• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nama Triana Melati Kelas XI IPS 2 Tugas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Nama Triana Melati Kelas XI IPS 2 Tugas"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Triana Melati

Kelas

: XI IPS 2

Tugas : Agama

(2)

Pembahasan para pakar dan masyarakat dunia tentang Yahudi bukan merupakan hal yang asing dan baru. Pasalnya, peradaban agama Yahudi dengan Israel sebagai bangsanya sudah berakar sejak ribuan tahun yang lalu. Bila dirunut kembali ke masa lalu sejarah, Yahudi berpangkal pada masa Nabi Ibrahim as. Seperti diketahui oleh agama-agama samawi (Islam, Yahudi, dan Kristen), Nabi Ibrahim memiliki 2 orang putra bernama Ishak dan Ismail. Ishak lahir dari istri pertama yang bernama Sarah, dan Ismail lahir dari istri kedua yang bernama Hajar. Setelah Ishak dan Ismail berusia dewasa, maka keduanya pun diangkat Allah SWT menjadi nabi melanjutkan tugas yang diemban oleh ayah mereka. Keturunan yang berasal dari Nabi Ishak as tersebut kemudian disebut sebagai bangsa Israel, sedangkan bangsa Arab dinisbatkan sebagai keturunan Nabi Ismail as. Kemudian Nabi Ishak as mempunyai anak yaitu Yakub as yang juga diangkat menjadi nabi setelah dewasa. Berbeda dengan Ishak, ketika itu anak Ismail as tidak ada yang diangkat menjadi nabi. Namun setelah beberapa puluh keturunan barulah dari keturunan nabi Ismail as tersebut ada yang diangkat menjadi nabi sekaligus rasul dan juga merupakan nabi dan rasul terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW. Selang waktu dari nabi Ismail as hingga ke nabi Muhammad SAW tersebut, Allah SWT menurunkan banyak Nabi dan Rasul kepada bangsa Israel. Nabi dan Rasul tersebut yaitu Yakub, Yusuf, Ayub, Zulkifli, Syuaib, Yunus, Musa, Harun, Ilyas, Ilyasa, Daud, Sulaiman, Zakaria, Yahya, dan Isa. Satu hal yang perlu dicatat disini adalah Nabi Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya tidak beragama Yahudi. Perbedaan antara anak keturunan Ishak dan Ismail hanya berupa perbedaan bangsa bukan agama. Agama yang dianut oleh Ibrahim, Ishak, Ismail, Yakub, Musa hingga Isa dan Muhammad SAW adalah sama yaitu agama yang mengajarkan monoteisme dengan Allah sebagai Tuhan yang satu. Inti ajaran ini pun terdapat pada kitab yang diturunkan kepada Musa (Taurat), Isa (Injil), dan Muhammad SAW (Al-Qur’an). Perbedaan antara ketiga kitab suci tersebut hanya terletak pada penerapan syariat dan tatacara beribadah. Namun dalam perjalanannya terjadi perbedaan penyebutan terhadap ketiga agama tersebut. Pada dasarnya setiap orang yang meyakini ketunggalan Allah dan mengikuti nabi-nabinya disebut sebagai muslim. Dengan demikian Dari Ibrahim, Ishak, Ismail, Yakub, Isa, hingga Muhammad SAW dan semua pengikut setianya disebut sebagai muslim. Sedangkan penyebutan Yahudi untuk ajaran yang dibawa nabi Musa dengan Taurat sebagai kitabnya dan Nasrani untuk ajaran nabi Isa dengan Injil sebagai kitabnya lebih cenderung berasal dari penisbatan oleh manusia. Orang-orang yang menerima dan memakai Taurat yang tidak murni lagi menamakan diri mereka dan agama mereka dengan nama Yahudi. Begitu juga dengan orang-orang yang memakai Injil yang tidak murni lagi menamakan diri mereka sebagai Nasrani.

(3)
(4)

halamannya dan tetap tinggal di daerah perantauan masing-masing. Lalu pada tahun 63 SM, kerajaan Romawi berhasil menaklukan wilayah Palestina, tempat dimana kerajaan Israel pernah berjaya. Kehancuran de facto kerajaan Israel menyebabkan kerajaan Israel terhapus dari percaturan kekuasaan dunia. Mungkin hal ini yang menyebabkan penggunaan kata Israel semakin pudar dan tergantikan dengan kata Yahudi. Maksudnya orang-orang diluar bangsa Israel lebih mudah mengidentifikasi mereka berdasarkan keyakinan yang mereka anut yaitu Yahudi. Memang sulit menentukan kapan kita harus menggunakan kata Yahudi dan Israel. Yang jelas kedua kata tersebut sangat berhubungan erat. Oleh karena itu, untuk pembahasan selanjutnya penulis akan lebih sering menggunakan kata Yahudi untuk sebutan mereka karena sesuai dengan tema dan judul buku ini. Namun terkadang penulis juga akan menggunakan kata Israel bila berhubungan dengan sesuatu hal yang cocok dengan kata Israel tersebut seperti untuk penyebutan negara Yahudi yang sedang menjajah Palestina saat ini. Karena memang orang-orang Yahudi telah jelas memproklamirkan negara mereka dengan nama Israel. Walau mereka telah memproklamirkan sebuah negara Israel Raya di wilayah Palestina, tetapi tidak sepenuhnya orang-orang Yahudi yang tinggal di berbagai penjuru dunia pindah ke negara baru tersebut. Secara populasi mereka merupakan bangsa yang minoritas di jagad raya ini.

(5)

Pada masa pengasingan di Babilonia, masa raja Nebukhanedzar, bangsa Yahudi (Bani Israel) telah kehilangan jati diri mereka, baik sebagai satu bangsa maupun secara religius. Sebagai bangsa, mereka dipaksa untuk mengikuti tradisi-tradisi baru di Banilonia. Secara religius, mereka juga dipaksa untuk mengikuti sistem paganisme-penyembahan banyak dewa.

Melihat hal ini, banyak di antara para rabi Yahudi kuatir akan identitas mereka yang monotheis yang berdasarkan pada risalah Nabi Musa as dalam Taurat.

Malangnya, ketika bangsa Babilonia menyerang, risalah ini banyak yang hilang dan juga para rabi yang hafal banyak yang meninggal karena penyerbuan dan pembunuhan.

Atas inisiatif para rabi yang tersisa maka mereka menuliskan ulang isi Taurat yang aslinya sudah tercabik-cabik oleh raja Nebukhanedzar.

Hasilnya?

Seperti yang tercatat dalam sejarah hari ini, Taurat yang ditulis ulang oleh para rabi ini jauh dari keaslian. Sederhana saja mencari jawabannya. Bagaimana mungkin seorang manusia dapat menceritakan alur cerita kehidupannya hingga ia wafat dan dikuburkan?

Inilah yang terjadi, dalam Taurat Nabi Musa "dikisahkan" wafat hingga dikuburkan, sedangkan kata Taurat aslinya adalah risalah yang dibawa oleh Nabi Musa.

Lebih fatal lagi, banyak nabi dalam Taurat (Perjanjian Lama) pernah berbuat salah yang jauh dari sifat kesuciannya yang luhur.

Ini sebenarnya tidaklah mengherankan jika kita mengikuti alur pola pikir mereka. Begini, menurut mereka, jika kita dapat mengambil kesimpulan demikian, para nabi saja pernah berbuat dosa, maka umatnya pun tidak mengapa berbuat dosa karena pasti diampuni oleh Tuhan.

Penyerbuan Babilonia adalah ulah mereka yang telah berbuat dosa. Namun selanjutnya ini dilihat kecil oleh bangsa Yahudi karena mereka menyakini kalau nabi saja berbuat dosa, jadi pantas saja jika rabi, hakim, umat biasa berbuat dosa pula.

Sebagai bahan renungan bagi bangsa Yahudi adalah seperti ucapan Nabi Jeremiah as kepada raja Nebukhanedzar: "Jangan kalian pikir bahwa kalian telah mengalahkan Bani Israel dengan kekuatan kalian. Sesungguhnya ini adalah azab yang disebabkan dosa-dosa mereka yang terlalu banyak".

Ingin tahu isi Perjanjian Lama yang berisikan dosa-dosa para Nabi? Berikut penulis sajikan kepada Anda.

1. Nabi Nuh dalam Kejadian 9: 20-26

(6)

muka, sehingga mereka tidak melihat AURAT ayahnya. Setelah Nuh sadar dari MABUKNYA dan mendegar apa yang dilakukan anak bungsunya terhadapnya, berkatalah ia, "Terkutuklah Kana'an, hendaklah ia menjadi yang paling hina bagi saudara-saudaranya. Lagi katanya, "Terpujilah Allah, Tuhan Sem, tetapi hendaklah Kana'an menjadi hamba baginya.

(ini adalah isi Taurat yang menunjukkan kebencian terhadap Kana'an karena sebelum Bani Israel masuk ke tanah Kana'an, bangsa Filistin/Kana'an adalah penguasa tanah ini yang selanjutnya dalam sejarah menjadi nama tanah Palestina yang juga diambil dari nama Filistine)

2. Nabi Luth dalam Kejadian 19: 30-38

Oleh sebab Luth tidak berani tinggal di Zoar, pergilah ia bersama kedua anak perempuannya meninggalkan negeri itu menuju sebuah pegunungan untuk menetap di sana. Anak perempuan Luth yang tua berkata kepada yang muda, "Ayah kita memang telah tua, tetapi tidak ada laki-laki lain di sini yang akan menghampiri kita seperti layaknya laki-laki dan perempuan. Marilah lita beri ayah kita minuman anggur agar kita bisa TIDUR DENGANYA dan MENDAPAT KETURUNAN darinya.

Maka pada malam harinya, kakak-beradik itu memberi ayah mereka minuman anggur; lalu masuklah yang tua untuk TIDUR dengan ayahnya, sedangkan ayahnya sendiri tidak sadar lagi apa yang terjadi karena MABUK. Keesokan harinya, berkatalah si kakak kepada adiknya, "Tadi malam aku telah BERSETUBUH (BERZINA-penulis) dengan ayah. Bagaimana kalau malam nanti kita memberinya lagi minuman anggur supaya engkau bisa juga melakukan apa yang telah aku lakukan tadi malam."Maka pada malam harinya, mereka kembali memberi ayah mereka minuman anggur, lalu masuklah anak yang muda untuk TIDUR dengan ayahnya, sedangkan ayahnya sendiri juga tidak sadar lagi apa yang terjadi karena MABUK. Lalu mengandunglah kedua anak Luth itu dari ayah mereka. Yang tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah nenek moyang bangsa Moab yang sekarang. Yang mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah nenek moyang dari Bani Amon yang sekarang.

(ini adalah isi Taurat untuk mewujudkan keinginan para Rabi Yahudi untuk mendiskreditkan bani Moab dan Bani Amon yang merupakan musuh bebuyutan mereka. Apabila Rout (yakni nenek dari Nabi Daud as dan nenek moyang Nabi Isa as) adalah anak dari Moab, maka ini berarti bahwa para pengarang kitab Taurat itu telah menjadikan mereka semua sebagai keluarga pezina)

3. Nabi Musa dalam Ulangan 32: 49-52

(7)

(ini adalah isi Taurat yang benar-benar keji terhadap Nabi mereka yang mulia, Nabi yang membebaskan mereka dari Fir'aun. Kitab ini menuduh bahwa Nabi Musalah yang telah membuat patung ular dari tembaga yang disucikan dan dijadikan sesembahan oleh Bani Israel seperti dalam Raja-Raja II 18:4 yaitu: Dan (Hizkia) yang menghancurkan ular tembaga yang DIBUAT Nabi Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih memuja dan menyembah patung yang mereka beri nama dengan Nehustan itu.)

4. Nabi Harun dalam Keluaran 32: 1-6

Ketika bangsa itu melihat bahwa Nabi Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni harun dan berkata kepadanya, "Buatkanlah sebuah tuhan untuk kami yang akan menuntun jalan kami! Sebab, Musa pemimpin kami, tidak ada di samping kami. Ia telah pergi meninggalkan kami, dan kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengannya." Lalu berkatalah Harun kepada mereka, "Tanggalkanlah anting-anting emas yang ada di telinga istri-istri dan anak-anakmu, lalu kumpulkanlah semuanya kepadaku!" Maka seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada di telinga mereka dan membawanya kepada Harun. Setelah semua emas itu berada di tangan Harun, IA MULAI MENGOLAHNYA MENJADI SEBUAH PATUNG BERBENTUK SEEKOR ANAK LEMBU. Kemudian ia berkata kepada mereka, "Hai Bani Israel, INILAH TUHANMU, yang telah menuntunmu keluar dari tanah Mesir!" Ketika Harun melihat orang-orang berkumpul kepadanya, DIDIRIKAN OLEHNYA MEZBAH DI DEPAN ANAK LEMBU ITU. Kemudian ia berseru, "Besok hari raya bagi Tuhan!" Dan keesokan harinya, mereka langsung mempersembahkan hewan-hewan kurban untuk patung tersebut.

(Sebuah isi Taurat yang sangat menghujat seorang Nabi. Padahal orang lain yaitu Samiri yang membuat patung anak sapi itu. Ini hanyalah alasan bagi Yahudi jika sesat maka Nabi Harun lebih sesat lagi dari mereka. Jadi jika Yahudi berbuat dosa maka PASTI diampuni lha wong Nabi saja yang nyata-nyata suci malah membuat patung sembahan, gimana mereka yang awam! Inilah alur logika sesat mereka yang membuat mereka "halal" berbuat dosa besar)

Masih ada lagi kekejian Yahudi terhadap Nabi Daud yang dinyatakan berzina. Ini tidak mengherankan bagi Yahudi karena silsilah yang mereka buat berasal dari anak Nabi Luth (baca di Samuel II).

Singkat kata, jika Yahudi berbuat dosa maka hal ini biasa karena nabi-nabi mereka pun juga demikian. Dosa bagi mereka hal yang sepele dan mereka menyakini pasti diampuni. Syirik, mabuk, berzina, dan dosa lainnya adalah biasa bagi Yahudi, karena para nabi pernah melakukannya juga.

Sungguh benar-benar keji terhadap kesucian Nabi. (mss/a7)

(8)

Sejarah lahirnya al-quran

(9)

Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-Dzikr (Al Quran), dan kamilah yang akan menjaganya?..

Al-Quran pada jaman Rasulullah SAW

Pengumpulan Al Quran pada zaman Rasulullah SAW ditempuh dengan dua cara:

Pertama : al Jam?u fis Sudur

Para sahabat langsung menghafalnya diluar kepala setiap kali Rasulullah SAW menerima wahyu. Hal ini bisa dilakukan oleh mereka dengan mudah terkait dengan kultur (budaya) orang arab yang menjaga Turast (peninggalan nenek moyang mereka diantaranya berupa syair atau cerita) dengan media hafalan dan mereka sangat masyhur dengan kekuatan daya hafalannya.

Kedua : al Jam?u fis Suthur

Yaitu wahyu turun kepada Rasulullah SAW ketika beliau berumur 40 tahun yaitu 12 tahun sebelum hijrah ke madinah. Kemudian wahyu terus menerus turun selama kurun waktu 23 tahun berikutnya dimana Rasulullah. SAW setiap kali turun wahyu kepadanya selalu membacakannya kepada para sahabat secara langsung dan menyuruh mereka untuk menuliskannya sembari melarang para sahabat untuk menulis hadis-hadis beliau karena khawatir akan bercampur dengan Al Quran. Rasul SAW bersabda ?Janganlah kalian menulis sesuatu dariku kecuali Al Quran, barangsiapa yang menulis sesuatu dariku selain Al Quran maka hendaklah ia menghapusnya ? (Hadist dikeluarkan oleh Muslim (pada Bab Zuhud hal dan Ahmad (hal 1).

Biasanya sahabat menuliskan Al Quran pada media yang terdapat pada waktu itu berupa ar-Riqa? (kulit binatang), al-Likhaf (lempengan batu), al-Aktaf (tulang binatang), al-`Usbu ( pelepah kurma). Sedangkan jumlah sahabat yang menulis Al Quran waktu itu mencapai 40 orang. Adapun hadis yang menguatkan bahwa penulisan Al Quran telah terjadi pada masa Rasulullah s.a.w. adalah hadis yang di Takhrij (dikeluarkan) oleh al-Hakim dengan sanadnya yang bersambung pada Anas r.a., ia berkata: ?Suatu saat kita bersama Rasulullah s.a.w. dan kita menulis Al Quran (mengumpulkan) pada kulit binatang ?.

Dari kebiasaan menulis Al Quran ini menyebabkan banyaknya naskah-naskah (manuskrip) yang dimiliki oleh masing-masing penulis wahyu, diantaranya yang terkenal adalah: Ubay bin Ka?ab, Abdullah bin Mas?ud, Mu?adz bin Jabal, Zaid bin Tsabit dan Salin bin Ma?qal. Adapun hal-hal yang lain yang bisa menguatkan bahwa telah terjadi penulisan Al Quran pada waktu itu adalah Rasulullah SAW melarang membawa tulisan Al Quran ke wilayah musuh. Rasulullah s.a.w. bersabda: ?Janganlah kalian membawa catatan Al Quran ke wilayah musuh, karena aku merasa tidak aman (khawatir) apabila catatan Al Quran tersebut jatuh ke tangan mereka?.

(10)

`Umar mendengar, meraihnya kemudian memba-canya, inilah yang menjadi sebab ia mendapat hidayah dari Allah sehingga ia masuk islam.

Sepanjang hidup Rasulullah s.a.w Al Quran selalu ditulis bilamana beliau mendapat wahyu karena Al Quran diturunkan tidak secara sekaligus tetapi secara bertahap.

Al-Quran pada zaman Khalifah Abu Bakar as Sidq

SEPENINGGAL Rasulullah SAW, istrinya `Aisyah menyimpan beberapa naskah catatan (manuskrip) Al Quran, dan pada masa pemerintahan Abu Bakar r.a terjadilah Jam?ul Quran yaitu pengumpulan naskahnaskah atau manuskrip Al Quran yang susunan surah-surahnya menurut riwayat masih berdasarkan pada turunnya wahyu (hasbi tartibin nuzul).

Imam Bukhari meriwayatkan dalam shahihnya sebab-sebab yang melatarbelakangi pengumpulan naskah-naskah Al Quran yang terjadi pada masa

Abu Bakar yaitu Atsar yang diriwatkan dari Zaid bin Tsabit r.a. yang berbunyi: ?Suatu ketika Abu bakar menemuiku untuk menceritakan perihal korban pada perang Yamamah , ternyata Umar juga bersamanya. Abu Bakar berkata :?

Umar menghadap kepadaku dan mengatakan bahwa korban yang gugur pada perang Yamamah sangat banyak khususnya dari kalangan para penghafal Al Quran, aku khawatir kejadian serupa akan menimpa para penghafal Al Quran di beberapa tempat sehingga suatu saat tidak akan ada lagi sahabat yang hafal Al Quran, menurutku sudah saatnya engkau wahai khalifah memerintahkan untuk mengumpul-kan Al Quran, lalu aku berkata kepada Umar : ? bagaimana mungkin kita melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah s. a. w. ?? Umar menjawab: ?Demi Allah, ini adalah sebuah kebaikan?.

Selanjutnya Umar selalu saja mendesakku untuk melakukannya sehingga Allah melapangkan hatiku, maka aku setuju dengan usul umar untuk mengumpulkan Al Quran.

Zaid berkata: Abu bakar berkata kepadaku : ?engkau adalah seorang pemuda yang cerdas dan pintar, kami tidak meragukan hal itu, dulu engkau menulis wahyu (Al Quran) untuk

Rasulullah s. a. w., maka sekarang periksa dan telitilah Al Quran lalu kumpulkanlah menjadi sebuah mushaf?.

Zaid berkata : ?Demi Allah, andaikata mereka memerintahkan aku untuk memindah salah satu gunung tidak akan lebih berat dariku dan pada memerintahkan aku untuk mengumpulkan Al Quran. Kemudian aku teliti Al Quran dan mengumpulkannya dari pelepah kurma,

lempengan batu, dan hafalan para sahabat yang lain).

Kemudian Mushaf hasil pengumpulan Zaid tersebut disimpan oleh Abu Bakar, peristiwa tersebut terjadi pada tahun 12 H. Setelah ia wafat disimpan oleh khalifah sesudahnya yaitu Umar, setelah ia pun wafat mushaf tersebut disimpan oleh putrinya dan sekaligus istri Rasulullah s.a.w. yang bernama Hafsah binti Umar r.a.

(11)

kembali. Sahabat Ali bin Abi thalib berkomentar atas peristiwa yang bersejarah ini dengan mengatakan : ?

Orang yang paling berjasa terhadap Mushaf adalah Abu bakar, semoga ia mendapat rahmat Allah karena ialah yang pertama kali mengumpulkan Al Quran, selain itu juga Abu bakarlah yang pertama kali menyebut Al Quran sebagai Mushaf).

Menurut riwayat yang lain orang yang pertama kali menyebut Al Quran sebagai Mushaf adalah sahabat Salim bin Ma?qil pada tahun 12 H lewat perkataannya yaitu : ?Kami

menyebut di negara kami untuk naskah-naskah atau manuskrip Al Quran yang dikumpulkan dan di bundel sebagai MUSHAF? dari perkataan salim inilah Abu bakar mendapat inspirasi untuk menamakan naskah-naskah Al Quran yang telah dikumpulkannya sebagai al-Mushaf as Syarif (kumpulan naskah yang mulya).

Dalam Al Quran sendiri kata Suhuf (naskah ; jama?nya Sahaif) tersebut 8 kali, salah satunya adalah firman Allah QS. Al Bayyinah (98):2 ? Yaitu seorang Rasul utusan Allah yang

membacakan beberapa lembaran suci. (Al Quran)?

Al-Quran pada jaman khalifah Umar bin Khatab

Tidak ada perkembangan yang signifikan terkait dengan kodifikasi Al Quran yang dilakukan oleh khalifah kedua ini selain melanjutkan apa yang telah dicapai oleh khalifah pertama yaitu mengemban misi untuk menyebarkan islam dan mensosialisasikan sumber utama ajarannya yaitu Al Quran pada wilayah-wilayah daulah islamiyah baru yang berhasil dikuasai dengan mengirim para sahabat yang kredibilitas serta kapasitas ke-Al-Quranan-nya bisa

dipertanggungjawabkan Diantaranya adalah Muadz bin Jabal, `Ubadah bin Shamith dan Abu Darda?.

Al-Quran pada jaman khalifah Usman bin `Affan

Pada masa pemerintahan Usman bin ?Affan terjadi perluasan wilayah islam di luar Jazirah arab sehingga menyebabkan umat islam bukan hanya terdiri dari bangsa arab saja (?Ajamy). Kondisi ini tentunya memiliki dampak positif dan negatif.

Salah satu dampaknya adalah ketika mereka membaca Al Quran, karena bahasa asli mereka bukan bahasa arab. Fenomena ini di tangkap dan ditanggapi secara cerdas oleh salah seorang sahabat yang juga sebagai panglima perang pasukan muslim yang bernama Hudzaifah bin al-yaman.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas r.a. bahwa suatu saat Hudzaifah yang pada waktu itu memimpin pasukan muslim untuk wilayah Syam (sekarang syiria) mendapat misi untuk menaklukkan Armenia, Azerbaijan (dulu termasuk soviet) dan Iraq menghadap Usman dan menyampaikan kepadanya atas realitas yang terjadi dimana terdapat perbedaan bacaan Al Quran yang mengarah kepada perselisihan.

(12)

Lalu Usman meminta Hafsah meminjamkan Mushaf yang di pegangnya untuk disalin oleh panitia yang telah dibentuk oleh Usman yang anggotanya terdiri dari para sahabat diantaranya Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Sa?id bin al?Ash, Abdurrahman bin al-Haris dan lain-lain.

Kodifikasi dan penyalinan kembali Mushaf Al Quran ini terjadi pada tahun 25 H, Usman berpesan apabila terjadi perbedaan dalam pelafalan agar mengacu pada Logat bahasa suku Quraisy karena Al Quran diturunkan dengan

gaya bahasa mereka.

Setelah panitia selesai menyalin mushaf, mushaf Abu bakar dikembalikan lagi kepada Hafsah. Selanjutnya Usman memerintahkan untuk membakar setiap naskah-naskah dan manuskrip Al Quran selain Mushaf hasil salinannya yang berjumlah 6 Mushaf.

Mushaf hasil salinan tersebut dikirimkan ke kota-kota besar yaitu Kufah, Basrah, Mesir, Syam dan Yaman. Usman menyimpan satu mushaf untuk ia simpan di Madinah yang belakangan dikenal sebagai Mushaf al-Imam.

Tindakan Usman untuk menyalin dan menyatukan Mushaf berhasil meredam perselisihan dikalangan umat islam sehingga ia manual pujian dari umat islam baik dari dulu sampai sekarang sebagaimana khalifah pendahulunya Abu bakar yang telah berjasa mengumpulkan Al Quran. Adapun Tulisan yang dipakai oleh panitia yang dibentuk Usman untuk menyalin Mushaf adalah berpegang pada Rasm alAnbath tanpa harakat atau Syakl (tanda baca) dan Nuqath (titik sebagai pembeda huruf).

Tanda Yang Mempermudah Membaca Al-Quran

Sampai sekarang, setidaknya masih ada empat mushaf yang disinyalir adalah salinan mushaf hasil panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit pada masa khalifah Usman bin Affan. Mushaf pertama ditemukan di

kota Tasyqand yang tertulis dengan Khat Kufy. Dulu sempat dirampas oleh kekaisaran Rusia pada tahun 1917 M dan disimpan di perpustakaan Pitsgard (sekarang St.PitersBurg) dan umat islam dilarang untuk melihatnya.

Pada tahun yang sama setelah kemenangan komunis di Rusia, Lenin memerintahkan untuk memindahkan Mushaf tersebut ke kota Opa sampai tahun 1923 M. Tapi setelah terbentuk Organisasi Islam di Tasyqand para anggotanya meminta kepada parlemen Rusia agar Mushaf dikembalikan lagi ketempat asalnya yaitu di Tasyqand (Uzbekistan, negara di bagian asia tengah).

Mushaf kedua terdapat di Museum al Husainy di

kota Kairo mesir dan Mushaf ketiga dan keempat terdapat di

kota Istambul Turki. Umat islam tetap mempertahankan keberadaan mushaf yang asli apa adanya.

(13)

Atas persetujuan dari khalifah, akhirnya ia membuat tanda baca tersebut dan

membubuhkannya pada mushaf. Adapun yang mendorong Abul-Aswad ad-Dualy membuat tanda titik adalah riwayat dari Ali r.a bahwa suatu ketika Abul-Aswad adDualy menjumpai seseorang yang bukan orang arab dan baru masuk islam membaca kasrah pada kata ?

Warasuulihi? yang seharusnya dibaca ?Warasuuluhu? yang terdapat pada QS. At-Taubah (9) 3 sehingga bisa merusak makna.

Abul-Aswad ad-Dualy menggunakan titik bundar penuh yang berwarna merah untuk

menandai fathah, kasrah, Dhammah, Tanwin dan menggunakan warna hijau untuk menandai Hamzah. Jika suatu kata yang ditanwin bersambung dengan kata berikutnya yang berawalan huruf Halq (idzhar) maka ia membubuhkan tanda titik dua horizontal seperti ?adzabun alim? dan membubuhkan tanda titik dua Vertikal untuk menandai Idgham seperti ?ghafurrur rahim?.

Adapun yang pertama kali membuat Tanda Titik untuk membedakan huruf-huruf yang sama karakternya (nuqathu hart) adalah Nasr bin Ashim (W. 89 H) atas permintaan Hajjaj bin Yusuf as-Tsaqafy, salah seorang gubernur pada masa Dinasti Daulah Umayyah (40-95 H).

Sedangkan yang pertama kali menggunakan tanda Fathah, Kasrah, Dhammah, Sukun, dan Tasydid seperti yang-kita kenal sekarang adalah al-Khalil bin Ahmad al-Farahidy (W.170 H) pada abad ke II H.

Kemudian pada masa Khalifah Al-Makmun, para ulama selanjutnya berijtihad untuk semakin mempermudah orang untuk membaca dan menghafal Al Quran khususnya bagi orang selain arab dengan menciptakan tanda-tanda baca tajwid yang berupa Isymam, Rum, dan Mad.

Sebagaimana mereka juga membuat tanda Lingkaran Bulat sebagai pemisah ayat dan mencamtumkan nomor ayat, tanda-tanda waqaf (berhenti membaca), ibtida (memulai membaca), menerangkan identitas surah di awal setiap surah yang terdiri dari nama, tempat turun, jumlah ayat, dan jumlah ?ain.

Tanda-tanda lain yang dibubuhkan pada tulisan Al Quran adalah Tajzi? yaitu tanda pemisah antara satu Juz dengan yang lainnya berupa kata Juz dan diikuti dengan penomorannya (misalnya, al-Juz-utsalisu: untuk juz 3) dan tanda untuk menunjukkan isi yang berupa seperempat, seperlima, sepersepuluh, setengah Juz dan Juz itu sendiri.

Sebelum ditemukan mesin cetak, Al Quran disalin dan diperbanyak dari mushaf utsmani dengan cara tulisan tangan. Keadaan ini berlangsung sampai abad ke16 M. Ketika Eropa menemukan mesin cetak yang dapat digerakkan (dipisah-pisahkan) dicetaklah Al-Qur?an untuk pertama kali di

Hamburg, Jerman pada tahun 1694 M.

Naskah tersebut sepenuhnya dilengkapi dengan tanda baca. Adanya mesin cetak ini semakin mempermudah umat islam memperbanyak mushaf Al Quran. Mushaf Al Quran yang pertama kali dicetak oleh kalangan umat islam sendiri adalah mushaf edisi Malay Usman yang dicetak pada tahun 1787 dan diterbitkan di St. Pitersburg Rusia.

Kemudian diikuti oleh percetakan lainnya, seperti di

(14)

Sayangnya, terbitan Al Quran yang dikenal dengan edisi Fluegel ini ternyata mengandung cacat yang fatal karena sistem penomoran ayat tidak sesuai dengan sistem yang digunakan dalam mushaf standar. Mulai Abad ke-20, pencetakan Al Quran dilakukan umat islam sendiri. Pencetakannya mendapat pengawasan ketat dari para Ulama untuk menghindari timbulnya kesalahan cetak.

Cetakan Al Quran yang banyak dipergunakan di dunia islam dewasa ini adalah cetakan Mesir yang juga dikenal dengan edisi Raja Fuad karena dialah yang memprakarsainya. Edisi ini ditulis berdasarkan Qiraat Ashim riwayat Hafs dan pertama kali diterbitkan di Kairo pada tahun 1344 H/ 1925 M.

Selanjutnya, pada tahun 1947 M untuk pertama kalinya Al Quran dicetak dengan tekhnik cetak offset yang canggih dan dengan memakai

Referensi

Dokumen terkait

Musik dengan lirik lagu berkaitan isu sosial tidak hanya dapat diterapkan pada masa di mana para pencipta lirik sedang merasakan fenomena yang ada, namun lirik lagu yg

Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Uji Efek Antibakteri Jintan Hitam dan Madu terhadap Pseudomonas aeruginosa pada Otitis Media Supuratif Kronis secara in vitro”.. Dalam

(2003) dalam penelitiannya terbukti embrio hasil fertilisasi in vitro pada sapi yang dikawinkan silang (hybrid) memiliki tingkat pembentukan blastosis yang tinggi dari pada

Berdasarkan hasil penelitian pada keempat partisipan dapat disimpulkan bahwa semua partisipan saat ini tidak mengalami dengan persepsi citra diri, beberapa faktor

Terlihat bahwa waktu cangkang kapsul pecah dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3 dimana dalam medium pH 4,5 dan 6,8 cangkang kapsul kalsium alginat dapat mengembang dan terjadi

Bentuk Karya Ilmiah Artikel telah mendap at kan surat penerim aan dari redaksi untuk direview dan/ata u dimuat dalam jurnal ilmiah internasi o nal Artikel telah

1) Pengembangan Masyarakat. Komponen Pengembangan Masyarakat mencakup serangkaian kegiatan untuk membangun kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat yang terdiri dari

Reaksi Remaja terhadap Menarche / Spermarche Menarche NEGATIF ketidaktahuan remaja tentang perubahan fisiologis yang terjadi pada awal kehidupan2. remaja wanita, maka