)

5

pemerintah di Kota Malang juga menjadi permasalahan tambahan bagi

LPSE terutama Pemerintah Kota Malang Temuan tersebut merupakan salah

satu faktor yang dapat mengurangi nilai keefektifan penerapan

E-Procurement. Oleh karena itu, untuk mengatasi adanya ketidaksesuaian

pengadaan barang dan jasa tersebut, diperlukan pengawasan yang intensif

dari masyarakat dan juga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) seperti

Malang Corruption Watch(MCW), sehingga tujuan sistem E-Procurement

dapat berjalan dengan baik tanpa ada kecurigaan.

Dari permasalahan diatas tentu saja sangat menghambat proses

pengadaan barang dan jasa di Kota Malang. Jika dilihat dari aspek

efektifitas, tentu saja permasalahan diatas menghambat proses pengadaan

barang dan jasa. Barnard berpendapat bahwa suatu kegiatan dikatakan

efektif apabila telah mencapai tujuan yang ditentukan.8 Penelitian ini

bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektifitas pengadaan pekerjaan

konstruksi di kota Malang semenjak dibelakukannya perpres 4 Tahun 2015

tentang pengadaan barang dan jasa. Penelitian ini dilaksanakan untuk

mengetahui tingkat efektivitas terhadap pengadaan pekerjaan konstruksi

dengan menggunakan E-Procurement di kota Malang, serta mampu melihat

kesiapan Pemerintah Kota Malang dalam mengimplementasikan

E-Procurement dengan melihat kendala – kendala yang terjadi. Dengan

demikian penelitian ini akan mengambil judul

(20)

6

“Efektifitas E-Procurement Di Kota Malang (Studi Pada Unit Pelaksana

Teknis Layanan Pengadaan Secara Elektronik)”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Efektivitas E-Procurement di Kota Malang?

2. Apakah kendala yang dihadapi E-Procurement di Kota Malang?

C. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan efektivitas E- Procurement di Kota

Malang.

2. Untuk mengetahui dan menjelaskan apakah kendala yang dihadapi

E-Procurement di Kota Malang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuj

menambahkan refrensi dalam bentuk informasi dan pengetahuan bagi

mereka yang ingin mengetahui tentang proses pengadaan barang dan

jasa berbasis E-Procurement di Kota Malang dan menjadikan literature

bagi Mata Kuliah Kebijakan Publik, Sistem Informasi Manajemen

(SIM) dan Investasi dan Pengembangan Ekonomi Lokal serta

pengembangan ilmu sosial dan ilmu politik dalam kebijakan pengadaan

barang dan jasa.

(21)

7

Bagi pemerintah, dapat dijadikan sebagai rekomdasi dalam

perbaikan proses pengadaan barang dan jasa yang berkemajuan,

sehingga bisa mewujudkan percepatan dalam hal pengadaan barang dan

jasa. Bagi masyarakat, memberikan informasi mengenai alur dalam

proses pengadaan barang dan jasa berbasis E-Procurement, serta

permasalahan yang dihadapi dalam proses pengadaan barang dan jasa.

Karena merupakan sistem baru dan masih dikembangkan setiap

tahunnya maka perlu informasi lebih kepada masyarakat agar

masyarakat bisa terbiasa dan memahami sistem E-Procurement ini.

E. Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalah penggambaran secara umum tentang konsep

atau istilah tertentu yang berkaitan dengan penelitian, yaitu:

1. Efektivitas

Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan

kata dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas. Menurut

Effendy mendefinisikan efektivitas sebagai berikut: ”Komunikasi yang

prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang

dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang

ditentukan”. Efektivitas menurut pengertian di atas mengartikan bahwa

indicator efektivitas dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang

telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah pengukuran dimana

(22)

8

Pengertian lain menurut Susanto, Efektivitas merupakan daya pesan

untuk mempengaruhi atau tingkat kemampuan pesan-pesan untuk

mempengaruhi. Menurut pengertian Susanto diatas, efektivitas bias

diartikan sebagai suatu pengukuran akan tercapainya tujuan yang telah

direncanakan sebelumnya secara matang.

2. Sistem E-Procurement

Pengadaan barang dan jasa secara elektronik adalah sistem

pengadaan jasa konstruksi yang proses pelaksanaanya dilakukan secara

elektronik dan berbasis web dengan memanfaatkan fasilitas teknologi

komunikasi dan informasi9. Electronic Procurement (E-Procurement) di

definisikan sebagai penggunaan teknologi informasi untuk

mempermudah business-to-business (B2B) bertransaksi pembelian

untuk bahan/barang dan jasa. Pemakaian konsep B2B sangat cocok

karena transaksi bisnis dijalankan melalui internet.

Business-to-businnes juga merupakan sistem komunikasi bisnis

antar pelaku bisnis atau transaksi secara elektronik antar perusahaan

yang dilakukan secara rutin dan dalam kapasitas produk yang besar. Hal

ini berarti kedua pihak yang melakukan transaksi adalah perusahaan,

organisasim, nirlaba atau pemerintah.Penerapan teknologi sistem

informasi untuk memfasilitasi proses pengadaan (procurement) secara

9Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 207/PRT/M/2005 Tentang PedomanPengadaan Jasa

(23)

9

terpadu merupakan fenomena yang terus mendapat perhatian dari para

manajer, bahkan secara khusus menjadi bahan kajian akademik.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah pendefinisian variable secara operasional

berdasarkan sifat/karakter terhadap suatu fenomena yang diamati

dengan menggunakan parameter yang jelas. Adapun variable yang akan

didefinisikan secara operasional dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Efektifitas E-Procurement

Dengan adanya E-Procurement diharapkan dalam pengadaan barang

dan jasa pemerintah bisa lebih cepat. Cepat dalam artian penyedia

tidak lagi perlu ribet dengan sistem manual, sehingga penyedia bisa

dengan cepat melakukan daftar sampai pelelangan. Dengan

memakai prinsip E-Government, yaitu efektif, berdaya saing sehat,

trasnparansi, adil/tidak, monitoring dan audit. Sehingga efektifitas

E-Procurement bisa dilihat dari indikator – indikator diatas.

2. Kendala proses pengadaan barang dan jasa berbasis E-Procurement.

Beberapa kendala yang sering muncul dalam inovasi birokrasi untuk

peningkatan pelayanan publik dan penerapan kebijakan yaitu, dari

sumberdaya manusiayang merupakan aktor-aktor yang terlibat

(24)

10

manusia, penerapan sistem yang baru juga menjadi kendala karena

dari tahun 2012-2014 sistem pengadaan di kota Malang sebagian

masih memakai sistem manual. Masih adanya pengadaan secara

manual bisa mengurangi funsi utama dari sitem elektronik. Kendala

terakhir berasal dari respon pengguna yang sedikit kurang

memahami sistem E-Procurement, namun diharapkan dengan

sistem yang setiap tahun diperbaiki bisa mempermudah pengguna

untuk memakai sistem elektronik tersebut. Tiga kendala tersebutlah

(25)
(26)

12 G. Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian pada skripsi ini adalah deskriptif dangan jenis

penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian

kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati.10

Dalam penelitian ini penulis berusaha mendeskripsikan

pendekatan yang digunakan yaitu bersifat kualitatif yang memiliki

karakteristik desktiptif, data yang dikumpulkan pertama langsung dari

sumbernya, peneliti menjadi bagian dari instrument pokok analisisnya,

kedua data berupa kata-kata dalam kalimat atau gambar yang

mempunyai arti.11 Peneliti akan menggambarkan realita yang terjadi

saat melakukan penelitian di lapangan nanti.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian untuk melihat efetifitas E-Procurement di Kota

Malang adalah di Layanan Pengadaan Secara Elektronik, di Jl.

Majapahit No. 5 Malang.

(27)

13 C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.12 Karena sebagai

subyek mampu memberikan informasi, maka dalam penelitian harus

berhati-hati menentukan informan, agar mendapatkan informasi yang

lengkap dan mendalam. Maka dari itu subyek dalam penelitian ini adalah:

a. Kepala LPSE Kota Malang

b. Kepala ULP Kota Malang

c. CV PUTRI HARAPAN

d. CV ESAS SETIGIKMA

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif ada dua, yaitu:

a. Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti. Data

tersebut dapat berupa data (catatan) peneliti dari hasil observasi dan data

hasil wawancara langsung dengan subyek penelitian mengenai

efektifitas E-Procurement di Kota Malang.

b. Sekunder

Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung yang sifatnya

melengkapi data primer seperti, koran dan penelitian terdahulu yang

(28)

14

berkaitan dengan permasalahan peneliti efektifitas E-Procurement di

Kota Malang.

E. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi menurut

Husaini dan Purnomo Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang

sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Peneliti nantinya akan

melakukan pengamatan dan pencatatat mengenai efektifitas dari

E-Procurement di LPSE Kota Malang. Peneliti juga nantinya akan

mengobservasi di ULP dan BPK terkait efektifitas E-Procurement di

Kota Malang, karena ULP sebagai unit yang melayani pengadaan

barang dan jasa serta adanya BPK sebagai pengevaluasi dari efektifitas

E-Procurement dari aspek anggaran.

Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila

sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara

sistematis, serta dapat dikontrol keandalan (reliabilitas) dan

kesahihannya (validitasnya). Dalam observasi diperlukan ingatan

terhadapp observasi yang telah dilakukan sebelumnya. Namun, manusia

mempunyai sifat pelupa. Untuk mengataasi hal tersebut, maka

diperlukan catatan-catatan (check list); alat-alat elektronik, seperti

tustel, video, tape recorder, dan sebagainya; lebih banyak melibatkan

(29)

15

mengklasifikasikan gejala dalam kelompok yang tepat; menambah

bahan persepsi tentang objek yang diamati.

b. Wawancara

Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih

secara langsung. Pewawancara disebut interviewer, sedang orang yang

diwawancara disebut interviewee. Wawancara berguna untuk

mendapatkan data dari tangan pertama (primer); pelangkap teknik

pengumpulan lainnya; menguji hasil pengumpulan data lainnya.13 Oleh

karena itu peneliti akan melakukan tekni wawancara Wawancara

mendalam individu (individual depth interview/IDI)

Merupakan interaksi antara peneliti (pewawancara) dengan

seseorang peserta tunggal. Wawancara mendalam individu biasanya

membutuhkan waktu antara 20 menit (melalui telepon) sampai 2 jam

(wawancara tatap muka), tergantung pada isu atau topik yang dibahas.

Wawancara mendalam individu biasanya direkam (audio dan atau

video) dan kemudian diterjemahkan sehingga memberikan rincian

informasi yang kaya bagi peneliti. Informan yang dipilih sebagai peserta

wawancara dipilih bukan karena opini mereka mewakili opini umum

tetapi karena pengalaman serta sikap mereka mencerminkan

keseluruhan cakupan isu yang sedang dipelajari. Selain itu informan

13 Akbar, Purnomo Setiady dan Husain Usman 2011. Metodologi Penelitian Sosial. Bumi

(30)

16

yang diwawancara memiliki kemampuan verbal agar dapat memperkaya

rincian informasi yang dinginkan peneliti.

Teknik pengumpulan data melalui wawancara mempunyai

keuntungan sebagai salah satu teknik terbaik untuk mendapatkan data

pribadi; tidak terbatas pada tingkat pendidikan, asalkan responden dapat

berbicara dengan baik saja; dapat dijadikan pelengkap teknik

pengumpulan data lainnya; sebagai penguji terhadap data-data yang

didapat dengan teknik pengumpulan data lainnya.14

c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah

pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.

Keuntungan menggunakan dokumentasi ialah biaya relative murah,

waktu dan tenaga lebih efisien. Sedangkan kelemahannya ialah data

yang diambil dari responden cenderung sudah lama, dan kalau ada yang

salah cetak, maka peneliti ikut pula salah menggambil data.15

Peneliti akan mengumpulkan beberapa dokumen sebagai

penguatan informasi dari penelitian seperti, data pengadaan barang dan

jasa sebelum dan sesudah adanya E-Procurement, dan data mengenai

permasalahan dalam proses E-Procurement.

(31)

17 d. Teknik Analisa Data

Gambar1.1 Analisa Data Model Interaktif

Sumber: Miles and Huberman 1984 16

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis

interktif yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1984). Miles dan

Hubermen mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas, sehingga datanya jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan

tidak diperolehnya lagi data atau informasi baru. Aktivitas dalam

analisis meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data (data

display) serta Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing

/ verification).17

Peneliti nantinya akan menganalisa data dengan mengumpulkan

data dari permasalahan yang diteliti, yaitu efektifitas E-Procurement di

16 Syahrudin, 2010. <http://journal.ui.ac.id/ diakses pada tanggal 17 Desember 2014>

17 Sahid, Rahmad. 2011. Analisis Data Penelitian kualitatif model Miles dan Huberman

(32)

18

Kota Malang dari berbagai pihak seperti yang tertera pada subyek

penelitian. Pengumpulan data nantinya dari hasil observasi, wawancara

dan dokumentasi terhadap subyek penelitian. Semua data nantinya akan

dikelola atau di reduksi sehingga data bisa lebih mudah untuk

dimengerti, sebelum nantinya data tersebut akan di sajikan. Terakhir

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan kenyataan terdapat jenis rencana usaha dan/ atau kegiatan dalam skala/ besaran yang lebih kecil dibandingkan dengan jenis rencana usaha dan/ atau

Sehubungan telah dilaksanakannya evaluasi terhadap dokumen penawaran yang masuk pada paket Pekerjaan Pemeliharaan Berkala Jalan Air Mungkui-Mempiu (Paket I) , dengan ini Kami

Tujuan dari penulisan skripsi ini diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana proses morfologi pada bahasa Melayu Tamiang dan diharapkan skripsi ini dapat dijadikan dokumentasi

Teknologi Mekanik, Mekanika Teknik dan Elemen..

Colombo No.1 Yogyakarta 55281 Telepon : 0274-5861682. fostering-responsibility-underserved-youth

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pemberian Uang Stimulan Pelunasan Pajak Bumi dan

Pengembangan Elektroda Nanostruktur Anorganik untuk Aplikasi Sel Surya Hybrid sebagai Alternatif Sumber Energi Terbarukan. Ketua Hibah Stranas,

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Panitia Pelaksana Seleksi Tilawatil