• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prestasi belajar fiqih siswa yang ditinggal dan tidak tinggal di pondok pesantren di MTs Nurul Huda Pinang kota Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prestasi belajar fiqih siswa yang ditinggal dan tidak tinggal di pondok pesantren di MTs Nurul Huda Pinang kota Tangerang"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

MUHAMMAD MAHSUN QPUPQQPPPQセ

d$,'rl

PRESTASI BELAJAR FIQm SISWA YANG TINGGAL DAN

TIDAK TINGGAL DI PONDOK PESANTREN DI MTS

NURUL HUDA PINANG KOTA TANGERANG

II

QiQQセセ

III

Universitas Islam Negeri

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1(Jlowferfge, Piety, Integrity

Oleb:

"""'X'7t,·-<>a ZBG{セBBGMBBBBBGB ' 07 セNG '.r'-' LO"" ,.'\1' ""t

Til!. :

;;J= ..

g",g1

/'

NG.

1'0_ :

..

qNANNセ

..:::.9...

Z... .

li!fJdlik"'" : ,. .

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KICGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF Hl]I)AYATULLAH

JAKARTA

(2)

SKRlPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Smjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

MUHAMMAD MAHSUN 105011000107

PERPUSTAKMN UTAMA UIN S.YAHID JAKARTA

Dibawah Bimbingan; Pembimbingan I

Drs. Masan AF, M.Pd NIP. 19510521.198103.1.004

PembimbinganII

gセ

Drs.Ru:sydi Jamil, M.Ag NIP. 19621231.199503.1.005

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISI-,AM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu ( SI ) di DIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di DIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(4)

Skripsi ini didasari dari dua kategori latarbelakang siswa jika dilihat dari tempat tinggal, yaitu siswa yang tinggal dan tidak tinggal di pondok pesantren. Dua kategori tempat tinggal ini, memberikan inspirasi bagi penulis untuk menelaah kompetensi siswa dari sisi prestasi belajar. Yaitu prestasi belajar pada pelajaran yang di pelajari di pondok pesantren dan juga di p,elajari di madrasah. Penulis memilih pelajaran fiqih, karena pelajaran fiqih itu selain di pelajari di pondok peasntren, pelajaran fiqih juga dipelajari di madrasah. Jadi pada

kesempatan ini penulis akan menelaahPrestasi Belajar Fiqih Siswa Yang Tinggal

Dan Tidak Tinggal Di Pondok Pesantren Di Mts Nurul Huda Pinang Kota Tangerang.

Tujuan penulis pada penelitian ini adalah untuk mengetahui prestasi

belajar fiqih siswa yang tinggal dan tidak tinggal di pondokーHセウ。ョエイ・ョ dan apakah

terdapat perbedaan antara keduanya. Selain itu, penulis juga ingin mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar fiqih. Untuk memperoleh data-data tersebut, penulis melalui wawancara, studi dokumentasi dan angket.

Metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Unit analisis penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs. Nurul-Huda semester I, yaitu siswa yang tinggal dan tidal<: tinggal tinggal di pondok pesantren. Berdasarkan data yang penulis dapat, hasil penelitian sebagai berikut:

I. Terdapat perbedaan antara siswa yang tinggal di pondok pesantren dengan

siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren, yaitu prestasi belajar fiqih siswa yang tinggal di pondok pesantren lebih bagus daripada prestasi belajar fiqih siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren.

2. Hasil angket tentang kesiapan siswa sebelum pembelajaran fiqih di kelas dan

kesiapan siswa ketika pembelajaran fiqih di kelas, keduanya menyatakan

bahwa siswa yang tinggal di pondok pesantren melaksanakan persiapan yang

lebih baik daripada siswa yang tidak tinggaldipondok pesantren.

(5)

SWT, Tuhan yang seluruh makhluk bergantung kepadaNya, tiada Tuban selain Dia, pencipta alam semesta beserta isinya. Dengan kasih sayang serta ridhaNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul "Prestasi ]Belajar Fiqih Siswa Yang Tinggal Dan Tidak TinggalDiPondok PesantrenDiMTs. Nurul Huda Pinang Kota Tangerang".

Salawat dan salam kepada Rasulullah SAW, Rasul mulia dan penutup para Nabi. Beliau adalah rasul yang membawa cahaya bagi alam semesta melalui wahyu yang mulia yakni AI-Qur'an. Mudah-mudahan kita t,ermasuk orang yang konsisten berpegang tegub pada ajaran Rasulullah SAW. Amin.

Dalam penyusunan skripsi ini, banyak hambatan dan tantangan yang penulis hadapi, namun atas bantuan dan dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak Alhamdulillah penyususunan skripsi ini dapat terselesaikan. Namun demikian penulis menyadari bahwa dalam penyususun ini masih banyak keknrangan.

Atas bantuan dan dorongan kepada penulis, baik berupa moril maupun materil, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:

l. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan DIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua dan Sekretaris Jurusan PAl FITK DIN SyarifHidayatullah Jakarta 3. Drs. Masan AF, M.Pd dan Drs. Rusydi Jamil, M.Ag. dosen pembimbing

penulis dalam menyelasaikan skripsi ini, yang telah meluangkan waktu dan penub kesabaran membimbing penulis.

4. Prof. Dr.H.Salman Harun M.A. Dosen Penasehat Akademik.

5. M. Furqon, M.A dan lrhamnida, S.Ag. staff Jurusan PAl, yang telah mengurus keperluan penulis dalam menyelesaikan studL

(6)

Beni Handayani yang telah membantu penulis melakukan penelitian.

9. Kedua orang tua penulis, Bpk. Drs. M. Muhsin As. dZU1 Ummi Maswanih,

semoga Allah SWT memuliakan beliau dan mengangkat derajatnya,

karena tanpa beliau penulis tidaklah memiliki arti apa-apa.

10. Kakak penulis; Khairul Munawir S.Pd.I, Siti Mutiah dan adik-adik

penulis; Enday Muhdiyah, Fivi Rafika, Rihan JFariha, dan Ainun

Nahdiyah. Serta sobat Penulis; Didi Supratman, Syekh Sukma Sedjati.

kalian selalu mendukung studi penulis.

11. Mimi Humairoh yang akrab penulis panggil "Ney", seorang yang bagi

penulis selalu memberi inspirasi dan motivasi dalam upaya penulis

menyelesaikan studio

12. Sobat-sobat sepeIjuangan di PAl angkatan 2005 khususnya kelas C; Ust.

Lukman, Kholid, Kang Zaellal, Kallg Farihill, Zikril, Roby, Yunan, Eer,

Kamal, Wardi, Agung, Dain, Habib, Mursalim, Nazam, Ueai, Tulus,

Juned, Mukhtar, Ade, Supri, Fikri, Maman, Alwi, Oji, Fatur, lead, Lala,

Odik, Qosim, Rian, Lina, Fifit, Ismah, Isti, Iya, M'ba E, Silvia, Suci,

Windi, Yayah, Yona. Kalian adalah bagian dari kehidupan yang tak

terpisahkan dari penulis, karena kalian mitra penulis dalam menempuh

studi di DIN SyarifHidayatullah Jakarta.

13. Sobat-Sobat penulis di PPKT (Kholid, Juned, Ikhwan, Rahmat, Rika,

Maya, lis, Diah, Judah) dan temell-temen di Ikatan Mutakharrijin

Madrasah Aliyah Negeri (IMMAN).

Penulis hanya bisa berdoa semoga amal baik dari semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelasaikan Studi di DIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(7)

Jakarta, 29 Januari 2010.

(8)

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI.. viii

DAFTAR TABEL. x

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN I

A. Latar Belakang Masalah ,. 1

B. Identifikasi Masalah... . . ... .. ... . ... .. .... ... . .. .... 6

C. Pembatasan Dan Perumusan Masalah... 7

D. Tujuan Dan Manfaat Pene1itian... 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS 9

A. Be1ajar dan Prestasi belajar 9

I. Be1ajar 9

a. Pengertian Belajar... ... . . .... ... 9

b. Beberapa Teori Belajar 11

c. Jenis-Jenis Be1ajar 13

2. Prestasi Belajar IS

a. Pengertian Prestasi Belajar .IS

b. Tipe-Tpe Prestasi Belajar 16

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Be1ajar 18

B. Pengajaran Fiqih 22

I. Pegertian Fiqih 22

2. Tujuan Dan FUllgsi Pembelajaran Fiqih , 24

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih... 24

(9)

I.

2. 3.

4. 5. 6.

a.

b.

c.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32

A. Tempat Dan Waktu Penelitian 32

B. Metode Penelitian 32

C. Unit AnaJisis 32

D. Instrumen Penelitian 33

E. Teknik Pengumpulan Data.. .. .. .. .. .. .. 34

F. Teknik AnaJisis Data 35

BAB IV HASIL PENELITIAN 37

A. Temuan PeneJitian 37

Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda 37 Garnbaran Umum Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda 38 Letak Geografis Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda 38

ProfiJ Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda 38

Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran SekoIah 39

Keadaan Guru, Karyawan Dan Siswa MTs. Nurul Huda 40

Keadaan Guru , '" 40

Keadaan Karyawan MTs. Nurul Huda 41

Keadaan Siswa-Siswi MTs. Nurul Huda... 42 7. SaranaIPrasarana Yang DimiJiki MTs. Nurul Huda 43

a. Keadaan Luas Tanah Dan Bengunan 43

b. Ruangan... 43

c. Lapangan 43

8. Kegiatan EkstrakuliknJer 43

9. Struktur Organisasi.. 44

(10)

B. Pembahasan Terhadap Temuan Penelitian 70 I. Pembahasan Tentang Hasil Prestasi Belajar Fiqih Siswa Yang Tinggal

Dan Tidak Tinggal Di Pondok Pesantren.... . .. .. .. .. . 70

2. Pembahasan Tentang Hasil Angket.. 71

BAB V PENUTUP 76

A. Kesimpulan 76

B. Saran 77

(11)

Tabe13 Tabel4 Tabe15 Tabel6 Tabel7 Tabel8 Tabe19 TabellO Tabelll Tabel12

: Kisi-kisi angket untuk siswa 33

: Jumlah staf pengajar dan karyawan mts. nurul huda.. 40 : Personil MTs. Nurul Huda dilihat dari pendidikan terakhir. 40 : Data personil MTs. NUlu1-Huda serta jabatannya 41 : Jumlah tata usahalkaryawan MTs. Nurul Huda... 42 : Jumlah siswa MTs. Hurul Huda 5 tahun terakhir.. 42 : Ruangan yang dimiliki MTs. Nurul Huda 43 : Lapangan olah raga yang dimiliki MTs. Nurul Huda 43

: Kegiatan ekstrakulikuler 44

: Nilai rapot prestasi belajar fiqih siswa yang tinggal di pondok

pesantren... 48

Tabel 13 : Nilai rapot prestasi belajar fiqih siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren... 49 Tabulasi Data Hasil Angket

Tabel 14 : Siswa mengeJjarkan tugas/PR fiqih... 51 Tabel15 : Siswa belajar fiqih di luar mengeJjakan tugas/PR. 51 Tabel16 : Siswa membaca buku fiqih atau meminjarn buku di perpustakaan

... 52 Tabel 17 : Siswa membeca buku fiqih, selain buku fiqih yang di gunakan di

sekolah... 53 Tabel 18 : Siswa mempraktekkan teori-teori ilmu fiqih dalarn kehidupan

sehari-hari... 53 Tabel 19 : Siswa shalat zuhur beJjarna'ah... 54

Tabel20 : Siswa shalat ashar beJjarna'ah 55

Tabel21 : Siswa shalat maghrib beJjarna'ah 55

[image:11.595.45.474.86.743.2]
(12)

Surat Permohonan Izin Penelitian... 85 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Di MTs. Nurul Huda... 86 Nilai Ulangan Umum Pelajaran Fiqih Kelas VIII Semester I MTs. Nurul Huda.... 87 Instrumen Penelitian Pedoman Wawancara Dan Jawabannya (lmtuk Guru b. Studi

fiqih) 88

Instrumen Penelitian Pedoman Wawancara Dan Jawabarmya (lmtuk Ustadz di

pondok pesantren) 92

Angket Pelaksanaan Pembelajaran Fiqih Siswa Kelas VIII MTs. Nurul Huda 94

(13)

Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting untuk mengantarkan

manusia kepada kehidupan yang lebih bermakna dan beramanfaat. Selain itu juga

orang yang berpendidikan dijanjikan oleh Allah sebagai orang yang diberikan

derajat yang tinggi. Sebagaimna firman Nya:

...Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orant orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ... (Al-Mluadilah, 58: 11) .

Dari janji Allah tersebut penulis dapat merasionalisasikan bahwasanya orang

yang berilmu secara sesiologis pasti akan mendapat tempat yang terhormat di

mata orang lain lebih-Iebih di mata orang yang berihnu.

"Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

(14)

yang diperlakukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara,,2. Definisi ini

disederhanakan oleh Hasbullah, bahwasanya "pendidikan merupakan usaha

manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

masyarakat dan kebudayaan,,3. dari definisi ini, dapat di ketahui bahwasanya

pendidikan itu harns menyeluruh ke dalam kehidupan manusia seutuhnya.

Perlu di ketahui bahwasanya pendidikan itu berusaha mengubah keadaan seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat berbuat menjadi dapat berbuat, dari tidak bersikap seperti yang diharapkan mergadi bersikap seperti yang diharapkan. Kegiatan pendidikan ialah usaha membentuk manusia secara keseluruhan aspek kemanusiaannya secara utuh, lengkap dan terpadu. Secara

umum dan ringkas dikatakan pembentukan kepribadian4.

Jika pendidikan itu sebagai pembentukan kepribadian seseorang, maka penulis

dapat mengatakan bahwasanya pendidikan itu tidak bisa dilepaskan bagi manusia.

Begitu urgennya pendidikan sebagai pembentukan kepribadian bagi manusia,

sehingga pendidikan selalu diutamakan. lni dilakukan oleh manusia yang

mengetahui dan mengerti serta memallami makna dan manfaat pendidikan bagi

manusia itu sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat MuhanlIDad Natsir yang

dikutip oleh Azyumardi Azra, secara lebih filosofis Muhammad Natsir

memberikan pengertian bahwa yang dinamakan "pendidikarl ialah suatu pimpinan

jasmani dan rohani menuju kesempurnaan dan kelengkapan dalam arti

kemanusiaan dalam arti sesunggalmya"s. Begitu juga menurut Armai Arief,

bahwasanya "pendidikan merupakan suatu bimbingan secara sadar oleh pendidik

terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terciptanya

kepribadian yang utuh,,6. Dari definisi tersebut, kita dapat pahami bahwa

pendidikan itu sangat penting bagi manusia, karena tanpa pendidikan tidak akan

menjadi manusia yang sempurna yakni sebagai manusia yang :;esungguhnya.

2 Undang-Undang RI Nomor: 20 Tahun 2003, TentangSis/em Pendidikan Nasional Tahun

2003,(Jakarta: CV.Mini Jaya Abadi, 2003), Cet. I, h. 5.

3 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: P.T Raja Grafmdo Persada, 2006),

Edisi Revisi, h I.

4 Proyek Pembinaan Pergnrnan Tinggi AgamaJIAlN Di Jakarta Direktoran Pembinaan

Perguruan Tinggi Agama Islam198111982, Me/odologi Pengajara Agama islam,h. 60.

SAzyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisi Dan Modernisasi Menuju Mil/enium Baru,

(Jakarta: Logos Waeana Ilmu, 2000), Cet. II, h. 4.

(15)

tuntas dalam mengikuti pelajaran dan Slswa tersebut diperkenankan untuk mengikuti pelajaran atau pendidikan berikutnya. Begitupula sebaliknya.

Fenomena pendidikan fonnal sekarang ini semaldn kornnpleks, artinya banyak unsur luar yang mempengaruhi keberlangsungan proses pembelajaran agar tercapai tujuan pendidikan di sekolah, terutama mengenai prestasi belajar siswa. Unsur-unsur tersebut ialah pendidikan yang dilakukan siswa di luar sekolah, seperti pendidikan privat yang dilakukan siswa di rumah oleh seorang guru bidang studi tertentu, kursus pada suatu lembaga pendidikan non-fonnal seperti kursusB.

Inggris, kursus B. Arab dan kursus komputer, dan lain sebagainya. Selain itu, pendidikan pondok pesantren (boarding school) bagi santri, dapat mempengaruhi prestasi belajar terutama pada mata pelajaran Al-qur'an dan AI-Hadist, Aqidah Akhlak, Bahasa Arab, dan Fiqih.

Melengkapi keterangan pendidikan pesantren tersebut, terkait metode-metode pembelajaran pesantren, setidaknya ada dua metode yang diterapkan dalam pesantren.

Pertama metode sorogan yaitu kegiatan pembelajaran santri yang menitikberatkan pada kemampuan pengembangan perseorangan (individu) di bawah bimbingan seorang ustadz atau kiayi. Kedua metode bandungan atau disebut juga metode wetonan yaitu metode yang dilakukan oleh seorang kiayi atau ustadz terhadap sekelompok santri yang akan mendengarkan dan menyimak kitab yang akan di bacanya9•

Menurut penulis metode yang paling menentukan dalam keberhasilan menguasai materi pelajaran adalah metode sorogan. Hal ini dikarenakan kemampuan potensi individu dalam menguasai materi sangat berperan dalam metode sorogan ini. Dengan demikian kemungkinan besar pendidikan pondok pesantren akan mempengaruhi prestasi belajar terutama pada mata pelajaran AI-qur'an dan AI-Hadist, Aqidah Akhlak, Bahasa Arab,dan Fiqih,.

Selain metode belajar pondok pesantren, kegiatan santri sangatlah padat. Santri selalu disibukkan dengan berbagai kegiatan, baik kegiatan di pesantren maupun di sekolah. Di pesantren santri harns bangun tidur sebelum shubuh, guna mengikuti

(16)

sholat Shubuh berjama'ah dan mengikuti pengaJIan bandongan setelah sholat

Shubuh. Setelah itu santri melakukan persiapan untuk sekolah formaJ, yaitu

mandi, sarapan dan lain-lain. Kegiatan sekolah selesai pada siang hari, yaitu

sekitar jam 12.30 WIB. Sepulang sekolah santri mempersiapkan diri untuk sholat

Dzuhm, makan, dan istirahat sampai waktu sholat Ashar tiba. Setelah itu santri

mengikuti pengajian bandongan kembaJi sampai waktu sore sekitar jam 17.00

WIB. Waktu ini dimanfa'atkan santri untuk makan, mandi, dan persiapan sholat

Maghrib beJjama'ah. Setelah itu santri mengikuti pengajian Al-qm'an secara

sorogal1 sampai waktu sholat Is'ya tiba. Setelah sholat ls'ya, santri mengikuti

pengajian bandol1gan kembali sampai waktu istirahat atau tidm maJam.

Lain haJnya dengan kegiatan siswa yang tidak tinggaJ die pOl1dok. Kegiatan

siswa di rumah tidak terorganisir, maka belajar siswa di rumah tergal1tung siswa

itu sendiri, kecuaJi bagi siswa yang rajil1 belajar dan memilild jadwal belajar di

rumah atau perhatian yang lebih dari orang tua kepada anaknya untuk belajar di

rumah.

Begitu padatnya kegiatan santri di pesantren sehingga: tidak ada waktu

sedikitpun untuk bermain. KaJau di bandingkan antara kegium santri di pondok

pesantren dengan kegiatan siswa di rumah setelah pulang dari sekolaJl, maka

sangatlah jauh berbeda. Karena menurut penulis kegiatan santri di pesantren sudah

terbentuk daJam suatu sistem yang terorganisir dengan baik. Sedangkan kegiatan

siswa di rumah sebaJiknya. Oleh karena itu wajar jika dikatakan ada kemungkinan

pendidikan pondok pesantren dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa terutarna

pada mata pelajaran Al-qm'an dan Al-Hadist, Aqidah Akhlak, Bahasa Arab, dan

Fiqih.

Atas dasar fenomena tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian yang bersifat deskriptif, dengan rasa il1gin tahu mengenai prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran di sekolah. Sabjek penelitian ini adaJah siswa

yang tinggaJ di pondok dan siswa yang tidak tinggaJ di pondok pesantren.

Penelitian il1i penulis beri tema "PRESTASI BELAJAR FIQIH SISWA YANG

(17)

3. Sikap guru bidang studi fiqih di MTs. terhadap siswa yang tinggal dengan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren.

4. Apakah siswa MTs. yang tinggal di pondok pesatltren merasa lebih memahami tentang pelajaran fiqih daripada siswa ycUlg tidak tinggal di pondok pesantren ketika proses pembelajaran?

5. Apakah siswa MTs. yang tidak tinggal di pondok pesantren merasa minder ketika proses belajar mengajar berlangsung?

6. Prestasi belajar siswa yang tinggal di pondok pesan1ren terhadap mata pelajaran pendidikan agama islam (Al-qur'an, AI-Hadist, Aqidah Akhlak, Bahasa Arab, Fiqih dsb.)

7. Prestasi belajar siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren terhadap mata pelajaran pendidikan agama islam (AI-qur'an, AI-Hadist, Aqidah AkhIak, Bahasa Arab, Fiqih dsb.)

8. Apakah siswa MTs. yang tinggal di pondok pesantren memperoleh hasil belajar yang lebih baik daripada siswa yang tidak tinggal di pondok pesanteren?

C. Pembatasan Dan PerumusanMasalah

Karena identifikasi masalah di atas masih cukup beragam, maka penulis perlu memberikan batasan masalah hanya pada masalah prestasi belcYar fiqih siswa kelas VIII MTs Nurul-Huda semester I, yakni siswa yang tinggal di pondok pesantren dan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren.

Berdasarkan pembatasan masalahan tersebut, penulis menentukan rumusan masalah sebagai berikut:

I. Bagaimana prestasi belajar fiqih siswa yang tinggal di pondok pesantren? 2. Bagaimana prestasi belajar fiqih siswa yang tidak tinggal di pondok

pesantren?

(18)

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Penelitian terhadap masalah ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui prestasi belajar fiqih siswa yang tinggal dan yang tidak

tinggal di pondok pesantren.

2. Uutuk mengetahui apakah terdapat perbedaan presasi belajar fiqih siswa

yang tinggal dan tidak tinggal di pondok pesantren.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi

prestasi belajar fiqih siswa kelas VIII MTs Nurul-Huda semester I, yakni

siswa yang tinggal dan yang tidak tinggal di pondok pesantren.

Mengenai manfaat penelitian ini, penulis membagi ke dalarn tiga manfaat.

Yaitu:

1. Manfaat bagi peneliti sendiri, yaitu menarnbah wawasan keilmuan tentang

dunia pendidikan. Dalarn hal ini mengarah pada realita pendidikan formal

di MTs. Nurul-Huda yang di dasari oleh latar belakang siswa yang tinggal

dan tidak tinggal di pondok pesantren. Hal yang terpenting bagi penulis

ialah sebagai syarat dalarn pembuatan skripsi untuk mendapat gelar saJjana

I (S 1).

2. Manfaat bagi sekolah, penulis berharap kepada pihak sekolah khususnya

kepada guru bidang studi yang bersangkutan agar hasil penelitian ini

menjadi bahan pertimbangan dan perhatian untuk meningkatkan mutu dan

kwalitas kegiatan belajar mengajar. Selain sebagai input bagi MTs

Nurul-Huda, hasil penelitian ini juga merupakan garnbaran umum bagi

madrasah-madrasah yang sejenisnya, apabila terdapat siswa yang merniliki

kesarnaan latar belakang tempat tinggal seperti siswa di MTs Nurul-Huda.

3. Manfaat bagi pondok pesantren adalah sebagai bahan rujukan untuk

mengetahni keberhasilan santri dalarn mengusai pelajaran fiqih di pondok

pesantren. Selain itu juga sebagai bahan pertimbangan dalarn upaya

meningkatkan kegiatan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran fiqih di

(19)

1. Belajar

a. Pegertian Belajar

Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Belajar tidak hanya melibatkan penguasaan suatu kemampuan atau masalah akademik bam, tetapi juga perkembangan emosi, interaksi sosial, dan perkembangan kepribadian. "Belajar adalah berusaha (bedatih dsb.) supaya mendapat kepandaian"l. Belajar itu bukan hanya menghafal dan mengingat, melainkan berinteraksi dengan lingkungannya. Dari sini, belajar berarti suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang, dengan ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti bertambah pengetahuannya, bertambah daya penerimaannya dan aspek-aspek lain yang ada pada individu.

"Kata belajar dalam pengertian kata "mempelajari" berarti memperoleh pengetahuan melalui pengalaman dan mempersiapkan secara langsungdengan indera. Adapun kata belajar dalam pengertian kata "mengetahui" adalah untuk memiliki pemahaman praktis melalui pengalaman dengan suatll hal2."

"Perlu diketahui dalam pemakaian istilah belajar sekurang..}rurangnya ada dua hal besar yang dapat membedakannya, yaitu dalam pemakaian pertama: merujuk

IPusal Pembinaau Dan Pengembaugan Bahasa, Departemen Pendidlkan Dau Kebndayaan,

Kamu Umum Bahasa Indonesia,(Jakarta, BaJai Pnstaka, 1984), Cet. I, h. 108.

(20)

-pada perubahan prilaku, sedangkan pemakaian istilah kedua: merujuk -pada

bagaimana macam keadaan internal yang diperkirakan mejadi dasar dari proses

prilaku,,3.

Belajar selalau berkaitan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang

belajar. Perubahan ini bisa berupa pengetahuan, sikap atau afeksi, maupun

keterampilan. Unsur lain yang terkait dengan belajar adalah pengalaman yang

merupakan hasil dari interaksi individu dengan Iingkungannya.

Kedua unsur tersebut hampir selalau ditekankan dalam rurnusan atau definisi

tentang belajar. Ngalim Purwanto dalam buku Psikologi Pendidikon

mengemukakan pendapat beberapa tokoh pendidikan mengenai pengertian

belajar. Sebagai berikut:

I. Morgan dalam bukunya Introduction to Psychology (1978)

mengemukakan belajar adalah perubahan yang relative menetap (menyatu dalam pribadi individu) dalam tingah laku yang teljadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman.

2. Witherington dalam bukunya Educatoin Psychology mengemukakan

bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola barn dari reaksi berupa kecakapan,

sikap, kepandaian, kebiasaan, atau suatu pengertian4.

Dari kedua pengertian tersebut diatas penulis dapat menyimpulkan:

a. Belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh perubahan tingkah

laku

b. Dalam belajar terjadi perubahan tingkah laku yang menetap dan

menyatu dalam diri individu

c. Hasil perubahan belajar itu karena disengaja.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, secara Ulllum belajar dapat dipahami

bahwa belajar lllerupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang

relatif lllenetap sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan

yang lllelibatkan proses kognitif. Sebenarnya keberagaman daJam mendefinisikan

makna belajar baik secara eksplisit maupun implisit, pada akhirnya memiliki

kesamaan makna. "Salah satu definisi yang nyaris disepakati para psikolog adalah

(21)

bahwa belajar merupakan sebuah proses perubahan prilaku atau pribadi

berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu"s.

Untuk mengetahui bahwa seseorang telah menjalani proses belajar dan telah

mengalami perubahan-perubahan, baik perubahan dalam memiliki pengetahuan,

penguasaan materi, sikap dan keterampilan, maka dapat dilihat dari hasil belajar

atau prestasi belajar sebagai salah satu pengukurannya.

b. Beberapa Teori Belajar

Ngalim Purwanto mengemukakan 3 (tiga) teori belajar yang merupakan hasil

penyelidikan para ahli psikolog, yaitu: teori Conditioning, teori Connectionism,

dan teori menurut psikologi Gestal.

1. Teori Conditioning

Teori Conditioning ini dipelopori oleh Ivan Pavlov (I849- I936), seorang

fisiologi berkebangsaan Rusia. Menurut teori ini, belajar adalah suatu proses

perubahan yang teIjadi karena adanya syarat-syarat (conditionis) yang kemudian

menimbuIkan reaksi (response). Dntuk menjadikan seorang itu belajar haruslah

kita berikan syarat-syarat tertentu. Yang terpenting menUlut teori conditionig

ialah adanya latihan-Iatihan yang kontinu. Yang diutamakan dalam teori ini ialah

hal belajar yang teIjadi secara otomatis.

Penganut teori ini mengatakan bahwa segala tingkah laku manusia juga tidak

lain adalah hasil daripada conditioning. Yakni hasil daripada latihan-Iatihan atau

kebiasaan-kebiasaan mereaksi terhadap syarat-syarat atau perangsang-perangsang

tertentu yang dialaminya didalam kehidupmlliya.

Kelemahan dari teori ini ialah, teori ini menganggap bahwa belajar itu

hanyalah teIjadi secara otomatis; keaktifan dan penentuan pribadi tidak

dihiraukan. Peranan latihanlkebiasaan terlalu ditonjolkan6•

(22)

2. Teori Connectionism (Thorndike)

Edward Thorndike (1874-1949) adalah salah seorang psikolog kebangsaan

Amerika. la merupakan orang pertama yang melakukan eksperiment belajar

dengan hewan. Menmut Thorndike belajar itu melalui 2 (dua) proses:

a. Trial and eror (mencoba dan mengalami kegagalan), dan

b. Law of effect, yang berarti bahwa segala tingkah laku yang berakibatkan

suatu keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntunan situasi) akan

diingat dan dipelajari dengan sebaik-baiknya.

Sedangkan segala sesuatu yang berakibatkan tidak menyenangkan akan

dihilangkan atau dilupakannya. Tingkab laku ini teIjadi secara otomatis. Otomatis

dalam belajar itu dapat dilihat dengan syarat-syarat tertentu, pada binatang juga

pada manusia7.

Thorndike membuat suatu prinsip tentang belajar yaitu: belajar akan terjadi jika respon mengandung efek tertentu terhadap lingkungan. Jika efek respon menyenangkan, maka belajar teljadi. Jika efek respon tidak menyenangkan maka prilaku belajar semakin melemah. Hukum efek menyebutkan bahwa belajar terdiri dari penguatan hubungan antara satu situasi stimulus dan respon. Hubungan ini akan diperkuat jika respon mengandung efek yang menghasilkan kepuasan atau akan diperlemah jika respon mengandung efek

yang tidak menyenangkan8•

Kelemahan dari teori ini ialah:

a. Terlalu memandang manusia sebagai mekanisme dart otomatisme belaka disamakan dengan hewan. Meskipun banyak tingkab laku manusia yang otomatis, tetapi tidak selalu bahwa· tingkah laku manusia itu dapat dipengaruhi secara trial and eror. Trial and eror tidak berlaku mutlak bagi manUSIa

b. Memandang belajar hanya merupakan asosiasi belaka antara stimulus dan respon. Sehingga yang yang dipentingkan dalam belajar ialah memperkuat asosiasi tersebut dengan latihan-latihan, atau ulangan-ulangan yang terus menerus.

c. Karena belajar berlangsung secara mekanis, maka "pengertian" tidak dipandang sesuatu yang pokok dalam belajar. Mereka mengabaikan "pengertian" sebagai unsm yang pokok dalam「・ャ。ェセN

(23)

3. Teori menurut Psikologi Gestal

Teori ini sering kali disebutfield theory atau insting full learning. Menurut

para abli psikologi Gestal, manusia itu bukanlah sekedar makhluk reaksi yang

hanya berbuat atau beraksi jika ada perangsang yang mempengaruhinya. Manusia

itu adalab individu yang merupakan kebulatan jasmani-rohani. Sebagai individu

manusia berinteraksi dengan dunia luar dengan kepribadiarUlya dan dengan cara

yang unik pula.

Dengan demikian maka belajar menurut psikologi Gestal bukan hanya sekedar

merupakan proses asosiasi antara stimulus-respon yang makin lama makin kuat

karena adanya latihan-latihan alau ulangan-ulangan. Belajar menurut psikologi

Gestal terjadi jika ada pengertian (insting). Pengertian atau insting ini muncul

apabila seseorang setelab beberapa saat mencoba memabami suatu masalab,

tiba-tiba muncul adanya kejelasan, terlihat olehnya hubungan adanya unsur-unsur yang

satu dengan yang lain, kemudian dipabami sangkut pautnya; dimengerti

maknanya.

Dengan singkat belajar menurut psikologi Gestal dapat diterapkan sebagai

berikut:

Pertama, dalam belajar faktor pemabaman alau pengertian (insting)

merupakan faktor penting. Dengan belajar dapat memabami/mengerti hubungan antara pengetabuan dengan pengalaman.

Kedua, dalam belajar, pribadi alau organisme memegangperanan yang paling

sentral. Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-mekanistis belaka, tetapi

dilakukan dengan sadar, bermotif dan bertujuanlO• .

c. Jenis-Jenias Belajar

Ada beberapa jenis kegiatan yang terdapat daJarn proses belajar. Kegiatan ini

memiliki corak yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, baik dalam aspek

materi dan metodenya maupun aspek tujuan dan perubaban tingkab laku yang

diharapkan. Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan

sejalan dengan kebutuhan manusia yang juga bermacam-macam.

Fadilab Suralaga dkk. dalam buku Psikologi Pendidikan Dalam Perspektij

(24)

1. Belajar Abstrak

Jenis belajar ini merupakan kegiatan yang menggunakan cara berfikir abstrak,

yang bertujuan untuk memperoleh pemahanlan dan pemecahan masalah-masalah

yang tidak nyala. Untuk mempelajari hal-hal yang abstrak ini diperlukan prinsip,

konsep dan generalisasi seperti belajar matematika, kimia, tauhid dan sebagainya.

2. Belajar Keterampilan

Jenis belajar yang satu ini menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni

berhubungan urat-urat saraf dan neuromuscular dengan tujuan untuk memperoleh

dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Untuk memperoleh hasil yang

maksimal, maka belajar keterampilan membutuhkan latihan-Iatihan yang intensif

dan teratur.

3. Belajar Sosial

Pada dasamya belajar sosial ini belajar untuk memaharni masalah-masalah dan

teknik-teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya untuk menguasai

pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah-msalah lain yang

bersifat kemasyarakatan

4. Belajar Pemecahan Masalah

Belajar pemecahan masalah merupakan belajar yang menggunakan

metode-metode ihniah alau berfikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya

adalah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk

memecahkan masalah secara rasional, lugas, dantuntas.

5. Belajar Rasional

Belajar rasional adalah belajar dengan menggunakan kemampuan berfikir

secara logis dan rasional (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya adalah untuk

memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip-prinsip dan

konsep-konsep.

6. Belajar Kebiasaan

Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan barn alau

perbaikan kebiasaan-kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain

(25)

7. Belajar Apresiasi

BellUar aspirasi adalah mempertimbangkan (judgement) arti penting atau nilai

suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa mempero1eh dan mengembangkan

kecakapan ranah rasa (affective skill) yang dalam hal ini kemampuan menghargai

secara tepat terhadap nilai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, apresiasi

musik, dan sebagainya.

8. Belajar Pengetahuan

Belajar pengetahuan (Knowledge) ialah belajar dengan cara melakukan

penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentuliisll.

2. Prestasi Belajar

a. Pegertian Prestasi Belajar

Proses belajar mengajar pada dasarnya diarahkan agar teJjadinya perubahan

pada diri siswa, baik dalam pengetahuan, keterampilan, maupun dalam sikapnya.

Indikator pada perubahan ini biasanya akan tampak pada proses belajarnya.

Istilah prestasi belajar kerap digunakan dalam pendidikan untuk

mengugkapkan kondisi hasil belajar peserta didik yang telah melalui proses

pembelajaran dalam suatu masa tertentu, untuk mellgetahui lebih jelas mengellai

pengertian prestasi belajar berikut ini akan dikemukakan pengertian prestasi

belajar.

Prestasi adalah "hasil yang telah dicapai (di lakukan, dikeJjakan dsb.)"I2.

Tohirin melldefinisikan bahwa prestasi bellUm' adalah "apa yang telah dicapai oleh

siswa setelah melakukan kegiatan belajar"l3.

Dari pel1gertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar atau hasil

belajar ialah kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebagai buleti dari keberhasilan

usaha belajar sehillgga dapat di demol1trasikan dan di uji.

II Fadilah Suralaga, Dkk.,Psik%gi Pendidikan Do/am PerspekW Is/am, (UINJkt. Press,

2005), Cel. I, h. 81-83.

12Pusal Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,

(26)

b. Tipe-Tipe Prestasi Belajar

Dalam pencapaian prestasi belajar atau hasil belajar, merujuk kepada

aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 01eh km'ena itu, ketiga aspek-aspek diatas

hams juga menjadi indikator prestasi belajar. Artinya, prestasi belajar hams

mencangkup aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga aspek diatas

tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan,

bahkan membentuk hubungan hirarki.

1. Tipe Prestasi Belajar Bidang Kognitif

Tipe prestasi belajar bidang kognitif mencangkup:

a. Tipe prestasi belajar pengetahuan hafalan (Knowledge) b. Tipe prestasi belajar pemahamml (comprehention) c. Tipe prestasi bellUar penerapan (aplikasi)

d. Tipe prestasi belajar analisis e. Tipe prestasi belajar sintesis f. Tipe prestasi belajar evaluasil4.

2. Tipe Prestasi Belajar Bidang Afektif

Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang bisa

diramalkan perubahan-perubahannya, apabila seseorang telah menguasai bidang

kognitif tingkat tinggi. Tipe prestasi bellUar afektif tampak pada siswa dalam

berbagai tingkah laku, seperti perhatian terhadap pelajarml, disiplin, motivasi

belajar, menghargai guru dan ternan, kebiasaan belajar, dan lain-lain. Meskipun

bahan pelajaran berisikan bidang kognitif, tetapi bidang afektif hmus menjadi

bagian integral dari bahan tersebut, dan hams tampak dalal'll proses belajar dan

prestasi belajar yang dicapai.

Tingkat bidang afektif sebagai tujuan dan prestasi belajar mencangkup:

a) Receving atau attending, yakni kepekaan dalam menerima rangsangan

(stimulus) dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah situasi, gelaja.

b) Respoding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang

terhadap stimulus yang datang dari lnar.

c) Valuing (penilaian), yakui berkenaan dengan hpercayaan terhadap

(27)

f.

d) Organisasi, yakni pengemblll1gan nilai kedalam suatu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan suatu nilai dengan nilai lain dan kemantapan, prioritas nilai yang telah dimilikinya.

e) Karakteristikdan internalisasidiri, yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kehidupan dan prilakunyaJ5•

3. Tipe Prestasi Belajar Bidang Psikomotorik

Tipe prestasi belajar bidang psikomotorik tampak dalam betuk keterampilan (skill), dan kemampuan bertindak seseorang. Adapun tingkatan keteranlpilan itu meliputi:

a. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang sering tidak disadari karena sudan merupakan kebiasaan)

b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

c. Kemampuan perspektuan termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditifmotorik dan lain-lain

d. Kemampuan dibidang fisik seperti kekuatan, keharminisan, dan ketepatan

e. Gerakan-gerakan yang berkaitan dengan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai kepada keterampilan yang kompkks

Kemampuan yang berkenaan dengan non decursiv,e komonikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretatif'6.

Beriku ini adalah tipe-tipe prestasi belajar dalam suatu tlbel lengkap dengan cara mengevaliasinya.

Tabell

Jenis-jenis indikator (lipe-lipe prestasi belajar) dan cara mengevaluasinya

RanahlJenis Prestasi Indikator/Tipe-tipe Cara MengevaJuasi

Ranah Cipta Dapat menunjukkan Tes lisan

(Kogllitif) Dapat membandingkall Tes tertulis

Pengamatan Dapat menghubungkan Observasi

Jngatan Dapat menyebutkan Tes lisan

Dapat menunjukkan kembali Tes tertulis

Observasi

Pemahaman Dapat melljeJaskall Tes lisan

Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri Tes teltulis

Penerapan Dengan memberikan contoh Tes tertulis

[image:27.595.52.478.211.714.2]
(28)

Analisis (pemeriksaan Dapat menguraikan Tes tertulis dan pemilihan seeara Dapat mengklasifikasikanlmemilah-milih Pembagian tugas teliti

Simesis (membuat Dapatmenghubungkan Tes tertulis

paduan barn dan utuh) Dapat menyimpulkan Pembagian tugas

Dapatmengklasifikasikan,

menggeneralisasikan (membuat prinsip-prinsip umum)

Ranah Rasa (Afektif) Menunjukkan sikap menerima Tes tertulis

Penerimaan Menu!1iukkan sikap menolak Tes skala sikap

Observasi

Sambutan Kesediaan berpartisipasi atau terlibat Tes skala sikap

Kesediaan memanfaatkan Pemberian tugas

Observasi

Apresiasi (sikap Menganggap penting dan bermanfaat Tes skala penilaian

meghargai) Menganggap indah dan barmonis atau sikap

Mengagumi Pemberian tugas

Ohservasi

Internalisasi Mengakui dan meyakini Tes skala sikap

(pendalaman) Mengingkari Pemberian tugas

ekspresif (menyatukan fiikap proyektifdan fikiran ramalan)

Karakterisasi Melembagakan atau meniadakan Pemberian tugas

(penghayatan) Menjelmakan dalam pribadi dan prilaku "kspresif dan

sehari-hari proyektif

Observasi

Ranah Psikomotorik Mengorganisasikan gerak mata, tangan, Observasi Keterampilan bergerak kaki, dan anggota tubuh lainnya Tes tindakan dan bertindak

Kecakapan ekspresi Mengucapkan Tes lisan

verbal dan nonverbal Membuat mimik dan gerakan jasmani Observasi Tes tindakan17.

c. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Ngalim Purwanto membagi faktor yang mempengalUhi prestasi belajar

terdiri atas dua faktor, yaitu faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal).

1. Faktor internal terdiri daTi 2 (dua) macam yaitu Fisiologi dan Psikologi.

(29)

2. Faktor eksternal terdiri dari 2 (dua) macam yaitu Lingkungan dan Instnunental. Faktor lingkungan meliputi alam 、セュ sosial, dan faktor instrumental meliputi kurikulum/bahan pelajaran, guru/pengajar, sarana dan fasilitas, dan administrasi/manajemenl8.

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Berdasarkan keterangan diatas babwa faktor fisiologi adalah kondisi fisik (kesehatan) dan kondisi panca indra. Keadaan fisik menunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan jasmani, keadaan alat-alat indera dan lain sebagainya. Keadaan psikis menunjuk pada keadaan stabiIitaslIabilitas mental siswa, karena fisik dan psikis yang sehat sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar mengajar dan sebaliknyal9.

Sedangkan factor psikologis itn terdiri bakat, minat, kecerdasan, motivasi. I) Bakat

Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Dari sini dapat di ketahui bahwa tnmbuhnya keahlian tertentn pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Sehubungan dengan ini, bakat dapat mempengaruhi tinggi. rendalmya prestasi belajar bidang-bidang stndi tertentn. Dalam proses beIajar terutama belajar keterampiIan, bakat memegang peranan penting daIam mencapai suatu hasil akan beIajar yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tna memaksa anaknya untuk melakukan sesuatn yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.

2) Minat

(30)

seorang siswa di dalam menerima ー・ャセ。イ。ョ di sekolah, siswa diharapkan dapat

mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat 「・ャセ。イ yang telah

dimiliki siswa mernpakan salah satu faktor yang dapat mempengarnhi hasil

belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggiterhadap sesuatu hal,

maka akan terns bemsaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya

dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

3) Kecerdasan (intelegensi)

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan

diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh

tinggi rendahnya intelegensi. Adakalanya perkembangarl ini ditandai oleh

kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya,

sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan

yang lebih tinggi dibandingkan dengan teman sebayanya. OIeh karena itu jelas

bahwa faktor intelegensi mempakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan dalam

kegiatan belajar mengajar.

4) Motivasi

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut

mempakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar.

Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar

motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar

sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu

motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instIinsik dimaksudkan

dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya

kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekeljaan belajar. Sedangkan motivasi

ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datallgnya dati luar diri seseorang

siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.

Dalam membeIikan motivasi seorang guru harns bernsaha dellgan segala

kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran

(31)

membangkitkan motivasi sehingga dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktifo.

b. Faktor Eksternal

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.

I) Keadaan keluarga

Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan belqjar, bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena sebagi3l1 besar waktu belajar dilaksanakan di nnnal1. Keluarga yang kurang mendukung situasi belajar, seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian orang tua, kurang perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya belajai1.

Keluarga merupakan lingkwlgan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilal1irkan dan dibesarkan. Adanya rasa 3lnan dalam keluarga sangat penting dalam keberhasil3l1 seseorang dalam belajar. Rasa aman itu: membuat seseorang ak3l1 terdorong untuk prestasi belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salal1 satu kekuatan pendorong dari luar y3l1g menambal1 motivasi untuk belajar.

Orang tua hendaknya menyadari bal1wa pendidikan diInulai d3l1 keluarga, sedangkan sekolal1 merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-Iembaga formal memerlukan keJjasama yang baik antara orang tua dengan guru dalam usal1a meningkatkan hasil belajar anak. Jalan keIjas3lna yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang C3l'a belajar anak di rumal1. Perhatian orang tua dapat memberikan dbrongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.

2) Keadaan sekolah

(32)

baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaall sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengamhi hasil-hasil belajarnya.

Guru sebagai tenaga pendidik memiliki tugas menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, membimbing, melatih, mengolah, meneliti dan mengembangkan serta memberikan pelajaran teknik. Karena itu, setiap guru harus memiliki wewenang dan kemarnpuan profesiollal, kepribadian dan kemasyarakatan22.

3) Lingkungan masyarakat

Di sarnpillg orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhllya terhadap hasil belajar siswa dalarn proses pelaksanaan pendidikan. Karena Iingkungan alarn sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalarn kehidupan sehari·hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lillgkungan dimana anak itu berada.

Dengan demikian dapat dikatakan Iingkungan dapat membentuk kepribadian anak, karena dalanl pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu mellyesuaikan dirillya dengan kebiasaan-kebiasaan Iingkungarmya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal eli suatu lingkungan temarmya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan tumt belajar sebagaimana temmmya23•

B. Pengajaran Fiqih

1. Pengertian Fiqih

Fiqih menurut bahasa berarti "paharn atau tahu"Z4. Tahu dan paharn disini yang dimaksud adalah tahu dan paharn tentang masalah-masalah agarna. Hal ini sesuai dengan firman AJlall SWT.

(33)

Artinya: ....Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka

beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama .

(Q.S. At-Taubah: 122i5.

Pengertian fiqih seperti tergambar dalam ayat di atas merupakan pengertian

yang sebenamya. Pengeliian tersebut mengalami penyempitan makna. Hal ini

sebagaimana yang dikemukakan oleh Qurais Shihab bahwa fiqih yang pada

mulanya dimaksudkan sebagai pengetahuan yang menyeluruh tentang agama,

mencakup hukum, keimanan, akhlak, AI-Qur'an dan AI-Hadist. Tetapi istilah itu

kemudian dipakai khusus menyangkut pengetahuan tentang hukum agama saja26.

Secara istilah pengertian fiqih adalah "ilmu tentang hukum-hukum syara

mengenai perbuatan dari dalil-dalil yang terperinei,,27 atau "pengetahuan tentang

hukum-hukum syara' yang praktis, yang diambil dari dalil-dalilnya secara terinci,

atau dengan kata lain, ilmu fiqih adalah kompilasi hukum·hukum syara' yang

bersifat praktis yang di ambil dari dalil-dalilnya secara terinci,,28.

Ulama Hanafiyah memberikan batasan bahwa fiqih adalah ilmu yang

menerangkan segala hak dan kewajiban berhubungan dengan amalan para

mukallaP9.

Para pengnikut As-Syafe'I memberi pengertian bahwa fiqih adalah ilmu yang

menerangkan segala hukum agama yang berhubungan dengan pekeIjaan para

mukallafyang di keluarkan (di istimbatkan) dari dalil-dalil yangjelas (tafshili)30.

Pengertian-pengertian seperti tertulis diatas adalah sebagian dari sekian banyak

pengeliian yang ada. Dari pengertian-pengertian tersebut di atas dapat di ambil

kesimpulan sederhana bahwa fiqih adalah pengetahuan mengenai hukum-hukum

amalan mukallaf yang diperoleh dari dalil-dalil yang rinei.

25AI-Qur'an Dan TeJjemahnya, Komplek Percetakan Alqur'an Khodim Al-Haramain Asy

Syarifin Raja Fahd, Madinah Munawarrah, h. 30 I.

26M.Qurais Shihab,Membumikan Al-Qur 'an,(Bandung:Mizan, (992) hal. 383.

27Kamal Muchtar, Dkk.,Ushul Fiqih... ,h. 2.

2BAbdul Wahhab Khallaf,llmu Ushul Fiqih, TeJjamah, (Semarang:Dina Dtama Semarang,

(994), Cet.!, h. l.

(34)

2. Tujuan Dan Fungsi Pembelajaran Fiqih

Sebagai bahan pelajaran yang diberikan pada anak didik dalarn proses

pembelaja.ran, mata pelajaran fiqih tentu memiliki sasaran yang ingin dicapai

sebagai tujuan. Untuk mengetahui tttiuan tersebut, berikut ini akan

dikomparasikan antara tujuan fiqih dengan tujuan mata pelajaran fiqih secara

spesifik. Menurut Abdul Wahab Khallaf, tujuan fiqih (ilmu fiqih) adalah

"menerapkan hukum-hukum syariat islarn terhadap peibuatan dan ucapan

manusia,,31. Dari tujuan ilmu fiqih iui, dapat di ketahui bahwa ilmu fiqih

menghendaki penerapan hukum syara pada setiap tingkah laku dan ueapan

mukallaf dalarn kehiduparmya sehari-hari.

Mengenai fungsi fiqih, seeara umum dapat dikatakan bawha fiqih berfungsi:

sebagai rujukan (tempat kembali) seorang hakim (qadhi) dalarn keputusarmya,

rujukan seorang mufti dalarn fatwanya, dan rujukan seorang mukallaf untuk

mengetahui hukum syariat dalarn ueapan dan perbua.tarmya32.

Fiqih berfungsi sebagai sumber hukum yang menjadi pendorong dan

pembentuk tingkah laku yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum sehingga

terbentuk komouitas masyarakat muslim yang memiliki kesadaran akan hak dan

kewajiban agar tereiptanya kehidupan yang harmouis dan sejahtera. Para pengajar

mesti memallarni fungsi ini agar pendidikan dan pembinaan pribadi siswa dapat

terarah sesuai dengan tujuan yang diharapan.

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih

Ruang lingkup masalah fiqih pada garis besarnya di bagi menjadi dua:

I. Bidang ibadah, yaitu segala persoalan yang berpautan dengan akhirat, jelasnya segala persoalan yang di kerjakan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Seperti: shalat, zakat, puasa, dan haji.

2. Bidang muarnalall, yaitu segala persoalan yang berpautan dengan

urusan-urusan dnnia dan undang-undang. Bagian ini di bagi kedalarn beberapa bagian. Yaitu:

a) Bagian uqubat: melengkapi pemballasan tentang

perbuatan-perbuatan pidana, seperti membunul1, menenri, minum arak, dan

(35)

menusuk, dan melengkapi hukum-hukum siksa, seperti gisas, had, dan diyat.

b) Bagian munakahat (ahwal syakh shiyyah): memperkarakan masalah perkawinan, perceraian, dan hal-hal yang bersangkutan dengmmya seperti: 'idah, nafkah dan hadlanah.

c) Bagian muamalat: menjelaskan soal-soal harta, seperti jual-beli, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, gadai-menggadai, dan sebagainya33.

C. Pondok Pesantren

1. Pengertian PondokPesantren

Pesantren adalah "asrama dan tempat murid-murid belajar mengaji,,34. Dalam pemakaian sehari-hari, istilah pesantren dapat disebut dengan pondok saja atau kedua kata ini dapat digabung menjadi pondok pesantren. lstilah pondok barangkali berasal dari pengertian asrama-asrama para santri yang disebut pondok atau tempat tinggal yang di buat dari bambu, atau 'berasal dari kata arab fundug, yang berarti hotel atau asrama. Sedangkan kata pesantren belrasal dari kata santri, yang dengan awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri35.

Menurut Mujamil Qomar, pondok pesantren adalah suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang menekankan pelajaran agama islam dcrn di dukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat permanen. Maka pesantren kilat atau pesantren ramadhan yang di adakan sekolah-sekolah umum misalnya, tidak termasuk dalam pengertian ini36. Jadi menurut penulis dari keterangan tersebut bahwasanya pondok pesantren ialah suatu tempat yang bet'Sifat permanen bagi para santri untuk mempelajari i1mu-i1mu agama secara khusus dan intensif dibawah bimbingan kiyai atau ustadz sehingga santri dapatュLセョァオ。ウ。ゥ i1mu agama secara menyeluruh.

33Hasby As-Shiddieqy,Pengantar Hukum ...,h. 43-44.

34Pusa! Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan,

Kamu Umum Bahasa...,h. 746.

35 Zamakhsyari Dhofer, Tradisi Pesantren; Studi Tentang Pandangan Hidup Kiayi,

(36)

Untuk ll1emberikan penjelasan terperinci mengenm pondok pesantren yang

penulis maksud dalmu penelitian ini, perlu kiranya penulis ll1engemukakan

ll1acmu-ll1acmu pola atau bentuk-bentuk pesantren berdasarkan bangunm1 fisiko

Maka setelah itu penulis akan ll1enentukan pesantren di maksud dalmu penelitian

inL Berikut ini penjelasan secara tabel:

[image:36.595.54.477.196.532.2]

Tabel2

Pesantren Berdasarkan BanR;Unan Fisik

Pola PesanlTen Berdasarkan

Keterangan

Bangunan Fisik

Pola I Pesantren ini masih bersifal sederhana, dimana kiayi

Masjid, Rumah Kiyai menggunakan masjid alau rumahnya sendiri untuk tempat mengajar. Dalam pola ini santri hanya datang dari daerah pesantren itu sendiri, namun mereka t·,lah mempelajari ilmu agama secara kontinu dan sistematis. Metode pengajarau:

We/onandanSorogan.

Pola II Dalam pola ini pesantren telah memiliki pondok atau asrama Masjid, Rumah Kiyai, yang di sediakan bagi para santri yang datang dari daerah.

Pondok Metode pengajaran: We/onandanSorogan.

Pola III Pesantren ini telah memakai sistem klasikal, di mana santri Masjid, Rumah Kiyai, yang mondok mendapat pendidikan di madrasah. Adakalanya Pondok,MacUTIsah murid madrasah datang dari daerah :>ekitar itu sendiri. Di samping sistem klasikal juga pengajaran sistem wetonan di lakukan juga oleh kivai.

Pola IV Dalam pola ini di samping memiliki madrasah juga memiliki Masjid, Rumah Kiyai, tempat keterampilan. MisaInya: peternakan, pertanian, Pondok, Madrasah, Tempat kerajinan rakyat, toko koperasi, dan sebagainya.

keteramoilan

Pola V Dalam pola ini pesantren sudah berkembang dan bisa di

Masjid, Rumah Kiyai, golongkan pesanten mandiri. Pesantren seperti ini telah Pondok, Madrasah tempat memiliki perpustakaan, dapur umum, ruang makan, kantor keterampilan, Universitas, adrainistrasi, toko, rumah penginapan tamu, dan sebagainya. Gedung pertemuan, tempat Di samping itu, pesantren ini mengelola SMP, SMA, dan olahraga, sekolah umum kejurian lainnya.37

Dari keteranga tabel tersebut, pondok pesantren yang penulis ll1aksud adalah

pada pola lima (V) yaitu pesantren yang sudah berkembang dan mandiri.

Memiliki perpustakaan, dapur umum, rum1g makan, kantor administrasi, dan

rum1g penginapan tmuu. Pesantren ini berada di bawah naungan Yayasan Darma

Indonesia (YADIN). Selain pondok pesantren, yayasan ini juga membawahi

sekolah alau madrasah (terdiri dari Mad. Ibtidaiyah, Mad. Tsanawiyah, Mad.

(37)

2. Tujuan Pondok Pesantren

Tujuan pendidikan merupakan bagian yang terpadu dari serangkaian kegiatan-kegiatan pendidikan, termasuk di dalamnya faktor-faktor terkait yang dapat mendukung keberlangsungan pendidikan seperti pendidik, peserta didik, metode belajar, alat pendidikan dan lingkungan pendidikan. Keberadaan faktor-faktor tersebut tidak akan berarti apa-apa jika tidak di arahkan pada satu tujuan yang terarah dan menyeluruh, oleh karena itu setiap pendidikan pasti akan bermuara pada satu tujuan

Terkait dengan tujuan pesantren, Menurut Mujamil Qomar, tujuan pesantren adalah "membentuk kepribadian muslim yang menguasai ajaran-ajaran islam dan mengamalkannya, sehingga bermanfaat bagi agama, masyarakat dan negara,,38.

3. Unsur-Unsur Pesantren

Menurut Mahmud dalam buku Model-Model Pembelajaran Di Pesantren, sebuah lembaga dapat di katakan sebagai pondok pesantren apabila didalarnnya terdapat sedikitnya lima unsur:

a. Kiyai/Ajenganffuan GuruJAbuIBuya/Tengku

Kiyai adalah "komponen penting yang amat menentukan keberhasilan pendidikan pesantren,,39. Kiayi juga merupakan "tokoh sentraJ dalam suatn pesantren, maju mundurnya suatu pesantren ditentukan oleh wibawa dan karisma sang kiayi',4o.

b. Santri

Santri adalah "sebutan untuk siapa saja yang telah memilih lembaga pondok pesantren sebagai tempat menuntut ilmu,,41. Santri di pesantren dapat di katagorikan menjadi dua kelompok:

I) Santri mukim, yaitu santri yang berdatangan dari tempat-tempat yang jauh yang tidak memungkinkan dia pulang kerumahnya, maka dia

3.Mujamil Qomar,Pesanlren Dari rrans!ormasi Melodologi MemguO'., h. 7.

39Mahmud, Model-Model Pembelajaran Di Pesanlren, (Jakarta:Media Nusantara, 2006),

(38)

mondok (tinggal) di pesantren. Sebagai ウセュエイゥ mukim mereka memiliki kewajiban-kewajiban tertentu.

2) Santri kalong, yaitu siswa-siswa yang berasal dari daerah sekitar yang memungkinkan mereka pulang ke tempat kediarnan masing-masing. Santri kalong ini mengikuti pelajaran den an cara ulan er i antara

rumahn a den an esantren42

-'1

y g p PERPUSTAKAAN UTAMA

I

c. Masjid/Mushalla UIN SYAHIO JAKARTA

.J

"Selain untuk shalat beljama'ah mesjid atau mushollah di pesantren juga di manfaatkan sebagai tempat pembelajaran kitab-kitab salafi atau kitab kuning,,43. "Suatu pesantren mutlak memiliki masjid, sebab di situ akan di langsungkan proses pendidikan dalam bentuk komonikasi belajar antara kiayi dan santri,,44.

d. Pondok Asrama

Pondok pesantren pada dasarnya adalah lembaga pendidikan yang menyediakan asrama atau pondok (pemondokall) sebagai tempat tinggal bersama, sekaligns tempat belajar para santri di bawah bimbingan kiayi.

e. Pellgajian Kitab Kuning/Salafi

Ciri penting dari sebuah pOlldok pesantren adalah pengajian yang di sampaikan kiayi kepada santrinya. Yaitu pengajian tentang agama islam yang terdapat dalam kitab-kitab salafi atau kitab kuning yang di karang oleh ulama salaf.

f. Madrasah atau sekolah

Pada beberapa pOlldok pesantrell yang telah melakuklm pembaharuan, di sampillg mesjid dan musholla yang menjadi tempat belajar, juga di sediakan madrasah atau sekolah sebagai tempai untuk melldalami ilmu··ilmu agama maupun ilmu-ilmu umum yang di lakukan secara klasikal. Madrasah atau sekolah ini biasanya juga terletak di dalam lillgkungan pesantrell.

Madrasah yang di khususkan untuk melldalami ilmu-ilmu agama bias juga disebut dengan pelldidikan diniyyah. Sedangkan madrasah atau sekolall yang di dalanmya di ajarkan pula ilmu-ilmu umum, maka penyelenggaraannya mengikuti

(39)

pola yang telah ditentukan oleh Departemen Agama atau Departemen Pendidikan Nasional45.

4. Metode PembelajaranPondokPesantren

Diantara metode pembelajaran yang terapkan di pondok pesantren ialah: I. Metode Sorogan

"Sorogan artinya belajar secara individu dimana seorang santri berhadapan dengan seorang gnru, teljadi interaksi saling mengenal di antara keduanya,,46. Selain itu metode sorogan Bセ・イオー。ォ。ョ kegiatan pembelajaran santri yang menitikberatkan pada kemampuan perseorangan (individu), di bawah bimbingan seorang ustadz atau kiyai,,47.

2. Metode Bandongan

Metode bandongan di sebut juga metode wetonan yaitn metode yang dilakukan oleh seorang kiayi atau ustadz terhadap sekelompok santri yang akan mendengarkan dan menyimak kitab yang akan di baea oleh kiayi.

Dengan jelas Armai arief menjelaskan bahwa metode bandongan itn adalah kiayi menggunakan bahasa daerah setempat, kiayi membaea, menerjemahkan, menerangkan, kalimat demi kalimat kitab yang di pelajarinya, santri seeara eermat mengiknti penjelasan yang di berikan oleh kiayidengan memberikan eatatan-eatatan tertentn pada kitabnya masing-masing dengan kode-kode telientn sehingga kitabnya di sebut kitab jenggot karena banyaknya eatatan yang menyerupai jenggot seorang kiayi48.

3. Metode MnsyawarahlBahtsul Masa'il

Mnsyawarah atau bahtsnl masa'il merupakan metode pembelajaran yang lebih mirip dengan metode diskusi atau seminar. Beberapa orang セゥ。ョエイゥ dengan jwnlah tertentu membentuk halaqoh yang di pimpin langsung oleh seorang kiayi atan nstadz, atau mungkin juga santri senior, untuk membahas atan mengkaji suatn persoalan yang telah di tentukan sebelwnnya49.

45Mahmud,Model-Model Pembelajaran ... ,h. 13-14.

46Annai Arief,Pengantar IImu Dan Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:Ciputat

Press, 2002), Cel. I, h. 150.

(40)

8. Metode Muhadatsah

Metode muhadatsah merupakan latihan bercakap-cakap dengan bahasa Arab yang di wajibkan para santri selan1a tinggal di pondok pesantren54.

9. Metode Mudzakarah

Metode mudzakarah atau dalam istilah lain bahtsul masa'il ialah suatu cara yang di pergunakan dalarn menyarnpaikan bahan pelqjaran dengan jalan mengadakan suatu pertemuan i1miyah yang secara khusus membahas persoalan yang bersifat keagamaan55•Selain membahas masaJah diniyah, seperti ibadah dan aqidah, juga membahas agarna pada umumnya. Metode ini sesungguhnya tidak jauh beda dengan metode musyawarah. Bedaya hanya pada metode dan pendekatan daJarn pembelajaran. Pesertanya iaJaJl para kiyai atau para santri senior56•

(41)

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitan ini bertempat di Madrasah Tsanawiyah Nurul-Huda, yang beralamat

di J1. KH. Hasyim Ashari Gg. Kancil Rt. 02/05, Kelurahan Neroktog, Kecamatan

Pinang, Kota Tangerang Provinsi Banten, Kode Post 15145. Sedangkan waktu

penelitannya adalah dan tanggal 04 s.d. 12 Januari 2010.

B. Metode Penelitian

Metode yang di pakai penulis pada penelitian ini adalall metode deskriptif,

yaitu penelitall yang berusaha mendeskripsikan dan mengiterpretasikan

fenomena-fenomena yang ada. Penelitianinimengguoakan pendekatan kualitatif.

C. Unit Analisis

Unit analisis penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Nurul-Huda, yaitu

siswa yang tinggal di pondok pesantren dan siswa yang tidak tinggal di pondok

pesantren. Alasan peneliti memilih kelas VITI adalah bahwasanya kelas VIII

sudah memiliki pengalaman belajar yang cukup di tigkat Tsanawiyah dan pantas

di jadikan sebagai sabjek penelitian. Selain itu juga di karenakan, kalau kelas VII

masih bam di tingkat Tsanawiyah dan belum cukup memiliki pengalaman belajar,

maka menurut penulis kurang optimal jika dijadikan sabjek penelitian ini.

(42)

ISI- SI m!Je nu lswa

Dimensi Indikator No.Pertanyaan

Kesiapan Siswa mengeIjakan tuagas fiqih di 1 dan 2

Slswa rumah

sebelum

ー・ュ「・ャセ。イ。ョ Siswa mengunjungi perpustakaan 3 fiqih di kelas untuk belajar/membaca buku fiqih

Siswa membaca buku fiqih selain 4 buku yang di gunakan guru

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang di gunakan penulis ini adalah wawancara, studi dokumentasi, dan angket. Berikut penjelasannya:

1. Wawancara

Wawancara dalam penelitian ini di lakukan kepada guru bidang studi fiqih di MTs Nurul Huda. Selain itu, untuk melengkapi penulis dalam memperoleh data, penulis juga mewawancarai salau satu ustadz di pondok pesantren. Wawancara ini dilakuakan untuk memperoleh informasi tentang pembelajaran fiqih di sekolah maupun di pondok pesantren.

2. Studi Dokumentasi

Dokumen yang penulis butuhkan dalam penelitian ini adalah:

a. Dokumen-dokumen sekolah, yaitu berupa profil sekolah, keadaan guru, keadaan murid, fasilitas-fasilitas pendidikan yang ada di sekolah, dll. b. Nilai hasil belajar fiqih yang terdapat dalam rapot siswa kelas VIII

semester I MTs Nurul-Huda, yaitu siswa yang tinggal eli pondok pesantren dan siswa yang tidak tinggaldipondok pesantren.

3. Angket

Pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk angket yang penulis buat beIjuruiah 27 pertanyaan dengan4 pilihan jawaban yaitu SL (selalu), SR (sering), KK (kadang-kadang), TP (tidak pernah). Angket ini akan di berikan kepada siswa kelas VIII untuk di isi.

Berikut kisi-kisi angket yang telah di siapkan peneliti. Tabel3

[image:42.595.42.476.151.718.2]
(43)

fiqih dalarn kehidupan sehari-hari

Siswa rnelaksanaan sholat fardu 6,,7, 8, 9 dan 10 berjarna'ah

Siswa bertanya kepada orang tua, II kakak, atau orang lain yang lebih

rnengeIii tentang ilrnu fiqih

Siswa rnengikuti pengajian fiqih 12

Kesiapan siswa ketika pembelajaran fiqih di kelas

Sikap siswa terhdap guru ketika pernbelajaran fiqih di kelas

Sikap Slswa terhadap pelajaran fiqih

13

14, IS dan 16

Guru rnenggunakan rnetode belajar 17 yang bervariasi

Guru mendemonstrasikan fiqih kepada Slswa pembelajaran berlangsung rnateri ketika 18 Kerjasarna antara sesanla Slswa dalarn pembelajaran fiqih

Siswa melakukan kebiasaan buruk ketika pembelajaraan fiqih di kelas

Siswa memberikan

komentar/pendapat tenang teori-teori fiqih yang sedang di pelajall di kelas

Siswa berpakaian sorpanlrapi ketika pernbelajaran fiqih di kelas

Siswa melakukan keJja sarna dengan ternan-ternan dalarn menyelesaikall tugas-tugas fiqih

19, 20, 21, 22 dan 23

24

25

26 dan 27

E. Teknik Pengumpulan Data

(44)

1. Wawancara

Wawancara atan interviu adalah "sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwicara"l. Teknik dalam wawancara ini adalah penulis memberikan beberapa pertanyaan kepada guru fiqih di MTs dan ustadz di pondok pesantren tmtuk dijawab sesuai dengan pertanyaan yang penulis berikan. Pertanyaan dalam wawancara ini adalah seputar pelaksanaan pembelajaran fiqih siswa di sekolah maupun <Ii pondok pesantren. Wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi-informasi tentang pelaksanaan pembelajaran fiqih di sekolah maupun di pondok pesantren.

2. Pemeriksaan Dokumentasi

Dokumentasi adalah "sumber data yang berupa data atau barang tertulis,,2. Pemeriksaan dokmnentasi iui dilakukan untuk memperoleh informasi-infoffilasi berupa data tentang sekolah seperti profil sekolah, keadaan guru, keadaan murid, fasilitas-fasilitas pendidikan yang ada di sekolah, dan lain-lain. Hal yang sangat penting bagi penulis adalah nilai hasil belajar fiqih yang terdapat dalarn rapot siswa kelas VIII semester I MTs Nmul-Huda, karena dengan data rapot iui, penulis dapat mengetahui prestasi siswa, yaitu prestasi belajar fiqih siswa yang tinggal di pondok pesantren dan siswa yang tidak tinggal di pondok pesantren.

3. Angket

Angket adalah "sejumlah pertanyaan tertuUs yang digmlakan untuk memperoleh informasi dad responden dalarn arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahiu,,3. DaIarn penelitiall ini angket dib'edkan kepada siswa kemudian diisi oleh siswa. Fmlgsi angket ini adalah untuk memperoleh informasi-informasi tentang pembelajarn fiqih. Setelah itu penulis akan membuat kesimpuIan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar fiqih.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang peulis lakukan sebagai berikut:

ISuharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suall, Pendekatan Preklek,(Jakarta:Rineka

(45)

I. Analisis data hasil wawancara, yaitu data yang di peroleh dari wawancara

dijadikan sebagai data untuk membantu penulis dalam menganalisis secara

deskriptif data yang penulis peroleh dari siswa yang kemudian hasilnya

diambil dan dijadikan sebuah kesimpulan.

2. Analisis data hasil pemeriksaan dokumentasi, yaitu data yang diperiksa

kemudian dianalisis secara deskriptif untuk memperoleh informasi,

kemudian diambil dan dijadikan sebuah kesimpulan.

3. Analisis data hasil angket, dalam mengolah data hasil angket peneliti

menggunakan cara sebagai berikut:

a. Editing, yaitu memeriksa kembali daftar pertanyaan yang telah diserahkan

oleh para pengumpul data.

b. Tally, yaitu menghitungjumlahjawaban yang diberikan oleh responden.

c. Tabulling, menghitung data kedalam suatu tabe!. Melalui tabulasi data

lapangan akan tampak sederhana dan tersusun ke dalam suatu tabe! yang

baik sehingga mudah di pahami. Data yang di tabulasikan adalah data

yang telah di hitung distribusu fi-ekuensinya dengan teknik prosentase.

Prosentase di peroleh dengan cara frekuensi jawaban dibagi jurnlah

responden di kalikan 100%, dengan rumus statistik sebagai berikut:

P

xlOO%

N

Keterangan:

P = Angka prosentase

F = Ferkuensi yllilg di cari prosentasenya

(46)

1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda

Banyaknya ketimpangan yang ada, ketidak sesuaian antara harapan dan

kenyataan yang dirasakan oleh sebagian masyarakat antara lain makin kecilnya

kesempatan untuk belajar, kondisi ini disebabkan dari tingginya biaya sekolah

secara formal, padahal pendapatan keluarga mereka sangatlall terbatas sehingga

tidak mampu membiayai anaknya sekolah. Keadaan ini m,mdasari berdirinya

Yayasan Danna Indonesia (YADIN) pada tahun 1979. Yayasan ini di prakarsai

oleh tiga tokoh sentral pendiri yayasan yaitu H. Mu'alim Arab bin H. Syatar, Drs.

H. Ahmad Syahroni bin H. Mu'alim Arab (Almarhum), dan Drs. M. Muhsin bin

Artain.

Menyikapi situais dan kondisi diatas, maka pendiri Yayasan membuat sistem

pendidikan murah yang sarat dengan muatan agama islam. Sekolah ini resrni

berdiri pada tanggal 11 Agustus 1983 di hadapan Notaris Soewardi

Poerwohartono yang berkedudukan di tangerang. Pendidikan ini berupa Madrasah

IbtidaiyahlMI (setara dengan SD), Madrasah TsanawiyahlMTs. (setara dengan

SLTP), dan Madrasah AliyahIMA (setara dengan SLTA).

Sebelum di dirikannya madrasah, yayasan ini bergerak dibidang sasial

kemasyarakatan yaitu berupa lembaga Panti Asuhan Yatim Piatu dan dibidang

(47)

diilihami oleh salah seorang guru ngaji H. Mu'alim Arab yaitu almarhtun KH. M.

Arnsyir dari kampung Gondrong (sebuah kelurahan di kota tangerang).

2. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda

Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda adalah lembaga pendidikan di bawah

naungan Yayasan Darma Indonesia (YADIN). Yayasan inl: membawahi tiga

lembaga pendidikan formal yaitu Madrasah Ibtidaiyah (Ml), Madrasah

Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA), satu lembaga pendidikan

non-formal yaitu Pondok Pesantren, dan satu lembaga di bidang sosial dan

kemasyarakatan yaitu Panti Asuhan Yatim Piatu.

3. Letak Geografis Madrasah Tsanawiyah NUTul Huda

MTs. Nurul Huda beralamat di JI. KH. Hasyim Ashari Gg. Kancil Kelurahan

Neroktog Kecamatan Pinang Kota Tangerang Provinsi Banten. Dari arah utara,

MTs. Nurul Huda satu arah menuju pusat pemerintahan kota tangerang,

sedangkan dati arab selatan, MTs. Nurul Huda satu arah menuju pusat

perdagangan pasar tradisional dan modern Ciledug. Jadi, secara geografis

lokasinya cukup strategis dan mudah dijangkau oleh kendaraan umum.

NSM

Nama Yayasan

Alamat Yayasan

4. Pl'ofil Madrasah Tsanawiyah Nurul HUda

Nama Madrasah

Gambar

Tabel 1:
TabellJenis-jenis indikator (lipe-lipe prestasi belajar) dan cara mengevaluasinya
Pesantren BerdasarkanTabel2 BanR;Unan Fisik
Ie kiSI .Am!JeTabel3ISI- .k t U;nu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jendela Interrupt merupakan jendela yang didisain sebagai tampilan yang digunakan untuk mengatur nilai-nilai dari variabel yang terdapat pada jendela utama.. Pada jendela

Stepien &amp; Baernstein (2006), Mercer &amp; Reynolds (2002), Brehm &amp; Kassim (1993) menyatakan bahwa empati dalam pelayanan merupakan suatu konsep multidimensional yang

Penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara jumlah kepemilikan ternak dengan tingkat penerapan teknologi pakan hijauan secara fisik pada peternakan sapi

Judul Skripsi : Penerapan Skeptisisme Profesional Auditor Internal Pemerintah dalam Mendeteksi Kecurangan (Studi Kasus pada Auditor Perwakilan BPKP Provinsi Jawa

Kadang-kadang kita berkomunikasi dengan orang lain untuk melepaskan diri atau mencri jalan keluar atas masalah yang sedang kita hadapi. Pilihan komunikasi seperti

Penggunaan media pembelajaran di Taman Kanak-Kanak (TK) hendaknya berdasarkan pada tujuan dan aspek perkembangan anak yang sesuai dengan materi pembelajaran, serta

Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru), hal.129.. Langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan meliputi kegiatan awal,

bahwa Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pelaksanaan Seminar Berbasis website (webinar) PPNI sebagaimana yang dimaksud huruf c di atas perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Dewan