LAMPIRAN Lampiran 1
Kuesioner Penelitian
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penelitian saya untuk skripsi yang berjudul “
Pengaruh Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi dengan Minat sebagai variabel moderating Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Angkatan Tahun 2012 – 2013 di Universitas Sumatera Utara’’, dengan ini saya mengajukan sejumlah kuesioner penelitian.
Saya memohon kesediaan anda untuk meluangkan waktu sejenak mengisi kuesioner ini. Saya berharap anda menjawab dengan leluasa, sesuai dengan yang anda rasakan, lakukan dan alami. Anda diharapkan menjawab dengan jujur dan terbuka, sebab tidak ada jawaban yang benar atau salah. Sesuai dengan kode etik penelitian, saya menjamin kerahasiaan semua data. Kesediaan Anda mengisi angket ini adalah bantuan yang tak ternilai bagi saya.
Demikian surat peermohonan saya, atas perhatian dan partisipasi Saudara/i dalam membantu kelancaran peneliti ini, saya sampaikan terima kasih.
Peneliti
DAFTAR PERTANYAAN
Sesuai dengan yang saudara/i ketahui, berilah penilaian terhadap diri anda sendiri
dengan jujur dan apa adanya berdasarkan pertanyaan dibawah ini dengan cara
1. Saya memiliki kemampuan untuk mengenali,
menyambung, dan merangkai kata-kata
2. Saya selalu berpikir secara analitis dan kritis
Dalam setiap pengambilan keputusan.
Berpikir untuk menemukan fakta yang akurat serta memprediksi resiko yang ada.
4. Ketika diberi suatu pertanyaan dalam suatu
masalah, saya bisa langsung menjawab dengan cepat dan sigap.
Intelegensi Verbal
1. Saya mempunyai kemampuan membaca,
menulis, berbicara, serta menyampaikan pendapat dengan baik.
2. Saya sangat penasaran jika suatu pekerjaan
yang rumit atau soal yang berhubungan
dengan angka belum diketahui hasil yangbenar.
3. Saya ingin lebih mengetahui hal-hal yang
Belum saya ketahui
Intelegensi Praktis
1. Saya memiliki kemampuan berkomunikasi
Secaraurut, runtun, tertata, tepat, sistematis,
Dalam penempatan posisi diri.
2. Saya selalu melihat konsekuensi dari setiap
keputusan yang saya ambil.
3. Saya menunjukkan kemampuan nonformal
Atau minat saya kepada lingkungan sekitar.
2. Kecerdasan Emosional (X2)
No Pernyataan SS S RR TS STS
Pengenalan Diri
1. Saya dapat mengetahui emosi serta
Kelebihan dan kekurangan yang saya miliki.
2. Saya sering melakukan intropeksi untuk
hidup saya
PengendalianDiri
1. Saya mampu menanggapi kritik dan saran
Secara efektif
2. Saya dapat mengelola dan mengendalikan emosi
diri dalam situasi apapun.
3. Saya merasa sulit mengembangkan topik
pembicaraan dengan orang lain Motivasi
1. Saya mampu memotivasi dan memberikan
Dorongan untuk selalu maju kepada diri saya
sendiri.
2. Saya mudah menyerah pada saat menjalakan
tugas yang sulit.
3. Saya malas mencoba lagi jika pernah gagal
pada pekerjaan yang sama. Empati
1. Dalam suatu pertemuan, apa yang saya
Sampaikan selalu menarik perhatian orang lain.
2. Saya bisa merasakan apa yang dirasakan oleh
orang lain,seperti kesedihan dan kebahagiaan.
3. Ketika teman-teman saya memiliki masalah,
Mereka meminta nasihat kepada saya. Keterampilan Sosial
1. Saya mampu memberi suasana yang hidup
Dalam berdiskusi
2. Saya mempunyai cara yang meyakinkan agar
3. Pemahaman Akuntansi (Y)
No. Pernyataaan SS S RR TS STS
1. Saya merasa matakuliah akuntansi suli tuntuk
dimengerti
2. Saya merasa akuntansi tidak perlu untuk dipelajari
dengan serius karena kurang menarik
3. Dosen mengajari akuntansi sangat membosankan
sehingga saya tidak mengerti, sementara saya menyukai matakuliah akuntansi
3. Saya merasa jurusan akuntansi yang diambil maka
akan mempermudah saya untuk memperoleh pekerjaan.
4. Cita – cita yang tinggi harus ditanamkan.
5. saya pikir jurusan akuntansi adalah jurusan yang
fleksibel untuk memasuki dunia kerja
Lampiran 3
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 4
Hasil Uji Realibilitas
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 78 100.0
Excludeda 0 .0
Total 78 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.610 4
Lampiran 7
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.52433948
Most Extreme Differences Absolute .060
Positive .052
Negative -.060
Test Statistic .060
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardiz ed Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) 60.220 42.221 1.426 .158
X1 -.092 .670 -.108 -.137 .891 .015 67.756
X2 -.896 .903 -.967 -.992 .324 .010 103.641
Z -3.010 2.165 -1.651 -1.390 .169 .006 153.912
X1.Z .028 .033 1.057 .839 .404 .006 173.205
X2.Z .043 .045 1.616 .939 .351 .003 323.513
a. Dependent Variable: Tingkat Pemahaman Akuntansi
Setelah Transformasi Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 78
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.52433948
Most Extreme Differences Absolute .060
Positive .052
Negative -.060
Test Statistic .060
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Uji Multikolonieritas Hipotesis H3 dan H4
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.742 .743 -.999 .321
LnX1 .963 .198 .488 4.871 .000 1.000 1.000
2 (Constant) -.438 1.041 -.420 .675
LnX1 .989 .208 .501 4.755 .000 .914 1.094
LnX2 -.104 .247 -.044 -.419 .677 .914 1.094
3 (Constant) -.785 1.069 -.734 .465
LnX1 .904 .217 .458 4.175 .000 .835 1.198
LnX2 -.151 .249 -.064 -.608 .545 .895 1.117
LnZ .283 .213 .143 1.328 .188 .865 1.156
Uji Heteroskedastisitas
Excluded Variablesa
Model Beta In t Sig.
Partial Correlation
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Minimum Tolerance
1 LnX2 -.044b -.419 .677 -.048 .914 1.094 .914
LnZ .134b 1.259 .212 .144 .883 1.132 .883
LnX1.Z .219b 1.259 .212 .144 .329 3.041 .329
LnX2.Z .070b .633 .529 .073 .835 1.197 .835
a. Dependent Variable: LnY
Hipotesis 1 dan 2
Square Std. Error of the Estimate
1 .490a .240 .219 .20991
a. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1
ANOVAa
b. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1
Coefficientsa
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad dan Asrori Mohammad. 2004. Psikologi Remaja
Perkembangan Peserta Didik, Cetakan Pertama, Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta.
Agustian, Ary Ginanjar. 2003. Emotional Quatlity Management, Penerbit Arga. Jakarta
Azwar, Saifuddin, 2004. Pengantar Psikologi Intelegensi, Cetakan Keempat,
Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta.
Erlina, 2011. Metodologi Penelitian, USU Press, Medan.
Ghozali, Imam, 2006.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Lubis, Ade Fatma, Arifin Akhmad, dan Firman Syarif, 2007.Aplikasi SPSS(Statistical Product And Service Solutions) untuk Penyusunan Skripsi dan Tesis , USU Press, Medan.
Mifayetty, Sri, Anita Yus, Nuraini, Rahmulyani, Edidio Hutasuhut, dan
Zulhaini, 2015. Psikologi Pendidikan, Pascasarjana Unimed, Medan.
Mubayidh, Makmun, 2006. Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak ( Referensi Penting bagi Para Pendidik& orangtua, Penerbit Pustaka Al- Kautsar, Jakarta.
Napitupulu, Ilham, 2009. “Pengaruh kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan
Emosional Terhadap Pemahaman Pelajaran Akuntansi dengan Minat sebagai Variabel Moderating (Studi Pada Siswa SMK Bisnis dan
Manajemen di Kota Sibolga Kelas XII Jurusan Akuntansi)”, Tesis,
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan, Cetakan Pertama, Penerbit
Prenada Media, Jakarta
Halim, Abdul dan Muhammad Syam Kusuf, 2012. Akuntansi Sektor Publik,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Priyatno, Duwi, 2009. SPSS untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate, Gava Media, Yogyakarta.
Rachmi, Filia. 2010. ”Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan
Perilaku Belajar Terhadap Pemahaman Akuntansi”. Skripsi Universitas
Diponegoro.
Sarwono, Sarliti W, 2009. Pengantar Psikologi Umum, Penerbit Rajawali Pers, Jakarta.
Shapiro, Lawrence E, 2003. Mengajarkan Emotinal Intelligence Pada Anak, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Syarif, kemali. 2014. Perkembangan Peserta didik, Cetakan Kedua, Penerbit
Unimed Press, Medan.
Yolla,Yorika, 2010.“Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual,
dan Minat Membaca terhadap Pemahman Akuntansi”, Jurnal Akuntansi &
Ekonomi,Universitas Riau.
Zakiah, Farah. 2013. “Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional
dan Kecerdasan Spiritual terhadap Pemahaman Akuntansi”. Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, “Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Pada penelitian ini jenis data yang digunakan adalah jenis data kualitatif.
Data Kualitatif (adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman
atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek
penelitian atau responden. Sedangkan, untuk sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari
kuesioner yang telah diisi oleh responden yaitu mahasiswa akuntansi Universitas
Sumatera Utara. Penyebaran kuesioner dilakukan untuk memperoleh data diri
responden dan penilaian kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, terhadap
tingkat pemahaman akuntansi dengan minat sebagai variabel moderating.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengalisis pengaruh
kecerdasan intelektual, dan kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman
mahasiswa akuntansi. Untuk menganalisis pengaruh tersebut data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah hasil pengisian oleh mahasiswa akutansi Universitas
Sumatera Utara.
Lokasi Penelitian ini yaitu pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di
Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Prof TM. Hanafiah, SH –
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Erlina (2011 :81) “ Populasi adalah sekelompok entitas yang
lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai
karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat –
syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa yang masih aktif
di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi di Universitas Sumatera. Jumlah
Angkatan Tahun 2012 adalah 365 Orang . Oleh karena itu meneliti mengambil
Sampel Mahasiswa Universitas sumatera Utara sebanyak 78 orang.
Jumlah sampel mahasiswa didapatkan dengan menggunakan rumus Slovin
Sebagai berikut :
n = N 1 + N(e) 2 n = 365
1 + 365 ( 0,1) 2
= 365 = 78 orang.
4,65
Keterangan :
n : ukuran sampel
N : ukuran populasi
e : kemungkinan ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat
Menurut Erlina (2011) “ Sampel adalah bagian populasi yang digunakan
Memperkirakan karakteristik populasi”. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu “teknik
pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria yang digunakan sebagai
pertimbangan tertentu. Adapun kriteria penentuan sampel adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa S1 jurusan akuntansi angkatan tahun 2012 yang masih
aktif, karena mahasiswa angkatan tersebut sudah mengalami proses
pembelajaran yang lama dan saat ini sedang melakukan tugas akhir
menjelang kelulusan.
2. Telah menyelesaikan mata kuliah Pengantar Akuntansi, Akuntansi
Keuangan Menengah 1, Akuntansi Keuangan Menengah 2, Akuntansi
Keuangan Lanjutan 1, Akuntansi Keuangan Lanjutan 2, Auditing 1,
Auditing 2, Auditing 3, dan Teori Akuntansi
`3. Telah menempuh 120 SKS Alasan dari pemilihan sampel ini, karena
peneliti menganggap mahasiswa tersebut dianggap telah mendapatkan
manfaat maksimal dari pengajaran akuntansi dan dapat memberikan
umpan balik bagi perguruan tinggi untuk dapat menghasilkan para
akuntan yang berkualitas.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
disebarkan dengan mendatangi satu per satu calon responden, menanyakan apakah
calon memenuhi persyaratan sebagai calon responden untuk mengisi kuesioner.
3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini melibatkan 4 variabel yang terdiri atas 1 variabel terikat
(dependent variable), 1 variable moderating, dan 2 variabel bebas (independent
variable). Variabel dependen tersebut adalah : Pemahaman akuntani. Variabel
moderating tersebut adalah : Minat. Sedangkan variabel independennya adalah
Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional
3.5.1. Variabel Independen 1. Kecerdasan Intelektual
Binet dan Simon (Azwar, 2006 : 5) mendefinisikan Kecerdasan
Intelektual sebagai 1) kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau
mengarahkan tindakan, 2) kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila
tindakan tersebut telah dilaksanakan dan 3) kemampuan untuk mengeritik
diri sendiri atau melakukan autocritism. Kecerdasan intelektual (Variabel
Independen/ X1Pengukuran menggunakan skala Likert dari skor 1 s/d 5.
2. Kecerdasan Emosional
Kecerdasan Emosional (Variabel Independen/X2). Menurut
Ginanjar (2005 : 23) Kecerdasan Emosional adalah kemampuan untuk
mengetahui apa yang kita dan orang lain rasakan, termasuk tepat untuk
adalah “ kemampuan untuk menyikapi pengetahuan- pengetahuan
emosional dalam bentuk menerima, memahami, dan mengelolanya.
Kecerdasan Emosional Variabel Independen/ X2Pengukuran
menggunakan skala Likert dari skor 1 s/d 5.
3. Minat
Minat (Variabel Independen/ X3) adalah ketertarikan perasaan
seseorang terhadap sesuatu objek. Minat adalah variabel penting yang
berpengaruh terhadap tercapainya presatasi belajar karena minat dapat
menjadi kekuatan motivasi. Minat mahasiswa adalah suatu keinginan yang
tidak dapat dipaksakan oleh siapapun untuk melakukan apa yang
disukainya.Minat disini adalah keinginan siswa yang benar – benar datang
dari dasar hatinya untuk mempelajari akuntansi, tetapi terkadang minat itu
diperkenalkan kepada mereka terlebih dahulu, sehingga mereka
mengenalnya dan menyukainya.Pengukuran menggunakan skala Likert
dari skor 1 s/d 5
3.5.2. Variabel ndependen 4. Pemahaman Akuntansi
Pemahaman akuntansi yaitu merupakan tingkat kemampuan
seseorang untuk mengenal dan mengerti tentang akuntansi.Pengukuran
Tabel 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Penelitian Definisi Operaisonal Skala
Pengukuran
mengarahkan pikiran atau
mengarahkan tindakan, 2)
kemampuan untuk mengubah
arah tindakan bila tindakan
tersebut telah dilaksanakan dan 3) kemampuan untuk mengeritik diri sendiri atau
Kecerdasan Emosional adalah kemampuan untuk memahami perasaan orang lain dan untuk mengatur emosi, yang secara
bersama berperan dalam
peningkatan taraf hidup
seseorang
2.6. Metode Analisis Data
2.5.1. Statistik Deskriptif
Menurut Erlina (2011) “Statistik deskriptif merupakan proses
transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah
dipahami dan diinterprestasikan”.
e. Keterampilan
- Mengembangkan orang lain - Orientasi pelayanan merupakan ketertarikan perasaan seseorang terhadap sesuatu objek. Minat merupakan aspek pribadi individu yang juga perlu dikenali
dan dipahami oleh seorang
mahasiswa. Sebat minat dapat menjadi kekuatan motivasi.
Pemahaman akuntansi yaitu
merupakan tingkat kemampuan seseorang untuk
mengenal dan mengerti tentang akuntansi.
2.7. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 2.7.1. Uji Validitas
Menurut Ghozali (2005) , uji validitas digunakan untuk mengukur
sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur untuk kuesioner tersebut.
uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir
dalam statu daftar (konstruk) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu
variabel.untuk menghitung validitas suatu kuesioner dapat dilihat dari
hasil output spss pada table yang berjudul item-total statistics (Fatma,
2007 : 53) .Validitas ditentukan dengan mengkorelasikan skor
masing-masing item. Kriteria yang diterapkan untuk mengukur valid tidaknya
suatu data adalah jika r-hitung (koefisien korelasi) lebih besar dari r-tabel
(nilai kritis) maka dapat dikatakan valid. Selain itu jika nilai sig < 0,05
maka instrument dapat dikatakan valid.
3.7.2. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2005 :41), “uji reliabilitas adalah alat untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk”.Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi
hasil pengukuran variabel-variabel. Suatu kuesioner dikatakan handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke
Dalam penelitian ini berarti reliabilitas menunjukkan sejauh mana
hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan beberapa
kali. Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menghitung cronbach alpha
masing-masing item dengan bantuan SPSS for windows. Suatu instrument
dikatakan reliabel jika mempunyai nilai alpha positif dan lebih besar dari
0,6. Dimana semakin besar nilai alpha, maka alat pengukur yang
digunakan semakin handal (reliable).
3.8. Uji Asumsi klasik
Sebelum melakukan regresi terdapat syarat yang harus dilalui yaitu
melakukan uji asumsi klasik. Model regresi harus bebas dari asumsi klasik yaitu,
uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedasitas (Ghozali, 2005).
3.8.1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel peganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik (Ghozali, 2006 : 110). Syarat dalam analisis parametik yaitu data
3.8.2. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (indepemden)
(Ghozali,2006:91). Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinieritas yaitu jika nilai variance inflation factor (VIF) tidak lebih
dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat
dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF= 1/Tolerance, jika VIF = 0
maka 1/10 = 0.1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance. Jika
nilai koefiseien kolerasi antara masing-masing vaiabel independen kurang
dari 0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik
multikolinieritas. Jika lebih dari 0,70 maka diasumsikan terjadi kolerasi
yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi
multikolinieritas.
3.8.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
pengamatan lain jika variance dari residual satu pengamatan
ke-pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heterokedastisitas (Ghozali, 2006 :105). Dasar analisis :
1. Dengan melihat apakah titik-titik memiliki pola tertentu yang
teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, jika
2. Jika tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titik
menyebar diatas dan dibawah angka 10 pada sumbu Y maka
mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas.
3.9. Model Pengujian Hipotesis 1 dan 2
3.9.1. Model Regresi Linear Berganda
Model Regresi Linear Berganda (Multiple Regression Analysis)
bertujuan untuk menguji pengaruh antara satu variabel terhadap variabel
lain. Regresi linear berganda melibatkan lebih dari satu variabel bebas
(Independen). Dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas
(Independen) dalam membuat persamaan regresi diharapkan mampu
menerangkan lebih baik karakteristik dari variabel tak bebas (dependen)
dan nilai koefisien determinasi diharapkan semakin besar dan nilai standar
error semakin kecil sehingga persamaan regresi yang dihasilkn lebih baik.
Model regresi linear berganda dikatakan model yang baik jika model
tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari
asumsi-asumsi klasik statistik, baik multikolinieritas, dan heteroskedastisitas.
Maka, untuk pengujian hipotesis pertama dan kedua akan
dipergunakan analisis regresi berganda, tujuannya adalah untuk melihat
pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen, dengan
Y = a + b1.X1 + b2.X2 + e Keterangan:
Y = Tingkat Pemahaman Akuntansi
a = Konstanta
X1 = Kecerdasan Intelektual
X2 = kecerdasan Emosioanal
b1 = Koefisien regresi Kecerdasan Emosional
b2 = Koefisien regresi Kecerdasan Emosional
e = error
3.9.2. Uji Signifikan Parsial (Uji-T)
Uji Signifikan Parsial (Uji-t) digunakan untuk mengetahui
pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel
dependen,apakah pengaruhmya signifikan atau tidak. Hipotesis nol (Ho)
yang hendak diuji adalah apakah parameter (bi) sama dengan nol, atau Ho
: bi = 0, artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis altenatif
(Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau Ha : bi ≠ 0,
artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan yaitu :
1. Jika nilai signifikan > a (0.05), Ho diterima
3.9.3. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji signifikan (Uji-F) pada dasarnya menunjukan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat
(Priyatno, 2009 : 48). Hipotesis nol (Ho) yang hendaknya diuji apakah
semua parameter dalam model sama dengan nol, atau : Ho : b1 = b2 = b3 =
b4 = b5 = b6 =0, artinya apakah semua variabel independen bukan
merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen.
Hipotesis alternatif (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama
dengan nol, atau Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠ 0, artinya semua
variabel independen secara simultan merupakan penjelasan yang
signifikan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen.
1. Jika nilai signifikan > a (0,05), Ho diterima
2. Jika nilai signifikan < a (0,05), Ho ditolak
3.9.4. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel
dependen. Koefisien determinasi terletak pada tabel summaryb dan tertulis
R Square yang disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square yang
disesuaikan atau tertulis Adjusted R Square, karena disesuaikan dengan
Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square
berkisar antara 0 sampai 1.
3.10. Model Pengujian Hipotesis 3 dan 4 3.10.1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression
Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi linear berganda dimana
dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua
atau lebih variabel independen) (Ghozali, 2006: 164).
Pengujian hipotesis yang ketiga dan keempat yaitu, variabel
independen, variabel dependen dan variabel moderating. Dalam penelitian
ini pengujian regresi dengan variabel moderating dilakukan dengan
metode Uji Interaksi, adapun rumus persamaan regresinya yaitu:
Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.Z + b4.X1.Z + b5.X2.Z + e
Keterangan:
Y = Tingkat Pemahaman Akuntansi
a = Konstanta
X1 = Kecerdasan Intelektual
X2 = Kecerdasan Emosional
Z = Minat
b1 = Koefisien regresi Kecerdasan Intelektual
b2 = Koefisien regresi Kecerdasan Emosional
b4 = Koefisien regresi Interaksi Kecerdasan Intelektual dan
Minat
b5 = Koefisien regresi Kecerdasan Emosional dan Minat
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN
4.1. Gambaran Umum
Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa
program studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara angkatan 2012. Peneliti
menyebarkan kuesioner sebanyak 78 orang dari total keseluruhan kuesioner
yang disebarkan. Berdasarkan 78 orang tersebut, kemudian dilakukan
pengujian-pengujian yang meliputi, statistik deskriptif, uji validitas dan uji
realibilitas, uji asumsi klasik, uji hipotesis penelitian dan uji interaksi untuk
menguji variabel moderatingnya.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Statistik Deskriptif
Menurut Erlina (2011) “Statistik deskriptif merupakan proses transformasi
data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan
diinterprestasikan”.
Dalam penelitian ini statistik deskriptif digunakan untuk melihat nilai
mean,maximum,minimum dan standart deviasi dari variabel yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu, Tingkat pemahaman Akuntansi (Y) sebagai variabel
dependen, Kecerdasan Intelektual (X1), Kecerdasan Emosional (X2) sebagai
variabel independen, dan Minat (Z) sebagai variabel moderating. Statistik
4.2.1.1. Statistik Deskriptif Responden
Karakteristik responden digunakan oleh peneliti untuk
memberikan informasi mengenai data demografi responden ( jumlah SKS
yang telah ditempuh, jenis kelamin, dan tahun angkatan), sedangkan
deskriptif variabel peneliti berguna untuk mendukung hasil analisis data
yang menyajikan distribusihasil jawaban responden atas pertanyaan –
pertanyaan kuesioner penelitian. Responden penelitian adalah mahasiswa
jurusan akuntansi angkatan tahun 2012 pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara. Adapun jumlah responden dalam penelitian
ini sebanyak 78 Mahasiswa. Berikut ini disajikan statistik demografi
responden mahasiswa jurusan akuntansi angkatan tahun 2012 pada
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Sumatera Utara.
4.2.1.2. Statistik Deskriptif Penelitian
Deskripsi variabel penelitian berguna untuk mendukung hasil
analisis data. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Minat dan Pemahaman
Akuntansi. Berikut ini disajikan statistik deskriptif untuk masing-masing
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Y 78 10 25 18.19 4.267
X1 78 29 50 42.85 4.894
X2 78 35 56 47.59 4.605
Z 78 12 25 20.23 2.341
Sumber : Data Olahan SPSS
Apabila penilaian terhadap jawaban responden pada masing-masing item
dikategorikan dalam bentuk skor tertinggi sampai skor terendah. Formulasi
yang digunakan adalah sebagai berikut :
Nilai Tertinggi − Nilai Terendah
Jumlah Kelas = Panjang kelas
Pengkategorian untuk analisis frekuensi dari masing-masing indikator
adalah sebagai berikut:
1. Indikator Kecerdasan Intelektual terdiri dari 10 pernyataan.
Skor tertinggi = 10 x 5 = 50
Skor terendah = 10 x 1 = 10
Panjang kelas = − = 8
Skor 10 –17 = masuk kategori sangat tidak baik
Skor 18 –25 = masuk kategori tidak baik
Skor 26 –33 = masuk kategori cukup baik
Skor 42 –50 = masuk kategori sangat baik.
2. Indikator Kecerdasan Emosional terdiri dari 13 pernyataan.
Skor tertinggi = 13 x 5 = 65
Skor terendah = 13 x 1 = 13
Panjang kelas = − = ,4
Skor 13–22 = masuk kategori sangat tidak baik
Skor 23–32 = masuk kategori tidak baik
Skor 33–43 = masuk kategori cukup baik
Skor 45–55 = masuk kategori baik
Skor 56–65 = masuk kategori sangat baik.
3. Indikator terdiri Minat Mahasiswa dari 5 pernyataan.
Skor tertinggi = 5 x 5 = 25
Skor terendah = 5 x 1 = 5
Panjang kelas = − = 4
Skor 5–8 = masuk kategori sangat tidak baik
Skor 9–12 = masuk kategori tidak baik
Skor 13–16 = masuk kategori cukup baik
Skor 17–20 = masuk kategori baik
Skor 21–25 = masuk kategori sangat baik.
4. Indikator terdiri Tingkat Pemahaman Akuntansi dari 5 pernyataan.
Skor terendah = 5 x 1 = 5
Panjang kelas = − = 4
Skor 5 –8 = masuk kategori sangat tidak baik
Skor 9 –12 = masuk kategori tidak baik
Skor 13 –16 = masuk kategori cukup baik
Skor 17 –20 = masuk kategori baik
Skor 21 –25 = masuk kategori sangat baik.
Berikut ini adalah penjelasan dari tabel 4.1 yang telah diolah.
1. variabel Kecerdasan Intelektual mempunyai nilai skor minimum
sebesar 29 dan nilai skor maksimum sebesar 50. Adapun nilai
rata-ratanya sebesar 42,85 dan standar deviasi (Sebaran data) sebesar
4,267. Berdasarkan kategori dapat dinyatakan bahwa variabel
Kecerdasan Intelektual berada pada rentang 34 – 41 atau
dikategorikan baik.
2. variabel kecerdsan Emosional mempunyai nilai skor minimum
sebesar 35 dan nilai skor maksimum sebesar 56. Adapun nilai rata –
ratanya sebesar 47,59. dan standar deviasi (sebaran data ) sebesar
4,605. Kecerdasan Emosional berada pada rentang 45 – 55 atau
dikategorikan baik.
3. variabel Minat mempunyai nilai skor minimum sebesar 12 dan nilai
dan standar deviasi (sebaran data) sebesar 2,341. Minat berada pada
rentang 17 – 20 atau dikategorikan baik.
4. variabel Pemahaman Akuntansi mempunyai nilai skor minimum
sebesar 10 dan nilai skor maksimum sebesar 25. Adapun nilai rata –
ratanya sebesar 18,19. dan standar deviasi (sebaran data) sebesar
4,267. Pemahaman akuntansi berada pada rentang 17 - 20 atau
dikategorikan baik.
4.2.2. Uji Validitas Data 4.2.2.1. Uji Validitas
Menurut Ghozali (2005) , uji validitas digunakan untuk mengukur
sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur untuk kuesioner tersebut . Pada penelitian kali ini untuk mengukur
validitas digunakan uji korelasi bivariateantara masing-masing skor
indikator dengan total skor konstruk. Dari hasilperhitungan SPSS
diperoleh hasil validitas dari masing-masing variabel adalah:
Tabel 4.2 Uji Validitas
R hitung R tabel Keterangan
Kecerdasan Intelektual
(X1)
.824 0.2227 Valid
Kecerdasan Emosional
(X2)
Tingkat Pemahaman
Akuntansi ( Y)
.722 0.2227 Valid
Minat (Z) .555 0.2227 Valid
Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa masing-masing
indikator yang digunakan baik dalam variabel independen, dependen
maupun variabel moderating (Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
Emosional, Pemahaman Akuntansi dan Minat). Mempunyai nilai
signifikan r- hitung lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti indikator-indikator
yang digunakan dalam variabel penelitian ini layak atau valid digunakan
sebagai pengumpul data.
4.2.2.2. Uji Reliabilitas
Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu
Hasil pengukuran relatif konsisten. Suatu pernyataan yang baik adalah
pernyataan yang jelas mudah dipahami dan memiliki interpretasi yang
sama meskipun disampaikan kepada responden yang berbeda dan waktu
yang berlainan. Hasil pengujian realibiltas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Uji Realibilitas
Cronbach's Alpha N of Items
.610 4
Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan ringkasan hasil uji reliabilitas seperti yang
terangkum dalam Tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien
disimpulkan semua butir pertanyaan dalam variabel penelitian ini adalah
reliabel. Menurut kriteria Numally (Ghozali, 2005 : 46) hal tersebut dapat
dikatakan Reliabel. Sehingga butir-butir pertanyaan dalam variabel
penelitian dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
4.2.3. Uji Asumsi Klasik
4.2.3.1. Uji Normalitas sebelum Transformasi
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu
dilakukan pengujian normalitas data untuk menguji apakah data yang
digunakan berdistribusi normal atau tidak. Analisis normalitas
menggunakan uji Kolmogorov_Smirnov dengan menggunakan tingkat
signifikansi 5%.
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 78
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.52433948
Most Extreme Differences Absolute .060
Positive .052
Negative -.060
Test statistic .060
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a.Test distribution is Normal. Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan dari analisis statistik Kolmogorov- Smirnov,pada tabel
signifikansi pada angka 0,200 yang mempunyai arti bahwa data variabel
yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi normal.
Gambar 4.1. Uji Normalitas Histogram
Berdasarkan gambar yang ada dapat dikatakan bahwa data
penelitian ini berdistribusi normal, dimana terlihat bahwa grafik histogram
masih berada dalam garis lengkung, yang mempunyai sisi yang sama
diantara titik nol, yang apabila dipotong secara vertikal kurva normal pada
Gambar 4.2.
Uji Normalitas Grafik P-Plot
Pada gambar 4.2 P-P Plot terlihat bahwa nilai plot P-P terletak di
sekitar garis diagonal. Plot tidak menyimpang jauh dari garis diagonal dan
penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal, yang
menunjukkan bahwa regresion residual model ini berdistribusi normal.
Dari hasil uji normalitas dalam seluruh tahap, menyimpulkan arti bahwa
semua Variabel dalam penelitian ini telah berdistribusi normal.
4.2.3.2. Uji Multikolinieritas sebelum Transformasi
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu jika nilai
variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak
= 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah tolerance. Hasil
pengujian untuk multikolinearitas dapat dilihat dalam tabel berikut.
Hasil olahan spss untuk uji multikolinieritas dapat di lihat pada tabel 4.5
sebagai berikut :
Tabel 4.5
Uji Multikolinieritas Sebelum Transformasi
Model Tolerance VIF Intreprestasi hasil
Kecerdasan Intelektual .015 67.756 Terjadi
multikolinearitas
Kecerdasan Emosional .010 103.641 Terjadi
multikolinearitas
Uji Multikolonieritas dilakukan dengan melihat nilai Collinearity
statistic dan nilai koefisien korelasi di antara variabel bebas. Uji ini
bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas. Multikolinieritas terjadi apabila nilai
tolerance < 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) > 10.Berdasarkan
tabel 4.5menunjukkan masih ada variabel yang memiliki nilai tolerance
kurang dari 0,10. Demikian juga hasil perhitungan Variance Inflation
Factor (VIF) masih ada variabel yang memiliki nilai VIF lebih besar dari
10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari model regresi yang
4.2.3.3. Uji Heteroskedastisitas sebelum Transformasi
Gambar 4.3.
Scatterplot Heteroskedastisitas sebelum Transformasi
Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu (bergelombang, melebar lalu
menyempit) pada grafik Scatterplot antara prediksi nilai variabel terikat.
Berdasarkan Gambar 4.3, terlihat bahwa titik-titik menyebar lebih meluas
dan secara acak baik di atas maupun di bawah garis 0 pada sumbu Y dan
Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja sehingga
dapat disimpulkan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
4.2.3.4. Uji Normalitas setelah Transformasi
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu
menggunakan uji Kolmogorov_Smirnov dengan menggunakan tingkat
signifikansi 5%.
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 78
Normal Parametersa,b Mean
.0000000
Std. Deviation 3.52433948
Most Extreme Differences Absolute .060
Positive .052
Negative -.060
Test statistic .060
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a.Test distribution is Normal. Sumber data : diolah SPPS
Berdasarkan dari analisis statistik Kolmogorov- Smirnov,pada tabel
4.6 di atas menunjukkan bahwa nilai memiliki p-value > 0,05 yaitu
signifikansi pada angka 0,200 yang mempunyai arti bahwa data variabel
Gambar 4.4. Uji Normalitas Histogram
Hasil perhitungan SPSS untuk uji normalitas data menggunakan
Histogram Display Normal Curve pada gambar 4.4 variabel Pendapatan
Asli Daerah Regresi Residual menunjukkan bahwa bentuk histogram
mengikuti bentuk distribusi normal.
Pada gambar 4.5 P-P Plot terlihat bahwa nilai plot P-P terletak di
sekitar garis diagonal. Plot tidak menyimpang jauh dari garis diagonal dan
penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal, yang
menunjukkan bahwa regresion residual model ini berdistribusi normal.
Dari hasil uji normalitas dalam seluruh tahap, menyimpulkan arti bahwa
semua Variabel dalam penelitian ini telah berdistribusi normal.
4.2.3.5. Uji Multikolinieritas Setelah Transformasi
Setelah dilakukan transformasi, diperoleh nilai korelasi yang
lebih besar dari 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari
10. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini
tidak saling berkolerasi atau tidak ditemukan adanya korelasi antara
variabel independen. Multikolinieritas terjadi apabila nilai tolerance <
0,10 dan VIF > 10. Hasil pengujian terlihat pada Tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinieritas Setelah Transformasi
Model Tolerance VIF Intreprestasi hasil
Berdasarkan Hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.7,
menunjukkan tidak ada variabel yang memiliki nilai tolerance kurang dari
0,10. Demikian juga hasil perhitungan Variance Inflation Factor (VIF)
tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa dari model regresi yang digunakan
tidak terjadi multikolinieritas.
4.2.3.6. Uji Heteroskedasitas Setelah Transformasi
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
kepengamatan lain jika variance dari residual satu pengamatan
kepengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut Heteroskedastisitas. Cara memprediksi heteroskedastisitas
adalah.
1. jika pola gambar scatterplot model tersebut adalah titik-titik data
menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.
2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang,
melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. Penyebaran
titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
Hasil dari pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat dalam gambar
Gambar 4.6.
Scatterplot Heteroskedastisitas Setelah Transformasi
4.2.4. Model Pengujian Hipotesis 1 dan 2
4.2.4.1. Model Regresi Linier Berganda
Pengujian regresi berganda bertujuan untuk mengetahui koefisien
setiap variabel independen. Sehingga mengetahui besarnya pengaruh
setiap variabel independen secara simultan dan parsial. Persamaan regresi
berganda yangdigunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = -0,438 + 0,989X1 – 0,104X2 + e
Dari persamaan diatas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Konstanta (a) = – 0,438, menunjukkan nilai konstan, dimana jika nilai
variabel independen sama dengan nol, maka variabel Tingkat
2. Koefisien X1 (b1) = 0,989, menunjukkan bahwa Kecerdasan intelektual
(X1) berpengaruh positif terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y).
Artinya jika variabel Kecerdasan Intelektual ditingkatkan maka akan
meningkatkan Tingkat Pemahaman Akuntansi (Y) sebesar 0,989.
3. Koefisien X2 (b2) = –0,104, menunjukkan bahwa Kecerdasan
Emosional (X2) berpengaruh Negatif terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi (Y). Artinya jika variabel Kecerdasan Emosional
ditingkatkan maka akan menurunkan Tingkat Pemahaman Akuntansi
(Y) sebesar –0,104
4.2.4.2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara individu atau
secara parsial variabel independen mempunyai pengaruh terhadap audit
delay dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Jika nilai
signifikansi di tabel coefficients < 0,05 maka hipotesis diterima, namun
bila nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak. Jika t hitung < t tabel
maka Ho diterima sedangkan t hitung > t tabel maka Ho ditolak.
Tabel 4.8
a. Dependent Variable: LnY Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.8 dengan uji parsial (Uji-t) menunjukkan
bahwa :
H1 : Kecerdasan Intelektual berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Dari tabel 4.8 dapat dilihat besarnya thitung untuk Variabel
kecerdasan Intelektual sebesar 0,989 : t hitung = 4,755, t tabel = 1,993,
dengan tingkat signifikan 0,000. Hasil ini menunjukan thitung > ttabel
(4,755 >1,993) dan signifikansi penelitian ini menunjukkan angka yang
lebih kecil dari 0,05 (0,000> 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H1
diterima, yang artinya bahwa Variabel Kecerdasan Intelektual secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi.
H2 : Kecerdasan Emosional berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Variabel kecerdasan Emosionalsebesar 0,104 : t hitung =
-0.419, t tabel = 1,993, dengan tingkat signifikan 0,677. Hasil ini
ini menunjukkan angka yang lebih besar dari 0,05 (0,677 > 0,05), maka
dapat disimpulkan bahwa H2 ditolak, yang artinya bahwa Variabel
Kecerdasan Emosionalsecara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
Tingkat Pemahaman Akuntansi.
4.2.4.3. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji signifikansi simultan (uji F) dilakukan untuk menguji
pengaruh yang ditimbulkan oleh keseluruhan variabel dependen yang ada
dalam model terhadap variabel independennya. Kriteria penerimaan atau
penolakan hipotesis adalah didasarkan pada nilai Fhitung > F tabel dan
probabilitas signifikansi. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka hipotesis
diterima. Hal ini berarti model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
variabel independen. Namun bila signifikansi > 0,05 maka hipotesis
ditolak. Hasil pengujian koefisien regresi simultan dapat dilihat pada tabel
berikut.
b. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1 Sumber : Data Olahan SPSS
(<0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan
Emosional dan Kecerdasan Intelektual secara simultan bersama-sama
berpengaruh terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi.
4.2.4.4. Uji Koefesien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) dilakukukan untuk menunjukkan
seberapa variasi variabel independen yang digunalan dalam model mampu
menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R2)
terletak diantara nol dan satu. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 4.10
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R
R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .490a .240 .219 .20991
a. Predictors: (Constant), LnX2, LnX1 Sumber : Data Olahan SPSS
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai adjusted
R-Square sebesar 0,219. Nilai tersebut memiliki arti bahwa seluruh variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini (Kecerdasan Intelektual
dan Kecerdasan Emosional) mampu menjelaskan pengaruh terhadap
variabel dependen (Tingkat Pemahaman Akuntansi) sebesar 21,9%
sedangkan sisanya sebesar 78,1% (100% - 21,9%) dijelaskan oleh variabel
4.2.5. Model Pengujian Hipotesis 3 dan 4
4.2.5.1 Uji Interaksi
Pengujian interaksi bertujuan untuk mengetahui apakah variabel
moderating dapat memperkuat atau memperlemah hubungan variabel
independen terhadap variabel dependen.
Tabel 4.11
Uji Signifikan Parsial (Uji-t) Moderating
Coefficientsa
a. Dependent Variable: LnY
Persamaan regresi berganda yangdigunakan pada hipotesis ketiga dan
keempat adalah sebagai berikut:
Y = – 0,785 + 0,904X1 - 0,151X2 + 0,283Z + 0,219X1.Z + 0,70X2.Z+ e
Dari persamaan diatas dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1. variabel Kecerdasan Intelektual yang berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, karena t hitung
> t tabel (4,755 > 1,993) dan nilai signifikan menunjukkan angka
yang lebih kecil dari 0,05 (0,000 > 0,05). Dengan ini menunjukkan
bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
2. variabel Kecerdasan Emosional berpengaruh Negatif dan tidak
signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, karena t hitung
< t tabel (-0,608 < 1,993) dan nilai signifikan menunjukkan angka
yang lebih besar dari 0,05 (0,545 < 0,05). Dengan ini menunjukan
H0 diterima dan Ha ditolak .
3. Variabel Minatberpengaruh Positif dan tidak signifikan terhadap
Tingkat Pemahaman Akuntansi, karena t hitung < t tabel (1,328 <
1,993) dan nilai signifikan menunjukkan angka yang lebihbesar dari
0,05 (0,188 < 0,05). Dengan ini menunjukan H0 diterima dan Ha
ditolak.
4. Variabel Moderating1 yang merupakan Interaksi dari kecerdasan
Intelektual dengan Minat berpengaruh positif dan tidak signifikan
signifikan 0,212 lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung (1,259 <
1,993). Dengan ini menunjukan H0 diterima dan Ha ditolak.
5. Variabel Moderating2 yang merupakan Interaksi dari kecerdasan
Emosional dengan Minat berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, hal ini terlihat dari nilai
signifikan 0,529 lebih besar dari 0,05 dan nilai t hitung (0,633 <
1,993). Dengan ini menunjukan H0 diterima dan Ha ditolak.
4.3. Pembahasan
4.3.1. Pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Hasil uji regresi menunjukkan variabel kecerdasan intelektual
berpengaruh Secara positif dan signifikan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi dengan koefisien 0,989 dan tingkat signifikan 0,000.Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Napitupulu (2009)
dan Zakiah (2011) yang menyimpulkan IQ berpengaruh positif dan
signifikan pada tingkat Pemahaman Akuntansi. Zakiah (2011) menyatakan
kecerdasan intelektual merupakan kemampuan seseorang untuk memperoleh
pengetahuan, menguasai dan menerapkannya dalam menghadapi
masalahyang di alami pada mahasiswa. Dengan begitu faktor kecerdasan
intelektual yang diukur melalui kemampuan memecahkan masalah,
intelegensi verbal, dan intelegensi praktis merupakan suatu faktor yang akan
mempengaruhi pemahaman akuntansi.Oleh karena itu, seorang mahasiswa
memahami akuntansi dan dapat membaca karena membaca dapat
meningkatkan pemahaman dan memori, yang semula tidak mengerti
menjadi lebih jelas setelah membaca serta menunjukkan keingintahuan
terhadap akuntansi.
Menurut Weschler Dalam Milfayetty (2015 : 57) mendefenisikan
intelegensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk
bertindak dengan tujuan tertentu, berrpikir secara rasional, serta menghadapi
lingkungan dengan efektif. Menurut Walters dan Gardner Dalam Milfayetty
(2015:57) mendefenisikan intelegensi sebagai suatu kemampuan atau
serangkaian kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan
masalah atau produk sebagai konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu.
Seorang mahasiswa tetap perlu memiliki kecerdasan intelektual yang
tinggi agar bisa seorang mahasiswa meraih gelar sarjana dan setelah itu
mencari pekerjaan.Selama ini banyak orang menganggap bahwa jika
seseorang memilikitingkat IQ yang tinggi, maka orang tersebut memiliki
peluang untuk meraihkesuksesan yang lebih besar di banding orang lain.
4.3.2. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi
Hasil uji regresi menunjukkan variabel kecerdasan Kecerdasan
Emosional berpengaruh Secara Negatifdan tidak signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi dengan koefisien -0,104 dan tingkat signifikan 0,677.
Penelitian Zakiah (2013)yang menyatakan, kecerdasan emosional ditandai
dan kemampuan sosial akan mempengaruhi perilaku belajar mahasiswa
yang nantinya juga mempengaruhi seberapa besar mahasiswa dalam
memahami akuntansi. Oleh karena itu, Kecerdasan emosional yang baik
dapat dilihat dari kemampuan mengenal diri sendiri, mengendalikan diri,
memotivasi diri, berempati, dan kemampuan sosial.
Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik cenderung lebih
kuat dalam menghadapi tantangan, berani menggali sesuatu yang baru dan
berani mengambil resiko. Karena orang tersebut telah mampu
mengendalikan diri memotivasi dirinya sendiri dan mengenal dirinya
dengan baik. Seseorang dengan tingkat kecerdasan emosional yang tinggi
akan dapat lebih mudah menerima dan memahami sesuatu yang baru yang
ia pelajari dibandingkan dengan seseorang yang tingkat kecerdasan
emosionalnya lebih rendah.
4.3.3. Pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi yang dimoderasi oleh Minat
Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh hasil dari variabel
Kecerdasan Intelektual berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
Tingkat Pemahaman Akuntansi setelah dimoderasi oleh Minat Pada
Mahasiswa akuntansi. Hal ini terlihat dari signifikansinya 0,212 yang lebih
besar dari 0,05 dan nilai t hitung < t tabel (1,259 < 1,993). Suatu variabel
dianggap sebagai variabel moderating apabila nilai koefisien parameternya
Intelektual terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di USU.
Minat merupakan hal yang penting dalam pengembangan
kemampuan seseorang dalam suatu bidang. Minat perlu ditumbuhkan dan
dikembangkan karena jika dalam diri individu tumbuh suatu minat terhadap
suatu bidang, maka individu tersebut akan dengan mudah mempelajari
bidang tersebut sehingga prestasi yang diharapkan dapat tercapai. Banyak
mahasiswa yang mengatakan bahwa matakuliah akuntansi itu sulit tetapi
banyak mahasiswa yang memilih jurusan akuntansi dikarenakan dapat
mempermudah mereka memperoleh pekerjaan, jadi walaupun mereka
mengatakan sulit untuk mempelajrai akuntansi, mereka mempunyai minat
untuk mempelajarinya.
4.3.4. Pengaruh Kecerdasan Intelektual terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi yang dimoderasi oleh Minat
Berdasarkan pengujian secara parsial, diperoleh hasil dari variabel
Kecerdasan Intelektual berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
Tingkat Pemahaman Akuntansi setelah dimoderasi oleh MinatPada
Mahasiswa akuntansi. Hal ini terlihat dari signifikansinya 0,529 yang lebih
besar dari 0,05 dan nilai t hitung < t tabel (0,633 < 1,993). ). Suatu variabel
dianggap sebagai variabel moderating apabila nilai koefisien parameternya
positif dan signifikan. Oleh karena itu minat mahasiswa tidak dianggap
Intelektual terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di USU.
Dalam kaitannya dengan Pemahaman Akuntansi apabila
Seseorang dengan tingkat kecerdasan emosional yang tinggi namun ia tidak
memiliki minat namun terhadap Akuntansi maka pengetahuannya mengenai
Akuntansi tidak akan berkembangterhadap sesuatu hal dikarenakan ia tidak
merasa tertarik dan tidak merasa senang ketika mempelajarinya.
dibandingkan dengan seseorang yang tingkat kecerdasan emosionalnya
lebih rendah. Minat seseorang tidak dapat dipasakan, minat datang dengan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian pada Bab IV maka dapat ditarik
kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah dan model yang ditentukan dalam
Hipotesis Penelitian yakni sebagai berikut:
1. Secara parsial dan simultan, Kecerdasan Intelektual berpengaruh Positif dan
signifikan terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. Hal ini berarti dengan
semakin baiknya penerapan kecerdasan Intelektual maka Tingkat Pemahaman
Akuntansi juga akan meningkat. Karena Kecerdasan Intelektual merupakan
kemampuan seseorang untuk memperoleh pengetahuan, menguasai dan
menerapkannya dalam menghadapi masalah yang di alami pada mahasiswa.
Penelitian ini mendukung hasil Penelitian Napitupulu (2009) dan Penelitian
Zakiah ( 2011).
2. Secara simultan Kecerdasan Emosional berpengaruh terhadap Tingkat
Pemahaman akuntansi pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara. Dan
scara Parsial kecerdasan Emosional berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi. PEnelitian ini mendukung hasil
penelitian Napitupulu (2009) dan menolak hasil penelitian Zakiah (2011).
3. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa pengaruh Kecerdasan Intelektual
dan Kecerdasan Emosional terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi yang
bahwa minat sebagai variabel moderatingtidak mampu memoderasihubungan
Kecerdasan Intelektual terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di USU.
5.2. Keterbatasan
1. Setelah melakukan analisis data dan interpretasi hasil, terdapat adanya
keterbatasandalam penelitian ini yaitu hasil penelitian menunjukkan bahwa
kecerdasanintelektual, kecerdasan emosional, dan Minat hanya dapat
menjelaskanpengaruhnya terhadap pemahaman akuntansi sebesar 24%.
Sedangkan sisanyadipengaruhi oleh faktor lain. Sehingga perlu digunakan
variabel lain yangmempengaruhi pemahaman akuntansi di luar model ini.
2. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling sehingga mahasiswa yang dijadikan sebagai sampel menjadi
terbatas padakriteria-kriteria yang telah ditetapkan dan hanya meneliti 78
mahasiswa jurusanangakatan tahun 2012 di Universitas Sumatera Utara.
5.3. Saran
1. Peneliti mendatang juga diharapkan dapat menggunakan sampel yang
lebih banyak dengan melihat pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional, dan kecerdasan spiritual pada mahasiswa yang ada pada
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Universitas Negeri Medan,
Universitas Islam Negeri (UIN) Medan.
2. Sebaiknya peneliti selanjutnya menambah tahun penelitian agar sesuai
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih dalam tidak terbatas
pada variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan Minat
Sebagai Varibel Moderating dalam kaitannya dengan pemahaman
akuntansi, melainkan perluadanya penambahan variabel lainnya serta
diharapkan dapat menggunakan Variabel Intervening dan cakupan obyek
penelitian yang lebih luas. Selain itu dalam penelitian lanjutandiharapkan
dapat dikembangkan model analisis yang ada untuk mendapathasil yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Bab ini akan menguraikan pengertian Kecerdasan Intelektual, kecerdasan
Emosional, Pemahaman Akuntansi dan Minat Mahasiswa. Menjabarkan teori
yang melandasi penelitian ini dan beberapa penelitian terdahulu yang telah
diperluas dengan referensi atau keterangan tambahan yang dikumpulkan selama
pelaksanaan penelitian.
2.1.1. Teori kecerdasan
Menurut Jahja (2011 : 391), “ kecerdasan merupakan kemampuan
untuk melihat suatu pola dan menggambarkan hubungan antara pola
dimasa lalu dan pengetahuan di masa depan”. Kecerdasan yang sering
diasah akan menjadikan seseorang semakin bertambah kecerdasannya.
Dengan demikian kecerdasan dapat diartikan sebagai
kesempurnaan akal budi seseorang yang diwujudkan dalam suatu
kemampuan untuk memperoleh kecakapan-kecakapan tertentu dan untuk
memecahkan suatu persoalan atau masalah dalam kehidupan secara nyata
2.2. Kecerdasan Intelektual
2.2.1. Pengertian Kecerdasan Intelektual
Menurut Syarif (2014 : 48 ), “ Istilah Intelek yang berasal dari
bahasa Inggris intelelect berarti antara lain, , 1) kekuatan mental dimana
manusia dapat berpikir, 2) suatu rumpun nama untuk proses kognitif,
terutama untuk aktifitas yang berkenaan dengan berpikir, ( misalnya untuk
menghubungkan, menimbang dan memahami), dan 3) kecakapan, terutama
kecakapan yang tinggi untuk berpikir.
Binet dan Simon Dalam Azwar, (2006 : 5) mendefinisikan
Kecerdasan Intelektual sebagai 1) kemampuan untuk mengarahkan pikiran
atau mengarahkan tindakan, 2) kemampuan untuk mengubah arah tindakan
bila tindakan tersebut telah dilaksanakan dan 3) kemampuan untuk
mengeritik diri sendiri atau melakukan autocritism.
Stoddard Dalam Azwar, (2006 : 6), mendefinisikan intelegensi
sebagai bentuk kemampuan untuk memahami yang bercirikan : 1)
mengandung kesukaran, 2) kompleks yaitu mengandung bermacam jenis
tugas yang harus diatsi dengan baik dalam arti bahwa individu yang
inteligen mampu menyerap kemampuan baru dan memadukannya dengan
kemampuan yang sudah dimiliki untuk kemudian digunakan dalam
menghadapi masalah, 3) abstrak, yaitu mengandung simbol – simbol yang
memerlukan analisis dan interprestasi, 4) ekonomis, yaitu dapat
diselesaikan dengan menggunakan proses mental yang efesien dari segi
tanpa maksud melainkan mengikuti suatu arah atau target yang jelas, 6)
mempunyai nilai sosial yaitu cara dan hasil pemecahan masalah yang
dapat diterima oleh nilai dan norma social dan 7) berasal dari sumber yaitu
pola fikir yang membangkitkan kreativitas untuk menciptakan sesuatu
yang baru.
Menurut Weschler Dalam Milfayetty, (2015 : 57) mendefenisikan
intelegensi sebagai kumpulan atau totalitas kemampuan seseorang untuk
bertindak dengan tujuan tertentu, berrpikir secara rasional, serta
menghadapi lingkungan dengan efektif.
Menurut Walters dan Gardner Dalam Milfayetty, (2015:57)
mendefenisikan intelegensi sebagai suatu kemampuan atau serangkaian
kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah atau
produk sebagai konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu.
Thorndike ( Dalam Milfayetty , 2015 : 58), mendefenisikan bahwa
intelegensi dapat diklasifikasikan pada tiga bentuk kemampuan : a)
kemampuan abstraksi yaitu kemampuan untuk bekerja dengan
menggunakan gagasan dan simbol – simbol , b) kemampuan mekanik
yaitu suatu kemampuan untuk bekerja dengan menggunakan alat – alat
mekanis dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang memerlukan
aktivitas indra gerak ( sensory-motor) dan c) kemampuan social yaitu
kemampuan untuk menghadapi orang lain disekitar diri sendiri dengan