• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Alat Pendeteksi Kebocoran Gas LPG Menggunakan Sensor MQ-6 Berbasis ATmega8

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Desain Alat Pendeteksi Kebocoran Gas LPG Menggunakan Sensor MQ-6 Berbasis ATmega8"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

45

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Lpg_sensor

Diakses pada: 5 juli 2016

https://goodarif.wordpress.com/elektronika-dasar/sensor/

Diakses pada: 7 juli 2016

https://partelektrik.wordpress.com/2012/09/27/jual-mq6-lpg-sensor-sensor-filling/

Diakses pada: 7 juli 2016

Data Sheet ATmega8

(3)

BAB III

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

3.1 Diagram Blok Sistem

ATmega8 Sensor MQ-6

Power Supply

LCD

Bluetooth Buzzer

(4)

27

3.1.1 Fungsi-fungsi diagram blok

1. Blok Sensor MQ-6 sebagai pendeteksi gas LPG pada ruangan

2. Blok Supply sebagai sumber tegangan ke mikrokontroler dan sensor

3. Blok LCD sebagai output tampilan konsentrasi gas LPG

4. Blok ATmega8 sebagai otak dari sistem yang memproses data dari sensor

dan di kirim ke mobilephone

5. Blok Bluetooth sebagai media pengirim informasi kepada android

6. Blok Buzzer sebagai indikator terdeteksi gas LPG

3.2 Rangkaian ATmega8

Rangkaian mikrokontroller merupakan pusat pengendalian dari bagian input dan

keluaran serta pengolahan data. Pada sistem ini digunakan mikrokontroller jenis

ATmega8 yang memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1. Kristal 8 MHz, yang berfungsi sebagai pembangkit clock.

2. Kapasitor 22 pF pada pin XTAL1 dan XTAL2.

3. Resistor 10 kΩ dan kapasitor 10 nF pada pin reset.

4. Port masukan dan keluaran yang digunakan yaitu :

a. PortC.0 digunakan sebagai penerima data dari remote (receiver)

b. PortA.1, PortB.1 -PortB.4 digunakan sebagai data input basis

transistor pada driver relay.

Skema rangkaian sistem minimum mikrokontroller dapat dilihat pada gambar

(5)

27

(6)

27

3.3 Rangkaian Sensor MQ-6

Pada sensor ini telah disediakan modul rangkaian, sehingga sangat mudah

digunakan, pada modul rangkaian sensor ini tersedia dua output. Analog dan

digital, tegangan analog yaitu output dari sensor dan sedangkan output digital

yaitu yang telah diberikan rangkaian pembanding atau disebut dengan

komparator.

Pada rangkaian ini menggunakan output analog. Output analog di

hubungkan ke pin A0, dan A4, pada arduino uno, kemudia arduino akan

mengubah sinyal analog menjadi digital.

Gambar 3.3 Rangkaian sensor MQ-6

3.4 Rangkaian Regulator

Mikrokontroler, sensor dan komponen komponen elektonika, kebanyakan

menggunakan tegangan 5v untuk menstabilkan tegangan agar tegangan tidak naik

dan tidak turun biasa menggunakan IC LM7805, IC ini dapat menstabilkan

tegangan walaupun tegangan inputan naik turun. IC regulator ini banyak

digunakan pada peralatan elektronika yang menggunakan tegangan 5 Volt.

Contohnya seperti mikrokontroler, sensor, dan IC-IC yang telah dipasarkan

(7)

27

Gambar 3.4 Rangkaian Regulator 7805

3.5 Rangkaian Bluetooth HC05

Rangkaian modul Bluetooth ini menggunakan komunikasi serial sehingga sangat

mudah digunakan. Untuk rangkaian rx pada Bluetooth di hubungkan ke tx arduino

begitu juga dengan tx Bluetooth di hubungkan ke rx arduino.

(8)

27

3.6 Rangkaian LCD

Pada alat ini, display yang digunakan adalah LCD (Liquid Crystal Display) 16 x

2. Untuk blok ini tidak ada komponen tambahan karena mikrokontroler dapat

memberi data langsung ke LCD, pada LCD Hitachi - M1632 sudah terdapat driver

untuk mengubah data ASCII output mikrokontroler menjadi tampilan karakter.

Pemasangan potensio sebesar 10 KΩ untuk mengatur kontras karakter yang

tampil. Gambar 3.6 berikut merupakan gambar rangkaian LCD yang dihubungkan

ke mikrokontroler.

(9)

27

Start

inisialisasi

Mikrokontroler memproses output dari sensor lanujut

ke ADC

Tampil LCD

Selesai Sensor deteksi gas

LPG

Kirim ke android 3.7 Flowchat Sistem

(10)

BAB IV

PENGUJIAN RANGKAIAN DAN ANALISA PENGUJIAN

4.1 Pengujian Rangkaian ATmega8

Pemograman menggunakan mode ISP (In System Programming)

mikrokontroler harus dapat diprogram langsung pada papan rangkaian dan

rangkaian mikrokontroler harus dapat dikenali oleh program downloader.

Pada pengujian ini berhasil dilakukan dengan dikenalinya jenis mikrokontroler

oleh program downloader yaitu ATmega8.

Gambar 4.1 Informasi Signature Mikrokontroler

Atmega8 menggunakan kristal dengan frekuensi 8 MHz, apabila Chip

Signature sudah dikenali dengan baik dan dalam waktu singkat, bisa dikatakan

(11)

4.2 Pengujian Rangkaian LCD

Bagian ini hanya terdiri dari sebuah LCD dot matriks 2 x 16 karakter yang

berfungsi sebagai tampilan hasil pengukuran dan tampilan dari beberapa

keterangan. LCD dihubungkan langsung ke Port B dari mikrokontroler yang

berfungsi mengirimkan data hasil pengolahan untuk ditampilkan dalam bentuk

alfabet dan numerik pada LCD. Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN,

RS dan RW: Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu

LCD bahwa anda sedang mengirimkan sebuah data.

Untuk mengirimkan data ke LCD, maka melalui program EN harus dibuat

logika low “0” dan set ( high ) pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW. Jalur

RW adalah jalur kontrol Read/ Write. Ketika RW berlogika low (0), maka

informasi pada bus data akan dituliskan pada layar LCD. Ketika RW berlogika

high ”1”, maka program akan melakukan pembacaan memori dari LCD.

Sedangkan pada aplikasi umum pin RW selalu diberi logika low ( 0 )

Berdasarkan keterangan di atas maka kita sudah dapat membuat progam

untuk menampilkan karaker pada display LCD. Adapun program yang diisikan ke

mikrokontroller untuk menampilkan karakter pada display LCD adalah sebagai

(12)

Lcd.setCursor(0,0);

Lcd.putsf(“lcd tes”);

}

Program di atas akan menampilkan kata “lcd tes” di baris pertama pada

display LCD 2x16. Pengujian ini untuk mengetahui LCD dapat bekerja dengan

baik atau tidak. Pengujian LCD dengan cara memprogram mikrokontroler sesuai

dengan program diatas kemudian untuk pin pada LCD dan juga pin mikrokontoler

disesuaikan didalam program.

4.3 Pengujian Sensor MQ-6

Pengujian sensor MQ-6 ini dilakukan dengan cara mengukur output sensor ketika

terdeteksi gas LPG kemudian membaca tegangan pada multimeter dan juga pada

mikrokontroler. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui komunikasi sensor

dan mikrokontroler terhubung dengan baik atau tidak. Pengujian di lakukan

dengan memprogram mikrokontroler sebagai berikut.

while (a==0)

{

sensor=read_adc(0);

itoa(sensor,buff);

lcd_gotoxy(0,0);

lcd_putsf("bit=");

(13)

}

4.4 Pengujian Bluetooth HC05

Komunikasi modul HC 05 yang digunakan dengan pengiriman serial RXD dan

TXD, langsung dihubungkan ke mikrokontroler atmega8 yaitu pada PORTD.0

dan PORTD.1, pada port tesebut sudah tersedia pengiriman serial dan sudah ada

librarynya user tinggal menggunakannya saja.

Pengujian rangkian Bluetooth ini dengan menggunakan Bluetooth terminal

pada android, berikut program yang akan diplash dimikrokontroler:

#include <mega8.h>

UCSRB=(0<<RXCIE) | (0<<TXCIE) | (0<<UDRIE) | (1<<RXEN) | (1<<TXEN) |

(0<<UCSZ2) | (0<<RXB8) | (0<<TXB8);

UCSRC=(1<<URSEL) | (0<<UMSEL) | (0<<UPM1) | (0<<UPM0) | (0<<USBS) |

(1<<UCSZ1) | (1<<UCSZ0) | (0<<UCPOL);

UBRRH=0x00;

UBRRL=0x33

while (1)

(14)

Printf(“tes serial”);

}

}

Setelah diflash konekan Bluetooth ke android, kemudian buka bluetooth

terminal, maka pada monitor akan terprint tulisan “tes serial”.

4.5 Pengujian Menyeluruh

Pengujian keseluruhan alat ini bertujuan untuk mengetahui sistem berjalan dengan

baik. Pengujian ini dilakukan dengan memprogram mikrokontroler dengan

program sebagai berikut.

#define ADC_VREF_TYPE ((0<<REFS1) | (0<<REFS0) | (0<<ADLAR))

(15)

unsigned int read_adc(unsigned char adc_input)

{

ADMUX=adc_input | ADC_VREF_TYPE;

// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage

delay_us(10);

// Start the AD conversion

ADCSRA|=(1<<ADSC);

// Wait for the AD conversion to complete

while ((ADCSRA & (1<<ADIF))==0);

// Declare your local variables here

// Input/Output Ports initialization

// Port B initialization

// Function: Bit7=In Bit6=In Bit5=Out Bit4=In Bit3=In Bit2=In Bit1=In Bit0=In

DDRB=(0<<DDB7) | (0<<DDB6) | (1<<DDB5) | (0<<DDB4) | (0<<DDB3) |

(0<<DDB2) | (0<<DDB1) | (0<<DDB0);

// State: Bit7=T Bit6=T Bit5=0 Bit4=T Bit3=T Bit2=T Bit1=T Bit0=T

PORTB=(0<<PORTB7) | (0<<PORTB6) | (0<<PORTB5) | (0<<PORTB4) |

(0<<PORTB3) | (0<<PORTB2) | (0<<PORTB1) | (0<<PORTB0);

(16)

// Function: Bit6=In Bit5=In Bit4=In Bit3=In Bit2=In Bit1=In Bit0=In

DDRC=(0<<DDC6) | (0<<DDC5) | (0<<DDC4) | (0<<DDC3) | (0<<DDC2) |

(0<<DDC1) | (0<<DDC0);

// State: Bit6=T Bit5=T Bit4=T Bit3=T Bit2=T Bit1=T Bit0=T

PORTC=(0<<PORTC6) | (0<<PORTC5) | (0<<PORTC4) | (0<<PORTC3) |

(0<<PORTC2) | (0<<PORTC1) | (0<<PORTC0);

// Port D initialization

// Function: Bit7=In Bit6=In Bit5=In Bit4=In Bit3=In Bit2=In Bit1=In Bit0=In

DDRD=(0<<DDD7) | (0<<DDD6) | (0<<DDD5) | (0<<DDD4) | (0<<DDD3) |

(0<<DDD2) | (0<<DDD1) | (0<<DDD0);

// State: Bit7=T Bit6=T Bit5=T Bit4=T Bit3=T Bit2=T Bit1=T Bit0=T

PORTD=(0<<PORTD7) | (0<<PORTD6) | (0<<PORTD5) | (0<<PORTD4) |

(0<<PORTD3) | (0<<PORTD2) | (0<<PORTD1) | (0<<PORTD0);

// USART initialization

// Communication Parameters: 8 Data, 1 Stop, No Parity

// USART Receiver: On

UCSRB=(0<<RXCIE) | (0<<TXCIE) | (0<<UDRIE) | (1<<RXEN) | (1<<TXEN) |

(17)

UCSRC=(1<<URSEL) | (0<<UMSEL) | (0<<UPM1) | (0<<UPM0) | (0<<USBS) |

(1<<UCSZ1) | (1<<UCSZ0) | (0<<UCPOL);

UBRRH=0x00;

UBRRL=0x33;

// ADC initialization

// ADC Clock frequency: 1000.000 kHz

// ADC Voltage Reference: AREF pin

ADMUX=ADC_VREF_TYPE;

ADCSRA=(1<<ADEN) | (0<<ADSC) | (0<<ADFR) | (0<<ADIF) | (0<<ADIE) |

(0<<ADPS2) | (1<<ADPS1) | (1<<ADPS0);

SFIOR=(0<<ACME);

// Alphanumeric LCD initialization

// Connections are specified in the

(18)
(19)
(20)
(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan pengujian pendeteksian kebocoran gas LPG dengan menggunakan

sensor MQ-6 berbasis ATmega8, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengujian sensor MQ-6 dilakukan dengan cara mengukur output sensor ketika

terdeteksi gas LPG kemudian membaca tegangan pada multimeter, dan berapa

tegangan yang ditunjukkan pada multimeter akan menjadi tegangan output dari

sensor.

2. Sensor MQ6 adalah jenis sensor yang dapat mendeteksi keberadaan gas LPG yaitu

propane dan butane.

3. Rangkaian desain alat pendeteksi gas LPG menggunakan sensor MQ6 ini, akan

membunyikan buzzer dimulai dari 10% gas LPG yang dideteksinya sehingga itu

adalah kondisi yang berbahaya yang bisa dilihat melalui LCD

5.2 Saran

Pada perancangan dan realisasi alat ini masih mempunyai banyak kekurangan

sehingga perlu pengembangan lebih lanjut. Adapun saran-saran yang diharapkan pada

(22)

44

1. Jarak yang dapat dideteksi sensor MQ-6 terbatas, sehingga penempatannya

dekat dengan sumber gas LPG.

2. Pendeteksian gas LPG masih hanya dilakukan di ruangan tertutup dengan

batas ruang yang sangat terbatas.

3. Pemberitahuan keberadaan kebocoran gas LPG hanya diketahui jika alarm

berbunyi dan itu setelah mencapai tinggkat kebocoran gas yang di deteksi

(23)

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Sensor MQ-6

Sensor adalah komponen yang dapat digunakan untuk mengkonversi suatu

besaran tertentu menjadi satuan analog sehingga dapat dibaca oleh suatu

rangkaian elektronik. Atau dengan kata lain Sensor adalah alat untuk

mendeteksi/mengukur sesuatu, yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis,

magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. MQ-6 adalah

Sensor gas yang digunakan untuk mendeteksi lpg, Iso-butane, Propane dengan

sensitivitas yang tinggi.

Sensor gas MQ-6 ini mempunyai sensitivitas yang kecil terhadap zat

alkohol dan asap rokok. Sensor gas MQ-6 merupakan sensor yang mempunyai

respon cepat terhadap lpg (Liquid Petroleum Gas), stabil dan tahan lama serta

dapat digunakan dalam rangkaian drive yang sederhana. Sensor gas MQ-6 biasa

digunakan didalam perlengkapan mendeteksi kebocoran gas dalam kegiatan

rumah tangga dan industri, yang cocok untuk mendeteksi lpg, iso-butane,

propane, lng, serta menghindari gangguan dari pendeteksian zat Alkohol, asap

masakan, dan rokok untuk mengurangi kesalahan pendeteksian.

(24)

5

2.1.1 Konfigurasi sensor MQ-6

Struktur dan konfigurasi MQ-6 sensor gas ditunjukkan pada gambar dibawah

(Konfigurasi A atau B), sensor disusun oleh mikro AL2O3 tabung keramik, Tin

Dioksida (SnO2) lapisan sensitif, elektroda pengukuran dan pemanas adalah tetap

menjadi lapisan kulit yang dibuat oleh plastik dan stainless steel bersih. Pemanas

menyediakan kondisi kerja yang diperlukan untuk kerja komponen sensitif. MQ-6

memiliki 6 pin, 4 dari mereka yang digunakan untuk mengambil sinyal, dan 2

lainnya digunakan untuk menyediakan pemanasan saat ini.

(Gambar 2.2 Sensor LPG MQ-6 Konfigurasi A dan B)

2.1.2 Spesifikasi Sensor MQ-6

A. Kondisi Standar Bekerja

1. Tegangan Sirkuit(Vc) : 5V ± 0.1 AC atau DC

2. Tegangan Pemanasan(Vh) : 5V ± 0.1 AC atau DC

3. Resistansi Load(PL) : 20kΩ

(25)

6

B. Kondisi Lingkungan

1. Suhu Penggunaan : -10℃ hingga 50℃

2. Suhu Penyimpanan : -20℃ hingga 70℃

3. Kelembapan Terkait : Kurang dari 95% Rh

4. Konsentrasi Oksigen : 21%(Kondisi Standar) konsentrasi oksigen dapat

mempengaruhi sensitivitas

C. Karakteristik Sensitivitas

1. Resistansi Pengindraan(Rs) : 10KΩ- 60KΩ (1000ppm LPG )

2. Kondisi Standar Deteksi : Temp: 20℃±2℃ Vc:5V±0.1 Humidity:

65%±5% Vh: 5V±0.1

3. Jangkauan Deteksi : 200-10000ppm LPG , iso-butane,propane,LNG

(26)

7

(Gambar 2.4 Kurva Karakteristik Sensitivitas MQ-6 dengan gas)

Kurva ini menunjukkan kesensitivitas dari sensor MQ-6 terhadap gas

LPG, H2, CH4, CO, Alkohol, air. Pada Suhu: 20 ℃, Kelembaban: 65%,

Konsentrasi O2 21%, RL = 20kΩ, Ro: resistansi sensor pada 1000 ppm LPG di

udara bersih. Rs: resistansi sensor pada berbagai konsentrasi gas.

(27)

8

R0 : Resistansi sensor pada 1000 ppm dari LPG di udara pada kelembapan 33%

RH dan suhu 20°C.

Rs : Resistansi sensor pada 1000 ppm dari gas LPG di udara pada kelembapan dan

suhu yang berbeda.

Nilai resistansi MQ-6 adalah perbedaan untuk berbagai jenis dan berbagai

konsentrasi gas. Jadi, Bila menggunakan komponen ini, penyesuaian sensitivitas

sangat diperlukan. Disarankan untuk mengkalibrasi detektor untuk 1000ppm

konsentrasi LPG di udara dan menggunakan nilai resistansi beban (RL) sekitar

20KΩ (10KΩ sampai 47KΩ). Ketika akurat mengukur, titik alarm yang tepat

untuk detektor gas harus ditentukan setelah mempertimbangkan pengaruh suhu

dan kelembaban.

2.2 Mikrokontroller

Mikrokontroller merupakan alat pengolahan data digital dan analog (fitur

ADC pada seri AVR) dalam level tegangan maksimum 5V. Keunggulan

mikrokontroller dibanding microprocessor yaitu lebih murah dan didukung

dengan software compiler yang sangat beragam seperti software compailer

C/C++, basic, pascal, bahkan assembler. Sehingga penggunaan dapatmemilih

program yang sesuai dengan kemampuannya. Dalam hal penggunaan,

mikrokontroller dapat dibedakan jenis dan tipenya, seperti mikrokontroller

aTmega8, aTmega8535, aTmega16 dan lain-lain.

2.2.1 Mikrokontroller ATMega8

ATmega8 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit dengan daya rendah berbasis

(28)

9

instruksi kuat dalam satu siklus clock tunggal, ATmega8 mencapai throughput

mendekati 1MIPS per MHz, yang memungkinkan perancang sistem untuk

mengoptimalkan konsumsi daya dibandingkan kecepatan pemrosesan. ATmega8

menggabungkan banyak set instruksi dengan 32 register. Semua register yang

berjumlah 32 secara langsung terhubung ke Logic Unit Aritmatika (ALU), yang

memungkinkan dua register independen untuk diakses dalam satu instruksi

tunggal dan dieksekusi dalam satu siklus clock.

2.2.2 Konfigurasi Pin ATMega

ATMega8 memiliki 28 pin yang masing-masing pin-nya memiliki fungsi

yang berbeda-beda baik sebagai port ataupun sebagai fungsi yang lain.

Berikut akan dijelaskan tentang kegunaan dari masing-masing kaki pada

ATMega8.

Berikut penjelasan konfigurasi Pin ATmega 8:

1. VCC

Merupakan supply tegangan untuk digital.

2. GND

Merupakan ground untuk smua komponen yang membutuhkan grounding.

3. Port B

Adalah 8 buah pin mulai dari pin B.0 sampai dengan pin B.7. Tiap pin dapat

digunakan sebagai input dan juga output. Port B merupakan sebuah 8-bit bit

directional I/O port dengan inernal pull-up resistor. Sebagai input,

pin-pin yang terdapat pada port B yang secara eksternal diturunkan, maka

akan mengeluarkan arus jika pull-up resistor diaktifkan. Jika ingin

(29)

10

kristal ke kaki pada pin port B. Namun jika tidak digunakan, maka

cukup untuk dibiarkan saja. Pengguna kegunaan dari masing-masing kaki

ditentukan dari clock fuse setting-nya.

(Tabel 2.1 Konfigurasi pin port B ATmega8)

4. Port C

Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O yang di dalam

masing-masing pin terdapat pull-up resistor. Jumlah pin-nya hanya 7 buah mulai dari

C.0 sampai dengan pin C.6. Sebagai keluaran / output, port C memiliki

karakteristik yang sama dalam hal kemampuan menyarap arus ( sink ) ataupun

mengeluarkan arus ( source).

Pin Keterangan

PC.7 TOSC2 (Timer Oscillator Pin 2)

PC.6 TOSC1 (Timer Oscillator Pin 1)

PC.1

SDA (Two-Wire Serial Bus Data Input/Output

Line)

PC.0 SCL (Two-Wire Serial Bus Clock Line)

(30)

11

5. Reset / PC6

Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan berfungsi sebagai pin I/O.

Untuk diperhatikan juga bahwa pin ini memiliki karakteristik yang

berbeda dengan pin-pin yang tedapat pada port C. Namun jika RSTDISBL

Fuse tidak deprogram, maka pin ini akan berfungsi sebagai input reset.

Dan jika level 10 tegangan yang masuk ke pin ini rendah dan pulsa yang ada

lebih pendek dari pulsa minimum, makan akan menghasilkan suatu

kondisi reset meskipun clock-nya tidak berkerja.

6. Port D

Port D merupakan 8-bit bi-directional I/O dengan internal pull-up

resistor. Fungsi dari port ini sama dengan port-port yang lain. Hanya saja pada

port ini tidak terdapat kegunaan-kegunaan yang lain. Pada port ini hanya

berfungsi sebagai masukan dan keluaran saja atau biasa disebut dengan I/O.

(Tabel 2.3 Konfigurasi Pin Port D ATmega8)

7. AVCC

Pada pin ini memiliki fungsi sebagai power supply tegangan untuk

(31)

12

pin ini digunakan untuk analog saja. Bahkan jika ACD pada AVR tidak

digunakan, tetap saja disarankan untuk menghubungkan secara terpisah

dengan VCC. Cara menghubungkan AVCC adalah melewati low-pass

filter setelah itu dihubungkan dengan VCC.

8. AREF

Merupakan pin referensi analog jika menggunakan ADC. Pada AVR

status Register mengandung beberapa informasi mengenai hasil dari

kebanyakan hasil eksekusi intruksi aritmatik. Informasi ini dapat digunakan

untuk altering arus program sebagai kegunaan untuk meningkatkan performa

pengoperasian. Perlu diketahui bahwa register ini di-update setelah semua

operasi ALU ( Arithmetic Logic Unit ). Hal tersebut seperti yang telah

tertulis dalam datasheet khususnya pada bagian Intruction Set Reference.

Dalam hal ini 11 untuk beberapa kasus dapat membuang kebutuhan

penggunaan instruksi perbandingan yang telah didedikasikan serta dapat

menghasilkan peningkatan dalam hal kecepatan dan kode yang lebih

sederhana dan singkat. Register ini tidak secara otomatis tersimpan ketika

(32)

13

secara umum akan diabaikan. Bit ini akan dibersihkan atau cleared oleh

hardware setelah sebuah interupsi dijalankan dan akan di-set kembali oleh

perintah RETI. Bit ini juga dapat di-set dan di-reset melalui aplikasi dengan

instruksi SEI dan CLI.

10. Bit 6 (T)

Merupakan bit Copy Storage. Instruksi bit Copy Instruction BLD ( Bit Load)

dan BST ( Bit Store ) menggunakan bit ini sebagai asal atau tujuan untuk bit

yang telah dioperasikan. Sebuah bit dari sebuah register dan Register

File dapat disalin ke dalam bit ini dengan menggunakan intruksi BST, dan

sebuah bit di dalam bit ini dapat disalin ke dalam sebuah bit di register pada

Register File dengan menggunakan perintah BLD.

11. Bit 5 (H)

Merupakan bit Half Carry Flag. Bit ini menandakan sebuah Half Carry dalam

beberapa operasi aritmatika. Bit ini berfungsi dalam aritmatik BCD.

12. Bit 4 (S)

Merupakan Sign bit. Bit ini selalu merupakan sebuah eksklusif di antara

Negative Flag (N) dan Two’s Complement Overflow Flag (V).

13. Bit 3 (V)

Merupakan bit Two’s Complement Overflow Flag. Bit ini menyediakan

fungsi aritmatika dua komplemen.

14. Bit 2 (N)

Merupakan bit Negative Flag. Bit ini menyediakan sebuah hasil negative

di dalam sebuah fugnsi logika atau aritmatika.

(33)

14

Merupakan bit Zero Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah hasil nol “ 0

” dalam sebuah fungsi aritmatika atau logika.

16. Bit 0 (C)

Merupakan bit Carry Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah Carry atau

sisa dalam sebuah fungsi aritmatika atau logika.

Berikut gambar konfigurasi pin

(Gambar 2.6 Konfigurasi Pin)

2.2.3 Arsitektur Mikrokontroller ATMega 8

Mikrokontroller AVR merupakan bagian dari mikrokontroller RISC (Reduced

Instruction Set Computing) keluaran Atmel. Penggunaan mikrokontroller

(34)

15

board yang sudah ada dipasaran atau dengan membuat rangkaian sendiri. Chip

yang dijelaskan di sini menggunakan kemasan PDIP, untuk kemasan yang lain (

TQPF, QFN / MLF ) tidak jauh berbeda.

(35)

16

Berikut ini adalah fitur-fitur yang dimiliki oleh ATMega8 :

1. Memori Flash8 Kbytes dalam programmable flash

2. Memori EEPROM 512 bytes untuk data yang dapat diprogram saat operasi

3. Memori SRAM 1 bytes untuk data

4. Dua buahTimer / Counter18 bit dengan kemampuan pembandingan

5. Watchdog Timer dengan osilator internal

6. 6 channel ADC, Empat Saluran 10-bit Akurasi dan Dua Saluran 8-bit

Akurasi

7. Lima Mode Sleep: Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-down,

dan Siaga

8. Antar muka komparator analog

9. Saluran I/O sebanyak 23 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.

10. Unit interupsi internal dan eksternal

11. Programmable Serial USART

12. Master / Slave SPI Serial Interface

13. Power-on reset dan Deteksi Programmable Brown-out

14. Internal dikalibrasi RC Oscillator

2.2.4 Peta Memori ATMega8

ATMega8 memiliki dua ruang memori utama, yaitu memori data dan memori

program. Selain dua memori utama, ATMega8 juga memiliki fitur EEPROM

(36)

17

bagian, yaitu: Boot Program dan bagian Application program. AVR tersebut

memiliki 12 bit Program Counter(PC) sehingga mampu mengalamati isi flash

memori.

2.2.4.2 SRAM

ATMega8 memiliki 608 alamat memori data yang terbagi menjadi 3 bagian, yaitu

32 buah register file, 64 buah IO register dan 512 byte internal SRAM.

Peta Memori ATMega8 memiliki dua ruang memori utama, yaitu memori

data dan memori program. Selain dua memori utama, ATMega8 juga memiliki

fitur EEPROM yang dapat digunakan sebagai penyimpan data.

(37)

18

berubah setiap instruksi atau operasi pada ALU dan datanya tidak otomatis

tersimpan apabila terjadi instruksi percabangan baik karena interupsi maupun

lompatan. Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap

operasi yang dilakukan ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan

bagian dari inti CPU mikrokontroler. Berikut ini adalah status register dari

ATMega8 beserta penjelasannya.

sebuah interupsi dijalankan dan akan di-set kembali oleh perintah RETI. Bit

ini juga dapat di-set dan direset melalui aplikasi dengan instruksi SEI dan CLI.

2. BIT 6 (T)

Merupakan bit Copy Storage. Instruksi bit Copy Instructions BLD (Bit Load)

dan BST (Bit Store) menggunakan bit ini sebagai asal atau tujuan untuk

bit yang telah dioperasikan. Sebuah bit dari sebuah register dalam Register

File dapat disalin ke dalam bit ini dengan menggunakan instruksi BST, dan

sebuah bit di dalam bit ini dapat disalin ke dalam sebuah bit di dalam register

pada Register File dengan menggunakan perintah BLD.

(38)

19

Merupakan bit Half Cary Flag. Bit ini menandakan sebuah Half Carry dalam

beberapa operasi aritmatika. Bit ini berfungsi dalam aritmatik BCD.

4. BIT 4 (S)

Merupakan Signbit. Bit ini selalu merupakan sebuah eksklusif diantara

Negative Flag (N) dan Two’s Complement Overflow Flag(V).

5. BIT 3 (V)

Merupakan bit Two’s Complement Overflow Flag. Bit ini menyediakan

fungsi- fungsi aritmatika dua komplemen.

6. BIT 2 (N)

Merupakan bit Negative Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah hasil negatif di

dalam sebuah fungsi logika atau aritmatika.

7. BIT 1 (Z)

Merupakan bit Zero Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah hasil nol “0” dalam

sebuah fungsi arimatika atau logika.

8. BIT 0 (C)

Merupakan bit Carry Flag. Bit ini mengindikasikan sebuah carry atau

sisa dalam sebuah fungsi aritmatika atau logika.

2.3 Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah

getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir

sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang

pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi

elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari

(39)

20

maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik

sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa

digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu

kesalahan pada sebuah alat (alarm).

(Gambar 2.8 Buzzer)

Rangkaian buzzer yang sering disebut dengan rangkaian alarm pengingat

pesan dan tanda sudah sering ditemukan di beberapa perangkat elektronik. Alarm

sudah banyak sekali ditemui seperti halnya di handphone. Dan tentunya rangkaian

buzzer atau rangkain alarm ini menjadi salah satu rangkaian penunjang dibeberapa

perangkat elektronik. Namun tidak jarang rangkaian ini sering berdiri sendiri

sebagai perangkat elektronik tunggal.

2.4 HC 05

HC-05 Adalah sebuah modul Bluetooth SPP (Serial Port Protocol) yang mudah

digunakan untuk komunikasi serial wireless (nirkabel) yang mengkonversi port

serial ke Bluetooth. HC-05 menggunakan modulasi bluetooth V2.0 + EDR

(Enchanced Data Rate) 3 Mbps dengan memanfaatkan gelombang radio

berfrekuensi 2,4 GHz. HS 05 Sangat mudah digunakan dengan mikrokontroler

untuk membuat aplikasi wireless. Interface yang gunakan adalah serial RXD,

(40)

21

Tegangan input antara 3.6 ~ 6V, jangan menghubungkan dengan sumber

daya lebih dari 7V. Arus saat unpaired sekitar 30mA, dan saat paired (terhubung)

sebesar 10mA. 4 pin interface 3.3V dapat langsung dihubungkan ke berbagai

macam mikrokontroler (khusus Arduino, 8051, 8535, AVR, PIC, ARM, MSP430,

etc.). Jarak efektif jangkauan sebesar 10 meter, meskipun dapat mencapai lebih

dari 10 meter, namun kualitas koneksi makin berkurang

Modul ini dapat digunakan sebagai slave maupun master. HC-05 memiliki

2 mode konfigurasi, yaitu AT mode dan Communication mode. AT mode

berfungsi untuk melakukan pengaturan konfigurasi dari HC-05. Sedangkan

Communication mode berfungsi untuk melakukan komunikasi bluetooth dengan

piranti lain.

Dalam penggunaannya, HC-05 dapat beroperasi tanpa menggunakan

driver khusus. Untuk berkomunikasi antar Bluetooth, minimal harus memenuhi

dua kondisi berikut : Komunikasi harus antara master dan slave, Password harus

benar (saat melakukan pairing). Jarak sinyal dari HC-05 adalah 30 meter, dengan

kondisi tanpa halangan. Adapun spesifikasi dari HC-05 adalah :

Hardware :

1. Sensitivitas -80dBm (Typical)

2. Daya transmit RF sampai dengan +4dBm.

3. Operasi daya rendah 1,8V – 3,6V I/O.

4. Kontrol PIO.

5. Antarmuka UART dengan baudrate yang dapat diprogram.

(41)

22

(Gambar 2.9 HC05)

2.5 LCD (Liquid Criystal Display)

LCD (Liquid Crystal Dispalay) sering diartikan dalam bahasa indonesia

sebagai tampilan kristal cair merupakan suatu jenis media tampilan yang

menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. Salah satu LCD yang sering

dipergunakan adalah LCD 16x2 artinya LCD tersebut terdiri dari 16 kolom

dan 2 baris. LCD ini sering digunakan karena harganya yang relatif murah dan

pemakaian nya yang mudah.

LCD dapat menampilkan karakter ASCI sehingga kita bisa menampilkan

campuran huruf dan angka sekaligus berwarna ataupun tidak berwarna, hal ini

disebabkan karena terdapat banyak sekali titik cahaya (piksel) yang terdiri dari

satu buah kristal cair sebagai sebuah titik cahaya.

Sumber cahaya didalam sebuah perangkat LCD adalah lampu neon

berwarna putih dibagian belakang susunan kristal cair tadi. Titik cahaya

(42)

23

(Gambar 2.10 LCD 2x16)

Modul LCD memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Terdapat 16 x 2 karakter huruf yang bisa ditampilkan.

2. Setiap terdiri dari 5 x 7 dot-matrix cursor.

3. Terdapat 192 macam karakter.

4. Terdapat 80 x 8 bit display RAM ( maksimal 80 karakter ).

5. Memiliki kemampuan penulisan dengan 8 bit maupun dengan 4 bit.

6. Dibangun oleh osilator lokal.

7. Satu sumber tegangan 5 Volt.

8. Bekerja pada suhu 0°C sampai 55°C.

2.5.1 Struktur Memori LCD

Modul LCD M1632 memiliki beberapa jenis memori yang digunakan untuk

menyimpan atau memproses data-data yang akan ditampilkan pada layar LCD.

Setiap jenis memori mempunyai fingsi-fungsi tersendiri.

1. DDRAM

DDRAM merupakan memori tempat karakter yang ditampilkan berada.

Contohnya, karakter “A” atau 41h yang ditulis pada alamat 00 akan tampil

pada baris pertama dan kolom pertama dari LCD. Apabila karakter tersebut

ditulis di alamat 40h, karakter tersebut akan tampil pada baris kedua kolom

(43)

24

2. CGRAM

CGRAM adalah memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dan

bentuk karakter dapat diubah-ubah sesuai keinginan. Akan tetapi isi memori

akan hilang saat power supply tidak aktif sehingga pola karaktr akan hilang.

3. CGROM

CGROM adalah memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dan pola

tersebut sudah ditentukan secara permanen dari HD44780 sehingga pengguna

tidak dapat mengubah lagi. Oleh karena ROM bersifat permanen, pola

karakter tersebut tidak akan hilang walaupun power suplly tidak aktif.

2.6 Bahasa basic Menggunakan Code Vision AVR (CVAVR)

Perangkat lunak merupakan program yang meliputi bahasa pemrograman Code

Vision AVR Evaluation (CVAVR) untuk pemrograman mikrokontroler Atmega8.

Code Vision AVR merupakan sebuah cross-compiler C,Integrated Development

Environtment (IDE), dan Automatic Program Generator yang didesain untuk

mikrokontroler buatan Atmel seri AVR. CodeVisionAVR dapat dijalankan pada

sistem operasi Windows 95, 98, Me, NT4, 2000, dan XP. Cross-compiler C

mampu menerjemahkan hampir semua perintah dari bahasa ANSI C, sejauh yang

diijinkan oleh arsitektur dari AVR, dengan tambahan beberapa fitur untuk

mengambil kelebihan khusus dari arsitektur AVR dan kebutuhan pada sistem

embedded.

File object COFF hasil kompilasi dapat digunakan untuk keperluan

debugging pada tingkatan C, dengan pengamatan variabel, menggunakan

(44)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang dan memberi pengaruh

pada kehidupan manusia. Pengaruh yang diberikan akan memberi dampak

membantu mempermudah penyelesaian pekerjaan manusia, dan dampak lain yaitu

untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan manusia dalam lingkungan

pekerjaannya.

Alat pendeteksi kebocoran gas sering sekali ditemui di industri maupun pabrik

besar. Akan tetapi disini kebocoran gas yang akan dideteksi dibatasi hanya pada

gas lpg saja menggunakan sensor bukan gas di pabrik. Dengan latarbelakang tersebut maka penulis membuat suatu alat “DESAIN ALAT PENDETEKSI

KEBOCORAN GAS LPG MENGGUNAKAN SENSOR MQ6 BERBASIS ATMEGA8”. Sensor MQ-6 digunakan untuk mendeteksi kebocoran gas yang terjadi, dengan sistem otomasi dibantu oleh mikrokontroller ATmega8 sebagai

pusat control dan lcd sebagai display yang menunjukkan kebocoran gas yang terdeteksi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana merancang suatu alat untuk mendeteksi keberadaan

kebocoran gas LPG

2. Bagaimana sistem kerja sensor MQ-6 sebagai sensor gas LPG

3. Bagaimana cara menerapkan mikrokontroller ATMega8 sebagai pusat

(45)

2

1.3 Batasan Masalah

1. Pembahasan sensor yang digunakan adalah sensor MQ-6

2. Pembahasan mikrokontroller ATMega8

3. Pembahasan rangkaian pendukung (komponen dan alat pendukung yang

digunakan)

4. Gas yang akan dideteksi yaitu gas LPG

1.4Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan dari pembuatan alat ini untuk :

1. Merancang suatu alat untuk mendeteksi kebocoran gas LPG

2. Untuk mengetahui cara yang lebih efektif untuk mendeteksi kebocoran

gas LPG

3. Mengetahui manfaat mikrokontroller ATMega8 dalam mendeteksi

kebocoran gas LPG

1.5 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang diperoleh dari pembuatan alat Projek Akhir II ini yaitu

untuk mempermudah mendeteksi keberadaan kebocoran gas yang terjadi dan

membantu untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan di lingkungan

pabrik/industri dari bahaya kebocoran gas.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan

(46)

3

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang teori dasar dan teori pendukung

yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian .

BAB III : PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagram blok

dari rangkaian, skematik dari masing-masing rangkaian dan diagram

alir dari program yang diisikan ke Mikrokontroler ATMega 8.

BAB IV: PENGUJIAN RANGKAIAN DAN ANALISA PENGUJIAN

Pada bab ini dibahas tentang pengujian dan analisa sistem /

rangkaian pada penelitian ini.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan

(47)

DESAIN ALAT PENDETEKSI KEBOCORAN GAS LPG

MENGGUNAKAN SENSOR MQ-6 BERBASIS ATMEGA8

ABSTRAK

Sensor MQ 6 merupakan Sensor gas yang digunakan untuk mendeteksi LPG,Iso-butane, Propane dengan sensitivitas yang tinggi. Sensor gas MQ-6 ini mempunyai sensitivitas yang kecil terhadap zat alkohol dan asap rokok. Sensor gas MQ-6 merupakan sensor yang mempunyai respon cepat terhadap LPG/Liquid Petroleum Gas, stabil dan tahan lama, serta dapat digunakan dalam rangkaian drive yang sederhana. Sensor disusun oleh mikro AL2O3 tabung keramik, Tin Dioksida (SnO2) lapisan sensitif, elektroda pengukuran dan pemanas adalah tetap menjadi lapisan kulit yang dibuat oleh plastik dan stainless steel bersih. Apa yang dideteksi sensor akan di teruskan ke ATmega8 sebagai pusat kendali yang menyebabkan buzzer berbunyi pertanda ada gas yang dideteksi dan akan diteruskan ke LCD untuk menampilakan hasil pengukuran dan tampilan dari beberapa keterangan. LCD dihubungkan langsung ke Port B dari mikrokontroler yang berfungsi mengirimkan data hasil pengolahan untuk ditampilkan dalam bentuk alfabet dan numerik pada LCD.

(48)

GAS LEAK DETECTION TOOL DESIGN USING LPG

MQ-6-BASED SENSOR ATMEGA8

ABSTRACT

Sensor MQ 6 is a gas sensors are used to detect LPG, iso-butane, propane with high sensitivity. Gas sensor MQ-6 has a small sensitivity to a drug alcohol and cigarette smoke. Gas sensor MQ-6 is a sensor that has a rapid response to the LPG / Liquid Petroleum Gas, stable and durable, and can be used in a simple drive circuit. The sensor was developed by micro Al2O3 ceramic tube, Tin Dioxide (SnO2) sensitive layer, measuring electrode and heater are fixed into a layer of skin created by plastic and stainless steel net. What was detected sensor will be forwarded to the ATmega8 as a control center which causes the buzzer sounds a sign of gas being detected and will be forwarded to the LCD for menampilakan the measurement and display of some description. LCD is directly connected to Port B of the microcontroller serves to send the data processing results to be displayed in the form of alphabet and numeric LCD.

(49)

DESAIN ALAT PENDETEKSI KEBOCORAN GAS LPG

MENGGUNAKAN SENSOR MQ-6 BERBASIS ATMEGA8

TUGAS AKHIR

HANNAYENI SIRAIT 132411004

PROGRAM STUDI D-3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(50)

DESAIN ALAT PENDETEKSI KEBOCORAN GAS LPG

MENGGUNAKAN SENSOR MQ-6 BERBASIS ATMEGA8

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

HANNAYENI SIRAIT 132411004

PROGRAM STUDI D-3 METROLOGI DAN INSTRUMENTASI DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(51)

PERSETUJUAN

Judul : Desain Alat Pendeteksi Kebocoran Gas LPG

Menggunakan Sensor MQ-6 Berbasis ATmega8

Kategori : Tugas Akhir

Nama : Hannayeni Sirait

Nomor Induk Mahasiswa : 132411004

Program Studi : D-3 Metrologi dan Instrumentasi

Departemen : Fisika

Fakultas : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juli 2016

Disetujui Oleh

Program Studi D-3 Metrologi Dan Instrumentasi Pembimbing, Ketua,

(52)

PERNYATAAN

DESAIN ALAT PENDETEKSI KEBOCORAN GAS LPG

MENGGUNAKAN SENSOR MQ-6 BERBASIS ATMEGA8

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri. Kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2016

(53)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Projek Akhir iI ini dengan tepat

waktu. Laporan Projek Akhir II ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi

untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi D-III Metrologi dan

Instrumentasi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahua Alam Universitas

Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Junedi Ginting, S.Si.,M.Si

selaku pembimbing 1 dan Dr. Kerista Trigan, M.Eng.Sc selaku pembimbing 2 yang

telah meluangkan waktu dan memberikan arahan kepada penulis selama proses

penyusunan tugas akhir projek II ini. Terimakasih kepada Ibu Dr. Diana A. Barus

M.Sc selaku Ketua Program Studi D-III Metrologi dan Instrumentasi FMIPA-USU,

seluruh staff dan Dosen Fisika FMIPA USU, pegawai FMIPA USU. Penulis juga

tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada orang tua, keluarga dan teman-teman

yang selama ini selalu memberikan bantuan dan dukungan hingga akhirnya tugas

akhir Projek II dapat terselesaikan.

Masih banyak kekurangan yang didapati dalam penyusunan laporan tugas akhir

ini, oleh sebab itu penulis juga menerima saran dan kritikan. Semoga isi dari tugas

(54)

DESAIN ALAT PENDETEKSI KEBOCORAN GAS LPG

MENGGUNAKAN SENSOR MQ-6 BERBASIS ATMEGA8

ABSTRAK

Sensor MQ 6 merupakan Sensor gas yang digunakan untuk mendeteksi LPG,Iso-butane, Propane dengan sensitivitas yang tinggi. Sensor gas MQ-6 ini mempunyai sensitivitas yang kecil terhadap zat alkohol dan asap rokok. Sensor gas MQ-6 merupakan sensor yang mempunyai respon cepat terhadap LPG/Liquid Petroleum Gas, stabil dan tahan lama, serta dapat digunakan dalam rangkaian drive yang sederhana. Sensor disusun oleh mikro AL2O3 tabung keramik, Tin Dioksida (SnO2) lapisan sensitif, elektroda pengukuran dan pemanas adalah tetap menjadi lapisan kulit yang dibuat oleh plastik dan stainless steel bersih. Apa yang dideteksi sensor akan di teruskan ke ATmega8 sebagai pusat kendali yang menyebabkan buzzer berbunyi pertanda ada gas yang dideteksi dan akan diteruskan ke LCD untuk menampilakan hasil pengukuran dan tampilan dari beberapa keterangan. LCD dihubungkan langsung ke Port B dari mikrokontroler yang berfungsi mengirimkan data hasil pengolahan untuk ditampilkan dalam bentuk alfabet dan numerik pada LCD.

(55)

GAS LEAK DETECTION TOOL DESIGN USING LPG

MQ-6-BASED SENSOR ATMEGA8

ABSTRACT

Sensor MQ 6 is a gas sensors are used to detect LPG, iso-butane, propane with high sensitivity. Gas sensor MQ-6 has a small sensitivity to a drug alcohol and cigarette smoke. Gas sensor MQ-6 is a sensor that has a rapid response to the LPG / Liquid Petroleum Gas, stable and durable, and can be used in a simple drive circuit. The sensor was developed by micro Al2O3 ceramic tube, Tin Dioxide (SnO2) sensitive layer, measuring electrode and heater are fixed into a layer of skin created by plastic and stainless steel net. What was detected sensor will be forwarded to the ATmega8 as a control center which causes the buzzer sounds a sign of gas being detected and will be forwarded to the LCD for menampilakan the measurement and display of some description. LCD is directly connected to Port B of the microcontroller serves to send the data processing results to be displayed in the form of alphabet and numeric LCD.

(56)

DAFTAR ISI

2.1.1 Konfigurasi Sensor MQ-6………5

2.1.2 Spesifikasi Sensor MQ-6……….….…5

2.2 Mikrokontroller………..…8

2.2.1 Mikrokontroller ATmega8………8

2.2.2 Konfigurasi Pin ATmega8……….9

2.2.3 Arsitektur Mikrokontroller ATmega8………..14

2.2.4 Peta Memori ATmega8………16

2.2.4.1 Flash Memory………..………17

2.2.4.2 SRAM………..…………17

2.2.4.3 EEPROM………..…………...……17

2.2.4.4 Status Register (SREG) ………..……17

2.3 Buzzer………..………..…19

2.4 HC05………..……20

2.5 LCD………..………..……22

2.6 Bahasa Basic Menggunakan Code Vision AVR (CVAVR) ……….…24

Bab 3 Perancangan dan Pembuatan 3.1 Diagram Blok Sistem……….25

3.1.1 Fungsi-Fungsi Diagram Blok………25

(57)

3.3 Rangakaian Sensor MQ-6………...…………27

3.4 Rangkaian Regulator ………27

3.5 Rangkaian Bluetooth HC05………...………28

3.6 Rangkaian LCD……….29

3.7 Flowchart Sistem………30

Bab 4 Pengujian Rangkaian Dan Analisa Pengujian 4.1 Pengujian Rangkaian ATmega8………..…32

4.2 Pengujian Rangkaian LCD………33

4.3 Pengujian Sensor MQ-6……….…34

4.4 Pengujian Bluetooth HC05………35

4.5 Pengujian Menyeluruh………..…….36

4.6 Data Percobaan……….……….41

Bab 5 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan………42

(58)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman Tabel

2.1. Konfigurasi Pin Port B ATmega8 10

2.2. Konfigurasi Pin Port C ATmega8 10

2.3. Konfigurasi Pin Port D ATmega8 11

(59)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman Gambar

2.1 Sensor MQ-6 4

2.2 Sensor LPG MQ-6 Konfigurasi A dan B 5

2.3 Rangkaian Penggunaan MQ-6 LPG Sensor 6

2.4 Kurva Karakteristik Sensitifitas MQ-6 dengan gas 7

2.5 Kurva Karakteristik Sensitifitas MQ-6 dengan suhu dan kelembapan 7

2.6 Konfigurasi Pin 14

3.2 Rangkaian Mikrokontroller ATmega8 27

3.3 Rangkaian Sensor MQ-6 28

3.4 Rangkaian Bluetooth HC05 29

3.5 Rangkaian Regulator 7805 29

3.6 Rangkaian LCD 30

3.7 Flowchart Sistem 31

4.1 Informasi Signature Mikrokontroller 40

Gambar

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem
Gambar 3.2 Rangkaian Mikrokontroler ATmega8
Gambar 3.4 Rangkaian Regulator 7805
Gambar 3.6 Rangkaian LCD
+4

Referensi

Dokumen terkait

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KEBOCORAN GAS LPG DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR TGS2610 BERBASIS MIKROKONTROLLER

Sistem ini dirancang dengan menggunakan sensor gas MQ-6 yang berfungsi mendeteksi kebocoran gas pada perlengkapan kompor gas dan Alat tersebut telah

Sistem ini dirancang dengan menggunakan sensor gas MQ-6 yang berfungsi mendeteksi kebocoran gas pada perlengkapan kompor gas dan Alat tersebut telah

Universitas

Saat mikrokontroler bekerja dan sensor aktif, pada komputer akan menampilkan serial monitor sensor gas dari aplikasi arduino IDE untuk memantau kondisi kebocoran gas

Perancangan Alat Deteksi Kebocoran Tabung Gas (Lpg) Dengan Menggunakan Sensor MQ-6 Untuk Mengatasi Bahaya Kebakaran, yang sering terjadi di pemukiman padat

OpenMTC. Device sensor yang digunakan terdiri dari mikrokontroller Arduino Uno R3, I/O Expansion shield, Sensor MQ – 6 sebagai sensor LPG, dan Xbee S2 yang

OpenMTC. Device sensor yang digunakan terdiri dari mikrokontroller Arduino Uno R3, I/O Expansion shield, Sensor MQ – 6 sebagai sensor LPG, dan Xbee S2 yang