LAMPIRAN 1
Kode Program Lengkap
#include <OneWire.h>
#include <DallasTemperature.h>
#include "EmonLib.h"
// Data wire is plugged into pin 2 on the Arduino
#define ONE_WIRE_BUS 12
const int analogVoltPin = A2;
const int analogCurrentPin = A1;
float amp=0;
float volt=0, voltage;
EnergyMonitor emon1;
OneWire oneWire(ONE_WIRE_BUS);
// Pass our oneWire reference to Dallas Temperature.
DallasTemperature sensors(&oneWire);
void setup() {
// initialize serial communication at 9600 bits per second
Serial.begin(9600);
Serial.println("CLEARDATA"); //clears up any data left from previous projects
Serial.println("LABEL,Time,Detik ke-,Data"); //always write LABEL, so excel
knows
the next things will be the names of the columns (instead of Acolumn you could write
Time for instance)
Serial.println("RESETTIMER"); //resets timer to 0
emon1.current(analogCurrentPin, 111.1);
sensors.begin();
delay(1000);
void loop() {
//tegangan
voltage = analogRead(analogVoltPin);
volt =(voltage*25/1023);
amp = ((analogRead(analogCurrentPin)*0.0048876)-2.5)/0.066 ;
Serial.print("DATA,TIME,TIMER,");//writes the time in the first column A and the
time since the measurements started in column B
sensors.requestTemperatures(); // Send the command to get temperatures
Serial.print(sensors.getTempCByIndex(0));
Serial.print(" C; ");
Serial.print(volt);
Serial.print(" Volt; ");
Serial.print(amp);
Serial.print(" Ampere");
Serial.println("");
delay(1000); // need for a minute to read the next data
DAFTAR PUSTAKA
[1] Wahyono, H.D., Budiman. B. Sistem Manajemen Komunikasi Data Jarak jauh Berbasis Teknologi SMS dan Radio Telemetry Untuk Pemantauan Kualitas
Air, JAI Vol.4, No.1 2008.
[2] Matagne, Ernest. Djamila Rekioua. 2012. Optimization of Photovoltaic Power
Systems. London. Hal 3.
[3] Planning and Installing Photovoltaic Systems: A Guide for Installer, Architecs
dan Egineers.2nd. London: Earthscan, 2005. Hal 24-26.
[4] Atmel 8-Bit Microcontroller With 4/8/16/32 Kbytes In System Programmable
Flash: Datasheet.
[5] Arduino [Online]. Tersedia:
Juli 2015]
[6] Sirait, Iqnatius Yolanda.2016. ”Perancangan Alat Pengusir Hama Lalat Buah
Menggunakan Gelombang Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler Arduino”,
Tugas Akhir, Universitas Sumatera Utara, Medan. Hal 17
[7] Kadir, Abdul.2012. Panduan Praktis Mempelajari Aplikasi Mikrokontroler
dan Pemogramannya menggunakan Arduino. Yogyakarta. Hal 60
[8] Allegro MicroSystem, LLC. ACS712: Datasheet.
[9] Away, Yuwaldi. 2015. Pemantauan Parameter Panel Surya Berbasis Arduino
Secara Real Time. Vol 11, No 4. Hal 123-128.
[10] Maxim Integrated Product, Inc. DS18B20: Datasheet.
[11] A Child’s Guide to Direct Datalogging With Excel. Tersedia.
[19/3/2016].
[12] Morris, Alan S., “Measurement and Instrumentation Principles”, 2001,
Butterworth Heinemann, ISBN 0-7506-5081-8
[13] OEM & ODM manufacturer of test & measurement instrument in China.
[14] LUTRON ELECTRONIC. Humidity/Barometer/Temperaturemeter Model
BAB III
METODOLOGI DAN PERANCANGAN
3.1 Gambaran Umun Alat
Pada bab ini akan diuraukan mengenai perancangan sistem perangkat keras
dan perangkat lunak. Adapun diagram blok sistem ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Diagram blok sistem
Perangkat yang digunakan pada perancangan ini adalah mikrokontroler Arduino Uno
sebagai pengendali, sensor arus sebagai pengukur arus, sensor tegangan sebagai
pengukur tegangan, sensor suhu sebagai pengukur suhu dan PC sebagai pengumpul
data sekaligus penampil data. Mikrokontroler Arduino Uno akan diprogram
menggunakan Arduino Integrated Development Environment (IDE) pada komputer
agar dapat menghasilkan parameter yang diinginkan.
3.2 Perancangan Perangkat Keras
Perancangan perangkat keras terdiri dari sensor arus, sensor tegangan dan
sensor suhu yang dihubungkan ke Arduino melalui pin-pin tertentu.
3.2.1 Sensor Arus
Sensor arus digunakan untuk mengukur arus keluaran yang dibangkitkan oleh
panel surya. Sensor arus dihubungkan ke Arduino melalui pin A1, Vcc dan GND.
Rangkaian skematik pengukur arus tampak seperti pada Gambar 3.2. Sensor Arus
Sensor Suhu Sensor Tegangan
Gambar 3.2 Rangkaian skematik pengukur arus
3.2.2 Sensor Tegangan
Sensor tegangan digunakan untuk mengukur tegangan yang dihasilkan oleh
panel surya. Sensor tegangan dihubungkan ke Arduino melalui pin A2, Vcc dan
GND. Rangkaian skematik pengukur tegangan tampak seperti Gambar 3.3.
3.2.3 Sensor Suhu
Sensor suhu digunakan untuk mengukur suhu lingkungan disekitar panel
surya. Sensor suhu terhubung ke Arduino melalui pin 12, Vcc dan GND. Rangkaian
skematik pengukur suhu tamak seperti pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Rangkaian skematik penguku suhu
3.3 Perancangan Perangkat Lunak
Perangkat lunak dibuat dengan menggunakan bahasa pemograman Arduino.
Pada sistem kerja dari prototipe yang dirancang terdapat pembacaan keluaran
masing-masing sensor yang dilakukan Arduino. Setelah pembacaan selesai, Arduino akan
mengirimkan data dalam bentuk Isc, Voc dan OC dan akan ditampikan di PC.
Diagram alir dari perangkat lunak yang dirancang untuk alat ini tampak seperti
stop
Ya
Gambar 3.5 Diagram alir perangkat lunak Start
Inisialisasi
Kirim Data Terjemahkan Data dalam
Volt, Ampere dan OC
Ambil 3 Data Parameter
Stop?
3.3.1 Inisialisai Program
Library yang digunakan, dimasukkan pada inisialisasi program. Library yang
digunakan pada perancangan perangkat lunak adalah Emonlib.h,
DallasTemperature.h dan OneWire.h. Variabel-variabel yang digunakan
dideklarasikan pada inisialisasi program. Kode program inisialisasi dapat dilihat pada
Lampiran 1.
3.3.2 Fungsi Setup
Pada fungsi setup, berisi kode-kode untuk kepentingan inisialisasi variabel pin
maupun library yang merupakan fungsi yang dijalankan pertama sekali ketika
Arduino dihidupkan. Pada sketch di depan, Serial.begin(9600) berguna untuk
menentukan kecepatan pengiriman dan penerimaan sebesar 9600 bit per detik (bps).
Serial.println berguna untuk mengirimkan data disertai efek perpindahan baris di
dalam tampilan. Emon1.current(analogCurrentPin,111.1), pin A1 sebagai port
masukan sensor arus dan 111.1 sebagai kalibrasi. Berikut ini adalah kode lengkap
fungsi setup:
3.3.3 Fungsi Loop
Fungi loop merupakan fungsi yang dijalankan setelah fungsi setup dan
di ulang terus menerus oleh Arduino setelah fungsi setup dijalankan. Berikut ini
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA
4.1 Pengujian Alat
Pengujian yang dilakukan pada rancangan alat bertujuan untuk mengetahui
kinerja dan proses kerja dari rangkaian-rangkaian yang diuji serta sistem secara
keseluruhan apakah telah bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.
Pengujian pada rancangan alat ini akan dilakukan per bagian sehingga diketahui
apakah masing-masing perangkat keras dan perangkat lunak sudah bekerja dengan
baik.
4.2 Pengujian Sensor Arus
Pengujian sensor arus dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran
yang diperoleh sensor arus dan hasil yang diperoleh oleh Multimeteter. Sensor arus
dibuat seri terhadap Amperemeter. Rangkaian pengujian sensor arus ditunjukkan
seperti Gambar 4.1, pengujian arus terhadap panel surya ditunjukkan pada Gambar
4.2 dan Pembacaan data oleh alat ukur diperlihatkan pada Gambar 4.3.
Panel Surya
ACS7 12
Amperemeter
Gambar 4.1 Rangkaian pengujian sensor arus
Pengujian dilakukan dengan menghubungkan alat ukur terhadap komputer
melalui kabel serial, dimana program Arduino dalam keadaan aktif. Kabel konduktor
digunkan sebagai penghubung antara terminal output sensor arus dan terminal output
panel surya, kedua kutub amperemeter dihubungkan secara seri antara terhadap
terminal output sensor arus, dimana kutub positif amperemeter terhadap terminal
Program PLX DAQ yang terintegrasi dengan Ms.Excel diaktikan sebagai media
penampil dan perkekam data, dimana data akan langsung dikirim setelah mengklik
kata connect pada program.
Gambar 4.2 Pengujian sensor arus terhadap panel surya
Gambar 4.3 Perbandingan hasil pengukuran sensor arus dengan amperemeter
Perbandingan hasil pengukuran yang diperoleh dalam pengujian dapat dilihat pada
Tabel 4.1 dan grafik perbandingan hasil pengukuran amperemeter dengan Arduino
Energy Meter diperlihatkan pada Gambar 4.4. Pengujian alat ukur dilakukan pada
gedung Departemen Teknik Elektro, lantai 4 pada tanggal 18 Mei 2016 pukul 13:58
WIB dimana alat diuji terhadap panel surya Polycrystalline dengan waktu tunda 10
Tabel 4.1 Hasil pengujian antara Arduino meter dengan amperemeter
Rata-rata ralat pengukuran 0.06 1.31
Galat pengukuran(%)=(pengukuran amperemeter – pengukuran arduino meter)/pengukuran amperemeter
Galat pengukuran ke 1(%)= (4.25-2.28)/4.25
=1.64
Untuk ralat pengukuran berikutnya dapat dihitung menggunakan rumus yang sama.
Rata-rata ralat= (jumlah ralat data/ banyak data)
Rata-rata ralat=(0.07+0.01+0.06+0.03+0.05+0.06+0.11+0.05+0.01+0.09)/ 10
Gambar 4.4 Grafik perbandingan hasil pengukuran Amperemeter dengan
Arduino Energi Meter
Dari hasil pengujian ralat maksimum diperoleh sebesar 0.11 dengan rata-rata Galat
sebesar 1.31%.
4.3 Pengujian Sensor Tegangan
Pengujian sensor tegangan dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran
multitester dengan hasil pengukuran alat yang dibuat. Untuk rangkaian pengukuran
tegangan dibuat parallel terhadap panel surya seperti terlihat pada Gambar 4.5 dan
pengujian sensor tegangan terhadap panel surya ditunjukkan pada Gambar 4.6.
Pengujian alat ukur dilakukan pada gedung Departemen Teknik Elektro, lantai 4 pada
tanggal 18 Mei 2016 pukul 12:22 WIB dimana alat diuji terhadap panel surya
Panel Surya V
Voltmeter
Gambar 4.5 Rangkaian pengujian sensor tegangan
Pengujian dilakukan dengan menghubungkan alat ukur terhadap komputer melalui
kabel serial, dimana program Arduino dalam keadaan aktif. Kabel konduktor
digunkan sebagai penghubung antara terminal output sensor tegangan dan terminal
output panel surya, kedua kutub volteremeter dihubungkan secara paralel terhadap
terminal output sensor arus, dimana kutub positif volteremeter terhadap terminal
positif sensor tegangan dan kutub negatif terhadap terminal negatif sensor tegangan.
Program PLX DAQ yang terintegrasi dengan Ms.Excel diaktikan sebagai media
penampil dan perkekam data, dimana data akan langsung dikirim setelah mengklik
kata connect pada program
Gambar 4.6 Pengujian sensor tegangan terhadap panel surya
Gambar 4.7 menunjukkan perbandingan hasil pengukuran Arduino Energi Meter
dengan Voltmeter diperlihatkan pada Gambar 4.8 data yang diperoleh melalui
pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Gambar 4.7 Perbandingan pengukuran voltmeter dengan Arduino meter
Tabel. 4.2 Hasil pengujian menggunakan Arduino meter dengan sensor tegangan
Pengukuran
Gambar 4.8 Grafik perbandingan hasil pengukuran Arduino energi meter dengan
Voltmeter
Dari data diatas bahwa alat memiliki ralat paling tinggi sebesar 0.13 dengan % Galat
rata-rata 0.46%.
4.4 Pengujian Sensor Suhu
Pengujian dilakukan dengan menghubungkan alat ukur terhadap komputer melalui
kabel serial, dimana program Arduino dalam keadaan aktif. PHB 318 diletakkan
disaming sensor suhu. Program PLX DAQ yang terintegrasi dengan Ms.Excel
diaktikan sebagai media penampil dan perkekam data, dimana data akan langsung
dikirim setelah mengklik kata connect pada program Hasil pengukuran dengan
menggunakan DS18B20 dapat dilihat pada Tabel 4.3. Pengujian sensor suhu terhadap
panel surya ditunjukkan pada Gambar 4.9 dan grafik perbandingan hasil pengukuran
Arduino energi meter dengan PHB-318.
Tabel 4.3 hasil pengujian Arduino meter dengan PHB-318
Pengukuran
ke-
Waktu Uji
(WIB)
PHB-318 Arduino Energi
Meter (OC)
Rata-rata ralat pengukuran 0.55 1.25
Gambar 4.10 Grafik perbandingan hasil pengukuran Arduino energi meter dengan
PHB-318
Dari hasil pengujian ralat maksimum diperoleh sebesar 0.55 dengan rata-rata galat
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian ini baik dalam perancangan alat maupun
pembuatan software, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Dari hasil pengujian alat ukur yang dirancang mempunyai tingkat
galat masing-masing, 0.46% untuk sensor tegangan, 1.31% untuk
sensor arus dan 1.25% untuk sensor suhu. Alat layak dipergunakan
karena masih dibawah batas toleransi ± 5%.
5.2Saran
Adapun saran untuk pengembangan Tugas Akhir ini adalah :
1. Mengunakan tambahan sensor cahaya dalam alat untuk mengetahui
hubungan intensitas cahaya terhadap keluaran panel surya
2. Menggunakan tambahan sensor yang dapat mengukur suhu dari suatu
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Photovoltaic
Photovoltaic adalah alat yang secara langsung mengubah energi cahaya
menjadi energi listrik dan dapat digunakan sebagai pembangkit listrik. Irradiance
adalah perubahan jumlah radiasi matahari dipermukaan panel surya(kW/m2).
Kerapatan radiasi dari matahari dibagian terluar atmosfir adalah 1.373 kW/m2,
tetapi kerapatan puncak dari matahari yang sampai ke permukaan bumi adalah 1
kW/m2. Pengukuran dari perubahan radiasi matahari mengggunakan pyranometer
untuk radiasi secara umum atau sebuah pyrheliometer untuk radiasi langsung[2].
Elemen dasar dari sebuah panel surya adalah sel surya yang mengubah
secara langsung energi matahari menjadi energi listrik. Ciri khas sel surya terdiri
dari sebuah PN junction yang dibentuk dari semikonduktor yang mirip dengan
sebuah dioda. Bahan semikonduktoe yang paling banyak digunakan dalam sel
surya adalah silikon[2]. Ada beberapa jenis-jenis sel surya seperti:
1. Mono-crystalline silicon cells
Proses Czochralski telah menjadi ketetapan dalam pembuatan bahan
single-crystal silicon untuk aplikasi terestrial. Dalam prosesnya bahan
dasar polycrystalline dilelehkan dalam sebuah wadah kuarsa dengan suhu
sekitar 1420oC. Sebuah kristal dimasukkan dalam leburan silikon dan
perlahan ditarik dari lelehan silikon tersebut. Selama proses ini, kristal
akan berubah menjadi monocrystal berbentuk silinder dengan diameter
mencapai 30 cm dan panjangnya beberapa meter. Kristal silinder tunggal
ini akan dipotong menjadi lempengan tipis dengan tebal sekitar 0.3 mm.
Lempengan berbentuk wafer ini akan dibersihkan dengan cara
pembasahan secara kimia dan pembilasan untuk menghilangkan sisa
tipe dan mendoping fosfor untuk membuat tipe n dengan suhu antara
800oC dan 900oC[3].
2. Polycrystalline silicon cells
Silikon dileburkan kedalam wadah kuarsa dan dituangkan ke sebuah
wadah berbentuk kubus. Melalui pemanasan dan pendinginan yang
dikontrol, dan pendinginan secara merata dalam satu arah. Dengan tujuan
untuk membentuk ukuran yang lebih kecil. Lempengan digergaji
mengunakan gergaji. Penggerjajian menyebabkan hilangnya beberapa
silikon dalam bentuk serbuk gergaji. Setelah pembersihan dan
pendopingan posfor, lapisan anti reflektif dipasang[3].
2.1 Mikrokontroler
ATMega328 adalah mikrokontroller keluaran dari atmel yang mempunyai
arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana setiap proses
eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set
Computer).
Mikrokontroller ATmega 328 memiliki arsitektur Harvard, yaitu
memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data. Instruksi –
instruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur tunggal, dimana pada
saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya sudah diambil dari memori
program. Konsep inilah yang memungkinkan instruksi – instruksi dapat
dieksekusi dalam setiap satu siklus clock. 32 x 8-bit register serba guna digunakan
untuk mendukung operasi pada ALU (Arithmatic Logic unit) yang dapat
dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register serbaguna ini dapat digunakan sebagai
3 buah register pointer 16-bit pada mode pengalamatan tidak langsung untuk
mengambil data pada ruang memori data[4].
Ketiga register pointer 16-bit ini disebut dengan register X (gabungan
R26 dan R27), register Y ( gabungan R28 dan R29 ), dan register Z ( gabungan
alamat memori program terdiri dari instruksi 16-bit atau 32-bit.
Selain register serba guna di atas, terdapat register lain yang terpetakan
dengan teknik memory mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa register ini digunakan
untuk fungsi khusus antara lain sebagai register control Timer/ Counter, Interupsi,
ADC, USART, SPI, EEPROM dan fungsi I/O lainnya. Gambar 2.1 merupakan
bentuk fisik ATmega328[4].
Gambar 2.1 Bentuk fisik ATmega328
2.2 Arduino Uno
Arduino adalah sebuah board mikrokontroller yang berbasis ATmega328.
Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai
output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power,
kepala ICSP, dan tombol reset. Arduino mampu men-support mikrokontroller;
dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB. Arduino Uno
dapat dilihat seperti pada Gambar 2.2 [5].
2.2.1 Daya
Arduino dapat diberikan power melalui koneksi USB atau power supply.
Powernya dipilih secara otomatis. Power supply dapat menggunakan adaptor DC
atau baterai. Adaptor dapat dikoneksikan dengan mencolok jack adaptor pada
koneksi port input supply. Board arduino dapat dioperasikan menggunakan supply
dari luar sebesar 6 - 20 volt. Jika supply kurang dari 7V, kadangkala pin 5V akan
menyuplai kurang dari 5 volt dan board bisa menjadi tidak stabil. Jika
menggunakan lebih dari 12 V, tegangan di regulator bisa menjadi sangat panas
dan menyebabkan kerusakan pada board. Rekomendasi tegangan adalah 7 volt
sampai 12 volt. Penjelasan pada pin power adalah sebagai berikut [5] :
- Vin
Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan dari luar
(seperti yang disebutkan 5 volt dari koneksi USB atau tegangan yang
diregulasikan). Pengguna dapat memberikan tegangan melalui pin ini, atau
jika tegangan suplai menggunakan power jack, aksesnya menggunakan pin
ini.
- 5V
Regulasi power supply digunakan untuk power mikrokontroller dan
komponen lainnya pada board. 5V dapat melalui Vin menggunakan regulator
pada board, atau supply oleh USB atau supply regulasi 5V lainnya.
- 3V3
Suplai 3.3 volt didapat oleh FTDI chip yang ada di board. Arus maximumnya
adalah 50mA.
- Pin Ground
Berfungsi sebagai jalur ground pada Arduino.
2.2.2 Memori
ATmega328 memiliki 32 KB flash memori untuk menyimpan kode, juga 2
KB yang digunakan untuk bootloader. ATmega328 memiliki 2 KB untuk
2.2.3 Input dan Output
Setiap 14 pin digital pada arduino dapat digunakan sebagai input atau
output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead().
Input/output dioperasikan pada 5 volt. Setiap pin dapat menghasilkan atau
menerima maximum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (disconnected
oleh default) 20-50 KOhms. Beberapa pin memiliki fungsi sebagai berikut [5] :
- Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirim
(TX) TTL data serial. Pin ini terhubung pada pin yang koresponding dari
USB FTDI ke TTL chip serial.
- Interupt eksternal: 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan untuk trigger
sebuah interap pada low value, rising atau falling edge, atau perubahan nilai.
- PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Mendukung 8-bit output PWM dengan fungsi
analogWrite().
- SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mensuport
komunikasi SPI, yang mana masih mendukung hardware, yang tidak
termasuk pada bahasa arduino.
- LED: 13. Ini adalah dibuat untuk koneksi LED ke digital pin 13. Ketika pin
bernilai HIGH, LED hidup, ketika pin LOW, LED mati.
2.2.4 Piranti Komunikasi Arduino
Arduino Uno memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan
komputer, Arduino lain, atau mikrokontroler lain. ATmega328 ini menyediakan
UART TTL (5V) komunikasi serial, yang tersedia pada pin digital 0 (RX) dan 1
(TX). Sebuah ATmega16U2 pada saluran board ini komunikasi serial melalui
USB dan muncul sebagai com port virtual untuk perangkat lunak pada komputer.
Firmware 16U2 menggunakan USB driver standar COM dan tidak ada driver
eksternal yang dibutuhkan. Perangkat lunak Arduino termasuk monitor serial yang
memungkinkan data tekstual sederhana yang akan dikirim ke dan dari papan
melalui chip USB-to-serial dan koneksi USB ke komputer (tetapi tidak untuk
komunikasi serial pada pin 0 dan 1). Sebuah perpustakaan SoftwareSerial
memungkinkan untuk komunikasi serial pada setiap pin digital Uno itu.
ATmega328 ini juga mendukung komunikasi I2C (TWI) dan SPI. Perangkat
lunak Arduino termasuk perpustakaan Kawat untuk menyederhanakan
penggunaan dari bus I2C.
2.2.5 Pemrograman Arduino
Arduino board merupakan perangkat yang berbasiskan mikrokontroler.
Perangkat lunak (software) merupakan komponen yang membuat sebuah
mikrokontroller dapat bekerja. Arduino board akan bekerja sesuai dengan perintah
yang ada dalam perangkat lunak yang ditanamkan padanya.
Bahasa pemrograman arduino adalah bahasa pemrograman yang umum
digunakan untuk membuat perangkat lunak yang ditanamkan pada arduino board.
Bahasa pemrograman arduino menggunakan bahasa pemrograman C sebagai
dasarnya. Karena menggunakan bahasa pemrograman C sebagai dasarnya, bahasa
pemrograman arduino memiliki banyak sekali kemiripan, walaupun beberapa hal
telah berubah. Arduino Uno dapat diprogram menggunakan software Arduino IDE
yang bersifat opensource [6].
2.2.5.1Struktur
Semua program Arduino harus memiliki dua fungsi utama untuk bekerja
dengan baik, yaitu setup() dan loop(). Fungsi setup() dipanggil ketika sketsa dimulai.
Struktur ini berguna untuk menginisialisasi variabel, mode pin, memulai
menggunakan library, dan lain-lainya. Fungsi setup() hanya akan berjalan sekali,
yaitu setiap pertama kali board dihidupkan atau saat restart board Arduino. Fungsi
loop() berguna untuk melaksanakan/mengeksekusi perintah program yang telah
dibuat. Fungsi ini akan secara aktif mengontrol board Arduino baik membaca input
2.2.5.2Variabel
Variabel adalah nama yang dibuat dan disimpan di dalam memori
mikrokontroller. Variabel ini mempunyai nilai dan nilainya dapat diubah
sewaktu-waktu pada saat program dijalankan. Variabel memiliki nilai dan tipe data tertentu[7].
- int (integer)
Digunakan untuk menyimpan angka dalam 2 byte (16 bit). Tidak
mempunyai angka desimal dan menyimpan nilai dari -32,768 dan 32,767.
- long (long)
Digunakan ketika integer tidak mencukupi lagi.
Memakai 4 byte (32 bit) dari memori (RAM) dan mempunyai entang
dari -2,147,483,648 dan 2,147,483,647.
- boolean (boolean)
Variabel sederhana yang digunakan untuk menyimpan nilai TRUE (benar)
atau FALSE (salah). Sangat berguna karena hanya menggunakan 1 bit dari
RAM.
- float (float)
- Digunakan untuk angka desimal (floating point). Memakai 4 byte
(32 bit) dari RAM dan mempunyai rentang dari -3.4028235E+38 dan
3.4028235E+38.
- char (character)
Menyimpan 1 karakter menggunakan kode ASCII (misalnya ‘A’ = 65).
Hanya memakai 1 byte (8 bit) dari RAM.
2.2.5.3 Operator Matematika
Operator yang digunakan untuk memanipulasi angka (bekerja seperti
matematika yang sederhana)[7].
-
=
Membuat sesuatu menjadi sama dengan nilai yang lain (misalnya: x = 10 * 2,
- %
Menghasilkan sisa dari hasil pembagian suatu angka dengan angka yang
lain (misalnya: 12 % 10, ini akan menghasilkan angka 2).
- +
Digunakan untuk membandingkan nilai logika.
- ==
adalah FALSE (salah) atau 12 < 14 adalah TRUE (benar))
- >
Lebih besar dari (misalnya: 12 > 10 adalah TRUE (benar) atau 12 > 12
2.3 Sensor Arus
Pengukuran arus biasanya membutuhkan sebuah resistor shunt yaitu resistor
yang dihubungkan secara seri pada beban dan mengubah aliran arus menjadi
tegangan. Tegangan tersebut biasanya diumpankan ke current transformer terlebih
dahulu sebelum masuk ke rangkaian pengkondisi signal [8].
Teknologi Hall effect yang diterapkan oleh Allegro menggantikan fungsi
resistor shunt dan current transformer menjadi sebuah sensor dengan ukuran yang
relatif jauh lebih kecil. Aliran arus listrik yang mengakibatkan medan magnet yang
menginduksi bagian dynamic offset cancellation dari ACS712. bagian ini akan
dikuatkan oleh amplifier dan melalui filter sebelum dikeluarkan melalui kaki 6 dan 7,
modul tersebut membantu penggunaan untuk mempermudah instalasi arus ini ke
dalam system. Hall effect allegro ACS712 merupakan sensor yang presisi sebagai
sensor arus AC atau DC dalam pembacaan arus didalam dunia industri, otomotif,
komersil dan sistem-sistem komunikasi. Pada umumnya aplikasi sensor ini biasanya
digunakan untuk mengontrol motor, deteksi beban listrik, switched-mode power
supplies dan proteksi beban berlebih [8].
Sensor ini memiliki pembacaan dengan ketepatan yang tinggi, karena
didalamnya terdapat rangkaian low-offset linear Hall dengan satu lintasan yang
terbuat dari tembaga. cara kerja sensor ini adalah arus yang dibaca mengalir melalui
kabel tembaga yang terdapat didalamnya yang menghasilkan medan magnet yang di
tangkap oleh integrated Hall IC dan diubah menjadi tegangan proporsional [8].
Ketelitian dalam pembacaan sensor dioptimalkan dengan cara pemasangan
komponen yang ada didalamnya antara penghantar yang menghasilkan medan magnet
dengan hall transducer secara berdekatan. Persisnya, tegangan proporsional yang
rendah akan menstabilkan Bi CMOS Hall IC yang didalamnya yang telah dibuat
untuk ketelitian yang tinggi oleh pabrik. Bentuk fisik sensor arus ACS712
diperlihatkan seperti Gambar 2.3. Adapun fungsi dari pin-pin dari sensor arus
Gambar 2.3. Bentuk fisik sensor arus
Tabel 2.1 Fungsi pin Sensor Arus ACS712
Pin Sensor Fungsi
IP + Terminal yang mendeteksi arus, terdapat sekring didalamnya
IP - Terminal yang mendeteksi arus, terdapat sekring didalamnya
GND Terminal sinyal ground
Filter Terminal untuk kapasitor ekternal yang berfungsi sebagai
pembatas bandwith
Viout Terminal untuk keluaran sinyal analog
Vcc Terminal masukan catu daya
Pembacaan sensor arus, dirumuskan seperti pada Persamaan 2.1.
I = ((analogRead(analogCurrentPin)*0.0048876)-2.5)/0.066 (2.1)
2.4 Sensor Tegangan
Sensor tegangan yang digunakan merupakan sebuah modul sensor tegangan
yang menggunakan prinsip pembagi tegangan. Modul ini dapat mengurangi tegangan
input hingga 5 kali dari tegangan asli. Tegangan analog input maksimum
mikrokontroler yaitu 5 volt sehingga modul tegangan dapat diberi masukkan tidak
melebihi 5 X 5 Volt atau sebesar 25 Volt.Pin analog Arduino dapat menerima nilai
hingga 10 bit sehingga dapat mengkonversi data analog menjadi 1024 keadaan
(2^10= 1024). Artinya nilai 0 merepresentasikan tegangan 0 volt dan nilai 1023
data digital. Proses konversi dari nilai analog menjadi digital ini disebut proses ADC
(Analog to Digital Conversion). Gambar 2.4 menunjukkan bentuk fisik sensor
tegangan[9].
Gambar 2.4 Bentuk fisik sensor tegangan
Pembacaan tegangan keluaran panel surya dituliskan seperti Persamaan 2.2.
V =( analogRead(analogVoltPin)*25/1023) (2.2)
2.5 Sensor Suhu
Banyak sensor suhu yang dipakai dalam implementasi sistem instrumentasi,
salah satu contohnya adalah DS18B20. Sensor suhu DS18S20 ini telah memiliki
keluaran digital meskipun bentuknya kecil (TO-92), cara untuk mengaksesnya
adalah dengan metode serial 1 wire. Sensor ini sangat menghemat pin port
mikrokontroler, karena 1 pin port mikrokontroler dapat digunakan untuk
berkomunikasi dengan beberapa divais lainnya. Sensor ini juga memiliki tingkat
akurasi cukup tinggi yaitu 0,5°C pada rentang suhu -10°C hingga +85°C, sehingga
banyak dipakai untuk aplikasi sistem pemonitoringan suhu Aplikasi- aplikasi yang
berhubungan dengan sensor seringkali membutuhkan ADC dan beberapa pin port
mikrokontroler namun pada DS18B20 ini tidak dibutuhkan ADC agar dapat
berkomunikasi dengan mikrokontroler[10]. Bentuk fisik DS18B20 ditunjukan oleh
Gambar 2.5 Bentuk fisik DS18B20
Tabel 2.2 Deskripsi pin DS18B20
Nama Fungsi
VDD VDD (cadangan)
DQ Pin untuk input/output data. Juga untuk pembagi daya pada
saat digunakan dalam parasite power mode
GND Ground
Pada saat beroperasi maka akan terjadi proses pengkonversian temperatur dan
konversi ADC pada perintah 44h. Dimana data temperatur yang terukur akan
disimpan di memori scratchpad. Dengan mode power dari luar maka setelah perintah
pengkonversian temperatur DS18B20 akan merespon dengan mengirim bit 0 saat
pengkonversian masih dalam proses dan mengirim bit 1 saat pengkonversian telah
selesai lalu data temperatur akan disimpan dalam register temperatur 16 bit seperti
yang ditunjukkan oleh Gambar 2.6. Pada MS BYTE S menunjukkan tanda bila S
diisi oleh bit 0 maka berarti temperatur yang terukur adalah temperatur positif. Jika
bit 1 maka temperatur yang terukur adalah temperatur negative[10].
Pencatuan pada DS18B20 terdapat 2 jenis mode yaitu pencatuan dari luar
dan mode pencatuan secara parasit (parasite power). Pada mode pencatuan dari luar
maka supplai harus dihubungkan pada pin Vdd sedangkan jika menggunakan mode
parasit power DS18B20 tidak memerlukan supplai dari luar. Pada mode parasit
power hanya “mencuri” daya dari jalur 1 wire melalui pin DQ saat jalur dalam
keadaan high. Sebagian power akan disimpan di Cpp untuk memberikan power saat
jalur dalam keadaan low. Saat menggunakan mode parasit power maka Vdd harus
disambungkan dengan pin ground. Dalam mode parasit power, jalur 1 wire dan
Cpp akan memberikan arus yang cukup untuk waktu operasi yang lama [10].
Dengan menggunakan mode parasit power saat DS18B20 dalam proses
pengkonversian temperatur atau menyalin data dari memori scratchpad ke
EEPROM, arus yang beroperasi mencapai 1,5mA. Untuk memastikan bahwa
DS18B20 mendapatkan arus yang cukup, maka diperlukan pullup yang kuat pada
jalur 1 wirenya. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan MOSFET untuk
menarik jalur secara langsung seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.7 [10].
Gambar 2.7 Pencatuan dengan mode Parasit power
DS18B20 dapat juga diberikan power dengan metode konvensional dengan
menghubungkan power supply luar dengan pin Vdd seperti yang ditunjukan oleh
Gambar 2.8. Dengan menggunakan mode parasite power tidak direkomendasikan
untuk pengukuran temperatur di atas 1000C karena DS18B20 tidak mampu
menahan komunikasi yang disebabkan kebocoran arus yang tinggi. Untuk aplikasi
pada temperatur tinggi tersebut sangat disarankan untuk menggunakan power supply
Gambar 2.8 Pencatuan dengan mode konvensional
Dalam situasi yang sama jalur master mungkin tidak mengetahui apakah
DS18B20 menggunakan mode parasite power atau mode power supply dari luar.
Master membutuhkan informasi ini untuk menentukan apakah pullup jalur yang
kuat dibutuhkan atau tidak selama proses pengkonversian temperatur. Untuk
mendapatkan informasi ini, master memberi perintah untuk melakukan skip
ROM(CCh) diikuti dengan perintah Read Power Supply(B4h) lalu diikuti dengan
“Read time slot”. Selama pembacaan time slot, dengan menggunakan mode parasite
power DS18B20 akan menarik jalur yang low dan dengan menggunakan mode power
dari luar DS18B20 akan melepaskan jalur yang high. Jika jalur yang ditarik low,
maka master akan mengetahui bahwa harus diberi pullup yang kuat pada jalur 1
wire selama proses pengkonversian temperature [10].
2.6 PLX-DAQ
PLX-DAQ adalah program yang digunakan dalam pemantauan karakteristik
Gambar 2.9 Program PLX-DAQ
Program PLX-DAQ digunakan untuk menampilkan data dari Arduino ke
excel secara langsung. PLX-DAQ dapat menampilkan grafik, membaca pengukuran
tiga sensor dalam waktu yang sama serta menampilkan waktu pengukuran dari sensor
ketiga sensor.
2.7 Kalibrasi
Kalibrasi dilakukan dengan membandingkat alat ukur yang dibuat dengan alat
ukur yang sudah diketahui akurasinya dengan masukan yang sama. Kalibrasi
diperlukan ketika pembuatan perangkat baru, perangkat mengalami tumbukan dan
ketika hasil pengukuran dipertanyakan[12].
Kalibrasi umumnya merupakan proses penyesuaian keluaran dari perangkat
baru dengan perangkat standar. Hal-hal yang mempengaruhi kalibrasi antara lain:
- Prosedur
Kalibrasi harus dilakukan dengan prosedur yang ada
- Peralatan Kalibrasi (Kalibrator)
Kalibrartor harus mempunya standar Nasional atau Internasional
Periode kalibrasi tergantung pada beberapa faktor antara lain frekuensi
pemakaian, pemeliharaan, penyimpanan.a
- Lingkungan
Lingkungan sangat berpegaruh pada proses penglibrasian. Misalnya kondisi
suhu, getaran mekanik medan listrik, medan magnet, medan elektromagnetik,
tingkat penerangan dan sebagainya.
2.7.1 Kalibrasi Sensor Arus
Adapun perangkat keras yang digunakan untuk mengalibrasi sensor arus
adalah multimeter digital yang difungsikan sebagai Amperemeter dalam pengujian.
Multimeter Digital yang digunakan dalam kalibrasi sensor arus adalah DT830 Series.
Gambar 2.10 menunjukkan bentuk nyata DT830 Series dan Tabel 2.3 menunjukkan
Spesifikasi DT830 Series untuk pengukuran arus searah [13].
Gambar 2.10 Bentuk nyata DT830 Series
Tabel 2.3 Spesifikasi DT830 Series untuk pengukuran arus searah
Range Resolution Accuracy
200 µA 100 nA
± 1.0% ± 5D
2000 µA 1 µA
20 mA 10 µA
200 mA 100 µA ±1.2% ± 5D
2.7.2 Kalibrasi Sensor Tegangan
Adapun perangkat keras yang digunakan untuk mengalibrasi sensor tegangan
adalah multimeter digital yang difungsikan sebagai Voltmeter dalam pengujian.
Multimeter Digital yang digunakan dalam kalibrasi sensor arus adalah DT830 Series.
Gambar 2.11 menunjukkan bentuk nyata DT830 Series dan Tabel 2.4 menunjukkan
Spesifikasi DT830 Series untuk pengukuran tegangan searah.
Gambar 2.11 Bentuk nyata DT830 Series
Tabel 2.4 Spesifikasi DT830 Series untuk pengukuran tegangan searah
Range Resolution Accuracy
200 mV 100 µV
± 0.5% ± 5D
2000 mV 1 mV
20 V 10 mV
200 V 100 mV
1000 V 1 V ± 1.0 % ± 5D
2.7.3 Kalibrasi Sensor Suhu
Adapun perangkat keras yang digunakan untuk mengalibrasi sensor suhu
adalah PHB-318. PHB-318 mempunyai tiga fungsi yaitu barometer, humidity dan
Gambar 2.12 Bentuk fisik PHB-318
Spesifikasi PHB-318 dalam pengukuran suhu tampak seperti pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Spesifikasi PHB-318 dalam pengukuran suhu
Batas Pengukuran 0 OC - 50 OC/ 32 OF - 122 OF
Resolusi 0.1 OC/ 0.1 OF
Ketelitian ± 0.8 OC/1.5 OF
2.8 Pengukuran
Sebuah sistem pengukuran yang ada untuk memberikan informasi tentang
nilai dari beberapa variabel yang diukur. Ada beberapa istilah yang harus dipahami
dalam pengukuran listrik diantaranya:
- Akurasi, kedekatan pembacaan alat ukur dengan nilai yang sebenarnya
- Presisi, hasil pengukuran yang dihasilkan dari proses pengukuran atau derajat
untuk membedakan satu pengukuran dengan pengukuran lainnya.
- Toleransi, merupakan istilah yang sering berhubungan dengan akurasi dan
kesalahan maksimum dan komponen alat elektronik mempunyai toleransi ±
- Rentang, merupakan nilai maksimum dan minimum yang dirancang dalam
alat ukur.
- Resolusi, nilai terkecil yang mampu ditanggapi oleh alat ukur.
Keluaran hasil pengukuran dapat berupa data analog atau digital. Alat ukur
analog memiliki komponen putar yang akan bereaksi ketika mendapatkan sinyal
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Semakin berkembang pesatnya teknologi pada saat ini banyak dijumpai pusat
dan pengolahan data secara real time/online. Sistem real time/online dapat digunakan
untuk pemantauan terhadap suatu obyek, baik obyek diam maupun obyek bergerak,
dimana terjadi proses pengiriman data dari obyek di lokasi pemantauan ke pusat
pengiriman data [1]. Sistem pengukuran yang umum ini dilakukan menggunakan
multimeter dalam mengetahui kinerja dan karakteristik panel surya. Tetapi sistem
pengukuran ini tidak dapat diterapkan diberbagai kondisi seperti panas terik, hujan
dan gangguan lainnya.
Jadi dalam penulisan Tugas Akhir ini, dilakukan perancangan alat ukur berbasis
Arduino yang dapat mengukur karakteristik panel surya secara real time. Dimana alat
ukur ini dapat mengukur dan mengirimkan keluaran panel surya yang dibutuhkan
dalam bentuk arus hubung singkat, tegangan hubung buka dan suhu lingkungan.
Dimana sistem pemantauan menggunakan program PLX_DAQ yang dijalankan oleh
PC serta telah terintegrasi ke spreadsheet excel yang mampu menampilkan serta data
secara langsung. Dalam penulisan tugas akhir ini, diharapkan untuk memudahkan
pengguna teknologi panel surya dalam memantau kinerja operasi panel surya.
1.2Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari Tugas Akhir ini adalah:
1. Merancang alat ukur berbasis Arduino untuk mengukur karakteristik panel
surya dengan perangkat sensor.
2. Melakukan pemograman perangkat sensor dalam Arduino.
3. Melakukan pengujian alat ukur terhadap panel surya.
1.3Batasan Masalah
Agar isi dan pembahasan tugas akhir ini menjadi terarah, maka penulis perlu
membuat batasan masalah yang akan dibahas. Adapun batasan masalah pada
penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Parameter yang diamati dari panel surya adalah tegangan, arus dan suhu.
2. Alat ukur menggunakan Arduino Uno, sensor tegangan, sensor arus dan
sensor suhu.
3. Bahasa pemograman yang digunakan adalah Bahasa C yang telah disediakan
di library Arduino.
4. Melakukan kalibrasi alat ukur terhadap multimeter dan PHB-318.
5. Melakukan pengujian terhadap panel surya Polycrystalline.
1.4Tujuan Penulisan Tugas Akhir
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah merancang alat ukur berbasis Arduino
untuk mengukur langsung karakteristik panel surya seacara real time.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Studi literatur
Dengan membaca teori-teori yang berkaitan dengan karya penelitian yang
terdiri dari buku-buku referensi baik yang dimiliki oleh penulis atau dari
perpustakaan dan juga dari artikel, jurnal, situs ilmiah dan lain-lain.
2. Pemilihan bahan
Melakukan pemilihan bahan dalam membuat alat ukur.
3. Perancangan alat ukur
Melakukan perancangan alat ukur dari komponen yang dipilih
4. Pengujian dan kalibrasi alat
1.6Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran mengenai tugas akhir ini, maka penulis menyusun
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas dasar teori yang berhubungan dengan
perancangan arduino energi meter.
BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN
Bab ini berisi metodologi dan perancangan alat ukur Arduino
energi meter.
BAB IV PENGUJIAN
Bab ini berisi tentang pengujian alat ukur terhadap panel surya
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dalam
ABSTRAK
Pengukuran pemantauan, pengambilan dan pengolahan data merupakan hal yang
penting dalam menentukan karakteristik panel surya. Dan untuk memenuhi
kebutuhan pengukuran, pemantauan, pemantauan dan pengolahan data dibutuhkan
teknik baru. Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, dirancang alat ukur berbasis Arduino
untuk mengukur karakteristik panel surya dengan menggunakan sensor arus, sensor
tegangan dan sensor suhu yang dapat digunakan secara real time. Aplikasi PLX-DAQ
yang dijalankan PC dan telah terintegrasi ke Arduino serta dapat menampilkan dan
merekam data secara langsung. Parameter yang diukur yaitu arus hubung singkat,
tegangan hubung buka dan suhu. Dalam pengerjaan tugas akhir ini dilakukan
pengujian alat ukur terhadap panel surya. Dari hasil pengujian, alat ukur yang
dirancang mempunyai tingkat galat masing-masing, 0.4% untuk sensor tegangan,
1.31% untuk sensor arus dan 1.25% untuk sensor suhu. Alat layak dipergunakan
karena masih dibawah batas toleransi ± 5%.
TUGAS AKHIR
RANCANG BANGUN ARDUINO ENERGI METER UNTUK MENGUKUR
KARAKTERISTIK PANEL SURYA
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada
Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Oleh
ANDRI D SIMAMORA 110402045
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
RANCANG BANGUN ARDUINO ENERGI METER UNTUK MENGUKUR KARAKTERISTIK PANEL SURYA
Oleh :
ANDRI D SIMAMORA NIM : 110402045
Disetujui Oleh :
Pembimbing,
Ir. Arman Sani MT NIP : 19641128 199102 1 001
Diketahui Oleh :
Ketua Departemen Teknik Elektro FT USU,
Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si NIP : 195405311986011002 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Pengukuran pemantauan, pengambilan dan pengolahan data merupakan hal yang
penting dalam menentukan karakteristik panel surya. Dan untuk memenuhi
kebutuhan pengukuran, pemantauan, pemantauan dan pengolahan data dibutuhkan
teknik baru. Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, dirancang alat ukur berbasis Arduino
untuk mengukur karakteristik panel surya dengan menggunakan sensor arus, sensor
tegangan dan sensor suhu yang dapat digunakan secara real time. Aplikasi PLX-DAQ
yang dijalankan PC dan telah terintegrasi ke Arduino serta dapat menampilkan dan
merekam data secara langsung. Parameter yang diukur yaitu arus hubung singkat,
tegangan hubung buka dan suhu. Dalam pengerjaan tugas akhir ini dilakukan
pengujian alat ukur terhadap panel surya. Dari hasil pengujian, alat ukur yang
dirancang mempunyai tingkat galat masing-masing, 0.4% untuk sensor tegangan,
1.31% untuk sensor arus dan 1.25% untuk sensor suhu. Alat layak dipergunakan
karena masih dibawah batas toleransi ± 5%.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan rahmat yang telah diberikan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Rancang Bangun Arduino Energi Meter
Untuk Mengukur Karakteristik Panel Surya”. Penulisan Tugas Akhir ini merupakan
salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana
Teknik di Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk orang tua yang telah
membesarkan penulis dengan kasih sayang yang tak ternilai harganya, yaitu Saut
Manurung Simamora (+) dan Norita Hutasoit, saudara kandung penulis, Indro
Bethesda Simamora, Asna Exsaudi Simamora, Tulus Michael Simamora dan Charles
Jeremia Simamora atas seluruh perhatian dan dukungannya hingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
Selama masa kuliah sampai masa penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis
mendapat dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan setulus hati
penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Arman Sani, MT selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang telah
banyak meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan bantuan,
bimbingan, dan pengarahan kepada penulis selama penyusunan Tugas Akhir
ini. Terima kasih sebesar – besarnya penulis ucapkan untuk Beliau.
2. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si. dan Rahmad Fauzi, S.T., M.T., selaku
dosen pembanding Tugas Akhir.
3. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si., selaku Dosen Wali penulis sekaligus
Ketua Departemen Teknik Elektro FT USU
4. Bapak Rachmat Fauzi, S.T., M.T., selaku Sekretaris Departemen Teknik
5. Seluruh staf pengajar dan administrasi Departemen Teknik ELektro, Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
6. Teman – teman stambuk 2011: Josua D Napitupulu, Andriadi Sinaga, Juanda
Hasugian, Hans Sihombing, Winner roedily, Longser Tampubolon, Putra
Hasiholan, Irvan Pandapotan, Harry Panjaitan, Hendrik Hutagalung, , Samgar
Siahaan, dan teman – teman 2011 lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu.
7. Teman – Teman Pelayanan : Rianto Pakpahan, S.T., Dasma Sipayung, S.Si.,
Johny Hutabarat, S.Hut. , dan teman-teman lain yang tidak bisa penulis
ucapkan satu per satu.
8. Teman – teman yang berencana pergi ke Mosco yakni Ricki Sitorus,
Mangatur Sihombing, Risjen Sianturi, Fandry H Panggabean, Christo P
Surbakti, Henry C P situmorang, Afrisanto Pakpahan
9. Semua abang – kakak senior dan adik – adik junior yang telah mau berbagi
pengalaman dan motivasi kepada penulis.
10.Semua orang yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan
terima kasih banyak.
11.Terkhusus buat Royansah Ginting yang sudah banyak memberi waktu dan
pikiran dalam membantu dalam mengerjakan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak luput dari kesalahan –
kesalahan, baik segi tata bahasa maupun dari segi ilmiah. Untuk itu, penulis akan
menerima dengan terbuka, segala saran dan kritik yg ditujukan untuk memperbaiki
Tugas Akhir ini. Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
Medan, Agustus 2016
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 1
1.3 Batasan Masalah ... 2
1.4 Tujuan Penulisan Tugas Akhir ... 2
1.5 Metode Penelitian ... 2
1.6 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II TEORI DASAR ... 4
2.2.4 Piranti Komunikasi Arduino ... 6
2.2.5 Pemograman Arduino ... 8
2.4 Sensor Tegangan ... 12
2.5 Sensor Suhu ... 13
2.6 PLX-DAQ ... 16
2.7 Kalibrasi ... 17
2.7.1 Peralatan Kalibrasi ... 17
2.8 Pengukuran ... 20
BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN ... 21
3.1 Gambaran Umun Alat ... 21
3.2 Perancangan Perangkat Keras ... 21
3.2.1 Sensor Arus ... 21
3.2.2 Sensor Tegangan ... 22
3.2.3 Sensor Suhu ... 23
3.3 Perancangan Perangkat Lunak ... 23
3.3.1 Inisialisasi Program ... 25
3.3.2 Fungsi Setup ... 25
3.3.3 Fungsi Loop ... 26
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ... 27
4.1 Pengujian Alat ... 27
4.2 Pengujian Sensor Arus ... 27
4.3 Pengujian Sensor Tegangan ... 30
4.4 Pengujian Sensor Suhu ... 34
5.1 Kesimpulan ... 36
5.2 Saran ... 36
DAFTAR PUSTAKA ... 37
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bentuk fisik ATmega328 ... 5
Gambar 2.2 Arduino Uno ... 5
Gambar 2.3 Bentuk fisik sensor arus ... 11
Gambar 2.4 Bentuk fisik sensor tegangan ... 12
Gambar 2.5 Bentuk fisik DS18B20 ... 13
Gambar 2.6 Register temperatur ... 14
Gambar 2.7 Pencatuan dengan metode parasite power ... 15
Gambar 2.8 pencatuan dengan metode konvensional ... 15
Gambar 2.9 Program PLX-DAQ... 16
Gambar 2.9 Bentuk nyata DT380 Series... 18
Gambar 2.10 Bentuk nyata DT380 Series... 18
Gambar 2.12 Bentuk fisik PHB-318 ... 19
Gambar 3.1 Diagram blok sistem ... 21
Gambar 3.2 Rangkaian skematik pengukur arus... 22
Gambar 3.3 Rangkaian skematik pengukur tegangan ... 22
Gambar 3.4 Rangkaian skematik pengukur suhu ... 23
Gambar 3.5 Diagram alir perangkat lunak ... 24
Gambar 4.1 Rangkaian pengujian sensor arus ... 27
Gambar 4.2 Pengujian sensor arus terhadap panel surya ... 28
Gambar 4.3 Perbandingan hasil pengukuran sensor arus dengan amperemeter .... 28
Gambar 4.4 Grafik perbandingan hasil pengukuran Arduino energi meter Amperemeter ... 30
Gambar 4.6 Pengujian sensor tengangan terhadap panel surya ... 31
Gambar 4.7 Perbandingan pengukuran voltmeter dengan sensor tegangan ... 32
Gambar 4.8 Grafik perbandingan hasil pengukuran Arduino energi meter
dengan Voltmeter ... 33
Gambar 4.9 Pengujian sensor suhu terhadap panel surya ... 34
Gambar 4.10 Grafik perbandingan hasil pengukuran Arduino energi meter
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Fungsi pin sensor arus ACS712 ... 12
Tabel 2.2 Deskripsi pin DS18B20 ... 14
Tabel 2.3 Spesifikasi DT830 Series untuk pengukuran arus searah ... 18
Tabel 2.4 Spesifikasi DT830 Series untuk pengukuran tegangan searah ... 19
Tabel 2.5 Spesifikasi PHB-318 dalam pengukuran suhu ... 20
Tabel 4.1 Hasil pengujian antara Arduino energi meter dengan amperemeter ... 29
Tabel 4.2 Hasil pengujian Arduino energi meter dengan sensor tegangan ... 32
DAFTAR LAMPIRAN