Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
www.umm.ac.id
AS Kirim 30 Orang Pre-Service Training di UMM
Tanggal: 2011-04-18
Pembantu Rektor I, Prof. Dr. Ir. Sujono, M.Kes menyerahkan almamater sebagai simbolis diterimanya mereka di UMM.
Sebanyak 30 warga Amerika Serikat (AS) pekan ini mulai mengikuti pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Mereka adalah para relawan yang tergabung dalam Peace Corps, sebuah lembaga nirlaba yang memiliki nama besar di AS. Selama 10 minggu, relawan itu mengikuti program Pre-Service Training yang dikelola UMM.
Asisten Rektor bidang Kerjasama Luar Negeri UMM, Soeparto, menjelaskan dalam proses pelatihan itu para relawan ditempatkan di berbagai rumah induk di desa-desa di wilayah Kota Batu. Sengaja dipilih rumah yang tidak berdekatan dengan kota dan fasilitas modern lainnya karena mereka akan dilatih hidup di lingkungan pedesaan di Jawa Timur, medan mereka mengabdi selama dua tahun kelak.
“Tidak ada fasilitas tambahan di rumah-rumah itu. Mereka hidup, makan, mandi, tidur ya dengan fasilitas seadanya. Tujuannya agar dapat beradaptasi dengan cepat sebelum diterjunkan ke sekolah yang ada di desa-desa terpencil di Jawa Timur,” terang Soeparto. Usai mengikuti training ini, rencananya para relawan memang akan dilepas oleh Dubes AS untuk diterjunkan di desa-desa, sebagian besar menjadi guru bahasa Inggris di SMA dan MA.
Kehadiran mahasiswa asal AS ini, ditandai dengan penyematan jas almamater dan topi mahasiswa UMM, Jumat (15/04). Pembantu Rektor I, Prof. Dr. Ir. Sujono, M.Kes, menyatakan UMM akan bersungguh-sungguh memperhatikan kualitas pelayanan terhadap mahasiswa asing, sebagaimana melayani mahasiswa lokal. Semua keperluan studi dilayani secara layak, termasuk penyediaan trainer dan fasilitator. “Semoga selama training di UMM ini, semua akan berjalan lancar,” harapnya.
Tahun ini merupakan tahun kedua Peace Corps diturunkan di UMM. Tahun lalu, sebanyak 19 orang telah mengikuti program yang sama dan saat ini sedang berada di daerah-daerah untuk mengabdi. Oleh Peace Corps, mereka tidak dibayar mahal, hanya standar Indonesia, yakni Rp. 1,3 juta. Hal ini untuk menjadikan mereka benar-benar mengabdi dan menjadi bagian dari masyarakat Indonesia.
Sebelum menjadi relawan, peserta Peace Corps diseleksi di AS. Para peminat diyakinkan akan kerja dan medan lapangan yang tidak sama dengan di AS. Bahkan tidak semua calon relawan lolos ataupun bisa mengikuti proses hingga tuntas. Tahun ini, sebenarnya ada 33 warga AS yang akan ikut, namun hanya 30 saja yang sampai ke Malang.
(nas)