• Tidak ada hasil yang ditemukan

penyajian Ulang Komik Pendekar Bambu Kuning

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "penyajian Ulang Komik Pendekar Bambu Kuning"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PENYAJIAN ULANG KOMIK PENDEKAR BAMBU KUNING

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2014-2015

Oleh:

Fadli Ramadhan 51911243

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)
(3)
(4)

iii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan hidayatNya sehingga penulis dapat merampungkan penyusunan laporan dari Tugas Akhir dengan judul, “Penyajian Ulang Komik Pendekar Bambu Kuning”.

Laporan ini disusun sebagai prasyarat mata kuliah Tugas Akhir dalam menempuh jenjang pendidikan S1 program studi desain komunikasi visual Universtas Komputer Indonesia, Bandung.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapat banyak dukungan baik secara moril maupun materil. Namun laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna dan masih membutuhkan banyak masukan dan saran yang membangun demi perkembangan ilmu pengetahuan.

Penulis Berterimakasih kepada Yully Ambarsih Ekawardhani, M. Sn. Sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan selama pelaksanaan Tugas Akhir. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada U Syahbudin, komikus yang sudah menciptakan komik Pendekar Bambu Kuning, atas izinnya untuk dapat mengangkat Pendekar Bambu Kuning dan kesediaannya berbagi ilmu dan informasi berkenaan dengan komik Pendekar Bambu Kuning.

Akhir kata Penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat diterima dan dapat bermanfaat. Amin.

Penulis

(5)

iv Abstrak

PENYAJIAN ULANG KOMIK PENDEKAR BAMBU KUNING Oleh:

Fadli Ramadhan 51911243

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Komik “Pendekar Bambu Kuning” adalah komik silat yang terbit pada dekade 60-an, menceritakan petualangan Madi Sembadha, pendekar yang bersenjatakan bambu kuning, dalam membasmi kejahatan di seluruh penjuru Nusantara. Madi Sembadha adalah pendekar yang mampu menghilangkan kesaktian dan ajian, sekuat apapun ilmu kanuragan pendekar tersebut.

Setelah lama vakum, komik Pendekar Bambu Kuning kembali terbit pada tahun 2014 melalui penerbit independen AIU Comic. Mengingat adanya pergantian generasi pembaca komik saat ini, komik Pendekar Bambu Kuning yang kembali terbit harus bisa mengenalkan kembali sosok Pendekar Bambu Kuning kepada pembaca sehingga komik Pendekar Bambu Kuning dapat kembali dikenal dan diterima serta memperkaya kembali genre komik silat dan kepahlawanan di Indonesia.

(6)

v Abstract

REINVENTING PENDEKAR BAMBU KUNING COMIC BOOK

By:

Fadli Ramadhan 51911243

Study Programme Visual Communication Design

“Pendekar Bambu Kuning” comic book is a martial arts comic book which released for the first time in the 60’s, tells a story about Madi Sembadha, a warrior whose yellow bamboo as his weapon for fighting evil in all over Nusantara. Madi Sembadha is a warrior whose power that able to neutralize another warrior’s magical power, no matter how strong shamanic magical power they have.

After a long period of hiatus, “Pendekar Bambu Kuning” comic book finally re -issued independently in 2014 with AIU Comic as it publisher. As we know there is a regeneration comic book readers after all these years, Pendekar Bambu Kuning

needs to re-introduce so it can be renown by today’s comic book readers generation and enrich heroic and martial arts comic book genre in Indonesia.

(7)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Rumusan Masalah ... 4

I.4 Batasan Masalah ... 4

I.5 Tujuan Penelitian ... 4

BAB II MENGENAL KOMIK PENDEKAR BAMBU KUNING II.1 Landasan Teori ... 5

II.1.1 Perihal Komik Secara Umum... 5

II.1.2 Fenomena Dinamika Visual Pada Komik ... 9

II.2 Objek Penelitian ... 9

II.2.1 Komik Pendekar Bambu Kuning ... 9

II.3 Analisa ... 9

II.3.1 Jalan Cerita secara Garis Besar ... 9

II.3.2 Penyajian Komik ... 10

II.3.3 Visualisasi dan Cara Bertutur... 10

II.3.4 Nilai Moral ... 15

II.4 Target Audiens ... 17

(8)

vii

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan ... 18

III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 18

III.1.2 Pendekatan Verbal ... 18

III.1.3 Pendekatan Visual ... 19

III.1.4 Materi pesan ... 20

III.1.5 Gaya Bahasa ... 21

III.1.6 Khalayak Sasaran Perancangan... 21

III.1.7 Strategi Kreatif ... 22

III.1.8 Strategi Media ... 25

III.1.9 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media ... 25

III.2 Konsep Visual ... 26

III.2.1 Format Desain ... 26

III.2.2 Tata Letak ... 27

III.2.3 Huruf ... 35

III.2.4 Ilustrasi ... 36

III.2.5 Warna ... 44

BAB IV TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA IV.1 Teknis produksi ... 46

IV.2 Aplikasi Media ... 49

IV.2.1 Media Promosi ... 49

IV.2.2 Merchandise ... 52

IV.3 Penjabaran Halaman... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN 1 Hasil wawancara ... 65

LAMPIRAN 2 Sketsa ... 68

LAMPIRAN 3 Lembar Persetujuan Publikasi ... 83

(9)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Komik sebagai media komunikasi visual merupakan salah satu artefak dari budaya visual baik di Indonesia maupun di dunia. Perkembangan visual yang terjadi pada komik merupakan hal yang lazim terjadi.

Sebagai salah satu dari banyak bentuk budaya visual, tentunya komik bersifat dinamis dalam berbagai aspek. Menurut Agus Sachari (2007), “dinamika budaya visual tebentuk karena adanya pergeseran nilai yang cenderung memiliki korelasi yang bertautan dengan berbagai macam wacana kebudayaan yang lebih besar dan luas” (h. 2).

Lebih khusus mengenai komik, berdasarkan pendapat Scott McCloud (2001), “perkembangan visual terjadi sebagai upaya media komik dalam mencapai potensi maksimalnya sebagai barang seni maupun sebagai barang dagangan. Komik harus mengembangkan wilayah, terjun ke dalam berbagai bidang secara bersamaan sambil tetap memegang apa yang sudah diperoleh sembari menggapai tujuan yang sekarang” (h.18).

Berikut adalah contoh perkembangan visual yang terjadi pada komik:

 Spiderman

Gambar I.1 Perkembangan visual komik Spiderman

(Sumber: http://www.sellmycomicbooks.com/origin-first-appearance-s.html,

(10)

2

Tidak hanya perubahan gaya gambar, pada seri spiderman terbaru, “Ultimate Comics All-New Spider-Man” bukan lagi sosok peter parker yang berkulit putih yang menjadi tokoh utama, melainkan seorang remaja kulit hitam-hispanik bernama Miles Morales. Penerus Spiderman setelah Peter Parker meninggal dunia di komik “Death of Spiderman”. Berdasarkan keterangan Axel Alonso selaku editor, penggunaan karakter dengan perbedaan latar belakang ras ini dikarenakan Barrack Obama baru saja terpilih sebagai presiden Amerika kulit hitam pertama. Langkah ini dilakukan karena pada saat itu merupakan momen yang tepat untuk menampilkan sisi baik ikon baru Amerika, Barrack Obama. (Dante. “Axel Alonso: Reinventing Today’s Heroes”.www.latinrapper.com)

 Ramayana

Gambar I.2 Adaptasi cerita wayang ke dalam komik dari masa ke masa

(Sumber: http://pitoyo.com/duniawayang/galery/details.php?image_id=538, https://www.goodreads.com/book/show/18221048-re)

Industri komik di Indonesia pun tidak lepas dari perkembangan visual, walaupun memiliki perbedaan dalam berbagai aspek jika dibandingkan dengan komik dari Amerika. Di atas merupakan dua visualisasi yang berbeda dari epos Ramayana.

(11)

3

hasil adaptasi dari budaya Hindu India, wayang sudah dianggap sebagai salah satu elemen identitas bangsa Indonesia.

Dengan adanya kesadaran ini, muncullah komikus muda yang melirik kisah-kisah pewayangan sebagai inti didalam komiknya. Berdasarkan gambar tersebut, komikus Is Yuniarto menggarap ulang kisah Mahabarata kedalam visualisasi dan latar yang berbeda setelah sebelumnya digarap oleh RA Kosasih dengan gaya gambar realisnya dan mengedepankan nuansa pewayangan.

The Grand Legend Ramayana” karangan Is Yuniarto mengadaptasi gaya gambar manga dengan nuansa modern namun tetap menggunakan elemen-elemen pewayangan.

Tentunya perkembangan yang terjadi pada komik-komik tersebut dapat terjadi juga pada komik Pendekar Bambu Kuning. Setelah sekian tahun vakum, dan kembali terbit pada tahun 2014 tentunya komik Pendekar Bambu Kuning menghadapi tantangan baru dengan telah bergantinya generasi pembaca komik di Indonesia yang memiliki selera dan referensi yang berbeda dengan generasi pendahulunya. Dengan menggunakan cerita dan pesan moral positif yang dibawanya, Pendekar Bambu Kuning bisa memperkenalkan diri kembali kepada pembaca komik Indonesia.

Saat ini komik yang sudah diterbitkan pada tahun 2014 masih melanjutkan petualangan Madi Sembadha dalam menumpas kejahatan dengan subjudul “Tumbal Ajisaka” dan “Misteri Bayangan Hantu”.

Dari segi visual, desain karakter dirancang mengalir begitu saja tanpa menetapkan desain karakter yang baku. Komik-komik Amerika seperti Batman dan Superman sangat memberi pengaruh besar terhadap desain tokoh Pendekar Bambu Kuning

I.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

(12)

4

 Tidak ditemukannya penjabaran mengenai aspek dasar yang membangun cerita Pendekar Bambu Kuning pada dua judul komik yang terakhir terbit.

I.3. Rumusan Masalah

Adanya regenerasi pembaca komik di Indonesia, dengan selera, wawasan dan referensi visual yang berbeda dengan generasi sebelumnya, sehingga masih ada pembaca saat ini yang belum mengenal tokoh, latar tempat, waktu, dan situasi pada komik Pendekar Bambu Kuning. Berdasarkan observasi pada dua komik Pendekar Bambu Kuning yang berjudul Tumbal Ajisaka dan Misteri Bayangan Hantu, tidak ditemukan bagian yang memperkenalkan asal mula cerita Pendekar Bambu Kuning kepada pembaca.

I.4. Batasan Masalah

Agar perancangan dapat lebih fokus dan tepat sasaran, maka masalah yang diangkat diberikan batasan-batasan sebagai berikut:

 Konflik pada cerita berdasarkan pada fenomena sosial yang terjadi pada saat ini.

 Perubahan visual pada komik fokus pada upaya memperkuat suasana yang terdapat di dalam cerita Pendekar Bambu Kuning.

 Perancangan jalan cerita yang baru bertujuan untuk menjelaskan kembali fondasi cerita dan latar pada pembaca dengan tetap mengacu pada garis besar yang sudah ditetapkan oleh komikus aslinya.

I.5. Tujuan Perancangan

Tujuan Perancangan diantaranya adalah:

 Memperkenalkan kembali komik Pendekar Bambu Kuning terhadap pembaca komik saat ini.

(13)

5 BAB II

MENGENAL KOMIK PENDEKAR BAMBU KUNING II.1 Landasan Teori

Dalam memahami komik, khususnya komik Pendekar Bambu Kuning, maka digunakanlah teori-teori sebagai berikut.

II.1.1 Perihal Komik Secara Umum

Secara etimologis, komik berasal dari bahasa Yunani komikos yang berarti “kelucuan”. Seiring dengan berkembangnya komik dalam berbagai aspek, komik memiliki berbagai macam definisi.

Menurut Toni Masdiono (1998), “komik adalah dunia tutur gambar, sebuah metode dalam menyampaikan cerita dengan menggunakan rentetan gambar”. Menurutnya, rentetan gambar yang sengaja dibuat untuk menyampaikan cerita walaupun tidak menyertakan tulisan sudah dianggap sebagai komik. Sementara Scott McCloud(2001) komik adalah “gambar-gambar serta lambang-lambang lain yang dikomposisikan secara berdekatan dan berurutan, untuk menyampaikan informasi dan / atau mencapai tanggapan estetis dari pembacanya” (h. 9). Komik juga didefinisikan oleh Will Eisner (1985) menurutnya, “komik adalah sequential art yang berarti susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide” (h. 7).

Berikut adalah istilah dan elemen-elemen yang terdapat di dalam sebuah komik menurut Toni Masdiono (1998):

 Halaman Pembuka

Halaman paling pertama sebagai pembuka cerita di dalam komik. Berisi ilustrasi yang berhubungan dengan cerita dalam komik, judul komik, nama pengarang dan pihak lain yang terlibat di dalam proses pembuatan komik tersebut. Bisa juga berupa duplikasi dari sampul komik.

 Halaman Isi

(14)

6  Sampul Komik

Lazimnya lebih tebal dari kertas untuk halaman isi. Berisi judul komik, sub judul, nomor serial komik (untuk komik berseri), ilustrasi, nama komikus beserta seluruh tim utama, dan nama penerbit.

Splash Page

Gambar II.3 Contoh splash page

(Sumber: Masdiono, 1998)

Lazimnya berada setelah halaman pembuka dan sebelum halaman isi. Di dalamnya terdapat narasi dan ilustrasi untuk menetapkan latar tempat dan waktu di dalam cerita.

Double-spread Page

Berisi satu adegan yang bersifat penting atau megah. Menghabiskan dua halaman.

Gambar II.4 Contoh Double-spread Page

(15)

7  Panel

Gambar II.5 Macam-macam bentuk panel komik

(Sumber: Masdiono, 1998)

Ruang yang dipakai untuk menampilkan adegan dalam komik. Panel satu berkesinambungan dengan panel-panel berikutnya. Pengaturan panel juga dibuat sedemikian rupa agar pembaca dapat membaca alur adegan dengan mudah. Berdasarkan bentuknya, panel terdiri dari panel tertutup (dengan garis batas yang mengelilingi disetiap sisinya) dan panel terbuka (tanpa garis pembatas di sekeliling sisinya).

 Balon Kata

Gambar II.6 Macam-macam balon kata

(Sumber: Masdiono, 1998)

(16)

8  Sound Effect / Sound Lettering

Gambar II.7 Macam-macam efek suara dalam komik

(Sumber: Masdiono, 1998)

Tulisan-tulisan yang menunjukan efek suara pada situasi dalam komik. Beberapa komikus bahkan mengeksplorasi bentuk hurufnya agar memperkuat kesan suara yang diinginkan.

 Narasi

Gambar II.8 Contoh narasi komik

(Sumber: Masdiono, 1998) Biasanya menerangkan latar tempat, waktu, dan situasi.

 Gang / Gutter

(17)

9

II.1.2 Fenomena Dinamika Visual pada Komik

Dinamika visual pada komik dengan judul yang sama dari waktu ke waktu merupakan hal yang lazim terjadi. Adapun yang melatarbelakangi fenomena ini salah satunya adalah upaya komik untuk memaksimalkan fungsinya untuk meraih tujuan-tujuan tertentu dengan tetap membawa tujuan yang sudah tercapai sebelumnya (Scott mcCloud, 1993, h.18).

II.2 Objek Penelitian

Tugas akhir ini menggunakan buku komik Pendekar Bambu Kuning sebagai objek penelitiannya. Berikut ini merupakan penjabaran singkat mengenai hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian.

II.2.1 Komik Pendekar Bambu Kuning

Pendekar Bambu Kuning adalah komik yang terbit di tahun 60-an. keberadaannya cukup banyak menarik perhatian pembaca komik pada saat itu. Pendekar Bambu Kuning pun sempat diangkat ke dalam layar lebar pada tahun 1971.

Yang membuat Pendekar Bambu Kuning unik di antara pendekar lainnya adalah kemampuannya untuk menetralisir kekuatan / kesaktian musuh-musuhnya. Bambu kuning yang memiliki khasiat sebagai jimat tolak bala dimanfaatkan sebagai senjata sehingga pendekar paling sakti sekalipun akan kehilangan kesaktiannya.

II.3 Analisa

Setelah secara singkat dijabarkan, berikut merupakan analisa lebih jauh lagi berkenaan dengan buku komik Pendekar Bambu Kuning.

II.3.1 Jalan Cerita Secara Garis Besar

(18)

10

Selain membunuh ayah Madi Sembadha dan seluruh keluarganya, Tjampa juga membawa kabur kekasih Madi, Narti. Dibawah tekanan yang hebat, Madi berangkat ke Banten atas pesan terakhir ayahnya. Di Banten Madi bertemu kakeknya yang seorang pendekar bijaksana, dan ia pun mendapatkan pelatihan intensif selama beberapa tahun.

Setelah dibekali dengan ilmu agama, ilmu bela diri dan dipersenjatai dengan tongkat bambu kuning beruas lima, Madi Sembadha memutuskan untuk hidup mengembara sebatang kara. Tujuan hidupnya sekarang adalah memberantas kejahatan. Menurutnya, harus ada orang baik yang berani bertindak melawan orang jahat tanpa harus takut kehilangan apapun. Tanpa teman, tanpa keluarga, kakinya ringan melangkah ke seluruh penjuru Nusantara untuk menegakkan nilai-nilai yang diyakininya benar.

Pada akhir petualangannya, Madi akan dipertemukan kembali dengan Narti dan memulai hidup baru yang bahagia. Namun hingga saat ini, U Syahbudin belum berencana menyelesaikan serial Pendekar Bambu Kuning dan masih terus mengeksplorasi cerita yang terjadi di tengah pengembaraan Pendekar Bambu Kuning.

II.3.2 Penyajian Komik

Pendekar Bambu Kuning diterbitkan dalam format buku untuk setiap babnya. Satu kali terbit terdapat dua judul yang berbeda. Sampul komik menggunakan artpaper tipis (120 gram) berwarna. Isi komik menggunakan kertas HVS, gambar hitam putih dengan kualitas photocopy. Ukuran buku A5.

Pemasaran komik bersifat independen, tidak melalui distributor besar. Pembaca yang berminat dapat membelinya dengan menghubungi langsung penerbit AIU comic atau pada saat event Pasar Komik Bandung

II.3.3 Visualisasi dan Cara Bertutur

(19)

11

Barat) berwana hijau ditambah aksesoris ikat kepala, ikat pinggang, dan kain sarung bermotif batik dengan nuansa warna kuning keemasan.

Senjata yang menjadi andalannya adalah sebatang bambu kuning. Berdasarkan keterangan U Syahbudin, bambu kuning tersebut didapat oleh Madi Sembadha dari kakeknya yang seorang pendekar bijaksana.

Karakter Madi Sembadha yang mengabdikan dirinya sebagai pendekar pembela kebenaran bersenjatakan bambu kuning, divisualisasikan sebagai laki-laki dengan rentang usia antara 25-35 tahun. Memakai pakaian Pangsi (pakaian adat Jawa Barat) berwana hijau ditambah aksesoris ikat kepala, ikat pinggang, dan kain sarung bermotif batik dengan nuansa warna kuning keemasan.

Gambar II.9 Sampul komik Pendekar Bambu Kuning

(Sumber: Budin, 2014)

Masyarakat Indonesia memiliki kesadaran terhadap manfaat bambu kuning. Melihat perilaku sosial masyarakat Indonesia yang masih meyakini takhayul, bambu kuning diyakini manjur untuk menghalau gangguan makhluk halus dan serangan guna-guna. Bisa jadi kepercayaan ini memiliki hubungan dengan ilmu fengshui, menurut Tantiko (2009), “berdasarkan ilmu fengshui, bambu kuning adalah sumber energi positif yang sangat kuat sehingga dapat menghalau aliran energi negatif yang datang” (h. 29)

(20)

12

berbagai nilai positif sebagai filosofinya. Seperti lima rukun Islam, Pancasila, sholat lima waktu, dan nilai-nilai positif lainnya yang mengandung angka lima.

Pendekar bambu kuning digambar dengan gaya realis. Berdasarkan keterangan komikus yang bersangkutan, gaya gambar ini dipengaruhi oleh referensi visual yang digunakan. Di antaranya adalah komik-komik pahlawan super seperti Batman dan Superman, lalu ditambahkan atribut-atribut pendekar agar mendapat kesan Indonesia.

Madi Sembadha sebagai pendekar, dengan gaya gambar realis divisualisasikan sebagai pria yang kuat. Sorot mata yang teduh dan tajam menggambarkan tingkat fokus yang tinggi seorang pendekar Bambu Kuning dalam mengerjakan sesuatu. Tubuh yang atletis menggambarkan tubuh yang sehat dan kuat. Rambut panjang terurai menjadi identitasnya sebagai pendekar pengembara, yang hidup secara sederhana tanpa atribut kemewahan melekat di badannya.

Dalam menyampaikan cerita, komik memiliki dua kekuatan utama sebagai pembangunnya. Gambar dan kata-kata. Adapun cara dalam menggabungkan gambar dan kata-kata ini, tidak memiliki batasan tertentu. Masing-masing komikus memiliki kebebasan untuk menentukan bagaimana mereka memanfaatkan keduanya secara maksimal. Menurut McCloud (1993), cara menggabungkan gambar dan kata-kata dapat dibagi ke dalam beberapa golongan berikut:

 Khusus kata-kata

Gambar hanya sebagai ilustrasi dan tidak banyak menambah makna teks yang telah komplit.

 Khusus gambar

Kata-kata hanya memberi efek suara bagi gambar tersebut.

 Khusus-duo

(21)

13  Aditif

Kata-kata digunakan untuk memperkuat / memberi tekanan terhadap makna gambar.

 Paralel

Kata-kata dan gambar mengikuti alur yang berbeda tanpa saling bersimpangan.

 Montase

Kata-kata diperlakukan sebagai bagian penting dari gambar.

 Interdependen

Kata-kata dan gambar sama-sama berperan dalam menyampaikan informasi. Jika kata dan gambar dipisah, tidak dapat menyampaikan informasi secara benar. (h. 153-155)

Berdasarkan pengelompokan menurut McCloud, berikut adalah contoh cuplikan komik Pendekar Bambu Kuning untuk mengetahui cara bertutur dalam komik tersebut.

Gambar II.10 Adegan pertarungan Pendekar Bambu Kuning (Sumber: Budin, 2014)

(22)

14

sesuai dengan gambar bahwa sang kuncen gunung terus menyerang Pendekar Bambu Kuning walaupun dengan tangan kosong. Berdasarkan pengelompokkan menurut McCloud, komik pada halaman ini menyampaikan dengan cara penggabungan khusus-duo. Kata-kata dan gambar sama penting.

Namun setelah memasuki halaman 53, pada panel ke dua, kotak narasi menyampaikan bahwa kedua karakter saling beradu kekuatan sehingga menghasilkan suara petir yang luar biasa hebatnya. Setelah mengamati gambar pada panel tersebut, tidak terindikasi bahwa pertarungan kedua karakter tersebut menghasilkan efek yang luar biasa merusak pada lingkungan sekitarnya kecuali efek suara ledakan. Maka dapat dikatakan bahwa pada panel tersebut menggunakan cara penggabungan aditif, kata-kata memberikan penekanan dan memperkuat apa yang disampaikan oleh gambar.

Hal yang sama juga terjadi pada panel pertama di halaman 54. Kata-kata kembali memperkuat informasi pada gambar.

Gambar II.11 Adegan pertarungan Pendekar Bambu Kuning (Sumber: Budin, 2014)

(23)

15

terindikasi adanya getaran hebat, secara visual hanya terlihat dua orang yang sedang bertarung di tengah hutan.

Dengan mengambil dua cuplikan tadi, dapat disimpulkan bahwa komik Pendekar Bambu Kuning bertutur dengan dua cara penggabungan kata-kata dan gambar. Yaitu penggabungan khusus-duo dan penggabungan aditif.

Sistem paneling dan alur baca yang dipakai dalam komik Pendekar Bambu Kuning memiliki aturan yang konvensional, yaitu dari kanan ke kiri dan dari atas ke bawah. Panel sebelah kiri dibaca lebih dulu sebelum menuju panel di sebelah kanan. Baris pertama dibaca lebih dulu sebelum membaca baris kedua. Hal ini mempermudah pembaca untuk membaca susunan panel.

Panel yang digunakan juga tidak terlalu banyak. Dalam satu halaman komik Pendekar Bambu Kuning hanya menggunakan satu hingga empat panel. Dari segi kenyamanan membaca, komik ini nyaman untuk dibaca karena perhatian pembaca selalu fokus pada satu titik dan tidak dipaksa untuk memperhatikan elemen-elemen lain.

II.3.4 Nilai Moral

Secara garis besar, nilai moral yang ingin disampaikan di komik Pendekar Bambu Kuning adalah pentingnya orang-orang baik untuk bertindak dan tidak diam jika melihat kezaliman terjadi di depan mata.

Secara khusus, Pendekar Bambu Kuning di bab terkininya, Tumbal Ajisaka, ingin menyampaikan dampak negatif yang terjadi jika kejahatan menyebar luas dan pentingnya membekali diri dengan pemahaman agama yang baik. Bab ini menceritakan sebuah tumbal yang memiliki kekuatan mahadahsyat. Berdasarkan cerita di dalam komik ini, kepulauan Indonesia, terutama pulau Jawa, sebelum dihuni oleh manusia adalah sarang siluman dan dedemit.

(24)

16

Karena satu dan lain hal, beberapa siluman berhasil lolos dari tumbal ini, sehingga bebas berkeliaran dan berupaya untuk melepas tumbal tersebut dengan memanfaatkan sifat serakah manusia.

Dengan menggunakan perumpamaan segel, U Syahbudin dengan cerdas menyindir fenomena sosial politik di Indonesia. Segel tumbal Ajisaka, adalah penggambaran hukum dan aturan yang sudah dibuat sedemikian rupa untuk menjaga keharmonisan kehidupan masyarakat. Siluman yang lolos adalah para politikus nakal atau pihak-pihak lain yang memiliki kewenangan yang berupaya mengotak-atik perundang-undangan demi kepentingan pribadi dan golongannya. Sifat serakah politikus Indonesia dan pengerusakan alam berlatar belakang sekongkol politik pun dijadikan referensi di dalam penyusunan cerita ini. Untuk mematahkan siklus ini, harus ada satu sosok yang cukup tangguh secara fisik dan mental.

Pendekar Bambu Kuning pada bab ini sudah berkembang menjadi pendekar yang lebih matang. Selain keterampilan bela diri, Madi Sembadha juga memiliki tingkat spiritualitas yang tinggi. Hal ini yang membuat Madi Sembadha tetap tenang dalam menghadapi bahaya apapun.

Gambar II.12 Gejolak Batin Pendekar Bambu Kuning (Sumber: Budin, 2014)

(25)

17

Komik ini menyampaikan betapa pentingnya pendidikan spiritualitas. Dengan penanaman nilai-nilai kebaikan dan kebijaksanaan, akan membantu seseorang dalam menghadapi segala macam permasalahan dalam kehidupan.

II.4 Target Audiens

Perancangan ulang Pendekar Bambu Kuning yang akan dilakukan menyasar target audiens dari kategori remaja akhir usia 18-21 tahun. Menurut Kartono (1990), Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru saja ditemukannya.

Nilai-nilai idealisme tentang kebaikan melawan kejahatan dinilai sejalan dengan kondisi psikologi pembaca pada usia tersebut. Kematangan dalam berpikir juga sudah dapat mencerna dan memilah pesan yang terdapat di dalam cerita persilatan yang penuh dengan aksi dan adegan kekerasan.

II.5 Resume Singkat Solusi Perancangan

(26)

18 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan

Strategi adalah perencanaan dan metode yang dipilih untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan dan metode yang dirangkum ke dalam sebuah perancangan tersebut ditentukan berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang sudah dipaparkan di bab sebelumnya.

Berdasarkan keterangan sebelumnya dirumuskan masalah mengenai komik Pendekar Bambu Kuning, yaitu visualisasi karakter yang tidak konsisten dan tidak dijelaskannya kembali latar belakang tokoh Pendekar Bambu Kuning di komik terbarunya yang terbit di tahun 2014. Perancangan dilakukan untuk menetapkan desain karakter yang konsisten dan alur baca yang mudah dicerna sehingga pembaca dapat menghayati jalan cerita secara maksimal.

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Perancangan ulang komik Pendekar Bambu Kuning ini bertujuan untuk memperkenalkan kembali karakter Pendekar Bambu Kuning sebagai salah satu tokoh fiksi komik silat Indonesia. Pembaca diharapkan dapat mengikuti cerita tanpa ada pertanyaan yang meliputi latar belakang cerita dan mendapatkan pesan moral positif.

III.1.2 Pendekatan Verbal

Latar cerita mengambil di tengah perjalanan Madi Sembadha yang sudah sampai di pelabuhan Kerajaan Malaka. Cerita disampaikan dengan alur cerita maju-mundur. Sisipan pada cerita yang menjelaskan masa lalu Madi Sembadha, bertujuan untuk memperkenalkan kembali kepada pembaca yang belum pernah menyimak serial Pendekar Bambu Kuning.

(27)

19

terhalang ruang dan waktu. Pada bab ini ditampilkan juga tokoh Narti dan Campa yang menjadi penyebab utama Madi Sembadha mengambil keputusan untuk menjadi pendekar pengembara.

III.1.3 Pendekatan Visual

Sebagai pendekatan komunikasi, secara visual komik disajikan dengan gaya komik aksi yang populer saat ini. Adapun latar tempat dan properti menyesuaikan dengan latar waktu yang sudah disesuaikan oleh pencipta aslinya yaitu nusantara di zaman kekuasan VOC di abad ke-18.

Gambar III.1 Referensi kapal laut Arab abad ke-18

(Sumber: http://www.modelships.de/Schebecke,_arabisch/Chebec_arabian.htm) Berikut merupakan salah satu properti di dalam komik. Bentuk kapal pedagang Arab menggunakan miniatar kapal chebec

(28)

20

Gambar III.1 Referensi pelabuhan Sunda Kelapa (Sumber:

http://luk.staff.ugm.ac.id/itd/pelukis/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_Jaagpad_la ndingsplaats_in_Batavia_TMnr_3728-481.jpg)

Berikut merupakan salah satu latar yang terdapat pada komik. Penggambaran pelabuhan Sunda Kelapa di abad ke-18 menggunakan lukisan di atas sebagai referensi

Gambar III.2 Ilustrasi pelabuhan Sunda Kelapa (Sumber: Dokumen Pribadi)

III.1.4 Materi Pesan

(29)

21

modern ini diterjemahkan ke dalam latar dunia silat di masa lalu yang sarat dengan hal-hal mistis.

III.1.5 Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia baku, dengan pola bahasa yang baku akan mudah untuk mengungkapkan gagasan-gagasan yang lahir dari pemikiran seorang pendekar yang bijaksana.

Gambar III.3 Narasi berisi gagasan berupa monolog Sumber: dokumen pribadi)

III.1.6 Khalayak Sasaran Perancangan

Berikut ini adalah segmentasi khalayak yang akan menjadi sasaran perancangan ulang buku komik Pendekar Bambu Kuning.

III.1.6.1 Target primer  Demografis

 Usia : Remaja 17-20 tahun

Pada usia ini remaja sudah mulai mencapai kematangan mental, sudah mulai memikirkan tujuan dan menentukan prioritas dalam hidupnya. Petualangan Pendekar Bambu Kuning yang belajar mengenai kebijaksanaan hidup relevan dengan karakteristik remaja pada usia ini. Pada rentang umur ini pula, remaja sudah dapat memilah materi yang dikonsumsinya, salah satunya komik silat yang terdapat adegan kekerasan di dalamnya.

 Jenis Kelamin :

(30)

22  Pendidikan :

Sekolah Menengah Atas

 Psikografis

Perancangan ditunjukkan kepada pembaca usia muda yang memiliki minat membaca komik aksi.

 Geografis

Pembaca yang disasar adalah remaja yang berdomisili di wilayah Kota Bandung. Kota Bandung dipilih karena akan menjadi kota pertama yang menjadi lokasi pendistribusian komik, mengingat lokasi penerbit berada di Kota Bandung.

III.1.6.2 Target sekunder

Pembaca komik remaja dan dewasa di seluruh Indonesia.

III.1.7 Strategi Kreatif

Dalam perancangan komik ini, ditentukan beberapa strategi kreatif yang bertujuan untuk menarik minat baca target audiens.

 Gaya Ilustrasi

[image:30.595.216.412.573.714.2]

Gaya ilustrasi dengan menggunakan gaya gambar semi realis, gaya gambar ini dinilai mewakili suasana dunia persilatan yang menegangkan. Tarikan garis dan anatomi menyesuaikan dengan tren komik aksi yang sedang beredar saat ini.

(31)
[image:31.595.243.373.83.270.2]

23

Gambar III.5Contoh halaman (Sumber: Dokumen Pribadi)  Teknik bercerita

Cerita ditempatkan di tengah petualangan Madi Sembadha setelah bertahun-tahun mengembara. Pembaca baru yang belum pernah menyimak seri Pendekar Bambu Kuning dapat mengerti bagaimana cerita secara keseluruhan dibangun karena menggunakan alur maju-mundur. Terdapat adegan kilas balik di mana karakter Madi Sembada bercerita mengenai masa lalunya sehingga sekarang menjadi Pendekar.

Konflik yang diambil menyinggung fenomena sosial masyarakat sekarang, di mana teknologi informasi berkembang pesat dan berbagai macam berita dengan berbagai macam kepentingan bertebaran sehingga sulit menentukan kebenaran suatu informasi. Konflik ini dipilih agar pembaca dapat merasakan kedekatan dengan Pendekar Bambu Kuning.

 Sinopsis cerita

(32)

24

Setelah mendengar perbincangan pedagang Arab bahwa ada hal aneh yang terjadi di kampungnya, Madi pun memutuskan untuk kembali dan menemukan akar pohon aneh yang menjalar di seluruh kampung.

Dengan petunjuk sesepuh kampung, Madi mengetahui bahwa akar tersebut memiliki kegunaan yang mengagumkan. Seseorang bisa mencari apapun, memanggil siapapun, mendapatkan dan menyebarkan berita apapun dengan cepat tanpa harus beranjak ke mana-mana. Madi menggunakan akar tersebut untuk mencari Narti, kekasihnya sewaktu masih remaja dulu yang diculik oleh Campa, pendekar bengis yang dulu membunuh seluruh keluarganya karena dendam.

Sayangnya walaupun Madi berhasil mengetahui bahwa Narti sehat-sehat saja, Madi tidak berhasil mengetahui keberadaannya. Madi juga menyaksikan Narti yang sedang menggendong bayi. Tentunya hal ini membuat Madi salah sangka dan merasa sedih.

Setelah mengetahui fungsi canggih akar tersebut, Madi Sembadha menyaksikan konflik sosial yang mulai tersulut di kampungnya. Madi sadar, selain memudahkan komunikasi antar penduduk ternyata akar ini juga dapat menjadi alat penyebar fitnah paling cepat dan efektif sehingga beberapa warga mulai nampak bertengkar satu sama lain.

Tidak mau konflik semakin meluas, Madi pun mencari tahu asal mula akar misterius tersebut. Ternyata di atas sebuah bukit dekat kampungnya tumbuh pohon raksasa yang akarnya menjalar ke segala arah. Pada bagian atas pohon tersebut nampak rata dan Madi merasa ada sesuatu di atas sana.

Madi pun mau tidak mau harus segera mengambil tindakan terhadap pohon tersebut. Di lain tempat, Narti yang sedang sempat hilang ingatan berhasil mengingat tentang masa lalunya dan Madi Sembadha. Bayi yang digendongnya bukanlah anaknya.

(33)

25 III.1.8 Strategi Media

Sebagai solusi dari permasalahan yang terdapat pada buku komik Pendekar Bambu Kuning, maka ditentukanlah berbagai macam media yang diantaranya adalah sebagai berikut.

 Media Utama

Media bercerita dari kisah Pendekar Bambu Kuning ini sebelumnya adalah media komik. Permasalahan yang muncul berasal dari unsur-unsur visual yang membangun komik tersebut. Oleh karena itu, dirancanglah media komik sebagai media utama dalam menjawab permasalahan tersebut. Selain itu komik juga merupakan media yang akrab di kalangan remaja, sehingga masih relevan jika tetap menggunakan media komik sebagai media utamanya.

 Media Pendukung

Berikut merupakan media yang akan menyertai media utama agar audiens dapat semakin mengenal media utama.

 Media promosi

Komik yang diterbitkan pertama kali akan dirilis pada saat event Pakoban (Pasar Komik Bandung) yang diadakan setiap setahun sekali di minggu kedua bulan Mei. Oleh karena itu, media promosi meliputi atribut stand komik yang di antaranya:

Mini X-Banner, poster, Standing Character

 Media Kreatif

Media kreatif bertujuan untuk mengingatkan target audiens dengan tokoh Pendekar Bambu Kuning. Diantaranya adalah: sticker, pin, agenda book, dan T-shirt

III.1.9 Strategi Distribusi dan Waktu Penyebaran Media

(34)

26

lokal. Dengan banyaknya pengunjung yang datang diharapkan dapat menjadi ajang yang tepat untuk mempromosikan komik Pendekar Bambu Kuning.

[image:34.595.115.513.196.506.2]

Berikut adalah strategi distribusi dan waktu penyebaran media yang akan dilakukan:

Tabel III.1. Rencana distribusi media

(Sumber: dokumen pribadi)

Mei Juni Juli

Komik

Mini X-Banner

Poster

Standing Character

Sticker

Pin

T- shirt

Note Book

Chain Banner

III.2 Konsep Visual

Dalam merancang media yang menjadi solusi suatu permasalahan, dipersiapkan konsep visual yang diantaranya meliputi hal-hal sebagai berikut.

III.2.1 Format Desain

(35)

27 III.2.2 Tata Letak

Dalam menyajikan sebuah komik, tentu memerlukan pengaturan tata letak yang baik agar dapat menyampaikan informasi dengan baik dan dapat dinikmati oleh pembaca.

[image:35.595.230.409.199.345.2]

 Cover

Gambar III.6 Sampul komik (Sumber: Dokumen Pribadi)

Sampul komik disajikan berwarna, terdiri dari ilustrasi, judul, sub-judul, penerbit, nomor seri, dan sinopsis cerita di belakangnya.

 Panel

Gambar III.7 layout isi komik (Sumber: dokumen pribadi)

[image:35.595.238.401.446.582.2]
(36)
[image:36.595.239.400.96.192.2]

28

Gambar III.8 Panel standar (Sumber: dokumen pribadi)

[image:36.595.236.402.290.433.2]

Digunakan untuk menyampaikan adegan cerita utama tanpa penekanan apapun.

Gambar III.9 Panel imajinasi (Sumber: dokumen pribadi)

Garisnya yang berantakan menunjukkan imajinasi dari karakter tertentu yang menunjukkan adegan menakutkan.

Gambar III.10 Panel flashback, Dipakai untuk menunjukkan kilas balik di dalam benak karakter. Ditandai dengan garis kurva di dua sudut panel

(Sumber: dokumen pribadi)

[image:36.595.281.362.501.632.2]
(37)

29  Balon kata

Balon Kata digunakan untuk menunjukkan dialog karakter, baik dialog standar, dialog dalam hati, dialog teriak, dan lain sebagainya.

Gambar III.11 arah baca balon kata (Sumber: dokumen pribadi)

Berdasarkan gambar di atas, arah baca balon kata mengikuti letak panel. Arah baca atas ke bawah dan kiri ke kanan merupakan arah baca yang umum sehingga pembaca dapat menikmatinya secara urut. Berdasarkan bentuknya, balon kata juga dibedakan seperti paparan gambar berikut ini.

Gambar III.14 Balon kata standar, (Sumber: dokumen pribadi)

(38)
[image:38.595.249.394.313.438.2]

30

Gambar III.12 Balon kata dalam hati (Sumber: dokumen pribadi)

Digunakan untuk menunjukkan dialog yang terjadi di dalam benak karakter. Bulatan kecil disusun mengarah kepada karakter yang sedang berbicara di dalam hati.

Gambar III.13 Balon kata untuk menunjukkan bahasa asing (Sumber: dokumen pribadi)

Digunakan untuk menunjukkan karakter yang sedang berbicara bukan dengan bahasa Indonesia.

Gambar III.14 Balon kata teriak (Sumber: dokumen pribadi)

(39)

31

Gambar III.15 Balon kata khusus (sumber: dokumen pribadi)

Digunakan untuk menunjukkan efek khusus. Di dalam komik ini, balon kata khusus digunakan untuk menunjukkan percakapan yang terjadi antar karakter beda dimensi

Setiap bentuk dialog yang berbeda menggunakan bentuk balon kata yang berbeda, diharapkan pembaca bisa membedakan apa yang dibicarakan dari satu balon kata ke balon kata yang lain.

 Narasi

Narasi digunakan untuk memperjelas situasi dan latar cerita. Dari penyampainya, narasi bisa menggunakan sudut pandang orang ketiga, ataupun sudut pandang orang pertama (karakter utama sendiri yang menjelaskan situasi dalam cerita.

(40)

32

Untuk komik ini narasi yang menjelaskan situasi dalam cerita adalah karakter Madi Sembadha sendiri sebagai tokoh utama. Semua yang terjadi di dalam komik adalah pengalaman Madi Sembadha di dalam petualangannya.

Gambar III.16 Kotak narasi untuk menjelaskan nama lokasi (Sumber: dokumen pribadi)

Bentuk kotak narasi dibedakan agar tidak tertukar dengan kotak narasi yang sebelumnya.

 Efek suara

Efek suara digunakan untuk menggambarkan suara-suara di luar dialog. Bentuk efek suara disesuaikan dengan jenis suara yang dihasilkan

(41)

33

[image:41.595.170.466.154.370.2]

Digunakan untuk menunjukkan suara orang yang teriak saat terjatuh dan suaranya menjauh ke bawah. Semakin kecil hurufnya, semakin hilang suaranya.

Gambar III.18 efek suara patahan (Sumber: dokumen pribadi)

Digunakan untuk menunjukkan suara benda yang patah atau retak. Huruf menggunakan bentuk yang kaku dengan posisi yang tidak sejajar satu sama lain, menunjukkan betapa berantakannya suatu benda setelah patah.

(42)

34

Digunakan untuk menunjukkan suara hantaman yang terjadi terhadap benda yang lembut atau empuk. Huruf ditampilkan memiliki sudut yang membulat dan tebal.

Gambar III.20 efek suara benda terjatuh (Sumber: dokumen pribadi)

Untuk menunjukkan suara gesekan udara saat suatu benda terjatuh dari tempat yang tinggi. Lazim juga digunakan untuk menunjukkan suara benda yang bergerak cepat.

Gambar III.21 Efek suara kejut

(43)

35

Efek suara yang lazim digunakan untuk menunjukkan benda yang berhenti mendadak atau tamparan. Bentuk huruf seperti goresan koas yang cepat dan tegas. Huruf diatur secara acak dan tidak lurus, menampilkan suara yang muncul secara spontan dan mengejutkan.

III.2.3 Huruf

Huruf menjadi elemen penting pada perancangan media buku komik beserta media pendukung lainnya dalam memperjelas pesan dan informasi. Berikut ini merupakan penjabaran mengenai huruf yang dipakai dalam perancangan.

 Huruf pada judul

Huruf yang digunakan dibuat secara manual dengan menggunakan koas, berikut adalah tampilannya.

Gambar III.22 Judul Komik (Sumber: dokumen pribadi)

Penggunaan gaya goresan koas pada judul utama bertujuan untuk menunjukkan gerakan Pendekar Bambu Kuning yang dinamis sebagai seorang pendekar dalam setiap pertarungannya. Selain itu bentuk goresan koas juga bertujuan untuk menunjukkan kesan kuno, mengingat latar waktu dalam komik ini adalah zaman lampau.

Pada sub-judul, “Akar Pohon Misterius” menggunakan font Amatic, karena bentuknya yang ramping dan tidak rapi seperti tulisan yang diukir sembarangan pada permukaan batu, seperti tulisan pada prasasti di masa lampau.

 Huruf pada dialog, narasi, efek suara, dan credit

(44)

36

Font ini dipilih karena CC Wild Words lazim digunakan pada komik yang ada di

[image:44.595.244.397.256.361.2]

pasaran. Pembaca komik Indonesia sudah familiar dengan jenis huruf ini di dalam komik. Pada bagian credit menggunakan font Century Gothic. Font ini dipilih karena credit dan nomor seri komik merupakan bagian terpisah dari tema keseluruhan pada sampul komik sehingga sengaja dibuat tampak netral.

Gambar III.23 Credit dan nomer seri komik (Sumber: dokumen pribadi)

III.2.4 Ilustrasi

Berikut ini merupakan elemen-elemen yang termasuk di dalam ilustrasi pada perancangan ulang komik Pendekar Bambu Kuning

III.2.4.1 Desain Karakter  Karakter Utama

Karakter utama adalah karakter yang menjadi pusat cerita dan memiliki pengaruh vital dengan jalan cerita.

Madi Sembadha (Pendekar Bambu Kuning)

Gambar III.24 Madi Sembadha, Madi Sembadha versi U Syahbudin, proses perancangan Madi Sembadha

(45)

37 Deskripsi Singkat:

Pendekar yang mengembara untuk membela kebenaran dan mencari kekasihnya yang hilang semenjak diculik oleh Campa, si pendekar durjana. Madi adalah pendekar yang bijaksana dan taat beragama. Madi membungkus tangannya dengan perban dan menyumpal ujung bambu kuningnya untuk menjaga agar lawan bertarungnya tidak terluka parah. Satu-satunya yang mungkin akan dia bunuh hanyalah Campa. Madi adalah pewaris tunggal padepokan Raden Jago.

Jenis kelamin : Pria

Usia : 27 tahun

[image:45.595.130.501.250.495.2]

Kekuatan : Menetralisir kesaktian pendekar lain  Narti

Gambar III.25 Narti (Sumber: dokumen pribadi) Deskripsi singkat:

Salah satu murid di padepokan Raden Jago. Narti kehilangan ingatannya setelah dibuang oleh Campa, yang saat itu menculiknya untuk dijadikan korban ritual ajian. Tubuhnya hanyut hingga hilir sungai dan dirawat oleh sepasang suami istri nelayan. Narti adalah sosok yang ceria dan tegar. Jenis kelamin : Wanita.

Usia : 26 tahun.

(46)

38

Campa:

Gambar III.26 Campa (Sumber: dokumen pribadi) Deskripsi singkat:

Pendekar yang sangat ditakuti di dunia persilatan. Karena kejahatannya yang luar biasa, Raden Jago, ayah Madi Sembadha, menantang duel Campa dan mengasingkannya di pulau Nusakambangan. Setelah berhasil membalas Raden Jago, Campa terobsesi ingin hidup abadi. Ia pun melakukan ritual dengan menggunakan darah perawan yang diambilnya dari Narti, namun ia berakhir menjadi pohon raksasa. Secara penampilan, Campa sangat mudah dikenali dari corak di wajahnya yang menyerupai wajah monster menyeringai. Corak yang menandai dirinya sebagai pemuja iblis.

Jenis kelamin : Pria.

Usia : 70 tahun

Kekuatan : fisik yang kuat, ilmu hitam hasil perjanjian dengan Iblis.

 Karakter pembantu

Karakter pembantu merupakan karakter sampingan yang terdapat dalam cerita.  Wan Ali

Pedagang kain dari Arab. Banyak memiliki kenalan ahli dakwah dari Gujarat.

 Saudara Wan Ali

Rekan sesama pedagang yang sudah menganggap Wan Ali saudaranya.

 Abah Oyong

(47)

39

sendiri. Satu-satunya warga Kawung Sari yang tidak terpengaruh oleh akar misterius.

 Kakak beradik kampung Kawung Sari

Salah satu penduduk kampung Kawung Sari. Bermasalah dengan penduduk lain karena fitnah yang diterimanya.

 Bapak Pemarah kampung Kawung Sari

Salah satu penduduk kampung Kawung sari yang ditakuti oleh warga, jagoan kampung kelas teri yang muncul setelah wafatnya Raden Jago.

 Pendekar Kembar Gundul dari Tasik

Saudara kembar yang terkenal di tanah pasundan karena kesaktiannya dan kepolosannya. Entah kesulitan seperti apa yang sedang mereka hadapi sehingga rela menjadi centeng bayaran demi sesuap nasi.

 Pasangan nelayan orang tua angkat Narti

Pasangan suami istri yang hidup di tepi pantai Santolo, dekat dermaga perdagangan milik Belanda. Narti tidak pernah menyadarinya, tetapi pasangan suami istri yang bekerja sebagai nelayan ini adalah pendekar yang menguasai kawasan tersebut. Hal inilah yang membuat mereka tampak santai walaupun kerap berurusan dengan serdadu VOC.

III.2.4.2 Studi latar  Pelabuhan Malaka

Pelabuhan kerajaan malaka yang sudah jatuh ke tangan Portugis. Lokasi terakhir perjalanan Madi Sembadha sebelum kembali lagi ke kampung halamannya.

 Pelabuhan Sunda Kelapa

(48)

40  Kampung Kawung Sari

Kampung fiktif di dalam komik Pendekar Bambu Kuning. Lokasinya yang sulit diakses sehingga belum pernah terjamah oleh penjajah.

III.2.4.3 Studi Properti  Bentuk bangunan

Rumah di kampung Kawung Sari:

[image:48.595.255.370.295.425.2]

Kawung Sari merupakan kampung fiktif yang terletak di kawasan Garut. Sebagai kampung yang dihuni oleh etnis Sunda, maka diambil referensi berikut sebagai studi visual latar dalam komik ini.

Gambar III.27 Macam-macam bangunan tradisional suku Sundam

(Sumber: http://vanostudioarsitek.blogspot.com/2015/02/filosofi-arsitektur-tradisional-sunda.html)

Gambar III.28 Kampung Naga

(Sumber: http://www.kompasiana.com/www.mythink.com/tradisi-lokal-kampung-

(49)

41

Tata letak rumah di kampung Kawung Sari sebagian besar menyerupai Kampung Naga. Kampung Naga diklaim masih mempertahankan bentuk bangunan adat Sunda, oleh karena itu bentuk bangunan di kampung naga dianggap paling mendekati bentuk bangunan masyarakat Sunda pada abad ke-18.

Gambar III.29 Ilustrasi kampung Kawung Sari (Sumber: dokumen pribadi)

 Busana

[image:49.595.154.472.204.426.2]

Berikut adalah referensi yang digunakan dalam menetapkan busana yang dipakai oleh karakter-karakter di dalam komik.

Gambar III.30 Macam-macam ikat Sunda

(50)

42

[image:50.595.177.450.199.403.2]

Pendekar Bambu Kuning menggunakan jenis iket yang memiliki bagian terbuka di atasnya, karena jenis iket inilah yang banyak dipakai oleh kalangan pendekar. Iket jenis L, iket Buaya Ngangsar merupakan salah satu jenis iket dengan bagian terbuka di atasnya. Adapun busana yang dipakai oleh karakter pendukung mengacu pada referensi berikut ini.

Gambar III.31 Masyarakat Sunda Baduy

(Sumber: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1073/suku-baduy-banten) Masyarakat Sunda Baduy yang berasal dari pedalaman Banten ini menggunakan busana sehari-hari yang mendekati busana masyarakat Sunda pada umumnya di masa lalu karena tetap menjaga tradisi sacara turun-temurun. Kesederhanaan berpakaian ini paling mungkin diterapkan pada masyarakat kampung Kawung Sari yang terpencil dan belum tersentuh budaya asing.

(51)

43  Senjata

[image:51.595.176.414.155.367.2]

Senjata yang muncul di komik ini adalah bambu kuning yang digunakan Madi dan bedog (golok) yang dipakai bapak pemarah kampung Kawung Sari

Gambar III.33 Senjata Bambu Kuning (Sumber: Dokumen pribadi)

Bambu kuning yang dipegang Madi memilik panjang hampir sama dengan tinggi badannya. Bambu tersebut memiliki diameter antara 4cm-5cm dengan 5 ruas. Setiap ujungnya ditutupi bantalan kain, karena Madi tidak sembarangan melukai musuhnya dengan ujung bambu tersebut.

(52)

44

[image:52.595.216.412.158.323.2] [image:52.595.248.376.422.603.2]

Adapun bentuk golok disesuaikan dengan zamannya, gagang golok diganti dengan gagang kayu karena pada zaman itu belum lazim golok menggunakan pegangan dari bahan plastik.

Gambar III.35 Referensi Golok

(Sumber: http://budaya-indonesia.org/Bedog-Golok/) III.2.5 Warna

Warna merupakan salah satu unsur yang terdapat pada komik. Adapun pewarnaan pada sampul komik mengambil acuan pada referensi berikut.

Gambar III.36 Sampul komik Pusaka Dewa (Sumber: Sweta Kartika)

(53)

45

Gambar III.37 Contoh blocking dan arsir pada komik Naruto

(Sumber: http://www.wattpad.com/7734031-your-friendly-neighborhood-ranter-naruto-manga)

(54)

46 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA IV.1 Teknis Produksi

[image:54.595.263.380.208.698.2]

Dalam memulai produksi, berikut adalah kerangka kerja yang sudah disusun sebelumnya

Gambar 4. 1 Diagram kerja produksi komik

(Sumber: dokumen pribadi) hasil penelitan objek kajian (komik pendekar bambu kuning)

menentukan tema

sinopsis

plot

studi visual

storyboard

sketsa pensil

inking

lettering

layout sampul

(55)

47

[image:55.595.244.381.158.354.2]

Setelah jalan cerita tersusun rapi dan karakter sudah ditetapkan, maka sudah bisa dimulai membuat sketsa storyboard. Adapun tampilan storyboard adalah sebagai berikut.

Gambar IV.2 storyboard komik

(Sumber: dokumen pribadi)

Storyboard berfungsi untuk mengontrol alur antar panel agar tetap terbaca dengan baik, sehingga proses detailing dapat lebih maksimal tanpa harus kehilangan arah cerita antar panel. Setelah keseluruhan cerita sudah siap storyboard-nya, masing-masing halaman sudah dapat dibuat sketsa pensilnya. Berikut adalah contoh lembar komik dalam proses penciling.

Gambar IV.3 Contoh sketsa pensil

[image:55.595.247.380.520.710.2]
(56)

48

[image:56.595.263.370.167.339.2]

Proses pembuatan sketsa pensil ini sudah mendekati tampilan akhir agar mempermudah proses penintaan. Dengan proses ini, kesalahan gambar yang terjadi masih bisa diperbaiki sehingga dapat menjaga kualitas gambar.

Gambar IV.4 proses penintaan

(Sumber: dokumen pribadi)

Sketsa pensil yang sudah rampung dapat dilanjutkan ke tahap penintaan. Proses ini dilakukan manual dengan menggunakan drawing pen, spidol, dan tinta cina. Garis tebal untuk panel menggunakan spidol, garis tipis dan arsir menggunakan drawing pen, bloking/mengisi ruang kosong dengan warna hitam dengan menggunakan tinta cina dan kuas.

Gambar IV.5 Hasil akhir lembar komik

[image:56.595.264.369.525.696.2]
(57)

49

Jika proses penintaan sudah selesai, lembar komik sudah dapat di-scan dan diolah secara digital untuk merapikan, mengkoreksi kesalahan pada saat penintaan, dan mulai melakukan lettering pada dialog dan narasi. Berikut adalah lembar komik yang sudah selesai lettering.

Proses ini urutannya bisa ditentukan sendiri. Salah satu urutannya adalah pengerjaan sketsa pensil secara menyeluruh hingga 50 halaman, dilanjutkan penintaan secara menyeluruh, setelah 50 halaman selesai diberi tinta baru melanjutkan ke proses lettering. Bisa juga dikerjakan satu lembar hingga selesai baru melanjutkan ke halaman lainnya.

IV.2 Aplikasi Media

Berikut adalah rincian perencanaan media pendukung dari komik Pendekar Bambu Kuning.

IV.2.1 Media promosi

Media promosi yang dipilih merupakan media yang dapat mendukung pada saat komik Pendekar Bambu Kuning rilis dalam event Pasar Komik Bandung. Berikut ini merupakan media promosi yang akan digunakan.

[image:57.595.206.433.483.721.2]

 Mini X-Banner

Gambar IV.6 Mini X-banner

(58)

50

Digunakan sebagai media promosi di meja stand komik pada saat launching di event Pakoban (Pasar Komik Bandung). Menginformasikan telah terbitnya komik Pendekar Bambu Kuning dan bonus yang akan didapat jika membeli komik saat acara tersebut. Ukuran Mini X-Banner 40 x 30 cm, dicetak di atas kertas luster.

[image:58.595.213.425.219.525.2]

 Poster

Gambar IV.7 Poster

(Sumber: dokumen pribadi)

Serupa dengan media mini x-banner, dapat diaplikasikan di stand jika terdapat area temple poster. Poster berukuran A3 dicetak di atas kertas art-paper 210 gram, dicetak menggunakan cetak laser.

Cutout Standee / Standing Character

(59)

51

pada stand komik di Pakoban memungkinkan media ini juga dapat dimanfaatkan di event tersebut.

Gambar IV.8 Cutout standee

(Sumber: dokumen pribadi)

Cutout standee berukuran 120 x 70 cm, dicetak di atas stiker vinyl lalu ditempelkan ke atas styrofoam dengan tebal 2 cm yang sudah dipotong mengikuti bentuk ilustrasi pada stiker.

[image:59.595.252.389.154.421.2]

Chain Flag

Gambar IV.9 Chain Flag

(60)

52

Chain flag akan dipakai sebagai perias stand komik. Menginformasikan telah terbitnya komik Pendekar Bambu Kuning terbaru. Media ini akan diaplikasikan pada bilik dan meja stand. Jika memungkinkan, dapat juga diaplikasikan di beberapa titik di seluruh area Pasar Komik Bandung.

[image:60.595.181.458.220.498.2]

Chain flag berukuran A6 yang dicetak di atas kertas artpaper dengan berat 210 gram, disambungkan dengan menggunakan tali kasur.

Gambar IV.10 Tampilan stand komik

(sumber: https://scontent.cdninstagram.com/hphotos-xfa1/t51.2885-15/e15/11245829_1585382215062737_719434193_n.jpg) IV.2.2 Merchandise

Media yang termasuk dalam kategori merchandise digunakan untuk mengakrabkan Pendekar Bambu Kuning kepada audiens dengan memanfaatkan barang-barang yang dekat dengan audiens.

Sticker

(61)

53

[image:61.595.245.399.566.734.2]

Sticker adalah media yang cukup akrab di kalangan remaja. Kebiasaan remaja menempelkan berbagai macam sticker di berbagai ruang seperti helm, laptop, dan kendaraan bermotor menjadikan sticker media promosi yang dapat menyentuh segmentasi pembaca tersebut. Media ini akan dibagikan secara gratis untuk jangka waktu tertentu, terutama sebagai bonus pembelian komik pada saat rilis perdana.

Gambar IV.11 Sticker

(Sumber: dokumen pribadi)

Sticker dicetak di atas vinyl dan dilaminasi dengan dove dingin agar tahan lama untuk outdoor, ukuran kurang lebih 4x3 cm.

 Pin

Gambar IV.12 Pin

(62)

54

Pin juga dinilai sebagai media yang akrab di kalangan remaja. Banyak pelajar dan mahasiswa yang menempelkan aksesoris pin di tas dan topi.

Pin akan menjadi bonus bagi 10 pembeli pertama di saat rilis perdana komik Pendekar Bambu Kuning. Namun di luar event, pin juga dapat dibeli secara terpisah secara online dari fanpage Facebook AIU Comic. Pin memiliki diameter 6 cm, penampang menggunakan aluminium yang direkatkan pada penampang tambahan dari plastik berpeniti.

[image:62.595.254.383.280.445.2]

 Note Book

Gambar IV.13 Note Book

(Sumber: dokumen pribadi)

Pelajar dan mahasiswa akrab dengan media tulis, salah satunya adalaha Note Book. Note Book ini akan dijual pada saat rilis perdana. Di luar acara, dapat dipesan melalui fanpage Facebook AIU Comic.

Note book berukuran A6, sampul dicetak di atas kertas artpaper 210 gram, isi dicetak bolak-balik di atas kertas HVS sebanyak 40 halaman, dijilid dengan menggunakan jilid ring.

T-shirt

(63)

55

rilis perdana komik dan event komik lainnya yang dihadiri oleh pihak AIU Comic.

Gambar IV.14 T-Shirt

(Sumber: dokumen pribadi)

T-Shirt berwarna putih, cetak sablon dengan menggunakan metode DTG Printing (Direct To Garment).

IV.3 Penjabaran Halaman

[image:63.595.207.433.167.382.2]

Di bawah ini merupakan penjabaran seluruh halaman yang terdapat dalam komik. Tabel IV.2. Penjabaran halaman komik

(Sumber: dokumen pribadi)

(64)
(65)

57

Halaman 10-18 menceritakan Madi yang sudah sampai di pelabuhan Sunda Kelapa setelah menumpang perahu pedagang Arab, lalu di perjalanan menuju kampung halamannya Madi melihat sendiri akar misterius yang diceritakan oleh pedagang Arab. Pertanyaan pun

(66)

58

Halaman 19-27

(67)

59

Halaman 28-33

(68)

60

Halaman 34-43

(69)

61

Halaman 44 - 47

Berdasarkan petunjuk centeng sewaan warga tadi, Madi pun mengetahui sumber akar

(70)

62

Halaman 48-50

Perhatian kembali kepada Narti. Ternyata anak yang

digendongnya bukanlah anaknya. Madi yang ternyata salah sangka karena informasi yang ia dapat tidak menyeluruh. Narti dapat merasakan

(71)

63 DAFTAR PUSTAKA

Eisner, Will. (1985). Comics and Sequential Art. Florida: Poorhouse Press.

Boneff, Marcell. (1998). Komik Indonesia. Jakarta: KPG.

Budin, Usyah. (2014). Pendekar Bambu Kuning: Tumbal Ajisaka. Bandung: AIU Comic

Masdiono, Toni. 14 Jurus Membuat Komik. 1998. Jakarta: Creativ Media.

Mccloud, Scott. (1993). Understanding Comics: The Invisible Art. New York: HarperCollins Publisher.

Mccloud, Scott. (2001). Reinventing Comics. New York: HarperCollins Publisher.

Sachari, Agus. (2005). Pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Jakarta: Erlangga.

Sari, Wening. (2008). Care Yourself : Hepatitis. Jakarta: Penebar Plus.

(72)
(73)

84

Daftar Riwayat Hidup Data Pribadi

Nama Lengkap : Fadli Ramadhan Tempat, tanggal lahir : Bandung, 9 April 1991 Jenis Kelamin : Laki-laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status : Belum Kawin

Identitas : KTP no. 3275060904910016 Alamat : Perumahan Taman Harapan Baru,

Jl. Taman Casandra II Blok C4 no. 20, Bekasi Barat

Nomor Kontak : 087821927638

Email : fadlicuy91@gmail.com

fadliramadhan85@yahoo.co.id

Pendidikan Formal

Gambar

Gambar III.4 Referensi visual komik  (Sumber: Sweta Kartika, 2015)
Gambar III.5 Contoh halaman
Tabel III.1. Rencana distribusi media
Gambar III.7 layout isi komik
+7

Referensi

Dokumen terkait