ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU
SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 WONOSOBO TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh
EVA RISTIANI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara minat baca dan lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar IP Terpadu siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo tahun pelajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo yang berjumlah 56 orang dengan sample 49 orang yang dihitung dengan menggunakan rumus T Yamane dengan teknik proportional random sampling Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ex post facto dan tergolong sebagai penelitian asosiatif. Penguji hipotesis ke-1 dan ke-2 digunakan model korelasi product moment , sedangkan untuk menguji hipotesis ketiga menggunakan korelasi ganda atau multiple.
Berdasarkan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut.
1. Ada hubungan yang positif antara minat baca dengan prestasi belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014 yang ditunjukkan oleh R = 0,503 dan juga dibuktikan dengan uji t, yaitu t hitung > t tabel sebesar 3,988 > 2,01
2. Ada hubungan yang positif antara lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014 yang ditunjukkan oleh R = 0,602 dan juga dibuktikan dengan uji t, yaitu t hitung > t tabel sebesar 5, 165 > 2,01
3. Ada hubungan yang positif antara minat baca dan lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar di sekolah pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014 yang ditunjukkan oleh R = 0,741 dan juga dibuktikan dengan uji F, yaitu F hitung > F tabel sebesar 27,967 > 3,20
HUBUNGAN ANTARA MINAT BACA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 WONOSOBO
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
(Skripsi)
Oleh: Eva Ristiani
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pikir ... 30
2. Kurva Normal Q – Q Plot Minat Baca (X1) ... 72
3. Kurva Normal Q – Q Plot Lingkungan Belajar (X2) ... 74
i
BAB II Tinjauan Pustaka, Kerangka Pikir, Dan Hipotesis A. Tinjauan Pustaka ... 12
BAB III Metodologi Penelitian A. Metode Penelitian ... 32
1. Variable Independen atau Variable Bebas ... 35
2. Variable Dependen atau Variable Terikat ... 35
D. Definisi Konseptual Variable dan Operasional Variable ... 36
1. Definisi Konseptual Variable ... 36
2. Definisi Operasional Variable ... 37
ii
1. Observasi... 40
2. Dokumentasi ... 40
3. Kuisioner / Angket ... 41
F. Uji Persyaratan Instrumen Penelitian (Angket) ... 41
1. Uji Validitas Angket ... 41
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 49
1. Sejarah Berdirinya SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo ... 49
2. Visi dan Misi SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo ... 52
3. Keadaan Siswa ... 52
4. Situasi dan Kondisi SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo ... 53
5. Kondisi Guru dan Karyawan ... 54
6. Proses Belajar Mengajar di SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo ... 57
E. Uji Persyaratan Statistik Parametik (Analisis Data) ... 71
1. Uji Normalitas Data ... 71
1. Hubungan Minat Baca (X1) dengan Prestasi Belajar IPS Terpadu (Y) ... 85
2. Hubungan Lingkungan Belajar di Sekolah (X2) dengan Prestasi Belajar IPS Terpadu (Y) ... 89
3. Hubungan Minat Baca (X1) dan Lingkungan Belajar di Sekolah (X2) dengan Prestasi Belajar IPS Terpadu (Y) ... 93
iii
BAB V Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan ... 102 B. Saran ... 102
i
DAFTAR RUMUS
Rumus Halaman
1. T. Yamane ... 34
2. Jumlah Sample Tiap Kelas ... 35
3. Korelasi Product Moment ... 41
4. Alpha ... 44
5. Korelasi Sederhana ... 47
6. Uji t ... 47
7. Korelasi Multiple ... 48
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Daftar Frekuensi Siswa Meminjam Buku Pelajaran IPS di Perpustakaan SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo
Tahun Ajaran 2013/2014 ... 3
2. Daftar Nilai Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo Tahun Ajaran 2013/2014 ... 7
3. Penelitian yang Relevan ... 26
4. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo ... 33
5. Perhitungan Proporsi Besarnya Sample Tiap Kelas ... 35
6. Definisi Operasional Variable ... 38
7. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R ... 42
8. Hasil Analisis Uji Validitas Angket untuk Variable X1 ... 43
9. Hasil Analisis Uji Validitas Angket untuk Variable X2 ... 43
10. Daftar Kepala Sekolah yang Pernah Memimpin SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo ... 50
11. Analisis SWOT Visi dan Misi Sekolah ... 51
12. Data Jumlah Siswa SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo ... 53
13. Sarana dan Prasarana SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo ... 54
14. Data Guru SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo menurut Kualifikasi Akademik ... 55
15. Data Karyawan SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo menurut Kualifikasi Akademik ... 55
16. Data Guru Mata Pelajaran SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo ... 56
18. Kategori Minat Baca (X1) ... 62
19. Distribusi Frekuensi Kategori Lingkungan Belajar di Sekolah (X2) ... 64
20. Kategori Lingkungan Belajar (X2) ... 65
21. Distribusi Frekuensi Kategori Prestasi Belajar (Y)... 67
22. Kategori Prestasi Belajar Siswa (Y) ... 68
23. Hasil Uji Normalitas Minat Baca (X1) ... 71
24. Hasil Uji Normalitas Lingkungan Belajar di Sekolah (X2) ... 73
25. Hasil Uji Normalitas Prestasi Belajar (Y) ... 74
26. Hasil Uji Homogenitas dengan Menggunakan SPSS ... 76
27. Korelasi antara Minat Baca (X1) dengan Prestasi Belajar (Y) ... 78
28. Interpretasi Nilai R ... 78
29. Koefisien Minat Baca (X1) dengan Prestasi Belajar (Y)... 79
30. Korelasi antara Lingkungan Belajar di Sekolah (X2) dengan Prestasi Belajar (Y) ... 80
31. Interpretasi Nilai R ... 81
32. Koefisien Lingkungan Belajar (X2) dengan Prestasi Belajar (Y) ... 82
33. Uji Korelasi Ganda antara Minat Baca (X1) dan Lingkungan Belajar di Sekolah (X2) dengan Prestasi Belajar (Y) ... 82
34. Interpretasi Nilai R ... 83
MOTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh urusan yang lain.” (Al-Insyirah, 6-7)
Berusahalah jangan sampai lengang sedetik saja, karena atas kelengahan kita tidak akan bisa dikembalikan seperti semula
(Evi Ristiana)
“Manisnya Keberhasilan akan menghapus
pahitnya kesabaran, nikmatnya kemenangan melenyapkan letihnya perjuangan, menuntaskan pekerjaan dengan baik akan melenyapkan
lelahnya jerih payah.” (Dr. Aidh bin Abdullah Al Qarni)
Setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah bila dikerjakan tanpa keengganan
(Fatma Niati Soleha)
PERSEMBAHAN
Segala puji hanya bagi Allah SWT, zdat yang Maha Sempurna, Maha Pengasih
dan Maha Penyayang yang telah mencurahkan Rahmat dan HidayahNya
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
Dengan setulus hati ku persembahkan karya kecilku ini kepada :
Almarhum Ayahku tersayang yang begitu luar biasa pengorbanan dan
perjuanganmu untuk membesarkanku dan memberikan arti sebuah kehidupan.
Tak pernah bisa ku bayar semua jerih payahmu ini. Semoga dengan adanya
karya kecilku ini dapat menjadi suatu kebanggaan bagimu dan bisa membuatmu
tersenyum bahagia di surga sana. Ibunda tercinta yang akan selalu menjadi
wanita luar biasa dan wanita terhebat dalam hidupku. Tulusnya kasih sayangmu
yang telah melahirkan, merawat dan membesarkanku serta tulusnya doamu
untukku mengantarkanku menyelesaikan karya kecilku ini. Semua ketulusanmu
telah menjadi kekuatan besar dalam hidupku. Dan inilah karya kecilku untuk
ibu, sebagai salah satu wujud persembahan terbaikku.
Mas Wahyu, Mba Resti, Mba Evi, terimakasih untuk kehangatan cinta, doa,
nasehat, dan semangat kalian. Anugrah yang luar biasa dari Allah SWT telah
menghadirkan kalian sebagai saudaraku.
Keluarga besarku yang selalu memberikan doa, dorongan dan motivasi.
Sahabat-sahabat yang ku sayangi
Para pendidik yang ku hormati
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Eva Ristiani, dilahirkan di Wonosobo Kec. Wonosobo Kab. Tanggamus pada tanggal 8 Juli 1992, merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak Heru Maryanto, S.Pd. (Alm.) dan Ibu Siti Zulimah, A.Ma.Pd.
Pendidikan formal yang telah diselesaikan oleh penulis adalah:
1. TK Aisyiyah 1 Wonosobo, di selesaikan pada tahun 1998 2. SD Negeri 1 Soponyono selesai pada tahun 2004
3. SMP Negeri 4 Pringsewu selesai pada tahun 2007 4. SMA Negeri 1 Pringsewu selesai pada tahun 2010
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, petunjuk, dan kemudahanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan antara Minat Baca dan
Lingkungan Belajar di Sekolah dengan Prestasi Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan pada Nabi Besar Muhammad SAW, seorang manusia biasa namun kepribadiannya yang membuat Beliau luar biasa.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik do’a maupun dukungan dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.
2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.Si., selaku pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.
4. Bapak Drs. Hi. Iskandarsyah, M.H., selaku pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila.
5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila.
6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila. 7. Ibu Dr. Erlina Rupaidah, S.E., M.Si., selaku Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Bapak Drs. Darwin Bangun, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., selaku penguji yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, nasehat dan motivasi pada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
10.Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih kepada ilmu yang telah diberikan kepada penulis.
12.Bapak Endi Marwan Saputra selaku guru mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo, Bapak Adi Jemanto, A.Ma., Rommy Fajar Kurniawan terima kasih atas bimbingan, nasehat, dan motivasi serta
informasinya yang bermanfaat untuk kepentingan penelitian dalam skripsi ini. 13.Siswa-Siswi SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo, terimakasih atas
kerjasamanya dan kekompakkannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
14.Teristimewa untuk ayahnda tersayang, Heru Maryanto, S.Pd. (Alm.) dan ibunda tercinta Siti Zulimah, A.Ma.Pd. Terimakasih atas semua limpahan kasih sayang, do’a serta dukungannya. Semoga karya kecilku ini dapat memberikan sedikit kebahagiaan dan kebanggaan pada Ayah dan Ibu.
15.Kakak perempuanku Resti Puspitaningrum, kakak iparku Wahyu Susilo, my twin Evi Ristiana, terimakasih atas dukungan serta bantuannya, semoga aku bisa menjadi adik yang baik dan membanggakan buatmu. Untuk Mamak Biyah, adek sepupu ketje Dewi Ratna Sari terimakasih atas doa dan dukungannya selama ini.
16.Seseorang yang mempunyai tempat dihatiku, Arif Irman Setyo Wibowo. Terimakasih atas kasih sayangmu, ketulusanmu mendoakanku, kesediaanmu mendengarkan keluh kesahku, keberadaanmu yang memberiku semangat baru bagiku, serta semua saran dan nasehat yang sangat bermanfaat dan berkenan. 17.Sahabat-sahabatku eco edu ‘10, Marisa Ichul, Arnold, Sofia ‘Mbok’, Pemi
kebersamaan ini, terimakasih untuk canda tawa, bantuan, dukungan serta doa kalian selama ini.
18.My Soulmate, kakak jutek shinta, ade bawel indah, oma ganis, onde winda. Terimakasih atas kebersamaan 9 tahun ini sampai seterusnya, doa, dan dukungannya.
19.Fitria Ramadhani, Rita Kurniawati (Alm.) & Ayu Tanjung, sahabat baikku dan tak terlupa. Sahabat kecilku Ahmad Syaukani & Ainul Hakim, terimakasih atas doa dan dukungannya.
20.Teman-teman Pendidikan Ekonomi angkatan ’10; Lek Fitri, Asti, Mak Chind, Teteh Nira, Uwi ting, Levina, Vivien D, Anggi, Mami Ajeng, Mak Leni, Rika Bibi, Tia, Muti, Ika, Ditha, Ana Rinjani, Amel, Riza, Wulan S, Tetty, Mak Zeci, Rie, Poppy, Suki, Tipeh, Novia, Vivin B, Beng, Jajat, Rendi, Ardi, Kak Kus, Tendi, dan seluruh teman-teman baik dari kelas ganjil maupun genap yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Sukses untuk kita semua.
21.Teman-teman KKN-PPL Desa Buay Nyerupa, Lampung Barat; Ayu Minul, Mama Betari, Anggi Mbul, Gusti Jambrong, Fuspa Lamper, Minan Onya, Oge, Papa Andre. Terimakasih untuk kerjasama, kebersamaan, pengalaman, suka, duka, dan untuk semua cerita indah yang boleh kuterima dari kalian semua, ku bangga bisa mengenal kalian juseyo. Seluruh guru dan siswa-siswi SMA Ar-rahman Sukau yang merupakan keluarga baru penulis saat melaksanakan kegiatan PPL.
23.Untuk kakak tingkat 2007, 2008, 2009 dan adik-adik tingkat 2011, 2012 dan 2013.
24.Terimakasih untuk seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Agustus 2014 Penulis
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu sistem kecerdasan anak bangsa, dewasa ini dihadapkan terhadap hal baik ekonomi, sosial, budaya maupun politik. Pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya (Ki Hajar Dewantara dalam Tamrin 2010).
Pendidikan diposisikan sebagai alat untuk memecahkan masalah bangsa saat ini, namun kenyataan kita tidak terlalu banyak berbuat dari apa yang
dihasilkan oleh pendidikan selama ini. Suatu dasar pembentukan mental dan perkembangan perilaku kepribadian individu memerlukan calon-calon pendidik yang mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia sehingga mampu bersaing dengan masyarakat dunia. Pendidikan merupakan suatu sektor yang sangat-sangat diperhatikan kualitas dan terus-menerus ditingkatkan oleh pemerintah dan sarana bagi bangsa ini untuk dapat memaksimalkan potensi yang ada dalam diri.
2
Hakekat pendidikan adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya secara optimal dan utuh.
Salah satu tempat untuk mendapatkan pendidikan adalah lembaga pendidikan (sekolah). Sekolah merupakan lembaga yang mempunyai tugas untuk mem-bentuk manusia yang berkualitas dalam ilmu pengetahuan, sikap maupun keterampilan yang pencapaiannya dibentuk secara terencana, terarah dan sistematis (Annisa Philosophia,2007). Kegiatan belajar atau proses belajar mengajar adalah hal yang utama dalam proses pendidikan yang ada di sekolah. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan di sekolah tidak ter-lepas dari kegiatan proses pembelajaran yang mengarah pada proses pencapaian tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah yaitu
meningkatkan mutu pendidikan agar menghasilkan siswa yang mempunyai kemampuan dan berprestasi dalam belajarnya.
Minat baca dan lingkungan belajar di sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor pertama yang mempengaruhi hasil belajar IPS Terpadu adalah minat baca.
SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama yang ada di Provinsi Lampung. Mata Pelajaran IPS Terpadu
3
pola pikir dan minat siswa untuk membaca karena mata pelajaran IPS Terpadu merupakan mata pelajaran pengetahuan sosial yang didapat dengan memperbanyak membaca. Akan tetapi, siswa SMP Muhammadiyah 1
Wonosobo banyak yang masih lebih memilih waktu luangnya untuk bermain daripada membaca buku. Membaca itu penting seperti halnya pepatah
mengatakan bahwa buku adalah gudang ilmu dan membaca adalah kuncinya.
Minat adalah faktor penting dalam belajar, karena dengan minat siswa akan lebih mudah untuk menyerap pelajaran daripada tidak dengan berminat. Slameto, (2003:180) menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan keterikatan pada suatu hal atau aktifitas. Bond (dalam Abdurrahman Mulyono, 2003:200) mengemukakan bahwa membaca merupakan pengenalan simbol-simbol bahasa tulisan yang merupakan simulasi yang membantu proses mengingat tentang apa yang dibaca, untuk membangun suatu pengertian melalui pengamalan yang telah dimiliki.
Tabel 1. Daftar Frekuensi Siswa Meminjam Buku Pelajaran IPS di Perpustakaan SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo Tahun Ajaran 2013-2014
Bulan Banyaknya Siswa Kelas Jumlah Siswa % VII VIII IX
Juli 14 16 17 47 30
Agustus 11 18 23 51 28
September 16 20 22 58 34
Oktober 8 10 12 30 18
November - - - - -
Desember - - - - -
4
Sesuai dengan tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah siswa yang meminjam buku di perpustakaan masih tergolong rendah. Dilihat dari kunjungan mereka perbulan pada tahun pelajaran 2013-2014. Peminjaman buku terbanyak tahun 2013-2014 terjadi pada bulan September yaitu 34% dari 170 siswa kelas VII, VIII, dan IX sebanyak 58 siswa dan peminjaman buku terkecil terjadi pada bulan Oktober yaitu 18% dari 170 siswa kelas VII, VIII, dan IX sebanyak 30 siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah siswa-siswi SMP
Muhammadiyah 1 Wonosobo yang meminjam buku pelajaran IPS Terpadu di perpustakaan sekolah masih tergolong rendah atau dapat dikatakan minat baca siswa masih tergolong rendah.
5
yang dipinjamkan di perpustakaan dapat dibaca dimanapun, kapanpun, tanpa menyita waktu khusus hingga tidak menyita waktu untuk kegiatan lainnya.
Selain minat baca faktor lain yang dianggap berhubungan dengan prestasi belajar siswa adalah lingkungan belajar di sekolah. Lingkungan selalu mengitari manusia dari waktu dilahirkan sampai meninggalnya, sehingga antara lingkungan dan manusia terdapat hubungan timbal balik dalam artian lingkungan mempengaruhi manusia dan manusia mempengaruhi lingkungan. Begitu pula dalam proses kegiatan belajar mengajar, lingkungan merupakan sumber belajar yang banyak berpengaruh dalam proses belajar maupun perkembangan anak. Kondisi lingkungan belajar di sekolah yang kondusif akan menciptakan ketenangan dan kenyamanan bagi siswa dalam belajar, sehingga akan dapat mendukung kegiatan belajar dan siswa akan lebih mudah untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal.
Hamalik (2001:195), berpendapat lingkungan adalah sesuatu yang ada di dalam sekitar yang memiliki makna dan / atau pengaruh tertentu kepada individu. Seperti pendapat Slameto (2003:72), lingkungan yang baik perlu diusahakan agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak atau siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Lingkungan tempat anak mendapatkan pendidikan disebut lingkungan pendidikan.
6
komponen-komponen lingkungan belajar tersebut diharapkan dapat mendukung lancarnya kegiatan belajar mengajar.
Lingkungan yang mendukung akan membuat proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar sehingga menghasilkan prestasi yang baik atau sebaliknya lingkungan yang tidak mendukung akan menghasilkan prestasi yang kurang baik.
Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang diperoleh oleh siswa karena adanya aktivitas yang telah dilakukan, prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena belajar memerlukan proses sedangkan prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar itu sendiri. Menurut Benyamin S.Bloom (dalam Nurman, 2006 : 36), prestasi belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah kognitif terdiri atas : pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Prestasi belajar yang dicapai oleh setiap siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda, apabila prestasi belajar siswa tinggi menunjukkan keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar, sebaliknya apabila prestasi belajar siswa yang rendah menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran belum tercapai.
7
Tabel 2. Prestasi Belajar IPS Terpadu Berdasarkan Nilai Mid Semester Pada Siswa kelas VIII Semester Ganjil SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo Tahun Ajaran 2013/2014
Kelas
Nilai
Jumlah Siswa
Keterangan <70 ≥70
Nilai kelulusan ditentukan bila, nilai yang
diperoleh ≥ 70
VIII. A 17 12 29
VIII. B 18 9 27
Jumlah 35 21 56
% 62,50 37,50 100
Sumber : Guru mata pelajaran IPS Terpadu
Berdasarkan tabel 2 hasil belajar siswa secara umum masih tergolong rendah, karena dari 56 siswa terlihat hanya 21 siswa atau 37,50% siswa yang
mendapat nilai >70, dan berarti 62,50% atau sebanyak 35 siswa memperoleh nilai <70. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2000:18), yaitu apabila bahan ajar yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai oleh siswa maka
persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah.
Atas dasar latar belakang masalah di atas, maka penulis mengambil judul
penelitian “Hubungan Minat Baca dan Lingkungan Belajar di Sekolah
terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo Tahun Ajaran 2013-2014”.
B. Identifikasi Masalah
8
1. Banyak siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo Tahun Ajaran 2013/2014 yang tidak mengisi waktu luangnya dengan membaca buku;
2. Minat baca siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo Tahun Ajaran 2013/2014 yang masih tergolong rendah;
3. Guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas;
4. Masih kurangnya pemanfaatan buku-buku pelajaran yang dimiliki siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo Tahun Ajaran 2013/2014; 5. Banyak siswa kelas VIII SMP Muhammdiyah 1 Wonosobo Tahun Ajaran
2013/2014 yang masih kurang memperhatikan guru pada saat menyampaikan materi;
6. Siswa kelas VIII SMP Muhammdiyah 1 Wonosobo kurang berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran;
7. Kondisi belajar mengajar yang masih monoton sehingga siswa merasa bosan di kelas;
8. Masih banyak siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo tahun Ajaran 2013/2014 yang mendapat nilai kurang dari KKM yang
berlakupada mata pelajaran IPS Terpadu.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan, maka pembatasan masalah mengkaji ruang lingkup tentang ada tidaknya hubungan minat baca dan lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII SMP
9
D. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat hubungan yang positif antara minat baca terhadap
prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Muhammdiyah 1 Wonosobo Tahun Ajaran 2013/2014?
2. Apakah terdapat hubungan yang positif antara lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Muhammdiyah 1 Wonosobo Tahun Ajaran 2013/2014?
3. Apakah terdapat hubungan yang positif antara minat baca dan lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPS Terpadu siswa Kelas VIII SMP Muhammdiyah 1 Wonosobo Tahun Ajaran 2013/2014?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hubungan antara minat baca terhadap prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Muhammdiyah 1 Wonosobo Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Muhammdiyah 1 Wonosobo Tahun Ajaran 2013/2014.
10
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan :
1. Sebagai variable indikator penting atau utama bagi siswa dan guru yang mempunyai daya ungkit ilmu pengetahuan dalam meningkatkan prestasi IPS Terpadu.
2. Wawasan pengetahuan tentang pengembangan minat dan lingkungan belajar di sekolah untuk meningkatkan hasil belajar yang diinginkan. 3. Sebagai tambahan referensi dan informasi bagi mahasiswa yang akan
meneliti variable yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini meliputi : 1. Objek penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi objek peneltian adalah hubungan minat baca (X1) dan lingkungan belajar di sekolah (X2) terhadap prestasi belajar IPS Terpadu (Y).
2. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Muhammdiyah 1 Wonosobo Tahun Ajaran 2013/2014. 3. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo. 4. Waktu penelitian
11
5. Bidang ilmu
12
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka 1. Minat Baca
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ialah dengan melalui perbaikan pengajaran pemahaman membaca. Umumnya para guru menganggap bahwa pengajaran membaca telah berakhir ketika seorang siswa dapat membaca dan menulis. Dalam perkembangan teknologi yang sangat pesat, manusia harus terus menerus memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya. Pengetahuan dan keterampilan tersebut sebagian besar diperoleh melalui membaca.
Menurut laporan Bank Dunia No. 16369-IND dan studi IAEA (International Achievement Education Association) tahun 1992 di Asia Timur, tingkat terendah membaca anak-anak dipegang oleh Indonesia dengan skor 51,7, di bawah Filipina (skor 52,6), Thailand (skor 65,1), Singapura (skor 74,0) dan Hongkong (skor 75,5). Bukan itu saja, kemampuan anak-anak Indonesia dalam menguasai bahan bacaan juga rendah, hanya 30 persen. (Yardi, 2003).
13
pemimpin masyarakat untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca adalah juga merupakan bukti kecenderungan di atas.
Menurut (Slameto 2003: 180) menyatakan bahwa “minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat”. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya. (Djamarah, 2008:166)
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.
Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat
terhadap sesuatu dipelajari sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu
merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat
14
Membaca merupakan sarana untuk belajar bagi diri sendiri dan untuk
rekreasi. Membaca merupakan sarana untuk mengusir kesepian, jendela bagi kehidupan dan pelita yang tak pernah padam untuk memahami sesuatu.
Frymeir (dalam Skripsi Tambrin Jaya : 2010) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan minat anak adalah sebagai berikut. 1. Pengalaman sebelumnya, siswa tidak akan mengembangkan minatnya
terhadap sesuatu jika merasa belum pernah mengalaminya. 2. Konsepsinya tentang diri, siswa akan menolak informasi itu
mengancamnya, sebaliknya siswa akan menerima jika informasi itu dipandang berguna dan dibantu meningkatkan dirinya.
3. Nilai-nilai, minat siswa timbul jika sebuah mata pelajaran disajikan oleh orang-orang yang berwibawa.
4. Mata pelajaran yang bermakna, informasi yang mudah dipahami oleh anak-anak menarik minat mereka.
5. Tingkat keterlibatan tekanan, jika siswa merasa dirinya mempunyai beberapa tingkat pilihan dan kurang tekanan, minat membaca mereka mungkin lebih tinggi.
6. Kompleksitasan materi pelajaran, siswa yang lebih mampu secara
intelektual dan fleksibel secara psikologi lebih tertarik kepada hal yang lebih komplek.
Minat mempengaruhi proses dari hasil belajar, tak usah dipertanyakan kalau seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu tidak dapat diharapkan bahwa ia akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut,
sebaliknya apabila seseorang belajar dengan penuh minat, maka dapat diharapkan bahwa hasilnya akan baik.
15
Membaca merupakan sarana untuk belajar bagi diri sendiri dan untuk
rekreasi. Membaca merupakan sarana untuk mengusir kesepian, jendela bagi kehidupan dan pelita yang tak pernah padam untuk memahami sesuatu.
Leaner, (Abdurrahman Mulyono, 2003: 200) mengemukakan bahwa: Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya. Oleh karena itu, anak harus belajar membaca agar ia dapat membaca untuk belajar.
Broto, A.S (Abdurrahman Mulyono, 2003: 200) mengemukakan bahwa membaca bukan hanya mencuapkan tulisan atau lambang bunyi bahasa, melainkan juga menanggapi dan memahami isi bahasa tulisan. Dengan demikian membaca pada hakikatnya merupakan suatu bentuk komunikasi tulis.
Soedarno (Abdurrahman Mulyono, 2003: 200) mengemukakan bahwa membaca merupakan aktivitas kompleks yang memerlukan sejumlah besar tindakan terpisah-pisah, mencakup penggunaan pengerian, khayalan, pengamatan, dan ingatan. Manusia tidak mungkin dapat membaca tanpa menggerakkan mata dan menggunakan pikiran.
Bond (Abdurrahman Mulyono, 2003: 200) mengemukakan bahwa membaca merupakan pengenalan simbol-simbol bahasa tulisan yang merupakan simulasi yang membantu proses mengingat tentang apa yang dibaca, untuk membangun suatu pengertian melalui pengamalan yang telah dimiliki.
16
membaca. Orang yang memiliki minat baca yang tinggi senantiasa mengisi waktu luang dengan membaca. Orang yang demikian senantiasa haus
terhadap bacaan. Tumbuhnya minat baca yang tinggi, maka timbul kemauan yang besar dan akan mengalahkan pengaruh yang akan merintangi atau tantangan yang ada.
Hal ini didukung oleh pendapat Farida Rahim (2007:28), Minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri.
Minat baca disini adalah minat untuk membaca buku-buku yang berkaitan dengan mata pelajaran IPS di antaranya :
1. Literatur
Literatur sebenarnya merupakan hal yang harus dimiliki siaswa karena adanya literatur maka setiap siswa dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan mengenai pelajaran.
Pada dasarnya literatur mengundang hal sebagai bahan bacaan, sumber informasi, dan alat penyebaran pengethuan. Literatur merupakan alat yang dipakai untuk mencapai tujuan belajar. Oleh karena itu literatur disebut juga sarana belajar. Dengan adanya literatur yang dimiliki siswa, mereka dapat memperoleh informasi mengenai pelajaran IPS sehingga mereka akan lebih mudah mengerjakan tuhgas-tugas sekaligus mengerti dan menguasai pelajaran IPS.
2. Buku catatan
Banyak siswa yang kurang perhatian terhadap pengadaan buku catatan. Mereka menganggap buku catatan adalah hal yang sepele. Itulah sebabnya ada siswa yang membuat catatan pada kertas selembar saja ataupun ada yang membuat pada buku dengan tulisan sembarangan dan sulit dibaca. Padahal bila dilihat dari fungsinya, catatan perlu ditata sehingga pada waktu dibutuhkan mudah menemukan dan
menggunakannya. Mengingat buku catatan itu penting dalam membantu keberhasilan dalam belajar siswa maka diharapkan semua siswa
memiliki catatan yang rapi dan lengkap sehingga mudah dibaca dan dipelajari.
17
terhadap membaca. Apabila seorang siswa mempunyai motivasi yang tingggi terhadap membaca, maka ia akan mempunyai minat yang tinggi pula terhadap kegiatan membaca.
Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi intern, diantaranya :
a. Adanya kebutuhan, karena adanya kebutuhan maka seseorang didorong untuk membaca. Misalnya seseorang siswa yang ingin mengetahui isi cerita dari sebuah buku komik. Keinginan untuk mengetahui isi komik tersebut menjadi daya pendorong bagi siswa tersebut untuk membaca dan dengan membaca maka kebutuhannya untuk mengetahui isi cerita komik tersebut dapat dipenuhi.
b. Adanya pengaruh tentang kemajuan dirinya sendiri, apabila seseorang mengetahui hasil-hasil atau prestasinya dari membaca, maka ia akan terdorong untuk membaca lebih banyak lagi.
c. Adanya aspirasi atau cita-cita, cita-cita akan menjadi pendorong belajar. Karena dengan belajar lebih banyak, ia akan mencapai cita-citanya. Melalui kemampuan belajar yang kerasa ia akan terdorong untuk membaca lebih banyak juga. (Mudjito, 2003:86-87).
Sementara itu, motivasi eksternal yaitu motivasi atau tenaga pendorong yang berasal dari luar diri seseorang. Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi eksternal adalah :
a. Hadiah adalah alat yang representatif dan bersifat positif. Hadiah dapat menjadi alat motivasi bagi seseorang untuk melakukan sesuatu lebih giat lagi.
b. Hukuman, dapat juga menjadi alat motivasi bagi seseorang untuk lebih membaca. Seseorang yang dapat hukuman karena kelalaiannya tidak tidak mengerjakan tugas membaca, maka ia akan berusaha untuk memenuhi tugas membaca agar terhindar dari hukuman yang mungkin akan menimpah lagi.
c. Persaingan atau kompetisi, persaingan merupakan dorongan untuk memperoleh kedudukan atau penghargaan. Kompetisi dapat daya pendorong bagi seseorang untuk membaca lebih banyak. (Mudjito, 2003:93)
18
dimilikinya, dalam hal ini diutamakan bahan bacaan buku-buku IPS. Dengan adanya minat baca yang kuat yang dimiliki seorang siswa maka akan
berpengaruh sangat baik terhadap prestasi yang akan dicapainya, karena dengan minat baca yang tinggi maka akan melancarkan dan memperbaiki siswa dalam meraih nilai yang baik, oleh karena itu prestasi belajar IPS yang baik akan mudah dicapai.
2. Lingkungan Belajar di Sekolah
Manusia hidup tidak pernah berhenti untuk belajar. Belajar pada hakekatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan karena manusia tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungan. Manusia dan lingkungan
mempunyai suatu pengaruh yang saling timbal balik.
Hamalik (2001:195), berpendapat lingkungan adalah sesuatu yang ada di dalam sekitar yang memiliki makna dan / atau pengaruh tertentu kepada individu. Sedangkan menurut (Ahmad dan Uhbiyati 1991:65) dalam skripsi Dwi Ika Febriani (2008:13), lingkungan adalah suatu tempat keadaan dimana seseorang melakukan interaksi dengan orang lain atau alam sekitar.
19
Berdasarkan pendapat di atas terlihat jelas bahwa lingkungan adalah suatu keadaan yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada suatu individu baik pengaruh positif maupun negatif. Seperti pendapat Slameto (2003:72), lingkungan yang baik perlu diusahakan agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak atau siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Lingkungan tempat anak mendapatkan pendidikan disebut lingkungan pendidikan.
Lingkungan belajar merupakan suatu keadaan atau tempat berinteraksi dalam proses perubahan tingkah laku diri seseorang untuk melakukan kegiatan belajar dan merupakan salah satu faktor ekstern yang ikut menentukan keberhasilan dan kegagalan siswa dalam belajar.
Lingkungan belajar di sekolah terdiri dari lingkungan belajar fisik dan lingkungan belajar sosial. Lingkungan belajar fisik di sekolah terdiri dari sarana dan prasarana sekolah berupa ruang kelas, kebersihan ruang kelas, meja kursi, suasana di sekolah dan lain-lain. Sedangkan lingkungan belajar sosial di sekolah berupa interaksi antar siswa dengan siswa, interaksi antar siswa dengan guru, interaksi antar siswa dengan staf tata usaha yang ada di sekolah.
20
Kondisi lingkungan sekolah yang juga dapat mempengaruhi kondisi belajar antara lain adanya guru yang baik dalam jumlah yang cukup memadai sesuai dengan jumlah bidang studi yang ditentukan, peralatan belajar yang cukup lengkap, gedung sekolah yang memenuhi persyaratan bagi berlangsungnya proses belajar yang baik, adanya teman dan keharmonisan diantara semua personil sekolah (Hakim, 2003:18)
Lingkungan belajar di sekolah membentuk kepribadian siswa, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang siswa selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungan disekitarnya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa berada di lingkungan temannya yang rajin belajar
kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan belajar sebagaimana temannya.
21
Aspek-aspek lingkungan sekolah meliputi : 1. Relasi guru dengan siswa
Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
2. Relasi siswa dengan siswa
Bila di dalam kelas ada grup yang salig bersaing secara tidak sehat, maka jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing siswa tidak tampak. Untuk itu menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. 3. Disiplin sekolah
Peraturan sekolah yang tegas dan tata tertib membantu kedisiplinan siswa dalam menjalankan kegiatan belajar.
4. Sarana belajar
Sarana belajar yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa, dan membuat siswa lebih semangat dalam belajar (Slameto, 2003:65-69)
Lingkungan belajar merupakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang baik di sekolah. Dengan adanya lingkungan yang baik, tentu akan dapat mendukung lancarnya kegiatan belajar di sekolah khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu. Siswa yang mengalami proses belajar supaya berhasil sesuai dengan tujuannya yang harus dicapai, salah satunya harus dapat menyesuaikan dengan lingkungan belajarnya. Suasana lingkungan yang nyaman tidak bisa tercapai jika tidak ada hubungan yang baik antar siswa, siswa dengan guru. Itu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar IPS Terpadu di sekolah.
Adapun ciri-ciri lingkungan belajar yang baik di sekolah yaitu lingkungan belajar yang efektif dan kondusif yang merupakan keharusan bagi
terbangunnya lingkungan belajar. Lingkungan belajar yang diharapkan yaitu : 1. Terciptanya disiplin sekolah yang mendorong terbentuknya disiplin
belajar
2. Siswa menjadi pusat utama layanan pendidikan dan pengembangan 3. Terciptanya rasa nyaman di sekolah untuk belajar. Rasa nyaman ini akan
22
Disamping itu, kebersihan lingkungan belajar juga merupakan unsur penting bagi terciptanya rasa nyaman ini
4. Tersedianya buku-buku dan sarana pembelajaran yang lain yang memadai 5. Keteladanan guru sebagai masyarakat terpelajar
6. Kinerja profesional guru yang terandalkan, mereka mampu memberi sugesti kepada anak didiknya
7. Pemberian tugas mandiri dan terstruktur kepada peserta didik dan direspon oleh peserta didik secara antusias
8. Penetapan kriteria prestasi dalam pembelajaran yang dilakukan secara objektif.
(http:Pemanfaatan Lingkungan sebagai Sumber Belajar on Agustus 2009.google.com diunggah 19 Januari 2014)
Lingkungan belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses pembelajaran, sebaliknya lingkungan belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan dan rasa bosan (Majid, 2007:165)
Lingkungan belajar kondusif dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut :
1. Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas pembelajaran
2. Memberikan pembelajaran remidial bagi para peserta didik yang kurang berprestasi, atau berprestasi rendah
3. Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman bagi pengembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal 4. Menciptakan suasana kerjasama saling menghargai, baik antara peserta
didik maupun antara peserta didik dengan guru dan pengelolaan pembelajaran lain
5. Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran
6. Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama antara peserta didik dan guru
7. Mengembangkan evaluasi pembelajaran yang menekankan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri (Majid, 2007:165-166)
Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan belajar adalah kesatuan ruang atau kondisi yang
23
melakukan kegiatan proses belajar khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu. Kondisi lingkungan sekolah yang kondusif akan menciptakan ketenangan dan kenyamanan bagi siswa dalam belajar dan siswa akan lebih mudah mencapai prestasi belajar yang maksimal.
3. Prestasi Belajar
Proses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap. Adanya perubahan itu tampak dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa.
Setiap manusia perlu belajar untuk mengetahui sesuatu yang belom
diketahuinya, sebab hanya dengan belajar maka ia akan dapat mengetahui, mengerti dan memahami sesuatu yang baik. Sesuatu dengan pendapat menurut Sadirman (2005:20) bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
Menurut Slameto (2003:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
24
tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti untuk mempelajari pelajaran IPS Terpadu.
Menurut Tulus Tu’u (2004:75), prestasi merupakan hasil yang dicapai
seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan. Sedangkan Muhibin Syah (2005:141), mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari sebagian faktor yang menghubungkan proses belajar secara keseluruhan. Dan pendapat lain dikemukakan oleh Tulus Tu’u (2004:75), prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.
Menurut Hamalik (2004:48), prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan pada siswa setelah dilakukan proses mengajar.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar IPS, karena kegiatan belajar IPS merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari suatu proses belajar IPS.
Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (internal) maupun dari luar diri (eksternal) individu.
25
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil atau prestasi belajar adalah : 1. Faktor Internal
Faktor ini adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa. Faktor internal ini dibagi menjadi tiga faktor yaitu :
a. Faktor Jasmaniah
Seperti : kesehatan dan cacat tubuh. b. Faktor Psikologis
Seperti : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
c. Faktor Kelelahan.
2. Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri siswa. Faktor eksternal ini juga dibagi menjadi tiga faktor yaitu :
a. Faktor Keluarga
Seperti : cara orang tua mendidik, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. b. Faktor Sekolah
Seperti : metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, alat peraga, tugas rumah, keadaan gedung, waktu belajar dan disiplin.
c. Faktor Masyarakat
Seperti : teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat, kegiatan siswa dalam masyarakat, dan media massa. (Slameto, 2003:54-72).
Menurut Numan Soemantri (2001) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.
26
Penilaian yang dilakukan oleh guru adalah sebagai dasar untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan selama siswa mengikuti proses belajar mengajar.
B. Penelitian yang Relevan
Pada bagian ini diungkapkan beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah ini baik sebagai latar belakang atau sebagai bahan pembahasan lebih lanjut adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Penelitian yang Relevan
Nama/tahun Judul Hasil Temuan
Tamrin Jaya pemanfaatan fasilitas belajar dan sumber belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu, hal ini ditunjukkan dengan Uji F bahwa Fhitung > ttabel yaitu 51,913 > 2,864 yang berarti prestasi belajar IPS Terpadu dipengaruhi oleh minat baca, pemanfaatan fasilitas belajar dan sumber belajar.
Marlina 2009 Pengaruh Lingkungan
27
Tabel 3. Lanjutan
Prestasi Belajar Ekonomi / Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2006/2007
menunjukkan bahwa Fh > Ft yaitu 90,720 > 2,03 dengan koefisien kolerasi (R) 0,894 dan koefisien determinasi (r2) sebesar 79,90%
C. Kerangka Pikir
Prestasi belajar merupakan cerminan dari hasil belajar siswa selama berada di sekolah. Dari prestasi belajar tersebut dapat diketahui apakah selama proses belajar mengajar siswa berhasil memahami apa yang disampaikan dan diinginkan oleh guru sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan oleh kurikulum sekolah.
Prestasi belajar yang diperoleh siswa beraneka ragam, ada yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah. Setiap siswa yang melakukan kegiatan belajar secara aktif mempunyai harapan untuk memperoleh prestasi yang baik.
Sesuai data yag diperoleh, hasil belajar siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah 1 Wonosobo secara umum masih tergolong rendah, karena dari 56 siswa terlihat hanya 21 siswa atau 37,50% siswa yang mendapat nilai >70, dan berarti 62,50% atau sebanyak 35 siswa memperoleh nilai <70. Seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (2000:18), yaitu apabila bahan ajar yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai oleh siswa maka presentasi
28
Keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan banyak faktor, diantaranya adalah minat baca dan lingkungan belajar di sekolah.
Minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Untuk mencapai prestasi yang tinggi maka hendaknya siswa memiliki minat yang tinggi pula dalam belajarnya. Minat akan mendorong siswa lebih baik dari pada tanpa minat khususnya pada mata pelajaran IPS. Minat baca buku IPS akan berjalan lancar bila disertai dengan minat. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan baca anak didik dalam rentan waktu tertentu. Minat baca yang dimaksud adalah minat
membaca literatur, buku catatan dan buku lainnya yang baik dan sesuai dengan kebutuhan belajar IPS.
Minat baca adalah keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, dan merupakan dorongan dari dalam diri seorang tersebut bukanlah
29
Sesuai dengan data yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah siswa yang meminjam buku di perpustakaan masih tergolong rendah. Dilihat dari kunjungan mereka perbulan pada tahun pelajaran 2013-2014. Peminjaman buku terbanyak tahun 2013-2014 terjadi pada bulan September yaitu 34% dari 170 siswa kelas VII, VIII, dan IX sebanyak 58 siswa dan peminjaman buku terkecil terjadi pada bulan Oktober yaitu 18% dari 170 siswa kelas VII, VIII, dan IX sebanyak 30 siswa. Sehingga dapat dikatakan bahwa jumlah siswa-siswi SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo yang meminjam buku pelajaran IPS Terpadu di perpustakaan sekolah masih tergolong rendah atau dapat dikatakan minat baca siswa masih tergolong rendah.
Faktor lain yang diduga mempengaruhi prestasi belajar IPS Terpadu adalah lingkungan belajar di sekolah. Lingkungan belajar merupakan salah satu penunjang dari hasil yang dihasilkan siswa, karena apabila lingkungan belajar yang ditempati siswa tidak mendukung dengan baik maka prestasi siswa tidak akan baik pula, akan tetapi akan terjadi sebaliknya apabila lingkungan
30
Kondisi lingkungan sekolah yang kondusif akan menciptakan ketenangan dan kenyamanan bagi siswa dalam belajar, sehingga akan dapat mendukung kegiatan belajar dan siswa akan lebih mudah mencapai prestasi belajar yang maksimal.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka dugaan adanya hubungan minat baca (X1) dan lingkungan belajar di sekolah (X2) terhadap prestasi belajar IPS Terpadu (Y).
Dengan demikian, maka kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Pikir
r1
R
r2
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir yang diuraikan di atas maka penelitian dirumuskan sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan yang positif antara minat baca terhadap prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo Tahun Ajaran 2013/2014.
Minat Baca (X1)
Lingkungan Belajar di Sekolah
(X2)
Prestasi Belajar IPS
31
2. Terdapat hubungan yang positif antara lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah 1 Wonosobo Tahun Ajaran 2013/2014.
3. Terdapat hubungan yang positif antara minat baca dan lingkungan belajar di sekolah terhadap prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP
32
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu penelitian deskriptif asosiatif, dengan menggunakan metode pendekatan ex post facto dan survey. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atau subjek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 2005 : 63). Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variable atau lebih.
(Sugiyono,2010 : 57).
Pendekatan ex post facto yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian meruntut ke belakang untuk
33
Sedangkan survey digunakan untuk penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan sumbangan-sumbangan antar variabel sosiologis maupun psikologis (Riduwan, 2006:49).
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2010:117).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo yaitu, seperti yang terlihat dalam Tabel 3.
Tabel 4. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo Tahun Ajaran 2013/2014
No. Kelas Jumlah
1 VIII A 29
2 VIII B 27
Jumlah 56
Sumber: Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo
34
2. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang dipilih dengan teknik tertentu untuk mewakili populasi. Menurut Sugiyono (2010:118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini, penentuan besarnya sampel dihitung berdasarkan rumus T.Yamane, yaitu:
Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:
n = = 49,12 maka dibulatkan menjadi 49
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah probability sampling dengan menggunakan proportional random sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2010: 120).
Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional. Hal ini dilakukan dengan cara.
35
Jumlah sampel tiap kelas= x jumlah siswa tiap kelas ..……(2)
Tabel 5. Perhitungan Proporsi Besarnya Sampel Tiap Kelas
Kelas Perhitungan Pembulatan Persentase VIII.A
VIII.B
49 x 29 = 25,37 56
49 x 27 = 23,62 56
25 24
51 49
Total 49 100
C. Variabel Penelitian
Sugiyono (2010:61) mengemukakan bahwa variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untukdipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Di dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen.
1. Variabel Independen atau Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah minat baca (X1) dan lingkungan belajar di sekolah (X2).
2. Variabel Dependen atau Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar IPS Terpadu (Y) yaitu hasil ujian MID Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014.
36
D. Definisi Konseptual Variable dan Operasional Variabel 1. Definisi Konseptual Variable
Menurut Sugiyono (2009:60), variable penelitian adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variable dalam penelitian ini terdiri dari dua variable bebas dan satu variable terikat. Variable bebas dalam penelitian ini adalah minat baca dan lingkungan belajar di sekolah. Variable terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar.
a. Minat Baca
Minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca. Minat baca ditunjukkan dengan keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan membaca. Orang yang memiliki minat baca yang tinggi senantiasa mengisi waktu luang dengan membaca. Orang yang demikian senantiasa haus terhadap bacaan. Tumbuhnya minat baca yang tinggi, maka timbul kemauan yang besar dan akan mengalahkan pengaruh yang akan merintangi atau tantangan yang ada. ( Darmono 2001:182)
b. Lingkungan Belajar di Sekolah
37
c. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan pada siswa setelah dilakukan proses mengajar. (Hamalik 2004:48)
2. Definisi Operasional Variable
Definisi operasional variabel adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dan konstak dengan cara melihat pada dimensi tingkah laku atau properti yang ditujukan oleh konsep dan mengkategorikan hal tersebut menjadi elemen yang dapat diamati dan diukur. (Sujarwo,2009: 174). Definisi operasional variable dalam penelitian ini meliputi :
1. Minat Baca (X1) Minat baca meliputi :
a. Kecenderungan membaca : 1. Kepemilikan buku IPS
2. Frekuensi membaca buku IPS. b. Dorongan membaca : 1. Suka mata pelajaran IPS
2. Motif membaca.
c. Keterkaitan membaca : 1. Ketertarikan mengerjakan tugas 2. Ketertarikan peningkatan hasil belajar
d. Perbuatan membaca : 1. Hobi membaca
2. Perbuatan yang berkenaan dengan membaca.
38
2. Lingkungan Belajar di Sekolah (X2) Lingkungan belajar di sekolah meliputi :
a. Relasi guru dengan siswa : 1. Interaksi siswa dengan guru 2. Sikap guru
b. Relasi siswa dengan siswa : 1. Interaksi siswa dengan siswa 2. Kebersamaan siswa di kelas c. Sarana belajar : 1. Kelengkapan sarana di sekolah
2. Pengguna sarana di sekolah d. Peraturan sekolah dan sanksi : 1. Sanksi dari sekolah
2. Peraturan sekolah e. Keadaan di sekolah : 1. Suasana di sekolah 3. Prestasi Belajar (Y)
Hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar meliputi hasil ujian MID semester siswa.
Tabel 6. Definisi Operasional Variabel
40
Tabel 6. Lanjutan
yang diharapkan pada siswa setelah
dilakukan proses mengajar. (Hamalik 2004:48)
kegiatan belajar
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Observasi
Observasi adalah suatu cara untuk pengumpulan data dengan
mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. Menurut Sugiyono (2010) teknik ini digunakan apabila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis berupa arsip termasuk juga buku-buku tentang pendapat. Dokumentasi dapat dianggap sebagai materi yang tertulis atau sesuatu yang
41
(Kasinu, 2007: 166). Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk
memperoleh data atau informasi yang bersifat teoritis, prinsip dan konsep yang didapatkan dengan cara membaca, mengutip, dan mencatat dari berbagai buku dan literatur lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
3. Kuesioner / Angket
Teknik angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008:135). Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mendapatkan data mengenai minat belajar dan lingkungan belajar di sekolah.
F. Uji Persyaratan Instrument Penelitian (Angket) 1. Uji Validitas Angket
Menurut Arikunto (2006:168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat.
42
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y X = skor total X
Y = skor total Y
N = jumlah sampel yang diteliti (Riduwan dan Sunarto, 2009:80)
Tabel 7. Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000
0,60 – 0,7999 0,40 – 0,5999 0,20 – 0,3999 0,00 – 0,1999
Sangat kuat Kuat Cukup kuat
Rendah Sangat rendah (Riduwan dan Sunarto, 2009:81)
43
Tabel 8. Hasil Analisis Uji Validitas Angket untuk Variabel X1 No rhitung rtabel Kesimpulan Keterangan
1 0.627 0.444 rhitung > rtabel Valid
Berdasarkan tabel 8 terdapat 1 soal yang tidak valid dan dalam penelitian ini soal tersebut di drop. Dengan demikian, angket yang digunakan dalam penelitian berjumlah 13 soal.
44
Berdasarkan tabel 9 terdapat 1 soal yang tidak valid dan dalam penelitian ini soal tersebut di drop. Dengan demikian, angket yang digunakan dalam penelitian berjumlah 14 soal.
2. Uji Reliabilitas Angket
Reabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Reabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu, artinya dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Instrument harus reliable mengandung arti bahwa instrumen yang cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya.
(Arikunto, 2006:168-169)
Realiabilitas adalah ukuran yang menunjukkan bahwa instrument penelitian memiliki tingkat kepercayaan dan dapat dihandalkan, yang diukur dengan menggunakan rumus Alpha sebagai berikut:
r11=
r = reliabilitas instrument k = banyak butir soal
Selanjutnya menginterpretasikan besarnya koefisien korelasi adalah: a. 0,80 - 1,00 = sangat tinggi
45
Dengan kriteria pengujian, apabila rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,05 maka alat ukur tersebut valid. Begitu pula sebaliknya, jika rhitung < rtabel , maka alat tersebut tidak reliable.
G. Uji Persyaratan Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kuantitatif merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil angket (kuesioner), observasi (pengamatan), dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami.
1. Uji Normalitas
Menurut Sudarmanto (2005:104-123), untuk menggunakan alat analisis parametrik diperlukan dua persyaratan yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
kelompok yang dijadikan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut.
46
1) Tolak H0 apabila nilai Signifikansi (Sig) < 0,05 berarti distribusi sampel tidak normal.
2) Terima H0 apabila nilai Signifikansi (Sig) > 0,05 berarti distribusi sampel normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji Levene Statistic dengan model Anova hipotesis untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut.
H0 = data penelitian adalah homogen H1 = data penelitian adalah tidak homogen Dengan kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
1) Tolak H0 apabila nilai Signifikansi (Sig) < 0,05 berarti distribusi sampel tidak homogen.
2) Terima H0 apabila nilai Signifikansi (Sig) > 0,05 berarti distribusi sampel homogen.
H. Pengujian Hipotesis
47
1. Korelasi Sederhana
Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variable bila data kedua variable membentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variable atau lebih tersebut adalah sama (Sugiyono, 2010 : 228). Hipotesis pertama dan kedua digunakan uji statistik t dengan model korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut :
rxy = –
√ –
……… (5)
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y n = jumlah sampel yang diteliti
Xi = skor variable bebas Yi = skor variable terikat
Rumus untuk uji t yaitu sebagai berikut : t = √
√
………
(6)Kriteria pengujian hipotesis tolak H0 jika t hitung
> t
tabel dan terima H0jikat
hitung> t tabel untuk dk distribusi t diambil n-2 dengan α = 0,05(Sudjana 2005 : 380).
2. Korelasi Multiple
Korelasi ganda (multiple correlation) merupakan angka yang
48
2010 : 231-232). Untuk menguji hipotesis ke-3 digunakan model korelasi ganda atau multiple, rumusnya adalah sebagai berikut :
R x2x3=
√
……….. (7)
Keterangan :
R x2x3 = korelasi ganda antara x1 x2 dan x3 secara bersama-sama dengan variable Y
ryx1 = korelasi product moment antara x1 dengan Y ryx2 = korelasi product moment antara x2 dengan Y ryx3 = korelasi product moment antara x3 dengan Y
Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi ganda dihitung dengan statistik F dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
R2 / k
F = ……… (8) ( 1 - R2) / ( n – k – 1 )
Keterangan :
R = koefisien korelasi ganda k = jumlah varian independent
n = jumlah anggota sampel (Sudjana, 2005 : 385)
102
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Ada hubungan yang positif antara minat baca dengan prestasi belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Ada hubungan yang positif antara lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII di SMP
Muhammadiyah 1 Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014.
3. Ada hubungan yang positif antara minat baca dan lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar di sekolah pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo Tahun Pelajaran 2013/2014.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara minat baca dan
lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 1 Wonosobo tahun Pelajaran 2013/2014, maka peneliti menyarankan sebagai berikut.
103
belajar maka siswa akan bertambah semangat dalam mengikuti pelajaran sehingga prestasi belajar yang baik dapat dicapai. Untuk meningkatkan minat baca para siswa, guru harus berusaha memotivasi siswanya agar mereka mempunyai minat yang tinggi terhadap membaca, dan
menggunakan berbagai macam metode mengajar yang berhubungan dengan membaca sehingga dapat menumbuhkan daya tarik belajar siswa untuk membaca.
2. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang pertama sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Untuk itu,
hendaknya guru dan murid mampu menciptakan lingkungan belajar yang baik, guru dan sekolah dapat mengetahui dan menerapkan secara tepat teknik pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan siswa.